RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon

2004-06-14 Terurut Topik Maryanto

Apakah sudah di chek grafik gempa dengan grafik full moon-bulan mati th
2000-2004 di bawah ? 
http://www.grandunification.com/hypertext/Main_Pages/H1_Earthquakes.html#Ear
thquakes

Ini sepertinya yang di cari Pak Awang : grafik gempa versus waktu itu? Bisa
ambil diinternetnya kan? Apa ada grafik dat lain menunjukkan ini?

Data itu memperlihatkan bahwa gempa bisa setiap sa'at, tapi puncak kejadian
adalah pada sekitar full moon dan atau pada bulan mati.

Data saya adalah jumlah gempa besar (lebih 6 SR) dari th 1880-2000 (USGS).
Rata-rata gempa besar adalah 10 kejadian pertahun. Gempa itu sekitar 1000
kejadian pada hanya seratus tahun kedepan. Melihat statistik itu untuk
seluruh bumi, sepertinya, bila terjadi gempa pada suatu lokasi di bumi, maka
di tempat lain menjadi tak terjadi gempa.

Kalau tak ada penduduk, tentu tak ada korbannya. Sedihnya, gempa itu
mencatatkan telah 3 juta orang meninggal pada 2000 th terakhir. Terbesar
830.000 orang di China. 

Ini pada paperku:
The 10 highest earth quakes in last 100 years in the city, state, and scale
are :  Chile (9.5, 1960), Alaska (9.2, 1964), Aleutian (9.1, 1957),
Kamchatka( 9.0, 1952), Ecuador( 8.8, 1906), Aleutian ( 8.7, 1965), Border of
India-China( 8.6, 1950), Kamchatka( 8.5, 1923), Banda Sea (8.5, 1938), Kuril
( 8.5, 1963).  

The seven highest fatalities are : 830.000 (Shansi, China, 1556), 230.000
(Aleppo, Syria, 1138), 200.000 (Damghan, Iran, 856), 200.000 (Gansu, China,
1920), 200.000 (Xining, China, 1927), 150.000 (Ardabil, Iran, 893), 100.000
(Turkmenistan, 1948). Indonesia has 26 (3.5 %) out of big 787 world's earth
quakes,  with more then 20,000 persons killed.


Salam,
Maryanto.


-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, June 14, 2004 8:53 Pagi
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon


Waktu Bromo meletus 8 Juni tidak sedang full-moon, full moon tercapai 3
Juni, yang jelas itu HUT-nya Pak Harto. Tanggal 9 juni setengah bulatan
terakhir sebelum tgl. 17 Juni besok tercapi bulan baru. Jadi tak ada tuh
bulan purnama mempengaruhi erupsi Bromo.
 

Sistem bumi-bulan-(matahari) memang gak bisa dianggap remeh. Pengaruhnya ada
baik secara fisik maupun psikis. Pengaruh fisik ke bumi apakah menimbulkan
gempa atau erupsi gunungapi perlu diuji dan dikaji lebih jauh. Kebersamaan
kejadian bulan purnama/full moon atau bulan mati dengan kejadian erupsi
gunungapi atau gempa hanyalah kebetulan. Yang terjadi bersamaan mengapa
selalu dikait-kaitkan (atau ini seperti mengembangkan masalah seperti pada
penyelidikan polisi ?). Kalau bulan purnama menyebabkan erupsi, kenapa dong
tak setiap terjadi bulan purnama terjadi juga erupsi gunungapi atau gempa
tektonik misalnya. Di beberapa buku memang ada ditemukan bahwa frekuensi
gempa meningkat saat bulan2 baru dan purnama. Khusus ini, perlu pengujian
tersendiri, berangkat dari data record gempa.

Yang sudah jelas bagaimana sistem posisi bumi-bulan-matahari berpengaruh
secara fisik ke sistem ini termasuk bumi adalah pada pasang-surut air laut.
Perlu diwaspadai di sini bahwa bukan fase2 bulan yang berpengaruh sebab itu
hanya efek pantulan sinar matahari. Pada fase apapun massa bulan selalu
sama, jadi gravitasinya sama. Posisi antara bumi-matahari-bulan lah yang
berpengaruh. Saat bumi-bulan-matahari segaris (bulan baru dan bulan purnama)
maka gravitasinya terhadap bumi paling besar. Tetapi saat
matahari-bumi-bulan membentuk sistem siku2 (sabit awal dan sabit akhir) maka
gravitasi bulan mesti berlawanan dengan gravitasi matahari untuk efeknya
terhadap bumi.

Dalam jangka waktu lama, efek pasang-surut air laut akibat gravitasi bulan
ini cukup mengejutkan ternyata. Friksi air laut saat pasang surut terhadap
dasar laut bisa melambatkan rotasi bumi sekitar 1/1000 detik per hari per
100 tahun. Fosil hewan laut bisa memberitahukan bahwa sekitar 400 juta tahun
lalu (Permian), panjang hari bumi hanyalah 22 jam. Bumi juga punya tidal
effect lebih besar kepada bulan dibandingkan sebaliknya. Di bulan terjadi
friksi batuan yang menggeliat akibat tidal effect bumi dan ini
memperlambat rotasi bulan secara ekstrim sampai ke titik di mana bulan tetap
menghadapkan wajahnya yang sama terus ke bumi (kita kan selalu melihat
kelinci bulan itu , tidak pernah di sisi sebaliknya). Tidal forces
benda-benda langit ini pun bisa membelokkan orbit, gara-gara itu pula orbit
bulan mengelilingi bumi makin melebar, yang kelihatannya dari bumi bahwa
bulan semakin menjauh 3 cm per tahun menjauhi bumi.

Sebuah buku provokatif  Supernatural : the unseen powers of animals
(Downer, BBC, 1999) menulis di hal. 104 : the moon has one other important
influence on Earth; it creates tides in the Earth's crust. As the moon
passes overhead, the Earth bulges towards it. Twice each day, Moscow rides
an earth wave o.5 metres high. Similarly, like some giant squeezebook,
Europe and North America are pulled together by 20 metres and then pushed
apart. As the Earth breathes with this lunar rhythm 

[iagi-net-l] Nostalgia merapi (Re:Antwort: [iagi-net-l] Gunung Bromo Meletus)

2004-06-14 Terurut Topik Musakti, Oki
---BeginMessage---
Bukannya tahun 88 Pul,...Kalau nggak salah ingat, episode ini bertepatan dengan siaran 
langsung perempat final piala eropa antara Belanda lawan Jerman.
Rombongan mahasiswa (ada mahasiswinya juga) yang tadinya bercita-cita nonton bareng di 
Jogja terpaksa hanya bisa membayang2kan jalannya pertandingan di bangsal tamu 
jurukunci merapi di atas nya Kaliurang, yang notabene zonder listrik
Esok paginya  koran memberitakan bahwa trio Gullit- Richaard-van  Basten  
memporakporandakan Lothar Matheus - Rudi Voeller cs.

-Original Message- 
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Mon 6/14/2004 8:13 AM 
To: [EMAIL PROTECTED] 
Cc: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Antwort: [iagi-net-l] Gunung Bromo Meletus




merapi
jadi nostalgia dong,
1987
serombongan mhs, menaiki puncak garuda, bawa payung, kemeja, dan dasi
(asal tahu aja, kemeja dan dasi adalah barang langka waktu itu, he..he..)
setelah menikmati mentari terbit dan foto2, dan mulai turun dengan target
segera sarapan pagi di kaliurang,
lha ternyata siang tengah hari masih di atas awan, lewat isya masih di atas
kaliurang,
pagi berikutnya baru ke kaliurang, dan lewat tengah hari baru tiba di yogya

merapi memang naik-turun emosinya...



