Re: [Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]]

1999-11-13 Terurut Topik Rizal Az

   Negara Indonesia itu sudah lama dibentuk. Sumpah pemuda itu lebih lama lagi
di ikrarkan. Segitu lamanya kita merdeka, walaupun pembangunan tidak merata,
tapi toh tetap kita bangun, dan saya kira pembangunan didaerah2 tesebut cukup
maju di bandingkan denga propinsi2 lainnya (lampung, NTB, Sumbawa,
contohnya).
Kerusuhan diSul_sel, Ambon, dan termasuk Aceh adalah perbuatan orang2
opurtunis, yang serakah, egois dan sebenarnya tidak peduli juga dengan nasib
rakyat ditempat itu, saya sangat tidak yakin kalau seluruh rakyat di daerah
tersebut, menginginkan untuk pisah dengan Indonesia. 
Soal Aceh buat saya lebih parah lagi. GAM, sekarang, dengan seenaknya mereka
bilang (terutama bos2nya yang diusir ke luar negri), kalau GAM tidak akan mau
kompromi dengan pemerintah Indonesia. Coba dipikir apa sih tujuan utamanya?
buat saya tujuan utama mereka adalah DENDAM!, bukan karena rakyat Aceh di
injak2, tapi karena we kick them the hell out from Indonesia. 

Mungkin mereka memang diperlakukan tidak adil, diinjak2, dirampok, dll. Tapi
ingat dong kalau itu waktu ORBA, SEMUA juga merasa di injak2, dirampok, dan
diperlakukan tidak adil!!!. 
Sekarang khan sudah berbeda, Pemerintahnya lebih "wise", kenapa tidak 
kasih kesempatan pemerintah yang baru untuk memperbaiki diri?
Seperti yang sudah didiskusikan oleh orang2 disini tentang kemerdekaan suatu
negara bagian. Solusi kita mungkin terletak di pemerintah pusat yang tegas.
Pemerintah harus bisa memberi batasan yang tidak bisa dilewati oleh orang2
oportunis ini. Mereka bisa menyuarakan pendapat dan opini mereka dan
pemerintah sudah seharusnya mendengarkan dan berusaha sedapat mungkin untuk
memenuhi permintaan tesebut, atau setidak2nya mencari jalan tengah.
   Sekarang ini pemerintah sudah bersedia melakukan hal2 tersebut, tapi apa
yang GAM lakukan? sekarang mereka ingin merdeka, mereka tidak akan mau
kompromi denga pemerintah. Kenapa berubah total, dan keras kepala? karena
mereka berpendapat bahwa pemerintah itu lemah, tidak berdaya lagi, bisa
dipecundangi, dll, dll!!!. Kalau mereka bisa segitu keras kepala, kenapa kita
harus lemah? sudah sewaktunya kita keras juga, kasih ultimatum berunding atau
perang. kasih tau sama mereka kalau kita bisa mengerahkan TNI untuk melakukan
seperti yang sudah2, jadi jangan macem2!!
Kalau tidak mau berunding, gunungpun bisa kita ratakan supaya GAM keparat itu
tidak punya tempat untuk bersembunyi!!!. 

Satu lagi yang saya paling tidak bisa toleran adalah pernyataan orang2 yang
mengangap "oh iya engga' apa2, kalau mereka maunya merdeka", "yah sudah,
inikan negara demokratis, kita engga' bisa menolak kemauan mereka, walupun
dalam hati saya juga tidak mau daerah2 tsb pisah dengan Indonesia". 
Buat saya pernyataan2 ini, adalah pernyataan orang2 yang sudah putus asa
(apatis), tidak percaya dengan pemerintahnya, dan yang paling penting tidak
tahu apa itu arti demokrasi yang sesungguhnya. 

Kita sebagai pemegang passport/KTP Indonesia sudah semestinya merasa daerah
itu adalah milik kita juga, jangan karena mereka beda dengan kita , terus kita
jadi mikir "ya udah deh kalau mau merdeka silahkan itu kan daerah mereka". Itu
daerah/tanah kita juga!!!. 

Ratusan orang sudah mati berjuang untuk mencapai apa yang kita capai sekarang
ini. Memang mereka melihat itu??? TIDAK!!!. Mereka tunggangi perjuangan
Reformasi kita, untuk mengambil keuntung sendiri. Buat mereka inilah
kesempatan emas, untuk mengobrak-abrikan pemerintahan yang telah dengan susah
payah kita bangun dengan darah ratusan mahsiswa dan rakyat jelata. Orang2
pengacau ini adalah oportunis yang di dorong dengan keserakahan dan dendam
pribadi. Sebagai orang Islam saya percaya dengan Jihad, dan mati untuk agama
dan negara adalah salah satu dalam mati Jihad. Makanya seperti yang sudah saya
bilang, saya bersedia mati untuk membela daerah2 itu dari orang2 yang ingin
merampoknya dari saya!!!. Saya engga' mau kok terima demokrasi kalau akhirnya
negara kita terpotong2. Kita semua berjuang untuk menuju ke pemerintahan yang
adil dan demokrasi yang mutlak, dan ini bukan untuk kita sediri, tapi untuk
seluruh rakyat Indonesia. Kalau mereka2 ini tidak bisa melihat perjuangan
rakyat Indonesia tersebut, well... let's give them HELL!!.

Sorry yah panjang lebar, soalnya saya sudah capek melihat orang2 oportunis
ini, melihat TIM2 merdeka, dengan seenak udelnya mereka declare kalau ingin
merdeka juga. Sikap bangsa Indonesia yang suka ikut2an inilah yang akan
menjadi bibit kehancuran negara kita tercinta.

Ichal


Budi Haryanto [EMAIL PROTECTED] wrote:
To Ichal and Arya,

Apa nggak kebalik yang sebenarnya terjadi?
Justru mereka-merekalah yang menganggap tanah yang mereka tempati sekarang
adalah tanah tumpah darah leluhurnya yang semestinya nggak seenaknya
diinjak-injak dan diperas terus-menerus oleh mereka yang menyebut diri
sebagai 'bangsa Indonesia'.
Bagaimana mereka disuruh pergi, lha wong mereka menganggap itu adalah
tanah-tanahnya sendiri. "Bangsa Indonesia' tadi itulah yang semestinya
pergi dari tanah mereka.


Re: [Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]]

1999-11-11 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Wah, kita ngerasanya nggak ditampar pipinya, tapi dielus-elus. Jadi sorry
saja ya. Kalau ngiri silakan saja lakukan yg serupa. Hehe...

JA

'
From: Rizal Az [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]]
Date: Tue, 9 Nov 1999 23:59:31 PST

Oh my... beutifully done mba' Ida!!! I take off my hat and salute you!!!
Ini baru namanya merendahkan diri, meninggikan mutu he...he...he
jeffrey pasti seneng dan puas sekali tuh ngeliat tulisan mba' Ida yang
mengaku
salah, sabar dan menjunjung tinggi opponant-nya.
Jeffrey, menurut pendapat gue sih loe lagi di"mooned" sama mba' Ida...:).
Ngerasa kaya' ditampar engga' pipi-nya? engga' ngerasa? bagus deh kalau
gitu... he...he...he...

