[iagi-net-l] email Pak Benny Wahyu dan Pak Muhardjo / Pak Parlaungan
Bapak2 dan Ibu2, Adakah yang tahu email atau kontak Pak Benny Wahyu (IMA) dan Pak Muhardjo / Pak Parlaungan (Rio Tinto) Mohon infonya, Salam, Selvi
[iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] GLOBAL EXPANSION TECTONICS / Expanding Earth Teori ?
Global expansion tectonics atau "expanding earth" adalah idea lama yang kontroversial yang telah muncul sejak zaman Alfred Wegener mengajukan teori "continental drift" pada tahun 1920-an, beberapa publikasi bahkan menyebutkan bahwa hipotesis global expansion tectonics punya akar pemikiran sejak akhir 1800an. Expanding earth tergabung ke dalam hipotesis continental drift Wegener, digunakannya sebagai salah satu mekanisme. Waktu zaman survey geologi marin memuncak pada tahun 1950-an kemudian menerus ke tahun 1960-an, hipotesis continental drift Wegener terbukti benar walaupun telah 40 tahun lebih dilupakan orang. Lalu, hipotesis expanding earth pun mendapat perhatian lagi sebab expanding earth pernah ditulis Wegener sebagai asosiasi continental drift. Tak kurang dari Bruce Heezen atau Tuzo Wilson, ilmuwan2 yang terlibat dalam melahirkan teori tektonik lempeng, tertarik dan mengerjakan hipotesis expanding earth pada awalnya. Hanya, expanding earth kemudian ditinggalkan kebanyakan orang menjelang akhir tahun 1960-an, saat itu kebanyakan orang tengah terpesona dengan teori tektonik sejagat yang baru (new global tectonics) : tektonik lempeng. Tetapi, sebuah teori di dalam ilmu pengetahuan sebenarnya tak pernah mati sama-sekali. Memang, pendukungnya tak banyak dibandingkan pendukung teori tektonik lain, tetapi kumpulan yang sedikit ini cukup penting dalam karya-karyanya. Para pendukung expanding earth kebanyakan adalah ahli-ahli tektonik yang bermukim di Australia atau belahan dunia selatan lainnya. Mengapa ? Mungkin, karena diwarisi oleh tokoh utama expanding earth : Samuel Warren Carey, seorang profesor emeritus dari University of Tasmania dan mantan presiden Australian and New Zealand Association for the Advancement of Science. Pada awal tahun 1950-an, Carey mengembangkan teori konveksi bagi continental drift yang persis sama dengan yang dikembangkan Harry Hess dan Dietz sepuluh tahun kemudian dan menyebutnya sebagai sea-floor spreading. Kata sebuah sumber, sebenarnya, Carey telah mengirimkan pemikirannya itu untuk diterbitkan di jurnal yang diterbitkan oleh American Geophysical Union, tetapi ditolak dengan diberi catatan : "naif dan tak bisa dipublikasikan" Sepuluh tahun kemudian, tulisannya ternyata terbukti benar. Carey menekuni hipotesis expansion tectonics/expanding earth sejak pertengahan 1950-an ketika mengalami kegagalan merekontruksi Pangaea pada bola bumi dengan dimensi seperti sekarang. Bagaimanapun rekonstruksinya, suatu gap rekonstruksi selalu terjadi. "Rekonstruksi superbenua ala Wegener seperti di bukunnya ("The Origin of Continents and Seas - 1928") dapat dengan mudah digambar di atas kertas, tetapi coba rekonstruksikan di bola dunia berskala seperti dimensi sekarang - tidak pernah akan akurat" demikian kata tulis Carey di sebuah publikasinya. Bagaimana Carey mengatasi kesulitan "missing link of global synthesis ini ?" Expanding Earth ! Bumi pada masa Pangaea tidaklah sama ukurannya dengan Bumi pada masa kini. "It was not my method that was at fault, but my implicit assumption that the earth of Pangaea was the same size as the earth today. The assembly of Pangaea was not possible on a globe of present radius, but on smaller globe, ...these difficulties vanished" begitu tulis Carey. Carey telah menemukan missing link. Sejak itu, Sam Carey telah menjadi pembela expanding earth yang gigih. Banyak problema continental gap kalau mau memaksakan merekonstruksi benua2 itu menjadi superbenua dengan menggunakan bola dunia berukuran seperti sekarang ke masa Pangaea. Gap2 seperti itu dalam expanding earth disebut "paradox", misalnya ada : the Pacific Paradox, the Arctic Paradox, the India-Gondwana Paradox, dan the Double Equator Paradox. Semua gap dan paradox ini akan hilang begitu direkonstruksi pada bola dunia yang lebih kecil ukurannya. Berarti, "earth is expanding" (!). Keberadaan gap-gap ini diakui juga dalam teori plate tectonics, misalnya dalam publikasi H.G.Owen (1983 : Cambridge Univ. Press ) "Atlas of continental displacement, 200 million years to the present" Mengenai gap-gap ini bisa dipelajari lebih jauh dalam tulisan Meservey (Science 166, hal. 609-611, th. 1969) "Topological inconsistency of continental drift on the present-sized earth". Tahun 1976, setelah merasa menemukan banyak bukti hipotesis expanding earth, Carey menerbitkan bukunya "The Expanding Earth" (Elsevier, Amsterdam) dan diperkuat lagi dalam bukunya yang lain (1988) "Theories of the earth and Universe" (Stanford Univ. Press). Tahun 1976 atau 1977, Carey pernah mempresentasikan teorinya itu dengan penerapan Indonesia dan Asia pada pertemuan ilmiah tahunan IPA. Lucunya, kalau tidak salah, bersamaan juga Warren Hamilton, tokoh plate tectonics Indonesia mempresentasikan karyanya berjudul "Subduction in the Indonesian Region". Apakah expanding earth dan plate tectonics berseberangan ? Sebagian penganut expanding earth
Re: [iagi-net-l] Kapan pembentukan sesar Opak ?
Mas Vick, untuk timing inisiasi Patahan Opak, saya sependapat dengan pak Awang, kemungkinan memang pre-deposisi F. Wonosari atau setelah pengendapan OAF (Miosen Tengah). Dugaan saya tersebut berdasarkan pada pelamparan F. Sentolo yang hanya berkembang di bagian barat Patahan Opak (pada mandala Yogyakarta Low). Di bagian timur, ekuivalen F. Sentolo, yaitu F. Kepek, berkembang pada Wonosari Plateu. Kedua formasi tersebut, yakni F. Sentolo dan F. Kepek, dibatasi oleh Baturagung Range. Dari peta geologi lembar Yogyakarta (Rahardjo dkk., 1995), terlihat bahwa hubungan morfologi tinggian Baturagung Range dengan dataran Yogyakarta Low disebelah baratnya dibatasi oleh Patahan Opak. Mungkin saja pengangkatan Baturagung Range melalui aktifasi Patahan Opak dimulai pra-deposisi F. Wonosari dan F. Jonggrangan dan terus hingga pengendapan F. Sentolo dan F. Kepek, bahkan hingga saat ini. Data pengeboran di sepanjang alur Sungai Opak (T. Geologi UGM, 2006) menunjukkan batuan alas aluvium Merapi di sana bukan hanya napal F. Sentolo, melainkan juga dijumpai breksi andesit F. Nglanggran. Kemungkinan secara lokal pada saat itu sudah berkembang paleo-high yang dikontrol oleh sistem Patahan Opak. Hal ini cukup jelas terlihat pada beberapa data geofisika yang pernah dilakukan oleh UGM. Bahkan hingga saat ini di daerah tersebut secara visual tinggian-tinggian lokal tersebut masih bisa dijumpai sebagai bukit-bukit kecil yang tersusun oleh F. Semilir dan terisolasi oleh aluvium Merapi, dengan kelurusan-kelurusan N-S dan NE-SW. At least, the Opak Fault System is not as simple as we thought before :-) udin On 3/2/07, Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Waddduh info yang bagus Mas Udin, tapi blaik kesimpulan sementara (gambarku) jadi jadi salah deh :( Brati, apakah ada kemungkinan patahan Opak terjadi setelah Miosen ya ? Kalau memang formasi sentolo dibawah endapan Merapi di Jogja Low mencapai kedalaman 150 meter tentunya pengeboran yang dilakukan Time Geologi UPN hanya sampai 45 meter memang tidak akan menemukan apa-apa. Untuk menganalisa (bukan membuktikan) fenomena bunyi "Glung" itu sendiri bisa menjadi serius kalau saja bisa dilakukan dengan audio recorder atau dengan jejaring-geophone. Saya yakin seandainya ada getaran dari satu sumber yang sama bisa dideteksi paling gtidak dengan tiga titik untuk menentukan dimana lokasi sumber getarnya (sumber suaranya). Perubahan sistem hydrology yang aku sitir di blog itu hanyalah untuk daerah yg didominasi batugamping. Tentusaja tidak akan teramati di Yogyakarta Low. http://rovicky.wordpress.com/2007/03/01/amblong/ Din, Kalau boleh tahu lokasi pengeboran yang dilakukan oleh McDonald (1984) ini lokasinya dimana ya ? Atau kalau boleh aku minta papernya donk :) di email lewat Japri saja. Thanks salam rdp
Re: [iagi-net-l] Kapan pembentukan sesar Opak ?
Waddduh info yang bagus Mas Udin, tapi blaik kesimpulan sementara (gambarku) jadi jadi salah deh :( Brati, apakah ada kemungkinan patahan Opak terjadi setelah Miosen ya ? Kalau memang formasi sentolo dibawah endapan Merapi di Jogja Low mencapai kedalaman 150 meter tentunya pengeboran yang dilakukan Time Geologi UPN hanya sampai 45 meter memang tidak akan menemukan apa-apa. Untuk menganalisa (bukan membuktikan) fenomena bunyi "Glung" itu sendiri bisa menjadi serius kalau saja bisa dilakukan dengan audio recorder atau dengan jejaring-geophone. Saya yakin seandainya ada getaran dari satu sumber yang sama bisa dideteksi paling gtidak dengan tiga titik untuk menentukan dimana lokasi sumber getarnya (sumber suaranya). Perubahan sistem hydrology yang aku sitir di blog itu hanyalah untuk daerah yg didominasi batugamping. Tentusaja tidak akan teramati di Yogyakarta Low. http://rovicky.wordpress.com/2007/03/01/amblong/ Din, Kalau boleh tahu lokasi pengeboran yang dilakukan oleh McDonald (1984) ini lokasinya dimana ya ? Atau kalau boleh aku minta papernya donk :) di email lewat Japri saja. Thanks salam rdp On 3/2/07, Salahuddin Husein <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Mas Vicky, Penelitian MacDonald dkk (1984) dengan menggunakan metode geolistrik dan pemboran geoteknik yang mampu mencapai kedalaman 150 m menunjukkan batuan dasar Yogyakarta Low adalah batugamping berlapis dan batupasir napalan Formasi Sentolo (Miosen Akhir - Pliosen). Sehingga, tampaknya andaikata ada rongga dibawah endapan Merapi, tentunya bukan dari F. Sentolo tersebut. Mungkin dari formasi dibawahnya. Dilihat dari tatanan stratigrafi regional, dibawah F. Sentolo adalah F. Jonggrangan (ekuivalen F. Wonosari untuk mandala Kulonprogo High). Hingga saat ini belum diketahui apakah F. Jonggrangan berada dibawah Yogyakarta Low, yang bisa dituding sebagai sumber bunyi "glung" tersebut. Sebab tentunya untuk mencapai kedalaman menembus ketebalan F. Sentolo dibawah Yogyakarta Low diperlukan pemboran hingga lebih dari 250 m (diperkirakan dari ketebalan aluvium Merapi + ketebalan F. Sentolo). Jawaban untuk pencarian jawaban sumber bunyi misterius tersebut tentunya bisa dilakukan dengan melihat kembali data-data geofisika yang pernah dikumpulkan di Yogyakarta Low. Perubahan sistem hidrogeologi akibat gempabumi 27 Mei tengah dilakukan oleh Tim T. Geologi UGM. Namun karena fokusnya adalah untuk meneliti fenomena likuifaksi, maka sasarannya hanyalah sistem hidrogeologi yang dangkal saja. Hasil sementara menunjukkan adanya keteraturan pola likuifaksi yang dikontrol oleh sebaran patahan mikro dan variasi jenis litologi akuifer airtanah dangkal. udin On 3/1/07, Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Terimakasih Pak Awang, > Mengapa saya menanyakan apakah ada reef Wonosari dibawah Jogja adalah > menyangkut kekhawatiran sinkhole yang ada di guatemala. Di Guatemala > ini batuan dasarnya batugamping dimana mekanismenya ditakutkan > masyarakat apalagi didukung adanya isse "Glung" di Jogja. Banyak yg > khawatir adanya kemungkinan sinkhole ini ada disekitar Opak. > > Saya berpikir, seandainya di Jogja Low tidak ada karbonat maka > kemungkinan adanya rongga disekitar Patahan Opak sangat kecil. Apalagi > kalau genesanya seperti dugaan Pak Awang, bahwa batugamping wonosari > hanya akan tumbuh pada daerah tinggian (wonosari High di timur dan > Sentalo High dibarat). > > Sebenernya gejala lain menjelang terjadinya amblesan terekam dalam > issue yg beredar didaerah ini, misalnya swara gemuruh ("Glung"), namun > fenomena ini yg sulit dibuktikan karena swaranya tidak pernah ada yg > terrekam dengan tape (audio recorder).. Juga adanya perubahan > hydrology (air yg muncrat atau aliran yg hilang masuk ke tanah. Hanya > saja kedua gejala ini bisa jadi gejala-gejala yg menjadi attribute > pasca gempa, yang bukan hanya monopoli pre sinkhole. > > Salut kepada T Geologi UPN membantu menenangkan masyarakat serta > berusaha menjawab dengan melakukan pengeboran, namun tidak menjumpai > rongga pada kedalaman dibawah 40 meter. > Saya tidak tau apa yg mendasari Geol UPN sehingga memilih titik lokasi > pengeboran disitu. Kalau memang gejala Glung ini adalah fenomena > ilmiah, tentunya bisa direkam terlebih dahulu dengan alat geophone > atau penelitian bawah permukaan lainnya. Kegagalan menemukan lubang > ini, tentusaja tidak bisa dipakai sebagai kesimpulan tidak ada rongga. > > Yang menarik adalah fenomena sinkhole sering didahului adanya > perubahan sistem hydrologi. Nah apakah sudah ada yg meneliti perubahan > hydrologi ini ? Walaupun mungkin perubahan hydrologi ini bisa saja > karena fenomena pasca gempa, bukan fenomena sinkhole juga ... duh > sulit !. > > rdp > > -- http://rovicky.wordpress.com/
[iagi-net-l] Info Pak Tavip Setiawan
IAGI netter, Ada yang tau info keberadaan Pak Tavip Setiawan beserta emailnya. Salam, Julianta Bored stiff? Loosen up... Download and play hundreds of games for free on Yahoo! Games. http://games.yahoo.com/games/front Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Kapan pembentukan sesar Opak ?
