Assamua'laikum ww..

Saya sangat setuju sekali dengan pendapat Sdr. Indra
Pilliang...benar dalam hidup ini kita telah diciptakan
oleh Allah Swt bermacam macam, ada putih dan hitam ,
ada manis dan pahit, ada tinggi dan rendah
dll...cobalah kita belajar untuk tidak marah dan
berpikiran lapang, kalau ada orang lain yang tidak
sependapat dengan kita. 

Jadi dengan cara mengeluarkan Upsa (siapapun namanya)
itu tidak benar dan saya kurang setuju. Jadi sama
dengan mengeksikusi seseorang...hanya karena berbeda
pendapat?....Kalau seandainya di dunia nyata , dia
akan dikeroyok rame rame..Allah SWT pun tidak sekejam 
itu. Kenapa kita tidak belajar untuk menerima
perbedaan?...dunia itu justeru indah karena banyak
warna warna....

maaf..kalau ada kata kata saya yang tidak berkenan,
karena saya bukan penulis yang baik seperti Sdr. IP,
tetapi saya harus menyampaikan pendapat apa adanya.
Dan saya bangga sebagai urang awak, karena belajar
kelakar (Beda pendapat) dari kecil...:)

wassalam...


RP



--- Indra Piliang <[EMAIL PROTECTED]> ote:
> Beberapa waktu lalu, saya membeli buku hasil seminar
> tentang Sumatera Barat di TIM, tahun lalu. Buku itu
> saya hadiahkan kepada teman saya, Saldi Isra, yang
> menjadi dosen FH Unand Padang dan penulis yang
> produktif untuk persoalan amandemen konstitusi. 
> 
> Saya ingat sekali bagaimana Taufik Abdullah begitu
> memburangsang. "Orang Minang kini terlalu suka
> menepuk dada. Jarang yang suka mentertawakan diri.
> Kalau dibaca karya-karya sastra tahun 1930-an, lihat
> betapa begitu intensifnya urang Minang mentertawakan
> diri. Semuanya ditertawakan, mulai dari Surau, Adat,
> urang tua, semuanya."
> 
> Saya juga ingat, betapa intensifnya polemik sesama
> orang Minang di koran-koran, bahkan membahana sampai
> Eropa. Bagaimana tajamnya polemik antara penjunjung
> adat dengan penjunjung agama. bagaimana kencangnya
> hinaan atas adat, juga atas Islam. Tapi toh,
> semuanya berjalan baik, dan justru menghidupkan
> dunia intelektual Minang.
> 
> karakter dan pemikiran apa sih yang tak ada di
> Minang? Sosialisme, komunisme, Islamisme,
> nasionalisme, semuanya ada. Mulai filsafat sampai
> teknik memanjatkan beruk ke kepala, eh, kelapa. Toh
> tak terdengar adanya pengusiran yang memalukan. tak
> terdengar adanya pembunuhan. bahkan hampir semuanya
> menjadi pimpinan. Kenapa? karena ada kepercayaan,
> bahwa inti keunggulan komparatif budaya Minang
> adalah mengakui dan membiarkan adanya perbedaan.
> "Saya tak setuju pendapat anda. Tapi saya akan
> membela mati-matian hak anda untuk menyatakannya"
> begitu kata Voltaire.
> 
> Lihat juga bagaimana sengitnya polemik antara Agus
> Salim dengan Radjiman Wediodiningrat, antara Tan
> Malaka dengan Stalin, antara Natsir dengan Soekarno.
> Semuanya hidup, semuanya bercahaya, semuanya
> menggali pikiran-pikiran terdalam, baik dari masa
> lalu atau untuk masa depan. 
> 
> Kalau teman-teman disini berlaku aniaya terhadap
> orang lain yang mengeluarkan pendapatnya, di alam
> maya, menggunakan teknologi bikinan orang-orang
> Barat, ya sudah, silakan masuk ke jeruji besi
> pikiran masing-masing. Silakan tafakur saja sendiri.
> Untuk apa pula gunanya forum yang amat bagus ini. 
> 
> Saya kira si Upaih ini hanya bermain-main dengan
> logika. Kalau si A boleh, kenapa si B tak boleh? Apa
> bedanya? Anggap aja ini permainan, jangan terlalu
> dimasukkan kedalam hati. kalau memang teman-teman
> punya logika lain, ya, mainkan juga. "Oke, andai si
> A adalah SiAmang, andai si B adalah siBeruk, boleh
> saja Si A dan Si B kawin-mawin seenaknya. Karena siA
> bukan siAmang, dan siB bukan siBeruk, makanya tak
> bisa kawin-mawin seenaknya. 
> 
> Permainan logika ini bisa diteruskan. Karena siA
> adalah siAmat, dan siB adalah siBudi, maka susah
> dong mengawinkan siA dengan siB. Oke, seandainya
> mereka kawin, maka tak ada yang namanya si Upaih.
> Lha, gimana mungkin si Upaih ada, karena siA dan siB
> tak punya alat-alat lengkap reproduksi. Silakan
> teruskan.
> 
> Masalah ini sudah terlalu sering dilontarkan. Saya
> sering sedih memikirkannya. Koq berbeda pendapat tak
> dibolehkan? 
> 
> Keroyok aja logika si Upaih, pasti dia kelabakan,
> lalu mengangkat bendera putih.
> 
> Kalau teman-teman tak suka logika si Upaih, saya
> sebetulnya juga bisa mengajukan satu pertanyaan:
> 
> Kenapa sih harus berdoa untuk kemenangan PS Semen
> Padang? Apa lawan SP itu orang kafir? Apa seluruh
> pemain SP itu orang Padang? Apa coba referensinya
> dalam agama, sehingga harus membela permainan yang
> tak ada di zaman Nabi. Kalau seluruh pemain dan
> penonton di Senayan tak shalat Maghrib, karena
> sering saya lihat pertandingannya pas Maghrib, apa
> teman-teman turut menanggung dosanya? Ini logika
> sederhana saja, kalau semuanya dihubungkan dengan
> agama. 
> 
> ijp
> 


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Yahoo! - Official partner of 2002 FIFA World Cup
http://fifaworldcup.yahoo.com

RantauNet http://www.rantaunet.com

Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
===============================================
Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di: 
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3

ATAU Kirimkan email Ke/To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
-mendaftar--> subscribe rantau-net [email_anda]
-berhenti----> unsubscribe rantau-net [email_anda]
Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung
===============================================

Kirim email ke