Re: [Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]]
Negara Indonesia itu sudah lama dibentuk. Sumpah pemuda itu lebih lama lagi di ikrarkan. Segitu lamanya kita merdeka, walaupun pembangunan tidak merata, tapi toh tetap kita bangun, dan saya kira pembangunan didaerah2 tesebut cukup maju di bandingkan denga propinsi2 lainnya (lampung, NTB, Sumbawa, contohnya). Kerusuhan diSul_sel, Ambon, dan termasuk Aceh adalah perbuatan orang2 opurtunis, yang serakah, egois dan sebenarnya tidak peduli juga dengan nasib rakyat ditempat itu, saya sangat tidak yakin kalau seluruh rakyat di daerah tersebut, menginginkan untuk pisah dengan Indonesia. Soal Aceh buat saya lebih parah lagi. GAM, sekarang, dengan seenaknya mereka bilang (terutama bos2nya yang diusir ke luar negri), kalau GAM tidak akan mau kompromi dengan pemerintah Indonesia. Coba dipikir apa sih tujuan utamanya? buat saya tujuan utama mereka adalah DENDAM!, bukan karena rakyat Aceh di injak2, tapi karena we kick them the hell out from Indonesia. Mungkin mereka memang diperlakukan tidak adil, diinjak2, dirampok, dll. Tapi ingat dong kalau itu waktu ORBA, SEMUA juga merasa di injak2, dirampok, dan diperlakukan tidak adil!!!. Sekarang khan sudah berbeda, Pemerintahnya lebih "wise", kenapa tidak kasih kesempatan pemerintah yang baru untuk memperbaiki diri? Seperti yang sudah didiskusikan oleh orang2 disini tentang kemerdekaan suatu negara bagian. Solusi kita mungkin terletak di pemerintah pusat yang tegas. Pemerintah harus bisa memberi batasan yang tidak bisa dilewati oleh orang2 oportunis ini. Mereka bisa menyuarakan pendapat dan opini mereka dan pemerintah sudah seharusnya mendengarkan dan berusaha sedapat mungkin untuk memenuhi permintaan tesebut, atau setidak2nya mencari jalan tengah. Sekarang ini pemerintah sudah bersedia melakukan hal2 tersebut, tapi apa yang GAM lakukan? sekarang mereka ingin merdeka, mereka tidak akan mau kompromi denga pemerintah. Kenapa berubah total, dan keras kepala? karena mereka berpendapat bahwa pemerintah itu lemah, tidak berdaya lagi, bisa dipecundangi, dll, dll!!!. Kalau mereka bisa segitu keras kepala, kenapa kita harus lemah? sudah sewaktunya kita keras juga, kasih ultimatum berunding atau perang. kasih tau sama mereka kalau kita bisa mengerahkan TNI untuk melakukan seperti yang sudah2, jadi jangan macem2!! Kalau tidak mau berunding, gunungpun bisa kita ratakan supaya GAM keparat itu tidak punya tempat untuk bersembunyi!!!. Satu lagi yang saya paling tidak bisa toleran adalah pernyataan orang2 yang mengangap "oh iya engga' apa2, kalau mereka maunya merdeka", "yah sudah, inikan negara demokratis, kita engga' bisa menolak kemauan mereka, walupun dalam hati saya juga tidak mau daerah2 tsb pisah dengan Indonesia". Buat saya pernyataan2 ini, adalah pernyataan orang2 yang sudah putus asa (apatis), tidak percaya dengan pemerintahnya, dan yang paling penting tidak tahu apa itu arti demokrasi yang sesungguhnya. Kita sebagai pemegang passport/KTP Indonesia sudah semestinya merasa daerah itu adalah milik kita juga, jangan karena mereka beda dengan kita , terus kita jadi mikir "ya udah deh kalau mau merdeka silahkan itu kan daerah mereka". Itu daerah/tanah kita juga!!!. Ratusan orang sudah mati berjuang untuk mencapai apa yang kita capai sekarang ini. Memang mereka melihat itu??? TIDAK!!!. Mereka tunggangi perjuangan Reformasi kita, untuk mengambil keuntung sendiri. Buat mereka inilah kesempatan emas, untuk mengobrak-abrikan pemerintahan yang telah dengan susah payah kita bangun dengan darah ratusan mahsiswa dan rakyat jelata. Orang2 pengacau ini adalah oportunis yang di dorong dengan keserakahan dan dendam pribadi. Sebagai orang Islam saya percaya dengan Jihad, dan mati untuk agama dan negara adalah salah satu dalam mati Jihad. Makanya seperti yang sudah saya bilang, saya bersedia mati untuk membela daerah2 itu dari orang2 yang ingin merampoknya dari saya!!!. Saya engga' mau kok terima demokrasi kalau akhirnya negara kita terpotong2. Kita semua berjuang untuk menuju ke pemerintahan yang adil dan demokrasi yang mutlak, dan ini bukan untuk kita sediri, tapi untuk seluruh rakyat Indonesia. Kalau mereka2 ini tidak bisa melihat perjuangan rakyat Indonesia tersebut, well... let's give them HELL!!. Sorry yah panjang lebar, soalnya saya sudah capek melihat orang2 oportunis ini, melihat TIM2 merdeka, dengan seenak udelnya mereka declare kalau ingin merdeka juga. Sikap bangsa Indonesia yang suka ikut2an inilah yang akan menjadi bibit kehancuran negara kita tercinta. Ichal Budi Haryanto [EMAIL PROTECTED] wrote: To Ichal and Arya, Apa nggak kebalik yang sebenarnya terjadi? Justru mereka-merekalah yang menganggap tanah yang mereka tempati sekarang adalah tanah tumpah darah leluhurnya yang semestinya nggak seenaknya diinjak-injak dan diperas terus-menerus oleh mereka yang menyebut diri sebagai 'bangsa Indonesia'. Bagaimana mereka disuruh pergi, lha wong mereka menganggap itu adalah tanah-tanahnya sendiri. "Bangsa Indonesia' tadi itulah yang semestinya pergi dari tanah mereka.
