Demi kemanusiaan dan kondisi darurat saya siap membantu untuk bekerja sama …
Saya sudah update list dibawah berikut no hpnya

From: rantaunet@googlegroups.com [mailto:rantaunet@googlegroups.com]
Sent: Thursday, October 22, 2015 1:08 PM
To: RantauNet@googlegroups.com
Subject: [**EXTERNAL**] Re: [R@ntau-Net] Duo Ribuan Urang Jambi Gaca Manceret 
Kanai Asok


Jika anda setuju sila tambahkan nama anda dan sebarkan seruan ini.

SERUAN AKSI:
SELAMATKAN ANAK BANGSA: EVAKUASI BALITA DAN KELOMPOK RENTAN LAINNYA KORBAN ASAP.

Hari ini (21/10) satu lagi balita meninggal dunia karena asap. Ada 370 ribu 
anak dan orang dewasa menderita sakit ISPA. Jumlahnya akan terus bertambah 
karena api di lahan gambut yang dibakar perusahaan perkebunan dan kehutanan 
belum berhasil dipadamkan. Banyak ahli memperkirakan api hanya dapat dipadamkan 
oleh hujan lebat tiga hari berturut-turut. Padahal tanda-tanda turunya hujan 
masih belum tampak, bahkan diperkirakan kemarau masih akan berkepanjangan.

Bagaimana nasib 43 juta warga negara yang terpapar langsung asap pembakaran 
lahan dan hutan?  Bisakah mereka bertahan? Beberapa wilayah terdampak sudah 
menyerukan agar Balita dan kelompok rentan lainnya segera dievakuasi keluar 
dari wilayah terdampak.

Dibutuhkan tindakan nyata EVAKUASI BALITA DAN KELOMPOK RENTAN LAINNYA KORBAN 
ASAP.  Negara pasti tidak mampu  melakukannya sendiri. Perlu gotong royong 
selamatkan generasi penerus bangsa. Caranya?

1. Ajak keluarga, kerabat, handai taulan yang terdampak yang memiliki balita 
untuk mengungsi sementara waktu ke rumah-rumah kita yang jauh dari serangan 
asap. Atau hubungi kami untuk mendapatkan informasi tempat yang aman.

2. Ajak keluarga, sahabat, tetangga yang bebas dari serangan asap bersedia 
menerima balita korban asap tinggal sementara waktu di rumah mereka hingga 
musim penghujan tiba. Atau hubungi kami untuk mendata tempat yang siap membantu.

3. Desak Pemerintah untuk mengerahkan semua kemampuan demi keselamatan rakyat  
termasuk menyediakan  tempat penampungan sementara dan alat pembersih udara 
agar penderita ISPA bisa dicegah.

4. Desak pemerintah Pusat dan Daerah, khususnya Kementrian Sosial, Kementrian 
Kesehatan, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Badan Nasional 
Penanganan Bencana  (BNPB) untuk membantu proses evakuasi.

5. Mendesak Pemda Provinsi dan Kabupaten/ Kota memperbanyak tempat-tempat 
evakuasi lokal dengan sistem pembersih udara yang memadai terutama untuk 
evakuasi kelompok rentan lainnya.

6. Memanjatkan doa semoga hujan bisa segera turun dan api bisa segera padam.

Semoga Allah SWT meridhoi usaha ini dan Pemerintah benar-benar menindak 
perusahaan-perusahaan yang melakukan pembakaran.

