[EMAIL PROTECTED] Re: Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar

2007-07-20 Terurut Topik Riri - Mairizal Chaidir

Mungkin. Kawan ambo banyak nan kalau bos atau tuan besarnyo bermasalah jo urang 
awak, inyo lo nan paliang kareh meng-generalisasikan bhw "orang padang buruk". 

Apalagi kalau "tuan" nya bukan orang indonesia, sajangka bisa jadi saheto."

Mungkin kawan ambo tu takuik ka tatunggiang pariuak nasinyo kalau ndak mati2an 
mambela tuan besarnyo tu, ha ha

jabok wrote: 
> mungkin karena kru trans7 y juga orang padang...  hahaha... Mantari Sutan 
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  Setuju. Sabananyo gejala ko lah lumrah di 
> Indonesia.  Cuma antah baa kalau di Minang kajadiannyo, eksposenyo agak over 
> snek.  Gak tau karena kenapa.  Di Jakarta ini, akan beda ekspose masyarakat 
> kalau ada orang Padang (minang) yang berbuat salah.  Mungkin karena kita dari 
> dulu cukup terkenal sebagai etnis yang relatif alim, ini kata sopir taksi 
> yang saya tumpangi yang curhat soalnya isterinya yang berpaling ke pria 
> minang. Back to topic ini. Saya pernah ngobrol soal liputan masyarakat
>  ini dengan orang TV juga.  Katanya sudah bisa soal-soal pungli seperti ini.  
> Di Papua sana, sebuah suku malah punya paket upacara adat dan bakar batu 
> mereka.  Terserah para peliput mau memilih yang mana.  Selesai acara, kepala 
> suku sudah punya list bayaran para krunya dan langsusng dibagi seketika.  
> Apalagi kalau yang datang TV asing, malah ratenya jadi berlipat.  Malah 
> katanya, orang asing lah yang mengajarkan pada orang kita bersikap soal 
> pungli buat para peliput TV.  Saya juga pernah dapat cerita tentang mentawai, 
> katanya pernah kru TV lokal tidak bisa mendapatkan gambar apa-apa selain rawa 
> dan sungai-sungai kecil daerah sana.  Karena, sebelumnya masyarakat sana 
> sudah mendapatkan "bantuan" dari peliput asing yang sangat terkenal. Eniwei, 
> Budaya seperti yang di jambatan aka ini memang harus berubah. Agar sumbar 
> bisa lebih baik dibanding daerah lain soal pungli.  Mungkin diperlukan 
> strategi komunikasi dan pengembangan
>  ekonomi masyarakat pada masyarakat sekitar objek wisata. Salam  - 
> Original Message  From: Riri - Mairizal Chaidir <[EMAIL PROTECTED]> To: 
> "[EMAIL PROTECTED]" <[EMAIL PROTECTED]> Cc: "RantauNet@googlegroups.com" 
>  Sent: Friday, July 20, 2007 9:26:39 PM Subject: 
> [EMAIL PROTECTED] Re: Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar  Pemerasan 
> tentu saja tidak dapat dibenarkan. Tapi manuruik ambo kru tv ko bakalabiahan 
> bana untuak jumlah pitih yang segitu. Bara persen dibandiang biaya produksi. 
> Mungkin batua tayangan tu bisa mempromosikan daerah, tapi kan tv tu dapek 
> untuang lo dari iklan. Jd ndak usah bantuak jadi pahlawan lahBe a better 
> Heartthrob. Get better relationship answers from someone who knows. Yahoo! 
> Answers - Check it out.   Be a better Globetrotter. Get better travel 
> answers from someone who knows. Yahoo! Answers - Check it out.
> 


   

Be a better Heartthrob. Get better relationship answers from someone who knows. 
Yahoo! Answers - Check it out. 
http://answers.yahoo.com/dir/?link=list&sid=396545433

--~--~-~--~~~---~--~~
===
Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008.

Website: http://www.rantaunet.org
===
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB.
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email attachment, tidak dianjurkan! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim 
melalui jalur pribadi.
===
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di:
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id&cd=US&service=groups2.
==
-~--~~~~--~~--~--~---



[EMAIL PROTECTED] alam minangkabau

2007-07-20 Terurut Topik jabok
foto-foto diambil tak sengaja, pesona minangkabau
   
  www.sutanjabok.multiply.com
   
  semoga menikmati
   
  jabok

   
-
Got a little couch potato? 
Check out fun summer activities for kids.
--~--~-~--~~~---~--~~
===
Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008.

Website: http://www.rantaunet.org
===
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB.
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email attachment, tidak dianjurkan! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim 
melalui jalur pribadi.
===
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di:
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id&cd=US&service=groups2.
==
-~--~~~~--~~--~--~---



[EMAIL PROTECTED] Re: Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar

2007-07-20 Terurut Topik jabok
mungkin karena kru trans7 y juga orang padang...
  hahaha...

Mantari Sutan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Setuju.

Sabananyo gejala ko lah lumrah di Indonesia.  Cuma antah baa kalau di Minang 
kajadiannyo, eksposenyo agak over snek.  Gak tau karena kenapa.  Di Jakarta 
ini, akan beda ekspose masyarakat kalau ada orang Padang (minang) yang berbuat 
salah.  Mungkin karena kita dari dulu cukup terkenal sebagai etnis yang relatif 
alim, ini kata sopir taksi yang saya tumpangi yang curhat soalnya isterinya 
yang berpaling ke pria minang.

Back to topic ini.
Saya pernah ngobrol soal liputan masyarakat ini dengan orang TV juga.  Katanya 
sudah bisa soal-soal pungli seperti ini.  Di Papua sana, sebuah suku malah 
punya paket upacara adat dan bakar batu mereka.  Terserah para peliput mau 
memilih yang mana.  Selesai acara, kepala suku sudah punya list bayaran para 
krunya dan langsusng dibagi seketika.  Apalagi kalau yang datang TV asing, 
malah ratenya jadi berlipat.  Malah katanya, orang asing lah yang mengajarkan 
pada orang kita bersikap soal pungli buat para peliput TV.  Saya juga pernah 
dapat cerita tentang mentawai, katanya pernah kru TV lokal tidak bisa 
mendapatkan gambar apa-apa selain rawa dan sungai-sungai kecil daerah sana.  
Karena, sebelumnya masyarakat sana sudah mendapatkan "bantuan" dari peliput 
asing yang sangat terkenal.

Eniwei,
Budaya seperti yang di jambatan aka ini memang harus berubah. Agar sumbar bisa 
lebih baik dibanding daerah lain soal pungli.  Mungkin diperlukan strategi 
komunikasi dan pengembangan ekonomi masyarakat pada masyarakat sekitar objek 
wisata.

Salam

  - Original Message 
From: Riri - Mairizal Chaidir <[EMAIL PROTECTED]>
To: "[EMAIL PROTECTED]" <[EMAIL PROTECTED]>
Cc: "RantauNet@googlegroups.com" 
Sent: Friday, July 20, 2007 9:26:39 PM
Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar

  
Pemerasan tentu saja tidak dapat dibenarkan. Tapi manuruik ambo kru tv ko 
bakalabiahan bana untuak jumlah pitih yang segitu. Bara persen dibandiang biaya 
produksi.

Mungkin batua tayangan tu bisa mempromosikan daerah, tapi kan tv tu dapek 
untuang lo dari iklan. Jd ndak usah bantuak jadi pahlawan lah








  
-
  Be a better Heartthrob. Get better relationship answers from someone who 
knows.
Yahoo! Answers - Check it out. 




   
-
Be a better Globetrotter. Get better travel answers from someone who knows.
Yahoo! Answers - Check it out.
--~--~-~--~~~---~--~~
===
Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008.

Website: http://www.rantaunet.org
===
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB.
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email attachment, tidak dianjurkan! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim 
melalui jalur pribadi.
===
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di:
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id&cd=US&service=groups2.
==
-~--~~~~--~~--~--~---



[EMAIL PROTECTED] Re: Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar

2007-07-20 Terurut Topik chaidir latief
pak Mul dan para dunsanak

Disiko pentingnyo adonyo  konsep NAGARI  dari kito urang Minang Rasonyo akan 
labiah gampang kalau kito mulai dengan membenahi nagari dengan urang Nagari 
kito masing masing. Manuruik ambo apo nan dirancang pak Saf dan kini kito minta 
ka pak Mul menghubungi pak Abrahan di Palembang nan alah lamo mengumpuakan data 
Nagari  Manuruik ambo
PERTAMO Suatu pertanyaam Io lai sabananyo kito lai ka basungguh sungguh 
memperbaiki keadaan nan buruak ko Kito mulai dengan Nagari masing masing 
KEMAUAN dan NAWAITU  nan ikhlas dulu
KADUO Baru CARONYO  Pamngkanyo kan alah dapek Kito mulai dengan nagari masing 
masing Bahan bahan atau data data nan ado di pak Abraham akan dapek memperkaya 
CARO dan Strategi
KATIGO Ado yang memeulai sebagai PILOT PROYEK Nanti samo kito tiru dan 
sempurnakan 
KAAMPEK ado nan gigih membuat upayo iko menggeliat Ado semacam sentra 
evaluasinyo yang akan kito bahas basamo Dosiko menurut ambo pentingnyo urang 
urang seperti pak Syaf cs ( sebelum pikun ) dengan para kaula muda nan kito 
upayokan makin batambah

Chaidirn N Latief Dt Bandaro  


- Original Message 
From: "[EMAIL PROTECTED]" <[EMAIL PROTECTED]>
To: RantauNet@googlegroups.com
Cc: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Saturday, July 21, 2007 9:30:55 AM
Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar


Uda Idris Talu, kalau di Malaysia ado dak nan saroman itu ?
Kadang2 awak manjadi malu dengan kejadian2 seperti itu.
Untuak itu mulai dari kini2 lagi, mental anak nagari basarato aparat di
desa/nagari kito baitu pulo para birokrat utamo sakali di Dinas BudPar
dibenahi. Jan sampai pisang babuah duo kali, kejadian nan samo akan
dirasokan dek rombongan Ajo Duta pado PB2008 nantik.

Wassalam,
HM Dt.MB (50+)

> Ambo ado mambawak rekan-rekan bukan Minang dari Malaysia, shopping di
> Putri Minang di Padang Panjang, dikerumuni anak-anak beruniform  sikolah,
> meminta-minta. Dima ambo malatak muko? For next trip, ambo  bawak
> anak-anak cukuplah. Pulkam tetap pulkam.
>
>   Idris Talu (56)
>
> YPC - 19 Azizar Aras <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Perlu tindakan tegas bukan terkesan menghindar, tidak koordinasilah,
> tidak melaporlah itu selalu menjadi sector bela diri setiap aparat
> dimana saja namun hal yang sama terjadi terus berulang ulang mau
> diapakan, penegakan hukum kunci jawaban ndak pandang bulu, pemerasan
> bisa dipakai sebagai alas tuntutan kan
>
>
>
> Kalau mereka tidak melapor atau tidak koodinasi saya tidak percaya,
> banyak hal serupa yang juga di"HALALKAN" banyak orang seperti mengaku
> serikat buruh orang pindah rumah karena kontrak rumahnya habis ndak
> sanggup membayar pindah kerumah yang lebih murah memakai truck juga
> dipangua habis2an, alasannya untuak upah bongkar setelah negosiasi
> karena masyarakat takut terpaksa bayar dengan jumlah tertentu nan
> mambongka tatap sajo urang oto jo nan punyo barang dipadiakan sajo,
> truck barang masuak kasatu daerah dikaja bantuak maliang dipangua
> bantuak tu juo dipadiakan.haaa a lai nan kadikatokan
> parah nagari wak ko kama kamangadu...
>
>
>
> Iko nan paralu dibenahi kecek rang kini, jadi carito promosi wisata
> SUMBAR harus membenahi sector nan macam ko, cubo caliak bule di jam
> gadang di kiktinggi dikerubuti anak anak maminta sadakah jo gantang
> buruak, sia nan peduli dipadiakan dan sia pulo nan kadatang ndak
> nyaman. dunsanak awak mancaliak sajo manggaritih.. Tapi
> itulah kenyataan
>
>
>
> Azizar Aras (60)
>
>
>
>   _
>
> From: Rio Albert [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Friday, July 20, 2007 3:11 PM
> To: RantauNet@googlegroups.com
> Subject: [EMAIL PROTECTED] Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar
>
>
>
>> Program "Laptop Si Unyil"
>> Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar
>>
>> Padang, 20 Juli 2007 08:58
>> Dua orang kru program siaran "Laptop Si Unyil" Trans 7 diperas
> sejumlah warga di Jembatan Akar (jembatan yang terbuat dari akar pohon),
> Kab Pesisir Selatan (Pessel), Sumatera Barat.
>>
>> "Kami dimintai uang secara paksa, karena memakai lokasi untuk syuting,
> dan bayaran bagi anak-anak sebagai figuran pada segmen pengambilan
> gambar program `Laptop Si Unyil` di objek wisata itu," kata kamerawan
> Trans 7 Ferry Rizky, didampingi reporter Dian, di Padang, Rabu (18/7).
>>
>> Perlakuan tidak mengenakan itu terjadi, saat pengambilan gambar di
> objek wisata alam Jembatan Akar, Selasa (17/7), untuk disiarkan di Trans
> 7 sebagai segmen tayangan anak-anak.
>>
>> Padahal dari tayangan tersebut, objek wisata Jembatan Akar mendapat
> promosi ke tingkat nasional, dan semakin dikenal wisatawan, baik
> nusantara maupun mancanegara.
>>
>> "Sejak awal kami memang menyiapkan 'dana terima kasih' bagi anak-anak
> yang dipakai sebagai figuran, namun cara memaksa ditunjukan oknum
> masyarakat setempat terasa tidak menyenangkan," katanya menyesalkan.
>>
>> Ia menjelaskan, kronologis tindakan itu berawal dari pengambilan
> gambar di Jembatan Akar butuh maksimal lima orang anak untuk figuran.
> Namun saat syu

[EMAIL PROTECTED] Re: Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar

2007-07-20 Terurut Topik mulyadi

Uda Idris Talu, kalau di Malaysia ado dak nan saroman itu ?
Kadang2 awak manjadi malu dengan kejadian2 seperti itu.
Untuak itu mulai dari kini2 lagi, mental anak nagari basarato aparat di
desa/nagari kito baitu pulo para birokrat utamo sakali di Dinas BudPar
dibenahi. Jan sampai pisang babuah duo kali, kejadian nan samo akan
dirasokan dek rombongan Ajo Duta pado PB2008 nantik.

Wassalam,
HM Dt.MB (50+)

> Ambo ado mambawak rekan-rekan bukan Minang dari Malaysia, shopping di
> Putri Minang di Padang Panjang, dikerumuni anak-anak beruniform  sikolah,
> meminta-minta. Dima ambo malatak muko? For next trip, ambo  bawak
> anak-anak cukuplah. Pulkam tetap pulkam.
>
>   Idris Talu (56)
>
> YPC - 19 Azizar Aras <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Perlu tindakan tegas bukan terkesan menghindar, tidak koordinasilah,
> tidak melaporlah itu selalu menjadi sector bela diri setiap aparat
> dimana saja namun hal yang sama terjadi terus berulang ulang mau
> diapakan, penegakan hukum kunci jawaban ndak pandang bulu, pemerasan
> bisa dipakai sebagai alas tuntutan kan
>
>
>
> Kalau mereka tidak melapor atau tidak koodinasi saya tidak percaya,
> banyak hal serupa yang juga di"HALALKAN" banyak orang seperti mengaku
> serikat buruh orang pindah rumah karena kontrak rumahnya habis ndak
> sanggup membayar pindah kerumah yang lebih murah memakai truck juga
> dipangua habis2an, alasannya untuak upah bongkar setelah negosiasi
> karena masyarakat takut terpaksa bayar dengan jumlah tertentu nan
> mambongka tatap sajo urang oto jo nan punyo barang dipadiakan sajo,
> truck barang masuak kasatu daerah dikaja bantuak maliang dipangua
> bantuak tu juo dipadiakan.haaa a lai nan kadikatokan
> parah nagari wak ko kama kamangadu...
>
>
>
> Iko nan paralu dibenahi kecek rang kini, jadi carito promosi wisata
> SUMBAR harus membenahi sector nan macam ko, cubo caliak bule di jam
> gadang di kiktinggi dikerubuti anak anak maminta sadakah jo gantang
> buruak, sia nan peduli dipadiakan dan sia pulo nan kadatang ndak
> nyaman. dunsanak awak mancaliak sajo manggaritih.. Tapi
> itulah kenyataan
>
>
>
> Azizar Aras (60)
>
>
>
>   _
>
> From: Rio Albert [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Friday, July 20, 2007 3:11 PM
> To: RantauNet@googlegroups.com
> Subject: [EMAIL PROTECTED] Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar
>
>
>
>> Program "Laptop Si Unyil"
>> Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar
>>
>> Padang, 20 Juli 2007 08:58
>> Dua orang kru program siaran "Laptop Si Unyil" Trans 7 diperas
> sejumlah warga di Jembatan Akar (jembatan yang terbuat dari akar pohon),
> Kab Pesisir Selatan (Pessel), Sumatera Barat.
>>
>> "Kami dimintai uang secara paksa, karena memakai lokasi untuk syuting,
> dan bayaran bagi anak-anak sebagai figuran pada segmen pengambilan
> gambar program `Laptop Si Unyil` di objek wisata itu," kata kamerawan
> Trans 7 Ferry Rizky, didampingi reporter Dian, di Padang, Rabu (18/7).
>>
>> Perlakuan tidak mengenakan itu terjadi, saat pengambilan gambar di
> objek wisata alam Jembatan Akar, Selasa (17/7), untuk disiarkan di Trans
> 7 sebagai segmen tayangan anak-anak.
>>
>> Padahal dari tayangan tersebut, objek wisata Jembatan Akar mendapat
> promosi ke tingkat nasional, dan semakin dikenal wisatawan, baik
> nusantara maupun mancanegara.
>>
>> "Sejak awal kami memang menyiapkan 'dana terima kasih' bagi anak-anak
> yang dipakai sebagai figuran, namun cara memaksa ditunjukan oknum
> masyarakat setempat terasa tidak menyenangkan," katanya menyesalkan.
>>
>> Ia menjelaskan, kronologis tindakan itu berawal dari pengambilan
> gambar di Jembatan Akar butuh maksimal lima orang anak untuk figuran.
> Namun saat syuting dilakukan, semakin banyak anak-anak datang dan minta
> ikut syuting.
>>
>> Setelah itu datang warga (dewasa) yang memaksa agar jumlah anak
> ditambah, dan akhirnya ditambah menjadi tujuh. Tapi yang datang lebih
> dari sepuluh orang.
>>
>> Usai pengambilan gambar, warga itu meminta bayaran Rp 50 ribu/anak
> untuk lebih dari tujuh anak. "Saya terpaksa negosiasi karena jika semua
> anak dibayar Rp50 ribu per orang, jelas dana kami tidak cukup, tapi
> mereka tetap memaksa," ujar Ferry.
>>
>> Ia menambahkan, melalui negosisi akhirnya pihak Trans 7 hanya sanggup
> membayar Rp10 ribu per orang untuk tujuh anak dan akhirnya ditambah dua
> orang lagi karena ada yang menangis tidak mendapat bayaran.
>>
>> "Sebelumnya kami juga harus mengeluarkan dana untuk membeli makanan
> siang bagi sejumlah anak tersebut," ujarnya. Selanjutnya, saat akan
> meninggalkan lokasi kembali datang seorang oknum warga yang meminta uang
> lokasi shooting sebesar Rp50 ribu.
>>
>> "Kami kembali negosiasi dan disepakati Rp20 ribu. Kami lalu minta
> kuitansi uang-uang yang dikeluarkan untuk pertanggungjawaban kepada
> kantor kami, para oknum itu tidak punya kuitansi dimaksud," kata Ferry.
>>
>> Atas peristiwa tidak mengenakan itu, rombongan kru Trans 7 bergegas
> meninggalkan Pessel menuju Padang, padahal sejak awal cukup banyak
> jadwal pengambi

[EMAIL PROTECTED] Re: Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar

2007-07-20 Terurut Topik Idris Talu
Ambo ado mambawak rekan-rekan bukan Minang dari Malaysia, shopping di  Putri 
Minang di Padang Panjang, dikerumuni anak-anak beruniform  sikolah, 
meminta-minta. Dima ambo malatak muko? For next trip, ambo  bawak anak-anak 
cukuplah. Pulkam tetap pulkam.
  
  Idris Talu (56) 

YPC - 19 Azizar Aras <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  
Perlu tindakan tegas bukan terkesan menghindar, tidak koordinasilah,
tidak melaporlah itu selalu menjadi sector bela diri setiap aparat
dimana saja namun hal yang sama terjadi terus berulang ulang mau
diapakan, penegakan hukum kunci jawaban ndak pandang bulu, pemerasan
bisa dipakai sebagai alas tuntutan kan

 

Kalau mereka tidak melapor atau tidak koodinasi saya tidak percaya,
banyak hal serupa yang juga di"HALALKAN" banyak orang seperti mengaku
serikat buruh orang pindah rumah karena kontrak rumahnya habis ndak
sanggup membayar pindah kerumah yang lebih murah memakai truck juga
dipangua habis2an, alasannya untuak upah bongkar setelah negosiasi
karena masyarakat takut terpaksa bayar dengan jumlah tertentu nan
mambongka tatap sajo urang oto jo nan punyo barang dipadiakan sajo,
truck barang masuak kasatu daerah dikaja bantuak maliang dipangua
bantuak tu juo dipadiakan.haaa a lai nan kadikatokan
parah nagari wak ko kama kamangadu...

