Uda Darwin, a kabanyo? Memang, saya jarang main di milis, rantau-net, surau, atau yang lain belakangan ini. selain sibuk, keliling-keliling, terkadang belum punya semangat untuk terus mengikuti perkembangan sebuah perdebatan.
Kenapa soal ini saya sikapi dengan cara itu, ya, karena saya tak pernah tahu sebelumnya. Huruf besar itu tekanan, bukan hardikan. Siapa bilang saya menghardik. Dan pertanyaan saya juga standar: rujukannya apa? Kalau lari dari pertanyaan, dengan cara membalasnya seperti pemilis ini, wah, bukan zamannya lagilah. Jangan sampai campur aduk-lah antara pesan Tuhan sama pesan Hantu di milis ini. Apalagi yang ditulis soal perempuan yang banyak direndahkan dengan cara-cara yang tidak fair. Masak perempuan disebut "malaekat", itu kan merendahkan. Manusia kan lebih tinggi dari malaekat. Dan perempuan Malaekat, adakah dalam khasanah pemikiran Islam? Malaekat tak punya jenis kelamin. Ini bisa jadi diskusi yang panjang, mengingat "parah"-nya substansi gagasan dalam tulisan dengan judul : "Pesan Tuhan" diatas. Baca lagilah.... ijp nb: merindukan urang pasisie ----- Original Message ----- From: "Darwin Bahar" <[EMAIL PROTECTED]> To: "Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993)" <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Saturday, June 12, 2004 6:05 PM Subject: Cukup Sampai Di Sini<--Re: [EMAIL PROTECTED] PesaCukup Sampai Di SininTuhan Ad dan Indra Ini jelas hanya kesalahpahaman. Walaupun belum pernah bertemu muka (ketika diundang menghadiri pernikahannya saya berhalangan) saya sudah cukup lama mengenal Indra di dunia maya. Meskipun dia tahu saya tidak sepandai dia, sesekali dia mengirim tulisannya sebelum dikirim ke media untuk dikomentari. Indra menyapa saya dengan uda atau mamak. Sebagai pemikir dia teguh dan konsisten dan di milis---termasuk milis keras seperti Proletar---dia siap beratrung dengan siapa saja untuk mempertahankan apa yang dia anggap baik dan benar. Dia pernah juga “marah” sekali waktu kepada saya, ketika saya ikut mengamini postingan penyair Herry Latif di FID yang mengatakan dia brilian. Dia minta saya tidak memuji-muji dia, tetapi mengritiknya, sebab bagi dia pujian bisa menyesatkan sedangkan kritik akan membuat dia lebih tangguh. Sebagai manusia, apalagi di usianya yang relatif muda tentu saja Indra tidak luput dari berbagai kekurangan, tetapi saya berani mengatakan bahwa walaupun sedang naik daun, Indra bukanlah seorang yang sombong atau tinggi hati dan suka merendahkan orang lain. Adrisman idem ditto. Walaupun relatif belum terlalu lama, saya mengenalnya dari postingannya yang jernih, cerdas dan jujur. Karena itu postingan Adrisman di RN dan MN (kalau saya sesekali singgah di sana). Sebagai manusia tentu saja Adrisman tidak luput dari berbagai kekurangan (siapa sih yang tidak, jangankan yang muda-muda, saya yang sudah “bau tanah” ini saja sering berperilaku seperti “anak kecil”). Tetapi saya pun berani menjamin bahwa Adrisman tidak berniat untuk menyesatkan orang lain. Karena itu saya tidak ragu untuk mengatakan, bahwa silang sengketa di bawah hanya kesalahpahaman yang memang kadang-kadang tidak bisa dihindarkan dalam berkomunikasi di milis, khususnya antara milisi yang belum begitu mengenal gaya bahasa masing-masing. Tidak kenal maka tak sayang. Karena itu saya berharap kesalahpahaman iti diakhiri sampai di sini. Wassalam, Bandaro Kayo (61) ____________________________________________________ Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net ____________________________________________________