   

nsyarifuddin 

[EMAIL PROTECTED]   To: [EMAIL PROTECTED]   
 
anadoo.frcc:  

  Subject: Re: [iagi-net-l] 
Antwort: [iagi-net-l] Gunung Bromo Meletus 
06/11/04 09:54 

PM 

Please respond 

to iagi-net

   

   





Pul, agak aneh tapi nyata ..
kadang-kadang kalau terlalu dekat puncak malah mungkin gak sadar kalau ada
sesuatu di kawahnyajadi bukan karena terlalu berani he  he  he
pengalaman pribadi waktu naik merapi tahun 1982kalau gak diterakin sama
teman di bawah via HT waktu itu, ya kita gak tahu kalau di kaliurang sudah
hujan abu..mungkin kalau istilah handphone karena kita ada di zona
blank spot kali ya



- Original Message -
From: [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, June 10, 2004 02:22
Subject: Re: [iagi-net-l] Antwort: [iagi-net-l] Gunung Bromo Meletus



 itu namanya memang nasib, cak noor, nasib baik mestinya.
 kalo nasib buruk, ya ingat waktu papandayan beberapa tahun lalu, ada 4
 volcanologist (2 indo, 2 bule), kok ya sangat berani utk main2 di bibir
 kawah, terus pas semburan lava dkk keluar, nah! apa jasad mereka masih
 diketemukan ya...

 salam pula,
 syaifulo




 nsyarifuddin
 [EMAIL PROTECTED]   To: [EMAIL PROTECTED]
 anadoo.frcc:
   Subject: Re: [iagi-net-l]
Antwort: [iagi-net-l] Gunung Bromo Meletus
 06/09/04 11:35
 PM
 Please respond
 to iagi-net







 jadi keingat waktu group GG nya Vico jalan-jalan ke Krakatau beberapa
 tahun
 yl (1992-3 kalau gak salah.)..
 full team kita ke sana termasuk para manajernya..eh seminggu kemudian
 gunung itu meletus...
 nyaris deh...

 salam,


 - Original Message -
 From: [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Wednesday, June 09, 

Re: [iagi-net-l] RE: Gunung Bromo Meletus

2004-06-14 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Memanfaatkan binatang utk mengetahui gejala alam merupakan cara primitif 
yang sudah sering cenderung ke mitos. Tentunya sudah akan sangat sulit utk 
dijadikan acuan ilmiah lagi.
Memang betul bahwa binatang mempunyai indera yg berbeda range frekuensinya 
serta berbeda kemampuan sensitiftas (pendeteksian amplitude yg sangat 
kecil) Kata Kang Awang ESP ... tapi bukan electric submersible pump :)

Namun saat ini sebenernya sudah mulai banyak alat-alat yg lebih ilmiah yg 
semestinya sudah mulai digunakan dalam menganalisa kejadian alam. Sudah 
banyak alat yg mampu mendeteksi getaran-getaran lemah, frekuensei rendah, 
magnetik lemah  dsb  Semua alat ini tentunya sangat diperlukan untuk 
keperluan prediksi  ya kemampuan meramal kapan sebuah kejadian alam 
akan terjadi. Hewan-hewan ini tidak mempunyai memory sehingga mereka 
hanyalah akan bergerak (bereaksi ketika sebuah kejadian sudah sangat dekat 
saatnya atau hampir terjadi. Dan yang lebih sering justru kalau kita 
menunggu reaksi binatang2 ini maka yang terjadi adalah ... TERLAMBAT !! ... 
too late !!

Jadi kalau memikirkan akan timbulnya bencana dengan mangamati binatang malah 
jadi lucu (coba kalau ngebayangin ada petugas volkanologi yang 'ndodok' atau 
jongkok dipinggir kandang mengamati kambing di lereng G Merapi ... upst !! 
:) 

Lah manungsa yg memiliki indera ke enam -- OTAK ... ini mestinya membuat 
tahu lebih dulu ketimbang binatang2 ini, kan?. Jadi jangan menggantungkan 
diri pada gejala binatang2 ini saja. Kemampuan predisksi dari science ini 
mestinya lebih ditekankan ketimbang mengamati binatang liar 

Jadi kalau ngeliat kambing2 itu sudah berlarian pada turun gunung kok 
petugasnya tenang2 saja pasti ada yg ndak beres ...  alatnya rusak   
gunungnya mau batuk-batuk  ... atau   kambingnya dikejar macan atau ular 
 :))
anda tetep harus  .. lar ..

RDP
Btw, bagi yang ingin melihat video meletusnya Bromo ini, anda dapat download 
di http://www.vsi.esdm.go.id/
Cuman filenya gede banget 30MB perlu sejam utk ngedownload ... :(


From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]
Beberapa hewan punya kemampuan ESP (extra sensory perceptions) yang tak 
bisa kita dria sebab di luar batas indera kita. Burung2 bisa mendengar 
bunyi berfrekuensi sangat rendah (infrasound) yang dibangkitkan oleh low 
rumbling of earth tremors menjelang gempa atau erupsi gunungapi. Bunyi 
sangat rendah ini pun bisa didengarkan oleh gajah. Di kebun binatang Tokyo, 
ada pengamatan rutin kelakuan hewan2 sebagai indikator gempa. Banyak hewan 
yang sensitif terhadap getaran seperti laba-laba, kalajengking, dan ular 
juga bisa mendeteksi gerak getaran bumi skala sangat kecil yang bisa 
mendahului gempa.

Sebuah penjelasan kenapa hewan2 ini sangat sensitif terhadap gelombang 
gempa tektonik/volkanik pernah dikemukakan. Batuan yang dalam keadaan 
tertekan dan kemudian pecah akan membangkitkan muatan listrik yang katanya 
kemudian akan menyebabkan ionisasi udara. Beberapa hewan yang punya 
kemampuan ESP kemudian bisa mendeteksi anomali ionisasi udara ini dan 
tahulah bahwa gempa akan datang. Medan magnetik lokal di sekitar stressed 
rocks juga bisa mengakibatkan anomali magnetik yang oleh beberapa hewan 
bisa dideteksi.


