Assalamu’alaikumwarahmatullhiwabarakatuh,
Bapak-bapak dan Ibu-ibu serta saudara-saudari yang muliakan Allah
SWT.
Dibawahi postingkan dari Millis tetangga, perihal Berhati-hatilah
dengan “Salam” semoga dapat menjadi perhatian kita semua.

Berhati-hati dengan “Salam”

Sabtu, 19 Januari 2008
Mungkin karena kesibukan, diantara kita sering menyingkat ucapan
“salam” yang arti awalnya doa keselamatan justru menjadi “cacian” dan
kata “jorok”. Lho bagaimana bisa?
 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Hidayatullah.com--Ucapan ”Assalamu’alaikum”, السلام عليكم, merupakan
anjuran agama, dan sangat berpengaruh terhadap kehidupan umat
beragama, dengan salam dapat menjalin persaudaraan dan kasih sayang,
karena orang yang mengucapkan salam berarti mereka saling mendo’akan
agar mereka mendapat keselamatan baik di dunia maupun di akhirat. Nabi
Muhammad SAW bersabda, “Kalian tak akan masuk surga sampai kalian
beriman dan saling mencintai. Maukah aku tunjukkan satu amalan bila
dilakukan akan membuat kalian saling mencintai? Yaitu, sebarkanlah
salam di antara kalian.” [HR Muslim dari Abi Hurairah]

Saya seringkali menerima sms atau e-mail dari beberapa kawan dan juga
beberapa ustadz yang mengawali salamnya dengan singkatan. Singkatannya
pun macam-macam. Ada yang singkat seperti "Asw" atau "Aslm". Ada yang
sedikit lebih panjang seperti ; “Ass Wr Wb” atau “Aslmwrwb” .  Namun
yang  sering saya dapatkan, adalah singkatan "Ass". Singkatan terakhir
ini paling umum dan paling sering digunakan. Bagi saya, ini adalah
singkatan yang tidak enak untuk dibaca, terlebih kalau mengerti
artinya.

Marilah kita simak singkatan ini. Dalam kamus linguistik yang saya
punya, arti dari kata Ass yang berasal dari bahasa Inggris itu adalah
sebagai berikut;
“Ass” berarti: Pertama, kb. (animal) yang artinya keledai. Kedua,
orang yang bodoh. Don't be a silly (Janganlah sebodoh itu). Dan
ketiga, Vlug (pantat).

Padahal seperti kita ketahui ucapan Assalamu'alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh adalah sebuah ucapan salam sekaligus doa yang kita tujukan
kepada orang lain. Ucapan salam dalam Islam sesungguhnya merupakan
do’a seorang Muslim terhadap saudara Muslim yang lain. Maka, apabila
kita mengucap salam dengan hanya menuliskan "Ass", secara tidak sadar
mungkin kita malah mendoakan hal yang buruk terhadap saudara kita.

Kita paham, mungkin banyak orang diantara kita cukup sibuk dan ingin
cepat buru-buru menulis pesan. Barangkali, singkatan itu bisa
mempercepat pekerjaan. Karena itu, penulis menyarankan, jika memang
keadaan sedang tidak memungkinkan untuk menulis salam lewat SMS dengan
kalimat lengkap karena sedang menyetir di jalan, misalnya, solusinya
cukup mudah adalah menulis pesan to the point saja. Tulislah “met
pagi, met siang, met malam dan seterusnya. Ini masih lebih baik
dibandingkan kita harus memaksakan diri menggunakan singkatan dari doa
keselamatan Assalamu'alaikum menjadi "Ass" (pantat).

Jangan sampai awalnya kita ingin menyampaikan doa keselamatan yang
terjadi justeru sebaliknya, mendoakan keburukan.  Kalau boleh saya
mengistilahkah, niat baik ingin berdoa, jadinya malah ucapan kotor.

Ucapan salam adalah ucapan penghormatan dan doa. Apabila kita
dihormati dengan suatu penghormatan maka seharusnya kita membalas
dengan sebuah penghormatan pula yang lebih baik, atau minimal,
balaslah dengan yang serupa. Sesungguhnya Allah akan memperhitungkan
setiap yang kamu kerjakan.
Hasa saja, kalau kita mengganti ucapan kalimat salam arti awalnya
sangat mulia, maka, yang terjadi adalah sebaliknya, salah dan bisa-
bisa menjadi umpatan kotor.

Karena itu, jika tidak berhati-hati, mengganggati ucapan
Assalamu’alaikum (Semoga sejahtera atasmu) dengan menyingkatnya
menjadi “Ass” (pantat), ini mirip dengan mengganti doa yang baik
dengan mengganti dengan bahasa jalanan orang Jakarta, yang artinya
kira-kira, berubah arti menjadi (maaf) “Pantat Lu!”

