[mediacare] Re: Isu Soeharto Cina = Henny

2007-10-08 Terurut Topik Manneke Budiman
Iya deh, Henny. Saya turuti nasihat Anda. Biar aja dua orang ini perang sampai 
kiamat. He he he.  Salam buat teman-teman di Texas.

manneke



-Original Message-

 Date: Sun Oct 07 20:52:58 PDT 2007
 From: Henny [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [mediacare] Re: Isu Soeharto Cina =  Manneke Budiman #59740
 To: mediacare@yahoogroups.com

 Manneke,
 
 Tambah seru ya selain Ny. Mus sekarang kita punya YHG...wah 
 ...wah...wahindahawas lho jangan sampe tertular...
 
 Nggak akan ada habisnya lihat saja kita-kita kayak digurui dengan tulisan 
 yg panjang muter-muter...nggak ada habisnya kayak jamannya DL masih ingat 
 kan? Taunya secuil gayanya selangit..
 
 HH
 
 
 
   - Original Message - 
   From: Yap Hong-Gie 
   To: mediacare@yahoogroups.com 
   Sent: Saturday, October 06, 2007 2:41 PM
   Subject: [mediacare] Re: Isu Soeharto Cina = Manneke Budiman #59740
 
 
   Bung Manneke Yth,
 
   Saya diajarkan kalau mencari solusi untuk suatu kasus, harus dimulai
   dengan membaca peta situasi (mapping) kejadian, memperhatikan
   faktor-faktor external dan internal yang mempengaruhi, mempelajari
   sebab dan akibatnya, kemudian baru membuat kesimpulan, untuk mencari
   solusinya.
   Terbalik dengan Anda, yang sudah mempunyai kesimpulan, kemudian
   membuat analisa dan mencari pembenaran untuk mendukung kesimpulan Anda
   tersebut.
 
   Selanjutnya tanggapan saya dibawa.
 
   MB:
   Saya naif? Mungkin saja. Tapi jelas saya berpikir jernih, dan tidak
   membabi buta seperti Anda. Masa gara-gara RRC mendukung PKI, lalu WNI
   turunan Cina boleh didiskriminasi? Wow, cara pandang yang sangat
   berbahaya!
   Ini analoginya mirip dengan apa yang ini terjadi: karena beberapa
   negara Barat memusuhi Islam, maka orang kristen di Indonesia boleh
   dimusuhin, sebab kristen adalah akar tadisi Barat. Atau, seperti yang
   terjadi semasa PD II di AS dan Kanada: karena AS/Kanada sedang perang
   dengan Jerman dan Jepang, maka boleh warga AS/Kanada keturunan Jepang
   disita hartanya dan manusianya dipindah ke kamp-kamp tahanan yang
   terisolasi.
   Dengan kata lain Bung Yap Hong Gie, inilah yang disebut dengan RASISME
   itu. Manusia dinilai dan diadili berdasar rasnya.
 
   YHG:
   Komen Anda: Masa gara-gara RRC mendukung PKI, lalu WNI turunan Cina 
   boleh didiskriminasi?, nampak sekali ingin memaksakan isu diskriminasi.
   Sampai nekat menyepelekan dukungan RRC kepada PKI, hanya untuk
   membenarkan masalah diskriminasi, ini visi yang lebih membahayakan!
 
   Tolong jangan sebut dengan kata lain untuk memlintir suatu
   kesimpulan, saya tidak pernah menganggap, menyetujui atau menyatakan
   bahwa etnis Cina boleh didiskriminasi.
 
   Yang saya katakan bahwa, kebijakan pemerintah Orba bukan untuk
   mendiskriminir warga Cina, tetapi dalam rangka pemulihan keamanan dan
   mempercepat proses integrasi bangsa.
 
   Pada hakekatnya membawa-bawa contoh peristiwa/kasus di LN, sangat
   tidaklah relevan, tapi kali ini akan saya tanggapi.
 
   Hal-hal yang terjadi terhadap warga etnis Jepang di AS, bukan
   bermotifkan race discrimination, tetapi murni didasari pada
   kepentingan keamanan negara.
   Quote: Civilian and military officials had concerns about the loyalty
   of the ethnic Japanese on the west coast and considered them to be
   security risks---End quote.
   
 
   MB:
   Masih belum mengerti jugakah mengapa Orba disebut diskiriminatif
   terhadap WNI keturunan Cina? Ngomong-ngomong soal naif...
 
   YHG:
   Memakai parameter saat sekarang; sambil ngopi-ngopi di Coffee Bean,
   untuk menilai dan menyimpulkan suatu kebijakan dalam situasi perang
   (atau paska kudeta), adalah sangat absurd.
   ---
 
   MB:
   Politik diskriminasi itu bentuknya macam-macam. Gak ada yang namanya
   diskriminasi total di segala bidang. kalo itu yang Anda bayangkan, ya
   tengoklah kamp-kamp konsentrasi Nazi itu. Di Indonesia, diskiriminasi
   terhadap etnik Cina dilakukan pada tataran politik, budaya dan 
   kewarganegaraan.
   Namun, di bidang ekonomi, mereka dipelihara dengan baik supaya jadi
   gemuk. Tujuannya apa? masa sih saya perlu kuliahi Anda soal yang satu
   ini? Malu dong.
 
   YHG:
   Rupanya Anda gemar sekali membawa-bawa Nazi Auswich, untuk
   mendramatisir argumentasi Anda yah?
 
   Setahun pasca G30S/PKI, Kopkamtib dan jajaran militer dalam keadaan
   high alert, membersihkan sisa-sisa anggota PKI didalam pemerintahan
   maupun didalam tubuh Angkatan Bersenjata sendiri, serta jaringan
   klandestin didaerah; pembrontakan bersenjata di Blitar Selatan
   (1966-68) dan di Jawa Tegah (1967-68). Belum lagi mengimbangi
   Presiden Sukarno dengan Kabinet Dwikora, dimana masih bercokol
   Waperdam I Dr. Subandrio, dan Nyoto (Anggota Polit Biro CC PKI)
   sebagai Menteri Negara diperbantukan pada Presidium Kabinet, yang
   dengan berbagai upaya berusaha menyelamatkan PKI (baru dibubarkan 12 
   Maret 1966).
   Apakah Anda mengira

[mediacare] Re: Pak YHG vs Nyonya Mus--Wikipedia

2007-10-06 Terurut Topik Manneke Budiman

SEMUA universitas, Mus. Saya ulangi: SEMUA. Can you hear me now? Masa list-nya 
harus saya buat satu persatu yang jumlahnya ribuan itu. Wikipedia tidak boleh 
dipakai sebagai sumber resmi untuk riset dan tulisan ilmiah. Anda boleh cek ke 
toko sebelah.

Saya tak akan debat soal spekulasi siapa yang isi data di Wikipedia ttg 
keluarga YHG. Mungkin Anda juga urun info di situ, who knows? Who cares?

manneke


-Original Message-

 Date: Fri Oct 05 19:28:18 PDT 2007
 From: Hafsah Salim [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [mediacare] Re: Pak YHG vs Nyonya Mus
 To: mediacare@yahoogroups.com

  Manneke Budiman [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Entah tangan siapa saja yang udah urun data di Wikipedia soal 
  keluarga YTH, saya tak bisa tahu dan tak mau menduga-duga. Yang 
  jelas, ada alasan masuk akal kenapa universitas di seluruh dunia 
  tidak mengizinkan adanya riset atau tulisan ilmiah yang memakai 
  Wikipedia sebagai referensi.
 
 
 
 Universitas mana yang anda maksudkan diseluruh dunia tidak mengizinkan
 adanya riset atau tulisan ilmiah yang memakai wikipedia sebagai
 referensi  Universitas itu pusat pendidikan dan wikipedia itu
 hanyalah salah satu sumber informasi yang bisa jadi pertimbangan,
 tidak pernah dalam hal ini ada larangan, bahkan laporan aljazera
 tentang berita bohong tentang alqaeda sekalipun tetap dijadikan bahan
 analysis !!!
 
 Tulisan mengenai keluarga YTH di Wikipedia tidak mungkin ada orang
 luar yang berminat menulisnya, keluarga mereka bukanlah keluarga yang
 penting untuk dihujat ataupun dipuja.  Mereka tidak ada musuhnya
 meskipun anaknya sekarang berusaha mencari musuh.  Jadi tulisan di
 Wikipedia merupakan tulisan yang pasti ditulis atau dikirim oleh salah
 satu dari keturunan YTH sendiri.  Biografi YTH di wikipedia tentu
 merupakan kebanggaan keluarga mereka sendiri.  Saya sendiri tidak
 tertarik.  Namun saya mencantumkannnya atas permintaan anaknya yang
 meminta bukti2 bahwa keluarganya bersih dan tulisan saya katanya
 memfitnah keluarganya.  Mafia Opium dulu dizaman Belanda merupakan hal
 yang lumrah bukan hal yang jelek, tapi kalo bangsa yang pernah
 terjajah mengetahuinya, tentu akan marah kepada keturunannya.
 
 Ny. Muslim binti Muskitawati.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 Anda sendiri sudah filter belum info yang Anda ambil dari Wikipedia
 itu? Katanya, gak boleh telan info bulet-bulet dan harus dianalisis
 dulu. Lha kok Anda sendiri melakukan persis seperti itu?
  
  Tapi saya cukup lega bahwa Anda kini memberikan penilaian lebih
 berimbang atas YTH. Soal anaknya, YHG, saya memang tak habis pikir.
 Mungkin ini contoh korban brainwash-nya Orba. Saya dulu kira ini cuma
 mitos, ternyata betul-betul nyata.
  
  manneke
  
  
  -Original Message-
  
   Date: Fri Oct 05 04:52:30 PDT 2007
   From: Hafsah Salim [EMAIL PROTECTED]
   Subject: [mediacare] Re: Pak YHG vs Nyonya Mus = Radityo
 Djadjoeri #59595
   To: mediacare@yahoogroups.com
  
Manneke Budiman manneke@ wrote:
Wikipedia bukan sumber referensi yang bisa dipercaya karena
 siapapun 
juga bisa menambah informasi yang ada dan membuat yang baru. Ada 
referensi lain yang lebih andal, nggak?
   
   
   Semua sumber referensi juga hanya tulisan orang, tak ada sumber
   referensi yang bisa dipercaya, sama saja sejarah juga bukan sumber
   referensi yang bisa dipercaya, apalagi bahkan kitab suci sekalipun
   isinya sudah jelas bohong tapi masih ada yang menggunakannya sebagai
   sumber referensi.
   
   Oleh karena itu kalo ingin lebih objective, janganlah menelan
   referensi bulat2 tetapi juga harus dilakukan filter analysis yang
   tepat dalam memahami referensi itu sendiri.
   
   Catatan dalam wikipedia mengenai nenek moyang Yap Thiam Hien
   kemungkinannya benar, dan mereka yang menulisnya juga kemungkinan
   besar adalah satu dari keluarga mereka sendiri.  Hanya orang2 yang
   punya kebanggaan keluarga saja yang memiliki silsilah yang begitu
   detail seperti keluarga YTH sehingga membanggakannya untuk membuat
   silsilah feodalnya dan menyimpannya turun temurun.  di Indonesia
   penyimpanan silsilah keluarga seperti itu hanyalah dilakukan raja2
   dizaman dulu hingga keturunan2 mereka sekarang ini.
   
   Tidak ada dalam isi tulisan di Wikipedia yang men-jelek2an YTH maupun
   kakek buyutnya.  Hanya para pembaca saja secara berlebihan yang
   ber-angan2 se-olah2 saya membencinya.  Istilah mafia Opium yang saya
   gunakan bukanlah bertujuan berlebihan, memang istilah itulah yang
   tepat untuk kontras digunakan untuk pengganti istilah monopoli.  Semua
   konspirasi yang dilakukan dengan pejabat2 korup dari pemerintah selalu
   disebut sebagai mafioso.
   
   Yap Thiam Hien memiliki frame atau figure atau profile yang
   mengesankan dalam arti baik karena banyak membela rakyat jelata
   dibidang peradilan, tentunya terutama untuk masyarakat keturunan
   china.  YTH juga menentang diskriminasi terhadap keturunan China denan
   berbagai caranya sendiri, dalam hal ini tidaklah bisa dianggap
 negative

[mediacare] Re: Isu Soeharto Cina = Yap Hong Gie

2007-10-05 Terurut Topik Manneke Budiman

Saya naif? Mungkin saja. Tapi jelas saya berpikir jernih, dan tidak membabi 
buta seperti Anda. Masa gara-gara RRC mendukung PKI, lalu WNI turunan Cina 
boleh didiskriminasi? Wow, cara pandang yang sangat berbahaya! Ini analoginya 
mirip dengan apa yang ini terjadi: karena beberapa negara Barat memusuhi Islam, 
maka orang kristen di Indonesia boleh dimusuhin, sebab kristen adalah akar 
tadisi Barat. Atau, seperti yang terjadi semasa PD II di AS dan Kanada: karena 
AS/Kanada sedang perang dengan Jerman dan Jepang, maka boleh warga AS/Kanada 
keturunan Jepang disita hartanya dan manusianya dipindah ke kamp-kamp tahanan 
yang terisolasi. Dengan kata lain Bung Yap Hong Gie, inilah yang disebut dengan 
RASISME itu. Manusia dinilai dan diadili berdasar rasnya.

Masih belum mengerti jugakah mengapa Orba disebut diskiriminatif terhadap WNI 
keturunan Cina? Ngomong-ngomong soal naif...

Politik diskriminasi itu bentuknya macam-macam. Gak ada yang namanya 
diskriminasi total di segala bidang. kalo itu yang Anda bayangkan, ya tengoklah 
kamp-kamp konsentrasi Nazi itu. Di Indonesia, diskiriminasi terhadap etnik Cina 
dilakukan pada tataran politik, budaya dan kewarganegaraan. Namun, di bidang 
ekonomi, mereka dipelihara dengan baik supaya jadi gemuk. Tujuannya apa? masa 
sih saya perlu kuliahi Anda soal yang satu ini? Malu dong.

Ngomong-ngomong, Cina yang tinggal di Pluit, PI, Kelapa Gading itu seberapa 
besar sih persentasinya dibanding yang tinggal di kampung-kampung di Tangerang 
(Benteng), Pontianak, Medan, yang melarat dan makan aja susah? Kacamata Anda 
kayanya mesti ganti deh, jangan pake yang myop aja. Paradigma yang Anda pakai 
dalam menyoroti komunitas Cina di Indonesia persis sama dengan yang hendak 
ditanamkan oleh Orba: bahwa semua Cina itu pasti kaya.

Cina Indonesia masuk urutan orang terkaya di Indonesia? Mungkin saja. Tapi apa 
itu mengherankan? Wong rata-rata mereka yang terkaya itu dekat dengan keluarga 
pujaan Anda di Cendana itu kok. Naif? He he he...

Terakhir, soal ICMI versi Cina. Ya betul kata Anda, Cina kaya-kaya udah pada 
mabur semua. Tapi, kenapa alasannya mereka mabur? Kalo betul logika Anda bahwa 
mereka tak terdiskriminasi di Indonesia, adakah alasan buat mabur? Untugnya 
mereka punya duit, jadi mau tinggal di negeri mana aja, no problem. Lha yang 
melarat? ya terpaksa bertahan di Indonesia dengan segala praktik diskriminatif 
yang dikenakan atas mereka selama Orba.

Buka mata dan hati Anda, Bung YHG. 

manneke


-Original Message-

 Date: Fri Oct 05 07:05:50 PDT 2007
 From: Yap Hong-Gie [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [mediacare] Re: Isu Soeharto Cina = Manneke Budiman#59623
 To: mediacare@yahoogroups.com

 Bung Manneke Yth,
 
 Terima kasih atas tanggapan Anda.
 
 Secara teoretis anda benar bahwa, Suatu rezim kekuasaan tidak dapat
 secara moral membebaskan dirinya dari penghakiman sejarah.
 
 Tapi bicara tentang penghakiman sejarah, maka kita masuk satu wilayah
 yang amat subyektif, tergantung pada siapa yang melakukan penilaian
 dan penghakiman, belum lagi pengaruh dan sikap politik Pemerintah yang
 berkuasa, sehingga akan selalu menjadi kontroversi yang tidak pernah
 berakhir.
 
 Analogi Anda yang membandingkan Pemerintah Orba dengan Nazi Jerman,
 Pol Pot dan Idi Amin, cukup bombastis bila dilemparkan kepada kalangan
 pelajar SMU, padahal setiap peristiwa politik tidak bisa disamakan,
 apalagi membandingkan dengan kejadian dinegara lain.
 
 Lagi pula, tidak ada maksud dibenak saya untuk mengajukan apologia.
 Saya mengatakan bawah penilaian terhadap kebijakan pemerintah Orba
 adalah tidak tepat, oleh karena menggunakan parameter (nilai-nilai dan
 norma) yang berlaku 40 tahun kemudian, tanpa memasukan indikator
 situasi dan kondisi politik yang berlaku ketika itu.
 
 Agar tidak bertambah bias, saya ulangi pembuka penjelesan saya:
 =Apabila membahas sistim kebijakan Pemerintah Orde Baru dengan
 nilai-nilai dan norma yang berlaku sekarang, maka peraturan yang
 dibuat tahun 60-an bisa saja dikatagorikan sebagai diskriminatif,
 melanggar hak azasi, dsb, dsb,dsb.
 Kebijakan sosial-politik Pemerintah harus ditinjau dengan mengacu pada
 segala macam faktor, yang terkait pada situasi dan kondisi negara pada
 saat itu.=
 
 Mari kita fokuskan diskusi ini pada masalah seputar diskriminasi
 terhadap etnis Cina di jaman Orde Baru, masalah tindakan terhadap PKI
 dan ondebouwnya adalah isu dan substansi tersendiri.
 
 
 Sudah saya coba jelaskan tapi rupanya masih terlalu sulit untuk dicerna. 
 Aturan dan kebijakan yang dibuat pasca G30S/PKI (1965-1967),
 mengutamakan fokusnya pada pemulihan keamanan, ketertiban dan
 stabilitas politik.
 Oleh karena itu pula segala macam masalah yang menyangkut ideologi,
 serta celah-celah yang bisa di infiltrir oleh komunis asing (RRC),
 ditangani lansung oleh Komando Operasi Tertinggi Ampera. 
 
 Kenapa aturan-kebijakan tidak dilakukan oleh Pemerintahan RI?
 Karena Pemerintahan sudah vakum, sedangkan Kabinet Dwikora lagi
 sibuk-sibuknya berkonsolidasi dan

[mediacare] Re: Pak YHG vs Nyonya Mus

2007-10-05 Terurut Topik Manneke Budiman

Entah tangan siapa saja yang udah urun data di Wikipedia soal keluarga YTH, 
saya tak bisa tahu dan tak mau menduga-duga. Yang jelas, ada alasan masuk akal 
kenapa universitas di seluruh dunia tidak mengizinkan adanya riset atau tulisan 
ilmiah yang memakai Wikipedia sebagai referensi. Anda sendiri sudah filter 
belum info yang Anda ambil dari Wikipedia itu? Katanya, gak boleh telan info 
bulet-bulet dan harus dianalisis dulu. Lha kok Anda sendiri melakukan persis 
seperti itu?