Salam,
awang

Tanda-tanda alam yang mungkin bisa membantu adalah, adanya
binatang-binatang liar seperti ular, biawak migrasi ke tempat tertentu,
misal mamasuki pemukiman yang tidak lajim terlihat sebelumnya. Tapi
kadang-kadang hal ini susah terdeteksi, karena binatang liar juga sudah
punah alias habis di buru orang.
Salam
Sgl
-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
Tadi pagi saya baca koran lokal disini yang memberitakan bahwa Gunung
Bromo
meletus dengan
laharnya yang terlontar setinggi 3 km dan abunya yang menutupi kota
Malang.
Seorang turis Singapore
terbunuh dan juga beberapa turis lokal cedera. Dikabarkan pula bahwa
petugas di G. Bromo tidak sempat
memberitahu kalau Gunung akan meletus karena tidak adanya tanda-tanda
yang
mengindikasikan kalau
gunung tersebut mau meletus.
Berita ini sangat surprise buat saya, karena gunung Bromo adalah tempat
wisata yang sangat terkenal.
Saya selalu jualan gunung ini kalau ada turis asing ataupun expat mau
jalan-jalan di Indonesia dan bertanya pada saya,
dimana tempat yang bagus utk dikunjungi. Saya sendiri sempat
termenung-menung kalau saya teringat bahwa saya
sama keluarga pernah sampai di puncak Bromo.
Kira-kira ada yang tahu nggak ya tanda-tanda kalau gunung itu mau
meletus ?
Maksud saya adalah tanda-tanda alam.
Siapa tahu kalau-kalau alat detector yang ada tidak bisa mendeteksi
kejadian tersebut. Mungkin teman-teman yang hobi
naik-turun gunung atau teman-teman yang ada di Vulkanologi tahu akan hal
ini. Satu lagi, apakah di Gunung Bromo juga
ada alat pemantau seperti Gunung Merapi ?
Terima kasih dan salam,
Teguh P.
_
STOP MORE SPAM with the new MSN 8 and get 2 months FREE* 

[iagi-net-l] My -- More PSCs likely for ultra-deep oil search

2004-06-14 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
More PSCs likely for ultra-deep oil search
BY SIDEK KAMISO
MALAYSIA is expected to issue more production sharing contracts (PSCs) for 
ultra-deepwater blocks off the eastern coast of Sabah soon.

“Ultra-deepwater exploration has generated a lot of interest among global 
companies, and Petronas is looking at inviting multinationals to start 
exploration in this area,” Petroliam Nasional Bhd (Petronas) president Tan 
Sri Hassan Marican said.

The national oil corporation was in the process of dividing each block into 
several concessions, he added. Ultra-deepwater refers to exploration in 
water depths of over 1,000m.

Hassan was speaking at a press conference on the sidelines of the 9th Oil 
and Gas Conference in Kuala Lumpur yesterday.

It is understood that Malaysia currently produces 700,000 barrels of crude 
oil a day and is expected to boost production to at least 800,000 in in the 
next few years.

Hassan said most of the oil wells located in waters less than 1,000m in 
depth had been contracted out under several PSCs signed earlier. “The new 
contracts may require companies to explore in areas with water depth of at 
least 2,000m,” he added.

He said Malaysian companies would also be invited to participate in the new 
initiatives.

Meanwhile, he said Malaysia was not keen to set up its own stockpile of 
crude oil or join any group for such a purpose despite concerns over 
depleting oil reserves in the region,

Malaysia was a producer country and its oil reserves were in its oil 
reservoirs, he said.

He said as Malaysia was a net exporter of oil, it could use the margin 
available to draw the reserves from its production facilities.

In addition, the high cost of setting up a stockpile infrastructure would be 
a major factor to consider.

Hassan was asked to comment on remarks by ChevronTexaco chief executive 
David J. O'Reilly, who indicated that Asia could face a shortage of energy 
if the region did not collectively address the problem now.

O'Reilly said Asian nations should put more effort into addressing the 
increased demand for energy in the region in view of the fast pace of 
economic growth over the last few years.

“Something should be done to avoid the bottleneck,” he said in his industry 
keynote address to the conference.

Elaborating on Malaysia's energy plan, Hassan said the country was a member 
of the Asean Council of Petroleum (Ascope), which had the mandate to help 
members facing an energy crisis.

Ascope had recently discussed the issue in Manila and decided to make 
further studies in view of the high cost of developing infrastructure to 
stock pile crude oil. The money could be better spent on other areas of the 
economy, such as education, Hassan said.


Btw, aku rencana ke JKT tgl 1-2 July mendatang.
Adakah yg tertarik seandainya saya ajak ngobrol soal Lika-liku bekerja 
dibidang oil bussines Malaysia, Brunei: Potensi dan Tantangannya ?
Let me know ya ?

RDP
_
MSN 8 helps eliminate e-mail viruses. Get 2 months FREE*. 
http://join.msn.com/?page=features/virus

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-


Re: [iagi-net-l] RE: Gunung Bromo Meletus

2004-06-14 Terurut Topik mohammad . syaiful

Lha, tentunya bukan tugas dari pekerja volkanologi yg mesti 'ndodok' di
samping kandang kambing! Saya kira, itu dapat dilakukan siapa saja yg
tinggal di sekitar gunung-api; warga yg memang sehari-hari dekat dg kandang
kambing atau sapinya, yg kerja di kebun dan memang setiap hari melihat
semut, serangga, dan binatang2 lainnya. Jadi tidak perlu waktu dan tempat
khusus. Kalau warga melihat sesuatu yg janggal dg perilaku binatang, nah
tinggal diceritakan saja kepada petugas volkan tsb.

Tentunya perilaku binatang2 ini adalah pelengkap saja, membantu peralatan
yg lebih ilmiah yg memang disiapkan khusus utk gempa ini oleh petugas
volkan. Yg perlu dilakukan, bagaimana masyarakat/warga sekitar 'sadar' ttg
potensi bencana/gempa/gn-api dan kaitannya dg binatang2 di sekitarnya.

Banyak angkutan utk ke Roma, bukan?

salam,
syaifulo



   

Rovicky Dwi   

Putrohari   To: [EMAIL PROTECTED] 
  
[EMAIL PROTECTED]   cc:   

mail.comSubject: Re: [iagi-net-l] RE: Gunung 
Bromo Meletus
   

06/14/04 11:11 

PM 

Please respond 

to iagi-net

   

   





Memanfaatkan binatang utk mengetahui gejala alam merupakan cara primitif
yang sudah sering cenderung ke mitos. Tentunya sudah akan sangat sulit
utk
dijadikan acuan ilmiah lagi.
Memang betul bahwa binatang mempunyai indera yg berbeda range frekuensinya
serta berbeda kemampuan sensitiftas (pendeteksian amplitude yg sangat
kecil) Kata Kang Awang ESP ... tapi bukan electric submersible pump :)

Namun saat ini sebenernya sudah mulai banyak alat-alat yg lebih ilmiah yg
semestinya sudah mulai digunakan dalam menganalisa kejadian alam. Sudah
banyak alat yg mampu mendeteksi getaran-getaran lemah, frekuensei rendah,
magnetik lemah  dsb  Semua alat ini tentunya sangat diperlukan
untuk
keperluan prediksi  ya kemampuan meramal kapan sebuah kejadian alam

akan terjadi. Hewan-hewan ini tidak mempunyai memory sehingga mereka
hanyalah akan bergerak (bereaksi ketika sebuah kejadian sudah sangat dekat
saatnya atau hampir terjadi. Dan yang lebih sering justru kalau kita
menunggu reaksi binatang2 ini maka yang terjadi adalah ... TERLAMBAT !! ...

too late !!

Jadi kalau memikirkan akan timbulnya bencana dengan mangamati binatang
malah
jadi lucu (coba kalau ngebayangin ada petugas volkanologi yang 'ndodok'
atau
jongkok dipinggir kandang mengamati kambing di lereng G Merapi ... upst !!
:) 

Lah manungsa yg memiliki indera ke enam -- OTAK ... ini mestinya membuat
tahu lebih dulu ketimbang binatang2 ini, kan?. Jadi jangan menggantungkan
diri pada gejala binatang2 ini saja. Kemampuan predisksi dari science ini

mestinya lebih ditekankan ketimbang mengamati binatang liar 

Jadi kalau ngeliat kambing2 itu sudah berlarian pada turun gunung kok
petugasnya tenang2 saja pasti ada yg ndak beres ...  alatnya rusak 
gunungnya mau batuk-batuk  ... atau   kambingnya dikejar macan atau
ular
 :))
anda tetep harus  .. lar ..