SOLIDARITAS RAKYAT UNTUK KORBAN ASAP

Pendukung

1.    Chalid Muhammad, Jakarta
2.    Siti Maimunah, Tangerang
3.    Maryati Abdullah, Jakarta
4.    Sri Palupi, Jakarta
5.    Uslaini, Padang
6.    Kahar Albahri, Kalimantan Timur
7.    Selamet Daroyni, Jakarta
8.    Hendrik Siregar, Jakarta
9.    Riza Damanik, Jakarta
10. Ony Mahardhika, Surabaya
11. Fajri Nailus S, Pontianak
12. Tri Mumpuni, Jakarta
13. Matheus Pilin, Kalimantan Barat
14. Muhamad Nafik,
15. Gatot Prio Utomo
16. Sri Bramantoro Abdinagoro
17. Khalid Saifullah, Padang
18. Henri Subagyo, Jakarta
19. Teguh Surya, Parung, Bogor
20. Martua Sirait, Jakarta
21. Yasser Arafat Ritonga, Jakarta
22. M. Ridha Saleh, Depok
23. Abdullah dahlan, Depok
24. Dedy Askari, Palu
25. Erwin Basrin, Bengkulu
26. Harsin, Palu
27. Ahmad, Palu
28. Abdul Muis, Palu
29. Sofyan, Palu
30. Berly Martawardaya, Jakarta
31. Hanni Adiati, Bogor
32. Toni Pangcu, Malang
33. Andre Barahamin, Jakarta
34. Usman, Pekan Baru
35. Dian Kartikasari, Depok
36. Sarie Wahyuni, Bogor
37. Puspa dewy, Jakarta
38. Sadar Subagyo, Jakarta
39. Nabiha Shihab, Jakarta
40. Abdul Waidl, Depok
41. Trinirmalaningrum, Cimanggis, Depok
42. Arimbi Haroepoetri, Jakarta
43. YL. Franky, Jakarta
44. Longgena Ginting, Jakarta
45. Dian Abraham, Depok
46. Firdaus Cahyadi, Jakarta
47. Aiden Yusti, Pekan Baru
48. Giorgio Budi Indarto, Jakarta
49. Julia Kalmirah, Jakarta
50. Nur Amalia, Jakarta
51. Irma Sutisna, Bogor
52. Hening Parlan, Jakarta
53. Anung Karyadi, Jakarta
54. Joko Waluyo, Pontianak
55. Denni Nurdwiansyah, Pontianak
56. Selvianus Saludan, Kapuas Hulu
57. Anggraini Moryana, Kubu Raya
58. Ekha Ishak, KKU
59. Ronny Christianto, Mempawah
60. Ambarsari Dwicahyani,
61. Isnu Hardono, Jakarta
62. Iwan Nurdin, Jakarta
63. Budi Hernawan, Jakarta
64. Max Binur, Sorong – Papua
65. Rizki Ananda Wulan, Jakarta
66. Meliana Lumbantoruan, Jakarta
67. Purnawan Dwi negara, Malang
68. Ridho Syaiful Ashadi, Surabya
69. Bambang Catur N, Sidoarjo
70. Dian Purnama, Bekasi
71. Aquino Hayunta, Jakarta
72. Dian Ekowati, Bogor
73. Agung Budiono, Jakarta
74. Aryanto Nugroho, Jakarta
75. Hexa Rahmawati , Jakarta
76. Melly Setyawati, Solo
77. Chatarina Dwihastarini, Jakarta
78. Myrna Safitri, Jakarta
79. Voni Novita, Jakarta
80. Megawati, Jakarta
81. Achmad Yakub, Jakarta
82. Carolus Tuah, Samarinda
83. Amran Tambaru, Palu
84. Nugroho Purwanto, Jakarta
85. Sony Mumbunan, Jakarta
86. Dani Setiawan, Ciputat
87. Samsul Hadi, Bekasi
88. Sad Dian Utomo, Depok
89. Triwurjani, Depok
90. Aszkar Ahsinin, Depok
91. Hemasari Dharmabumi, Bandung
92. Mouna Wasef, Depok
93. Dewi Pelitawati, Bandung
94. Eko Cahyono, Bogor
95. Wanda Saroinsong, Jakarta
96.  Adi Widodo, Bandung
97. Herman Dias, Bekasi
98. Sheilla Agustin, Tangerang
99. Yayan Wiludiharto, Jakarta
100. Zen Smith, Jakarta
101.M.Hatta Taliwang , Jkt
102. Anwar Djambak, Pekanbaru Riau
103. Nurlely Muchtar Piliang, Binjai
104. H. Syaifullah Adnawi, Jakarta
105. Abdulrachman, Pekanbaru
106. Zainul Akhir Tanjung, Rumbai Pekanbaru Riau (hp 085265594883)




Kontak Person :
Uslaini – Padang (hp 081374342663)
Siti Maimunah – Tangerang (hp 0811920462)
Chalid Muhammad – Jakarta (hp 0811847163)
Kahar Albahri – Samarinda Kaltim, (hp 081347900913)
Joko Waluyo – Pontianak Kalbar (hp 0811845648)
Riko Kurniawan – Pekan Baru Riau (hp 081371302269)


Copas


AnwarDjambak
Alam Takambang Jadikan Guru
Sent by Maxis from my BlackBerry® smartphone
________________________________
From: Sjamsir Sjarif <sjamsirsja...@gmail.com>
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Wed, 21 Oct 2015 23:04:35 -0700 (PDT)
To: RantauNet<rantaunet@googlegroups.com>
ReplyTo: rantaunet@googlegroups.com
Subject: Re: [R@ntau-Net] Duo Ribuan Urang Jambi Gaca Manceret Kanai Asok

Kabut Asap “Usir” Orang Suku Anak Dalam

Ondeeh, baa lah Nasib Urang Rimbo Anak Dalam.
Dari Haluan di bawah ko kito baco pulo saketek sekelumit kisah pelarian Anak 
Dalam dari bencana Asok.
-- MakNgah

Kabut Asap “Usir” Orang Suku Anak Dalam

[Image removed by sender. 
PDF]<http://www.harianhaluan.com/index.php/feature/44390-kabut-asap-usir-orang-suku-anak-dalam?format=pdf>

[Image removed by sender. 
Cetak]<http://www.harianhaluan.com/index.php/feature/44390-kabut-asap-usir-orang-suku-anak-dalam?tmpl=component&print=1&layout=default&page=>

[Image removed by sender. 
Surel]<http://www.harianhaluan.com/index.php/component/mailto/?tmpl=component&link=958c6b40fb6475e356abc5027849f42289463318>


Kamis, 22 Oktober 2015 02:33


[Image removed by sender.]Bencana kabut asap tak hanya berimbas pada masalah 
kesehatan hingga kematian, tapi menimbulkan fenomena sosial baru. Pekatnya 
kabut asap yang melanda Riau, Jambi dan Sumatera Selatan membuat warga harus 
beranjak meninggalkan daerah mereka, demi kelangsungan hidup.

Salah satu ke­lom­pok masyarakat yang melakukan mi­grasi itu adalah masyarakat 
Suku Anak Da­lam yang biasa “menghuni” hutan Bukit Barisan di Pro­vinsi Jambi. 
Mereka seperti terusir dari kampungnya, tempat selama ini mereka hidup dari 
alam tanpa ter­jamah perkembangan.

Secara berkelompok, mereka bergerak mening­gal­kan Jambi. Dari jumlah tersebut, 
beberapa sudah ada yang sampai di Pekan­baru hingga Sumbar sendiri, salah 
satunya kelompok warga Suku Anak Dalam yang mengaku berasal dari Desa Mentawak, 
Kabupaten Sarolangun, Jambi.

Mereka terlihat “mene­tap” di perkebunan kakao warga di Jorong Batang Lawe 
Timur, Kecamatan Sungai Pagu.

“Mereka (suku anak da­lam) datang sebanyak 10 orang di antaranya tiga wanita, 
empat pria dan tiga anak-anak, diperkirakan mereka masuk kebun warga saat 
malam,” kata salah seorang warga sekitar Ro­bi,(34) pada Haluan kemarin.

