RE: [iagi-net-l] Evolusi === Sudut pandang lain yoooook.
Jumlah famili dari spesies umur Ordovisian hingga kini (Data: Djoko T Iskandar, buku evolosi, ITB, 2000) mempunyai korelasi sangat bagus dengan Grafik Salam. Belum kami hitung angka korelasinya, tapi melihat trendnya bisa mendapatkan korelasi 90 %. Tak ada pengukuran tanpa error, begitu juga kedua kurva tadi. Keteraturan siklus pada Salam, lebih memungkinkan ketelitian yang lebih baik. Grafik itu adalah siklus order1, 700 Ma pereode dominantnya. Jumlah spesies itu pada umur Ma : 400, 400 ; 250, 225; 500, 0. Disitu sesuai dengan Permian extinction, Cretaceus extinction, matinya dinosaurus. Korelasinya, bila kompresi, dingin, maka jumlah famili sedikit, sebaliknya, extention kontinental, hangat, maka jumlah families bertambah. Mungkin ini masih pada temperatur dibawah Best life Temperatur semuanya. Kurva siklus nano plangkton (NN) pada skala umur geologi itu, mungkin sebagai orde 3 (atau 4) definisi orde pada hipotesa Salam. Apakah ada grafik-garfik flora-fauna detil lagi, misal juga umur homosapiens, siapa yang punya ? Evolusi yang saya pikirkan kini: semua benda adalah dari hidogen atom ber elektron 1 dimulai waktu big-bang, menjadi yang paling bisa mengatur diri, manusia. Netter: ma'af banyak terulang kami kirim pada re: korelasi geodinamik kemarin. Salam, Maryanto. From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] Date: Tue Sep 2, 2003 8:30 am Subject: RE: [iagi-net-l] Evolusi === Sudut pandang lain yok. Itu hanya penyalahgunaan teori evolusi untuk kepentingan pribadi (c.q. rasialisme). Menulis novel semacam ini pun menurut saya muatan SARA-nya besar sekali. Kenapa hidung2 orang Eropa mancung dan lubangnya seperti celah karena katanya mereka hidup di daerah dingin, udara yang dingin perlu masuk berliku2 di ruang sempit (kan mancung) sehingga terjadi pemanasan dan pada saat masuk ke paru-paru sudah cukup hangat. Kenapa lubang hidung orang Asia lebih bulat karena katanya udara di daerahnya sudah panas, tidak perlu pemanasan tambahan di hidung, berilah yang bulat biar udara langsung masuk ke paru-paru dengan lancar. Kenapa ras mongolid matanya sipit dan kelopak matanya tebal karena katanya mereka hidup di perbatasan Gurun Gobi dengan anginnya yang kencang dan membawa pasir, tentu saja mata butuh perlindungan tambahan. Di atas itu sebagian keterangan dari Human Geography, dan itu bukan evolusi. Ras Eropa tidak lebih tinggi daripada ras suku2 di Afrika. Bahkan kalau percaya teori evolusi-antropologi out of africa, maka orang2 Eropa diturunkan dari nenek moyang Africa di sepanjang (East African Rift System). Neanderthal yang katanya nenek moyang orang Eropa berasal dari Pithecines Afrika. Jadi, harusnya orang Afrika mereka hormati, bukan diburu2. Ah sekedar novel...tapi novel sara. Salam, Awang H. Satyana Eksplorasi BP Migas - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
RE: [iagi-net-l] Evolusi === Sudut pandang lain yoooook.
From: Musakti, Oki [EMAIL PROTECTED] - - - OKI Saya pernah baca novelnya James Michener tentang South Africa. Di sana diceritakan betapa dahulu para pendatang Eropa (Terutama Inggris) maupun kaum Boer sering mengadakan ekspedisi perburuan penduduk asli. Premis yang di gunakan adalah bahwa mereka (penduduk asli) merupakan species non-manusia (homo sapiens), sehingga sah-sah saja dibunuh seperti kita membunuh binatang. Cerita diatas memang fiksi, tapi rasanya sih besar kemungkinan pada jaman imperialisme/kolonialisme dulu, pernah ada insiden sejarah seperti ini baik di Afrika, Asia, Amerika maupun Australia ... Salam Oki Walopun kutipan Oki diatas hanya fiction, namun kejadian asli banyak disitir para sosiolog (teolog). Apakah karena akibat yg ditimbulkan ada yg negatif berarti teori evolusi itu salah (dosa) ? Apakah ini yg menjadikan premis -- percaya teori evolusi = atheis ? Mnurutku inilah problem besar para 'scientists' yg tidak mampu menjelaskan teori yg dikemukakannya ke orang awam ... Tapi apa ya harus dapat menjelaskan dahulu untuk 'boleh' melanjutkan penelitian ? RDP - Baru si explorationist bilang disini kelihatannya ada 'bump' (struktur/lead) kecil saja ... Si CEO sudah bisa menjualnya menjadi bahan utk pinjam modal ke bank ... :( _ STOP MORE SPAM with the new MSN 8 and get 2 months FREE* http://join.msn.com/?page=features/junkmail - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
RE: [iagi-net-l] Evolusi === Sudut pandang lain yoooook.
Itu hanya penyalahgunaan teori evolusi untuk kepentingan pribadi (c.q. rasialisme). Menulis novel semacam ini pun menurut saya muatan SARA-nya besar sekali. Kenapa hidung2 orang Eropa mancung dan lubangnya seperti celah karena katanya mereka hidup di daerah dingin, udara yang dingin perlu masuk berliku2 di ruang sempit (kan mancung) sehingga terjadi pemanasan dan pada saat masuk ke paru-paru sudah cukup hangat. Kenapa lubang hidung orang Asia lebih bulat karena katanya udara di daerahnya sudah panas, tidak perlu pemanasan tambahan di hidung, berilah yang bulat biar udara langsung masuk ke paru-paru dengan lancar. Kenapa ras mongolid matanya sipit dan kelopak matanya tebal karena katanya mereka hidup di perbatasan Gurun Gobi dengan anginnya yang kencang dan membawa pasir, tentu saja mata butuh perlindungan tambahan. Di atas itu sebagian keterangan dari Human Geography, dan itu bukan evolusi. Ras Eropa tidak lebih tinggi daripada ras suku2 di Afrika. Bahkan kalau percaya teori evolusi-antropologi out of africa, maka orang2 Eropa diturunkan dari nenek moyang Africa di sepanjang (East African Rift System). Neanderthal yang katanya nenek moyang orang Eropa berasal dari Pithecines Afrika. Jadi, harusnya orang Afrika mereka hormati, bukan diburu2. Ah sekedar novel...tapi novel sara. Salam, Awang H. Satyana Eksplorasi BP Migas Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Musakti, Oki - - - OKI Saya pernah baca novelnya James Michener tentang South Africa. Di sana diceritakan betapa dahulu para pendatang Eropa (Terutama Inggris) maupun kaum Boer sering mengadakan ekspedisi perburuan penduduk asli. Premis yang di gunakan adalah bahwa mereka (penduduk asli) merupakan species non-manusia (homo sapiens), sehingga sah-sah saja dibunuh seperti kita membunuh binatang. Cerita diatas memang fiksi, tapi rasanya sih besar kemungkinan pada jaman imperialisme/kolonialisme dulu, pernah ada insiden sejarah seperti ini baik di Afrika, Asia, Amerika maupun Australia ... Salam Oki Walopun kutipan Oki diatas hanya fiction, namun kejadian asli banyak disitir para sosiolog (teolog). Apakah karena akibat yg ditimbulkan ada yg negatif berarti teori evolusi itu salah (dosa) ? Apakah ini yg menjadikan premis -- percaya teori evolusi = atheis ? Mnurutku inilah problem besar para 'scientists' yg tidak mampu menjelaskan teori yg dikemukakannya ke orang awam ... Tapi apa ya harus dapat menjelaskan dahulu untuk 'boleh' melanjutkan penelitian ? RDP - Baru si explorationist bilang disini kelihatannya ada 'bump' (struktur/lead) kecil saja ... Si CEO sudah bisa menjualnya menjadi bahan utk pinjam modal ke bank ... :( _ STOP MORE SPAM with the new MSN 8 and get 2 months FREE* http://join.msn.com/?page=features/junkmail - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - - Do you Yahoo!? Yahoo! SiteBuilder - Free, easy-to-use web site design software
RE: [iagi-net-l] Evolusi === Sudut pandang lain yoooook.
Meskipun UUD kita sudah menyatakan penjajahan di atas dunia hrs segera dihapuskan karena bla bli blu ble blo, ternyata di dunia minyak pun misih ada juga dominasi-dominasi pemikiran. Misalnya saja, sekarang ini untuk bisa cari uang di dunia minyak geosaintis kudu harus pake teori tektonik lempeng. Masalahnya mungkin kepraktisan saja, nyambung pikirannya gampang. Kalo bicara back arc basin, foredeep dll orang segera tahu. Meskipun, pada dasar yang paling dasar, kalau ditanya kenapa harus tektonik lempeng, orang dengan jujur akan bilang yach sebenarnya sih tidak harus, asal yang penting HC nya dapat. Sama sama teori, ada beda antara evolusi dengan tektonik lempeng dipertahankan karena bukti-bukti yang muncul belakangan mendukung terus, artinya bisa ditafsirkan sesuai/ cocok dengan teori. Nah kalau evolusi, sebaliknya, makin ke sini makin banyak bukti-bukti/ argumen yang menyangkalnya. Lebih parah lagi, ada tuduhan bukti-bukti yang disodorkan penuh skandal tipu-tipu. (Saya masih menunggu bantahan dari para pakar paleontogi kita). Lucunya koq tetap dipertahankan, hanya dengan harapan akan muncul bukti pendukungnya yang lebih valid. Jangan-jangan, teori evolusi sendiri telah jadi agama tersendiri secara tidak disadari, dalam komunitas geosains. Kalau memang begitu, aspirasi mengenai pengembangan sudut pandang lain bagi teori evolusi ini, terutama untk pendidikan, akan semakin berat. Karena memang masih terjajah. Salam, Soenoe. - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
RE: [iagi-net-l] Evolusi === Sudut pandang lain yoooook.
Bagaimana kalau soal iman tanya dengan Pak Iman saja ? -Original Message- From: Musakti, Oki [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 29 Agustus 2003 14:17 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [iagi-net-l] Evolusi === Sudut pandang lain yok. Wah kalau sudah keluar masalah iman-iman an, aku nyerah dah... Sudah tentu saya punya pendapat sendiri, tapi rasanya ya nggak cocok juga kalau dipaparkan di forum yang heterogen macam ini. Soalnya namanya iman, as implied itu khan sangat personal sekali, kadang kadang bisa di nalar (dalil tiada agama/iman tanpa akal) tapi sering-sering berupa hidayah (kalau AKU kehendaki niscaya semua mahluk akan beriman). Kembali kemasalah evolusi: Kalau memang teorinya Darwin (survival of the fittest) itu benar, maka menurut logika saya, dalam beberapa generasi kedepan, mayoritas manusia akan mempunyai tinggi badan yang lebih dari generasi sebelumnya. Sebabnya, manusia (terutama pria) yang relative lebih tinggi, akan mempunyai evolutionary advantage karena dianggap lebih fit (pernah ada survey di AS yang hasilnya menyatakan bahwa dalam ras yang sama, orang yang lebih tinggi relative berpenghasilan lebih baik dari rekannya yang lebih pendek). Belum lagi ada nilai2 subyektif seperti 'ketampanan' (lebih tinggi lebih macho dll) yang kemungkinan juga berakar dari instink evolusi. Akibatnya, si pendek akan susah dapat pasangan(jodoh) dan keturunannya (yang cenderung pendek juga) akan makin sedikit hingga ahirnya punah. Juga apabila computer dan handphone akan jadi trend teknologi yang cukup lama, manusia generasi depan akan cenderung mempunyai jari panjang dan lentik karena lebih suitable untuk mengetik dan ber SMS-an Gak tahu logika saya ini benar apa tidak, karena nggak mesti bahwa si tinggi dan/atau si jari lentik akan menghasilkan keturunan yang mempunyai 'sifat' yang sama. Namun hal ini kalau nggak salah sudah pernah diujicobakan oleh NAZI Jerman dengan proyek Aryan Master Race nya... Salam Oki (Tidak tinggi dan berjari buntek') - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] Evolusi === Sudut pandang lain yoooook.