RDP
Btw, bagi yang ingin melihat video meletusnya Bromo ini, anda dapat
download
di http://www.vsi.esdm.go.id/
Cuman filenya gede banget 30MB perlu sejam utk ngedownload ... :(


From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]

Beberapa hewan punya kemampuan ESP (extra sensory perceptions) yang tak
bisa kita dria sebab di luar batas indera kita. Burung2 bisa mendengar
bunyi berfrekuensi sangat rendah (infrasound) yang dibangkitkan oleh low
rumbling of earth tremors menjelang gempa atau erupsi gunungapi. Bunyi
sangat rendah ini pun bisa didengarkan oleh gajah. Di kebun binatang
Tokyo,
ada pengamatan rutin kelakuan hewan2 sebagai indikator gempa. Banyak hewan

yang sensitif terhadap getaran seperti laba-laba, kalajengking, dan ular
juga bisa mendeteksi gerak getaran bumi skala sangat kecil yang bisa
mendahului gempa.

Sebuah penjelasan kenapa hewan2 ini sangat sensitif terhadap 

Re: [iagi-net-l] My -- More PSCs likely for ultra-deep oil search

2004-06-14 Terurut Topik mohammad . syaiful

Vick, Kamis-Jum'at 1-2 Juli, kamu gentayangannya mau dimana?



   

Rovicky Dwi   

Putrohari   To: [EMAIL PROTECTED] 
  
[EMAIL PROTECTED]   cc:   

mail.comSubject: [iagi-net-l] My -- More PSCs 
likely for ultra-deep oil  
  search   

06/15/04 07:22 

AM 

Please respond 

to iagi-net

   

   





More PSCs likely for ultra-deep oil search


BY SIDEK KAMISO
MALAYSIA is expected to issue more production sharing contracts (PSCs) for
ultra-deepwater blocks off the eastern coast of Sabah soon.

Ultra-deepwater exploration has generated a lot of interest among global
companies, and Petronas is looking at inviting multinationals to start
exploration in this area, Petroliam Nasional Bhd (Petronas) president Tan
Sri Hassan Marican said.

The national oil corporation was in the process of dividing each block into

several concessions, he added. Ultra-deepwater refers to exploration in
water depths of over 1,000m.

Hassan was speaking at a press conference on the sidelines of the 9th Oil
and Gas Conference in Kuala Lumpur yesterday.

It is understood that Malaysia currently produces 700,000 barrels of crude
oil a day and is expected to boost production to at least 800,000 in in the

next few years.

Hassan said most of the oil wells located in waters less than 1,000m in
depth had been contracted out under several PSCs signed earlier. The new
contracts may require companies to explore in areas with water depth of at
least 2,000m, he added.

He said Malaysian companies would also be invited to participate in the new

initiatives.

Meanwhile, he said Malaysia was not keen to set up its own stockpile of
crude oil or join any group for such a purpose despite concerns over
depleting oil reserves in the region,

Malaysia was a producer country and its oil reserves were in its oil
reservoirs, he said.

He said as Malaysia was a net exporter of oil, it could use the margin
available to draw the reserves from its production facilities.

In addition, the high cost of setting up a stockpile infrastructure would
be
a major factor to consider.

Hassan was asked to comment on remarks by ChevronTexaco chief executive
David J. O'Reilly, who indicated that Asia could face a shortage of energy
if the region did not collectively address the problem now.

O'Reilly said Asian nations should put more effort into addressing the
increased demand for energy in the region in view of the fast pace of
economic growth over the last few years.

Something should be done to avoid the bottleneck, he said in his industry

keynote address to the conference.

Elaborating on Malaysia's energy plan, Hassan said the country was a member

of the Asean Council of Petroleum (Ascope), which had the mandate to help
members facing an energy crisis.

Ascope had recently discussed the issue in Manila and decided to make
further studies in view of the high cost of developing infrastructure to
stock pile crude oil. The money could be better spent on other areas of the

economy, such as education, Hassan said.



Btw, aku rencana ke JKT tgl 1-2 July mendatang.
Adakah yg tertarik seandainya saya ajak ngobrol soal Lika-liku bekerja
dibidang oil bussines Malaysia, Brunei: Potensi dan Tantangannya ?
Let me know ya ?

RDP

_
MSN 8 helps eliminate e-mail viruses. Get 2 months FREE*.
http://join.msn.com/?page=features/virus


-

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi



Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])
-http://fosi.iagi.or.id

Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])

Komisi Karst 

Re: [iagi-net-l] My -- More PSCs likely for ultra-deep oil search

2004-06-14 Terurut Topik mohammad . syaiful

Wah, maaf, maunya tadi imil japri...



   
   
[EMAIL PROTECTED]  
   
esia.co.id  To: [EMAIL PROTECTED]
 
cc:
   
06/15/04 08:07 AM   Subject: Re: [iagi-net-l] My 
-- More PSCs likely for ultra-deep oil  
Please respond tosearch
   
iagi-net   
   
   
   
   
   





Vick, Kamis-Jum'at 1-2 Juli, kamu gentayangannya mau dimana?




Rovicky Dwi

Putrohari   To: [EMAIL PROTECTED]

[EMAIL PROTECTED]   cc:

mail.comSubject: [iagi-net-l] My --
More PSCs likely for ultra-deep oil
  search

06/15/04 07:22

AM

Please respond

to iagi-net







More PSCs likely for ultra-deep oil search


BY SIDEK KAMISO
MALAYSIA is expected to issue more production sharing contracts (PSCs) for
ultra-deepwater blocks off the eastern coast of Sabah soon.

Ultra-deepwater exploration has generated a lot of interest among global
companies, and Petronas is looking at inviting multinationals to start
exploration in this area, Petroliam Nasional Bhd (Petronas) president Tan
Sri Hassan Marican said.

The national oil corporation was in the process of dividing each block into

several concessions, he added. Ultra-deepwater refers to exploration in
water depths of over 1,000m.

Hassan was speaking at a press conference on the sidelines of the 9th Oil
and Gas Conference in Kuala Lumpur yesterday.

It is understood that Malaysia currently produces 700,000 barrels of crude
oil a day and is expected to boost production to at least 800,000 in in the

next few years.

Hassan said most of the oil wells located in waters less than 1,000m in
depth had been contracted out under several PSCs signed earlier. The new
contracts may require companies to explore in areas with water depth of at
least 2,000m, he added.

He said Malaysian companies would also be invited to participate in the new

initiatives.

Meanwhile, he said Malaysia was not keen to set up its own stockpile of
crude oil or join any group for such a purpose despite concerns over
depleting oil reserves in the region,

Malaysia was a producer country and its oil reserves were in its oil
reservoirs, he said.

He said as Malaysia was a net exporter of oil, it could use the margin
available to draw the reserves from its production facilities.

In addition, the high cost of setting up a stockpile infrastructure would
be
a major factor to consider.

Hassan was asked to comment on remarks by ChevronTexaco chief executive
David J. O'Reilly, who indicated that Asia could face a shortage of energy
if the region did not collectively address the problem now.

O'Reilly said Asian nations should put more effort into addressing the
increased demand for energy in the region in view of the fast pace of
economic growth over the last few years.

Something should be done to avoid the bottleneck, he said in his industry

keynote address to the conference.

