Re: [iagi-net] Unconventional vs Conventional
Rekan IAGI sekalian ysh: Berdasarkan terminologi yang tertera dalam PerMen ESDM no.5/2012, pasal 1 ayat 1: migas non konvensional adalah migas yang diusahakan dari reservoir tempat terbentuknya migas (seperti yang disampaikan mas Noor sebelumnya) dengan permeabilitas yang rendah antara lain shale oil, shale gas, tight sand gas, gas metana batubara, dan metan hidrat dengan menggunakan teknologi tertentu seperti fracturing. Kembali ke pertanyaan mas RDP berapa angka kisarannya? Di dalam PerMen ini tidak tertera secara kuantitatif berapa cut-off porositas, permeabilitas, dan kedalamannya. Dengan demikian kemungkinan terjadinya tumpang tindih dengan yang wilayah KKKS Konvensional memang bisa terjadi menurut saya, baik overlap secara aerial maupun vertikal. Untuk referensi, mungkin bisa dilihat di: *Law, B. E., and J. B. Curtis, 2002, Introduction to unconventional petroleum systems: AAPG Bulletin, V. 86, No. 11 (November 2002), P. 1851-1852. **Caineng Zou, 2012, Unconventional Petroleum Geology. Buku yg bagus, mengupas mulai dari origin, diagenesa, assessment, hingga kepada teknologi ekstraksi yang diterpakan di lapangan-lapangan di China dan US. Di buku ini juga diuraikan tentang kisaran poro-perm dan kedalaman dari unconventional reservoir yang ada. salam. --- On Fri, 10/10/14, noor syarifuddin noorsyarifud...@gmail.com wrote: Sepemahaman saya konvensional dan non konvensional bukan dr poro-perm tapi dari sistemnya: - konvensional SR dan reservoir brg yg beda - CBM, shale gas: SR sekaligus jd reservoir Saat ini PSC CBM sdh beda dgn yg konvensional karena proses eksplorasinya juga beda: core hole, pilot hole dst. Termasuk ada term boleh jual gas pada sumur dewatering meski blm ada PODnya. Kesulitan CBM dan shale gas nggak berhubungan dgn PSCnya tapi lbh karena kondisi yg berbeda (eg proses dewatering yg relatif lama dst). Kalau shale gas sih mmg baru mulai jd blm ketahuan hslnya.. Saya pribadi sih tdk terlalu optimis... Ya tdk jauh dgn CBM yg jalan di tempat meski sdh hampir 6-7 tahun jalan.. Salam, On Thursday, October 9, 2014, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com wrote: Tentunya perlu kriteria berdasarkan ketentuan tehnis. Misal porositas atau kedalaman atau permeabilitas ataupun yg lain. Salah satu sulitnya di indonesia utk mengembangkan nonconvensional ini karena dalam pembagian kotak psc conventional tidak disebutkan. Jadi tumpang tindih ini menjadi salah satu batu sandungan. Rdp Sent from my Windows PhoneFrom: lia...@indo.net.id Sent: 10/9/2014 9:16 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Unconventional vs Conventional Konvensional itu identik dg sesuatu yg biasa atau lazimnya (yg menjadi pemhaman bersama sekarang ini ) tinggal melihatnya dari mana , kalau dilihat sebagai Sumber Energi maka migas itu konvensional sedangkan shale gas itu unkonvensional. Dalam UU ttg Energi ada istilah Sumber Energi Baru yaitu Sumber energi yg dihasilkan dengan Teknologi Baru , contohnya CBM (mungkin CBM ini bisa dikatagorikan dg sumber energi unkonvensional , Shale gas juga bisa masuk disini) Kalau dalam UU Migas itu yg diatur pengusahaan Komoditinya (minyak dan gas nya ), sedangkan Teknologi untuk mendapatkannya apakah konvensional atau unkonvensional tdk dibedakan ISM Rekan-rekan IAGI ytc. Tentunya banyak yang sering mendengar Shale gas atau Shale oil ataupun Tight Reservoir Resources. Semua ini dikategorikan sebagai UNCONVENTIONAL HydroCarbon. Nah, sebenernya salah satu kriterianya karena reservoir yang memiliki prositas dan permeabilitas sangat kecil. Sehingga memerlukan cara khusus untuk memproduksikannya. Namun masih tetap HC juga. dimana didalam kontrak PSC CONVENTIONAL, tidak dijelaskan dengan baik. Yang sekalilai, berpotensi tumpang tindih Adakah yang tahu sebenernya klasifikasi sebagai unconventional resources itu bagaimana ? Apakah ada angka khusus untuk prositas / permeabilitas sehingga dianggap atau dikategorikan sebagai unconventional vs conventional ? Adalah keriteria saintifiknya atau adakah referensi tentang hal ini ? Salam RDP -- Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip. Siapkan waktu PIT IAGI ke-43 Mark your date 43rd IAGI Annual Convention Exhibition JAKARTA,15-18 September 2014 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
Re: [iagi-net] Menghadapi AFTA dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)
Mas RDP dan rekan IAGI sekalian, Sepakat dengan yang mas Vicky uraikan di bawah. Bahkan kalau boleh sedikit lebih optimis lagi (bukan takabur), dari yang saya lihat dan alami sendiri ternyata pekerja migas asal Indonesia tidak saja lebih canggih tangguh dibandingkan negara ASEAN tapi juga tidak kalah sama pekerja migas asal Middle East, (North) Africa, atau Amerika Latin yang cukup membanjiri lapangan kerja di middle east. Selain karena sudah lamanya industri migas Indonesia berjalan, menurut saya faktor utama lainnya ialah terutama karena kita sangat beruntung dianugerahi dengan lapangan-lapangan migas dengan kondisi bawah permukaan yang boleh dibilang lengkap play-nya, kompleks strukturnya, sampai kepada sudah tidak asingnya penggunaan teknologi EOR, dst. Kesemuanya ini pada akhirnya memperkaya pengalaman kita selama mengevaluasi lapangan tersebut. In the end, tidak terlalu mengherankan jika sewaktu tenaga profesional migas Indonesia harus ekspansi ke Middle East misalnya, amunisinya sudah lengkap :) Salam optimis. AS. -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Tue, 7 Oct 2014 17:58:07 To: Indoenergyindoene...@yahoogroups.com; migas_indone...@yahoogroups.commigas_indone...@yahoogroups.com; IAGIiagi-net@iagi.or.id; geosaintist...@googlegroups.comgeosaintist...@googlegroups.com; Forum HAGIfo...@hagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net] Menghadapi AFTA dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) Menghadapi AFTA dan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean), banyak yang khawatir Indonesia kebanjiran tenaga asing. Tapi khusus untuk pekerja MIGAS, saya malah khawatir kehilangan rekan-rekan pekerja MIGAS Indonesia yang hengkang keluar dari Indonesia. Pekerja Migas Indonesia itu lebih canggih dan lebih tangguh ketimbang pekerja migas dari luar (khususnya ASEAN), bahkan juga banyak yang hengkang ke US/Eropa dan terutama Middle East (Timur Tengah). Pengalaman Industri Migas Indonesia yang lebih dari 100 tahun menghasilkan tenaga-tenaga trampil jauh lebih bagus ketimbang negara-negara lain. Tidak sekedar kurangnya remunerasi penghargaan profesinya, tetapi justru susahnya operasi migas di Indonesia ini yang menyebabkan *sulitnya menciptakan lapangan pekerjaan yang pas* dan berujung pada hengkangnya pekerja migas yang berpengalaman ini. Salah satu tugas awal ESDM yang perlu dilakukan sebelum menyediakan energi yang dengan didahului penemuan lapangan migas baru adalah kemudahan menyediakan pekerjaan eksplorasi itu sendiri. Dengan data. Dengan project. Dan penyediaan dana yg cukup. Salam RDP -- Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip. Siapkan waktu PIT IAGI ke-43 Mark your date 43rd IAGI Annual Convention Exhibition JAKARTA,15-18 September 2014 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list.
[iagi-net] Negosiasi status resiko suatu blok, mungkinkah? (was Re: Open geoscientific digital data- Australia)
Karena risiko itu tidak sama diperbagai daerah, tentu mereka akan mau kalau rewardnya memadai. Mungkin untuk menarik investor itu adalah dengan mentenderkan oil production splitnya, tanpa ada cost recovery saja, (yang cuman bikin rumit, dan banyak izin2 dan approval saja). Prof.Koesoema dan Rekan IAGI sekalian, Dari kepala seorang geosaintis saja bisa dihasilkan 1 atau lebih interpretasi skenario. Dengan demikian maka akan sangat wajar jika diantara geosaintis di suatu perusahaan/investor dan geosaintis yang merupakan perpanjangan tangan pemerintah (?ESDM/SKKMigas/Universitas) terdapat perbedaan ide dan konsep eksplorasi dengan nilai peluang keberhasilan dan resiko yang juga berbeda. Sangat mungkin terjadi dimana suatu calon investor berdasarkan studi teknis keekonomiannya menyimpulkan suatu blok memiliki resiko eksplorasi yang tinggi dan oleh karenanya dibutuhkan reward memadai, intensif khusus, dsb dari pemerintah. Sedangkan di sisi lain hasil hitung-hitungan pemerintah menunjukkan bawah resiko eksplorasi serta keekonomian di blok tersebut low-moderate saja sehingga tidak diperlukan perlakuan istimewa dan insentif khusus. Kira-kira bagaimana prosedur teknis/administratif yang harus diambil oleh kedua belah pihak jika terjadi kondisi seperti di atas. Akankah ada negosiasi antara calon investor dan pemerintah mengenai status blok yg sebelumnya moderate risk lalu dinaikkan menjadi high risk (plus pemberlakuan paket intensif) agar si calon investor mau mengelola blok tersebut? Atau akankah pemerintah tetap dengan pendiriannya bahwa daerah tersebut bukanlah suatu area yang butuh intensif dan special reward dengan konsekuensi blok tersebut akan tetap idle? Atau mungkin ada win-win solution? Terimakasih atas pencerahannya. salam, A. Baiquni. --- From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Mon, 25 Aug 2014 15:40:08 +0700 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Re: [economicgeology] Open geoscientific digital data- Australia Benar sekali investor yang benar2 oil company itu perlu hard data, raw data, bukan tulisan exposisi mengenai potensi migas oleh expert pemerimtah yang cenderung diberi kosmetik tebal. Yang begituan sih hanya konsumsi untuk investor industri migas non real, untuk portfolio dan bursa saham. Makanya banyak block ditawarkan pemerintah yang tidak laku. Perusahaan minyak yang real akan melakukan studi sendiri dan untuk itu perlu real hard raw data, dengan memunculkan idea-idea baru selain menggunakan teknologi mutahir, yang masih jadi rahasia perusahaannya. Bahkan mungkin saja daerah-daerah yang sudah dinyatakan tidak berpotensi adanya migas, dianggap berpotesi dengan adanya idea baru itu. Bahkan dry holes pun mungkin kalau dipelajari kemajuan technologi baru, seperti petrophysics, ternyata sebetulnya masih bisa diproduksikan dengan technologi baru, atau dulunya terlewat, khususnya potensi gasnya. Banyak postmortum studies dari dry holes telah membuktikan itu. Perusahaan itu akan lebih percaya kalau studinya itu dilakukan oleh para ahlinya sendiri, dan mau mengambil risiko. Karena risiko itu tidak sama diperbagai daerah, tentu mereka akan mau kalau rewardnya memadai. Mungkin untuk menarik investor itu adalah dengan mentenderkan oil production splitnya, tanpa ada cost recovery saja, (yang cuman bikin rumit, dan banyak izin2 dan approval saja). Pemerintah pusat harus berkampanye besar-besaran ke daerah-daerah/bupati-bupati untuk tidak menghambat explorasi migas. Suruh Jokowi blusukan ke kabupaten-kabupaten. Wassalam RPK - Original Message - From: rakhmadi avianto To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, August 25, 2014 12:43 PM Subject: Re: [iagi-net] Re: [economicgeology] Open geoscientific digital data- Australia Setuju pak Prof Kusuma, saya kira kerahasiaan itu hanya tinggal impian belaka, semua data yg jelas dilapangan bisa di dapat secara LEGAL dan ILLEGAL sedangkan analisa cekungan yg justru sangat diperlukan untuk suksesnya EXPLORASI ke depan malah sering tidak nyambung dg ketiadaan data tersebut. Padahal investor perlu diyakinkan bahwa potensial untuk Explorasi di Cekungan Indonesia ke depan masih ada. SETUJU SEBAIKNYA Jokowi-JK membuka saja data2 itu agar Indonesia bisa lebih maju secara science dan penghasilan para sciencetisnya, wabil khusus Geoscientisnya. Salam KjA NPA 0666 On Mon, Aug 25, 2014 at 10:58 AM, koeso...@melsa.net.id wrote: Boxbe This message is eligible for Automatic Cleanup! (koeso...@melsa.net.id) Add cleanup rule | More info Saya kira dalam abad ke 21 dengan teknologi IT ini kerahasian data negara itu sdh tidk relevant lagi, Wikileaks membuktikannya. Percuma saja ada undang2 kerahasian negara. Data sebesar apapun dapat lintas benua dalam sekejap. Yg masih ingin mempertahankan kerasiahan2 ini hanya yg mempunya kepentingan komersiel