Mba' Ida tolong dong ajarin kita2 semua, biar bisa jadi politian handal
nih...:)

Ichal


Notrida Mandica [EMAIL PROTECTED] wrote:
ooops...

Jangan diperpanjang dong Mas-Mas.  Mas Jeffrey sedang praktek Freedom of
speech. Kan kita sudah setuju dalam negara demokrasi, kita harus menghargai
pendapat orang lain.  Tidak peduli mereka junior atau senior, namanya
menunjukkan kesalahan atau mengeritik adalah hak setiap orang.  Sebagai
jawabannya, saya harus mengaku salah kalau bersalah. Dan kalau saya benar,
saya akan membela diri dengan mengajukan data. Dalam keadaan real, saya
akan
menggunakan lembaga hukum untuk menjawab Mas Jefferey.

Waktu Tacquoville (probably I spelled it wrong), a French traveler,
berkunjung ke US, salah satu keterpikatan beliau dengan US adalah konsep
SPEECH and political freedom to stand front of people and spread new ideas
and new venture, especially in the political debates. That is the beauty
of
democracy when people know where they stand. So, it is absolutely fine for
others to criticize me. I will learn from their criticism.

Jefferey's critics is so poignant.  Jefferey has inspired me to read more
and to write more.  Jefferey has inspired to write to Indonesian newspapers
or journals so that people can read my thoughts.  He is right that I am
shallow.  He is right that I am not a wonderful scholar.  He is damn right
that I am not serving my country with wonderful ideas. He is perfectly
correct.

I study politics from text books, I have written several journal articles
(they were all published in American journals, btw), and Insya Allah, my
book (co-author with Dr. Houseman of Indiana University) will be out early
next year.  Nevertheless, I always believe that inputs from people are
always wonderful.  I cannot see my dents at my back until someone points
them out.

Thank you so much friends, Jefferey and Mardhika.  You are my inspirations.
BTW, I think the title of "RATU BULLSHIT" is not bad at all. It is a title.
What do you think?

:) enjoy your night,

ida




 From: Mardhika Wisesa [EMAIL PROTECTED]
 Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]
 Date: Tue, 9 Nov 1999 22:39:46 EST
 
 Jeffrey..jeffrey.anda masuk atau baru menjadi anggota milist ini
sejak
 kapan sih?? kok sudah berani mengatakan seseorang yang sudah senior di
 milist
 ini seenak perut. Anda seharusnya tau kan dimana tempat anda
 Let me seeeither anda seorang freshmen yang baru pertama kali ke
 amerika
 atau seseorang pelajar atau mahasiswa yang wannabe seperti pelajar dan
 mahasiswa Indonesia di Amerika.
 
 Mardhika Wisesa
 
 Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Oya? Kalau anda ngomong bukan bullshit juga?
 Hebat dong. Ini yang disebut ucapan seorang intelek terhebat wanita
 Indonesia se-AS? Yang calon PhD politik tapi pandangannya juga tidak
jelas
 dan relatif dangkal untuk ukuran mahasiswa politik?
 Hehe:)Okaylah, saya angkat Mbak Ida sebagai ratu bullshit se-AS.
 
 JA

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: [Re: [Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]]]

1999-11-11 Terurut Topik Rizal Az

Jeff, 
  Engga' kok... gue engga' ngiri... bener deh makasih banget, soalnya gue
sendiri ngebayangin kalau seandainya jadi loe, gue udah garuk2 aspal, sambil
teriak "...malu...maluhu...hu...hu..." he...he...he...

Ichal


Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED] wrote:
Wah, kita ngerasanya nggak ditampar pipinya, tapi dielus-elus. Jadi sorry
saja ya. Kalau ngiri silakan saja lakukan yg serupa. Hehe...

JA

'
From: Rizal Az [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]]
Date: Tue, 9 Nov 1999 23:59:31 PST

Oh my... beutifully done mba' Ida!!! I take off my hat and salute you!!!
Ini baru namanya merendahkan diri, meninggikan mutu he...he...he
jeffrey pasti seneng dan puas sekali tuh ngeliat tulisan mba' Ida yang
mengaku
salah, sabar dan menjunjung tinggi opponant-nya.
Jeffrey, menurut pendapat gue sih loe lagi di"mooned" sama mba' Ida...:).
Ngerasa kaya' ditampar engga' pipi-nya? engga' ngerasa? bagus deh kalau
gitu... he...he...he...

Mba' Ida tolong dong ajarin kita2 semua, biar bisa jadi politian handal
nih...:)

Ichal


Notrida Mandica [EMAIL PROTECTED] wrote:
ooops...

Jangan diperpanjang dong Mas-Mas.  Mas Jeffrey sedang praktek Freedom of
speech. Kan kita sudah setuju dalam negara demokrasi, kita harus menghargai
pendapat orang lain.  Tidak peduli mereka junior atau senior, namanya
menunjukkan kesalahan atau mengeritik adalah hak setiap orang.  Sebagai
jawabannya, saya harus mengaku salah kalau bersalah. Dan kalau saya benar,
saya akan membela diri dengan mengajukan data. Dalam keadaan real, saya
akan
menggunakan lembaga hukum untuk menjawab Mas Jefferey.

Waktu Tacquoville (probably I spelled it wrong), a French traveler,
berkunjung ke US, salah satu keterpikatan beliau dengan US adalah konsep
SPEECH and political freedom to stand front of people and spread new ideas
and new venture, especially in the political debates. That is the beauty
of
democracy when people know where they stand. So, it is absolutely fine for
others to criticize me. I will learn from their criticism.

Jefferey's critics is so poignant.  Jefferey has inspired me to read more
and to write more.  Jefferey has inspired to write to Indonesian newspapers
or journals so that people can read my thoughts.  He is right that I am
shallow.  He is right that I am not a wonderful scholar.  He is damn right
that I am not serving my country with wonderful ideas. He is perfectly
correct.

I study politics from text books, I have written several journal articles
(they were all published in American journals, btw), and Insya Allah, my
book (co-author with Dr. Houseman of Indiana University) will be out early
next year.  Nevertheless, I always believe that inputs from people are
always wonderful.  I cannot see my dents at my back until someone points
them out.

Thank you so much friends, Jefferey and Mardhika.  You are my inspirations.
BTW, I think the title of "RATU BULLSHIT" is not bad at all. It is a title.
What do you think?

:) enjoy your night,

ida




 From: Mardhika Wisesa [EMAIL PROTECTED]
 Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]
 Date: Tue, 9 Nov 1999 22:39:46 EST
 
 Jeffrey..jeffrey.anda masuk atau baru menjadi anggota milist ini
sejak
 kapan sih?? kok sudah berani mengatakan seseorang yang sudah senior di
 milist
 ini seenak perut. Anda seharusnya tau kan dimana tempat anda
 Let me seeeither anda seorang freshmen yang baru pertama kali ke
 amerika
 atau seseorang pelajar atau mahasiswa yang wannabe seperti pelajar dan
 mahasiswa Indonesia di Amerika.
 