 

Iko nan paralu dibenahi kecek rang kini, jadi carito promosi wisata
SUMBAR harus membenahi sector nan macam ko, cubo caliak bule di jam
gadang di kiktinggi dikerubuti anak anak maminta sadakah jo gantang
buruak, sia nan peduli dipadiakan dan sia pulo nan kadatang ndak
nyaman. dunsanak awak mancaliak sajo manggaritih.. Tapi
itulah kenyataan

 

Azizar Aras (60)

 

  _  

From: Rio Albert [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, July 20, 2007 3:11 PM
To: RantauNet@googlegroups.com
Subject: [EMAIL PROTECTED] Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar

 

> Program "Laptop Si Unyil"
> Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar
>
> Padang, 20 Juli 2007 08:58
> Dua orang kru program siaran "Laptop Si Unyil" Trans 7 diperas
sejumlah warga di Jembatan Akar (jembatan yang terbuat dari akar pohon),
Kab Pesisir Selatan (Pessel), Sumatera Barat.
>
> "Kami dimintai uang secara paksa, karena memakai lokasi untuk syuting,
dan bayaran bagi anak-anak sebagai figuran pada segmen pengambilan
gambar program `Laptop Si Unyil` di objek wisata itu," kata kamerawan
Trans 7 Ferry Rizky, didampingi reporter Dian, di Padang, Rabu (18/7).
>
> Perlakuan tidak mengenakan itu terjadi, saat pengambilan gambar di
objek wisata alam Jembatan Akar, Selasa (17/7), untuk disiarkan di Trans
7 sebagai segmen tayangan anak-anak.
>
> Padahal dari tayangan tersebut, objek wisata Jembatan Akar mendapat
promosi ke tingkat nasional, dan semakin dikenal wisatawan, baik
nusantara maupun mancanegara.
>
> "Sejak awal kami memang menyiapkan 'dana terima kasih' bagi anak-anak
yang dipakai sebagai figuran, namun cara memaksa ditunjukan oknum
masyarakat setempat terasa tidak menyenangkan," katanya menyesalkan.
>
> Ia menjelaskan, kronologis tindakan itu berawal dari pengambilan
gambar di Jembatan Akar butuh maksimal lima orang anak untuk figuran.
Namun saat syuting dilakukan, semakin banyak anak-anak datang dan minta
ikut syuting.
>
> Setelah itu datang warga (dewasa) yang memaksa agar jumlah anak
ditambah, dan akhirnya ditambah menjadi tujuh. Tapi yang datang lebih
dari sepuluh orang.
>
> Usai pengambilan gambar, warga itu meminta bayaran Rp 50 ribu/anak
untuk lebih dari tujuh anak. "Saya terpaksa negosiasi karena jika semua
anak dibayar Rp50 ribu per orang, jelas dana kami tidak cukup, tapi
mereka tetap memaksa," ujar Ferry.
>
> Ia menambahkan, melalui negosisi akhirnya pihak Trans 7 hanya sanggup
membayar Rp10 ribu per orang untuk tujuh anak dan akhirnya ditambah dua
orang lagi karena ada yang menangis tidak mendapat bayaran.
>
> "Sebelumnya kami juga harus mengeluarkan dana untuk membeli makanan
siang bagi sejumlah anak tersebut," ujarnya. Selanjutnya, saat akan
meninggalkan lokasi kembali datang seorang oknum warga yang meminta uang
lokasi shooting sebesar Rp50 ribu.
>
> "Kami kembali negosiasi dan disepakati Rp20 ribu. Kami lalu minta
kuitansi uang-uang yang dikeluarkan untuk pertanggungjawaban kepada
kantor kami, para oknum itu tidak punya kuitansi dimaksud," kata Ferry.
>
> Atas peristiwa tidak mengenakan itu, rombongan kru Trans 7 bergegas
meninggalkan Pessel menuju Padang, padahal sejak awal cukup banyak
jadwal pengambilan gambar akan dilakukan di daerah itu, termasuk
shooting kesenian tradisional "rabab pasisia".
>
> Menurut Dian, perlakuan tidak menyenangkan ini baru pertama dialami.
Di sejumlah provinsi di Indonesia yang didatangi untuk pengambilan
gambar program "Laptop Si Unyil", seperti Kalimantan dan Maluku,
masyarakatnya menerima secara terbuka dan bersahabat. Tayangan program
ini, dengan mengambil gambar pada sejumlah objek wisata di Indonesia
juga sekaligus ajang promosi bagi daerah tersebut, tambahnya.
>
> Disesalkan
>
> Menanggapi kejadian itu, Kepala Din

[EMAIL PROTECTED] Re: Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar

2007-07-20 Terurut Topik Mantari Sutan
Setuju.

Sabananyo gejala ko lah lumrah di Indonesia.  Cuma antah baa kalau di Minang 
kajadiannyo, eksposenyo agak over snek.  Gak tau karena kenapa.  Di Jakarta 
ini, akan beda ekspose masyarakat kalau ada orang Padang (minang) yang berbuat 
salah.  Mungkin karena kita dari dulu cukup terkenal sebagai etnis yang relatif 
alim, ini kata sopir taksi yang saya tumpangi yang curhat soalnya isterinya 
yang berpaling ke pria minang.

Back to topic ini.
Saya pernah ngobrol soal liputan masyarakat ini dengan orang TV juga.  Katanya 
sudah bisa soal-soal pungli seperti ini.  Di Papua sana, sebuah suku malah 
punya paket upacara adat dan bakar batu mereka.  Terserah para peliput mau 
memilih yang mana.  Selesai acara, kepala suku sudah punya list bayaran para 
krunya dan langsusng dibagi seketika.  Apalagi kalau yang datang TV asing, 
malah ratenya jadi berlipat.  Malah katanya, orang asing lah yang mengajarkan 
pada orang kita bersikap soal pungli buat para peliput TV.  Saya juga pernah 
dapat cerita tentang mentawai, katanya pernah kru TV lokal tidak bisa 
mendapatkan gambar apa-apa selain rawa dan sungai-sungai kecil daerah sana.  
Karena, sebelumnya masyarakat sana sudah mendapatkan "bantuan" dari peliput 
asing yang sangat terkenal.

Eniwei,
Budaya seperti yang di jambatan aka ini memang harus berubah. Agar sumbar bisa 
lebih baik dibanding daerah lain soal pungli.  Mungkin diperlukan strategi 
komunikasi dan pengembangan ekonomi masyarakat pada masyarakat sekitar objek 
wisata.

Salam

- Original Message 
From: Riri - Mairizal Chaidir <[EMAIL PROTECTED]>
To: "[EMAIL PROTECTED]" <[EMAIL PROTECTED]>
Cc: "RantauNet@googlegroups.com" 
Sent: Friday, July 20, 2007 9:26:39 PM
Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar


Pemerasan tentu saja tidak dapat dibenarkan. Tapi manuruik ambo kru tv ko 
bakalabiahan bana untuak jumlah pitih yang segitu. Bara persen dibandiang biaya 
produksi.

Mungkin batua tayangan tu bisa mempromosikan daerah, tapi kan tv tu dapek 
untuang lo dari iklan. Jd ndak usah bantuak jadi pahlawan lah









   

Moody friends. Drama queens. Your life? Nope! - their life, your story. Play 
Sims Stories at Yahoo! Games.
http://sims.yahoo.com/  
--~--~-~--~~~---~--~~
===
Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008.

Website: http://www.rantaunet.org
===
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB.
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email attachment, tidak dianjurkan! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim 
melalui jalur pribadi.
===
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di:
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id&cd=US&service=groups2.
==
-~--~~~~--~~--~--~---



[EMAIL PROTECTED] Re: Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar

2007-07-20 Terurut Topik Riri - Mairizal Chaidir

Pemerasan tentu saja tidak dapat dibenarkan. Tapi manuruik ambo kru tv ko 
bakalabiahan bana untuak jumlah pitih yang segitu. Bara persen dibandiang biaya 
produksi.

Mungkin batua tayangan tu bisa mempromosikan daerah, tapi kan tv tu dapek 
untuang lo dari iklan. Jd ndak usah bantuak jadi pahlawan lah

Rio Albert wrote: 
>  > Program "Laptop Si Unyil" > Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan 
> Akar > > Padang, 20 Juli 2007 08:58 > Dua orang kru program 
> siaran "Laptop Si Unyil" Trans 7 diperas sejumlah warga di Jembatan Akar 
> (jembatan yang terbuat dari akar pohon), Kab Pesisir Selatan (Pessel), 
> Sumatera 
> Barat. > > "Kami dimintai uang secara paksa, karena memakai lokasi 
> untuk syuting, dan bayaran bagi anak-anak sebagai figuran pada segmen 
> pengambilan gambar program `Laptop Si Unyil` di objek wisata itu," kata 
> kamerawan Trans 7 Ferry Rizky, didampingi reporter Dian, di Padang, Rabu 
> (18/7). > > Perlakuan tidak mengenakan itu terjadi, saat pengambilan 
> gambar di objek wisata alam Jembatan Akar, Selasa (17/7), untuk disiarkan di 
> Trans 7 sebagai segmen tayangan anak-anak. > > Padahal dari tayangan 
> tersebut, objek wisata Jembatan Akar mendapat promosi ke tingkat nasional, 
> dan 
> semakin dikenal wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara. > > 
> "Sejak awal kami memang menyiapkan 'dana terima kasih' bagi anak-anak yang 
> dipakai sebagai figuran, namun cara memaksa ditunjukan oknum masyarakat 
> setempat 
> terasa tidak menyenangkan," katanya menyesalkan. > > Ia menjelaskan, 
> kronologis tindakan itu berawal dari pengambilan gambar di Jembatan Akar 
> butuh 
> maksimal lima orang anak untuk figuran. Namun saat syuting dilakukan, semakin 
> banyak anak-anak datang dan minta ikut syuting. > > Setelah itu 
> datang warga (dewasa) yang memaksa agar jumlah anak ditambah, dan akhirnya 
> ditambah menjadi tujuh. Tapi yang datang lebih dari sepuluh 
> orang. > > Usai pengambilan gambar, warga itu meminta bayaran Rp 50 
> ribu/anak untuk lebih dari tujuh anak. "Saya terpaksa negosiasi karena jika 
> semua anak dibayar Rp50 ribu per orang, jelas dana kami tidak cukup, tapi 
> mereka 
> tetap memaksa," ujar Ferry. > > Ia menambahkan, melalui negosisi 
> akhirnya pihak Trans 7 hanya sanggup membayar Rp10 ribu per orang untuk tujuh 
> anak dan akhirnya ditambah dua orang lagi karena ada yang menangis tidak 
> mendapat bayaran. > > "Sebelumnya kami juga harus mengeluarkan dana 
> untuk membeli makanan siang bagi sejumlah anak tersebut," ujarnya. 
> Selanjutnya, 
> saat akan meninggalkan lokasi kembali datang seorang oknum warga yang meminta 
> uang lokasi shooting sebesar Rp50 ribu. > > "Kami kembali negosiasi 
> dan disepakati Rp20 ribu. Kami lalu minta kuitansi uang-uang yang dikeluarkan 
> untuk pertanggungjawaban kepada kantor kami, para oknum itu tidak punya 
> kuitansi 
> dimaksud," kata Ferry. > > Atas peristiwa tidak mengenakan itu, 
> rombongan kru Trans 7 bergegas meninggalkan Pessel menuju Padang, padahal 
> sejak 
> awal cukup banyak jadwal pengambilan gambar akan dilakukan di daerah itu, 
> termasuk shooting kesenian tradisional "rabab pasisia". > > Menurut 
> Dian, perlakuan tidak menyenangkan ini baru pertama dialami. Di sejumlah 
> provinsi di Indonesia yang didatangi untuk pengambilan gambar program "Laptop 
> Si 
> Unyil", seperti Kalimantan dan Maluku, masyarakatnya menerima secara terbuka 
> dan 
> bersahabat. Tayangan program ini, dengan mengambil gambar pada sejumlah objek 
> wisata di Indonesia juga sekaligus ajang promosi bagi daerah tersebut, 
> tambahnya. > > Disesalkan > > Menanggapi kejadian itu, 
> Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumbar, James Hellyward di Padang, 
> Jumat 
> (20/7) mengatakan, pihaknya menyesalkan kejadian itu. Tindakan warga 
> masyarakat 
> sekitar Jembatan Akar itu merugikan promosi wisata daerah 
> Sumbar. > > "Tindakan oknum itu merugikan promosi wisata Pessel dan 
> Sumbar. Perilaku seperti itu harus diatasi semua pihak agar tidak terulang 
> kembali," katanya. > > Guna mengatasi kejadian serupa, Disbudpar 
> akan terus melakukan upaya-upaya dan sosialisasi penyadaran akan pentingnya 
> dunai pariwisata. > > Di lain pihak, James menyarankan agar para 
> wartawan, khususnya kru TV nasional, agar berkoordinasi terlebih dahulu 
> dengan 
> pihak terkait, bila ingin melakukan peliputan di lokasi wisata. > > 
> "Jika ada koordinasi dan mereka melapor, tentu kewajiban kita untuk mengawal 
> selama berada di objek wisata," janjinya. [TMA, Ant] > 
> http://www.gatra.com/artikel.php?id=106229 
> > Disclaimer: Although this message has been checked for all known viruses 
>  using Trend Micro InterScan Messaging Security Suite, Bukopin 
>accept no liability for any loss or damage arising 
>from the use of this E-Mail or attachments. 



  

Fussy? Opinionated? Impossible to please? Perfect.  Join Yahoo!'s user panel 
and lay i

[EMAIL PROTECTED] Re: Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar

2007-07-20 Terurut Topik hoesin hanif
Betul juga, kalau harus melapor, apalah namanya, "koordinasi", "datang tampak 
muko, pulang tampak pungguang", atau macam-2 patatah-patitih, tapi akhirnya 
"banyak keluar uang untuk beli nasi".. 
Saya berpikir, adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah, adatnya akan 
tetap tinggal di sandi (di dasar), gak diimplementasikan dalam kehidupan. 
Memang "adat kita yang tak lakang dek paneh, tak lapuak dek hujan" ini hanya 
diwacanakan saja, falsafah "syarak mangato, adat mamakai" jauh pangang dari 
api...

Maaf, beribu maaf


HH.


- Original Message 
From: chaidir latief <[EMAIL PROTECTED]>
To: RantauNet@googlegroups.com
Sent: Friday, July 20, 2007 2:17:55 AM
Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar


Kalau harus melapor dan harus dikawal Berapa petugas yang harus dipersiapkan 
Bilo awak kamaju caro bapikie sanak 


- Original Message 
From: YPC - 19 Azizar Aras <[EMAIL PROTECTED]>
To: RantauNet@googlegroups.com
Sent: Friday, July 20, 2007 3:48:28 AM
Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar


Perlu tindakan tegas bukan terkesan menghindar, tidak koordinasilah,
tidak melaporlah itu selalu menjadi sector bela diri setiap aparat
dimana saja namun hal yang sama terjadi terus berulang ulang mau
diapakan, penegakan hukum kunci jawaban ndak pandang bulu, pemerasan
bisa dipakai sebagai alas tuntutan kan



Kalau mereka tidak melapor atau tidak koodinasi saya tidak percaya,
banyak hal serupa yang juga di"HALALKAN" banyak orang seperti mengaku
serikat buruh orang pindah rumah karena kontrak rumahnya habis ndak
sanggup membayar pindah kerumah yang lebih murah memakai truck juga
dipangua habis2an, alasannya untuak upah bongkar setelah negosiasi
karena masyarakat takut terpaksa bayar dengan jumlah tertentu nan
mambongka tatap sajo urang oto jo nan punyo barang dipadiakan sajo,
truck barang masuak kasatu daerah dikaja bantuak maliang dipangua
bantuak tu juo dipadiakan.haaa a lai nan kadikatokan
parah nagari wak ko kama kamangadu...



Iko nan paralu dibenahi kecek rang kini, jadi carito promosi wisata
SUMBAR harus membenahi sector nan macam ko, cubo caliak bule di jam
gadang di kiktinggi dikerubuti anak anak maminta sadakah jo gantang
buruak, sia nan peduli dipadiakan dan sia pulo nan kadatang ndak
nyaman. dunsanak awak mancaliak sajo manggaritih.. Tapi
itulah kenyataan



Azizar Aras (60)



  _  

From: Rio Albert [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, July 20, 2007 3:11 PM
To: RantauNet@googlegroups.com
Subject: [EMAIL PROTECTED] Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar



> Program "Laptop Si Unyil"
> Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar
>
> Padang, 20 Juli 2007 08:58
> Dua orang kru program siaran "Laptop Si Unyil" Trans 7 diperas
sejumlah warga di Jembatan Akar (jembatan yang terbuat dari akar pohon),
Kab Pesisir Selatan (Pessel), Sumatera Barat.
>
> "Kami dimintai uang secara paksa, karena memakai lokasi untuk syuting,
dan bayaran bagi anak-anak sebagai figuran pada segmen pengambilan
gambar program `Laptop Si Unyil` di objek wisata itu," kata kamerawan
Trans 7 Ferry Rizky, didampingi reporter Dian, di Padang, Rabu (18/7).
>
> Perlakuan tidak mengenakan itu terjadi, saat pengambilan gambar di
objek wisata alam Jembatan Akar, Selasa (17/7), untuk disiarkan di Trans
7 sebagai segmen tayangan anak-anak.
>
> Padahal dari tayangan tersebut, objek wisata Jembatan Akar mendapat
promosi ke tingkat nasional, dan semakin dikenal wisatawan, baik
nusantara maupun mancanegara.
>
> "Sejak awal kami memang menyiapkan 'dana terima kasih' bagi anak-anak
yang dipakai sebagai figuran, namun cara memaksa ditunjukan oknum
masyarakat setempat terasa tidak menyenangkan," katanya menyesalkan.
>
> Ia menjelaskan, kronologis tindakan itu berawal dari pengambilan
gambar di Jembatan Akar butuh maksimal lima orang anak untuk figuran.
Namun saat syuting dilakukan, semakin banyak anak-anak datang dan minta
ikut syuting.
>
> Setelah itu datang warga (dewasa) yang memaksa agar jumlah anak
ditambah, dan akhirnya ditambah menjadi tujuh. Tapi yang datang lebih
dari sepuluh orang.
>
> Usai pengambilan gambar, warga itu meminta bayaran Rp 50 ribu/anak
untuk lebih dari tujuh anak. "Saya terpaksa negosiasi karena jika semua
anak dibayar Rp50 ribu per orang, jelas dana kami tidak cukup, tapi
mereka tetap memaksa," ujar Ferry.
>
> Ia menambahkan, melalui negosisi akhirnya pihak Trans 7 hanya sanggup
membayar Rp10 ribu per orang untuk tujuh anak dan akhirnya ditambah dua
orang lagi karena ada yang menangis tidak mendapat bayaran.
>
> "Sebelumnya kami juga harus mengeluarkan dana untuk membeli makanan
siang bagi sejumlah anak tersebut," ujarnya. Selanjutnya, saat akan
meninggalkan lokasi kembali datang seorang oknum warga yang meminta uang
lokasi shooting sebesar Rp50 ribu.
>
> "Kami kembali negosiasi dan disepakati Rp20 ribu. Kami lalu minta
kuitansi uang-uang yang dikeluarkan untuk pertanggungjawaban kepada
kantor kami, para okn

[EMAIL PROTECTED] Re: Abih Jatuah Tatimpo Janjang , Perlakuan Hukum Adat di Payakumbu

2007-07-20 Terurut Topik Datuk Endang
Pak Zul Amri yang ambo hormati,
  Saya sempatkan melihat homepage-nya dan terkesan bila mamanda menikmati 
perjalanan jauh. Kebetulan beberapa tempat pernah saya datangi dan tinggal 
cukup lama. Dulu (1999) saya memang sering juga setiap weekend menyewa mobil 
lalu mengendarai dari Rotterdam sampai ke Jerman dan Belgia. Cukup 
menyenangkan, dan tidak pernah tersesat.
  Kebetulan pekerjaan saya saat ini berkaitan dengan pengembangan bandara, 
tahun lalu El Tari, dan tahun ini Sultan Baabullah dan Kaisiepo. Kelihatannya 
banyak yang kita bisa perbincangkan mak.
  Wassalam,
  -datuk endang

zul amry piliang <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
   
-
Got a little couch potato? 
Check out fun summer activities for kids.
--~--~-~--~~~---~--~~
===
Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008.

Website: http://www.rantaunet.org
===
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB.
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email attachment, tidak dianjurkan! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim 
melalui jalur pribadi.
===
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di:
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id&cd=US&service=groups2.
==
-~--~~~~--~~--~--~---



[EMAIL PROTECTED] Re: Catatan "tercecer" si Malin Kundang ---> baa jawaban Dt Bana Tan Tapo ?

2007-07-20 Terurut Topik iwan soekri
salam
  bung zulfikri,  aneh ya, kalau yang mengawang wisran hadi, lantas tak ada 
celoteh lagi saat wisran hadi 'mbalelo' dari 'pakem' adat.
  :
   
  > mampostingkan carito wakatu tu, sakuduang-sakuduang,
> dan indok pulo ambo
> sabuikkan sia nan magarang, ambo dipasokokan oleh
> dunsanak di palanta ko
> basamo-samo sabagai urang nan malecehan
> datuak-datuak, dan telah melanggar
> aturan tata taratik palanta ko, eee.. satalah ambo
> sabuikan si nan
> mangarang, baru ambo lega, karano ambo indak di cap
> lai sabagai urang nan
> malecehan datuak-datuak dan nan malangga tata
> taratik palanta lapau
> rantaunet.

  hehehe!
  salam
  sutan iwan soekri munaf
  

"Dr.Saafroedin BAHAR" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  
Waalaikumsalam w.w. Sanak Zulfikri,

Ambo basuo babarapo kali jo pak Wisran Hadi, antaro
lain di Semiloka RPJM Sumatera Barat Desember 2005 di
Bukit Tinggi, di Kongres Kebudayaan Minangkabau bulan
November 2006 di Padang, dan di Lokakarya panyusunan
RPJP Sumatera Barat 2005-2025 bulan Juli 2007 di Bukit
Tinggi.

Ambo sapandapek jo baliau tantang kondisi Masyarakat
Minangkabau nan baliau caliak sahari-hari, nan memang
paralu bana kito kritisi sacaro realistik. Sapanjang
pangatahuan ambo, alun paranah ado panalitian khusus
tantang para pemangku adat kito tu. 

Alhamdulillah, wakatu ambo ka baliak ka Jkt dari
Padang patangahan bulan Juli ko, ambo basuo jo surang
anak mudo bapandidikan master dari Unand nan baminat
untuak malakukan panalitian ko. Ambo dorong nanda kito
tu untuk mancari scholarship malanjuikkan panalitian
tentang korps pemangku adat jo, jo tema: "Dinamika
Peran Kepemimpinan Tradisional dalam Masyarakat dengan
Sistem Kekerabatan Matrilineal". Baliau sabana
entusias, dan mari kito tunggu tigo atau ampek tahun
lai, mudah-mudahan baliau barhasil. Kalau jadi,
mungkin itu doktor paratamo nan maambiak objek
panalitiannyo tantang pemangku adat Minangkabau.