Re: Re: [iagi-net] BACK TO BASIC # 1 - INDONESIA SECARA UMUM BUKAN ISLAND ARC
Mas Kartiko, Saya koreksi sekalian pernyataan saya sebelumnya. Lebih tepatnya di sisi NE Amerika Selatan, di sekitar Trinidad-Tobago, lapangan minyak dan gas, termogenik. Seandainya mas masih tertarik dengan “cerita” lengkapnya, mungkin yang berikut ini bisa jadi salah satu referensi yang menarik. AAPG Memoir #79, Lithospheric Structure and Supracrustal Hydrocarbon Systems, Offshore Eastern Trinidad, (Boettcher et all, 2003). Salam,--- On Tue, 1/29/13, kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com wrote: From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com Subject: Re: Re: [iagi-net] BACK TO BASIC # 1 - INDONESIA SECARA UMUM BUKAN ISLAND ARC To: iagi-net@iagi.or.id Date: Tuesday, January 29, 2013, 7:11 AM Mas Andi Mungkin tahu nama lapangan/basin yg di pantai timur amerika selatan ? Dan apakah memang thermogenic atau lebih ke biogenic ? 2013/1/28 Andi AB Salahuddin a_baiq...@yahoo.com Mas Kartiko, pak Awang: Jika dari yang saya pahami kira-kira begini. Kematangan suatu SR tidak semata-mata berhubungan dengan basal HF. Yang lebih penting mungkin malah gradient geothermal (GG)-nya. Meskipun HF suatu basin rendah namun jika overburdennya didominasi oleh litologi dengan konduktivitas relatif rendah semisal shale, akan menghasilkan GG yang relatif tinggi. Dengan demikian, hubungan rasio sukses eksplorasi tidak berhubungan langsung dengan posisi prospek kita terletak di atas kerak samudera atau benua. Oil/gas fields di pantai timur Amerika Selatan mungkin bisa jadi contoh dari temuan migas diatas/dekat dari kerak samudera? Mungkin pak Awang dan mas Kartiko bisa mengoreksi/beri pencerahan? salam, Andi. --- On Wed, 1/16/13, kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com wrote: From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com Subject: Re: Re: [iagi-net] BACK TO BASIC # 1 - INDONESIA SECARA UMUM BUKAN ISLAND ARC To: iagi-net@iagi.or.id Date: Wednesday, January 16, 2013, 4:19 PM Pak Awang, mungkin di situ memang dilemanya...Kalau bekerja di daerah rifting yang aktif maka petroleum system dan playnya masih belum ada walaupun heatflownya tinggi. Kalau bekerja di ex rifting, petroleum system dan play sudah ada tapi bisa jadi belum matang karena heatflownya rendah..tentunya butuh banyak banget sedimen yang bisa menjadi overburden untuk mengkompensasi heat flow yg rendah ini kalau mau mengejar thermogenic, kemungkinan lainnya ya paling biogenic. Mungkin Pak Awang ada informasi/contoh di mana kita bisa temukan discovery lapangan migas /discovery di daerah basement oceanic ? Mengenai membedakan seamount dan reef , mungkin Pak Awang ada tip dan trick khusus ? Dulu sepertinya pernah dibahas penggunaan magnetik survey untuk membedakan seamount dan reef , apakah sudah ada study dan pembuktiannya bahwa dengan menggunakan magnetik akan lebih tepat membedakan antara seamount dan reef ? Sepertinya kalau cuma mengandalkan kenampakan dari seismic sepertinya cukup berisiko karena baik seamount atau reef bisa membentuk kenampakan yang mirip walaupun di beberapa literatur mengatakan bahwa bentukan dari seamount lebih runcing runcing dibandingkan dengan reef. Salam Kartiko walah.pagi ini hujan kok enggak reda reda.. 2013/1/17 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com Kartiko, Bila rifting atau spreading terjadi saat ini, kerak basalt akan menjadi penanda heatflow tinggi sebab dibentuk oleh thermal uplift dari mantel yang naik di kerak benua yang menipis atau spreading. Tetapi bila terjadi pada masa lalu, maka sekarang heat flow basalt di ex rifting itu rendah termalnya. Sebab saat rifting atau spreading berhenti, digantikan sagging, maka thermal subsidence yang terjadi. Kebanyakan eksplorasi hidrokarbon sekarang terjadi di ex rifting yang lama, maka asosiasi dengan kerak samudera dianggap berheatflow rendah. Eksplorasi umumnya tidak dilakukan di atas basement kerak samudera. Hanya beberapa company saya lihat sekarang masuk ke wilayah2 basement kerak samudera seperti wilayah Halmahera, utara Kepala Burung dekat Waigeo dan Teluk Cenderawasih, semua targetnya sama: build up reefs umur sekitar Miosen. Tetapi harus diantipasi juga bila berasosiasi dengan kerak samudera bahwa itu bukan buildup reefs, tetapi sea mounts. Salam, Awang From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com; To: iagi-net@iagi.or.id; Subject: Re: [iagi-net] BACK TO BASIC # 1 - INDONESIA SECARA UMUM
Re: Re: [iagi-net] BACK TO BASIC # 1 - INDONESIA SECARA UMUM BUKAN ISLAND ARC
Cak Min, Saya sangat sepakat... :-) pernyataan saya sebelumnya memang simply didasarkan pada formula sederhana yang mas tuliskan di bawah. Sehingga dengan demikian maka di cekungan yang didominasi oleh litologi berkonduktivitas relatif rendah akan memiliki GG yang relatif tinggi dibandingkan GG di suatu cekungan yang didominasi oleh litologi berkonduktivitas relatif tinggi semisal sand atau bahkan salt. Asumsi: hal lainnya seperti basal HF, sejarah subsidence, dll sama. Jika dikembangkan sedikit lebih jauh lagi, kita bisa sampai kepada diskusi parameter2 pengontrol konduktivitas termal yang ternyata bukan semata-mata hanya dipegnaruhi oleh litologi tapi juga besar pori dan kandungan fluidanya. Tentunya suhu2 di sini termasuk mas Min sudah familiar dengan referensi2 yang menguraikan hal di atas. He he.., itu dia mas, dengan keterbatasan data seringkali seseorang yang melakukan pemodelan mesti membuat pseudowell di suatu titik dimana litologi dan parameter2 lainnya tidak diketahui secara pasti. Dengan bekal kemampuan “imajinasi” paleogeografi, sejarah subsidence dll ditambah dengan utak atik uncertainty komposisi/ketebalan litologi, maka –semoga saja - low dan high ends nya bisa di-capture. Terimakasih atas tambahannya mas... salam, Andi. --- On Tue, 1/29/13, MINARWAN minarw...@gmail.com wrote: From: MINARWAN minarw...@gmail.com Subject: Re: Re: [iagi-net] BACK TO BASIC # 1 - INDONESIA SECARA UMUM BUKAN ISLAND ARC To: iagi-net@iagi.or.id Date: Tuesday, January 29, 2013, 8:43 AM Mas Andi, Jika GG = basal heat flow : konduktivitas termal batuan dan basal HF kita anggap konstan seperti pernyataan Mas Andi di bawah ini, maka yang lebih penting secara geologi menurut saya justru batuan-nya, bukan GG-nya karena GG hanyalah hasil perhitungan, cuma matematika belaka. Dalam pemodelan kematangan batuan induk, campuran litologi yang berbeda dengan heat flow yang sama akan membuat hasil pemodelan sedikit berbeda. Proses pengendapan sedimen sendiri memerlukan waktu yang belum tentu sama antara tiap litologi. Misalnya untuk mengendapkan 100 m lempung akan memerlukan waktu yang lebih lama daripada mengendapkan 100 m campuran pasir dan lempung. Demikian pula selama kurun waktu pengendapan 100 m litologi tersebut, heat flow akan berubah. Tanpa ada tambahan panas dari sumber lain dan jika hanya mengandalkan panas dari astenosfer, maka basal HF seharusnya akan turun menjadi lebih kecil pada saat 100 m litologi itu terendapkan. Dengan demikian, jika dikembalikan lagi ke formula matematika sederhana di atas, HF kecil dikombinasikan dengan konduktivitas termal batuan yang kecil, GG menjadi kecil juga. Salam Minarwan 2013/1/28 Andi AB Salahuddin a_baiq...@yahoo.com Mas Kartiko, pak Awang: Jika dari yang saya pahami kira-kira begini. Kematangan suatu SR tidak semata-mata berhubungan dengan basal HF. Yang lebih penting mungkin malah gradient geothermal (GG)-nya. Meskipun HF suatu basin rendah namun jika overburdennya didominasi oleh litologi dengan konduktivitas relatif rendah semisal shale, akan menghasilkan GG yang relatif tinggi. Dengan demikian, hubungan rasio sukses eksplorasi tidak berhubungan langsung dengan posisi prospek kita terletak di atas kerak samudera atau benua. Oil/gas fields di pantai timur Amerika Selatan mungkin bisa jadi contoh dari temuan migas diatas/dekat dari kerak samudera? Mungkin pak Awang dan mas Kartiko bisa mengoreksi/beri pencerahan? salam, Andi. --- On Wed, 1/16/13, kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com wrote: From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com Subject: Re: Re: [iagi-net] BACK TO BASIC # 1 - INDONESIA SECARA UMUM BUKAN ISLAND ARC To: iagi-net@iagi.or.id Date: Wednesday, January 16, 2013, 4:19 PM Pak Awang, mungkin di situ memang dilemanya... Kalau bekerja di daerah rifting yang aktif maka petroleum system dan playnya masih belum ada walaupun heatflownya tinggi. Kalau bekerja di ex rifting, petroleum system dan play sudah ada tapi bisa jadi belum matang karena heatflownya rendah..tentunya butuh banyak banget sedimen yang bisa menjadi overburden untuk mengkompensasi heat flow yg rendah ini kalau mau mengejar thermogenic, kemungkinan lainnya ya paling biogenic. Mungkin Pak Awang ada informasi/contoh di mana kita bisa temukan discovery lapangan migas /discovery di daerah basement oceanic ? Mengenai membedakan seamount dan reef , mungkin Pak Awang ada tip dan trick khusus ? Dulu sepertinya pernah dibahas penggunaan magnetik survey untuk membedakan seamount dan reef , apakah sudah ada study dan pembuktiannya bahwa dengan menggunakan magnetik akan lebih tepat membedakan antara seamount dan reef ? Sepertinya kalau cuma mengandalkan kenampakan dari seismic sepertinya cukup berisiko karena baik seamount atau reef bisa membentuk kenampakan yang mirip walaupun di beberapa literatur mengatakan bahwa bentukan dari seamount lebih runcing runcing dibandingkan dengan reef. Salam Kartiko walah.pagi ini
Re: [iagi-net] Indonesia membutuhkan energi itu.
