RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon
Apakah sudah di chek grafik gempa dengan grafik full moon-bulan mati th 2000-2004 di bawah ? http://www.grandunification.com/hypertext/Main_Pages/H1_Earthquakes.html#Ear thquakes Ini sepertinya yang di cari Pak Awang : grafik gempa versus waktu itu? Bisa ambil diinternetnya kan? Apa ada grafik dat lain menunjukkan ini? Data itu memperlihatkan bahwa gempa bisa setiap sa'at, tapi puncak kejadian adalah pada sekitar full moon dan atau pada bulan mati. Data saya adalah jumlah gempa besar (lebih 6 SR) dari th 1880-2000 (USGS). Rata-rata gempa besar adalah 10 kejadian pertahun. Gempa itu sekitar 1000 kejadian pada hanya seratus tahun kedepan. Melihat statistik itu untuk seluruh bumi, sepertinya, bila terjadi gempa pada suatu lokasi di bumi, maka di tempat lain menjadi tak terjadi gempa. Kalau tak ada penduduk, tentu tak ada korbannya. Sedihnya, gempa itu mencatatkan telah 3 juta orang meninggal pada 2000 th terakhir. Terbesar 830.000 orang di China. Ini pada paperku: The 10 highest earth quakes in last 100 years in the city, state, and scale are : Chile (9.5, 1960), Alaska (9.2, 1964), Aleutian (9.1, 1957), Kamchatka( 9.0, 1952), Ecuador( 8.8, 1906), Aleutian ( 8.7, 1965), Border of India-China( 8.6, 1950), Kamchatka( 8.5, 1923), Banda Sea (8.5, 1938), Kuril ( 8.5, 1963). The seven highest fatalities are : 830.000 (Shansi, China, 1556), 230.000 (Aleppo, Syria, 1138), 200.000 (Damghan, Iran, 856), 200.000 (Gansu, China, 1920), 200.000 (Xining, China, 1927), 150.000 (Ardabil, Iran, 893), 100.000 (Turkmenistan, 1948). Indonesia has 26 (3.5 %) out of big 787 world's earth quakes, with more then 20,000 persons killed. Salam, Maryanto. -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, June 14, 2004 8:53 Pagi To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon Waktu Bromo meletus 8 Juni tidak sedang full-moon, full moon tercapai 3 Juni, yang jelas itu HUT-nya Pak Harto. Tanggal 9 juni setengah bulatan terakhir sebelum tgl. 17 Juni besok tercapi bulan baru. Jadi tak ada tuh bulan purnama mempengaruhi erupsi Bromo. Sistem bumi-bulan-(matahari) memang gak bisa dianggap remeh. Pengaruhnya ada baik secara fisik maupun psikis. Pengaruh fisik ke bumi apakah menimbulkan gempa atau erupsi gunungapi perlu diuji dan dikaji lebih jauh. Kebersamaan kejadian bulan purnama/full moon atau bulan mati dengan kejadian erupsi gunungapi atau gempa hanyalah kebetulan. Yang terjadi bersamaan mengapa selalu dikait-kaitkan (atau ini seperti mengembangkan masalah seperti pada penyelidikan polisi ?). Kalau bulan purnama menyebabkan erupsi, kenapa dong tak setiap terjadi bulan purnama terjadi juga erupsi gunungapi atau gempa tektonik misalnya. Di beberapa buku memang ada ditemukan bahwa frekuensi gempa meningkat saat bulan2 baru dan purnama. Khusus ini, perlu pengujian tersendiri, berangkat dari data record gempa. Yang sudah jelas bagaimana sistem posisi bumi-bulan-matahari berpengaruh secara fisik ke sistem ini termasuk bumi adalah pada pasang-surut air laut. Perlu diwaspadai di sini bahwa bukan fase2 bulan yang berpengaruh sebab itu hanya efek pantulan sinar matahari. Pada fase apapun massa bulan selalu sama, jadi gravitasinya sama. Posisi antara bumi-matahari-bulan lah yang berpengaruh. Saat bumi-bulan-matahari segaris (bulan baru dan bulan purnama) maka gravitasinya terhadap bumi paling besar. Tetapi saat matahari-bumi-bulan membentuk sistem siku2 (sabit awal dan sabit akhir) maka gravitasi bulan mesti berlawanan dengan gravitasi matahari untuk efeknya terhadap bumi. Dalam jangka waktu lama, efek pasang-surut air laut akibat gravitasi bulan ini cukup mengejutkan ternyata. Friksi air laut saat pasang surut terhadap dasar laut bisa melambatkan rotasi bumi sekitar 1/1000 detik per hari per 100 tahun. Fosil hewan laut bisa memberitahukan bahwa sekitar 400 juta tahun lalu (Permian), panjang hari bumi hanyalah 22 jam. Bumi juga punya tidal effect lebih besar kepada bulan dibandingkan sebaliknya. Di bulan terjadi friksi batuan yang menggeliat akibat tidal effect bumi dan ini memperlambat rotasi bulan secara ekstrim sampai ke titik di mana bulan tetap menghadapkan wajahnya yang sama terus ke bumi (kita kan selalu melihat kelinci bulan itu , tidak pernah di sisi sebaliknya). Tidal forces benda-benda langit ini pun bisa membelokkan orbit, gara-gara itu pula orbit bulan mengelilingi bumi makin melebar, yang kelihatannya dari bumi bahwa bulan semakin menjauh 3 cm per tahun menjauhi bumi. Sebuah buku provokatif Supernatural : the unseen powers of animals (Downer, BBC, 1999) menulis di hal. 104 : the moon has one other important influence on Earth; it creates tides in the Earth's crust. As the moon passes overhead, the Earth bulges towards it. Twice each day, Moscow rides an earth wave o.5 metres high. Similarly, like some giant squeezebook, Europe and North America are pulled together by 20 metres and then pushed apart. As the Earth breathes with this lunar rhythm
[iagi-net-l] Nostalgia merapi (Re:Antwort: [iagi-net-l] Gunung Bromo Meletus)
---BeginMessage--- Bukannya tahun 88 Pul,...Kalau nggak salah ingat, episode ini bertepatan dengan siaran langsung perempat final piala eropa antara Belanda lawan Jerman. Rombongan mahasiswa (ada mahasiswinya juga) yang tadinya bercita-cita nonton bareng di Jogja terpaksa hanya bisa membayang2kan jalannya pertandingan di bangsal tamu jurukunci merapi di atas nya Kaliurang, yang notabene zonder listrik Esok paginya koran memberitakan bahwa trio Gullit- Richaard-van Basten memporakporandakan Lothar Matheus - Rudi Voeller cs. -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Mon 6/14/2004 8:13 AM To: [EMAIL PROTECTED] Cc: Subject: Re: [iagi-net-l] Antwort: [iagi-net-l] Gunung Bromo Meletus merapi jadi nostalgia dong, 1987 serombongan mhs, menaiki puncak garuda, bawa payung, kemeja, dan dasi (asal tahu aja, kemeja dan dasi adalah barang langka waktu itu, he..he..) setelah menikmati mentari terbit dan foto2, dan mulai turun dengan target segera sarapan pagi di kaliurang, lha ternyata siang tengah hari masih di atas awan, lewat isya masih di atas kaliurang, pagi berikutnya baru ke kaliurang, dan lewat tengah hari baru tiba di yogya merapi memang naik-turun emosinya... nsyarifuddin [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] anadoo.frcc: Subject: Re: [iagi-net-l] Antwort: [iagi-net-l] Gunung Bromo Meletus 06/11/04 09:54 PM Please respond to iagi-net Pul, agak aneh tapi nyata .. kadang-kadang kalau terlalu dekat puncak malah mungkin gak sadar kalau ada sesuatu di kawahnyajadi bukan karena terlalu berani he he he pengalaman pribadi waktu naik merapi tahun 1982kalau gak diterakin sama teman di bawah via HT waktu itu, ya kita gak tahu kalau di kaliurang sudah hujan abu..mungkin kalau istilah handphone karena kita ada di zona blank spot kali ya - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, June 10, 2004 02:22 Subject: Re: [iagi-net-l] Antwort: [iagi-net-l] Gunung Bromo Meletus itu namanya memang nasib, cak noor, nasib baik mestinya. kalo nasib buruk, ya ingat waktu papandayan beberapa tahun lalu, ada 4 volcanologist (2 indo, 2 bule), kok ya sangat berani utk main2 di bibir kawah, terus pas semburan lava dkk keluar, nah! apa jasad mereka masih diketemukan ya... salam pula, syaifulo nsyarifuddin [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] anadoo.frcc: Subject: Re: [iagi-net-l] Antwort: [iagi-net-l] Gunung Bromo Meletus 06/09/04 11:35 PM Please respond to iagi-net jadi keingat waktu group GG nya Vico jalan-jalan ke Krakatau beberapa tahun yl (1992-3 kalau gak salah.).. full team kita ke sana termasuk para manajernya..eh seminggu kemudian gunung itu meletus... nyaris deh... salam, - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, June 09,
Re: [iagi-net-l] RE: Gunung Bromo Meletus
Memanfaatkan binatang utk mengetahui gejala alam merupakan cara primitif yang sudah sering cenderung ke mitos. Tentunya sudah akan sangat sulit utk dijadikan acuan ilmiah lagi. Memang betul bahwa binatang mempunyai indera yg berbeda range frekuensinya serta berbeda kemampuan sensitiftas (pendeteksian amplitude yg sangat kecil) Kata Kang Awang ESP ... tapi bukan electric submersible pump :) Namun saat ini sebenernya sudah mulai banyak alat-alat yg lebih ilmiah yg semestinya sudah mulai digunakan dalam menganalisa kejadian alam. Sudah banyak alat yg mampu mendeteksi getaran-getaran lemah, frekuensei rendah, magnetik lemah dsb Semua alat ini tentunya sangat diperlukan untuk keperluan prediksi ya kemampuan meramal kapan sebuah kejadian alam akan terjadi. Hewan-hewan ini tidak mempunyai memory sehingga mereka hanyalah akan bergerak (bereaksi ketika sebuah kejadian sudah sangat dekat saatnya atau hampir terjadi. Dan yang lebih sering justru kalau kita menunggu reaksi binatang2 ini maka yang terjadi adalah ... TERLAMBAT !! ... too late !! Jadi kalau memikirkan akan timbulnya bencana dengan mangamati binatang malah jadi lucu (coba kalau ngebayangin ada petugas volkanologi yang 'ndodok' atau jongkok dipinggir kandang mengamati kambing di lereng G Merapi ... upst !! :) Lah manungsa yg memiliki indera ke enam -- OTAK ... ini mestinya membuat tahu lebih dulu ketimbang binatang2 ini, kan?. Jadi jangan menggantungkan diri pada gejala binatang2 ini saja. Kemampuan predisksi dari science ini mestinya lebih ditekankan ketimbang mengamati binatang liar Jadi kalau ngeliat kambing2 itu sudah berlarian pada turun gunung kok petugasnya tenang2 saja pasti ada yg ndak beres ... alatnya rusak gunungnya mau batuk-batuk ... atau kambingnya dikejar macan atau ular :)) anda tetep harus .. lar .. RDP Btw, bagi yang ingin melihat video meletusnya Bromo ini, anda dapat download di http://www.vsi.esdm.go.id/ Cuman filenya gede banget 30MB perlu sejam utk ngedownload ... :( From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] Beberapa hewan punya kemampuan ESP (extra sensory perceptions) yang tak bisa kita dria sebab di luar batas indera kita. Burung2 bisa mendengar bunyi berfrekuensi sangat rendah (infrasound) yang dibangkitkan oleh low rumbling of earth tremors menjelang gempa atau erupsi gunungapi. Bunyi sangat rendah ini pun bisa didengarkan oleh gajah. Di kebun binatang Tokyo, ada pengamatan rutin kelakuan hewan2 sebagai indikator gempa. Banyak hewan yang sensitif terhadap getaran seperti laba-laba, kalajengking, dan ular juga bisa mendeteksi gerak getaran bumi skala sangat kecil yang bisa mendahului gempa. Sebuah penjelasan kenapa hewan2 ini sangat sensitif terhadap gelombang gempa tektonik/volkanik pernah dikemukakan. Batuan yang dalam keadaan tertekan dan kemudian pecah akan membangkitkan muatan listrik yang katanya kemudian akan menyebabkan ionisasi udara. Beberapa hewan yang punya kemampuan ESP kemudian bisa mendeteksi anomali ionisasi udara ini dan tahulah bahwa gempa akan datang. Medan magnetik lokal di sekitar stressed rocks juga bisa mengakibatkan anomali magnetik yang oleh beberapa hewan bisa dideteksi. Salam, awang Tanda-tanda alam yang mungkin bisa membantu adalah, adanya binatang-binatang liar seperti ular, biawak migrasi ke tempat tertentu, misal mamasuki pemukiman yang tidak lajim terlihat sebelumnya. Tapi kadang-kadang hal ini susah terdeteksi, karena binatang liar juga sudah punah alias habis di buru orang. Salam Sgl -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] Tadi pagi saya baca koran lokal disini yang memberitakan bahwa Gunung Bromo meletus dengan laharnya yang terlontar setinggi 3 km dan abunya yang menutupi kota Malang. Seorang turis Singapore terbunuh dan juga beberapa turis lokal cedera. Dikabarkan pula bahwa petugas di G. Bromo tidak sempat memberitahu kalau Gunung akan meletus karena tidak adanya tanda-tanda yang mengindikasikan kalau gunung tersebut mau meletus. Berita ini sangat surprise buat saya, karena gunung Bromo adalah tempat wisata yang sangat terkenal. Saya selalu jualan gunung ini kalau ada turis asing ataupun expat mau jalan-jalan di Indonesia dan bertanya pada saya, dimana tempat yang bagus utk dikunjungi. Saya sendiri sempat termenung-menung kalau saya teringat bahwa saya sama keluarga pernah sampai di puncak Bromo. Kira-kira ada yang tahu nggak ya tanda-tanda kalau gunung itu mau meletus ? Maksud saya adalah tanda-tanda alam. Siapa tahu kalau-kalau alat detector yang ada tidak bisa mendeteksi kejadian tersebut. Mungkin teman-teman yang hobi naik-turun gunung atau teman-teman yang ada di Vulkanologi tahu akan hal ini. Satu lagi, apakah di Gunung Bromo juga ada alat pemantau seperti Gunung Merapi ? Terima kasih dan salam, Teguh P. _ STOP MORE SPAM with the new MSN 8 and get 2 months FREE*
[iagi-net-l] My -- More PSCs likely for ultra-deep oil search