 Mardhika Wisesa
 
 Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Oya? Kalau anda ngomong bukan bullshit juga?
 Hebat dong. Ini yang disebut ucapan seorang intelek terhebat wanita
 Indonesia se-AS? Yang calon PhD politik tapi pandangannya juga tidak
jelas
 dan relatif dangkal untuk ukuran mahasiswa politik?
 Hehe:)Okaylah, saya angkat Mbak Ida sebagai ratu bullshit se-AS.
 
 JA

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at 
http://webmail.netscape.com.



Re: [Re: [Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]]]

1999-11-11 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Wah, malu? Orang dia yg gagal menulis email kepada siapa postingnya
disampaikan. Emangnya anda tahu ke siapa sih sebetulnya emailnya ditujukan?
Kalau ditujukan ke saya sih balasan saya itu tetap valid. Kenapa malu pula?

Kalau mau ngotot, kita harus melihat fungsi dari mailing list itu sendiri.
Fungsi milis kan untuk berbagi pemikiran kita. Komunitas milis dihidupkan
oleh anggota yg mau meluangkan waktu untuk sharing information, thoughts,
and jokes (sometimes we need it). Jadi bukan kapan masuknya ke milis ini.

Milis juga tidak mengenal ewuh pakewuh. Sekali si administrator
mengumandangkan ke publik, milis jadi milik publik. Bukan milik
administrator, apalagi milik beberapa anggota permias di kota tertentu. (Yah
tentunya ada aturan tertentu oleh administrator). Jadi tidak perlu saya
minta-minta ijin ke Datubara, atau Okki (seperti yg dilakukan oleh Kris
Dayanto) atau perlu mengubah tata cara penulisan saya ke mbak Ida. Who the
hell are they? If they could not share their time and thoughts to this
mailing list, they are nobody. (Active) members are the real owner of this
milist.

Saya biasa berkata apa saja tentang Suharto, Habibie, Gus Dur, atau Amien
Rais (tak lupa favorit saya Mega) kalau tindakan mereka menurut saya tidak
tepat. Kalau menurut saya Suharto, Habibie, atau Gus Dur benar, lalu ada yg
menyatakan salah, sebaliknya saya tulis apa yg menurut saya benar. Nah,
masak saya harus memperlakukan lain untuk seseorang bernama Ida. Lagian
kalau saya secara pribadi menulis puisi ke mbak Ida, anda juga nggak tahu
kan? Hehe... Harusnya simpel kan? Jangan mempersulit sesuatu yg simpel
ah.:)


Jeffrey Anjasmara

'
From: Rizal Az [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [Re: [Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]]]
Date: Thu, 11 Nov 1999 08:21:30 PST

Jeff,
   Engga' kok... gue engga' ngiri... bener deh makasih banget, soalnya gue
sendiri ngebayangin kalau seandainya jadi loe, gue udah garuk2 aspal,
sambil
teriak "...malu...maluhu...hu...hu..." he...he...he...

Ichal


Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED] wrote:
Wah, kita ngerasanya nggak ditampar pipinya, tapi dielus-elus. Jadi sorry
saja ya. Kalau ngiri silakan saja lakukan yg serupa. Hehe...

JA

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]

1999-11-11 Terurut Topik Budi Haryanto

To Ichal and Arya,

Apa nggak kebalik yang sebenarnya terjadi?
Justru mereka-merekalah yang menganggap tanah yang mereka tempati sekarang
adalah tanah tumpah darah leluhurnya yang semestinya nggak seenaknya
diinjak-injak dan diperas terus-menerus oleh mereka yang menyebut diri
sebagai 'bangsa Indonesia'.
Bagaimana mereka disuruh pergi, lha wong mereka menganggap itu adalah
tanah-tanahnya sendiri. "Bangsa Indonesia' tadi itulah yang semestinya
pergi dari tanah mereka.

Salam,
Budi

At 10:23 PM 11/10/99 -0500, you wrote:
hehehe...
gue ikutan nulis juga ah gara gara liat emailnya Ichal...
Tapi basically sih bener juga...kalau ngga suka dan bikin onar mulu mendingan
pergi aja dari Indonesia..
Itu di daerah Golden sama Aurora masih banyak tanah murah dan kosong...
Kalau di Douglas county sih udah pasti mahal...hehehe...

Gimana kaki loe, udah mendingan belom?
Trus mana email golf nya? gue tungguin neh...



AryaArya




Re: Oyea...? Re: Geger referendum

1999-11-10 Terurut Topik bRidWaN

wahwah.

Kalau Aceh mau Refrendum, yang salah sebenarnya siapa ?
Ya kita-kita juga, terutama yang dekat dan aktif dalam
Pemerintahan Orde Baru.
Sudah menginjak, merampok, membohongi, apa lagi ??

Nah, saat ini mereka sudah capek dengan 'janji-janji',
apalagi dengan tambahan extra janji dar BJH. (huh!).

Harapan saya sih semoga mereka masih mau bersabar dengan
pembuktian komitmen dari GD. Tapi kalau engga mau, what
can we say ?

Semoga Aceh tetap merupakan bagian dari Negara R.I.

Salam,
bRidWaN

At 04:01 PM 11/9/99 EST, Jeffrey Anjasmara wrote:
 Oya? Kalau anda ngomong bukan bullshit juga?
 Hebat dong. Ini yang disebut ucapan seorang intelek terhebat wanita
 Indonesia se-AS? Yang calon PhD politik tapi pandangannya juga tidak
 jelas dan relatif dangkal untuk ukuran mahasiswa politik?
 Hehe:)  Okaylah, saya angkat Mbak Ida sebagai ratu bullshit se-AS.

 JA

From: Notrida Mandica [EMAIL PROTECTED]
Date: Tue, 9 Nov 1999 12:15:33 PST

 Yap..when a bullshit starts talking, it can only say
 about bullshit!


ida

From: Muhammad Nahar [EMAIL PROTECTED]

Oyeach...
Well, where were you people when Acehnese have to strugle against TNI?
You were pretending that you know nothing about it, and accusing the
Indonesian soldiers for killing them.

Ha..

Now, you're affraid they govern their own kingdom. Pitiing yourself for
not having resources to fund your country? What a shame.

Bulshit.





Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]

1999-11-10 Terurut Topik Arya Indrathama

hehehe...
gue ikutan nulis juga ah gara gara liat emailnya Ichal...
Tapi basically sih bener juga...kalau ngga suka dan bikin onar mulu mendingan
pergi aja dari Indonesia..
Itu di daerah Golden sama Aurora masih banyak tanah murah dan kosong...
Kalau di Douglas county sih udah pasti mahal...hehehe...

Gimana kaki loe, udah mendingan belom?
Trus mana email golf nya? gue tungguin neh...



