[proletar] Jusuf Randy Petualang Yang di Uber2 Koruptor !!!
Jusuf Randy Petualang Yang di Uber2 Koruptor !!! Sewaktu saya ke Indonesia dulu, saya memang membaca banyak kasus Jusuf Randy. Memang sejak pertama dia masuk, saya sudah merasa kalo orang ini adalah penipu. Dan hal ini saya sampaikan kepada teman2 saya para pakar komputer di Indonesia. Memang tidak ada satupun pakar Komputer di Indonesia yang menganggap Jusuf Randy sebagai ahli komputer. Dia menjadi besar bukan atas hasil kemampuannya, melainkan ada tangan2 kuat yang tak terlihat yang membantunya. Antara lain belakangan ketahuan bahwa orang2 gelap yang dibelakang dirinya adalah Habibie, Tutut, dan Sudomo. Mungkin ada diantara para pembaca merasa heran, kenapa Jusuf Randy bisa terperangkap dipenjara sementara backingnya adalah orang2 top superkuat di Indonesia, jawabnya adalah terbongkarnya kasus pemasukan barang2 dan mesin2 pesanan pemerintah ke Indonesia yang kesemuanya bekas dari Jerman namun dinyatakan sebagai barang baru. Kasus ini tergolong korupsi, apalagi menyangkut Sudomo, Tutut dan Habibie. Banyak tudingan yang mengarah otaknya adalah ketiga orang ini dan Jusuf Randi hanyalah wayangnya saja. Itulah sebabnya, untuk bisa menggusur ketiga orang kuat ini, maka sengaja kesalahan2 Jusuf Randy di ekspose besar2an agar bisa dijadikan saksi yang buka mulut menyebutkan atau melibatkan ketiga orang ini. Demikianlah saya berpendapat ketiga pejabat atas inilah yang kemudian mengusahakan keluarnya Jusuf Randy untuk jadi tahanan luar agar bisa dibunuh diluar agar urusannya tidak lagi dibicarakan sehingga perkara korupsi ini tertutup rapat. Membunuh saksi bukan hal yang baru di Indonesia. Demikianlah, anggapan saya waktu itu Jusuf Randy yang dikabarkan melarikan diri ke Singapore hanyalah issue yang sengaja disebarkan ketiga orang kuat ini untuk mengecoh masyarakat karena Jusuf Randy kemungkinan besar sudah mati tanpa kuburannya. Namun kalo ada orang dimilist yang mengaku dirinya sebagai Jusuf Randy, tentu saja sangat meragukan, apalagi ceritanya mengenai dirinya banyak sekali yang tidak cocok dengan apa yang disebarkan oleh koran2 yang berasal dari bekas teman2nya di Jerman. Namun saya sendiri tidak mengesampingkan kalo dia berhasil menyelamatkan dirinya dan memahami dirinya dalam bahaya karena bekas backingnya berusaha memang membunuh dirinya untuk tentunya menyelamatkan diri sendiri. Jusuf Randy bukanlah seorang yang cerdas, dia jualan tempe kepada orang2 Indonesia yang sedang belajar di Jerman, sehingga tidak aneh kalo dia banyak berkenalan dengan orang2 Indonesia yang akhirnya jadi pejabat2 tinggi seperti Habibie. Atas bantuan Habibie dan banyak rekan2nya bekas mahasiswa Jerman itulah akhirnya Jusuf Randy berhasil masuk ke Indonesia dengan memalsukan berbagai surat2. Karena melihat kesederhanaan Jusuf Randy inilah kemungkinan besar Habibie dan banyak rekan2nya di Cendekiawan Muslim menganggapnya tepat orang ini untuk dijadikan kambing hitam. Akhirnya Jusuf Randy di make up sebagai ahli komputer yang bermodal mendirikan yayasan LPKIA yang biayanya tidak seberapa. Demikianlah semua barang2 rongsokan akhirnya masuk sebagai pesanan pemerintah, tentu keuntungannya semua diraup oleh ketiga orang kuat ini yaitu Habibie, Sudomo, maupun Tutut. Contohnya saja, Tutut memasukkan komputer bekas bobrok ke PolRi untuk memproses STNK dan SIM. Habibie memasukkan mesin2 fotocopy warna maupun berbagai mesin lainnya yang kesemuanya bekas tapi dinyatakan baru dengan harga berlipat kali. Sudomo tidak ketinggalan juga memasukkan komputer untuk DKI Jaya yang memproses KTP. Semua nya dimasukkan melalui LPKIA dimana Jusuf Randy sebagai koordinator penanggung jawabnya. Entah, apakah Jusuf Randy sendiri tahu kalo semuanya itu mesin2 bekas, mungkin dia juga tahu tetapi tutup mulut karena kebagian juga duitnya. Yang penting, sebelum Jusuf Randy banyak buka mulut, dia harus dihilangkan dari muka bumi Indonesia. Entah apakah dia dibunuh ataupun melarikan diri, tak ada yang bisa mengkonfirmasinya, bahkan isteri2nya juga tidak berani memastikannya. Sehingga bukanlah hal yang tidak mungkin orang yang mengaku sebagai Jusuf Randy yang banyak menulis di millist hanyalah orang2 kelompok yang ingin memberi kesan bahwa Jusuf Randy masih hidup. Namun saya tidak mengesampingkan bahwa Jusuf Randy tidak dibunuh dengan pertimbangan dia adalah warganegara Jerman sehingga kalo sampai dia terbunuh, maka hubungan Indonesia-Jerman bisa terpengaruh dimana hal ini akan menyangkut posisi Habibie di Jerman sendiri. Karena yang menjadi warganegara Jerman bukanlah hanya Jusuf Randy, tetapi juga Habibie. Apalagi di Jerman juga Habibie tersangkut penipuan yang melibatkan seorang petinggi Jerman sehingga posisi Habibie memang sangat rentan untuk cari gara2 dengan pemerintah Jerman. Hal inilah yang kemungkinan besar bisa menyelamatkan Jusuf Randy dari pembunuhan rahasia yang biasa dilakukan penguasa waktu itu hingga saat kini seperti yang dialami Munir. Terbongkarnya permainan Jusuf Randy dimulai dari dirinya dikuntit oleh seorang
[proletar] Poso dan Elit Politik
http://www.ranesi.nl/arsipaktua/Asia/indonesia060905/Poso_elit_politik061023 Poso dan Elit Politik Ranesi 23-10-2006 Seorang laki-laki tertembak mati dalam kerusuhan yang kembali melanda Poso. Dua orang lainnya terluka. Menurut wakil presiden RI Jusuf Kalla, konflik di Poso sebenarnya bukan konflik komunal, tapi sisa-sisa radikalisme. George Junus Aditjondro dari Poso Centre berpendapat ungkapan Jusuf Kalla ini sebenarnya terlambat, dan sang wapres sendirilah yang diuntungkan dari konflik Poso. Lebih lanjut George Junus Aditjondro kepada Radio Nederland Wereldomroep. Rakyat dan teroris George Junus Aditjondro [GJA]: Jusuf Kalla mestinya mengatakan itu lima tahun yang lalu. Sejak Malino 9 Desember tahun 2001, orang yang mengenal konflik Poso sudah tahu bahwa ini bukan lagi konflik antara komunitas Kristen dan komunitas Islam. Ini konflik antara rakyat dan teroris. Kan yang jadi sasaran adalah komunitas Kristen. Tapi komunitas Kristen juga tidak melihat bahwa yang menyerang mereka atau berbagai tindakan penembakan misterius dan lain-lain itu dilakukan oleh komunitas Islam. Mereka lebih melihatnya itu sebagai tindakan orang-orang yang terlatih. Baik dari dalam aparat sendiri, maupun orang-orang yang dilatih oleh unsur-unsur militer dan polisi. Ungkapan munafik Radio Nederland Wereldomroep [RNW]: Jadi ungkapan Jusuf Kalla sebenarnya terlambat ya Pak? GJA: Ya, dan itu hanya untuk mencuci dirinya. Sebab katakanlah ada ketegangan yang meningkat di Poso, dalam arti kemarahan kelompok komunitas Kristen. Karena orang yang sama sekali bukan pelaku utama konflik Poso, yaitu almarhum Tibo dkk dieksekusi dan yang ikut mendorong supaya cepat dieksekusi adalah Jusuf Kalla juga. Yang jelas dengan eskalasi ketegangan di Poso, yang untung juga Jusuf Kalla. Sebab dengan penambahan pasukan, yang untung adalah perusahaan keluarga Jusuf Kalla, Bukaka, yang sedang membangun sebuah PLTA yang sangat kontroversial di sana, yang berdampak terhadap desa-desa sepanjang sungai Poso. Jadi itu ungkapan yang agak munafik saya anggap. Untung RNW: Kerusuhan di Poso tampaknya tidak kunjung berakhir. Apakah ini karena pemerintah kurang berupaya atau lalai menangani masalah ini? GJA: Kerusuhan di Poso sebenarnya justru menguntungkan segmen-segmen tertentu dalam pemerintah. Terutama angkatan bersenjata, baik polisi maupun militer. Yang dengan merdekanya Timor Leste, dan juga perdamaian di Aceh, kehilangan ladang latihan, tapi juga ladang tempat mencari tambahan pendapatan. Jadi yang diuntungkan adalah faksi-faksi dalam militer dan polisi. Yang kedua yang juga diuntungkan adalah mereka yang kemudian juga ikut mengkorup dana bantuan kemanusiaan. Dan itu tidak sedikit. Dalam kasus Poso dari 200 milyar yang dicadangkan dari tahun 2000 sampai 2004, 2005 hanya seperempat yang kabarnya sampai ke pengungsi. Jadi ada korupsi setingkat 75 persen. Nah yang ketiga adalah perusahaan-perusahaan besar seperti kelompok Bukaka. Dan juga beberapa kelompok perusahaan lain yang diuntungkan dengan penempatan pasukan sebanyak-banyaknya ke Sulewesi Tengah bagian Timur. Jadi karena ada yang diuntungkan maka tentu ini dilanjutkan. Satu paket Yang lain juga adalah ucapan almarhum Munir bahwa Ambon dan Poso hanya merupakan pemantik api untuk membakar jerami di Jawa. Jerami di Jawa adalah kelompok-kelompok Islam radikal, dan kalau sampai misalnya ada imbas ke kelompok Islam di Poso, misalnya ada penyerangan terhadap ini, maka sebagian pembalasan terhadap orang Kristen atau gereja-gereja Kristen di Jawa, akan menaikkan suhu politik demikian tingginya, sehingga tentara akan ikut campur tangan secara langsung. Dan dengan demikian usaha ke arah demiliterasi pemerintahan Indonesia dan supremasi sipilnya akan terganggu. Dengan kata lain almarhum Munir melihat bahwa Ambon, Poso dan kemudian kerusuhan di Jawa merupakan satu paket. Dan berada di belakang paket juga jaringan intelejen yang dulu dirintis oleh Hendro Priyono. Bagian kecil RNW: Jadi konflik di Poso sebenarnya bagian kecil dari sesuatu yang lebih besar lagi? GJA: Saya melihat konflik di Poso adalah bagian tindakan militer untuk melepaskan urusan sipil kepada polisi. Sehingga dengan kegagalan sipil mendamaikan Ambon, khususnya Poso dan Sulewesi Tengah, maka tentara bisa mengatakan kami harus tetap ikut campur. Dan dengan demikian mementahkan ketetapan MPR untuk memisahkan polisi dari ABRI. Dan ini masih kuat. Kuatnya kelompok yang ingin kembali ke supremasi militer sangat besar. Dan itu bisa dilihat dari ketegasan aparat militer untuk melakukan eksekusi terhadap almarhum Tibo dan juga untuk mengerahkan pasukan begitu banyak, ribuan militer dan polisi di Sulewesi Tengah, dan Nusa Tenggara Timur. Jadi tidak kelihatan kemajuan di dalam usaha menegakkan demokrasi dan supremasi sipil. Tetapi justru yang terjadi sebaliknya. Kirim ke Teman Reaksi: ali nasrun, [EMAIL PROTECTED], 23-10-2006 - germany Akhirnya toh jelas bahwa konflik kristen dan
[proletar] TKW Indonesia Dikirim Ke Arab Bebas Dosa Untuk Diperkosa
TKW Indonesia Dikirim Ke Arab Bebas Dosa Untuk Diperkosa Sudomo mulanya Islam kemudian pindah Kristen, kemudian sewaktu muncul ide dari rekannya pejabat tinggi di kerajaan Arab untuk memenuhi kebutuhan sex diluar pernikahan dengan bebas dosa, maupun memperkosa bebas dosa dari ajaran Islam, maka lahirlah istilah TKW, yang di Arab disebut sebagai budak2 belian. Ini bukan kawin mutah, juga bukan kawin poligami, tapi murni menjadikan budak2 TKW sebagai korban nafsu jahiliah umat Allah sesuai dengan yang diperbolehkan Islam. Korban budak yang diperkosa tidak mungkin diadukan atau dituntut dimuka pengadilan Islam di Arab Saudia, dan kalo hal itu terjadi, maka si penuntut itulah yang dihukum mati karena memfitnah. Ajaran Islam dan Hukum dengan jelas melarang umatnya untuk memperkosa wanita2 seiman, namun tidak melarang untuk memperkosa wanita2 yang jadi budaknya. Juga tidak dilarang memperkosa orang2 kafir seperti amoy2 di Glodok. Sudomo bukan orang yang lambat, begitu ada order dari Arab dia tak ada waktu lagi untuk menunda datangnya uang kaget ini, wanita2 TKW belum bisa dikumpulkan, maka dia memerintahkan patroli Garnisun untuk mengadakan rahasia mendadak menangkapi semua pelacur2 dijalanan untuk dibawa ke kamp konsentrasi TKW yang cukup dengan proses sederhana seminggu mendidik beberapa kata Arab, mereka semua siap dikirim menunaikan tugasnya di Arab katimbang bergelandangan di-jalan2 raya mencari langganan. Bagi ibu2 di Arab, hal ini sangat menggembirakan, katimbang mereka dimadu, lebih baik pelihara budak TKW untuk pelampiasan nafsu. Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote: Sudomo itu bukan saja berkecimpun dalam bindang impor, tetapi juga export wanita-wanita Indosia atau yang dikenal dengan singkatan TKW ke Tanah Arab nan suci murni dekat surga. Memang, Sudomo hanyalah satu dari yang sedikit yang mampu menikmati kebebasan berdemokrasi dalam memilih agamanya, hari ini Islam besok bisa Kristen, dan luas bisa pindah semaunya seperti pindah nonton filem. Bedanya dengan Jusuf Randy justru bertolak belakang karena Jusuf Randy justru memenjarakan dirinya dengan kepercayaan agama Kristen sementara dia ber-pura2 percaya agama Islam. Kesalahan fatal Jusuf Randy yang menyebabkan dirinya gagal adalah, dia nonton dua filem yang berbeda pada waktu yang sama. Sudomo berhasil mengekspor pelacur2 untuk kebutuhan sex umat Islam di Arab Saudia dengan nama samaran sebagai TKW. Bahkan berdasarkan ajaran Islam sekalipun tidak dibenarkan untuk mempekerjakan muslimah bekerja diluar meninggalkan suaminya. Namun dalam hal TKW ini, oleh orang2 Arab dianggap sebagai budak bukan sebagai muslimah. Kasihan bangsa Indonesia yang diracuni agama setan ini, mengira dirinya dianggap Islam oleh orang2 Arab, padahal tidak lebih budak2 yang bebas dosa untuk diperkosa. Ny. Muslim binti Muskitawati. Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Gereja Eklesia Poso Terbakar
http://www.gatra.com/artikel.php?id=98899 Gereja Eklesia Poso Terbakar Palu, 24 Oktober 2006 08:22 Gereja Eklesia yang terletak di Jalan Pulau Seram Kelurahan Gebang Rejo, kota Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng), Selasa dini hari (24/10), terbakar. Antara melaporkan, api mulai menjalar dari bahagian dalam gereja yang bernaung di bawah GKST (Gereja Kristen Sulteng) itu sekitar pukul 00.20 Wita. Sekitar 30 menit api berkobar, dua unit pemadam kebakaran tiba di lokasi kejadian dan berupaya mengendalikan api yang sudah semakin membesar karena telah menjalar ke plafon gereja. Petugas pemadam kebakaran berhasil menjinakan kobaran api sekitar pukul 01.45 Wita, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Otoritas keamanan setempat belum memberikan penjelasan resmi soal kebakaran itu. Situasi keamanan di kota Poso sejak Minggu malam (22/10) kembali memanas menyusul bentrok antara aparat keamanan dari kesatuan Brimob dengan warga di Kelurahan Gebang Rejo kota. Seorang warga tewas dan seorang lainnya menderita luka terkena tembakan aparat keamanan. Bentrok antara anggota Brimob dan warga di Kelurahan Gebang Rejo kembali terjadi Senin siang dan melukai dua orang warga terkena tembakan. [EL, Ant] [Non-text portions of this message have been removed] Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [proletar] Fwd: Re: hari lebarannya kok beda ?