Mas Vicky, Penelitian MacDonald dkk (1984) dengan menggunakan metode geolistrik dan pemboran geoteknik yang mampu mencapai kedalaman 150 m menunjukkan batuan dasar Yogyakarta Low adalah batugamping berlapis dan batupasir napalan Formasi Sentolo (Miosen Akhir - Pliosen). Sehingga, tampaknya andaikata ada rongga dibawah endapan Merapi, tentunya bukan dari F. Sentolo tersebut. Mungkin dari formasi dibawahnya. Dilihat dari tatanan stratigrafi regional, dibawah F. Sentolo adalah F. Jonggrangan (ekuivalen F. Wonosari untuk mandala Kulonprogo High). Hingga saat ini belum diketahui apakah F. Jonggrangan berada dibawah Yogyakarta Low, yang bisa dituding sebagai sumber bunyi "glung" tersebut. Sebab tentunya untuk mencapai kedalaman menembus ketebalan F. Sentolo dibawah Yogyakarta Low diperlukan pemboran hingga lebih dari 250 m (diperkirakan dari ketebalan aluvium Merapi + ketebalan F. Sentolo). Jawaban untuk pencarian jawaban sumber bunyi misterius tersebut tentunya bisa dilakukan dengan melihat kembali data-data geofisika yang pernah dikumpulkan di Yogyakarta Low. Perubahan sistem hidrogeologi akibat gempabumi 27 Mei tengah dilakukan oleh Tim T. Geologi UGM. Namun karena fokusnya adalah untuk meneliti fenomena likuifaksi, maka sasarannya hanyalah sistem hidrogeologi yang dangkal saja. Hasil sementara menunjukkan adanya keteraturan pola likuifaksi yang dikontrol oleh sebaran patahan mikro dan variasi jenis litologi akuifer airtanah dangkal. udin On 3/1/07, Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Terimakasih Pak Awang, Mengapa saya menanyakan apakah ada reef Wonosari dibawah Jogja adalah menyangkut kekhawatiran sinkhole yang ada di guatemala. Di Guatemala ini batuan dasarnya batugamping dimana mekanismenya ditakutkan masyarakat apalagi didukung adanya isse "Glung" di Jogja. Banyak yg khawatir adanya kemungkinan sinkhole ini ada disekitar Opak. Saya berpikir, seandainya di Jogja Low tidak ada karbonat maka kemungkinan adanya rongga disekitar Patahan Opak sangat kecil. Apalagi kalau genesanya seperti dugaan Pak Awang, bahwa batugamping wonosari hanya akan tumbuh pada daerah tinggian (wonosari High di timur dan Sentalo High dibarat). Sebenernya gejala lain menjelang terjadinya amblesan terekam dalam issue yg beredar didaerah ini, misalnya swara gemuruh ("Glung"), namun fenomena ini yg sulit dibuktikan karena swaranya tidak pernah ada yg terrekam dengan tape (audio recorder).. Juga adanya perubahan hydrology (air yg muncrat atau aliran yg hilang masuk ke tanah. Hanya saja kedua gejala ini bisa jadi gejala-gejala yg menjadi attribute pasca gempa, yang bukan hanya monopoli pre sinkhole. Salut kepada T Geologi UPN membantu menenangkan masyarakat serta berusaha menjawab dengan melakukan pengeboran, namun tidak menjumpai rongga pada kedalaman dibawah 40 meter. Saya tidak tau apa yg mendasari Geol UPN sehingga memilih titik lokasi pengeboran disitu. Kalau memang gejala Glung ini adalah fenomena ilmiah, tentunya bisa direkam terlebih dahulu dengan alat geophone atau penelitian bawah permukaan lainnya. Kegagalan menemukan lubang ini, tentusaja tidak bisa dipakai sebagai kesimpulan tidak ada rongga. Yang menarik adalah fenomena sinkhole sering didahului adanya perubahan sistem hydrologi. Nah apakah sudah ada yg meneliti perubahan hydrologi ini ? Walaupun mungkin perubahan hydrologi ini bisa saja karena fenomena pasca gempa, bukan fenomena sinkhole juga ... duh sulit !. rdp
Re: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners)
Sore ini jam 15:00 pengumuman di kantor Migas lantai 15 Haryo - Original Message - From: "Ferry Bastaman Hakim" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Friday, March 02, 2007 8:36 AM Subject: RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners) Membantu supaya lebih jelas, Area yg dimaksud oleh Pak Eddy sbg pusat cekungan tsb adalah persis berada di dalam Blok Sadang dan South Mandar yang ditawarkan dalam tender kemarin. Btw, kok belum ada woro2 dari migas pemenang tender kemarin ya ..? Ferry -Original Message- From: Eddy Subroto [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 01, 2007 2:48 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners) Mas Herry, Kalau Anda hafal posisi sumur Taka Talu 1 dan 2, Makassar Strait, dan Martaban yang saling berdekatan dan sumur Pelangi di sebelah timurnya. Maka, kalau Anda menarik garis lurus dari kelompok sumur di barat ke Pelangi, pusat cekungan itu ada di sebelah selatan pertengahan garis lurus tersebut. Wasalam, EAS Pak Eddy, "Lapisan Miosen pun sudah matang di pusat cekungan" pusat cekungan yg dimaksud, ke arah utara atau timur sumur2 tsb? Sumur-sumur tersebut berada di sebelah timur Paternoster Platform, dekat rift kecil berarah E-W (Sebuku rift?). Saya pikir pemodelan cekungan nya bisa applicable untuk rift tsb, bukan ke semua cekungan Makassar Selatan, cmiiw. Ada satu sumur menembus sampai basal conglomerate Eocene Syn-rift sequence, walaupun bukan di graben, mungkin bisa digunakan sebagai data tambahan (Pangkat-1). Well terkini yg dibor disana mengindikasikan ada problem dengan kehadiran dan volume SR, Lombosang-1 di bagian Sulawesi juga menunjukkan problem yg sama.. Salam, Herry - Original Message From: Eddy Subroto <[EMAIL PROTECTED]> To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, 1 March, 2007 11:22:19 AM Subject: RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners) Manambahi keterangan Pak Awang. Kebetulan saat ini saya dan tim sedang studi (dana dari BPMIGAS) di daerah Selat Makassar. Yang sudah hampir selesai adalah Cekungan Makassar Selatan dengan mengacu pada beberapa sumur seperti Tanakeke, Martaban, Makassar Strait, Pelangi, Taka Talu dan lainnya. Di dalam studi ini kami melakukan pemodelan cekungan. Dari model tersebut, secara umum diketahui bahwa interval Eosen dan Oligosen sudah sangat matang bahkan yang Eosen sudah setara dengan Ro 3% ke atas. Mohon dicatat, bahwa ini adalah kondisi saat ini. Jadi, tentunya untuk mencapai kematangan yang sekarang lapisan Eosen dan Oligosen tersebut pasti pernah mengalami jenjang kurang matang, matang, sangat matang, dan terlalu matang. Artinya mungkin saja minyak sudah pernah dihasilkan dari lapisan ini dan sekarang terperangkap di sekitar cekungan ini. Lapisan Miosen pun sudah matang di pusat cekungan. Dengan demikian, tidak tertutup kemungkinan lapisan Miosen ini pun dapat bertindak sebagai batuan induk, paling tidak untuk di daerah tengah cekungan. Hanya saja studi korelasi belum dapat dilakukan karena kami tidak memiliki data biomarker. Jadi, kalau Pak Awang atau kawan lain ada yang memilikinya, dengan senang hati kami akan melakukan studinya. wasalam, EAS Pak Edison, Kelihatannya sedimen Miosen dari Kutei tak sampai ke sisi West Sulawesi ini, terlalu jauh. Data seismik yang memotong seluruh Selat Makassar menunjukkan bahwa telah terjadi penipisan sedimen Miosen yang signifikan hanya sampai di tengah MakassaR Strait. Sumur Pangkal-1 (Zodan-Zudavi Papalang), sumur paling jauh dari Kutei membuktikan hal ini. Sedimen Miosen di West Sulawesi memang tebal (sebagian karena tectonic thickening), tetapi itu berasal dari West Sulawesi sendiri. Bahkan sedimen inilah yang mampir ke lokasi Pangkal dan menimbulkan brightspot yang luar biasa. Semua sumur hampir dibor di tempat tinggi, kita tak akan mengharapkan source yang matang, tetapi ekivalennya di deeper facies bisa jadi matang. Ini suatu paradoks di geokimia yang mesti diwaspadai, source data selalu berasal dari titik bor yang umumnya dibor di wilayah tinggi dan oksik, jadi pasti punya kualitas minimal pada SR-nya. Maka, kualitas SR pada sumur jangan memutuskan kualitas SR secara keseluruhan. Kalau ada sumur dibor di kitchen, nah, itulah data yang akurat. Salam, awang Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mul
[iagi-net-l] FW: Berita Duka
Innalillahi wainna ilaihirajiun.. Telah berpulang ke rahmatullah teman baik kita MOH AMNI MALIKI (Ex Exploration MOI) , tadi malam, 1 Mar 2007 jam 21:00.. Rumah duka, Taman Lebak Bulus, II/5, Lebak Lestari Indah. Best regards, Welly Amris ExxonMobil Oil Indonesia, Inc * [EMAIL PROTECTED] DISCLAIMER : This e-mail and any files transmitted with it ("Message") is intended only for the use of the recipient(s) named above and may contain confidential information. You are hereby notified that the taking of any action in reliance upon, or any review, retransmission, dissemination, distribution, printing or copying of this Message or any part thereof by anyone other than the intended recipient(s) is strictly prohibited. If you have received this Message in error, you should delete this Message immediately and advise the sender by return e-mail. Opinions, conclusions and other information in this Message that do not relate to the official business of PETRONAS or its Group of Companies shall be understood as neither given nor endorsed by PETRONAS or any of the companies within the Group. DISCLAIMER : This e-mail and any files transmitted with it ("Message") is intended only for the use of the recipient(s) named above and may contain confidential information. You are hereby notified that the taking of any action in reliance upon, or any review, retransmission, dissemination, distribution, printing or copying of this Message or any part thereof by anyone other than the intended recipient(s) is strictly prohibited. If you have received this Message in error, you should delete this Message immediately and advise the sender by return e-mail. Opinions, conclusions and other information in this Message that do not relate to the official business of PETRONAS or its Group of Companies shall be understood as neither given nor endorsed by PETRONAS or any of the companies within the Group. Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] seleksi (Re: [iagi-net-l] FW: IPA sponsored field studyopportunity_v1)
