Dinda Evy

Tambahan sedikit dari saya.

"Perempuan juga punya hak memilih pakaian mereka secara bebas"

Demikian salah satu janji kampanye  Presiden Mesir Muhammad Mursi dari kubu
Ikhwanul Muslimin (Kompas 31 Mei 2012), dan sampai saat ini tidak ada
tanda-tanda bahwa tokoh- yang rekam jejak keislaman, kenegarawanan,
konsistensi,  dan kezuhudannya mengingatkan saya kepada Pak Natsir-akan
mengingkari janji kampanyenya itu.

Pertanyaannya, mengapa justru figur-figur dengan perikehidupan yang sangat
Islami seperti Pak Natsir, Bung Hatta, H Agus Salim, PM Turki Erdogan, Moh
Mursi (walaupun isteri beliau sendiri berjilbab), bahkan Buya Hamka, justru
sepertinya  "longgar" terhadap aturan  agama.?

Buya Hamka dalam acara tanya jawab yang disiarkan langsung oleh RRI
Nusantara di tahun 1970-1n mengatakan bahwa bagi orang-orang dengan profesi
tertentu, seperti para perawat di rumah-rumah sakit, boleh menjamak
sholat-sholat (yang  boleh dijamak)  

Pertanyaan berikutnya, apakah beliau-beliau itu yang terlalu "longgar" atau
kita yang terlalu "sempit?.

Prof Dr Sanusi Huwes, yang ketika masih menjabat Rektor Unmuh Cirebon dalam
sebuah artikelnya mengemukakan bahwa ayat-ayat Al-Quran dan hadis punya
dimensi etis  dan legal, sesuatu yang tidak aneh-aneh amat, apabila
dikaitkan dengan Sabda Nabi yang sangat masyhur: "Tidaklah aku diutus,
kecuali menyempurnakan akhlak yang mulia.

Menurut saya yang daif ini, beliau-beliau itu dalam membaca ayat Al-Quran
dan hadis, tidak berhenti pada apa yang tersurat saja, tetapi yang juga
kepada apa yang tersirat yakni dimensi etis dari teks-teks suci. Dan
orang-orang hidup dalam kezuhudan, mata hatinya lebih tajam ketimbang
kita-kita ini.

Bagi saya itu juga menjadi penjelas mengapa beliau-beliau itu, dan tokoh
tokoh semacam beliau  itu sangat jarang berpoligami. Saya malah agak kaget
ketika membaca bahwa Imam Khomeini,  juga menjalani perkawinan monogami,
serta berperilaku santun dan lembut kepada isteri beliau, sebagaimana yang
dicontohkan Rasulullah SAW dalam mempergauli isteri-isteri beliau. Tapi ini
tentu cerita lain lagi. 

Wassalam, HDB-SBK (L, 69)

Alam takambang jadi Guru

 

===

Bls: [R@ntau-Net] (OOT) Jilbab 
Mon Aug 6, 2012 8:09 pm (PDT) . Posted by: 
"Evy Djamaludin" 

Reni yang baik,

Seperti yang sudah saya ceritakan pada email yang lalu, maka persoalan
jilbab ini terpulang pada kepribadian kita
sebagai perempuan muslimah. Taat atau tidak, sadar atau tidak, paham atau
tidak dalam menjalani agama. 

Saya tidak menafikan bahwa " Umat Muslim saat ini merasa bangga dengan diri
mereka bahwa sebagian besar wanita berbusana tertutup bila hendak bepergian
atau bekerja.

Wanita-wanita ini dianggap suci karena mematuhi cara-cara yang ditetapkan
oleh Rasul dan karena merepresentasikan keyakinannya. Wanita Islam
diidentifikasi dengan pemakaian jilbab - konsep yang diajarkan di sekolah,
melalui media, dan bahkan di negara-negara lain pemakaian jilbab menjadi
suatu identitas, misalnya Perancis.

Lalu, bagaimana bila ada yang berpendapat bahwa jilbab yang dikenakan oleh
wanita Muslim, dianggap tidak memiliki landasan dalam kitab Allah dan
merupakan suatu suatu produk budaya Arab. 

Apalagi disertai dengan cadar. Hal seperti ini yang tengah berkembang  saat
ini.

......

Selamat menunaikan ibadah puasa.

Wassalam, 
3vy Djamaludin 
(Kawasan Puspiptek, Kota Tangerang Selatan)

________________________________

Dari: "resy_2...@yahoo.com" <resy_2...@yahoo.com>

-- 
-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/



Kirim email ke