Sudah tantu ado risiko dibangihi urang, tapi demi
kabanaran rasonyo risiko tu haruih diambiak. Ambo
basyukur, sawakatu kunjuangan ambo ka Sumatera Barat
baru-baru ko, ambo basuo jo babarapo datuak terpelajar
nan mampu sacaro jujur maadokan introspeksi dan kritik
taradok 'korps' baliau-baliau. Alhamdulillah. Sabab
acok kajadian bahaso dalam kanyataan nan tajadi indak
sasuai jo indahnyo papatah-patitih. 

Kalau para pemangku adat kito ado baalam lapang, ambo
picayo bahaso sagalo kritik ko akan ditarimo jo sanang
hati. Apolagi baliau-baliau kan manusia juo, indak ka
lapeh dari kekurangan dan kalamahan. Sadangkan
Presiden jo Wakil Ptresiden sajo lai dikritik urang.

Nampaknyo kritik taradok para datuak iko bukan hal
baru. Dalam RN ko dulu juo ado sindiran tajam taradok
tujuah macam panghulu, nan kabanyo diambiak dari buku
'Rancak di Labuah'. 

Ingin bana ambo mambaco buku tasabuik. Sia sanak nan
punyo ?

Wassalam,
Saafroedin Bahar

Wassalam,
Saafroedin Bahar



--- [EMAIL PROTECTED] wrote:

> 
> Waalaikumussalam, wr. wbr.
> 
> Pak Saaf, dan sanak lainnyo di palanta ko.
> Ambo maarokan baitu juo, kok dapek Pak Wisran Hadi,
> mancari catatan nan
> taicia nan lain dari si Malin Kundang, baa kiro-kiro
> jawek Dt. Bana Tan Tapo
> atau jawek si Malin Kundang mandanga kecek mamaknyo
> Dt. Bana Tan Tapo "Hanyo
> anjiang nan mamakan hukum" tu. Sapinteh lalu
> nampaknyo di dalam carito ko,
> sasuai jo kecek biai (amai) si Malin Kundang bahwa
> mamak si Malin Kundang
> indak panah managakkan kabanaran sausuai jo galanya
> Dt. Bana Tan Tapo, tapi
> mancaliak ucapan Dt. Bana Tan Tapo, tantu nan
> "anjiang nan mamakan hukum"
> tu, adolah Dt. Bana Tan Tapo tu sandiri nampaknyo,
> keh.. keh.., keeeh
> 
> Pak Saaf, Catatan Tercecer si Malin Kundang nan ambo
> postingkan ko, jadi
> kenangan tersendiri bagi ambo di palanta rantaunet
> ko, 4 tahun nan lalu,
> sawaktu ambo baru manjadi anggota palanta rantaunet
> dan postingan nan
> partamu ambo sasudah parkenalan diri adolah carito
> ko. Karano ambo
> mampostingkan carito wakatu tu, sakuduang-sakuduang,
> dan indok pulo ambo
> sabuikkan sia nan magarang, ambo dipasokokan oleh
> dunsanak di palanta ko
> basamo-samo sabagai urang nan malecehan
> datuak-datuak, dan telah melanggar
> aturan tata taratik palanta ko, eee.. satalah ambo
> sabuikan si nan
> mangarang, baru ambo lega, karano ambo indak di cap
> lai sabagai urang nan
> malecehan datuak-datuak dan nan malangga tata
> taratik palanta lapau
> rantaunet.
> 
> Ambo lai acok mandanga kuliah Adat dari Pak Wisran
> Hadi TVRI Sumbar (Padang)
> satiok hari sabtu sore, tapi ambo indak tau e-mail
> baliau atau apokoh baliau
> ado bagabung di palanta rantaunet ko ?
> 
> Wassalam,
> Z. Rang Kayo Mulie (54)
> 
> - Original Message - 
> From: "Dr.Saafroedin BAHAR" 
> To: 
> Sent: Friday, July 20, 2007 3:25 AM
> Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Catatan "tercecer" si
> Malin Kundang ---> baa
> jawaban Dt Bana Tan Tapo ?
> 
> 
> >
> > Assalamualaikum w.w. Sanak Zulfikri,
> >
> > Tarimo kasih ateh kiriman karangan Pak Wisran Hadi
> nan
> > di bawah ko. Ambo sabana tagalak s

[EMAIL PROTECTED] Re: Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar

2007-07-20 Terurut Topik hoesin hanif

Onde mandeehh, co iko bana ruponyo rang awak. Maluu. den 
mak sabana malu. Kama kapalo ka disuruakkan.
Salamoko awak di cap "Padang Bengkok", "pelit" (hasil penelitian salah seorang 
dosen UI); "pancilok", "tangan pandek saribu, tangan panjang maliang"
Macam-macamlah nan buruak tibo di awak. Iko kami rasokan di rantau, sabana 
payah kami mampeloki, sabana hati-hati kami bagaua. 
Sajak reformasi, tapak alah agak barubah, alah muloi kabua berbagai "cap" 
negatif tu. Kini tibo pulo baliak, di media massa pulo lai. Kabaa juo lai, 
... Kini tantu capnyo labiah "gadang", "parampok" barangkali. Cadiak juo 
awak kecek wak tu. Apo iko nan dikecekan "CADIAK BURUAK"...

Ambo nan sato malu...
 
HH.

- Original Message 
From: "[EMAIL PROTECTED]" <[EMAIL PROTECTED]>
To: RantauNet 
Sent: Friday, July 20, 2007 5:30:23 AM
Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar


Lah Namuah urang lua datang ..dan nak kamarekam nagari awak ntuak
kadipromosikan ,,lah tanah den jo pitih loh nan babaco dulu,,padahal
biasonyo urang kalao awak indak banyak kandak,,alah  tagarik dek urang
nak maagiah tuh mah,,tp kl alah basasak an coitu tantu galigaman urang
ka awak lai,,
Bilo juo kamaju nagari awak lai,,Galigaman mandanga nyo,tapi baa juo
lah,,nan kadatang awak hrs ati2 se lah,,,jaan sampai loh tajadi ntuak
kaduo kali indaknyo..Aminn...

BTW..salam Kenal..ambo baru bagabuang disiko..
Mega

On 20 Jul, 20:16, Reni Sisri Yanti <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Ciek lai da nof
>
>   adiak2 wak yg baperan di sinan la di aja pulo yo ntuak mangarati pitih 
> hahahaha, ponakan ambo jo dapek peran figuran seh la sanang nyo bia la cuma 
> dapek makan siang  tp ponakan wak ndak dapek pitih manangih pulo ha ha ha 
> padahal masou tv se harusnyo la sanang yo??? cubo adiak2 wak tuh saroman 
> (kalau ndak salah )anak2 di JEJAK PETUALANG ( yg bawok acara anak gadih 
> minang tuh da  ) kan kalau elok laku kali2 bisa di bawok liburan ke jakarta, 
> ka dufan saroman anak2 kapatang ko
>
>   tu ka ba'a lai yo da.
>
>   renny
>
> Yulnofrins Napilus <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>   Kok sadonyo harus pakai melapor dan surek izin, alah samo pulo kito ju 
> nagari kominih tuh mah...:)
>
> Sudah saatnya Sumbar membuat kampanye "SADAR WISATA". Edukasi wisata thd 
> masyarakat sudah harus ditingkatkan. Kasih contoh2 dg ANGKA...!  Berapa besar 
> ekonomi akan bergerak kalau wisatawan datang? Kalau wisatawan indak mau 
> kembali ke Sumbar, berapa besar rakyat Sumbar akan merugi? Cobalah dg kasus 
> seperti ini, berapa JUTA PEMIRSA kehilangan kesempatan melihat keunikan 
> Pesisir Selatan. Artinya berapa MILYAR Sumbar kehilangan peluang PITIH masuak?
>
> Kampanye dan billboard anti narkoba ado dimano-mano. Malah mau mambuek 
> Penjara Narkoba segala. Kenapa kok kampanye SADAR WISATA ini belum bisa 
> dilakukan...?
>
> Tp mslhnya, yg akan mengkampanyekannya SUDAH SADAR belum ya...? Kok takuik 
> berhadapan langsung dg masyarakat, manfaatkan dan jadikan "bumper" lembaga2 
> independen seperti MAPPAS, Gebu Minang, HASS, Saudagar Minang dan 
> Pemeduli-pemeduli kampuang lain2 itu... Cuman masalahnyo, apo pulo Perda nyo 
> kalau akan bakarajo samo jo lembaga2 model iko. Apalagi kalau semua proyek 
> jadi harus transparan...:)
>
> Kok jadi batele-tele surang ambo jadinyo ko ah...:D Randai se lah nan 
> kamanyampaikan...
>
> Salam,
> Nofrins
>
>
>
>
>
> Rio Albert <[EMAIL PROTECTED]> wrote:> Program "Laptop Si Unyil"
> > Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar
>
> > Padang, 20 Juli 2007 08:58
> > Dua orang kru program siaran "Laptop Si Unyil" Trans 7 diperas sejumlah 
> > warga di Jembatan Akar (jembatan yang terbuat dari akar pohon), Kab Pesisir 
> > Selatan (Pessel), Sumatera Barat.
>
> > "Kami dimintai uang secara paksa, karena memakai lokasi untuk syuting, dan 
> > bayaran bagi anak-anak sebagai figuran pada segmen pengambilan gambar 
> > program `Laptop Si Unyil` di objek wisata itu," kata kamerawan Trans 7 
> > Ferry Rizky, didampingi reporter Dian, di Padang, Rabu (18/7).
>
> > Perlakuan tidak mengenakan itu terjadi, saat pengambilan gambar di objek 
> > wisata alam Jembatan Akar, Selasa (17/7), untuk disiarkan di Trans 7 
> > sebagai segmen tayangan anak-anak.
>
> > Padahal dari tayangan tersebut, objek wisata Jembatan Akar mendapat promosi 
> > ke tingkat nasional, dan semakin dikenal wisatawan, baik nusantara maupun 
> > mancanegara.
>
> > "Sejak awal kami memang menyiapkan 'dana terima kasih' bagi anak-anak yang 
> > dipakai sebagai figuran, namun cara memaksa ditunjukan oknum masyarakat 
> > setempat terasa tidak menyenangkan," katanya menyesalkan.
>
> > Ia menjelaskan, kronologis tindakan itu berawal dari pengambilan gambar di 
> > Jembatan Akar butuh maksimal lima orang anak untuk figuran. Namun saat 
> > syuting dilakukan, semakin banyak anak-anak datang dan minta ikut syuting.
>
> > Setelah itu datang warga (dewasa) yang memaksa agar jumlah anak ditambah, 
> > dan ak

[EMAIL PROTECTED] Re: Catatan "tercecer" si Malin Kundang

2007-07-20 Terurut Topik iwan soekri
salam
  bung yudi!
  tulisan bang wis masih enak dibaca.
  hehehe
  salam
  sutan iwan soekri munaf

"Yudi \"KudaLiar\"" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  

> CATATAN "TERCECER" SI MALIN KUNDANG
>
> I. Nama dan Gelar 
>
> Sejak abak mati karena kerja rodi sebagai seorang
> anak aku bertekat untuk menjadi anak yang berguna.
> Membela ibuku. Niat itu kusampaikan pada ibu setelah
> dia kembali dari kota Gede, dan segera ibu merobah 
> namaku dari si Buyung menjadi "Gunawan". Anak yang
> berguna.
>
> Kemudian, setelah Islam masuk, tanpa setahuku ibu
> memberikan nama tambahan di depan namaku itu dengan
> "Muhammad". Dan setelah aku menaiki pelaminan, 
> orang-orang memanggil gelarku "Malin", maksudnya
> mungkin orang yang soleh.
>
> Maka pergilah aku merantau. sewaktu aku pulang
> sebentar melihat ibu, aku sempat bertanya kepadanya: 
> "Mak, kenapa sewaktu Belanda masuk atau Jepang
> datang namaku tidak ditambah pula dengan "Albert
> atau Yamaguci" misalnya. Ibuku menjadi marah dan dia
> menggerutu. Mamakmu sendiri bergelar Datuk Bana Tan 
> Tapo, tetapi secuil pun tak pernah dia berusaha
> menegakkan kebenaran dan takutnya pada orang kalau
> diuji pendapatnya bukan main.
>
> Sekarang kau sudah dipanggil orang si Malin. Padahal 
> apa yang kau kerjakan di rantau menjadi "pancacak"
> !?. O !, kalau begitu tahulah aku kini. Tampaknya
> antara nama dan gelar seperti tidak ada hubungan
> sama sekali dengan  tingkah laku dan perbuatan. 
>
> II. Merantau Cina
>
> Sewaktu aku akan pergi merantau, ibuku berpesan:
> "Malin, jangan lah kamu merantau Cina. Hujan emas di
> negeri orang, hujan batu di negeri awak, lebih baik 
> juga negeri awak". Aku mengangguk mengiyakan.
>
> Tapi sewaktu orang-orang Cina sudah mulai membeli
> tanah pusaka kami, ibuku segera mengirim surat kilat
> khusus yang isinya: "Malin, merantaulah seperti Cina 
> !. Beli tanah dimana saja. Tanah pusaka kita
> ternyata telah dikapling-kapling mereka !".
>
> Surat kilat khusus itu dibaca istriku, Puti Manih
> Talonsong (sebelum menjadi isteriku, nama kecilnya 
> Cian Phao). Setelah surat itu dibacanya, dia
> tersenyum. "Jangan tanahmu, kau sendiri kan sudah ku
> kapling jauh sebelum itu"
>
> Maaf mamak Datuk !, kata aku kepada mamakku, aku 
> terpaksa kawin dengan Puti Manih Talonsong itu
> karena aku dulu jadi anak semang Baba Laweh,
> bapaknya.
>
> III. Anak dipangku Kemanakan. ?
>
> Restoran "Bim Bing" suasananya enak dan 
> remang-remang. Aku pelanggan restoran itu tanpa
> setahu Cian Phao, soalnya ada Puti Basusual Intan
> disana. Aku yakin dia sama asal atau sekampung
> dengan ku, tapi separo mati pula dia bertahan 
> mengatakan tidak. Dalam pertengkaran itu aku pangku
> dia habis-habisan. Tiba-tiba seorang tua
> tertelungkup di depan kami, pingsan. Seteleh
> ditelentangkan, Puti Basusual Intan terperanjat
> "Ayahku !" teriaknya. Kuraba kepala yang pingsan
> itu. Ternyata dia Datuk Bana Tan Tapo mamakku.
> Rupanya dia jatuh pingsan melihat aku begitu penuh
> nafsu memangku Puti Basusual Intan. 
>
> Insiden kecil ini di jadikan Head Line Surat Kabar
> "Datuk Bana Tan Tapo pingsan karena Anak dipangku
> kemanakan di Bim Bing" ?.
> Pada mulanya insiden, akhirnya menjadi petuah adat 
> sampai sekarang gara-gara wartawan.
>
> IV. "Rumah Gadang bapaga Adat"
>
> Aku sudah mengirimkan sejumlah uang berkali-kali
> sebagaimana yang diminta mamakku Dt. Bana Tan Tapo 
> untuk menyiapkan "rumah gadang" kaum kami. Kemudian
> ibuku mengirim surat pula supaya mengirimkan uang
> lagi untuk membuat pagar rumah gadang itu. Semuanya
> aku penuhi. Tapi sewaktu aku pulang ke kampung 
> melihat rumah gadang itu, ternyata tidak ada pagar
> atau tanda akan diberi pagar. segera kutemui mamakku
> Dt. Bana Tan Tapo menanyakan kenapa pagar belum juga
> dibikin sedangkan uangnya sudah dikirim lebih. 
> "Rumah gadang bapagar Adat" Malin !, bukan berpagar
> besi seperti rumah sekarang !, jawabnya tenang.
>
> Dan uang yang telah kukirimkan digunakan buat apa ?,
> kan buat bikin pagar !, kataku kesal. 
> Sambil menangis merangkulku dia berbisik "Kau saja
> sanggup beristeri sampai lima, pada hal kau belum
> jadi Datuk !". Aku bingung !.
>
> "Uangmu telah kugunakan untuk kawin lagi, gengsi 
> kalau penghulu seperti aku tidak punya banyak
> isteri, sepertinya aku tidak laku !".
>
> Mungkin inilah sebabnya rumah gadang di Minangkabau
> semakin berkurang, kalau kemanakan di rantau selalu 
> mengirimkan uang disalah gunakan oleh mamaknya.
>
> V. "Masyarakat Ilmiah"
>
> Datuk-datuk yang selalu mengadakan rapat atau sidang
> di Balai Adat mempunyai tata cara tersendiri. Setiap 
> kata harus dijelaskan arti dan maksudnya supaya
> tidak terjadi kesalah pengertian. Dan bagi yang
> memberikan jawaban, mengulang kembali penjelasan itu
> dan setelah disepakati bahwa arti dan maksudnya 
> sama, baru persoalan dilanjutkan.
>
> Jika sekiranya yang dibicarakan tentang perkawinan,
> terlebih dahulu disamakan pendapat tentang "kawin"
> itu, apa yang dilakukan bila kawin, kawin cara siapa 
> dan set

[EMAIL PROTECTED] Re: NASALAH MENDASAR PERKERETAAPIAN KITA

2007-07-20 Terurut Topik chaidir latief
Sdr Nova Prima rekan rekan IRPS, MPKAS dan Rantau Net

Saya diberi tahu bahwa IRPS akan ada acara akbar di Bandungan Saya Ucapkan 
Selamat dululah Mudah mudahan ada dari MPKAS bisa hadir Saya imgin menyampaikan 
sesuatu yang amat crusual mengenai masa depan perkeretaapian dinegri ini

Semua orang tahu kemerosotan berjalan terus  Panjang lintas peninggalan Belanda 
yang hanya 6700 km sekarang tinggal separonya Yang separo itu megap megap2 
Sumbar diambang kematiannya kalau tidak ada langkah dari rekan rekan IRPS 
dengan MPKAS Kecelakaan tiap sebentar Prestasi merosot tajam  Angkutan barang 
yang sebelum perang 3 : 1 dfengan penumpang, sekarang sekira 0.3 : 1 Dulu 
dengan lok uap Bandung Jakarta  mampu 2.5 jam sekaranmg 3-4 jam  Sementara 
sebentar lagi Singapura-Kuala Lumpur 90 menit 

Menurut hemat saya masalah mendasar adalah SDM KA sendiri Kedalam / intern 
memudarnya BUDAYA PERUSAHAAN  Ciri khas dari kereta api dimana mana di jagad 
ini adalah SOLIDARITASNYA  atau rasa kebersamaannya Saya mengalami dimana mana 
solidaritas Railway brothers Dimana mana dijunjung DISIPLIN ( seyogyanya 
melebihi militer karena kecuali nyawa manusia menyangkut detik atau menit ) dan 
rasa KEBANGGAAN sebagai orang keretaapi, Itu semua sudah memudar

Yang tidak kalah pentingnya PEMBINAAN  oleh SIAPA Lihat saja SIAPA YANG PEDULI 
ilmiu ka tidak diajarkan lagi di Perg Tinggi kita Tidak ada buku buku Tidak ada 
konsep yang jelas mau kemana Bagaimana kalau KADER SDM KA kita itu benar  yang 
memikirkan  Lihat saja diintansi Pemerintahan sendiri hampir tidak ada mereka 
yang punya pendidikan atau latar belakang pengetahuan atau pengelamanan ka 
Bagaimana kita mau mengembangkan atau memperjuangkan keretaapi Kalau tidak ada 
yang menmgeri, menghatyati kereta api bagaimana kita bicara membangun ka. 
Bagaimana memnggairahkan kaula muda tertarik menjadi SDM ka kalau nasib mereka 
setelah kini jadi karyawan morat marit Masa depan mereka kalau sudah pensiun  
gelap Siapa yang peduli 

Dalam kaitan inilah saya SANGAT MENGHARGAKAN para kaula muda yang PEDULI KA 
Dengan ongkos sendiri ke Sumatra Barat agar Ka Sumbar tidak mati Kami telah 
membahas di MPKAS bagaimana kita dapat mengkonsolidasikan diri mulai dengan 
YANG PEDULI ini dulu bergerak memperkuat barisan SDM ka masa depan  Kalau kita 
tidak pelihara dan konsolidasi merelka ini TIDAK ADA YANG PEDULI lagi Habislah 
riwayat keretaapi dinegri ini 

Mohon ini menjadi pemikiran bersama menyusun barisan untuk KA masa depan 
dinegri ini

Ch. N. Latief   



> 
> 
> 
> Disclaimer: Although this message has been checked
> for all known viruses
>  using Trend Micro InterScan Messaging Security
> Suite, Bukopin 
>accept no liability for any loss or
> damage arising
>from the use of this E-Mail or
> attachments.
>
> 
> 



   

Be a better Heartthrob. Get better relationship answers from someone who knows. 
Yahoo! Answers - Check it out. 
http://answers.yahoo.com/dir/?link=list&sid=396545433



   

Take the Internet to Go: Yahoo!Go puts the Internet in your pocket: mail, news, 
photos & more. 
http://mobile.yahoo.com/go?refer=1GNXIC
--~--~-~--~~~---~--~~
===
Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008.

Website: http://www.rantaunet.org
===
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB.
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email attachment, tidak dianjurkan! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim 
melalui jalur pribadi.
===
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di:
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id&cd=US&service=groups2.
==
-~--~~~~--~~--~--~---



[EMAIL PROTECTED] Re: Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar

2007-07-20 Terurut Topik mega_san0831

Lah Namuah urang lua datang ..dan nak kamarekam nagari awak ntuak
kadipromosikan ,,lah tanah den jo pitih loh nan babaco dulu,,padahal
biasonyo urang kalao awak indak banyak kandak,,alah  tagarik dek urang
nak maagiah tuh mah,,tp kl alah basasak an coitu tantu galigaman urang
ka awak lai,,
Bilo juo kamaju nagari awak lai,,Galigaman mandanga nyo,tapi baa juo
lah,,nan kadatang awak hrs ati2 se lah,,,jaan sampai loh tajadi ntuak
kaduo kali indaknyo..Aminn...

BTW..salam Kenal..ambo baru bagabuang disiko..
Mega

On 20 Jul, 20:16, Reni Sisri Yanti <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Ciek lai da nof
>
>   adiak2 wak yg baperan di sinan la di aja pulo yo ntuak mangarati pitih 
> hahahaha, ponakan ambo jo dapek peran figuran seh la sanang nyo bia la cuma 
> dapek makan siang  tp ponakan wak ndak dapek pitih manangih pulo ha ha ha 
> padahal masou tv se harusnyo la sanang yo??? cubo adiak2 wak tuh saroman 
> (kalau ndak salah )anak2 di JEJAK PETUALANG ( yg bawok acara anak gadih 
> minang tuh da  ) kan kalau elok laku kali2 bisa di bawok liburan ke jakarta, 
> ka dufan saroman anak2 kapatang ko
>
>   tu ka ba'a lai yo da.
>
>   renny
>
> Yulnofrins Napilus <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>   Kok sadonyo harus pakai melapor dan surek izin, alah samo pulo kito ju 
> nagari kominih tuh mah...:)
>
> Sudah saatnya Sumbar membuat kampanye "SADAR WISATA". Edukasi wisata thd 
> masyarakat sudah harus ditingkatkan. Kasih contoh2 dg ANGKA...!  Berapa besar 
> ekonomi akan bergerak kalau wisatawan datang? Kalau wisatawan indak mau 
> kembali ke Sumbar, berapa besar rakyat Sumbar akan merugi? Cobalah dg kasus 
> seperti ini, berapa JUTA PEMIRSA kehilangan kesempatan melihat keunikan 
> Pesisir Selatan. Artinya berapa MILYAR Sumbar kehilangan peluang PITIH masuak?
>
> Kampanye dan billboard anti narkoba ado dimano-mano. Malah mau mambuek 
> Penjara Narkoba segala. Kenapa kok kampanye SADAR WISATA ini belum bisa 
> dilakukan...?
>
> Tp mslhnya, yg akan mengkampanyekannya SUDAH SADAR belum ya...? Kok takuik 
> berhadapan langsung dg masyarakat, manfaatkan dan jadikan "bumper" lembaga2 
> independen seperti MAPPAS, Gebu Minang, HASS, Saudagar Minang dan 
> Pemeduli-pemeduli kampuang lain2 itu... Cuman masalahnyo, apo pulo Perda nyo 
> kalau akan bakarajo samo jo lembaga2 model iko. Apalagi kalau semua proyek 
> jadi harus transparan...:)
>
> Kok jadi batele-tele surang ambo jadinyo ko ah...:D Randai se lah nan 
> kamanyampaikan...
>
> Salam,
> Nofrins
>
>
>
>
>
> Rio Albert <[EMAIL PROTECTED]> wrote:> Program "Laptop Si Unyil"
> > Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar
>
> > Padang, 20 Juli 2007 08:58
> > Dua orang kru program siaran "Laptop Si Unyil" Trans 7 diperas sejumlah 
> > warga di Jembatan Akar (jembatan yang terbuat dari akar pohon), Kab Pesisir 
> > Selatan (Pessel), Sumatera Barat.
>
> > "Kami dimintai uang secara paksa, karena memakai lokasi untuk syuting, dan 
> > bayaran bagi anak-anak sebagai figuran pada segmen pengambilan gambar 
> > program `Laptop Si Unyil` di objek wisata itu," kata kamerawan Trans 7 
> > Ferry Rizky, didampingi reporter Dian, di Padang, Rabu (18/7).
>
> > Perlakuan tidak mengenakan itu terjadi, saat pengambilan gambar di objek 
> > wisata alam Jembatan Akar, Selasa (17/7), untuk disiarkan di Trans 7 
> > sebagai segmen tayangan anak-anak.
>
> > Padahal dari tayangan tersebut, objek wisata Jembatan Akar mendapat promosi 
> > ke tingkat nasional, dan semakin dikenal wisatawan, baik nusantara maupun 
> > mancanegara.
>
> > "Sejak awal kami memang menyiapkan 'dana terima kasih' bagi anak-anak yang 
> > dipakai sebagai figuran, namun cara memaksa ditunjukan oknum masyarakat 
> > setempat terasa tidak menyenangkan," katanya menyesalkan.
>
> > Ia menjelaskan, kronologis tindakan itu berawal dari pengambilan gambar di 
> > Jembatan Akar butuh maksimal lima orang anak untuk figuran. Namun saat 
> > syuting dilakukan, semakin banyak anak-anak datang dan minta ikut syuting.
>
> > Setelah itu datang warga (dewasa) yang memaksa agar jumlah anak ditambah, 
> > dan akhirnya ditambah menjadi tujuh. Tapi yang datang lebih dari sepuluh 
> > orang.
>
> > Usai pengambilan gambar, warga itu meminta bayaran Rp 50 ribu/anak untuk 
> > lebih dari tujuh anak. "Saya terpaksa negosiasi karena jika semua anak 
> > dibayar Rp50 ribu per orang, jelas dana kami tidak cukup, tapi mereka tetap 
> > memaksa," ujar Ferry.
>
> > Ia menambahkan, melalui negosisi akhirnya pihak Trans 7 hanya sanggup 
> > membayar Rp10 ribu per orang untuk tujuh anak dan akhirnya ditambah dua 
> > orang lagi karena ada yang menangis tidak mendapat bayaran.
>
> > "Sebelumnya kami juga harus mengeluarkan dana untuk membeli makanan siang 
> > bagi sejumlah anak tersebut," ujarnya. Selanjutnya, saat akan meninggalkan 
> > lokasi kembali datang seorang oknum warga yang meminta uang lokasi shooting 
> > sebesar Rp50 ribu.
>
> > "Kami kembali negosiasi dan disepakati Rp20 ribu. Kami lalu minta kuitansi 
> > uang-uang yang dikeluarkan untuk pertan

[EMAIL PROTECTED] Re: Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar

2007-07-20 Terurut Topik eth_saputra
Randai alah mulai ilang Da. Indak ado yang manonton. Baa pulo ka sampai carito 
tu...;-)
Wass
ET Hadi Saputra Katik Sati 34th
di tapi lauik Padang.

  - Original Message - 
  From: Yulnofrins Napilus 
  To: RantauNet@googlegroups.com 
  Cc: MAPPAS 
  Sent: Friday, July 20, 2007 5:56 PM
  Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar


  Kok sadonyo harus pakai melapor dan surek izin, alah samo pulo kito ju nagari 
kominih tuh mah...:)

  Sudah saatnya Sumbar membuat kampanye "SADAR WISATA". Edukasi wisata thd 
masyarakat sudah harus ditingkatkan. Kasih contoh2 dg ANGKA...!  Berapa besar 
ekonomi akan bergerak kalau wisatawan datang? Kalau wisatawan indak mau kembali 
ke Sumbar, berapa besar rakyat Sumbar akan merugi? Cobalah dg kasus seperti 
ini, berapa JUTA PEMIRSA kehilangan kesempatan melihat keunikan Pesisir 
Selatan. Artinya berapa MILYAR Sumbar kehilangan peluang PITIH masuak? 

  Kampanye dan billboard anti narkoba ado dimano-mano. Malah mau mambuek 
Penjara Narkoba segala. Kenapa kok kampanye SADAR WISATA ini belum bisa 
dilakukan...? 

  Tp mslhnya, yg akan mengkampanyekannya SUDAH SADAR belum ya...? Kok takuik 
berhadapan langsung dg masyarakat, manfaatkan dan jadikan "bumper" lembaga2 
independen seperti MAPPAS, Gebu Minang, HASS, Saudagar Minang dan 
Pemeduli-pemeduli kampuang lain2 itu... Cuman masalahnyo, apo pulo Perda nyo 
kalau akan bakarajo samo jo lembaga2 model iko. Apalagi kalau semua proyek jadi 
harus transparan...:)

  Kok jadi batele-tele surang ambo jadinyo ko ah...:D Randai se lah nan 
kamanyampaikan...

  Salam,
  Nofrins

  Rio Albert <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Program "Laptop Si Unyil"
> Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar
>
> Padang, 20 Juli 2007 08:58
> Dua orang kru program siaran "Laptop Si Unyil" Trans 7 diperas sejumlah 
warga di Jembatan Akar (jembatan yang terbuat dari akar pohon), Kab Pesisir 
Selatan (Pessel), Sumatera Barat.
>
> "Kami dimintai uang secara paksa, karena memakai lokasi untuk syuting, 
dan bayaran bagi anak-anak sebagai figuran pada segmen pengambilan gambar 
program `Laptop Si Unyil` di objek wisata itu," kata kamerawan Trans 7 Ferry 
Rizky, didampingi reporter Dian, di Padang, Rabu (18/7).
>
> Perlakuan tidak mengenakan itu terjadi, saat pengambilan gambar di objek 
wisata alam Jembatan Akar, Selasa (17/7), untuk disiarkan di Trans 7 sebagai 
segmen tayangan anak-anak.
>
> Padahal dari tayangan tersebut, objek wisata Jembatan Akar mendapat 
promosi ke tingkat nasional, dan semakin dikenal wisatawan, baik nusantara 
maupun mancanegara.
>
> "Sejak awal kami memang menyiapkan 'dana terima kasih' bagi anak-anak 
yang dipakai sebagai figuran, namun cara memaksa ditunjukan oknum masyarakat 
setempat terasa tidak menyenangkan," katanya menyesalkan.
>
> Ia menjelaskan, kronologis tindakan itu berawal dari pengambilan gambar 
di Jembatan Akar butuh maksimal lima orang anak untuk figuran. Namun saat 
syuting dilakukan, semakin banyak anak-anak datang dan minta ikut syuting.
>
> Setelah itu datang warga (dewasa) yang memaksa agar jumlah anak ditambah, 
dan akhirnya ditambah menjadi tujuh. Tapi yang datang lebih dari sepuluh orang.
>
> Usai pengambilan gambar, warga itu meminta bayaran Rp 50 ribu/anak untuk 
lebih dari tujuh anak. "Saya terpaksa negosiasi karena jika semua anak dibayar 
Rp50 ribu per orang, jelas dana kami tidak cukup, tapi mereka tetap memaksa," 
ujar Ferry.
>
> Ia menambahkan, melalui negosisi akhirnya pihak Trans 7 hanya sanggup 
membayar Rp10 ribu per orang untuk tujuh anak dan akhirnya ditambah dua orang 
lagi karena ada yang menangis tidak mendapat bayaran.
>
> "Sebelumnya kami juga harus mengeluarkan dana untuk membeli makanan siang 
bagi sejumlah anak tersebut," ujarnya. Selanjutnya, saat akan meninggalkan 
lokasi kembali datang seorang oknum warga yang meminta uang lokasi shooting 
sebesar Rp50 ribu.
>
> "Kami kembali negosiasi dan disepakati Rp20 ribu. Kami lalu minta 
kuitansi uang-uang yang dikeluarkan untuk pertanggungjawaban kepada kantor 
kami, para oknum itu tidak punya kuitansi dimaksud," kata Ferry.
>
> Atas peristiwa tidak mengenakan itu, rombongan kru Trans 7 bergegas 
meninggalkan Pessel menuju Padang, padahal sejak awal cukup banyak jadwal 
pengambilan gambar akan dilakukan di daerah itu, termasuk shooting kesenian 
tradisional "rabab pasisia".
>
> Menurut Dian, perlakuan tidak menyenangkan ini baru pertama dialami. Di 
sejumlah provinsi di Indonesia yang didatangi untuk pengambilan gambar program 
"Laptop Si Unyil", seperti Kalimantan dan Maluku, masyarakatnya menerima secara 
terbuka dan bersahabat. Tayangan program ini, dengan mengambil gambar pada 
sejumlah objek wisata di Indonesia juga sekaligus ajang promosi bagi daerah 
tersebut, tambahnya.
>
> Disesalkan
>
> Menanggapi kejadian itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumbar, 
James Hellyward 

[EMAIL PROTECTED] Menanti Punahnya Bahasa Ibu, di Sumatera 2 dari 13 bahasa daerah sudah punah .

2007-07-20 Terurut Topik zul amri
Jumat, 20 Juli 2007( Jawapos)

Terdesak Bahasa Indonesia dan Inggris

Globalisasi memang banyak mendatangkan dampak positif bagi kehidupan manusia. 
Sekat-sekat antara negara menjadi tipis sehingga pergaulan pun tak terbatas. 
Namun, justru karena itu, keragaman yang dimiliki akhirnya menjadi pudar. 
Begitu juga, kondisi bahasa daerah yang ada di Indonesia.

Indonesia dikenal sebagai negeri yang memiliki banyak keanekaragaman. Kondisi 
itu bisa dimaklumi. Wilayahnya yang luas dengan bentangan pulau dari ujung 
barat di Sabang hingga timur di Merauke sangat memungkinkan lahirnya berbagai 
ciri khas yang semakin memperkaya negeri ini. Demikian juga, kekayaan bahasa 
yang dimiliki. Hampir setiap daerah memiliki bahasa ibu yang menjadi ciri 
khasnya.

Departemen Pendidikan Nasional mencatat hingga kini terdapat 746 bahasa daerah 
yang telah teridentifikasi. Namun, 10 di antaranya telah masuk "kotak" alias 
punah. Tidak berhenti di situ. Ancaman kepunahan juga masih membayangi yang 
lain. Bahkan, menurut data yang terhimpun dalam buku Atlas of the World's 
Languages in Danger of Disappearing karya Stephen A. Wurm yang diterbitkan 
UNESCO pada 2001disebutkan bahwa potensi kepunahan bahasa-bahasa daerah 
tersebut bisa terjadi sangat cepat.

Dalam riset yang dilakukannya di sejumlah sekolah di Jakarta, banyak yang tidak 
menggunakan bahasa daerah sebagai alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. 
"Di rumah banyak orang tua yang tidak merasa penting menggunakannya," katanya. 
Hal itu ditambah dengan sekolah-sekolah yang tidak memiliki program bahasa 
daerah. "Sehari-hari mereka lebih memilih menggunakan bahasa gaul," sambungnya.

Tentu menjadi keprihatinan mengingat bahasa daerah merupakan salah satu pilar 
kebudayaan yang juga mencerminkan identitas masyarakat yang menggunakannya. Dia 
menengarai, adanya desakan dalam penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris 
dalam kehidupan masyarakat yang tidak tertata dengan baik menjadi salah satu 
penyebab hilangnya bahasa daerah itu.

Era globalisasi terkadang memang menjadi pilihan yang tidak mudah untuk 
menentukannya. Di satu sisi, ia menjadi jalan bagi adanya penyeragaman dan 
berujung pada kehidupan yang penuh dengan modernitas. Di sisi lain, eksistensi 
kebudayaan, termasuk bahasa daerah, tentu menjadi sebuah tantangan yang perlu 
mendapat perhatian ekstra. Alasannya, bahasa Inggris telah menjadi citra budaya 
global, sedangkan bahasa Indonesia menjadi sebuah wujud nasionalisme sebagai 
suatu bangsa.

Kepala Pusat Bahasa Depdiknas Dendy Sugono mengungkapkan, perlu sebuah 
penanganan khusus untuk menjaga kelestarian bahasa daerah. Di antaranya melalui 
upaya promosi dan pelestarian yang digalakkan mulai level pemerintah daerah, 
misalnya kabupaten dan kota. "Dalam pelestarian bahasa, kewenangan berada pada 
pemerintah daerah untuk mengembangkannya hingga pada masyarakat setempat," 
ujarnya.

Menurut Dendy, langkah yang perlu dilakukan adalah merevitalisasi bahasa daerah 
dengan budaya di daerah setempat. Dia mencontohkan bahasa Jawa. Pemerintah 
setempat bisa membudayakannya dengan budaya macapatan. Demikian juga di 
Sumatera, yang bisa dibiasakan melalui tradisi berpantunnya. 

Selain itu, dia menekankan pentingnya pengenalan bahasa daerah sejak dini 
kepada anak-anak. Dalam hal ini, keluarga memegang peran penting.

Mau tidak mau, harus ada sistem yang mampu menyinergikan antara bahasa daerah 
sebagai bahasa ibu, bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, dan bahasa 
Inggris sebagai bahasa internasional. (naufal widi a.r.) 


   
-
Pinpoint customers who are looking for what you sell. 
--~--~-~--~~~---~--~~
===
Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008.

Website: http://www.rantaunet.org
===
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB.
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email attachment, tidak dianjurkan! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim 
melalui jalur pribadi.
===
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di:
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id&cd=US&service=groups2.
==
-~--~~~~--~~--~--~---



[EMAIL PROTECTED] Re: Catatan "tercecer" si Malin Kundang

2007-07-20 Terurut Topik Yudi "KudaLiar"
>
>
>
> > CATATAN "TERCECER" SI MALIN KUNDANG
> >
> > I. Nama dan Gelar
> >
> > Sejak abak mati karena kerja rodi sebagai seorang
> > anak aku bertekat untuk menjadi anak yang berguna.
> > Membela ibuku. Niat itu kusampaikan pada ibu setelah
> > dia kembali dari kota Gede, dan segera ibu merobah
> > namaku dari si Buyung menjadi "Gunawan". Anak yang
> > berguna.
> >
> > Kemudian, setelah Islam masuk, tanpa setahuku ibu
> > memberikan nama tambahan di depan namaku itu dengan
> > "Muhammad". Dan setelah aku menaiki pelaminan,
> > orang-orang memanggil gelarku "Malin", maksudnya
> > mungkin orang yang soleh.
> >
> > Maka pergilah aku merantau. sewaktu aku pulang
> > sebentar melihat ibu, aku sempat bertanya kepadanya:
> > "Mak, kenapa sewaktu Belanda masuk atau Jepang
> > datang namaku tidak ditambah pula dengan "Albert
> > atau Yamaguci" misalnya. Ibuku menjadi marah dan dia
> > menggerutu. Mamakmu sendiri bergelar Datuk Bana Tan
> > Tapo, tetapi secuil pun tak pernah dia berusaha
> > menegakkan kebenaran dan takutnya pada orang kalau
> > diuji pendapatnya bukan main.
> >
> > Sekarang kau sudah dipanggil orang si Malin. Padahal
> > apa yang kau kerjakan di rantau menjadi "pancacak"
> > !?. O !, kalau begitu tahulah aku kini. Tampaknya
> > antara nama dan gelar seperti tidak ada hubungan
> > sama sekali dengan  tingkah laku dan perbuatan.
> >
> > II. Merantau Cina
> >
> > Sewaktu aku akan pergi merantau, ibuku berpesan:
> > "Malin, jangan lah kamu merantau Cina. Hujan emas di
> > negeri orang, hujan batu di negeri awak, lebih baik
> > juga negeri awak". Aku mengangguk mengiyakan.
> >
> > Tapi sewaktu orang-orang Cina sudah mulai membeli
> > tanah pusaka kami, ibuku segera mengirim surat kilat
> > khusus yang isinya: "Malin, merantaulah seperti Cina
> > !. Beli tanah dimana saja. Tanah pusaka kita
> > ternyata telah dikapling-kapling mereka !".
> >
> > Surat kilat khusus itu dibaca istriku, Puti Manih
> > Talonsong (sebelum menjadi isteriku, nama kecilnya
> > Cian Phao). Setelah surat itu dibacanya, dia
> > tersenyum. "Jangan tanahmu, kau sendiri kan sudah ku
> > kapling jauh sebelum itu"
> >
> > Maaf mamak Datuk !, kata aku kepada mamakku, aku
> > terpaksa kawin dengan Puti Manih Talonsong itu
> > karena aku dulu jadi anak semang Baba Laweh,
> > bapaknya.
> >
> > III. Anak dipangku Kemanakan. ?
> >
> > Restoran "Bim Bing" suasananya enak dan
> > remang-remang. Aku pelanggan restoran itu tanpa
> > setahu Cian Phao, soalnya ada Puti Basusual Intan
> > disana. Aku yakin dia sama asal atau sekampung
> > dengan ku, tapi separo mati pula dia bertahan
> > mengatakan tidak. Dalam pertengkaran itu aku pangku
> > dia habis-habisan. Tiba-tiba seorang tua
> > tertelungkup di depan kami, pingsan. Seteleh
> > ditelentangkan, Puti Basusual Intan terperanjat
> > "Ayahku !" teriaknya. Kuraba kepala yang pingsan
> > itu. Ternyata dia Datuk Bana Tan Tapo mamakku.
> > Rupanya dia jatuh pingsan melihat aku begitu penuh
> > nafsu memangku Puti Basusual Intan.
> >
> > Insiden kecil ini di jadikan Head Line Surat Kabar
> > "Datuk Bana Tan Tapo pingsan karena Anak dipangku
> > kemanakan di Bim Bing" ?.
> > Pada mulanya insiden, akhirnya menjadi petuah adat
> > sampai sekarang gara-gara wartawan.
> >
> > IV. "Rumah Gadang bapaga Adat"
> >
> > Aku sudah mengirimkan sejumlah uang berkali-kali
> > sebagaimana yang diminta mamakku Dt. Bana Tan Tapo
> > untuk menyiapkan "rumah gadang" kaum kami. Kemudian
> > ibuku mengirim surat pula supaya mengirimkan uang
> > lagi untuk membuat pagar rumah gadang itu. Semuanya
> > aku penuhi. Tapi sewaktu aku pulang ke kampung
> > melihat rumah gadang itu, ternyata tidak ada pagar
> > atau tanda akan diberi pagar. segera kutemui mamakku
> > Dt. Bana Tan Tapo menanyakan kenapa pagar belum juga
> > dibikin sedangkan uangnya sudah dikirim lebih.
> > "Rumah gadang bapagar Adat" Malin !, bukan berpagar
> > besi seperti rumah sekarang !, jawabnya tenang.
> >
> > Dan uang yang telah kukirimkan digunakan buat apa ?,
> > kan buat bikin pagar !, kataku kesal.
> > Sambil menangis merangkulku dia berbisik "Kau saja
> > sanggup beristeri sampai lima, pada hal kau belum
> > jadi Datuk !". Aku bingung !.
> >
> > "Uangmu telah kugunakan untuk kawin lagi, gengsi
> > kalau penghulu seperti aku tidak punya banyak
> > isteri, sepertinya aku tidak laku !".
> >
> > Mungkin inilah sebabnya rumah gadang di Minangkabau
> > semakin berkurang, kalau kemanakan di rantau selalu
> > mengirimkan uang disalah gunakan oleh mamaknya.
> >
> > V. "Masyarakat Ilmiah"
> >
> > Datuk-datuk yang selalu mengadakan rapat atau sidang
> > di Balai Adat mempunyai tata cara tersendiri. Setiap
> > kata harus dijelaskan arti dan maksudnya supaya
> > tidak terjadi kesalah pengertian. Dan bagi yang
> > memberikan jawaban, mengulang kembali penjelasan itu
> > dan setelah disepakati bahwa arti dan maksudnya
> > sama, baru persoalan dilanjutkan.
> >
> > Jika sekiranya yang dibicarakan tentang perkawinan,
> > terlebih dahulu disamakan pendapat tentang "kawin

[EMAIL PROTECTED] Re: Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar

2007-07-20 Terurut Topik Reni Sisri Yanti
Ciek lai da nof
   
  adiak2 wak yg baperan di sinan la di aja pulo yo ntuak mangarati pitih 
hahahaha, ponakan ambo jo dapek peran figuran seh la sanang nyo bia la cuma 
dapek makan siang  tp ponakan wak ndak dapek pitih manangih pulo ha ha ha 
padahal masou tv se harusnyo la sanang yo??? cubo adiak2 wak tuh saroman (kalau 
ndak salah )anak2 di JEJAK PETUALANG ( yg bawok acara anak gadih minang tuh da  
) kan kalau elok laku kali2 bisa di bawok liburan ke jakarta, ka dufan saroman 
anak2 kapatang ko 
   
  tu ka ba'a lai yo da.
   
  renny

Yulnofrins Napilus <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Kok sadonyo harus pakai melapor dan surek izin, alah samo pulo kito ju nagari 
kominih tuh mah...:)

Sudah saatnya Sumbar membuat kampanye "SADAR WISATA". Edukasi wisata thd 
masyarakat sudah harus ditingkatkan. Kasih contoh2 dg ANGKA...!  Berapa besar 
ekonomi akan bergerak kalau wisatawan datang? Kalau wisatawan indak mau kembali 
ke Sumbar, berapa besar rakyat Sumbar akan merugi? Cobalah dg kasus seperti 
ini, berapa JUTA PEMIRSA kehilangan kesempatan melihat keunikan Pesisir 
Selatan. Artinya berapa MILYAR Sumbar kehilangan peluang PITIH masuak? 

Kampanye dan billboard anti narkoba ado dimano-mano. Malah mau mambuek Penjara 
Narkoba segala. Kenapa kok kampanye SADAR WISATA ini belum bisa dilakukan...? 

Tp mslhnya, yg akan mengkampanyekannya SUDAH SADAR belum ya...? Kok takuik 
berhadapan langsung dg masyarakat, manfaatkan dan jadikan "bumper" lembaga2 
independen seperti MAPPAS, Gebu Minang, HASS, Saudagar Minang dan 
Pemeduli-pemeduli kampuang lain2 itu... Cuman masalahnyo, apo pulo Perda nyo 
kalau akan bakarajo samo jo lembaga2 model iko. Apalagi kalau semua proyek jadi 
harus transparan...:)

Kok jadi batele-tele surang ambo jadinyo ko ah...:D Randai se lah nan 
kamanyampaikan...

Salam,
Nofrins

Rio Albert <[EMAIL PROTECTED]> wrote:> Program "Laptop Si Unyil"
> Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar
>
> Padang, 20 Juli 2007 08:58
> Dua orang kru program siaran "Laptop Si Unyil" Trans 7 diperas sejumlah warga 
> di Jembatan Akar (jembatan yang terbuat dari akar pohon), Kab Pesisir Selatan 
> (Pessel), Sumatera Barat.
>
> "Kami dimintai uang secara paksa, karena memakai lokasi untuk syuting, dan 
> bayaran bagi anak-anak sebagai figuran pada segmen pengambilan gambar program 
> `Laptop Si Unyil` di objek wisata itu," kata kamerawan Trans 7 Ferry Rizky, 
> didampingi reporter Dian, di Padang, Rabu (18/7).
>
> Perlakuan tidak mengenakan itu terjadi, saat pengambilan gambar di objek 
> wisata alam Jembatan Akar, Selasa (17/7), untuk disiarkan di Trans 7 sebagai 
> segmen tayangan anak-anak.
>
> Padahal dari tayangan tersebut, objek wisata Jembatan Akar mendapat promosi 
> ke tingkat nasional, dan semakin dikenal wisatawan, baik nusantara maupun 
> mancanegara.
>
> "Sejak awal kami memang menyiapkan 'dana terima kasih' bagi anak-anak yang 
> dipakai sebagai figuran, namun cara memaksa ditunjukan oknum masyarakat 
> setempat terasa tidak menyenangkan," katanya menyesalkan.
>
> Ia menjelaskan, kronologis tindakan itu berawal dari pengambilan gambar di 
> Jembatan Akar butuh maksimal lima orang anak untuk figuran. Namun saat 
> syuting dilakukan, semakin banyak anak-anak datang dan minta ikut syuting.
>
> Setelah itu datang warga (dewasa) yang memaksa agar jumlah anak ditambah, dan 
> akhirnya ditambah menjadi tujuh. Tapi yang datang lebih dari sepuluh orang.
>
> Usai pengambilan gambar, warga itu meminta bayaran Rp 50 ribu/anak untuk 
> lebih dari tujuh anak. "Saya terpaksa negosiasi karena jika semua anak 
> dibayar Rp50 ribu per orang, jelas dana kami tidak cukup, tapi mereka tetap 
> memaksa," ujar Ferry.
>
> Ia menambahkan, melalui negosisi akhirnya pihak Trans 7 hanya sanggup 
> membayar Rp10 ribu per orang untuk tujuh anak dan akhirnya ditambah dua orang 
> lagi karena ada yang menangis tidak mendapat bayaran.
>
> "Sebelumnya kami juga harus mengeluarkan dana untuk membeli makanan siang 
> bagi sejumlah anak tersebut," ujarnya. Selanjutnya, saat akan meninggalkan 
> lokasi kembali datang seorang oknum warga yang meminta uang lokasi shooting 
> sebesar Rp50 ribu.
>
> "Kami kembali negosiasi dan disepakati Rp20 ribu. Kami lalu minta kuitansi 
> uang-uang yang dikeluarkan untuk pertanggungjawaban kepada kantor kami, para 
> oknum itu tidak punya kuitansi dimaksud," kata Ferry.
>
> Atas peristiwa tidak mengenakan itu, rombongan kru Trans 7 bergegas 
> meninggalkan Pessel menuju Padang, padahal sejak awal cukup banyak jadwal 
> pengambilan gambar akan dilakukan di daerah itu, termasuk shooting kesenian 
> tradisional "rabab pasisia".
>
> Menurut Dian, perlakuan tidak menyenangkan ini baru pertama dialami. Di 
> sejumlah provinsi di Indonesia yang didatangi untuk pengambilan gambar 
> program "Laptop Si Unyil", seperti Kalimantan dan Maluku, masyarakatnya 
> menerima secara terbuka dan bersahabat. Tayangan program ini, dengan 
> mengambil gambar pada sejumlah objek wisata di Indonesia juga sekaligus aj

[EMAIL PROTECTED] Re: Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar

2007-07-20 Terurut Topik Dr.Saafroedin BAHAR

Assalamualaikum w.w. sanak sa palanta,

Sudah barang tentu kita ucapkan terima kasih kepada
Kepala Dinas Budpar yang akan mengambil langkah
perbaikan terhadap kasus yang sangat merugikan ini.

Bersamaan dengan itu rasanya memang perlu ada dukungan
yang kuat, mulai dari para kepala daerah tingkat dua
sampai ke tingkat wali nagari, terhadap program
pariwisata ini. Selain itu, mengingat kondisi ekonomi
desa yang umumnya berkekurangan, kelihatannya juga
perlu ada penjelasan berapa honor yang lazim untuk
figuran dalam opname foto atau film/video.

Bagaimana  sebaiknya pak Nofrins?

Wassalam,
Saafroedin Bahar


--- Rio Albert <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> 
> > Program "Laptop Si Unyil"
> > Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar
> >
> > Padang, 20 Juli 2007 08:58
> > Dua orang kru program siaran "Laptop Si Unyil"
> Trans 7 diperas sejumlah warga di Jembatan Akar
> (jembatan yang terbuat dari akar pohon), Kab Pesisir
> Selatan (Pessel), Sumatera Barat.
> >
> > "Kami dimintai uang secara paksa, karena memakai
> lokasi untuk syuting, dan bayaran bagi anak-anak
> sebagai figuran pada segmen pengambilan gambar
> program `Laptop Si Unyil` di objek wisata itu," kata
> kamerawan Trans 7 Ferry Rizky, didampingi reporter
> Dian, di Padang, Rabu (18/7).
> >
> > Perlakuan tidak mengenakan itu terjadi, saat
> pengambilan gambar di objek wisata alam Jembatan
> Akar, Selasa (17/7), untuk disiarkan di Trans 7
> sebagai segmen tayangan anak-anak.
> >
> > Padahal dari tayangan tersebut, objek wisata
> Jembatan Akar mendapat promosi ke tingkat nasional,
> dan semakin dikenal wisatawan, baik nusantara maupun
> mancanegara.
> >
> > "Sejak awal kami memang menyiapkan 'dana terima
> kasih' bagi anak-anak yang dipakai sebagai figuran,
> namun cara memaksa ditunjukan oknum masyarakat
> setempat terasa tidak menyenangkan," katanya
> menyesalkan.
> >
> > Ia menjelaskan, kronologis tindakan itu berawal
> dari pengambilan gambar di Jembatan Akar butuh
> maksimal lima orang anak untuk figuran. Namun saat
> syuting dilakukan, semakin banyak anak-anak datang
> dan minta ikut syuting.
> >
> > Setelah itu datang warga (dewasa) yang memaksa
> agar jumlah anak ditambah, dan akhirnya ditambah
> menjadi tujuh. Tapi yang datang lebih dari sepuluh
> orang.
> >
> > Usai pengambilan gambar, warga itu meminta bayaran
> Rp 50 ribu/anak untuk lebih dari tujuh anak. "Saya
> terpaksa negosiasi karena jika semua anak dibayar
> Rp50 ribu per orang, jelas dana kami tidak cukup,
> tapi mereka tetap memaksa," ujar Ferry.
> >
> > Ia menambahkan, melalui negosisi akhirnya pihak
> Trans 7 hanya sanggup membayar Rp10 ribu per orang
> untuk tujuh anak dan akhirnya ditambah dua orang
> lagi karena ada yang menangis tidak mendapat
> bayaran.
> >
> > "Sebelumnya kami juga harus mengeluarkan dana
> untuk membeli makanan siang bagi sejumlah anak
> tersebut," ujarnya. Selanjutnya, saat akan
> meninggalkan lokasi kembali datang seorang oknum
> warga yang meminta uang lokasi shooting sebesar Rp50
> ribu.
> >
> > "Kami kembali negosiasi dan disepakati Rp20 ribu.
> Kami lalu minta kuitansi uang-uang yang dikeluarkan
> untuk pertanggungjawaban kepada kantor kami, para
> oknum itu tidak punya kuitansi dimaksud," kata
> Ferry.
> >
> > Atas peristiwa tidak mengenakan itu, rombongan kru
> Trans 7 bergegas meninggalkan Pessel menuju Padang,
> padahal sejak awal cukup banyak jadwal pengambilan
> gambar akan dilakukan di daerah itu, termasuk
> shooting kesenian tradisional "rabab pasisia".
> >
> > Menurut Dian, perlakuan tidak menyenangkan ini
> baru pertama dialami. Di sejumlah provinsi di
> Indonesia yang didatangi untuk pengambilan gambar
> program "Laptop Si Unyil", seperti Kalimantan dan
> Maluku, masyarakatnya menerima secara terbuka dan
> bersahabat. Tayangan program ini, dengan mengambil
> gambar pada sejumlah objek wisata di Indonesia juga
> sekaligus ajang promosi bagi daerah tersebut,
> tambahnya.
> >
> > Disesalkan
> >
> > Menanggapi kejadian itu, Kepala Dinas Kebudayaan
> dan Pariwisata Sumbar, James Hellyward di Padang,
> Jumat (20/7) mengatakan, pihaknya menyesalkan
> kejadian itu. Tindakan warga masyarakat sekitar
> Jembatan Akar itu merugikan promosi wisata daerah
> Sumbar.
> >
> > "Tindakan oknum itu merugikan promosi wisata
> Pessel dan Sumbar. Perilaku seperti itu harus
> diatasi semua pihak agar tidak terulang kembali,"
> katanya.
> >
> > Guna mengatasi kejadian serupa, Disbudpar akan
> terus melakukan upaya-upaya dan sosialisasi
> penyadaran akan pentingnya dunai pariwisata.
> >
> > Di lain pihak, James menyarankan agar para
> wartawan, khususnya kru TV nasional, agar
> berkoordinasi terlebih dahulu dengan pihak terkait,
> bila ingin melakukan peliputan di lokasi wisata.
> >
> > "Jika ada koordinasi dan mereka melapor, tentu
> kewajiban kita untuk mengawal selama berada di objek
> wisata," janjinya. [TMA, Ant]
> > http://www.gatra.com/artikel.php?id=106229
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> Disclaimer: Although this message has been checked
> for all known viruses
>  using 

[EMAIL PROTECTED] Re: Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar

2007-07-20 Terurut Topik Yulnofrins Napilus
Kok sadonyo harus pakai melapor dan surek izin, alah samo pulo kito ju nagari 
kominih tuh mah...:)

Sudah saatnya Sumbar membuat kampanye "SADAR WISATA". Edukasi wisata thd 
masyarakat sudah harus ditingkatkan. Kasih contoh2 dg ANGKA...!  Berapa besar 
ekonomi akan bergerak kalau wisatawan datang? Kalau wisatawan indak mau kembali 
ke Sumbar, berapa besar rakyat Sumbar akan merugi? Cobalah dg kasus seperti 
ini, berapa JUTA PEMIRSA kehilangan kesempatan melihat keunikan Pesisir 
Selatan. Artinya berapa MILYAR Sumbar kehilangan peluang PITIH masuak? 

Kampanye dan billboard anti narkoba ado dimano-mano. Malah mau mambuek Penjara 
Narkoba segala. Kenapa kok kampanye SADAR WISATA ini belum bisa dilakukan...? 

Tp mslhnya, yg akan mengkampanyekannya SUDAH SADAR belum ya...? Kok takuik 
berhadapan langsung dg masyarakat, manfaatkan dan jadikan "bumper" lembaga2 
independen seperti MAPPAS, Gebu Minang, HASS, Saudagar Minang dan 
Pemeduli-pemeduli kampuang lain2 itu... Cuman masalahnyo, apo pulo Perda nyo 
kalau akan bakarajo samo jo lembaga2 model iko. Apalagi kalau semua proyek jadi 
harus transparan...:)

Kok jadi batele-tele surang ambo jadinyo ko ah...:D Randai se lah nan 
kamanyampaikan...

Salam,
Nofrins

Rio Albert <[EMAIL PROTECTED]> wrote:> Program "Laptop Si Unyil"
> Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan  Akar
>
> Padang, 20 Juli 2007 08:58
> Dua orang kru program  siaran "Laptop Si Unyil" Trans 7 diperas sejumlah 
> warga di Jembatan Akar  (jembatan yang terbuat dari akar pohon), Kab Pesisir 
> Selatan (Pessel), Sumatera  Barat.
>
> "Kami dimintai uang secara paksa, karena memakai lokasi  untuk syuting, dan 
> bayaran bagi anak-anak sebagai figuran pada segmen  pengambilan gambar 
> program `Laptop Si Unyil` di objek wisata itu," kata  kamerawan Trans 7 Ferry 
> Rizky, didampingi reporter Dian, di Padang, Rabu  (18/7).
>
> Perlakuan tidak mengenakan itu terjadi, saat pengambilan  gambar di objek 
> wisata alam Jembatan Akar, Selasa (17/7), untuk disiarkan di  Trans 7 sebagai 
> segmen tayangan anak-anak.
>
> Padahal dari tayangan  tersebut, objek wisata Jembatan Akar mendapat promosi 
> ke tingkat nasional, dan  semakin dikenal wisatawan, baik nusantara maupun 
> mancanegara.
>
>  "Sejak awal kami memang menyiapkan 'dana terima kasih' bagi anak-anak yang  
> dipakai sebagai figuran, namun cara memaksa ditunjukan oknum masyarakat 
> setempat  terasa tidak menyenangkan," katanya menyesalkan.
>
> Ia menjelaskan,  kronologis tindakan itu berawal dari pengambilan gambar di 
> Jembatan Akar butuh  maksimal lima orang anak untuk figuran. Namun saat 
> syuting dilakukan, semakin  banyak anak-anak datang dan minta ikut syuting.
>
> Setelah itu  datang warga (dewasa) yang memaksa agar jumlah anak ditambah, 
> dan akhirnya  ditambah menjadi tujuh. Tapi yang datang lebih dari sepuluh  
> orang.
>
> Usai pengambilan gambar, warga itu meminta bayaran Rp 50  ribu/anak untuk 
> lebih dari tujuh anak. "Saya terpaksa negosiasi karena jika  semua anak 
> dibayar Rp50 ribu per orang, jelas dana kami tidak cukup, tapi mereka  tetap 
> memaksa," ujar Ferry.
>
> Ia menambahkan, melalui negosisi  akhirnya pihak Trans 7 hanya sanggup 
> membayar Rp10 ribu per orang untuk tujuh  anak dan akhirnya ditambah dua 
> orang lagi karena ada yang menangis tidak  mendapat bayaran.
>
> "Sebelumnya kami juga harus mengeluarkan dana  untuk membeli makanan siang 
> bagi sejumlah anak tersebut," ujarnya. Selanjutnya,  saat akan meninggalkan 
> lokasi kembali datang seorang oknum warga yang meminta  uang lokasi shooting 
> sebesar Rp50 ribu.
>
> "Kami kembali negosiasi  dan disepakati Rp20 ribu. Kami lalu minta kuitansi 
> uang-uang yang dikeluarkan  untuk pertanggungjawaban kepada kantor kami, para 
> oknum itu tidak punya kuitansi  dimaksud," kata Ferry.
>
> Atas peristiwa tidak mengenakan itu,  rombongan kru Trans 7 bergegas 
> meninggalkan Pessel menuju Padang, padahal sejak  awal cukup banyak jadwal 
> pengambilan gambar akan dilakukan di daerah itu,  termasuk shooting kesenian 
> tradisional "rabab pasisia".
>
> Menurut  Dian, perlakuan tidak menyenangkan ini baru pertama dialami. Di 
> sejumlah  provinsi di Indonesia yang didatangi untuk pengambilan gambar 
> program "Laptop Si  Unyil", seperti Kalimantan dan Maluku, masyarakatnya 
> menerima secara terbuka dan  bersahabat. Tayangan program ini, dengan 
> mengambil gambar pada sejumlah objek  wisata di Indonesia juga sekaligus 
> ajang promosi bagi daerah tersebut,  tambahnya.
>
> Disesalkan
>
> Menanggapi kejadian itu,  Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumbar, 
> James Hellyward di Padang, Jumat  (20/7) mengatakan, pihaknya menyesalkan 
> kejadian itu. Tindakan warga masyarakat  sekitar Jembatan Akar itu merugikan 
> promosi wisata daerah  Sumbar.
>
> "Tindakan oknum itu merugikan promosi wisata Pessel dan  Sumbar. Perilaku 
> seperti itu harus diatasi semua pihak agar tidak terulang  kembali," katanya.
>
> Guna mengatasi kejadian serupa, Disbudpar  akan terus melakukan u

[EMAIL PROTECTED] Re: BPS: Data Tingkat Kemiskinan Thn 2007 --> baa di nagari-nagari kito ?

2007-07-20 Terurut Topik Dr.Saafroedin BAHAR

Waalaikumsalam w.w. Nanda Hadi,

Alhamdulillah alah ado data nan labiah akurat tantang
kondisi Ranah nan kito cintoi itu. Kok buliah, ambo
harokkan dapek sagalo data nan la ado tu ditayangkan
di RN ko atau dikirkm malalui japri, supayo kasimpulan
nan kito ambiak ado dasarnyo dalam kanyataan.

Wassalam,
Saafroedin Bahar

--- [EMAIL PROTECTED] wrote:

> 
> Assalamualaikum wr wb
> Ambo setuju 100%. Data BPS sama saja dengan
> data-data yang dihimpun oleh 
> lembaga2 lain seperi Nielsen. Tidak ada yang bisa
> dijadikan benchmark. 
> Banyak hal yang mempengaruhi sehingga metode
> penelitian dan survey mereka 
> tidak dapat dipertanggungjawabkan sebagai acuan.
> Apalagi dijadikan acuan 
> dalam memulai bisnis.
> Setelah berpuluh tahun saya mencoba melakukan usaha
> dinagari urang, saya dan 
> teman2 mengalami kesulitan yang sangat besar
> mendapatkan data di Sumatera 
> Barat. Jangankan mendapatkan analisa yang baik,
> mendapatkan data yang valid 
> saja, susahnya bukan main.
> Namun, setelah enam bulan melakukan riset secara
> independen, terlihat 
> sebenarnya kondisi ekonomi Sumbar tidaklah jelek.
> Bahkan kami merasa saatnya 
> sekarang bisa terjadi boom (economic growth) di
> Sumbar. Sangat banyak 
> pengusaha-pengusaha muda memulai melakukan usaha di
> Sumbar. Sektor real 
> mulai mengeliat. Saatnya bagi Pemda mulai melakukan
> tindakan tindakan yang 
> membumi. Yang mampu mendorong lebih banyak pengusaha
> 'pulang kampuang'.
> Adanya kegiatan SSM2007, Program bidang ekonomi Gebu
> Minang, MPKAS, MAPPAS, 
> West Coast Development Institute, sangat diharapkan
> mampu menjadi stimulan 
> bagi perkembangan ekonomi Sumbar. Saatnya juga bagi
> Pemda menata ulang 
> kemampuan aparat agar bisa mengambil momen ini.
> Tirulah Jawa Timur yang 
> sangat transparant dalam mengelola daerahnya.
> Gantilah orang-orang yang 
> memang perlu diganti. Kendala kendala yang dihadapi
> mulailah di identifikasi 
> dan diambil tindakan. Kalau mau studi bandung, ngga
> perlu keluar negeri. 
> Cukup datang kepelosok-pelosok Sumbar. Sangat banyak
> cadiak pandai yang bisa 
> dijadikan tampek batanyo. Yang perlu diraih
> sebenarnya adalah kemampuan 
> Manajemen dan Marketing. Bagaimana aparat Pemda
> memiliki kemampuan manjemen 
> yang baik. Potensi Sumbar sangat besar, mari kita
> bangun sama-sama.
> Wassalam
> ET Hadi Saputra Katik Sati 34th
> di tapi lauik Padang.
> "MARI PULANG MEMBANGUN NAGARI"
> 
> - Original Message - 
> From: "Arnoldison" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: "Dr.Saafroedin BAHAR"
> 
> Sent: Friday, July 20, 2007 11:21 PM
> Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: [Wisata Minang] BPS: Data
> Tingkat Kemiskinan Thn 
> 2007 --> baa di nagari-nagari kito ?
> 
> 
> >
> > 
> 
>
> 
> 



   

Got a little couch potato? 
Check out fun summer activities for kids.
http://search.yahoo.com/search?fr=oni_on_mail&p=summer+activities+for+kids&cs=bz
 

--~--~-~--~~~---~--~~
===
Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008.

Website: http://www.rantaunet.org
===
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB.
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email attachment, tidak dianjurkan! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim 
melalui jalur pribadi.
===
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di:
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id&cd=US&service=groups2.
==
-~--~~~~--~~--~--~---



[EMAIL PROTECTED] RE : [EMAIL PROTECTED] Re: Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar

2007-07-20 Terurut Topik Tanjuang Heri
Ikolah tantangan bagi kito nan mungkin bisa manggarik barang saketek. Kok lai 
ado nan sadar wisata di kampuang, inyolah nan ka maagiah pangaratian ka urang 
kampuang masalah iko. 
   
  Tagantuang dari kito kini, apo kito ka manarimo se keadaan co iko? ndak 
mungkin kan? Urang awak di kampuang mungkin paralu diagiah contoh dek urang 
kampuang surang, ndak mungkin kito maukua ukua jo nagari lain. Jalani se apo 
nan mungkin kito jalani , tantunyo nan elok utk rang rami... kok ka dipapanjang 
kaji tu, makin panjang jo ndak ka salasai do... elok dipunta se banang tu bia 
singkek kaji tu.
   
  Baa tu sanak sapalanta?
   
  Heri

chaidir latief <[EMAIL PROTECTED]> a écrit :
  Kalau harus melapor dan harus dikawal Berapa petugas yang harus 
dipersiapkan Bilo awak kamaju caro bapikie sanak 

  - Original Message 
From: YPC - 19 Azizar Aras <[EMAIL PROTECTED]>
To: RantauNet@googlegroups.com
Sent: Friday, July 20, 2007 3:48:28 AM
Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar

  Perlu tindakan tegas bukan terkesan menghindar, tidak koordinasilah,
tidak melaporlah itu selalu menjadi sector bela diri setiap aparat
dimana saja namun hal yang sama terjadi terus berulang ulang mau
diapakan, penegakan hukum kunci jawaban ndak pandang bulu, pemerasan
bisa dipakai sebagai alas tuntutan kan






   
-
 Ne gardez plus qu'une seule adresse mail ! Copiez vos mails vers Yahoo! Mail 
--~--~-~--~~~---~--~~
===
Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008.

Website: http://www.rantaunet.org
===
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB.
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email attachment, tidak dianjurkan! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim 
melalui jalur pribadi.
===
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di:
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id&cd=US&service=groups2.
==
-~--~~~~--~~--~--~---



[EMAIL PROTECTED] Re: Catatan "tercecer" si Malin Kundang ---> baa jawaban Dt Bana Tan Tapo ?

2007-07-20 Terurut Topik Dr.Saafroedin BAHAR

Waalaikumsalam w.w. Sanak Zulfikri,

Ambo basuo babarapo kali jo pak Wisran Hadi, antaro
lain di Semiloka RPJM Sumatera Barat Desember 2005 di
Bukit Tinggi, di Kongres Kebudayaan Minangkabau bulan
November 2006 di Padang, dan di Lokakarya panyusunan
RPJP Sumatera Barat 2005-2025 bulan Juli 2007 di Bukit
Tinggi.

Ambo sapandapek jo baliau tantang kondisi Masyarakat
Minangkabau nan baliau caliak sahari-hari, nan memang
paralu bana kito kritisi sacaro realistik. Sapanjang
pangatahuan ambo, alun paranah ado panalitian khusus
tantang para pemangku adat kito tu. 

Alhamdulillah, wakatu ambo ka baliak ka Jkt dari
Padang patangahan bulan Juli ko, ambo basuo jo surang
anak mudo bapandidikan master dari Unand nan baminat
untuak malakukan panalitian ko. Ambo dorong nanda kito
tu untuk mancari scholarship malanjuikkan panalitian
tentang korps pemangku adat jo, jo tema: "Dinamika
Peran Kepemimpinan Tradisional dalam Masyarakat dengan
Sistem Kekerabatan Matrilineal". Baliau sabana
entusias, dan mari kito tunggu tigo atau ampek tahun
lai, mudah-mudahan baliau barhasil. Kalau jadi,
mungkin itu doktor paratamo nan maambiak objek
panalitiannyo tantang pemangku adat Minangkabau.

Sudah tantu ado risiko dibangihi urang, tapi demi
kabanaran rasonyo risiko tu haruih diambiak. Ambo
basyukur, sawakatu kunjuangan ambo ka Sumatera Barat
baru-baru ko, ambo basuo jo babarapo datuak terpelajar
nan mampu sacaro jujur maadokan introspeksi dan kritik
taradok 'korps' baliau-baliau. Alhamdulillah. Sabab
acok kajadian bahaso dalam kanyataan nan tajadi indak
sasuai jo indahnyo papatah-patitih. 

Kalau para pemangku adat kito ado baalam lapang, ambo
picayo bahaso sagalo kritik ko akan ditarimo jo sanang
hati. Apolagi baliau-baliau kan manusia juo, indak ka
lapeh dari kekurangan dan kalamahan. Sadangkan
Presiden jo Wakil Ptresiden sajo lai dikritik urang.

Nampaknyo kritik taradok para datuak iko bukan hal
baru. Dalam RN ko dulu juo ado sindiran tajam taradok
tujuah macam panghulu, nan kabanyo diambiak dari buku
'Rancak di Labuah'. 

Ingin bana ambo mambaco buku tasabuik. Sia sanak nan
punyo ?

Wassalam,
Saafroedin Bahar

Wassalam,
Saafroedin Bahar



--- [EMAIL PROTECTED] wrote:

> 
> Waalaikumussalam, wr. wbr.
> 
> Pak Saaf, dan sanak lainnyo di palanta ko.
> Ambo maarokan baitu juo, kok dapek Pak Wisran Hadi,
> mancari catatan nan
> taicia nan lain dari si Malin Kundang, baa kiro-kiro
> jawek Dt. Bana Tan Tapo
> atau jawek si Malin Kundang mandanga kecek mamaknyo
> Dt. Bana Tan Tapo "Hanyo
> anjiang nan mamakan hukum" tu. Sapinteh lalu
> nampaknyo di dalam  carito ko,
> sasuai jo kecek biai (amai) si Malin Kundang bahwa
> mamak si Malin Kundang
> indak panah managakkan kabanaran sausuai jo galanya
> Dt. Bana Tan Tapo, tapi
> mancaliak ucapan Dt. Bana Tan Tapo, tantu nan
> "anjiang nan mamakan hukum"
> tu, adolah Dt. Bana Tan Tapo tu sandiri nampaknyo,
> keh.. keh.., keeeh
> 
> Pak Saaf, Catatan Tercecer si Malin Kundang nan ambo
> postingkan ko, jadi
> kenangan tersendiri bagi ambo di palanta rantaunet
> ko, 4 tahun nan lalu,
> sawaktu ambo baru manjadi anggota palanta rantaunet
> dan postingan nan
> partamu ambo sasudah parkenalan diri adolah carito
> ko. Karano ambo
> mampostingkan carito wakatu tu, sakuduang-sakuduang,
> dan indok pulo ambo
> sabuikkan sia nan magarang, ambo dipasokokan oleh
> dunsanak di palanta ko
> basamo-samo sabagai urang nan malecehan
> datuak-datuak, dan telah melanggar
> aturan tata taratik palanta ko, eee.. satalah ambo
> sabuikan si nan
> mangarang, baru ambo lega, karano ambo indak di cap
> lai sabagai urang nan
> malecehan datuak-datuak dan nan malangga tata
> taratik palanta lapau
> rantaunet.
> 
> Ambo lai acok mandanga kuliah Adat dari Pak Wisran
> Hadi TVRI Sumbar (Padang)
> satiok hari sabtu sore, tapi ambo indak tau e-mail
> baliau atau apokoh baliau
> ado bagabung di palanta rantaunet ko ?
> 
> Wassalam,
> Z. Rang Kayo Mulie (54)
> 
> - Original Message - 
> From: "Dr.Saafroedin BAHAR" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: 
> Sent: Friday, July 20, 2007 3:25 AM
> Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Catatan "tercecer" si
> Malin Kundang ---> baa
> jawaban Dt Bana Tan Tapo ?
> 
> 
> >
> > Assalamualaikum w.w. Sanak Zulfikri,
> >
> > Tarimo kasih ateh kiriman karangan Pak Wisran Hadi
> nan
> > di bawah ko. Ambo sabana tagalak sengeng  mambaco
> > sindiran aluih baliau ko.
> >
> > Supayo kato bajawab, gayuang basambuik, ingin bana
> > ambo mambaco apo tanggapan dari "Dt. Bana Tan
> Tapo"
> > atau nan mawakili baliau, taradok sindiran ko. Kan
> > indak sero kalau kito hanyo mambaco kritik safihak
> > sajo.
> >
> > Atau kito mintak Pak Wisran Hadi untuak
> manaruihkan
> > karangan baliau ko, icak-icak marupokan jawaban
> dari
> > "Dt Bana Tan Tapo" tu ?
> >
> > Wassalam,
> > Saafroedin Bahar
> 
> 
>
> 
> 



   

Building a website is a piece of cake. Yahoo! Small Business gives you all the 
tools to get online.
http://smallbusin

[EMAIL PROTECTED] Re: Fwd: [KOMNAS_HAM] Re: Siaran Pers LBH Padang : Rapor Merah Pelaksanaan HAM di Sumatera Barat

2007-07-20 Terurut Topik Dr.Saafroedin BAHAR

Waalaikumsalam w.w. Nanda Arnoldison,

Tarimo kasih ateh paratian Nanda taradok masalah HAM
ko, yaitu masalah nan manyangkuik kapantingan kito
sadonyo.

Sudah barang tantu nan ka paliang banyak malakukan
pelanggaran HAM adolah pemerintah,badan legialstif,
dan kepolisian, karano badan-badan tu nan punyo
kekuasaan dan bisa manyalahgunokannyo sacaro marugikan
hak asasi urang lain.

Memang banyak bisa katarangan taradok siaran pers LBH
Padang itu: bisa dek maningkeknyo kasadaran warga
malapor, bisa juo dek karano rajinnyo LBH Padang
mangumpuakan data tantang pelanggaran HAM nan tajadi
dalam masyarakat.

Ado ciek lai, apo kriteria nan dipakai tantang
pelanggaran HAM akan mampangaruhi data nan takumpua.
Dapek ambo sampaikan bahaso palanggaran HAM dapek
dilakukan siapo sajo, salain dek pamerintah sipil, dek
militer atau polisi, bisa juo dek perusahaan, LSM,
bahkan dek urang surang. [Tantu bisa juo dek ayah atau
ibu, para niniak mamak, ulama, atau cadiak pandai,
atau sia sajo].

Dalam semiloka nan diadokan jajaran Komnas HAM jo FH
Unand, ambo dorong adonyo pambahasan tantang
masyarakat Minangkabau dari perspektif HAM, khususnya
tantang anak, padusi, dan urang tuo/urang gaek, dan
masalah-masalah khas lainnyo. Sakadar pandangan
ringkas tantang semiloka tu silakan liek situs ambo
http://www.saafroedinbahar.grahacitra.com.

Ambo agak takajuik sawakatu mangatahui bahaso hampia
50% anak-anak di Ranah [nan saharusnyo mandapek
paratian nan elok dari duo urang senior, ayah jo
mamak, maklum "anak dipangku kamakanan dibimbiang"]
tanyato kurang gizi atau gizi buruak, pendek atau
kuruih-kuruih. 

Iko aratinyo para urang gaek mereka jo mamak-mamak
mereka malakukan palanggaran hak anak 'by omission'.
Mungkin pado suatu saat ado kabaranian LBH untuk
mangadukan baliau-baliau nan lalai ti ka pangadilan,
khususnyo bila urang tuo atau mamak-mamaknyo kayo tapi
kurang paratian ka kapantingan anak jo kamanakan. Kito
kan alah punyo UU Pelindungan Hak Anak.

Wassalam,
Saafroedin Bahar


--- Arnoldison <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> 
> 
>Wassalamu'alaykum wr.wb
> 
>Pak Saf, apokah dapat disimpulkan bahwa
> peningkatan data
>pelanggaran HAM di Sumatara Barat sebagai suatu
> tanda
>meningkatnya kesadaran masyarakat akan hak-haknya
>  dalam
>bentuk pengaduan yang diterima oleh HAM. ?
>Atau sebagai suatu bentuk kerja bagus dari LBH
> sumatra Barat yang
>mampu menjaring persoalan-persoalan pelanggaran
> HAM yang ada
>dimasyarakat. ?
> 
>Menarik pernyataan kutipan dibawah ini :
>
>"Peningkatan  tajam  kasus  pelanggaran  HAM di
> Sumatera Barat, dari
>awal   telah  diprediksi  LBH  Padang  seiring 
> dengan  peningkatan
>kebijakan politik pemerintah pro investasi,
> maraknya kasus korupsi,
>illegal  logging  dan pengusuran terhadap
> masyarakat serta minimnya
>alokasi APBN dan APBD dalam pemenuhan hak-hak
> dasar rakyat. Kondisi
>miris  ini  diperkuat  dengan  fakta 
> identifikasi  pelaku  (aktor)
>pelanggaran  HAM,  dimana  pemerintah  (126 
> kasus), legislatif (96
>kasus)  dan kepolisian (42 kasus) menjadi pelaku
> dominan dan paling
>sering melakukan pelanggaran HAM di Sumatera
> Barat tahun 2007."
> 
>Ternyata yang banyak melakukan pelanggaran HAM
> adalah pemerintah,
>legislatif, dan kepolisian. Kenapa bisa terjadi
> demikian pak Saf?
>
> 
>Terimakasih
> 
> 
>Wassalamu'alaykum wr.wb
> 
> 
>Arnoldison
>
>
> 
> Thursday, July 19, 2007, 1:37:37 PM, you wrote:
> 
> DSB> Note: forwarded message attached.
> 
> DSB> Assalamualaikum w.w. para `sanak sa palanta,
> 
> DSB> Ambo taruihkan siaran pers LBH Padang ko
> sabagai bahan
> DSB> untuak kito renuangkan basamo, mudah-mudahan
> ado nan
> DSB> tagarak hati untuak ikuik mamparatikan hal ko.
> 
> DSB> Wassalam,
> DSB> Saafroedin Bahar
> 
> 
> DSB>  
>

> DSB> Shape Yahoo! in your own image.  Join our
> Network Research Panel today!  
>
http://surveylink.yahoo.com/gmrs/yahoo_panel_invite.asp?a=7
> 
> 
> 
> DSB> 
> 
> 
> 
> -- 
> Best regards,
>  Arnoldison   
> mailto:[EMAIL PROTECTED]
> 
> 
> 
> 
>
> 
> 



   

Take the Internet to Go: Yahoo!Go puts the Internet in your pocket: mail, news, 
photos & more. 
http://mobile.yahoo.com/go?refer=1GNXIC

--~--~-~--~~~---~--~~
===
Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008.

Website: http://www.rantaunet.org
===
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB.
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email attachment, tidak dianjurkan! Tawarkan kepada yang berminat dan kiri

[EMAIL PROTECTED] Re: Kampuang dari Ateh Langik

2007-07-20 Terurut Topik Madahar (madahar)
50 kota atau 50 Koto sanak Arif. Godang Bona Kabupatenyo tu yo 
 
Batuduang Ameh, nan acok lalu kalo pulang kampuang



From: RantauNet@googlegroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On
Behalf Of jabok
Sent: Friday, July 20, 2007 4:23 PM
To: RantauNet@googlegroups.com
Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Kampuang dari Ateh Langik


ado nan 50 kota sanak??
 
suliki jo perbatasan kampar-pangkalan, sago...
 
sekalian tanyo... streaming google earth bergantung pada kisaran
penggunanya/komunitas googleearth gak??
 
tq...
 
arif
urang utan sago

Erwin Moechtar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

As


--~--~-~--~~~---~--~~
===
Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008.

Website: http://www.rantaunet.org
===
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB.
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email attachment, tidak dianjurkan! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim 
melalui jalur pribadi.
===
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di:
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id&cd=US&service=groups2.
==
-~--~~~~--~~--~--~---



[EMAIL PROTECTED] Re: [Wisata Minang] BPS: Data Tingkat Kemiskinan Thn 2007 --> baa di nagari-nagari kito ?

2007-07-20 Terurut Topik Dr.Saafroedin BAHAR

Assalamualaikum w.w. Sanak Arnoldison,

Terima kasih atas informasinya. Bagaimanapun kita
memerlukan semacam tolok ukur. Apapun itu, saya
serahkan kepada yang ahli.

Mungkin ada di antara sanak sa palanta yang tahu ?

Wassalam,
Saafroedin Bahar.

--- Arnoldison <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> 
> 
> 
>   Mengukur  tingkat  kemakmuran di perkotaan
> lebih mudah ketimbang
>   di pedesaan, masyarakat kota yang terdiri dari
> lapisan buruh dan
>   karyawan,pedanga atau   pengusaha,   
> lebih   mudah   dihitung
>   pendapatannya  melalui  gaji  dan  laba 
> usaha, yang terukur dan
>   tercatat.
> 
>   Pengukuran   tingkat  kemakmuran  yang 
> berdasarkan  semata-mata
>   expenditure   apalagi  dihitung  dari  uang 
> beredar  kadangkala
>   menghasilkan  hasil  yang  keliru  dalam 
> menghitung  pengukuran
>   tingkat kemakmuran di pedesaaan.
> 
>   Penkonsumsian sebagai dasar perhitungan tidak
> lengkap dikarenakan
>   transaki dan peredaran uang yang relatif lebih
> rendah dibanding
>   jumlah  konsumsi yang sebenarnya.
> 
>   Di  pedesaan  dimana umumnya memiliki sawah,
> beras tidak dibeli,
>   masih  memiliki kebun,tambak dan ternak
> walapun sekedar memenuhi
>   kebutuhan  sendiri,  maka  pembelanjaan dalam
> bentuk pengeluaran
>   uang   relatif  menjadi  sedikit,  sehingga 
> hitungan  transaksi
>   ekonomi menjadi lebih rendah.
> 
>   Oleh karena itu pedesaan-pedesaan yang secara
> statistik dianggap
>   miskin ternyata kadangkala realitasnya tidak
> demikian.
> 
>   Biasanya desa-desa yang jatuh miskin baru
> diketahui
>   kemiskinannya ketika terjadi kekeringan yang
> sangat panjang
>   dan sampai terjadi bahaya kelaparan.
> 
>   Wassalamu'alaykum wr.wb
> 
>   Arnoldison
> 
> 
> Thursday, July 19, 2007, 1:08:54 PM, you wrote:
> 
> 
> DSB> Assalamualaikum w.w. pak Darul,
> 
> DSB> Tarimo kasih ateh kiriman data BPS tantang
> kamiskinan
> DSB> tu. Data tingkek nasional tu jaleh bisa kito
> gunokan
> DSB> sabagai 'benchmark' untuak maukua baa kaadaaan
> di
> DSB> kampuang kito. Jadi tolong pak Darul lanjuikkan
> DSB> mancari data pabandiangan untuk tingket
> provinsi dan
> DSB> kabupaten/kota. 
> 
> DSB> Suatu pangalaman nan di dapek salamo ko adolah
> bahaso
> DSB> pado tingkek kabupaten/kota tadapek kasenjangan
> nan
> DSB> amat menyolok, dimano kota-kota sacaro
> konsisten
> DSB> salalu punyo tingkek kamakmuran nan labiah
> tinggi dari
> DSB> kabupaten, atau sabaliaknyo kabupaten salalu
> mampunyai
> DSB> tingkek kamakmuran nan labiah randah dari
> kota-kota.
> 
> DSB> Untuak kampuang kito itu sajo indak cukuik.
> Ambo raso
> DSB> sangatlah mutlak untuak kito katahui baa peta
> DSB> kamiskinan di tingkek nagari. Datanyo bisa
> diotak atik
> DSB> dari data statistik nan alah ado dek kantua BPS
> nan
> DSB> ado di Provinsi Sumatera Barat. Untuak iko ambo
> ingin
> DSB> minta bantuan ka Cik Uniang Masni nan paranah
> bakiprah
> DSB> di BPS.
> 
> DSB> Salain  tu ambo ingin manyarankan kapado sanak
> Drg
> DSB> Abraham Elias di Palembang nan sacaro tekun
> mamaliharo
> DSB> data tantang nagari manambahkan data tantang
> DSB> kamiskinan di tiok nagari itu ka dalam database
> DSB> baliau. Karano alah lamo baliau indak mancogok,
> ambo
> DSB> mintak tolong ka Ananda Dt Marah Bangso di
> Pusri
> DSB> untuak manghubungi baliau.
> 
> DSB> Baa kok kito adokan bana nanti suatu lokakarya
> tantang
> DSB> kamiskinan di nagari-nagari, untuak mambahas
> faktor
> DSB> penyebab, besaran sarato jalan kaluanyo ? 
> 
> DSB> Dapek ambo sampaikan bahaso Gebu Minang bisa
> didirikan
> DSB> pado tahun 1990 sasudah budayawan kito Ali
> Akbar Navis
> DSB> mambao data statistik ka patamuan pamuko-pamuko
> Minang
> DSB> di Jakarta bahaso nagai baliau surang-surang tu
> barado
> DSB> dalam kaadaan miskin !
> 
> DSB> Wassalam,
> DSB> Saafroedin Bahar
> 
> 
> 
> 
>
> 
> 



   

Building a website is a piece of cake. Yahoo! Small Business gives you all the 
tools to get online.
http://smallbusiness.yahoo.com/webhosting 

--~--~-~--~~~---~--~~
===
Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008.

Website: http://www.rantaunet.org
===
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB.
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email attachment, tidak dianjurkan! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim 
melalui jalur pribadi.
===
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahulu mend

[EMAIL PROTECTED] Re: Kampuang dari Ateh Langik

2007-07-20 Terurut Topik jabok
ado nan 50 kota sanak??
   
  suliki jo perbatasan kampar-pangkalan, sago...
   
  sekalian tanyo... streaming google earth bergantung pada kisaran 
penggunanya/komunitas googleearth gak??
   
  tq...
   
  arif
  urang utan sago

Erwin Moechtar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  As. W.W.
Satu lagi feature dari www.cimbuak.net yang baru, silahkan dimamfaatkan.

Pado halaman ini sanak dapat menyaksikan tanah kampuang halaman Minangkabau 
dari atas langit. 
Anda dapat memperbesar petanya (di zooming) hingga ketinggian tertentu (mudah 
mudahan bisa basobok gonjong rumah dikampuang :-)
Silakan klik link link dibawah ini untuk membuka lokasi lokasi yang tersedia.
Untuk saat ini masih terbatas kepada beberapa lokasi, mudah mudahan diwaktu 
yang akan datang semua wilayah di Ranah Tacinto dapat di petakan Google 
semuanya :-) 
Mudah mudahan fasilitas ini dapat bermanfaat dan menjadi paubek taragak.

Tempat Pariwisata
Danau Singkarak, Lembah Anai, Danau Maninjau

Kota Kota Utama
Padang, Bukittinggi , Padang Panjang, Pariaman 

Wassalam
Erwin M, St. Rky Mulia
www.cimbuak.net





   
-
Sick sense of humor? Visit Yahoo! TV's Comedy with an Edge to see what's on, 
when. 
--~--~-~--~~~---~--~~
===
Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008.

Website: http://www.rantaunet.org
===
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB.
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email attachment, tidak dianjurkan! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim 
melalui jalur pribadi.
===
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di:
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id&cd=US&service=groups2.
==
-~--~~~~--~~--~--~---



[EMAIL PROTECTED] Re: Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar

2007-07-20 Terurut Topik Reni Sisri Yanti
(pake irama lagu kucing garong )
  kelakuan si preman kampung...
maunya duit terus..kampung tak terurus
  hehheheheh
   
   
  renny
  
Rio Albert <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Program "Laptop Si Unyil"
> Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar
>
> Padang, 20 Juli 2007 08:58
> Dua orang kru program siaran "Laptop Si Unyil" Trans 7 diperas sejumlah warga 
> di Jembatan Akar (jembatan yang terbuat dari akar pohon), Kab Pesisir Selatan 
> (Pessel), Sumatera Barat.
>
> "Kami dimintai uang secara paksa, karena memakai lokasi untuk syuting, dan 
> bayaran bagi anak-anak sebagai figuran pada segmen pengambilan gambar program 
> `Laptop Si Unyil` di objek wisata itu," kata kamerawan Trans 7 Ferry Rizky, 
> didampingi reporter Dian, di Padang, Rabu (18/7).
>
> Perlakuan tidak mengenakan itu terjadi, saat pengambilan gambar di objek 
> wisata alam Jembatan Akar, Selasa (17/7), untuk disiarkan di Trans 7 sebagai 
> segmen tayangan anak-anak.
>
> Padahal dari tayangan tersebut, objek wisata Jembatan Akar mendapat promosi 
> ke tingkat nasional, dan semakin dikenal wisatawan, baik nusantara maupun 
> mancanegara.
>
> "Sejak awal kami memang menyiapkan 'dana terima kasih' bagi anak-anak yang 
> dipakai sebagai figuran, namun cara memaksa ditunjukan oknum masyarakat 
> setempat terasa tidak menyenangkan," katanya menyesalkan.
>
> Ia menjelaskan, kronologis tindakan itu berawal dari pengambilan gambar di 
> Jembatan Akar butuh maksimal lima orang anak untuk figuran. Namun saat 
> syuting dilakukan, semakin banyak anak-anak datang dan minta ikut syuting.
>
> Setelah itu datang warga (dewasa) yang memaksa agar jumlah anak ditambah, dan 
> akhirnya ditambah menjadi tujuh. Tapi yang datang lebih dari sepuluh orang.
>
> Usai pengambilan gambar, warga itu meminta bayaran Rp 50 ribu/anak untuk 
> lebih dari tujuh anak. "Saya terpaksa negosiasi karena jika semua anak 
> dibayar Rp50 ribu per orang, jelas dana kami tidak cukup, tapi mereka tetap 
> memaksa," ujar Ferry.
>
> Ia menambahkan, melalui negosisi akhirnya pihak Trans 7 hanya sanggup 
> membayar Rp10 ribu per orang untuk tujuh anak dan akhirnya ditambah dua orang 
> lagi karena ada yang menangis tidak mendapat bayaran.
>
> "Sebelumnya kami juga harus mengeluarkan dana untuk membeli makanan siang 
> bagi sejumlah anak tersebut," ujarnya. Selanjutnya, saat akan meninggalkan 
> lokasi kembali datang seorang oknum warga yang meminta uang lokasi shooting 
> sebesar Rp50 ribu.
>
> "Kami kembali negosiasi dan disepakati Rp20 ribu. Kami lalu minta kuitansi 
> uang-uang yang dikeluarkan untuk pertanggungjawaban kepada kantor kami, para 
> oknum itu tidak punya kuitansi dimaksud," kata Ferry.
>
> Atas peristiwa tidak mengenakan itu, rombongan kru Trans 7 bergegas 
> meninggalkan Pessel menuju Padang, padahal sejak awal cukup banyak jadwal 
> pengambilan gambar akan dilakukan di daerah itu, termasuk shooting kesenian 
> tradisional "rabab pasisia".
>
> Menurut Dian, perlakuan tidak menyenangkan ini baru pertama dialami. Di 
> sejumlah provinsi di Indonesia yang didatangi untuk pengambilan gambar 
> program "Laptop Si Unyil", seperti Kalimantan dan Maluku, masyarakatnya 
> menerima secara terbuka dan bersahabat. Tayangan program ini, dengan 
> mengambil gambar pada sejumlah objek wisata di Indonesia juga sekaligus ajang 
> promosi bagi daerah tersebut, tambahnya.
>
> Disesalkan
>
> Menanggapi kejadian itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumbar, James 
> Hellyward di Padang, Jumat (20/7) mengatakan, pihaknya menyesalkan kejadian 
> itu. Tindakan warga masyarakat sekitar Jembatan Akar itu merugikan promosi 
> wisata daerah Sumbar.
>
> "Tindakan oknum itu merugikan promosi wisata Pessel dan Sumbar. Perilaku 
> seperti itu harus diatasi semua pihak agar tidak terulang kembali," katanya.
>
> Guna mengatasi kejadian serupa, Disbudpar akan terus melakukan upaya-upaya 
> dan sosialisasi penyadaran akan pentingnya dunai pariwisata.
>
> Di lain pihak, James menyarankan agar para wartawan, khususnya kru TV 
> nasional, agar berkoordinasi terlebih dahulu dengan pihak terkait, bila ingin 
> melakukan peliputan di lokasi wisata.
>
> "Jika ada koordinasi dan mereka melapor, tentu kewajiban kita untuk mengawal 
> selama berada di objek wisata," janjinya. [TMA, Ant]
> http://www.gatra.com/artikel.php?id=106229







Disclaimer: Although this message has been checked for all known viruses
using Trend Micro InterScan Messaging Security Suite, Bukopin 
accept no liability for any loss or damage arising
from the use of this E-Mail or attachments.




   
-
Moody friends. Drama queens. Your life? Nope! - their life, your story.
 Play Sims Stories at Yahoo! Games. 
--~--~-~--~~~---~--~~
===
Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008.

Website: http://www.rantaunet.org
===

[EMAIL PROTECTED] Re: RPJPD 2005-2025 Bidang Adat, Muncul Wacana Otonomi Khusus

2007-07-20 Terurut Topik jabok
kenapa mesti takut dngan hukum??
  asal perkara legalnya dah instanding...
  masalah content bisa dibicarakan...
   
  satu lagi bukannya otonomi aja udah cukup, otonomi khusus??? hahaha... 
kayaknya istilah2 politik juga harus kena standarisasi EYD... klo ada yg 
ngusulin ini pasti orang minang, aceh, bugis...
   
  seperti sukron katsiran... bahasa kabau lampau, bahasa jawi... mokasi banyak 
sanak!!
  

Ahmad Ridha <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  
Otonomi khusus di Sumater Barat dalam masalah adat? Tunggu dulu.

Coba kita lihat permasalahan pengusiran sekeluarga yang terjadi.
Apakah sudah ada tindak lanjutnya? Jika kini saja masalah seperti itu
dibiarkan maka akan lebih sulit lagi ketika dirasa ada legitimasi
untuk melakukan hukum-hukum seperti itu.

-- 
Ahmad Ridha bin Zainal Arifin bin Muhammad Hamim
(l. 1400 H/1980 M)




   
-
Choose the right car based on your needs.  Check out Yahoo! Autos new Car 
Finder tool.
--~--~-~--~~~---~--~~
===
Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008.

Website: http://www.rantaunet.org
===
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB.
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email attachment, tidak dianjurkan! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim 
melalui jalur pribadi.
===
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di:
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id&cd=US&service=groups2.
==
-~--~~~~--~~--~--~---



[EMAIL PROTECTED] Re: Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar

2007-07-20 Terurut Topik chaidir latief
Kalau harus melapor dan harus dikawal Berapa petugas yang harus dipersiapkan 
Bilo awak kamaju caro bapikie sanak 


- Original Message 
From: YPC - 19 Azizar Aras <[EMAIL PROTECTED]>
To: RantauNet@googlegroups.com
Sent: Friday, July 20, 2007 3:48:28 AM
Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar


Perlu tindakan tegas bukan terkesan menghindar, tidak koordinasilah,
tidak melaporlah itu selalu menjadi sector bela diri setiap aparat
dimana saja namun hal yang sama terjadi terus berulang ulang mau
diapakan, penegakan hukum kunci jawaban ndak pandang bulu, pemerasan
bisa dipakai sebagai alas tuntutan kan



Kalau mereka tidak melapor atau tidak koodinasi saya tidak percaya,
banyak hal serupa yang juga di"HALALKAN" banyak orang seperti mengaku
serikat buruh orang pindah rumah karena kontrak rumahnya habis ndak
sanggup membayar pindah kerumah yang lebih murah memakai truck juga
dipangua habis2an, alasannya untuak upah bongkar setelah negosiasi
karena masyarakat takut terpaksa bayar dengan jumlah tertentu nan
mambongka tatap sajo urang oto jo nan punyo barang dipadiakan sajo,
truck barang masuak kasatu daerah dikaja bantuak maliang dipangua
bantuak tu juo dipadiakan.haaa a lai nan kadikatokan
parah nagari wak ko kama kamangadu...



Iko nan paralu dibenahi kecek rang kini, jadi carito promosi wisata
SUMBAR harus membenahi sector nan macam ko, cubo caliak bule di jam
gadang di kiktinggi dikerubuti anak anak maminta sadakah jo gantang
buruak, sia nan peduli dipadiakan dan sia pulo nan kadatang ndak
nyaman. dunsanak awak mancaliak sajo manggaritih.. Tapi
itulah kenyataan



Azizar Aras (60)



  _  

From: Rio Albert [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, July 20, 2007 3:11 PM
To: RantauNet@googlegroups.com
Subject: [EMAIL PROTECTED] Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar



> Program "Laptop Si Unyil"
> Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar
>
> Padang, 20 Juli 2007 08:58
> Dua orang kru program siaran "Laptop Si Unyil" Trans 7 diperas
sejumlah warga di Jembatan Akar (jembatan yang terbuat dari akar pohon),
Kab Pesisir Selatan (Pessel), Sumatera Barat.
>
> "Kami dimintai uang secara paksa, karena memakai lokasi untuk syuting,
dan bayaran bagi anak-anak sebagai figuran pada segmen pengambilan
gambar program `Laptop Si Unyil` di objek wisata itu," kata kamerawan
Trans 7 Ferry Rizky, didampingi reporter Dian, di Padang, Rabu (18/7).
>
> Perlakuan tidak mengenakan itu terjadi, saat pengambilan gambar di
objek wisata alam Jembatan Akar, Selasa (17/7), untuk disiarkan di Trans
7 sebagai segmen tayangan anak-anak.
>
> Padahal dari tayangan tersebut, objek wisata Jembatan Akar mendapat
promosi ke tingkat nasional, dan semakin dikenal wisatawan, baik
nusantara maupun mancanegara.
>
> "Sejak awal kami memang menyiapkan 'dana terima kasih' bagi anak-anak
yang dipakai sebagai figuran, namun cara memaksa ditunjukan oknum
masyarakat setempat terasa tidak menyenangkan," katanya menyesalkan.
>
> Ia menjelaskan, kronologis tindakan itu berawal dari pengambilan
gambar di Jembatan Akar butuh maksimal lima orang anak untuk figuran.
Namun saat syuting dilakukan, semakin banyak anak-anak datang dan minta
ikut syuting.
>
> Setelah itu datang warga (dewasa) yang memaksa agar jumlah anak
ditambah, dan akhirnya ditambah menjadi tujuh. Tapi yang datang lebih
dari sepuluh orang.
>
> Usai pengambilan gambar, warga itu meminta bayaran Rp 50 ribu/anak
untuk lebih dari tujuh anak. "Saya terpaksa negosiasi karena jika semua
anak dibayar Rp50 ribu per orang, jelas dana kami tidak cukup, tapi
mereka tetap memaksa," ujar Ferry.
>
> Ia menambahkan, melalui negosisi akhirnya pihak Trans 7 hanya sanggup
membayar Rp10 ribu per orang untuk tujuh anak dan akhirnya ditambah dua
orang lagi karena ada yang menangis tidak mendapat bayaran.
>
> "Sebelumnya kami juga harus mengeluarkan dana untuk membeli makanan
siang bagi sejumlah anak tersebut," ujarnya. Selanjutnya, saat akan
meninggalkan lokasi kembali datang seorang oknum warga yang meminta uang
lokasi shooting sebesar Rp50 ribu.
>
> "Kami kembali negosiasi dan disepakati Rp20 ribu. Kami lalu minta
kuitansi uang-uang yang dikeluarkan untuk pertanggungjawaban kepada
kantor kami, para oknum itu tidak punya kuitansi dimaksud," kata Ferry.
>
> Atas peristiwa tidak mengenakan itu, rombongan kru Trans 7 bergegas
meninggalkan Pessel menuju Padang, padahal sejak awal cukup banyak
jadwal pengambilan gambar akan dilakukan di daerah itu, termasuk
shooting kesenian tradisional "rabab pasisia".
>
> Menurut Dian, perlakuan tidak menyenangkan ini baru pertama dialami.
Di sejumlah provinsi di Indonesia yang didatangi untuk pengambilan
gambar program "Laptop Si Unyil", seperti Kalimantan dan Maluku,
masyarakatnya menerima secara terbuka dan bersahabat. Tayangan program
ini, dengan mengambil gambar pada sejumlah objek wisata di Indonesia
juga sekaligus ajang promosi bagi daerah tersebut, tambahnya.
>
> Disesalkan
>
> Menanggapi kejadian itu, Kepala D

[EMAIL PROTECTED] Re: Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar

2007-07-20 Terurut Topik chaidir latief
lah samo nasib kami Ambo jo cucu 16 urang di Taluak Kabuang baranti ditapi 
lauik diminta 2500 surang Tanah den Baa pariwisata kamaju 
Chaidir N Latief


- Original Message 
From: Rio Albert <[EMAIL PROTECTED]>
To: RantauNet@googlegroups.com
Sent: Saturday, July 21, 2007 5:10:40 AM
Subject: [EMAIL PROTECTED] Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar


> Program "Laptop Si Unyil"
> Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar
>
> Padang, 20 Juli 2007 08:58
> Dua orang kru program siaran "Laptop Si Unyil" Trans 7 diperas sejumlah warga 
> di Jembatan Akar (jembatan yang terbuat dari akar pohon), Kab Pesisir Selatan 
> (Pessel), Sumatera Barat.
>
> "Kami dimintai uang secara paksa, karena memakai lokasi untuk syuting, dan 
> bayaran bagi anak-anak sebagai figuran pada segmen pengambilan gambar program 
> `Laptop Si Unyil` di objek wisata itu," kata kamerawan Trans 7 Ferry Rizky, 
> didampingi reporter Dian, di Padang, Rabu (18/7).
>
> Perlakuan tidak mengenakan itu terjadi, saat pengambilan gambar di objek 
> wisata alam Jembatan Akar, Selasa (17/7), untuk disiarkan di Trans 7 sebagai 
> segmen tayangan anak-anak.
>
> Padahal dari tayangan tersebut, objek wisata Jembatan Akar mendapat promosi 
> ke tingkat nasional, dan semakin dikenal wisatawan, baik nusantara maupun 
> mancanegara.
>
> "Sejak awal kami memang menyiapkan 'dana terima kasih' bagi anak-anak yang 
> dipakai sebagai figuran, namun cara memaksa ditunjukan oknum masyarakat 
> setempat terasa tidak menyenangkan," katanya menyesalkan.
>
> Ia menjelaskan, kronologis tindakan itu berawal dari pengambilan gambar di 
> Jembatan Akar butuh maksimal lima orang anak untuk figuran. Namun saat 
> syuting dilakukan, semakin banyak anak-anak datang dan minta ikut syuting.
>
> Setelah itu datang warga (dewasa) yang memaksa agar jumlah anak ditambah, dan 
> akhirnya ditambah menjadi tujuh. Tapi yang datang lebih dari sepuluh orang.
>
> Usai pengambilan gambar, warga itu meminta bayaran Rp 50 ribu/anak untuk 
> lebih dari tujuh anak. "Saya terpaksa negosiasi karena jika semua anak 
> dibayar Rp50 ribu per orang, jelas dana kami tidak cukup, tapi mereka tetap 
> memaksa," ujar Ferry.
>
> Ia menambahkan, melalui negosisi akhirnya pihak Trans 7 hanya sanggup 
> membayar Rp10 ribu per orang untuk tujuh anak dan akhirnya ditambah dua orang 
> lagi karena ada yang menangis tidak mendapat bayaran.
>
> "Sebelumnya kami juga harus mengeluarkan dana untuk membeli makanan siang 
> bagi sejumlah anak tersebut," ujarnya. Selanjutnya, saat akan meninggalkan 
> lokasi kembali datang seorang oknum warga yang meminta uang lokasi shooting 
> sebesar Rp50 ribu.
>
> "Kami kembali negosiasi dan disepakati Rp20 ribu. Kami lalu minta kuitansi 
> uang-uang yang dikeluarkan untuk pertanggungjawaban kepada kantor kami, para 
> oknum itu tidak punya kuitansi dimaksud," kata Ferry.
>
> Atas peristiwa tidak mengenakan itu, rombongan kru Trans 7 bergegas 
> meninggalkan Pessel menuju Padang, padahal sejak awal cukup banyak jadwal 
> pengambilan gambar akan dilakukan di daerah itu, termasuk shooting kesenian 
> tradisional "rabab pasisia".
>
> Menurut Dian, perlakuan tidak menyenangkan ini baru pertama dialami. Di 
> sejumlah provinsi di Indonesia yang didatangi untuk pengambilan gambar 
> program "Laptop Si Unyil", seperti Kalimantan dan Maluku, masyarakatnya 
> menerima secara terbuka dan bersahabat. Tayangan program ini, dengan 
> mengambil gambar pada sejumlah objek wisata di Indonesia juga sekaligus ajang 
> promosi bagi daerah tersebut, tambahnya.
>
> Disesalkan
>
> Menanggapi kejadian itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumbar, James 
> Hellyward di Padang, Jumat (20/7) mengatakan, pihaknya menyesalkan kejadian 
> itu. Tindakan warga masyarakat sekitar Jembatan Akar itu merugikan promosi 
> wisata daerah Sumbar.
>
> "Tindakan oknum itu merugikan promosi wisata Pessel dan Sumbar. Perilaku 
> seperti itu harus diatasi semua pihak agar tidak terulang kembali," katanya.
>
> Guna mengatasi kejadian serupa, Disbudpar akan terus melakukan upaya-upaya 
> dan sosialisasi penyadaran akan pentingnya dunai pariwisata.
>
> Di lain pihak, James menyarankan agar para wartawan, khususnya kru TV 
> nasional, agar berkoordinasi terlebih dahulu dengan pihak terkait, bila ingin 
> melakukan peliputan di lokasi wisata.
>
> "Jika ada koordinasi dan mereka melapor, tentu kewajiban kita untuk mengawal 
> selama berada di objek wisata," janjinya. [TMA, Ant]
> http://www.gatra.com/artikel.php?id=106229






Disclaimer: Although this message has been checked for all known viruses
using Trend Micro InterScan Messaging Security Suite, Bukopin 
accept no liability for any loss or damage arising
from the use of this E-Mail or attachments.


  

Park yourself in front of a world of choices in alternative vehicles. Visit the 
Yahoo! Auto Green Center.
http://autos.yahoo.com/green_center/ 
--~--~-~--~~--

[EMAIL PROTECTED] Re: Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar

2007-07-20 Terurut Topik YPC - 19 Azizar Aras

Perlu tindakan tegas bukan terkesan menghindar, tidak koordinasilah,
tidak melaporlah itu selalu menjadi sector bela diri setiap aparat
dimana saja namun hal yang sama terjadi terus berulang ulang mau
diapakan, penegakan hukum kunci jawaban ndak pandang bulu, pemerasan
bisa dipakai sebagai alas tuntutan kan

 

Kalau mereka tidak melapor atau tidak koodinasi saya tidak percaya,
banyak hal serupa yang juga di"HALALKAN" banyak orang seperti mengaku
serikat buruh orang pindah rumah karena kontrak rumahnya habis ndak
sanggup membayar pindah kerumah yang lebih murah memakai truck juga
dipangua habis2an, alasannya untuak upah bongkar setelah negosiasi
karena masyarakat takut terpaksa bayar dengan jumlah tertentu nan
mambongka tatap sajo urang oto jo nan punyo barang dipadiakan sajo,
truck barang masuak kasatu daerah dikaja bantuak maliang dipangua
bantuak tu juo dipadiakan.haaa a lai nan kadikatokan
parah nagari wak ko kama kamangadu...

 

Iko nan paralu dibenahi kecek rang kini, jadi carito promosi wisata
SUMBAR harus membenahi sector nan macam ko, cubo caliak bule di jam
gadang di kiktinggi dikerubuti anak anak maminta sadakah jo gantang
buruak, sia nan peduli dipadiakan dan sia pulo nan kadatang ndak
nyaman. dunsanak awak mancaliak sajo manggaritih.. Tapi
itulah kenyataan

 

Azizar Aras (60)

 

  _  

From: Rio Albert [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, July 20, 2007 3:11 PM
To: RantauNet@googlegroups.com
Subject: [EMAIL PROTECTED] Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar

 

> Program "Laptop Si Unyil"
> Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar
>
> Padang, 20 Juli 2007 08:58
> Dua orang kru program siaran "Laptop Si Unyil" Trans 7 diperas
sejumlah warga di Jembatan Akar (jembatan yang terbuat dari akar pohon),
Kab Pesisir Selatan (Pessel), Sumatera Barat.
>
> "Kami dimintai uang secara paksa, karena memakai lokasi untuk syuting,
dan bayaran bagi anak-anak sebagai figuran pada segmen pengambilan
gambar program `Laptop Si Unyil` di objek wisata itu," kata kamerawan
Trans 7 Ferry Rizky, didampingi reporter Dian, di Padang, Rabu (18/7).
>
> Perlakuan tidak mengenakan itu terjadi, saat pengambilan gambar di
objek wisata alam Jembatan Akar, Selasa (17/7), untuk disiarkan di Trans
7 sebagai segmen tayangan anak-anak.
>
> Padahal dari tayangan tersebut, objek wisata Jembatan Akar mendapat
promosi ke tingkat nasional, dan semakin dikenal wisatawan, baik
nusantara maupun mancanegara.
>
> "Sejak awal kami memang menyiapkan 'dana terima kasih' bagi anak-anak
yang dipakai sebagai figuran, namun cara memaksa ditunjukan oknum
masyarakat setempat terasa tidak menyenangkan," katanya menyesalkan.
>
> Ia menjelaskan, kronologis tindakan itu berawal dari pengambilan
gambar di Jembatan Akar butuh maksimal lima orang anak untuk figuran.
Namun saat syuting dilakukan, semakin banyak anak-anak datang dan minta
ikut syuting.
>
> Setelah itu datang warga (dewasa) yang memaksa agar jumlah anak
ditambah, dan akhirnya ditambah menjadi tujuh. Tapi yang datang lebih
dari sepuluh orang.
>
> Usai pengambilan gambar, warga itu meminta bayaran Rp 50 ribu/anak
untuk lebih dari tujuh anak. "Saya terpaksa negosiasi karena jika semua
anak dibayar Rp50 ribu per orang, jelas dana kami tidak cukup, tapi
mereka tetap memaksa," ujar Ferry.
>
> Ia menambahkan, melalui negosisi akhirnya pihak Trans 7 hanya sanggup
membayar Rp10 ribu per orang untuk tujuh anak dan akhirnya ditambah dua
orang lagi karena ada yang menangis tidak mendapat bayaran.
>
> "Sebelumnya kami juga harus mengeluarkan dana untuk membeli makanan
siang bagi sejumlah anak tersebut," ujarnya. Selanjutnya, saat akan
meninggalkan lokasi kembali datang seorang oknum warga yang meminta uang
lokasi shooting sebesar Rp50 ribu.
>
> "Kami kembali negosiasi dan disepakati Rp20 ribu. Kami lalu minta
kuitansi uang-uang yang dikeluarkan untuk pertanggungjawaban kepada
kantor kami, para oknum itu tidak punya kuitansi dimaksud," kata Ferry.
>
> Atas peristiwa tidak mengenakan itu, rombongan kru Trans 7 bergegas
meninggalkan Pessel menuju Padang, padahal sejak awal cukup banyak
jadwal pengambilan gambar akan dilakukan di daerah itu, termasuk
shooting kesenian tradisional "rabab pasisia".
>
> Menurut Dian, perlakuan tidak menyenangkan ini baru pertama dialami.
Di sejumlah provinsi di Indonesia yang didatangi untuk pengambilan
gambar program "Laptop Si Unyil", seperti Kalimantan dan Maluku,
masyarakatnya menerima secara terbuka dan bersahabat. Tayangan program
ini, dengan mengambil gambar pada sejumlah objek wisata di Indonesia
juga sekaligus ajang promosi bagi daerah tersebut, tambahnya.
>
> Disesalkan
>
> Menanggapi kejadian itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Sumbar, James Hellyward di Padang, Jumat (20/7) mengatakan, pihaknya
menyesalkan kejadian itu. Tindakan warga masyarakat sekitar Jembatan
Akar itu merugikan promosi wisata daerah Sumbar.
>
> "Tindakan oknum itu merugikan promosi wisata Pessel dan Sumbar.
Perilaku seperti itu harus diatasi semua pi

[EMAIL PROTECTED] Room Chatting Mappas

2007-07-20 Terurut Topik muhammad syahreza
Assalamu'alaikum wr.wb.

Bagi yang nio Chatting bisa gabung ka :
http://www.meebo.com/room/mappas/

wassalam
Reza

--~--~-~--~~~---~--~~
===
Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008.

Website: http://www.rantaunet.org
===
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB.
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email attachment, tidak dianjurkan! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim 
melalui jalur pribadi.
===
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di:
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id&cd=US&service=groups2.
==
-~--~~~~--~~--~--~---



[EMAIL PROTECTED] Re: Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar

2007-07-20 Terurut Topik Dewis . Natra
> >
> Di lain pihak, James menyarankan agar para wartawan, khususnya kru TV 
nasional, agar berkoordinasi terlebih dahulu dengan pihak terkait, bila 
ingin melakukan peliputan di lokasi wisata.
>
> "Jika ada koordinasi dan mereka melapor, tentu kewajiban kita untuk 
mengawal selama berada di objek wisata," janjinya. [TMA, Ant]
> http://www.gatra.com/artikel.php?id=106229

Is > ndak muncul lo beko biaya pengawalan pak prof. 
Salamoko kan asal malapor banyak di pasulik pulo, sahinggo urang harus 
banyak pulo mangaluakan uang rokok.
Mentalko nan paralu bana di perbaiki, baiak masyarakat maupun pejabat.

Salam
Is
www.cimbuak.net
Kampuang nan jauah dimato dakek dijari








Disclaimer: Although this message has been checked for all known viruses
using Trend Micro InterScan Messaging Security Suite, Bukopin 
accept no liability for any loss or damage arising
from the use of this E-Mail or attachments.


--~--~-~--~~~---~--~~
===
Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008.

Website: http://www.rantaunet.org
===
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB.
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email attachment, tidak dianjurkan! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim 
melalui jalur pribadi.
===
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di:
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id&cd=US&service=groups2.
==
-~--~~~~--~~--~--~---



[EMAIL PROTECTED] Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar

2007-07-20 Terurut Topik Rio Albert

> Program "Laptop Si Unyil"
> Kru Trans 7 Diperas Warga Jembatan Akar
>
> Padang, 20 Juli 2007 08:58
> Dua orang kru program siaran "Laptop Si Unyil" Trans 7 diperas sejumlah warga 
> di Jembatan Akar (jembatan yang terbuat dari akar pohon), Kab Pesisir Selatan 
> (Pessel), Sumatera Barat.
>
> "Kami dimintai uang secara paksa, karena memakai lokasi untuk syuting, dan 
> bayaran bagi anak-anak sebagai figuran pada segmen pengambilan gambar program 
> `Laptop Si Unyil` di objek wisata itu," kata kamerawan Trans 7 Ferry Rizky, 
> didampingi reporter Dian, di Padang, Rabu (18/7).
>
> Perlakuan tidak mengenakan itu terjadi, saat pengambilan gambar di objek 
> wisata alam Jembatan Akar, Selasa (17/7), untuk disiarkan di Trans 7 sebagai 
> segmen tayangan anak-anak.
>
> Padahal dari tayangan tersebut, objek wisata Jembatan Akar mendapat promosi 
> ke tingkat nasional, dan semakin dikenal wisatawan, baik nusantara maupun 
> mancanegara.
>
> "Sejak awal kami memang menyiapkan 'dana terima kasih' bagi anak-anak yang 
> dipakai sebagai figuran, namun cara memaksa ditunjukan oknum masyarakat 
> setempat terasa tidak menyenangkan," katanya menyesalkan.
>
> Ia menjelaskan, kronologis tindakan itu berawal dari pengambilan gambar di 
> Jembatan Akar butuh maksimal lima orang anak untuk figuran. Namun saat 
> syuting dilakukan, semakin banyak anak-anak datang dan minta ikut syuting.
>
> Setelah itu datang warga (dewasa) yang memaksa agar jumlah anak ditambah, dan 
> akhirnya ditambah menjadi tujuh. Tapi yang datang lebih dari sepuluh orang.
>
> Usai pengambilan gambar, warga itu meminta bayaran Rp 50 ribu/anak untuk 
> lebih dari tujuh anak. "Saya terpaksa negosiasi karena jika semua anak 
> dibayar Rp50 ribu per orang, jelas dana kami tidak cukup, tapi mereka tetap 
> memaksa," ujar Ferry.
>
> Ia menambahkan, melalui negosisi akhirnya pihak Trans 7 hanya sanggup 
> membayar Rp10 ribu per orang untuk tujuh anak dan akhirnya ditambah dua orang 
> lagi karena ada yang menangis tidak mendapat bayaran.
>
> "Sebelumnya kami juga harus mengeluarkan dana untuk membeli makanan siang 
> bagi sejumlah anak tersebut," ujarnya. Selanjutnya, saat akan meninggalkan 
> lokasi kembali datang seorang oknum warga yang meminta uang lokasi shooting 
> sebesar Rp50 ribu.
>
> "Kami kembali negosiasi dan disepakati Rp20 ribu. Kami lalu minta kuitansi 
> uang-uang yang dikeluarkan untuk pertanggungjawaban kepada kantor kami, para 
> oknum itu tidak punya kuitansi dimaksud," kata Ferry.
>
> Atas peristiwa tidak mengenakan itu, rombongan kru Trans 7 bergegas 
> meninggalkan Pessel menuju Padang, padahal sejak awal cukup banyak jadwal 
> pengambilan gambar akan dilakukan di daerah itu, termasuk shooting kesenian 
> tradisional "rabab pasisia".
>
> Menurut Dian, perlakuan tidak menyenangkan ini baru pertama dialami. Di 
> sejumlah provinsi di Indonesia yang didatangi untuk pengambilan gambar 
> program "Laptop Si Unyil", seperti Kalimantan dan Maluku, masyarakatnya 
> menerima secara terbuka dan bersahabat. Tayangan program ini, dengan 
> mengambil gambar pada sejumlah objek wisata di Indonesia juga sekaligus ajang 
> promosi bagi daerah tersebut, tambahnya.
>
> Disesalkan
>
> Menanggapi kejadian itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumbar, James 
> Hellyward di Padang, Jumat (20/7) mengatakan, pihaknya menyesalkan kejadian 
> itu. Tindakan warga masyarakat sekitar Jembatan Akar itu merugikan promosi 
> wisata daerah Sumbar.
>
> "Tindakan oknum itu merugikan promosi wisata Pessel dan Sumbar. Perilaku 
> seperti itu harus diatasi semua pihak agar tidak terulang kembali," katanya.
>
> Guna mengatasi kejadian serupa, Disbudpar akan terus melakukan upaya-upaya 
> dan sosialisasi penyadaran akan pentingnya dunai pariwisata.
>
> Di lain pihak, James menyarankan agar para wartawan, khususnya kru TV 
> nasional, agar berkoordinasi terlebih dahulu dengan pihak terkait, bila ingin 
> melakukan peliputan di lokasi wisata.
>
> "Jika ada koordinasi dan mereka melapor, tentu kewajiban kita untuk mengawal 
> selama berada di objek wisata," janjinya. [TMA, Ant]
> http://www.gatra.com/artikel.php?id=106229






Disclaimer: Although this message has been checked for all known viruses
 using Trend Micro InterScan Messaging Security Suite, Bukopin 
   accept no liability for any loss or damage arising
   from the use of this E-Mail or attachments.
--~--~-~--~~~---~--~~
===
Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008.

Website: http://www.rantaunet.org
===
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB.
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email attachment, tidak dianjurkan! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim 
melalui jalur pribadi.
=

[EMAIL PROTECTED] RE: Alumni SMA1Bkt jadi Asintel Lantamal Tanjuang Pinang

2007-07-20 Terurut Topik Elthaf (elthaf)
Mokasih banyak Pak Agus Salim...
Info ko makin langkok.
Salamaik kapado alumni SMA 1 Ampek Angkek nan ado di Lambah, IV Angkek
Canduang, dulu namonyo SMA Lambah, banyak alumni nan sukses, diantaronyo
sanak Helmi nan aktif di RN ko.
Baliau juo adolah urang Ampek Angkek, Letkol Amrizen urang Lundang dan
Letkol Aupid urang Panampuang.
Salamaik kapado perwira-perwira muda, semoga beliau akan menjadi
jenderal-jenderal nantinyo, amiin.

Wassalam

> _ 
> From: Salim, Agus (agsalim)  
> Sent: Friday, July 20, 2007 1:47 PM
> To:   Elthaf (elthaf); '[EMAIL PROTECTED]';
> 'RantauNet@googlegroups.com'
> Subject:  RE: Alumni SMA1Bkt jadi Asintel Lantamal Tanjuang Pinang
> 
> PaK Elthaf,
> Batua dandim karimun urang awak namonyo ,Letkol  Amrizen ,pangilan
> ujang  no HP 085260081900,dandim tanjung balai karimun.
>  
> Letkol  Aupid no HP 085261724208, dandim
> di Palembang.
> Kaduo Letkol diateh adolah alumni SMA lambah dan seangkatan, baitu juo
> samo2 tamaiknyo di AKABRI.
> Salam
> Agus Salim , telp 27515
> _ 
> From: Elthaf (elthaf)  
> Sent: Friday, July 20, 2007 1:33 PM
> To:   '[EMAIL PROTECTED]'; 'RantauNet@googlegroups.com'
> Subject:  Alumni SMA1Bkt jadi Asintel Lantamal Tanjuang Pinang
> 
> 
>   Assalaamualaikum wr.wb.,
>   Babarapo info nan ambo sampaikan hari ko:
>   Tahniah, Selamat dan Sukses kapado Bapak/ sanak / rekan/ Add.
> Letkol TNI AL Angkasa Dipua, alumni SMA 1 Bkt angkatan 1984 nan
> dilantik jadi Assintel Lantamal IV di Tanjuang Pinang pada sertijab,
> Rabu, 18/7, dilantik dek Laksamana Pertama Among Margono, SE.
>   Dengan pelantikan ko insya Allah dalam wakatu dakek sanak awak
> ko akan naiak jadi Kolonel, karano iko job kolonel.
>   Sanak Kolonel AL Angkasa Dipua adolah alumni SMA 1
> Bukittinggi,angkatan 84, sabanta ko ambo kontak jo sanak Feri Lasman,
> 84, bahaso sanak Angkasa Dipua ko saangkatan jo si Boy, panggilan
> baliau wakatu di SMA 1 Bkt Anggun, tingga di komplek Pertanian,
> balakang SMA 1 Bkt.
>   Selamat Pak Kolonel Angkasa Dipua, Semoga Allah SWT memberikan
> kemudahan, rahmad dan kurnia kepada Pak Angkasa dalam menjalankan
> tugas nan barek ko.
>   Alhamdulillah, makin hari IASMA 1 Bkt menambah daftar panjang
> alumni nan mamacik dan sukses dalam karirnyo, semoga IASMA1Bklt tetap
> solid dan jaya, amiin. 
>   Oh yo, untuak info Dandim Karimun juo urang awak, tapeknyo dari
> Panampauang Ampek Angkek.
>   Ambo Cckan ka RN sebagai inventori urang awak nan berkarir,
> semoga ado sinergi potensi urang awak, walaupun alumni SMA 1 Bkt
> baliau juo adolah urang awak...
> 
>   HASS
>   Oh yo, sebagai info, panguruih HASS, Himpunan Alumni SLTA se
> Sumatera Barat yang baru-baru ko dilantik di Jakarta dnegan panguruih
> intinyo adolah:
>   Ketua   : Pak Mayjen TNI Djasril Marin, mantan Daspuspom
> TNI, Alumni SMA 1 Pikumbuah
>   Wakia   : Pak Drs. H. Endang Irzal, AKT, MBA, Dirut PT
> SP, sumando Alumni SMA1 1Bkt
>   Sekjen  : Pak DR. Zulfahmi Burhan
>   Bendahara   : Pak Riza Jaya
>   Iko ambo dapek sms dari nan hadir wakatu pelantikan di Granada
> Jkt.
>   
>   Info IKLA Riau,
>   Rabu, 4 Juli 2007, babarpo panguruih IKLA bakumpau di rumah
> Ketua penasehat IKLA Riau, Pak Erizal Muluk, di kediaman dinas beliau,
> rumah Wawako Pekanbaru, hadir wakatu tu Ketua IKLA Riau pak Rasfuldi,
> Ketua IKLA pekanbaru pak Marjoni, Sekjen IKLA Riau Pak Nofiwaldi
> Jusman dan babarapo panguruih lainnyo, wakatu disepakati ILA akan
> mencari sekretariat nan representative, juo dilaporkan acara
> pelantikan babarapo IKLA Kabupaten dan kecamatan sarupo di Duri dan
> Selatpanjang.
>   nan pantiang bana kecek penasehat awak, IKLA secaro kelembagaan
> indak ikuik-ikuik doh dalam suksesi Pilkada di Riau, Kabupaten/Kota.
>   Insya Allah, jumat malam bisuak ko kito diundang baliak dek
> Ketua Penasehat di rumah dinas baliau.
> 
>   Sagitu dulu info pagi ko...
>   
>   Wassalam,
>   L'thaf
>   Wasek IKLA Riau
>   
> 
>Best Regards,
>   Elthaf
>   PT Chevron Pacific Indonesia
>   OE/HES South - Minas
>   Phone: 0761 933995
>   E-mail: [EMAIL PROTECTED]
>  [EMAIL PROTECTED]
>  [EMAIL PROTECTED]
>   (Optimalkan yang lima sebelum datang yang lima,
> Hidup sebelum Mati, Sehat sebelum Sakit, Muda sebelum Tua, Punya
> sebelum nggak Punya,  Senggang sebelum Sibuk. Jalani aja hidup ini
> dengan ikhlas dan tawakal. Goal: Bahagia dunia dan akhirat)
> 

--~--~-~--~~~---~--~~
===
Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008.

Website: http://www.rantaunet.org

[EMAIL PROTECTED] Re: Catatan "tercecer" si Malin Kundang ---> baa jawaban Dt Bana Tan Tapo ?

2007-07-20 Terurut Topik zfikri

Waalaikumussalam, wr. wbr.

Pak Saaf, dan sanak lainnyo di palanta ko.
Ambo maarokan baitu juo, kok dapek Pak Wisran Hadi, mancari catatan nan
taicia nan lain dari si Malin Kundang, baa kiro-kiro jawek Dt. Bana Tan Tapo
atau jawek si Malin Kundang mandanga kecek mamaknyo Dt. Bana Tan Tapo "Hanyo
anjiang nan mamakan hukum" tu. Sapinteh lalu nampaknyo di dalam  carito ko,
sasuai jo kecek biai (amai) si Malin Kundang bahwa mamak si Malin Kundang
indak panah managakkan kabanaran sausuai jo galanya Dt. Bana Tan Tapo, tapi
mancaliak ucapan Dt. Bana Tan Tapo, tantu nan "anjiang nan mamakan hukum"
tu, adolah Dt. Bana Tan Tapo tu sandiri nampaknyo, keh.. keh.., keeeh

Pak Saaf, Catatan Tercecer si Malin Kundang nan ambo postingkan ko, jadi
kenangan tersendiri bagi ambo di palanta rantaunet ko, 4 tahun nan lalu,
sawaktu ambo baru manjadi anggota palanta rantaunet dan postingan nan
partamu ambo sasudah parkenalan diri adolah carito ko. Karano ambo
mampostingkan carito wakatu tu, sakuduang-sakuduang, dan indok pulo ambo
sabuikkan sia nan magarang, ambo dipasokokan oleh dunsanak di palanta ko
basamo-samo sabagai urang nan malecehan datuak-datuak, dan telah melanggar
aturan tata taratik palanta ko, eee.. satalah ambo sabuikan si nan
mangarang, baru ambo lega, karano ambo indak di cap lai sabagai urang nan
malecehan datuak-datuak dan nan malangga tata taratik palanta lapau
rantaunet.

Ambo lai acok mandanga kuliah Adat dari Pak Wisran Hadi TVRI Sumbar (Padang)
satiok hari sabtu sore, tapi ambo indak tau e-mail baliau atau apokoh baliau
ado bagabung di palanta rantaunet ko ?

Wassalam,
Z. Rang Kayo Mulie (54)

- Original Message - 
From: "Dr.Saafroedin BAHAR" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Friday, July 20, 2007 3:25 AM
Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Catatan "tercecer" si Malin Kundang ---> baa
jawaban Dt Bana Tan Tapo ?


>
> Assalamualaikum w.w. Sanak Zulfikri,
>
> Tarimo kasih ateh kiriman karangan Pak Wisran Hadi nan
> di bawah ko. Ambo sabana tagalak sengeng  mambaco
> sindiran aluih baliau ko.
>
> Supayo kato bajawab, gayuang basambuik, ingin bana
> ambo mambaco apo tanggapan dari "Dt. Bana Tan Tapo"
> atau nan mawakili baliau, taradok sindiran ko. Kan
> indak sero kalau kito hanyo mambaco kritik safihak
> sajo.
>
> Atau kito mintak Pak Wisran Hadi untuak manaruihkan
> karangan baliau ko, icak-icak marupokan jawaban dari
> "Dt Bana Tan Tapo" tu ?
>
> Wassalam,
> Saafroedin Bahar


--~--~-~--~~~---~--~~
===
Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008.

Website: http://www.rantaunet.org
===
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB.
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email attachment, tidak dianjurkan! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim 
melalui jalur pribadi.
===
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di:
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id&cd=US&service=groups2.
==
-~--~~~~--~~--~--~---