Wong Pinter Kuwi kalah karo Wong Bejo , Wong Bejo Kalah Karo Wong Gendeng (Primbon Sontoloyo) Rovicky Dwi PutrohariTo: iagi-net@iagi.or.id <[EMAIL PROTECTED] cc: (bcc: Ahmad Ilhami/IDN/PCOSB/Petronas) om> Subject: Re: [iagi-net-l] seleksi (Re: [iagi-net-l] FW: IPA sponsored field study opportunity_v1) 03/02/2007 07:59 AM Please respond to iagi-net On 3/2/07, Hartadi, Edo Tri <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > rdp > "ip rendah, bodo, males organisasi ... cuman wong bejo" > > Bang Rovicky, berarti seharusnya dalam argumen yang dibawah... Bejo > harus dijadikan salah satu parameter kesuksesan... > Kadangkala... Ketiga parameter yang sebelumnya juga tidak akan cukup, > jika dia tidak bejo... > Sehingga... Sebenernya "bejo" sudah sangat cukup walaupun tanpa IP > tinggi, Organisasi, dan Cerdas, begitu bukan? > > eTH Waaah ya ndak gitu, itu kan berlaku buat mereka "yang sudah sukses", aku sendiri tidak bisa mengkategorikan diriku sudah sukses. Sukses itu kan persepsi personal. Persepsiku sukses adalah, seandainya generasi penerus atau adik-adik dibawahku "lebih baik dari aku". nah kalau yang dibawah sudah merasa dirinya lebih baik dari generasiku, aku akan menyatakan generasiku juga sukses otherwise sapa saja boleh menyatakan diriku gagal total ! pripun ? RDP Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER : This e-mail and any files transmitted with it ("Message") is intended only for the use of the recipient(s) named above and may contain confidential information. You are hereby notified that the taking of any action in reliance upon, or any review, retransmission, dissemination, distribution, printing or copying of this Message or any part thereof by anyone other than the intended recipient(s) is strictly prohibited. If you have received this Message in error, you should delete this Message immediately and advise the sender by return e-mail. Opinions, conclusions and other information in this Message that do not relate to the official business of PETRONAS or its Group of Companies shall be understood as neither given nor endorsed by PETRONAS or any of the companies within the Group. Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi I
RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners)
Membantu supaya lebih jelas, Area yg dimaksud oleh Pak Eddy sbg pusat cekungan tsb adalah persis berada di dalam Blok Sadang dan South Mandar yang ditawarkan dalam tender kemarin. Btw, kok belum ada woro2 dari migas pemenang tender kemarin ya ..? Ferry -Original Message- From: Eddy Subroto [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 01, 2007 2:48 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners) Mas Herry, Kalau Anda hafal posisi sumur Taka Talu 1 dan 2, Makassar Strait, dan Martaban yang saling berdekatan dan sumur Pelangi di sebelah timurnya. Maka, kalau Anda menarik garis lurus dari kelompok sumur di barat ke Pelangi, pusat cekungan itu ada di sebelah selatan pertengahan garis lurus tersebut. Wasalam, EAS > Pak Eddy, > > "Lapisan Miosen pun sudah matang di pusat cekungan" > pusat cekungan yg dimaksud, ke arah utara atau timur sumur2 tsb? > > Sumur-sumur tersebut berada di sebelah timur Paternoster Platform, dekat > rift kecil berarah E-W (Sebuku rift?). Saya pikir pemodelan cekungan nya > bisa applicable untuk rift tsb, bukan ke semua cekungan Makassar > Selatan, cmiiw. Ada satu sumur menembus sampai basal conglomerate Eocene > Syn-rift sequence, walaupun bukan di graben, mungkin bisa digunakan > sebagai data tambahan (Pangkat-1). > > Well terkini yg dibor disana mengindikasikan ada problem dengan > kehadiran dan volume SR, Lombosang-1 di bagian Sulawesi juga menunjukkan > problem yg sama.. > > Salam, > Herry > > > - Original Message > From: Eddy Subroto <[EMAIL PROTECTED]> > To: iagi-net@iagi.or.id > Sent: Thursday, 1 March, 2007 11:22:19 AM > Subject: RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners) > > > Manambahi keterangan Pak Awang. Kebetulan saat ini saya dan tim sedang > studi (dana dari BPMIGAS) di daerah Selat Makassar. Yang sudah hampir > selesai adalah Cekungan Makassar Selatan dengan mengacu pada beberapa > sumur seperti Tanakeke, Martaban, Makassar Strait, Pelangi, Taka Talu > dan lainnya. Di dalam studi ini kami melakukan pemodelan cekungan. Dari > model tersebut, secara umum diketahui bahwa interval Eosen dan Oligosen > sudah sangat matang bahkan yang Eosen sudah setara dengan Ro 3% ke atas. > Mohon dicatat, bahwa ini adalah kondisi saat ini. Jadi, tentunya untuk > mencapai kematangan yang sekarang lapisan Eosen dan Oligosen tersebut > pasti pernah mengalami jenjang kurang matang, matang, sangat matang, dan > terlalu matang. Artinya mungkin saja minyak sudah pernah dihasilkan dari > lapisan ini dan sekarang terperangkap di sekitar cekungan ini. > > Lapisan Miosen pun sudah matang di pusat cekungan. Dengan demikian, > tidak tertutup kemungkinan lapisan Miosen ini pun dapat bertindak > sebagai batuan induk, paling tidak untuk di daerah tengah cekungan. > Hanya saja studi korelasi belum dapat dilakukan karena kami tidak > memiliki data biomarker. > > Jadi, kalau Pak Awang atau kawan lain ada yang memilikinya, dengan > senang hati kami akan melakukan studinya. > > wasalam, > EAS > >> Pak Edison, >> >> Kelihatannya sedimen Miosen dari Kutei tak sampai ke sisi West >> Sulawesi ini, terlalu jauh. Data seismik yang memotong seluruh Selat >> Makassar menunjukkan bahwa telah terjadi penipisan sedimen Miosen yang >> signifikan hanya sampai di tengah MakassaR Strait. Sumur Pangkal-1 >> (Zodan-Zudavi Papalang), sumur paling jauh dari Kutei membuktikan hal >> ini. Sedimen Miosen di West Sulawesi memang tebal (sebagian karena >> tectonic >> thickening), tetapi itu berasal dari West Sulawesi sendiri. Bahkan >> sedimen inilah yang mampir ke lokasi Pangkal dan menimbulkan >> brightspot yang luar biasa. >> >> Semua sumur hampir dibor di tempat tinggi, kita tak akan mengharapkan >> source yang matang, tetapi ekivalennya di deeper facies bisa jadi >> matang. Ini suatu paradoks di geokimia yang mesti diwaspadai, source >> data selalu berasal dari titik bor yang umumnya dibor di wilayah >> tinggi dan oksik, jadi pasti punya kualitas minimal pada SR-nya. Maka, >> kualitas SR pada sumur jangan memutuskan kualitas SR secara >> keseluruhan. Kalau ada sumur dibor di kitchen, nah, itulah data yang >> akurat. >> >> Salam, >> awang > > > > > > Hot News!!! > CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to > [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the > 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 > November 2007 > > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > IAGI-net Archive 1: http://w
[iagi-net-l] Fwd: Nature Geoscience: new for January 2008
Sekedar info. Sebuah majalah baru berhubungan dengan ilmu-ilmu kebumian (earth sciences), termasuk geologi, akan diterbitkan oleh "Nature". Majalah itu akan berjudul, "Nature Geoscience", terbit perdana Januari 2008. salam, awang Nature Publishing Group <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Date: Wed, 21 Feb 2007 10:59:28 -0500 (EST) From: "Nature Publishing Group"<[EMAIL PROTECTED]> To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Nature Geoscience: new for January 2008 Announcing Nature Geoscience first issue January 2008 Launching in January 2008, Nature Geoscience will be a monthly multi- disciplinary journal aimed at bringing together the most significant research across the entire spectrum of the Earth Sciences. http://ealerts.nature.com/cgi-bin24/DM/y/eccN0SomcM0Hjv0BMXe0EY Published in print and online, the journal's content will reflect the core subject disciplines of the Earth Sciences and related subject areas. Coverage will extend from atmospheric science, climate science, geochemistry, geology, oceanography, planetary science, seismology and tectonics to space physics and volcanology. Edited by Heike Langenberg, PhD, the journal will contain primary research, review articles, news and views, reports highlighting important papers published in other journals, commentary and analysis. To find out more about Nature Geoscience including the aims and scope click here http://ealerts.nature.com/cgi-bin24/DM/y/eccN0SomcM0Hjv0BMXe0EY Sign up for Nature Geoscience e-alerts To stay informed about Nature Geoscience, including information on call for papers (Spring 2007) and further editorial appointments, register at the link below to receive both the e-mail newsletter and, upon publication, the monthly table of contents e-alerts. http://ealerts.nature.com/cgi-bin24/DM/y/eccN0SomcM0Hjv0BMXf0EZ Save 30% subscribe at pre-publication rate Personal subscriptions to Nature Geoscience are available at a special pre-publication rate of $98/£55/85. Order your personal subscription to Nature Geoscience now and ensure you receive the first issue on publication using the link below. http://ealerts.nature.com/cgi-bin24/DM/y/eccN0SomcM0Hjv0BMXg0Ea - As a registered user of Nature Publishing Group's Web sites, our database indicates that you have opted-in to receive NPG Product Information and Special Offers. If you no longer wish to receive these emails or to discontinue all email services from Nature Publishing Group, please update your online account. http://ealerts.nature.com/cgi-bin24/DM/y/eccN0SomcM0Hjv0Z5d0E4 (You will need to log in to be recognised as a Nature registrant) For further technical assistance, please contact our registration department mailto:[EMAIL PROTECTED] For print subscription enquiries, please contact our subscription department mailto:[EMAIL PROTECTED] For other enquiries, please contact our customer feedback department mailto:[EMAIL PROTECTED] Nature Publishing Group 75 Varick Street, 9th floor | New York | NY 10013-1917 USA Nature Publishing Group's worldwide offices: London - Paris - Munich - New Delhi - Tokyo - Melbourne San Diego - San Francisco - Washington - New York - Boston Hong Kong - Melbourne - Gurgaon - Mexico City - Basingstoke Macmillan Publishers Limited is a company incorporated in England and Wales under company number 785998 and whose registered office is located at Brunel Road, Houndmills, Basingstoke, Hampshire RG21 6XS. © 2007 Nature Publishing Group - Bored stiff? Loosen up... Download and play hundreds of games for free on Yahoo! Games.