Serupa dengan yang disampaikan oleh pak Noor sebelumnya, saya tidak akan berharap terlalu banyak bahwa harga gas otomatis akan semakin murah disaat melimpah ketersediaannya. Kemungkinan bahwa harga dikontrol tetap tinggi oleh produsen tetap ada. Ditambah lagi dengan trend demand yang semakin tinggi dari negara2 haus energi (gas) lainnya, yang salah satu implikasinya adalah semakin tingginya persaingan di antara calon pembeli. Salaam, 2013/1/27 noor syarifuddin noorsyarifud...@yahoo.com All,Sedkit berbeda kemarin GM Total malah memberikan tantangan dan contoh bagaimana melakukan konservasi SDE yang sekarang sudah ada supaya dapat dimanfaatkan dengan seefisien mungkin termasuk menyisakan kepada generasi mendatang... Kalau menyitir kata-kata Alm Wamen dulu: .kita ini memang bangsa yang lucu, sudah miskin tapi mau gaya dengan boros energi yang mintanya dihargai semurah-murahnya:-)dan sampai sekarang sindirian ini hampri gak ada efeknya sama sekali...bisa dilihat dari jebolnya kuota BBM subsidi bahkan seorang sopirpun masih merasa nyaman dan tidak ada rasa bersalah untuk tidur dalam mobil dgn mesin dan AC menyala. mungkin receiving LNG merupakan alternatif, tapi bisa dipastikan di dekade ke depan semua SDE akan menjadi komoditi strategis jadi jangan harap akan mendapatkannya dengan murahFYI, Regas Nusantara bisa membuat receiving terminal di teluk Jakarta dalam waktu yang cukup singkat, jadi soal ini mestinya bukan masalah besar...asal ada pemasoknya... salam,From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com To: IAGI iagi-net@iagi.or.id; geologi...@googlegroups.com geologi...@googlegroups.com Sent: Saturday, January 26, 2013 9:34 PM Subject: [iagi-net] Indonesia membutuhkan energi itu. Dear All, Terlampir abstract serta presentasi saya sewaktu mengisi acara IndoGas-2013 di JHCC Jakarta pekan lalu. Satu hal yang saya soroti adalah adanya potensi besar di Indonesia pada tahun 2020-2030 dimana Indonesia mendapatkanbonus demografi. Saat itu nanti lebih dari 50% penduduk Indonesia masuk dalam usia produktif. Adalah tanggung jawab generasi saat ini, yang rata-rata sedang menduduki posisi kunci, untuk menyediakan sumberdaya alam dan energi untuk membuat mereka sibuk dan berprestasi. Tidak hanya migas dan energi, namun juga bahan mineral tambang dan sumberdaya alam lainnya termasuk air bersih serta lingkungan yang sehat dan aman. Dalam diskusinya saya menekankan untuk penyediaan energi ini tidak hanya dari eksplorasi saja, karena proyeksi supply produksi domestik serta eksplorasi pada tahun 2020 akan masih jauh dibawah dari kebutuhan. Sehingga menjadi tugas para pemerhati dan investor energi untuk mulai membangun recieving LNG terminal di Indonesia. Proyeksi saya memperkirakan Indonesia akan menjadi net importir gas pada 2022, dan net-importir energi pada tahun 2028. Sehingga persiapan pembuatan dan konstruksi LNG recieving terminal ini harus sudah dimulai dari sekarang. Lokasi-lokasi pembangunan recieving terminal ini menjadi sebuah keputusan penting dan strategis karena ini akan menjadi sentra pertumbuhan ekonomi nantinya. Dengan tersedianya sumberdaya dan lingkungan sehat dan aman ini tidak mustahil Indonesia akan masuk dalam jajaran 10 negara perekonomian terbesar di dunia pada 2030 mendatang.Mengalahkan Jerman dan Inggris !. Salam Rovicky DP
Re: [iagi-net] Fw: [Serba.Serbi-KL] Sumur Kering, 10 Kontraktor Migas Ini Merugi di 2012
seandainya jumlah penemuan tidak mencukupi secara ekonomis. Lam salam Avi 2013/1/21 Andi AB Salahuddin a_baiq...@yahoo.com Jika cuma menilai dari sisi tidak ditemukannya cadangan ekonomis -?bahkan dry- dari hasil pengeboran sumur2 eksplorasi tersebut maka tidak salah jika berita di bawah menyebutkan bahwa MNC's tersebut mengalami kerugian materiil. Namun jika dilihat dari segi value of information-nya, maka hasil pengeboran ini memberikan tambahan data bawah permukaan baru yang -semoga- bisa dimanfaatkan untuk aktifitas ke depannya. Untuk tahun 2012 lalu, harga atas VOI daerah frontier tsb sepertinya memang luar biasa besar. Semoga aktifitas subsurface di masa2 mendatang tidaklah trauma berkepanjangan sehingga kita bisa lagi mengikuti bersama how deep can they go -meminjam istilah pak Noor :) Salam == From: batu gamping bgamp...@yahoo.com Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Fri, 18 Jan 2013 17:47:30 +0800 (SGT) To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Fw: [Serba.Serbi-KL] Sumur Kering, 10 Kontraktor Migas Ini Merugi di 2012 Seharus nya memang di pikirkan oleh pelaku MIGAS di Indonesia - tidak semua kumpeni meraih kuntungan beberapa tahun sebelumnya: contohnya Murphy, Stat Oil, Niko, dan beberapa kumpeni lain belum pernah meraih keuntungan di Indonesia alias belon pernah berproduksi - seperti bung Noor sebutkan, kegagalan terjadi di daerah Frontier semua, Ini tentu saja mempengaruhi suasana kebatinan di perusahaan-perusahaan ekplorasi yang ada di indonesia. - Jika point no 2 terjadi, MNC menengah dan atas cabut dari Indo, bagaimana cara meng bawa investor asing lainnya untuk datang ke Indonesia dan melakukan high risk exploration ini, atau memang ini suatu kesempatan yang SANGAT BAGUS bagi Pemerintah untuk memenuhi keputusan MK untuk tidak PRO ASING dan hanya membolehkan perusahaan dalam negri untuk melakukan pencaharian minyak dan gas bumi di bumi Indonesia? - dll -dsb Yusak From: noor syarifuddin noorsyarifud...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, January 18, 2013 1:58 PM Subject: Re: [iagi-net] Fw: [Serba.Serbi-KL] Sumur Kering, 10 Kontraktor Migas Ini Merugi di 2012 PakDhe, Mestinya kita tidak meremehkan seperti itu, karena kegagalan beruntun ini cukup berat dan terasa akibatnya pada aktifitas eksplorasi di Indonesia: - semua yang gagal tsb adalah sumur-sumur eksplorasi di daerah frontier (laut dalam dan meso/paleozoic) - ada efek nyata di beberapa MNC (kelas menengah dan atas): ganti haluan dan fokus pada yang low risk saja.. termasuk diantaranya yang langsung mengembalikan bloknya (XOM, Talisman, CNOOC) atau bahkan cabut dari Indonesia (Marathon, Anadarko) Pengeboran laut dalam yang aktif saat ini setahu saya tinggal satu operator saja tinggal menunggu how far they will go... :-) salam From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com To: IAGI iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, January 18, 2013 10:26 AM Subject: Re: [iagi-net] Fw: [Serba.Serbi-KL] Sumur Kering, 10 Kontraktor Migas Ini Merugi di 2012 Kalau melihat laporan tahunan perusahaan-perusahaan ini, rasanya yang disebut kerugian tahun 2012 ini hanyalah lekukan kecil dalam bukit keuntungan yang sudah diraih selama beberapa tahun sebelumnya. RDP 2013/1/18 batu gamping bgamp...@yahoo.com - Forwarded Message - From: batu gamping bgamp...@yahoo.com To: serba...@googlegroups.com serba...@googlegroups.com Sent: Friday, January 18, 2013 9:14 AM Subject: [Serba.Serbi-KL] Sumur Kering, 10 Kontraktor Migas Ini Merugi di 2012 Sumur Kering, 10 Kontraktor Migas Ini Merugi di 2012 http://finance.detik.com/read/2013/01/18/083039/2145892/1034/2/sumur-kering-10-kontraktor-migas-ini-merugi-di-2012991101mainnews#bigpic 6-10 Berada di urutan keenam adalah Statoil yang merugi di tiga sumur di Blok Karama, Selat Makassar senilai US$ 174,1 juta dengan rincian Gatot Kaca-1 ST US$ 98,2 juta, Anoman-1 US$ 43,3 juta, Antasena-1 US$ 32,6 juta. Sedangkan di urutan ketujuh adalah Tately di dua sumur di Blok Budong-Budong, Makassar senilai US$ 51,5 juta terdiri dari KD-1 US$ 34 juta dan LG-1 US$ 17,5 juta. Selanjutnya, Talisman di Sumur Lempuk-IX, Blok Sageri, Papua US$ 84 juta, lalu CNOOC di Sumur Sindoro-1, Blok South East Palung Aru, Kepulauan Aru US$ 50 juta, dan di urutan terakhir adalah Japex di Sumur Banteng-1, Blok dan Buton US$ 31,5 juta. 5-1 Pada tautan berikutnya lanjut ke urutan kelima. Murphy Oil Corporation merugi di Sumur Lengkuas-1 Blok Semai II, Papua senilai US$ 214,6 juta. Hess Indonesia merugi di dua sumur di Blok Semai V, Papua dengan total kerugian US$ 222,7 juta dengan rincian Andalan-1 US$ 164,4 juta dan Andalan-2 US$ 52 juta. Marathon Oil Indonesia merugi di empat sumur di Blok Pasang Kayu, Selat Makassar senilai US$ 208,7 juta yaitu Bravo Well US$ 102,7 juta, Romeo Well USD 23,1 juta, Romeo B-1 US$ 25 juta, dan Romeo C-1 US$ 57,9 juta
Re: Re: [iagi-net] BACK TO BASIC # 1 - INDONESIA SECARA UMUM BUKAN ISLAND ARC
Mas Kartiko, pak Awang: Jika dari yang saya pahami kira-kira begini. Kematangan suatu SR tidak semata-mata berhubungan dengan basal HF. Yang lebih penting mungkin malah gradient geothermal (GG)-nya. Meskipun HF suatu basin rendah namun jika overburdennya didominasi oleh litologi dengan konduktivitas relatif rendah semisal shale, akan menghasilkan GG yang relatif tinggi. Dengan demikian, hubungan rasio sukses eksplorasi tidak berhubungan langsung dengan posisi prospek kita terletak di atas kerak samudera atau benua. Oil/gas fields di pantai timur Amerika Selatan mungkin bisa jadi contoh dari temuan migas diatas/dekat dari kerak samudera? Mungkin pak Awang dan mas Kartiko bisa mengoreksi/beri pencerahan? salam, Andi. --- On Wed, 1/16/13, kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com wrote: From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com Subject: Re: Re: [iagi-net] BACK TO BASIC # 1 - INDONESIA SECARA UMUM BUKAN ISLAND ARC To: iagi-net@iagi.or.id Date: Wednesday, January 16, 2013, 4:19 PM Pak Awang, mungkin di situ memang dilemanya...Kalau bekerja di daerah rifting yang aktif maka petroleum system dan playnya masih belum ada walaupun heatflownya tinggi. Kalau bekerja di ex rifting, petroleum system dan play sudah ada tapi bisa jadi belum matang karena heatflownya rendah..tentunya butuh banyak banget sedimen yang bisa menjadi overburden untuk mengkompensasi heat flow yg rendah ini kalau mau mengejar thermogenic, kemungkinan lainnya ya paling biogenic. Mungkin Pak Awang ada informasi/contoh di mana kita bisa temukan discovery lapangan migas /discovery di daerah basement oceanic ? Mengenai membedakan seamount dan reef , mungkin Pak Awang ada tip dan trick khusus ? Dulu sepertinya pernah dibahas penggunaan magnetik survey untuk membedakan seamount dan reef , apakah sudah ada study dan pembuktiannya bahwa dengan menggunakan magnetik akan lebih tepat membedakan antara seamount dan reef ? Sepertinya kalau cuma mengandalkan kenampakan dari seismic sepertinya cukup berisiko karena baik seamount atau reef bisa membentuk kenampakan yang mirip walaupun di beberapa literatur mengatakan bahwa bentukan dari seamount lebih runcing runcing dibandingkan dengan reef. Salam Kartiko walah.pagi ini hujan kok enggak reda reda.. 2013/1/17 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com Kartiko, Bila rifting atau spreading terjadi saat ini, kerak basalt akan menjadi penanda heatflow tinggi sebab dibentuk oleh thermal uplift dari mantel yang naik di kerak benua yang menipis atau spreading. Tetapi bila terjadi pada masa lalu, maka sekarang heat flow basalt di ex rifting itu rendah termalnya. Sebab saat rifting atau spreading berhenti, digantikan sagging, maka thermal subsidence yang terjadi. Kebanyakan eksplorasi hidrokarbon sekarang terjadi di ex rifting yang lama, maka asosiasi dengan kerak samudera dianggap berheatflow rendah. Eksplorasi umumnya tidak dilakukan di atas basement kerak samudera. Hanya beberapa company saya lihat sekarang masuk ke wilayah2 basement kerak samudera seperti wilayah Halmahera, utara Kepala Burung dekat Waigeo dan Teluk Cenderawasih, semua targetnya sama: build up reefs umur sekitar Miosen. Tetapi harus diantipasi juga bila berasosiasi dengan kerak samudera bahwa itu bukan buildup reefs, tetapi sea mounts. Salam, Awang From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com; To: iagi-net@iagi.or.id; Subject: Re: [iagi-net] BACK TO BASIC # 1 - INDONESIA SECARA UMUM BUKAN ISLAND ARC Sent: Wed, Jan 16, 2013 1:01:26 PM Pak Awang Apakah ada hubungan antara jenis batuan pembentuk basement ( basaltic atau silisic) akan mempengaruhi heat flow yang akan berpengaruh dengan kematangan suatu source rock ? Paradigma yang sekarang berkembang bahwa di daerah basement basaltic /oceanic akan sulit terbentuk source rock yang matang karena HF yg rendah sehingga explorasi yang berasosiasi dengan basement basaltic/ kerak oceanic hampir tidak mungkin ? 2013/1/16 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com The
Re: Bls: [iagi-net-l] Buton dan Keindahan Wakatobi
Pak Awang, Pak Taufik. Terima kasih atas sharingnya ttg eksplorasi di Buton yang menarik ini. Saya mengasumsikan bhw saat pre-drill sumur Benteng-1 tsb operator mengharapkan adanya closure di level Cretaceous akibat fault/fold/kombinasi. Ternyata hasil post-drill menunjukkan (dari penjelasan pak Awang sebelumnya) bahwa: *Terdapat thrust sheet yang berulang pd Fm. Tondo berumur Tersier akibat thin-skinned tectonic shg primary objectif yi Cretaceous Tobelo Lmst tidak dicapai. *Target Cretaceous kini harus digeser ke target Tertiary Tondo Lmst yang terrestrial SRnya sudah mengindikasikan adanya penggenerasian minyak ringan. Jika pemahaman saya betul maka saya membayangkan bahwa adanya imbrikasi yang hanya ditemui pada lapisan Tersier Tondo dan tidak mempengaruhi lapisan Cretaceous Lmst tersebut bisa mengindikasikan salah satunya krn terdapatnya bidang gelincir (detachment surface) yang kemungkinan besar terletak di antara Tersier dan Cretaceous Lmst. tersebut, possibly di atas Early Tertiary shale atau Late Cretaceous shale. Jika benar seperti ini maka meskipun ada closure di level Tersier (yg terpetakan dari seismik) menurut saya bisa jadi tidak harus ada di level Cretaceous Lmst. Dan bisa jadi pula bahwa sumbu closure di level Cretaceous ini (jika ada) sama sekali tidak paralel dgn sumbu closure di level Tersier (misalnya krn kompresi multifase). Selain itu, beberapa kemungkinan/skenario lainnya adalah: #1-tidak hanya terfokus pada Tersier closure (seperti skenario di atas) #2- mengetes prospek lain (jika ada) yg ketebalan imbrikasinya relatif tipis (kalau cukup jelas dari seismik) dengan harapan cepat mencapai target Cretaceous lmst nya. #3- mengetes downthrown blok yang bisa jadi ada 3-way closure against fault di situ. Dengan masih adanya kemungkinan-kemungkinan lain tsb, apakah keputusan untuk mengubah target ini tidak terlalu dini menurut pak Awang? HC yang sebelumnya diharapkan mengisi Cretaceous Lmst ini apakah terrestrial Tondo SR berumur Tersier atau marine shale Winto Fm berumur Trias atau possibly kombinasi? Mohon pencerahannya pak. Terimakasih. Salam, Andi. Powered by VulsaQu® -Original Message- From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com Date: Mon, 19 Nov 2012 23:58:03 To: IAGIiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Forum HAGIfo...@hagi.or.id; Geo Unpadgeo_un...@yahoogroups.com; Eksplorasi BPMIGASeksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Subject: Bls: [iagi-net-l] Buton dan Keindahan Wakatobi Pak Taufik, Terima kasih atas cerita pengalaman Buton-nya. Bisa disebutkan eksplorasi di Buton masih menantang, sebagian besar karena sulitnya imaging seismik di wilayah ini. Generasi minyak sudah terjadi, baik dari batuan induk Winto (Triassic marine shale) yang juga menjadi batuan induk untuk minyak yang kemudian terbiodegradasi jadi aspal di Buton, juga dari batuan induk Paleogen/Neogen Tondo (terrestrial source rocks). Elemen dan proses petroleum system yang lain pun sudah berjalan, hanya caprock yang perlu dikaji lebih jauh dan dicari yang masih utuh. Struktur2 yang tak terlalu kompleks bisa menjadi target, sebab struktur2 yang terlalu kompleks umumnya sudah hilang caprock-nya. Wakatobi -wangi2-kaledupa-tomeo-binongko sering dimasukkan ke dalam mikrokontinen Tukang Besi karena kebetulan di Binongko terdapat para perajin pandai besi (tukang besi). Menurut Davidson (1991), mikrokontinen Tukang Besi ini membentur mikrokontinen Buton. Tetapi kajian lebih lanjut berdasarkan data gravity dan data seismik geomarin yang lebih baru ( saya publikasi di pertemuan IPA, 2011), mengindikasi bahwa mikrokontinen Tukang Besi bukan membentur Tukang Besi (sebab tak ada bukti suture-nya, juga di antara kepulauan Wakatobi dan Buton tak ada struktur kompresif benturan). Justru yang ada adalah struktur ekstensi. Jadi saya menafsirkan hal yang berlainan dengan Davidson (1991), yaitu bahwa Tukang Besi bukanlah mikrokontinen tersendiri, melainkan satu kesatuan dengan Buton. Saat Buton membentur Sulawesi Tenggara, Buton berada pada bagian collision front-nya, sangat kompresif, lalu ke arah timur, Tukang Besi justru mengalami post-collision escape sehingga membentuk struktur2 ektensi. Hal itu terjadi juga pada benturan Banggai-Sula (Garrard, 1988). Apakah Wakatobi membentur Buton atau justru menjauhinya akan sangat berpengaruh kepada petroleum geology wilayah ini. Menurut hemat saya, Wakatobi justru menjauhi Buton karena kompensasi isostatik pascabenturan, bukan membenturnya seperti umum diketahui orang berdasarkan Davidson (1991) Salam, Awang
Re: [iagi-net-l] Merged Play Risk: Andalan dari Timur Jauh (Was Re: [iagi-net-l] KALAU PERTAMINA JADI KE TOTAL)
overthgrowth/sementasi qz/rextalisasi ke mineral lempung ) yang mengakibatkan porosity deteriorasi dengan (**) hc charge. Kita tentu aware bahwa subsidence ditambah dengan kehadiran air yg ada di jaringan pori2 menyebabkan laju sementasi/diagenesa semakin tinggi, memicu hadirnya microqz/qz overgrowth/clay minerals, lalu ujung-ujungnya mendeteriorasi properti si reservoir. Nah yang menarik adalah ... bagaimana jika pori-pori tersebut tersaturated dengan HC (alias airnya makin sedikit karena direplace)? Bisa jadi salah satu implikasinya adalah faktor2 yang merusak properti di atas menjadi tidak ada atau tidak signifikan. Jadi pernyataan: “wajar jika tidak ada akumulasi karena reservoirnya tight” mnrt saya malah seharusnya dibalik kira-kira menjadi: “pantasan saja lokasi di situ tight tidak ada HC nya sih” Ini sepertinya salah satu asumsi yang bisa menjawab pertanyaan di point#2a di atas. #dimana kira-kira preserved paleo hc accumulation yg bisa melimitasi deteriorisasi properti?# Kata orang-orang biarkan gambar/photo yang berbicara. Nah alangkah bagusnya jika asumsi2, scenario2, komponen2 pet.sys-nya dituangkan dalam format play risk map. Mungkin akan bagus lagi kalau dioverlay dengan TR map. If available, peta seismik atribute (yang sudah dijelaskan panjang lebar oleh rekan2 sebelumnya) tentunya akan membantu pula. Mudah2an scenario2 ini masih dianggap geo-logis. Mohon koreksinya. Sejalan dengan ucapan Pak Avi sebelumnya “jangan mudah menyerah” maka ternyata si Andalan dari Timur Jauh ini masih menjanjikan harapan tuh sepertinya ... the journey is just begun ... salam semangat. Andi-2994. Sent reducing VulsaQu® -Original Message- From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com Date: Wed, 31 Oct 2012 11:12:06 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KALAU PERTAMINA JADI KE TOTALRe: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Wah kalau targetnya jadi tight gas sand reservoir di kedalaman 6000m di remote area, jangan jangan malah enggak jadi drilling nih... mahal ngebornya dan kalau discovery mahal juga mengembangkannya On 10/31/12, brm...@yahoo.com brm...@yahoo.com wrote: Siiip...Pa Andi. Berarti Bapak menyimak dengan cermat informasi yg ada dan malakukan analisis dengan sangat baik. Salut dan sangat dihargai ! (Karena ada juga yg msh nanya keberadaan source rock...entah tidak menyimak, atau tidak percaya he..he..). Saya lebih memilih skenario-1 yg Bapak buat. Untuk menambah update penajaman analisis lanjut Bpk, bagaimana apabila dimasukan asumsi sbb: 1. Tidak dijumpai kompartementalisasi terhadap perangkap struktural anticline-antiform. Kalaupun ada faulting/fracture, hanya minor saja. 2. Semua interkalasi shale di sekuen Jurassictriassic?, menunjukkan SAAT ini masih/sedang menggenerasikan HC! (HC di sands bisa insitu HC filling dr late generation, atau dr generasi sebelumnya) 3. Prospecting perangkap stratigrafi? Hmm... Kalaupun ada, selama masih di obyektif reservoir sands yg sama (Jurassictriassic?) Pada kedalaman yg relatif sama, permasalahannya: yaa sama2 tight. 4. Tidak terdapat potensial reservoir di sekuen yg lebih dangkal. Maka, kalaupun terjadi mekanisme remigrasi ke shallower sequent melalui konduit faults (jika ada), prospeksinya tidak menjajikan. Apalagi tidak terlihat keberadaan structural maupun stratigraphic traps yg signifikan di shallower sequences. 5. Sehubungan dgn yg no.2. Saya sependapat dgn Pakde Avi. Masih ada potensi eksplorasi, tapi perlakuannya mungkin sebagai unconventional HC (Tight sands dan Shale gas/oil). Salam, BKG Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Andi AB Salahuddin a_baiq...@yahoo.com Date: Tue, 30 Oct 2012 15:10:24 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KALAU PERTAMINA JADI KE TOTALRe: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Selain melakukan kalkulasi sederhana untuk menghitung Pgs nya, bisa pula dibuat semacam combined play fairway map yang merupakan gabungan dari risk/confidence setiap unsur petroleum system yang ada di daerah tersebut. Oret-oretan saya dari hasil komen ibu2/bapak2 sebelumnya mengenai risk pet.sys-nya kira-kira sbb: 1-reservoir presence: low risk (high confidence) 2-reservoir effectiveness : moderate risk. tight. 3-sealing presence: ?low risk (high confidence) 4-sealing effectiveness: moderate risk. kemungkinan ada leaking melalui faults 5-trap presence: low risk (high confidence). Terpetakan dengan 2d seismic. 6-source rock presence: ?low risk (high confidence). ?Drilling dihentikan sebelum masuk ke underlying SR interval. Namun regional geology mengindikasikan pelamparannya sangat intens. 7-source rock
Re: [iagi-net-l] KALAU PERTAMINA JADI KE TOTALRe: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Selain melakukan kalkulasi sederhana untuk menghitung Pgs nya, bisa pula dibuat semacam combined play fairway map yang merupakan gabungan dari risk/confidence setiap unsur petroleum system yang ada di daerah tersebut. Oret-oretan saya dari hasil komen ibu2/bapak2 sebelumnya mengenai risk pet.sys-nya kira-kira sbb: 1-reservoir presence: low risk (high confidence) 2-reservoir effectiveness : moderate risk. tight. 3-sealing presence: ?low risk (high confidence) 4-sealing effectiveness: moderate risk. kemungkinan ada leaking melalui faults 5-trap presence: low risk (high confidence). Terpetakan dengan 2d seismic. 6-source rock presence: ?low risk (high confidence). ?Drilling dihentikan sebelum masuk ke underlying SR interval. Namun regional geology mengindikasikan pelamparannya sangat intens. 7-source rock effectiveness: ?low risk (high confidence). efektif untuk menggenerate hc. 8-hc maturity: ?high risk (low confidence). Kemungkinan over mature mengingat SR-nya saat ini ada di kedalaman sekian km apalagi jika ditambah burial time nya sudah relatif lama. Namun bisa berubah jadi moderate risk jika subsidence hingga ke kedalaman saat ini baru terjadi recently (burial time masih relatif singkat) 9-hc migration: ?high – moderate risk. Possibly migrasi terjadi sblm struktur terbentuk. Adanya show dan gas reading bisa jadi indikasi ada hc yg pernah numpang lewat doang. Karena seorang eksplorationist katanya diperbolehkan (?diharuskan bisa) berandai-andai sepuasanya selama masih dlm koridor, kira-kira beberapa scenario lain yang mungkin seperti berikut ini: SCENARIO 1- asumsi bahwa trap belum sempurna saat hc matang dan bermigrasi. Basin modeling /hc maturation modeling akan sangat membantu menjelaskan kapan peak dari maturasi dan migrasi hc. Informasi mengenai waktu dari pemodelan ini bisa jadi input untuk merekonstruksi konfigurasi paleo high/paleo low saat maturasi dan migrasi hc itu seperti apa. tentunya kita aware bhw structural high yang ada dan di-drill di semai v adalah present-day structure (saya asumsikan bahwa lokasi yg di drill adalah the highest point di suatu fault block dari sekian banyak compartments). jangan-jangan saat peak migration, ada closure tinggian lain tempat larinya hc, dan tinggian yang dibor skrg saat itu masih flat. Salah satu pertanyaan yang timbul: jika paleo-high tsb saat ini sudah bukan tinggian lagi apa hc nya tidak ber re-migrasi ke tinggian lain? bisa jadi tidak ber-remigrasi. alasannya: 1-jika sesaat setelah terisi hc, bagian flank dari tinggian tersebut mengalamai deteriorasi properti sehingga saat ini terlihat seperti stratigraphic trap. 3d seismik mungkin bisa membantu mengidentifikasi “stratigraphic” trap tsb berdasarkan reservoir /non-reservoir atau porous /non-porous secara kualitatif. #Dimana posisi paleo-high itu sekarang..? Mungkin pantas untuk dicoba# SCENARIO 2- asumsi bahwa trap-hidrocarbon migration timing bekerja sempurna. Hc yang mengalir dari suatu low area ke high area akhirnya tertahan oleh sealing fault yang sudah ada saat itu. Akibatnya upthrown block tidak terisi hc. Hasil dryhole di ?crestal area saat ini tidak otomatis berarti bhw di flank/downthrown otomatis kosong. Jika scenario ini betul, maka yang pantas untuk dikejar adalah 3 way closures downthrown block against sealing fault. Satu syarat lainnya agar scenario bisa berjalan adalah bahwa 3 way closures ini sudah ada sejak jaman baheula. #Dimana kira-kira 3 way closures yang masuk kriteria..? Mungkin pantas pula dites. Kalau ada 3d seismik, smaller dan isolated 3 way closures akan relative mudah teridentifikasi# SCENARIO3- asumsi bahwa trap-hidrocarbon migration timing berjalan semestinya. namun mengingat intensnya fault yang memotong closure ini , bisa jadi hc yg sblmnya sudah terperangkap leak ke shallower interval yang bisa jadi posisi sumbu tinggiannya tidak segaris dengan sumbu tinggian primary objective semai V yg baru saja di bor. Salah satu implikasinya, tidak ada indikasi show/gas reading di potential “secondary” objective tersebut. #Dimana posisi potential “secondary” objective tersebut itu..? kalau bisa dipetakan akurat lewat 3d seismik, apalagi jika sudah didukung bright spot yg align sama closure-nya...tentu pantas pula untuk dites# ...Plus scenario2 lain yang lebih geo-logis. Intinya: basin/hc maturation modeling dan 3d seismik keduanya perlu dan saling melengkapi :-) salam, Andi-npa2994. --- On Mon, 10/29/12, Paulus Tangke Allo paulu...@gmail.com wrote: From: Paulus Tangke Allo paulu...@gmail.com Subject: Re: [iagi-net-l] KALAU PERTAMINA JADI KE TOTALRe: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? To: iagi-net@iagi.or.id Date: Monday, October 29, 2012, 7:50 PM karbonatnya sendiri sih tidak akan menyerap semua energi seismik-nya. kendala utama di banyak line seismik di indonesia timur setidaknya ada 2: pertama rough seabed, kemudian horizon lain yang bisa jadi multiple generator.
Re: [iagi-net-l] kemana PP IAGI ? ---was Pertamina Acquire Petrodelta SA for USD 725 Million
Yang dimaksud dengan ‘Kang Salis’ oleh Mas Andang di bawah mungkin bpk. Salis Aprilian, Dirut Pertamina Hulu Energi yang sekaligus juga sebagai Ketum IATMI 2010-12? Kebetulan saya pernah baca tulisan beliau di milis sebelah. Sebuah tulisan menarik, yang diawali dengan sejarah Pertamina dan industri perminyakan Indonesia di akhir 1800an lalu ditutup dengan ajakan untuk memerdekan sektor migas Indonesia dan melepaskan diri dari belenggu pesona asing. Seandainya belum pernah dicoba, ini bisa menjadi salah satu contoh yang patut ditiru oleh PP IAGI dalam menyuarakan aspirasinya ke lingkaran Istana ... Angkat main issue yang sedang berkembang ke majalah IAGI dan sebarkan secara gratis ke istana dan lokasi-lokasi ‘potensial’ lainnya. Salam , Andi / NPA 2994. From: Morry Infra morry.in...@gmail.com Subject: [IATMI-ME] Fwd: Memerdekakan Sektor Migas Indonesia by Salis S. Aprilian -- Forwarded message -- From: Salis Aprilian salisapril...@yahoo.com Date: 2012/9/18 Subject: [TM-ITB-Bandung] Memerdekakan Sektor Migas Indonesia Dear all, Sebagai bacaan ringan, berikut ini terjemahan dari tulisan versi English yg dimuat dalam Majalah Oil, Gas and Electricity (OGE) Asia, yang terbit sebagai Edisi Khusus di hari Kemerdekaan RI ke 67 yl. Katanya majalah ini dibagaikan gratis pada peserta upacara bendera di Istana Negara. Mudah2an ada manfaatnya. Terima kasih. Tabik, Salis “Memerdekakan Sektor Migas Indonesia” Oleh: Salis S. Aprilian Ketua Umum IATMI 2010-2012 Bangsa Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaannya sejak 67 tahun yang lalu. Namun demikian, belum begitu dirasakan dalam pengelolaan sektor migas kita. Jauh sebelum hari kemerdekaan itu, di tahun 1871, industri perminyakan di sektor hulu telah dimulai dengan adanya pemboran sumur minyak pertama di Indonesia, yakni pemboran sumur di desa Maja, Majalengka, Jawa Barat, oleh pengusaha belanda bernama Jan Reerink. Sumur ini hanya berselang 12 tahun dari sumur minyak pertama di dunia yang dibor di Pensylvania, Amerika Serikat, oleh Kolonel Edwin L Drake dan William Smith de Titusville (1859). Akan tetapi tidak menuai hasil yang seperti diharapkan, akhirnya Reerink menutup sumur tersebut. Kemudian di tahun 1883, seorang Belanda bernama AG Zeijlker mencoba membor sumur di tengah perkebunan karet dan menemukan sumber minyak yang pertama di Indonesiayang relatif besar saat itu, yaitu lapangan minyak Telaga Tiga dan Telaga Said di dekat Pangkalan Brandan. Penemuan ini kemudian menjadi modal pertama suatu perusahaan minyak yang kini dikenal sebagai Shell. Pada waktu yang bersamaan, juga ditemukan lapangan minyak Ledok di Cepu (Jawa Tengah), Air Hitam di dekat Muara Enim (Sumatera Selatan), dan Riam Kiwa di daerah Sanga-Sanga (Kalimantan). Sejalan dengan sejarah perminyakan Indonesia di sektor hulu, kegiatan perminyakan di sektor hilir juga sudah dimulai sejak dibangunnya kilang pertama di Indonesia, yakni di Wonokromo(1889), yaitu untuk mengolah minyak mentah hasil penemuan-penemuan baru sumur-sumur minyak di daerah Cepu dan di Jabakota (dekat Surabaya). Selanjutnya, beberapa kilangdidirikan untuk menampung dan mengolah minyak mentah dari daerah Sumatra Utara, Sumatra Selatan, hingga Kalimantan. Maka, tersebutlah dalam sejarah kilang Indonesia antara lain:kilang Pangkalan Brandan (1891), kilang Cepu (1894), kilang Balikpapan (1894), kilang Plaju (1904), kilang Sungai Gerong (1926), dan seterusnya hingga ke kilang generasi yang terbaru di Cilacap (Jawa Tengah) dan Balongan (Jawa Barat) pada periode 1970-80an. Dalam sejarah tersebut tertulis bahwa pada periode awal, pengembangan lapangan migas dilakukan oleh orang-orang Belanda untuk kepentingan perang. Belum ada perdagangan yang luas (ekspor-import) mengenai produk yang dihasilkan, selain untuk kebutuhan pembuatan jalan (aspal), bahan bakartransportasi, dan mesiu untuk berperang. Baru pada periode kemerdekaan Indonesia (1945 – 1950), para pejuang berupaya merebut penguasaan perusahaan migas dari tangan Jepang. Namun ternyata jalan ceritanya tidak berjalan mulus, karena keburu Belanda datang kembali bersama pasukan NICA, yang terkenal sebagai fase Agresi Belanda I (1947). Pada saat itulah,para pejuang yang dipimpin Bung Karno mengambil alih perusahaan-perusahaan minyak Belanda untuk dapat dikelola sendiri. Beberapa perusahaan minyak pribumi kemudian berdiri menggantikan sebagian perusahaan-perusahaan minyak Belanda, seperti Perusahaan Tambang Minyak Negara Republik Indonesia Sumatera Utara (PTMNRI Sumatera Utara), Perusahaan Negara Pertambangan Minyak Indonesia (Permiri) Sumsel dan Jambi, dan Perusahaan Tambang Minyak Negara Cepu (PTMN Cepu). Keadaan semakin sulit pada saat terjadi Agresi Belanda II (1948), dimana mereka dapat kembali menguasai kilang Cepu dan Lapangan Kawengan, dan beberapa lapangan minyak lainnya, seperti lapangan Bongas dan Randegan
Re: [iagi-net-l] Danau Towuti
Pak Mino yth: Jadi teringat saat ketemu di salah satu event AAPG sewaktu booth poster presentation Geodinamika ITB yang bapak wakili dengan salah satu topiknya pemodelan sandbox dikunjungi dan dikagumi oleh salah satu expert di bidang tersebut yakni Ken Mc.Clay. Bravo..! Sayang kami tidak sempat melihat langsung acara penelitian Danau Towuti yang tentunya menarik tersebut. Bagaimana metoda dan hasil penelitian tersebut dibandingkan dengan yang pernah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya, sebut salah satu diantaranya oleh pak Awang yang menggunakan pendekatan escape tectonics (mid-akhir 2000an). Seberapa banyak hubungannya dengan splay dari Sorong Fault yang oleh beberapa peneliti -semisal group Robert Hall- dianggap mungkin menerus hingga ke wilayah ini. Jika berkenan, mungkin bisa dijelaskan sedikit hasil penelitian bapak yang salah satunya menggunakan pemodelan sandbox tersebut. Jika sudah ada published papernya yang bisa di-shared akan semakin baik lagi. Terimakasih.. salam, Andi. --- On Sun, 9/9/12, bsap...@geodin.net bsap...@geodin.net wrote: From: bsap...@geodin.net bsap...@geodin.net Subject: [iagi-net-l] Danau Towuti To: iagi-net@iagi.or.id Date: Sunday, September 9, 2012, 6:57 AM Bagi rekan2 IAGI yang masih belum istirahat, silahkan simak di kompas TV, minggu malam jam 22, penjelasan mengenai penelitian danau towuti yang salah satunya mengunakan sandbox modeling di ITB. Salam, BS Powered by Telkomsel BlackBerry® PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. REGISTER NOW ! Contact Person: Email : pit.iagi.2...@gmail.com Phone : +62 82223 222341 (lisa) To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Layoffs at Indonesia mines could hit 3m
Rekan, Permisi numpang ikut meramaikan topik. Kebijakan untuk meningkatkan nilai raw material sebelum diekspor rasanya masuk akal dan jika dijalankan secara optimal akan memberi keuntungan lebih baik -at least- dari sisi pendapatan negara maupun penciptaan lapangan kerja. Tidak perlu jago di bidang finansial, ekonomi mikro/makro, atau apapunlah namanya untuk mengerti hal ini. Protes yang dilakukan asosiasi Spartan -yang meng highlight layoff besar-besaran- pun bagi saya rasanya terlalu dibuat-buat. Setuju dengan Abah.., OK lah akan ada layoff di sektor hulu (pertambangan). Namun pihak Spartan sepertinya tidak sadar (atau pura-pura tidak sadar?), dengan adanya usaha pemurnian dan pengolahan dalam negeri, bukankah logikanya akan semakin banyak industri terkait yang dibuka dan ujung-ujungnya akan menyerap banyak lapangan kerja di dalam negeri. Katakanlah ada lay-off di sektor hulu 10,000 (200,000 kok rasanya terlalu dibuat yah), namun jika optimal nantinya akan membuka lapangan kerja 50,000 di sektor lain. Kira-kira DPR dan Pemerintah pilih mana..? salam, Andi. --- On Fri, 6/29/12, lia...@indo.net.id lia...@indo.net.id wrote: From: lia...@indo.net.id lia...@indo.net.id Subject: Re: [iagi-net-l] Layoffs at Indonesia mines could hit 3m To: iagi-net@iagi.or.id Date: Friday, June 29, 2012, 10:01 PM Sebetulnya masalah ini sudah cukup lama ada dan sudah dapat diantisipasi jauh jauh hari.Dalam UU Minerba 2009 sdh sangat jelas disebutkan untuk melakukan pengolahan dan pemurnian di dalam negeri untuk meningkatkan nilai tambah komodisti tambang yg selama ini secara besar besar langsung di bawa keluar dalam bentuk raw mineral yg diberi waktu selambat lambatnya 5 tahun sejak UU ini berlaku ( 2014 ), kemudian UU ini ditindak lanjuti dg PP no.23 tahun 2010 kemudian teknisnya diatur melalui Permen 07 tsb. Kenapa dulu nggak dimasalahkan pada waktu mencantumkan pasal pada UU tsb. Memang kontribusi dari sektor tambang selama ini kecil sekali tidak nyampai 10% dari sektor migas , padahal daerah yg di kelupas / dikeruk sudah tidak bisa dihitung lagi dg ribuan IUP yg sdh diterbitkan yg tdk terkontrol lagi karena para kep daerah kayaknya berlomba lomba ngeluarkan IUP tsb. Mungkin solusinya merger saja antar IUP untuk bikin unit pengolahannya ISM Rekan Kalau akibat dari PerMen akan menyebakan adanya lay off , saya kira itu sudah diperkirakan , mengenai jumlahnya , mungkin perlu direkonfirmasi. Akan tetapi ini adalah contoh yang sangat gamblang bahwa untuk memperbaiki atau mengoreksi kebijakan yang salah ,(dalam hal ini adalah kebebasan melakukan bisnis ekstraksi SDA tanpa kontrol} akan mengakibatkan persoalan lain timbul. Tentu saja harus ada solusinya , akan tetapi solusinya TENTU bukan- nya mencabut PerMEn yang merupakan koreksi atas kebijakan ngawur dalam ekstraksi SDA . si Abah From: Bandono Salim bandon...@gmail.com To: Iagi iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, June 30, 2012 6:46 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Layoffs at Indonesia mines could hit 3m Kalau begitu, sudah sesuai dgn UUD pak. Daripada dijual ke investor, dikelola oleh negara, akan lebih baik (asal tidak di korupsi dan pelaksanaannya benar-benar untuk kesejahteraan rAkyat). Swasta sebagai konsultan, maupun operator, tetapa dapat hidup, memang tidak perlu menjadi pemilik lahan. Kalau jadi pemilik lahan hehehe sudah tidak ada negara KESATUAN RI lagi. Semoga lebih baik. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® From: S. (Daru) Prihatmoko sd...@indo.net.id Date: Fri, 29 Jun 2012 19:07:57 +0700 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id; economicgeol...@yahoogroups.com ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Layoffs at Indonesia mines could hit 3m Mas Adji dkk MGEI-IAGI, Walau agak terlambat me-reply, saya rasa berita memprihatinkan ini perlu kita cermati. Nampaknya (yg saya dengar dr sumber lain) berita ini bersumber dari adanya pertemuan antara Spartan (Solidaritas Para Pekerja Tambang Nasional) dng Komisi 9 DPR RI pada 25 Juni lalu. Pada acara tsb Spartan menyerahkan data terkait dengan 235.823 pekerja tambang yang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di 499 perusahaan yang tersebar di enam provinsi yaitu Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Maluku, dan Nanggroe Aceh Darussalam. Pihak Spartan menyebutkan kegiatan tsb meeupakan gelar data terkait dng implikasi Permen ESDM No 07 serta revisi No. 11 tahun 2012 beserta Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Bea Ekspor 20 persen yang secara tiba-tiba memutuskan untuk melarang perusahaan tambang melakukan ekspor bahan mentah mineral per 6 Mei 2012 yang akibatnya, ribuan pekerja tambang harus menghadapi PHK massal. Dari data yang dihimpun sentral informasi Spartan, saat ini sudah terdapat 499
Re: [iagi-net-l] Frac dan gempa
Mungkin ada Ibu/Bapak netters sekalian yang bisa menjelaskan lebih detail dari sisi structural geology atau geomechanics, seberapa besar sih peluang fracking bisa mengakibatkan gempa? Parameter apa saja -jika ada- yang membuat peluangnya menjadi makin besar? Betul Pak Oki, saya pernah baca juga info serupa di milis lain. Selain di Ohio, fracking pada shale gas juga ditengarai sebagai trigger terjadinya gempa bumi di UK. Kegiatan operasional sempat dihentikan beberapa saat sampai ada laporan resmi dari pihak perusahaan, british geological survey, dan tidak ketinggalan pula dari pihak environmental agencies. Bantuan dari pakde gugel, selengkapnya bisa diliat di: http://www.bbc.co.uk/news/uk-england-lancashire-13599161 Entah kelanjutan peristiwa tersebut saat ini seperti apa, apakah tetap belanjut atau dihentikan karena ada bukti bahwa proses fracking bisa menyebabkan gempa. Namun cukup bisa dimengerti bahwa di bagian bumi manapun, jika sudah ada kasus seperti ini yang sudah menyangkut hajat hidup orang banyak, menyangkut bisnis, menyangkut lingkungan, menyangkut law, ada kalanya end resultnya jadi abu-abu. Terimakasih. Salam weekend, Andi. --- On Sat, 3/10/12, o - musakti o_musa...@yahoo.com.au wrote: From: o - musakti o_musa...@yahoo.com.au Subject: [iagi-net-l] Frac dan gempa To: iagi-net@iagi.or.id Date: Saturday, March 10, 2012, 8:36 PM Salah satu concern baru (gak baru juga sih) dalam perburuan unconventional HC Fracking action 'induced' quakes March 11, 2012 Read later.WASHINGTON: A series of small earthquakes in Ohio late last year was probably caused by activity from fracking, a review by authorities in the US has concluded.The Ohio Department of Natural Resources said its review revealed the quakes in the north-east of the state in December appeared to be caused by a rare confluence of events in which wastewater injected into the ground triggered seismic activity in an unmapped fault area.''Geologists believe induced seismic activity is extremely rare but it can occur with the confluence of a series of specific circumstances,'' the report said.Advertisement: Story continues below ''After investigating all available geological formation and well activity data, state regulators and geologists found a number of co-occurring circumstances strongly indicating the Youngstown area earthquakes were induced.''It concluded that disposal fluid from the Northstar 1 well ''intersected an unmapped fault in a near-failure state of stress, causing movement along that fault''.With the report, Ohio's oil and gas regulators announced new standards for transporting and disposing of brine, a by-product of oil and natural gas hydraulic fracturing, or ''fracking'', saying the rules will be ''among the nation's toughest''. Some US states and other countries have moved to ban certain types of fracking, although the industry contends the techniques have been in use for decades and are safe.The new rules call for a review of geologic data for known faulted areas within the state and a ban on putting certain disposal wells within these areas.The state will also require oil and gas operations to plug with cement any wells that penetrate into the Precambrian basement rock and prohibit injection into these formations.The report is the latest to raise fresh questions about fracking, a technique that offers the potential to unlock vast quantities of natural gas from shale formations but has come under intense scrutiny from environmentalists.The Ohio Oil and Gas Association said the report simply indicated the well was in an unknown fault area.The association's executive vice-president, Thomas Stewart, said that the report ''confirmed … our belief that the recent seismic activity in the Youngstown area was associated with a previously unknown geologic factor, in this case, an unmapped fault''.Agence France-PresseRead more: http://www.smh.com.au/environment/energy-smart/fracking-action-induced-quakes-20120310-1ur0v.html#ixzz1omMYGgQ5 PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman abstrak 28 Februari 2012. To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA
Re: [iagi-net-l] Apakah ini benar ? Kalau benar pantaskah kita dukung masih pemerintah ?!
Cak Mus, Semoga sehat selalu. Sudah lama nih tidak ditraktir bapak ke Coto Ampera J Jika boleh ngasih pendapat, saya tidak melihat ada yang salah pada Pak Asep dengan memosting berita ini. Menurut saya malah dengan adanya postingan seperti ini, maka ada balasan, klarifikasi, dan lain sebagainya di grup ini. Bisa saya bayangkan jika berita ini hanya beredar di luar. Bagaimana jika misalnya ada teman yang tidak mengerti industri (hulu) migas menanyakan keabsahan berita ini ke kita dan kita sendiri tidak tahu pasti betul tidaknya? Bisa-bisa digodain ... wah pantesan aja yang kerja di lembaga / industri minyak bla bla bla. Sama aja dong dengan koruptor J Justru dengan adanya postingan ini, netter sekalian di sini –yang saya tau pinter-pinter dan tidak gampang terprovokasi- malah menjadi tahu jika ternyata: *pihak pemda dalam hal ini tidak melakukan cek ricek ke lembaga yang lebih afdol untuk dimintai keterangan yang valid dan up to date *ada kelompok tertrentu di luar sana yang mungkin dengan sengaja mengambinghitamkan kelompok/lembaga tertentu untuk kepentingan pribadi/kelompoknya. Dengan demikian sharing seperti ini pada akhirnya bisa menjadi lesson learnt agar kedepannya kita semua bisa meminimalisir berita miring dengan “motif” seperti ini. Salam damai, Andi. --- On Fri, 3/16/12, mustotomoeh...@gmail.com mustotomoeh...@gmail.com wrote: From: mustotomoeh...@gmail.com mustotomoeh...@gmail.com Subject: Re: [iagi-net-l] Apakah ini benar ? Kalau benar pantaskah kita dukung masih pemerintah ?! To: iagi-net@iagi.or.id Date: Friday, March 16, 2012, 3:32 AM Pak Asep, Kalau mau posting itu mbok yao dicheck dulu, kalau nggak paham bisa tanya. Apa nggak kasihan negara ini lha wong seorang geologist aja punya pandangan spt ini. Harusnya bisa lah memberikan arahan dikit. Bijaksanalah di forum spt ini. Salam MM Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! From: Asep Hidayat ahidaya...@yahoo.com Date: Fri, 16 Mar 2012 10:38:21 +0800 (SGT) To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Apakah ini benar ? Kalau benar pantaskah kita dukung masih pemerintah ?! Minyak Senilai Rp 720 Milyar Hilang Setiap Hari Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Strategis Ahmad Daryoko menyatakan turunnya lifting akibat adanya penggelapan data sumur minyak yang ada. Dan nilainya itu sekitar Rp 720 milyar per hari. “Menurunnya lifting, bukan karena sumur minyak menipis seperti yang diklaim Purnomo Yusgiantoro atau pun karena birokrasinya terlalu panjang seperti yang dipermasalahkan Kurtubi, tetapi karena adanya pencatatan yang tidak apa adanya,” ungkapnya dalam konfrensi pers tolak kenaikan harga BBM dan tolak liberalisasi sektor migas Kamis (15/3) siang di Kantor DPP Hizbut Tahrir Indonesia, Crown Palace Jl Soepomo, Tebet, Jakarta. Salah satu buktinya, lanjut dia, kasus penggelapan sumur minyak yang dikelola Petrokimia di Provinsi Jambi. Jumlah sumur minyak Petrokimia di Provinsi Jambi berdasarkan catatan BP Migas berjumlah 30 sumur. Kemudian Pemda Jambi melakukan investigasi sendiri ternyata ada 91 sumur. Berarti ada 61 satu sumur yang tidak tercatat. Daryoko pun menyakan temuan Pemda Jambi ini bisa dijadikan langkah awal untuk menemukan jawaban mengapa sejak berlakunya UU 22 tahun 2001 itu lifting minyak, jatuh ke kisaran 800-900 ribu barel perhari padahal sebelumnya sekitar 1.6 juta barel perhari. “Itu baru satu kontraktor bagaimana dengan kontraktor lainnya seperti Chevron, Total, Petronas dan lainnya? tidak menutup kemungkinan kontraktor lainnya juga berbuat demikian. Dan itu kejadian di Jambi dan tidak menutup kemungkinan di daerah lainnya pun terjadi modus serupa,” prediksinya. Berdasarkan UU yang meliberalisasikan sektor minyak dan gas tersebut, Pertamina di sejajarkan dengan kontraktor migas swasta dan asing. Karena sejajar, Pertamina tentu saja tidak memiliki kewenangan untuk mengawasi sumur yang dikelola para kontraktor itu. Maka dibentuklah BP Migas untuk melakukan pengawasan. “Tetapi BP Migas itu pada faktanya hanya mencatat laporan dari kontraktor, tidak mengawasi! Berbeda dengan Pertamina yang memiliki inspektor pada setiap sumur minyak,” ungkapnya. Maka, sangat dimungkinkan, fakta sebenarnya produksi minyak itu tidak menurun, tetapi yang dilaporkan ke BP Migas sebagiannya saja. Jadi bila produksinya tetap 1,6 juta barel maka ada sekitar 800 juta barel digelapkan. “Bila satu barel harganya US$ 100 (kurs Rp 9000) maka sekitar Rp 720 milyar hilang setiap hari!” pungkasnya.(mediaumat.com, 16/3/2012) Salam, Asep
Re: [iagi-net-l] Baru nongol sudah mau digebuk
Pak Yanto, Apa jangan-jangan berita ini di top10 kan di media-media bukan karena Esemka-nya yang mau dijungkalin melainkan Walikotanya? Tidak bermaksud berburuk sangka, namun jika sudah menyangkut politik dan kekuasaan.., setiap aspek bisa dipakai untuk pencitranegatifan seseorang. Semoga saja kemungkinan ini tidak benar adanya. “TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Solo Joko Widodo, biasa disapa Jokowi, menyatakan keheranannya terhadap tingginya hasil survei terhadap dirinya untuk maju dalam pencalonan Gubernur DKI Jakarta tahun 2012. **DELETED** Selengkapnya di: http://www.tempo.co/read/news/2012/02/29/083387039/Ungguli-Foke-Jokowi-Kaget Selain itu dapat info dari milis sebelah, pemerintah PRC malah sudah mulai mengikuti jejak negara tetangganya Jepang dan Korea dalam usaha memroduksi kendaraan lokal. Tidak hanya memroduksi, mulai tahun ini pemerintah mereka mewajibkan penggunaan produk lokal sebagai kendaraan dinas pemerintah. http://us.oto.detik.com/read/2012/02/27/211121/1853006/1207/pemerintah-china-pakai-mobnas-indonesia-kapan?o9911011207 Salam Andi. --- On Fri, 3/2/12, Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com wrote: From: Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com Subject: [iagi-net-l] Baru nongol sudah mau digebuk To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id, poverepertaminagr...@yahoogroups.com poverepertaminagr...@yahoogroups.com Date: Friday, March 2, 2012, 11:12 PM Baru saja nongol esemka sudah bikin raksasa otomotif ketakutan !!! Saya baca Koran “Rakyat Merdeka” halaman 16 yang berjudul : “ Mannuver 3 menteri bisa kubur program ESEMKA”, Saya kutipkan beberapa bagian sebagai illustrasi : 1. Nasib mobil produksi dalam negeri atau mobil nasional (mobnas) bisa tinggal nama . Menteri Perindustrian ( Menperin) MS.Hidayat dan Menko Perekonomian Hatta Radjasa SEPAKAT membuat mobil murah Dibawah 100 juta. SPONSORNYA TOYOTA , DAIHATSU DAN HONDA….. 2. .” Mereka ( 4 produsen ??? ) sanggup menyediakan dana 1,8 juta AS atau Rp 16,2 trilliun. Akhir tahun ini akan masuk ke Indonesia dan dia akan menyerap banyak tenaga kerja baik di Industri komponen maupun” jelas Hidayat” ……(heem mana banyak kalau yang ngerjain malahan pekerja mobnas ???). 3. …….” Senada dengan Hidayat , Menko Perekonomian ……… mengatakan , …… Pemerintah akan memberikan insentif cukai kepada produsen mobil ramah lingkungan . 4. “ Kita sudah sepakat dengan Menteri Keuangan , untuk untuk menyikapinya dengan cukai sehingga dapat mendorong penggunaan kendaraan kendaraan low cost green car di industry industry dalam negeri ….” 5. Menkeu . “ kita akan berikan , tidak terkecuali kepada investor yang mau membuat kendaraan yang ramah lingkungan” ujarnya. Dan seterusnya ………. Apa yang dapat dibaca dari berita ini ??? 1.The three stooges (mungKin dengan “koordinasi” yang baik dengan produsen raksasa) sudah sepakat untuk mengeksploitasi momentum kegagalan uji emisi emisi esemka ,.dengan demikian diharapkan esemka dapat “layu sebelum berkembang”.. 2,Ketiga stooges ini bukannya mencarikan jalan bagaimana kegagalan yang dialami esemka tetap dapat diatasi sehingga menjadi suatu sukses , dan program mobnas berjalan. 3. Nyata sekali spirit liberalisme menjadi dasar tindakan mereka atau dijadika alas an “pembenaran” kebijakan yang diambil mereka --heem sangat menyedihkan. Dimanakah nasionalisme kita letakan ???Dimana keberpihakan Pemerintah atas inovasi anak bangsa ??? Sangat menyedihkan Kang Ah !
RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Pak Yatno ysh, Betul yang bapak sampaikan.., sekarang sudah umum membaca published references tanpa ketemu langsung dengan penulisnya. Yang saya maksud kira-kira begini pak, dari email-email sebelumnya ada sharing dari beberapa kawan iagi netter bahwa short course di bidang hard rock umumnya dibawakan oleh instructor dari Autralia misalnya yang malah belajar lihat gunung di Indonesia :) Padahal dalam kenyataanya banyak akademisi (semisal Bu Emmy, Pak Yatno, Pak Bambang dan masih banyak lagi yang lain) atau praktisi yang Indonesia aseli yang dari expertise dan experience tentunya tidak kalah oleh instructors dari luar. Rencana Bapak untuk membuat kursus singkat tentang petrology HC-filled basement reservoir April nanti, merupakan ide yang sangat bagus pak. Dijamin akan mengundang banyak antusias dari rekan-rekan yang berkecimpung di reservoir ini terutama yang bekerja di cekungan SumSel dan ?Jatibarang. Salam hormat, Andi. --- On Mon, 2/20/12, Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id wrote: From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO To: iagi-net@iagi.or.id Date: Monday, February 20, 2012, 10:23 PM Andi yang baik, Sekarang sudah jamannya digital, berguru tidak perlu pergi jauh-2 ke orangnya. Baca aja published paper- nya. Di petrologi, banyak rekan- rekan bule yang me- refer ke paper-paper saya, terutama yang mengenai batuan potasik- ultrapotasik yang tadinya hanya diketahui banyak ditemukan di Italy, ternyata di Indonesia (Sulawesi dan Jawa) juga dijumpai. Salam, Yatno -Original Message- From: a_baiq...@yahoo.com [mailto:a_baiq...@yahoo.com] Sent: Monday, February 20, 2012 10:45 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO 'Tantangan' Mas Syaiful merupakan ide yang brilliant tuh Pak Yatno. Semoga kedepannya para hard rocker kita (dan juga dr luar) justru berguru dari ahli-ahli Indonesia yang sudah liat gunung sejak SD semacam Pak Yatno. Salam 'Siapa Takut?' Andi. *yang juga sempat diajar sama Pak Yatno* Powered by Telkomsel BlackBerryR -Original Message- From: mohammadsyai...@gmail.com Date: Mon, 20 Feb 2012 15:32:16 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO Om Yatno, beberapa kali kok menuliskan bahwa mau pensiun. Ingin tahu nih, setelah pensiun bulan ini, om Yatno mau melakukan apa? Jika masih bingung (semoga tidak), bagaimana jika ikut saya di IAGI untuk bikin kursus ttg volcanic products atau semacamnya seperti cerita om Gito di negeri sono? Berani terima tantangan ini? Salam, Syaiful Sent from my deep hart On Feb 20, 2012, at 1:20 PM, Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id wrote: Pak Danny yang baik. Lho saya tidak menakuti siapapun. Justru senang sekali ada lebih banyak yang peduli tentang batuan volkanik. Cuma yaitu, hati- hati membuat interpretasinya. Saya bulan ini pension dari ITB karena memang sudah umur 65 th. Sejak kembali dari Prancis 1987 saya sudah galakkan penelitian volkanik, sudah banyak lulusan S-1, S-2, dan ada juga S-3 yang mengambil topic pemetaan volkanik yang saya bimbing, yang sebelumnya selalu menghindari volcanic terrain. Setelah pension mudah-2 an ada yang mau meneruskan usaha saya ini. 25 th lebih saya menggeluti petrologi volkanik ini, saya sedih bila gak ada yang mau meneruskannya. Indonesia kaya gunungapi tapi geologisnya kurang peduli tentang volcanic product- nya. Ironis kan??? Berapa % lulusan geologi kita ini yang tugas akhirnya (pemetaan lapangan S-1) di volcanic terrain dan mampu memahami prinsip-2 stratigrafi tefra? Mengambil sample dan observasi yang baik (tidak sembarangan) di lapangan sampai analisa petrografi, major and trace elements chemistry dan isotop sampai kimiawi kristal-nya? Dari puluhan mahasiswa yang telah lulus yang saya bimbing malahan gak ada yang me- respon milis ini!!! Sudah pada lupa ilmunya barangkali atau sudah sibuk dan melupakannya??? He... he... Pak Danny, selamat berburu volcanic products, dulu saya pernah pesan sama Pak Dr Sutikno Bronto ketika beliau baru selesai DR nya (G Galunggung) saya ucapkan cuga selamat berburu volcanic product kepada beliau. Kalo P Tikno disertasi nya di Volkanik Kwarter, saya di volkanik Tersier sampai Plestosen, itu bedanya. Salam, Yatno (bulan ini pension dari PNS) -Original Message- From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] Sent: Thursday, February 16, 2012 8:10 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO Terimakasih pak Yatno, Perfectly understood. Saya juga dulu belajar kegunung apian cukup intens, setahun mengambil course di Geothermal Institute Univ. Auckland NZ waktu ngambil S2 di sana, dan juga dapat kuliah-dan lapangan kegunungapian waktu ngambil S3 di Caltech. Saran saya lebih baik kita encourage orang
[iagi-net-l] Re: OOT [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Pak Zaim dan Pak Budi ysh, Sedikit menambahkan pak ... mungkin ada hubungannya dengan yang pak Budi sampaikan sebelumnya. Syeikh Yusuf merupakan ulama besar kelahiran Gowa, Makassar, lahir awal abad ke-17. Dari ingatan sejarah saya yang dangkal, ulama ini selain menyebarkan ajaran Islam, juga merupakan salah satu tokoh perjuangan melawan Belanda. Sempat ke beberapa kabupaten di JaBar dan Banten sebelum akhirnya ditangkap dan diasingkan oleh VOC ke Afsel. Syeikh Yusuf akhirnya wafat dan ada yang percaya ‘dimakamkan’ di Cape Town. Ckup banyak warga Afsel (terutama dari kampung Macassar) yang masih merasa keturunan ulama ini yang datang ke makamnya untuk mendoakan. Menariknya, makam Syeikh Yusuf lebih dari satu, karena selain yang di Cape Town makam yang lain juga ada di salah satu kompleks makam keluarga raja Sultan Hasanuddin di Gowa yang juga ramai dikunjungi. Sejarawan masih belum tahu pasti yang mana makam yang benar tempat dikebumikannya syeikh ini. Saya mengerti bahwa istilah makam tidak selalu berarti suatu tempat dimana jasad dikebumikan, tetapi bisa juga merujuk pada suatu tempat dimana seseorang (yang suidah meninggal) pernah berada disitu. Di tahun 90an Syeikh Yusuf dianugerahi gelar Pahlawan Nasioanl. Memang pak Budi, saya juga pernah mendengar bahwa di sana ada kampung yang disebut Macassar. Tidak sedikit yang menyatakan bahwa Madagascar asalnya dari kata Makassar. Wallahu’allam. salam, Andi. -Original Message- Pak Budi, Saya tambahkan,ketika saya sekolah di Perancis sewaktu makan siang dikantin mahasiswa satu meja dgn mhs dari Madagaskar,ia cerita kalau nenek moyangnya dari Jawa berasal dari Majapahi,yg ia dapatkan cerita itu sewaktu disekolah menengah diajar sejarah (pakai bahasa dan kurikulum Perancis) bahwa komunitas utama Madagaskar adalah keturunan asal Jawa-Majapahit dan Afrika.Mhs tadi mengucapkan banyak istilah/bahasanya yang ternyata sama dengan bahasa Jawa spt: manuk (=ayam), asu (anjing), alis,irung (hidung) dll msh banyak lagi. Demikian sekedar tambahan dari saya. Wslm, Zaim Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Budi Brahmantyo bud...@gc.itb.ac.id Date: Wed, 15 Feb 2012 07:53:07 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO Nah kalau yang ini agak lebih muda, katanya sekitar abad ke-4 dan 5, pelaut-pelaut kita berdagang ke Timur Tengah hingga Madagscar, Zanzibar, bahkan melintasi Semenanjung Harapan ke Nigeria. Saya juga tahunya baca di buku (lupa judul tepatnya dan pengarangnya, bukunya ada di rumah), yaitu Penjelajahan Pelaut Nusantara ke Afrika (kira-kira begitulah...). Tapi kami pernah kedatangan seorang antropolog Prancis asli Madagascar yang percaya bahwa leluhurnya orang Bugis. Ia bahkan mengatakan bahwa kata 'hawaii berasal dari kata hava iki yang katanya berarti jawa kecil. Madagascar mungkin saja berasal dari kata macassar. Wallahualam bisawab. BB
RE: [iagi-net-l] Aturan Migas Nonkonvensional Terbit
Pak Muharram, Terimakasih atas share beritanya. Permisi ikut menyimak pak yah. Setau saya, 2 golongan utama batuan induk atau source rock adalah shale dan coal dimana salah satu syarat utamanya untuk menjadi batuan induk adalah jika memiliki TOC yang tinggi. Cerita komplitnya mau tidak mau mesti berbicara petroleum system dimana banyak rekan disini yang jauh lebih berpengalaman untuk menjelaskannya. Tight Sand Gas secara litologi saja sudah berbeda dengan shale ataupun coal sehingga (setau saya) kemungkinan besar tidak bisa diklasifikasikan sebagai batuan induk. Gasnya darimana? Kemungkinan besar gas yang dikandungnya berasal dari migrasi batuan induk. Mau sekalian bertanya sehubungan dengan aturan baru Permen 2012 ini: Apakah suatu KKSS migas konvensional otomatis memiliki hak pengelolaan migas nonkonvensional yang ada di block nya atau apakah setiap KKSS memilki hak untuk mengikuti regular tender/penunjukan langsung khusus untuk pengelolaan migas nonkonvensionalnya saja di block itu? Terimakasih sebelumnya atas pencerahannya. Salam,Andi. --- On Thu, 2/9/12, Muharram Jaya Panguriseng muhar...@pertamina.com wrote: From: Muharram Jaya Panguriseng muhar...@pertamina.com Subject: RE: [iagi-net-l] Aturan Migas Nonkonvensional Terbit To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id, Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (fo...@hagi.or.id) fo...@hagi.or.id Date: Thursday, February 9, 2012, 10:52 PM Pasal-1 Ayat-1 berbunyi “Minyak dan Gas Bumi Non Konvensional yang selanjutnya disebut Migas Non Konvensional adalah Minyak dan Gas Bumi yang diusahakan dari reservoir tempat terbentuknya Minyak dan Gas Bumi dengan permeabilitas yang rendah (low permeability) antara lain Shale Oil, Shale Gas, Tight Sand Gas, Gas Metana Batubara, dan Methane-Hydrate dengan menggunakan teknologi tertentu seperti fracturing”. Berarti “Tight Sand Gas” yang dimaksud disini adalah apabila “tight sand”-nya sekaligus sebagai “batuan induk” (?). Apakah itu berarti kalau TOC batupasir tight-nya rendah berarti tetap dimasukkan kategori konventional reservoir yang dikelola oleh pemilik WK MIGAS? Monggo pencerahannya bapak-bapak. Salam, MJP From: mufar...@gmail.com [mailto:mufar...@gmail.com] Sent: Friday, February 10, 2012 12:17 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Aturan Migas Nonkonvensional Terbit Dan pada Pasal-1 ayat-9 tertulis “Badan Pelaksana adalah suatu badan yang dibentuk untuk melakukan pengendalian Kegiatan Usaha Hulu di bidang Minyak dan Gas Bumi”. Kalo liat definisi itu, emangnya ada badan pelaksana lain selain BP migas ya? Memang kalimatnya multi tafsir, mgkn supaya bisa jangka panjang umur permen nya? Btw, menarik komen pak Kurtubi kemaren di metro, apa betul bp migas tidak punya pengawas? Langkah bp migas menggandeng KPK menjawab ini ya? Sedikit pertanyaan tambahan, utk tight gas sand dalam permen itu, kriteria permeabilitynya berapa ya? Salam Razi 2708 From: Muharram Jaya Panguriseng muhar...@pertamina.com Date: Fri, 10 Feb 2012 04:46:23 + To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id; Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (fo...@hagi.or.id)fo...@hagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Aturan Migas Nonkonvensional Terbit Dear Para Geoscientist Indonesia, Sebagai selingan demam “piramida” Gn. Sadahurip dan Gn. Padang, saking demamnya sampai ada teman (sambil bercanda tentunya) yang nyelonong comment di status fb-ku yang sama sekali tidak nyambung dengan status yang dikomennya “saya mau membelot ke negari tetangga nih…abis sama state own (mungkin maksudnya Indonesia) tidak dihargai”. Dia ingin meninggalkan Indonesia dan jadi Warga Negara Pasundan Merdeka ha ha ha… Just kidding, jangan ditanggapi serius. Ini ada berita menarik tentang telah terbitnya Peraturan Menteri ESDM No. 5 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penetapan dan Penawaran Wilayah Kerja MIGAS Non Konvensional tertanggal 31 Januari 2012, mari kita cermati sama-sama. Dalam rangka membantu sosialisasi Permen, kalau boleh saya ada pertanyaan untuk bapak-bapak anggota milis dari ESDM. Apakah pengawasan untuk pengusahaan kontrak MIGAS non konventional ini nantinya tidak dibawah BPMIGAS? Soalnya BPMIGAS tidak pernah secara letter text tertulis dalam Permen ini. Pada Pasal-4 ayat 3 hanya tertulis “Pengawasan atas pelaksanaan Kontrak Kerja Sama pengusahaan Migas non konventional dilakukan oleh Badan Pelaksana”. Dan pada Pasal-1 ayat-9 tertulis “Badan Pelaksana adalah suatu badan yang dibentuk untuk melakukan pengendalian Kegiatan Usaha Hulu di bidang Minyak dan Gas Bumi”. Apakah yang dimaksud ini BPMIGAS atau Badan Pelaksana lain yang akan segera dibentuk. Soalnya Dirjen-nya pun sudah terpisah. Sebagai perbandingan, dalam Permen ini PT. Pertamina (Persero) disebut secara tegas dalam Pasal-1 ayat 25. Selamat berakhir pekan. MJP – NPA: 3048 Aturan Migas Nonkonvensional Terbit Evy Rachmawati | Robert Adhi Ksp |