Singkatan ala Rasulullah

Meski nampak sederhana, ucapan salam sudah diatur oleh agama kita
(Islam). Ucapan Assalamu alaikum السلام عليكم dalam Bahasa Arab,
digunakan oleh kaum Muslim. Salam ini adalah Sunnah Nabi Muhammad SAW,
intinya untuk merekatkan ukhuwah Islamiyah umat Muslim di seluruh
dunia. Mengucapkan salam, hukumnya adalah sunnah. Sedangkan bagi yang
mendengarnya, wajib untuk menjawabnya. Itulah agama kita.

Sebelum Islam datang, orang Arab terbiasa menggunakan ungkapan-
ungkapan salam yang lain, seperti Hayakallah. Artinya semoga Allah
menjagamu tetap hidup. Namun ketika Islam datang, ucapan itu diganti
menjadi Assalamu ‘alaikum. Artinya, semoga kamu terselamatkan dari
segala duka, kesulitan dan nestapa.

Ibnu Al-Arabi didalam kitabnya Al-Ahkamul Qur’an mengatakan, bahwa
salam adalah salah satu ciri-ciri Allah SWT dan berarti "Semoga Allah
menjadi Pelindungmu".

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata bahwa Rasul bersabda, “Kamu tidak
akan masuk surga hingga kamu beriman, dan kamu tidak beriman hingga
kamu saling mencintai (karena Allah). Apakah kamu maujika aku
tunjukkanpada satu perkara jika kamu kerjakan perkara itu maka kamu
akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kamu!”   (HR.
Muslim)

Abu Umammah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: ”Orang yang
lebih dekat kepada Allah SWT adalah yang lebih dahulu memberi
Salam.” (Musnad Ahmad, Abu Dawud, dan At Tirmidzi)

Abdullah bin Mas’ud RA meriwayatkan Bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Salam adalah salah satu Asma Allah SWT yang telah Allah turunkan ke
bumi, maka tebarkanlah salam. Ketika seseorang memberi salam kepada
yang lain, derajatnya ditinggikan dihadapan Allah. Jika jama’ah suatu
majlis tidak menjawab ucapan salamnya maka makhluk yang lebih baik
dari merekalah (yakni para malaikat) yang menjawab ucapan
salam.” (Musnad Al Bazar, Al Mu’jam Al Kabir oleh At Tabrani)

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Orang kikir
yang sebenar-benarnya kikir ialah orang yang kikir dalam menyebarkan
Salam.” Allah SWT berfirman didalam Al-Qur’an Surat An-Nisa Ayat 86.
Demikianlah Allah SWT memerintahkan agar seseorang membalas dengan
ucapan yang setara atau yang lebih baik.
Bedanya agama kita dengan agama lain, setiap Muslim ketika mengucapkan
salam kepada saudaranya, dia akan diganjar dengan kebaikan (pahala).

Dalam kaidah singkat menyingkat pun sudah diatur oleh Allah dan
diajarkan kepada Rasulullah. Dalam suatu pertemuan bersama Rasulullah
SAW, seorang sahabat datang dan melewati beliau sambil mengucapkan,
“Assalamu ‘alaikum”. Rasulullah SAW lalu bersabda, “Orang ini mendapat
10 pahala kebaikan,” ujar beliau.

Tak lama kemudian datang lagi sahabat lain. Ia pun mengucapkan,
“Assalamu‘alaikum Warahmatullah.” Kata Rasulullah SAW, “Orang ini
mendapat 20 pahala kebaikan.” Kemudian lewat lagi seorang sahabat lain
sambil mengucapkan, “Assalamu ‘alaikum warahmatullah wa baraokatuh.”
Rasulullah pun bersabda, “Ia mendapat 30 pahala kebaikan.” [HR. Ibnu
Hibban dari Abi Hurairah].

Nah dari tiga singkatan itu silahkanAnda pilih yang mana yang Anda
inginkan tanpa harus menyingkatnya sendiri yang justru bisa
menghilangkan nilai pahalanya. Tentu saja, jangan Anda lupakan, tiga
singkatan itu sudah rumus dari Nabi yang dipilihkan untuk kita.
Satu hal lagi yang perlu diingat adalah ketika kita menuliskan kata
Assalamu'alaikum, perlu diperhatikan agar jangan sampai huruf L nya
tertinggal sehingga menjadi Assaamu'alaikum.

Karena apa ? Diriwayatkan bahwa dahulu ada seorang Yahudi yang memberi
salam kepada Nabi dengan ucapan "Assaamu 'alaika ya Muhammad" (Semoga
kematian dilimpahkan kepadamu).

