Re: [iagi-net] Unconventional vs Conventional

2014-10-10 Terurut Topik Andi AB Salahuddin - a_baiq...@yahoo.com
Rekan IAGI sekalian ysh:

Berdasarkan terminologi yang tertera dalam PerMen ESDM no.5/2012, pasal 1 ayat 
1: migas non konvensional adalah migas yang diusahakan dari reservoir tempat 
terbentuknya migas (seperti yang disampaikan mas Noor sebelumnya) dengan 
permeabilitas yang rendah antara lain shale oil, shale gas, tight sand gas, gas 
metana batubara, dan metan hidrat dengan menggunakan teknologi tertentu seperti 
fracturing.

Kembali ke pertanyaan mas RDP berapa angka kisarannya? Di dalam PerMen ini 
tidak tertera secara kuantitatif berapa cut-off porositas, permeabilitas, dan 
kedalamannya. Dengan demikian kemungkinan terjadinya tumpang tindih dengan yang 
wilayah KKKS Konvensional memang bisa terjadi menurut saya, baik overlap secara 
aerial maupun vertikal.

Untuk referensi, mungkin bisa dilihat di:

*Law, B. E., and J. B. Curtis, 2002, Introduction to unconventional petroleum 
systems: AAPG Bulletin, V. 86, No. 11 (November 2002), P. 1851-1852.
**Caineng Zou, 2012, Unconventional Petroleum Geology. Buku yg bagus, mengupas 
mulai dari origin, diagenesa, assessment, hingga kepada teknologi ekstraksi 
yang diterpakan di lapangan-lapangan di China dan US. Di buku ini juga 
diuraikan tentang kisaran poro-perm dan kedalaman dari unconventional reservoir 
yang ada.


salam.


--- On Fri, 10/10/14, noor syarifuddin noorsyarifud...@gmail.com wrote:


Sepemahaman saya konvensional dan non konvensional bukan dr poro-perm tapi dari 
sistemnya:
- konvensional SR dan reservoir brg yg beda
- CBM, shale gas: SR sekaligus jd reservoir

Saat ini PSC CBM sdh beda dgn yg konvensional karena proses eksplorasinya juga 
beda: core hole, pilot hole dst. Termasuk ada term boleh jual gas pada sumur 
dewatering meski blm ada PODnya.

Kesulitan CBM dan shale gas nggak berhubungan dgn PSCnya tapi lbh karena 
kondisi yg berbeda (eg proses dewatering yg relatif lama dst). Kalau shale gas 
sih mmg baru mulai jd blm ketahuan hslnya.. Saya pribadi sih tdk terlalu 
optimis... Ya tdk jauh dgn CBM yg jalan di tempat meski sdh hampir 6-7 tahun 
jalan..


Salam,


On Thursday, October 9, 2014, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com wrote:

Tentunya perlu kriteria berdasarkan ketentuan tehnis. Misal porositas atau 
kedalaman atau permeabilitas ataupun yg lain. Salah satu sulitnya di indonesia 
utk mengembangkan nonconvensional ini karena dalam pembagian kotak psc 
conventional tidak disebutkan. Jadi tumpang tindih ini menjadi salah satu batu 
sandungan.

Rdp

Sent from my Windows PhoneFrom: lia...@indo.net.id
Sent: ‎10/‎9/‎2014 9:16 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Unconventional vs Conventional

Konvensional itu identik dg sesuatu yg biasa atau lazimnya (yg menjadi pemhaman 
 bersama sekarang ini ) tinggal melihatnya dari mana , kalau dilihat  sebagai 
Sumber Energi maka migas itu konvensional sedangkan shale gas itu 
unkonvensional.

Dalam UU ttg Energi ada istilah Sumber Energi Baru yaitu Sumber energi yg 
dihasilkan dengan Teknologi Baru , contohnya CBM (mungkin CBM ini bisa 
dikatagorikan dg sumber energi unkonvensional , Shale gas juga bisa masuk 
disini) 

Kalau dalam UU Migas itu  yg diatur pengusahaan Komoditinya (minyak dan gas nya 
), sedangkan Teknologi untuk mendapatkannya apakah konvensional atau 
unkonvensional  tdk dibedakan


ISM

 Rekan-rekan IAGI ytc.

 Tentunya banyak yang sering mendengar Shale gas atau Shale
 oil ataupun Tight Reservoir Resources. Semua ini
 dikategorikan sebagai UNCONVENTIONAL HydroCarbon.

 Nah, sebenernya salah satu kriterianya karena reservoir yang
 memiliki prositas dan permeabilitas  sangat kecil.
 Sehingga memerlukan cara khusus untuk memproduksikannya.
 Namun masih tetap HC juga. dimana didalam kontrak PSC
 CONVENTIONAL, tidak dijelaskan dengan baik. Yang sekalilai,
 berpotensi tumpang tindih

 Adakah yang tahu sebenernya klasifikasi sebagai
 unconventional resources itu bagaimana ? Apakah ada angka
 khusus untuk prositas / permeabilitas sehingga dianggap atau
 dikategorikan sebagai unconventional vs conventional ?
 Adalah keriteria saintifiknya atau adakah referensi tentang
 hal ini ?

 Salam
 RDP

 --
 Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang
 positip.

Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention  Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

Re: [iagi-net] Menghadapi AFTA dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)

2014-10-07 Terurut Topik Andi AB Salahuddin
Mas RDP dan rekan IAGI sekalian,

Sepakat dengan yang mas Vicky uraikan di bawah. Bahkan kalau boleh sedikit 
lebih optimis lagi (bukan takabur), dari yang saya lihat dan alami sendiri 
ternyata pekerja migas asal Indonesia tidak saja lebih canggih  tangguh 
dibandingkan negara ASEAN tapi juga tidak kalah sama pekerja migas asal Middle 
East, (North) Africa, atau Amerika Latin yang cukup membanjiri lapangan kerja 
di middle east. 

Selain karena sudah lamanya industri migas Indonesia berjalan, menurut saya 
faktor utama lainnya ialah terutama karena kita sangat beruntung dianugerahi 
dengan lapangan-lapangan migas dengan kondisi bawah permukaan yang boleh 
dibilang lengkap play-nya, kompleks strukturnya, sampai kepada sudah tidak 
asingnya penggunaan teknologi EOR, dst. Kesemuanya ini pada akhirnya memperkaya 
pengalaman kita selama mengevaluasi lapangan tersebut. In the end, tidak 
terlalu mengherankan jika sewaktu tenaga profesional migas Indonesia harus 
ekspansi ke Middle East misalnya, amunisinya sudah lengkap :) 

Salam optimis.
AS.
-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Tue, 7 Oct 2014 17:58:07 
To: Indoenergyindoene...@yahoogroups.com; 
migas_indone...@yahoogroups.commigas_indone...@yahoogroups.com; 
IAGIiagi-net@iagi.or.id; 
geosaintist...@googlegroups.comgeosaintist...@googlegroups.com; Forum 
HAGIfo...@hagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net] Menghadapi AFTA dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)

Menghadapi AFTA dan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean), banyak yang khawatir
Indonesia kebanjiran tenaga asing. Tapi khusus untuk pekerja MIGAS, saya
malah khawatir kehilangan rekan-rekan pekerja MIGAS Indonesia yang hengkang
keluar dari Indonesia.
Pekerja Migas Indonesia itu lebih canggih dan lebih tangguh ketimbang
pekerja migas dari luar (khususnya ASEAN), bahkan juga banyak yang hengkang
ke US/Eropa dan terutama Middle East (Timur Tengah).
Pengalaman Industri Migas Indonesia yang lebih dari 100 tahun menghasilkan
tenaga-tenaga trampil jauh lebih bagus ketimbang negara-negara lain. Tidak
sekedar kurangnya remunerasi penghargaan profesinya, tetapi justru susahnya
operasi migas di Indonesia ini yang menyebabkan *sulitnya menciptakan
lapangan pekerjaan yang pas* dan berujung pada hengkangnya pekerja migas
yang berpengalaman ini.
Salah satu tugas awal ESDM yang perlu dilakukan sebelum menyediakan energi
yang dengan didahului penemuan lapangan migas baru adalah kemudahan
menyediakan pekerjaan eksplorasi itu sendiri.
Dengan data.
Dengan project.
Dan penyediaan dana yg cukup.

Salam
RDP
--
Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip.


Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention  Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list.



[iagi-net] Negosiasi status resiko suatu blok, mungkinkah? (was Re: Open geoscientific digital data- Australia)

2014-08-25 Terurut Topik Andi AB Salahuddin - a_baiq...@yahoo.com

Karena risiko itu tidak sama diperbagai daerah, tentu mereka akan mau kalau 
rewardnya memadai. Mungkin untuk menarik investor itu adalah dengan 
mentenderkan oil production splitnya, tanpa ada cost recovery saja, (yang cuman 
bikin rumit, dan banyak izin2 dan approval saja).


Prof.Koesoema dan Rekan IAGI sekalian,

Dari kepala seorang geosaintis saja bisa dihasilkan 1 atau lebih interpretasi  
skenario. Dengan demikian maka akan sangat wajar jika diantara geosaintis di 
suatu perusahaan/investor dan geosaintis yang merupakan perpanjangan tangan 
pemerintah (?ESDM/SKKMigas/Universitas) terdapat perbedaan ide dan konsep 
eksplorasi dengan nilai peluang keberhasilan dan resiko yang juga berbeda.

Sangat mungkin terjadi dimana suatu calon investor berdasarkan studi teknis  
keekonomiannya menyimpulkan suatu blok memiliki resiko eksplorasi yang tinggi 
dan oleh karenanya dibutuhkan reward memadai, intensif khusus, dsb dari 
pemerintah. Sedangkan di sisi lain hasil hitung-hitungan pemerintah menunjukkan 
bawah resiko eksplorasi serta keekonomian di blok tersebut low-moderate saja 
sehingga tidak diperlukan perlakuan istimewa dan insentif khusus.

Kira-kira bagaimana prosedur teknis/administratif yang harus diambil oleh kedua 
belah pihak jika terjadi kondisi seperti di atas. Akankah ada negosiasi antara 
calon investor dan pemerintah mengenai status blok yg sebelumnya moderate risk 
lalu dinaikkan menjadi high risk (plus pemberlakuan paket intensif) agar si 
calon investor mau mengelola blok tersebut? Atau akankah pemerintah tetap 
dengan pendiriannya bahwa daerah tersebut bukanlah suatu area yang butuh 
intensif dan special reward dengan konsekuensi blok tersebut akan tetap idle? 
Atau mungkin ada win-win solution? 

Terimakasih atas pencerahannya.

salam,
A. Baiquni.

---
From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Mon, 25 Aug 2014 15:40:08 +0700
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Re: [economicgeology] Open geoscientific digital data- 
Australia

Benar sekali investor yang benar2 oil company itu perlu hard data, raw data, 
bukan tulisan exposisi mengenai potensi  migas oleh expert pemerimtah yang 
cenderung diberi kosmetik tebal. Yang begituan sih hanya konsumsi untuk 
investor industri migas non real, untuk portfolio dan bursa saham. Makanya 
banyak block ditawarkan pemerintah yang tidak laku.
 
Perusahaan minyak yang real akan melakukan studi sendiri dan untuk itu perlu 
real hard raw data, dengan memunculkan idea-idea baru selain menggunakan 
teknologi mutahir, yang masih jadi rahasia perusahaannya. Bahkan mungkin saja 
daerah-daerah yang sudah dinyatakan tidak berpotensi adanya migas, dianggap 
berpotesi dengan adanya idea baru itu. Bahkan dry holes pun mungkin kalau 
dipelajari kemajuan technologi baru, seperti petrophysics, ternyata sebetulnya 
masih bisa diproduksikan dengan technologi baru, atau dulunya terlewat, 
khususnya potensi gasnya. Banyak postmortum studies dari dry holes telah 
membuktikan itu.

Perusahaan itu akan lebih percaya kalau studinya itu dilakukan oleh para 
ahlinya sendiri, dan mau mengambil risiko. Karena risiko itu tidak sama 
diperbagai daerah, tentu mereka akan mau kalau rewardnya memadai. Mungkin untuk 
menarik investor itu adalah dengan mentenderkan oil production splitnya, tanpa 
ada cost recovery saja, (yang cuman bikin rumit, dan banyak izin2 dan approval 
saja). Pemerintah pusat harus berkampanye besar-besaran ke 
daerah-daerah/bupati-bupati untuk tidak menghambat explorasi migas. Suruh 
Jokowi blusukan ke kabupaten-kabupaten.

Wassalam
RPK
 
- Original Message -
From: rakhmadi avianto
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Monday, August 25, 2014 12:43 PM
Subject: Re: [iagi-net] Re: [economicgeology] Open geoscientific digital data- 
Australia

Setuju pak Prof Kusuma, saya kira kerahasiaan itu hanya tinggal impian belaka, 
semua data yg jelas dilapangan bisa di dapat secara LEGAL dan ILLEGAL sedangkan 
analisa cekungan yg justru sangat diperlukan untuk suksesnya EXPLORASI ke depan 
malah sering tidak nyambung dg ketiadaan data tersebut. Padahal investor perlu 
diyakinkan bahwa potensial untuk Explorasi di Cekungan Indonesia ke depan masih 
ada.