Bung Jus, Lebarang pakai sepuhan Calvados atau Jong Jenever? - Original Message - From: hadjar_wish [EMAIL PROTECTED] To: proletar@yahoogroups.com Sent: Tuesday, October 24, 2006 9:27 AM Subject: [proletar] Fwd: Re: hari lebarannya kok beda ? Masaalah dengan kutipan-kutipan seperti yang dilakukan oleh Toha HASAN itu adalah bahwa orang Islam yang lain juga bisa mengutip ayat al-Mushaf lain untuk menghalalkan segala macam ke perlakuan biadab dan kedengkian terhadap orang Nasrani, Yahudi atau orang kafir lainnya. Dan karena orang Islam itu sama-sama percaya al-Mushaf itu berisi wahyu Allah, maka akan susah buat orang seperti Toha HASAN untuk menyalahkan orang yang mengutip ayat yang membenarkan perlakuan biadab dan kedengkian terhadap orang Nasrani, Yahudi atau orang kafir lainnya. --- In [EMAIL PROTECTED], gabrielakrantau [EMAIL PROTECTED] wrote: SEKEDAR MENDUKUNG falsafah adem-ayem dg adanya pelangi tafsir agama dan kepercayaan ini - minggu lalu aku kebetulan ada di Melbourne dan ikuit hadiri pertemuan dg Prof Toha HASAN, Menteri Agama sewaktu Gus Dur jadi Prez. Pak Toha Hasan menghimbau hadirin untuk celebrate diversity dan tidak menjadikannya alasan untuk bermusuhan, saling mengkafirkan ato saling mau menang sendiri dan maksain orang lain untuk menerima aliran/iman sendiri. Pak Toha Hasan mengingatkan hadirin bhw Auloh sendiri nganjurin agar manusia hidup rukun dan hanya BERSAING DLM BERBUAT KEBAJIKAN.(Al Maidah 5: 49). Gabriela K. Rantau == PS: I couldn't help noticing some of the attendees were not too impressed with the former Minister's stand on pluralism. --- In [EMAIL PROTECTED], admin apakabar@ wrote: Justru ini contoh bagus dalam toleransi dan pluralitas. Islam itu satu tapi tafsirannya banyak- bagai pelangi Saya kira belum pernah NU mengakfirkan Mohammadiyah dan sebailknya, lagi lagi contoh bagus Berbeda tapi damai damai saja Bukankah ini lebih bagus daripada agama yang monolitik dan kaku? Memang bagi yang ingin SI - hal ini preseden yang buruk nanti kalau SI diterapkan 100% mau pakai yang mana? Belum lagi soal soal tafsiran berbeda di bidang bidang makanan, pakaian, status perempuan dll Sebab itu baik NU dan Mohammadiyah sama sama bijaksana tidak mau memaksakan penerapan SI sebab memang tidak akan bisa jalan tanpa friksi serius antar Islam sendiri --- End forwarded message --- Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.408 / Virus Database: 268.13.11/493 - Release Date: 10/23/2006 Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Fwd: Re: hari lebarannya kok beda ?
Calvados... Yang hors d'age. Saya dulu pernah tinggal di Normandie, jadi sempat tahu mana calvados yang enak betul. Saya nggak begitu suka jenever. Kasihan orang Islam yang dungu-dungu kayak anjing dan tidak bisa menikmati calvados yang nikmat itu. --- In proletar@yahoogroups.com, Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote: Bung Jus, Lebarang pakai sepuhan Calvados atau Jong Jenever? - Original Message - From: hadjar_wish [EMAIL PROTECTED] To: proletar@yahoogroups.com Sent: Tuesday, October 24, 2006 9:27 AM Subject: [proletar] Fwd: Re: hari lebarannya kok beda ? Masaalah dengan kutipan-kutipan seperti yang dilakukan oleh Toha HASAN itu adalah bahwa orang Islam yang lain juga bisa mengutip ayat al-Mushaf lain untuk menghalalkan segala macam ke perlakuan biadab dan kedengkian terhadap orang Nasrani, Yahudi atau orang kafir lainnya. Dan karena orang Islam itu sama-sama percaya al-Mushaf itu berisi wahyu Allah, maka akan susah buat orang seperti Toha HASAN untuk menyalahkan orang yang mengutip ayat yang membenarkan perlakuan biadab dan kedengkian terhadap orang Nasrani, Yahudi atau orang kafir lainnya. --- In [EMAIL PROTECTED], gabrielakrantau gabrielakrantau@ wrote: SEKEDAR MENDUKUNG falsafah adem-ayem dg adanya pelangi tafsir agama dan kepercayaan ini - minggu lalu aku kebetulan ada di Melbourne dan ikuit hadiri pertemuan dg Prof Toha HASAN, Menteri Agama sewaktu Gus Dur jadi Prez. Pak Toha Hasan menghimbau hadirin untuk celebrate diversity dan tidak menjadikannya alasan untuk bermusuhan, saling mengkafirkan ato saling mau menang sendiri dan maksain orang lain untuk menerima aliran/iman sendiri. Pak Toha Hasan mengingatkan hadirin bhw Auloh sendiri nganjurin agar manusia hidup rukun dan hanya BERSAING DLM BERBUAT KEBAJIKAN.(Al Maidah 5: 49). Gabriela K. Rantau == PS: I couldn't help noticing some of the attendees were not too impressed with the former Minister's stand on pluralism. --- In [EMAIL PROTECTED], admin apakabar@ wrote: Justru ini contoh bagus dalam toleransi dan pluralitas. Islam itu satu tapi tafsirannya banyak- bagai pelangi Saya kira belum pernah NU mengakfirkan Mohammadiyah dan sebailknya, lagi lagi contoh bagus Berbeda tapi damai damai saja Bukankah ini lebih bagus daripada agama yang monolitik dan kaku? Memang bagi yang ingin SI - hal ini preseden yang buruk nanti kalau SI diterapkan 100% mau pakai yang mana? Belum lagi soal soal tafsiran berbeda di bidang bidang makanan, pakaian, status perempuan dll Sebab itu baik NU dan Mohammadiyah sama sama bijaksana tidak mau memaksakan penerapan SI sebab memang tidak akan bisa jalan tanpa friksi serius antar Islam sendiri --- End forwarded message --- Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.408 / Virus Database: 268.13.11/493 - Release Date: 10/23/2006 Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] President asks home ministry to find root cause of Poso violence
Reflection: Ssebelum menjabat presiden RI, SBY pernah mempunyai kedudukan sebagai menteri urusan keamanan dalam pemerintahan Megawati, dan bukan itu saja malah mempunyai pangkat jenderal, bagaimana mungkin tidak mengetahui akar persoalan Poso ataukah presiden sudah mulai snewen, sehingga dulunya lupa sekarang tidak tahu? http://www.antara.co.id/en/seenws/?id=22176 President asks home ministry to find root cause of Poso violence Jakarta (ANTARA News) - President Susilo Bambang Yudhoyono has asked the Home Affairs Ministry to gather as much information as possible in an effort to seek the root cause of the high incidence of violence in the Central Sulawesi town of Poso. Home Affairs Minister M Ma`ruf spoke about the President`s request while attending an open-house function at Vice President Jusuf Kalla`s official residence in Jakarta on Tuesday. The presidents wants us to solve the Poso problem peacefully. Of course, we have to reevaluate the real cause of the recent incidents, the minister said. According to Ma`ruf, his ministry would cooperate with other related institutions, including the police, to find the root cause of the conflict in Poso. In addition, he said the Home Affairs Ministry would also hold dialogs with the local community and religous figures. The dialogs will be conducted to inventorize the real causes of the problem, he said. In Poso early Tuesday morning, the Eklesia church on Jalan Pulau Seram was gutted by fire. According to information from Poso, the fire which started somewhere inside the church at 00.20 am was brought under control in less than two hours. There was no report of casualties in the incident. (*) Copyright © 2006 ANTARA October 24, 2006 [Non-text portions of this message have been removed] Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Thieves lead to discovery of Egypt tombs
http://news.yahoo.com/s/ap/20061023/ap_on_sc/egypt_new_tombs Thieves lead to discovery of Egypt tombs By SIERRA MILLMAN, Associated Press Writer Mon Oct 23, 5:54 PM ET SAQQARA, Egypt - The arrest of tomb robbers led archaeologists to the graves of three royal dentists, protected by a curse and hidden in the desert sands for thousands of years in the shadow of Egypt's most ancient pyramid, officials announced Sunday. The thieves launched their own dig one summer night two months ago but were apprehended, Zahi Hawass, chief of Egypt's Supreme Council of Antiquities, told reporters. That led archaeologists to the three tombs, one of which included an inscription warning that anyone who violated the sanctity of the grave would be eaten by a crocodile and a snake, Hawass said. A towering, painted profile of the chief dentist stares down at passers-by from the wall opposite the inscription. The tombs date back more than 4,000 years to the 5th Dynasty and were meant to honor a chief dentist and two others who treated the pharaohs and their families, Hawass said. Their location near the Step Pyramid of King Djoser - believed to be Egypt's oldest pyramid - indicate the respect accorded dentists by Egypt's ancient kings, who cared about the treatment of their teeth, Hawass said. Although their services were in demand by the powerful, the dentists likely did not share in their wealth. The tombs, which did not contain their mummies, were built of mud-brick and limestone, not the pure limestone preferred by ancient Egypt's upper class. The whole point of a tomb was to last forever, said Carol Redmount, associate professor of Egyptian archaeology at the University of California at Berkeley. So you wanted to make it out of materials that would last forever. And mud-brick ... didn't last forever. During a visit to the site, Hawass pointed out two hieroglyphs - an eye over a tusk - which appear frequently among the neat rows of symbols decorating the tombs. He said those hieroglyphs identify the men as dentists. The pictorial letters also spell out the names of the chief dentist - Iy Mry - and the other two - Kem Msw and Sekhem Ka. Hawass said the men were not related but must have been partners or colleagues to have been buried together. Figures covering the pillars in the doorway of the chief dentist's tomb tell archaeologists much about his life and habits, Hawass said. They depict the chief dentist and his family immersed in daily rituals - playing games, slaughtering animals and presenting offerings to the dead, including the standard 1,000 loaves of bread and 1,000 vases of beer. These would magically provide food and sustenance for the spirit of the dead person for all eternity, Redmount said. Just around the corner of the doorway is a false door, its face painstakingly inscribed with miniature hieroglyphics. A shallow basin was placed below it. That was sort of the interface where the dead person in the tomb would come up and interact with the living, Redmount said. The tomb robbers were the first to discover the site two months ago, and began their own dig one summer night, before they were captured and jailed. We have to thank the thieves, Hawass said. Although archaeologists have been exploring Egypt's ruins intensively for more than 150 years, Hawass believes only 30 percent of what lies hidden beneath the sands has been uncovered. Excavation continues at Saqqara, he said, and his team expects to find more tombs in the area. Saqqara, about 12 miles south of Cairo, is one of Egypt's most popular tourist sites and hosts a collection of temples, tombs and funerary complexes. The Step Pyramid is the forerunner of the more familiar straight-sided pyramids in Giza on the outskirts of Cairo, which were believed to have been built about a century later. [Non-text portions of this message have been removed] Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Chavez denies being anti-US
http://english.aljazeera.net/NR/exeres/5BBD71A5-88CA-4B5D-9F35-42F80B4D8A85.htm Chavez denies being anti-US Wednesday 04 October 2006, 21:45 Makka Time, 18:45 GMT Hugo Rafael Chavez Frías, the 53rd president of Venezuela, was born on July 28 1954. He came to power in 1998, promising to help Venezuela's poor majority, and was re-elected in 2000. He survived a coup in 2002 and faces a presidential election in December. Since becoming president he has followed a policy of democratic socialism, Latin American integration and anti-imperialism. His reforms have created much controversy in Venezuela and abroad. Most Venezuelans are split between those who say he has empowered the poor and stimulated economic growth, and those who say he is autocratic and has badly managed the economy. Some foreign governments view Chavez as a threat to world oil prices and regional stability, while others welcome his bilateral trade and reciprocal aid agreements. Chavez recently described George Bush, the US president, as the devil and says Bush has plans to assassinate him and invade Venezuela. He recently talked to Aljazeera about his relationship with the US, the Venezuelan army and why he gets only a few hours' sleep a night. Aljazeera.net: You are strengthening ties with countries that are dissatisfied with Washington, countries such as Iran, Bolivia and Cuba. What is the end game of such an alliance? Hugo Chavez: We are not against the US people, where there are children, women, intellectuals and students. We have investments in the US, we have eight refineries there, we have 14,000 gas stations. I have many friends there, I have played baseball there, I even have a nephew there. What we are against is the imperial elite and that is very different. This is not a game. Do you think Iraq is a game, the aggression against Latin America for a century is a game, the toppling of Allende, the invasions of Grenada, Haiti, Panama, Jamaica, the Dominican Republic, Guatemala, is that a game? If that's a game, then my goodness that would be awful. This is an aggression and every day more and more people are against this hegemony and trying to save the world. Look at Lebanon, the aggression against the Palestinian people, why do they do that? Because the Israelis are supported by the elite of the US. We are against that. Some would say in order for such an alliance to stop these events and counter the power of Washington that you refer to, regional powers such as China and Russia would need to back it. You hold talks with the leaders of these countries, are they ready to come on board for such an alliance? You insist on something that is out of my main focus. I have never said we want to build an alliance against the US, so your question is not really focused. If you take Moscow, Iran, Vietnam, China, Malaysia, what we are doing is getting closer through integration, through energy, oil, gas, trade and respect for international law. We are today on a campaign around the world asking for support for Venezuela to become part of the Security Council as a non-permanent member. The US is in a terrible campaign to prevent us being elected. We are defending our interests but we are not proposing an alliance against anyone, much less the people of the United States. So your question is out of focus. In May 2005, you called for an alliance between Latin America and the Arab world. How far has that initiative gone? Not only me, Lula [Brazil's president] has been outspoken in calling for the coming together of Latin America and the Arab countries. In Brasilia in May we had the first ever Arab-South American summit. It was a very important meeting. In the past, only Venezuela had strong relations with the Arab world through Opec and through links with other non-Opec countries such as Egypt. But now Lula is convening these meetings, he is coming to the Arab world. Not long ago in Venezuela we held a meeting between senior ministers in charge of education and social matters in both Latin America and the Arab world. We have made serious progress. It is not just an individual proposal of Hugo Chavez, it is a proposal of leaders like Muammar al-Qadhafi and the amir of Qatar. As well as Lula and Eva Morales [Bolivia's president]. And we want to get our two regions together. You have started an ambitious programme to rebuild your military, you are buying new weapons, you are trying to raise, I think, the largest standing army in the Americas. If everything goes to plan, you will have two million reserve troops. What has prompted this military build up? Let me tell you something. I hardly have time to sleep a few hours a day, but I don't care because I've decided to devote my life to taking my people out of poverty and misery. To make a great effort for all Venezuelans to have access to education, health, housing, to