Elaborating on Malaysia's energy plan, Hassan said the country was a member

of the Asean Council of Petroleum (Ascope), which had the mandate to help
members facing an energy crisis.

Ascope had recently discussed the issue in Manila and decided to make
further studies in view of the high cost of developing infrastructure to
stock pile crude oil. The money could be better spent on other areas of the

economy, such as education, Hassan said.



Btw, aku rencana ke JKT tgl 1-2 July mendatang.
Adakah yg tertarik seandainya saya ajak ngobrol soal Lika-liku bekerja
dibidang oil bussines Malaysia, Brunei: Potensi dan Tantangannya ?
Let me know ya ?

RDP

_
MSN 8 helps eliminate e-mail viruses. Get 2 months FREE*.
http://join.msn.com/?page=features/virus


-

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

IAGI-net Archive 1: 

RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon

2004-06-14 Terurut Topik Bambang Murti
Mas Maryanto,
Ini bagian dari Salam hypothesa lagi-kah ??
Kebetulan few months ago saya ngeliat Discovery channel, ada geolog (atau
tepatnya vulcanolog) yang mencoba untuk melihat hubungan kedua hal tersebut,
full moon dan erupsi magmatis.
Yang mereka jadikan objeknya adalah gunung berapi di daerah Hawaii, lavanya
bersifat basaltis, cair sekalee, dan kalau saya ndak salah denger, maklum
kuping melayu, mereka menyebutkan adanya korelasi antara full moon dengan
intensitas erupsi. Coba aja kalau bisa minta file-nya dari Discovery...bakal
menarik tuh...tapi, perlu juga dilihat korelasinya antara vulkanis yang
bertype basaltis dan vulkanis yang ber-type intermediatekali-kali aja
juga ada hubungannya dengan kurang sajen...:)
Salam,
Bambang
(mestinya Salam Pramuka gitu yah?)

-Original Message-
From: Maryanto [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, June 14, 2004 1:27 PM
To: '[EMAIL PROTECTED]'
Subject: RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon



Apakah sudah di chek grafik gempa dengan grafik full moon-bulan mati th
2000-2004 di bawah ? 
http://www.grandunification.com/hypertext/Main_Pages/H1_Earthquakes.html#Ear
thquakes

Ini sepertinya yang di cari Pak Awang : grafik gempa versus waktu itu? Bisa
ambil diinternetnya kan? Apa ada grafik dat lain menunjukkan ini?

Data itu memperlihatkan bahwa gempa bisa setiap sa'at, tapi puncak kejadian
adalah pada sekitar full moon dan atau pada bulan mati.

Data saya adalah jumlah gempa besar (lebih 6 SR) dari th 1880-2000 (USGS).
Rata-rata gempa besar adalah 10 kejadian pertahun. Gempa itu sekitar 1000
kejadian pada hanya seratus tahun kedepan. Melihat statistik itu untuk
seluruh bumi, sepertinya, bila terjadi gempa pada suatu lokasi di bumi, maka
di tempat lain menjadi tak terjadi gempa.

Kalau tak ada penduduk, tentu tak ada korbannya. Sedihnya, gempa itu
mencatatkan telah 3 juta orang meninggal pada 2000 th terakhir. Terbesar
830.000 orang di China. 

Ini pada paperku:
The 10 highest earth quakes in last 100 years in the city, state, and scale
are :  Chile (9.5, 1960), Alaska (9.2, 1964), Aleutian (9.1, 1957),
Kamchatka( 9.0, 1952), Ecuador( 8.8, 1906), Aleutian ( 8.7, 1965), Border of
India-China( 8.6, 1950), Kamchatka( 8.5, 1923), Banda Sea (8.5, 1938), Kuril
( 8.5, 1963).  

The seven highest fatalities are : 830.000 (Shansi, China, 1556), 230.000
(Aleppo, Syria, 1138), 200.000 (Damghan, Iran, 856), 200.000 (Gansu, China,
1920), 200.000 (Xining, China, 1927), 150.000 (Ardabil, Iran, 893), 100.000
(Turkmenistan, 1948). Indonesia has 26 (3.5 %) out of big 787 world's earth
quakes,  with more then 20,000 persons killed.


Salam,
Maryanto.


-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, June 14, 2004 8:53 Pagi
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon


Waktu Bromo meletus 8 Juni tidak sedang full-moon, full moon tercapai 3
Juni, yang jelas itu HUT-nya Pak Harto. Tanggal 9 juni setengah bulatan
terakhir sebelum tgl. 17 Juni besok tercapi bulan baru. Jadi tak ada tuh
bulan purnama mempengaruhi erupsi Bromo.
 

Sistem bumi-bulan-(matahari) memang gak bisa dianggap remeh. Pengaruhnya ada
baik secara fisik maupun psikis. Pengaruh fisik ke bumi apakah menimbulkan
gempa atau erupsi gunungapi perlu diuji dan dikaji lebih jauh. Kebersamaan
kejadian bulan purnama/full moon atau bulan mati dengan kejadian erupsi
gunungapi atau gempa hanyalah kebetulan. Yang terjadi bersamaan mengapa
selalu dikait-kaitkan (atau ini seperti mengembangkan masalah seperti pada
penyelidikan polisi ?). Kalau bulan purnama menyebabkan erupsi, kenapa dong
tak setiap terjadi bulan purnama terjadi juga erupsi gunungapi atau gempa
tektonik misalnya. Di beberapa buku memang ada ditemukan bahwa frekuensi
gempa meningkat saat bulan2 baru dan purnama. Khusus ini, perlu pengujian
tersendiri, berangkat dari data record gempa.

Yang sudah jelas bagaimana sistem posisi bumi-bulan-matahari berpengaruh
secara fisik ke sistem ini termasuk bumi adalah pada pasang-surut air laut.
Perlu diwaspadai di sini bahwa bukan fase2 bulan yang berpengaruh sebab itu
hanya efek pantulan sinar matahari. Pada fase apapun massa bulan selalu
sama, jadi gravitasinya sama. Posisi antara bumi-matahari-bulan lah yang
berpengaruh. Saat bumi-bulan-matahari segaris (bulan baru dan bulan purnama)
maka gravitasinya terhadap bumi paling besar. Tetapi saat
matahari-bumi-bulan membentuk sistem siku2 (sabit awal dan sabit akhir) maka
gravitasi bulan mesti berlawanan dengan gravitasi matahari untuk efeknya
terhadap bumi.

Dalam jangka waktu lama, efek pasang-surut air laut akibat gravitasi bulan
ini cukup mengejutkan ternyata. Friksi air laut saat pasang surut terhadap
dasar laut bisa melambatkan rotasi bumi sekitar 1/1000 detik per hari per
100 tahun. Fosil hewan laut bisa memberitahukan bahwa sekitar 400 juta tahun
lalu (Permian), panjang hari bumi hanyalah 22 jam. Bumi juga punya tidal
effect lebih besar kepada bulan dibandingkan sebaliknya. Di bulan 

RE: [iagi-net-l] The Origin of Petroleum

2004-06-14 Terurut Topik Awang Satyana
Ferdi,
 
Karbonat (CaCO3) adalah zat anorganik, bukan organik, walapupun dipakai sebagai 
cangkang hewan-hewan laut. Karbon pun sebagai unsur adalah anorganik, sebagai senyawa 
ia bisa organik (seperti karbohidrat) atau anorganik (seperti karbonat). Kapan ia 
anorganik atau organik bisa dilihat di siklus karbon. Pembedaan organik dan anorganik 
di kimia berasal dari Berzelius tahun 1806 yang punya konsep senyawa bisa disebut 
organik kalau ia mempunyai daya hidup (vis vitalis). 
 