SETUJU SEBAIKNYA Jokowi-JK membuka saja data2 itu agar Indonesia bisa lebih 
maju secara science dan penghasilan para sciencetisnya, wabil khusus 
Geoscientisnya.

Salam
KjA NPA 0666



On Mon, Aug 25, 2014 at 10:58 AM, koeso...@melsa.net.id wrote:
Boxbe  This message is eligible for Automatic Cleanup! (koeso...@melsa.net.id) 
Add cleanup rule | More info 

Saya kira dalam abad ke 21 dengan teknologi IT ini kerahasian data negara itu 
sdh tidk relevant lagi, Wikileaks membuktikannya. Percuma saja ada undang2 
kerahasian negara. Data sebesar apapun dapat lintas benua dalam sekejap. Yg 
masih ingin mempertahankan kerasiahan2 ini hanya yg mempunya kepentingan 
komersiel 

Re: Re: [iagi-net] BACK TO BASIC # 1 - INDONESIA SECARA UMUM BUKAN ISLAND ARC

2013-01-29 Terurut Topik Andi AB Salahuddin
Mas Kartiko,

Saya koreksi sekalian pernyataan saya sebelumnya. Lebih
tepatnya di sisi NE Amerika Selatan, di sekitar Trinidad-Tobago, lapangan
minyak dan gas, termogenik. 

 

Seandainya mas masih tertarik dengan “cerita”
lengkapnya, mungkin yang berikut ini bisa jadi salah satu referensi yang
menarik. AAPG Memoir #79, Lithospheric Structure and Supracrustal Hydrocarbon
Systems, Offshore Eastern Trinidad, (Boettcher et all, 2003).

 

Salam,--- On Tue, 1/29/13, kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com wrote:

From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com
Subject: Re: Re: [iagi-net] BACK TO BASIC # 1 - INDONESIA SECARA UMUM BUKAN 
ISLAND ARC
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Tuesday, January 29, 2013, 7:11 AM

Mas Andi 
Mungkin tahu nama lapangan/basin yg di pantai timur amerika selatan ? Dan 
apakah memang thermogenic atau lebih ke biogenic ? 

2013/1/28 Andi AB Salahuddin a_baiq...@yahoo.com


Mas Kartiko, pak Awang:

 

Jika dari yang saya pahami
kira-kira begini. Kematangan suatu SR tidak semata-mata berhubungan dengan basal
HF. Yang lebih penting mungkin malah gradient geothermal (GG)-nya. Meskipun HF 
suatu
basin rendah namun jika overburdennya didominasi oleh litologi dengan
konduktivitas relatif rendah semisal shale, akan menghasilkan GG yang relatif
tinggi.

 

Dengan demikian, hubungan rasio
sukses eksplorasi tidak berhubungan langsung dengan posisi prospek kita
terletak di atas kerak samudera atau benua. Oil/gas fields di pantai
timur Amerika Selatan mungkin bisa jadi contoh dari temuan migas diatas/dekat
dari kerak samudera?

 

Mungkin pak Awang dan mas Kartiko
bisa mengoreksi/beri pencerahan? 

 

salam,

Andi.
--- On Wed, 1/16/13, kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com wrote:


From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com
Subject: Re: Re: [iagi-net] BACK TO BASIC # 1 - INDONESIA SECARA UMUM BUKAN 
ISLAND ARC

To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Wednesday, January 16, 2013, 4:19 PM

Pak Awang, 
mungkin di situ memang dilemanya...Kalau bekerja di daerah rifting yang aktif 
maka petroleum system dan playnya masih belum ada walaupun heatflownya tinggi. 
Kalau bekerja di ex rifting, petroleum system dan play sudah ada tapi
 bisa jadi belum matang karena heatflownya rendah..tentunya butuh banyak banget 
sedimen yang bisa menjadi overburden untuk mengkompensasi heat flow yg rendah 
ini kalau mau mengejar thermogenic, kemungkinan lainnya ya paling biogenic.


Mungkin Pak Awang ada informasi/contoh di mana kita bisa temukan discovery 
lapangan migas /discovery di daerah basement oceanic ?
Mengenai membedakan seamount dan reef , mungkin Pak Awang ada tip dan trick 
khusus ? Dulu sepertinya pernah dibahas penggunaan magnetik survey untuk 
membedakan seamount dan reef , apakah sudah ada study dan pembuktiannya bahwa 
dengan menggunakan magnetik akan lebih tepat membedakan antara seamount dan 
reef ? 

Sepertinya kalau cuma mengandalkan kenampakan dari seismic sepertinya cukup 
berisiko karena baik seamount atau reef bisa membentuk kenampakan yang mirip 
walaupun di beberapa literatur mengatakan bahwa bentukan dari seamount lebih 
runcing runcing dibandingkan dengan reef.


Salam 
Kartiko
walah.pagi ini hujan kok enggak reda reda..
2013/1/17 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com


Kartiko,


Bila rifting atau spreading terjadi saat ini, kerak basalt akan menjadi penanda 
heatflow tinggi sebab dibentuk oleh thermal uplift dari mantel yang naik di 
kerak benua yang menipis atau spreading. Tetapi bila terjadi pada masa lalu, 
maka sekarang heat flow basalt di ex rifting itu rendah termalnya. Sebab saat 
rifting atau spreading berhenti, digantikan sagging, maka thermal subsidence 
yang terjadi.



Kebanyakan eksplorasi hidrokarbon sekarang terjadi di ex rifting yang lama, 
maka asosiasi dengan kerak samudera dianggap berheatflow rendah. Eksplorasi 
umumnya tidak dilakukan di atas basement kerak samudera. Hanya beberapa company 
saya lihat sekarang masuk ke wilayah2 basement kerak samudera seperti wilayah 
Halmahera, utara Kepala Burung dekat Waigeo dan Teluk Cenderawasih, semua 
targetnya sama: build up reefs umur sekitar Miosen.
 Tetapi harus diantipasi juga bila berasosiasi dengan kerak samudera bahwa itu 
bukan buildup reefs, tetapi sea mounts.

Salam,
Awang







From:

kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com;



To:

 iagi-net@iagi.or.id; 




Subject:

Re: [iagi-net] BACK TO BASIC # 1 - INDONESIA SECARA 
UMUM

Re: Re: [iagi-net] BACK TO BASIC # 1 - INDONESIA SECARA UMUM BUKAN ISLAND ARC

2013-01-29 Terurut Topik Andi AB Salahuddin
Cak Min,

 

Saya sangat sepakat...  :-)  pernyataan
saya sebelumnya memang simply didasarkan pada formula sederhana yang mas 
tuliskan
di bawah. Sehingga dengan demikian maka di cekungan yang didominasi oleh 
litologi
berkonduktivitas relatif rendah akan memiliki GG yang relatif tinggi
dibandingkan GG di suatu cekungan yang didominasi oleh litologi
berkonduktivitas relatif tinggi semisal sand atau bahkan salt. Asumsi: hal
lainnya seperti basal HF, sejarah subsidence, dll sama.

 

Jika dikembangkan sedikit
lebih jauh lagi, kita bisa sampai kepada diskusi parameter2 pengontrol
konduktivitas termal yang ternyata bukan semata-mata hanya dipegnaruhi oleh
litologi tapi juga besar pori dan kandungan fluidanya. Tentunya suhu2 di sini
termasuk mas Min sudah familiar dengan referensi2 yang menguraikan hal di atas.

 

He he.., itu dia mas, dengan
keterbatasan data seringkali seseorang yang melakukan pemodelan mesti membuat
pseudowell di suatu titik dimana litologi dan parameter2 lainnya tidak diketahui
secara pasti. Dengan bekal kemampuan “imajinasi” paleogeografi, sejarah 
subsidence dll ditambah
dengan utak atik uncertainty komposisi/ketebalan litologi, maka –semoga saja - 
low dan
high ends nya bisa di-capture.

Terimakasih atas tambahannya mas...

 

salam, 

Andi.
--- On Tue, 1/29/13, MINARWAN minarw...@gmail.com wrote:

From: MINARWAN minarw...@gmail.com
Subject: Re: Re: [iagi-net] BACK TO BASIC # 1 - INDONESIA SECARA UMUM BUKAN 
ISLAND ARC
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Tuesday, January 29, 2013, 8:43 AM

Mas Andi,

Jika GG = basal heat flow : konduktivitas termal batuan dan basal HF kita 
anggap konstan seperti pernyataan Mas Andi di bawah ini, maka yang lebih 
penting secara geologi menurut saya justru batuan-nya, bukan GG-nya karena GG 
hanyalah hasil perhitungan, cuma matematika belaka. Dalam pemodelan kematangan 
batuan induk, campuran litologi yang berbeda dengan heat flow yang sama akan 
membuat hasil pemodelan sedikit berbeda.


Proses pengendapan sedimen sendiri memerlukan waktu yang belum tentu sama 
antara tiap litologi. Misalnya untuk mengendapkan 100 m lempung akan memerlukan 
waktu yang lebih lama daripada mengendapkan 100 m campuran pasir dan lempung. 
Demikian pula selama kurun waktu pengendapan 100 m litologi tersebut, heat flow 
akan berubah. Tanpa ada tambahan panas dari sumber lain dan jika hanya 
mengandalkan panas dari astenosfer, maka basal HF seharusnya akan turun menjadi 
lebih kecil pada saat 100 m litologi itu terendapkan. Dengan demikian, jika 
dikembalikan lagi ke formula matematika sederhana di atas, HF kecil 
dikombinasikan dengan konduktivitas termal batuan yang kecil, GG menjadi kecil 
juga.


Salam
Minarwan

2013/1/28 Andi AB Salahuddin a_baiq...@yahoo.com


Mas Kartiko, pak Awang:

 

Jika dari yang saya pahami
kira-kira begini. Kematangan suatu SR tidak semata-mata berhubungan dengan basal
HF. Yang lebih penting mungkin malah gradient geothermal (GG)-nya. Meskipun HF 
suatu
basin rendah namun jika overburdennya didominasi oleh litologi dengan
konduktivitas relatif rendah semisal shale, akan menghasilkan GG yang relatif
tinggi.

 

Dengan demikian, hubungan rasio
sukses eksplorasi tidak berhubungan langsung dengan posisi prospek kita
terletak di atas kerak samudera atau benua. Oil/gas fields di pantai
timur Amerika Selatan mungkin bisa jadi contoh dari temuan migas diatas/dekat
dari kerak samudera?

 

Mungkin pak Awang dan mas Kartiko
bisa mengoreksi/beri pencerahan? 

 

salam,

Andi.
--- On Wed, 1/16/13, kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com wrote:


From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com
Subject: Re: Re: [iagi-net] BACK TO BASIC # 1 - INDONESIA SECARA UMUM BUKAN 
ISLAND ARC

To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Wednesday, January 16, 2013, 4:19 PM

Pak Awang, 
mungkin di situ memang dilemanya...
Kalau bekerja di daerah rifting yang aktif maka petroleum system dan playnya 
masih belum ada walaupun heatflownya tinggi. Kalau bekerja di ex rifting, 
petroleum system dan play sudah ada tapi
 bisa jadi belum matang karena heatflownya rendah..tentunya butuh banyak banget 
sedimen yang bisa menjadi overburden untuk mengkompensasi heat flow yg rendah 
ini kalau mau mengejar thermogenic, kemungkinan lainnya ya paling biogenic.


Mungkin Pak Awang ada informasi/contoh di mana kita bisa temukan discovery 
lapangan migas /discovery di daerah basement oceanic ?
Mengenai membedakan seamount dan reef , mungkin Pak Awang ada tip dan trick 
khusus ? Dulu sepertinya pernah dibahas penggunaan magnetik survey untuk 
membedakan seamount dan reef , apakah sudah ada study dan pembuktiannya bahwa 
dengan menggunakan magnetik akan lebih tepat membedakan antara seamount dan 
reef ? 

Sepertinya kalau cuma mengandalkan kenampakan dari seismic sepertinya cukup 
berisiko karena baik seamount atau reef bisa membentuk kenampakan yang mirip 
walaupun di beberapa literatur mengatakan bahwa bentukan dari seamount lebih 
runcing runcing dibandingkan dengan reef.


Salam 
Kartiko
walah.pagi ini

Re: [iagi-net] Indonesia membutuhkan energi itu.

2013-01-28 Terurut Topik Andi AB Salahuddin
Serupa dengan yang disampaikan oleh
pak Noor sebelumnya, saya tidak akan berharap terlalu banyak bahwa harga gas 
otomatis
akan semakin murah disaat melimpah ketersediaannya. 