Re: [Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]]
Wah, kita ngerasanya nggak ditampar pipinya, tapi dielus-elus. Jadi sorry saja ya. Kalau ngiri silakan saja lakukan yg serupa. Hehe... JA ' From: Rizal Az [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]] Date: Tue, 9 Nov 1999 23:59:31 PST Oh my... beutifully done mba' Ida!!! I take off my hat and salute you!!! Ini baru namanya merendahkan diri, meninggikan mutu he...he...he jeffrey pasti seneng dan puas sekali tuh ngeliat tulisan mba' Ida yang mengaku salah, sabar dan menjunjung tinggi opponant-nya. Jeffrey, menurut pendapat gue sih loe lagi di"mooned" sama mba' Ida...:). Ngerasa kaya' ditampar engga' pipi-nya? engga' ngerasa? bagus deh kalau gitu... he...he...he... Mba' Ida tolong dong ajarin kita2 semua, biar bisa jadi politian handal nih...:) Ichal Notrida Mandica [EMAIL PROTECTED] wrote: ooops... Jangan diperpanjang dong Mas-Mas. Mas Jeffrey sedang praktek Freedom of speech. Kan kita sudah setuju dalam negara demokrasi, kita harus menghargai pendapat orang lain. Tidak peduli mereka junior atau senior, namanya menunjukkan kesalahan atau mengeritik adalah hak setiap orang. Sebagai jawabannya, saya harus mengaku salah kalau bersalah. Dan kalau saya benar, saya akan membela diri dengan mengajukan data. Dalam keadaan real, saya akan menggunakan lembaga hukum untuk menjawab Mas Jefferey. Waktu Tacquoville (probably I spelled it wrong), a French traveler, berkunjung ke US, salah satu keterpikatan beliau dengan US adalah konsep SPEECH and political freedom to stand front of people and spread new ideas and new venture, especially in the political debates. That is the beauty of democracy when people know where they stand. So, it is absolutely fine for others to criticize me. I will learn from their criticism. Jefferey's critics is so poignant. Jefferey has inspired me to read more and to write more. Jefferey has inspired to write to Indonesian newspapers or journals so that people can read my thoughts. He is right that I am shallow. He is right that I am not a wonderful scholar. He is damn right that I am not serving my country with wonderful ideas. He is perfectly correct. I study politics from text books, I have written several journal articles (they were all published in American journals, btw), and Insya Allah, my book (co-author with Dr. Houseman of Indiana University) will be out early next year. Nevertheless, I always believe that inputs from people are always wonderful. I cannot see my dents at my back until someone points them out. Thank you so much friends, Jefferey and Mardhika. You are my inspirations. BTW, I think the title of "RATU BULLSHIT" is not bad at all. It is a title. What do you think? :) enjoy your night, ida From: Mardhika Wisesa [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum] Date: Tue, 9 Nov 1999 22:39:46 EST Jeffrey..jeffrey.anda masuk atau baru menjadi anggota milist ini sejak kapan sih?? kok sudah berani mengatakan seseorang yang sudah senior di milist ini seenak perut. Anda seharusnya tau kan dimana tempat anda Let me seeeither anda seorang freshmen yang baru pertama kali ke amerika atau seseorang pelajar atau mahasiswa yang wannabe seperti pelajar dan mahasiswa Indonesia di Amerika. Mardhika Wisesa Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED] wrote: Oya? Kalau anda ngomong bukan bullshit juga? Hebat dong. Ini yang disebut ucapan seorang intelek terhebat wanita Indonesia se-AS? Yang calon PhD politik tapi pandangannya juga tidak jelas dan relatif dangkal untuk ukuran mahasiswa politik? Hehe:)Okaylah, saya angkat Mbak Ida sebagai ratu bullshit se-AS. JA __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: [Re: [Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]]]
Jeff, Engga' kok... gue engga' ngiri... bener deh makasih banget, soalnya gue sendiri ngebayangin kalau seandainya jadi loe, gue udah garuk2 aspal, sambil teriak "...malu...maluhu...hu...hu..." he...he...he... Ichal Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED] wrote: Wah, kita ngerasanya nggak ditampar pipinya, tapi dielus-elus. Jadi sorry saja ya. Kalau ngiri silakan saja lakukan yg serupa. Hehe... JA ' From: Rizal Az [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]] Date: Tue, 9 Nov 1999 23:59:31 PST Oh my... beutifully done mba' Ida!!! I take off my hat and salute you!!! Ini baru namanya merendahkan diri, meninggikan mutu he...he...he jeffrey pasti seneng dan puas sekali tuh ngeliat tulisan mba' Ida yang mengaku salah, sabar dan menjunjung tinggi opponant-nya. Jeffrey, menurut pendapat gue sih loe lagi di"mooned" sama mba' Ida...:). Ngerasa kaya' ditampar engga' pipi-nya? engga' ngerasa? bagus deh kalau gitu... he...he...he... Mba' Ida tolong dong ajarin kita2 semua, biar bisa jadi politian handal nih...:) Ichal Notrida Mandica [EMAIL PROTECTED] wrote: ooops... Jangan diperpanjang dong Mas-Mas. Mas Jeffrey sedang praktek Freedom of speech. Kan kita sudah setuju dalam negara demokrasi, kita harus menghargai pendapat orang lain. Tidak peduli mereka junior atau senior, namanya menunjukkan kesalahan atau mengeritik adalah hak setiap orang. Sebagai jawabannya, saya harus mengaku salah kalau bersalah. Dan kalau saya benar, saya akan membela diri dengan mengajukan data. Dalam keadaan real, saya akan menggunakan lembaga hukum untuk menjawab Mas Jefferey. Waktu Tacquoville (probably I spelled it wrong), a French traveler, berkunjung ke US, salah satu keterpikatan beliau dengan US adalah konsep SPEECH and political freedom to stand front of people and spread new ideas and new venture, especially in the political debates. That is the beauty of democracy when people know where they stand. So, it is absolutely fine for others to criticize me. I will learn from their criticism. Jefferey's critics is so poignant. Jefferey has inspired me to read more and to write more. Jefferey has inspired to write to Indonesian newspapers or journals so that people can read my thoughts. He is right that I am shallow. He is right that I am not a wonderful scholar. He is damn right that I am not serving my country with wonderful ideas. He is perfectly correct. I study politics from text books, I have written several journal articles (they were all published in American journals, btw), and Insya Allah, my book (co-author with Dr. Houseman of Indiana University) will be out early next year. Nevertheless, I always believe that inputs from people are always wonderful. I cannot see my dents at my back until someone points them out. Thank you so much friends, Jefferey and Mardhika. You are my inspirations. BTW, I think the title of "RATU BULLSHIT" is not bad at all. It is a title. What do you think? :) enjoy your night, ida From: Mardhika Wisesa [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum] Date: Tue, 9 Nov 1999 22:39:46 EST Jeffrey..jeffrey.anda masuk atau baru menjadi anggota milist ini sejak kapan sih?? kok sudah berani mengatakan seseorang yang sudah senior di milist ini seenak perut. Anda seharusnya tau kan dimana tempat anda Let me seeeither anda seorang freshmen yang baru pertama kali ke amerika atau seseorang pelajar atau mahasiswa yang wannabe seperti pelajar dan mahasiswa Indonesia di Amerika. Mardhika Wisesa Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED] wrote: Oya? Kalau anda ngomong bukan bullshit juga? Hebat dong. Ini yang disebut ucapan seorang intelek terhebat wanita Indonesia se-AS? Yang calon PhD politik tapi pandangannya juga tidak jelas dan relatif dangkal untuk ukuran mahasiswa politik? Hehe:)Okaylah, saya angkat Mbak Ida sebagai ratu bullshit se-AS. JA __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at http://webmail.netscape.com.
Re: [Re: [Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]]]
Wah, malu? Orang dia yg gagal menulis email kepada siapa postingnya disampaikan. Emangnya anda tahu ke siapa sih sebetulnya emailnya ditujukan? Kalau ditujukan ke saya sih balasan saya itu tetap valid. Kenapa malu pula? Kalau mau ngotot, kita harus melihat fungsi dari mailing list itu sendiri. Fungsi milis kan untuk berbagi pemikiran kita. Komunitas milis dihidupkan oleh anggota yg mau meluangkan waktu untuk sharing information, thoughts, and jokes (sometimes we need it). Jadi bukan kapan masuknya ke milis ini. Milis juga tidak mengenal ewuh pakewuh. Sekali si administrator mengumandangkan ke publik, milis jadi milik publik. Bukan milik administrator, apalagi milik beberapa anggota permias di kota tertentu. (Yah tentunya ada aturan tertentu oleh administrator). Jadi tidak perlu saya minta-minta ijin ke Datubara, atau Okki (seperti yg dilakukan oleh Kris Dayanto) atau perlu mengubah tata cara penulisan saya ke mbak Ida. Who the hell are they? If they could not share their time and thoughts to this mailing list, they are nobody. (Active) members are the real owner of this milist. Saya biasa berkata apa saja tentang Suharto, Habibie, Gus Dur, atau Amien Rais (tak lupa favorit saya Mega) kalau tindakan mereka menurut saya tidak tepat. Kalau menurut saya Suharto, Habibie, atau Gus Dur benar, lalu ada yg menyatakan salah, sebaliknya saya tulis apa yg menurut saya benar. Nah, masak saya harus memperlakukan lain untuk seseorang bernama Ida. Lagian kalau saya secara pribadi menulis puisi ke mbak Ida, anda juga nggak tahu kan? Hehe... Harusnya simpel kan? Jangan mempersulit sesuatu yg simpel ah.:) Jeffrey Anjasmara ' From: Rizal Az [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [Re: [Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]]] Date: Thu, 11 Nov 1999 08:21:30 PST Jeff, Engga' kok... gue engga' ngiri... bener deh makasih banget, soalnya gue sendiri ngebayangin kalau seandainya jadi loe, gue udah garuk2 aspal, sambil teriak "...malu...maluhu...hu...hu..." he...he...he... Ichal Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED] wrote: Wah, kita ngerasanya nggak ditampar pipinya, tapi dielus-elus. Jadi sorry saja ya. Kalau ngiri silakan saja lakukan yg serupa. Hehe... JA __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]
To Ichal and Arya, Apa nggak kebalik yang sebenarnya terjadi? Justru mereka-merekalah yang menganggap tanah yang mereka tempati sekarang adalah tanah tumpah darah leluhurnya yang semestinya nggak seenaknya diinjak-injak dan diperas terus-menerus oleh mereka yang menyebut diri sebagai 'bangsa Indonesia'. Bagaimana mereka disuruh pergi, lha wong mereka menganggap itu adalah tanah-tanahnya sendiri. "Bangsa Indonesia' tadi itulah yang semestinya pergi dari tanah mereka. Salam, Budi At 10:23 PM 11/10/99 -0500, you wrote: hehehe... gue ikutan nulis juga ah gara gara liat emailnya Ichal... Tapi basically sih bener juga...kalau ngga suka dan bikin onar mulu mendingan pergi aja dari Indonesia.. Itu di daerah Golden sama Aurora masih banyak tanah murah dan kosong... Kalau di Douglas county sih udah pasti mahal...hehehe... Gimana kaki loe, udah mendingan belom? Trus mana email golf nya? gue tungguin neh... AryaArya
Re: Oyea...? Re: Geger referendum
wahwah. Kalau Aceh mau Refrendum, yang salah sebenarnya siapa ? Ya kita-kita juga, terutama yang dekat dan aktif dalam Pemerintahan Orde Baru. Sudah menginjak, merampok, membohongi, apa lagi ?? Nah, saat ini mereka sudah capek dengan 'janji-janji', apalagi dengan tambahan extra janji dar BJH. (huh!). Harapan saya sih semoga mereka masih mau bersabar dengan pembuktian komitmen dari GD. Tapi kalau engga mau, what can we say ? Semoga Aceh tetap merupakan bagian dari Negara R.I. Salam, bRidWaN At 04:01 PM 11/9/99 EST, Jeffrey Anjasmara wrote: Oya? Kalau anda ngomong bukan bullshit juga? Hebat dong. Ini yang disebut ucapan seorang intelek terhebat wanita Indonesia se-AS? Yang calon PhD politik tapi pandangannya juga tidak jelas dan relatif dangkal untuk ukuran mahasiswa politik? Hehe:) Okaylah, saya angkat Mbak Ida sebagai ratu bullshit se-AS. JA From: Notrida Mandica [EMAIL PROTECTED] Date: Tue, 9 Nov 1999 12:15:33 PST Yap..when a bullshit starts talking, it can only say about bullshit! ida From: Muhammad Nahar [EMAIL PROTECTED] Oyeach... Well, where were you people when Acehnese have to strugle against TNI? You were pretending that you know nothing about it, and accusing the Indonesian soldiers for killing them. Ha.. Now, you're affraid they govern their own kingdom. Pitiing yourself for not having resources to fund your country? What a shame. Bulshit.
Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]
hehehe... gue ikutan nulis juga ah gara gara liat emailnya Ichal... Tapi basically sih bener juga...kalau ngga suka dan bikin onar mulu mendingan pergi aja dari Indonesia.. Itu di daerah Golden sama Aurora masih banyak tanah murah dan kosong... Kalau di Douglas county sih udah pasti mahal...hehehe... Gimana kaki loe, udah mendingan belom? Trus mana email golf nya? gue tungguin neh... AryaArya
Re: Oyea...? Re: Geger referendum
Inilah tipikal pemikiran KEAKUAN. Seharusnya dilihat lagi berapa-berapa kontribusi setiap wilayah dalam membiayai pembangunan. Dengan proporsi pembagian sumber daya alam saat ini, tidak ada alasan untuk menyatakan kemerdekaan. Permintaan untuk referendum dengan pilihan otonomi atau merdeka adalah suatu permintaan yang didasari oleh emosi. Seharusnya anda juga harus menjawab pertanyaan mengapa anda diam saja saat warga Kedungombo dicurangi dan dipaksa keluar dari wilayahnya. Juga saat para wanita harus bekerja dan dipaksa bekerja dengan upah sangat murah. Tantangan oleh seorang mahasiswa di Aceh bahwa hal ini bukanlah usaha separatisme adalah menggelikan. Seharusnya disebutkan dulu apa itu definisi separatisme. Selain itu juga perlu dijelaskan apa itu otonomi. Bila pembagian sumber daya alam sudah menjadi 85-15, dan juga desentralisasi sudah dilakukan, ini berarti otonomi sudah dilakukan. Apakah definisi otonomi sudah berganti? Tidak, tidak ada yg berganti. Demikian pula dengan tuntutan federasi. Apa sih keuntungan bentuk federasi daripada negara kesatuan bila kita melihat dengan kacamata baru saat ini? Bila dilihat dari pembagian sumber pendapatan, maka tidak ada lagi alasan untuk membentuk negara federasi. Demikian pula dengan desentralisasi kepemerintahan. Yang membedakan dari negara federasi dengan negara kesatuan tinggallah keberadaan polisi yg masih bersifat nasional. Untuk saya, tuntutan untuk negara federasi dari mahasiswa Sulsel adalah tuntutan untuk mencari sebuah batu loncatan untuk memisahkan diri. Jelasnya, mungkin Habibie, Marwah Daud, dan juga si Christianto Wibisono yg sangat mengherankan tidak mau pulang juga ke Indonesia perlu dituntut untuk diadili karena berusaha melakukan eksperimen sangat berbahaya. Yang saya lihat juga menggelikan adalah Munir. Anak kemarin sore ini sering sekali menggampangkan segala persoalan demi popularitas. Pokoknya asal masuk tabloid Detik.com. Buat yg mau menforward ke yang bersangkutan, saya persilakan lho. Kemarin posting saya kan sempat diforward ke yg bersangkutan. Kebetulan saya ingin melihat lebih detil apa sih bentuk federasi bikinan Christianto itu. Buat saya si Chris inilah Van Mook muka baru. Kalau berani mestinya Suara Pembaruan memuat artikel yg berseberangan dengan pendapat Christ yang idealis tapi tidak menjejak bumi itu. Jeffrey Anjasmara. '-- From: Muhammad Nahar [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Oyea...? Re: Geger referendum Date: Tue, 9 Nov 1999 18:44:30 +0800 Oyeach... Well, where were you people when Acehnese have to strugle against TNI? You were pretending that you know nothing about it, and accusing the Indonesian soldiers for killing them. Ha.. Now, you're affraid they govern their own kingdom. Pitiing yourself for not having resources to fund your country? What a shame. Bulshit. Get your FREE Email at http://mailcity.lycos.com Get your PERSONALIZED START PAGE at http://my.lycos.com __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: Oyea...? Re: Geger referendum
Yap..when a bullshit starts talking, it can only say about bullshit! ida From: Muhammad Nahar [EMAIL PROTECTED] Oyeach... Well, where were you people when Acehnese have to strugle against TNI? You were pretending that you know nothing about it, and accusing the Indonesian soldiers for killing them. Ha.. Now, you're affraid they govern their own kingdom. Pitiing yourself for not having resources to fund your country? What a shame. Bulshit. Get your FREE Email at http://mailcity.lycos.com Get your PERSONALIZED START PAGE at http://my.lycos.com __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]
Jeffrey..jeffrey.anda masuk atau baru menjadi anggota milist ini sejak kapan sih?? kok sudah berani mengatakan seseorang yang sudah senior di milist ini seenak perut. Anda seharusnya tau kan dimana tempat anda Let me seeeither anda seorang freshmen yang baru pertama kali ke amerika atau seseorang pelajar atau mahasiswa yang wannabe seperti pelajar dan mahasiswa Indonesia di Amerika. Mardhika Wisesa Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED] wrote: Oya? Kalau anda ngomong bukan bullshit juga? Hebat dong. Ini yang disebut ucapan seorang intelek terhebat wanita Indonesia se-AS? Yang calon PhD politik tapi pandangannya juga tidak jelas dan relatif dangkal untuk ukuran mahasiswa politik? Hehe:)Okaylah, saya angkat Mbak Ida sebagai ratu bullshit se-AS. JA Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1
Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]
Ternyata durasi seseorang tinggal di Amerika, bisa membuat seseorang merasa "lebih" dari orang lain. Soe -Original Message- From: Mardhika Wisesa [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: Wednesday, November 10, 1999 10:30 AM Subject: Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum] Let me seeeither anda seorang freshmen yang baru pertama kali ke amerika atau seseorang pelajar atau mahasiswa yang wannabe seperti pelajar dan mahasiswa Indonesia di Amerika. Mardhika Wisesa
Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]
ooops... Jangan diperpanjang dong Mas-Mas. Mas Jeffrey sedang praktek Freedom of speech. Kan kita sudah setuju dalam negara demokrasi, kita harus menghargai pendapat orang lain. Tidak peduli mereka junior atau senior, namanya menunjukkan kesalahan atau mengeritik adalah hak setiap orang. Sebagai jawabannya, saya harus mengaku salah kalau bersalah. Dan kalau saya benar, saya akan membela diri dengan mengajukan data. Dalam keadaan real, saya akan menggunakan lembaga hukum untuk menjawab Mas Jefferey. Waktu Tacquoville (probably I spelled it wrong), a French traveler, berkunjung ke US, salah satu keterpikatan beliau dengan US adalah konsep SPEECH and political freedom to stand front of people and spread new ideas and new venture, especially in the political debates. That is the beauty of democracy when people know where they stand. So, it is absolutely fine for others to criticize me. I will learn from their criticism. Jefferey's critics is so poignant. Jefferey has inspired me to read more and to write more. Jefferey has inspired to write to Indonesian newspapers or journals so that people can read my thoughts. He is right that I am shallow. He is right that I am not a wonderful scholar. He is damn right that I am not serving my country with wonderful ideas. He is perfectly correct. I study politics from text books, I have written several journal articles (they were all published in American journals, btw), and Insya Allah, my book (co-author with Dr. Houseman of Indiana University) will be out early next year. Nevertheless, I always believe that inputs from people are always wonderful. I cannot see my dents at my back until someone points them out. Thank you so much friends, Jefferey and Mardhika. You are my inspirations. BTW, I think the title of "RATU BULLSHIT" is not bad at all. It is a title. What do you think? :) enjoy your night, ida From: Mardhika Wisesa [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum] Date: Tue, 9 Nov 1999 22:39:46 EST Jeffrey..jeffrey.anda masuk atau baru menjadi anggota milist ini sejak kapan sih?? kok sudah berani mengatakan seseorang yang sudah senior di milist ini seenak perut. Anda seharusnya tau kan dimana tempat anda Let me seeeither anda seorang freshmen yang baru pertama kali ke amerika atau seseorang pelajar atau mahasiswa yang wannabe seperti pelajar dan mahasiswa Indonesia di Amerika. Mardhika Wisesa Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED] wrote: Oya? Kalau anda ngomong bukan bullshit juga? Hebat dong. Ini yang disebut ucapan seorang intelek terhebat wanita Indonesia se-AS? Yang calon PhD politik tapi pandangannya juga tidak jelas dan relatif dangkal untuk ukuran mahasiswa politik? Hehe:)Okaylah, saya angkat Mbak Ida sebagai ratu bullshit se-AS. JA Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1 __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]