Dan kata assaamu ini artinya kematian. Kata ini adalah plesetan dari
"Assalaamu 'alaikum". Maka nabi berkata, "Kalau orang kafir mengatakan
padamu assaamu 'alaikum, maka jawablah dengan wa 'alaikum (Dan semoga
atas kalian pula)." [HR. Bukhari]

Tulisan ini, mungkin nampak sederhana. Meski sederhana, dampaknya
cukup besar. Boleh jadi, kita belum pernah membayangkannya selama ini.
Nah, setelah ini, sebaiknya alangkah lebih baik jika memulai kembali
menyempurnakan salam kepada saudara kita. Tapi andaikata memang
kondisi tak memungkinkan, sebaiknya, pilihlah singkatan yang sudah
dipilihkan Nabi kita Muhammad SAW tadi. Mungkin Anda agak capek
sedikit tidak apa-apa, sementara sedikit capek, 30 pahala kebaikan
telah kita kantongi. [indra yogiswara,tinggal di Jakarta/
www.hidayatullah.com]



On Feb 10, 3:37 pm, Rahima <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> --- Sjamsir Alam <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>
>
> > Rahima,
>
> > Penganut Islam non Minangkabau, seperti Batak
> > Mandahiling, Ternate, Ambon,
> > dll dan punya suku-suku juga yang dinamakan marga,
> > Nasution, Harahap, dsb.,
> > dan patrilinial, saya kira tetap tidak membolehkan
> > wanita pria semarga
> > menikah.
>
> Mak, saya sampaikan dulu masalah salam ini. Kalau
> kesalahan ketik bukan dalam masalah Salam, itu bisa
> difahami. Tetapi kesengajaan menulis AWW, Wass, ini
> bukan karena permasalahan salah ngetik, tetapi
> kesengajaan, karena sudah berulang kali, dalam hal
> sama katanya, tetapi selalu ditulis singkatan.
>
>  Kenapa dalam banyak hal kita bisa panjang-panjang
> menuliskannya, banyak cerita kita,banyak aja yang kita
> tulis, berarti banyak waktu kita untuk menuliskan
> Assalamu'alaikum. Sementara apakah untuk menyampaikan
> salam, demi untuk penyingkatan waktu lantas kita
> ringkaskan? Cobalah, Mak sati bayangkan, kalau
> seseorang ada didepan mata kita mengucapkan pada kita
> "ASS",atau "AWW", bisa-bisa saat dia mengucapkan kata
> itu, kita kira dia mengerang
> kesakitan:"AWWWWWWWWWW.....".
>
>  Meski maksud dihatinya adalah Assalamu'alaikum,
> apakah ucapannya tadi dari ASS,AWW mengandung makna
> keselamatan? Tidak Bukan, meski tujuannya baik, tetapi
> jalannya salah, yah sama saja, juga karena ini
> berkaitan dengan penyampaian Salam.Dan dalam hal ini
> sudah dijelaskan sebelumnya oleh Mak lembang Alam dan
> Dik Ahmad Ridha.
>
> Mengenai pertanyaan Mamak, sebenarnya bisa terjawab
> oleh Mamak sendiri. Sudah gaharu Cendana Pula, sudah
> tahu bertanya pula. Yang pasti, kalau mereka melarang,
> atau mengharamkan kawin sesuku, atau memberikan
> sanksinya, yah jelas ngak sesuai dengan kaedah
> Islamlah. Islam ngak membedakan aturannya ini hanya
> untuk daerah ini, atau daerah itu.
>
> Apakah ini juga tidak mengikuti kaidah
>
> > agama Islam? Apakah di Timur
> > Tengah tidak ada marga?
>
> Adanya kaum Muhajirin, kaum Anshar, dllnya. Keturunan
> Umayyah, keturunan Abbasiyyah,dllnya, tetapi tetap
> saja, banyak yang kawin sesama suku tersebut.Sepanjang
> halal dalam agama.
>
>
>
> > mak Sati (70+11+8)
>
> > Tabiang
>
>       
> ____________________________________________________________________________________
> Never miss a thing.  Make Yahoo your home page.http://www.yahoo.com/r/hs

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
===============================================================
Website: http://www.rantaunet.org
===============================================================
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca dan dipahami! Lihat 
di http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet.
- Tuliskan Nama, Umur dan Lokasi anda pada setiap posting.
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email attachment, DILARANG!!! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui 
jalur pribadi.
- Anggota yg posting email besar dari >200KB akan dibanned, sampai yg 
bersangkutan minta maaf & menyampaikan komitmen akan mengikuti peratiran yang 
berlaku.
===============================================================
Berhenti, kirim email kosong ke:
[EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi teima email, lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahul
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke