Re: [RantauNet.Com] Perempuan Minang Menolak Raperda
talambek saketek mungkin ambo ikuik sato dalam masalah iko, but its better to late then never. Adapun yang tertulis dalam artikel ini adalah pertikaian yang terjadi antara orang yang setuju dengan raperda (gub Sum-bar) dan yang menolak (LSM). dan sudah berkembang pula di milist ini antara setuju dan tdk setuju malah sampai pakai huruf besar (emosi). Dan sayangnya sampai sekarang kita tidak tahu raperda itu secara utuh isinya apa!!! Karena kalau melihat dari isi artikel tersebut sepertinya itu sebuah opini (penggiringan opini) untuk menolak raperda tersebut. Dan yang lebih parah lagi mengatas namakan 'perempuan minang' pertanyaannya : apakah sudah pernah dilakukan voting (pemungutan suara) untuk raperda ini yang melibatkan seluruh perempuan minang, atau setidak-tidaknya sebuah polling (survey) secara statistik yang dapat dipertanggung jawabkan. Kalau belum logika-nya tidak seorangpun atau sebuah lembaga pun yang berhak mengatasnamakan 'perempuan minang'. Saya pikir raperda ini adalah sebuah masalah yang penting karena menyangkut esksistensi masyarakat minang itu sendiri. Dan agar diskusi ini menjadi lebih berarti alangkah baiknya jika, raperda itu secara utuh dapat ditampilkan di milis ini sehingga kita bisa mengetahui dengan pasti apa sebenarnya isi. wassalam Yanto Piboda --- In [EMAIL PROTECTED], Basri Hasan [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum wr. wb. Dalam pandangan ambo masalah ko sangaik mandasar sakali, mohon tanggapan para doens. Salam SBN Perempuan Minang Menolak Raperda Pemanfaatan Tanah Ulayat LAGI-lagi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Barat membuat heboh. Bukan lantaran para pimpinan dan anggotanya menjadi tersangka kasus dugaan korupsi anggaran anggaran pendapatan dan belanja daerah yang menyebabkan negara dirugikan sekitar Rp 4,6 miliar, tetapi produk kinerjanya antara lain dinilai merugikan kaum perempuan. Bsmall 2small 0 dulu soal Peraturan Daerah Pemberantasan Maksiat yang terkesan menyudutkan keberadaan kaum perempuan, kini muncul lagi keinginan DPRD setempat untuk membuat Perda Pemanfaatan Tanah Ulayat. Dalam hal ini, kaum perempuan kembali menjadi korban. LIMA perempuan anggota DPRD Sumatera Barat (Sumbar) sepertinya tak bisa apa-apa karena bila sampai diadakan voting sudah pasti kalah suara dari 49 kaum lelaki yang duduk sebagai anggota DPRD. Jauh-jauh hari selama masa pembahasan rancangan peraturan daerah (raperda) itu kaum perempuan Minang melalui sejumlah spanduk yang dipajang di persimpangan jalan-jalan strategis di Padang menyatakan: Tiada demokrasi tanpa padusi (perempuan-Red). Seharusnya kaum perempuan sebagai bundo kanduang di ranah Minangkabau, Sumbar, dilibatkan dalam penyusunan raperda, diajak berembuk untuk menetapkan suatu kebijakan. Kenyataannya, dalam penyusunan Raperda Pemanfaatan Tanah Ulayat yang kini di DPRD Sumbar tengah memasuki tahap dengar pendapat itu, jangankan mengajak kelompok lembaga swadaya masayarakat (LSM) perempuan, menurut Lany Verayanti dari Lembaga Pengkajian dan Pemberdayaan Masyarakat (LP2M), lembaga Bundo Kanduang saja tak pernah diajak dari awal. Meski sekarang era reformasi, pola Orde Baru masih ada. Bila pada era Orde Baru keberadaan perempuan dipinggirkan, maka sekarang juga tak jauh beda. Kalaupun ada LSM perempuan atau bundo kanduang yang dilibatkan, tak lebih basa-basi untuk memenuhi syarat formal bagi kepentingan DPRD. Biasanya, walau perempuan (dan berbagai elemen lainnya) menolak dengan berbagai argumentasi, DPRD Sumbar tetap memaksakan kehendak menjadikan ranperda itu sebagai perda karena anggaran dana ratusan juta bahkan miliaran rupiah sudah disiapkan, kata Lany Verayanti. Menurut Kepala Divisi Program LP2M itu, perempuan Minang dalam kapasitas sebagai bundo kanduang sebenarnya memegang otoritas atas adat Minangkabau. Bundo kanduang merupakan konsepsi ideologis yang paling dasar yang dimiliki masyarakat Minangkabau dalam melihat dan merumuskan peranan dan kedudukan politik perempuan Minangkabau. Persoalan tanah ulayat juga persoalan perempuan. Tanah ulayat adalah pusaka yang diwariskan turun-temurun dan di Minangkabau itu hak perempuan. Sedangkan dalam Raperda Tanah Ulayat tidak ada pengakuan terhadap peran serta perempuan dalam pengelolaan sumber daya alam sebagai pemilik hak (tanah) ulayat. Dalam raperda, yang diakui sebagai pemegang hak atas tanah ulayat adalah mamak kepala waris. Inilah contoh pergeseran nilai- nilai adat Minangkabau. Dikikisnya prinsip matrilineal yang berakibat pada terjadinya marjinalisasi/peminggiran hak perempuan sebagai pemilik hak ulayat, tambah Lany Verayanti. DALAM pengertian idealnya, sebagaimana diungkapkan Sjahridal Dahlan, Ketua Pusat Studi Wanita Universitas Andalas, Padang, bundo kanduang mengandung hal-hal selektif yang mencerminkan kekuatan serta
Re: [RantauNet.Com] Perempuan Minang Menolak Raperda
talambek saketek mungkin ambo ikuik sato dalam masalah iko, but its better to late then never. Adapun yang tertulis dalam artikel ini adalah pertikaian yang terjadi antara orang yang setuju dengan raperda (gub Sum-bar) dan yang menolak (LSM). dan sudah berkembang pula di milist ini antara setuju dan tdk setuju malah sampai pakai huruf besar (emosi). Dan sayangnya sampai sekarang kita tidak tahu raperda itu secara utuh isinya apa!!! Karena kalau melihat dari isi artikel tersebut sepertinya itu sebuah opini (penggiringan opini) untuk menolak raperda tersebut. Dan yang lebih parah lagi mengatas namakan 'perempuan minang' pertanyaannya : apakah sudah pernah dilakukan voting (pemungutan suara) untuk raperda ini yang melibatkan seluruh perempuan minang, atau setidak-tidaknya sebuah polling (survey) secara statistik yang dapat dipertanggung jawabkan. Kalau belum logika-nya tidak seorangpun atau sebuah lembaga pun yang berhak mengatasnamakan 'perempuan minang'. Saya pikir raperda ini adalah sebuah masalah yang penting karena menyangkut esksistensi masyarakat minang itu sendiri. Dan agar diskusi ini menjadi lebih berarti alangkah baiknya jika, raperda itu secara utuh dapat ditampilkan di milis ini sehingga kita bisa mengetahui dengan pasti apa sebenarnya isi. wassalam Yanto Piboda --- In [EMAIL PROTECTED], Basri Hasan [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum wr. wb. Dalam pandangan ambo masalah ko sangaik mandasar sakali, mohon tanggapan para doens. Salam SBN Perempuan Minang Menolak Raperda Pemanfaatan Tanah Ulayat LAGI-lagi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Barat membuat heboh. Bukan lantaran para pimpinan dan anggotanya menjadi tersangka kasus dugaan korupsi anggaran anggaran pendapatan dan belanja daerah yang menyebabkan negara dirugikan sekitar Rp 4,6 miliar, tetapi produk kinerjanya antara lain dinilai merugikan kaum perempuan. Bsmall 2small 0 dulu soal Peraturan Daerah Pemberantasan Maksiat yang terkesan menyudutkan keberadaan kaum perempuan, kini muncul lagi keinginan DPRD setempat untuk membuat Perda Pemanfaatan Tanah Ulayat. Dalam hal ini, kaum perempuan kembali menjadi korban. LIMA perempuan anggota DPRD Sumatera Barat (Sumbar) sepertinya tak bisa apa-apa karena bila sampai diadakan voting sudah pasti kalah suara dari 49 kaum lelaki yang duduk sebagai anggota DPRD. Jauh-jauh hari selama masa pembahasan rancangan peraturan daerah (raperda) itu kaum perempuan Minang melalui sejumlah spanduk yang dipajang di persimpangan jalan-jalan strategis di Padang menyatakan: Tiada demokrasi tanpa padusi (perempuan-Red). Seharusnya kaum perempuan sebagai bundo kanduang di ranah Minangkabau, Sumbar, dilibatkan dalam penyusunan raperda, diajak berembuk untuk menetapkan suatu kebijakan. Kenyataannya, dalam penyusunan Raperda Pemanfaatan Tanah Ulayat yang kini di DPRD Sumbar tengah memasuki tahap dengar pendapat itu, jangankan mengajak kelompok lembaga swadaya masayarakat (LSM) perempuan, menurut Lany Verayanti dari Lembaga Pengkajian dan Pemberdayaan Masyarakat (LP2M), lembaga Bundo Kanduang saja tak pernah diajak dari awal. Meski sekarang era reformasi, pola Orde Baru masih ada. Bila pada era Orde Baru keberadaan perempuan dipinggirkan, maka sekarang juga tak jauh beda. Kalaupun ada LSM perempuan atau bundo kanduang yang dilibatkan, tak lebih basa-basi untuk memenuhi syarat formal bagi kepentingan DPRD. Biasanya, walau perempuan (dan berbagai elemen lainnya) menolak dengan berbagai argumentasi, DPRD Sumbar tetap memaksakan kehendak menjadikan ranperda itu sebagai perda karena anggaran dana ratusan juta bahkan miliaran rupiah sudah disiapkan, kata Lany Verayanti. Menurut Kepala Divisi Program LP2M itu, perempuan Minang dalam kapasitas sebagai bundo kanduang sebenarnya memegang otoritas atas adat Minangkabau. Bundo kanduang merupakan konsepsi ideologis yang paling dasar yang dimiliki masyarakat Minangkabau dalam melihat dan merumuskan peranan dan kedudukan politik perempuan Minangkabau. Persoalan tanah ulayat juga persoalan perempuan. Tanah ulayat adalah pusaka yang diwariskan turun-temurun dan di Minangkabau itu hak perempuan. Sedangkan dalam Raperda Tanah Ulayat tidak ada pengakuan terhadap peran serta perempuan dalam pengelolaan sumber daya alam sebagai pemilik hak (tanah) ulayat. Dalam raperda, yang diakui sebagai pemegang hak atas tanah ulayat adalah mamak kepala waris. Inilah contoh pergeseran nilai- nilai adat Minangkabau. Dikikisnya prinsip matrilineal yang berakibat pada terjadinya marjinalisasi/peminggiran hak perempuan sebagai pemilik hak ulayat, tambah Lany Verayanti. DALAM pengertian idealnya, sebagaimana diungkapkan Sjahridal Dahlan, Ketua Pusat Studi Wanita Universitas Andalas, Padang, bundo kanduang mengandung hal-hal selektif yang mencerminkan kekuatan serta
Re: [RantauNet.Com] Perempuan Minang Menolak Raperda
- Original Message - From: Amrizal - [North Duri Cogen] Sent: Wednesday, June 04, 2003 1:48 AM Assalamualaikum wr.wb. [ymz] Wa'alaikum salam WW Bagaimano hukumnyo kalo diliek dari hukum islam satantang tanah ulayat nan diwarihkan manuruik garih ibu ?. Sadangkan hukum warisan manuruik islam harus garih bapak. Keceknyo ABSK. Manuruik undang Undang adaik syarak mangato, adaik mamakai (bagaimana manuruik syarak, adaik harus mamakai) [.ymz] Tanah Ulayat nan diwariskan pada garis ibu di ranahminang adalah berstatus hak guna. Ia tidak boleh dijual, tidak boleh dihibahkan (hibah menurut islam). Mohon bedakakan dengan ketentuan dalam kitabullah yang mengatur hak milik. Bila seseorang ingin mewariskan 1) berstatus hak milik; 2) berstatus hak guna; maka ia harus menerapkan 1) sesuai dengan ketentuan kitabullah dan 2) sesuai dengan ketentuan pemilik pertama. Tahukah kita siapa pemilik pertama dari Tanah Ulayat itu dan bagaimana perjanjian kita dgn mereka? Mengherankan bila sekarang banyak yang menganggap Tanah Ulayat adalah adalah hak milik, bisa dijual, disertifikatkan, digadaikan dlsb. Kini malahan ado nan maraso berkepentingan mangganti perjanjian. Urang2 ko indak manusiawi. Sarancaknyo pejanjian nan indak tatulis itu nan di kukuhkan dalam Ranperda dan bukan membuat aturan baru. Apakah mereka yg dahulu bersusah payah membuka hutan dan kemudian menyulap menjadi perkebunan atau pertanian?. Syarak mandaki, adaik manurun (makin lama syarak akan semaki banyak dipakai , dan adaik makin berkurang).Kanapo syarak samakin banyak dipakai karano ilmu agamo samakin dipadalam. Apo haruih dipatahankan system adaik nan ado sabalun islam masuak?. [.ymz] Indak baitu doh. Itu samo jo grafik. Cubo caliak kato mandaki dan manurun. Mana yg lebih banyak membutuhkan tenaga, mendaki atau menurun. Pelajarilah syarak dgn baik, maka akan mudah memahami adat, adat nan sabana adat. Wassalam, Amrizal, (36). RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php --- Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php ===
Re: [RantauNet.Com] Perempuan Minang Menolak Raperda
Assalamualaikum Polemik warisan pernah terjadi beberapa tahun yang lalu, waktu itu seingat saya ada satu pendapat yang menyatakan begini. warisan di minangkabau di bagi 2 yaitu : 1. pusako tinggi 2. pusako randah pusako tinggi adalah warisan yang sudah datang turun temurun yang di'warisan' (dalam tanda kutip) menurut garis ibu, salah satunya adalah tanah ulayat, milik suatu suatu di daerah tertentu. pusako tinggi ini hanya dapat dipindah tangankan kepada pihak lain dengan 3 syarat yaitu : 1. rumah gadang katirisan 2. maik tabujua di rumah gadang 3. gadih gaek indak balaki (maaf kalau 3 kalimat di atas ada yang salah krn saya bukan ahli adat) pemindah tanganan itu juga adalah hasil sidang ninik mamak dalam suku tersebut. pusako randah adalah warisan yang didapat dari hasil usaha seorang ayah yang kemudian diturunkan kepada keturunannya. kalau saya tidak salah ini adalah hasil dari kompromi dari polemik tersebut waktu itu. Memang sering menjadi dilema bagi kita bahwa masih banyak hukum adat yang tidak sejalan dengan kitabullah, sementara disisi lain kita sudah mendengung-dengungkan adaik basandi syarak syarak basandi kitabullah. Hal itu terjadi karena minangkabau sudah ada sebelum islam datang sekitar abad ke 11 M. Islam mempengaruhi minangkabau membutuhkan waktu yang panjang dan bukan hal yang gampang. Perang Paderi pada awalnya dipicu oleh perbedaan antara kaum wahabi (yang dipimpin oleh imam bonjol) dengan kaum adat saat itu. Kaum adat saat itu mempertahankan warisan adat yang katanya diwariskan oleh nenek moyang kita 'sajak gunuang marapi sagadang talua itiak' dari puncak lereng gunuang marapi. Sementara islam datang dari tanah arab di bawa pedang dari pesisir naik ke lereng marapi.'syarak mandaki adat manurun' secara harfiah. Kemudian baru pada tahun 1937 baru istilah ABSSBK dikonvesikan di Marapalam (hal ini saya baca pada satu literatur, mohon dikoreksi kalau tidak salah). Pertanyaan apakah kita harus mempertahankan bagian dari adat yang tidak sesuai lagi dengan kitabullah. Jawabnya: Apakah kita menerima kitabullah sebagai dasar bagi kehidupan kita atau tidak secara keseluruhan, kalau ya maka dengan mudah kita akan mengatakan lets do it, kalau tidak lets see it. Mengingat masuknya Islam ke minangkabau sampai dengan dicetuskannya ABSSBK membutuhkan perjalanan panjang berabad abad, maka implementasi dari konsep ini juga akan membutuhkan perjalanan yang panjang. Syukurlah tidak semua yang ada di adat bertentangan dengan islam, banyak yang sudah harmonis, dan yang paling utama jalan untuk menyelesaikan konflik menggunakan metoda yang sama mufakat dan ijtihad, 'bulek aia dek pambuluah bulek kato dek mufakat'. Saya yakin sekarang di minangkabau sudah banyak orang yang alim pewaris nabi yang menjadi niniak mamak pewaris adat kembali ke masalah raperda tanah ulayat apakah sudah ada yang punya 'paper'nya tolong di sharing di milis ini, siapa tahu kita bisa 'sato agak sakaki' mungkin kita bisa diskusikan di sini, untuk suatu keadaan yang lebih baik, Insya Allah wassalam Yanto P --- In [EMAIL PROTECTED], Yulmizar [EMAIL PROTECTED] wrote: - Original Message - From: Amrizal - [North Duri Cogen] Sent: Wednesday, June 04, 2003 1:48 AM Assalamualaikum wr.wb. [ymz] Wa'alaikum salam WW Bagaimano hukumnyo kalo diliek dari hukum islam satantang tanah ulayat nan diwarihkan manuruik garih ibu ?. Sadangkan hukum warisan manuruik islam harus garih bapak. Keceknyo ABSK. Manuruik undang Undang adaik syarak mangato, adaik mamakai (bagaimana manuruik syarak, adaik harus mamakai) [.ymz] Tanah Ulayat nan diwariskan pada garis ibu di ranahminang adalah berstatus hak guna. Ia tidak boleh dijual, tidak boleh dihibahkan (hibah menurut islam). Mohon bedakakan dengan ketentuan dalam kitabullah yang mengatur hak milik. Bila seseorang ingin mewariskan 1) berstatus hak milik; 2) berstatus hak guna; maka ia harus menerapkan 1) sesuai dengan ketentuan kitabullah dan 2) sesuai dengan ketentuan pemilik pertama. Tahukah kita siapa pemilik pertama dari Tanah Ulayat itu dan bagaimana perjanjian kita dgn mereka? Mengherankan bila sekarang banyak yang menganggap Tanah Ulayat adalah adalah hak milik, bisa dijual, disertifikatkan, digadaikan dlsb. Kini malahan ado nan maraso berkepentingan mangganti perjanjian. Urang2 ko indak manusiawi. Sarancaknyo pejanjian nan indak tatulis itu nan di kukuhkan dalam Ranperda dan bukan membuat aturan baru. Apakah mereka yg dahulu bersusah payah membuka hutan dan kemudian menyulap menjadi perkebunan atau pertanian?. Syarak mandaki, adaik manurun (makin lama syarak akan semaki banyak dipakai , dan adaik makin berkurang).Kanapo syarak samakin banyak dipakai karano ilmu agamo samakin dipadalam. Apo haruih dipatahankan system adaik nan ado sabalun islam masuak?. [.ymz] Indak baitu doh. Itu samo jo grafik. Cubo caliak kato mandaki dan manurun. Mana yg lebih banyak membutuhkan tenaga, mendaki atau menurun.
Re: [RantauNet.Com] Perempuan Minang Menolak Raperda
Assalamualaikum Polemik warisan pernah terjadi beberapa tahun yang lalu, waktu itu seingat saya ada satu pendapat yang menyatakan begini. warisan di minangkabau di bagi 2 yaitu : 1. pusako tinggi 2. pusako randah pusako tinggi adalah warisan yang sudah datang turun temurun yang di'warisan' (dalam tanda kutip) menurut garis ibu, salah satunya adalah tanah ulayat, milik suatu suatu di daerah tertentu. pusako tinggi ini hanya dapat dipindah tangankan kepada pihak lain dengan 3 syarat yaitu : 1. rumah gadang katirisan 2. maik tabujua di rumah gadang 3. gadih gaek indak balaki (maaf kalau 3 kalimat di atas ada yang salah krn saya bukan ahli adat) pemindah tanganan itu juga adalah hasil sidang ninik mamak dalam suku tersebut. pusako randah adalah warisan yang didapat dari hasil usaha seorang ayah yang kemudian diturunkan kepada keturunannya. kalau saya tidak salah ini adalah hasil dari kompromi dari polemik tersebut waktu itu. Memang sering menjadi dilema bagi kita bahwa masih banyak hukum adat yang tidak sejalan dengan kitabullah, sementara disisi lain kita sudah mendengung-dengungkan adaik basandi syarak syarak basandi kitabullah. Hal itu terjadi karena minangkabau sudah ada sebelum islam datang sekitar abad ke 11 M. Islam mempengaruhi minangkabau membutuhkan waktu yang panjang dan bukan hal yang gampang. Perang Paderi pada awalnya dipicu oleh perbedaan antara kaum wahabi (yang dipimpin oleh imam bonjol) dengan kaum adat saat itu. Kaum adat saat itu mempertahankan warisan adat yang katanya diwariskan oleh nenek moyang kita 'sajak gunuang marapi sagadang talua itiak' dari puncak lereng gunuang marapi. Sementara islam datang dari tanah arab di bawa pedang dari pesisir naik ke lereng marapi.'syarak mandaki adat manurun' secara harfiah. Kemudian baru pada tahun 1937 baru istilah ABSSBK dikonvesikan di Marapalam (hal ini saya baca pada satu literatur, mohon dikoreksi kalau tidak salah). Pertanyaan apakah kita harus mempertahankan bagian dari adat yang tidak sesuai lagi dengan kitabullah. Jawabnya: Apakah kita menerima kitabullah sebagai dasar bagi kehidupan kita atau tidak secara keseluruhan, kalau ya maka dengan mudah kita akan mengatakan lets do it, kalau tidak lets see it. Mengingat masuknya Islam ke minangkabau sampai dengan dicetuskannya ABSSBK membutuhkan perjalanan panjang berabad abad, maka implementasi dari konsep ini juga akan membutuhkan perjalanan yang panjang. Syukurlah tidak semua yang ada di adat bertentangan dengan islam, banyak yang sudah harmonis, dan yang paling utama jalan untuk menyelesaikan konflik menggunakan metoda yang sama mufakat dan ijtihad, 'bulek aia dek pambuluah bulek kato dek mufakat'. Saya yakin sekarang di minangkabau sudah banyak orang yang alim pewaris nabi yang menjadi niniak mamak pewaris adat kembali ke masalah raperda tanah ulayat apakah sudah ada yang punya 'paper'nya tolong di sharing di milis ini, siapa tahu kita bisa 'sato agak sakaki' mungkin kita bisa diskusikan di sini, untuk suatu keadaan yang lebih baik, Insya Allah wassalam Yanto P --- In [EMAIL PROTECTED], Yulmizar [EMAIL PROTECTED] wrote: - Original Message - From: Amrizal - [North Duri Cogen] Sent: Wednesday, June 04, 2003 1:48 AM Assalamualaikum wr.wb. [ymz] Wa'alaikum salam WW Bagaimano hukumnyo kalo diliek dari hukum islam satantang tanah ulayat nan diwarihkan manuruik garih ibu ?. Sadangkan hukum warisan manuruik islam harus garih bapak. Keceknyo ABSK. Manuruik undang Undang adaik syarak mangato, adaik mamakai (bagaimana manuruik syarak, adaik harus mamakai) [.ymz] Tanah Ulayat nan diwariskan pada garis ibu di ranahminang adalah berstatus hak guna. Ia tidak boleh dijual, tidak boleh dihibahkan (hibah menurut islam). Mohon bedakakan dengan ketentuan dalam kitabullah yang mengatur hak milik. Bila seseorang ingin mewariskan 1) berstatus hak milik; 2) berstatus hak guna; maka ia harus menerapkan 1) sesuai dengan ketentuan kitabullah dan 2) sesuai dengan ketentuan pemilik pertama. Tahukah kita siapa pemilik pertama dari Tanah Ulayat itu dan bagaimana perjanjian kita dgn mereka? Mengherankan bila sekarang banyak yang menganggap Tanah Ulayat adalah adalah hak milik, bisa dijual, disertifikatkan, digadaikan dlsb. Kini malahan ado nan maraso berkepentingan mangganti perjanjian. Urang2 ko indak manusiawi. Sarancaknyo pejanjian nan indak tatulis itu nan di kukuhkan dalam Ranperda dan bukan membuat aturan baru. Apakah mereka yg dahulu bersusah payah membuka hutan dan kemudian menyulap menjadi perkebunan atau pertanian?. Syarak mandaki, adaik manurun (makin lama syarak akan semaki banyak dipakai , dan adaik makin berkurang).Kanapo syarak samakin banyak dipakai karano ilmu agamo samakin dipadalam. Apo haruih dipatahankan system adaik nan ado sabalun islam masuak?. [.ymz] Indak baitu doh. Itu samo jo grafik. Cubo caliak kato mandaki dan manurun. Mana yg lebih banyak membutuhkan tenaga, mendaki atau menurun.
Re: [RantauNet.Com] Perempuan Minang Menolak Raperda
Mak, Awak ngomongin masalah tanah ulayat, dibiliak aktivis RangMudo minang sangek konsekwen kok memperhatikan masalah ko, dipadang tentunyo dengan LSM2 mereka. Iko bukanlah masalah RangMudo sajo, justru niniak mamaklah nan harus kareh suaronyo ubtuak masalah ko. kalau masalah bapomle NDAK ADO HUBUANGAN JO SUBJEK DO.. MAK... dan itu masalah pribadi urang-urang, jan sampai... urang nan konsekuen jo HAM manjadi membelenggu aktifitas hak RangMudo. Ingek mak! Ingek kecek Z Palai Rinuak KONSEKUEN... KONSEKUEN... - Original Message - From: Basri Hasan To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, June 03, 2003 11:24 PM Subject: Re: [RantauNet.Com] Perempuan Minang Menolak Raperda Kamukolah urang mudo-mudo, jan abih wakatu dek bapomle sarato batako taki sajo, walaupun bapomle tu paralu kok lah basuo langsuang sajolah ka palaminan. Salam SBN
Re: [RantauNet.Com] Perempuan Minang Menolak Raperda
Ranperda Tanah Ulayat Ditolak Tokoh Adat By padangekspres 8 klik Selasa, 06-Mei-2003, 03:54:38 WIB Batusangkar, PadekRaperda (Rancangan Peraturan Daerah) Pemakaian Tanah Ulayat belum dibaca, tapi penolakan terhadap isi Raperda tanah ulayat tersebut langsung ditolak mentah-mentah oleh beberapa orang tokoh adat Tanahdatar. Kejadian penolakan tersebut terjadi dalam pertemuan kelompok III anggota DPRD Sumatera Barat dengan pengurus LKAAM Ketua KAN se-Kabupaten Tanahdatar Senin kemaren. Hadir dalam kesempatan itu, Wakil Bupati Tanahdatar Drs.H.Masnefi MS, Wakil Ketua DPRD Tanahdatar HL Dt Rajo Kuaso BA. Sedangkan anggota DPRD Sumbar yang hadir Drs.Saadodin, Ny.Dartias Churcil, Drs.Guspardi Gaus, Syahril BB. AG.MS.Dt Panduko Karena tanah ulayat tersebut tidak bisa diperjualbelikan, namun dalam kenyataannya sekarang tidak dapat dipungkiri bahwa ada tanah ulayat digunakan untuk lahan perkebunan oleh investor, ujar Saaduddin yang memandu acara tersebut. Meskipun diskusi tanah ulayat tersebut berlangsung alot dan menegangkan apalagi masing-masing tokoh adat dari Luak Nan Tuo, dalam pertemuan itu dengan mentah-mentah menolak isi Raperda tanah ulayat tersebut Ketika Ketua KAN Padang Ganting Dt Panduko Lahia menyebutkan kepada anggota DPRD Sumbar, materi apa yang sebenarnya akan dibahas, apalagi materi Raperda tersebut belum kami terima. Semua peserta pertemuan tersebut terkejut termasuk dari tokoh adat sendiri yang sebelumnya telah melontarkan isi penolakan raperda tersebut. Setelah itu, barulah panitia membagikan isi Raperda tersebut kepada peserta pertemuan kendati tidak semua yang diundang mendapatkannya. Sedangkan anggota tim lainnya Drs.Guspardi Gaus menyampaikan prihatinnya atas terjadinya mis komonikasi tersebut karena pertemuan nya kedaerah untuk menampung aspirasi masyarakat namun karena draf raperda tersebut belum disampaikan dalam pertemuan dengan DPRD wajar terjadi keraguan-raguan masyarakat. tegasnya lagi. Akhirnya pertemuan yang akan membahas Raperda tanah ulayat itupun belum bisa diambil kesimpulan karena para tokoh masyarakat diminta untuk membaca isi raperda tersebut selama dua minggu dan kemudian hasil tanggapan disampaikan melalui Kabag Tapem untuk diteruskan ke DPRD Sumbar. Sementara itu Wakil Bupati Tanahdatar Drs.H.Masnefi meminta kepada seluruh pemuka adat dan tokoh masyarakat mempelajari betul isi raperda tersebut secara seksama karena apa yang disampaikan itu menyangkut kepentingan masyarakat banyak.(mal) - Original Message -
Re: [RantauNet.Com] Perempuan Minang Menolak Raperda
Iyo soal pomle indak ado hubungannyo, mukasuikambo bagurau snek,panambah sumangek, jan diambiak ati pulo. Salam SBN - Original Message - From: Nofendri T. Lare To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, June 04, 2003 11:37 AM Subject: Re: [RantauNet.Com] Perempuan Minang Menolak Raperda Mak, Awak ngomongin masalah tanah ulayat, dibiliak aktivis RangMudo minang sangek konsekwen kok memperhatikan masalah ko, dipadang tentunyo dengan LSM2 mereka. Iko bukanlah masalah RangMudo sajo, justru niniak mamaklah nan harus kareh suaronyo ubtuak masalah ko. kalau masalah bapomle NDAK ADO HUBUANGAN JO SUBJEK DO.. MAK... dan itu masalah pribadi urang-urang, jan sampai... urang nan konsekuen jo HAM manjadi membelenggu aktifitas hak RangMudo. Ingek mak! Ingek kecek Z Palai Rinuak KONSEKUEN... KONSEKUEN... - Original Message - From: Basri Hasan To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, June 03, 2003 11:24 PM Subject: Re: [RantauNet.Com] Perempuan Minang Menolak Raperda Kamukolah urang mudo-mudo, jan abih wakatu dek bapomle sarato batako taki sajo, walaupun bapomle tu paralu kok lah basuo langsuang sajolah ka palaminan. Salam SBN
Re: [RantauNet.Com] Perempuan Minang Menolak Raperda
Walaupun saketek labiah elok awak sato manulaknyo dek karano iko jaleh-jaleh balawanan jo adat, sadangkan an awak inginkan iolah baliak ka adat nan sabana adat, bukannyo adat nan dibuek-buek dan balawanan jo prinsip dasar. Kamukolah urang mudo-mudo, jan abih wakatu dek bapomle sarato batako taki sajo, walaupun bapomle tu paralu kok lah basuo langsuang sajolah ka palaminan. Salam SBN - Original Message - From: Nofendri T. Lare To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, June 03, 2003 6:46 PM Subject: Re: [RantauNet.Com] Perempuan Minang Menolak Raperda Jadi gimano mak?? Kalau soal Tanah Ulayat ko, bukan kaum bundo kanduang ajo menolak, para niniak mamak dikampuang awak, juo manolak. Nahh apo kito paralu buek petisi, atau mangumpuakan tando tangan untuak atau komentar menolak, lalu awak kirim ka Pemda Sumbar. Dari salah sorang nan ikuik manolak Raperda, - Original Message - From: Basri Hasan To: [EMAIL PROTECTED] Cc: [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, June 02, 2003 11:42 AM Subject: [RantauNet.Com] Perempuan Minang Menolak Raperda ---Cutbukan Tari-
RE: [RantauNet.Com] Perempuan Minang Menolak Raperda
Assalamualaikum wr.wb. Batanyo ambo kapado mamak, uda, uni, nan dipalantako ciek. Dek bakabatulan satantang tanah ulayat (pusako tinggi) curitonyo. Bagaimano hukumnyo kalo diliek dari hukum islam satantang tanah ulayat nan diwarihkanmanuruik garih ibu ?. Sadangkan hukum warisan manuruik islam harus garih bapak. Keceknyo ABSK. Manuruik undang Undang adaik "syarak mangato, adaik mamakai" (bagaimana manuruik syarak, adaik harus mamakai) "Syarak mandaki, adaik manurun" (makin lama syarak akan semaki banyak dipakai , dan adaik makin berkurang).Kanapo syarak samakin banyak dipakai karano ilmu agamo samakin dipadalam. Apo haruih dipatahankan system adaik nan ado sabalun islam masuak?. Ado kakhawatiran satantang harato pusako iko kok haram proses warih mawarihnyo. Jadi sampai anak cucu bisuak alah manarimo harato haram sajo taruih. Sakian sajo mak, da, ni partanyaannyo, mohon kapado nan labiah tahu untuak manjalehkannyo. Sabalunnyo banyak ma'af, dan tarimo kasih. Wassalam, Amrizal,(36). -Original Message-From: Basri Hasan [mailto:[EMAIL PROTECTED]Sent: Tuesday, June 03, 2003 11:25 PMTo: [EMAIL PROTECTED]Subject: Re: [RantauNet.Com] Perempuan Minang Menolak Raperda Walaupun saketek labiah elok awak sato manulaknyo dek karano iko jaleh-jaleh balawanan jo adat, sadangkan an awak inginkan iolah baliak ka adat nan sabana adat, bukannyo adat nan dibuek-buek dan balawanan jo prinsip dasar. Kamukolah urang mudo-mudo, jan abih wakatu dek bapomle sarato batako taki sajo, walaupun bapomle tu paralu kok lah basuo langsuang sajolah ka palaminan. Salam SBN
Re: [RantauNet.Com] Perempuan Minang Menolak Raperda
Assalamu Alaikum W. W. Sanak Basri Hasan alias Titik ko ko caro iko bana caro mangeceknyo ka anak mudo. Indak elok awak kasa bana doh sarupo sanak indak panah mudo sajo. Kok indak suko tolonglah kecekkan ka mail pribadi sajo. Sabatuanyo sanak mangecek pakaro Aceh banyak juo nan indak satuju tapi urang pado diam sajo. Baitu juo sanak mangecek pakaro Irak dan Sadam. Jadi kok buliah awak hargai pandapek urang lain supayo urang manghargai pandapek awak. Wassalam Bundo NismahBasri Hasan [EMAIL PROTECTED] wrote: Walaupun saketek labiah elok awak sato manulaknyo dek karano iko jaleh-jaleh balawanan jo adat, sadangkan an awak inginkan iolah baliak ka adat nan sabana adat, bukannyo adat nan dibuek-buek dan balawanan jo prinsip dasar. Kamukolah urang mudo-mudo, jan abih wakatu dek bapomle sarato batako taki sajo, walaupun bapomle tu paralu kok lah basuo langsuang sajolah ka palaminan. Salam SBN - Original Message - From: Nofendri T. Lare To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, June 03, 2003 6:46 PM Subject: Re: [RantauNet.Com] Perempuan Minang Menolak Raperda Jadi gimano mak?? Kalau soal Tanah Ulayat ko, bukan kaum bundo kanduang ajo menolak, para niniak mamak dikampuang awak, juo manolak. Nahh apo kito paralu buek petisi, atau mangumpuakan tando tangan untuak atau komentar menolak, lalu awak kirim ka Pemda Sumbar. Dari salah sorang nan ikuik manolak Raperda, - Original Message - From: Basri Hasan To: [EMAIL PROTECTED] Cc: [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, June 02, 2003 11:42 AM Subject: [RantauNet.Com] Perempuan Minang Menolak Raperda ---Cutbukan Tari- Do you Yahoo!? Free online calendar with sync to Outlook(TM).
Re: [RantauNet.Com] Perempuan Minang Menolak Raperda
Assalamu'alaikum wr. wb. Cubo lah baco baliek dek Uni, apo ambo manyalahkan nan mudo, kan jaleh ambo tulih sagalo karajo jo tingkah urang mudo itu elok sajo asa jan balabiahan. Ambo tantu lah panah mudo pulo, bahaso nan ambo pakai agak saketek baso rang mudo pulo. Ambo anjurkan urang mudo kamuko tanpa meninggalkan kemudaannya untuk sedikit meluruskan penyimpangan di masyarakat Minang. Kok iko disabuik kasa, iyo ambo minta maaf kalau ado nan maraso tasingguang dek karano indak ado mukasuik saketek juo nak manyingguang para dunsanak sakalian. Kalau soal topik akan selalu ado nan suko dan nan indak suko, bagi yang suka bisa ikut berkomentar atau diam saja, begitu pula bagi yang tidak suka. Contoh sajo soal MI kan awak samo tahu banyak beda pendapat yang tajam disitu, insyaAllah indak banyak nan paralu maraso tasingguang doh. Baliak ka topik soal raperda, apo Uni tamasuak nan satuju silahkan sajo dan agaihlah kami nan indak satuju ko argumentasinyo, kalau indak satuju tolong pulo disuarokan perlawanan untuk itu. Kok haniang-haniang sajo indak sayang jo Minang nampaknyo. Salam St. Bagindo Nagari - Original Message - From: Hayatun Nismah Rumzy To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, June 04, 2003 10:31 AM Subject: Re: [RantauNet.Com] Perempuan Minang Menolak Raperda Assalamu Alaikum W. W. Sanak Basri Hasan alias Titik ko ko caro iko bana caro mangeceknyo ka anak mudo. Indak elok awak kasa bana doh sarupo sanak indak panah mudo sajo. Kok indak suko tolonglah kecekkan ka mail pribadi sajo. Sabatuanyo sanak mangecek pakaro Aceh banyak juo nan indak satuju tapi urang pado diam sajo. Baitu juo sanak mangecek pakaro Irak dan Sadam. Jadi kok buliah awak hargai pandapek urang lain supayo urang manghargai pandapek awak. Wassalam Bundo NismahBasri Hasan [EMAIL PROTECTED] wrote: Walaupun saketek labiah elok awak sato manulaknyo dek karano iko jaleh-jaleh balawanan jo adat, sadangkan an awak inginkan iolah baliak ka adat nan sabana adat, bukannyo adat nan dibuek-buek dan balawanan jo prinsip dasar. Kamukolah urang mudo-mudo, jan abih wakatu dek bapomle sarato batako taki sajo, walaupun bapomle tu paralu kok lah basuo langsuang sajolah ka palaminan. Salam SBN - Original Message - From: Nofendri T. Lare To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, June 03, 2003 6:46 PM Subject: Re: [RantauNet.Com] Perempuan Minang Menolak Raperda Jadi gimano mak?? Kalau soal Tanah Ulayat ko, bukan kaum bundo kanduang ajo menolak, para niniak mamak dikampuang awak, juo manolak. Nahh apo kito paralu buek petisi, atau mangumpuakan tando tangan untuak atau komentar menolak, lalu awak kirim ka Pemda Sumbar. Dari salah sorang nan ikuik manolak Raperda, - Original Message - From: Basri Hasan To: [EMAIL PROTECTED] Cc: [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, June 02, 2003 11:42 AM Subject: [RantauNet.Com] Perempuan Minang Menolak Raperda ---Cutbukan Tari- Do you Yahoo!?Free online calendar with sync to Outlook(TM).
Re: [RantauNet.Com] Perempuan Minang Menolak Raperda
Assamu'alaikum w.w. Ampun baribu kali, ampu dimintak bakeh Sidang RN, diangkek tangan, sabaleh jo kapalo, tahujam lutuk nan duo. manacaliak kapado rupo, mandanga bunyi nan sampai, dibaco kalam tatulih, iyo batambah ibo hati dibuek no. kini lah tibo pintak dari bundo, kahadapan sidang RN kasado no, elok dipahaluh kato sampai, nak no sanagdihati, sajuak dikiro-kiro. Bundo, mungkin Bundo alah mambaco Subject Palarai, saroman samo bana isi no, nan kusuk tambah kusuh, nan karuah batambah karuah, mangko disampaikan Palarai nan tun, tapi kabaa lah, utang diawak manyampaikan, utang diurang mamakaikan, kok elok bisa diambiak, nan kurang buliah kito ditukuak. Wallahu'alambisshawab, Alla Ta'ala nan katahu SBL Hayatun Nismah Rumzy [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu Alaikum W. W. Sanak Basri Hasan alias Titik ko ko caro iko bana caro mangeceknyo ka anak mudo. Indak elok awak kasa bana doh sarupo sanak indak panah mudo sajo. Kok indak suko tolonglah kecekkan ka mail pribadi sajo. Sabatuanyo sanak mangecek pakaro Aceh banyak juo nan indak satuju tapi urang pado diam sajo. Baitu juo sanak mangecek pakaro Irak dan Sadam. Jadi kok buliah awak hargai pandapek urang lain supayo urang manghargai pandapek awak. Wassalam Bundo NismahBasri Hasan [EMAIL PROTECTED] wrote: Walaupun saketek labiah elok awak sato manulaknyo dek karano iko jaleh-jaleh balawanan jo adat, sadangkan an awak inginkan iolah baliak ka adat nan sabana adat, bukannyo adat nan dibuek-buek dan balawanan jo prinsip dasar. Kamukolah urang mudo-mudo, jan abih wakatu dek bapomle sarato batako taki sajo, walaupun bapomle tu paralu kok lah basuo langsuang sajolah ka palaminan. Salam SBN - Original Message - From: Nofendri T. Lare To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, June 03, 2003 6:46 PM Subject: Re: [RantauNet.Com] Perempuan Minang Menolak Raperda Jadi gimano mak?? Kalau soal Tanah Ulayat ko, bukan kaum bundo kanduang ajo menolak, para niniak mamak dikampuang awak, juo manolak. Nahh apo kito paralu buek petisi, atau mangumpuakan tando tangan untuak atau komentar menolak, lalu awak kirim ka Pemda Sumbar. Dari salah sorang nan ikuik manolak Raperda, - Original Message - From: Basri Hasan To: [EMAIL PROTECTED] Cc: [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, June 02, 2003 11:42 AM Subject: [RantauNet.Com] Perempuan Minang Menolak Raperda ---Cutbukan Tari- Do you Yahoo!?Free online calendar with sync to Outlook(TM).Yahoo! Plus - For a better Internet experience
Re: [RantauNet.Com] Perempuan Minang Menolak Raperda
Assalamu'alaikum wr. wb. Satantang nan banamo pusako tinggi, tamasuak nan banamo tanah ulayat nan dalam adat minang emamng dibawah panguasoan (property right) pihak nan padusi, pengelolaan bisa basamo pihka laki-laki, disiko urgensinyo mamiliah pangulu atau datuak dari suatu kaum dilakukan secara benar (adil). Kok nyampang ado silang nan bapangka, biasonyo salalu basaba dari ketidak adilan, Islam sangat mengutamakan keadilan. Syarak mandaki, adat manurun mukasuiknyo prinsipil adolah syarak, implementasi adat karena dalam keseharian manusia Minang adat yang seharusnya dipakai. Bertentangan dengan syarak, sekilas mungkin, namun hakekatnya tidak karena garisayah yang seakanhanya satu-satunya ketentuan waris Islam juga merupakan adopsi dari adat masyarakat arab pada waktu itu. Kemudian waktu akseptansi Islam oleh masayarakatminang solusinya tetap memakai garis ibu selama itu memenuhi rasa keadilan. Hal ini berjalan sampai masuknya paham keras wahabi ke minang dan hasilnya sudah sama kita ketahui. Soal haram, seharusnya tidak, selama pelaksanaannya adil. Dangkal sekali rasanya pemahaman Islam kita kalau halal dan haram hanya soal garis keturunan, nggak ubahnya menuduh kafir pada mulim dari aliran syiah. Amrizal: Apo haruih dipatahankan system adaik nan ado sabalun islam masuak?.Apo haruih dipatahankan system adaik nan ado sabalun islam masuak?. SBN: Adat itu adalah tata nilai dan sistem yang aktual dalam suatu masyarakat istilah sononya "kontrak sosial yang tak tertulis" Adat yang sebelum Islam menrut saya sudah hampir habis, yang tinggal ialah adat yang sesudah Islam yang terkenal dengan ABSSBK, masih agak morat marit memang, namun kewajiban setiap urang minang untuk memperbaikinya melalui sikap diri masing-masing karena adat itu adalah suatu hal yang dinamis, tentunya mempunyai juga karakteristik sendiri yang "kalau diasak laua, jiko dicabuk mati" Salam St. Bagindo Nagari - Original Message - From: Amrizal - [North Duri Cogen] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, June 04, 2003 1:48 AM Subject: RE: [RantauNet.Com] Perempuan Minang Menolak Raperda Assalamualaikum wr.wb. Batanyo ambo kapado mamak, uda, uni, nan dipalantako ciek. Dek bakabatulan satantang tanah ulayat (pusako tinggi) curitonyo. Bagaimano hukumnyo kalo diliek dari hukum islam satantang tanah ulayat nan diwarihkanmanuruik garih ibu ?. Sadangkan hukum warisan manuruik islam harus garih bapak. Keceknyo ABSK. Manuruik undang Undang adaik "syarak mangato, adaik mamakai" (bagaimana manuruik syarak, adaik harus mamakai) "Syarak mandaki, adaik manurun" (makin lama syarak akan semaki banyak dipakai , dan adaik makin berkurang).Kanapo syarak samakin banyak dipakai karano ilmu agamo samakin dipadalam. Apo haruih dipatahankan system adaik nan ado sabalun islam masuak?. Ado kakhawatiran satantang harato pusako iko kok haram proses warih mawarihnyo. Jadi sampai anak cucu bisuak alah manarimo harato haram sajo taruih. Sakian sajo mak, da, ni partanyaannyo, mohon kapado nan labiah tahu untuak manjalehkannyo. Sabalunnyo banyak ma'af, dan tarimo kasih. Wassalam, Amrizal,(36). -Original Message-From: Basri Hasan [mailto:[EMAIL PROTECTED]Sent: Tuesday, June 03, 2003 11:25 PMTo: [EMAIL PROTECTED]Subject: Re: [RantauNet.Com] Perempuan Minang Menolak Raperda Walaupun saketek labiah elok awak sato manulaknyo dek karano iko jaleh-jaleh balawanan jo adat, sadangkan an awak inginkan iolah baliak ka adat nan sabana adat, bukannyo adat nan dibuek-buek dan balawanan jo prinsip dasar. Kamukolah urang mudo-mudo, jan abih wakatu dek bapomle sarato batako taki sajo, walaupun bapomle tu paralu kok lah basuo langsuang sajolah ka palaminan. Salam SBN
Re: [RantauNet.Com] Perempuan Minang Menolak Raperda
Amiensatuju ambo jo Bundo... Saliang menghargai pandapek tuh paralu Kalau dulu kebebasanbapandapek indak ado Kini ko alah ado kebebasan bapandapek, namun masih ado sagilintir urang yang alun bisa manarimo kebebasan untuak babeda pandapek Seharusnyo awak kasadonyo manyadari bahwa satiok urang tuh babeda-beda, saribu urang, saribu pandapek, saribu pulo alasan. Indak mungkin rasonyo dalam di dunia ko urang ciek pandapek sajo sadonyo. Bahkan dalam ciek kapalo sajo, baribu macam pemikiran.. Dan sebaiknyo awakbaraja untuak manarimo dan menghargai perbedaan danmenghormati ketidaksetujuan orang lain. Karano keharmonisan itu didapek katiko awak kasadonyo, bisa saliang bajabat tangan tando sepakat untuaktidak sepakat. Ketenangan bisa di capai katiko awak indak saliang memaksakan kehendak untuak manuju arah nan satu. Sagitu sajosemoga bermanfaat... - Original Message - From: Hayatun Nismah Rumzy To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, June 04, 2003 10:31 AM Subject: Re: [RantauNet.Com] Perempuan Minang Menolak Raperda Assalamu Alaikum W. W. Sanak Basri Hasan alias Titik ko ko caro iko bana caro mangeceknyo ka anak mudo. Indak elok awak kasa bana doh sarupo sanak indak panah mudo sajo. Kok indak suko tolonglah kecekkan ka mail pribadi sajo. Sabatuanyo sanak mangecek pakaro Aceh banyak juo nan indak satuju tapi urang pado diam sajo. Baitu juo sanak mangecek pakaro Irak dan Sadam. Jadi kok buliah awak hargai pandapek urang lain supayo urang manghargai pandapek awak. Wassalam Bundo NismahBasri Hasan [EMAIL PROTECTED] wrote: Walaupun saketek labiah elok awak sato manulaknyo dek karano iko jaleh-jaleh balawanan jo adat, sadangkan an awak inginkan iolah baliak ka adat nan sabana adat, bukannyo adat nan dibuek-buek dan balawanan jo prinsip dasar. Kamukolah urang mudo-mudo, jan abih wakatu dek bapomle sarato batako taki sajo, walaupun bapomle tu paralu kok lah basuo langsuang sajolah ka palaminan. Salam SBN
Re: [RantauNet.Com] Perempuan Minang Menolak Raperda
Jadi gimano mak?? Kalau soal Tanah Ulayat ko, bukan kaum bundo kanduang ajo menolak, para niniak mamak dikampuang awak, juo manolak. Nahh apo kito paralu buek petisi, atau mangumpuakan tando tangan untuak atau komentar menolak, lalu awak kirim ka Pemda Sumbar. Dari salah sorang nan ikuik manolak Raperda, - Original Message - From: Basri Hasan To: [EMAIL PROTECTED] Cc: [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, June 02, 2003 11:42 AM Subject: [RantauNet.Com] Perempuan Minang Menolak Raperda ---Cutbukan Tari-