Sintesis Fischer-Tropsch (FT) di laboratorium/industri berjalan melalui hidrogenasi CO 
atau CO2 dengan bantuan katalis logam golongan VIII (besi, kobal, nikel, platina, 
dst.). Ikatan C dan O akan diurai lalu diganti menjadi ikatan C-H yang saling bereaksi 
sehingga bisa membentuk makromolekul mirip hidrokarbon. Bahan mentahnya jadi harus ada 
sumber C dan sumber H dengan bantuan panas dan katalis.
 
Di alam, sintesis FT bisa terjadi. Sumber C adalah karbonat yang diurai oleh panas. 
Sumber H adalah proses serpentinisasi peridotit di lingkungan berair dalam suasana 
reduksi (reduksi H2O). Katalis adalah batuan2 yang banyak mengandung unsur logam 
golongan VIII yaitu ofiolit (Fe-Co-Ni-Pt). Kalau melihat ini maka yang paling memenuhi 
syarat adalah sistem active plate margin (baik subduction maupun collision) dengan 
subducted carbonate masuk ke palung dan astenosfer, terurai jadi CO2 oleh panas, 
terurai lagi jadi C, bersamaan dengan serpentinisasi peridotit di lingkungan palung 
dan katalis ofiloit, membebaskan H, lalu reaksi C-H terjadi dan hidrokarbon pun 
terbentuk. Akumulasi hidrokarbon di lingkungan2 geotektonik collision dengan sistem 
karbonat yang tebal bisa dicurigai bahwa hidrokarbonnya asal sintesis FT. Misalnya di 
Arabian Plate dan Zagros Mountains, Venezuela, juga beberapa collision zones di 
Indonesia Timur (yang saya jadikan paper di Majalah Geologi Indonesia vol. 18, no. 1,
 April 2003).
 
Di lingkungan intruded carbonate ? Yang sudah jelas dihasilkan adalah penguraian 
karbonat jadi CO2 yang kemudian bermigrasi mencemari akumulasi gas di sekitarnya. 
Banyak contoh mekanisme asal CO2 ini di Sumatra-Jawa. Untuk jadi hidrokarbon ? Banyak 
syarat di sintesis F-T tidak dipenuhi oleh sistem ini.
 
Akan menarik melihat ciri kimia hidrokarbon organik dan anorganik. Sayang, sedikit 
sekali publikasi untuk hal ini. Apakah di hidrokarbon anorganik ada biomarker seperti 
di HC organik, belum diketahui. Kalau sekedar ikatan rantai C-H yang simpel ada, kalau 
sudah yang tidak jenuh, aromatik, dan siklik seperti benzena, belum tahu. Pertanyaan 
yang lebih mendasar adalah menentukan dengan pasti apakah suatu akumulasi yang 
diketahui ini organik atau anorganik.
 
Di Indonesia, ada beberapa akumulasi gas skala besar-giant yang rasanya sulit 
dijelaskan kalau ia terjadi secara organik. Saya sedang mengumpulkan data gas 
geochemistry-nya sebelum terburu-buru bilang ini anorganic gas.
 
Salam,
awang
 
KARTIKO-SAMODRO Ferdinandus [EMAIL PROTECTED] wrote:
Pak Awang 
sebenarnya bagaimana definisi yang dikatakan biogenic dan abiogenic...?
karena kalau dari tulisan ini , 

Untuk membuat hc dengan sistem abiogenic dibutuhkan carbonate ( sebagai 
penyumbang unsur C ), sedang carbonate sendiri sebenarnya adalah zat 
organic juga ( pada awalnya)
Jadi apakah sistem fischer - tropsch ini bisa berlaku di area yang 
merupakan jalur subduction/colision tanpa adanya carbonate...?

Apakah dengan sistem ini bisa juga digunakan untuk daerah carbonate yang 
terkena intrusi..? dan apakah jenis intrusinya juga mempengaruhi proses 
pembentukan hc dari carbonate ini...?
misalnya komposisi kimiawi intrusinya asam / basa dsb.(karena kalau 
serpentinit berarti berhubungan dengan magma yang basa.. sedang sistem 
vulkanik / gunung api lebih ke asam...cmiiw) sehingga mungkin kita tidak 
akan menemukan hc dari carbonate di daerah vulkanik

kalau kita melakukan test geochemia terhadap hc yang diperkirakan dari 
organic dan dari anorganic apakah ada significant perbedaan unsurnya ...? 

Regards

Ferdinandus Kartiko Samodro
TOTAL EP Indonesie Balikpapan
DKS/TUN/GG 
0542- 533852









-
Do you Yahoo!?
Friends.  Fun. Try the all-new Yahoo! Messenger

RE: [iagi-net-l] My -- More PSCs likely for ultra-deep oil search

2004-06-14 Terurut Topik Darman, Herman H BSP-TSX/4
Eastern sabah ini maksudnya Tarakan Basin. Bagaimana dengan border dispute? Setelah 
Sipadan dan Ligitan dinobatkan sebagai 'Malaysia', bagaimana pemecahan perbatasan 
maritim-nya? Ada yang bisa kasih update?

Salam,

Herman

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: 15 June 2004 08:22
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [iagi-net-l] My -- More PSCs likely for ultra-deep oil search


More PSCs likely for ultra-deep oil search


BY SIDEK KAMISO
MALAYSIA is expected to issue more production sharing contracts (PSCs) for 
ultra-deepwater blocks off the eastern coast of Sabah soon.

Ultra-deepwater exploration has generated a lot of interest among global 
companies, and Petronas is looking at inviting multinationals to start 
exploration in this area, Petroliam Nasional Bhd (Petronas) president Tan 
Sri Hassan Marican said.

The national oil corporation was in the process of dividing each block into 
several concessions, he added. Ultra-deepwater refers to exploration in 
water depths of over 1,000m.

Hassan was speaking at a press conference on the sidelines of the 9th Oil 
and Gas Conference in Kuala Lumpur yesterday.

It is understood that Malaysia currently produces 700,000 barrels of crude 
oil a day and is expected to boost production to at least 800,000 in in the 
next few years.

Hassan said most of the oil wells located in waters less than 1,000m in 
depth had been contracted out under several PSCs signed earlier. The new 
contracts may require companies to explore in areas with water depth of at 
least 2,000m, he added.

He said Malaysian companies would also be invited to participate in the new 
initiatives.

Meanwhile, he said Malaysia was not keen to set up its own stockpile of 
crude oil or join any group for such a purpose despite concerns over 
depleting oil reserves in the region,

Malaysia was a producer country and its oil reserves were in its oil 
reservoirs, he said.

He said as Malaysia was a net exporter of oil, it could use the margin 
available to draw the reserves from its production facilities.

In addition, the high cost of setting up a stockpile infrastructure would be 
a major factor to consider.

Hassan was asked to comment on remarks by ChevronTexaco chief executive 
David J. O'Reilly, who indicated that Asia could face a shortage of energy 
if the region did not collectively address the problem now.

O'Reilly said Asian nations should put more effort into addressing the 
increased demand for energy in the region in view of the fast pace of 
economic growth over the last few years.

Something should be done to avoid the bottleneck, he said in his industry 
keynote address to the conference.

Elaborating on Malaysia's energy plan, Hassan said the country was a member 
of the Asean Council of Petroleum (Ascope), which had the mandate to help 
members facing an energy crisis.

Ascope had recently discussed the issue in Manila and decided to make 
further studies in view of the high cost of developing infrastructure to 
stock pile crude oil. The money could be better spent on other areas of the 
economy, such as education, Hassan said.



Btw, aku rencana ke JKT tgl 1-2 July mendatang.
Adakah yg tertarik seandainya saya ajak ngobrol soal Lika-liku bekerja 
dibidang oil bussines Malaysia, Brunei: Potensi dan Tantangannya ?
Let me know ya ?

RDP

_
MSN 8 helps eliminate e-mail viruses. Get 2 months FREE*. 
http://join.msn.com/?page=features/virus


-

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi



Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id

Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])

Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])

Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])

Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])

Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])

-


-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. 

RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon

2004-06-14 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Maryanto,
 
Thanks URL-nya, alamatnya mengingatkan saya ke teori fisika yang selama ini 
dicari-cari fisikawan teoretis : GUT - grand unified theory.
 
Data gempa 1880-2000 yang Pak Maryanto kumpulkan bertanggal tidak, atau hanya tahun. 
Kalau tidak, maka akan sulit melacak kebersamaan kejadiannya dengan saat bulan 
purnama/bulan baru. Kemudian, magnitude gempa pun tentu akan menjadi screening saat 
pengumpulan data itu.
 
Katakanlah seirama bahwa frekuensi gempa (magnitude ...?) memuncak setiap bulan 
purnama/baru, maka harus ada data pula bahwa gempa itu terjadi di kawasan bumi yang 
paling dekat dengan bulan. Bulan hanya seperempat bumi, tentu tak menyeluruh efek 
gempanya kalau iya berhubungan. Kemudian, posisi matahari-bulan-bumi tidak sama pada 
bulan purnama dan pada bulan baru. Gaya tarik bulan paling besar akan terjadi pada 
bulan baru bukan pada bulan purnama. Pada bulan purnama mestinya gaya tariknya ke bumi 
sedikit diperlemah oleh gaya tarik matahari walaupun matahari 150 juta km dan bulan 
hanya 384 ribu km dari bumi. 
 
Bumi ukurannya 4x bulan, jaraknya hanya 384 ribu km, densitasnya lebih besar dari 
bulan, akibatnya, gravitasinya akan kuat mempengaruhi gerak dan fisik bulan, makanya 
bulan jadi satelit bumi. Saya jadi ingat moonquakes, gempa di bulan, yang terukur oleh 
peralatan yang ditinggal misi Apollo. Apa penyebab moonquakes ? Bukan interaksi 
lempeng seperti di bumi, tetapi lebih disebabkan internal rock adjustment oleh tidal 
effect gravitasi bumi. 
 
Jadi, banyak yang harus divalidasi dulu sebelum menyebut gempa (apalagi volcanic 
eruption) berhubungan dengan periode fullmoon dan newmoon. Apakah benar seluruh 
kerakbumi  bernafas naik turun seiring dengan revolusi bulan mengelilingi bumi. 
Hmm...
 
Salam,
awang

Bambang Murti [EMAIL PROTECTED] wrote:
Mas Maryanto,
Ini bagian dari Salam hypothesa lagi-kah ??
Kebetulan few months ago saya ngeliat Discovery channel, ada geolog (atau
tepatnya vulcanolog) yang mencoba untuk melihat hubungan kedua hal tersebut,
full moon dan erupsi magmatis.
Yang mereka jadikan objeknya adalah gunung berapi di daerah Hawaii, lavanya
bersifat basaltis, cair sekalee, dan kalau saya ndak salah denger, maklum
kuping melayu, mereka menyebutkan adanya korelasi antara full moon dengan
intensitas erupsi. Coba aja kalau bisa minta file-nya dari Discovery...bakal
menarik tuh...tapi, perlu juga dilihat korelasinya antara vulkanis yang
bertype basaltis dan vulkanis yang ber-type intermediatekali-kali aja
juga ada hubungannya dengan kurang sajen...:)
Salam,
Bambang
(mestinya Salam Pramuka gitu yah?)

-Original Message-
From: Maryanto [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, June 14, 2004 1:27 PM
To: '[EMAIL PROTECTED]'
Subject: RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon



Apakah sudah di chek grafik gempa dengan grafik full moon-bulan mati th
2000-2004 di bawah ? 
http://www.grandunification.com/hypertext/Main_Pages/H1_Earthquakes.html#Ear
thquakes

Ini sepertinya yang di cari Pak Awang : grafik gempa versus waktu itu? Bisa
ambil diinternetnya kan? Apa ada grafik dat lain menunjukkan ini?

Data itu memperlihatkan bahwa gempa bisa setiap sa'at, tapi puncak kejadian
adalah pada sekitar full moon dan atau pada bulan mati.

Data saya adalah jumlah gempa besar (lebih 6 SR) dari th 1880-2000 (USGS).
Rata-rata gempa besar adalah 10 kejadian pertahun. Gempa itu sekitar 1000
kejadian pada hanya seratus tahun kedepan. Melihat statistik itu untuk
seluruh bumi, sepertinya, bila terjadi gempa pada suatu lokasi di bumi, maka
di tempat lain menjadi tak terjadi gempa.

Kalau tak ada penduduk, tentu tak ada korbannya. Sedihnya, gempa itu
mencatatkan telah 3 juta orang meninggal pada 2000 th terakhir. Terbesar
830.000 orang di China. 

Ini pada paperku:
The 10 highest earth quakes in last 100 years in the city, state, and scale
are : Chile (9.5, 1960), Alaska (9.2, 1964), Aleutian (9.1, 1957),
Kamchatka( 9.0, 1952), Ecuador( 8.8, 1906), Aleutian ( 8.7, 1965), Border of
India-China( 8.6, 1950), Kamchatka( 8.5, 1923), Banda Sea (8.5, 1938), Kuril
( 8.5, 1963). 

The seven highest fatalities are : 830.000 (Shansi, China, 1556), 230.000
(Aleppo, Syria, 1138), 200.000 (Damghan, Iran, 856), 200.000 (Gansu, China,
1920), 200.000 (Xining, China, 1927), 150.000 (Ardabil, Iran, 893), 100.000
(Turkmenistan, 1948). Indonesia has 26 (3.5 %) out of big 787 world's earth
quakes, with more then 20,000 persons killed.


Salam,
Maryanto.


Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



-
Do you Yahoo!?
Friends.  Fun. Try the all-new Yahoo! Messenger

RE: [iagi-net-l] The Origin of Petroleum

2004-06-14 Terurut Topik Awang Satyana
Sesederhana CH4 pun ia sudah bisa disebut organik. Apalagi, kalau kita kaitkan dengan 
proses pembentukan gas biogenik (biogenik - dibentuk secara biologis - organik). Gas 
biogenik terbentuk melalui aktivitas bakteri pada kerogen, kerogen adalah zat organik, 
di lingkungan diagenetik pada temperatur di bawah 80 atau 85 deg C. Gas biogenik 
disusun oleh  99 % metan. 
 
Sebenarnya, istilah gas biogenik dipakai untuk membedakannya dengan gas termogenik 
yang dibentuk oleh thermal breakdown kerogen di lingkungan katagenetik dan 
metagenetik. Hanya, kerogen itu organik juga yang artinya bio-genik juga. Jadi karena 
lebih ke proses untuk membedakannya, maka yang selama ini kita sebut biogenic gas akan 
lebih cocok disebut bacterial gas, dan thermogenic gas tetap thermogenic gas. Tapi, 
yang sudah terlanjur banyak dipakai, ya memang sulit mengubahnya. Dry thermogenic gas 
secara komposisi akan sama dengan bacterial gas, tetapi ciri isotop karbon nya sangat 
jauh, dengan cara itu membedakannya. Yang bacterial gas lebih negatif dari -60 per 
mile, yang dry thermogenic gas lebih positif dari -30 per mile. Mudah kan 
membedakannya.
 
Salam,
awang

Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
Unsur awal dari rantai organic biasanya dengan methane CH4 (cukup stabil 
berupa gas dengan rumus dasar CnH2n+2). Seandainya methane ini kekurangan 
satu H menjadi CH3 akan tidak stabil, maka dua unsur methene akan bergabung 
membentuk ethane (C2H6), Rantai C5H12 sudah berupa benda cair ... 
sehingga membentuk rantai puanjang hingga C27 yg sudah bersifat fisik 
padat ...

Nah pertanyaannya sejak kapan mau disebut organik ?
Biogenic gas mostly berisi CH4 ?

jadi inget plajaran kimia SMA dulu .
Atom -- Unsur -- Senyawa ... ?

RDP





-
Do you Yahoo!?
Friends.  Fun. Try the all-new Yahoo! Messenger

RE: [iagi-net-l] The Origin of Petroleum

2004-06-14 Terurut Topik Awang Satyana
Hopane (C29 dan C30) adalah jenis triterpane yang paling umum diketahui. Triterpane 
adalah biomarker yang asalnya diduga berupa bacterial triterpenoid. Triterpenoid 
sendiri hanya terjadi di higher plants dalam jumlah kecil. Triterpan sering ditemukan 
di minyak dan bitumen yang terutama berasal dari triterpenoid yang disintesis 
mikroorganisme. Beberapa bacterial triterpenoid sebenarnya punya 35 atom karbon 
daripada di normal hopane series yang punya atom karbon 27-30. Atom karbon 31-35 ini 
umum disebut extended hopanes dan sering muncul di ujung paling kanan di kurva GCMS 
terpane. Ada di karbonat, harus diperiksa sejarah sedimentasinya dulu. Tumbuhan 
(algae) biasa tercampur ke dalam sistem marin yang kemudian membentuk karbonat yang 
kemudian jadi source. Oil yang asalnya dari karbonat tak terlalu gampang dibedakan 
dengan biomarker, gammacerane index kadang-kadang bisa dipakai. Parameter lain adalah 
isotop deuterium (H3) sebab deuterium content oil yang source-nya karbonat lebih tinggi
 daripada shale-sourced oils.
 
Uraian di atas tidak dalam konteks petroleum anorganik dari karbonat, tetapi dalam 
konteks organic petroleum dari source yang mungkin karbonat atau marl paling tidak. 
Jadi, Ferdi, hopane bukanlah ciri anorganic petroleum dari karbonat, justru ia bukti 
kuat bahwa petroleum itu organik.
 
Salam,
awang

KARTIKO-SAMODRO Ferdinandus [EMAIL PROTECTED] wrote:
Menarik

saya sempat baca sedikit ada beberapa unsur geokimia yang menunjukan 
lingkungan karbonat 
seperti 2-methylhopanes,hexahydrobenzohopanes,norhopane (c29 hopane )
tapi saya tidak tahu detailnya unsur apa itu dan bagaimana dia ada di 
sistem karbonat

Mungkin yang banyak bermain dengan geokimia bisa menambahkan beberapa 
parameter geokimia lainnya..?

Regards

Ferdinandus Kartiko Samodro
TOTAL EP Indonesie Balikpapan
DKS/TUN/GG 
0542- 533852








-
Do you Yahoo!?
Friends.  Fun. Try the all-new Yahoo! Messenger

RE: [iagi-net-l] The Origin of Petroleum

2004-06-14 Terurut Topik Eddy Subroto
Sebenarnya apa yang dibaca Mas Ferdi benar juga. Beberapa biomarker,
seperti 2-methylhopanes,hexacyclic hopanes, dan 30-norhopanes sering
dipakai sebagai penunjuk minyak yang berasal dari batuan induk karbonatan.
Biasanya karbonat marin atau yang berlingkungan sabkha. Penggunaan
30-norhopanes (30-norhopana), yaitu suatu seri hopana yang kehilangan
karbon di nomor 30, merupakan topik studi saya dan saya tulis di Chemical
Geology volume 93, halaman 179-192 bertajuk 30-Norhopanes: their
occurence in sediments and crude oils. Penggunaan 30-norhopana ini pernah
pula saya tulis di Proceedings IPA tahun 1992 berjudul: The use of
30-norhopane series, a novel carbonate biomarker, in source rock to crude
oil correlation in the North Sumatra Basin, Indonesia. Saya tidak perlu
menulis lagi tentang triterpana karena Mas Awang sudah menjelaskannya
dengan baik.

Kehadiran seri 30-norhopana ini biasanya berkaitan dengan lingkungan yang
kondusif untuk pembentukan karbonat marin. Hanya saja material ini terikat
erat dalam kerogen, sehingga kehadirannya akan terdeteksi dengan mudah
pada material organik yang sudah matang atau pada minyak bumi. Senyawa
yang umum terdeteksi adalah C28 dan C30. Sebenarnya juga C29, akan tetapi
C29 dari seri norhopana ini ternyata sama dengan C29 dari seri hopana
normal.

Sementara itu dulu cerita saya, semoga ada manfaatnya.

Wasalam,
Eddy Subroto

 Hopane (C29 dan C30) adalah jenis triterpane yang paling umum diketahui.
 Triterpane adalah biomarker yang asalnya diduga berupa bacterial
 triterpenoid. Triterpenoid sendiri hanya terjadi di higher plants dalam
 jumlah kecil. Triterpan sering ditemukan di minyak dan bitumen yang
 terutama berasal dari triterpenoid yang disintesis mikroorganisme.
 Beberapa bacterial triterpenoid sebenarnya punya 35 atom karbon daripada
 di normal hopane series yang punya atom karbon 27-30. Atom karbon 31-35
 ini umum disebut extended hopanes dan sering muncul di ujung paling
 kanan di kurva GCMS terpane. Ada di karbonat, harus diperiksa sejarah
 sedimentasinya dulu. Tumbuhan (algae) biasa tercampur ke dalam sistem
 marin yang kemudian membentuk karbonat yang kemudian jadi source. Oil
 yang asalnya dari karbonat tak terlalu gampang dibedakan dengan
 biomarker, gammacerane index kadang-kadang bisa dipakai. Parameter lain
 adalah isotop deuterium (H3) sebab deuterium content oil yang source-nya
 karbonat lebi
  h tinggi
  daripada shale-sourced oils.

 Uraian di atas tidak dalam konteks petroleum anorganik dari karbonat,
 tetapi dalam konteks organic petroleum dari source yang mungkin karbonat
 atau marl paling tidak. Jadi, Ferdi, hopane bukanlah ciri anorganic
 petroleum dari karbonat, justru ia bukti kuat bahwa petroleum itu
 organik.

 Salam,
 awang





-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-