 

Kemungkinan bahwa harga dikontrol tetap tinggi
oleh produsen tetap ada. Ditambah lagi dengan trend demand yang semakin tinggi
dari negara2 haus energi (gas) lainnya, yang
salah satu implikasinya adalah semakin tingginya persaingan di antara calon
pembeli. 




Salaam, 
2013/1/27 noor syarifuddin noorsyarifud...@yahoo.com
All,Sedkit berbeda kemarin GM Total malah memberikan tantangan dan contoh 
bagaimana melakukan konservasi SDE yang sekarang sudah ada supaya dapat 
dimanfaatkan dengan seefisien mungkin termasuk menyisakan kepada generasi 
mendatang...
Kalau menyitir kata-kata Alm Wamen dulu: .kita ini memang bangsa yang lucu, 
sudah miskin tapi mau gaya dengan boros energi yang mintanya dihargai 
semurah-murahnya:-)dan sampai sekarang sindirian ini hampri gak ada efeknya 
sama sekali...bisa dilihat dari jebolnya kuota BBM subsidi  bahkan seorang 
sopirpun masih merasa nyaman dan tidak ada rasa  bersalah untuk tidur dalam 
mobil dgn mesin dan AC menyala.
mungkin receiving LNG merupakan alternatif, tapi bisa dipastikan di dekade ke 
depan semua SDE akan menjadi komoditi strategis jadi jangan harap akan 
mendapatkannya dengan murahFYI, Regas Nusantara bisa membuat receiving 
terminal di teluk Jakarta dalam waktu yang cukup singkat, jadi soal ini 
mestinya bukan masalah besar...asal ada pemasoknya...
salam,From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
To: IAGI iagi-net@iagi.or.id; geologi...@googlegroups.com 
geologi...@googlegroups.com 
Sent: Saturday, January 26, 2013 9:34 PM
Subject: [iagi-net] Indonesia membutuhkan energi itu.

Dear All,
Terlampir abstract serta presentasi saya sewaktu mengisi acara IndoGas-2013 di 
JHCC Jakarta pekan lalu.

Satu hal yang saya soroti adalah adanya potensi besar di Indonesia pada tahun 
2020-2030 dimana Indonesia mendapatkanbonus demografi. Saat itu nanti lebih 
dari 50% penduduk Indonesia masuk dalam usia produktif.

Adalah tanggung jawab generasi saat ini, yang rata-rata sedang menduduki posisi 
kunci, untuk menyediakan sumberdaya alam dan energi untuk membuat mereka sibuk 
dan berprestasi. Tidak hanya migas dan energi, namun juga bahan mineral tambang 
dan sumberdaya alam lainnya termasuk air bersih serta lingkungan yang sehat dan 
aman.

Dalam diskusinya saya menekankan untuk penyediaan energi ini tidak hanya dari 
eksplorasi saja, karena proyeksi supply produksi domestik serta eksplorasi pada 
tahun 2020 akan masih jauh dibawah dari kebutuhan. Sehingga menjadi tugas para 
pemerhati dan investor energi untuk mulai membangun recieving LNG terminal di 
Indonesia. 

Proyeksi saya memperkirakan Indonesia akan menjadi net importir gas  pada 2022, 
dan net-importir energi pada tahun 2028.  Sehingga persiapan pembuatan dan 
konstruksi LNG recieving terminal ini harus sudah dimulai dari sekarang. 
Lokasi-lokasi pembangunan recieving terminal ini menjadi sebuah keputusan 
penting dan strategis karena ini akan menjadi sentra pertumbuhan ekonomi 
nantinya.

Dengan tersedianya sumberdaya dan lingkungan sehat dan aman ini tidak mustahil 
Indonesia akan masuk dalam jajaran 10 negara perekonomian terbesar di dunia 
pada 2030 mendatang.Mengalahkan Jerman dan Inggris !.

Salam 

Rovicky DP


Re: [iagi-net] Fw: [Serba.Serbi-KL] Sumur Kering, 10 Kontraktor Migas Ini Merugi di 2012

2013-01-28 Terurut Topik Andi AB Salahuddin
 seandainya jumlah penemuan 
tidak mencukupi secara ekonomis. 


Lam salam
Avi


2013/1/21 Andi AB Salahuddin a_baiq...@yahoo.com


Jika cuma menilai dari sisi tidak ditemukannya cadangan ekonomis -?bahkan dry- 
dari hasil pengeboran sumur2 eksplorasi tersebut maka tidak salah jika berita 
di bawah menyebutkan bahwa MNC's tersebut mengalami kerugian materiil. Namun 
jika dilihat dari segi value of information-nya, maka hasil pengeboran ini 
memberikan tambahan data bawah permukaan baru yang -semoga- bisa dimanfaatkan 
untuk aktifitas ke depannya. Untuk tahun 2012 lalu, harga atas VOI daerah 
frontier tsb sepertinya memang luar biasa besar.

Semoga aktifitas subsurface di masa2 mendatang tidaklah trauma berkepanjangan 
sehingga kita bisa lagi mengikuti bersama how deep can they go -meminjam 
istilah pak Noor :)

Salam

== 

From: batu gamping bgamp...@yahoo.com 
Sender: iagi-net@iagi.or.id 
Date: Fri, 18 Jan 2013 17:47:30 +0800 (SGT)
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net] Fw: [Serba.Serbi-KL] Sumur Kering, 10 Kontraktor Migas 
Ini Merugi di 2012



Seharus nya memang di pikirkan oleh pelaku MIGAS di Indonesia
- tidak semua kumpeni meraih kuntungan beberapa tahun sebelumnya: contohnya 
Murphy, Stat Oil, Niko, dan beberapa kumpeni lain belum pernah meraih 
keuntungan di Indonesia alias belon pernah berproduksi
- seperti bung Noor sebutkan, kegagalan terjadi di daerah Frontier semua, Ini 
tentu saja mempengaruhi suasana kebatinan di perusahaan-perusahaan ekplorasi 
yang ada di indonesia.
- Jika point no 2 terjadi, MNC menengah dan atas cabut dari Indo, bagaimana 
cara meng bawa investor asing lainnya untuk datang ke Indonesia dan melakukan 
high risk exploration ini, atau memang ini suatu kesempatan yang SANGAT BAGUS 
bagi Pemerintah untuk memenuhi keputusan MK untuk tidak  PRO ASING dan hanya 
membolehkan perusahaan dalam negri untuk melakukan pencaharian minyak dan gas 
bumi di bumi Indonesia?
- dll
-dsb
 
Yusak





From: noor syarifuddin noorsyarifud...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Friday, January 18, 2013 1:58 PM
Subject: Re:
 [iagi-net] Fw: [Serba.Serbi-KL] Sumur Kering, 10 Kontraktor Migas Ini Merugi 
di 2012





PakDhe,
 
Mestinya kita tidak meremehkan seperti itu, karena kegagalan beruntun ini cukup 
berat dan terasa akibatnya pada aktifitas eksplorasi di Indonesia:
 
- semua yang gagal tsb adalah sumur-sumur eksplorasi di daerah frontier (laut 
dalam dan meso/paleozoic)
- ada efek nyata di beberapa MNC (kelas menengah dan atas): ganti haluan dan 
fokus pada yang low risk saja.. termasuk diantaranya yang langsung 
mengembalikan bloknya (XOM, Talisman, CNOOC) atau bahkan cabut dari Indonesia 
(Marathon, Anadarko)
 
Pengeboran laut dalam yang aktif saat ini setahu saya tinggal satu operator 
saja  tinggal menunggu how far they will go... :-)
 
 
 
salam 





From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
To: IAGI iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Friday, January 18, 2013 10:26 AM
Subject: Re: [iagi-net] Fw: [Serba.Serbi-KL] Sumur Kering, 10 Kontraktor Migas 
Ini Merugi di 2012




Kalau melihat laporan tahunan perusahaan-perusahaan ini, rasanya yang disebut 
kerugian tahun 2012 ini hanyalah lekukan kecil dalam bukit keuntungan yang 
sudah diraih selama beberapa tahun sebelumnya. 

RDP




2013/1/18 batu gamping bgamp...@yahoo.com










- Forwarded Message -
From: batu gamping bgamp...@yahoo.com
To: serba...@googlegroups.com serba...@googlegroups.com 
Sent: Friday, January 18, 2013 9:14 AM
Subject: [Serba.Serbi-KL] Sumur Kering, 10 Kontraktor Migas Ini Merugi di 2012





Sumur Kering, 10 Kontraktor Migas Ini Merugi di 2012
http://finance.detik.com/read/2013/01/18/083039/2145892/1034/2/sumur-kering-10-kontraktor-migas-ini-merugi-di-2012991101mainnews#bigpic
6-10
Berada di urutan keenam adalah Statoil yang merugi di tiga sumur di Blok 
Karama, Selat Makassar senilai US$ 174,1 juta dengan rincian Gatot Kaca-1 ST 
US$ 98,2 juta, Anoman-1 US$ 43,3 juta, Antasena-1 US$ 32,6 juta.

Sedangkan di urutan ketujuh adalah Tately di dua sumur di Blok Budong-Budong, 
Makassar senilai US$ 51,5 juta terdiri dari KD-1 US$ 34 juta dan LG-1 US$ 17,5 
juta. 

Selanjutnya, Talisman di Sumur Lempuk-IX, Blok Sageri, Papua US$ 84 juta, lalu 
CNOOC di Sumur Sindoro-1, Blok South East Palung Aru, Kepulauan Aru US$ 50 
juta, dan di urutan terakhir adalah Japex di Sumur Banteng-1, Blok dan Buton 
US$ 31,5 juta.

5-1
Pada tautan berikutnya lanjut ke urutan kelima. Murphy Oil Corporation merugi 
di Sumur Lengkuas-1 Blok Semai II, Papua senilai US$ 214,6 juta.
Hess Indonesia merugi di dua sumur di Blok Semai V, Papua dengan total kerugian 
US$ 222,7 juta dengan rincian Andalan-1 US$ 164,4 juta dan Andalan-2 US$ 52 
juta.
Marathon Oil Indonesia merugi di empat sumur di Blok Pasang Kayu, Selat 
Makassar senilai US$ 208,7 juta yaitu Bravo Well US$ 102,7 juta, Romeo Well USD 
23,1 juta, Romeo B-1 US$ 25 juta, dan Romeo C-1 US$ 57,9 juta

Re: Re: [iagi-net] BACK TO BASIC # 1 - INDONESIA SECARA UMUM BUKAN ISLAND ARC

2013-01-28 Terurut Topik Andi AB Salahuddin
Mas Kartiko, pak Awang:

 

Jika dari yang saya pahami
kira-kira begini. Kematangan suatu SR tidak semata-mata berhubungan dengan basal
HF. Yang lebih penting mungkin malah gradient geothermal (GG)-nya. Meskipun HF 
suatu
basin rendah namun jika overburdennya didominasi oleh litologi dengan
konduktivitas relatif rendah semisal shale, akan menghasilkan GG yang relatif
tinggi.

 

Dengan demikian, hubungan rasio
sukses eksplorasi tidak berhubungan langsung dengan posisi prospek kita
terletak di atas kerak samudera atau benua. Oil/gas fields di pantai
timur Amerika Selatan mungkin bisa jadi contoh dari temuan migas diatas/dekat
dari kerak samudera?

 

Mungkin pak Awang dan mas Kartiko
bisa mengoreksi/beri pencerahan? 

 

salam,

Andi.
--- On Wed, 1/16/13, kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com wrote:

From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com
Subject: Re: Re: [iagi-net] BACK TO BASIC # 1 - INDONESIA SECARA UMUM BUKAN 
ISLAND ARC
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Wednesday, January 16, 2013, 4:19 PM

Pak Awang, 
mungkin di situ memang dilemanya...Kalau bekerja di daerah rifting yang aktif 
maka petroleum system dan playnya masih belum ada walaupun heatflownya tinggi. 
Kalau bekerja di ex rifting, petroleum system dan play sudah ada tapi bisa jadi 
belum matang karena heatflownya rendah..tentunya butuh banyak banget sedimen 
yang bisa menjadi overburden untuk mengkompensasi heat flow yg rendah ini kalau 
mau mengejar thermogenic, kemungkinan lainnya ya paling biogenic.

Mungkin Pak Awang ada informasi/contoh di mana kita bisa temukan discovery 
lapangan migas /discovery di daerah basement oceanic ?
Mengenai membedakan seamount dan reef , mungkin Pak Awang ada tip dan trick 
khusus ? Dulu sepertinya pernah dibahas penggunaan magnetik survey untuk 
membedakan seamount dan reef , apakah sudah ada study dan pembuktiannya bahwa 
dengan menggunakan magnetik akan lebih tepat membedakan antara seamount dan 
reef ? 
Sepertinya kalau cuma mengandalkan kenampakan dari seismic sepertinya cukup 
berisiko karena baik seamount atau reef bisa membentuk kenampakan yang mirip 
walaupun di beberapa literatur mengatakan bahwa bentukan dari seamount lebih 
runcing runcing dibandingkan dengan reef.