More PSCs likely for ultra-deep oil search BY SIDEK KAMISO MALAYSIA is expected to issue more production sharing contracts (PSCs) for ultra-deepwater blocks off the eastern coast of Sabah soon. Ultra-deepwater exploration has generated a lot of interest among global companies, and Petronas is looking at inviting multinationals to start exploration in this area, Petroliam Nasional Bhd (Petronas) president Tan Sri Hassan Marican said. The national oil corporation was in the process of dividing each block into several concessions, he added. Ultra-deepwater refers to exploration in water depths of over 1,000m. Hassan was speaking at a press conference on the sidelines of the 9th Oil and Gas Conference in Kuala Lumpur yesterday. It is understood that Malaysia currently produces 700,000 barrels of crude oil a day and is expected to boost production to at least 800,000 in in the next few years. Hassan said most of the oil wells located in waters less than 1,000m in depth had been contracted out under several PSCs signed earlier. The new contracts may require companies to explore in areas with water depth of at least 2,000m, he added. He said Malaysian companies would also be invited to participate in the new initiatives. Meanwhile, he said Malaysia was not keen to set up its own stockpile of crude oil or join any group for such a purpose despite concerns over depleting oil reserves in the region, Malaysia was a producer country and its oil reserves were in its oil reservoirs, he said. He said as Malaysia was a net exporter of oil, it could use the margin available to draw the reserves from its production facilities. In addition, the high cost of setting up a stockpile infrastructure would be a major factor to consider. Hassan was asked to comment on remarks by ChevronTexaco chief executive David J. O'Reilly, who indicated that Asia could face a shortage of energy if the region did not collectively address the problem now. O'Reilly said Asian nations should put more effort into addressing the increased demand for energy in the region in view of the fast pace of economic growth over the last few years. Something should be done to avoid the bottleneck, he said in his industry keynote address to the conference. Elaborating on Malaysia's energy plan, Hassan said the country was a member of the Asean Council of Petroleum (Ascope), which had the mandate to help members facing an energy crisis. Ascope had recently discussed the issue in Manila and decided to make further studies in view of the high cost of developing infrastructure to stock pile crude oil. The money could be better spent on other areas of the economy, such as education, Hassan said. Btw, aku rencana ke JKT tgl 1-2 July mendatang. Adakah yg tertarik seandainya saya ajak ngobrol soal Lika-liku bekerja dibidang oil bussines Malaysia, Brunei: Potensi dan Tantangannya ? Let me know ya ? RDP _ MSN 8 helps eliminate e-mail viruses. Get 2 months FREE*. http://join.msn.com/?page=features/virus - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] RE: Gunung Bromo Meletus
Lha, tentunya bukan tugas dari pekerja volkanologi yg mesti 'ndodok' di samping kandang kambing! Saya kira, itu dapat dilakukan siapa saja yg tinggal di sekitar gunung-api; warga yg memang sehari-hari dekat dg kandang kambing atau sapinya, yg kerja di kebun dan memang setiap hari melihat semut, serangga, dan binatang2 lainnya. Jadi tidak perlu waktu dan tempat khusus. Kalau warga melihat sesuatu yg janggal dg perilaku binatang, nah tinggal diceritakan saja kepada petugas volkan tsb. Tentunya perilaku binatang2 ini adalah pelengkap saja, membantu peralatan yg lebih ilmiah yg memang disiapkan khusus utk gempa ini oleh petugas volkan. Yg perlu dilakukan, bagaimana masyarakat/warga sekitar 'sadar' ttg potensi bencana/gempa/gn-api dan kaitannya dg binatang2 di sekitarnya. Banyak angkutan utk ke Roma, bukan? salam, syaifulo Rovicky Dwi Putrohari To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] cc: mail.comSubject: Re: [iagi-net-l] RE: Gunung Bromo Meletus 06/14/04 11:11 PM Please respond to iagi-net Memanfaatkan binatang utk mengetahui gejala alam merupakan cara primitif yang sudah sering cenderung ke mitos. Tentunya sudah akan sangat sulit utk dijadikan acuan ilmiah lagi. Memang betul bahwa binatang mempunyai indera yg berbeda range frekuensinya serta berbeda kemampuan sensitiftas (pendeteksian amplitude yg sangat kecil) Kata Kang Awang ESP ... tapi bukan electric submersible pump :) Namun saat ini sebenernya sudah mulai banyak alat-alat yg lebih ilmiah yg semestinya sudah mulai digunakan dalam menganalisa kejadian alam. Sudah banyak alat yg mampu mendeteksi getaran-getaran lemah, frekuensei rendah, magnetik lemah dsb Semua alat ini tentunya sangat diperlukan untuk keperluan prediksi ya kemampuan meramal kapan sebuah kejadian alam akan terjadi. Hewan-hewan ini tidak mempunyai memory sehingga mereka hanyalah akan bergerak (bereaksi ketika sebuah kejadian sudah sangat dekat saatnya atau hampir terjadi. Dan yang lebih sering justru kalau kita menunggu reaksi binatang2 ini maka yang terjadi adalah ... TERLAMBAT !! ... too late !! Jadi kalau memikirkan akan timbulnya bencana dengan mangamati binatang malah jadi lucu (coba kalau ngebayangin ada petugas volkanologi yang 'ndodok' atau jongkok dipinggir kandang mengamati kambing di lereng G Merapi ... upst !! :) Lah manungsa yg memiliki indera ke enam -- OTAK ... ini mestinya membuat tahu lebih dulu ketimbang binatang2 ini, kan?. Jadi jangan menggantungkan diri pada gejala binatang2 ini saja. Kemampuan predisksi dari science ini mestinya lebih ditekankan ketimbang mengamati binatang liar Jadi kalau ngeliat kambing2 itu sudah berlarian pada turun gunung kok petugasnya tenang2 saja pasti ada yg ndak beres ... alatnya rusak gunungnya mau batuk-batuk ... atau kambingnya dikejar macan atau ular :)) anda tetep harus .. lar .. RDP Btw, bagi yang ingin melihat video meletusnya Bromo ini, anda dapat download di http://www.vsi.esdm.go.id/ Cuman filenya gede banget 30MB perlu sejam utk ngedownload ... :( From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] Beberapa hewan punya kemampuan ESP (extra sensory perceptions) yang tak bisa kita dria sebab di luar batas indera kita. Burung2 bisa mendengar bunyi berfrekuensi sangat rendah (infrasound) yang dibangkitkan oleh low rumbling of earth tremors menjelang gempa atau erupsi gunungapi. Bunyi sangat rendah ini pun bisa didengarkan oleh gajah. Di kebun binatang Tokyo, ada pengamatan rutin kelakuan hewan2 sebagai indikator gempa. Banyak hewan yang sensitif terhadap getaran seperti laba-laba, kalajengking, dan ular juga bisa mendeteksi gerak getaran bumi skala sangat kecil yang bisa mendahului gempa. Sebuah penjelasan kenapa hewan2 ini sangat sensitif terhadap
Re: [iagi-net-l] My -- More PSCs likely for ultra-deep oil search