Pemilik kebun kakao, Pramai (65) mengaku terkejut saat mem­bersihkan kebun pada 
pagi hari, Rabu (21/10) melihat ada se­kumpulan anggota suku anak dalam 
mendirikan tenda terpal dalam kebun miliknya.

“Ketika ditanya, salah seo­rang dari mereka minta izin untuk istirahat beberapa 
hari untuk melanjutkan perjalanan menuju Pekanbaru. Saya tidak merasa terganggu 
dengan keha­diran mereka, kebetulan ada pondok di dalam kebun yang bisa 
digunakan jika hujan datang,” tutur Pramai.

Berkat kepedulian, masya­rakat Jorong Batang Lawe mem­berikan bantuan berupa 
beras, ubi dan bantuan lainnya untuk memenuhi kebutuhan anggota suku anak dalam.

Ketika ditemui Haluan, ang­gota suku anak dalam terlihat tengah melakukan 
aktivitas me­ma­sak dan tidur-tiduran dalam tenda terpal yang mereka dirikan 
dalam kebun kakao tersebut.

Salah seorang anggota yang mampu berbahasa Indonesia, M. Sodik (26) mengatakan 
datang dari Sungai Penuh dan hendak menuju Pekanbaru.”Kami telah menghabiskan 
waktu sekitar 20 hari untuk sampai di Solok Selatan, rencana istirahat untuk 
dua malam sebelum melanjutkan perjalanan,”terang M.Sodik.

Diceritakannya, selama di Sungai Penuh ia menghabiskan waktunya untuk mengobati 
orang yang sakit dan telah lima orang dalam keadaan sakit kejiwaan disembuhkan

“Sementara untuk tarif pe­ngobatan tidak dipatok harga, seikhlasnya 
saja,”katanya.

Pengobatan yang dilakukan menggunakan ramuan dan keba­tinan yang telah 
diperoleh dari tetua adat di kampungnya di Sarolangun. “Tujuan ke Pekan­baru 
untuk mengobati orang juga, selain itu akibat kekeringan dan asap persediaan 
makanan di kampung tinggal sedikit,” tan­dasnya.

Untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari dikatakannya, berharap belas kasihan 
mas­yarakat yang masih peduli kepada mereka. Dari dua wanita yang ikut 
rombongan adalah dalam keadaan hamil masing-masing tiga bulan dan lima bulan.

Sedangkan tiga orang anak masing-masing berusia 3 tahun, 4 tahun dan 1 tahun 
dimana, satu dari tiga anak mengalami batuk-batuk. “Kasihan anak saya, apalagi 
malam hari batuknya makin menjadi-jadi, besok kami melanjutkan perjalanan 
melewati Alahan Panjang,”keluhnya. (*)



Laporan: JEFLI



On Wednesday, October 21, 2015 at 5:13:21 PM UTC-7, Fitr Tanjuang wrote:

2 gubernur riau masuk panjaro dek masalah korupsi kolusi konsesi hutan, 
tamasuak jo pengusaha nan mambaka hutan.

Baa caronyo rakyat riau mamiliah gubernur tu?

Wassalam
Fitr
On Oct 21, 2015 7:25 PM, "Maturidi Donsan" <matur...@gmail.com<javascript:>> 
wrote:
Di Riau kami lah bagalimang asok sajo mak Ngah, baa kamangatoannyo, kito 
Indonesiako dipihak nan lamah
Kalau dikecekan ka nan mamacik, inyo masih batah jo pandapeknyo.
Asok ko lah dari zaman pak Harto.
Seperti apo nan dikatokan tokoh Riau / Presiden Riau berdaulat: Riau ko 
dianggap tak ado urang (ILC beberapa minggu lalu).
Hutan dipetak dibagi-bagi dst, akhirnyo memproduksi,  termasuk asap. Di 
Provinsi lain kini sedang dimulai kata beliau.
Anak sikola libur dek olah asok, cucu sakalah satu SD, pagi jam 6:45 WIB pai 
sikola, jam 8:00 WIB pulang. alah balangsuang saminggu labniah

Dibawahko baru kapatangko kajadian:

Liputan6.com, Pekanbaru - Kabut asap di Riau akibat [kebakaran hutan](2345326/ 
"") dan lahan kembali menelan korban jiwa. Ramadhani Lutfi Aerli (9) 
mengembuskan napas terakhir pada Rabu (21/10/2015) dini hari setelah mengalami 
gangguan pernapasan.