Salam 
Kartiko
walah.pagi ini hujan kok enggak reda reda..
2013/1/17 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

Kartiko,


Bila rifting atau spreading terjadi saat ini, kerak basalt akan menjadi penanda 
heatflow tinggi sebab dibentuk oleh thermal uplift dari mantel yang naik di 
kerak benua yang menipis atau spreading. Tetapi bila terjadi pada masa lalu, 
maka sekarang heat flow basalt di ex rifting itu rendah termalnya. Sebab saat 
rifting atau spreading berhenti, digantikan sagging, maka thermal subsidence 
yang terjadi.


Kebanyakan eksplorasi hidrokarbon sekarang terjadi di ex rifting yang lama, 
maka asosiasi dengan kerak samudera dianggap berheatflow rendah. Eksplorasi 
umumnya tidak dilakukan di atas basement kerak samudera. Hanya beberapa company 
saya lihat sekarang masuk ke wilayah2 basement kerak samudera seperti wilayah 
Halmahera, utara Kepala Burung dekat Waigeo dan Teluk Cenderawasih, semua 
targetnya sama: build up reefs umur sekitar Miosen.
 Tetapi harus diantipasi juga bila berasosiasi dengan kerak samudera bahwa itu 
bukan buildup reefs, tetapi sea mounts.

Salam,
Awang







From:

kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com;



To:

 iagi-net@iagi.or.id; 



Subject:

Re: [iagi-net] BACK TO BASIC # 1 - INDONESIA SECARA 
UMUM BUKAN ISLAND ARC


Sent:

Wed, Jan 16, 2013 1:01:26 PM








Pak Awang 
Apakah ada hubungan antara jenis batuan pembentuk basement ( basaltic atau 
silisic) akan mempengaruhi heat flow yang akan berpengaruh dengan kematangan 
suatu source rock ? Paradigma yang sekarang berkembang bahwa di daerah basement 
basaltic /oceanic akan sulit terbentuk source rock yang matang karena HF yg 
rendah sehingga explorasi yang berasosiasi dengan basement basaltic/ kerak 
oceanic hampir tidak mungkin ? 



2013/1/16 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com






The 

Re: Bls: [iagi-net-l] Buton dan Keindahan Wakatobi

2012-11-19 Terurut Topik Andi AB Salahuddin

Pak Awang, Pak Taufik.
Terima kasih atas sharingnya ttg eksplorasi di Buton yang menarik ini.

Saya mengasumsikan bhw saat pre-drill sumur Benteng-1 tsb operator mengharapkan 
adanya closure di level Cretaceous akibat fault/fold/kombinasi. 
Ternyata hasil post-drill menunjukkan (dari penjelasan pak Awang sebelumnya) 
bahwa:

*Terdapat thrust sheet yang berulang pd Fm. Tondo berumur Tersier akibat 
thin-skinned tectonic shg primary objectif yi Cretaceous Tobelo Lmst tidak 
dicapai.
*Target Cretaceous kini harus digeser ke target Tertiary Tondo Lmst yang 
terrestrial SRnya sudah mengindikasikan adanya penggenerasian minyak ringan.

Jika pemahaman saya betul maka saya membayangkan bahwa adanya imbrikasi yang 
hanya ditemui pada lapisan Tersier Tondo dan tidak mempengaruhi lapisan 
Cretaceous Lmst tersebut bisa mengindikasikan salah satunya krn terdapatnya 
bidang gelincir (detachment surface) yang kemungkinan besar terletak di antara 
Tersier dan Cretaceous Lmst. tersebut, possibly  di atas Early Tertiary shale 
atau Late Cretaceous shale.

Jika benar seperti ini maka meskipun ada closure di level Tersier (yg 
terpetakan dari seismik) menurut saya bisa jadi tidak harus ada di level 
Cretaceous Lmst. Dan bisa jadi pula bahwa sumbu closure di level Cretaceous ini 
(jika ada) sama sekali tidak paralel dgn sumbu closure di level Tersier 
(misalnya krn kompresi multifase).

Selain itu, beberapa kemungkinan/skenario lainnya adalah:
#1-tidak hanya terfokus pada Tersier closure (seperti skenario di atas)
#2- mengetes prospek lain (jika ada) yg ketebalan imbrikasinya relatif tipis 
(kalau cukup jelas dari seismik) dengan harapan cepat mencapai target 
Cretaceous lmst nya.
#3- mengetes downthrown blok yang bisa jadi ada 3-way closure against fault di 
situ.

Dengan masih adanya kemungkinan-kemungkinan lain tsb, apakah keputusan untuk 
mengubah target ini tidak terlalu dini menurut pak Awang? 

HC yang sebelumnya diharapkan mengisi Cretaceous Lmst ini apakah terrestrial 
Tondo SR berumur Tersier atau marine shale Winto Fm berumur Trias atau possibly 
kombinasi?

Mohon pencerahannya pak. Terimakasih.


Salam, 
Andi.

Powered by VulsaQu®

-Original Message-
From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
Date: Mon, 19 Nov 2012 23:58:03 
To: IAGIiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Forum HAGIfo...@hagi.or.id; Geo Unpadgeo_un...@yahoogroups.com; 
Eksplorasi BPMIGASeksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
Subject: Bls: [iagi-net-l] Buton dan Keindahan Wakatobi

Pak Taufik,

Terima kasih atas cerita pengalaman Buton-nya. Bisa disebutkan eksplorasi di 
Buton masih menantang, sebagian besar karena sulitnya imaging seismik di 
wilayah ini. Generasi minyak sudah terjadi, baik dari batuan induk Winto 
(Triassic marine shale) yang juga menjadi batuan induk untuk minyak yang 
kemudian terbiodegradasi jadi aspal di Buton, juga dari batuan induk 
Paleogen/Neogen Tondo (terrestrial source rocks). Elemen dan proses petroleum 
system yang lain pun sudah berjalan, hanya caprock yang perlu dikaji lebih jauh 
dan dicari yang masih utuh. Struktur2 yang tak terlalu kompleks bisa menjadi 
target, sebab struktur2 yang terlalu kompleks umumnya sudah hilang caprock-nya.

Wakatobi -wangi2-kaledupa-tomeo-binongko sering dimasukkan ke dalam 
mikrokontinen Tukang Besi karena kebetulan di Binongko terdapat para perajin 
pandai besi (tukang besi). Menurut Davidson (1991), mikrokontinen Tukang Besi 
ini membentur mikrokontinen Buton. Tetapi kajian lebih lanjut berdasarkan data 
gravity dan data seismik geomarin yang lebih baru ( saya publikasi di pertemuan 
IPA, 2011), mengindikasi bahwa mikrokontinen Tukang Besi bukan membentur Tukang 
Besi (sebab tak ada bukti suture-nya, juga di antara kepulauan Wakatobi dan 
Buton tak ada struktur kompresif benturan). Justru yang ada adalah struktur 
ekstensi. Jadi saya menafsirkan hal yang berlainan dengan Davidson (1991), 
yaitu bahwa Tukang Besi bukanlah mikrokontinen tersendiri, melainkan satu 
kesatuan dengan Buton. Saat Buton membentur Sulawesi Tenggara, Buton berada 
pada bagian collision front-nya, sangat kompresif, lalu ke arah timur, Tukang 
Besi justru mengalami post-collision escape
 sehingga membentuk struktur2 ektensi. Hal itu terjadi juga pada benturan 
Banggai-Sula (Garrard, 1988).

Apakah Wakatobi membentur Buton atau justru menjauhinya akan sangat berpengaruh 
kepada petroleum geology wilayah ini. Menurut hemat saya, Wakatobi justru 
menjauhi Buton karena kompensasi isostatik pascabenturan, bukan membenturnya 
seperti umum diketahui orang berdasarkan Davidson (1991)

Salam,
Awang


Re: [iagi-net-l] Merged Play Risk: Andalan dari Timur Jauh (Was Re: [iagi-net-l] KALAU PERTAMINA JADI KE TOTAL)

2012-11-03 Terurut Topik Andi AB Salahuddin
 overthgrowth/sementasi qz/rextalisasi
 ke mineral lempung )
  yang mengakibatkan porosity deteriorasi dengan (**) hc
 charge.
  Kita tentu aware bahwa subsidence ditambah dengan
 kehadiran air yg ada di
  jaringan pori2 menyebabkan laju sementasi/diagenesa
 semakin tinggi, memicu
  hadirnya microqz/qz overgrowth/clay minerals, lalu
 ujung-ujungnya
  mendeteriorasi properti si reservoir.
  Nah yang menarik adalah ... bagaimana jika pori-pori
 tersebut tersaturated
  dengan HC (alias airnya makin sedikit karena
 direplace)? Bisa jadi salah
  satu implikasinya adalah faktor2 yang merusak properti
 di atas menjadi tidak
  ada atau tidak signifikan.
  Jadi pernyataan:
  “wajar jika tidak ada akumulasi karena reservoirnya
 tight”
 
  mnrt saya malah seharusnya dibalik kira-kira menjadi:
  “pantasan saja lokasi di situ tight tidak ada HC nya
 sih”
 
  Ini sepertinya salah satu asumsi yang bisa menjawab
 pertanyaan di point#2a
  di atas.
 
  #dimana kira-kira preserved paleo hc accumulation yg
 bisa melimitasi
  deteriorisasi properti?#
 
  Kata orang-orang biarkan gambar/photo yang berbicara.
 Nah alangkah bagusnya
  jika asumsi2, scenario2, komponen2 pet.sys-nya
 dituangkan dalam format play
  risk map. Mungkin akan bagus lagi kalau dioverlay
 dengan TR map. If
  available, peta seismik atribute (yang sudah dijelaskan
 panjang lebar oleh
  rekan2 sebelumnya) tentunya akan membantu pula.
 
  Mudah2an scenario2 ini masih dianggap geo-logis. Mohon
 koreksinya.
 
  Sejalan dengan ucapan Pak Avi sebelumnya “jangan
 mudah menyerah” maka
  ternyata si Andalan dari Timur Jauh ini masih
 menjanjikan harapan tuh
  sepertinya   ... the journey is just
 begun ... salam semangat.
 
  Andi-2994.
 
  Sent reducing VulsaQu®
 
  -Original Message-
  From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com
  Date: Wed, 31 Oct 2012 11:12:06
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
  Subject: Re: [iagi-net-l] KALAU PERTAMINA JADI KE
 TOTALRe: [iagi-net-l] Re:
  Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
 
  Wah kalau targetnya jadi tight gas sand reservoir di
 kedalaman 6000m
  di remote area, jangan jangan malah enggak jadi
 drilling nih...
  mahal ngebornya dan kalau discovery mahal juga
 mengembangkannya
 
  On 10/31/12, brm...@yahoo.com
 brm...@yahoo.com
 wrote:
  Siiip...Pa Andi.
 
  Berarti Bapak menyimak dengan cermat informasi yg
 ada dan malakukan
  analisis
  dengan sangat baik. Salut dan sangat dihargai !
 
  (Karena ada juga yg msh  nanya keberadaan
 source rock...entah tidak
  menyimak, atau tidak percaya he..he..).
 
  Saya lebih memilih skenario-1 yg Bapak buat.
 
  Untuk menambah update penajaman analisis lanjut
 Bpk, bagaimana apabila
  dimasukan asumsi sbb:
 
  1. Tidak dijumpai kompartementalisasi terhadap
 perangkap struktural
  anticline-antiform. Kalaupun ada faulting/fracture,
 hanya minor saja.
 
  2. Semua interkalasi shale di sekuen
 Jurassictriassic?,   menunjukkan
  SAAT
  ini masih/sedang menggenerasikan HC! (HC di sands
 bisa insitu HC filling
  dr
  late generation, atau dr generasi sebelumnya)
 
  3. Prospecting perangkap stratigrafi? Hmm...
 Kalaupun ada,   selama masih
  di
  obyektif reservoir  sands yg sama
 (Jurassictriassic?) Pada kedalaman yg
  relatif sama, permasalahannya: yaa sama2 tight.
 
  4. Tidak terdapat potensial reservoir di sekuen yg
 lebih dangkal. Maka,
  kalaupun terjadi mekanisme remigrasi ke shallower
 sequent melalui konduit
  faults (jika ada), prospeksinya tidak menjajikan.
 Apalagi tidak terlihat
  keberadaan structural maupun stratigraphic traps yg
 signifikan di
  shallower
  sequences.
 
  5. Sehubungan dgn yg no.2. Saya sependapat dgn
 Pakde Avi. Masih ada
  potensi
  eksplorasi, tapi perlakuannya mungkin sebagai
 unconventional HC (Tight
  sands
  dan Shale gas/oil).
  Salam,
  BKG
  Powered by Telkomsel BlackBerry®
 
  -Original Message-
  From: Andi AB Salahuddin a_baiq...@yahoo.com
  Date: Tue, 30 Oct 2012 15:10:24
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
  Subject: Re: [iagi-net-l] KALAU PERTAMINA JADI KE
 TOTALRe: [iagi-net-l]
  Re:
  Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
 
 
  Selain melakukan kalkulasi sederhana untuk
 menghitung Pgs nya, bisa pula
  dibuat semacam  combined play fairway map yang
 merupakan gabungan dari
  risk/confidence setiap unsur  petroleum system
 yang ada di daerah
  tersebut.
 
  Oret-oretan saya dari hasil komen ibu2/bapak2
 sebelumnya mengenai risk
  pet.sys-nya kira-kira sbb:
  1-reservoir presence: low risk  (high
 confidence)
  2-reservoir effectiveness : moderate risk. tight.
  3-sealing presence: ?low risk  (high
 confidence)
  4-sealing effectiveness:  moderate risk.
 kemungkinan ada leaking melalui
  faults
  5-trap presence: low risk  (high confidence).
 Terpetakan dengan 2d
  seismic.
  6-source rock presence: ?low risk  (high
 confidence). ?Drilling dihentikan
  sebelum masuk ke underlying SR interval. Namun
 regional geology
  mengindikasikan pelamparannya sangat intens.
  7-source rock

Re: [iagi-net-l] KALAU PERTAMINA JADI KE TOTALRe: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?

2012-10-30 Terurut Topik Andi AB Salahuddin

Selain melakukan kalkulasi sederhana untuk menghitung Pgs nya, bisa pula dibuat 
semacam  combined play fairway map yang merupakan gabungan dari risk/confidence 
setiap unsur  petroleum system yang ada di daerah tersebut.

Oret-oretan saya dari hasil komen ibu2/bapak2 sebelumnya mengenai risk 
pet.sys-nya kira-kira sbb:
1-reservoir presence: low risk  (high confidence)
2-reservoir effectiveness : moderate risk. tight.
3-sealing presence: ?low risk  (high confidence)
4-sealing effectiveness:  moderate risk. kemungkinan ada leaking melalui faults
5-trap presence: low risk  (high confidence). Terpetakan dengan 2d seismic.
6-source rock presence: ?low risk  (high confidence). ?Drilling dihentikan 
sebelum masuk ke underlying SR interval. Namun regional geology mengindikasikan 
pelamparannya sangat intens.
7-source rock effectiveness: ?low risk  (high confidence). efektif untuk 
menggenerate hc.
8-hc maturity:  ?high risk (low confidence). Kemungkinan over mature mengingat 
SR-nya saat ini ada di kedalaman sekian km apalagi jika ditambah burial time 
nya sudah relatif lama. Namun bisa berubah jadi moderate risk jika subsidence 
hingga ke kedalaman saat ini baru terjadi recently (burial time masih relatif 
singkat)
9-hc migration: ?high – moderate risk. Possibly migrasi terjadi sblm struktur 
terbentuk. Adanya show dan gas reading bisa jadi indikasi ada hc yg pernah 
numpang lewat doang.

Karena seorang eksplorationist katanya diperbolehkan (?diharuskan bisa) 
berandai-andai sepuasanya selama masih dlm koridor, kira-kira beberapa scenario 
lain yang mungkin seperti berikut ini:


SCENARIO 1-  asumsi bahwa trap belum sempurna saat hc matang dan bermigrasi. 
Basin modeling /hc maturation modeling akan sangat membantu menjelaskan kapan 
peak dari maturasi dan migrasi hc. Informasi mengenai waktu dari pemodelan ini 
bisa jadi input untuk merekonstruksi konfigurasi paleo high/paleo low saat 
maturasi dan migrasi hc itu seperti apa. tentunya kita aware bhw structural 
high yang  ada dan di-drill di semai  v adalah present-day structure (saya 
asumsikan bahwa lokasi yg di drill adalah the highest point di suatu fault 
block dari sekian banyak compartments). jangan-jangan  saat peak migration,  
ada closure tinggian lain tempat larinya hc, dan tinggian yang dibor skrg saat 
itu masih flat.  Salah satu pertanyaan yang timbul: jika paleo-high tsb saat 
ini sudah bukan tinggian lagi apa hc nya tidak ber re-migrasi ke tinggian lain? 
bisa jadi tidak ber-remigrasi. alasannya: 1-jika sesaat setelah terisi hc, 
bagian flank dari tinggian tersebut
  mengalamai  deteriorasi properti  sehingga  saat ini terlihat seperti  
stratigraphic trap. 3d seismik mungkin bisa membantu mengidentifikasi 
“stratigraphic” trap tsb berdasarkan reservoir /non-reservoir atau porous 
/non-porous secara kualitatif.
#Dimana posisi paleo-high itu sekarang..? Mungkin pantas untuk dicoba#

SCENARIO 2- asumsi bahwa trap-hidrocarbon migration timing bekerja sempurna. Hc 
yang mengalir dari suatu low area ke high area akhirnya tertahan oleh sealing 
fault yang sudah ada saat itu. Akibatnya upthrown block tidak terisi hc. Hasil 
dryhole di ?crestal area saat ini tidak otomatis berarti bhw di 
flank/downthrown otomatis kosong. Jika scenario ini betul, maka yang pantas 
untuk dikejar adalah 3 way closures downthrown block against sealing fault. 
Satu syarat lainnya agar scenario bisa berjalan adalah bahwa 3 way closures ini 
sudah ada sejak jaman baheula.
#Dimana kira-kira 3 way closures yang masuk kriteria..? Mungkin pantas pula 
dites. Kalau ada 3d seismik, smaller dan isolated 3 way closures akan relative 
mudah teridentifikasi#

SCENARIO3- asumsi bahwa trap-hidrocarbon migration timing berjalan semestinya. 
namun mengingat intensnya fault yang memotong closure ini , bisa jadi hc yg 
sblmnya sudah terperangkap leak ke shallower interval yang bisa jadi posisi 
sumbu tinggiannya tidak segaris dengan sumbu tinggian primary objective semai V 
yg baru saja di bor. Salah satu implikasinya, tidak ada indikasi show/gas 
reading di potential “secondary” objective tersebut.
#Dimana posisi potential “secondary” objective tersebut itu..? kalau bisa 
dipetakan akurat lewat 3d seismik, apalagi jika sudah didukung bright spot yg 
align sama closure-nya...tentu pantas pula untuk dites#

...Plus scenario2 lain yang lebih geo-logis.

Intinya: basin/hc maturation modeling dan 3d seismik keduanya perlu dan saling 
melengkapi  :-)


salam,
Andi-npa2994.

--- On Mon, 10/29/12, Paulus Tangke Allo paulu...@gmail.com wrote:

 From: Paulus Tangke Allo paulu...@gmail.com
 Subject: Re: [iagi-net-l] KALAU PERTAMINA JADI KE TOTALRe: [iagi-net-l] Re: 
 Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Monday, October 29, 2012, 7:50 PM
 karbonatnya sendiri sih tidak akan
 menyerap semua energi seismik-nya.
 
 kendala utama di banyak line seismik di indonesia timur setidaknya ada
 2: pertama rough seabed, kemudian horizon lain yang bisa jadi multiple
 generator.
 

Re: [iagi-net-l] kemana PP IAGI ? ---was Pertamina Acquire Petrodelta SA for USD 725 Million

2012-10-21 Terurut Topik Andi AB Salahuddin



Yang dimaksud dengan ‘Kang Salis’ oleh Mas Andang di bawah mungkin bpk.
Salis Aprilian, Dirut Pertamina Hulu Energi yang sekaligus juga sebagai Ketum
IATMI 2010-12? 

 

Kebetulan saya pernah baca tulisan beliau di milis sebelah.  Sebuah tulisan 
menarik, yang diawali dengan
sejarah Pertamina dan industri perminyakan Indonesia di akhir 1800an lalu
ditutup dengan ajakan untuk memerdekan sektor migas Indonesia dan melepaskan
diri dari belenggu pesona asing.

 

Seandainya belum pernah dicoba, ini bisa menjadi salah satu contoh yang
patut ditiru oleh PP IAGI dalam menyuarakan aspirasinya ke lingkaran Istana ...
Angkat main issue yang sedang berkembang ke majalah IAGI dan sebarkan secara 
gratis
ke istana dan lokasi-lokasi ‘potensial’ lainnya.

 


Salam ,

Andi / NPA 2994.



 






From: Morry
Infra morry.in...@gmail.com

Subject: [IATMI-ME] Fwd: Memerdekakan Sektor Migas Indonesia by Salis S.
Aprilian





--
Forwarded message --

From: Salis Aprilian salisapril...@yahoo.com

Date: 2012/9/18

Subject: [TM-ITB-Bandung] Memerdekakan Sektor Migas Indonesia

 

Dear all,

Sebagai bacaan ringan, berikut ini terjemahan dari tulisan versi English yg
dimuat dalam Majalah Oil, Gas and Electricity (OGE) Asia, yang terbit sebagai
Edisi Khusus di hari Kemerdekaan RI ke 67 yl. Katanya majalah ini dibagaikan
gratis pada peserta upacara bendera di Istana Negara. Mudah2an ada manfaatnya.
Terima kasih.

 

Tabik,

Salis



“Memerdekakan Sektor Migas Indonesia”

Oleh: Salis S. Aprilian

Ketua Umum IATMI 2010-2012

Bangsa Indonesia telah
memproklamasikan kemerdekaannya sejak 67 tahun yang lalu. Namun demikian, belum
begitu dirasakan dalam pengelolaan sektor migas kita.

Jauh sebelum hari kemerdekaan itu,
di tahun 1871, industri perminyakan di sektor hulu telah dimulai dengan adanya
pemboran sumur minyak pertama di Indonesia, yakni pemboran sumur di desa Maja,
Majalengka, Jawa Barat, oleh pengusaha belanda bernama Jan Reerink. Sumur ini
hanya berselang 12 tahun dari sumur minyak pertama di dunia yang dibor di
Pensylvania, Amerika Serikat, oleh Kolonel Edwin L Drake dan William Smith de
Titusville (1859). Akan tetapi tidak menuai hasil yang seperti diharapkan,
akhirnya Reerink menutup sumur tersebut.

Kemudian di tahun 1883, seorang
Belanda bernama AG Zeijlker mencoba membor sumur di tengah perkebunan karet dan
menemukan sumber minyak yang pertama di Indonesiayang relatif besar saat itu,
yaitu lapangan minyak Telaga Tiga dan Telaga Said di dekat Pangkalan Brandan.
Penemuan ini kemudian menjadi modal pertama suatu perusahaan minyak yang kini
dikenal sebagai Shell. Pada waktu yang bersamaan, juga ditemukan lapangan
minyak Ledok di Cepu (Jawa Tengah), Air Hitam di dekat Muara Enim (Sumatera
Selatan), dan Riam Kiwa di daerah Sanga-Sanga (Kalimantan).

Sejalan dengan sejarah perminyakan
Indonesia di sektor hulu, kegiatan perminyakan di sektor hilir juga sudah
dimulai sejak dibangunnya kilang pertama di Indonesia, yakni di
Wonokromo(1889), yaitu untuk mengolah minyak mentah hasil penemuan-penemuan
baru sumur-sumur minyak di daerah Cepu dan di Jabakota (dekat Surabaya).
Selanjutnya, beberapa kilangdidirikan untuk menampung dan mengolah minyak
mentah dari daerah Sumatra Utara, Sumatra Selatan, hingga Kalimantan. Maka,
tersebutlah dalam sejarah kilang Indonesia antara lain:kilang Pangkalan Brandan
(1891), kilang Cepu (1894), kilang Balikpapan (1894), kilang Plaju (1904),
kilang Sungai Gerong (1926), dan seterusnya hingga ke kilang generasi yang
terbaru di Cilacap (Jawa Tengah) dan Balongan (Jawa Barat) pada periode
1970-80an.

Dalam sejarah tersebut tertulis
bahwa pada periode awal, pengembangan lapangan migas dilakukan oleh orang-orang
Belanda untuk kepentingan perang. Belum ada perdagangan yang luas
(ekspor-import) mengenai produk yang dihasilkan, selain untuk kebutuhan
pembuatan jalan (aspal), bahan bakartransportasi, dan mesiu untuk berperang.
Baru pada periode kemerdekaan Indonesia (1945 – 1950), para pejuang berupaya
merebut penguasaan perusahaan migas dari tangan Jepang. Namun ternyata jalan
ceritanya tidak berjalan mulus, karena keburu Belanda datang kembali bersama
pasukan NICA, yang terkenal sebagai fase Agresi Belanda I (1947). Pada saat
itulah,para pejuang yang dipimpin Bung Karno mengambil alih 
perusahaan-perusahaan
minyak Belanda untuk dapat dikelola sendiri. Beberapa perusahaan minyak pribumi
kemudian berdiri menggantikan sebagian perusahaan-perusahaan minyak Belanda,
seperti Perusahaan Tambang Minyak Negara Republik Indonesia Sumatera Utara
(PTMNRI Sumatera Utara), Perusahaan Negara Pertambangan Minyak Indonesia
(Permiri) Sumsel dan Jambi, dan Perusahaan Tambang Minyak Negara Cepu (PTMN
Cepu). Keadaan semakin sulit pada saat terjadi Agresi Belanda II (1948), dimana
mereka dapat kembali menguasai kilang Cepu dan Lapangan Kawengan, dan beberapa
lapangan minyak lainnya, seperti lapangan Bongas dan Randegan 

Re: [iagi-net-l] Danau Towuti

2012-09-10 Terurut Topik Andi AB Salahuddin

Pak Mino yth:

Jadi teringat saat ketemu di salah satu event AAPG sewaktu booth poster 
presentation Geodinamika ITB yang bapak wakili dengan salah satu topiknya 
pemodelan sandbox dikunjungi dan dikagumi oleh salah satu expert di bidang 
tersebut yakni Ken Mc.Clay. Bravo..!


Sayang kami tidak sempat melihat langsung acara penelitian Danau Towuti yang 
tentunya menarik tersebut.
Bagaimana metoda dan hasil penelitian tersebut dibandingkan dengan yang pernah 
dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya, sebut salah satu diantaranya oleh 
pak Awang yang menggunakan pendekatan escape tectonics (mid-akhir 2000an). 
Seberapa banyak hubungannya dengan splay dari Sorong Fault yang oleh beberapa 
peneliti -semisal group Robert Hall- dianggap mungkin menerus hingga ke wilayah 
ini.

Jika berkenan, mungkin bisa dijelaskan sedikit hasil penelitian bapak yang 
salah satunya menggunakan pemodelan sandbox tersebut. Jika sudah ada published 
papernya yang bisa di-shared akan semakin baik lagi.

Terimakasih..


salam,
Andi.


--- On Sun, 9/9/12, bsap...@geodin.net bsap...@geodin.net wrote:

 From: bsap...@geodin.net bsap...@geodin.net
 Subject: [iagi-net-l] Danau Towuti
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Sunday, September 9, 2012, 6:57 AM
 Bagi rekan2 IAGI yang masih belum
 istirahat, silahkan simak di kompas TV, minggu malam jam
 22,  penjelasan mengenai penelitian danau towuti yang
 salah satunya mengunakan sandbox modeling di ITB.
 
 Salam, 
 
 BS
  
 Powered by Telkomsel BlackBerry®


PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
REGISTER NOW !
Contact Person:
Email : pit.iagi.2...@gmail.com
Phone : +62 82223 222341 (lisa)

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Layoffs at Indonesia mines could hit 3m

2012-07-01 Terurut Topik Andi AB Salahuddin

Rekan,
Permisi numpang ikut meramaikan topik.

Kebijakan untuk meningkatkan nilai raw material sebelum diekspor rasanya masuk 
akal dan jika dijalankan secara optimal akan memberi keuntungan lebih baik -at 
least- dari sisi pendapatan negara maupun penciptaan lapangan kerja. Tidak 
perlu jago di bidang finansial, ekonomi mikro/makro, atau apapunlah namanya 
untuk mengerti hal ini.

Protes yang dilakukan asosiasi Spartan -yang meng highlight layoff 
besar-besaran- pun bagi saya rasanya terlalu dibuat-buat.

Setuju dengan Abah.., OK lah akan ada layoff di sektor hulu (pertambangan). 
Namun pihak Spartan sepertinya tidak sadar (atau pura-pura tidak sadar?), 
dengan adanya usaha pemurnian dan pengolahan dalam negeri, bukankah logikanya 
akan semakin banyak industri terkait yang dibuka dan ujung-ujungnya akan 
menyerap banyak lapangan kerja di dalam negeri. Katakanlah ada lay-off di 
sektor hulu 10,000 (200,000 kok rasanya terlalu dibuat yah), namun jika optimal 
nantinya akan membuka lapangan kerja 50,000 di sektor lain. 

Kira-kira DPR dan Pemerintah pilih mana..?


salam,
Andi.

--- On Fri, 6/29/12, lia...@indo.net.id lia...@indo.net.id wrote:

 From: lia...@indo.net.id lia...@indo.net.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Layoffs at Indonesia mines could hit 3m
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Friday, June 29, 2012, 10:01 PM
 Sebetulnya masalah ini sudah cukup
 lama ada dan sudah dapat
 diantisipasi jauh jauh hari.Dalam UU Minerba 2009 sdh sangat
 jelas disebutkan untuk
 melakukan pengolahan  dan pemurnian di dalam negeri
 untuk
 meningkatkan nilai tambah komodisti tambang yg selama ini
 secara besar besar langsung di bawa keluar dalam bentuk raw
 mineral yg diberi waktu selambat lambatnya 5 tahun sejak UU
 ini
 berlaku ( 2014 ), kemudian UU ini ditindak lanjuti dg PP
 no.23
 tahun 2010 kemudian teknisnya diatur melalui Permen 07 tsb.
 Kenapa dulu nggak dimasalahkan pada waktu mencantumkan
 pasal
 pada UU tsb. Memang kontribusi dari sektor tambang selama
 ini
 kecil sekali tidak nyampai 10% dari sektor migas , padahal
 daerah yg di kelupas / dikeruk sudah tidak bisa dihitung
 lagi
 dg ribuan IUP yg sdh diterbitkan yg tdk terkontrol lagi
 karena
 para kep daerah kayaknya berlomba lomba ngeluarkan IUP tsb.
 Mungkin solusinya merger saja antar IUP untuk bikin unit
 pengolahannya
 ISM
 
 
 
  Rekan 
 
  Kalau akibat dari PerMen akan menyebakan adanya lay
 off ,
  saya kira itu sudah diperkirakan , mengenai jumlahnya
 ,
  mungkin perlu direkonfirmasi. Akan tetapi ini adalah
 contoh
  yang sangat gamblang bahwa untuk memperbaiki atau
 mengoreksi
  kebijakan yang salah ,(dalam hal ini adalah
 kebebasan
  melakukan bisnis ekstraksi SDA tanpa kontrol} akan
  mengakibatkan persoalan lain timbul.
 
  Tentu saja harus ada solusinya , akan tetapi solusinya
 TENTU
  bukan- nya mencabut PerMEn yang merupakan koreksi atas
  kebijakan ngawur dalam ekstraksi SDA .
 
  si Abah  
 
 
  
  From: Bandono Salim bandon...@gmail.com
  To: Iagi iagi-net@iagi.or.id
  Sent: Saturday, June 30, 2012 6:46 AM
  Subject: Re: [iagi-net-l] Layoffs at Indonesia mines
 could
  hit 3m
 
 
  Kalau begitu, sudah sesuai dgn UUD pak. Daripada
 dijual ke
  investor, dikelola oleh negara, akan lebih baik (asal
 tidak
  di korupsi dan pelaksanaannya benar-benar untuk
  kesejahteraan rAkyat). Swasta sebagai konsultan,
 maupun
  operator, tetapa dapat hidup,  memang tidak perlu
 menjadi
  pemilik lahan. Kalau jadi pemilik lahan hehehe sudah
 tidak
  ada negara KESATUAN RI lagi. Semoga lebih baik.
  Salam.
  Powered by Telkomsel BlackBerry®
  
 
  From:  S. (Daru) Prihatmoko sd...@indo.net.id
  Date: Fri, 29 Jun 2012 19:07:57 +0700
  To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id;
  economicgeol...@yahoogroups.com
 ReplyTo:
  iagi-net@iagi.or.id
  Subject: [iagi-net-l] Layoffs at Indonesia mines could
 hit
  3m
 
  Mas Adji dkk MGEI-IAGI,
 
  Walau agak terlambat me-reply, saya rasa berita
  memprihatinkan ini perlu kita cermati. Nampaknya (yg
 saya
  dengar dr sumber lain) berita ini bersumber dari
 adanya
  pertemuan antara Spartan (Solidaritas Para Pekerja
 Tambang
  Nasional) dng Komisi 9 DPR RI pada 25 Juni lalu. 
 
  Pada acara tsb Spartan menyerahkan data terkait
 dengan
  235.823 pekerja tambang yang mengalami Pemutusan
 Hubungan
  Kerja (PHK) di 499 perusahaan yang tersebar di enam
 provinsi
  yaitu Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi
 Selatan,
  Kalimantan Timur, Maluku, dan Nanggroe Aceh
 Darussalam.
  Pihak Spartan menyebutkan kegiatan tsb meeupakan
 gelar
  data terkait dng implikasi Permen ESDM No 07 serta
 revisi
  No. 11 tahun 2012 beserta Peraturan Menteri Keuangan
 (PMK)
  Bea Ekspor 20 persen yang secara tiba-tiba memutuskan
 untuk
  melarang perusahaan tambang melakukan ekspor bahan
 mentah
  mineral per 6 Mei 2012 yang akibatnya, ribuan pekerja
  tambang harus menghadapi PHK massal. Dari data yang
 dihimpun
  sentral informasi Spartan, saat ini sudah terdapat 499
  

Re: [iagi-net-l] Frac dan gempa

2012-03-16 Terurut Topik Andi AB Salahuddin
 
Mungkin ada Ibu/Bapak netters sekalian yang bisa menjelaskan lebih detail dari 
sisi structural geology atau geomechanics, seberapa besar sih peluang fracking 
bisa mengakibatkan gempa? Parameter apa saja -jika ada- yang membuat peluangnya 
menjadi makin besar?
 
Betul Pak Oki, saya pernah baca juga info serupa di milis lain. 
Selain di Ohio, fracking pada shale gas juga ditengarai sebagai trigger 
terjadinya gempa bumi di UK. Kegiatan operasional sempat dihentikan beberapa 
saat sampai ada laporan resmi dari pihak perusahaan, british geological survey, 
dan tidak ketinggalan pula dari pihak environmental agencies.
 
Bantuan dari pakde gugel, selengkapnya bisa diliat di:
http://www.bbc.co.uk/news/uk-england-lancashire-13599161
 
Entah kelanjutan peristiwa tersebut saat ini seperti apa, apakah tetap belanjut 
atau dihentikan karena ada bukti bahwa proses fracking bisa menyebabkan gempa.
 
Namun cukup bisa dimengerti bahwa di bagian bumi manapun, jika sudah ada kasus 
seperti ini yang sudah menyangkut hajat hidup orang banyak, menyangkut bisnis, 
menyangkut lingkungan, menyangkut law, ada kalanya end resultnya jadi abu-abu.

Terimakasih.

 
Salam weekend,
Andi.


--- On Sat, 3/10/12, o - musakti o_musa...@yahoo.com.au wrote:


From: o - musakti o_musa...@yahoo.com.au
Subject: [iagi-net-l] Frac dan gempa
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Saturday, March 10, 2012, 8:36 PM



Salah satu concern baru (gak baru juga sih) dalam perburuan unconventional HC

Fracking action 'induced' quakes March 11, 2012 Read later.WASHINGTON: A series 
of small earthquakes in Ohio late last year was probably caused by activity 
from fracking, a review by authorities in the US has concluded.The Ohio 
Department of Natural Resources said its review revealed the quakes in the 
north-east of the state in December appeared to be caused by a rare confluence 
of events in which wastewater injected into the ground triggered seismic 
activity in an unmapped fault area.''Geologists believe induced seismic 
activity is extremely rare but it can occur with the confluence of a series of 
specific circumstances,'' the report said.Advertisement: Story continues below 
''After investigating all available geological formation and well activity 
data, state regulators and geologists found a number of co-occurring 
circumstances strongly indicating the Youngstown area earthquakes were 
induced.''It concluded that disposal fluid from the Northstar 1
well ''intersected an unmapped fault in a near-failure state of stress, causing 
movement along that fault''.With the report, Ohio's oil and gas regulators 
announced new standards for transporting and disposing of brine, a by-product 
of oil and natural gas hydraulic fracturing, or ''fracking'', saying the rules 
will be ''among the nation's toughest''. Some US states and other countries 
have moved to ban certain types of fracking, although the industry contends the 
techniques have been in use for decades and are safe.The new rules call for a 
review of geologic data for known faulted areas within the state and a ban on 
putting certain disposal wells within these areas.The state will also require 
oil and gas operations to plug with cement any wells that penetrate into the 
Precambrian basement rock and prohibit injection into these formations.The 
report is the latest to raise fresh questions about fracking, a technique that 
offers the potential to unlock
vast quantities of natural gas from shale formations but has come under intense 
scrutiny from environmentalists.The Ohio Oil and Gas Association said the 
report simply indicated the well was in an unknown fault area.The association's 
executive vice-president, Thomas Stewart, said that the report ''confirmed … 
our belief that the recent seismic activity in the Youngstown area was 
associated with a previously unknown geologic factor, in this case, an unmapped 
fault''.Agence France-PresseRead more:  
http://www.smh.com.au/environment/energy-smart/fracking-action-induced-quakes-20120310-1ur0v.html#ixzz1omMYGgQ5


PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA 

Re: [iagi-net-l] Apakah ini benar ? Kalau benar pantaskah kita dukung masih pemerintah ?!

2012-03-16 Terurut Topik Andi AB Salahuddin
 
Cak Mus,
 
Semoga sehat selalu. Sudah lama nih tidak ditraktir bapak ke Coto Ampera J
 
Jika boleh ngasih pendapat, saya tidak melihat ada yang salah pada Pak Asep 
dengan memosting berita ini. Menurut saya malah dengan adanya postingan seperti 
ini, maka ada balasan, klarifikasi, dan lain sebagainya di grup ini.
 
Bisa saya bayangkan jika berita ini hanya beredar di luar. Bagaimana jika 
misalnya ada teman yang tidak mengerti industri (hulu) migas menanyakan 
keabsahan berita ini ke kita dan kita sendiri tidak tahu pasti betul tidaknya? 
Bisa-bisa digodain ... wah pantesan aja yang kerja di lembaga / industri minyak 
bla bla bla. Sama aja dong dengan koruptor J 
 
Justru dengan adanya postingan ini, netter sekalian di sini –yang saya tau 
pinter-pinter dan tidak gampang terprovokasi-  malah menjadi tahu jika ternyata:
*pihak pemda dalam hal ini tidak melakukan cek ricek ke lembaga yang lebih 
afdol untuk dimintai keterangan yang valid dan up to date
*ada kelompok tertrentu di luar sana yang mungkin dengan sengaja 
mengambinghitamkan kelompok/lembaga tertentu untuk kepentingan 
pribadi/kelompoknya.
 
Dengan demikian sharing seperti ini pada akhirnya bisa menjadi lesson learnt  
agar kedepannya kita semua bisa meminimalisir berita miring dengan “motif” 
seperti ini.
 
 
Salam damai,
Andi.


--- On Fri, 3/16/12, mustotomoeh...@gmail.com mustotomoeh...@gmail.com wrote:


From: mustotomoeh...@gmail.com mustotomoeh...@gmail.com
Subject: Re: [iagi-net-l] Apakah ini benar ? Kalau benar pantaskah kita dukung 
masih pemerintah ?!
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Friday, March 16, 2012, 3:32 AM



Pak Asep,
Kalau mau posting itu mbok yao dicheck dulu, kalau nggak paham bisa tanya. Apa 
nggak kasihan negara ini lha wong seorang geologist aja punya pandangan spt 
ini. Harusnya bisa lah memberikan arahan dikit. Bijaksanalah di forum spt ini.
Salam
MM
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!


From: Asep Hidayat ahidaya...@yahoo.com 
Date: Fri, 16 Mar 2012 10:38:21 +0800 (SGT)
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 
Subject: [iagi-net-l] Apakah ini benar ? Kalau benar pantaskah kita dukung 
masih pemerintah ?!





Minyak Senilai Rp 720 Milyar Hilang Setiap Hari
Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Strategis Ahmad Daryoko menyatakan 
turunnya lifting akibat adanya penggelapan data sumur minyak yang ada. Dan 
nilainya itu sekitar Rp 720 milyar per hari.
“Menurunnya lifting, bukan karena sumur  minyak menipis seperti yang diklaim 
Purnomo Yusgiantoro atau pun karena birokrasinya terlalu panjang seperti yang 
dipermasalahkan Kurtubi, tetapi karena adanya pencatatan yang tidak apa 
adanya,” ungkapnya dalam konfrensi pers tolak kenaikan harga BBM dan tolak 
liberalisasi sektor migas Kamis (15/3) siang di Kantor DPP Hizbut Tahrir 
Indonesia, Crown Palace Jl Soepomo, Tebet, Jakarta.
Salah satu buktinya, lanjut dia, kasus penggelapan sumur minyak yang dikelola 
Petrokimia di Provinsi Jambi.  Jumlah sumur minyak Petrokimia di Provinsi Jambi 
berdasarkan catatan BP Migas berjumlah 30 sumur. Kemudian Pemda Jambi melakukan 
investigasi sendiri ternyata ada 91 sumur. Berarti ada 61 satu sumur yang tidak 
tercatat.
Daryoko pun menyakan temuan Pemda Jambi ini bisa dijadikan langkah awal untuk 
menemukan jawaban mengapa sejak berlakunya UU 22 tahun 2001 itu lifting minyak, 
jatuh ke kisaran 800-900 ribu barel perhari padahal sebelumnya sekitar 1.6 juta 
barel perhari.
“Itu baru satu kontraktor bagaimana dengan kontraktor lainnya seperti Chevron, 
Total, Petronas dan lainnya? tidak menutup kemungkinan kontraktor lainnya juga 
berbuat demikian. Dan itu kejadian di Jambi dan tidak menutup kemungkinan di 
daerah lainnya pun terjadi modus serupa,” prediksinya.
Berdasarkan UU yang meliberalisasikan sektor minyak dan gas tersebut, Pertamina 
di sejajarkan dengan kontraktor migas swasta dan asing. Karena sejajar, 
Pertamina tentu saja tidak memiliki kewenangan untuk mengawasi sumur yang 
dikelola para kontraktor itu. Maka dibentuklah BP Migas untuk melakukan 
pengawasan.
“Tetapi BP Migas itu pada faktanya hanya mencatat laporan dari kontraktor, 
tidak mengawasi! Berbeda dengan Pertamina yang memiliki inspektor pada setiap 
sumur minyak,” ungkapnya.
Maka, sangat dimungkinkan, fakta sebenarnya produksi minyak itu tidak menurun, 
tetapi yang dilaporkan ke BP Migas sebagiannya saja. Jadi bila produksinya 
tetap 1,6 juta barel maka ada sekitar 800 juta barel digelapkan.
“Bila satu barel harganya US$ 100 (kurs Rp 9000) maka sekitar Rp 720 milyar 
hilang setiap hari!” pungkasnya.(mediaumat.com, 16/3/2012)
 
Salam,
Asep


Re: [iagi-net-l] Baru nongol sudah mau digebuk

2012-03-04 Terurut Topik Andi AB Salahuddin
Pak Yanto,
 
Apa jangan-jangan berita ini di top10 kan di media-media bukan karena 
Esemka-nya yang mau dijungkalin melainkan Walikotanya? 

 
Tidak bermaksud berburuk sangka, namun jika sudah menyangkut politik dan 
kekuasaan.., setiap aspek bisa dipakai untuk pencitranegatifan seseorang. 
 
Semoga saja kemungkinan ini tidak benar adanya. 

 
“TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Solo Joko Widodo, biasa disapa Jokowi, 
menyatakan keheranannya terhadap tingginya hasil survei terhadap dirinya untuk 
maju dalam pencalonan Gubernur DKI Jakarta tahun 2012. 
**DELETED** 
 
Selengkapnya di: 
http://www.tempo.co/read/news/2012/02/29/083387039/Ungguli-Foke-Jokowi-Kaget 

 
 
Selain itu dapat info dari milis sebelah, pemerintah PRC malah sudah mulai 
mengikuti jejak negara tetangganya Jepang dan Korea dalam usaha memroduksi 
kendaraan lokal. Tidak hanya memroduksi, mulai tahun ini pemerintah mereka 
mewajibkan penggunaan produk lokal sebagai kendaraan dinas pemerintah. 
http://us.oto.detik.com/read/2012/02/27/211121/1853006/1207/pemerintah-china-pakai-mobnas-indonesia-kapan?o9911011207
 

 
 
Salam 
Andi. 



--- On Fri, 3/2/12, Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com wrote:


From: Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com
Subject: [iagi-net-l] Baru nongol sudah mau digebuk
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id, 
poverepertaminagr...@yahoogroups.com poverepertaminagr...@yahoogroups.com
Date: Friday, March 2, 2012, 11:12 PM










Baru saja nongol esemka sudah bikin raksasa otomotif ketakutan !!!
 
Saya baca Koran “Rakyat Merdeka” halaman 16 yang berjudul : “ Mannuver 3 
menteri bisa kubur program ESEMKA”,
Saya kutipkan beberapa bagian sebagai illustrasi : 
1.   Nasib mobil produksi dalam negeri atau mobil nasional (mobnas) bisa 
tinggal  nama . Menteri Perindustrian ( Menperin) MS.Hidayat dan Menko 
Perekonomian Hatta Radjasa SEPAKAT membuat mobil murah Dibawah 100 juta. 
SPONSORNYA TOYOTA , DAIHATSU DAN HONDA…..
2.   .” Mereka ( 4 produsen ??? ) sanggup menyediakan  dana 1,8 juta AS  
atau Rp 16,2 trilliun. Akhir tahun ini akan masuk ke Indonesia  dan dia akan 
menyerap banyak tenaga kerja baik di Industri komponen maupun” jelas Hidayat” 
……(heem mana banyak kalau yang ngerjain malahan pekerja mobnas ???).

3.   …….” Senada dengan Hidayat , Menko Perekonomian ……… mengatakan , …… 
Pemerintah akan memberikan insentif  cukai kepada produsen mobil ramah 
lingkungan .
4.   “ Kita sudah sepakat dengan Menteri Keuangan , untuk untuk 
menyikapinya dengan cukai sehingga dapat mendorong penggunaan kendaraan 
kendaraan low cost green car di industry industry dalam negeri ….”
5.   Menkeu . “ kita akan  berikan , tidak terkecuali kepada 
investor yang mau membuat kendaraan yang ramah lingkungan” ujarnya.
Dan seterusnya ………. Apa yang dapat dibaca dari berita ini  ???  
1.The three stooges (mungKin dengan “koordinasi” yang baik dengan produsen 
raksasa)  sudah sepakat untuk mengeksploitasi momentum kegagalan uji emisi 
emisi esemka ,.dengan demikian diharapkan esemka dapat “layu sebelum 
berkembang”..
2,Ketiga stooges ini bukannya mencarikan jalan bagaimana kegagalan yang dialami 
esemka tetap dapat diatasi sehingga menjadi  suatu sukses , dan program mobnas 
berjalan.
3. Nyata sekali   spirit liberalisme menjadi dasar tindakan mereka atau 
dijadika alas an “pembenaran” kebijakan yang diambil mereka 
--heem sangat menyedihkan.
Dimanakah nasionalisme kita letakan ???Dimana keberpihakan Pemerintah atas 
inovasi anak bangsa ???
 
Sangat menyedihkan  Kang Ah !
 
 

RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-21 Terurut Topik Andi AB Salahuddin
 
Pak Yatno ysh,
 
Betul yang bapak sampaikan.., sekarang sudah umum membaca published references 
tanpa ketemu langsung dengan penulisnya.
 
Yang saya maksud kira-kira begini pak, dari email-email sebelumnya ada sharing 
dari beberapa kawan iagi netter bahwa short course di bidang hard rock umumnya 
dibawakan oleh instructor dari Autralia misalnya yang malah belajar lihat 
gunung di Indonesia :)
 
Padahal dalam kenyataanya banyak akademisi (semisal Bu Emmy, Pak Yatno, Pak 
Bambang dan masih banyak lagi yang lain) atau praktisi yang Indonesia aseli 
yang dari expertise dan experience tentunya tidak kalah oleh instructors dari 
luar.
 
Rencana Bapak untuk membuat kursus singkat tentang petrology HC-filled basement 
reservoir April nanti, merupakan ide yang sangat bagus pak. Dijamin akan 
mengundang banyak antusias dari rekan-rekan yang berkecimpung di reservoir ini 
terutama yang bekerja di cekungan SumSel dan ?Jatibarang.
 
 
Salam hormat, 
Andi.
 
--- On Mon, 2/20/12, Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id wrote:


From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Monday, February 20, 2012, 10:23 PM


Andi yang baik,
Sekarang sudah jamannya digital, berguru tidak perlu pergi jauh-2 ke
orangnya. Baca aja published paper- nya. Di petrologi, banyak rekan- rekan
bule yang me- refer ke paper-paper saya, terutama yang mengenai batuan
potasik- ultrapotasik yang tadinya hanya diketahui banyak ditemukan di
Italy, ternyata di Indonesia (Sulawesi dan Jawa) juga dijumpai.

Salam,
Yatno

-Original Message-
From: a_baiq...@yahoo.com [mailto:a_baiq...@yahoo.com] 
Sent: Monday, February 20, 2012 10:45 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

'Tantangan' Mas Syaiful merupakan ide yang brilliant tuh Pak Yatno.

Semoga kedepannya para hard rocker kita (dan juga dr luar) justru berguru
dari ahli-ahli Indonesia yang sudah liat gunung sejak SD semacam Pak Yatno.

Salam 'Siapa Takut?'
Andi.
*yang juga sempat diajar sama Pak Yatno*

Powered by Telkomsel BlackBerryR

-Original Message-
From: mohammadsyai...@gmail.com
Date: Mon, 20 Feb 2012 15:32:16 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Om Yatno, beberapa kali kok menuliskan bahwa mau pensiun. Ingin tahu nih,
setelah pensiun bulan ini, om Yatno mau melakukan apa?

Jika masih bingung (semoga tidak), bagaimana jika ikut saya di IAGI untuk
bikin kursus ttg volcanic products atau semacamnya seperti cerita om Gito
di negeri sono? Berani terima tantangan ini?

Salam,
Syaiful

Sent from my deep hart

On Feb 20, 2012, at 1:20 PM, Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
wrote:

 Pak Danny yang baik.
 
 Lho saya tidak menakuti siapapun. Justru senang sekali ada lebih banyak
yang
 peduli tentang batuan volkanik. Cuma yaitu, hati- hati membuat
 interpretasinya.
 Saya bulan ini pension dari ITB karena memang sudah umur 65 th. Sejak
 kembali dari Prancis 1987 saya sudah galakkan penelitian volkanik, sudah
 banyak lulusan S-1, S-2, dan ada juga S-3 yang mengambil topic pemetaan
 volkanik yang saya bimbing, yang sebelumnya selalu menghindari volcanic
 terrain. Setelah pension mudah-2 an ada yang mau meneruskan usaha saya
ini.
 25 th lebih saya menggeluti petrologi volkanik ini, saya sedih bila gak
ada
 yang mau meneruskannya. Indonesia kaya gunungapi tapi geologisnya kurang
 peduli tentang volcanic product- nya. Ironis kan??? Berapa % lulusan
geologi
 kita ini yang tugas akhirnya (pemetaan lapangan S-1) di volcanic terrain
dan
 mampu memahami prinsip-2 stratigrafi tefra? Mengambil sample dan observasi
 yang baik (tidak sembarangan) di lapangan sampai analisa petrografi, major
 and trace elements chemistry dan isotop sampai kimiawi kristal-nya? 
 
 Dari puluhan mahasiswa yang telah lulus yang saya bimbing malahan gak ada
 yang me- respon milis ini!!! Sudah pada lupa ilmunya barangkali atau sudah
 sibuk dan melupakannya???
 
 He... he... Pak Danny, selamat berburu volcanic products, dulu saya pernah
 pesan sama Pak Dr Sutikno Bronto ketika beliau baru selesai DR nya (G
 Galunggung) saya ucapkan cuga selamat berburu volcanic product kepada
 beliau. Kalo P Tikno disertasi nya di Volkanik Kwarter, saya di volkanik
 Tersier sampai Plestosen, itu bedanya.
 Salam,
 Yatno (bulan ini pension dari PNS)
 
 
 -Original Message-
 From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
 Sent: Thursday, February 16, 2012 8:10 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
 
 Terimakasih pak Yatno,
 Perfectly understood.  Saya juga dulu belajar kegunung apian cukup intens,
 setahun mengambil course di Geothermal Institute Univ. Auckland NZ waktu
 ngambil S2 di sana, dan juga dapat kuliah-dan lapangan kegunungapian waktu
 ngambil S3 di Caltech.
 Saran saya lebih baik kita encourage orang 

[iagi-net-l] Re: OOT [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-15 Terurut Topik Andi AB Salahuddin
Pak Zaim dan Pak Budi ysh, 
Sedikit menambahkan pak ... mungkin ada hubungannya dengan yang pak Budi 
sampaikan sebelumnya. 
Syeikh Yusuf merupakan ulama besar kelahiran Gowa, Makassar, lahir awal abad 
ke-17. Dari ingatan sejarah saya yang dangkal, ulama ini selain menyebarkan 
ajaran Islam, juga merupakan salah satu tokoh perjuangan melawan Belanda. 
Sempat ke beberapa kabupaten di JaBar dan Banten sebelum akhirnya ditangkap dan 
diasingkan oleh VOC ke Afsel. Syeikh Yusuf akhirnya wafat dan ada yang percaya 
‘dimakamkan’ di Cape Town. Ckup banyak warga Afsel (terutama dari kampung 
Macassar) yang masih merasa keturunan ulama ini yang datang ke makamnya untuk 
mendoakan.
Menariknya, makam Syeikh Yusuf lebih dari satu, karena selain yang di Cape Town 
makam yang lain juga ada di salah satu kompleks makam keluarga raja Sultan 
Hasanuddin di Gowa yang juga ramai dikunjungi. Sejarawan masih belum tahu pasti 
yang mana makam yang benar tempat dikebumikannya syeikh ini. Saya mengerti 
bahwa istilah makam tidak selalu berarti suatu tempat dimana jasad dikebumikan, 
tetapi bisa juga merujuk pada suatu tempat dimana seseorang (yang suidah 
meninggal) pernah berada disitu.
Di tahun 90an Syeikh Yusuf dianugerahi gelar Pahlawan Nasioanl. 

Memang pak Budi, saya juga pernah mendengar bahwa di sana ada kampung yang 
disebut Macassar. Tidak sedikit yang menyatakan bahwa Madagascar asalnya dari 
kata Makassar. 
Wallahu’allam.

 
salam,
Andi.
-Original Message- 
 
Pak Budi, 
Saya tambahkan,ketika saya sekolah di Perancis sewaktu makan siang dikantin 
mahasiswa satu meja dgn mhs dari Madagaskar,ia cerita kalau nenek moyangnya 
dari Jawa berasal dari Majapahi,yg ia dapatkan cerita itu sewaktu disekolah 
menengah diajar sejarah (pakai bahasa dan kurikulum Perancis) bahwa komunitas 
utama Madagaskar adalah keturunan asal Jawa-Majapahit dan Afrika.Mhs tadi 
mengucapkan banyak istilah/bahasanya yang ternyata sama dengan bahasa Jawa spt: 
manuk (=ayam), asu (anjing), alis,irung (hidung) dll msh banyak lagi. 
Demikian sekedar tambahan dari saya. 
 
Wslm, 
Zaim 
  
Powered by Telkomsel BlackBerry® 
  
-Original Message- 
From: Budi Brahmantyo bud...@gc.itb.ac.id 
Date: Wed, 15 Feb 2012 07:53:07 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO 
 
Nah kalau yang ini agak lebih muda, katanya sekitar abad ke-4 dan 5, 
pelaut-pelaut kita berdagang ke Timur Tengah hingga Madagscar, Zanzibar, bahkan 
melintasi Semenanjung Harapan ke Nigeria. Saya juga tahunya baca di buku (lupa 
judul tepatnya dan pengarangnya, bukunya ada di rumah), yaitu Penjelajahan 
Pelaut Nusantara ke Afrika (kira-kira begitulah...). 
  
Tapi kami pernah kedatangan seorang antropolog Prancis asli Madagascar yang 
percaya bahwa leluhurnya orang Bugis. Ia bahkan mengatakan bahwa kata 'hawaii 
berasal dari kata hava iki yang katanya berarti jawa kecil. Madagascar 
mungkin saja berasal dari kata macassar. Wallahualam bisawab.
 
BB 

RE: [iagi-net-l] Aturan Migas Nonkonvensional Terbit

2012-02-10 Terurut Topik Andi AB Salahuddin
  

Pak
Muharram,

Terimakasih
atas share beritanya. Permisi ikut menyimak pak yah.

Setau
saya, 2 golongan utama batuan induk atau source rock adalah shale dan coal
dimana salah satu syarat utamanya untuk menjadi batuan induk adalah jika
memiliki TOC yang tinggi. Cerita komplitnya mau tidak mau mesti berbicara
petroleum system dimana banyak rekan disini yang jauh lebih berpengalaman untuk
menjelaskannya.

Tight
Sand Gas secara litologi saja sudah berbeda dengan shale ataupun coal sehingga
(setau saya) kemungkinan besar tidak bisa diklasifikasikan sebagai batuan
induk. Gasnya darimana? Kemungkinan besar gas yang dikandungnya berasal dari
migrasi batuan induk.

Mau
sekalian bertanya sehubungan dengan aturan baru Permen 2012 ini: 

Apakah
suatu KKSS migas konvensional otomatis memiliki hak pengelolaan migas
nonkonvensional yang ada di block nya atau apakah setiap KKSS memilki hak untuk
mengikuti regular tender/penunjukan langsung khusus untuk pengelolaan migas
nonkonvensionalnya saja di block itu?

Terimakasih
sebelumnya atas pencerahannya.

Salam,Andi.   --- On Thu, 2/9/12, Muharram Jaya Panguriseng 
muhar...@pertamina.com wrote:

From: Muharram Jaya Panguriseng muhar...@pertamina.com
Subject: RE: [iagi-net-l] Aturan Migas Nonkonvensional Terbit
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id, Forum Himpunan Ahli  
Geofisika Indonesia (fo...@hagi.or.id) fo...@hagi.or.id
Date: Thursday, February 9, 2012, 10:52 PM



 






Pasal-1 Ayat-1 berbunyi “Minyak dan Gas Bumi Non Konvensional yang selanjutnya 
disebut Migas Non Konvensional adalah
Minyak dan Gas Bumi yang diusahakan dari reservoir tempat terbentuknya Minyak 
dan Gas Bumi dengan permeabilitas yang rendah (low permeability) antara
 lain Shale Oil, Shale Gas, Tight Sand Gas, Gas Metana Batubara, dan 
Methane-Hydrate dengan menggunakan teknologi tertentu seperti fracturing”.

 
Berarti “Tight Sand Gas” yang dimaksud disini adalah apabila “tight sand”-nya 
sekaligus sebagai “batuan induk” (?). Apakah itu berarti kalau TOC batupasir 
tight-nya rendah berarti tetap dimasukkan kategori konventional
 reservoir yang dikelola oleh pemilik WK MIGAS?
 
Monggo pencerahannya bapak-bapak.
 
Salam,
MJP
 


From: mufar...@gmail.com [mailto:mufar...@gmail.com]


Sent: Friday, February 10, 2012 12:17 PM

To: iagi-net@iagi.or.id

Subject: Re: [iagi-net-l] Aturan Migas Nonkonvensional Terbit


 
Dan pada Pasal-1 ayat-9 tertulis “Badan Pelaksana adalah suatu badan yang 
dibentuk untuk melakukan pengendalian Kegiatan Usaha Hulu di bidang
 Minyak dan Gas Bumi”.



Kalo liat definisi itu, emangnya ada badan pelaksana lain selain BP migas ya? 
Memang kalimatnya multi tafsir, mgkn supaya bisa jangka panjang umur permen nya?

Btw, menarik komen pak Kurtubi kemaren di metro, apa betul bp migas tidak punya 
pengawas? Langkah bp migas menggandeng KPK menjawab ini ya?




Sedikit pertanyaan tambahan, utk tight gas sand dalam permen itu, kriteria 
permeabilitynya berapa ya?




Salam

Razi

2708 








From:
Muharram Jaya Panguriseng muhar...@pertamina.com



Date:
Fri, 10 Feb 2012 04:46:23 +


To:
iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id; Forum Himpunan Ahli Geofisika 
Indonesia (fo...@hagi.or.id)fo...@hagi.or.id


ReplyTo:
iagi-net@iagi.or.id



Subject:
[iagi-net-l] Aturan Migas Nonkonvensional Terbit


 


Dear Para Geoscientist Indonesia,
 
Sebagai selingan demam “piramida” Gn. Sadahurip dan Gn. Padang, saking demamnya 
sampai ada teman (sambil bercanda tentunya)
 yang nyelonong comment di status fb-ku yang sama sekali tidak nyambung dengan 
status yang dikomennya “saya mau membelot ke negari tetangga nih…abis sama 
state own (mungkin maksudnya Indonesia) tidak dihargai”. Dia ingin meninggalkan 
Indonesia dan jadi Warga
 Negara Pasundan Merdeka ha ha ha… Just kidding, jangan ditanggapi serius.
 
Ini ada berita menarik tentang telah terbitnya Peraturan Menteri ESDM No. 5 
Tahun 2012 tentang Tata Cara Penetapan dan Penawaran
 Wilayah Kerja MIGAS Non Konvensional tertanggal 31 Januari 2012, mari kita 
cermati sama-sama.
 
Dalam rangka membantu sosialisasi Permen, kalau boleh saya ada pertanyaan untuk 
bapak-bapak anggota milis dari ESDM. Apakah
 pengawasan untuk pengusahaan kontrak MIGAS non konventional ini nantinya tidak 
dibawah BPMIGAS?

Soalnya BPMIGAS tidak pernah secara letter text tertulis dalam Permen ini. Pada 
Pasal-4 ayat 3 hanya tertulis “Pengawasan atas
 pelaksanaan Kontrak Kerja Sama pengusahaan Migas non konventional dilakukan 
oleh Badan Pelaksana”. Dan pada Pasal-1 ayat-9 tertulis “Badan Pelaksana adalah 
suatu badan yang dibentuk untuk melakukan pengendalian Kegiatan Usaha Hulu di 
bidang Minyak dan Gas
 Bumi”.  Apakah yang dimaksud ini BPMIGAS atau Badan Pelaksana lain yang akan 
segera dibentuk. Soalnya Dirjen-nya pun sudah terpisah. Sebagai perbandingan, 
dalam Permen ini  PT. Pertamina (Persero) disebut secara tegas dalam Pasal-1 
ayat 25.
 
Selamat berakhir pekan.

 
MJP – NPA: 3048
 
Aturan Migas Nonkonvensional Terbit

Evy Rachmawati |
Robert Adhi Ksp |