Sekali lagi two thumbs up buat ibu Ida. I'm really looking forward buat "menikmati" bukunya. Dika From: Notrida Mandica [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum] Date: Tue, 9 Nov 1999 20:20:55 PST ooops... Jangan diperpanjang dong Mas-Mas. Mas Jeffrey sedang praktek Freedom of speech. Kan kita sudah setuju dalam negara demokrasi, kita harus menghargai pendapat orang lain. Tidak peduli mereka junior atau senior, namanya menunjukkan kesalahan atau mengeritik adalah hak setiap orang. Sebagai jawabannya, saya harus mengaku salah kalau bersalah. Dan kalau saya benar, saya akan membela diri dengan mengajukan data. Dalam keadaan real, saya akan menggunakan lembaga hukum untuk menjawab Mas Jefferey. Waktu Tacquoville (probably I spelled it wrong), a French traveler, berkunjung ke US, salah satu keterpikatan beliau dengan US adalah konsep SPEECH and political freedom to stand front of people and spread new ideas and new venture, especially in the political debates. That is the beauty of democracy when people know where they stand. So, it is absolutely fine for others to criticize me. I will learn from their criticism. Jefferey's critics is so poignant. Jefferey has inspired me to read more and to write more. Jefferey has inspired to write to Indonesian newspapers or journals so that people can read my thoughts. He is right that I am shallow. He is right that I am not a wonderful scholar. He is damn right that I am not serving my country with wonderful ideas. He is perfectly correct. I study politics from text books, I have written several journal articles (they were all published in American journals, btw), and Insya Allah, my book (co-author with Dr. Houseman of Indiana University) will be out early next year. Nevertheless, I always believe that inputs from people are always wonderful. I cannot see my dents at my back until someone points them out. Thank you so much friends, Jefferey and Mardhika. You are my inspirations. BTW, I think the title of "RATU BULLSHIT" is not bad at all. It is a title. What do you think? :) enjoy your night, ida From: Mardhika Wisesa [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum] Date: Tue, 9 Nov 1999 22:39:46 EST Jeffrey..jeffrey.anda masuk atau baru menjadi anggota milist ini sejak kapan sih?? kok sudah berani mengatakan seseorang yang sudah senior di milist ini seenak perut. Anda seharusnya tau kan dimana tempat anda Let me seeeither anda seorang freshmen yang baru pertama kali ke amerika atau seseorang pelajar atau mahasiswa yang wannabe seperti pelajar dan mahasiswa Indonesia di Amerika. Mardhika Wisesa Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED] wrote: Oya? Kalau anda ngomong bukan bullshit juga? Hebat dong. Ini yang disebut ucapan seorang intelek terhebat wanita Indonesia se-AS? Yang calon PhD politik tapi pandangannya juga tidak jelas dan relatif dangkal untuk ukuran mahasiswa politik? Hehe:)Okaylah, saya angkat Mbak Ida sebagai ratu bullshit se-AS. JA Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1 __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: [Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]]
Oh my... beutifully done mba' Ida!!! I take off my hat and salute you!!! Ini baru namanya merendahkan diri, meninggikan mutu he...he...he jeffrey pasti seneng dan puas sekali tuh ngeliat tulisan mba' Ida yang mengaku salah, sabar dan menjunjung tinggi opponant-nya. Jeffrey, menurut pendapat gue sih loe lagi di"mooned" sama mba' Ida...:). Ngerasa kaya' ditampar engga' pipi-nya? engga' ngerasa? bagus deh kalau gitu... he...he...he... Mba' Ida tolong dong ajarin kita2 semua, biar bisa jadi politian handal nih...:) Ichal Notrida Mandica [EMAIL PROTECTED] wrote: ooops... Jangan diperpanjang dong Mas-Mas. Mas Jeffrey sedang praktek Freedom of speech. Kan kita sudah setuju dalam negara demokrasi, kita harus menghargai pendapat orang lain. Tidak peduli mereka junior atau senior, namanya menunjukkan kesalahan atau mengeritik adalah hak setiap orang. Sebagai jawabannya, saya harus mengaku salah kalau bersalah. Dan kalau saya benar, saya akan membela diri dengan mengajukan data. Dalam keadaan real, saya akan menggunakan lembaga hukum untuk menjawab Mas Jefferey. Waktu Tacquoville (probably I spelled it wrong), a French traveler, berkunjung ke US, salah satu keterpikatan beliau dengan US adalah konsep SPEECH and political freedom to stand front of people and spread new ideas and new venture, especially in the political debates. That is the beauty of democracy when people know where they stand. So, it is absolutely fine for others to criticize me. I will learn from their criticism. Jefferey's critics is so poignant. Jefferey has inspired me to read more and to write more. Jefferey has inspired to write to Indonesian newspapers or journals so that people can read my thoughts. He is right that I am shallow. He is right that I am not a wonderful scholar. He is damn right that I am not serving my country with wonderful ideas. He is perfectly correct. I study politics from text books, I have written several journal articles (they were all published in American journals, btw), and Insya Allah, my book (co-author with Dr. Houseman of Indiana University) will be out early next year. Nevertheless, I always believe that inputs from people are always wonderful. I cannot see my dents at my back until someone points them out. Thank you so much friends, Jefferey and Mardhika. You are my inspirations. BTW, I think the title of "RATU BULLSHIT" is not bad at all. It is a title. What do you think? :) enjoy your night, ida From: Mardhika Wisesa [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum] Date: Tue, 9 Nov 1999 22:39:46 EST Jeffrey..jeffrey.anda masuk atau baru menjadi anggota milist ini sejak kapan sih?? kok sudah berani mengatakan seseorang yang sudah senior di milist ini seenak perut. Anda seharusnya tau kan dimana tempat anda Let me seeeither anda seorang freshmen yang baru pertama kali ke amerika atau seseorang pelajar atau mahasiswa yang wannabe seperti pelajar dan mahasiswa Indonesia di Amerika. Mardhika Wisesa Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED] wrote: Oya? Kalau anda ngomong bukan bullshit juga? Hebat dong. Ini yang disebut ucapan seorang intelek terhebat wanita Indonesia se-AS? Yang calon PhD politik tapi pandangannya juga tidak jelas dan relatif dangkal untuk ukuran mahasiswa politik? Hehe:)Okaylah, saya angkat Mbak Ida sebagai ratu bullshit se-AS. JA Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1 __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at http://webmail.netscape.com.