[proletar] Ex-Mossad chief says Hamas cannot win
http://english.aljazeera.net/NR/exeres/B96BD51C-1F92-4869-BF64-E89F55FD0F53.htm Ex-Mossad chief says Hamas cannot win By Christopher True Saturday 14 October 2006, 12:42 Makka Time, 9:42 GMT Halevy: Europe faces profound challenges from its Muslims Efraim Halevy was head of the Mossad, Israel's intelligence and special operations agency, from 1998 to 2002. On leaving he assumed the role of national security adviser to Ariel Sharon, Israel's former prime minister, resigning a year later. He played a significant role in negotiating Israel's peace deal with King Hussein of Jordan, the bringing of Ethiopian Jews to Israel and Israel's response to the September 11, 2001, attacks on the United States. In the second instalment of a two-part interview he discusses his views on Palestine, the Middle East road map, Hamas and Iran's nuclear programme. Halevy is currently head of the Centre for Strategic and Policy Studies at the Hebrew University of Jerusalem. His book Man in the Shadows: Inside the Middle East Crisis with a Man who led the Mossad was published in March 2006. Aljazeera.net: You have said that the world should take Mahmoud Ahmadinejad's desire to annihilate Israel seriously. Given the international community's apparent inability to agree on how to handle the situation, can you see a long-term failure to act ending up with the US, and perhaps Israel, taking military action in the form of a strike on Iran's nuclear facilities? Efraim Halevy: I indeed think that Israel and the world as a whole should take the threat of President Ahmedinejad of Iran very seriously. I am gratified to see that this is how the world is indeed approaching this defiant position of Iran which is flouting international decisions, hitherto with impunity. I do not think that meeting threats with counter-threats is a useful way of making progress on this delicate issue. Iran has just suffered a very serious setback in Lebanon: its quarter of a century investment has been virtually destroyed; its proxy badly mauled; its strategic missiles supplied to the Hezbollah wiped out in the first 48 hours of the war; and its frantic calls for a ceasefire rejected until UNSC resolution 1701 was unanimously approved in the face of its strong objections. There are many ways whereby Iran's designs can be foiled and Iran's responsible leaders would do well to ponder the results of this recent round. Maziar Bahari, a prominent Iranian journalist and cinema producer, writing from Tehran on 24th August, had this to say in the concluding lines of an article published in the New York Times of that day: The bearded men in the saunas must be sweating more than usual, even though in public they toast Hezbollah's 'victory' with glasses of pomegranate juice. The Islamic Republic is coming to the point where it has to choose: destroy itself by repeating the same slogans, or come up with new definitions for itself, its friends and foes. I could not state this in better words. Has Israel's withdrawal from the Gaza Strip been a success? I do not think that the withdrawal from Gaza has been a success. The notion that left to their own with all the territory of Gaza restored to the Palestinians, they would create a viable responsible governmental leadership has not come about. Instead, the Palestinians have maintained their steady rocket firing into Israel territory and have resorted to massive smuggling of tonnes of weaponry into the Gaza strip. The Hamas government is refusing to meet basic international standards of conduct and therefore the future is not at all hopeful. Should Israel repeat the process in the West Bank? In the light of the above, I do not think Israel should repeat the Gaza withdrawal in the West Bank. You have not ruled out an accommodation with Hamas over the West Bank and say that Hamas is still deciding what direction it wants to take on peace talks. What would be your strategy if you were leading Hamas? In recent weeks Hamas has unfortunately taken a direction that is leading to the possibility of renewed hostilities and confrontation. The local leadership has bowed to the dictates of the exile group in Damascus and, as a result, the unity government that Abu Mazen, the Palestinian president, has been striving to create has little chance of getting off the ground. Hamas has reached the point where it is forgoing a golden opportunity to establish itself as a responsible and credible leadership, and it will fail dismally in improving the lot of the Palestinians in the streets of Gaza, Ramallah and elsewhere. Hamas is rapidly reaching the stage where it will be publicly denounced as a failed leadership and this could spell added disaster to the Palestinian people. I held a minority opinion in Israel that we should try
[proletar] FUI Ancam Tindakan Tanpa Damai Jika Umat Katolik Tidak Menghentikan Pembangunan
http://www.oyr79.com/modules.php?name=Newsfile=articlesid=161 News: FUI Ancam Tindakan Tanpa Damai Jika Umat Katolik Tidak Menghentikan Pembangunan Sebuah kelompok kaum Muslim dari sebuah desa di Yogyakarta telah mengeluarkan sebuah surat yang menuntut umat Katolik setempat menghentikan pembangunan kapel mereka. Forum Umat Islam (FUI) Pondokredjo menyampaikan surat itu pada 4 Oktober kepada panitia pembangunan Kapel St. Antonius di Dukuh Mlesen, Desa Pondokredjo, Kabupaten Sleman. Surat itu, yang ditandatangani oleh Mutohari dan Makmum Mustofa, masing-masing ketua dan sekretaris FUI, memberi waktu kepada panitia pembangunan kapel sampai 25 Oktober untuk mengembalikan kondisi kapel sama seperti dua bulan sebelumnya sejak FUI menolak pembangunan kapel tersebut. Apabila sampai tanggal itu pihak panitia belum melaksanakannya, maka forum akan melakukan tindakan tanpa damai sebagai sebuah solusi yang adil, kata surat itu mengancam. Pastor Yohanes Suwarna Sunu Siswaya dari Paroki St. Yosef di Medari, pastor paroki setempat, mengatakan kepada UCA News, anggota FUI bertemu para tokoh agama Islam dan perangkat desa setempat pada awal Agustus. Mereka menolak pembangunan kapel jika Izin Mendirikan Bangunan (IMB) belum dikeluarkan. Saat itu kapel hanya memiliki lantai semen dan beberapa pilar. Beberapa hari seusai pertemuan, panitia pembangunan kapel melanjutkan pemasangan dinding bambu dan genteng. FUI, dalam suratnya, bersikeras agar Camat Tempel dan Kepala Departemen Agama Kabupaten Sleman mencabut surat persetujuan pembangunan kapel. Surat FUI itu juga meminta Bupati Sleman untuk tidak mengeluarkan IMB yang masih dalam proses pembuatan. Menurut Pastor Siswaya, Camat Tempel menyurati panitia pembangunan kapel pada 7 Oktober dan meminta panitia pembangunan kapel untuk menandatangani surat pernyataan yang mengatakan bahwa panitia pembangunan kapel bersedia memenuhi tuntutan FUI. Namun, panitia pembangunan kapel, Matius Aris Purwadi, menolak menandatangai surat pernyataan tersebut dan melaporkan masalah ini kepada polisi. Imam yang parokinya masuk wilayah Keuskupan Agung Semarang itu menjelaskan bahwa sebuah kapel sudah dibangun tahun 1954 di atas tanah milik seorang umat paroki. Bangunan kapel itu rusak sebagian akibat lava Gunung Merapi yang meletus tahun 1972. Kemudian, pada tahun itu juga kami melakukan perbaikan seadanya, katanya. Umat paroki itu telah berencana menyumbangkan tanahnya kepada Gereja untuk kapel tersebut, katanya, tapi ia meninggal tahun 1990 tanpa meninggalkan surat resmi yang menyatakan niatnya itu. Anak-anaknya meminta Gereja untuk mengembalikan tanah milik keluarga itu, karena mereka akan membagi rata harta warisan tersebut. Tahun 2004, seorang umat paroki lain menawarkan tanahnya untuk kapel itu, yang berjarak sekitar 500 meter dari lokasi semula. Sudah ada 60 warga sekitar yang setuju dan membubuhkan tanda tangan. Sudah ada 90 orang pemakai kapel yang setuju. Sudah ada rekomendasi dari Departemen Agama Kabupaten Sleman pada tanggal 5 Agustus 2006 dan rekomendasi dari Desa Pondokredjo dan Kecamatan Tempel, jelasnya. Persyaratan ini sesuai dengan Peraturan Bersama No. 9/2006 dan No. 8/2006, yang ditandatangani oleh Menteri Agama Maftuh Basyuni dan Menteri Dalam Negeri Muhammad Ma'aruf pada 21 Maret. Peraturan ini merevisi peraturan bersama 1969 yang kontroversial tentang pembangunan tempat ibadah. Menurut peraturan bersama yang baru tersebut, sebuah komunitas agama minoritas membutuhkan sedikitnya 90 anggotanya dan persetujuan dari 60 warga setempat yang beragama lain untuk memperoleh izin membangun tempat ibadah. Jika anggota komunitas yang berjumlah 90 orang tidak bisa mendapat dukungan minimum dari umat beragama lain untuk lokasi yang dipilihnya, pemerintah setempat wajib membantu mencarikan lokasi alternatif. Peraturan Bersama 1969 tidak memiliki pernyataan untuk mengatasi perselisihan atau pencarian alternative semacam itu, dan menuntut sedikitnya 100 tanda tangan dari warga setempat yang beragama lain jika sebuah komunitas minoritas ingin membangun sebuah tempat ibadah. Pastor Siswaya menjelaskan bahwa FUI Pondokredjo belum mendaftarkan diri sebagai organisasi massa kepada Pengadilan Negeri Sleman. Saya mengimbau umat paroki agar tidak usah cemas, tapi kita hendaknya tidak menciptakan konflik antaragama di Desa Pondokredjo dan Kecamatan Tempel, katanya. Mirifica © 2006 Dipublikasi pada Sabtu, 21 Oktober 2006 oleh oyr79 [Non-text portions of this message have been removed] Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email
[proletar] Buang Sampah Beracun ke Negara Berkembang !!!
Buang Sampah Beracun ke Negara Berkembang !!! Sebuah perusahaan Belanda telah dituntut karena membuang sampah beracun ke negara pantai gading dengan bekerja sama dengan perusahaan lokal milik keluarga penguasa negara ini. http://news.bbc.co.uk/2/hi/africa/6079724.stm Kapal yang penuh dengan sampah beracun ini milik perusahaan Trafigura yang mulanya akan dibuang oleh perusahaan lainnya di pelabuhan Amsterdam, namun perusahaan tsb mendadak menaikan biayanya sampai 40x lipat dari biasanya, sehingga Trafigura menolaknya dan melanjutkan perjalanannya ke Pantai Gading dimana akhirnya menemukan ada perusahaan yang bersedia bekerja sama membuang sampah beracun ini dikota Abijan tanpa diproses lagi hingga jatuh 10 korban mati akibat racun daripada sampah ini. Kebetulan saja kejadian ini menyangkut negeri maju di Eropah sehingga kejadian ini dengan cepat terbongkar. Apakah kejadian seperti ini tidak dialami juga oleh Indonesia ??? Hanya Suharto yang tahu hal ini, mungkin Lampung, Banten, Aceh, bahkan Papua sudah lama menjadi tempat penampungan sampah beracun. Namun untuk kota Jakarta, kali Ciliwung sudah lama dinyatakan beracun dan ribuan korban disepanjang kali Ciliwung sudah berjatuhan karena kali Ciliwung sudah menjadi tempat pembuangan sampah merkuri dari pabrik batu battery Eveready yang dibackingi oleh 3 jenderal pensiunan sedang sahamnya juga dimiliki oleh keluarga Cendana. Selain sampah beracun dari pabrik batu battery, juga pabrik Dumex, Kalbe, dan hampir semua pabrik obat wajib didirikan sepanjang kali Ciliwung agar sampah2 beracunnya dibuang ke sungai tsb. Semua koran yang mencoba menuliskan berita ini akan dibreidel. Dokter2 ABRI yang mencoba menuliskan kasus ini di jurnal2 profesi akan dipecat. Hanya kepada Allah saja mereka yang menderita dan korban2nya bisa mengadu, namun Allah hanya bisa menerima pengaduan tidak akan melakukan tindakan, bahkan tidak akan memberitahukan seiapapun kejadian ini. Ny. Muslim binti Muskitawati. Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [proletar] Re: TKW Indonesia Dikirim Ke Arab Bebas Dosa Untuk Diperkosa
Mulanya Islam, kemudian kristen, lalu katanya kembali ke Islam lagi. Masuk kristennya itu mungkin gara-gara kawin wanita muda yang cantik, jadi mungkin seperti kata pepatah: habis manis sepah dibuang, cerai, lalu kembali ke jalan benar [ kawin lagi yang segar bugar] :-) Begitulah berita tabloit - Original Message - From: hash021 [EMAIL PROTECTED] To: proletar@yahoogroups.com Sent: Tuesday, October 24, 2006 3:23 PM Subject: [proletar] Re: TKW Indonesia Dikirim Ke Arab Bebas Dosa Untuk Diperkosa Menurut informasi yang lalu-lalu kayaknya - Sudomo dulunya kristen lalu pindah islam dan kemudian nikah lagi - setahu saya lho bu Mus. Entah bener entah tidak??? --- In proletar@yahoogroups.com, Hafsah Salim [EMAIL PROTECTED] wrote: TKW Indonesia Dikirim Ke Arab Bebas Dosa Untuk Diperkosa Sudomo mulanya Islam kemudian pindah Kristen, kemudian sewaktu muncul Ny. Muslim binti Muskitawati. Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.408 / Virus Database: 268.13.11/493 - Release Date: 10/23/2006 Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Bangladesh Timor Leste Sudah Punya Pemenang Nobel, Indonesia belum !
Bangladesh Timor Leste Sudah Punya Pemenang Nobel, Indonesia belum ! Apakah Indonesia lebih maju dari Bangladesh ataupun Timor Leste ??? Ternyata tidak, karena kedua negeri yang paling terkebelakang ini memiliki pemenang2 Nobel, sedangkan Indonesia yang seharusnya lebih maju belum pernah memilikinya meskipun sudah dua kali masuk nominasi yaitu Habibie dan SBY. Hadiah Nobel Pedamaian memang merupakan simbol, yaitu simbol bahwa negara itu memiliki pemikir yang manusiawi yang mau berkorban untuk memajukan bangsanya. Dengan kata lain, Indonesia yang penuh dengan umat beragama ternyata belum memiliki pemikir yang manusiawi, namun banyak memiliki pemikir2 biadab yang justru mengorbankan bangsanya untuk memajukan ekonomi dirinya sendiri. Hal ini merupakan perjalanan panjang bagi bangsa yang didominasi dengan pemikiran2 pendek. Ny. Muslim binti Muskitawati. Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Used Cellphones Hold Trove of Secrets That Can Be Hard to Erase
http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2006/10/20/AR2006102001647.html Used Cellphones Hold Trove of Secrets That Can Be Hard to Erase By Ellen Nakashima Washington Post Staff Writer Saturday, October 21, 2006; Page A01 Sam Bachman is a frequent upgrader. Not of cars or homes, but of his smart phone. Hooked on the convenience of a cellphone that's also a mini PC, calendar and address book, the Virginia social worker just bought his sixth Treo smart phone. And before advertising his old model for sale online, he took what he thought was a savvy step: He reset the device to wipe it free of data. Or so he thought. It turns out that hackers or sleuths armed with commercially available software can fairly easily resurrect erased data on cellphones, including address books and calendar contacts, photos, videos and e-mails, turning used phones into a treasure trove for identity thieves and allowing them in effect to buy personal data off the Internet, security experts say. You could recreate someone's entire life from the data you recover from these devices, said Norm Laudermilch, chief technology officer for Trust Digital, a McLean security company that helps companies and government agencies protect data. Cellphones with lots of memory are essentially little computers that people carry around and, like laptops and PCs, are at risk of a data breach. Cellphones pose a special risk because of two converging trends: their size and portability, making them easier to lose, and the fact that increasingly, we are documenting our lives through our phones. It is amazing how a couple of megabytes of data on a cellphone can reveal so much about you -- the last place you were, the last person you talked to, said Amber Schroader, chief executive of Paraben Corp., a forensic software firm that teaches law enforcement agents how to get cellphones to spill secrets. Bachman, 43, said he carries his Treo everywhere and loves the feeling of not being tethered to my home and my computer. In stores, if he wants to comparison-shop, he can go online to check a price. At Starbucks, he can track his caloric intake after ordering that venti latte -- about 400 calories. He snaps pictures and shoots video of his three children. On his new Treo 700, he can listen to Internet radio as he trains for the Marine Corps Marathon. But until a reporter called to ask how he had erased the data on the used phone he was selling on Craigslist, Bachman said he never realized how vulnerable his data was to theft or resurrection. And I consider myself a pretty savvy smart-phone user, he said. His 143 passwords and PINs for various check-cashing cards, online bank accounts and e-mail services were stored on the phone in an encrypted form, which would have made it almost impossible for a hacker to access them. But the other data he thought he had erased -- personal contacts, pictures and Web search terms -- were recoverable, experts said. Cellphones store data on a type of chip known as flash memory. The phone operating system never actually erases data, though. It dereferences it, or deletes pointers to where the data is located, so the phone essentially forgets that it's there, said Bruce Schneier, a security technologist in Mountain View, Calif. That is similar to what happens on personal computers -- the files remain on the hard drive; only the references are deleted. There are 220 million cellphone subscribers in the United States. Typically, cellphones are used for 1 1/2 years before they are replaced, providing ample opportunity for data breaches through lost, stolen, sold or recycled models. Trust Digital recently bought from the eBay online auction site 10 used smart phones, each with at least 40 megabytes of memory, for an experiment in data recovery. Using simple software created in-house, the firm's technicians retrieved an astonishing variety of information -- one company's plans to win a multimillion-dollar federal transportation contract, e-mails about another firm's $50,000 payment for a software license, bank accounts and passwords, medical prescriptions, and receipts for utility payments. Then there was the text-message exchange between a man and his paramour, who Trust Digital determined was not his wife from the thousands of pages of personal data on his phone. So, the woman typed, I'll talk to u next week. You want a break from me? the man messaged back. Then fine. Paraben, of Pleasant Grove, Utah, buys about 300 used cellphones each year from eBay and other sites for training sessions. Though the sellers think they have wiped the devices clean, 80 to 85 percent of the devices still have data intact, Schroader said. We've recovered everything from complete address books . . . to pictures taken in intimate moments. It's like, well, I didn't need to see that, Schroader said. The fact that cellphones can give up secrets makes them as valuable to law
[proletar] Re: TKW Indonesia Dikirim Ke Arab Bebas Dosa Untuk Diperkosa
Ya syukur alhamdulillah kalo gitu! Sudomo telah kembali ke jalan yg benar. Ia telah mendapatkan taufik dan hidayahnya kembali, disamping itu ia telah mendapatkan jalan kenikmatan juga. Sekali dayung 5 enam 6 pulau dilalui. H Asmara Hardi --- In proletar@yahoogroups.com, Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote: Mulanya Islam, kemudian kristen, lalu katanya kembali ke Islam lagi. Masuk kristennya itu mungkin gara-gara kawin wanita muda yang cantik, jadi mungkin seperti kata pepatah: habis manis sepah dibuang, cerai, lalu kembali ke jalan benar [ kawin lagi yang segar bugar] :-) Begitulah berita tabloit Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: Bangladesh Timor Leste Sudah Punya Pemenang Nobel, Indonesia belum !
Aku ingat betul ketika Uskup Bello terima nobel justru banyak petinggi Indonesia mencak-mencak, khususnya para pendukung islam garis keras. Karena kriteria panitia nobel tidak match dg jalan pikiran mereka. Maka Gus Dur menantang mereka untuk membuat nobel sendiri dg kriteria menurut mereka sendiri pula, apakah laku atau tidak. Mencak-mencaknya mereka justru membuat bangsa Indonesia makin kerdil di mata negara beradab di dunia, dimana panitia nobel sangat dihormati oleh negara-negara maju (beradab). Kalo kita nggak dapat nobel 50 tahun mendatang lebih baik kita buat nobel-nobelan (=bukan nobel beneran) dengan penerima pertama dari Indonesia misalnya diberikan pada Aburizal Bakri, yang berhasil mengentaskan orang-orang dari banjir lumpur panas yang dibuatnya. Atau Pak Yusuf Kalla yang telah mampu mengajukan santunan korban gempa Jogya, atau ke saya yang asbun ini... H Asmara Hardi --- In proletar@yahoogroups.com, Hafsah Salim [EMAIL PROTECTED] wrote: Bangladesh Timor Leste Sudah Punya Pemenang Nobel, Indonesia belum ! Apakah Indonesia lebih maju dari Bangladesh ataupun Timor Leste ??? Ternyata tidak, karena kedua negeri yang paling terkebelakang ini memiliki pemenang2 Nobel, sedangkan Indonesia yang seharusnya lebih maju belum pernah memilikinya meskipun sudah dua kali masuk nominasi yaitu Habibie dan SBY. Hadiah Nobel Pedamaian memang merupakan simbol, yaitu simbol bahwa negara itu memiliki pemikir yang manusiawi yang mau berkorban untuk memajukan bangsanya. Dengan kata lain, Indonesia yang penuh dengan umat beragama ternyata belum memiliki pemikir yang manusiawi, namun banyak memiliki pemikir2 biadab yang justru mengorbankan bangsanya untuk memajukan ekonomi dirinya sendiri. Hal ini merupakan perjalanan panjang bagi bangsa yang didominasi dengan pemikiran2 pendek. Ny. Muslim binti Muskitawati. Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: FUI Ancam Tindakan Tanpa Damai ......
Apa yang ditulis Ny. Mus ternyata semakin mendekati kebenaran. Kami orang islam sering mengklaim bhw islam berkat bagi dunia, tapi kenyataannya menjadi beban bagi duni. Kalo benar-benar agama islam datang dari Allah Swt kenapa takut umat nasrani berkembang. Apakah Allah tidak dan tidak mau membela umat yang menyembahnya. Ato memang Allah tidak ada seperti yang dibilang Ny. Mus sehingga memang tidak bisa membela kami. H Asmara Hardi --- In proletar@yahoogroups.com, Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote: http://www.oyr79.com/modules.php?name=Newsfile=articlesid=161 News: FUI Ancam Tindakan Tanpa Damai Jika Umat Katolik Tidak Menghentikan Pembangunan genteng. FUI, dalam suratnya, bersikeras agar Camat Tempel dan Kepala Departemen Agama Kabupaten Sleman mencabut surat persetujuan pembangunan kapel. Surat FUI itu juga meminta Bupati Sleman untuk tidak mengeluarkan IMB yang masih dalam proses pembuatan. Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: Jusuf Randy Petualang Yang di Uber2 Koruptor !!!
jadi gimana pula dengan seseorang yang bermerek muslim tapi sebenarnya tak ada yang ia percayai kecuali amrik doang? si jasad. --- In proletar@yahoogroups.com, Hafsah Salim [EMAIL PROTECTED] wrote: Jusuf Randy Petualang Yang di Uber2 Koruptor !!! Sewaktu saya ke Indonesia dulu, saya memang membaca banyak kasus Jusuf Randy. Memang sejak pertama dia masuk, saya sudah merasa kalo orang ini adalah penipu. Dan hal ini saya sampaikan kepada teman2 saya para pakar komputer di Indonesia. Memang tidak ada satupun pakar Komputer di Indonesia yang menganggap Jusuf Randy sebagai ahli komputer. Dia menjadi besar bukan atas hasil kemampuannya, melainkan ada tangan2 kuat yang tak terlihat yang membantunya. Antara lain belakangan ketahuan bahwa orang2 gelap yang dibelakang dirinya adalah Habibie, Tutut, dan Sudomo. Mungkin ada diantara para pembaca merasa heran, kenapa Jusuf Randy bisa terperangkap dipenjara sementara backingnya adalah orang2 top superkuat di Indonesia, jawabnya adalah terbongkarnya kasus pemasukan barang2 dan mesin2 pesanan pemerintah ke Indonesia yang kesemuanya bekas dari Jerman namun dinyatakan sebagai barang baru. Kasus ini tergolong korupsi, apalagi menyangkut Sudomo, Tutut dan Habibie. Banyak tudingan yang mengarah otaknya adalah ketiga orang ini dan Jusuf Randi hanyalah wayangnya saja. Itulah sebabnya, untuk bisa menggusur ketiga orang kuat ini, maka sengaja kesalahan2 Jusuf Randy di ekspose besar2an agar bisa dijadikan saksi yang buka mulut menyebutkan atau melibatkan ketiga orang ini. Demikianlah saya berpendapat ketiga pejabat atas inilah yang kemudian mengusahakan keluarnya Jusuf Randy untuk jadi tahanan luar agar bisa dibunuh diluar agar urusannya tidak lagi dibicarakan sehingga perkara korupsi ini tertutup rapat. Membunuh saksi bukan hal yang baru di Indonesia. Demikianlah, anggapan saya waktu itu Jusuf Randy yang dikabarkan melarikan diri ke Singapore hanyalah issue yang sengaja disebarkan ketiga orang kuat ini untuk mengecoh masyarakat karena Jusuf Randy kemungkinan besar sudah mati tanpa kuburannya. Namun kalo ada orang dimilist yang mengaku dirinya sebagai Jusuf Randy, tentu saja sangat meragukan, apalagi ceritanya mengenai dirinya banyak sekali yang tidak cocok dengan apa yang disebarkan oleh koran2 yang berasal dari bekas teman2nya di Jerman. Namun saya sendiri tidak mengesampingkan kalo dia berhasil menyelamatkan dirinya dan memahami dirinya dalam bahaya karena bekas backingnya berusaha memang membunuh dirinya untuk tentunya menyelamatkan diri sendiri. Jusuf Randy bukanlah seorang yang cerdas, dia jualan tempe kepada orang2 Indonesia yang sedang belajar di Jerman, sehingga tidak aneh kalo dia banyak berkenalan dengan orang2 Indonesia yang akhirnya jadi pejabat2 tinggi seperti Habibie. Atas bantuan Habibie dan banyak rekan2nya bekas mahasiswa Jerman itulah akhirnya Jusuf Randy berhasil masuk ke Indonesia dengan memalsukan berbagai surat2. Karena melihat kesederhanaan Jusuf Randy inilah kemungkinan besar Habibie dan banyak rekan2nya di Cendekiawan Muslim menganggapnya tepat orang ini untuk dijadikan kambing hitam. Akhirnya Jusuf Randy di make up sebagai ahli komputer yang bermodal mendirikan yayasan LPKIA yang biayanya tidak seberapa. Demikianlah semua barang2 rongsokan akhirnya masuk sebagai pesanan pemerintah, tentu keuntungannya semua diraup oleh ketiga orang kuat ini yaitu Habibie, Sudomo, maupun Tutut. Contohnya saja, Tutut memasukkan komputer bekas bobrok ke PolRi untuk memproses STNK dan SIM. Habibie memasukkan mesin2 fotocopy warna maupun berbagai mesin lainnya yang kesemuanya bekas tapi dinyatakan baru dengan harga berlipat kali. Sudomo tidak ketinggalan juga memasukkan komputer untuk DKI Jaya yang memproses KTP. Semua nya dimasukkan melalui LPKIA dimana Jusuf Randy sebagai koordinator penanggung jawabnya. Entah, apakah Jusuf Randy sendiri tahu kalo semuanya itu mesin2 bekas, mungkin dia juga tahu tetapi tutup mulut karena kebagian juga duitnya. Yang penting, sebelum Jusuf Randy banyak buka mulut, dia harus dihilangkan dari muka bumi Indonesia. Entah apakah dia dibunuh ataupun melarikan diri, tak ada yang bisa mengkonfirmasinya, bahkan isteri2nya juga tidak berani memastikannya. Sehingga bukanlah hal yang tidak mungkin orang yang mengaku sebagai Jusuf Randy yang banyak menulis di millist hanyalah orang2 kelompok yang ingin memberi kesan bahwa Jusuf Randy masih hidup. Namun saya tidak mengesampingkan bahwa Jusuf Randy tidak dibunuh dengan pertimbangan dia adalah warganegara Jerman sehingga kalo sampai dia terbunuh, maka hubungan Indonesia-Jerman bisa terpengaruh dimana hal ini akan menyangkut posisi Habibie di Jerman sendiri. Karena yang menjadi warganegara Jerman bukanlah hanya Jusuf Randy, tetapi juga Habibie. Apalagi di Jerman juga Habibie tersangkut penipuan yang melibatkan seorang petinggi Jerman sehingga posisi Habibie memang sangat rentan untuk cari gara2
[proletar] Wajib Lapor bagi Pendatang di Poso Diefektifkan + Pemerintah Kirim Tim Evaluasi
http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2006/10/24/brk,20061024-86571,id.html Menteri Ma'ruf Minta Wajib Lapor bagi Pendatang di Poso Diefektifkan Selasa, 24 Oktober 2006 | 22:04 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta:Menteri Dalam Negeri, M Ma'ruf, menyatakan akan mengefektifkan sistem keamanan lingkungan dan sistem wajib lapor bagi pendatang di Poso, Sulawesi Tengah. Saya meminta pemerintah daerah supaya lebih diefektifkan, kata Ma'ruf seusai silaturahmi Lebaran dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Selasa (24/10). Menurut Ma'ruf, upaya tersebut dapat ikut mencegah masuknya pelaku teror ke Poso. Kepala desa setempat, kata dia, juga harus terus memperbarui data penduduknya untuk mencegah bersembunyinya para pelaku teror. Masyarakat Poso juga diminta harus meningkatkan kewaspadaan. Selain itu, kata dia, perlu ada dialog untuk menyelesaikan berbagai masalah di Poso. http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2006/10/24/brk,20061024-86570,id.html Pemerintah Kirim Tim Evaluasi Kerusuhan ke Poso Selasa, 24 Oktober 2006 | 21:50 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah mengirimkan tim untuk menyelidiki bentrokan dan kerusuhan yang melanda Poso, Sulawesi Tengah, dalam tiga hari terakhir. Tim tersebut beranggotakan Kepala Badan Intelijen Negara Syamsir Siregar, Asisten Teritorial Markas Besar TNI, dan Inspektur Jenderal Jusuf Manggabarani yang mewakili pihak kepolisian. Hari ini mereka berangkat ke sana untuk evaluasi bagaimana kejadian yang kemarin dan tindak lanjutnya kita tunggu laporan mereka, kata Panglima TNI, Marsekal Djoko Suyanto, kepada wartawan seusai silaturahmi Lebaran dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Selasa (24/10). Tim tersebut, kata Djoko, bertolak ke Poso sekitar pukul 10.00 WIB Selasa pagi dan hasil evaluasi mereka kemungkinan akan diperoleh setelah Lebaran. Dalam dua pekan terakhir, terjadi beberapa insiden di Poso dan Palu. Pada Senin (16/10), pendeta Irianto Kongkoli ditembak oleh orang tidak dikenal di depan toko bangunan di Palu. Sepekan kemudian, bentrokan terjadi antarwarga dengan beberapa personel Brimob di pos polisi Poso Kota. Kejadian terakhir, pada Selasa (24/10), gereja Eklesia dibakar oleh sekelompok massa. Meski beberapa hari terakhir terjadi peningkatan kasus kekerasan, Djoko mengatakan pemerintah belum akan menghidupkan kembali operasi pemulihan keamanan di Poso. TNI sendiri, kata dia, telah menempatkan 200 personel di Palu dan 200 lagi di Poso untuk membantu pemerintah daerah dan polisi mencegah terjadinya bentrokan antar-masyarakat. Djoko mengakui, penambahan pasukan tidak akan menyelesaikan masalah. Sebab, menurut dia, kunci perdamaian di Poso adalah keinginan masyarakatnya untuk berdamai. Sementara itu, Kepala Kepolisian RI Jenderal Sutanto menilai masalah di Poso bukanlah konflik antarkelompok masyarakat. Ini sudah bukan konflik horizontal lagi. Yang ada adalah pelaku teror, ujarnya. Sutanto mengatakan, ada sekelompok orang yang melakukanh teror di Poso dengan mengangkat isu agama untuk mengadu domba masyarakat. Karena itu Sutanto meminta masyarakat Poso tidak terprovokasi oleh kelompok-kelompok tersebut. Sutanto mengatakan, sebagian pelaku teror di Poso sudah tertangkap, namun sebagian lagi masih dikejar. Polisi, kata dia, menargetkan untuk secepatnya mengungkap para pelaku teror tersebut dan akan menjelaskan selengkapnya masalah teror di Poso setelah penyelidikan selesai. Meski begitu, Sutanto menyatakan pihaknya tidak akan menambah jumlah aparat keamanan di Poso. Menurutnya, jumlah polisi di Poso untuk penegakan hukum maupun penjagaan keamanan sudah cukup. Sutanto membantah jika anggota Brimob Polri ikut berkontribusi dalam masalah yang terjadi di Poso dalam beberapa hari terakhir. Tidak seperti itu. Yang benar itu pos polisi dengan 15 anggota Polmas diserang, ujarnya. Pelaku penyerangan, kata dia, akan ditindak tegas karena tindakan mereka dinilai melanggar hukum apalagi mereka melakukan perlawanan terhadap petugas kepolisian. Oktamandjaya Wiguna [Non-text portions of this message have been removed] Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Olmert, Abbas agree to continue working on future talks
http://news.xinhuanet.com/english/2006-10/23/content_5236049.htm Olmert, Abbas agree to continue working on future talks www.chinaview.cn 2006-10-23 03:21:30 JERUSALEM, Oct. 22 (Xinhua) -- Israeli Prime Minister Ehud Olmert and Palestinian National Authority (PNA) Chairman Mahmoud Abbas agreed on Sunday to continue their efforts in preparing for a future meeting between them, a spokeswoman from the prime minister's office told Xinhua. Olmert called Abbas and had a very short conversation with him on Sunday afternoon, during which the Israeli leader gave Abbas his good wishes with the end of Muslim holy fasting month of Ramadan, the spokeswoman said. It is the first time for the two leaders to hold talks in three months since June. Both the leaders agreed to continue exerting efforts to renew the Israel-Palestinian peace process, the spokeswoman added. Israel demands to release of Israel Defense Forces soldier Gilad Shalit, who was kidnapped by Palestinian militants in the Gaza Strip in a cross-border raid in June while Abbas, who has been working to try to secure Shalit's freedom, wants to get Israel's promise to free hundreds of Palestinian prisoners held in Israel. Enditem Editor: Luan Shanglin E-mail Us [Non-text portions of this message have been removed] Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Israel: War with Hezbollah changes rule of game in Lebanon
http://news.xinhuanet.com/english/2006-10/20/content_5226157.htm Israel: War with Hezbollah changes rule of game in Lebanon Special report: Israel-Lebanon conflicts [Gallery] [Videos] Israel, Lebanon agree on ceasefire JERUSALEM, Oct. 19 (Xinhua) -- Israeli Foreign Minister TzipiLivni said Thursday that Israel's July-August war with Lebanese Hezbollah has had its mark in that country as Lebanese officials had called for peace talks with Israel, local newspaper Jerusalem Post reported. There is no doubt that (the war) dramatically changed the rule of the game in Lebanon, and the best proof of that is the Lebanese parliament speaker's statement and other voices that are being heard in Lebanon, Livni was quoted as saying. Berri, who is also the leader of the Amal movement which competes with Hezbollah for the support of Lebanon's Shi'ite population, told al-Arabiya newspaper Thursday in Paris that now is the time to raise the issue to returning to peace negotiations(with Israel). It is the first time that Berri called in public for peace talks with Israel. Livni believed that Israel would gain further strategic achievement if Berri's appealing lead to diplomatic negotiations between the two countries. Meanwhile, Israeli Prime Minister Ehud Olmert also responded during his visit to Russia, saying that he would be happy to meet with (Prime Minister Fouad) Siniora or any other Lebanese government official who is authorized to talk peace with Israel. Israel began launching military offensives in south Lebanon on July 12 after Lebanese Hezbollah guerrillas kidnapped two Israeli soldiers and killed eight others during cross-border attacks. The 34-day-long Israel-Hezbollah conflict ended on Aug. 14 after Israel agreed to bow to a UN-brokered truce without retrieving the two captive soldiers and disarming the Lebanese Shiite group Hezbollah. Enditem [Non-text portions of this message have been removed] Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Muslims to create peaceful zone in Papua
http://www.antara.co.id/en/seenws/?id=22172 Muslims to create peaceful zone in Papua Jayapura (ANTARA News) - Muslims in Indonesia`s easternmost porvince of Papua are committed to turning the province into a peaceful zone, local Muslim figures said here on Tuesday. After performing Idul Fitri prayer at Jayapura Grand Mosque here, Hi Ridwan and Hi Udin said the Muslims in Papua, especially in capital Jayapura, were committed to maintainig religious harmony in the province. The made the statement in a bid to uphold a declaration made by the leaders of five major religions in Papua to make the province a peaceful zone in the country. Both Hi Ridwan and Hi Udin also called on the Muslims and the people in other parts across the country not to be easily provoked by irresponsible parties or groups who intentionally create disorder in the community. If ever a party or a group of people who dare to create chaos in Papua, the Muslims here will arrest them and bring them to court to undergo existing legal process in the country, Ridwan and Udin noted. The prayer that started at 7 a.m. local time was led by Adrus Al-Hamid, chief of provincial religious affairs ministry office. Meanwhile in his sermon, Moh Habib, the dean of Jayapura Al-Fatah State Islamic College, called on the Muslims in the city to coexist in perfect harmony with people of other faiths. (*) Copyright © 2006 ANTARA October 24, 2006 [Non-text portions of this message have been removed] Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Ramadan di Kampung Orang-Orang Jawa di Suriname (4-Habis
+++ http://www.indopos.co.id/index.php?act=detailid=7610 Senin, 23 Okt 2006, Ramadan di Kampung Orang-Orang Jawa di Suriname (4-Habis) Lebaran Disambut Beduk, Takbir Keliling, Minus Pasudon Rega Warga keturunan Jawa di Suriname merayakan Idul Fitri sama dengan tradisi pendahulunya. Ada takbir keliling, menabuh beduk, dan membunyikan petasan. ARIES SNTOSA, Paramaribo BERBEDA dengan keturunan para kuli kontrak di Kaledonia Baru, Kepulauan Pasifik, orang-orang Jawa di Suriname masih bisa mempertahankan jati diri sebagai orang Jawa. Bukan hanya bahasa, tapi juga khazanah adat-istiadat warisan leluhur tetap mereka jaga dengan baik. Banyak generasi muda dalam komunitas Jawa di Kaledonia yang kini tidak mengerti bahasa Jawa (hanya berbahasa Prancis). Tapi, orang-orang Jawa di Suriname, selain bisa menggunakan bahasa Belanda, aktif menggunakan bahasa ibu (Jawa) di rumah atau dalam pergaulan antarmereka. Kerukunan mereka terlihat nyata pada saat Lebaran yang dirayakan Senin, 23 Oktober 2006. Republik Suriname -mungkin satu-satunya negara di Benua Amerika- menyatakan Idul Fitri sebagai hari libur nasional. Tapi, ada juga warga di Suriname yang sudah berlebaran kemarin (Minggu, 22 Oktober). Sabtu malam waktu Suriname, sudah ada warga yang menggemakan takbir. Warga yang berlebaran kemarin adalah di Desa Java Weg, sekitar 20 kilo meter arah selatan dari Paramaribo. Yang menarik, kebanyakan warga muslim di sana yang didominasi kelompok kilenan (kiblatnya tetap menghadap ke barat, seperti di Indonesia), selama ramadan tidak berpuasa. Bahkan, saat lebaran pun, mereka kebanyakan juga tidak malaksanakan salat Id. Warga di desa itu, menurut Leles Muchlis Pawirodinomo, salah seorang anggota parlemen Suriname keturunan Jawa termasuk kelompok: ngakoni Islam, anging ora nglakoni ajarane (mengakui Islam, tapi tidak melaksanakan ajarannya). Saat lebaran tiba, tak berbeda dengan di Indonesia, warga Suriname menjalankan salat id di lapangan pusat kota. Setelah itu dilanjutkan silaturahmi atau bersalam-salaman. Mangke, sak sampunipun salam-salaman, tiyang angsal pacitan, lajeng mulih ning omahe dewe-dewe (Nanti, setelah berjabat tangan, orang mendapat makanan kecil, lalu pulang ke rumah masing-masing, Red), kata Leles. Di rumah ibu-ibu sudah menyiapkan makanan Lebaran, seperti kupat-lontong opor, soto, dan aneka jajan pasar khas Jawa (jadah, wajik, gethuk, enting-enting, peyek, krupuk, dan sebagainya). Biasane keluarga kumpul. Terus mangan bareng-bareng. Bocah-bocah cilik diwenehi duit receh dienggo jajan. Cah-cah seneng banget (Biasanya seluruh keluarga kumpul. Terus makan bersama-sama. Anak-anak kecil diberi uang receh untuk jajan. Mereka senang sekali, Red), kata Roosmi Tambeng, istri Kapten Does. Bedanya dengan orang-orang Jawa di Suriname, menyambut hari fitri setelah sebulan berpuasa, mereka tidak punya kebiasaan harus memakai barang-barang serbabaru. Seperti disaksikan Jawa Pos, pada hari-hari menjelang Lebaran toko-toko di Suriname biasa-biasa saja. Tidak ada program potongan harga (pasudon rega, istilah orang Jawa Suriname) besar-besaran yang digelar di plaza-plaza atau mal seperti di Indonesia. Neng kene opo-opo larang. Dadi, gawe opo tuku klambi anyar nek klambi sing ono isih apik (Di sini apa-apa mahal. Jadi, untuk apa beli baju baru kalau baju yang ada masih baik), papar Hadi Waluyo, warga Kampoeng Baroe. Bisa dimaklumi jika muslim di Suriname tidak konsumtif pada saat Lebaran. Selain mereka tidak mengenal tradisi jor-joran baju baru, harga barang-barang di toko memang mahal. Misalnya, baju batik lengan panjang yang di Pasar Turi Surabaya dibanderol Rp 100 ribu di Suriname bisa sampai Rp 300 ribu. Bagi kebanyakan warga Jawa, harga baju yang puluhan sampai ratusan dolar Suriname (SRD) amat memberatkan kehidupan ekonomi mereka. Karena itu, mereka memilih tidak membeli yang tidak primer pada Lebaran. Daripada untuk beli baju baru, mending untuk makan bisa berhari-hari, tutur Toemirah, warga Sidodadi. Pada malam Lebaran di Suriname juga masih ada arak-arakan keliling untuk takbiran. Mereka mengendarai sepeda motor dan mobil berputar-putar di sekitar kota sambil melantunkan asma Allah. Begitu pula di masjid-masjid suara takbir dikumandangkan lewat mikrofon. Bahkan, semalaman sambil menabuh beduk. Mercon dan kembang api juga dinyalakan sebagai tanda datangnya Lebaran Fiter (istilah mereka untuk Idul Fitri). Keesokan paginya mereka berduyun-duyun ke lapangan atau masjid untuk menjalankan salat id. Lalu, bila di lapangan, salat menghadap ke mana yang dianut? Seperti tahun-tahun sebelumnya, salat id dipusatkan di lapangan tengah kota Paramaribo. Salat ini dilaksanakan sesuai perintah Allah, yakni menghadap ke kiblat (ke arah timur). Leles mengaku tidak tahu apakah masih ada pelaksanaan salat id yang menghadap ke barat seperti tradisi yang dibawa dari Indonesia dulu. Lha monggo bade salat madep pundi. Menawi kulo madep kiblat (Silakan mau salat
[proletar] Two years of SBY : Bouquet for Aceh, brickbat for economy
http://www.antara.co.id/en/seenws/?id=22080 Two years of SBY : Bouquet for Aceh, brickbat for economy Jakarta (ANTARA News) - As he heads into his third year as Indonesia's president on Friday, Susilo Bambang Yudhoyono enjoys respectable popularity, but is struggling to ignite Southeast Asia's largest economy, analysts say. The 57-year-old former general, who was nominated for a Nobel peace prize for overseeing a peace pact with separatist rebels in Aceh, has crafted a respected image abroad, but at home the battles he faces are more complex. SBY was the nation's first directly-elected head of state, taking power on October 20, 2004 amid widespread optimism that he would battle Indonesia's infamous corruption and breathe change into the administration. Two years later, presidential spokesman Andi Mallarangeng argues that the world's fourth most populous nation is on the right track, despite of a series of catastrophes Yudhoyono has had to grapple with since his election. Two tsunamis, two major earthquakes, a terror attack and the rapid spread of bird flu across the archipelago have conspired to put the brakes on the president's capacity to act on more mundane but pressing domestic issues. Mallarangeng points to the stabilization of the two formerly restive extremes of Indonesia -- Aceh and Papua, where the president has pushed for a decentralisation law to be implemented -- and a recent poll which found that just over two-thirds of Indonesians are satisfied with Yudhoyono. To his credit, the president slashed high fuel subsidies a year ago and fears that the move may have stimulated unrest were proved unfounded. Indonesia has repaid its IMF debt, carried out an effective anti-terrorism campaign and launched a crackdown, if limited in its impact so far, on corruption. On the international front, Jakarta has repaired its military ties with Washington and played host to a series of Western leaders keen to promote amicable ties with the world's most populous Muslim nation. US President George W. Bush himself is expected to visit next month. Indonesia has just been elected to the UN Security Council as a non-permanent member, and will send a peacekeeping contingent to Lebanon. Black marks Two black marks however have emerged in recent weeks that have the potential to sully Yudhoyono's reputation on the global stage. In a shock move, the Supreme Court overturned the conviction of a pilot for murdering one of the country's most respected human rights activists. And three Christians convicted of violence against Muslims in cases criticised by activists for being unfair were executed despite a papal plea for clemency. On the domestic front, the economy remains far from rosy despite the president's overhaul of his economic team last December. With nearly 40 percent of the labour force unemployed or underemployed, and 39 million people in a population of some 220 million estimated to be living in poverty, Indonesia is lagging behind. Its economic growth rate of just under six percent is considered too low, with inflation expected to clock in as high as eight percent in 2006. We have all these international business communities talking to us, (telling us) very good things about democratization, moderate Muslims, about this and that, said Sofyan Wanandi from the Indonesian Employers Association. But in the end they are going to China, they are going to Vietnam -- not to Indonesia to invest. Proposed tax and labour law reforms have been put on ice, with the government showing signs of disunion, and the deplorable state of infrastructure has also discouraged development. The bureaucrats are not spending the money because they think it's not like in the old days where money could be corrupt and used to line their own pockets, Gadis Arivia, a feminist academic at the University of Indonesia, was quoted by AFP as saying. Some argue that Yudhoyono is playing it safer as his term progresses. Like a pro tennis player, he becomes more conservative as he wins more points, political analyst Wimar Witoelar wrote in the Jakarta Post this week. The problem is, the points he scores are mainly for himself rather than for the nation. Yudhoyono has three years left to prove his worth to Indonesian voters before they head to the polls again. (*) Copyright © 2006 ANTARA October 20, 2006 [Non-text portions of this message have been removed] Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL
[proletar] Kapolri: Pembakaran Gereja di Poso Aksi Teroris
http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2006/10/24/brk,20061024-86564,id.html Kapolri: Pembakaran Gereja di Poso Aksi Teroris Selasa, 24 Oktober 2006 | 16:28 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta:Pembakaran gereja di Poso, Sulawesi Tengah, yang terjadi pada Selasa (24/10) dini hari, bukan tanda munculnya kembali konflik komunal antarwarga berbeda agama. Ini tindakan teror sekelompok orang yang ingin mengacaukan kondisi di Poso. Ini teror yang merupakan pelanggaran. Kami akan tindak secara hukum, kata Kepala Polisi RI, Jenderal Sutanto, di kediamannya, Selasa (24/10) siang. Namun Sutanto tak menjelaskan siapa sekelompok orang yang dimaksud. Dia hanya mengatakan, Kami tak ingin Poso dijadikan daerah adanya konflik antarkelompok. Situasi Poso kembali bergolak pascaeksekusi terpidana mati: Fabianus Tibo, Marinus Riwu, dan Dominggus Da Silva. Pada Senin (16/10) pekan lalu, Pendeta Irianto Kongkoli ditembak oleh orang tak dikenal di depan toko bangunan. Sutanto mengatakan, polisi sudah mengetahui pelaku penembakan itu. Tapi, dia menolak menyebutkannya. Kami tak bisa ngomong banyak, karena mereka sedang dalam pengejaran, ujar Sutanto. Yophiandi [Non-text portions of this message have been removed] Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Ilmuwan AS Ciptakan Mantel Ajaib
http://www.suarapembaruan.com/News/2006/10/23/index.html SUARA PEMBARUAN DAILY Ilmuwan AS Ciptakan Mantel Ajaib Ada banyak jaket yang menggunakan teknologi tinggi untuk membuat pemakainya merasa aman. Salah satu adalah jaket yang bisa dipakai untuk berbagai musim dengan harga sekitar US$ 179 atau Rp 1.611.000. [Foto: Istimewa] ak lama lagi, mantel ajaib versi ilmuwan Amerika Serikat (AS) akan beredar di pasaran. Tidak ada unsur magis dalam mantel yang bisa menghilangkan benda yang ada di dalamnya, termasuk Anda jika mengenakan mantel itu. Mantel tersebut dikatakan ajaib karena berawal dari fantasi fiksi ilmiah para ilmuwan AS yang ingin merancang mantel yang bisa membuat segala sesuatu tak terlihat. Tapi untuk sementara jangan dulu mencari busana demikian di toko benda magis lokal dekat rumah anda. Apa yang disebut mantel atau jas ajaib itu masih mencapai tahap-tahap awal. Sebuah prototipe yang diciptakan para ilmuwan Duke University di Durham, North Carolina, telah berhasil menyembunyikan berbagai benda dari gelombang mikro. Pencapaian ini memperlihatkan kemungkinan diperolehnya teknologi yang dapat melindungi berbagai obyek dari penglihatan manusia. Teknologi itu bekerja dengan memanfaatkan material yang membelokkan gelombang elektromagnetik, termasuk gelombang cahaya, di sekitar benda. Para ilmuwan memproduksi mantel itu dengan menggunakan serangkaian lingkaran tembaga konsentrik yang dicetak dengan pola-pola yang rumit, untuk membelokkan gelombang elektromagnetik dari frekuensi khusus yang mengenainya, tanpa banyak penyebaran dan penyerapan yang membuat pantulan dan bayangan. Mantel itu merupakan salah satu dari struktur metamaterial yang paling terperinci yang pernah dirancang dan dihasilkan, kata para ilmuwan dalam makalah ilmiah yang disiarkan Jumat lalu dalam Jurnal Science seperti dilaporkan Antara, Minggu (22/10). Mantel tersebut juga merupakan pendekatan paling menyeluruh terhadap ketakterlihatan yang sejauh ini pernah direalisasi, dengan potensi teoritikal untuk menyembunyikan obyek ukuran atau material apapun. Mantel itu mengurangi pantulan obyek dan bayangannya, sifat yang menyebabkan benda dapat dideteksi, kata David Smith, seorang mahaguru teknik komputer dan listrik pada Duke University. Kendati demikian, Smith memperingatkan masyarakat agar jangan menaruh pengharapan yang terlampau besar terhadap karya ajaib tersebut. Karya itu masih memerlukan penjelasan ilmiah, katanya kepada The New York Times. Apakah itu akan bermanfaat, masih selalu menjadi pertanyaan, katanya. Smith menjelaskan, untuk membuat berbagai benda yang betul-betul tak kelihatan oleh mata manusia, susunan metamaterial akan membutuhkan gelombang elektromagnetik yang membelokkan pada segala frekuensi. Menurutnya, peluang untuk menciptakan sistem seperti ini masih kecil, namun bukanlah hal yang mustahil, berdasarkan sistem baru itu segala yang tidak mungkin bisa tercipta. [L-8] Last modified: 22/10/06 [Non-text portions of this message have been removed] Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Batu Bata Lumpur di KedungBendo Siap Pakai
REFLEKSI: Apakah tidak mengeluarkan gas berancun bila dipakai untuk ruangan tertutup? http://www.tambangnews.com/mod.php?mod=publisherop=viewarticlecid=5artid=300 Batu Bata Lumpur di KedungBendo Siap Pakai Oleh admin Kamis, 19 Oktober 2006 17:57:12 Sidoarjo, Tambangnews.com.- Tumpukan batu bata di lapangan Desa Kedungbendo, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo yang bahannya terbuat dari lumpur Lapindo Brantas Inc (LBI), Rabu (18/10) pukul 15.30 kemarin dibakar setelah itu siap dipakai. Pembakaran batu bata itu dilakukan oleh petugas Kodim 0816 Sidoarjo bersama dengan masyarakat Desa Kedongbendo. Tino Rahmat (42), warga RT 1 RW 1 Desa Kedungbendo, Kecamatan Tanggulangin di lokasi pembakaran, Kamis (19/10) mengatakan, sebelum batu bata itu dibakar, terlebih dahulu seorang perempuan asal Bali melakukan prosesi sesaji agar luapan lumpur LBI bisa berhenti dengan seizin Tuhan Yang Maha Esa. Pembakaran batu bata itu mengalami beberapa kali penundaan. Sebelumnya pada awal puasa pembakaran batu bata akan dilakukan oleh Wakil Gubernur Jatim, H Soenarjo. Namun karena berhalangan, rencana berikutnya pada pertengahan puasa akan dilakukan oleh petinggi Kodam V Brawijaya. Namun itu pun tertunda. Kata Tino, kualitas batu bata dari lumpur LBI tidak jauh beda dari kualitas batu bata dari tanah pada umumnya. Dalam uji coba pembuatan bata bata, komposisinya yaitu lumpur dan pasir masing-masing 50%, atau lumpur 90% dicampur sekam 10%, tanah dicampur lumpur masing-masing 50% dan khusus lumpur saja ternyata hasilnya cukup baik. Pembuatan batu bata ini dilakukan aparat dari Kodim 0816 Sidoarjo bekerjasama dengan Tim dari ITS Surabaya. Dan pelaksanaanya tidak hanya dilakukan di Sodoarjo tetapi berbagai tempat juga telah melakukan uji coba. Di Pasuruan lumpur dipakai untuk bahan genteng, di Mojokerto untuk batu bata, serta berbagai universitas melakukan uji coba untuk frakmentasi. Lumpur Porong Sidoarjo bisa dimanfaatkan untuk delapan item bahan bangunan, yakni untuk keramik, campuran beton (geo polymer), pasir multiguna, paving blok, batu bata, beton, genteng, dan paving. Penelitian pembuatan bahan bangunan berbahan lumpur Porong ini dipresentasikan dalam seminar nasional Pemanfaatan Lumpur Porong Sidoarjo sebagai Bahan Bangunan awal Oktober lalu di ITS. Bahan bangunan yang terbuat dari lumpur ini aman untuk kesehatan, meski lumpur mengandung fenol, seng, tembaga, dan krom. Karena tidak langsung kontak fisik dengan manusia, bisa dikatakan bahan bangunan ini aman. Tapi untuk produsen atau pembuat bahan bangunan berbahan lumpur, pengamanannya harus menggunakan masker, sarung tangan, dan sepatu boot karena langsung bersentuhan dengan lumpur.(jal) [Non-text portions of this message have been removed] Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Language of Lenin Losing Ground
http://www.themoscowtimes.com/stories/2006/10/25/003.html Wednesday, October 25, 2006. Issue 3526. Page 1. Language of Lenin Losing Ground By Nabi Abdullaev Staff Writer BISHKEK, Kyrgyzstan -- Zulya Kalimbetova, a 22-year-old waitress at an outdoor cafe, boasts that she is the only one of 10 siblings in her family who speaks Russian. I learned it here by myself, in town, because I am smart, Kalimbetova said, speaking slowly with a heavy accent, confusing her verb endings and pronouns. But she concedes she's at a disadvantage compared to earlier generations. My mother speaks Russian better because she studied in school, she said. Kalimbetova never had a chance to study Russian in school because, coming from Osh, the country's most depressed region, she never went to school. She is not alone. Like Kalimbetova, millions of young men and women in the former Soviet Union and its former satellite states are either unable or opting not to study the language of Pushkin, Tolstoy and Lenin. While the numbers have been slipping since the Soviet collapse, the decline of Russian speakers is now beginning to be felt more acutely around the world. Indeed, by 2025, according to a recent study by the Center for Demography and Human Ecology at the Russian Academy of Sciences, the number of people speaking Russian will be roughly equal to that at the beginning of the last century. For now, Russian is the fourth-most-spoken language on earth, behind English, Chinese and Spanish, according to the center's figures. In Russia, 130 million people speak the language, not counting newborns. Another 26.4 million citizens of former Soviet republics are native Russian speakers, and there are an additional 7.5 million Russian speakers sprinkled around the globe. About 114 million people speak Russian as a foreign language. But the center projects that in a decade, Russian will be eclipsed by French, Hindu and Arab and, within the next 15 years, it will be pushed to 10th place by Portuguese and Bengali. One obvious reason for the decline is that Russia itself is shrinking, as the population sheds 700,000 people every year. Another factor is that, beyond Russia's borders, the prestige associated with the language has been ebbing since the country lost its status as a global communist empire. As the geopolitical importance of Russia degenerated to being little more than a big supplier of raw materials for other countries' growing high-tech economies, so did the demand for knowing Russian, said Kirill Razlogov, an analyst at the Institute for Cultural Research. In many former Soviet republics, particularly in Central Asia, Russian was once the language of the elite. Now, with advancing globalization, Razlogov said, more people opt for English rather than Russian, deciding they'd rather read Shakespeare in his native tongue rather than the Russian translation. Turkmen leader Saparmurat Niyazov has made the anti-Russian movement state policy, banning in 1995 the teaching of Russian at almost all universities and schools as well as books, street signs, posters and advertisements that are printed in Russian. Elsewhere in the former communist world, the anti-Russian trend is not quite so draconian, but widespread. From the Romanian capital of Bucharest to Budapest to Warsaw to Prague, English, not Russian, is the language of commerce and, in many cases, mass communication. The Center for Demography and Human Ecology estimates that the number of students studying Russian in Eastern and Central Europe plunged to 935,000 in 2004 from 10 million in 1990. In the Baltics, where opposition to the communist regime was strongest and the first Soviet republics declared independence, there has been an unmistakable move away from Russian. In Estonia, a 1995 law relegated Russian to the status of a foreign language. And in Latvia, a 1999 law mandated that officials communicate with citizens only in Latvian, even in those areas with a majority of Russian speakers. We want to make Latvians out of Russians, Latvian President Vaira Vike-Freiberga was reported as saying in 2004. While there are no restrictions on learning or speaking Russian in Lithuania, the language suffers from a serious image problem, as is the case elsewhere. Young people here don't associate their career aspirations with Russia, said Aurelijus Gutauskas, a professor at the Law Institute of Lithuania. They all look to the West and choose instead to learn English, French and German. Likewise, Western students have lost interest in studying Russian. While a generation of young Americans were urged to study all things Russian in the wake of the 1957 Sputnik launch, in 2004 a paltry 27,000 chose to learn it, according to the center's figures. With Latin America to the south and the war on terrorism raging in the Middle East, central Asia and elsewhere, Spanish and Arabic are widely considered more useful.
[proletar] Pasal Penghinaan Presiden, Pasal Karet + etc
http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail_cid=251948 Senin, 16 Okt 2006, Pasal Penghinaan Presiden, Pasal Karet yang Kini Digugat Menggugat Warisan Kolonial Kehormatan presiden dilindungi pasal penghinaan presiden. Parameter penghinaan tidak pernah dirumuskan secara jelas dalam KUHP. Karena itu, pasal tersebut biasa disebut pasal karet karena ketidakjelasan unsur-unsur di dalamnya. Dalam dua tahun pemerintahan SBY, sekurang-kurangnya ada lima orang yang didakwa dengan pasal karet tersebut, bahkan satu di antaranya telah diputus (in khract). Pada 24 Maret 2005, I Wayan Gendo Suardana, terdakwa kasus pembakaran foto presiden dan wakil presiden, divonis enam bulan penjara oleh PN Denpasar. Aktivis Pandapotan Lubis ditangkap 18 Mei 2006 dengan alasan membawa poster yang menuntut SBY dan Kalla mundur dari jabatannya saat berdemonstrasi di Bundaran HI pada 16 Mei 2006. Nasib yang sama menimpa Fahrur Rohman alias Paung. Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) tersebut ditangkap saat berdemonstrasi di depan Kampus Universitas Nasional Pejaten. Terdakwa ditangkap karena membagikan poster SBY dan Kalla yang wajahnya diberi tanda silang dan tulisan Kami Tidak Tahan. Tindakan itu dianggap menghina presiden dan wakilnya. Yang terbaru adalah Eggi Sudjana. Dia didakwa menyebarkan rumor pemberian Jaguar oleh pengusaha Harry Tanoesudibyo kepada salah seorang anak SBY, sekretaris negara, dan dua juru bicara SBY. Pengacara itu pun didakwa menggunakan pasal penghinaan terhadap presiden. Saat ini, Eggi menggugat pasal karet itu ke Mahkamah Konstitusi. Pengacara yang juga dikenal sebagai politikus tersebut menilai pasal 134 dan 136 KUHP yang menjeratnya sudah tak relevan pada era demokrasi. Bahkan di Belanda, asal pasal tersebut, sudah dilarang, ujarnya. Pakar Komunikasi Universitas Indonesia Effendi Gazali sependapat dengan Eggi. Dia menilai, pasal karet tersebut saat ini tidak relevan lagi. Bagaimana tidak? Secara historis, pasal itu digunakan penjajah Belanda untuk menindak siapa pun yang menghina Ratu Belanda, representasi Kerajaan Belanda. Tidak hanya itu, penerapan pasal tersebut tentu saja kontraproduktif dengan prinsip-prinsip demokrasi yang dianut Indonesia saat ini. Seharusnya, pasal tersebut telah dibatalkan karena bertentangan dengan amandemen UUD 1945 pasal 28 F yang menjamin setiap orang berkomunikasi dan menyampaikan informasi dengan menggunakan jenis saluran yang tersedia, ungkap Effendi saat dihubungi Jawa Pos kemarin. Pria yang juga memandu sebuah acara humor sarat kritik itu berpendapat, kebebasan yang dijamin pasal 28 F tersebut akan diekspresikan dengan cara berbeda, bergantung pada lingkungan sosial masyarakat. Cara mahasiswa menyampaikan kritik tentu saja berbeda dengan pelawak atau masyarakat biasa. Ini bergantung lingkungan sosial masing-masing, tambahnya. Soal batasan kesopanan dan mana yang boleh dan tidak boleh, presiden dan pengadilan tidak berwenang menginterpretasikannya. Presiden justru seharusnya arif menanggapi esensi kritik yang disampaikan masyarakat. Daripada menanggapi kritik yang tidak pernah akan habis, lebih baik presiden fokus dengan visinya, ungkap Effendi. Cara berekspresi tentu saja bergantung pilihan masyarakat. Meski demikian, tambah Effendi, semakin elegan komunikasi politik yang disampaikan, itu semakin baik. Yang tidak boleh dimungkiri, pemerintahan SBY berada di era pencitraan bebas. Citra pemerintahan, termasuk SBY sebagai presiden, tidak bisa dipaksakan seperti saat Orde Baru. Pencitraan tersebut tentu saja terkait erat dengan kebijakan pemerintah, termasuk pembuktian janji-janji presiden yang pernah disampaikannya. Presiden boleh berjanji setinggi-tingginya sampai tak terbatas, orang lain juga boleh dong marah dalam bentuk apa saja jika janji itu tidak terbukti, ungkap Effendi. Tidak hanya SBY, siapa pun presiden di sebuah negara demokrasi memiliki tantangan untuk menghadapi kritik dari masyarakat. Misalnya Amerika Serikat, hampir setiap hari presiden diprotes dan dicaci-maki dengan cara apa pun, termasuk membakar foto presiden, mengejeknya melalui lagu dan film, bahkan membuat karikatur yang kadang sarkastis atas diri presiden. Bedanya, hal tersebut dihadapi dengan sikap wajar oleh presiden dan dianggap sebagai risiko dari demokrasi. Jangan hanya bisa berjanji, SBY juga harus mau menghadapi rakyatnya yang protes terhadap kebijakannya dan mungkin kecewa atas performanya, tambah Effendi. Di lain pihak, anggota DPR Benny K. Harman berpendapat, meski pasal penghinaan presiden itu tidak relevan dengan kondisi saat ini yang relatif demokratis, selama masih menjadi hukum positif dan belum dicabut, pasal-pasal tersebut masih dapat digunakan. Meski demikian, hal tersebut kontra dengan proses demokratisasi yang saat ini kita jalani, ungkapnya. Politikus Partai Demokrat itu mengungkapkan, pasal tersebut harus segera dicabut dengan mekanisme uji materiil di Mahkamah Konstitusi atau merevisi KUHP.
[proletar] Indonesia cuts jail time for Suharto's son to mark holiday
http://www.theage.com.au/news/world/indonesia-cuts-jail-time-for-suhartos-son-to-mark-holiday/2006/10/24/1161455722235.html Indonesia cuts jail time for Suharto's son to mark holiday Jakarta October 25, 2006 FORMER Indonesian president Suharto's youngest son, jailed for plotting a murder, could benefit from a conditional release after his sentence was cut yesterday. Hutomo Tommy Mandala Putra was sentenced to 15 years in jail in 2002 for paying a hitman to kill a Supreme Court judge and other offences. The murdered judge had convicted him in a graft case. His jail term was later reduced to 10 years in an appeal and has also been sliced several times under an Indonesian practice of sentence remissions for good behaviour. The latest cut of six weeks is in conjunction with the Muslim holiday of Eid al-Fitr. The six-week remission on Tommy Suharto's sentence would open the way to grant him a conditional release, because he had served two-thirds of his sentence, Justice Minister Hamid Awaludin said. Mr Awaludin was quoted earlier as saying a release would not be automatic and society's attitude should be a factor. Any early release is likely to spark criticism from domestic human rights groups and foreign analysts who say Indonesia must demonstrate it does not have double-standards in applying justice to the rich and powerful rather than the poor and weak. Many had criticised the original sentence as being too lenient considering his crimes. The Government also cut the sentences of thousands of other prisoners to mark the Muslim holiday. REUTERS [Non-text portions of this message have been removed] Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Language of Lenin Losing Ground
http://www.themoscowtimes.com/stories/2006/10/25/003.html Wednesday, October 25, 2006. Issue 3526. Page 1. Language of Lenin Losing Ground By Nabi Abdullaev Staff Writer BISHKEK, Kyrgyzstan -- Zulya Kalimbetova, a 22-year-old waitress at an outdoor cafe, boasts that she is the only one of 10 siblings in her family who speaks Russian. I learned it here by myself, in town, because I am smart, Kalimbetova said, speaking slowly with a heavy accent, confusing her verb endings and pronouns. But she concedes she's at a disadvantage compared to earlier generations. My mother speaks Russian better because she studied in school, she said. Kalimbetova never had a chance to study Russian in school because, coming from Osh, the country's most depressed region, she never went to school. She is not alone. Like Kalimbetova, millions of young men and women in the former Soviet Union and its former satellite states are either unable or opting not to study the language of Pushkin, Tolstoy and Lenin. While the numbers have been slipping since the Soviet collapse, the decline of Russian speakers is now beginning to be felt more acutely around the world. Indeed, by 2025, according to a recent study by the Center for Demography and Human Ecology at the Russian Academy of Sciences, the number of people speaking Russian will be roughly equal to that at the beginning of the last century. For now, Russian is the fourth-most-spoken language on earth, behind English, Chinese and Spanish, according to the center's figures. In Russia, 130 million people speak the language, not counting newborns. Another 26.4 million citizens of former Soviet republics are native Russian speakers, and there are an additional 7.5 million Russian speakers sprinkled around the globe. About 114 million people speak Russian as a foreign language. But the center projects that in a decade, Russian will be eclipsed by French, Hindu and Arab and, within the next 15 years, it will be pushed to 10th place by Portuguese and Bengali. One obvious reason for the decline is that Russia itself is shrinking, as the population sheds 700,000 people every year. Another factor is that, beyond Russia's borders, the prestige associated with the language has been ebbing since the country lost its status as a global communist empire. As the geopolitical importance of Russia degenerated to being little more than a big supplier of raw materials for other countries' growing high-tech economies, so did the demand for knowing Russian, said Kirill Razlogov, an analyst at the Institute for Cultural Research. In many former Soviet republics, particularly in Central Asia, Russian was once the language of the elite. Now, with advancing globalization, Razlogov said, more people opt for English rather than Russian, deciding they'd rather read Shakespeare in his native tongue rather than the Russian translation. Turkmen leader Saparmurat Niyazov has made the anti-Russian movement state policy, banning in 1995 the teaching of Russian at almost all universities and schools as well as books, street signs, posters and advertisements that are printed in Russian. Elsewhere in the former communist world, the anti-Russian trend is not quite so draconian, but widespread. From the Romanian capital of Bucharest to Budapest to Warsaw to Prague, English, not Russian, is the language of commerce and, in many cases, mass communication. The Center for Demography and Human Ecology estimates that the number of students studying Russian in Eastern and Central Europe plunged to 935,000 in 2004 from 10 million in 1990. In the Baltics, where opposition to the communist regime was strongest and the first Soviet republics declared independence, there has been an unmistakable move away from Russian. In Estonia, a 1995 law relegated Russian to the status of a foreign language. And in Latvia, a 1999 law mandated that officials communicate with citizens only in Latvian, even in those areas with a majority of Russian speakers. We want to make Latvians out of Russians, Latvian President Vaira Vike-Freiberga was reported as saying in 2004. While there are no restrictions on learning or speaking Russian in Lithuania, the language suffers from a serious image problem, as is the case elsewhere. Young people here don't associate their career aspirations with Russia, said Aurelijus Gutauskas, a professor at the Law Institute of Lithuania. They all look to the West and choose instead to learn English, French and German. Likewise, Western students have lost interest in studying Russian. While a generation of young Americans were urged to study all things Russian in the wake of the 1957 Sputnik launch, in 2004 a paltry 27,000 chose to learn it, according to the center's figures. With Latin America to the south and the war on terrorism raging in the Middle East, central Asia and elsewhere, Spanish and Arabic are widely considered more useful.
[proletar] Anger over early release of Bali bomb prisoners
http://www.guardian.co.uk/indonesia/Story/0,,1930387,00.html Anger over early release of Bali bomb prisoners Staff and agencies Tuesday October 24, 2006 Guardian Unlimited Australian Peter Hughes shows his burn scars during the Bali bomb trial. Photograph: AP Survivors of the Bali bombings - which killed 202 people four years ago - reacted with anger today after two Islamist militants jailed over the attack were freed. Mujarod bin Salim and Sirojul Munir, who were convicted of hiding two of the masterminds of the suicide bombings, had up to 45 days shaved from their five-year sentences. Officials in Bali said the move was part of a series of sentence reductions for thousands of prisoners to mark the end of Ramadan, the Islamic fasting month. Nine other prisoners jailed over the bombings were among those who had their sentences cut. Indonesia traditionally cuts prison terms on national holidays for inmates who exhibit good behaviour, usually reducing them by several months. The justice ministry said more than 43,000 convicts benefited from the latest sentence reductions. However, the decision to include convicted terrorists - a policy that the government said earlier it was reconsidering - prompted anger from those affected by the attacks on two crowded nightclubs in October 2002. Peter Hughes, an Australian who suffered burns to 54% of his body, said: After what I've survived, to see these people get rewarded ... it's something we westerners just don't understand. I hate to think what the families of the victims who died are going through. Bin Salim walked free from the main prison on Bali island this afternoon, said Ilham Jaya, the prison warden, and Munir left the jail in East Kalimantan's capital of Balikpapan several hours earlier. I'm happy that I'll be able to spend time with my family again, said Munir. He claimed he had nothing to do with the attacks and said he was praying he would not be stigmatised by his time in jail. Nine other militants convicted of relatively minor roles in the bombings - from withholding information that could have helped police, to helping finance the attacks by carrying out robberies - also had six weeks cut from their sentences. Indonesia has arrested hundreds of militants linked to al-Qaida in recent years and jailed 33 people over the 2002 bombings, the first in a series of attacks in Indonesia blamed on the Jemaah Islamiyah terror network. The government said three militants on death row for the bombings - Amrozi, Ali Gufron and Imam Samudra - and three others sentenced to life were not eligible for the prison term reductions. Munir admitted to letting one of the men now serving life - an old classmate Mubarok - stay in his home for several days in November 2002. But he said he had no idea his friend was fleeing justice. As soon as I learned through the newspapers that he was involved in the Bali bombings, I asked him to leave and gave him a little money for transportation, Munir told the Associated Press by telephone. My mistake was not telling police he had been at my house. · The youngest son of Indonesia's former dictator General Suharto also had 45 days taken off his sentence, paving the way for his possible release on parole, the justice minister, Hamid Awaluddin, said. Tommy Suharto ordered the murder of a supreme court judge after being convicted in a multimillion-dollar land deal. He was given 15 years' jail in 2002 but the sentence was later reduced to 10 years on appeal. The justice minister said that with the sentence discount for this holiday, and previous holidays, Tommy Suharto had now served two-thirds of his sentence, so he has the right to file a request for conditional release [Non-text portions of this message have been removed] Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Humans living far beyond planet's means: WWF
http://news.yahoo.com/s/nm/20061024/ts_nm/environment_wwf_planet_dc Humans living far beyond planet's means: WWF By Ben Blanchard Tue Oct 24, 6:29 AM ET BEIJING (Reuters) - Humans are stripping nature at an unprecedented rate and will need two planets' worth of natural resources every year by 2050 on current trends, the WWF conservation group said on Tuesday. Populations of many species, from fish to mammals, had fallen by about a third from 1970 to 2003 largely because of human threats such as pollution, clearing of forests and overfishing, the group also said in a two-yearly report. For more than 20 years we have exceeded the earth's ability to support a consumptive lifestyle that is unsustainable and we cannot afford to continue down this path, WWF Director-General James Leape said, launching the WWF's 2006 Living Planet Report. If everyone around the world lived as those in America, we would need five planets to support us, Leape, an American, said in Beijing. People in the United Arab Emirates were placing most stress per capita on the planet ahead of those in the United States, Finland and Canada, the report said. Australia was also living well beyond its means. The average Australian used 6.6 global hectares to support their developed lifestyle, ranking behind the United States and Canada, but ahead of the United Kingdom, Russia, China and Japan. If the rest of the world led the kind of lifestyles we do here in Australia, we would require three-and-a-half planets to provide the resources we use and to absorb the waste, said Greg Bourne, WWF-Australia chief executive officer. Everyone would have to change lifestyles -- cutting use of fossil fuels and improving management of everything from farming to fisheries. As countries work to improve the well-being of their people, they risk bypassing the goal of sustainability, said Leape, speaking in an energy-efficient building at Beijing's prestigous Tsinghua University. It is inevitable that this disconnect will eventually limit the abilities of poor countries to develop and rich countries to maintain their prosperity, he added. The report said humans' ecological footprint -- the demand people place on the natural world -- was 25 percent greater than the planet's annual ability to provide everything from food to energy and recycle all human waste in 2003. In the previous report, the 2001 overshoot was 21 percent. On current projections humanity, will be using two planets' worth of natural resources by 2050 -- if those resources have not run out by then, the latest report said. People are turning resources into waste faster than nature can turn waste back into resources. RISING POPULATION Humanity's footprint has more than tripled between 1961 and 2003, it said. Consumption has outpaced a surge in the world's population, to 6.5 billion from 3 billion in 1960. U.N. projections show a surge to 9 billion people around 2050. It said that the footprint from use of fossil fuels, whose heat-trapping emissions are widely blamed for pushing up world temperatures, was the fastest-growing cause of strain. Leape said China, home to a fifth of the world's population and whose economy is booming, was making the right move in pledging to reduce its energy consumption by 20 percent over the next five years. Much will depend on the decisions made by China, India and other rapidly developing countries, he added. The WWF report also said that an index tracking 1,300 vetebrate species -- birds, fish, amphibians, reptiles and mammals -- showed that populations had fallen for most by about 30 percent because of factors including a loss of habitats to farms. Among species most under pressure included the swordfish and the South African Cape vulture. Those bucking the trend included rising populations of the Javan rhinoceros and the northern hairy-nosed wombat in Australia. (Additional reporting by Alister Doyle in Helsinki) [Non-text portions of this message have been removed] Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] China and Vietnam put business first
http://www.atimes.com/atimes/Southeast_Asia/HJ25Ae02.html Oct 25, 2006 China and Vietnam put business first By Karl D John HANOI - China and Vietnam have put aside their past antagonisms to forge a potent new economic partnership, representing Beijing's most sensitive and yet strategically significant soft-power foray into mainland Southeast Asia. Growing bilateral trade and investment now overshadow the longtime regional rivals' territorial disputes and tumultuous history, including brief armed conflicts in 1974 and 1979, as the two nominally communist countries ramp up in tandem their ambitious market-reform programs. Vietnam's communist leaders have long taken their economic-reform cues from China, which launched its reforms in the late 1970s along its southeastern seaboard. This year marks the 20th anniversary of Vietnam's similar doi moi, or economic renovation and reform program, which has more slowly moved the centrally planned economy to one that is market-oriented. Now China's outward-looking investment policies are kicking Vietnam's growth and reform trajectory on to a higher plane, in the process developing significant economic linkages between Asia's two fastest-growing countries. As of mid-2006, China had 377 directly invested projects in Vietnam, with a total registered capital of US$795.6 million, ranking China 15th among 74 countries that have invested in Vietnam. Chinese investments in Vietnam have focused on developing the energy and transport sectors, including the $710 million Cao Ngan thermal-power project, the $340 million Hanoi-Ha Dong urban railway project, a $64 million project to upgrade the signal system for three northern railway lines, and a $62 million project to modernize the information and signal system on the Vinh-to-Ho Chi Minh City railway line. The Ha Bac Nitrogenous Fertilizer Factory, which was a gift from China to Vietnam in the 1960s, before the two communist-led regimes fell out diplomatically, was recently given a $32 million Chinese capital injection to upgrade the factory's capacity. The China National Offshore Oil Corp (CNOOC) late last year signed an agreement to explore jointly for oil and gas in Vietnam's Beibu Bay. Moreover, a new highway connecting Hanoi to the Chinese industrial city of Nanning has recently been cooperatively completed, significantly reducing travel time between the two commercial hubs. Vietnam's northern region, where average wages and real estate are notably cheaper than in coastal China, is fast developing the infrastructure to position itself as a major trade gateway to China. Last year Hanoi overtook for the first time the more commercially oriented Ho Chi Minh City in luring foreign direct investment (FDI), attracting $1.6 billion compared with the southern city's $738 million. Vietnam attracted a total $6.2 billion in FDI last year, and is on pace to attract more foreign money this year as more multinational companies locate in northern areas to facilitate trade with southern China. China and Vietnam share a 1,643-kilometer land border, and officials from both countries are seeking ways to facilitate a new economic corridor linking four of their localities. In theory, the corridor would stretch from China's southwestern city of Kunming to Vietnam's capital Hanoi, and encompass the Vietnamese industrial town of Hai Phong as well as tourist attractions in the northern province of Quang Ninh. Underscoring the importance Vietnam puts on the relationship, Chinese President Hu Jintao was last November the first foreign leader to address Vietnam's National Assembly, where he said: It is in line with the fundamental interests of the two peoples to enhance our friendship and trust, propel cooperation for mutual benefit and promote common development. Vietnam's new prime minister, Nguyen Tan Dun, has indicated his desire to ramp up economic cooperation with China, saying before his appointment to the premiership that these localities should increase their cooperation to accelerate trade promotion and investment, plus organize trade fairs and exhibitions, to help each other seek more trade and investment opportunities. The United States is currently Vietnam's largest single-country export market, but many Chinese and multinational companies believe that as the transport infrastructure is put in place, that distinction could soon shift to China. If so, it would mark a rapid transition from isolation to engagement. China and Vietnam resumed official economic and trade relations in 1991, ending a Cold War standoff in which Vietnam allied itself with the Soviet Union. Since, bilateral Chinese-Vietnamese trade has grown at an astronomical 40% annual average, jumping from $32 million in 1991 to $8.8 billion in 2005. Vietnam's deputy trade minister, Phan The Rue, recently said at a meeting of the Vietnam-China Committee for Economic and Commercial Cooperation that
[proletar] Re: Amien Rais: Indonesia Negeri Kleptokrasi
Amien Rais juga maling koq, siapa bilang dia orang jujur. Dalam sebuah system yang korup, semuanya korup enggak ada yang bisa mengklaim jujur. Gembel yang enggak punya jabatan juga ikutan korup koq. Korupsi itu adalah penggerogotan system oleh semuan elemen2 didalamnya, sehingga kalo ada gembel duduk2 ditaman mendadak kepingin kencing. dia cari pohon untuk kencing, tapi ada tulisannya, dilarang kencing disini, agar tidak menggerogoti system, si Gembel mematuhi aturan, dia cari WC, tapi dimuka WC ada tulisan Rp2000 buang air kecil, dan Rp5000 buang air besar Akhirnya si Gembel balik lagi kebawah pohon yang rindang dan kencing secara gratis. Demikianlah, setiap orang Indonesia seharusnya menyadari, bahwa dalam system corrupt seperti ini tak ada yang bisa lepas dari korupsi semua element merupakan elemen2 yang korup rame2 merusak system. Ny. Muslim binti Muskitawati. --- In proletar@yahoogroups.com, hash021 [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Amien sendiri kayaknya lupa, ketika dia masih pemimpin belum jadi apa-apa bilang Dengan semua partai dia berteman baik kecuali dengan Golkar. Dengan Golkar berteman tapi jauuuh sseekuualiii ternyata setelah partai PAN kalah justru paling mesra dianya dengan Golkar. Alamah!!! Ya setuju pak Amien bahwa nama republik ini spt yg anda usulkan: REPUBLIK MALING INDONESIA REPUBLIK SENETRON INDONESIA REPUBLIK MIMPI INDONESIA REPUBLIK PURA-PURA INDONESIA REPUBLIK TAK TAHU MALU INDONESIA REPUBLIK PEMERKOSA AMOY INDONESIA REPUBLIK PEMBAKARAN RUMAH IBADAT TERBESAR DI DUNIA REPUBLIK PENGUNGSI DI NEGARA SENDIRI PALING AKBAR DI DUNIA TERUSKAN SENDIRI!!! Berbagai kondisi itu, menurut Amien, menunjukkan bahwa pemerintah kita saat ini merupakan pemerintahan kleptokrasi. Artinya negeri maling dalam pemerintahan, katanya. Karena itu, lanjut Amien, jika tidak segera dibersihkan, maka negeri ini akan berubah nama menjadi Republik Maling Indonesia, katanya. (AU/OL-01 [Non-text portions of this message have been removed] Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage: http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Disain Penelitian Kompatiologi (proposal untuk umum lembaga ver 24 Oktober 2006)
DISAIN PENELITIAN KOMPATIOLOGI Oktober 2006 Ditulis oleh: Cornelia Istiani,M.Psi.T dan Drs.Juswan Setyawan (Ek.) ABSTRAK Manusia berkomunikasi untuk berinteraksi dengan diri sendiri dan lingkungan sekitar dirinya. Atau dalam bahasa yang paling sederhana, serangkaian peristiwa yang terjadi di sekitar, dan pada saatnya menafsirkan peristiwa-peristiwa tersebut serta memberikan kesan dan tanggapan yang dirasa paling tepat terhadapnya, atau dengan kata lain adalah pemaknaan terhadap peristiwa tersebut. Berkomunikasi mengindikasikan suatu tindakan yang komunikatif baik verbal maupun non-verbal, yaitu kemampuan yang dimiliki oleh manusia dengan komunikasi empati. Unsur-unsur yang terlibat dalam interaksi adalah sensasi, tindakan, antisipasi dan adaptasi. Sensasi dan tindakan merupakan dua unsur yang saling mempengaruhi dan berkaitan dengan dunia luar atau lingkungan sekitar sebagai input dan output. input diterima sebagai informasi yang akan diproses dengan melibatkan pengukuran dan penyesuaian terhadap informasi yang tersedia dalam memori tanpa menghilangkan noise untuk menentukan variabel/tema, range, rasio, median, modul, titik referensi, dan sebagainya sebelum tindakan sebagai output dimunculkan. Selama dalam proses pengukuran dan penyesuaian ini antisipasi dan adaptasi terjadi. Antisipasi; merupakan suatu tindakan persiapan dalam menghadapi suatu peristiwa yang diyakini akan terjadi dan memperkirakan apa yang akan terjadi di masa mendatang, sedangkan adaptasi; merupakan pembelajaran. Keduanya merupakan proses mental yang terjadi dalam diri sendiri dan membawa efek pada dekonstruksi individu dan perubahan struktur cara berpikir manusia. Kata kunci: interaksi, komunikasi empati, memori, dekonstruksi individu A. LATAR BELAKANG/ANALISIS SITUASI: Fenomena menarik yang disebut sebagai kompatiologi tidak terlepas dari kontroversi kehidupan pribadi Vincent. Sosok Vincent mulai dikenal luas oleh masyarakat sejak menjadi penulis, sebagai anak Indigo, kebiasaan menjadi tukang ngebom e_mail yang berisi pemikiran-pemikirannya di dunia maya, dan mengiklankan diri menjadi dukun/healer dengan masuk dunia metafisika/spiritual. Tidak hanya itu Vincent juga dipersepsikan sebagai seorang psikopat, gila, sombong, keras kepala, dan jorok. Di sisi lain banyak juga yang meyakini Vincent sebagai seorang guru, ilmuwan, mahasiswa kritis, baik dan rendah hati, suka bermain-main, lucu seperti anak kecil dan tidak kurang juga yang menganggap biasa saja sebagai pemuda yang sedang dalam proses pencarian jati diri. Perjalanan pemikiran Vincent diawali menjadi pengamat pasif, mengamati hal-hal yang dianggap sepele dan tidak menarik perhatian orang lain. Hal ini dilakukan sebagai cara yang diambil untuk menghadapi kelemahan fisik, tekanan-tekanan lingkungan dan ortu karena nilai jelek. Pengamatan ini dituangkan dalam tulisan dan menghasilkan karya sebuah buku Berlindung di Bawah Payung, diterbitkan tahun 2001 oleh Grasindo, Jakarta. Kebiasaan menjadi pengamat masih berlanjut ketika pindah sekolah ke Australia dengan perubahan tema, yaitu keinginan untuk menjadi diri yang baru, membentuk diri sendiri lepas dari tekanan-tekanan lingkungan dan orang tua. Tulisannya berisi pengalaman dirinya sehari-hari dengan permasalahan-permasalahannya dan mengungkapkan soal perubahan-perubahan emosional dirinya. Kumpulan tulisannya dibukukan berupa e-book dengan judul Menjadi Diri Sendiri, tidak diterbitkan. Tahun 2003 kembali ke tanah air dan sekolah di The Gandhi Memorial International School (The GMIS). Pergaulan lintas Negara di sekolah ini membawa perubahan struktur cara berpikirnya dan terobsesi pada film-film bertema mata-mata. Obsesi ini membuat Vincent melakukan permainan sebagai partisipan observer percobaan dengan makan pagi bersama teman sekolahnya, anak-anak dari kedutaan Korea Utara dan makan siang dengan anak kedutaan Mozambique, India dan Oman setiap hari. Kegiatan ini berlangsung hingga lulus dari The GMIS awal tahun 2005. Di salah satu tulisannya yang berjudul;Tentang Manusia dalam Bumi Manusia, Vincent pernah mencoba menggambarkan pola pemikirannya soal partisipan observer percobaan-percobaan-nya. Tulisan ini sempat memenangkan lomba menulis analisa karya sastra tingkat SMU di Sekolah Pelita Harapan, Karawaci pada tanggal 28 Oktober 2003. Dan dibukukan oleh Pramoedya Institute di halaman pertama buku Pramoedya Ananta Toer dan Manifestasi Karya Sastra, diterbitkan oleh Penerbit Malka, Juni 2004. Tahun 2005 awal, bosan dengan metafisika dan kembali ke dunia tulis menulis. Dengan tetap mengaku sebagai dukun, Vincent menyatakan kekritisannya terhadap proses belajar mengajar di dunia pendidikan. Dia menyatukan apa yang dipelajarinya di dunia tulis menulis sejak SMP dengan pengalamannya di metafisika. Mulai membuat sistem logikanya dengan banyak melakukan percobaan. Vincent setelah jadi guru kundalini sejak Juli-Desember 2005 pengalaman menjadi penulis yang memiliki penggemar tetap, merasa jenuh jadi tokoh sendirian.
[proletar] Disain Penelitian Kompatiologi (proposal untuk umum lembaga ver 24 Oktober 2006)
DISAIN PENELITIAN KOMPATIOLOGI Oktober 2006 Ditulis oleh: Cornelia Istiani,M.Psi.T dan Drs.Juswan Setyawan (Ek.) ABSTRAK Manusia berkomunikasi untuk berinteraksi dengan diri sendiri dan lingkungan sekitar dirinya. Atau dalam bahasa yang paling sederhana, serangkaian peristiwa yang terjadi di sekitar, dan pada saatnya menafsirkan peristiwa-peristiwa tersebut serta memberikan kesan dan tanggapan yang dirasa paling tepat terhadapnya, atau dengan kata lain adalah pemaknaan terhadap peristiwa tersebut. Berkomunikasi mengindikasikan suatu tindakan yang komunikatif baik verbal maupun non-verbal, yaitu kemampuan yang dimiliki oleh manusia dengan komunikasi empati. Unsur-unsur yang terlibat dalam interaksi adalah sensasi, tindakan, antisipasi dan adaptasi. Sensasi dan tindakan merupakan dua unsur yang saling mempengaruhi dan berkaitan dengan dunia luar atau lingkungan sekitar sebagai input dan output. input diterima sebagai informasi yang akan diproses dengan melibatkan pengukuran dan penyesuaian terhadap informasi yang tersedia dalam memori tanpa menghilangkan noise untuk menentukan variabel/tema, range, rasio, median, modul, titik referensi, dan sebagainya sebelum tindakan sebagai output dimunculkan. Selama dalam proses pengukuran dan penyesuaian ini antisipasi dan adaptasi terjadi. Antisipasi; merupakan suatu tindakan persiapan dalam menghadapi suatu peristiwa yang diyakini akan terjadi dan memperkirakan apa yang akan terjadi di masa mendatang, sedangkan adaptasi; merupakan pembelajaran. Keduanya merupakan proses mental yang terjadi dalam diri sendiri dan membawa efek pada dekonstruksi individu dan perubahan struktur cara berpikir manusia. Kata kunci: interaksi, komunikasi empati, memori, dekonstruksi individu A. LATAR BELAKANG/ANALISIS SITUASI: Fenomena menarik yang disebut sebagai kompatiologi tidak terlepas dari kontroversi kehidupan pribadi Vincent. Sosok Vincent mulai dikenal luas oleh masyarakat sejak menjadi penulis, sebagai anak Indigo, kebiasaan menjadi tukang ngebom e_mail yang berisi pemikiran-pemikirannya di dunia maya, dan mengiklankan diri menjadi dukun/healer dengan masuk dunia metafisika/spiritual. Tidak hanya itu Vincent juga dipersepsikan sebagai seorang psikopat, gila, sombong, keras kepala, dan jorok. Di sisi lain banyak juga yang meyakini Vincent sebagai seorang guru, ilmuwan, mahasiswa kritis, baik dan rendah hati, suka bermain-main, lucu seperti anak kecil dan tidak kurang juga yang menganggap biasa saja sebagai pemuda yang sedang dalam proses pencarian jati diri. Perjalanan pemikiran Vincent diawali menjadi pengamat pasif, mengamati hal-hal yang dianggap sepele dan tidak menarik perhatian orang lain. Hal ini dilakukan sebagai cara yang diambil untuk menghadapi kelemahan fisik, tekanan-tekanan lingkungan dan ortu karena nilai jelek. Pengamatan ini dituangkan dalam tulisan dan menghasilkan karya sebuah buku Berlindung di Bawah Payung, diterbitkan tahun 2001 oleh Grasindo, Jakarta. Kebiasaan menjadi pengamat masih berlanjut ketika pindah sekolah ke Australia dengan perubahan tema, yaitu keinginan untuk menjadi diri yang baru, membentuk diri sendiri lepas dari tekanan-tekanan lingkungan dan orang tua. Tulisannya berisi pengalaman dirinya sehari-hari dengan permasalahan-permasalahannya dan mengungkapkan soal perubahan-perubahan emosional dirinya. Kumpulan tulisannya dibukukan berupa e-book dengan judul Menjadi Diri Sendiri, tidak diterbitkan. Tahun 2003 kembali ke tanah air dan sekolah di The Gandhi Memorial International School (The GMIS). Pergaulan lintas Negara di sekolah ini membawa perubahan struktur cara berpikirnya dan terobsesi pada film-film bertema mata-mata. Obsesi ini membuat Vincent melakukan permainan sebagai partisipan observer percobaan dengan makan pagi bersama teman sekolahnya, anak-anak dari kedutaan Korea Utara dan makan siang dengan anak kedutaan Mozambique, India dan Oman setiap hari. Kegiatan ini berlangsung hingga lulus dari The GMIS awal tahun 2005. Di salah satu tulisannya yang berjudul;Tentang Manusia dalam Bumi Manusia, Vincent pernah mencoba menggambarkan pola pemikirannya soal partisipan observer percobaan-percobaan-nya. Tulisan ini sempat memenangkan lomba menulis analisa karya sastra tingkat SMU di Sekolah Pelita Harapan, Karawaci pada tanggal 28 Oktober 2003. Dan dibukukan oleh Pramoedya Institute di halaman pertama buku Pramoedya Ananta Toer dan Manifestasi Karya Sastra, diterbitkan oleh Penerbit Malka, Juni 2004. Tahun 2005 awal, bosan dengan metafisika dan kembali ke dunia tulis menulis. Dengan tetap mengaku sebagai dukun, Vincent menyatakan kekritisannya terhadap proses belajar mengajar di dunia pendidikan. Dia menyatukan apa yang dipelajarinya di dunia tulis menulis sejak SMP dengan pengalamannya di metafisika. Mulai membuat sistem logikanya dengan banyak melakukan percobaan. Vincent setelah jadi guru kundalini sejak Juli-Desember 2005 pengalaman menjadi penulis yang memiliki penggemar tetap, merasa jenuh jadi tokoh sendirian.