Vick, Kamis-Jum'at 1-2 Juli, kamu gentayangannya mau dimana? Rovicky Dwi Putrohari To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] cc: mail.comSubject: [iagi-net-l] My -- More PSCs likely for ultra-deep oil search 06/15/04 07:22 AM Please respond to iagi-net More PSCs likely for ultra-deep oil search BY SIDEK KAMISO MALAYSIA is expected to issue more production sharing contracts (PSCs) for ultra-deepwater blocks off the eastern coast of Sabah soon. Ultra-deepwater exploration has generated a lot of interest among global companies, and Petronas is looking at inviting multinationals to start exploration in this area, Petroliam Nasional Bhd (Petronas) president Tan Sri Hassan Marican said. The national oil corporation was in the process of dividing each block into several concessions, he added. Ultra-deepwater refers to exploration in water depths of over 1,000m. Hassan was speaking at a press conference on the sidelines of the 9th Oil and Gas Conference in Kuala Lumpur yesterday. It is understood that Malaysia currently produces 700,000 barrels of crude oil a day and is expected to boost production to at least 800,000 in in the next few years. Hassan said most of the oil wells located in waters less than 1,000m in depth had been contracted out under several PSCs signed earlier. The new contracts may require companies to explore in areas with water depth of at least 2,000m, he added. He said Malaysian companies would also be invited to participate in the new initiatives. Meanwhile, he said Malaysia was not keen to set up its own stockpile of crude oil or join any group for such a purpose despite concerns over depleting oil reserves in the region, Malaysia was a producer country and its oil reserves were in its oil reservoirs, he said. He said as Malaysia was a net exporter of oil, it could use the margin available to draw the reserves from its production facilities. In addition, the high cost of setting up a stockpile infrastructure would be a major factor to consider. Hassan was asked to comment on remarks by ChevronTexaco chief executive David J. O'Reilly, who indicated that Asia could face a shortage of energy if the region did not collectively address the problem now. O'Reilly said Asian nations should put more effort into addressing the increased demand for energy in the region in view of the fast pace of economic growth over the last few years. Something should be done to avoid the bottleneck, he said in his industry keynote address to the conference. Elaborating on Malaysia's energy plan, Hassan said the country was a member of the Asean Council of Petroleum (Ascope), which had the mandate to help members facing an energy crisis. Ascope had recently discussed the issue in Manila and decided to make further studies in view of the high cost of developing infrastructure to stock pile crude oil. The money could be better spent on other areas of the economy, such as education, Hassan said. Btw, aku rencana ke JKT tgl 1-2 July mendatang. Adakah yg tertarik seandainya saya ajak ngobrol soal Lika-liku bekerja dibidang oil bussines Malaysia, Brunei: Potensi dan Tantangannya ? Let me know ya ? RDP _ MSN 8 helps eliminate e-mail viruses. Get 2 months FREE*. http://join.msn.com/?page=features/virus - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED]) -http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst
Re: [iagi-net-l] My -- More PSCs likely for ultra-deep oil search
Wah, maaf, maunya tadi imil japri... [EMAIL PROTECTED] esia.co.id To: [EMAIL PROTECTED] cc: 06/15/04 08:07 AM Subject: Re: [iagi-net-l] My -- More PSCs likely for ultra-deep oil Please respond tosearch iagi-net Vick, Kamis-Jum'at 1-2 Juli, kamu gentayangannya mau dimana? Rovicky Dwi Putrohari To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] cc: mail.comSubject: [iagi-net-l] My -- More PSCs likely for ultra-deep oil search 06/15/04 07:22 AM Please respond to iagi-net More PSCs likely for ultra-deep oil search BY SIDEK KAMISO MALAYSIA is expected to issue more production sharing contracts (PSCs) for ultra-deepwater blocks off the eastern coast of Sabah soon. Ultra-deepwater exploration has generated a lot of interest among global companies, and Petronas is looking at inviting multinationals to start exploration in this area, Petroliam Nasional Bhd (Petronas) president Tan Sri Hassan Marican said. The national oil corporation was in the process of dividing each block into several concessions, he added. Ultra-deepwater refers to exploration in water depths of over 1,000m. Hassan was speaking at a press conference on the sidelines of the 9th Oil and Gas Conference in Kuala Lumpur yesterday. It is understood that Malaysia currently produces 700,000 barrels of crude oil a day and is expected to boost production to at least 800,000 in in the next few years. Hassan said most of the oil wells located in waters less than 1,000m in depth had been contracted out under several PSCs signed earlier. The new contracts may require companies to explore in areas with water depth of at least 2,000m, he added. He said Malaysian companies would also be invited to participate in the new initiatives. Meanwhile, he said Malaysia was not keen to set up its own stockpile of crude oil or join any group for such a purpose despite concerns over depleting oil reserves in the region, Malaysia was a producer country and its oil reserves were in its oil reservoirs, he said. He said as Malaysia was a net exporter of oil, it could use the margin available to draw the reserves from its production facilities. In addition, the high cost of setting up a stockpile infrastructure would be a major factor to consider. Hassan was asked to comment on remarks by ChevronTexaco chief executive David J. O'Reilly, who indicated that Asia could face a shortage of energy if the region did not collectively address the problem now. O'Reilly said Asian nations should put more effort into addressing the increased demand for energy in the region in view of the fast pace of economic growth over the last few years. Something should be done to avoid the bottleneck, he said in his industry keynote address to the conference. Elaborating on Malaysia's energy plan, Hassan said the country was a member of the Asean Council of Petroleum (Ascope), which had the mandate to help members facing an energy crisis. Ascope had recently discussed the issue in Manila and decided to make further studies in view of the high cost of developing infrastructure to stock pile crude oil. The money could be better spent on other areas of the economy, such as education, Hassan said. Btw, aku rencana ke JKT tgl 1-2 July mendatang. Adakah yg tertarik seandainya saya ajak ngobrol soal Lika-liku bekerja dibidang oil bussines Malaysia, Brunei: Potensi dan Tantangannya ? Let me know ya ? RDP _ MSN 8 helps eliminate e-mail viruses. Get 2 months FREE*. http://join.msn.com/?page=features/virus - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1:
RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon
Mas Maryanto, Ini bagian dari Salam hypothesa lagi-kah ?? Kebetulan few months ago saya ngeliat Discovery channel, ada geolog (atau tepatnya vulcanolog) yang mencoba untuk melihat hubungan kedua hal tersebut, full moon dan erupsi magmatis. Yang mereka jadikan objeknya adalah gunung berapi di daerah Hawaii, lavanya bersifat basaltis, cair sekalee, dan kalau saya ndak salah denger, maklum kuping melayu, mereka menyebutkan adanya korelasi antara full moon dengan intensitas erupsi. Coba aja kalau bisa minta file-nya dari Discovery...bakal menarik tuh...tapi, perlu juga dilihat korelasinya antara vulkanis yang bertype basaltis dan vulkanis yang ber-type intermediatekali-kali aja juga ada hubungannya dengan kurang sajen...:) Salam, Bambang (mestinya Salam Pramuka gitu yah?) -Original Message- From: Maryanto [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, June 14, 2004 1:27 PM To: '[EMAIL PROTECTED]' Subject: RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon Apakah sudah di chek grafik gempa dengan grafik full moon-bulan mati th 2000-2004 di bawah ? http://www.grandunification.com/hypertext/Main_Pages/H1_Earthquakes.html#Ear thquakes Ini sepertinya yang di cari Pak Awang : grafik gempa versus waktu itu? Bisa ambil diinternetnya kan? Apa ada grafik dat lain menunjukkan ini? Data itu memperlihatkan bahwa gempa bisa setiap sa'at, tapi puncak kejadian adalah pada sekitar full moon dan atau pada bulan mati. Data saya adalah jumlah gempa besar (lebih 6 SR) dari th 1880-2000 (USGS). Rata-rata gempa besar adalah 10 kejadian pertahun. Gempa itu sekitar 1000 kejadian pada hanya seratus tahun kedepan. Melihat statistik itu untuk seluruh bumi, sepertinya, bila terjadi gempa pada suatu lokasi di bumi, maka di tempat lain menjadi tak terjadi gempa. Kalau tak ada penduduk, tentu tak ada korbannya. Sedihnya, gempa itu mencatatkan telah 3 juta orang meninggal pada 2000 th terakhir. Terbesar 830.000 orang di China. Ini pada paperku: The 10 highest earth quakes in last 100 years in the city, state, and scale are : Chile (9.5, 1960), Alaska (9.2, 1964), Aleutian (9.1, 1957), Kamchatka( 9.0, 1952), Ecuador( 8.8, 1906), Aleutian ( 8.7, 1965), Border of India-China( 8.6, 1950), Kamchatka( 8.5, 1923), Banda Sea (8.5, 1938), Kuril ( 8.5, 1963). The seven highest fatalities are : 830.000 (Shansi, China, 1556), 230.000 (Aleppo, Syria, 1138), 200.000 (Damghan, Iran, 856), 200.000 (Gansu, China, 1920), 200.000 (Xining, China, 1927), 150.000 (Ardabil, Iran, 893), 100.000 (Turkmenistan, 1948). Indonesia has 26 (3.5 %) out of big 787 world's earth quakes, with more then 20,000 persons killed. Salam, Maryanto. -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, June 14, 2004 8:53 Pagi To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon Waktu Bromo meletus 8 Juni tidak sedang full-moon, full moon tercapai 3 Juni, yang jelas itu HUT-nya Pak Harto. Tanggal 9 juni setengah bulatan terakhir sebelum tgl. 17 Juni besok tercapi bulan baru. Jadi tak ada tuh bulan purnama mempengaruhi erupsi Bromo. Sistem bumi-bulan-(matahari) memang gak bisa dianggap remeh. Pengaruhnya ada baik secara fisik maupun psikis. Pengaruh fisik ke bumi apakah menimbulkan gempa atau erupsi gunungapi perlu diuji dan dikaji lebih jauh. Kebersamaan kejadian bulan purnama/full moon atau bulan mati dengan kejadian erupsi gunungapi atau gempa hanyalah kebetulan. Yang terjadi bersamaan mengapa selalu dikait-kaitkan (atau ini seperti mengembangkan masalah seperti pada penyelidikan polisi ?). Kalau bulan purnama menyebabkan erupsi, kenapa dong tak setiap terjadi bulan purnama terjadi juga erupsi gunungapi atau gempa tektonik misalnya. Di beberapa buku memang ada ditemukan bahwa frekuensi gempa meningkat saat bulan2 baru dan purnama. Khusus ini, perlu pengujian tersendiri, berangkat dari data record gempa. Yang sudah jelas bagaimana sistem posisi bumi-bulan-matahari berpengaruh secara fisik ke sistem ini termasuk bumi adalah pada pasang-surut air laut. Perlu diwaspadai di sini bahwa bukan fase2 bulan yang berpengaruh sebab itu hanya efek pantulan sinar matahari. Pada fase apapun massa bulan selalu sama, jadi gravitasinya sama. Posisi antara bumi-matahari-bulan lah yang berpengaruh. Saat bumi-bulan-matahari segaris (bulan baru dan bulan purnama) maka gravitasinya terhadap bumi paling besar. Tetapi saat matahari-bumi-bulan membentuk sistem siku2 (sabit awal dan sabit akhir) maka gravitasi bulan mesti berlawanan dengan gravitasi matahari untuk efeknya terhadap bumi. Dalam jangka waktu lama, efek pasang-surut air laut akibat gravitasi bulan ini cukup mengejutkan ternyata. Friksi air laut saat pasang surut terhadap dasar laut bisa melambatkan rotasi bumi sekitar 1/1000 detik per hari per 100 tahun. Fosil hewan laut bisa memberitahukan bahwa sekitar 400 juta tahun lalu (Permian), panjang hari bumi hanyalah 22 jam. Bumi juga punya tidal effect lebih besar kepada bulan dibandingkan sebaliknya. Di bulan
RE: [iagi-net-l] The Origin of Petroleum
Ferdi, Karbonat (CaCO3) adalah zat anorganik, bukan organik, walapupun dipakai sebagai cangkang hewan-hewan laut. Karbon pun sebagai unsur adalah anorganik, sebagai senyawa ia bisa organik (seperti karbohidrat) atau anorganik (seperti karbonat). Kapan ia anorganik atau organik bisa dilihat di siklus karbon. Pembedaan organik dan anorganik di kimia berasal dari Berzelius tahun 1806 yang punya konsep senyawa bisa disebut organik kalau ia mempunyai daya hidup (vis vitalis). Sintesis Fischer-Tropsch (FT) di laboratorium/industri berjalan melalui hidrogenasi CO atau CO2 dengan bantuan katalis logam golongan VIII (besi, kobal, nikel, platina, dst.). Ikatan C dan O akan diurai lalu diganti menjadi ikatan C-H yang saling bereaksi sehingga bisa membentuk makromolekul mirip hidrokarbon. Bahan mentahnya jadi harus ada sumber C dan sumber H dengan bantuan panas dan katalis. Di alam, sintesis FT bisa terjadi. Sumber C adalah karbonat yang diurai oleh panas. Sumber H adalah proses serpentinisasi peridotit di lingkungan berair dalam suasana reduksi (reduksi H2O). Katalis adalah batuan2 yang banyak mengandung unsur logam golongan VIII yaitu ofiolit (Fe-Co-Ni-Pt). Kalau melihat ini maka yang paling memenuhi syarat adalah sistem active plate margin (baik subduction maupun collision) dengan subducted carbonate masuk ke palung dan astenosfer, terurai jadi CO2 oleh panas, terurai lagi jadi C, bersamaan dengan serpentinisasi peridotit di lingkungan palung dan katalis ofiloit, membebaskan H, lalu reaksi C-H terjadi dan hidrokarbon pun terbentuk. Akumulasi hidrokarbon di lingkungan2 geotektonik collision dengan sistem karbonat yang tebal bisa dicurigai bahwa hidrokarbonnya asal sintesis FT. Misalnya di Arabian Plate dan Zagros Mountains, Venezuela, juga beberapa collision zones di Indonesia Timur (yang saya jadikan paper di Majalah Geologi Indonesia vol. 18, no. 1, April 2003). Di lingkungan intruded carbonate ? Yang sudah jelas dihasilkan adalah penguraian karbonat jadi CO2 yang kemudian bermigrasi mencemari akumulasi gas di sekitarnya. Banyak contoh mekanisme asal CO2 ini di Sumatra-Jawa. Untuk jadi hidrokarbon ? Banyak syarat di sintesis F-T tidak dipenuhi oleh sistem ini. Akan menarik melihat ciri kimia hidrokarbon organik dan anorganik. Sayang, sedikit sekali publikasi untuk hal ini. Apakah di hidrokarbon anorganik ada biomarker seperti di HC organik, belum diketahui. Kalau sekedar ikatan rantai C-H yang simpel ada, kalau sudah yang tidak jenuh, aromatik, dan siklik seperti benzena, belum tahu. Pertanyaan yang lebih mendasar adalah menentukan dengan pasti apakah suatu akumulasi yang diketahui ini organik atau anorganik. Di Indonesia, ada beberapa akumulasi gas skala besar-giant yang rasanya sulit dijelaskan kalau ia terjadi secara organik. Saya sedang mengumpulkan data gas geochemistry-nya sebelum terburu-buru bilang ini anorganic gas. Salam, awang KARTIKO-SAMODRO Ferdinandus [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang sebenarnya bagaimana definisi yang dikatakan biogenic dan abiogenic...? karena kalau dari tulisan ini , Untuk membuat hc dengan sistem abiogenic dibutuhkan carbonate ( sebagai penyumbang unsur C ), sedang carbonate sendiri sebenarnya adalah zat organic juga ( pada awalnya) Jadi apakah sistem fischer - tropsch ini bisa berlaku di area yang merupakan jalur subduction/colision tanpa adanya carbonate...? Apakah dengan sistem ini bisa juga digunakan untuk daerah carbonate yang terkena intrusi..? dan apakah jenis intrusinya juga mempengaruhi proses pembentukan hc dari carbonate ini...? misalnya komposisi kimiawi intrusinya asam / basa dsb.(karena kalau serpentinit berarti berhubungan dengan magma yang basa.. sedang sistem vulkanik / gunung api lebih ke asam...cmiiw) sehingga mungkin kita tidak akan menemukan hc dari carbonate di daerah vulkanik kalau kita melakukan test geochemia terhadap hc yang diperkirakan dari organic dan dari anorganic apakah ada significant perbedaan unsurnya ...? Regards Ferdinandus Kartiko Samodro TOTAL EP Indonesie Balikpapan DKS/TUN/GG 0542- 533852 - Do you Yahoo!? Friends. Fun. Try the all-new Yahoo! Messenger
RE: [iagi-net-l] My -- More PSCs likely for ultra-deep oil search
Eastern sabah ini maksudnya Tarakan Basin. Bagaimana dengan border dispute? Setelah Sipadan dan Ligitan dinobatkan sebagai 'Malaysia', bagaimana pemecahan perbatasan maritim-nya? Ada yang bisa kasih update? Salam, Herman -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 15 June 2004 08:22 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [iagi-net-l] My -- More PSCs likely for ultra-deep oil search More PSCs likely for ultra-deep oil search BY SIDEK KAMISO MALAYSIA is expected to issue more production sharing contracts (PSCs) for ultra-deepwater blocks off the eastern coast of Sabah soon. Ultra-deepwater exploration has generated a lot of interest among global companies, and Petronas is looking at inviting multinationals to start exploration in this area, Petroliam Nasional Bhd (Petronas) president Tan Sri Hassan Marican said. The national oil corporation was in the process of dividing each block into several concessions, he added. Ultra-deepwater refers to exploration in water depths of over 1,000m. Hassan was speaking at a press conference on the sidelines of the 9th Oil and Gas Conference in Kuala Lumpur yesterday. It is understood that Malaysia currently produces 700,000 barrels of crude oil a day and is expected to boost production to at least 800,000 in in the next few years. Hassan said most of the oil wells located in waters less than 1,000m in depth had been contracted out under several PSCs signed earlier. The new contracts may require companies to explore in areas with water depth of at least 2,000m, he added. He said Malaysian companies would also be invited to participate in the new initiatives. Meanwhile, he said Malaysia was not keen to set up its own stockpile of crude oil or join any group for such a purpose despite concerns over depleting oil reserves in the region, Malaysia was a producer country and its oil reserves were in its oil reservoirs, he said. He said as Malaysia was a net exporter of oil, it could use the margin available to draw the reserves from its production facilities. In addition, the high cost of setting up a stockpile infrastructure would be a major factor to consider. Hassan was asked to comment on remarks by ChevronTexaco chief executive David J. O'Reilly, who indicated that Asia could face a shortage of energy if the region did not collectively address the problem now. O'Reilly said Asian nations should put more effort into addressing the increased demand for energy in the region in view of the fast pace of economic growth over the last few years. Something should be done to avoid the bottleneck, he said in his industry keynote address to the conference. Elaborating on Malaysia's energy plan, Hassan said the country was a member of the Asean Council of Petroleum (Ascope), which had the mandate to help members facing an energy crisis. Ascope had recently discussed the issue in Manila and decided to make further studies in view of the high cost of developing infrastructure to stock pile crude oil. The money could be better spent on other areas of the economy, such as education, Hassan said. Btw, aku rencana ke JKT tgl 1-2 July mendatang. Adakah yg tertarik seandainya saya ajak ngobrol soal Lika-liku bekerja dibidang oil bussines Malaysia, Brunei: Potensi dan Tantangannya ? Let me know ya ? RDP _ MSN 8 helps eliminate e-mail viruses. Get 2 months FREE*. http://join.msn.com/?page=features/virus - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A.
RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon
Pak Maryanto, Thanks URL-nya, alamatnya mengingatkan saya ke teori fisika yang selama ini dicari-cari fisikawan teoretis : GUT - grand unified theory. Data gempa 1880-2000 yang Pak Maryanto kumpulkan bertanggal tidak, atau hanya tahun. Kalau tidak, maka akan sulit melacak kebersamaan kejadiannya dengan saat bulan purnama/bulan baru. Kemudian, magnitude gempa pun tentu akan menjadi screening saat pengumpulan data itu. Katakanlah seirama bahwa frekuensi gempa (magnitude ...?) memuncak setiap bulan purnama/baru, maka harus ada data pula bahwa gempa itu terjadi di kawasan bumi yang paling dekat dengan bulan. Bulan hanya seperempat bumi, tentu tak menyeluruh efek gempanya kalau iya berhubungan. Kemudian, posisi matahari-bulan-bumi tidak sama pada bulan purnama dan pada bulan baru. Gaya tarik bulan paling besar akan terjadi pada bulan baru bukan pada bulan purnama. Pada bulan purnama mestinya gaya tariknya ke bumi sedikit diperlemah oleh gaya tarik matahari walaupun matahari 150 juta km dan bulan hanya 384 ribu km dari bumi. Bumi ukurannya 4x bulan, jaraknya hanya 384 ribu km, densitasnya lebih besar dari bulan, akibatnya, gravitasinya akan kuat mempengaruhi gerak dan fisik bulan, makanya bulan jadi satelit bumi. Saya jadi ingat moonquakes, gempa di bulan, yang terukur oleh peralatan yang ditinggal misi Apollo. Apa penyebab moonquakes ? Bukan interaksi lempeng seperti di bumi, tetapi lebih disebabkan internal rock adjustment oleh tidal effect gravitasi bumi. Jadi, banyak yang harus divalidasi dulu sebelum menyebut gempa (apalagi volcanic eruption) berhubungan dengan periode fullmoon dan newmoon. Apakah benar seluruh kerakbumi bernafas naik turun seiring dengan revolusi bulan mengelilingi bumi. Hmm... Salam, awang Bambang Murti [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Maryanto, Ini bagian dari Salam hypothesa lagi-kah ?? Kebetulan few months ago saya ngeliat Discovery channel, ada geolog (atau tepatnya vulcanolog) yang mencoba untuk melihat hubungan kedua hal tersebut, full moon dan erupsi magmatis. Yang mereka jadikan objeknya adalah gunung berapi di daerah Hawaii, lavanya bersifat basaltis, cair sekalee, dan kalau saya ndak salah denger, maklum kuping melayu, mereka menyebutkan adanya korelasi antara full moon dengan intensitas erupsi. Coba aja kalau bisa minta file-nya dari Discovery...bakal menarik tuh...tapi, perlu juga dilihat korelasinya antara vulkanis yang bertype basaltis dan vulkanis yang ber-type intermediatekali-kali aja juga ada hubungannya dengan kurang sajen...:) Salam, Bambang (mestinya Salam Pramuka gitu yah?) -Original Message- From: Maryanto [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, June 14, 2004 1:27 PM To: '[EMAIL PROTECTED]' Subject: RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon Apakah sudah di chek grafik gempa dengan grafik full moon-bulan mati th 2000-2004 di bawah ? http://www.grandunification.com/hypertext/Main_Pages/H1_Earthquakes.html#Ear thquakes Ini sepertinya yang di cari Pak Awang : grafik gempa versus waktu itu? Bisa ambil diinternetnya kan? Apa ada grafik dat lain menunjukkan ini? Data itu memperlihatkan bahwa gempa bisa setiap sa'at, tapi puncak kejadian adalah pada sekitar full moon dan atau pada bulan mati. Data saya adalah jumlah gempa besar (lebih 6 SR) dari th 1880-2000 (USGS). Rata-rata gempa besar adalah 10 kejadian pertahun. Gempa itu sekitar 1000 kejadian pada hanya seratus tahun kedepan. Melihat statistik itu untuk seluruh bumi, sepertinya, bila terjadi gempa pada suatu lokasi di bumi, maka di tempat lain menjadi tak terjadi gempa. Kalau tak ada penduduk, tentu tak ada korbannya. Sedihnya, gempa itu mencatatkan telah 3 juta orang meninggal pada 2000 th terakhir. Terbesar 830.000 orang di China. Ini pada paperku: The 10 highest earth quakes in last 100 years in the city, state, and scale are : Chile (9.5, 1960), Alaska (9.2, 1964), Aleutian (9.1, 1957), Kamchatka( 9.0, 1952), Ecuador( 8.8, 1906), Aleutian ( 8.7, 1965), Border of India-China( 8.6, 1950), Kamchatka( 8.5, 1923), Banda Sea (8.5, 1938), Kuril ( 8.5, 1963). The seven highest fatalities are : 830.000 (Shansi, China, 1556), 230.000 (Aleppo, Syria, 1138), 200.000 (Damghan, Iran, 856), 200.000 (Gansu, China, 1920), 200.000 (Xining, China, 1927), 150.000 (Ardabil, Iran, 893), 100.000 (Turkmenistan, 1948). Indonesia has 26 (3.5 %) out of big 787 world's earth quakes, with more then 20,000 persons killed. Salam, Maryanto. Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - - Do you Yahoo!? Friends. Fun. Try the all-new Yahoo! Messenger
RE: [iagi-net-l] The Origin of Petroleum
Sesederhana CH4 pun ia sudah bisa disebut organik. Apalagi, kalau kita kaitkan dengan proses pembentukan gas biogenik (biogenik - dibentuk secara biologis - organik). Gas biogenik terbentuk melalui aktivitas bakteri pada kerogen, kerogen adalah zat organik, di lingkungan diagenetik pada temperatur di bawah 80 atau 85 deg C. Gas biogenik disusun oleh 99 % metan. Sebenarnya, istilah gas biogenik dipakai untuk membedakannya dengan gas termogenik yang dibentuk oleh thermal breakdown kerogen di lingkungan katagenetik dan metagenetik. Hanya, kerogen itu organik juga yang artinya bio-genik juga. Jadi karena lebih ke proses untuk membedakannya, maka yang selama ini kita sebut biogenic gas akan lebih cocok disebut bacterial gas, dan thermogenic gas tetap thermogenic gas. Tapi, yang sudah terlanjur banyak dipakai, ya memang sulit mengubahnya. Dry thermogenic gas secara komposisi akan sama dengan bacterial gas, tetapi ciri