Tapi saya cukup lega bahwa Anda kini memberikan penilaian lebih berimbang atas 
YTH. Soal anaknya, YHG, saya memang tak habis pikir. Mungkin ini contoh korban 
brainwash-nya Orba. Saya dulu kira ini cuma mitos, ternyata betul-betul nyata.

manneke


-Original Message-

 Date: Fri Oct 05 04:52:30 PDT 2007
 From: Hafsah Salim [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [mediacare] Re: Pak YHG vs Nyonya Mus = Radityo Djadjoeri #59595
 To: mediacare@yahoogroups.com

  Manneke Budiman [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Wikipedia bukan sumber referensi yang bisa dipercaya karena siapapun 
  juga bisa menambah informasi yang ada dan membuat yang baru. Ada 
  referensi lain yang lebih andal, nggak?
 
 
 Semua sumber referensi juga hanya tulisan orang, tak ada sumber
 referensi yang bisa dipercaya, sama saja sejarah juga bukan sumber
 referensi yang bisa dipercaya, apalagi bahkan kitab suci sekalipun
 isinya sudah jelas bohong tapi masih ada yang menggunakannya sebagai
 sumber referensi.
 
 Oleh karena itu kalo ingin lebih objective, janganlah menelan
 referensi bulat2 tetapi juga harus dilakukan filter analysis yang
 tepat dalam memahami referensi itu sendiri.
 
 Catatan dalam wikipedia mengenai nenek moyang Yap Thiam Hien
 kemungkinannya benar, dan mereka yang menulisnya juga kemungkinan
 besar adalah satu dari keluarga mereka sendiri.  Hanya orang2 yang
 punya kebanggaan keluarga saja yang memiliki silsilah yang begitu
 detail seperti keluarga YTH sehingga membanggakannya untuk membuat
 silsilah feodalnya dan menyimpannya turun temurun.  di Indonesia
 penyimpanan silsilah keluarga seperti itu hanyalah dilakukan raja2
 dizaman dulu hingga keturunan2 mereka sekarang ini.
 
 Tidak ada dalam isi tulisan di Wikipedia yang men-jelek2an YTH maupun
 kakek buyutnya.  Hanya para pembaca saja secara berlebihan yang
 ber-angan2 se-olah2 saya membencinya.  Istilah mafia Opium yang saya
 gunakan bukanlah bertujuan berlebihan, memang istilah itulah yang
 tepat untuk kontras digunakan untuk pengganti istilah monopoli.  Semua
 konspirasi yang dilakukan dengan pejabat2 korup dari pemerintah selalu
 disebut sebagai mafioso.
 
 Yap Thiam Hien memiliki frame atau figure atau profile yang
 mengesankan dalam arti baik karena banyak membela rakyat jelata
 dibidang peradilan, tentunya terutama untuk masyarakat keturunan
 china.  YTH juga menentang diskriminasi terhadap keturunan China denan
 berbagai caranya sendiri, dalam hal ini tidaklah bisa dianggap negative.
 
 Semua yang saya tulis itu justru merupakan reaksi tulisan anaknya yang
 bertentangan dengan kenyataan yang sebenarnya, misalnya dia menyatakan
 tidak ada diskriminasi dizaman orba, tidak ada pertentangan keturunan
 China dengan Islam, dlsb yang sama sekali bertentangan tidak merupakan
 realitas kebenaran yang merupakan sejarah orba.  Dia terlalu menjilat
 orba.
 
 Namun semua yang ditulis anaknya itu hanyalah merupakan bukti atau
 gambaran bagaimana keturunan China sebenarnya tidak berani menentang
 kebohongan dan menjunjung kebenaran dalam kaitan bertentangan dengan
 penguasa.  Hal inilah yang menghinggapi YHG sebagai anak dari YTH, dia
 memuja pak Harto yang hingga kini masih berkuasa, dia juga memuji
 Islam meskipun dia bukan Islam, bahkan dari catatan Wikipedia, YTH
 sendiri adalah aktivis gereja yang ikut mendukung berdirinya Baperki
 yang adalah sebagai organisasi dibawah PKI yang dilarang Suharto. 
 Terlalu banyak realitas keluarga ini yang sangat controversi seperti
 juga kata2 yang ditulis oleh anaknya YHG.
 
 Ny. Muslim binti Muskitawati.
 
 
 
 




[mediacare] Re: Isu Soeharto Cina =Yap Hong Gie

2007-10-04 Terurut Topik Manneke Budiman

Bung Yap Hong Gie yth,

Suatu rezim kekuasaan tidak dapat secara moral membebaskan dirinya dari 
penghakiman sejarah. Kalo kita memakai logika Anda, maka Nazi Jerman di Masa 
Hitler juga bisa membenarkan kejahatan atas kemanusiaan yang dilakukannya. Pol 
Pot bisa membenarkan pembunuhan massalnya, Idi Amin bisa membenarkan 
kekejamannya di Uganda--semua atas nama real politik pada masa itu. Jika sebuah 
rezim tidak diskriminatif, tidak melakukan kekejaman, tidak melakukan 
pelanggaran HAM, sampai kapaunpun sejarah tak akan bisa menghakiminya secara 
miring. Ini juga berlaku buat Orba.

Jadi, please, jangan ajukan apologia yang melecehkan akal sehat semacam itu 
buat membersihkan citra Orba.

Hal kedua tentang aturan ganti nama. Konteks politisnya adalah pasca-persitiwa 
30 September, yang tak hanya melaihirkan stigma hitam ata sPKI tetapi juga 
kaum etnik Cina di Indonesia. Lalu, ujug-ujug keluar aturan anjuran ganti 
nama, tapi aturan ini pakai kop Komando Operasi Tertinggi Ampera. Waduh, siapa 
yang gak bergidik bulu kuduknya, Bung? Lagian, biarpun dialus-alusin pakai 
istilah anjuran, yang namanya peraturan penguasa itu adalah hukum. Buat etnik 
Cina yang waktu itu lagi ketakutan, ya bisa dibayangkanlah efek psikologis 
anjuran macam ini atas mereka. Tapi ini semua mungkin bukan point yang 
penting. Point pentingnya adalah bahwa diskriminasi itu ADA: anjuran ganti 
nama kok cuma buat etnik Cina? Yang namanya berbau Barat atau Timur Tengah kok 
enggak? Ini sendiri bukti bahwa statement Anda tak betul, karena Anda hendak 
bilang bahwa zaman Orba tak ada diskiriminasi pada etnik Cina.

Lalu, soal praktik budaya Cina. Kok harus secara khusus pakai aturan supaya 
dilakukan secara intern dalam keluarga atau perseorangan saja dan tak boleh 
dijadikan event publik? Kenapa aturan sama tidak diberlakukan bagi praktik 
budaya impor lain yang datang dari Barat atau Timur Tengah? Kalo ini buka 
diskriminasi, apa lagilah namanya?

Cinderella syndrome? Ha ha ha ha. Mungkin saja saya kena Cinderella syndrome, 
tapi masih mujurlah. Paling enggak, saya nggak sampai kena halusinasi akut dan 
kebutaan seperti Anda, hingga takmampu lagi membedakan mana kenyataan dan mana 
ilusi Anda sendiri. 


-Original Message-

 Date: Thu Oct 04 01:49:39 PDT 2007
 From: Yap Hong-Gie [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [mediacare] Re: Isu Soeharto Cina =Manneke Budiman #59401
 To: mediacare@yahoogroups.com

 Bung Manneke Yth,
 
 Apabila membahas sistim kebijakan Pemerintah Orde Baru dengan
 nilai-nilai dan norma yang berlaku sekarang, maka peraturan yang
 dibuat tahun 60-an bisa saja dikatagorikan sebagai diskriminatif,
 melanggar hak azasi, dsb, dsb,dsb.
 Kebijakan sosial-politik Pemerintah tahun 60an harus ditinjau dengan
 mengacu pada segala macam faktor yang terkait pada situasi dan kondisi
 negara pada saat itu.
 
 Sekitar 5 tahun setelah G30s/PKI, sistim politik pemerintah difokuskan
 pada pemulihan keamanan, ketertiban dan stabilitas politik, dimana
 segala kebijakan yang dibuat pada masa itu mengacu pada sistim politik
 yang berlaku. 
 
 Kita semua tahu bahwa, saat itu hubungan Indonesia-Cina sangat mesra,
 sehingga tercipta hubungan politik Poros Jakarta-Peking, ditambah lagi
 banyak warga keturunan Cina yang memang menjadi kader atau
 onderbouwnya PKI. 
 Akibatnya, ada peraturan-peraturan yang menyangkut etnis Cina, dibuat
 bedasarkan adanya kecurigaan bahwa masyarakat keturunan memiliki
 ikatan kuat dengan tanah leluhur, sementara rasa nasionalisme pun
 dinilai sangat rendah.
 
 Charles A. Copple dalam bukunya Indonesian Chinese In Crisis (1983)
 antara lain menjelaskan bahwa, salah satu sumber munculnya stereotip
 dan prasangka atau bahkan perasaan anti Tionghoa adalah terletak pada
 adanya kompetisi dalam bidang ekonomi antara pribumi dan non pribumi
 selain disebabkan oleh adanya perbedaan kepercayaan dan kultur, adanya
 golongan tertentu yang terkesan hidup eksklusif dan memiliki
 nasionalisme yang diragukan, masih kentalnya sifat ethnosentrisme dan
 menganggap budaya sendiri lebih unggul pada satu sisi dan sementara
 pada sisi lain kebudayaan masyarakat lain
 dipandang lebih inferior.
 
 Agar supaya terciptanya integrasi sosial, dikeluarkannya surat
 keputusan Preskab No.127/U/Kep/12/1966 yang menganjurkan, ulangi:
 menganjurkan, agar supaya golongan etnis Tionghoa bersedia mengganti
 nama mereka dengan nama Indonesia melalui prosedur yang mudah sehingga
 proses pembauran dapat berjalan dengan baik.
 
 Jadi, kebijakan ini bersifat anjuran atau himbauan, tidak ada unsur
 pemaksaan, tidak ada sangsi atau tindakan hukum bagi mereka yang menolak.
 
 Silahkan baca Pasal 1. dibawah, yang penekanannya pada kata ingin:
 (Kutipan):
 KOMANDO OPERASI TERTINGGI
 PRESIDIUM KABINET AMPERA
 REPUBLIK INDONESIA
 ---
 
 KEPUTUSAN PRESIDIUM KABINET
 No.: 127/Kep/12/1966
 KETUA PRESIDIUM KABINET
 
 Pasal 1
 (1) Warga Negara Indonesia jang masih memakai nama-nama perseorangan
 dan nama keluarga Tjina jang ingin

[mediacare] Re: Pak YHG vs Nyonya Mus = Radityo Djadjoeri #59595

2007-10-04 Terurut Topik Manneke Budiman

Wikipedia bukan sumber referensi yang bisa dipercaya karena siapapun juga bisa 
menambah informasi yang ada dan membuat yang baru. Ada referensi lain yang 
lebih andal, nggak?

manneke


-Original Message-

 Date: Thu Oct 04 20:02:58 PDT 2007
 From: Hafsah Salim [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [mediacare] Re: Pak YHG vs Nyonya Mus = Radityo Djadjoeri #59595
 To: mediacare@yahoogroups.com

  mediacare [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Nyonya Mus agaknya ngawur. Mana pernah ada award penghapusan 
  diskriminasi terhadap keturunan Cina dari Soeharto? Kalau pernah 
  ada, coba buktikan.
  
 
 
 Anda jangan cuma asal cuap menuduh aku ngawur, apalagi minta2 bukti. 
 Kenapa tulisan aku yang berjudul Kakek Buyut YTH Mafia Opium
 anda tahan untuk dimunculkan disini???  Bahkan disitu sekalian saya
 cantumkan Wikipedia sebagai buktinya.
 
 Jadi kalo mau menuduh ngawur, bukan begitu caranya, tulisan saya
 dilarang masuk padahal lengkap dengan referensi dari wikipedia.
 
 Padahal dalam banyak hal saya tidak pernah percaya referensi, akal dan
 logika lebih berperan dalam analysis sehingga bisa malahan membuktikan
 bahwa referensi itu tidak benar.  Tapi di millist2 memang pembaca2
 bodoh lebih percaya referensi.  Itulah sebabnya Indonesia tak mungkin
 maju mereka lebih percaya tulisan orang dan tak mampu membuat tulisan
 sendiri atau berpikir sendiri.
 
 Meskipun tulisan saya dilarang disini, tidak mengapa, millist itu khan
 bukan cuma disini, ternyata tulisan2 saya dimillist lainnya juga bisa
 lolos.
 
 Banyak yang menuduh saya ini kaki tangan dari millist ini, padahal
 banyak tulisan2 saya yang dipasung dimillist ini tak pernah saya
 protes, millist milik anda adalah hak anda untuk memasungnya.  Saya
 khan punya millist sendiri dan mereka yang ingin tahu tentu akan baca
 ke millist milik saya, dan saya juga tidak mempromosikan agar banyak
 penulis ataupun pembacanya.
 
 Ny. Muslim binti Muskitawati.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
  
  Yang ada, almarhum Yap Thiam Hien pernah menerima award dari LBHI
 atas pengabdiannya terhadap penegakan hukum di Indonesia..CMIIW..
  
  
  
  
  
  
  
  
- Original Message - 
From: ariel 
To: mediacare@yahoogroups.com 
Sent: Friday, October 05, 2007 8:28 AM
Subject: [mediacare] Re: Pak YHG vs Nyonya Mus = Radityo
 Djadjoeri #59595
  
  
--- In mediacare@yahoogroups.com, Hafsah Salim muskitawati@ wrote:
  
Muskitawati,
  
tulisan sampeyan yang dibawah ini :
  
 Anehnya, Yap Thiam Hien sendiri telah menerima award
 dari Suharto untuk jasa2nya menghapuskan diskriminasi terhadap
 keturunan Cina. Lucu bukan ??? 
  
referensinya dari mana ? kok saya baca di link wikipedia
(http://id.wikipedia.org/wiki/Yap_Thiam_Hien) tsb tidak ada tulisan
dimaksud, bisa dijelaskan ? 
  
  
  
 
  
  
 
 --
  
  
No virus found in this incoming message.
Checked by AVG Free Edition. 
Version: 7.5.488 / Virus Database: 269.14.1/1050 - Release Date:
 04/10/2007 17:03
 
 




[mediacare] Re: Kakek Buyut Yap Thiam Hien Adalah Mafia Opium Cina Dari Guangdong !!!

2007-10-04 Terurut Topik Manneke Budiman

So what gitu lho? Kakek buyut kita semua kalo ditelusuri riwayat hidupnya 
pastilah juga bukan malaikat semua. 

Ny. Mus kok kali ini nggak seperti biasanya ya? Biasanyabiar datanya 
mencengangkan, tapi masih relevan dan proporsional. Kali ini agak emosional dan 
terkesan punya dendam pribadi pada moyangnya Yap Hong Gie. 

manneke


-Original Message-

 Date: Thu Oct 04 18:18:48 PDT 2007
 From: Hafsah Salim [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [mediacare] Kakek Buyut Yap Thiam Hien Adalah Mafia Opium Cina Dari 
 Guangdong !!!
 To: mediacare@yahoogroups.com

 Kakek Buyut Yap Thiam Hien Adalah Mafia Opium Cina Dari Guangdong !!!
 
 Yap Thiam Hien, yang biasa dipanggil John oleh teman-teman akrabnya,
 adalah anak sulung dari tiga bersaudara dari Yap Sin Eng dan Hwan
 Tjing Nio. Kakek buyutnya adalah seorang Luitenant yang bermigrasi
 dari provinsi Guangdong di Tiongkok ke Bangka, namun kemudian pindah
 ke Aceh. Ketika monopoli opium di Hindia Belanda dihapuskan, kehidupan
 keluarga Yap dan banyak tokoh masyarakat Tionghoa saat itu merosot.
 Ditambah lagi oleh kekeliruan investasi di Aceh berupa kebun kelapa
 yang ternyata tidak memberikan hasil yang menguntungkan. Pada tahun
 1920 kedudukan keluarga Yap digantikan oleh keluarga Han, yang datang
 dari Jawa Timur.
 
 http://id.wikipedia.org/wiki/Yap_Thiam_Hien
 
  Yap Hong-Gie [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Serangan saya terhadap Nyonya Mus (MM), merupakan reaksi terhadap
  fitnah rendahan terhadap orang tua saya yang notabene tidak ada 
  hubungannya dengan konteks diskusi, itu menandakan bahwa kita 
  memasuki gelanggang free-fight, dimana hanya satu aturan yang 
  berlaku: no rules! 
 
  Tapi coba suruh buktikan; bawa data pendukung atau menunjukan
  referensi kredibel mengenai salah satu pernyataannya, pasti MM
  lari-lari seperti petasan injek.
  
 
 
 
 
 Keluarga Yap turun temurun punya keahlian untuk konspirasi dengan
 kekuatan politik yang berkuasa dalam pemerintahan.  Sebagai pelindung
 keluarga Suharto, Yap menempatkan diri sebagai opposisi.  Sulit bagi
 keturunan Cina di Indonesia bisa bertahan, terkenal bahkan jadi simbol
 masyarakat sebagai musuh pak Harto melalui bidang hukum.  Tuduhan dan
 kesalahan kecil2an dari Cendana difokuskan jadi besar untuk menutup
 kesalahan dan kejahatan Cendana yang besar2an.  Tidak tanggung2 dia
 diberi dan mendapatkan berbagai award.
 
 Mungkin, kalo saja kita cuma memandang satu frame tentang figure Yap
 Thiam Hien dalam satu scope saja, maka analysis saya bisa dianggap
 subjective, tapi kalo kita telaah scope-nya secara turun temurun,
 ternyata keluarga Yap ini menyimpan memory keluarganya turun temurun
 sebagai kebanggaan feodalisme Cina dalam berbagai masa.
 
 Dengan berbagai tehnik memutar balik kata agar pembaca bisa membaca
 dan menilai positive kepada nenek moyangnya, media umumnya menulis
 dengan hati2 agar tidak dituntut memfitnah.  Namun kalo anda jeli
 membaca di web wikipedia diatas, jelas, kakek-neneknya termasuk mafia
 Opium Cina yang berkonspirasi dengan pejabat2 korup Belanda yang
 menjadi penjajah di Indonesia waktu itu.  Selamat membaca dan
 menganalisa setiap kata dibalik tulisan Wikipedia tsb.
 
 Semoga anda mau membaca juga apa yang anda minta dari saya.  Web itu
 hanyalah referensi saja, masalah bukti hanyalah bisa kita bersama
 membaca tulisan2 anda yang menganggap rezim Suharto tidak melakukan
 rasialis keturunan Cina sementara banyak keturunan Cina yang membantah
 tulisan anda.  Anehnya, Yap Thiam Hien sendiri telah menerima award
 dari Suharto untuk jasa2nya menghapuskan diskriminasi terhadap
 keturunan Cina.  Lucu bukan ???  Inilah yang kita namakan Sandiwara
 Nasional yang disutradarai Orde Baru dan pemeran hukum adalah Yap
 Thiam Hien family.
 
 Yap Thiam Hien Award memang merupakan monumen keluarga yang diciptakan
 oleh keluarga besar yang dibantu pejabat2 korup yang pernah
 dibantunya.  Salah satu konspirasi politiknya adalah menonjolkan
 reputasi wartawan2 Katolik yang banyak membantu syndicat politik
 selama pemerintah pak Harto.  Silahkan anda membaca website dibawah
 ini dimana pemenang award-nya hanyalah wartawan2 katolik yang juga
 terkait dengan dunia katolik Internasional.
 
 http://findarticles.com/p/articles/mi_m1141/is_13_40/ai_113302229/pg_1
 
 Bagi saya, kalo anak Yap ini memang mau meracuni diri dengan nama
 besar bapaknya, silahkan saja karena itu adalah haknya.  Namun
 bersilang pendapat dengan tujuan menutupi kejahatan2 Orde baru, maka
 itu cerita lain.
 
 Ny. Muslim binti Muskitawati.
 
 
 
 




[mediacare] Re: Isu Soeharto Cina

2007-10-03 Terurut Topik Manneke Budiman
Mungkin Yap Hong Gie perlu lebih jauh menjelaskan pandangan-pandangannya 
sehingga kita-kita bisa lebih mengerti mengapa ia mengambil posisi seperti ini. 
Dan ini bisa dilakukan olehnya tanpa pertama-tama harus mencaci-maki 
orang-orang Cina yang menyatakan bahwa mereka mengalami diskriminasi semasa 
Orba. Saya sebetulnya ingin dengar pengalaman dia pribadi itu seperti apa sih? 
Terutama kalo benar bahwa ia adalah putra pengacara Yam Thiam Hien (sesuai info 
salah seorang miliser), yang di mata saya adalah sosok pejuang HAM yang semasa 
orba justru sangat kritis terhadap penguasa.

Jadi, ayo kita undang Yap Hong Gie bicara lebih lanjut.

manneke



-Original Message-

 Date: Wed Oct 03 05:46:24 PDT 2007
 From: idakhouw [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [mediacare] Re: Isu Soeharto Cina
 To: mediacare@yahoogroups.com

 Hi Manneke, 
 Saya sudah sampai taraf bo-hoat (frustrasi[?] dalam dialek Hokkian:)
 tiap kali membaca postingan Mr. Yap ini, jadi biasanya saya lewatkan
 saja. 
 Kalau diperhatikan posting2nya sepertinya orang ini sudah keracunan
 (baca: membiarkan diri dengan senang hati dibodohi) ideologi
 militeristik, jadi nggak-akan-kemana2 lah, pasti di situ2 aja. Lha
 sudah banyak orang bicara tentang politik busuk dibalik kebijakan
 segregasi etnis Pemerintah Kolonial Hindia Belanda, kok nggak ngerti
 juga!!   
 
 Mungkin bukan karena hibernasi, tapi karena banyak duit dan dekat
 dengan militer, maka tentu saja Mr. Yap tidak pernah merasa tertindas
 oleh Pemerintah Orde Baru, seperti diucapkannya.
 
 Ida 
 
 --- In mediacare@yahoogroups.com, Manneke Budiman [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  
  Nambahin Henny: ada aturan pemerintah tentang ganti nama, apa itu?
 Ada larangan mempraktikkan tradisi budaya Cina, apa namanya itu? Ada
 larangan penerbitan dalam bahasa Cina, apa pula namanya itu? Ada
 larangan mendirikan sekolah Cina, apa namanya itu? Yap Hong Gie baru
 bangun dari hibernasi 30 tahun ya?
  
  manneke
  
  
  -Original Message-
  
   Date: Tue Oct 02 11:31:20 PDT 2007
   From: Henny [EMAIL PROTECTED]
   Subject: Re: [mediacare] Isu Soeharto Cina, Siapa Bapaknya ?=Kaka
 Suminta #59147
   To: mediacare@yahoogroups.com
  
   Ah jangan naif.simple sajalah
   
   Waktu ngurus Visa anda dimintai macam-macam surat dan uang
 tambahan ngeluh..nah apa namanya itu.???
   Kalau mau masuk sekolah negri susah..nah apa namanya itu???
   Dan terjadi mulanya era mana???
   
   Mau China oportunis mau apa keg sama saja, beda tipis.kan
 tergantung orangnya. 
   Kalau sudah jadi WNI yah sudah blend lha, bukan berarti dilihat
 dari sudut teman atau lain-lain tapi dari hati nurani...
   
   Kalau kita tak kebagian rejeki yah sudah nanti juga ada gilirannya...
   
   HH
   
   
 - Original Message - 
 From: Yap Hong-Gie 
 To: mediacare@yahoogroups.com 
 Sent: Tuesday, October 02, 2007 12:17 PM
 Subject: [mediacare] Isu Soeharto Cina, Siapa Bapaknya ?=Kaka
 Suminta #59147
   
   
 Bung Kaka Suminta Yth,
   
 Kendala dalam menyimak suatu tulisan dengan benar, membuat output
 kesimpulan mbeleber ndak karuan ...
   
 Tulisan saya ditujukan khusus kepada: para Cina oportunis, ulangi,
 para Cina oportunis. 
 Mereka yang dihinggapi Cinderella Syndrome, yang di Era Reformasi
 ini meratap-ratap merasa dirinya sebagai anak tiri, yang selama 32
 tahun dizalimi oleh ibu tiri Orde Baru. 
   
 Bahwasanya pendapat otokritik ini dianggap oleh kalangan tertentu
 menyakitkan the truth hurts, bukan berarti bahwa pemikiran ini
 adalah spekulatif sempit. 
 Soal adanya resiko bahaya bagi masa depan Indonesia dan kemanusiaan,
 komentar singkat saya tidak ada apa-apanya dibanding dengan perilaku
 kebabalasan sebagian elit Cina. 
   
 Sebagai etnis Cina, saya dan sebagian besar saudara-saudara etnis
 lainnya tidak pernah merasa tertindas oleh Pemerintah Orde Baru. 
   
 Kita juga sering mendengar kecengengan Cina oportunis yang
 menyalahkan
 sejarah; Pemerintahan Kolonial Belanda, sebagai biang kerok yang
 mewarisi segala kebijakan yang bersifat diskriminatif. 
 Fakta sejarah memang sering diputar balikan untuk kepentingan
 tertentu. 
 Siapapun tahu bahwa warga etnis Cina diberikan status penduduk
 khusus
 De Vreemde Oosterling; strata diatas pribumi (Inlander) dan
 setingkat dibawah warga Belanda. 
 Juga dikenal pemberian gelar (komersiel) seperti Kapitein,
 Mayoor Der
 Chinesen, dengan konsesi atau kekuasaan atas wilayah tertentu. 
 Semua orang pun tahu bahwa kalangan etnis Cina, amat-sangat
 menikmati
 priveledge yang diberikan Kolonial Belanda.
 Fenomena ini mirip dengan situasi dan kondisi pada Pemerintahan
 Orba,
 tapi sekarang ada saja yang mengumpat dan menyalahkan Pak Harto.
 Kalau di kamus saya perilaku semacam itu disebut: Munafik!
   
 Cerita horor darimana lagi bahwa sekarang etnis Cina masih
 tertindas? 
 Alasan klasik soal masalah kewarganegaraan (SKBRI

[mediacare] Re: Isu Soeharto Cina

2007-10-02 Terurut Topik Manneke Budiman

Nambahin Henny: ada aturan pemerintah tentang ganti nama, apa itu? Ada larangan 
mempraktikkan tradisi budaya Cina, apa namanya itu? Ada larangan penerbitan 
dalam bahasa Cina, apa pula namanya itu? Ada larangan mendirikan sekolah Cina, 
apa namanya itu? Yap Hong Gie baru bangun dari hibernasi 30 tahun ya?

manneke


-Original Message-

 Date: Tue Oct 02 11:31:20 PDT 2007
 From: Henny [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [mediacare] Isu Soeharto Cina, Siapa Bapaknya ?=Kaka Suminta 
 #59147
 To: mediacare@yahoogroups.com

 Ah jangan naif.simple sajalah
 
 Waktu ngurus Visa anda dimintai macam-macam surat dan uang tambahan 
 ngeluh..nah apa namanya itu.???
 Kalau mau masuk sekolah negri susah..nah apa namanya itu???
 Dan terjadi mulanya era mana???
 
 Mau China oportunis mau apa keg sama saja, beda tipis.kan tergantung 
 orangnya. 
 Kalau sudah jadi WNI yah sudah blend lha, bukan berarti dilihat dari sudut 
 teman atau lain-lain tapi dari hati nurani...
 
 Kalau kita tak kebagian rejeki yah sudah nanti juga ada gilirannya...
 
 HH
 
 
   - Original Message - 
   From: Yap Hong-Gie 
   To: mediacare@yahoogroups.com 
   Sent: Tuesday, October 02, 2007 12:17 PM
   Subject: [mediacare] Isu Soeharto Cina, Siapa Bapaknya ?=Kaka Suminta 
 #59147
 
 
   Bung Kaka Suminta Yth,
 
   Kendala dalam menyimak suatu tulisan dengan benar, membuat output
   kesimpulan mbeleber ndak karuan ...
 
   Tulisan saya ditujukan khusus kepada: para Cina oportunis, ulangi,
   para Cina oportunis. 
   Mereka yang dihinggapi Cinderella Syndrome, yang di Era Reformasi
   ini meratap-ratap merasa dirinya sebagai anak tiri, yang selama 32
   tahun dizalimi oleh ibu tiri Orde Baru. 
 
   Bahwasanya pendapat otokritik ini dianggap oleh kalangan tertentu
   menyakitkan the truth hurts, bukan berarti bahwa pemikiran ini
   adalah spekulatif sempit. 
   Soal adanya resiko bahaya bagi masa depan Indonesia dan kemanusiaan,
   komentar singkat saya tidak ada apa-apanya dibanding dengan perilaku
   kebabalasan sebagian elit Cina. 
 
   Sebagai etnis Cina, saya dan sebagian besar saudara-saudara etnis
   lainnya tidak pernah merasa tertindas oleh Pemerintah Orde Baru. 
 
   Kita juga sering mendengar kecengengan Cina oportunis yang menyalahkan
   sejarah; Pemerintahan Kolonial Belanda, sebagai biang kerok yang
   mewarisi segala kebijakan yang bersifat diskriminatif. 
   Fakta sejarah memang sering diputar balikan untuk kepentingan tertentu. 
   Siapapun tahu bahwa warga etnis Cina diberikan status penduduk khusus
   De Vreemde Oosterling; strata diatas pribumi (Inlander) dan
   setingkat dibawah warga Belanda. 
   Juga dikenal pemberian gelar (komersiel) seperti Kapitein, Mayoor Der
   Chinesen, dengan konsesi atau kekuasaan atas wilayah tertentu. 
   Semua orang pun tahu bahwa kalangan etnis Cina, amat-sangat menikmati
   priveledge yang diberikan Kolonial Belanda.
   Fenomena ini mirip dengan situasi dan kondisi pada Pemerintahan Orba,
   tapi sekarang ada saja yang mengumpat dan menyalahkan Pak Harto.
   Kalau di kamus saya perilaku semacam itu disebut: Munafik!
 
   Cerita horor darimana lagi bahwa sekarang etnis Cina masih tertindas? 
   Alasan klasik soal masalah kewarganegaraan (SKBRI) harus dilihat
   secara komprehensif, mulai dari sejarah sosial-politik; seperti 
   Staatsblad Belanda, Dwi Kewarganegaraan, Kebijakan Pemutihan oleh
   Pemerintah Orde Baru (baca kembali Orde Baru!), serta jangan lupa juga
   segi kesadaran dan sikap-prilaku warga itu sendiri. 
   Kalau ngurus dokumen lewat calo, biro jasa dan pihak ke-3, terus
   dikenakan biaya (jasa) tambahan, terus semuanya mengaku-ngaku diperas
   itu kan konyol! 
   Tapi itu semua sudah masa lalu, jangan diulang-ulang lagi cerita
   bodong tersebut. 
   Pemerintah secara resmi sudah menghapuskan pra-syarat SBKRI (bagi WN
   yang orang tuanya lahir di Indonesia), diperkuat dengan payung hukum,
   UU Kewarganegaraan dan UU Anti-Diskriminasi. 
 
   Kalau serius ingin mengungkapkan korupsi Pak Harto, bawa bukti-bukti
   materiel konkrit, berikan kepada Jaksa Agung, KPK, MA, DPR/MPR dan
   Presiden, tapi jangan model fitnahan TIME Inc, atau kumpulan clipping
   koran ala Transparansi Internasional.
 
   Saya kira Cinderella Syndrome itu cuma diderita turunan genetik
   terbatas, rupanyanya sudah mewabah dan nular dari satu milis ke milis
   yang lain ... he he he 
 
   Wassalam, yhg.
   --
 
 
 




[mediacare] Re: Mencla Mencle Gay Taufik Ismail

2007-09-29 Terurut Topik Manneke Budiman

Halo Bung Anton,

Saya pikir, Taufik Ismail bukan cuma satu-satunya sastrawan yang tak puas 
dengan kondisi pada tahun 1960-an. Ditilik dari zamannya, protes Taufik pada 
rezim yang berkuasa saat itu kok rasa-rasanya bisa dimengerti. Juga bahwa saat 
itu ada cukup banyak sastrawan yang menaruh harapan pada akan adanya perubahan 
yang dibawa rezim baru. Bahwa kemudian rezim baru ini pun ternyata melakukan 
banyak keboborokan, maka saya menerima bahwa sebagian sastrawan secara moral 
terpanggil menyerukan kritik mereka. Ini bukan mencla-mencle. Ini justru 
konsistensi. Kesetiaannya bukan kepada rezim, melainkan kepada cita-cita 
kemakmuran dan kesejahteraan buat segenap bangsa. Yang kecewa pada Orba bukan 
cuma Taufik, tapi juga para sastrawan lain yang pada awalnya mengira orba bakal 
membawa perubahan positif. Justru kalau Taufik diam demi mempertahankan 
konsistensi dukungannya terhadap orba, maka dia bisa dihakimi sebagai 
sastrawan buta dan picik.

Bahwa secara pribadi Taufik berseberangan, baik dari segi estetik maupun 
politik, dari Pram, memang membuat kita prihatin. Tapi, setidaknya, kritik 
Taufik terhadap Pram tidak dilancarkan dengan cara-cara preman. Demikian pula 
kritik Taufik terhadap apa yang disebutnya dengan sastra kelamin dll. Saya 
tidak setuju dengan pandangannya, yang menurut saya nyaris sepenuhnya 
moralistik serta tak mempertimbangkan adanya kemungkinan lain untuk memahami 
karya-karya yang tak disukainya itu. Tapi, Taufik tetap menyampaikan kritik 
tajamnya dalam koridor yang beradab. Seberapapun lemah argumentasinya di mata 
kita, ia tetap mengajukan argumentasi, bukan caci-maki. Inilah yang saya 
rasakan absen dalam polemik yang ramai baru-baru ini.

Pada akhirnya, kita perlu mengakui bahwa Taufik Ismail punya tempat khusus 
dalam sejarah sastra Indonesia modern, sama halnya dengan Pram. Sebagai 
pribadi, ia punya kelemahan, seperti juga Pram punya kelemahan, dan demikian 
pula GM. Namun, saya pikir kita perlu fair dalam menilai bobot karya-karyanya. 
Mari kita berikan tempat dan penghargaan yang sesuai dan layak ia dapatkan, 
meski secara ideologis kita berseberangan dengannya.

Ini semua saya katakan tidak untuk menilai bahwa perspektif Anda tidak valid. 
Saya hanya mencoba memperlihatkan bahwa ada cara lain untuk menilai Taufik. Ini 
adalah sesuatu yang saya juga ingin perlihatkan kepada para peserta polemik 
antara Ode Kampung dan TUK. 

manneke


-Original Message-

 Date: Sat Sep 29 10:53:24 PDT 2007
 From: anton_djakarta [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [mediacare] Mencla Mencle Gay Taufik Ismail
 To: mediacare@yahoogroups.com

 Dulu gagah banget yaTaufik jelek-jelekin rezim Sukarno, sampai 
 bikin puisi segerobak nyerang Bung Karno. Yang ujung-ujungnya belain 
 Suharto eh...dia bikin puisi macem beginian. Kalo diliat bahasanya 
 MALU LAH TAUFIK ISMAIL TUH SAMA PRAMyang biar digebuki tetap 
 bilang saya setia pada Bung Karno karena saya tahu apa tujuan Bung 
 Karno. 
 
 Tapi itulah dunia, hanya bisa menempatkan orang oportunis ketimbang 
 pejuang sejati...Malu Bangsa Indonesia Punya Sastrawan Macam Taufik 
 Ismail...Ini potongan puisinya Silahkan anda menilai sendiri
 
 Oh ya kini dia jelek-jelekin GM, dulu Pram diserang tapi Pram santai 
 bilang Aku nggak kenal dia kok
 
 Nih Puisi Mencla Mencle-nya
 
 MALU AKU JADI ORANG INDONESIA 
 Oleh : Taufik Ismail
 
 I 
 
 Ketika di Pekalongan, SMA kelas tiga
 Ke Wisconsin aku dapat beasiswa
 Sembilan belas lima enam itulah tahunnya
 Aku gembira jadi anak revolusi Indonesia
 Negeriku baru enam tahun terhormat diakui dunia
 Terasa hebat merebut merdeka dari Belanda
 Sahabatku sekelas, Thomas Stone namanya,
 Whitefish Bay kampung asalnya
 Kagum dia pada revolusi Indonesia 
 Dia mengarang tentang pertempuran Surabaya
 Jelas Bung Tomo sebagai tokoh utama
 Dan kecil-kecilan aku nara-sumbernya
 Dadaku busung jadi anak Indonesia
 Tom Stone akhirnya masuk West Point Academy
 Dan mendapat Ph.D. dari Rice University
 Dia sudah pensiun perwira tinggi dari U.S. Army
 Dulu dadaku tegap bila aku berdiri
 Mengapa sering benar aku merunduk kini 
 
 
 PS. Kalo tau  bangga jadi anak Revolusi kenapa dulu bilang Sukarno 
 diktator dan bikin jelek sejarah Revolusi? Mana Tukang 
 Rambutanmu...? Kenapa nulis puisi begituan nggak pas jaman Suharto 
 jaya-jayanya tahun 80-an tapi pas Suharto jadi macan ompong. Seorang 
 intelektual harus berani bersikap seperti Vaclav Havel atau 
 Pram...atau GM dengan watak demokrasinya sehingga jelas watak ke 
 Intelektualan seseorang.
 
 Benci saya dengan sikap lembek macam beginian yang akhirnya 
 melahirkan generasi bubrah.
 
 Tapi nggak apa-apa generasi muda Indonesia harus lepas dari sikap 
 macam beginian jangan lengket sama mau enak sendiri saja Dan tunduk 
 pada kekuasaan.
 
 ANTON
 
 




[mediacare] Re: Darut Tauhid bangkrut?

2007-09-28 Terurut Topik Manneke Budiman
Nah,kali ini saya setuju dengan Indonebia. Saya juga doakan semoga AA Gym bisa 
bangkit kembali. ia pernah jatuh, tapi ia juga aset Indonesia yang tak 
ternilai. Semoga ia segera bisa kembali menyiramkan kesejukan kepada sebanyak 
mungkin orang yang lagi kehausan di negeri ini.

manneke



-Original Message-

 Date: Wed Sep 26 02:07:59 PDT 2007
 From: indonebia indonebia [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [mediacare] Darut Tauhid bangkrut?
 To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED]

 
 Masya Allah! Ana dan sohib-sohib ana yang tersebar dimana-mana kaget dengar 
 berita bangkrutnya bisnis yang dijalani oleh Aa Gym. Beredar kabar, itu 
 karena beliau berpoligami.  

 Tapi ana tidak yakin bahwa bangkrutnya Darut Tauhid gara-gara Aa Gym 
 berpoligami. Ana percaya, Allah SWT hanyalah sekadar memberikan cobaan kepada 
 beliau. Nanti sehabis Lebaran atau Insya Allah awal tahun depan, bisnis 
 beliau akan cemerlang kembali. Aa Gym adalah sosok yang dicintai oleh Allah 
 seperti halnya Dia mencintai Rasulullah. Jadi tidak semestinya Allah 
 membangkrutkan bisnis beliau yang selalu ditaburi doa-doa.   
   Wassalam,

   Indonebia





   
 Aa Gym Bangkrut, Karyawan Mulai Dipreteli   

 Posted by: Kinantaka [EMAIL PROTECTED]   
  Tue Sep 25, 2007 10:50 pm (PST)   Aa Gym Bangkrut, Karyawan Mulai 
 Dipreteli
 Rabu, 26 September 2007, 12:00:00 WIB
 
 *Bandung, myRMnews.* Bulan Ramadhan ternyata tidak begitu berkah buat dai
 kondang Kiai Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym. Pasalnya, sebagian pegawai
 yang telah di PHK memprotes karena tidak puas mendapatkan pesangonnya.
 
 Beberapa mantan karyawan Darut Tauhid merasa tidak puas karena jumlah
 pesangon yang diterima dari MQ dinilai tidak sesuai dengan masa kerja
 sebagaimana yang telah diatur dalam undang-undang ketenagakerjaan
 
 Kita hanya menerima setengah dari hak yang seharusnya kita dapat sesuai
 dengan yang telah kita sepakati. Saya betul-betul kaget dan tidak habis
 mengerti, kata Dody Lazuardi salah satu mantan pekerja Aa' Gym yang pernah
 bekerja di MQ FM, Selasa (25/9).
 
 Padahal, lanjut Dody, dirinya sudah bertemu dengan Aa Gym untuk membicarakan
 hak para mantan karyawan. Kata Dody, Aa Gym sudah menginstruksikan kepada
 tim audit untuk menyelesaikan hak-hak mantan karyawan. Makanya kita
 benar-benar kecewa, katanya.
 
 Dody dan para mantan karyawan yang lainnya berharap persoalan ini bisa
 selesai. Saya hanya berharap masalah ini dapat diselesaikan secepatnya
 sebelum Idul Fitri. Insya Allah saya hanya menuntut hak saya, istri dan
 anak-anak saya,tidak lebih dari itu, kata Dody.
 
 Dody menilai ia telah dizhalimi dan diperlakukan secara tidak profesional
 oleh pihak MQ, sesuatu yang menurut Dody sangat bertolak belakang dengan isi
 ceramah Aa Gym selama ini yang selalu mendengung-dengungk an tentang
 keprofesionalan
 
 Sementara itu, pekerja Darut Tauhid lainnya, Ahmad Ridwan mengaku tetap bisa
 menerima keputusan yang dilakukan oleh MQ. Dirinya, secara tidak langsung
 juga ikut mengkritik kebijakan yang dibuat manajemen. Itu mah bukan
 pesangon,kang. Kalau pesangon mestinya 50 juta, kata Ahmad.
 
 Sementara itu, Humas Darut Tauhid, Dharmawan, belum bisa dimintai
 konfirmasinya.
 
 http://www.myrmnews .com/indexframe. php?url=situsber ita/index. php?pilih= 
 lihat_edisi_ websiteid= 43740
 
 

 -
 Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! 
 Answers



[mediacare] Re: Surat Keberatan Media Watch atas iklan XL versi Perempuan Rp 1,-

2007-09-28 Terurut Topik Manneke Budiman

Setuju. Seruan protes terhadap iklan Prox XL, dan juga semua posting yang 
bernada kritis terhadap iklan itu, harus dibaca sebagai ajang pendidikan dan 
peningkatan kesadaran publik--baik itu laki-laki maupun perempuan--untuk lebih 
sensitif gender. Tapi kita jangan lupa juga bahwa yang dihadapi adalah 
pemodal-pemodal besar. Maka itu, cara melawan mereka bukanlah dengan 
rusak-rusakan, tetapi dengan membangun kesadaran publik.

manneke


-Original Message-

 Date: Thu Sep 27 16:31:21 PDT 2007
 From: marthajan04 [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [mediacare] Re: Surat Keberatan Media Watch atas iklan XL versi 
 Perempuan Rp 1,-
 To: mediacare@yahoogroups.com

 sebetulnya siapa sih yang paling salah dalam hal iklan2 yang 
 merendahkan wanita?
 saya yang perempuan, lebih condong malah menyalahkan si perempuan itu 
 sendiri yang jadi modelnya.
 sebagai perempuan, seharusnya dia tidak tergiur oleh uang yang 
 merendahkan perempuan terutama dirinya sendiri.
 pihak pengusaha memang dia nyari akal untuk melariskan dagangannya.
 pihak lelaki apa urusannya, bukan dia yang direndahkan.
 Jadi saya lebih mengharapkan lembaga2 wanita, mulailah usaha 
 menyadarkan wanita2 entah goblog atau tidak punya harga diri wanita2 
 model seperti ini. caranya terserah bagaimana bijaknya anda2 saja.
 
 salam,
 mj
 
 
 
 
 --- In mediacare@yahoogroups.com, Daniel H.T. [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  
  Saya lihat iklan tsb masih ada di website XL (www.xl.co.id)
  Ini dia:
  
  
  
  
  
  
- Original Message - 
From: M. Irwan Hrp 
To: mediacare@yahoogroups.com 
Cc: Milis Perempuan ; Forum PembacaKompas ; Milis KOMNAS 
Sent: Thursday, September 27, 2007 4:32 PM
Subject: Re: [mediacare] Surat Keberatan Media Watch atas iklan 
 XL versi Perempuan Rp 1,-
  
  
Dear All,
  
Sudah saya sampaikan ke team terkait. Semoga menjadi masukan bagi 
 kita semua.
  
  
On 9/27/07, Titiana Adinda  [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
  MEDIA WATCH
  Jl.Bangka Raya No 43 ,Jakarta Selatan 12770
  Telp: 021-7192627 Fax:021-7192523
  Email: [EMAIL PROTECTED]
  
  No: 001/E/MW/SK/IX/07
  Lamp: 1 buah foto contoh iklan
  Hal   : Surat Keberatan
  
  Jakarta, 26 September 2007

  Kepada Yth.
  Pimpinan Perusahaan
  Kartu Seluler XL
  di tempat
  
  Dengan hormat,
   Kami bermaksud menyampaikan surat keberatan kami atas iklan XL 
 versi perempuan dengan menggunakan kaos bertuliskan Rp 1/detik
  Dari cara mempromosikan iklan tersebut menunjukkan citra yang 
 melecehkan 
  perempuan, karena :
  
  Model yang diperagakan adalah seorang perempuan dewasa berdiri 
 dan dibagian
  perut serta sekitar payudara bertuliskan Rp 1 / per detik. 
  
  Citraan ini sangat merendahkan perempuan, memberi kesan tubuh 
 perempuan tersebut sama dengan seharga Rp 1 / per detik. Bahwa iklan 
 ini menunjukkan citraan penjualan seorang perempuan, atau ide dari 
 bisnis hotline. 
  
  Dengan ini kami sangat keberatan sekali iklan tersebut terus 
 menerus ditayangkan dan diterbitkan di media-media sampai sekarang 
 yang dapat dilihat oleh semua orang. Masih banyak iklan XL lain 
 sebelumnya yang terlihat lebih kreatif tanpa mencitrakan perempuan 
 seperti itu.
  
  Negara Indonesia sudah sepakat untuk menghapuskan semua bentuk 
 diskriminasi terhadap perempuan baik langsung maupun tidak langsung 
 (UU No. 7 Tahun 1984) salah satunya peran media massa (termasuk 
 iklan) 
  
  Semoga masukan dari kami ini sangat bermanfaat bagi perusahaan 
 Anda.
   Kami sangat terbuka untuk berdialog dengan pihak XL mengenai 
 keberatan kami ini. Agar terjadi pengertian masyarakat dan untuk 
 selanjutnya silahkan menghubungi Dinda di 08151609391 atau email kami 
 di [EMAIL PROTECTED] bila tertarik untuk merencanakan pertemuan.
   Media Watch akan terus memantau tayangan televisi yang 
 memiliki tayangan yang membuat citraan perempuan menjadi negatif. 
 Tujuannya bukan untuk memberangus media industri, tetapi 
 memberi 'masukan lebih' segala hal yang berhubungan dengan prinsip 
 hak asasi manusia. Di negara lain metode ini sudah diterapkan, 
 diantaranya di Filipina.
  Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
  Hormat kami,
  
  Mariana Amiruddin
  Koordinator Umum
  
  CC:
  1.Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan
  2.Komisi Penyiaran Indonesia
  
  
  
  Kunjungi blog aku di:
  http://titiana- adinda.blogspot.com/
  
  
  
 
  Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda 
 di Yahoo! Answers
 
 




Re: [mediacare] YAHUDI lagi....

2007-09-28 Terurut Topik Manneke Budiman

Saya setuju banget dengan Henny. Sebuah jalan pikiran yang masak. Daripada 
hujat-hujatan, leibh baik pakai energi buat menciptakan perdamaian. Di 
Al-Qur'an juga ada lho kewajiban menciptakan kedamaian. Jadi isinya tak cuma 
soal perseturuan dengan Yahudi doang. Di Kitab Perjanjian Lama juga ada kisah 
Tuhan menyuruh orang Israel membunuhi bangsa-bangsa lain yang menghuni Kanaan. 
Masa kini orang Kristen cukup gila untuk mengikuti perintah dalam kisah itu 
dengan membunuhi keturunan bangsa-bangsa itu, dengan alasan disuruh Tuhan? 
Kan enggak gitu.

manneke



-Original Message-

 Date: Fri Sep 28 11:08:33 PDT 2007
 From: Henny [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [mediacare] YAHUDI lagi
 To: mediacare@yahoogroups.com

 Lalu apa karena Yahudi kita perlu mengggugat Al Quran? Nggak lah ya
 
 Pointnya bila si David Yazbeck berayah Yahudi dan ibu Arab lalu mengapa kita 
 yg nggak ada kaitannya tak bisa netral? Kayaknya bukan soal agama 
 deh.Coba saja sudah sama satu agama dengan si ARAB tapi TKW kita masih 
 diperkosa dan disiksa.  Sahabat dan adikku yg umroh selalu diingatkan untuk 
 tidak bepergian sendiri, sudah banyak kasus bukan saja wanita tulen, wanita 
 1/2 tulen juga diperkosa..lha dikota suci, menunaikan ibadah...gimana?
 
 Lalu bagaimana kalau Yahudi dan Arab itu bersatu? Yah...kiamat...kita tak 
 akan eksis lagi...Nggak kebayang deh
 
 HH
 
 
 
   - Original Message - 
   From: Sunny 
   To: mediacare@yahoogroups.com 
   Sent: Friday, September 28, 2007 10:39 AM
   Subject: Re: [mediacare] YAHUDI lagi
 
 
 
   Tidak boleh bersahabat dengan Yahudi dan Nasrani itu sudah diatur oleh 
 Allah. Kalau Anda tidak percaya, silahkan buka Al Quran dan lihat pada ayat 
 5:51. Mengapa tidak boleh bersahabat? Tentunya disebabkan kebencian. 
 
   Jadi Allah itu rasis?  Hehehehe.
 
 - Original Message - 
 From: Willy Samosir 
 To: mediacare@yahoogroups.com 
 Sent: Friday, September 28, 2007 11:54 AM
 Subject: Re: [mediacare] YAHUDI lagi
 
 
 kebodohan aj si pak, soalnya benci yahudi itu kan krn rasis aj 
 sebenernya..lebih lagi, yahudi itu kan suku yang berasal dari keturunan anak 
 ke-4-nya nabi yakub alias israel..mgkn kebencian pada yahudi jg dsebabkan 
 krn adanya neo-nazi..eh tp klo dblg yahudi jenius musik saya krg setuju jg, 
 krn Johann Sebastian Bach, Beethoven, bahkan Kurt Cobain, Pance F. Pondaag 
 dan Benyamin Su'eb itu ga ada yahudi2nya..
 
 
 - Original Message 
 From: roi8890 [EMAIL PROTECTED]
 To: mediacare@yahoogroups.com
 Sent: Friday, 28 September, 2007 10:03:04 AM
 Subject: Re: [mediacare] YAHUDI lagi
 
 
 bukannya Yahudi itu 'dikutuk' punya otak yang encer
 ya?
 coba deh riset pelaku bisnis top di dunia, gw pikir
 sih mayoritas orang yahudi juga.
 Coba juga riset penerima nobel...
 
 --- Henny [EMAIL PROTECTED] n.com wrote:
 
  Saat ini saya sedang menyusun dan mempelajari
  musical dari beberapa Broadway Musical al seperti:
  - West Side Story
  - Man of La Mancha
  - The Sound of Music
  - The Full Monty
  - Annie
  - Fiddler on The Roof
  
  Ternyata karya-karya musical besar majority dibuat
  oleh tokoh-tokoh keturunan Yahudi dan kelahiran New
  York tahun 1895-1930. Kebanyakan adalah kelahiran
  1918 dan salah satu yang tidak asing tentunya
  Leonard Berstein. Pasti deh banyak yang tahu
  karyanya sebutkan saja Somewhere, Tonight, Maria. 
  
  Bukan hanya karya mereka menerima Oscar, Grammy,
  Emmy, Tony bahkan Pulitzer.
  
  Sutradara West Side Story Mr. Jerome Robbins
  ternyata belajar menari dari Yeichi Nimura. Wah
  keturunan Jepang gimana ini koq bisa ..dan
  gimana ya mau bersaing ternyata banyak sekali yang
  beberapa langkah mendahului kita ya.
  
  Yang istimewa adalah David Yazbeck kelahiran
  tahun1960 dalam The Full Monty. Beliau berasal dari
  ayah keturunan Yahudi dan ibu keturunan Arab. Musisi
  ulung ini diusia 26 tahun sdh memenangkan Emmy
  selain menulis juga menjadi producer terhadap group
  band dan musisi besar lainnya seperti Queen, Tito
  Puentes. 
  
  Ini belum termasuk beberapa Yahudi lainnya seperti
  Irving Berlin kelahiran tahun 1888 yg berimigrasi ke
  US tahun 1893. Siapa nggak kenal lagu White
  Christmas, Always, Blue Skies, God Bless America,
  Anything You Can do (I can do better), Change
  Partner, Cheek to cheek. Let your self Go , How deep
  is the Ocean, Let face the music and dance
  
  Wadduh saya nggak habis pikir apa ya alasan orang
  membenci YAHUDI ya.kayaknya bukan agama saja lho
  MAS..tapi SIRIK juga kali ya. Tapi aku koq
  nggak ada tuh rasa bencinya, malah kagum. Mungkin
  karena tak pernah diajarkan membenci kali ya
  
  Aduh.Ini aku yang salah tempat dilahirkan
  ataukah mereka yang salah

[mediacare] Re: Jago desain, memble perawatan--KUK?

2007-09-26 Terurut Topik Manneke Budiman
Pasti ini ulahnya preman-preman KUK yang mencopoti sekrup jembatan busway untuk 
dipakai inspirasi buat nulis puisi. Wah, memang sama bahayanya sama FPI si KUK 
ini! Ini pendapat lho. Yang mau beda boleh :))

manneke



-Original Message-

 Date: Wed Sep 26 18:48:14 PDT 2007
 From: The Watcher [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [mediacare] Jago desain, memble perawatan
 To: mediacare@yahoogroups.com

 Salam,
 
 Pernahkah melihat jembatan penyeberangan ke bus transjakarta yang skrup-nya
 sudah hilang dan lempeng alas jembatannya menganga ?
 Pernahkan melihat tembok-tembok jalan layang yang penuh dengan coret-coretan
 ?
 
 Sebagian besar dari kita pernah melihat hal tersebut.
 Pemerintah kita memang hebat dalam membuat, entah itu bangunan fisik, maupun
 peraturan/undang-undang namun memble dalam hal perawatan.
 
 Mungkin pertanyaan sederhana dari kita adalah kemana saja uang yang didapat
 dari perolehan bus transjakarta ? atau, kemana para aparat sampai-sampai
 banyak pedangang kaki lima dipinggir-pinggir jalan, banyak tembok yang
 dicoret-coret, fasilitas telepon umum yang tinggal kabel-nya, peraturan
 dilarang merokok di beberapa daerah di DKI Jakarta, atau kali-kali yang
 penuh dengan sampah ?
 
 Peraturan memang telah dibuat. Tapi, peraturan tanpa pengawasan dan hukum
 yang tegas sama saja dengan jago desain, memble perawatan.
 
 Tanpa pengawasan dan hukum yang tegas. Tata kota di Jakarta tidak akan
 pernah baik.
 
 Pertanyaan selanjutnya adalah, untuk menegakkan hukum, apakah pemerintah dan
 aparat berani untuk membersihkan departemen-nya terlebih dahulu ?



[mediacare] Re: Bubarkan Komunitas Utan Kayu--liberal kawin sama komunis?

2007-09-25 Terurut Topik Manneke Budiman
Yang saya tak habis pikir, kok bisa ya liberalisme diusung bareng sama 
komunisme? Opo tumon toh? Wah,baru satu-satunya nih di dunia ada organisasi 
yang bisa secara bersamaan mendukung liberalisme sekaligus mendukung komunisme. 
Hebt, hebat!!! Ini organisasinya yang supercanggih, atau analisis sang 
pengamat yang kacau-balau?

manneke



-Original Message-

 Date: Mon Sep 24 21:41:12 PDT 2007
 From: The Watcher [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [mediacare] Bubarkan Komunitas Utan Kayu
 To: mediacare@yahoogroups.com

 Salam untuk Baramuli,
 
 Ide saya berasalkan dari pro-kontra-nya mereka. Baik KUK, FPI dan HD
 memiliki pendukung dan penentang. Kesemuanya pun kontroversial, KUK membawa
 isu liberal, agama  komunisme, FPI membawa isu agama  moralitas sedangkan
 HD membawa isu ekslusifisme.
 