AryaArya



Re: Oyea...? Re: Geger referendum

1999-11-09 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Inilah tipikal pemikiran KEAKUAN. Seharusnya dilihat lagi berapa-berapa
kontribusi setiap wilayah dalam membiayai pembangunan. Dengan proporsi
pembagian sumber daya alam saat ini, tidak ada alasan untuk menyatakan
kemerdekaan. Permintaan untuk referendum dengan pilihan otonomi atau merdeka
adalah suatu permintaan yang didasari oleh emosi. Seharusnya anda juga harus
menjawab pertanyaan mengapa anda diam saja saat warga Kedungombo dicurangi
dan dipaksa keluar dari wilayahnya. Juga saat para wanita harus bekerja dan
dipaksa bekerja dengan upah sangat murah.

Tantangan oleh seorang mahasiswa di Aceh bahwa hal ini bukanlah usaha
separatisme adalah menggelikan. Seharusnya disebutkan dulu apa itu definisi
separatisme. Selain itu juga perlu dijelaskan apa itu otonomi. Bila
pembagian sumber daya alam sudah menjadi 85-15, dan juga desentralisasi
sudah dilakukan, ini berarti otonomi sudah dilakukan. Apakah definisi
otonomi sudah berganti? Tidak, tidak ada yg berganti.
Demikian pula dengan tuntutan federasi. Apa sih keuntungan bentuk federasi
daripada negara kesatuan bila kita melihat dengan kacamata baru saat ini?
Bila dilihat dari pembagian sumber pendapatan, maka tidak ada lagi alasan
untuk membentuk negara federasi. Demikian pula dengan desentralisasi
kepemerintahan.

Yang membedakan dari negara federasi dengan negara kesatuan tinggallah
keberadaan polisi yg masih bersifat nasional. Untuk saya, tuntutan untuk
negara federasi dari mahasiswa Sulsel adalah tuntutan untuk mencari sebuah
batu loncatan untuk memisahkan diri.

Jelasnya, mungkin Habibie, Marwah Daud, dan juga si Christianto Wibisono yg
sangat mengherankan tidak mau pulang juga ke Indonesia perlu dituntut untuk
diadili karena berusaha melakukan eksperimen sangat berbahaya. Yang saya
lihat juga menggelikan adalah Munir. Anak kemarin sore ini sering sekali
menggampangkan segala persoalan demi popularitas. Pokoknya asal masuk
tabloid Detik.com.

Buat yg mau menforward ke yang bersangkutan, saya persilakan lho. Kemarin
posting saya kan sempat diforward ke yg bersangkutan. Kebetulan saya ingin
melihat lebih detil apa sih bentuk federasi bikinan Christianto itu. Buat
saya si Chris inilah Van Mook muka baru. Kalau berani mestinya Suara
Pembaruan memuat artikel yg berseberangan dengan pendapat Christ yang
idealis tapi tidak menjejak bumi itu.


Jeffrey Anjasmara.

'--
From: Muhammad Nahar [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Oyea...? Re: Geger referendum
Date: Tue, 9 Nov 1999 18:44:30 +0800

Oyeach...
Well, where were you people when Acehnese have to strugle against TNI? You
were pretending that you know nothing about it, and accusing the Indonesian
soldiers for killing them.

Ha..

Now, you're affraid they govern their own kingdom. Pitiing yourself for not
having resources to fund your country? What a shame.

Bulshit.


Get your FREE Email at http://mailcity.lycos.com
Get your PERSONALIZED START PAGE at http://my.lycos.com


__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: Oyea...? Re: Geger referendum

1999-11-09 Terurut Topik Notrida Mandica

Yap..when a bullshit starts talking, it can only say about
bullshit!


ida

From: Muhammad Nahar [EMAIL PROTECTED]

Oyeach...
Well, where were you people when Acehnese have to strugle against TNI? You
were pretending that you know nothing about it, and accusing the Indonesian
soldiers for killing them.

Ha..

Now, you're affraid they govern their own kingdom. Pitiing yourself for not
having resources to fund your country? What a shame.

Bulshit.


Get your FREE Email at http://mailcity.lycos.com
Get your PERSONALIZED START PAGE at http://my.lycos.com


__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]

1999-11-09 Terurut Topik Mardhika Wisesa

Jeffrey..jeffrey.anda masuk atau baru menjadi anggota milist ini sejak
kapan sih?? kok sudah berani mengatakan seseorang yang sudah senior di milist
ini seenak perut. Anda seharusnya tau kan dimana tempat anda
Let me seeeither anda seorang freshmen yang baru pertama kali ke amerika
atau seseorang pelajar atau mahasiswa yang wannabe seperti pelajar dan
mahasiswa Indonesia di Amerika.

Mardhika Wisesa

Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED] wrote:
Oya? Kalau anda ngomong bukan bullshit juga?
Hebat dong. Ini yang disebut ucapan seorang intelek terhebat wanita
Indonesia se-AS? Yang calon PhD politik tapi pandangannya juga tidak jelas
dan relatif dangkal untuk ukuran mahasiswa politik?
Hehe:)Okaylah, saya angkat Mbak Ida sebagai ratu bullshit se-AS.

JA



Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1



Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]

1999-11-09 Terurut Topik Suhendri

Ternyata durasi seseorang tinggal di Amerika, bisa membuat seseorang merasa
"lebih" dari orang lain.

Soe


-Original Message-
From: Mardhika Wisesa [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Date: Wednesday, November 10, 1999 10:30 AM
Subject: Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]


Let me seeeither anda seorang freshmen yang baru pertama kali ke amerika
atau seseorang pelajar atau mahasiswa yang wannabe seperti pelajar dan
mahasiswa Indonesia di Amerika.

Mardhika Wisesa



Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]

1999-11-09 Terurut Topik Notrida Mandica

ooops...

Jangan diperpanjang dong Mas-Mas.  Mas Jeffrey sedang praktek Freedom of
speech. Kan kita sudah setuju dalam negara demokrasi, kita harus menghargai
pendapat orang lain.  Tidak peduli mereka junior atau senior, namanya
menunjukkan kesalahan atau mengeritik adalah hak setiap orang.  Sebagai
jawabannya, saya harus mengaku salah kalau bersalah. Dan kalau saya benar,
saya akan membela diri dengan mengajukan data. Dalam keadaan real, saya akan
menggunakan lembaga hukum untuk menjawab Mas Jefferey.

Waktu Tacquoville (probably I spelled it wrong), a French traveler,
berkunjung ke US, salah satu keterpikatan beliau dengan US adalah konsep
SPEECH and political freedom to stand front of people and spread new ideas
and new venture, especially in the political debates. That is the beauty  of
democracy when people know where they stand. So, it is absolutely fine for
others to criticize me. I will learn from their criticism.

Jefferey's critics is so poignant.  Jefferey has inspired me to read more
and to write more.  Jefferey has inspired to write to Indonesian newspapers
or journals so that people can read my thoughts.  He is right that I am
shallow.  He is right that I am not a wonderful scholar.  He is damn right
that I am not serving my country with wonderful ideas. He is perfectly
correct.

I study politics from text books, I have written several journal articles
(they were all published in American journals, btw), and Insya Allah, my
book (co-author with Dr. Houseman of Indiana University) will be out early
next year.  Nevertheless, I always believe that inputs from people are
always wonderful.  I cannot see my dents at my back until someone points
them out.