Sebelumnya, murid kelas 3 SD di Jalan Sumatera, Pekanbaru, itu sempat dirawat 
intensif di Rumah Sakit Santa Maria. Sejumlah perawatan medis tak mampu 
menyelamatkan nyawanya karena paru-parunya sudah dipenuhi asap.

"Hasil pemeriksaan medis menyebutkan kalau paru-paru anak saya ini penuh dengan 
asap, sehingga tidak mendapat oksigen yang cukup," ucap Eri Wirya, ayah bocah 
malang ini di di rumah duka di Jalan Pangeran Hidayat, Pekanbaru, Rabu 
(21/10/2015).

Eri menuturkan, pada Senin 19 Oktober 2015 lalu anaknya masih bersekolah. 
Sepulang dari sekolah sang anak mulai mengeluh pernapasannya 
terganggu<http://news.liputan6.com/read/2345379/akibat-kabut-asap-jam-pelajaran-sekolah-di-jambi-dipangkas>.

"Lalu pada Selasa almarhum demam tinggi dan kejang-kejang. Kami sempat beri 
obat demam dan tak sadarkan diri. Makanya kami bawa ke Rumah Sakit Santa 
Maria," tutur dia.

Setibanya di rumah sakit, kondisi sang anak kian memburuk dan tak sadarkan 
diri. Dokter langsung memberikan penanganan awal dengan menginfus, memberi 
oksigen dan uap. Namun Ramadhani tak juga sadar.

Tepat pada Rabu sekitar pukul 01.00 WIB, sang anak sempat sadar dan memanggil 
ibunya. Eri sempat mendapat secercah harapan, lalu hilang setelah sang anak 
kembali tak sadarkan diri.

"Kemudian dokter menekan-nekan dadanya. Saya tidak tega melihatnya, saya 
istighfar. Subuhnya anak saya sudah tiada," kisah sang ayah dengan berurai air 
mata.

Dengan kondisi badan tak bernyawa lagi, bocah malang itu kemudian dibawa ke 
rumah duka, Jalan Pangeran Hidayat, Gang Nikmat Nomor 57, Kelurahan Kota Baru, 
Kecamatan Pekanbaru Kota.

Isak tangis ayah, ibu dan keluarganya tak terbendung. Setelah disemayamkan 
beberapa jam di rumah duka, akhirnya jenazah Ramadhani Lutfi Earli dimakamkan 
di Tempat Pemakaman Umum (TPU), Jalan Air Hitam, Pekanbaru.

Meski sudah ikhlas, Eri meminta pemerintah bertanggung jawab atas kejadian ini. 
Dia tak ingin lagi ada korban jiwa lainnya karena kabut asap 
<http://news.liputan6.com/read/345300/uu-terorisme-arab-saudi-dikritik> yang 
hampir 4 bulan menyelimuti Riau dan Sumatera ini.

"Saya minta pemerintah bertanggung jawab atas hal ini. Jangan sampai ada korban 
lainnya berjatuhan, sudah cukup rasanya," sebut Eri.

Meninggalnya Ramadhani kian memperpanjang daftar korban tewas karena kabut 
asap. Sebelumnya, ada bocah 12 tahun, Muhanum Angriawati dan seorang PNS 
meninggal karena kabut asap. (Hmb/Mut)*

Maturidi
--
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
---
Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke 
rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com<mailto:rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com>.
Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
--
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
---
Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke 
rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com<mailto:rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com>.
Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Kirim email ke