Re: [Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]]
Oyeaa... ayo perangi mereka. Kemudian kita malu sendiri menanggung kekalahan seperti nenek moyang kita dahulu. Kemudian kita tipu lagi yang lain. Kita tipu lagi cucu kita pula seperti nenek moyang kita menipu kita dengan buku ceritanya (Mpu Prapanca) Let's take a look at: http://www.republika.co.id/9911/18/31267.htm On Sat, 13 Nov 1999 17:44:50 Rizal Az wrote: [deleted] Sekarang ini pemerintah sudah bersedia melakukan hal2 tersebut, tapi apa yang GAM lakukan? sekarang mereka ingin merdeka, mereka tidak akan mau kompromi denga pemerintah. Kenapa berubah total, dan keras kepala? karena mereka berpendapat bahwa pemerintah itu lemah, tidak berdaya lagi, bisa dipecundangi, dll, dll!!!. Kalau mereka bisa segitu keras kepala, kenapa kita harus lemah? sudah sewaktunya kita keras juga, kasih ultimatum berunding atau perang. kasih tau sama mereka kalau kita bisa mengerahkan TNI untuk melakukan seperti yang sudah2, jadi jangan macem2!! Kalau tidak mau berunding, gunungpun bisa kita ratakan supaya GAM keparat itu tidak punya tempat untuk bersembunyi!!!. Get your FREE Email at http://mailcity.lycos.com Get your PERSONALIZED START PAGE at http://my.lycos.com
[Re: Oyea...? Re: Geger referendum]]]
Yeeaa iya lah. udah gue baca tuh replubika, and you know what... apa yang ditulis oleh orang2 di luar jawa itu sama bias-nya dengan yang di tulis oleh orang2 Majapahit. . Kalau berita tentang kekalahan makapahit yang "memalukan" itu di dapat dari buku harian tentara majapahit sendiri, itu baru bener, tapi kalau yang nulis itu orang2 Aceh, singapore yang ditaklukan oleh Majapahit. Itu engga' lebih dari usaha2 mereka untuk mengembalikan harga diri dan martabat mereka!!!. Itu engga' lebih dari denial and withdrawal. baca nih: "...Teks Sejarah Melayu (edisi Shellabear 1896) memperlihatkan bagaimana militer Jawa pulang babak belur dengan kekalahan. Bila Majapahit berhasil mengalahkan Singapura, maka itu merupakan kemenangan murahan, karena Singapura kalah bukan karena raksasa Majaphit lebih kuat, tapi karena pembelotan elit di dalam negeri Singapura yang menyuruh dan membantu Majapahit menikam Singapura dari belakang..." dan ini: "Aceh yang diserbu Majapahit secara besar-besaran di dalam teks Hikayat Raja-raja Pasai (Koleksi Raffles, MS 67) bukanlah Aceh yang mudah menyerah. Sekalipun teks ini menyalahkan Sultan Pasal yang memperlemah kekuatannya, tapi Majapahit sebenarnya tidak berhasil mengalahkan Pasai. Pasai kalah oleh Majapahit bukan karena militer Majapahit lebih kuat dari militer Pasai, tapi karena Majapahit dibantu oleh aliansi kerajaan-kerajaan Sumatera untuk mengeroyok Pasai yang ada dalam kondisi lemah." Loe bilang kita babak belur?, babak belur memang tapi end resultnya menang toh? bukannya itu tujuannya perang, walaupun didapat dengan cara2 yang kurang terhormat. Come to think of it. Ini sama dengan yang dilakukan GAM sekarang ini. Dengan intrik2 dan propaganda, bahkan sampai pegusiran transmigran2. Loe mau percaya oleh berita itu atau engga' terserah, tapi yang pasti, buat gue berita itu engga' lebih dari usaha orang2 untuk mengeruhkan suasana. Berita itu sangat mengandung SARA, dan berbahaya untuk persatuan negara. Gue engga' ngerti kenapa replubika bisa memuat berita gila seperti itu. Anyway loe tau engga' siapa yang nulis dan alamat replubika? biar gue tulis surat protes ke mereka2 itu, karena yang diberitakan adalah pendapat seseorang yang walaupun sumbernya jelas, tapi tidak menulis secara tepat apa yang disebutkan di buku2 tsb. Doktor goblok, seharusnya dia juga tau kalau buku2 yang ditulis berdasarkan dari cerita2 orang2 Melayu. Dan itu adalah counter atack terhadap perasaan kalah mereka. Mereka menulis itu untuk mem-boost up perasaan nasionalistik mereka. Gue engga' akan musingin itu karena, itu kejadian undah ratusan tahun yang lalu. Gue sebagai orang campuran, engga' bisa bangga dengan Jawa, walaupun gue tinggal di Jakarta, who cares???, karena gue tidak terikat dengan suku apapun juga. Gue orang Indonesia dan bangga sebagai orang Indonesia. Buat gue kebanggaan gue adalah melihat negara gue yang terbentuk dari variety of ethnic and culture. Kalau saudara2 ada yang tidak setuju dengan saya... well... YOU!. Balik lagi GAM... Loe tau tentang exodus transmigran2 yang di Aceh?? apa loe pikir itu sebenarnya engga' etnis "cleansing"?. GAM keparat itu berusaha mengusir orang2 "luar Aceh", supaya waktunya tiba referendum, mereka bisa menang. Apa itu engga' curang namanya??. Mereka engga' mau Gus Dur kesana, karena mereka takut brain-wash mereka terhadap rakyat Aceh akan hilang, begitu mereka bertemu Gus Dur. Soalnya buat gue engga' make sense. Orang paling tolol pun tau kalau Pemerintah udah berusaha keras, untuk baik kepada daerah2 yang waktu jaman Soeharto di peras habis2an. Dan kalau Gus Dur kesana dia bisa counter attack/ couter propaganda yang akan bisa menghancurkan propaganda GAM itu sendiri. Makanya si Abdullah Sapi (baca Tempo) engga' mau Gus Dur ke Aceh. Anyway segitu dulu nanti gue sambung lagi Salam Reformasi (Reformasi Rugi Bandar) Ichal Sekarang buat saudara2 yang bukan orang Jawa, tapi tinggal di Jawa. Marah engga' kalau tiba2 anda2 sekalian di "usir" dari Jawa, dengan intimidasi, dan berbagai cara lainnya? padahal anda2 sudah settle dan KTP anda juga sudah menunjukkan kalau anda sebenaranya sudah menajadi warga di Jawa. Ini sama seperti yang terjadi terhadap transmigran2 tersebut. Muhammad Nahar [EMAIL PROTECTED] wrote: Oyeaa... ayo perangi mereka. Kemudian kita malu sendiri menanggung kekalahan seperti nenek moyang kita dahulu. Kemudian kita tipu lagi yang lain. Kita tipu lagi cucu kita pula seperti nenek moyang kita menipu kita dengan buku ceritanya (Mpu Prapanca) Let's take a look at: http://www.republika.co.id/9911/18/31267.htm On Sat, 13 Nov 1999 17:44:50 Rizal Az wrote: [deleted] Sekarang ini pemerintah sudah bersedia melakukan hal2 tersebut, tapi apa yang GAM lakukan? sekarang mereka ingin merdeka, mereka tidak akan mau kompromi denga pemerintah. Kenapa berubah total, dan keras kepala? karena mereka berpendapat bahwa pemerintah itu lemah, tidak berdaya lagi, bisa dipecundangi, dll, dll!!!. Kalau