 Walaupun KUK berbeda dengan FPI  HD dalam hal gerakannya. Namun efeknya
 bisa jadi sama.
 Jika FPI  HD cenderung membawa gerakan fisik, KUK membawa gerakan fikiran.
 Ingatlah paham-paham fikiran leninisme, sosialisme  komunisme yang awalnya
 hanya wacana dalam bentuk fikiran yang kemudian berkembang menjadi fisik.
 
 On 9/25/07, Wielsma Baramuli [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
Asal malontok jo! Alias ASBUN aja!
  Dari mana anda (sang pengamat sosial) dapat ide bahwa KUK sama dengan FPI,
  apalagi gank HD? Apapula itu GDP yang main neyelonong menuntut KUK
  dibubarkan? Mau menghidupkan dan melestarikan otoritarianisme ya? Nuntut sih
  nuntut, tapi ya, mbok dipikir yang masuk akal gitu lho!
 
  Hare gene. masih mau main hantam?
 
  Bung Mod, masalahnya bukan siapa itu Mudzakir dan Elisia Purba, tapi
  mengapa mereka sempat-sempat punya pikiran iseng seperti ini. Capek
  deh.!
 
  Salam,
  Wedekabe
 
  *The Watcher [EMAIL PROTECTED]* wrote:
 
   Salam,
 
  Dengan perkembangan teknologi saat ini, khususnya teknologi informasi
  memberikan kebebasan bagi semua orang untuk mengeluarkan pendapat.
  Komunitas/kumpulan orang/organisasi yang dianggap mengancam eksistansi
  maupun kenyamanan orang atau sekelompok orang lain pun lebih mudah diprotes.
  Sebut saja tindakan-tindakan anggota Harley Davidson yang cenderung dikenal
  arogan di jalan raya, tindakan anggota FPI yang seringkali melibas
  tempat-tempat hiburan malam yang dianggap menggangu bisnis dan terakhir kali
  tindakan Komunitas Utan Kayu yang dianggap membawa paham liberal dalam
  karya-nya dan berteman baik dengan komunis yang membuat para seniman dan
  sebagian besar masyarakat Indonesia yang anti-komunis menjadi meradang.
 
  Tampaknya komunitas/kumpulan orang/organisasi seperti FPI, Gank Harley
  Davidson dan Komunitas Utan Kayu memang tidak dapat disentuh oleh aparat,
  kemungkinan besar karena memang sengaja dipelihara oleh negara dan bukti-nya
  tidak cukup untuk menutup organisasi tersebut
 
 
 
  On 9/22/07, radityo djadjoeri [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
  Siapa itu Mudzakir dan Elisia Purba?
  
  
  
   *Garda Pembebasan gardapembebasan@ lycos.com* wrote:
  
   Bubarkan Komunitas Utan Kayu!
  
  
   (1) Seniman Garda Depan Pembebasan (GDP) dengan ini mendesak kepada
   Pemerintah untuk membubarkan Komunitas Utan Kayu (KUK).
  
   (2) Kami mengimbau pihak kepolisian supaya menutup areal di jalan Utan
   Kayu 68H itu agar tidak digunakan bagi kegiatan kesenian yang mengancam
   martabat bangsa.
  
   Telah diketahui luas, bahwa KUK adalah tempat penyebaran ide-ide
   liberalisme yang mengutamakan humanisme universil dengan mendatangkan
   seniman-seniman asing secara besar-besaran.
  
   KUK juga menjadi tempat berkumpulnya kelompok Islam Liberal dan
   bekas-bekas tapol G30S/PKI yang ateis dan Marxis.
  
   (3) Kami menuntut agar dominasi KUK dalam bidang sastra harus diakhiri.
  
   (4) Kami menunut agar Goenawan Muhammad diusut.
  
   (5) Kami menuntut agar Harian Kompas memecat Hasif Amini sebagai
   redaktur budaya dan diganti oleh Saut Situmorang yang jelas-jelas 
   berprinsip
   sastra untuk rakyat tertindas..
  
   (6) Kami menuntut agar Koran Tempo memecat Nirwan Dewanto sebagai
   redaktur budaya dan diganti oleh sastrawan yang ditunjuk oleh Saut
   Situmorang serta DEWAN penandatangan Manifesto Ode Kampung.
  
   (7) Kami menuntut agar jurnal Kalam dilarang terbit.
  
  
  
   Bersama ini pila kami menyerukan apabila Polisi gagal bertindak, para
   seniman boemipoetera yang progresif mengambil alih areal Jalan Utan 
   Kayu6H, termasuk stasiun radio dan teater, dan membuang jauh-jauh 
   buku-buku
   liberalisme dan marxisme-leninismE dari perpustakaannnya.
  
   .
   SEKALI MERDEKA TETAP MERDEKA!!!
  
  
   GARDA DEPAN PEMBEBASAN
  
   Mudzakir H.S.
   Ketua
  
   Elisia Purba
   Sekretaris I
  
  
  
  
   e-mail: [EMAIL PROTECTED]
   blog: http://mediacare.blogspot.com
  
  
 
 
  --
  Pinpoint customers
  http://us.rd.yahoo.com/evt=48250/*http://searchmarketing.yahoo.com/arp/sponsoredsearch_v9.php?o=US2226cmp=Yahooctv=AprNIs=Ys2=EMb=50who
  are looking for what you sell.
 
   
 



[mediacare] Re: Jakgung Request ke Bank Dunia Soal Soeharto etc

2007-09-24 Terurut Topik Manneke Budiman

Saya suka heran kok tiap kali kita bicara tentang kritik internasional tentang 
pemimpin korup di negeri ini, selalu disangkut-pautkan dengan harkat dan 
martabat bangsa. Betul-betul tak mampu membedakan mana individu dan mana 
negara, dan masih berpikir dengan gaya feudal: raja dan negara adalah tunggal. 
Nah, kalo Jakgung-nya aja ikut-ikutan pakai paradigma berpikir seperti ini, 
gimana mau menghrapakan pengusutan yang serius dan all out?

manneke


-Original Message-

 Date: Mon Sep 24 01:22:38 PDT 2007
 From: Merapi 08 [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [mediacare] * Jakgung Request ke Bank Dunia Soal Soeharto etc
 To: mediacare@yahoogroups.com

 * Jakgung Request ke Bank Dunia Soal Soeharto etc
 Jawapos - Senin, 24 September 2007
  
 JAKARTA - Jaksa Agung (Jakgung) Hendarman Supandji tetap optimistis 
 bisa melacak aset-aset negara yang diduga hasil korupsi mantan 
 Presiden Soeharto di luar negeri. Untuk itu, pemerintah segera 
 mengajukan request ke Bank Dunia untuk menelusuri aset-aset tersebut.
 
 Secepatnya kita mengajukan request ke Bank Dunia. Ini agar harta 
 negara yang diduga ditransfer mantan Presiden Soeharto ke luar 
 negeri bisa segera dilacak, ujar Hendarman usai berbuka puasa di 
 kediaman Menkes Sabtu (22/9). Menurut dia, pemerintah mengajukan 
 request karena mekanismenya memang harus meminta izin ke Bank Dunia. 
 
 Hendarman mengatakan, pelacakan aset Soeharto tersebut sangat 
 penting karena daftar yang dirilis The Stolen Asset Recovery (StAR) 
 Initiative tidak detail. Datanya sebatas asumsi bahwa sejumlah 
 pejabat tinggi dunia, termasuk Soeharto, menggelapkan pajak dan 
 mengumpulkan uang suap. 
 
 Ketua Umum Gerakan Masyarakat Peduli Harta Negara (Gempita) Albert 
 Hasibuan mendukung upaya Kejaksaan Agung menindaklanjuti laporan 
 StAR Initiative. Lembaga itu dibentuk PBB dan Bank Dunia terkait 
 aset mantan Presiden Soeharto di sejumlah bank di luar negeri. 
 Sebab, isi dokumen tersebut bisa menjadi petunjuk awal terjadinya 
 penghimpunan uang haram semasa kepemimpinan Soeharto.
 
 Menurut Albert, kejaksaan harus menjadikan dokumen Bank Dunia 
 sebagai bahan penyelidikan. Itu terutama untuk memperkuat pembuktian 
 kasus perdata atas berbagai dugaan korupsi Soeharto.
 
 Kasus (pidana) Soeharto memang telah dihentikan. Tetapi, sekarang 
 ada upaya perdata untuk mengembalikan kerugian negara. Nah, dokumen 
 Bank Dunia itu harus dimanfaatkan, kata Albert yang dihubungi koran 
 ini kemarin.
 
 Albert mengklaim, sebagian isi dokumen Bank Dunia, termasuk Prakarsa 
 PBB dalam StAR Initiative, merupakan masukan Gempita. Isinya pernah 
 dilaporkan ke kejaksaan di era Jaksa Agung Andi M. Ghalib. Tetapi, 
 tidak berlanjut dalam proses hukum sampai ada perkembangan program 
 StAR Initiative, ujar Albert. Gempita, menurut Albert, memaklumi 
 kuatnya intervensi politis kala itu sehingga masukannya tidak 
 bergulir di meja hijau.
 
 Ditanya tentang isi pengaduan Gempita ke kejaksaan, Albert menjawab, 
 sebagian berisi aset Soeharto di luar negeri. Ada di Selandia Baru. 
 Yang lain aset properti di London, Inggris, jelasnya.
 
 Dari penelusuran koran ini, kantor berita AFP pada 26 April 2000, 
 pernah memberitakan kesediaan Menlu Selandia Baru Phill Goff 
 membantu mengamankan aset keluarga Soeharto yang disimpan di 
 negaranya. Soeharto melalui putranya, Tommy Soeharto, pernah 
 memiliki Hotel Alpine senilai jutaan dolar AS di South Island, 
 Selandia Baru. Pada 2000, keluarga Soeharto menjual properti itu 
 kepada seorang warga Singapura.
 
 Di tempat terpisah, mantan Jaksa Agung Andi M. Ghalib menolak 
 mengomentari informasi terkait kasus korupsi Soeharto itu. Termasuk 
 dokumen Bank Dunia berisi aset Soeharto di luar negeri. Ini masalah 
 sensitif, masalah pemimpin bangsa. Saya tidak bisa bicara asal-
 asalan. Ini terkait harkat dan martabat bangsa, kata Andi yang 
 dihubungi koran ini tadi malam.
 
 Ketua jaksa pengacara negara (JPN) gugatan kasus Soeharto, Dachmer 
 Munthe, mengatakan, kejaksaan siap menindaklanjuti dokumen Bank 
 Dunia sebagai materi pembuktian perdata kasus korupsi Yayasan 
 Supersemar. Sepanjang ada relevansinya, mengapa tidak? Kalau ada 
 kaitannya, tentu akan ditindaklanjuti di persidangan. Kami justru 
 merasa terbantu dalam proses pembuktian, terang Dachmer kemarin. 
 Meski demikian, Dachmer mengaku belum menerima instruksi jaksa agung 
 untuk menindaklanjuti dokumen Bank Dunia tersebut.
 
 Sementara itu, Direktur Perdata pada Jaksa Agung Muda Perdata dan 
 Tata Usaha Negara (Datun) Yoseph Suardi Sabda mengatakan, perlu 
 kajian mendalam terhadap data Bank Dunia sebelum menjadikannya 
 sebagai materi pembuktian di persidangan. Dalam kajian tersebut, 
 harus diidentifikasi kasus hukumnya terlebih dahulu, jelas Yoseph. 
 
 Dia menambahkan, jika hanya melansir data dari media massa dan LSM, 
 kejaksaan sulit mengembalikan aset Soeharto. Sebab, data tersebut 
 masih mentah dan belum dapat disebut fakta yuridis. Bank Dunia dan 
 PBB seharusnya merinci lebih detail 

[mediacare] Re: Forum Kesenian Banten

2007-09-20 Terurut Topik Manneke Budiman
Semoga dengan publikasi aktivitas Forum Kesenian Banten yang padat dan meriah 
ini, dominasi TUK yang dihebohkan banyak orang itu kini ada pengimbangnya. 
Selamat bekerja buat Forum Kesenian Banten, dan semoga berhasil menelurkan 
pemikiran-pemikiran alternatif dalam kesenian.

manneke



-Original Message-

 Date: Thu Sep 20 00:22:03 PDT 2007
 From: radityo djadjoeri [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [:::Komunitas Merapi:::] Re: Forum Kesenian Banten
 To: [EMAIL PROTECTED], 


 Kang Gola Gong,

   Terima kasih untuk informasinya. Saya tertarik dengan adanya Forum Kesenian 
 Banten. Boleh tahu, sejak kapan berdiri?

   Lalu, apakah di Provinsi Banten ada semacam DKJ, mungkin dengan nama Dewan 
 Kesenian Banten? Kalau memang belum ada, apa saja kendalanya?

   salam,

   rd


   
 
 gongmedia cakrawala [EMAIL PROTECTED] wrote:
 acting: BULETIN PERTAMA TEATER DI BANTEN
 
   Luar biasa. Itu yang bisa saya katakan tentang buletin atau jural ActinG 
 yang dikelola Lee Brkin alias mahdi duri dan kawan-kawannya di Forum Kesenian 
 Banten. Ini adalah kerja marathon. Ii adalah kerja berkelanjuatan dari 
 gerakan kebudayaan di tanah Banten. Setelah gerakan literasi bergulir 
 kencang, dengan emunculkan penulis-penulis muda Banten, kini buta teater 
 tidak akan ada lagi di Banten.

   Buletin ActinG dijual Rp. 1000,-. September ini sudah memasuki edisi 
 keenam. Terbit bulan April 2007 hanya 4 halaman alias 1 lembar ukuran kuarto. 
 Hitam putih. Di edisi keenam ini sudah 12 halaman. Kita akan disuguhi banyak 
 agenda pementasan dari komunitas teater di Banten; umum, pelajar, dan kampus. 
 Melek sastra, lalu melek teater. Jika terus begii, kehadiran ActinG akan 
 menjadi keharusan. Penulis-penulis teater di Banten akan bermunculan. Para 
 sutradara dan aktor akan bersemangat terus berkarya dan masyuarakat awam 
 tercerahkan. Teater yang tadinya tabu atau makhluk aneh, kini jadi sesuatu 
 yang tidak lagi nyleneh, tapi sexy dan funkeeh! Pelajar dan mahasiswa kini 
 merasa gaul menggeluti teater. Berkar teater, berkarakter. Dan minim bujet, 
 tetap kreatif

   Nama-nama seperti Dadi RsN, Toto ST Radik, nandang Aradea, Bagus Bageni, 
 Piter Tmba, Nazla Thoyib Amir, Iffan Gondrong, Mahdi Duri, irman Vebayaksa, 
 akan semakin bergairah dalam berkarya. Dan karya mereka akan sampai ke 
 masyuarakat. Diskusi-diskusi teater pun akan ramai ditulis dan dibicarakan.

   Kelompok teater seperti Caf? Ide Untirta, Gesbica, Anonimous, Wajah Stikom 
 Wangsajaya, Studio Teater Indonesia, tidak akan merasa sia-sia seusai 
 menggelar pementasan, karena semuanya diarsipkan dalam bentuk laporan atau 
 ulasan di buletin ActinG. Segala gagasan yang ada di otak sutradara bisa 
 diketahu oleh khalayak. Ini sesuatu yang menyehatkan bagi iklim Banten yang 
 sedang carut-marut. Realitas di Banten bisa ditafisirkan di atas pentas dan 
 ini tentu menjadi alternatif hiburan bagi kita. Selamat ActinG. Maju terus 
 pantang mundur!.


Mailing list:
http://groups.yahoo.com/group/mediacare/

Blog: 
http://mediacare.blogspot.com

http://www.mediacare.biz


 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/mediacare/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/mediacare/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


[mediacare] Re: Mariana - Re: Solusi damai

2007-09-19 Terurut Topik Manneke Budiman

Wowok pernah bicara dalam sebuah acara Hiski di Depok. Soal Perda Tangerang, 
posisinya tegas: ia melawan perda ini. Namun, dalam soal TUK (atau khususnya 
GM), ia tampaknya tidak berkompromi. Ada sejumlah persoalan yang ia sinyalir. 
Sayangnya, persoalan-persoalan ini tercampur-aduk dengan macam-macam isu lain, 
yang tampaknya bukan menjadi concern utama Wowok, melainkan gado-gado dari 
aspirasi kumpulan seniman dari berbagai latar belakang di acara yang bertempat 
di Rumah Dunia Banten. Ada yang maunya anti-pornografi, ada yang anti 
neo-liberalisme, ada yang anti-dominasi pusat atas pinggiran (kampung?), ada 
yang anti TUK, dll dsb. 

Kembali soal TUK, seperti saya katakan, ada banyak statements ditujukan buat 
TUK. Sayangnya lagi, statements ini masih tinggal sebatas kumpulan pernyataan. 
Padahal, kekuatan para seniman yang kumpul di Rumah Dunia ini besar sekali. 
Jika saja mereka mau mencurahkan pikiran secara serius untuk melancarkan kritik 
seni yang mendalam dan berbobot atas TUK, maka kita mungkin saat ini sudah 
menyaksikan sebuah revolusi pemikiran dalam kesenian Indonesia kini. Potensi 
yang menjanjikan ini kini pupus total akibat ulah sebagian peserta temu seniman 
Nusantara itu, seperti Saut Situmorang dan Wowok Hesti Prabowo. Maka itu, tak 
heran jika sebagian seniman lain tak sependapat dengan cara-cara yang ditempuh.

Saya cuma prihatin bahwa kita kembali terperangkap dalam perang slogan dan 
perang statement. Polemik ini akan dicatat dalam sejarah seni Indonesia sebagai 
polemik yang cuma penuh kebisingan, tapi tak ada isi yang berarti. Saya merasa 
TUK akan cuek dengan segala teriakan dan makian, dan mereka baru akan 
menggeliat jika ada kritik yang cukup serius dan komprehensif terhadap mereka. 
Mungkin ini saatnya para penanda tangan Ode Kampung yang non-simpatisan Saut 
dan Wowok untuk tetap menghidupkan semangat kritis Ode dengan cara yang lebih 
mencerminkan ke-kesenian-an? Hanya mereka yang bisa menyelamatkan polemik ini 
dari akhir berupa tragikomedi...

manneke


-Original Message-

 Date: Tue Sep 18 23:19:34 PDT 2007
 From: radityo djadjoeri [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Mariana - Re: Solusi damai
 To: nayla anggoro [EMAIL PROTECTED], Rudal Tanggung Anunya [EMAIL 
 PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], bdgkusumo [EMAIL 
 PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], gongmedia cakrawala 
 [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], edy effendi 
 [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL 
 PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], 
 rocky gerung [EMAIL PROTECTED], gm [EMAIL PROTECTED], Gola Gong 
 [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], hudan [EMAIL 
 PROTECTED], idawayan [EMAIL PROTECTED], ilalang [EMAIL PROTECTED], 
 jokpin [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], 
 [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], I Nengah [Kalki Awatara] Karma 
 [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL 
 PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], 
 [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], Tuty Umayati Kusworo [EMAIL 
 PROTECTED], manneke [EMAIL PROTECTED], mariana [EMAIL PROTECTED], 
 Chavchay Media [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL 
 PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], Kafir Mustopa [EMAIL 
 PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] 
 [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL 
 PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], I Gede Purwaka [EMAIL PROTECTED], bumi 
 putra [EMAIL PROTECTED], ahmadun republika [EMAIL PROTECTED], [EMAIL 
 PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], 
 [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]

 Bantu Mariana, karena dia selalu gagal mengirim reply to all.

   salam,

   rd
   
 
 Mariana Amiruddin [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Mas Radityo,
 
 Ini yang saya maksud, memang sebenarnya Om Saut aja yang rame, pada
 dasarnya pada nggak apa-apa. Wowok juga sepertinya terprovokasi.
 Radio Jurnal Perempuan pernah mewawancarai Wowok soal perda Tangerang,
 jawabannya bagus sekali, sampai sekarang aku simpan.
 
 Sayang sekali kalau dia bergaul sama Saut terus.
 Bisa keseleo di jalan yang sesat. Rumah dunia juga keren kok dengan
 gola gong-nya. Upaya menyentuh masyarakat melalui kesenian bukan
 pekerjaan gampang di masa sekarang.
 
 Mariana
 
 Wednesday, September 19, 2007, 1:07:44 PM, you wrote:
 
  Kemarin saya dapat email dari Mas Effendy di harian Media
  Indonesia. Ia merasa bosan, kenapa semua orang
  kok mengikuti dendang dan goyangan Saut Situmorang? Kok tak ada
  yang lain? Saya tak mau sebutkan -
  confidential, karena hanya akan memperpanjang permasalahan yang menurutku 
  itu tak perlu.
  
  Saya sarankan, kita lupakan saja Saut Situmorang. Karena setiap
  dia muncul, masalah baru selalu timbul.
  Tak ada yang bisa diharapkan dari sosok seperti ini: sang trouble
  maker. Semua orang bisa terseret dalam
  perseteruan. Ibarat perseteruan keturunan Ismail 

[mediacare] Re: Solusi damai

2007-09-19 Terurut Topik Manneke Budiman
Kok kalo saya bilang, tak perlulah ketemu-ketemuan resmi dan adu gagasan 
segala. Jika teman-teman yang kumpul di Rumah Dunia punya kritik yang jelas 
tentang TUK, tak perlu ketemuan pun bisa disampaikan. Bisa di berbagai milis, 
koran, dlsb. Kalau kritiknya kuat dan compelling, mereka yang di TUK pasti juga 
akan gerah dan bunyi sendiri untuk merespons. 

Di masa lalu, beberapa kali kita sudah melihat suara TUK di Bentara, misalnya. 
Mereka secara serius merespons tanpa diminta atau ditekan. Tapi kalo isi 
polemiknya maki-makian doang, ya kaya anjing menggongong saja. Percayalah, TUK 
akan cuek bebek. Kalo pakai ketemu-ketemuan, nanti malah dikira mau musyawarah 
untuk mufakat. Seniman mana doyan yang beginian?

Saya melihat ada dua pokok persoalan dalam pelbagai statement yang dikeluarkan 
Ode Kampung: yang pertama terkait estetik, dan yang kedua politik. Jika dua-dua 
wilayah ini bisa ditangani secara sungguh-sungguh dalam kritik mereka (tak 
hanya statement-statement saja, apalagi sumpah serapah), saya percaya akan 
mungkin lahir suatu kritik seni yang membuka pintu bagi sebuah pemikiran segar 
akan estetika seni di Indonesia. Ada puluhan lho seniman yang hadir di 
sarasehan di Banten itu! 

Pemikiran-pemikiran K. Bandel adalah salah satu yang patut dipertimbangkan. 
Sayang, dia tercemar oleh ulah Saut, yang pekikan-pekikan premannya lebih 
lantang terdengar di mana-mana. Cilakalah kalo dia sampai ketularan Saut! 
Mengapa para penanda tangan Ode tidak mendorong atau memberikan lebih banyak 
kesempatan buat perempuan ini untuk mengambil peran lebih sentral, dan 
membiarkan orang seperti Saut menghancurkan sebuah aspirasi yang dengan susah 
payah digagas bersama?

Syukur-syukur jika ini bisa dikontekstualisasikan dalam isu kedua, yaitu 
politik. Jadi, tidak terpisah dan jalan sendiri-sendiri. Karena bagaimanapun, 
keduanya sasaran tembaknya adalah satu, yakni TUK. Pemikiran kritis tentang 
estetik yang dapat secara tepat dipadukan dengan yang politis akan jadi sebuah 
ledakan besar. Dan polemik ini akan meninggalkan warisan yang besar pula bagi 
masa depan. Tapi, caranya jelas bukan dengan maki-maki pribadi atau hujat-hujat 
lembaga. Jika ini tidak bisa diatasi, say goodbye to the momentum! 

manneke


-Original Message-

 Date: Tue Sep 18 23:07:44 PDT 2007
 From: radityo djadjoeri [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Solusi damai
 To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL 
 PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] 
 [EMAIL PROTECTED], ilalang [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] 
 [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL 
 PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], 
 [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL 
 PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] 
 [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL 
 PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], 
 [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL 
 PROTECTED], budaya tionghoa [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] 
 [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL 
 PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]

 Kemarin saya dapat email dari Mas Effendy di harian Media Indonesia. Ia 
 merasa bosan, kenapa semua orang kok mengikuti dendang dan goyangan Saut 
 Situmorang? Kok tak ada yang lain? Saya tak mau sebutkan - confidential, 
 karena hanya akan memperpanjang permasalahan yang menurutku itu tak perlu.

   Saya sarankan, kita lupakan saja Saut Situmorang. Karena setiap dia muncul, 
 masalah baru selalu timbul. Tak ada yang bisa diharapkan dari sosok seperti 
 ini: sang trouble maker. Semua orang bisa terseret dalam perseteruan. Ibarat 
 perseteruan keturunan Ismail dan Ishaq yang bakal berseteru hingga akhir 
 zaman, karena sudah semakin sulit didamaikan.

   Nah, saya ingin berandai-andai. Bisakah teman-teman dari Rumah Dunia 
 bertemu dengan teman-teman dari TUK? Semisal adu gagasan, konsep, serta how 
 to manage sebuah rumah seni budaya di Indonesia. 

   Siapa tahu dengan pertemuan itu akan bermunculan RD RD (bukan Radityo 
 Djadjoeri, tapi Rumah Dunia) yang lain, semisal Rumah Tangerang, Rumah 
 Serang, Rumah Pamulang dan seterusnya. Kan TUK juga lagi merancang Rumah 
 Salihara yang sophisticated tapi membumi di Pasar Minggu, dekat  Balai Rakyat 
  - tempat berkumpulnya anak-anak muda. 

   Karena pada dasarnya RD adalah sebuah konsep yang bagus untuk pengembangan 
 seni budaya di ranah lokal. Teman-teman dari daerah lain mungkin bisa 
 menirunya. Toh meniru hal-hal yang baik seperti dianjurkan oleh orang-orang 
 bijak bestari itu kita dapat memetik manfaatnya daripada mudharatnya.


   Salam,

   RD
 


 
 
 e-mail: [EMAIL PROTECTED]  
   blog: http://mediacare.blogspot.com  

 

 -
  Check out  the hottest 2008 models today at Yahoo! Autos.



[mediacare] Re: Tanggapan singkat Manneke Budiman untuk Saut Situmorang--nayla anggoro

2007-09-18 Terurut Topik Manneke Budiman
Ada yang mau terima tawaran ini? Kalau mengamati perangai pengarangnya sih, 
saya khawatir jangan-jangan kalau telaahnya kurang berkenan di hatinya, maka si 
penelaah dicaci maki dan disumpah-sumpahin. Atau bahkan, ditantang berkelahi. 
Sdr. Nayla Anggoro mau coba? 

Untuk lebih menghargai Saut dkk secara fair, ada baiknya imbauan serupa juga 
perlu ditujukan kepada mereka: daripada sibuk memaki pribadi-pribadi orang di 
TUK, kenapa tidak tunjukkan saja lewat telaah sastra di mana kelemahan karya 
mereka, sehingga membuat para pengarangnya pantas menerima pelbagai makian yang 
tertuju kepada pribadi (bukan karya) itu? 

Salam kenal juga, Sdr. Nayla Anggoro :))

manneke





-Original Message-

 Date: Mon Sep 17 22:31:34 PDT 2007
 From: naylaanggoro [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [mediacare] Re: Tanggapan singkat Manneke Budiman untuk Saut 
 Situmorang
 To: mediacare@yahoogroups.com

 Salam kenal untuk semua member Mediacare.
 
 Ingin menimpali sedikit. Mungkin akan lebih bermanfaat kalau kasus
 sajak Saut Situmorang yang diributkan itu ditelaah secara sastra dari
 pada hanya sekedar saling kata-mengatai yang saya rasa semakin jauh
 dari esensi.
 
 Pada akhirnya tak ada manusia yang sempurna. Bagaimana kalau kita
 saling belajar dalam kebaikan.
 
 
 Salam
 
 
 --- In mediacare@yahoogroups.com, radityo djadjoeri [EMAIL PROTECTED] 
 
 wrote:
 
  From: Manneke Budiman, Canada
  E-mail: [EMAIL PROTECTED]
  
  Model dan gaya tanggapan Saut ini kian mengukuhkan bahwa pengamatan
 saya benar. Fakta sudah bicara sendiri, dan saya tak perlu panjang
 lebar lagi. 
 
Sayang...sungguh sungguh sayang...
  
  manneke
  
__
 
 
Posted by: Saut Situmorang, Yogyakarta
  E-mail: [EMAIL PROTECTED] 
  
  
  hahaha...manneke! 
  beginilah cara seorang kritikus sastra akademis kita membaca!
  betapa lugunya!!!
  
  saya tantang kritikus kita ini untuk membuktikan bahwa puisi saya
 bantul mon amour itu memang puisi yang mengeksploitasi seks! 
  
  eksploitasi seks merupakan salah satu isu Pernyataan Sikap Ode
 Kampung, kalok dia memang bener sarjana sastra yang tahu membaca teks!
  
  jangan-jangan dia, manneke budiman itu, jual bacot kalok gak berani
 buktiin!
  
  seorang kritikus sastra harus dingin dalam subjektivitas
 pembacaannya terutama dalam melihat teks sastra. tidak jadi pengecut
 karena unsur-unsur ekstra-literer! itu yang saya pelajarin di Sastra
 Inggris, Victoria University of Wellington, New Zealand. Saya cuman S1
 Sastra Inggris tapi saya tantang manneke budiman untuk membahas puisi
 saya!
  
  soal isi jurnal sastra boemipoetra yang dibilangnya kasar dan
 kami yang norak...tak punya kesantunan, ini cuman menunjukkan
 asal-asalannya mutu sarjana sastra satu ini! dia gak pernah baca
 jurnal kaum dada atau surrealis dengan manifesto-manifesto nya itu dan
 banyak majalah kecil lainnya di dunia ini tapi lagaknya mau jadi
 kritikus sastra kita! 
  
  kacian...
  
  soal novel ayu utami dll itu, seorang bule orang asing sudah menulis
 tentangnya dan membukukannya. 
  
  jawablah tesis eseinya itu! 
  
  kau kan orang asli indonesia, lahir dalam bahasa indonesia, dan
 sarjana sastra lagi, kok gak mampu membalas tulisan Katrin Bandel yang
 orang asing itu! beginikah mutu dosen sastra kita!!! 
  
  kacian...
  
  c'mon, man!!!
  
  hahaha...
  
  -saut situmorang
  
  ___
  
  From: Gola Gong, Serang-Banten
  E-mail: [EMAIL PROTECTED]
  
  - sudah disunting seperlunya, karena banyak kesalahan ketik -
  
  
  Salam kreatif
  Saya baru saja keluar dari rumah sakit.
  Saya di sms Saut untuk membuka inbox email.
  Katanya ada hal penting tentang tulisan Manneke Budiman.
  Kata Saut, MB apa pernah ke Rumah Dunia?
  
  Saya membaca tulisan MB di bawah ini:
  
  Lepas dari dosa-dosa TUK yang telah diinvetarisasi secara dramatis
 oleh Rumah Dunia dan disebarkan di jurnalnya, Bumiputra, saya respek
 pada sikap yang diambil GM dalam wawancara ini...
  
  MB yang belum saya kenal, salam kenal. Ada baiknya sebelum menulis
 check and recheck dulu. Pernah membaca jurnal Boemiputra? Coba lihat
 di boks redaksinya, apakah tertera nama Rumah Dunia? Saya ingin
 mengabarkan, bahwa Rumah Dunia dan jurnal Boemiputra (BP) sesuatu yang
 berbeda. Bahkan saya secara pribadi tidak terlibat di keredaksian. 
  
  Ya, itu pekerjaannya Saut, Wowok cs. Saya pernah bertanya kepada
 Wowok, kenapa BP memakai diksi yang vulgar kepada GM dan KUK? Jawab
 Wowok, Mengingatkan GM dan KUK nggak bisa dengan cara intelektual.
 Kosakata kelamin harus dilawan dengan kelamin lagi. 
  
  Jadi, biar saja itu urusannya Saut dan Wowok dan konco-konconya.
 Jadi, soal penggunaan dramatis juga terlalu berlebihan. Biasa
 sajalah. Kalau GM dan KUK dikritik orang, biasa sajalah. Rumah Dunia
 tidak merasa mendramatisir. Bagi saya pribadi, GM dan KUK biasa saja.
 GM adalah seniman dan saya membacanya. Tapi, saya tidak bergantung
 pada GM dan KUK. Jadi, biasa sajalah. GM, Saut

[mediacare] Re: Fwd: [media-jogja] manifesto sastrawan Yogya (Jokpin palsu)

2007-09-18 Terurut Topik Manneke Budiman

Mas Radityo,

Tolong posting Nayla Anggoro yang saya forward ini dimuat di Mediacare. Ini 
demi kejelasan dan fairness. Makasih banyak.

salam,
manneke


salam kenal untuk semua anggota milis media jogja. saya hanya ingin
menimpali sedikit tentang postingan yang berjudul Manifesto Sastrawan
Jogja. sebab meskipun e-mail manifesto tersebut niatnya hanya
bercanda (?), tapi saya rasa kurang etis kalau nama pengirimnya
menggunakan (mencatut) nama orang lain (dalam hal ini Joko Pinurbo
atau Jokpin). dan saya yakin bahwa Joko Pinurbo (Jokpin) tidak
memiliki alamat e-mail tersebut: [EMAIL PROTECTED]

terima kasih


salam



[mediacare] Fwd: Re: manifesto sastrwan Yogya--pengakuan jokpin palsu

2007-09-18 Terurut Topik Manneke Budiman
Saya forward psoting susulan orde Ayam Kampung dari penulisnya, yang mengaku 
sebagai Jokpin palsu, dan di.cc ke saya. Sekali lagi, saya imbau sikapi posting 
ini sebagai dokumen saja yang menjadi bagian dari polemik Saut vs. GM/TUK. Ini 
adalah satu dari banyak artefak yang kelak akan jadi bahan telaah orang 
mengenai polemik pada zaman ini.

Soal keaslian nama Putu Suksmanta, jangan minta saya untuk menelusuri. Aku 
bukan ahli IT.

manneke



-Original Message-

 Date: Tue Sep 18 07:46:22 PDT 2007
 From: Sudjoko Pinurbangun [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: manifesto sastrwan Yogya
 To: Manneke Budiman [EMAIL PROTECTED]

 _
 
 Pak Radityo dan Bung Saut,
  
 
 Maaf, maaf. Memang yang menulis Manifesto yang menghebohkan Bung Saut itu 
 bukan Mas Joko Pinurbo. 
 
 Kuakui, penulis Manifesto ?Orde Ayam Kampung? itu aku.  Memang aku memakai 
 nama samaran, di dalam e-mail ?Jokpin?. Nama lengkapnya ?Sudjoko 
 Pinurbangun?.  Apa salahnya seorang penulis memakai nama samaran?, pikirku.  
 Mark Twain kan nama samaran. Voltaire juga nama samaran. 
 
 Nama samaranku ?Jokpin?. Mengapa? He he, memang ingin dekat-dekat penyair 
 kesukaaanku, Joko Pinurbo, jujur saja. Tetapi ?Jokpin? itu nama yang belum 
 dipakai juga oleh Joko Pinurbo sendiri. Jadi belum ada hak cipta yang 
 dilanggar, kan?
 
 Namaku sendiri Putu Suksmanta. Bapakku Bali, ibuku Jawa keturunan Cina. Aku 
 menulis Manifesto itu iseng-iseng sebagai satire.  Kulakukan ketika aku 
 berkunjung ke Jakarta liburan sampai di minggu y.l. (sekarang aku bekerja di 
 Sydney). Melihat ramainya tengkar di internet, termasuk yang disebabkan sajak 
 Bung Saut yang menyinggung rasa keagamaan beberapa orang Bali (bokapku juga 
 termasuk), aku tergerak menulis satire.  Kan boleh menulis satire?
 
 Aku pernah tinggal di Yogya dari tahun 2002-2005. Aku sebenarnya pernah 
 pacaran dengan cewek yang bercita-cita jadi sastrawan seperti Ayu Utami, dan 
 aku ikut belajar dan bergaul juga dikit-dikit. Aku pernah melihat Joko 
 Pinurbo dua kali dan Bung Saut tiga kali. Aku agak rikuh sama Mas Joko. Ia 
 pendiam. Tetapi sepertinya Bung Saut itu lucu. Bung Saut kan gendut, tidak 
 tinggi, rambut berkuncir, kulitnya terang. 
 
 Tetapi aku lihat hidup sebagai sastrawan cuma asyik seperti main-main, 
 sedangkan aku butuh duit karena mau kawin.  Maka aku meneruskan yang sudah 
 akan jadi profesiku, setelah lulus sekolah pariwisata.  Sekarang aku jadi 
 asisten chef di sebuah hotel di Sydney, dan kawin dengan wanita keturunan 
 Vietnam (jadi aku sama seperti Bung Saut, beristerikan wanita asing).  Aku 
 masih menulis cerpen dan puisi, tetapi malu kuperlihatkan kalian! 
 
 Kembali kepada Manifesto itu. Sebuah satire kutulis. Apa salahnya menulis 
 satire?  Pernah aku mau tahu dari mana kata ?yahoo? dan setelah kucari ketemu 
 kata ?yahoo? berasal dari ceritera Gulliver, dan kata Google, cerita itu 
 satire.
 