Re: [iagi-net-l] seleksi (Re: [iagi-net-l] FW: IPA sponsored field study opportunity_v1)
On 3/2/07, Hartadi, Edo Tri <[EMAIL PROTECTED]> wrote: rdp "ip rendah, bodo, males organisasi ... cuman wong bejo" Bang Rovicky, berarti seharusnya dalam argumen yang dibawah... Bejo harus dijadikan salah satu parameter kesuksesan... Kadangkala... Ketiga parameter yang sebelumnya juga tidak akan cukup, jika dia tidak bejo... Sehingga... Sebenernya "bejo" sudah sangat cukup walaupun tanpa IP tinggi, Organisasi, dan Cerdas, begitu bukan? eTH Waaah ya ndak gitu, itu kan berlaku buat mereka "yang sudah sukses", aku sendiri tidak bisa mengkategorikan diriku sudah sukses. Sukses itu kan persepsi personal. Persepsiku sukses adalah, seandainya generasi penerus atau adik-adik dibawahku "lebih baik dari aku". nah kalau yang dibawah sudah merasa dirinya lebih baik dari generasiku, aku akan menyatakan generasiku juga sukses otherwise sapa saja boleh menyatakan diriku gagal total ! pripun ? RDP Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] seleksi (Re: [iagi-net-l] FW: IPA sponsored field study opportunity_v1)
bejo itu adalah pemberian yg maha memberi, jadi memang di luar pemikiran manusia seperti oh shofi, he..he.. salam, syaiful On 3/2/07, Shofiyuddin <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Orang pinter, cerdas, IP tinggi, organisasi bagus ... kalo gak bejo ya ... gimana gitu Jadi orang BEJO jadi orang enak tapi untuk jadi BEJO sering dengan kerja extra keras, tidak harus pinter eee jadi balik lagi . sudahin aja diskusi ini, gak selesai selesai karena masalah BEJO ini gak bisa diukur dengan parameter apapun!!! seperti halnya kenapa orang pilih bakwan goreng pinggir jalan daripada beli pizza padahal uangnya ada ... karena selera ... ya selera gak bisa diukur BEJO pun sama!! On 3/2/07, Hartadi, Edo Tri <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > rdp > "ip rendah, bodo, males organisasi ... cuman wong bejo" > > Bang Rovicky, berarti seharusnya dalam argumen yang dibawah... Bejo > harus dijadikan salah satu parameter kesuksesan... > Kadangkala... Ketiga parameter yang sebelumnya juga tidak akan cukup, > jika dia tidak bejo... > Sehingga... Sebenernya "bejo" sudah sangat cukup walaupun tanpa IP > tinggi, Organisasi, dan Cerdas, begitu bukan? > > eTH > -- Mohammad Syaiful - Explorationist Mobile: 62-812-9372808 Email: [EMAIL PROTECTED] Exploration Think Tank Indonesia (ETTI) Head Office: Jl. Tebet Barat Dalam III No.2-B Jakarta 12810 Indonesia Phone: 62-21-8356276 Fax: 62-21-83784140 Email: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] seleksi (Re: [iagi-net-l] FW: IPA sponsored field study opportunity_v1)
Orang pinter, cerdas, IP tinggi, organisasi bagus ... kalo gak bejo ya ... gimana gitu Jadi orang BEJO jadi orang enak tapi untuk jadi BEJO sering dengan kerja extra keras, tidak harus pinter eee jadi balik lagi . sudahin aja diskusi ini, gak selesai selesai karena masalah BEJO ini gak bisa diukur dengan parameter apapun!!! seperti halnya kenapa orang pilih bakwan goreng pinggir jalan daripada beli pizza padahal uangnya ada ... karena selera ... ya selera gak bisa diukur BEJO pun sama!! On 3/2/07, Hartadi, Edo Tri <[EMAIL PROTECTED]> wrote: rdp "ip rendah, bodo, males organisasi ... cuman wong bejo" Bang Rovicky, berarti seharusnya dalam argumen yang dibawah... Bejo harus dijadikan salah satu parameter kesuksesan... Kadangkala... Ketiga parameter yang sebelumnya juga tidak akan cukup, jika dia tidak bejo... Sehingga... Sebenernya "bejo" sudah sangat cukup walaupun tanpa IP tinggi, Organisasi, dan Cerdas, begitu bukan? eTH
RE: [iagi-net-l] seleksi (Re: [iagi-net-l] FW: IPA sponsored field study opportunity_v1)
rdp "ip rendah, bodo, males organisasi ... cuman wong bejo" Bang Rovicky, berarti seharusnya dalam argumen yang dibawah... Bejo harus dijadikan salah satu parameter kesuksesan... Kadangkala... Ketiga parameter yang sebelumnya juga tidak akan cukup, jika dia tidak bejo... Sehingga... Sebenernya "bejo" sudah sangat cukup walaupun tanpa IP tinggi, Organisasi, dan Cerdas, begitu bukan? eTH -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 01, 2007 12:41 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] seleksi (Re: [iagi-net-l] FW: IPA sponsored field study opportunity_v1) Aku berani bertaruh "ada hubungan antara IP dengan kecerdasan dan bahkan kesuksesan". Coba saja diuji dengan "statistik", saya yakin modus akan muncul pada pernyataan diatas yaitu ada hubungan antara kecerdasan, IP dan kesuksesan. Sayangnya, selalu saja oarang yag "sukses" karena tiga hal diatas relatif diam dan tidak mengemuka suaranya. Lebih banyak argumentasi-argumentasi yang berlandaskan azas ANOMALI yang muncul secara acak dan kasuistis. misal : - Aku dulu IPnya rendah toh sekarang bisa sukses. - Aku ini tidak tergolong cerdas (IQ nunduk) toh sekarang bisa menjadi manajer - Walaupun aku IP tinggi aku ini bukan anak cerdas, tetapi tetep juga sukses. Salah satu argumentasi anomali : Anakku dulu disuruh blajar susah banget dia bilang "Bill Gates ... sekolah ndak lulus sekarang kaya, tetapi anaknya tetep sekolah dan kiliah", aku cuman jawab "Lah emangnya kamu Billgates ? Kamu cuman anaknya Rovicky yg biasa saja, dan bukan cerdas, jadi tetep saja kau harus kerja keras" Mungkin kita bisa buat crosplot 3D antara kecerdasan, kesuksesan, dan IP disekolah. Aku kok yakin untuk tujuan praktis menggunakan IP sebagai tolok ukur seleksi masih akan valid dan dapat dipertanggung jawabkan alasannya. Nah kalau bisa ditambah dengan faktor aktif organisasi pasti juga akan terlihat hasilnya. Memang bener IP tinggi saja ... tidak cukup Organisasi thok ndak memenuhi syarat Cerdas doank ... sampun mundur aja sana Jadi, buat mahasiswa --> kalau mau sukses harus punya nulai plus ketiga-tiganya Memang tidak ada superman di dunia ini, tetapi dunia ini sangat kejam sekejam ibu kota dan untuk saat ini "bagus saja tidak cukup ! " mesti bagsbang ! rdp "ip rendah, bodo, males organisasi ... cuman wong bejo" On 3/1/07, Franciscus B Sinartio <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > ikutan juga ya.. > menarik juga ulasan2 yang sudah ada. > kalau misalnya yang "kurang mampu" selalu "belajar" dalam hidupnya maka saya yakin dia bisa berhasil dalam hidup(&karier) juga. > jadi metode yang dilakukan untuk dapat nilai tinggi diterapkan dalam hidup. > > IP memang tidak selalu bisa di identikkan dengan kecerdasan. tapi apakah hanya orang yang cerdas yang bisa berhasil dalam pekerjaan? > menurut artikel2 yang sudah banyak di terbitkan, manusia itu hanya pakai kurang dari 15 % dari kapasitas otaknya. Einstein saja katanya hanya pakai 15 % an. saya tidak tahu bagaimana ngukurnya. tapi banyak sekali yang quote hasil penelitian ini. > Nah kalau ini benar maka tidak perlu jadi orang jenius, cukup orang biasa-biasa saja yang mau pake kapasitas otaknya. > dan lingkungan pergaulan dan tantangan yang diterima yang membuat orang memakai otaknya secara optimum atau tidak . (justru itu ada pendapat seperti yang disebutkan Oki) > jadi mungkin tidak ada orang yang dilahirkan sudah menjadi jenius dan lebih dari pada yang lain. > > kalau menurut saya recruitment yang optimum akan dicapai kalau memakai prinsip "put the right man on the right place". > mungkin perusahaan minyak boleh belajar dari rekruitmen pemain sepakbola atau olahraga yang lain di klub2 dunia. > setiap calon pemain di recruit berdasarkan dimana dia bisa kontribusi dalam team. misalnya yang kidal dan kuat larinya bisa ditempatkan di kiri luar(tentu saja harus sering latihan bola dan bisa dreeble bola). > kalau di geoscientist, yang kuat matematiknya (sering di identik kan dengan jenius) di pekerjakan sebagai geophysicist yang ngerjain processing dan modelling atau yang lain yang perlu analisa matematik yang tinggi. dst... dst.. > > sebagai tambahan, ada satu artikel di salah satu penerbitan AAPG tahun 80 an yang menyatakan bahwa keberhasilan seseorang sebagai geoscientist dalam dunia perminyakan tergantung dari dua tahun pertama dia. karena pada dua tahun pertama itulah ditumbuhkan minat akan cabang2 geoscientistnya dan juga saat mendapatkan fondasi2 yang diperlukan. > > ada lagi pendapat: yang bisa berhasil adalah yang bisa menyesuaikan diri dengan perubahan. > > fbs > IP saya sih biasa2 saja, tidak tinggi tapi cukup untuk lulus > > > > Wayan Ismara Heru Young <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > saya tertarik dengan kalimat bapak shofi : Butuh kecerdasan yang tinggi untuk menghasilkan karya yang bagus. > tapi apa kecerdasan selalu tercermin pada IP pak? > > saya rasa IP itu gabungan antara kecerdasan dan keseriusan (seberapa banyak waktu yg dipakai untuk be
[iagi-net-l] Dapatkah geothermal menghasilkan tekanan 300 bar ?
Sedikit bermain-main angka dengan tekanan Lusi dari komentar diweblog. rovicky.wordpress.com Komentar baru pada tulisan #1627 "Bola Beton Tembus Pusat Semburan " Penulis: ompapang E-mail: ompapang@ Komentar: Dapatkah geothermal menghasilkan tekanan 300 bar sehingga dapat menaikkan lumpur setinggi 3000 meter? Menurut saya perlu beberapa syarat.Diantaranya adalah harus ada ada rongga dimana lumpur panas mempunyai permukaan untuk penguapan air ( evaporation surface ) sehingga dapat menghasilkan uap yang mempunyai tekanan tinggi.Kalau toh ada evaporation surface, tekanan uap jenuh pada critical point hanya 225,65 kg/cm2 (jadi belum sampai 300 bar ) pada suhu 374.15 der.C,sehingga walaupun suhu lebih dari 400 der C ,selama bentuknya masih uap jenuh (saturated steam ),maka tekanannya panced pada 225,65 kg/cm2.Lain halnya bila uap tersebut menjadi superheated steam.Dengan suhu 650 der.C, saturated steam dapat menjadi superheated steam dengan tekanan 300 atm abs ( 300 bar ).Pertanyaannya bagaimanakah proses saturated menjadi superheated steam dikedalaman bumi sana ? Sebagai gambaran pada konstruksi ketel uap (steam boiler) sebagai hasil teknologi manusia kita dapat mengetahui proses terjadinya air menjadi uap bertekanan tinggi.Pada steam boiler (jenis pipa air ) ada bagian ruang air (waterspace) disebut drum bawah yang penuh berisi air dan dihubungkan dengan pipa-pipa pemanas (penuh air juga ) ke steam space/ruang uap (disebut drum atas) yang berisi air kira -kira setengah tinggi(tidak penuh),sehingga ada permukaan air (evaporation surface) yang memungkinkan air menjadi uap. Agar didapat evaporation surface dengan luas yang maksimal,maka kedua drum dipasang pada posisi horisontal.Air dipompakan kedalam drum bawah (waterspace),kemudian dipanasi dalam pipa-pipa air yang berada ditungku/dapur pemanas.Air panas akan masuk drum atas.Karena di drum atas air panas mempunyai evaporation surface maka terjadilah perubahan bentuk air menjadi uap.Makin tinggi suhunya ,makin tinggi pula tekanannya sampai tercapai critical point sebesar 225,65 kg/cm2.Ada juga jenis steam boiler dengan konstruksi lorong api,misal ketel lokomotif uap dimana air yang dipanasi berada diluar pipa/lorong api,berbeda dengan yang diuraikan diatas,dimana air yang dipanasi berada didalam pipa ( disebut pipa air).Untuk mendapatkan tekanan yang lebih besar maka saturated steam dipanasi lagi menjadi superheated steam dalam instalasi/ruang tersendiri sebelum dipakai sebagai sumber tenaga (misal untuk turbin uap).Sebagai contoh generator listrik yang digerakkan oleh turbin uap dengan tekanan uap 300 bar dan suhu 650 der.C, dapat menghasilkan daya bersih sekitar 120 Mw. Kembali kepada sumber lumpur panas, pertanyaan yang pertama: adakah rongga yang memungkinkan terbentuknya evaporation surface? Yang kedua: adakah rongga lain yang dapat berfungsi sebagai ruang pemanasan lebih ("superheatasi")?Dan yang ketiga : bagaimana cara saturated steam dari rongga yang bertekanan 225,65 kg/cm2 masuk/pindah kedalam rongga yang bertekanan 300 kg/cm2 (300 bar).Kalau ketiga pertanyaan itu dapat terjawab semua, maka dapat dipastikan bahwa tekanan 300 bar atau lebih (ada yang memperkirakan 4000 psi) yang mampu mendorong lumpur menyembur diatas adalah disebabkan adanya geothermal atau dapur magma dikedalaman lebih dari 3000 meter. Tetapi bila tidak,maka kemungkinannya adalah karena tekanan hidrostatis dan sedikit geothermal dari gunung yang berhubungan atau adanya batuan entah apa namanya yang membebani sehingga lumpur tertekan dalam jebakan/perangkap. Kebetulan lapisan batuan yang ada diatasnya dilobangi dengan bor,sehingga lumpur mendapat jalan keluar dari jebakannya. Ini persis kalau kita memencet cemplon hangat,kemudian menusuk dengan sendok garpu hingga gula jawa cair muncrat keluar.Jal ... kata orang semarang. Anda bisa melihat semua komentar pada tulisan ini disini: http://hotmudflow.wordpress.com/2007/02/25/bola-beton-tembus-pusat-semburan/#comments -- http://rovicky.wordpress.com/ Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
[iagi-net-l] Nara sumber: Kasus Erupsi lumpur
Rekan-rekan geologiawan: Dr. Peter Tingate adalah dosen di Australian Petroleum School, Universitas Adelaide, Australia Selatan; dia juga menyelidiki gejala "overpressure", alamat : [EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED] Dr. Mark R.P.Tingay dulu juga di Australian Petroleum School; sekarang ada di Universitas Karlsruhe, Jerman. Dia yang menyelidiki gejala overpressure di Brunei. alamatnya: [EMAIL PROTECTED] SIlakan melihat singkatan makalah dia di: http://jgs.geoscienceworld.org/cgi/content/abstract/162/1/39 semoga berguna. Maaf saya membuat kesalahan sebelumnya tentang nama Tingate dan Tingay! Jojok Sumartojo Marietta, Georgia, USA > > From: "R.P. Koesoemadinata" <[EMAIL PROTECTED]> > Date: 2007/03/01 Thu AM 10:38:10 EST > To: > Subject: Re: [iagi-net-l] Nara sumber: Kasus Erupsi lumpur > > Apakah Peter Tingate atau Peter Tingay? > RPK > - Original Message - > From: "Yo Sumartojo" <[EMAIL PROTECTED]> > To: > Cc: <[EMAIL PROTECTED]> > Sent: Tuesday, February 27, 2007 12:07 AM > Subject: Re: [iagi-net-l] Nara sumber: Kasus Erupsi lumpur > > > > Rekan-rekan geologiawan, > > > > alamat Dr. Tingate yalah: > > > > [EMAIL PROTECTED] > > > > Maaf, tidak ada "ruang" antara Peter dan Tingate. > > > > salam, > > > > Sumartojo > >> > >> From: Yo Sumartojo <[EMAIL PROTECTED]> > >> Date: 2007/02/26 Mon AM 11:59:46 EST > >> To: > >> CC: <[EMAIL PROTECTED]> > >> Subject: [iagi-net-l] Nara sumber: Kasus Erupsi lumpur > >> > >> Rekan-rekan geologiawan, > >> > >> 1. Kalau ingin membaca lebih lanjut tentang Lusi, cobalah lihat situs > >> dibawah in, makalah oleh Dr. Richard Davies dkk. dalam Geological Society > >> of America Online-Journal berjudul: > >> > >> "Birth of a mud volcano: East Java, 29 May 2006" > >> > >> http://www.gsajournals.org/perlserv/?request=get-document&doi=10.1130%2FGSAT01702A.1 > >> > >> 2. Tentang makalah oleh Dr. Peter Tingate (kasus di Brunei) dosen di > >> Australian Petroleum School, Universitas Adelaide di Australia Selatan, > >> hubungi dia langsung dan minta turunan foto makalah dia. Alamatnya: > >> > >> Peter. [EMAIL PROTECTED] > >> > >> > >> Semoga ada gunanya. > >> > >> Jojok ("Yo") Sumartojo > >> Marietta, Georgia, USA > >> > >> > >> > >> > >> > >> Hot News!!! > >> CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to > >> [EMAIL PROTECTED] > >> Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual > >> Convention and Exhibition, > >> Patra Bali, 19 - 22 November 2007 > >> > >> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > >> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > >> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > >> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > >> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > >> No. Rek: 123 0085005314 > >> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > >> Bank BCA KCP. Manara Mulia > >> No. Rekening: 255-1088580 > >> A/n: Shinta Damayanti > >> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > >> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > >> - > >> > > > > > > > > Hot News!!! > > CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to > > [EMAIL PROTECTED] > > Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual > > Convention and Exhibition, > > Patra Bali, 19 - 22 November 2007 > > > > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > > No. Rek: 123 0085005314 > > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > > Bank BCA KCP. Manara Mulia > > No. Rekening: 255-1088580 > > A/n: Shinta Damayanti > > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > > - > > > > > > Hot News!!! > CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] > Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual Convention > and Exhibition, > Patra Bali, 19 - 22 November 2007 > > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek
Re: [iagi-net-l] Surat Terbuka Kepada Ketua IAGI -3 (habis)
Pak Kusumadinata yang saya sangat hormati Dalam sebagian besar yang Bapak kemukakan saya sependapat ,khususnya perihal hasil workshop yang kurang dari yang Bapak harapkan , itupun juga saya rasakan. Saya juga sependapat bahwa rencana relief well juga akan dapat mebuktikanbanyak hal antara lain mengenai sumber air yang begitu besar volumenya , dimana Bapak memper- kirakan berasal dari Kujung . Sayang sekali karena kondisi permukaan hal ini tidak dapat dilaksanakan, sehingga mencara penyebab LUSI menjadi lebih sulit. Tetapi sebagaimana Bapak katakan apa penyebab LUSI ini tidak mungkin dapat di - selesaikan dalam satu workshop dan seminar. Dalam salah satu sesi tanya jawab saya sudah sampaikan pendapat pribadi saya bahwa yang diharapkan masyarakat SAAT ini adalah apa yang harus dilakukan dalam hal mitigasi. Dalam istilah saya bagaimana meng"kwantifikasi" bencana ini sehingga pihak berwenang (Pemerintah ) dapat membuat perencanaan . Di koran Kompas saya membaca bahwa sdr Andang Bachtiar dalam satu seminar yang diadakan oleh Univ.Muhamadiyah telah menyatakan agar daerah seluas tertentu dikosongkan (saya lupa berapa luasnya).Saya kurang mengerti dasar apa yang dipakai oleh ADB , tapi tentunya ada. Nah , untuk SAAT ini hal inilah yang harus ditelti DALAM waktu singkat Saya kurang sependapat bahwa saat ini adalahsaat ahli kebumianmelempar handuk dan menyerahkan penyelesaian kepada profesional lain . Bagaimana mereka dapat bekerja tanpa bimbingan kondisi bawah permukaan, walaupun informasi ini tidak 100% benar. Apakah angka yang akan diberikan kepada Pemerintah dipastikan mutlak BENAR ? Saya kira kita harus berani mengatakan hal ini, asalkan memiliki dasar ilmiah berdasarkan data yang ada SAAT INI. Saya fikir Bapak sependapat dengan saya dalam hal ini. Apakah IAGI harus mundur dar "kancah" ini ??? Apakah dengan terjun kadalam kancah ini IAGI bermain dalam pertarungan kepenti- ngan ? Saya kurang sependapat kalau dengan alasan itu kemudian IAGI kembali lagi ke- menara gading imiah , dan melihat masyarakat menyelesaikan masalah yang berhu- bungan denganilmu kebumian, tanpa berbuat apa apa. Bapak membandingkan konflik ini dengan konflik masa Pak Sigit , saya kira berbeda karena konflik yang dihadapi pada saat itu adalah konflik ideologi. Pada saat sekarang dimana mas media sangat memegang peranan, justru kita harus berani mengemukakan pendapat ilmiah APALAGI kalau ini dapat membantu penyelesaian suatu masalah yang dihadapi masyarakat. Tentu saja (sebagaimana saya kemukakan beberapa kali dalam forum ini) opini yang dikemukakan harus didasarkan atas kaidah ilmiah dan data pendukung-nya. Maaf apabila dala beberapa hal saya kurang sependapat dengan Bapak , dan semoga Bapak dapat kembali tidur nyenyak. Wassalam Yanto R.Sumantri SURAT TERBUKA KEPADA KETUA UMUM IAGI (3-habis) > > > > Saya berpendapat bahwa untuk menguak kebenaran penyebab semburan lumpur > Sidoarjo ini tidak dapat diselesaikan dengan suatu workshop dengan > menghasilkan suatu kesepakatan pendapat atau kompromi sebagaimana > dilakukan > dalam masalah sosial politik. Kontroversi akan berjalan terus, dan ini > adalah biasa saja dalam geosciences, bahkan kadang-kadang menyangkut > hal-hal > yang prinsipiil (simak buku: "Controversies in Modern Geology" eds: D.W. > Mueller et al, 1991, Academic Press). Adakalanya suatu masalah dapat > diselesaikan secara tuntas, tetapi memakan waktu bertahun-tahun dengan > biaya > yang sangat besar. Contohnya saja untuk menentukan apakah tsunami di > Samudra > Hindia yang dipicu oleh gempa Aceh itu disebabkan longsor bawah laut atau > karena terjadinya sesar yang aktif itu memakan waktu lebih dari 2 tahun > dengan mengerahkan suatu kapal penelitian (research vessel) berbulan-bulan > di daerah perairan laut sebelah barat Aceh dan melibatkan puluhan > geoscientists dan engineers, dan tentu memakan biaya puluhan juta USD. > Dari > situ diketahui 'the smoking gun' berupa adanya gawir sepanjang puluhan > kilometer yang naik pada waktu yang sangat resen. Ini adalah murni demi > science karena tidak mempunyai dampak apapun pada masyarakat. Apakah kita > dapat mengumpulkan dana sebesar itu? > > Untuk menentukan 'the smoking gun' dalam masalah LUSI dan sekali gus > menghentikan semburan mungkin satu-satunya adalah dengan melakukan > pemboran > relief well yang langsung ditujukan kepada lubang bor pas di atas top > Kujung > atau gejala apapun yang telah menyebabkan loss & kick, dengan hypothesa > kerja bahwa penyebab semburan lumpur itu adalah air dari Kujung atau > reservoir apapun. Mengenai kemampuan teknik pemboran untuk melakukan itu > dan > mampu mem-pint-point' tepat pada lubang bor di kedalaman 9000 kaki dan > dari > jarak mungkin
Re: [iagi-net-l] Nara sumber: Kasus Erupsi lumpur
Apakah Peter Tingate atau Peter Tingay? RPK - Original Message - From: "Yo Sumartojo" <[EMAIL PROTECTED]> To: Cc: <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Tuesday, February 27, 2007 12:07 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Nara sumber: Kasus Erupsi lumpur Rekan-rekan geologiawan, alamat Dr. Tingate yalah: [EMAIL PROTECTED] Maaf, tidak ada "ruang" antara Peter dan Tingate. salam, Sumartojo From: Yo Sumartojo <[EMAIL PROTECTED]> Date: 2007/02/26 Mon AM 11:59:46 EST To: CC: <[EMAIL PROTECTED]> Subject: [iagi-net-l] Nara sumber: Kasus Erupsi lumpur Rekan-rekan geologiawan, 1. Kalau ingin membaca lebih lanjut tentang Lusi, cobalah lihat situs dibawah in, makalah oleh Dr. Richard Davies dkk. dalam Geological Society of America Online-Journal berjudul: "Birth of a mud volcano: East Java, 29 May 2006" http://www.gsajournals.org/perlserv/?request=get-document&doi=10.1130%2FGSAT01702A.1 2. Tentang makalah oleh Dr. Peter Tingate (kasus di Brunei) dosen di Australian Petroleum School, Universitas Adelaide di Australia Selatan, hubungi dia langsung dan minta turunan foto makalah dia. Alamatnya: Peter. [EMAIL PROTECTED] Semoga ada gunanya. Jojok ("Yo") Sumartojo Marietta, Georgia, USA Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei
Saya sangat tertarik dengan kasus erupsi lumpur di Brunei, karena pengalaman bagaimana Shell menangani masalah ini saya kira penting untuk menangani Lusi. Apakah tidak ada paper mengenai hal ini? Tingay tidak menceritakan mengenai bagaimana Shell menanganinya. Terima kasih Wassalam RPK - Original Message - From: <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Tuesday, February 27, 2007 10:22 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei Pak Koesoema, Saya kirim referensi melalui e-mail terpisah. Mud volcano sudah tidak ada lagi, tinggal crater. Mud Volcano yang ada di Sabah terjadi secara alamiah, sampai membentuk pulau. Namanya Pulau Tiga, terbentuk oleh 3 mud volcano, bisa dicari di website, karena merupakan object turis. Saya tanya ke sumber internal, mereka mengatakan blow-out itu hanya terjadi sesaat, kemudian collapse. Tinggal crater yang ada. Tapi secara internal blow out itu memang terjadi sangat lama seperti Mark Tingay sebutkan. Jadi mereka monitor terus temperatur dan pressure di reservoir sekelilingnya. Jumlah relief well-nya saya tidak tau dengan pasti, perlu saya selidiki lebih lanjut. Herman -Original Message- From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 26 February 2007 19:43 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei Apakah memang juga terjadi mud volcano? Dan memerlukan 20 tahun dengan 20 relief well untuk menghentikannya? Ini kan pengalaman yang bisa dipakai antisipasi dengan Lusi? RPK - Original Message - From: <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Monday, February 26, 2007 4:10 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei Pak Koesoema, Pada tahun 1979 terjadi internal blow-out di Champion field. Juga di Seria field pernah terjadi hal yang sama. Memakan waktu yang lama memang untuk mengendalikannya. Brunei Shell membuat relief wells jadi tekanannya dibagi-bagi ke beberapa sumur. Full papernya diterbitkan di Journal of the Geological Society, London, Vol. 162, 2005, dengan judul: Present-day stress orientation in Brunei: A snapshot of 'prograding tectonics' in a Tertiary delta. Sayang filenya sedikit lebih dari 500 KB. Kalau tidak bisa mendapatkan papernya, saya mungkin bisa kirim ke ITB. Salam, Herman -Original Message- From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 26 February 2007 10:32 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Kasus Erupsi lumpur dan Pemboran di Brunei Sdr. Darman: Dalam Nature News Feature/ vol445/22 February 2007 ada kutipan sebagai berikut: Mark Tingay, a geologist at the University of Adelaide in Australia, says the Sidoarjo volcano has a striking similarity to drilling-induced eruptions offshore from Brunei in 1974 and 1979 (M. R. P. Tingay et al. J. Geol. Soc. 162, 39-49; 2005). There, deeply buried fluids under high pressure rose to a shallower rock formation that they then fractured, thus eventually reaching the surface. The event also showed the pattern of loss, kick and then eruptions seen in Lusi, some of which were kilometres from the drilling site. In the Brunei case, Shell, the company responsible for the drilling, has documented the expulsion and its efforts to alleviate the situation. The flow took more than 20 years and more than 20 relief wells to quell, says Tingay. "The similarities all suggest a man-made cause for Lusi," he says. Apakah Sdr. berikan komentar karena ini menyangkut Brunei-Shell? Saya tidak punya artikelnya yang lengkap, tetapi dalam 'abstract' nya kasus pemboran Shell ini tidak disebut-sebut Mungkin Sdr, dapat usahakan full copy-nya. Kalau ada mohon dikirimkan per e-mail ke [EMAIL PROTECTED] mengingat alamat melsa masih dial-up, sulit menerima attachment lebih dari 500 KB Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih PLEASE DO NOT ATTACH FILE LARGER THAN 500 KB R.P.Koesoemadinata Jl. Sangkuriang G-1 Bandung 40135 Telp: 022-250-3995 Fax: 022-250-3995 (Please call before sending) e-mail: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi --
Re: [iagi-net-l] Kapan pembentukan sesar Opak ?
Memangnya drilling dari tim UPN ini sudah selesai? TD nya di kedalaman berapa? Kira-kira kalau dikejar pakai geolistrik ketangkap gak ya? Atau kalau mau canggih, pakai GPR (ground penetration radar) yang sudah terbukti berhasil mengungkap bunker cendana . Cheers Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Terimakasih Pak Awang, Mengapa saya menanyakan apakah ada reef Wonosari dibawah Jogja adalah menyangkut kekhawatiran sinkhole yang ada di guatemala. Di Guatemala ini batuan dasarnya batugamping dimana mekanismenya ditakutkan masyarakat apalagi didukung adanya isse "Glung" di Jogja. Banyak yg khawatir adanya kemungkinan sinkhole ini ada disekitar Opak. Saya berpikir, seandainya di Jogja Low tidak ada karbonat maka kemungkinan adanya rongga disekitar Patahan Opak sangat kecil. Apalagi kalau genesanya seperti dugaan Pak Awang, bahwa batugamping wonosari hanya akan tumbuh pada daerah tinggian (wonosari High di timur dan Sentalo High dibarat). Sebenernya gejala lain menjelang terjadinya amblesan terekam dalam issue yg beredar didaerah ini, misalnya swara gemuruh ("Glung"), namun fenomena ini yg sulit dibuktikan karena swaranya tidak pernah ada yg terrekam dengan tape (audio recorder).. Juga adanya perubahan hydrology (air yg muncrat atau aliran yg hilang masuk ke tanah. Hanya saja kedua gejala ini bisa jadi gejala-gejala yg menjadi attribute pasca gempa, yang bukan hanya monopoli pre sinkhole. Salut kepada T Geologi UPN membantu menenangkan masyarakat serta berusaha menjawab dengan melakukan pengeboran, namun tidak menjumpai rongga pada kedalaman dibawah 40 meter. Saya tidak tau apa yg mendasari Geol UPN sehingga memilih titik lokasi pengeboran disitu. Kalau memang gejala Glung ini adalah fenomena ilmiah, tentunya bisa direkam terlebih dahulu dengan alat geophone atau penelitian bawah permukaan lainnya. Kegagalan menemukan lubang ini, tentusaja tidak bisa dipakai sebagai kesimpulan tidak ada rongga. Yang menarik adalah fenomena sinkhole sering didahului adanya perubahan sistem hydrologi. Nah apakah sudah ada yg meneliti perubahan hydrologi ini ? Walaupun mungkin perubahan hydrologi ini bisa saja karena fenomena pasca gempa, bukan fenomena sinkhole juga ... duh sulit !. rdp wrote: > Pak Rovicky, > > Sentolo dan Oyo di Kulon Progo High masih belum jelas umurnya, tetapi > Wonosari di timur Kali Opak sudah lebih yakin umurnya yaitu Miosen > Tengah sekitar N11-N14 (Pak Budianto dan Pak Wartono pasti punya data > lebih akurat), sebagian publikasi ada yang meneruskan sampai ke Miosen > Akhir. > > Saya pikir inisiasi Sesar Opak (sesar turun) terjadi pre-Wonosari > carbonate deposition, tepatnya pada awal Miosen Tengah (N9-N10). > Karbonatnya hanya tumbuh di Tinggian Kulon Progo (Sentolo) di barat dan > di Wonosari High di timur, sementara Yogya daerah low, dan basementnya > adalah Old Andesite Oligo-Miocene berupa group volkanoklastik Kebo > Butak, Semilir, Nglanggran, dan Sambipitu. Wonosari reef tak pernah > diendapkan di Yogya Low. > > Ke offshore SW Yogya, pola high dan low menerus, tetapi Sentolo High > terisolasi di onshore saja, sedangkan Wonosari High meluas kemana-mana > bahkan ekivalennya sampai ke selatan Banyumas offshore. Alveolina-1 > duduk di Wonosari High dan menemukan karbonat dengan reservoir yang > bagus kualitasnya, sayang no HC charging. Borelis-1 duduk di dalaman > depan Wonosari High alias di penerusan Yogya Low, maka hanya deep marine > sediments yang ditemuinya pada interval eq. Wonosari. > > Kalau melihat batasan high dan low di wilayah Yogya onshore dan offshore > ini kelihatannya structure-driven, tetapi mungkin juga kalau ada yang > menafsirkan bahwa Yogya Low adalah inter-reef channel (antara Sentolo > dan Wonosari reefs), tetapi saya lebih berpikir bahwa pembatasnya Sesar > Opak, sebab post-Old Andesite, di selatan Jawa banyak terjadi block > faulting, termasuk membentuk horst block Sentolo, Yogya graben, dan > Wonosari horst block. > > Salam, > Awang > > -Original Message- > From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Thursday, March 01, 2007 3:58 C++ > To: iagi-net@iagi.or.id; HAGI-Net; [EMAIL PROTECTED] > Subject: [iagi-net-l] Kapan pembentukan sesar Opak ? > > Pak Awang, Benyamin Sapiie, Budyanto Thoha, Subagyo Pramumijoyo atau > kawan-kawan (structural) geologist lainya. > Adakah yang punya info kapan pembentukan Sistem Sesar Opak ? > Saya pingin tahu apa yang menjadi basement dari daerah Jogja (low). > > Kalau dari barat ada Sentolo High kemudia Jogja Low dan di timur ada > bukit Wonosari High, apakah Jogja Low yang bagian atasnya didominasi > oleh endapan Merapi ini masih memiliki kemungkinan adanya batugamping > Miosen dibawah kota Jogja ? > > Sumur Alveolina-1 (Shell, 1972) dan Borelis (shell, 1973) yang dibor > diselatan Jogja ini masuk dalam kategori Wonosari High atau Jogja Low > ? > > Trims infonya ? > > RDP > -- > http://rovicky.wordpress.com/ > > ---
Re: [iagi-net-l] Kapan pembentukan sesar Opak ?
Terimakasih Pak Awang, Mengapa saya menanyakan apakah ada reef Wonosari dibawah Jogja adalah menyangkut kekhawatiran sinkhole yang ada di guatemala. Di Guatemala ini batuan dasarnya batugamping dimana mekanismenya ditakutkan masyarakat apalagi didukung adanya isse "Glung" di Jogja. Banyak yg khawatir adanya kemungkinan sinkhole ini ada disekitar Opak. Saya berpikir, seandainya di Jogja Low tidak ada karbonat maka kemungkinan adanya rongga disekitar Patahan Opak sangat kecil. Apalagi kalau genesanya seperti dugaan Pak Awang, bahwa batugamping wonosari hanya akan tumbuh pada daerah tinggian (wonosari High di timur dan Sentalo High dibarat). Sebenernya gejala lain menjelang terjadinya amblesan terekam dalam issue yg beredar didaerah ini, misalnya swara gemuruh ("Glung"), namun fenomena ini yg sulit dibuktikan karena swaranya tidak pernah ada yg terrekam dengan tape (audio recorder).. Juga adanya perubahan hydrology (air yg muncrat atau aliran yg hilang masuk ke tanah. Hanya saja kedua gejala ini bisa jadi gejala-gejala yg menjadi attribute pasca gempa, yang bukan hanya monopoli pre sinkhole. Salut kepada T Geologi UPN membantu menenangkan masyarakat serta berusaha menjawab dengan melakukan pengeboran, namun tidak menjumpai rongga pada kedalaman dibawah 40 meter. Saya tidak tau apa yg mendasari Geol UPN sehingga memilih titik lokasi pengeboran disitu. Kalau memang gejala Glung ini adalah fenomena ilmiah, tentunya bisa direkam terlebih dahulu dengan alat geophone atau penelitian bawah permukaan lainnya. Kegagalan menemukan lubang ini, tentusaja tidak bisa dipakai sebagai kesimpulan tidak ada rongga. Yang menarik adalah fenomena sinkhole sering didahului adanya perubahan sistem hydrologi. Nah apakah sudah ada yg meneliti perubahan hydrologi ini ? Walaupun mungkin perubahan hydrologi ini bisa saja karena fenomena pasca gempa, bukan fenomena sinkhole juga ... duh sulit !. rdp <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Pak Rovicky, Sentolo dan Oyo di Kulon Progo High masih belum jelas umurnya, tetapi Wonosari di timur Kali Opak sudah lebih yakin umurnya yaitu Miosen Tengah sekitar N11-N14 (Pak Budianto dan Pak Wartono pasti punya data lebih akurat), sebagian publikasi ada yang meneruskan sampai ke Miosen Akhir. Saya pikir inisiasi Sesar Opak (sesar turun) terjadi pre-Wonosari carbonate deposition, tepatnya pada awal Miosen Tengah (N9-N10). Karbonatnya hanya tumbuh di Tinggian Kulon Progo (Sentolo) di barat dan di Wonosari High di timur, sementara Yogya daerah low, dan basementnya adalah Old Andesite Oligo-Miocene berupa group volkanoklastik Kebo Butak, Semilir, Nglanggran, dan Sambipitu. Wonosari reef tak pernah diendapkan di Yogya Low. Ke offshore SW Yogya, pola high dan low menerus, tetapi Sentolo High terisolasi di onshore saja, sedangkan Wonosari High meluas kemana-mana bahkan ekivalennya sampai ke selatan Banyumas offshore. Alveolina-1 duduk di Wonosari High dan menemukan karbonat dengan reservoir yang bagus kualitasnya, sayang no HC charging. Borelis-1 duduk di dalaman depan Wonosari High alias di penerusan Yogya Low, maka hanya deep marine sediments yang ditemuinya pada interval eq. Wonosari. Kalau melihat batasan high dan low di wilayah Yogya onshore dan offshore ini kelihatannya structure-driven, tetapi mungkin juga kalau ada yang menafsirkan bahwa Yogya Low adalah inter-reef channel (antara Sentolo dan Wonosari reefs), tetapi saya lebih berpikir bahwa pembatasnya Sesar Opak, sebab post-Old Andesite, di selatan Jawa banyak terjadi block faulting, termasuk membentuk horst block Sentolo, Yogya graben, dan Wonosari horst block. Salam, Awang -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 01, 2007 3:58 C++ To: iagi-net@iagi.or.id; HAGI-Net; [EMAIL PROTECTED] Subject: [iagi-net-l] Kapan pembentukan sesar Opak ? Pak Awang, Benyamin Sapiie, Budyanto Thoha, Subagyo Pramumijoyo atau kawan-kawan (structural) geologist lainya. Adakah yang punya info kapan pembentukan Sistem Sesar Opak ? Saya pingin tahu apa yang menjadi basement dari daerah Jogja (low). Kalau dari barat ada Sentolo High kemudia Jogja Low dan di timur ada bukit Wonosari High, apakah Jogja Low yang bagian atasnya didominasi oleh endapan Merapi ini masih memiliki kemungkinan adanya batugamping Miosen dibawah kota Jogja ? Sumur Alveolina-1 (Shell, 1972) dan Borelis (shell, 1973) yang dibor diselatan Jogja ini masuk dalam kategori Wonosari High atau Jogja Low ? Trims infonya ? RDP -- http://rovicky.wordpress.com/ Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.o
[iagi-net-l] Fw: Info Lumpur Lapindo
- Original Message - From: Rudi Rubiandini R.S. To: Yahdi Zaim ; R.P. Koesoemadinata Sent: Wednesday, February 28, 2007 1:09 PM Subject: Re: Info Lumpur Lapindo Pa Zaim & Pa Koesoema yang saya banggakan, Mohon diforward ke Millis IAGI, kalau berkenan. Sebagai penjelasan bahwa Relief Well yang pernah ada dalam koridor timnas adalah R1, baru sampai kedalaman 3600 feet, R2 baru sampai kedalaman 1170 feet. Untuk diketahui bahwa R1 Secara aktif baru bekerja selama 2 bulan, sedangkan R2 baru 2 minggu (!), karena banyak hal-hal non-teknis yang tidak perlu saya sebutkan. Jadi, Kegiatan Relief Well yang tujuannya sampai kedalaman dibawah 7000 feet dan kemudian menginjeksikan lumpur berat sebesar minimal 22 ppg BELUM SELESAI dilakukan. Kemudian seolah-olah itu menunjukan KEGAGALAN Relief Well, mohon maaf jangan dipakai sebagai peluru untuk menghentikan Usaha-usaha yang sifatnya SOLUSI seperti Relief Well oleh orang-orang yang takut kalau Erupsi DAPAT DIMATIKAN. Penyebab dihentikannya kegiatan relief well karena DANA CASH yang tersedia sudah Cekak, sementara pemerintah belum siap 1 rupiah pun untuk berusaha mematikan Semburan. Jadi,. siapa bertanggungjawab kalau akhirnya erupsi ini berjalan sampai puluhan tahun ? kalau aklhirnya menutup lahan lebih dari ribuan Hektar, dan kalau akhirnya memutus kehidupan beratus-ratus ribu masyarakat tidak bersalah ? Apakah kita TEGA berpangku Tangan, sebagai penonton tanpa solusi ? Apakah kita dengan SADAR membiarkan suatu kejadian di depan mata, sementara kita memiliki kemampuan untuk melakukan SESUATU ? Ampunilah kami yang Alloh atas kekhilafan kami, semoga engkau memaafkan kami semua . . . Amin Salam, Rudi Rubiandini R.S. - Original Message - From: Yahdi Zaim To: Rudi Rubiandini R.S. Sent: Wednesday, 28 February, 2007 11:24 Subject: Re: Info Lumpur Lapindo Ass.W.W., Terima kasih Pak Rudi, emailnya sudah saya terima dan saya terus mengikuti masalah2 LUSI Terlampir di bawah ini saya forwardkan respon tentang surat terbukanya Pak Koesoemadinata serta ketidak hadiran Pak Rudi dalam workshop Wassalam, Zaim - Original Message - From: "Syamsu Alam" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Wednesday, February 28, 2007 7:43 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI-(2) Pak Koesoema Yth, Terimakasih atas email yang disampaikan (Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI)ke mailing list IAGI. Saya merespon surat bapak bukan atas nama Ketua Umum IAGI, dan mohon maaf kalau baru dapat merespon sekarang. (Sedih juga mendengar bapak tidak dapat tidur beberapa hari). Mengenai pandangan Pak Koesoema tentang workshop tersebut saya kira itu sahih saja, namun ada beberapa hal yang ingin saya respon. 1. Dr. Rudy Rumbiandini tidak hadir dalam acara tersebut. Sepanjang yang saya ketahui, panitia telah mengundang bukan saja Dr. Rudy tetapi seluruh team pakar dalam "Timnas". Barangkali memang bukan sebagai pembicara, namun jika beliau hadir tentu dapat memberikan kontribusi/pandangannya tentang "Lusi" (note: Dr. Rudy juga sudah pernah diundang sebagai pembicara dalam diskusi Lusi yang diadakan IAGI di Sahid Htl beberapa bulan yang lalu). 2. Richard Davies hadir (walaupun mungkin tidak diundang oleh penyelenggara). Dia beberapa kali melayangkan pertanyaan walaupun barangkali tidak mendapatkan jawaban yang memuaskannya, namun opininya telah dimuat di "The Jakarta Post", Friday, February 23, 2007, di halaman depan). Saya akan quote beberapa statementnya, a. mengenai penyebab semburan Lumpur: "The chance that the mud erupted because of the drilling activities is 90 percent. I feel quite strongly about this", dia juga menambahkan: "the chance of the mud volcano being triggered by an earlier earthquake in Yogyakarta was 1 to 2 percent, while the chance that both drilling activities and the earthquake played a role was 8 percent". Dari statement tersebut jelas dia masih mengatakan adanya peran drilling dan gempa (tectonic forces?)sebagai penyebab semburan walaupun persentasinya berbeda. b. Mengenai usaha penghentian semburan: "any efforts to stop or curb the mudflow would be highly dangerous", dia juga menambahkan: "People should just leave the (mud volcano) alone. The embangkment is dangerous. If it collapses, it could create an intense hazard". Untuk hal ini kelihatannya ada kesamaan pendapat antara Davies dengan statement yang telah disampaikan oleh kawan-kawan dari IAGI. Penanganan Lumpur dipermukaan, terutama yang menyangkut masalah social perlu menjadi prioritas. 3. Pak Koesoema mengatakan:" Untuk menentukan 'the smoking gun' dalam masalah LUSI dan sekali gus menghentikan semburan mungkin satu-satunya adalah dengan melakukan pemboran relief well yang langsung ditujukan kepada lubang bor pas di atas top Kujung atau gejala apapun yang telah menyebabkan loss & kick, dengan hypothesa kerja
Re: [iagi-net-l] seleksi (Re: [iagi-net-l] FW: IPA sponsored field study opportunity_v1)
mau nambahin lagi. ARCO sekitar akhir 80 an kasih beasiswa ke mahasiswa yang kurang mampu dan harus bekerja sambilan untuk membiayai hidup nya. terutama kalau kerjaannya kerjaan kasar atau pekerjaan yang membahayakan. waktu itu IP tidak dijadikan standard, tetapi peningkatan IP di harapkan setelah diberikan beasiswa. masih ada kah perusahaan/orang yang mau memberikan bantuan kepada yang kurang beruntung supaya mereka bisa memperbaiki hidup mereka? fbs - Original Message From: Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, March 1, 2007 12:41:01 PM Subject: Re: [iagi-net-l] seleksi (Re: [iagi-net-l] FW: IPA sponsored field study opportunity_v1) Aku berani bertaruh "ada hubungan antara IP dengan kecerdasan dan bahkan kesuksesan". Coba saja diuji dengan "statistik", saya yakin modus akan muncul pada pernyataan diatas yaitu ada hubungan antara kecerdasan, IP dan kesuksesan. Sayangnya, selalu saja oarang yag "sukses" karena tiga hal diatas relatif diam dan tidak mengemuka suaranya. Lebih banyak argumentasi-argumentasi yang berlandaskan azas ANOMALI yang muncul secara acak dan kasuistis. misal : - Aku dulu IPnya rendah toh sekarang bisa sukses. - Aku ini tidak tergolong cerdas (IQ nunduk) toh sekarang bisa menjadi manajer - Walaupun aku IP tinggi aku ini bukan anak cerdas, tetapi tetep juga sukses. Salah satu argumentasi anomali : Anakku dulu disuruh blajar susah banget dia bilang "Bill Gates ... sekolah ndak lulus sekarang kaya, tetapi anaknya tetep sekolah dan kiliah", aku cuman jawab "Lah emangnya kamu Billgates ? Kamu cuman anaknya Rovicky yg biasa saja, dan bukan cerdas, jadi tetep saja kau harus kerja keras" Mungkin kita bisa buat crosplot 3D antara kecerdasan, kesuksesan, dan IP disekolah. Aku kok yakin untuk tujuan praktis menggunakan IP sebagai tolok ukur seleksi masih akan valid dan dapat dipertanggung jawabkan alasannya. Nah kalau bisa ditambah dengan faktor aktif organisasi pasti juga akan terlihat hasilnya. Memang bener IP tinggi saja ... tidak cukup Organisasi thok ndak memenuhi syarat Cerdas doank ... sampun mundur aja sana Jadi, buat mahasiswa --> kalau mau sukses harus punya nulai plus ketiga-tiganya Memang tidak ada superman di dunia ini, tetapi dunia ini sangat kejam sekejam ibu kota dan untuk saat ini "bagus saja tidak cukup ! " mesti bagsbang ! rdp "ip rendah, bodo, males organisasi ... cuman wong bejo" On 3/1/07, Franciscus B Sinartio <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > ikutan juga ya.. > menarik juga ulasan2 yang sudah ada. > kalau misalnya yang "kurang mampu" selalu "belajar" dalam hidupnya maka saya > yakin dia bisa berhasil dalam hidup(&karier) juga. > jadi metode yang dilakukan untuk dapat nilai tinggi diterapkan dalam hidup. > > IP memang tidak selalu bisa di identikkan dengan kecerdasan. tapi apakah > hanya orang yang cerdas yang bisa berhasil dalam pekerjaan? > menurut artikel2 yang sudah banyak di terbitkan, manusia itu hanya pakai > kurang dari 15 % dari kapasitas otaknya. Einstein saja katanya hanya pakai > 15 % an. saya tidak tahu bagaimana ngukurnya. tapi banyak sekali yang quote > hasil penelitian ini. > Nah kalau ini benar maka tidak perlu jadi orang jenius, cukup orang > biasa-biasa saja yang mau pake kapasitas otaknya. > dan lingkungan pergaulan dan tantangan yang diterima yang membuat orang > memakai otaknya secara optimum atau tidak . (justru itu ada pendapat seperti > yang disebutkan Oki) > jadi mungkin tidak ada orang yang dilahirkan sudah menjadi jenius dan lebih > dari pada yang lain. > > kalau menurut saya recruitment yang optimum akan dicapai kalau memakai > prinsip "put the right man on the right place". > mungkin perusahaan minyak boleh belajar dari rekruitmen pemain sepakbola atau > olahraga yang lain di klub2 dunia. > setiap calon pemain di recruit berdasarkan dimana dia bisa kontribusi dalam > team. misalnya yang kidal dan kuat larinya bisa ditempatkan di kiri > luar(tentu saja harus sering latihan bola dan bisa dreeble bola). > kalau di geoscientist, yang kuat matematiknya (sering di identik kan dengan > jenius) di pekerjakan sebagai geophysicist yang ngerjain processing dan > modelling atau yang lain yang perlu analisa matematik yang tinggi. dst... > dst.. > > sebagai tambahan, ada satu artikel di salah satu penerbitan AAPG tahun 80 an > yang menyatakan bahwa keberhasilan seseorang sebagai geoscientist dalam dunia > perminyakan tergantung dari dua tahun pertama dia. karena pada dua tahun > pertama itulah ditumbuhkan minat akan cabang2 geoscientistnya dan juga saat > mendapatkan fondasi2 yang diperlukan. > > ada lagi pendapat: yang bisa berhasil adalah yang bisa menyesuaikan diri > dengan perubahan. > > fbs > IP saya sih biasa2 saja, tidak tinggi tapi cukup untuk lulus > > > > Wayan Ismara Heru Young <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > saya tertarik dengan kalimat bapak shofi : Butuh kecerdasan yang tinggi untuk > menghasilkan karya yang bagus. > tapi apa kecerdasan
RE: [iagi-net-l] Kapan pembentukan sesar Opak ?