Kalau soal belajar-mengajar .. tentunya kita mengikuti kaidah keilmuan saja ... kalau emang teori non-evolusi ini juga dibangun berdasarkan kaidah-kaidah science ya musti diberikan juga disekolah umum ... Nah kalau teori Creation dan HY (harun yahya) dibangun dari teori-teori agama ya boleh saja diajarkan di sekolah2 agama ... Enaknya science buatku adalah -- Dapat atau sangat mudah utk dibuktikan salah !! :) Nah yang saya ragukan dari HY dan Creationist adalah scientific methodnya ... yg kutahu didalam HY lebih banyak berbicara kelemahan2 teori ini karena alasan 'kurangnya' bukti (missing link) Jadi kalo bisa dibuktikan bahwa HY juga mengikuti kaidah scientific method ya mustinya fair dalam menananginya. Karena science ini sifatnya terbuka, jujur dan terbuka Missing link sendiri selalu saja ada didalam rekaman geologi, mana ada rekaman geologi yg lurus kontinyu tak terputus, walopun dibilang conformity sekalipun !! Nah awalnya evolusi muncul dari rekaman-rekaman yg terputus-putus ini dan menimbulkan illusi historis soal evolusi ... :) Namun perkembangan teori evolusi selanjutnya menjadi bukan sekedar perubahan geometri saja, karena ilmu biologi sudah melihat kecepatan evolusi dalam jasad renik ... rdp Pak Budi, Wah ternyata sudah terjadi ya di Indonesia juga... Terima kasih beritanya. Memang begitu susahnya, tidak bisa melepaskan diri, sains dan iman, mungkin jadi kurang objektif melihatnya. Harusnya ada batas tegas, tetapi tidak bisa juga. Di sebagian besar dunia juga begitu, jadi tak heran kalau evolusi jadi debate of centuries. Kalau kita cermati, bukan di teorinya, tetapi hubungannya ke keimanan. Salam, Awang H. Satyana Eksplorasi BP Migas Budi Brahmantyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Awang H. Satyana wrote: Di Indonesia, seperti kata Pak Zaim EGP evolusi itu, memikirkan kekeringan saja dulu... Nanti dulu soal EGP inibeberapa bulan yang lalu di milis dosen ITB rame sekali mengenai topik ini. Hal tersebut dipicu oleh berita di Kompas ttg pendapat Dosen Biologi ITB yang bertekad mengubah kurikulum biologi dengan tidak menganut teori evolusi. Pendapat tersebut ditentang oleh dosen Biologi senior UNPAD yang rupanya penganut teori evolusi. Akhirnya milis rame hingga berbulan-bulan melibatkan banyak ahli dan profesor di bidang fisika, kimia, elektro dll yang melihat evolusi dari sudut bidang ilmu masing-masing. Kelihatannya, dosen biologi ITB itu tidak pantang menyerah untuk menggolkan teori non-evolusi-nya. Beliau adalah penulis pengantar terjemahan buku Harun Yahya: Keruntuhan Teori Evolusi. Kesimpulannya: the conflict goes on.never ending. Sayangnya ketika berdebat tentang teori evolusi ini, para pediskusi tidak bisa melepaskan diri dari keyakinan keimanan agamanya, sehingga munculah hal-hal yang lucu: percaya teori evolusi = atheis, dsb. Salam, BB _ MSN 8 with e-mail virus protection service: 2 months FREE* http://join.msn.com/?page=features/virus - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
RE: [iagi-net-l] Evolusi === Sudut pandang lain yoooook.
Wah kalau sudah keluar masalah iman-iman an, aku nyerah dah... Sudah tentu saya punya pendapat sendiri, tapi rasanya ya nggak cocok juga kalau dipaparkan di forum yang heterogen macam ini. Soalnya namanya iman, as implied itu khan sangat personal sekali, kadang kadang bisa di nalar (dalil tiada agama/iman tanpa akal) tapi sering-sering berupa hidayah (kalau AKU kehendaki niscaya semua mahluk akan beriman). Kembali kemasalah evolusi: Kalau memang teorinya Darwin (survival of the fittest) itu benar, maka menurut logika saya, dalam beberapa generasi kedepan, mayoritas manusia akan mempunyai tinggi badan yang lebih dari generasi sebelumnya. Sebabnya, manusia (terutama pria) yang relative lebih tinggi, akan mempunyai evolutionary advantage karena dianggap lebih fit (pernah ada survey di AS yang hasilnya menyatakan bahwa dalam ras yang sama, orang yang lebih tinggi relative berpenghasilan lebih baik dari rekannya yang lebih pendek). Belum lagi ada nilai2 subyektif seperti 'ketampanan' (lebih tinggi lebih macho dll) yang kemungkinan juga berakar dari instink evolusi. Akibatnya, si pendek akan susah dapat pasangan(jodoh) dan keturunannya (yang cenderung pendek juga) akan makin sedikit hingga ahirnya punah. Juga apabila computer dan handphone akan jadi trend teknologi yang cukup lama, manusia generasi depan akan cenderung mempunyai jari panjang dan lentik karena lebih suitable untuk mengetik dan ber SMS-an Gak tahu logika saya ini benar apa tidak, karena nggak mesti bahwa si tinggi dan/atau si jari lentik akan menghasilkan keturunan yang mempunyai 'sifat' yang sama. Namun hal ini kalau nggak salah sudah pernah diujicobakan oleh NAZI Jerman dengan proyek Aryan Master Race nya... Salam Oki (Tidak tinggi dan berjari buntek') -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, 29 August 2003 16:11 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Evolusi === Sudut pandang lain yok. Wah wah ... soal evolusi kok makin ngedab-edabi .. mengerikan juga kalau percaya teori evolusi = atheis ... apalagi hal ini keluar dari pendapat pengajar di institusi pendidikan tinggi ... :( OK dah dibawah ini pendapat pribadi rdp soal teori evolusi dan agama ... just personal opinion ... Sepertinya bagi kaum agamis yg ngga percaya teori evolusi munculnya teori Darwin soal evolusi ini sepertinya menganggu ketenangan 'tuhan'nya yg seolah-olah menjadi tidak berfungsi ... karena alam ini berjalan bukan atas kehendakNya lagi ... padahal kalo aku pikir ... manusialah yg jahat yg menyeret-nyeret tuhannya kedalam penjara sang waktu ... seperti kita tahu bahwa penjara ruang sudah ditembus oleh Columbus dengan mengarungi dunia (globe) ... nah sekarang sepertinya kita akan menembus ' penjara sang waktu ini' Kebanyakan yg kuketahui dari creationist termasuk Harun Yahya (HY) menganggap teori evolusi sebagai sebuah ancaman terhadap interpretasi Kitab Suci (KS) yg sudah ada dan sudah dilakukan ... padahal kan hanya interpretasi saja juga kan ? Hampir semua menganggap tuhan itu juga ikut dalam perjalanan waktu yg kita ikuti ini ... sehingga muncul pertanyaan2 apa yg tuhan lakukan 'sebelum' menciptakan dunia ... apa yg tuhan lakukan 'sebelum' menciptakan adam dsb ... hmm sangat anthromorphis sekali ya .. :( seolah-olah tuhan masih belum mengkiamatkan dunia ini ... Bagi tuhan tentunya kiamat atau tidak itu urusan Dia ... mau ada evolusi atau tidak itu teserah Dia. Bagi kita manusia ya sekedar mengikuti jalannya perhelatan ini .. tentu bagiNya kisah semesta ini sudah satu set satu jilid kumplit dari big-bang hingga big crunch (itu kalo teori fisika ini betul loh :) Jadi bagiku kalau tuhan kerepotan dengan teori evolusi maka tuhan ini akan aku dudukkan dikursi singgasana dengan lampu 'kemebyar' dibelakangnya, tentunya tuhan duduk sambil memegang tongkat kuasanya dan setelah tuhan ini duduk manis, maka aku mencari tuhan yang baru yg lebih kuat ... serius nih !! Ya, karena aku muslim tentunya aku yakin -- tiada tuhan selain TUHAN ... :) aku musti mencari the ultimate god ... persis seperti dicritakan Ibrahim meninggalkan tuhan matahari, tuhan bulan dll ... utk mencari tuhan yang TUHAN !! Jadi kalo sekedar soal tuhan utk perkara evolusi ini hmmm tuhan yg 'lemah' ini musti ditinggalkan, dan mencari The Ultimate God btw, debatnya evolusi emang rame bukan hanya perang tanding dengan keimanan namun teori ini juga dihantam kiri kanan oleh penganut2nya sampek babak-belur .. :( Namun ustru inilah yg memperkuat dan memperkokoh perkembangan teori evolusi ... Juga kasus 'piltdown' yang berupa fake fossil juga ada didalam perjalannya ... RDP mnurut anda Tuhan, Allah, God, Dewa dsb itu seperti apa ? duduk di singgasana sambil memegang tongkat dengan cahaya dari belakang, dengan didampingi pengawal2nya gitu kah ? ...(itu mah gambaran Raja-raja koeno yg galak-galak) . atau tuhan seperti orang yg duduk santai di pos ronda sambil senyam-senyum ngeliat manusia pada ribut
Re: [iagi-net-l] Evolusi === Sudut pandang lain yoooook.
ini karena heurmatika/ilmu tafsir dan hasilnya dianggap sebagai the ultimate truth ya..memang menjadi susah kalo semangatnya 'membela-buta' dan mengatas namakan tuhan...tampilbeda pendapat=herecy...sejarah manusia kan sudah bunyak membuktikannya .. manusia menjadi THE KILLER APE.. Have A Nice Week End Sanggam -- At 06:41 AM 8/29/2003 +, you wrote: Wah wah ... soal evolusi kok makin ngedab-edabi .. mengerikan juga kalau percaya teori evolusi = atheis ... apalagi hal ini keluar dari pendapat pengajar di institusi pendidikan tinggi ... :( OK dah dibawah ini pendapat pribadi rdp soal teori evolusi dan agama ... just personal opinion ... Sepertinya bagi kaum agamis yg ngga percaya teori evolusi munculnya teori Darwin soal evolusi ini sepertinya menganggu ketenangan 'tuhan'nya yg seolah-olah menjadi tidak berfungsi ... karena alam ini berjalan bukan atas kehendakNya lagi ... padahal kalo aku pikir ... manusialah yg jahat yg menyeret-nyeret tuhannya kedalam penjara sang waktu ... seperti kita tahu bahwa penjara ruang sudah ditembus oleh Columbus dengan mengarungi dunia (globe) ... nah sekarang sepertinya kita akan menembus ' penjara sang waktu ini' Kebanyakan yg kuketahui dari creationist termasuk Harun Yahya (HY) menganggap teori evolusi sebagai sebuah ancaman terhadap interpretasi Kitab Suci (KS) yg sudah ada dan sudah dilakukan ... padahal kan hanya interpretasi saja juga kan ? Hampir semua menganggap tuhan itu juga ikut dalam perjalanan waktu yg kita ikuti ini ... sehingga muncul pertanyaan2 apa yg tuhan lakukan 'sebelum' menciptakan dunia ... apa yg tuhan lakukan 'sebelum' menciptakan adam dsb ... hmm sangat anthromorphis sekali ya .. :( seolah-olah tuhan masih belum mengkiamatkan dunia ini ... Bagi tuhan tentunya kiamat atau tidak itu urusan Dia ... mau ada evolusi atau tidak itu teserah Dia. Bagi kita manusia ya sekedar mengikuti jalannya perhelatan ini .. tentu bagiNya kisah semesta ini sudah satu set satu jilid kumplit dari big-bang hingga big crunch (itu kalo teori fisika ini betul loh :) Jadi bagiku kalau tuhan kerepotan dengan teori evolusi maka tuhan ini akan aku dudukkan dikursi singgasana dengan lampu 'kemebyar' dibelakangnya, tentunya tuhan duduk sambil memegang tongkat kuasanya dan setelah tuhan ini duduk manis, maka aku mencari tuhan yang baru yg lebih kuat ... serius nih !! Ya, karena aku muslim tentunya aku yakin -- tiada tuhan selain TUHAN ... :) aku musti mencari the ultimate god ... persis seperti dicritakan Ibrahim meninggalkan tuhan matahari, tuhan bulan dll ... utk mencari tuhan yang TUHAN !! Jadi kalo sekedar soal tuhan utk perkara evolusi ini hmmm tuhan yg 'lemah' ini musti ditinggalkan, dan mencari The Ultimate God btw, debatnya evolusi emang rame bukan hanya perang tanding dengan keimanan namun teori ini juga dihantam kiri kanan oleh penganut2nya sampek babak-belur .. :( Namun ustru inilah yg memperkuat dan memperkokoh perkembangan teori evolusi ... Juga kasus 'piltdown' yang berupa fake fossil juga ada didalam perjalannya ... RDP mnurut anda Tuhan, Allah, God, Dewa dsb itu seperti apa ? duduk di singgasana sambil memegang tongkat dengan cahaya dari belakang, dengan didampingi pengawal2nya gitu kah ? ...(itu mah gambaran Raja-raja koeno yg galak-galak) . atau tuhan seperti orang yg duduk santai di pos ronda sambil senyam-senyum ngeliat manusia pada ribut soal evolusi ? From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] Reply-To: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Evolusi === Sudut pandang lain yok. Date: Thu, 28 Aug 2003 21:47:16 -0700 (PDT) Pak Budi, Wah ternyata sudah terjadi ya di Indonesia juga... Terima kasih beritanya. Memang begitu susahnya, tidak bisa melepaskan diri, sains dan iman, mungkin jadi kurang objektif melihatnya. Harusnya ada batas tegas, tetapi tidak bisa juga. Di sebagian besar dunia juga begitu, jadi tak heran kalau evolusi jadi debate of centuries. Kalau kita cermati, bukan di teorinya, tetapi hubungannya ke keimanan. Salam, Awang H. Satyana Eksplorasi BP Migas Budi Brahmantyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Awang H. Satyana wrote: Di Indonesia, seperti kata Pak Zaim EGP evolusi itu, memikirkan kekeringan saja dulu... Nanti dulu soal EGP inibeberapa bulan yang lalu di milis dosen ITB rame sekali mengenai topik ini. Hal tersebut dipicu oleh berita di Kompas ttg pendapat Dosen Biologi ITB yang bertekad mengubah kurikulum biologi dengan tidak menganut teori evolusi. Pendapat tersebut ditentang oleh dosen Biologi senior UNPAD yang rupanya penganut teori evolusi. Akhirnya milis rame hingga berbulan-bulan melibatkan banyak ahli dan profesor di bidang fisika, kimia, elektro dll yang melihat evolusi dari sudut bidang ilmu masing-masing. Kelihatannya, dosen biologi ITB itu tidak pantang menyerah untuk menggolkan teori non-evolusi-nya. Beliau adalah penulis pengantar terjemahan buku Harun Yahya: Keruntuhan Teori Evolusi. Kesimpulannya
RE: [iagi-net-l] Evolusi === Sudut pandang lain yoooook.
Nha. Ikut nimbrung ach. Pencerahan Pak Oki ini menurut saya mulai memfokus ke inti kontroversi teori evolusi. Yaitu menerangkan bagaimana munculnya spesies baru secara RANDOM ? dan hasilnya pun terlalu canggih, punya keteraturan yang tinggi. Dus, pertama-tama harus dibatasi topik evolusi adalah menyangkut biologi/paleontologi saja. Kalau evolusi tektonik mah gak masalah, dari dulu batunya juga itu-itu juga, tidak terjadi spesies batuan baru. Pertanyaannya dalam case Pak Oki adalah: seandainya manusia masa depan yang tinggi gede itu dikawinkan dengan generasi Adam-Eva jaman dulu, kira-kira menghasilkan keturunan atau tidak ya ? Kalau iya, berarti masih satu species, berarti belum evolve, donk. Sama saja dengan manusia yang sejaman di masa kini antara Negro item keling dengan bule. Variasi luarnya juga sangat banyak. Yang jadi persoalan adalah kenampakan luar yang bervariasi pada manusia (bandingkan negro dengan bule, cina dll) ternyata hanya perbedaan ras saja, yang artinya memerlukan kondom agar supaya tidak terjadi pembuahan. Ilustrasi tentang proyek Hilter juga baru pada tahap ras saja, jadi belum menembus dinding evolusi. Itupun gagal (?). Sedangkan keledai dengan kuda konon,atau dengan zebra, meskipun mirip-mirip secara fisik tapi tidak memerlukan kondom, karena dijamin tak akan berbuah. Lha waktu Darwin mengamati paruh burung-burung itu, apa dia bikin kawin silang antara macam-macam burung-burung itu, untuk membuktikan terjadi evolusi pada burung. (baca: lebih dari satu spesies). Bila evolusi ini sekedar urusan saintifik saja memang gak masalah, seperti dibilang oleh Pak Rovikcy. Tapi nyatanya dulu memang begitu, munculnya teori ini ternyata disantap langsung juga oleh kaum anti agama/ateis dipakai sebagai justifikasi untuk menyebarluaskan pandangan ateisme, penjajahan ke dunia ketiga (dengan asumsi yang lemah memang layak ditaklukkan dan dijajah berdasarkan prinsip survival of the fittest), serta untuk membebaskan diri dari dominasi agama (mungkin waktu itu: gereja). Saya kok jadi bingung, siapa sih sebenarnya yang sok jago duluan ? Survival of the fittest itu, sekedar mempertahankan diri dari degenerasi, ataukah memang major mechanism untuk memunculkan species baru ? Mutasi gen juga tidak pernah dibuktikan valid, karena dalam eksplerimen ternyata hasilnya malah ancur-ancuran, bukannya muncul spesies baru. Jangankan mutasi gen, dengan cloning saja (gennya tetap, cuman prosesnya direkayasa) hasilnya sangat tidak stabil. Yang paling tidak mengenakkan bagi dunia ilmu, dan ini yang harus kita jawab sebagai masyarakat ilmiah, dari bacaan harun yahya adalah tuduhan dia bahwa para ilmuwan telah menipu dunia dengan bukti-bukti palsu untuk menjustifikasi teori evolusi. Ada setumpuk tuduhan di buku-bukunya itu silakan para pakar paleontologi menyanggahnya. Kalau ini benar, wah sungguh memalukan. Meskipun van Bemmelen juga kabarnya pernah menipu-nipu dikit dalam menyajikan data petrologi gunung krakatau agar dicapai suatu kesimpulan yang indah. Salam Sunu. -Original Message- From: Musakti, Oki [SMTP:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, August 29, 2003 2:17 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject:RE: [iagi-net-l] Evolusi === Sudut pandang lain yok. Wah kalau sudah keluar masalah iman-iman an, aku nyerah dah... Sudah tentu saya punya pendapat sendiri, tapi rasanya ya nggak cocok juga kalau dipaparkan di forum yang heterogen macam ini. Soalnya namanya iman, as implied itu khan sangat personal sekali, kadang kadang bisa di nalar (dalil tiada agama/iman tanpa akal) tapi sering-sering berupa hidayah (kalau AKU kehendaki niscaya semua mahluk akan beriman). Kembali kemasalah evolusi: Kalau memang teorinya Darwin (survival of the fittest) itu benar, maka menurut logika saya, dalam beberapa generasi kedepan, mayoritas manusia akan mempunyai tinggi badan yang lebih dari generasi sebelumnya. Sebabnya, manusia (terutama pria) yang relative lebih tinggi, akan mempunyai evolutionary advantage karena dianggap lebih fit (pernah ada survey di AS yang hasilnya menyatakan bahwa dalam ras yang sama, orang yang lebih tinggi relative berpenghasilan lebih baik dari rekannya yang lebih pendek). Belum lagi ada nilai2 subyektif seperti 'ketampanan' (lebih tinggi lebih macho dll) yang kemungkinan juga berakar dari instink evolusi. Akibatnya, si pendek akan susah dapat pasangan(jodoh) dan keturunannya (yang cenderung pendek juga) akan makin sedikit hingga ahirnya punah. Juga apabila computer dan handphone akan jadi trend teknologi yang cukup lama, manusia generasi depan akan cenderung mempunyai jari panjang dan lentik karena lebih suitable untuk mengetik dan ber SMS-an Gak tahu logika saya ini benar apa tidak, karena nggak mesti bahwa si tinggi dan/atau si jari lentik akan menghasilkan keturunan yang mempunyai 'sifat' yang sama. Namun hal ini kalau nggak salah sudah pernah diujicobakan oleh NAZI Jerman dengan proyek Aryan Master Race nya
Re: [iagi-net-l] Evolusi === Sudut pandang lain yoooook.
Rekans, Sebenarnya, kalau mau merenung (ini kalau mau lho) dengan fikiran tenang dan dengan waktu yang (lama - sesuai dengan evolusi) tenang pula, maka tidak ada perbedaan atau pertentangan antara teori evolusi (proses perubahan) dan agama yang dianggap menganut kreasionisme. Karena, sebenarnya dalam kreasionisme / penciptaan ada proses yang panjang dimana selama itu terjadi perubahan internal suatu organisme setelah berinteraksi dengan lingkungan eksternalnya yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan unsur2 internalnya, sedankan dalam evolusi juga tetap ada penciptaan, karena tidak mungkin suatu organisme muncul begitu saja tanpa suatu proses penciptaan, yang pada dasarnya ya Allah SWT - lah Sang Penciptanya. Sedangkan setahu saya, mereka yang belum bisa menerima evolusi memiliki bayang2 fikiran yang a priori terhadap evolusi, dengan menafikkan data serta ketakutan bahwa evolusi bisa menyesatkan, memurtadkan dan mengkafirkan keimanan, termasuk apa yang diutarakan oleh Harun Yahya yang terkenal itu. Lha soal sesat, murtad dan pengkafiran iman itu kan bisa saja terjadi tidak karena teori evolusi kan ??. Justru, bagi yang beriman penuh (Insya Allah) evolusi tersebut semakin membuktikan kebesaran Illahi dalam kreasiNYA untuk mencapai tingkat kesempurnaan dan dari sini kita akan semakin dekat dengan Allah SWT. Kita jangan hanya berfikir bahwa Allah Maha Besar, Maha Bisa, sehingga Beliau pasti mampu menciptakan semuanya serentak - sekali gusseperti sekarang ini (tanpa proses perubahan : evolusi), tetapi hendaknya juga menyadari bahwa Allah memberi kita kewajiban dan kewenangan untuk memikirkan tentang hasil kreasiNYA (Fikirkan dan pelajarilah ciptaanKU, tetapi jangan engkau memikirkan bagaimana AKU). Namun, setelah kita merasa mampu berfikir tentang ciptaanNYA ya jangan merasa jumawa sehingga kita merasa lebih tahu dari Sang Pencipta dan menafikkan Allah. Hal ini memang sangat riskan bagi orang2 yang berkecimpung dalam dunia ilmu murni (geologi/paleontologi, biologi, astronomi dll) karena merasa dapat mengetahui serta memahami segala rahasia alam dan kehidupannya, padahal yang mereka ketahui itu hanya seper -nol koma nol-nol-nol dari yang sebenarnya, berdasarkan kemampuan otaknya yang hanya berkapasitas 1100 - 1200 cc saja. Bung Sanggam mengatakan seperti ini : si polan bilang cogito ergo sum, yg lain bilang aku beriman maka aku ada, yang cool bilang aku berpikir maka gue makin bingung... Komentar saya : Lha yang lain lagi mengatakan :.emangnya gue pikirin evolusi itu...kerja aja sekarang banyak PHK. Terima kasih, Wassalam, Yahdi Zaim Dept. Tek. Geologi FIKTM ITB - Original Message - From: Sanggam Hutabarat [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, August 27, 2003 2:58 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Evolusi === Sudut pandang lain yok. Saya HUtabarat turunan ke 17 dari Orang Batak PErtama. Jadi orang BAtak pertama kira2 ada kira2 510 tahun yang lalu ( 1 generasi ekual 30 tahun). Waktu yg bersamaan di JAwa kayaknya ada Majapahit dan maju lagi...(jadi orang BAtak pertama itu yang buronan yg dari Majapahit..hehe ngaku2) Untung datang kemajuan akhir abad ke 19, kalau enggak dikirain nenek moyangku orang tertua di Sumatra... Evolusi dan agama (keyakinan) itu ibarat bistik Holland yang enak dimakan bersama-sama dgn mpek2 Palembang yang juga enak...kadangkala Kalau dimakan bareng2 banyakan rasanya nggak karu2an.. si polan bilang cogito ergo sum, yg lain bilang aku beriman maka aku ada, yang cool bilang aku berpikir maka gue makin bingung... Salam Sanggam --- At 10:45 PM 8/26/2003 -0700, you wrote: Genesis 1:24 And God said, Let the earth bring forth the living creature AFTER HIS KIND, catlle, and creeping thing, and beast of the earth AFTER HIS KIND, and it was so. Genesis 1:25 And God made the beast of the earth AFTER HIS KIND, and cattle AFTER THEIR KIND, and every thing that creepth upon the earth AFTER HIS KIND, and God saw that it was good. Genesis 1 : 26 And God said, LET US MAKE MAN IN OUR IMAGE, AFTER OUR LIKENESS, and let them have dominion over the fish of the sea, and over the fowl of the air, and over the cattle, and over all the earth, and over every creeping thing that creepeth upon the earth. Ini kisah penciptaan dari Kitab Suci. Perhatikan tulisan2 yang diketik dengan huruf besar. Dari situlah perdebatan evolusi vs. kreasionisme berasal. Bagaimana kita menafsirkan/ menerjemahkannya ? Buat saya, ini kata-kata terbuka yang bisa mengundang banyak penafsiran. Tetapi, masih buat saya juga, ada perbedaan yang jelas dari segi kata-kata yang diketik huruf besar itu, antara penciptaan hewan dan manusia (AFTER HIS/THEIR KIND vs. AFTER OUR LIKENESS, AFTER OUR IMAGE). Seperti rekan Wahyu Budi bilang, saya percaya Tuhan menciptakan sekali dan sesudah itu berjalan sendiri dengan berbagai mekanisme yang menunjukkan kemahakuasaan-Nya. Menciptakan sekali tetapi pemeliharaan-Nya terus-menerus. Genesis 1
Re: [iagi-net-l] Evolusi === Sudut pandang lain yoooook.
Saya setuju dengan pendapat Pak Zaim bahwa evolusi pun adalah bagian kemuliaan Sang Khalik. Tetapi di beberapa bagian dunia memang benar2 ada pertentangan keras antara kaum evolusionis dan kaum kreasionis. Siapa yang kuat, merekalah yang menentukan kurikulum sekolah. Sehingga, seperti di Kansas State dilarang mengajarkan teori evolusi di sekolah menengah karena kebetulan yang berkuasa di situ adalah kaum kreasionis. Begitu pula di beberapa negara bagian di Australia. Majalah New Scientist edisi akhir tahun 1999 mengangkat tema ini, termasuk tentang kasus hukum seorang profesor geologi pembela evolusi yang mengadukan kaum kreasionis karena menurutnya telah melakukan penipuan ilmiah dan menyebarkan kebohongan. Di Indonesia, seperti kata Pak Zaim EGP evolusi itu, memikirkan kekeringan saja dulu... Salam, Awang H. Satyana Eksplorasi BP Migas zaim [EMAIL PROTECTED] wrote: Rekans, Sebenarnya, kalau mau merenung (ini kalau mau lho) dengan fikiran tenang dan dengan waktu yang (lama - sesuai dengan evolusi) tenang pula, maka tidak ada perbedaan atau pertentangan antara teori evolusi (proses perubahan) dan agama yang dianggap menganut kreasionisme. Karena, sebenarnya dalam kreasionisme / penciptaan ada proses yang panjang dimana selama itu terjadi perubahan internal suatu organisme setelah berinteraksi dengan lingkungan eksternalnya yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan unsur2 internalnya, sedankan dalam evolusi juga tetap ada penciptaan, karena tidak mungkin suatu organisme muncul begitu saja tanpa suatu proses penciptaan, yang pada dasarnya ya Allah SWT - lah Sang Penciptanya. Sedangkan setahu saya, mereka yang belum bisa menerima evolusi memiliki bayang2 fikiran yang a priori terhadap evolusi, dengan menafikkan data serta ketakutan bahwa evolusi bisa menyesatkan, memurtadkan dan mengkafirkan keimanan, termasuk apa yang diutarakan oleh Harun Yahya yang terkenal itu. Lha soal sesat, murtad dan pengkafiran iman itu kan bisa saja terjadi tidak karena teori evolusi kan ??. Justru, bagi yang beriman penuh (Insya Allah) evolusi tersebut semakin membuktikan kebesaran Illahi dalam kreasiNYA untuk mencapai tingkat kesempurnaan dan dari sini kita akan semakin dekat dengan Allah SWT. Kita jangan hanya berfikir bahwa Allah Maha Besar, Maha Bisa, sehingga Beliau pasti mampu menciptakan semuanya serentak - sekali gusseperti sekarang ini (tanpa proses perubahan : evolusi), tetapi hendaknya juga menyadari bahwa Allah memberi kita kewajiban dan kewenangan untuk memikirkan tentang hasil kreasiNYA (Fikirkan dan pelajarilah ciptaanKU, tetapi jangan engkau memikirkan bagaimana AKU). Namun, setelah kita merasa mampu berfikir tentang ciptaanNYA ya jangan merasa jumawa sehingga kita merasa lebih tahu dari Sang Pencipta dan menafikkan Allah. Hal ini memang sangat riskan bagi orang2 yang berkecimpung dalam dunia ilmu murni (geologi/paleontologi, biologi, astronomi dll) karena merasa dapat mengetahui serta memahami segala rahasia alam dan kehidupannya, padahal yang mereka ketahui itu hanya seper -nol koma nol-nol-nol dari yang sebenarnya, berdasarkan kemampuan otaknya yang hanya berkapasitas 1100 - 1200 cc saja. Bung Sanggam mengatakan seperti ini : si polan bilang cogito ergo sum, yg lain bilang aku beriman maka aku ada, yang cool bilang aku berpikir maka gue makin bingung... Komentar saya : Lha yang lain lagi mengatakan :.emangnya gue pikirin evolusi itu...kerja aja sekarang banyak PHK. Terima kasih, Wassalam, Yahdi Zaim Dept. Tek. Geologi FIKTM ITB - Do you Yahoo!? Yahoo! SiteBuilder - Free, easy-to-use web site design software
Re: [iagi-net-l] Evolusi === Sudut pandang lain yoooook.
Di bumi ini ada 100 lebih unsur kimia, mulai dari unsur mayor, minor, sampai trace element. Ada yang logam, non-logam, dan radioaktif. Sekarang, kalau benda-benda, makhluk-makhluk atau apapun yang ada di bumi ini (juga alam semesta?) ini 'diuraikan', maka, hasilnya tidak akan lari dari kelompok unsur-unsur kimia yang sekarang ada di bumi kita tercinta ini. bedanya hanya... jumlahnya saja yang berbeda dan berbedaan sedikit ada tidaknya unsur tertentu (mungkin tak mampu terdeteksi saja). mari kita ingat-ingat lagi perbandingan komposisi kimia batuan dan mineral (bila kita geologist). lalu, pertanyaannya? Bagaimana semua itu bisa demikian? Sebagai contoh: masak sih, ketika membuat basalt, andesit, atau granit, dll, Tuhan harus bekerja seperti analist kimia setiap waktu?, mulai dari Pracambrium sampai Sekarang. Manusia saja maunya kalau membuat sesuatu sekali kerja semua urusan beres. Untuk makhluk hidup? Juga, masak sih, Tuhan, harus menciptakan beberapa jenis, memusnahkan dan lalu menciptakan beberapa jenis lain berulang-ulang? Kita saja sekarang kalau disuruh menulis makalah dengan komputer atau dengan mesin ketik manual, tentu memilih komputer. Diantara alasanya mungkin supaya mudah memperbaiki, mudah memperbanyak, dan mudah mudah memodifikasi. Kalau kita memperhatikan sejarah manusia menciptakan barang-barang., rasanya berevolusi. Misalnya kemampuan manusia menulis, telah berevolusi sedemikian rupa sehingga sekarang ini ada komputer, printer, fax, foto kopi, telegram, scanner dll. Semua itu dimulai dari kemampuan manusia menulis. Transportasi juga demikian, dimulai dari berjalan kaki, sekarang ada pesawat terbang, mobil, sepeda motor, becak, gerobak dorong, kereta kuda, kereta api, gerobak sapi serta pesawat ruang angkasa dll dst. lalu.., sambung sendiri-sendiri saja ya!!! WBS --- Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalo aku kok malah mudah sekali menerima evolusi ya ... Karena aku yakin wadag manusia ini merupakan 'benda' atau 'bahan alam' yang mempunyai sifat sangat 'alami'. Buktinya sudah terlalu banyak utk menyatakan bahwa sifat2 bendawinya yang ternyata sangat berguna buat kita termasuk ilmu kesehatan kedokteran dll yg merupakan ilmu atau alat pertahanan diri manusia. Evolusi sendiri merupakan sebuat ilusi historis yg merupakan hasil perekaman impuls otak akibat penerimaan data-data dari input-input indera penglihatan penciuman, peraba dll serta . nalar. Tapi bukan berarti yg ngga percaya evolusi berarti ngga pake nalar looh ya Awas kalo di-puter2 :) Evolusi juga hanya merupakan ilusi waktu yg juga akibat perekaman-perekaman alam terhadap peristiwa-peristwa yang dilaluinya ... lagi-lagi dimensi waktu ini yg menjadi sebuah dimensi baru dalam kehidupan manusia ... setelah dimensi ketiga yang belum lama juga disadari manusia Coba anda lihat gambar di Mesir ... pernahkan anda melihat gambar 3 di Pyramid ? Gambar yg menunjukkn 3 dimensi yg bagus baru dilakukan ketika Leonardo Da Vinci menggambar the last supper (jamuan makan malam) ... itu saja kan baru kemaren sore :-) Menembus dimensi baru emang selalu mengundang pro-kontra ... termasuk Columbus yang tidak takut jatuh kelaut !! Namun masih juga ada yg percaya bumi ini datar ... :p Banyak juga yang ngga percaya teori kuantum tapi sudah menggunakan Soal tuhan ... upst !! Aku ngga ngerti apaan sih keberatannya sehingga ada yg menganggap Tuhan ' tersinggung' adanya teori evolusi ? rdp - Original Message - From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, August 25, 2003 9:57 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Evolusi === was Re: [iagi-net-l] Batugamping dan Homo P Erectus Memang sangat susah menerima teori evolusi, apalagi kalau sudah dihubungkan ke manusia. Kita akan lebih gampang menerima teori penciptaan terpisah, semua spesies yang ada sekarang diciptakan terpisah satu demi satu, tidak ada nenek moyang bersama. Sejak pertama diciptakan bentuknya sudah sama persis dengan sekarang. Bahkan variasi sekecil apapun di spesies sekecil apa pun itu adalah hasil penciptaan terpisah, bukan evolusi. Kalau Darwin menemukan 15 variasi paruh kutilang di Galapagos, ya itu ga mesti evolusi atau adaptasi, memang sudah dari sononya begitu. 15 nya diciptakan terpisah sudah dengan paruh yang macam-macam. Jadi, tak heranlah kenapa teori evolusi menimbulkan debate of centuries... Tak langsung dapat diterima akal saat itu juga, mungkin ini alasan utamanya, dan masa mau kita disatu phylogeni-kan (pohon kehidupan) dengan protozoa Benarkah teori evolusi, ada apa dengan teori evolusi ? Kalau buat saya, karena saya gak bisa konsisten sebagai evolusionis, juga saya gak bisa konsisten sebagai kreasionis, juga saya gak bisa mengabaikan begitu saja ajaran iman tentang penciptaan, dan saya juga seorang geologist yang sangat sudah biasa berhadapan dengan sejarah kehidupan jutaan
Re: [iagi-net-l] Evolusi === Sudut pandang lain yoooook.
Genesis 1:24 And God said, Let the earth bring forth the living creature AFTER HIS KIND, catlle, and creeping thing, and beast of the earth AFTER HIS KIND, and it was so. Genesis 1:25 And God made the beast of the earth AFTER HIS KIND, and cattle AFTER THEIR KIND, and every thing that creepth upon the earth AFTER HIS KIND, and God saw that it was good. Genesis 1 : 26 And God said, LET US MAKE MAN IN OUR IMAGE, AFTER OUR LIKENESS, and let them have dominion over the fish of the sea, and over the fowl of the air, and over the cattle, and over all the earth, and over every creeping thing that creepeth upon the earth. Ini kisah penciptaan dari Kitab Suci. Perhatikan tulisan2 yang diketik dengan huruf besar. Dari situlah perdebatan evolusi vs. kreasionisme berasal. Bagaimana kita menafsirkan/ menerjemahkannya ? Buat saya, ini kata-kata terbuka yang bisa mengundang banyak penafsiran. Tetapi, masih buat saya juga, ada perbedaan yang jelas dari segi kata-kata yang diketik huruf besar itu, antara penciptaan hewan dan manusia (AFTER HIS/THEIR KIND vs. AFTER OUR LIKENESS, AFTER OUR IMAGE). Seperti rekan Wahyu Budi bilang, saya percaya Tuhan menciptakan sekali dan sesudah itu berjalan sendiri dengan berbagai mekanisme yang menunjukkan kemahakuasaan-Nya. Menciptakan sekali tetapi pemeliharaan-Nya terus-menerus. Genesis 1 : 22 And God blessed them, saying, BE FRUITFUL, AND MULTIPLY Diskusi ini tentu sudah menjadi lintas sektoral, tetapi begitulah keutuhannya, kalau kita melibatkan baik sains maupun iman. Einstein pun memberi gambaran utuh, bahwa sains dan iman tidak bisa dipisahkan, yang satu akan lumpuh atau buta kalau dipisah2-kan (sekarang kita lihat di rekayasa genetika yang membabi-buta tanpa etika). Sebagai catatan, Darwin bukan seorang atheist, background-nya sebelum berlayar dan merumuskan teori evolusi adalah theologia sesuai tradisi di keluarganya yang pendeta. Salam, Awang H. Satyana Eksplorasi BP Migas wahyu budi [EMAIL PROTECTED] wrote: Di bumi ini ada 100 lebih unsur kimia, mulai dari unsur mayor, minor, sampai trace element. Ada yang logam, non-logam, dan radioaktif. Sekarang, kalau benda-benda, makhluk-makhluk atau apapun yang ada di bumi ini (juga alam semesta?) ini 'diuraikan', maka, hasilnya tidak akan lari dari kelompok unsur-unsur kimia yang sekarang ada di bumi kita tercinta ini. bedanya hanya... jumlahnya saja yang berbeda dan berbedaan sedikit ada tidaknya unsur tertentu (mungkin tak mampu terdeteksi saja). mari kita ingat-ingat lagi perbandingan komposisi kimia batuan dan mineral (bila kita geologist). lalu, pertanyaannya? Bagaimana semua itu bisa demikian? Sebagai contoh: masak sih, ketika membuat basalt, andesit, atau granit, dll, Tuhan harus bekerja seperti analist kimia setiap waktu?, mulai dari Pracambrium sampai Sekarang. Manusia saja maunya kalau membuat sesuatu sekali kerja semua urusan beres. Untuk makhluk hidup? Juga, masak sih, Tuhan, harus menciptakan beberapa jenis, memusnahkan dan lalu menciptakan beberapa jenis lain berulang-ulang? Kita saja sekarang kalau disuruh menulis makalah dengan komputer atau dengan mesin ketik manual, tentu memilih komputer. Diantara alasanya mungkin supaya mudah memperbaiki, mudah memperbanyak, dan mudah mudah memodifikasi. Kalau kita memperhatikan sejarah manusia menciptakan barang-barang., rasanya berevolusi. Misalnya kemampuan manusia menulis, telah berevolusi sedemikian rupa sehingga sekarang ini ada komputer, printer, fax, foto kopi, telegram, scanner dll. Semua itu dimulai dari kemampuan manusia menulis. Transportasi juga demikian, dimulai dari berjalan kaki, sekarang ada pesawat terbang, mobil, sepeda motor, becak, gerobak dorong, kereta kuda, kereta api, gerobak sapi serta pesawat ruang angkasa dll dst. lalu.., sambung sendiri-sendiri saja ya!!! WBS - Do you Yahoo!? Yahoo! SiteBuilder - Free, easy-to-use web site design software