 Maksudnya untuk banyol-banyolan. Maaf kalau sudah bikin Bung Saut marah. 
 Kusangka Bung Saut lucu dan suka humor.  Ternyata tidak.
  
 Maaf kepada Pak Radityo yang sudah dituduh dan dikata-katai akibat kelakuan 
 saya.
  
 
 Putu Suksmanta.
 
 C/O NORTH SHORE HOTEL SYDNEY
 310 MILLER STREET
 NORTH SYDNEY
 NEW SOUTH WALES 2060
 AUSTRALIA
 
 
 
 
 
 
   




Mailing list:
http://groups.yahoo.com/group/mediacare/

Blog: 
http://mediacare.blogspot.com

http://www.mediacare.biz


 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/mediacare/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/mediacare/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


[mediacare] Re: Thanks Nayla--tentang Saut Situmorang

2007-09-18 Terurut Topik Manneke Budiman

Ha ha ha, saya lebih suka memakai waktu dan energi saya untuk menelaah 
karya-karya pengarang yang berjiwa lebih besar. Makasih buat dorongannya, but 
no, thanks. Silakan ditawarkan ke orang lain saja.

Omong-omong, Sdr. Nayla, kalau mau bicara serius soal sastra, tak perlu pakai 
macam-macam alat yang dinamakan alat sastra, apalagi yang namanya ilmu sastra. 
Setiap orang punya hak membaca karya sastra (teman Anda Saut tentu tak setuju 
dengan ini), dan setiap orang pun berhak menelaah karya sastra yang mereka 
sukai.

Jadi, gimana kalo sekarang saya yang dorong Anda untuk buat telaah atas 
karya-karya Saut? Anda tak ada risiko dicaci-maki karena Anda tampaknya cukup 
akrab dengannya. Selamat mencoba :))

manneke


-Original Message-

 Date: Mon Sep 17 23:59:10 PDT 2007
 From: nayla anggoro [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [mediacare] Re: Tanggapan singkat Manneke Budiman untuk Saut 
 Situmorang--nayla anggoro
 To: mediacare@yahoogroups.com

 Tentu saya sangat mau mencoba menelaah karya sastra seseorang apabila saya 
 mempunyai alat (dalam hal ini ilmu sastra) untuk mengulitinya. Tapi sayangnya 
 saya hanya penikmat sastra dan tidak memiliki ilmu itu. Dan menurut saya 
 sebaiknya saya tidak sok tahu terhadap ilmu yang saya tidak punya pengetahuan 
 atasnya.
 
 Silakan saja dicoba sdr. Manneke hehehe... Kalaupun Bung Saut mengajak 
 berkelahi, agak susah juga karena agak jauh tho jarak Jogja-Canada :D.
 
 
 Salam,
 Nayla
 
 Manneke Budiman [EMAIL PROTECTED] wrote: Ada yang mau terima tawaran ini? 
 Kalau mengamati perangai pengarangnya sih, saya khawatir jangan-jangan kalau 
 telaahnya kurang berkenan di hatinya, maka si penelaah dicaci maki dan 
 disumpah-sumpahin. Atau bahkan, ditantang berkelahi. Sdr. Nayla Anggoro mau 
 coba? 
 
 Untuk lebih menghargai Saut dkk secara fair, ada baiknya imbauan serupa juga 
 perlu ditujukan kepada mereka: daripada sibuk memaki pribadi-pribadi orang di 
 TUK, kenapa tidak tunjukkan saja lewat telaah sastra di mana kelemahan karya 
 mereka, sehingga membuat para pengarangnya pantas menerima pelbagai makian 
 yang tertuju kepada pribadi (bukan karya) itu? 
 
 Salam kenal juga, Sdr. Nayla Anggoro :))
 
 manneke
 
 
 
 
 
 -Original Message-
 
  Date: Mon Sep 17 22:31:34 PDT 2007
  From: naylaanggoro 
  Subject: [mediacare] Re: Tanggapan singkat Manneke Budiman untuk Saut 
  Situmorang
  To: mediacare@yahoogroups.com
 
  Salam kenal untuk semua member Mediacare.
  
  Ingin menimpali sedikit. Mungkin akan lebih bermanfaat kalau kasus
  sajak Saut Situmorang yang diributkan itu ditelaah secara sastra dari
  pada hanya sekedar saling kata-mengatai yang saya rasa semakin jauh
  dari esensi.
  
  Pada akhirnya tak ada manusia yang sempurna. Bagaimana kalau kita
  saling belajar dalam kebaikan.
  
  
  Salam
  
  
  --- In mediacare@yahoogroups.com, radityo djadjoeri  
  
  wrote:
  
   From: Manneke Budiman, Canada
   E-mail: [EMAIL PROTECTED]
   
   Model dan gaya tanggapan Saut ini kian mengukuhkan bahwa pengamatan
  saya benar. Fakta sudah bicara sendiri, dan saya tak perlu panjang
  lebar lagi. 
  
 Sayang...sungguh sungguh sayang...
   
   manneke
   
 __
  
  
 Posted by: Saut Situmorang, Yogyakarta
   E-mail: [EMAIL PROTECTED] 
   
   
   hahaha...manneke! 
   beginilah cara seorang kritikus sastra akademis kita membaca!
   betapa lugunya!!!
   
   saya tantang kritikus kita ini untuk membuktikan bahwa puisi saya
  bantul mon amour itu memang puisi yang mengeksploitasi seks! 
   
   eksploitasi seks merupakan salah satu isu Pernyataan Sikap Ode
  Kampung, kalok dia memang bener sarjana sastra yang tahu membaca teks!
   
   jangan-jangan dia, manneke budiman itu, jual bacot kalok gak berani
  buktiin!
   
   seorang kritikus sastra harus dingin dalam subjektivitas
  pembacaannya terutama dalam melihat teks sastra. tidak jadi pengecut
  karena unsur-unsur ekstra-literer! itu yang saya pelajarin di Sastra
  Inggris, Victoria University of Wellington, New Zealand. Saya cuman S1
  Sastra Inggris tapi saya tantang manneke budiman untuk membahas puisi
  saya!
   
   soal isi jurnal sastra boemipoetra yang dibilangnya kasar dan
  kami yang norak...tak punya kesantunan, ini cuman menunjukkan
  asal-asalannya mutu sarjana sastra satu ini! dia gak pernah baca
  jurnal kaum dada atau surrealis dengan manifesto-manifesto nya itu dan
  banyak majalah kecil lainnya di dunia ini tapi lagaknya mau jadi
  kritikus sastra kita! 
   
   kacian...
   
   soal novel ayu utami dll itu, seorang bule orang asing sudah menulis
  tentangnya dan membukukannya. 
   
   jawablah tesis eseinya itu! 
   
   kau kan orang asli indonesia, lahir dalam bahasa indonesia, dan
  sarjana sastra lagi, kok gak mampu membalas tulisan Katrin Bandel yang
  orang asing itu! beginikah mutu dosen sastra kita!!! 
   
   kacian...
   
   c'mon, man!!!
   
   hahaha...
   
   -saut situmorang

[mediacare] Re:Fwd: manifesto sastrawan Yogya

2007-09-18 Terurut Topik Manneke Budiman

Salam kenal Sdr. Nayla.

Buat saya, tak jadi soal pengirimnya Jokpin palsu atau asli. Saya mustahil bisa 
mengecek satu persatu alamat email yang masuk ke mediacare untuk membuktikan 
otentisitasnya. Buat saya yang penting adalah selebaran Orde Ayam Kampung itu 
ada dan nyata. Bagaimanapun juga, selebaran ini sudah menjadi bagian dari 
polemik Saut dkk vs GM/TUK, dan kelak akan menjadi bagian dari bahan telaah 
atas apa yang kini sedang terjadi. Tinggal kitanya aja yang diharapkan arif 
menyikapi selebaran itu. Pengirimnya bisa punya motivasi macem-macem: mengail 
di air keruh, terlalu pengecut untuk tampil asli, sentimen Saut, dll. Maka, 
kembali saya katakan, tingga kita yang mesti bersikap arif terhadap selebaran 
itu. makanya dalam forward saya ke mediacare, tak lupa saya wanti-wantikan agar 
kita menyikapinya sebagai dokumen saja alias diarsipkan.

Saya juga sudah menanggapi usulan Anda untuk menelaah sajak Saut dari segi 
sastranya, dan ajakan itu saya lempar balik ke Anda: kenapa tak Anda saja yang 
melakukannya? Melihat gaya Saut, saya tak yakin ada orang mau repot-repot 
mengkritisi karyanya. takut dicaci maki dan dihujat-hujat jika kritiknya tak 
disukai Saut. Tak mungkin bisa mengkritik orang yang tak bisa menghargai 
perbedaan dengan elegan. 

Salam buat Saut ya.


-Original Message-

 Date: Mon Sep 17 23:47:13 PDT 2007
 From: nayla anggoro [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Fwd: [media-jogja] Re: Fwd: manifesto sastrawan Yogya
 To: [EMAIL PROTECTED]

 Salam kenal sdr. Manneke dari saya Nayla.
 
 Hanya ingin menimpali sedikit, bahwa akan lebih bijak kalau anda 
 mengkonfirmasikan dulu ke sdr. Joko Pinurbo terkait e-mail yang anda kirimkan 
 (Manifesto Sastrawan Jogja/Manifesto Sastrawan Orde Ayam Kampung) apakah 
 memang benar itu alamat e-mail Joko Pinurbo atau hanya orang menggunakan 
 namanya.
 
 Sebenarnya saya sudah mengirimkan ke mediacare e-mail yang saya attach ke 
 sdr. Manneke ini (yang memastikan bahwa itu bukan e-mail penyair Joko 
 Pinurbo) tapi entah kenapa tidak muncul di mediacare. Juga satu e-mail saya 
 yang mengatakan bahwa sebaiknya sajak Saut Situmorang yang diributkan itu 
 ditelaah secara sastra karena akan lebih banyak membawa manfaat pun tidak 
 muncul.
 
 
 Demikian surat saya. Terima kasih atas perhatiannya.
 
 
 Salam,
 Nayla Anggoro
 
 Note: forwarded message attached. 

 -
 Looking for a deal? Find great prices on flights and hotels with Yahoo! 
 FareChase.



[mediacare] Wawancara dengan GM

2007-09-18 Terurut Topik Manneke Budiman
Sdr. Bonnie,

Bisakah tolong wawancara Anda dengan GM soal Ode Kampung itu di-posting-kan di 
mediacare ini? Terima kasih atas kebaikan hatinya.

salam,

manneke


-Original Message-

 Date: Tue Sep 18 20:29:00 PDT 2007
 From: Boni Triyana [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [wahana-news] Re: [rumahdunia] Bosan dengan perdebatan anak2 
 kecil
 To: [EMAIL PROTECTED], nayla anggoro [EMAIL PROTECTED], Rudal Tanggung 
 Anunya [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], 
 bdgkusumo [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], 
 gongmedia cakrawala [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL 
 PROTECTED], edy effendi [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL 
 PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] 
 [EMAIL PROTECTED], rocky gerung [EMAIL PROTECTED], gm [EMAIL 
 PROTECTED], Gola Gong [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL 
 PROTECTED], hudan [EMAIL PROTECTED], idawayan [EMAIL PROTECTED], 
 ilalang [EMAIL PROTECTED], jokpin [EMAIL PROTECTED], [EMAIL 
 PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], I 
 Nengah [Kalki Awatara] Karma [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] 
 [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL 
 PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], 
 Tuty Umayati Kusworo [EMAIL PROTECTED], manneke [EMAIL PROTECTED], 
 mariana [EMAIL PROTECTED], Chavchay Media [EMAIL PROTECTED], [EMAIL 
 PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], 
 Kafir Mustopa [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], 
 [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL 
 PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], I Gede Purwaka 
 [EMAIL PROTECTED], bumi putra [EMAIL PROTECTED], ahmadun republika 
 [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL 
 PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], 
 [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL 
 PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], Putu Suksmanta 
 [EMAIL PROTECTED], Gali Tegalgendu [EMAIL PROTECTED], budaya tionghoa 
 [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], jantonius 
 tobing [EMAIL PROTECTED], tspinang [EMAIL PROTECTED], ayu utami 
 [EMAIL PROTECTED], viddyad [EMAIL PROTECTED], Farida Wardhani [EMAIL 
 PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], sukmanti wiryawan 
 [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], zawawi 
 [EMAIL PROTECTED], =?UNKNOWN?Q?=93Alwy=94?= [EMAIL PROTECTED]


Mailing list:
http://groups.yahoo.com/group/mediacare/

Blog: 
http://mediacare.blogspot.com

http://www.mediacare.biz


 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/mediacare/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/mediacare/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


[mediacare] Re: Tanggapan Gola Gong untuk Manneke Budiman: Komunitas Utan Kayu tidak membumi

2007-09-17 Terurut Topik Manneke Budiman
Pertama, terima kasih buat Mas Radityo yang telah bantu forward email dari Gola 
Gong ini kepada saya.

Kedua, saya harapkan semoga Gola Gong segera sehat kembali karena baru saja 
keluar dari rumah sakit. Salam kenal juga. Saya baru saja kembali dari 
perpustakaan kampus di Kanada, dan saya lihat buku-buku tulisan Anda hampir 
lengkap dapat ditemui di perpustakaan itu. Sangat membanggakan.

Ketiga, mengenai tanggapan saya atas wawancara dengan GM: tanggapan itu adalah 
opini spontan tanpa riset-risetan. Saya sudah lihat Jurnal Bumiputra itu 
sewaktu ada hajatan Hiski di Depok Agutsus lalu, karena Wowok 
membagi-bagikannya. Terus terang, jika hanya membaca jurnal itu, sangat mudah 
bagi seseorang untuk memperoleh kesan bahwa Rumah Dunia mengamini isinya. 
Bahwasannya Rumah Dunia cuma jadi tuan rumah, dan bahkan Gola Gong secara 
pribadi tak setuju dengan cara Saut dan Wowok, baru saya dengar sekarang. Jadi, 
sangat baik bahwa Gola Gong muncul untuk mengklarifikasi kejadian yang 
sebetulnya waktu seniman Nusantara kumpul-kumpul di Rumah Dunia itu. 

Keempat, karena kerusakan sudah terjadi akibat tanggapan saya terhadap 
wawancara dengan GM itu, khususnya dalam kaitan dengan peran Rumah Dunia 
Banten, maka dengan ini saya menyampaikan permintaan maaf yang tulus kepada 
segenap anggota keluarga Rumah Dunia Banten, yang rupa-rupanya cuma ketamuan 
saja oleh para seniman itu, termasuk yang melakukan serangan terhadap 
pribadi-pribadi di TUK. 

Kelima, terlepas dari persoalan ini semua, saya pikir tak ada satupun di antara 
kita, ataupun di kalangan para seniman, yang memberhalakan TUK atau GM. 
Seniman itu, sepanjang saya tahu, terlalu besar egonya untuk bisa memuja 
siapapun, bahkan tidak juga dirinya sendiri. Jadi, sesuai saran Anda, saya juga 
biasa-biasa aja. Dan saya juga 100% setuju bahwa kita semua cuma manusia biasa. 
Dan di antara konsekuensi yang ada sebagai akibat kemanusiawian kita itu, maka 
ada kalanya kita bisa berbuat salah. Namun, akibat kemanusiaan kita juga, maka 
jika kita berbuat salah pada manusia lain, maka kita mesti bersedia meminta 
maaf. Kedua-duanya sudah saya lakukan: berbuat salah dan meminta maaf kepada 
Rumah Dunia Banten.

Harap dipahami bahwa pandangan saya terhadap sikap Saut dkk dalam kaitan dengan 
TUK tidak berubah, dan kepada mereka saya tidak meminta maaf atau merasa telah 
melakukan kesalahan. Demikian juga pandangan saya terhadap TUK atau GM yang 
termuat dalam tanggapan saya itu.

Dengan demikian, urusan saya dengan Gola Gong dan Rumah Dunia Banten semoga 
dapat dianggap selesai. Kini setelah saya kenal Gola Gong, lain kali jika ada 
berita menyangkut dirinya atau rumahnya, tentu saya akan kontak untuk 
konfirmasi.

Oh ya, saya juga sudah baca manifesto para seniman Ode Kampung yang Anda 
sebut-sebut itu. Saya bahkan juga terima manifesto lain berjudul Orde Ayam 
Kampung dari penyair JokPin lewat email. Masih kental kaitan dengan TUK dan 
Saut. Anda sudah lihat? Jika belum saya bisa forward.

salam,
manneke

-Original Message-

 Date: Mon Sep 17 11:04:28 PDT 2007
 From: radityo djadjoeri [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Tanggapan Gola Gong untuk Manneke Budiman: Komunitas Utan Kayu 
 tidak membumi
 To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL 
 PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], 
 [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], ilalang [EMAIL PROTECTED], 
 [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL 
 PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] 
 [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL 
 PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], 
 [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL 
 PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] 
 [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL 
 PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], budaya tionghoa [EMAIL PROTECTED], 
 [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL 
 PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] 
 [EMAIL PROTECTED]

 From: Gongmedia Cakrawala
   E-mail: [EMAIL PROTECTED]
   Date: Mon, 17 Sep 2007 03:24:43 -0700 (PDT) 
 
   - sudah disunting seperlunya, karena banyak kesalahan ketik -
   
 Salam kreatif
 Saya baru saja keluar dari rumah sakit.
 Saya di sms Saut untuk membuka inbox email.
 Katanya ada hal penting tentang tulisan Manneke Budiman.
 Kata Saut, MB apa pernah ke Rumah Dunia?
  
 Saya membaca tulisan MB di bawah ini:
  
 Lepas dari dosa-dosa TUK yang telah diinvetarisasi secara dramatis oleh 
 Rumah Dunia dan disebarkan di jurnalnya, Bumiputra, saya respek pada sikap 
 yang diambil GM dalam wawancara ini...
  
 MB yang belum saya kenal, salam kenal. Ada baiknya sebelum menulis check and 
 recheck dulu. Pernah membaca jurnal Boemiputra? Coba lihat di boks 
 redaksinya, apakah tertera nama Rumah Dunia? Saya ingin mengabarkan, bahwa 
 Rumah Dunia dan jurnal Boemiputra (BP) sesuatu yang berbeda. Bahkan saya

[mediacare] Re: Bung Heri Latief soal GM

2007-09-16 Terurut Topik Manneke Budiman

Bung Heri di Negeri Belanda,

Terima kasih untuk tegur sapanya. Saya harap para miliser punya pemikiran 
jernih, sehingga andaikata pun komentar saya dimanfaatkan untuk tujuan lain, 
mereka masih bisa membentuk opininya sendiri secara objektif dan tak terseret 
kesana-kemari.