Pak Rovicky, Sentolo dan Oyo di Kulon Progo High masih belum jelas umurnya, tetapi Wonosari di timur Kali Opak sudah lebih yakin umurnya yaitu Miosen Tengah sekitar N11-N14 (Pak Budianto dan Pak Wartono pasti punya data lebih akurat), sebagian publikasi ada yang meneruskan sampai ke Miosen Akhir. Saya pikir inisiasi Sesar Opak (sesar turun) terjadi pre-Wonosari carbonate deposition, tepatnya pada awal Miosen Tengah (N9-N10). Karbonatnya hanya tumbuh di Tinggian Kulon Progo (Sentolo) di barat dan di Wonosari High di timur, sementara Yogya daerah low, dan basementnya adalah Old Andesite Oligo-Miocene berupa group volkanoklastik Kebo Butak, Semilir, Nglanggran, dan Sambipitu. Wonosari reef tak pernah diendapkan di Yogya Low. Ke offshore SW Yogya, pola high dan low menerus, tetapi Sentolo High terisolasi di onshore saja, sedangkan Wonosari High meluas kemana-mana bahkan ekivalennya sampai ke selatan Banyumas offshore. Alveolina-1 duduk di Wonosari High dan menemukan karbonat dengan reservoir yang bagus kualitasnya, sayang no HC charging. Borelis-1 duduk di dalaman depan Wonosari High alias di penerusan Yogya Low, maka hanya deep marine sediments yang ditemuinya pada interval eq. Wonosari. Kalau melihat batasan high dan low di wilayah Yogya onshore dan offshore ini kelihatannya structure-driven, tetapi mungkin juga kalau ada yang menafsirkan bahwa Yogya Low adalah inter-reef channel (antara Sentolo dan Wonosari reefs), tetapi saya lebih berpikir bahwa pembatasnya Sesar Opak, sebab post-Old Andesite, di selatan Jawa banyak terjadi block faulting, termasuk membentuk horst block Sentolo, Yogya graben, dan Wonosari horst block. Salam, Awang -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 01, 2007 3:58 C++ To: iagi-net@iagi.or.id; HAGI-Net; [EMAIL PROTECTED] Subject: [iagi-net-l] Kapan pembentukan sesar Opak ? Pak Awang, Benyamin Sapiie, Budyanto Thoha, Subagyo Pramumijoyo atau kawan-kawan (structural) geologist lainya. Adakah yang punya info kapan pembentukan Sistem Sesar Opak ? Saya pingin tahu apa yang menjadi basement dari daerah Jogja (low). Kalau dari barat ada Sentolo High kemudia Jogja Low dan di timur ada bukit Wonosari High, apakah Jogja Low yang bagian atasnya didominasi oleh endapan Merapi ini masih memiliki kemungkinan adanya batugamping Miosen dibawah kota Jogja ? Sumur Alveolina-1 (Shell, 1972) dan Borelis (shell, 1973) yang dibor diselatan Jogja ini masuk dalam kategori Wonosari High atau Jogja Low ? Trims infonya ? RDP -- http://rovicky.wordpress.com/ Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
[iagi-net-l] Kapan pembentukan sesar Opak ?
Pak Awang, Benyamin Sapiie, Budyanto Thoha, Subagyo Pramumijoyo atau kawan-kawan (structural) geologist lainya. Adakah yang punya info kapan pembentukan Sistem Sesar Opak ? Saya pingin tahu apa yang menjadi basement dari daerah Jogja (low). Kalau dari barat ada Sentolo High kemudia Jogja Low dan di timur ada bukit Wonosari High, apakah Jogja Low yang bagian atasnya didominasi oleh endapan Merapi ini masih memiliki kemungkinan adanya batugamping Miosen dibawah kota Jogja ? Sumur Alveolina-1 (Shell, 1972) dan Borelis (shell, 1973) yang dibor diselatan Jogja ini masuk dalam kategori Wonosari High atau Jogja Low ? Trims infonya ? RDP -- http://rovicky.wordpress.com/ Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners)
Yth Pak Awang Yang membuat west sulawesi menarik adalah perbedaan seri pengendapannya dengan west arm sulawesi secara keseluruhan, ada rentang waktu yang cukup besar di daerah onshore (CMIIW), menurut peta geologi P3G nyasedimen yang paling tua adalah Formasi Latimojong berumur Cretaceous yang terdiri dari meta sst, sabak, filit serta meta lempung sebagai sisipan, kemudian paket sedimen yang diperbincangkan sebelumnya yaitu sedimen yang berumur miosen adalah Formasi Lariang...umurnya adalah Miosen Akhir - Pliosen, isi dari formasi ini adalah konglomerat, batupasir dan sisipan batulempung serta setempat ditemukan sisipan tufa, hampir semua oil seep didaerah ini, muncul di interval Formasi Lariang, sementara diatasnya ada Formasi Pasangkayu dan Pakuli yang berumur Plio-Plistosen yang tersusun oleh selang-seling batupasir dan lempung, dibeberapa tempat dijumpai konglomerat dan limestone Daerah west sulawesi, terpisahkan dengan daerah enrekang dan toraja yang berada dibagian timurnya oleh Latimojong Fold-belt complex, dimana di daerah ini, kita bisa menemukan endapan Formasi Toraja yang sebagian besar orang membaginya kedalam dua seri, yaitu Lower Toraja (eq. mallawa clastics) dan Upper Toraja (seri karbonat eq. tonasa) serta diatasnya ada Formasi Makale (eq. Formasi Taccipi ). di timur wilayah West Sulawesi oil seep rata-rata ditemukan di sediment paleogen Formasi Lower Toraja seperti di parandean (daerah sekitar cakke) dan daerah yang paling selatan ditemukan di desa jempulu kabupaten barru di Formasi Balangbaru yang berumur Cretaceous. Paket sediment "synrift" dipercaya merupakan potensial source rock didaerah ini Sementara mengenai tingkat maturity source rock yang menurut pak Edi Subroto Ro nya bisa mencapai nilai 3% mungkin saja bisa di trigger salah satunya oleh banyaknya volcanics event dan keberadaan batuan terobosan (diorite, granodiorit, andesit dan granit) di daerah ini. Sebagai referensi daerah ini bisa di baca di magoon 1988 (IPA ??) Salam JAP -Original Message- From: Awang Harun Satyana Sent: 01 Maret 2007 8:11 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] West Sulawesi (was:Tender Winners) Ulasan petroleum system West Sulawesi dari Ferry sudah benar saya pikir, ada beberapa catatan tambahan : Reservoir Reservoir umur Miosen ke atas mungkin kualitasnya tak akan sebagus kawan seumurnya di sisi Kalimantan. Ini berhubungan dengan provenance di West Sulawesi yang lebih volkanik (spt Camba Fm.) dan pendeknya jarak provenance-tempat deposisi dari West Sulawesi onshore ke offshore-nya yang akan mengakibatkan sedimen tak mature. Bandingkan dengan betapa mature-nya sedimen umur tersebut di Kutei offshore karena re-cycling berkali2. Source dan charging Beberapa studi geokimia pada oil seeps di West Sulawesi menunjukkan bahwa source minyak2 ini adalah batuan induk silisiklastik berumur Eosen (eq. Lower Tanjung SR). Apakah ada coally source Miosen seperti di sisi Kalimantan ? Masih tanda tanya sebab pada saat Miosen, sistem delta di West Sulawesi tak seberkembang (atau tak berkembang) seperti di East Kalimantan. Source-nya berupa synrift graben Eosen sebelum West Sulawesi terpisah dari sisi timur Kalimantan. Charging yang jelas baru dari graben2 Eosen di offshore ke reef eq. Berai (Oligo-Miosen) di horst-blocknya. Charging dari Eosen graben ke foldbelt Miosen di offshore lebih berisiko, tetapi di onshore hal ini sudah terjadi. Trap Gravity-driven toe-thrusting tetap terjadi di Miosen foldbelt offshore di kawasan paling barat, tetapi betul bahwa semakin ke timur mendekati onshore West Sulawesi foldbelt makin banyak pengaruh kompresi (seperti Kalosi foldbelt). Keberadaan thin-skinned tectonics mau tak mau menunjukkan bahwa toe thrusting bekerja juga di sini. Trap yang lain adalah reef eq. Berai-upper Tonasa yang berkembang di setiap horst block di offshore West Sulawesi. Terjadi diskusi yang lama dengan Exxon dan Marathon, apakah itu volcanic cone atau reef, tetapi kedua operator meyakini bahwa itu adalah reef, apalgi sekarang kita semua lebih yakin bahwa Makassar Strait hanyalah attenuated continental crust, jadi volkanisme basic mungkin memang tak terjadi. Seal Selain yang ditulis Ferry, ekivalen Tonasa limestone (Oligocene) yang tight bisa jadi seal juga buat objektif Eosen di synrift. Herry, Tonasa limestone telah lama menjadi target eksplorasi di South Sulawesi, sejak awal tahun 1970-an. Banyak sumur Gulf Oil telah dibor untuk melihat prospektivitas Tonasa. Tetapi, sampai sekarang belum terbukti prospektivitas itu. Secara umum, Tonasa limestone is very tight. Tetapi di seberang utara Walanae Fault, di blok turunnya, Tonasa di situ adalah re-deposited Tonasa carbonate, dan lumayan porous walaupun hanya bisa melepaskan gas seep. Rekan saya di BPMIGAS, Johnson, pasti punya catatan tambahan lagi, silakan. Salam, Awang -Original Message- From: Herry Maulana [mailto:[EMAIL PR