[Re: Oyea...? Re: Geger referendum]]]
Yeeaa iya lah. udah gue baca tuh replubika, and you know what... apa yang ditulis oleh orang2 di luar jawa itu sama bias-nya dengan yang di tulis oleh orang2 Majapahit. . Kalau berita tentang kekalahan makapahit yang "memalukan" itu di dapat dari buku harian tentara majapahit sendiri, itu baru bener, tapi kalau yang nulis itu orang2 Aceh, singapore yang ditaklukan oleh Majapahit. Itu engga' lebih dari usaha2 mereka untuk mengembalikan harga diri dan martabat mereka!!!. Itu engga' lebih dari denial and withdrawal. baca nih: "...Teks Sejarah Melayu (edisi Shellabear 1896) memperlihatkan bagaimana militer Jawa pulang babak belur dengan kekalahan. Bila Majapahit berhasil mengalahkan Singapura, maka itu merupakan kemenangan murahan, karena Singapura kalah bukan karena raksasa Majaphit lebih kuat, tapi karena pembelotan elit di dalam negeri Singapura yang menyuruh dan membantu Majapahit menikam Singapura dari belakang..." dan ini: "Aceh yang diserbu Majapahit secara besar-besaran di dalam teks Hikayat Raja-raja Pasai (Koleksi Raffles, MS 67) bukanlah Aceh yang mudah menyerah. Sekalipun teks ini menyalahkan Sultan Pasal yang memperlemah kekuatannya, tapi Majapahit sebenarnya tidak berhasil mengalahkan Pasai. Pasai kalah oleh Majapahit bukan karena militer Majapahit lebih kuat dari militer Pasai, tapi karena Majapahit dibantu oleh aliansi kerajaan-kerajaan Sumatera untuk mengeroyok Pasai yang ada dalam kondisi lemah." Loe bilang kita babak belur?, babak belur memang tapi end resultnya menang toh? bukannya itu tujuannya perang, walaupun didapat dengan cara2 yang kurang terhormat. Come to think of it. Ini sama dengan yang dilakukan GAM sekarang ini. Dengan intrik2 dan propaganda, bahkan sampai pegusiran transmigran2. Loe mau percaya oleh berita itu atau engga' terserah, tapi yang pasti, buat gue berita itu engga' lebih dari usaha orang2 untuk mengeruhkan suasana. Berita itu sangat mengandung SARA, dan berbahaya untuk persatuan negara. Gue engga' ngerti kenapa replubika bisa memuat berita gila seperti itu. Anyway loe tau engga' siapa yang nulis dan alamat replubika? biar gue tulis surat protes ke mereka2 itu, karena yang diberitakan adalah pendapat seseorang yang walaupun sumbernya jelas, tapi tidak menulis secara tepat apa yang disebutkan di buku2 tsb. Doktor goblok, seharusnya dia juga tau kalau buku2 yang ditulis berdasarkan dari cerita2 orang2 Melayu. Dan itu adalah counter atack terhadap perasaan kalah mereka. Mereka menulis itu untuk mem-boost up perasaan nasionalistik mereka. Gue engga' akan musingin itu karena, itu kejadian undah ratusan tahun yang lalu. Gue sebagai orang campuran, engga' bisa bangga dengan Jawa, walaupun gue tinggal di Jakarta, who cares???, karena gue tidak terikat dengan suku apapun juga. Gue orang Indonesia dan bangga sebagai orang Indonesia. Buat gue kebanggaan gue adalah melihat negara gue yang terbentuk dari variety of ethnic and culture. Kalau saudara2 ada yang tidak setuju dengan saya... well... YOU!. Balik lagi GAM... Loe tau tentang exodus transmigran2 yang di Aceh?? apa loe pikir itu sebenarnya engga' etnis "cleansing"?. GAM keparat itu berusaha mengusir orang2 "luar Aceh", supaya waktunya tiba referendum, mereka bisa menang. Apa itu engga' curang namanya??. Mereka engga' mau Gus Dur kesana, karena mereka takut brain-wash mereka terhadap rakyat Aceh akan hilang, begitu mereka bertemu Gus Dur. Soalnya buat gue engga' make sense. Orang paling tolol pun tau kalau Pemerintah udah berusaha keras, untuk baik kepada daerah2 yang waktu jaman Soeharto di peras habis2an. Dan kalau Gus Dur kesana dia bisa counter attack/ couter propaganda yang akan bisa menghancurkan propaganda GAM itu sendiri. Makanya si Abdullah Sapi (baca Tempo) engga' mau Gus Dur ke Aceh. Anyway segitu dulu, nanti gue sambung lagi Salam Reformasi (Reformasi Rugi Bandar) Ichal Muhammad Nahar [EMAIL PROTECTED] wrote: Oyeaa... ayo perangi mereka. Kemudian kita malu sendiri menanggung kekalahan seperti nenek moyang kita dahulu. Kemudian kita tipu lagi yang lain. Kita tipu lagi cucu kita pula seperti nenek moyang kita menipu kita dengan buku ceritanya (Mpu Prapanca) Let's take a look at: http://www.republika.co.id/9911/18/31267.htm On Sat, 13 Nov 1999 17:44:50 Rizal Az wrote: [deleted] Sekarang ini pemerintah sudah bersedia melakukan hal2 tersebut, tapi apa yang GAM lakukan? sekarang mereka ingin merdeka, mereka tidak akan mau kompromi denga pemerintah. Kenapa berubah total, dan keras kepala? karena mereka berpendapat bahwa pemerintah itu lemah, tidak berdaya lagi, bisa dipecundangi, dll, dll!!!. Kalau mereka bisa segitu keras kepala, kenapa kita harus lemah? sudah sewaktunya kita keras juga, kasih ultimatum berunding atau perang. kasih tau sama mereka kalau kita bisa mengerahkan TNI untuk melakukan seperti yang sudah2, jadi jangan macem2!! Kalau tidak mau berunding, gunungpun bisa kita ratakan supaya GAM keparat itu tidak punya tempat untuk bersembunyi!!!.
Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]]]
Saya sudah baca tulisan orang geblek di Republika itu. Perlu dilihat lagi apa dia anak buah Hasan Di-Tiro bukan? Mula-mula si penulis geblek itu berusaha menutupi kebenciannya terhadap orang Jawa. Jelasnya suku Jawa. Cuma dibalut dengan istilah orang yang tinggal di tanah Jawa. Contoh yang diambil dengan setting cerita Majapahit vs. Orang Melayu dan Banjar kan sudah jelas maunya ke mana. Si penulis ini persis seperti Hasan Di-Tiro yang berusaha memanas-manasi orang-orang di Sumatra, dengan memberi kesan sedang dijajah orang orang Jawa. Ada baiknya pengalihan ibukota dari Jakarta ke wilayah yang netral dihidupkan kembali. Mungkin rencana untuk dipindahkan ke Palangkaraya perlu dihidupkan kembali. Sayangnya menurut saya kota itu terlalu dekat dengan Malaysia. Justru Banjarmasin mungkin lebih cocok untuk dijadikan ibukota RI yang baru. Secara geografis memang sudah menguntungkan, cuma secara geologis memang Banjarmasin kurang menguntungkan. Kota lain yang agak pas mungkin kota di Sulawesi Tengah. Mungkin kota Palu. Pertanyaan selanjutnya, bagaimana dengan bahaya dari Utara? Soalnya kalau kita kembali ke peta, memang dari segi pertahanan Jakartalah yg paling sip. Lebih sip lagi kalau dipindahkan ke Bandung. Belanda tahu persis hal ini, makanya mereka memilih Jakarta (dan Bandung juga sudah didesain sebagai ibukota Hindia Belanda, tata kota sudah disiapkan). Mereka tahu bahayanya untuk beribukota di wilayah atas karena terlalu dekat dengan wilayah-wilayah kekuasaan Inggris. Rencana pengalihan ibukota ini saya rasa penting selain untuk menghabisi suara-suara seperti penulis geblek dari Republika (yang baru belajar ke Jerman saja sudah bangga) itu, juga penting untuk memisahkan pusat perdagangan dengan pusat pemerintahan. Jelas biayanya sangat besar, dan mungkin tidak masuk akal, tetapi ide ini harus terus dihidupkan. Kali saja dengan memaksakan kekuatan kita sampai limit ini membuahkan hasil. Misal dapat mengurangi kemudahan KKN, menyebarkan pembangunan dengan lebih cepat, dlsb. Oya, saya masih geregetan dengan sejarawan kesiangan dari Republika itu. Rasanya tidak pernah ada hikayat atau peninggalan sejarah yg menyebutkan pemerintahan Lambung Mangkurat pernah mampir ke ibukota Majapahit. Apalagi sampai si Gajah Mada terkencing-kencing. Kalau si penulis Republika itu ngibul misalnya kejadiannya terjadi setelah Majapahit menurun sih masuk akal. Masak pas lagi jaya-jayanya diberitakan raja dan patih sampai terkencing-kencing gemetaran. Ngibul sih ngibul, tapi pakai ukuran mas. Biar bisa dipercaya gitu lho. Saya bukan ahli sejarah, tetapi saya pernah baca bahwa dalam pemerintahan Majapahit dulu tidak ada kekuasaan mutlak Majapahit. Yang ada negara-negara kecil itu dibiarkan ada, tetapi mereka diharuskan mengakui hegemoni Majapahit. Ini mirip dengan Kubilai Khan yg mengharuskan kerajaan Singasari tunduk ke mereka. Tentunya tak heran kalau banyak kerajaan di Sumatera yang membantu Majapahit menaklukan Pasai. Bukannya karena mereka sudah terikat dengan Majapahit? Apa karena mereka sukarela mengeroyok Pasai? Kalau begitu kenapa sih Pasai tidak disenangi oleh kerajaan se-Sumatera itu? Kok sampai dikeroyok begitu itu? Tentang Singapura. Eh, singapura? Saya nggak pernah baca kalau Singapura punya kerajaan yg kuat. Malaka kali? Tulisan yg dia pakai sebagai referensi itu tulisan otentik kesejarahan atau science fiction sih? Sejauh ini menurut saya meributkan Majapahit kok nggak penting. Tulang belulangnya saja nggak ada lagi kok diributkan. Yang jelas peninggalan nya ada di mana-mana. Itu saja sudah cukup sebagai bukti. Malaysia saja mengakui bahwa keris dan batik yg sekarang ada di sana adalah hasil peninggalan kebudayaan Majapahit kok. Itu ahli mereka sendiri yg bilang. Yang ini bisa dibaca di booklet pariwisata mereka, bukan di komik. Hmmm penulis gemblek kok dipercaya. Jeffrey Anjasmara -- From: Rizal Az [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]]] Date: Thu, 18 Nov 1999 09:01:51 PST Yeeaa iya lah. udah gue baca tuh replubika, and you know what... apa yang ditulis oleh orang2 di luar jawa itu sama bias-nya dengan yang di tulis oleh orang2 Majapahit. . Kalau berita tentang kekalahan makapahit yang "memalukan" itu di dapat dari buku harian tentara majapahit sendiri, itu baru bener, tapi kalau yang nulis itu orang2 Aceh, singapore yang ditaklukan oleh Majapahit. Itu engga' lebih dari usaha2 mereka untuk mengembalikan harga diri dan martabat mereka!!!. Itu engga' lebih dari denial and withdrawal. baca nih: "...Teks Sejarah Melayu (edisi Shellabear 1896) memperlihatkan bagaimana militer Jawa pulang babak belur dengan kekalahan. Bila Majapahit berhasil mengalahkan Singapura, maka itu merupakan kemenangan murahan, karena Singapura kalah bukan karena raksasa Majaphit lebih kuat, tapi karena pembelotan elit di dalam negeri Singapura yang menyuruh dan membantu Majapahit me