Tak bisa disangkal, TUK sekarang punya kedudukan dominan dalam balantika seni 
dan pemikiran di Jakarta (saya masih ragu untuk menyebut di Indonesia). Itu 
sebabnya, pada titik ini saya rindu melihat adanya kritik yang bermutu terhadap 
TUK. Kritik ini perlu, khususnya bagi institusi apapun yang mulai menjadi 
dominan. Saut dkk, juga kelompok Rumah Dunia dan Ode Kampung, punya kesempatan 
yang sangat baik untuk mengawali lahirnya kritik-kritik bernas dan berbobot 
terhadap TUK. Maka itu, sayang jika momentum yang bagus ini dibuang hanya untuk 
melampiaskan kekesalan dalam bentuk yang asing bagi masyarakat seni (saya 
menolak memakai paradigma kotaan dan kampungan di sini, karena bukan itu 
masalahnya).
 
Jika bicara kesenian, ayo kita lancarkan kritik seni yang mampu membuka mata 
orang banyak dan, jika mungkin, melahirkan suatu zaman kesenian yang segar dan 
baru. Bisa jadi, dengan TUK menjadi dominan, maka ada ancaman stagnasi 
pemikiran di situ. Maka, Saut dkk bisa ambil peran sebagai agen perubahan dalam 
hal ini. Ini harapan saya, tetapi sejauh ini saya belum melihat hal itu 
terjadi. Malah sebaliknya, saya melihat adanya serangan bergaya preman, yang 
mungkin jauh dari gambaran orang tentang apa itu seni dan seniman.

Soal dukungan GM terhadap kenaikan BBM, saya pribadi turut menyesalkannya. 
Bukan karena kenaikan harga BBM itu sendiri, yang seharusnya bisa memutus 
parasitisme kaum berduit yang mampu tapi turut menghisap subsidi BBM yang 
mestinya dinikmati kaum miskin. Penyesalan saya disebabkan oleh kurang kerasnya 
suara kelompok pendukung kenaikan harga BBM dalam menuntut pemerintah untuk 
menciptakan kebijakan BBM yang berpihak pada kaum miskin. Dalam kenyataannya, 
kita menyaksikan kenaikan itu lebih banyak memukul kau miskin daripada orang 
berduit. Namun, di atas persoalan ini semua, Bung Heri, saya membedakan kritik 
saya terhadap pemikiran GM dan TUK sebagai seniman dan dukungan politis mereka 
terhadap kenaikan BBM. Saya tak sudi membodohkan diri sendiri dengan 
mencampuradukkan kedua permasalahan itu dalam memberikan tanggapan terhadap 
laku GM.

Mengenai apakah GM dan TUK dapat dikategorikan sebagai kaum psomodernis, dan 
apakah mereka 
didikte Barat, tak etis bagi saya untuk berkomentar di sini, dan saya lebih 
suka fokus pada perseteruan Saut dkk dengan TUK saja.

Senang berkomunikasi dengan Anda, dan saya tunggu kabar berikutnya dari 
Amsterdam.

salam kenal juga,
manneke
 
 
 -Original Message-
 
  Date: Sun Sep 16 09:07:15 PDT 2007
  From: heri latief [EMAIL PROTECTED]
  Subject: pakabar?
  To: Manneke Budiman [EMAIL PROTECTED]
 
  salam kenal.
  
  saya baca juga tanggapan bung manneke tentang wawancara gm
  menanggapi kritik sosial dari para seniman pinggiran (ode kampung,
  serang).
  
  wah kelihatannya komentar bung manneke tsb dipakai sebagai alat untuk
  mensucikan persoalan.
  
  saya jadi heran jugak, rupanya para penganut humanisme universal
  (diantaranya gm), sekarang ini seperti bangga punya kekuasaan
  (budaya), yg terasing dari akarnya (indonesia), eksesnya adalah
  terjadinya perbedaan klas dalam praktik2 kebudayaan (kotaan vs
  kampungan).
  
  apalagi kita tau, mendukung kenaikan harga bbm adalah menghancurkan
  rakyat miskin indonesia yg memang udah melarat berat.
  
  ah, awak ini apalaaa..., sedangkan kaum intelektual (bermodal) maunya
  kemajuan (postmodernis), tapi tanpa melibatkan pendapat khalayak
  ramai, apalagi kita taulah, bahwa barat (modal) berusaha memecah
  belah kita di segala bidang (!), supaya nantinya gampang mendikte apa
  yg dimaui oleh pihak barat (modal).
  
  gitukan?
  
  makasih atas perhatiannya.
  
  salam, heri latief
  amsterdam
  
 



[mediacare] Re: Goenawan Mohamad: tersinggung, tetapi jangan memobilisasi

2007-09-15 Terurut Topik Manneke Budiman

Lepas dari dosa-dosa TUK yang telah diinvetarisasi secara dramatis oleh Rumah 
Dunia dan disebarkan di jurnalnya, Bumiputra, saya respek pada sikap yang 
diambil GM dalam interview ini. Ada dua hal yang penting digarisbawahi: 

Pertama, bahwa GM memperlihatkan sikap yang bertolak belakang dari yang 
dipertunjukkan lawan-lawannya yang konon anti-sastra kelamin itu. Ia bahkan 
sempat secar objektif memuji karya cipta Saut. Ia bahkan tidak menyetujui 
reaksi berlebihan yang diperlihatkan sebagian pembaca atas isu agama dalam 
puisi Saut. Siapapun yang terbebas dari kubu-kubuan justru akan mendapat kesan 
bahwa GM malah bersimpati kepada Saut alih-alih mendukung pengganyangan 
terhadap penyair Yogya itu. 

Kedua, wawancara ini memberikan perkenalan singkat tapi cukup baik dengan TUK: 
bahwa ternyata TUK bukanlah sebuah kubu monolitik tempat para anggotanya 
makan, tidur, dan ngelantur, melainkan cuma sebuah ruang longgar tempat orang 
bertukar gagasan. Buat yang tahu TUK, akan juga tahu bahwa yang namanya Nirwan 
dewanto, Sitok Srengenge, Hasif Amini, dll itu kumpul bukan cuma buat saling 
amin-aminan, tetapi kerap mereka juga berantem sendiri karena memang 
masing-masing punya ideologi sendiri. TUK bukan sekte, tetapi arena. Siapapun 
boleh nongkrong di situ, takpeduli apa latar belakangnya. 

Saya ke TUK sangat jarang, mungkin sekali atau dua kali setahun, kalau ada 
acara-acara besar. Tapi saya tak merasa dikucilkan, atau mendapat kesan bahwa 
mereka yang di TUK itu adalah gerombolan seperti yang hendak diisyaratkan oleh 
Saut dkk lewat Jurnal Bumiputranya. Kritik buat TUK harus selalu dilontarkan, 
dan TUK mustahil bisa mencegah kritik dari pihak manapun. Namun, jika kritiknya 
dilontarkan dengan cara kasar seperti yang dipertunjukkan oleh Rumah Dunia 
Banten, saya khawatir simpati masyarakat justru berbalik kepada TUK, dan para 
pengkritiknya malah yang akan dapat label sebagai kelompok norak yang tak punya 
kesantunan.

Mungkin, dalam kesempatan ini, ada baiknya mendengar dari banyak orang, bila 
perlu dari Saut Situmorang sendiri, sajaknya yang di Republika itu bisa 
digolongkan sebagai sastra Syahwat Merdeka atau tidak? Apa kriteria untuk 
memutuskan bahwa novel Saman adalah sastra lendir, sementara puisi Saut bukan? 
Ayo kita sama-sama belajar. Saya tunggu pencerahannya.

manneke

manneke


-Original Message-

 Date: Sat Sep 15 09:08:57 PDT 2007
 From: radityo djadjoeri [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [mediacare] Goenawan Mohamad: =?UNKNOWN?Q?=93Boleh?= tersinggung, 
 tetapi jangan memobilisasi =?UNKNOWN?Q?kemarahan=94?=
 To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], mediacare@yahoogroups.com, [EMAIL 
 PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL 
 PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL 
 PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL 
 PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED]

 Wawancara dengan Goenawan Mohamad:
 ?Boleh tersinggung, tetapi jangan memobilisasi kemarahan?


   Pengantar:
   Di tahun ini, panggung susastra Indonesia agak panas dengan munculnya 
 gerakan-gerakan yang menghujat TUK (Teater Utan Kayu). Mereka menuding TUK 
 , baik secara terang-terangan  maupun diam-diam, sebagai sarang Gerakan 
 Syahwat Merdeka (GSM). Istilah tersebut pertama kali dicuatkan oleh  Taufik 
 Ismail. Ada yang bilang, GSM yang dimaksud adalah inisial dari nama lengkap 
 sastrawan kondang Goenawan Soesatyo Mohamad yang 
   akrab dipanggil GM - salah seorang pendiri Majalah TEMPO.

   Lalu muncul ikrar Ode Kampung di Rumah Dunia Banten yang juga menghajar 
 TUK. Kelompok yang dimotori oleh Saut Situmorang dan kawan-kawan ini tak 
 kenal lelah terus 'mengonceki' para tokoh KUK, seperti Nirwan Dewanto, Ayu 
 Utami, Hasif Amini, Sitok Srengenge dan lainnya. Di mata Saut yang nyalang, 
 mereka tidaklah layak digelari sebagai sastrawan. 

   Tak heran, di berbagai forum termasuk di milis-milis, Saut dan kawan-kawan 
 terus berkampanye untuk menghajar mereka dari berbagai sudut. Namun, 
 tonjokan-tonjokan yang mereka lakukan selalu berbalas pantun dengan 
 orang-orang yang tak setuju perseteruan itu, apalagi kalau dilakukan dengan 
 bahasa yang kurang santun.

   Puncaknya adalah kala harian Media Indonesia memuat sebuah artikel tentang 
 acara berkelas internasional yang digelar oleh TUK dan Dewan Kesenian Jakarta 
 (DKJ) beberapa waktu lalu. Karena isinya amat memojokkan  TUK, tak heran 
 kalau TUK bereaksi keras dengan mencap artikel tersebut penuh dengan lumuran 
 dusta. Menurut kabar 
   terakhir dari Saut  Situmorang melalui email, penulis artikel tersebut 
 telah digeser jabatannya. 

   Namun kini, Rumah Dunia yang konon anti pornografi belum bereaksi ketika 
 puisi Saut Situmorang yang panas termuat di Harian Republika.  Selain 
 berbau ranjang bergoyang, puisi tersebut juga menyinggung perasaan sebagian 
 umat Hindu Bali, karena jelas-jelas menyebut  pura dan Dewa. Reaksi dan 
 

[mediacare] Re: Salam dari jauh......

2007-09-12 Terurut Topik Manneke Budiman

Halo Henny,

Selamat bergabung di mediacare! Akhirnya kejadian juga ya. Selama ini saya 
pikir Henny segan ikutan milis baru. DL sudah agak lama mundur dari mediacare 
karena persoalan yang kita sama-sama sudah tahu dan mirip-mirip aromanya sama 
milis KA. Madam Muskita kok belakangan ini jarang muncul. Mungkin karena sudah 
tau tak ada yang bisa menandinginya, maka dia sudah puas. He he he.

Fotonya juga bagus. Jadinya kini semua miliser mediacare bisa mengira-ira yang 
mana Henny. Kuncinya sih: yang paling memikat perhatian kita, itualh orangnya 
:) Semoga lama-lama para miliser mediacare pun tak segan-segan kirim fotonya 
supaya makin saling kenal. Thanks Henny, sudha membuka jalan.

Kita akan sering jumpa!

cheers,
manneke


-Original Message-

 Date: Wed Sep 12 11:21:32 PDT 2007
 From: Henny [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [mediacare] Salam dari jauh..
 To: mediacare@yahoogroups.com

 Manneke,
 
 Apakah anda masih berada di mediacare dan bagaimana ceritanya DL dan madam 
 Muskita Api apa masih menyebarkan api atau apakah sudah padam? Akhirnya 
 hatiku luluh juga dengan undangannya Pak Raditio. Trims ya Pak Moderator, ini 
 pasti berkat kebaikannya Pak Hosein dan Pak Pandji yang selalu menyertakan 
 namaku pada setiap e-mailnya.
 
 Aku kirimkan photo album saat Perayaan HUT RI 62 di Dallas, TX tgl 24 Agustus 
 2007 yang lalu dan tebak saja yang mana wajahku. Kalau di Belanda katanya Ron 
 bayar di Dallas gratis saja, kan ada IAEF. 
 
 copy and paste the following into your browser
 http://picasaweb.google.com/agungnsudjono/IAEFINDEPENDENCEDAYCELEBRATION2482007
 
 Sekalian juga aku kirimkan ke mediacare biar kenal wajahku dan gimana caranya 
 agar aku bisa kenal wajah-wajah cantik dan charming di mediacare? Ingat lho 
 katanya tak kenal maka tak sayang.
 
 Pak Budi Raharjo, lalu bagaimana lanjutannya dengan Don Bosko. Mau 
 diapakankah beliau? Apakah beliau masih tetap di KPI?Saya harapkan dia jadi 
 Dirutnya TVRI biar bisa bersaing.
 
 Judul e-mail ini saya buat Salam dari jauh...jadi ingat dulu ...salam dari 
 seberang rel..dulu di Indo kantor kami dipisahkan oleh rel kereta api.
 
 
 Trims,
 
 Henny



[mediacare] Re: Serangan Marinir Amerika di Balaraja

2007-09-09 Terurut Topik Manneke Budiman

Ternyata yang namanya liar bisa terjadi pada marinir mana saja ya, termasuk 
oknum USMC yang legendaris itu? He he he. Marinir Indonesia boleh seneng deh. 
Wong yang Amerika aja gak mustahil bisa brengsek kok, jadi kalo di Indonesia 
kadang ada marinir brengsek, yah itulah faktanya.

manneke


-Original Message-

 Date: Sun Sep 09 15:35:46 PDT 2007
 From: heri latief [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [mediacare] Serangan Marinir Amerika di Balaraja
 To: SP [EMAIL PROTECTED]

 globalisasi preman akhirnya sampai ke balaraja via aksi liar marinir 
 amerika?

   
   
 Serangan Marinir Amerika di Balaraja

   http://www.gatra.com/artikel.php?id=107572

   Dengan kawalan sedikitnya 75 anak buah, mungkin Sersan Marinir Josh 
 Straub merasa dirinya sedang memimpin tiga peleton prajurit alias satu kompi. 
 Dus, dia seperti berpangkat kapten. Boleh jadi, ia juga membayangkan dirinya 
 tengah berada di Baghdad, Kabul, atau Mogadishu (Somalia) dalam rangka 
 operasi perebutan sebuah pos strategis.

   Karena yakin unggul dalam hal kekuatan personel, bintara dari korps Marinir 
 Amerika Serikat itu tidak perlu merancang operasi yang senyap. Yang penting 
 ada unsur pendadakan, untuk membuat lawan tidak sempat melakukan perlawanan 
 atau memanggil bala bantuan. Maka, ketika sasaran sudah di depan mata, yakni 
 pabrik garmen PT Natural Selaras II di Kawasan Olex Industrial Plant, 
 Balaraja, Tangerang, serangan terbuka dilakukan Senin dini hari pekan lalu.

   Sambil berteriak-teriak, massa sebanyak tiga peleton itu --semuanya orang 
 kita-- segera menyerbu ke dalam pabrik pembuat baju renang itu, setelah 
 gembok pintu gerbang putus digunting. Sersan Josh Straub dan ketiga teman 
 kulit putihnya, Scott Saura, Michael J. Keenely, dan Bouzan Timothy, memberi 
 komando, meski tak jelas dipahami atau tidak oleh para milisi itu.

   Yang pasti, kompi Josh Straub itu dengan cepat menguasai lingkungan 
 pabrik. Sembilan buruh yang menjaga pabrik awalnya mencoba menghadang. Namun, 
 karena sadar kekuatan tak seimbang, mereka lari tunggang langgang. Nahas, 
 seorang di antara mereka, Emen, tak cepat bergerak. Ia babak belur menjadi 
 bulan-bulanan pasukan Josh Straub. Mereka kemudian memasuki ruangan pabrik 
 setelah menjebol pintu-pintu dengan linggis.
   Rupanya operasi itu bertujuan membongkar dan mengangkut paksa aset pabrik, 
 berupa puluhan mesin jahit serta baju-baju renang yang sudah dipak dan siap 
 diekspor. Aksi mereka terhenti ketika polisi datang. Ternyata buruh yang 
 kabur melaporkan penyerangan itu. Para penyerang, termasuk Josh Straub, tidak 
 berkutik. Pada saat itu pula, kompi Straub digelandang ramai-ramai ke 
 Polres Tangerang.

   Keempat orang kulit putih itu, semuanya warga negara Amerika, ditahan di 
 Lembaga Pemasyarakatan Pemuda, Tangerang. Dalam pekan ini, berkasnya kami 
 limpahkan ke kejaksaan, kata Ajun Komisaris Polisi (AKP) Ade Ary Syam 
 Indradi, Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Tangerang. Straub dan 
 ketiga rekannya telah pula dinyatakan sebagai tersangka dalam kasus 
 penganiayaan, perusakan, dan perbuatan tidak menyenangkan. Ancamannya sampai 
 lima tahun penjara, kata Ade Ary pula.

   Di antara empat orang kulit putih itu, Scott Saura telah dikenal oleh para 
 pekerja PT Natural Selaras. Kami kenalnya Scott karena dia sering berada di 
 perusahaan ini, kata Eko Budiarto, Ketua Serikat Buruh PT Natural. Menurut 
 Eko, Scott adalah kepanjangan tangan Manhattan Beachwear, perusahaan pakaian 
 renang di Los Angeles, Amerika. Manhattan adalah mitra Natural Selaras. 
 Scott diserahi tugas mengambil paksa aset pabrik, kata Eko pula. Kekacauan 
 itu adalah babak lanjutan tutupnya pabrik garmen itu sejak Mei, setelah 
 sebelumnya usahanya dibelit sejumlah masalah.

   Salah satu kasus yang menimpa Natural adalah ketika petugas Bea dan Cukai 
 Bandara Soekarno-Hatta menggagalkan penyelundupan 11 kontainer berisi bahan 
 baku tekstil, Mei silam. Setelah diusut, ternyata tekstil senilai Rp 7 milyar 
 itu akan diselundupkan ke pabrik produsen bahan pelapis pakaian. Bahan baku 
 itu dikeluarkan atas ama PT Natural.

   Akibat kasus itu, sejak Mei, Natural berhenti berproduksi. Tentu ini 
 membuat Manhattan, mitranya, kelabakan. Manhattan berusaha mengambil kembali 
 mesin jahitnya dan beberapa pakaian renang yang sudah jadi. Untuk 
 menyelamatkan aset agar tidak disita, mereka menyuruh beberapa warga Amerika 
 mengambilnya langsung ke pabrik, kata sumber Gatra di Mapolres Tangerang.

   Scott mendapat tugas itu. Untuk memuluskan pengambilalihan aset, ia 
 mengajak tiga rekannya. Merasa kurang kuat, mereka juga mengupah sejumlah 
 pemuda, sebagian di antaranya dikenal sebagai preman kampung, untuk 
 melancarkan aksi jarah itu. Scott pernah mengerahkan penyerbuan di pabrik 
 lain milik PT Natural Selaras, Eko menjelaskan. Para penyerbu itu dibayar Rp 
 25.000 per orang per operasi.

   Rupanya,