Thank you so much friends, Jefferey and Mardhika.  You are my inspirations.
BTW, I think the title of "RATU BULLSHIT" is not bad at all. It is a title.
What do you think?

:) enjoy your night,

ida




From: Mardhika Wisesa [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]
Date: Tue, 9 Nov 1999 22:39:46 EST

Jeffrey..jeffrey.anda masuk atau baru menjadi anggota milist ini sejak
kapan sih?? kok sudah berani mengatakan seseorang yang sudah senior di
milist
ini seenak perut. Anda seharusnya tau kan dimana tempat anda
Let me seeeither anda seorang freshmen yang baru pertama kali ke
amerika
atau seseorang pelajar atau mahasiswa yang wannabe seperti pelajar dan
mahasiswa Indonesia di Amerika.

Mardhika Wisesa

Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED] wrote:
Oya? Kalau anda ngomong bukan bullshit juga?
Hebat dong. Ini yang disebut ucapan seorang intelek terhebat wanita
Indonesia se-AS? Yang calon PhD politik tapi pandangannya juga tidak jelas
dan relatif dangkal untuk ukuran mahasiswa politik?
Hehe:)Okaylah, saya angkat Mbak Ida sebagai ratu bullshit se-AS.

JA



Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]

1999-11-09 Terurut Topik Andika Abimanyu

Sekali lagi two thumbs up buat ibu Ida. I'm really looking forward buat
"menikmati" bukunya.

Dika


From: Notrida Mandica [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]
Date: Tue, 9 Nov 1999 20:20:55 PST

ooops...

Jangan diperpanjang dong Mas-Mas.  Mas Jeffrey sedang praktek Freedom of
speech. Kan kita sudah setuju dalam negara demokrasi, kita harus menghargai
pendapat orang lain.  Tidak peduli mereka junior atau senior, namanya
menunjukkan kesalahan atau mengeritik adalah hak setiap orang.  Sebagai
jawabannya, saya harus mengaku salah kalau bersalah. Dan kalau saya benar,
saya akan membela diri dengan mengajukan data. Dalam keadaan real, saya
akan
menggunakan lembaga hukum untuk menjawab Mas Jefferey.

Waktu Tacquoville (probably I spelled it wrong), a French traveler,
berkunjung ke US, salah satu keterpikatan beliau dengan US adalah konsep
SPEECH and political freedom to stand front of people and spread new ideas
and new venture, especially in the political debates. That is the beauty
of
democracy when people know where they stand. So, it is absolutely fine for
others to criticize me. I will learn from their criticism.

Jefferey's critics is so poignant.  Jefferey has inspired me to read more
and to write more.  Jefferey has inspired to write to Indonesian newspapers
or journals so that people can read my thoughts.  He is right that I am
shallow.  He is right that I am not a wonderful scholar.  He is damn right
that I am not serving my country with wonderful ideas. He is perfectly
correct.

I study politics from text books, I have written several journal articles
(they were all published in American journals, btw), and Insya Allah, my
book (co-author with Dr. Houseman of Indiana University) will be out early
next year.  Nevertheless, I always believe that inputs from people are
always wonderful.  I cannot see my dents at my back until someone points
them out.

Thank you so much friends, Jefferey and Mardhika.  You are my inspirations.
BTW, I think the title of "RATU BULLSHIT" is not bad at all. It is a title.
What do you think?

:) enjoy your night,

ida




From: Mardhika Wisesa [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]
Date: Tue, 9 Nov 1999 22:39:46 EST

Jeffrey..jeffrey.anda masuk atau baru menjadi anggota milist ini sejak
kapan sih?? kok sudah berani mengatakan seseorang yang sudah senior di
milist
ini seenak perut. Anda seharusnya tau kan dimana tempat anda
Let me seeeither anda seorang freshmen yang baru pertama kali ke
amerika
atau seseorang pelajar atau mahasiswa yang wannabe seperti pelajar dan
mahasiswa Indonesia di Amerika.

Mardhika Wisesa

Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED] wrote:
Oya? Kalau anda ngomong bukan bullshit juga?
Hebat dong. Ini yang disebut ucapan seorang intelek terhebat wanita
Indonesia se-AS? Yang calon PhD politik tapi pandangannya juga tidak jelas
dan relatif dangkal untuk ukuran mahasiswa politik?
Hehe:)Okaylah, saya angkat Mbak Ida sebagai ratu bullshit se-AS.

JA



Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: [Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]]

1999-11-09 Terurut Topik Rizal Az

Oh my... beutifully done mba' Ida!!! I take off my hat and salute you!!!
Ini baru namanya merendahkan diri, meninggikan mutu he...he...he
jeffrey pasti seneng dan puas sekali tuh ngeliat tulisan mba' Ida yang mengaku
salah, sabar dan menjunjung tinggi opponant-nya. 
Jeffrey, menurut pendapat gue sih loe lagi di"mooned" sama mba' Ida...:).
Ngerasa kaya' ditampar engga' pipi-nya? engga' ngerasa? bagus deh kalau
gitu... he...he...he...

Mba' Ida tolong dong ajarin kita2 semua, biar bisa jadi politian handal
nih...:)

Ichal  


Notrida Mandica [EMAIL PROTECTED] wrote:
ooops...

Jangan diperpanjang dong Mas-Mas.  Mas Jeffrey sedang praktek Freedom of
speech. Kan kita sudah setuju dalam negara demokrasi, kita harus menghargai
pendapat orang lain.  Tidak peduli mereka junior atau senior, namanya
menunjukkan kesalahan atau mengeritik adalah hak setiap orang.  Sebagai
jawabannya, saya harus mengaku salah kalau bersalah. Dan kalau saya benar,
saya akan membela diri dengan mengajukan data. Dalam keadaan real, saya akan
menggunakan lembaga hukum untuk menjawab Mas Jefferey.

Waktu Tacquoville (probably I spelled it wrong), a French traveler,
berkunjung ke US, salah satu keterpikatan beliau dengan US adalah konsep
SPEECH and political freedom to stand front of people and spread new ideas
and new venture, especially in the political debates. That is the beauty  of
democracy when people know where they stand. So, it is absolutely fine for
others to criticize me. I will learn from their criticism.

Jefferey's critics is so poignant.  Jefferey has inspired me to read more
and to write more.  Jefferey has inspired to write to Indonesian newspapers
or journals so that people can read my thoughts.  He is right that I am
shallow.  He is right that I am not a wonderful scholar.  He is damn right
that I am not serving my country with wonderful ideas. He is perfectly
correct.

I study politics from text books, I have written several journal articles
(they were all published in American journals, btw), and Insya Allah, my
book (co-author with Dr. Houseman of Indiana University) will be out early
next year.  Nevertheless, I always believe that inputs from people are
always wonderful.  I cannot see my dents at my back until someone points
them out.

Thank you so much friends, Jefferey and Mardhika.  You are my inspirations.
BTW, I think the title of "RATU BULLSHIT" is not bad at all. It is a title.
What do you think?

:) enjoy your night,

ida




From: Mardhika Wisesa [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]
Date: Tue, 9 Nov 1999 22:39:46 EST

Jeffrey..jeffrey.anda masuk atau baru menjadi anggota milist ini sejak
kapan sih?? kok sudah berani mengatakan seseorang yang sudah senior di
milist
ini seenak perut. Anda seharusnya tau kan dimana tempat anda
Let me seeeither anda seorang freshmen yang baru pertama kali ke
amerika
atau seseorang pelajar atau mahasiswa yang wannabe seperti pelajar dan
mahasiswa Indonesia di Amerika.

Mardhika Wisesa

Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED] wrote:
Oya? Kalau anda ngomong bukan bullshit juga?
Hebat dong. Ini yang disebut ucapan seorang intelek terhebat wanita
Indonesia se-AS? Yang calon PhD politik tapi pandangannya juga tidak jelas
dan relatif dangkal untuk ukuran mahasiswa politik?
Hehe:)Okaylah, saya angkat Mbak Ida sebagai ratu bullshit se-AS.

JA



Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at 
http://webmail.netscape.com.



Re: [Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]]

1999-01-16 Terurut Topik Muhammad Nahar

Oyeaa... ayo perangi mereka. Kemudian kita malu sendiri menanggung kekalahan 
seperti nenek moyang kita dahulu. Kemudian kita tipu lagi yang lain. Kita tipu 
lagi cucu kita pula seperti nenek moyang kita menipu kita dengan buku ceritanya (Mpu 
Prapanca)

Let's take a look at:
http://www.republika.co.id/9911/18/31267.htm




On Sat, 13 Nov 1999 17:44:50   Rizal Az wrote:

[deleted]

   Sekarang ini pemerintah sudah bersedia melakukan hal2 tersebut, tapi apa
yang GAM lakukan? sekarang mereka ingin merdeka, mereka tidak akan mau
kompromi denga pemerintah. Kenapa berubah total, dan keras kepala? karena
mereka berpendapat bahwa pemerintah itu lemah, tidak berdaya lagi, bisa
dipecundangi, dll, dll!!!. Kalau mereka bisa segitu keras kepala, kenapa kita
harus lemah? sudah sewaktunya kita keras juga, kasih ultimatum berunding atau
perang. kasih tau sama mereka kalau kita bisa mengerahkan TNI untuk melakukan
seperti yang sudah2, jadi jangan macem2!!
Kalau tidak mau berunding, gunungpun bisa kita ratakan supaya GAM keparat itu
tidak punya tempat untuk bersembunyi!!!.



Get your FREE Email at http://mailcity.lycos.com
Get your PERSONALIZED START PAGE at http://my.lycos.com



[Re: Oyea...? Re: Geger referendum]]]

1999-01-16 Terurut Topik Rizal Az

Yeeaa iya lah. udah gue baca tuh replubika, and you know what... apa
yang ditulis oleh orang2 di luar jawa itu sama bias-nya dengan yang di tulis
oleh orang2 Majapahit. . Kalau berita tentang kekalahan makapahit yang
"memalukan" itu di dapat dari buku harian tentara majapahit sendiri, itu baru
bener, tapi kalau yang nulis itu orang2 Aceh, singapore yang ditaklukan oleh
Majapahit. Itu engga' lebih dari usaha2 mereka untuk mengembalikan harga diri
dan martabat mereka!!!. Itu engga' lebih dari denial and withdrawal.

baca nih:
 "...Teks Sejarah Melayu (edisi Shellabear 1896) memperlihatkan bagaimana
militer Jawa pulang babak belur dengan kekalahan. Bila Majapahit berhasil
mengalahkan Singapura, maka itu merupakan kemenangan murahan, karena Singapura
kalah bukan karena raksasa Majaphit lebih kuat, tapi karena pembelotan elit di
dalam negeri Singapura yang menyuruh dan membantu Majapahit menikam Singapura
dari belakang..."

dan ini:

  "Aceh yang diserbu Majapahit secara besar-besaran di dalam teks Hikayat
Raja-raja Pasai (Koleksi Raffles, MS 67) bukanlah Aceh yang mudah menyerah.
Sekalipun teks ini menyalahkan Sultan Pasal yang memperlemah kekuatannya, tapi
Majapahit sebenarnya tidak berhasil mengalahkan Pasai. Pasai kalah oleh
Majapahit bukan karena militer Majapahit lebih kuat dari militer Pasai, tapi
karena Majapahit dibantu oleh aliansi kerajaan-kerajaan Sumatera untuk
mengeroyok Pasai yang ada dalam kondisi lemah."

 Loe bilang kita babak belur?, babak belur memang tapi end resultnya menang
toh? bukannya itu tujuannya perang, walaupun didapat dengan cara2 yang kurang
terhormat. Come to think of it. Ini sama dengan yang dilakukan GAM sekarang
ini. Dengan intrik2 dan propaganda, bahkan sampai pegusiran transmigran2.
 
  Loe mau percaya oleh berita itu atau engga' terserah, tapi yang pasti, buat
gue berita itu engga' lebih dari usaha orang2 untuk mengeruhkan suasana.
Berita itu sangat mengandung SARA, dan berbahaya untuk persatuan negara. Gue
engga' ngerti kenapa replubika bisa memuat berita gila seperti itu. Anyway
loe tau engga' siapa yang nulis dan alamat replubika? biar gue tulis surat
protes ke mereka2 itu, karena yang diberitakan adalah pendapat seseorang yang
walaupun sumbernya jelas, tapi tidak menulis secara tepat apa yang disebutkan
di buku2 tsb. Doktor goblok, seharusnya dia juga tau kalau buku2 yang ditulis
berdasarkan dari cerita2 orang2 Melayu. Dan itu adalah counter atack terhadap
perasaan kalah mereka. Mereka menulis itu untuk mem-boost up perasaan
nasionalistik mereka.

Gue engga' akan musingin itu karena, itu kejadian undah ratusan tahun yang
lalu. Gue sebagai orang campuran, engga' bisa bangga dengan Jawa, walaupun gue
tinggal di Jakarta, who cares???, karena gue tidak terikat dengan suku apapun
juga. Gue orang Indonesia dan bangga sebagai orang Indonesia. Buat gue
kebanggaan gue adalah melihat negara gue yang terbentuk dari variety of ethnic
and culture. Kalau saudara2 ada yang tidak setuju dengan saya... well... 
YOU!. 
   
  Balik lagi GAM... Loe tau tentang exodus transmigran2 yang di Aceh?? apa loe
pikir itu sebenarnya engga' etnis "cleansing"?. GAM keparat itu berusaha
mengusir orang2 "luar Aceh", supaya waktunya tiba referendum, mereka bisa
menang. Apa itu engga' curang namanya??. 
Mereka engga' mau Gus Dur kesana, karena mereka takut brain-wash mereka
terhadap rakyat Aceh akan hilang, begitu mereka bertemu Gus Dur. Soalnya buat
gue engga' make sense. Orang paling tolol pun tau kalau Pemerintah udah
berusaha keras, untuk baik kepada daerah2 yang waktu jaman Soeharto di peras
habis2an. Dan kalau Gus Dur kesana dia bisa counter attack/ couter propaganda
yang akan bisa menghancurkan propaganda GAM itu sendiri. Makanya si Abdullah
Sapi (baca Tempo) engga' mau Gus Dur ke Aceh.

  Anyway segitu dulu nanti gue sambung lagi

Salam Reformasi
(Reformasi Rugi Bandar)

Ichal

Sekarang buat saudara2 yang bukan orang Jawa, tapi tinggal di Jawa. 
Marah engga' kalau tiba2 anda2 sekalian di "usir" dari Jawa, dengan
intimidasi, dan berbagai cara lainnya? padahal anda2 sudah settle dan KTP anda
juga sudah menunjukkan kalau anda sebenaranya sudah menajadi warga di Jawa.
Ini sama seperti yang terjadi terhadap transmigran2 tersebut.




Muhammad Nahar [EMAIL PROTECTED] wrote:
Oyeaa... ayo perangi mereka. Kemudian kita malu sendiri menanggung
kekalahan seperti nenek moyang kita dahulu. Kemudian kita tipu lagi yang
lain. Kita tipu lagi cucu kita pula seperti nenek moyang kita menipu kita
dengan buku ceritanya (Mpu Prapanca)

Let's take a look at:
http://www.republika.co.id/9911/18/31267.htm




On Sat, 13 Nov 1999 17:44:50   Rizal Az wrote:

[deleted]

   Sekarang ini pemerintah sudah bersedia melakukan hal2 tersebut, tapi apa
yang GAM lakukan? sekarang mereka ingin merdeka, mereka tidak akan mau
kompromi denga pemerintah. Kenapa berubah total, dan keras kepala? karena
mereka berpendapat bahwa pemerintah itu lemah, tidak berdaya lagi, bisa
dipecundangi, dll, dll!!!. Kalau 

[Re: Oyea...? Re: Geger referendum]]]

1999-01-16 Terurut Topik Rizal Az

Yeeaa iya lah. udah gue baca tuh replubika, and you know what... apa
yang ditulis oleh orang2 di luar jawa itu sama bias-nya dengan yang di tulis
oleh orang2 Majapahit. . Kalau berita tentang kekalahan makapahit yang
"memalukan" itu di dapat dari buku harian tentara majapahit sendiri, itu baru
bener, tapi kalau yang nulis itu orang2 Aceh, singapore yang ditaklukan oleh
Majapahit. Itu engga' lebih dari usaha2 mereka untuk mengembalikan harga diri
dan martabat mereka!!!. Itu engga' lebih dari denial and withdrawal.

baca nih:
 "...Teks Sejarah Melayu (edisi Shellabear 1896) memperlihatkan bagaimana
militer Jawa pulang babak belur dengan kekalahan. Bila Majapahit berhasil
mengalahkan Singapura, maka itu merupakan kemenangan murahan, karena Singapura
kalah bukan karena raksasa Majaphit lebih kuat, tapi karena pembelotan elit di
dalam negeri Singapura yang menyuruh dan membantu Majapahit menikam Singapura
dari belakang..."

dan ini:

  "Aceh yang diserbu Majapahit secara besar-besaran di dalam teks Hikayat
Raja-raja Pasai (Koleksi Raffles, MS 67) bukanlah Aceh yang mudah menyerah.
Sekalipun teks ini menyalahkan Sultan Pasal yang memperlemah kekuatannya, tapi
Majapahit sebenarnya tidak berhasil mengalahkan Pasai. Pasai kalah oleh
Majapahit bukan karena militer Majapahit lebih kuat dari militer Pasai, tapi
karena Majapahit dibantu oleh aliansi kerajaan-kerajaan Sumatera untuk
mengeroyok Pasai yang ada dalam kondisi lemah."

 Loe bilang kita babak belur?, babak belur memang tapi end resultnya menang
toh? bukannya itu tujuannya perang, walaupun didapat dengan cara2 yang kurang
terhormat. Come to think of it. Ini sama dengan yang dilakukan GAM sekarang
ini. Dengan intrik2 dan propaganda, bahkan sampai pegusiran transmigran2.
 
  Loe mau percaya oleh berita itu atau engga' terserah, tapi yang pasti, buat
gue berita itu engga' lebih dari usaha orang2 untuk mengeruhkan suasana.
Berita itu sangat mengandung SARA, dan berbahaya untuk persatuan negara. Gue
engga' ngerti kenapa replubika bisa memuat berita gila seperti itu. Anyway
loe tau engga' siapa yang nulis dan alamat replubika? biar gue tulis surat
protes ke mereka2 itu, karena yang diberitakan adalah pendapat seseorang yang
walaupun sumbernya jelas, tapi tidak menulis secara tepat apa yang disebutkan
di buku2 tsb. Doktor goblok, seharusnya dia juga tau kalau buku2 yang ditulis
berdasarkan dari cerita2 orang2 Melayu. Dan itu adalah counter atack terhadap
perasaan kalah mereka. Mereka menulis itu untuk mem-boost up perasaan
nasionalistik mereka.

Gue engga' akan musingin itu karena, itu kejadian undah ratusan tahun yang
lalu. Gue sebagai orang campuran, engga' bisa bangga dengan Jawa, walaupun gue
tinggal di Jakarta, who cares???, karena gue tidak terikat dengan suku apapun
juga. Gue orang Indonesia dan bangga sebagai orang Indonesia. Buat gue
kebanggaan gue adalah melihat negara gue yang terbentuk dari variety of ethnic
and culture. Kalau saudara2 ada yang tidak setuju dengan saya... well... 
YOU!. 
   
  Balik lagi GAM... Loe tau tentang exodus transmigran2 yang di Aceh?? apa loe
pikir itu sebenarnya engga' etnis "cleansing"?. GAM keparat itu berusaha
mengusir orang2 "luar Aceh", supaya waktunya tiba referendum, mereka bisa
menang. Apa itu engga' curang namanya??. 
Mereka engga' mau Gus Dur kesana, karena mereka takut brain-wash mereka
terhadap rakyat Aceh akan hilang, begitu mereka bertemu Gus Dur. Soalnya buat
gue engga' make sense. Orang paling tolol pun tau kalau Pemerintah udah
berusaha keras, untuk baik kepada daerah2 yang waktu jaman Soeharto di peras
habis2an. Dan kalau Gus Dur kesana dia bisa counter attack/ couter propaganda
yang akan bisa menghancurkan propaganda GAM itu sendiri. Makanya si Abdullah
Sapi (baca Tempo) engga' mau Gus Dur ke Aceh.

Anyway segitu dulu, nanti gue sambung lagi

Salam Reformasi
(Reformasi Rugi Bandar)

Ichal


Muhammad Nahar [EMAIL PROTECTED] wrote:
Oyeaa... ayo perangi mereka. Kemudian kita malu sendiri menanggung
kekalahan seperti nenek moyang kita dahulu. Kemudian kita tipu lagi yang
lain. Kita tipu lagi cucu kita pula seperti nenek moyang kita menipu kita
dengan buku ceritanya (Mpu Prapanca)

Let's take a look at:
http://www.republika.co.id/9911/18/31267.htm




On Sat, 13 Nov 1999 17:44:50   Rizal Az wrote:

[deleted]

   Sekarang ini pemerintah sudah bersedia melakukan hal2 tersebut, tapi apa
yang GAM lakukan? sekarang mereka ingin merdeka, mereka tidak akan mau
kompromi denga pemerintah. Kenapa berubah total, dan keras kepala? karena
mereka berpendapat bahwa pemerintah itu lemah, tidak berdaya lagi, bisa
dipecundangi, dll, dll!!!. Kalau mereka bisa segitu keras kepala, kenapa
kita
harus lemah? sudah sewaktunya kita keras juga, kasih ultimatum berunding
atau
perang. kasih tau sama mereka kalau kita bisa mengerahkan TNI untuk
melakukan
seperti yang sudah2, jadi jangan macem2!!
Kalau tidak mau berunding, gunungpun bisa kita ratakan supaya GAM keparat
itu
tidak punya tempat untuk bersembunyi!!!.


Re: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]]]

1999-01-16 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Saya sudah baca tulisan orang geblek di Republika itu. Perlu dilihat lagi
apa dia anak buah Hasan Di-Tiro bukan?

Mula-mula si penulis geblek itu berusaha menutupi kebenciannya terhadap
orang Jawa. Jelasnya suku Jawa. Cuma dibalut dengan istilah orang yang
tinggal di tanah Jawa. Contoh yang diambil dengan setting cerita Majapahit
vs. Orang Melayu dan Banjar kan sudah jelas maunya ke mana. Si penulis ini
persis seperti Hasan Di-Tiro yang berusaha memanas-manasi orang-orang di
Sumatra, dengan memberi kesan sedang dijajah orang orang Jawa.

Ada baiknya pengalihan ibukota dari Jakarta ke wilayah yang netral
dihidupkan kembali. Mungkin rencana untuk dipindahkan ke Palangkaraya perlu
dihidupkan kembali. Sayangnya menurut saya kota itu terlalu dekat dengan
Malaysia. Justru Banjarmasin mungkin lebih cocok untuk dijadikan ibukota RI
yang baru. Secara geografis memang sudah menguntungkan, cuma secara geologis
memang Banjarmasin kurang menguntungkan. Kota lain yang agak pas mungkin
kota di Sulawesi Tengah. Mungkin kota Palu. Pertanyaan selanjutnya,
bagaimana dengan bahaya dari Utara? Soalnya kalau kita kembali ke peta,
memang dari segi pertahanan Jakartalah yg paling sip. Lebih sip lagi kalau
dipindahkan ke Bandung. Belanda tahu persis hal ini, makanya mereka memilih
Jakarta (dan Bandung juga sudah didesain sebagai ibukota Hindia Belanda,
tata kota sudah disiapkan). Mereka tahu bahayanya untuk beribukota di
wilayah atas karena terlalu dekat dengan wilayah-wilayah kekuasaan Inggris.

Rencana pengalihan ibukota ini saya rasa penting selain untuk menghabisi
suara-suara seperti penulis geblek dari Republika (yang baru belajar ke
Jerman saja sudah bangga) itu, juga penting untuk memisahkan pusat
perdagangan dengan pusat pemerintahan. Jelas biayanya sangat besar, dan
mungkin tidak masuk akal, tetapi ide ini harus terus dihidupkan. Kali saja
dengan memaksakan kekuatan kita sampai limit ini membuahkan hasil. Misal
dapat mengurangi kemudahan KKN, menyebarkan pembangunan dengan lebih cepat,
dlsb.

Oya, saya masih geregetan dengan sejarawan kesiangan dari Republika itu.
Rasanya tidak pernah ada hikayat atau peninggalan sejarah yg menyebutkan
pemerintahan Lambung Mangkurat pernah mampir ke ibukota Majapahit. Apalagi
sampai si Gajah Mada terkencing-kencing. Kalau si penulis Republika itu
ngibul misalnya kejadiannya terjadi setelah Majapahit menurun sih masuk
akal. Masak pas lagi jaya-jayanya diberitakan raja dan patih sampai
terkencing-kencing gemetaran. Ngibul sih ngibul, tapi pakai ukuran mas. Biar
bisa dipercaya gitu lho.

Saya bukan ahli sejarah, tetapi saya pernah baca bahwa dalam pemerintahan
Majapahit dulu tidak ada kekuasaan mutlak Majapahit. Yang ada negara-negara
kecil itu dibiarkan ada, tetapi mereka diharuskan mengakui hegemoni
Majapahit. Ini mirip dengan Kubilai Khan yg mengharuskan kerajaan Singasari
tunduk ke mereka. Tentunya tak heran kalau banyak kerajaan di Sumatera yang
membantu Majapahit menaklukan Pasai. Bukannya karena mereka sudah terikat
dengan Majapahit? Apa karena mereka sukarela mengeroyok Pasai? Kalau begitu
kenapa sih Pasai tidak disenangi oleh kerajaan se-Sumatera itu? Kok sampai
dikeroyok begitu itu?

Tentang Singapura. Eh, singapura? Saya nggak pernah baca kalau Singapura
punya kerajaan yg kuat. Malaka kali? Tulisan yg dia pakai sebagai referensi
itu tulisan otentik kesejarahan atau science fiction sih?

Sejauh ini menurut saya meributkan Majapahit kok nggak penting. Tulang
belulangnya saja nggak ada lagi kok diributkan. Yang jelas peninggalan nya
ada di mana-mana. Itu saja sudah cukup sebagai bukti. Malaysia saja mengakui
bahwa keris dan batik yg sekarang ada di sana adalah hasil peninggalan
kebudayaan Majapahit kok. Itu ahli mereka sendiri yg bilang. Yang ini bisa
dibaca di booklet pariwisata mereka, bukan di komik. Hmmm penulis
gemblek kok dipercaya.


Jeffrey Anjasmara

--
From: Rizal Az [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [Re: Oyea...? Re: Geger referendum]]]
Date: Thu, 18 Nov 1999 09:01:51 PST

Yeeaa iya lah. udah gue baca tuh replubika, and you know what...
apa
yang ditulis oleh orang2 di luar jawa itu sama bias-nya dengan yang di
tulis
oleh orang2 Majapahit. . Kalau berita tentang kekalahan makapahit yang
"memalukan" itu di dapat dari buku harian tentara majapahit sendiri, itu
baru
bener, tapi kalau yang nulis itu orang2 Aceh, singapore yang ditaklukan
oleh
Majapahit. Itu engga' lebih dari usaha2 mereka untuk mengembalikan harga
diri
dan martabat mereka!!!. Itu engga' lebih dari denial and withdrawal.

baca nih:
  "...Teks Sejarah Melayu (edisi Shellabear 1896) memperlihatkan bagaimana
militer Jawa pulang babak belur dengan kekalahan. Bila Majapahit berhasil
mengalahkan Singapura, maka itu merupakan kemenangan murahan, karena
Singapura
kalah bukan karena raksasa Majaphit lebih kuat, tapi karena pembelotan elit
di
dalam negeri Singapura yang menyuruh dan membantu Majapahit me