isotop karbon nya sangat jauh, dengan cara itu membedakannya. Yang bacterial gas lebih negatif dari -60 per mile, yang dry thermogenic gas lebih positif dari -30 per mile. Mudah kan membedakannya. Salam, awang Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Unsur awal dari rantai organic biasanya dengan methane CH4 (cukup stabil berupa gas dengan rumus dasar CnH2n+2). Seandainya methane ini kekurangan satu H menjadi CH3 akan tidak stabil, maka dua unsur methene akan bergabung membentuk ethane (C2H6), Rantai C5H12 sudah berupa benda cair ... sehingga membentuk rantai puanjang hingga C27 yg sudah bersifat fisik padat ... Nah pertanyaannya sejak kapan mau disebut organik ? Biogenic gas mostly berisi CH4 ? jadi inget plajaran kimia SMA dulu . Atom -- Unsur -- Senyawa ... ? RDP - Do you Yahoo!? Friends. Fun. Try the all-new Yahoo! Messenger
RE: [iagi-net-l] The Origin of Petroleum
Hopane (C29 dan C30) adalah jenis triterpane yang paling umum diketahui. Triterpane adalah biomarker yang asalnya diduga berupa bacterial triterpenoid. Triterpenoid sendiri hanya terjadi di higher plants dalam jumlah kecil. Triterpan sering ditemukan di minyak dan bitumen yang terutama berasal dari triterpenoid yang disintesis mikroorganisme. Beberapa bacterial triterpenoid sebenarnya punya 35 atom karbon daripada di normal hopane series yang punya atom karbon 27-30. Atom karbon 31-35 ini umum disebut extended hopanes dan sering muncul di ujung paling kanan di kurva GCMS terpane. Ada di karbonat, harus diperiksa sejarah sedimentasinya dulu. Tumbuhan (algae) biasa tercampur ke dalam sistem marin yang kemudian membentuk karbonat yang kemudian jadi source. Oil yang asalnya dari karbonat tak terlalu gampang dibedakan dengan biomarker, gammacerane index kadang-kadang bisa dipakai. Parameter lain adalah isotop deuterium (H3) sebab deuterium content oil yang source-nya karbonat lebih tinggi daripada shale-sourced oils. Uraian di atas tidak dalam konteks petroleum anorganik dari karbonat, tetapi dalam konteks organic petroleum dari source yang mungkin karbonat atau marl paling tidak. Jadi, Ferdi, hopane bukanlah ciri anorganic petroleum dari karbonat, justru ia bukti kuat bahwa petroleum itu organik. Salam, awang KARTIKO-SAMODRO Ferdinandus [EMAIL PROTECTED] wrote: Menarik saya sempat baca sedikit ada beberapa unsur geokimia yang menunjukan lingkungan karbonat seperti 2-methylhopanes,hexahydrobenzohopanes,norhopane (c29 hopane ) tapi saya tidak tahu detailnya unsur apa itu dan bagaimana dia ada di sistem karbonat Mungkin yang banyak bermain dengan geokimia bisa menambahkan beberapa parameter geokimia lainnya..? Regards Ferdinandus Kartiko Samodro TOTAL EP Indonesie Balikpapan DKS/TUN/GG 0542- 533852 - Do you Yahoo!? Friends. Fun. Try the all-new Yahoo! Messenger
RE: [iagi-net-l] The Origin of Petroleum
Sebenarnya apa yang dibaca Mas Ferdi benar juga. Beberapa biomarker, seperti 2-methylhopanes,hexacyclic hopanes, dan 30-norhopanes sering dipakai sebagai penunjuk minyak yang berasal dari batuan induk karbonatan. Biasanya karbonat marin atau yang berlingkungan sabkha. Penggunaan 30-norhopanes (30-norhopana), yaitu suatu seri hopana yang kehilangan karbon di nomor 30, merupakan topik studi saya dan saya tulis di Chemical Geology volume 93, halaman 179-192 bertajuk 30-Norhopanes: their occurence in sediments and crude oils. Penggunaan 30-norhopana ini pernah pula saya tulis di Proceedings IPA tahun 1992 berjudul: The use of 30-norhopane series, a novel carbonate biomarker, in source rock to crude oil correlation in the North Sumatra Basin, Indonesia. Saya tidak perlu menulis lagi tentang triterpana karena Mas Awang sudah menjelaskannya dengan baik. Kehadiran seri 30-norhopana ini biasanya berkaitan dengan lingkungan yang kondusif untuk pembentukan karbonat marin. Hanya saja material ini terikat erat dalam kerogen, sehingga kehadirannya akan terdeteksi dengan mudah pada material organik yang sudah matang atau pada minyak bumi. Senyawa yang umum terdeteksi adalah C28 dan C30. Sebenarnya juga C29, akan tetapi C29 dari seri norhopana ini ternyata sama dengan C29 dari seri hopana normal. Sementara itu dulu cerita saya, semoga ada manfaatnya. Wasalam, Eddy Subroto Hopane (C29 dan C30) adalah jenis triterpane yang paling umum diketahui. Triterpane adalah biomarker yang asalnya diduga berupa bacterial triterpenoid. Triterpenoid sendiri hanya terjadi di higher plants dalam jumlah kecil. Triterpan sering ditemukan di minyak dan bitumen yang terutama berasal dari triterpenoid yang disintesis mikroorganisme. Beberapa bacterial triterpenoid sebenarnya punya 35 atom karbon daripada di normal hopane series yang punya atom karbon 27-30. Atom karbon 31-35 ini umum disebut extended hopanes dan sering muncul di ujung paling kanan di kurva GCMS terpane. Ada di karbonat, harus diperiksa sejarah sedimentasinya dulu. Tumbuhan (algae) biasa tercampur ke dalam sistem marin yang kemudian membentuk karbonat yang kemudian jadi source. Oil yang asalnya dari karbonat tak terlalu gampang dibedakan dengan biomarker, gammacerane index kadang-kadang bisa dipakai. Parameter lain adalah isotop deuterium (H3) sebab deuterium content oil yang source-nya karbonat lebi h tinggi daripada shale-sourced oils. Uraian di atas tidak dalam konteks petroleum anorganik dari karbonat, tetapi dalam konteks organic petroleum dari source yang mungkin karbonat atau marl paling tidak. Jadi, Ferdi, hopane bukanlah ciri anorganic petroleum dari karbonat, justru ia bukti kuat bahwa petroleum itu organik. Salam, awang - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -