Re: [fogri] Spectral balancing

2007-03-16 Terurut Topik Paulus Tangke Allo

ini maksudnya taper yah pak, supaya hasilnya tidak ringing?


--pta


On 3/15/07, Leonard Lisapaly [EMAIL PROTECTED] wrote:



Kalau spektrumnya flat untuk range frekuensi yang lebar, memang cenderung
menjadi spike. Tapi kalau flat untuk range frekuensi yang terbatas, biasanya
side lobe malah lebih kuat dibandingkan bell shape spectra. Karena itu, dalam
seismic processing, jarang orang menggunakan rectangle window, biasanya yang
ada zona transisi di kiri dan kanan (Butterworth, trapesium, Kaiser, etc).

LL


-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
-



RE: [fogri] Spectral balancing

2007-03-16 Terurut Topik Leonard Lisapaly


Ya.

LL

-Original Message-
From: Paulus Tangke Allo [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, March 16, 2007 5:18 PM
To: fogri@iagi.or.id
Subject: Re: [fogri] Spectral balancing

ini maksudnya taper yah pak, supaya hasilnya tidak ringing?


--pta


On 3/15/07, Leonard Lisapaly [EMAIL PROTECTED] wrote:


 Kalau spektrumnya flat untuk range frekuensi yang lebar, memang cenderung
 menjadi spike. Tapi kalau flat untuk range frekuensi yang terbatas,
biasanya
 side lobe malah lebih kuat dibandingkan bell shape spectra. Karena itu,
dalam
 seismic processing, jarang orang menggunakan rectangle window, biasanya
yang
 ada zona transisi di kiri dan kanan (Butterworth, trapesium, Kaiser, etc).

 LL

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
-

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
-



RE: [fogri] Spectral balancing

2007-03-14 Terurut Topik Befriko Murdianto

Coba saya ikut jawab dgn bahasa yg sederhana mudah2an gak tambah bingungin.

Idealnya, apa yg kita rekam di permukaan bumi adalah hasil konvolusi antara 
koefisien refleksi (perbedaan batas lapisan di bawah permukaan) dgn apa yg 
kita kirim (seismik wavelet) ditambah dgn noise. Harapan kita adalah bahwa 
wavelet yg kita kirim tidak berubah sepanjang perjalanan menembus bumi, dgn 
demikian dapat dilakukan proses dekonvolusi (kebalikan dari konvolusi) utk 
mendapatkan koefisien refleksi dari lapisan2 di bawah permukaan. Pada 
kenyataannya, wavelet ini berubah secara vertikal dan lateral (amplitudo, 
frekuensi, dan fasanya) sepanjang perjalanannya karena berbagai hal, antara 
lain karena geologi (mis. anelastisitas/Q factor) dan prosesing (mis. nmo 
strecth).
Akibatnya, kandungan frekuensi kita akan berubah secara vertikal dan 
lateral. Hal ini akan terasa sekali apabila kita melakukan angle stack, 
maka pada near stack kita kandungan frekuensi akan relatif lebih tinggi 
daripada mid dan far angle stack. Untuk mengkompensasinya, biasanya 
digunakan spectral balancing, yg umum dilakukan adalah menggunakan high-cut 
filter pada near angle stack dan spectral whitening pada far angle stack 
dgn tujuan menyamakan keduanya ke dalam range frekuensi dari mid angle 
stack. Mid angle stack biasanya digunakan sebagai referensi karena S/N 
ratio (perbandingan antara signal dan noise) relatif lebih tinggi daripada 
near angle stack yg biasanya masih mengandung sisa2 noise dari multiple, 
sekaligus frekensi band-nya masih relatif lebih luas daripada far angle stack.
Jika ada data sumur, maka dapat dibuat sebuah target trace yg dibuat dari 
data seismik di sumur di mana target trace ini dapat digunakan sebagai 
referensi untuk membuat near, mid dan far angle stack kita ke dalam satu 
referensi yg sama dgn menggunakan semacam operator atau filter.
Istilah Pak Leo yg menyebutkan spektrum seismic yg bentuknya seperti 
lonceng dibikin rata menurut pendapat saya pribadi lebih cocok digunakan 
untuk spectral whitening daripada spectral balancing. Spectral balancing 
bagi saya lebih untuk mendapatkan hasil yg balanced in term of spectral 
content, atau dapat juga disebut spectral shaping, sedangkan spectral 
whitening prinsipnya hanya ekstrapolasi spektra dgn tujun untuk membuat 
kandungan frekuensi lebih luas, sehingga resolusinya bertambah.


Mohon maaf kalo kepanjangan.

bsm

At 12:32 PM 3/14/2007, you wrote:


Mungkin bahasa simpelnya : Spektrum seismic yang bentuknya seperti lonceng 
dibikin rata …. ?


LL

--
From: adi widyantoro [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, March 14, 2007 12:10 PM
To: fogri@iagi.or.id
Subject: RE: [fogri] Spectral balancing

Bapak-bapak:
Ini masalah pengertian fundamental penting yang sekarang mungkin sedang 
dibaca oleh adik-adik kita di universitas.
Jadi mestinya harus ada klarifikasi bagi yang mengerti, dan pada akhir 
email adik kita ATTAR yang bertanya harus bisa menyimpulkan dengan jelas 
apa yang dia tanyakan.
Karena dari email-email bapak-bapak di bawah saya jadi tambah bingung 
karena menyangkut survey segala, survey apa ya?.
Jadi penalaran saya, saya bawa ke pengertian fisika dulu sebelum ke rumus 
matematis atau aplikasi software.


Mari sejenak mengingat-ingat masalah penjalaran gelombang yang bersifat 
tidak stasioner sepanjang penembusan bawah permukaan. Waveform yang kita 
terima di permukaan sebagai akibat dari wavelet yang berubah bentuk dan 
fasa sepanjang perjalanan waktu karena ada atenuasi frekuensi tinggi yang 
terjadi pada lapisan yang jauh lebih dalam, Belum lagi ada ground roll dan 
macem-macem.
Jadi sebetulnya waveform yang kita baca bukan karena semakin dalam tidak 
ada frekuensi tinggi tetapi karena adanya divergensi frekuensi vertikal 
dan lateral juga perlambatan waktu tempuh.
Jadi karena pengertian ini, maka secara teoritis dapat diestimasi 
peluruhan frekuensi dan inversinya untuk membalikkan peluruhan itu dalam 
domain frekuensi (spectral). Fungsi untuk membalikkan peluruhan ini yang 
mestinya sering disebut-sebut sebagai operator dalam literatur. 
Matematisnya macem-macem, silahkan diuprek-uprek sendiri.
Dengan mengaplikasikan operator terhadap data dalam domain frkuensi maka 
frekuensi akhir waveform jadi seperti seimbang (lebih tepat dibayangkan 
frekuensinya lengkap) karena tidak terpengaruh oleh peluruhan bawah 
permukaan. Terutama wajib untuk data seismik darat, karena energi ground 
roll berkurang atau hilang.


Maka sekarang kita dapat membayangkan rumus matematisnya..hmmm...

Leonard Lisapaly [EMAIL PROTECTED] wrote:


Kayaknya begitu.

LL

-Original Message-
From: Paulus Tangke Allo [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, March 14, 2007 11:22 AM
To: fogri@iagi.or.id
Subject: Re: [fogri] Spectral balancing

oh iya, keleru

utk spectral balancing, salah satu survey dijadikan target,
kemudian utk survey2 lain dibuatkan operator-nya utk shaping ke target
spectral.

begitu yah?


--pta


On 3/14/07, Leonard Lisapaly wrote:

 Kalau

RE: [fogri] Spectral balancing

2007-03-14 Terurut Topik Leonard Lisapaly
 

Jadi spectral balancing ini tidak lewat operator tapi lewat Q compensation?

 

LL

 



From: Befriko Murdianto [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, March 14, 2007 3:13 PM
To: fogri@iagi.or.id
Subject: RE: [fogri] Spectral balancing

 

Coba saya ikut jawab dgn bahasa yg sederhana mudah2an gak tambah bingungin.

Idealnya, apa yg kita rekam di permukaan bumi adalah hasil konvolusi antara
koefisien refleksi (perbedaan batas lapisan di bawah permukaan) dgn apa yg
kita kirim (seismik wavelet) ditambah dgn noise. Harapan kita adalah bahwa
wavelet yg kita kirim tidak berubah sepanjang perjalanan menembus bumi, dgn
demikian dapat dilakukan proses dekonvolusi (kebalikan dari konvolusi) utk
mendapatkan koefisien refleksi dari lapisan2 di bawah permukaan. Pada
kenyataannya, wavelet ini berubah secara vertikal dan lateral (amplitudo,
frekuensi, dan fasanya) sepanjang perjalanannya karena berbagai hal, antara
lain karena geologi (mis. anelastisitas/Q factor) dan prosesing (mis. nmo
strecth).
Akibatnya, kandungan frekuensi kita akan berubah secara vertikal dan lateral.
Hal ini akan terasa sekali apabila kita melakukan angle stack, maka pada near
stack kita kandungan frekuensi akan relatif lebih tinggi daripada mid dan far
angle stack. Untuk mengkompensasinya, biasanya digunakan spectral balancing,
yg umum dilakukan adalah menggunakan high-cut filter pada near angle stack
dan spectral whitening pada far angle stack dgn tujuan menyamakan keduanya ke
dalam range frekuensi dari mid angle stack. Mid angle stack biasanya
digunakan sebagai referensi karena S/N ratio (perbandingan antara signal dan
noise) relatif lebih tinggi daripada near angle stack yg biasanya masih
mengandung sisa2 noise dari multiple, sekaligus frekensi band-nya masih
relatif lebih luas daripada far angle stack.
Jika ada data sumur, maka dapat dibuat sebuah target trace yg dibuat dari
data seismik di sumur di mana target trace ini dapat digunakan sebagai
referensi untuk membuat near, mid dan far angle stack kita ke dalam satu
referensi yg sama dgn menggunakan semacam operator atau filter.
Istilah Pak Leo yg menyebutkan spektrum seismic yg bentuknya seperti lonceng
dibikin rata menurut pendapat saya pribadi lebih cocok digunakan untuk
spectral whitening daripada spectral balancing. Spectral balancing bagi saya
lebih untuk mendapatkan hasil yg balanced in term of spectral content, atau
dapat juga disebut spectral shaping, sedangkan spectral whitening prinsipnya
hanya ekstrapolasi spektra dgn tujun untuk membuat kandungan frekuensi lebih
luas, sehingga resolusinya bertambah.

Mohon maaf kalo kepanjangan.

bsm

At 12:32 PM 3/14/2007, you wrote:



 
Mungkin bahasa simpelnya : Spektrum seismic yang bentuknya seperti lonceng
dibikin rata  ?
 
LL



From: adi widyantoro [ mailto:[EMAIL PROTECTED]
mailto:[EMAIL PROTECTED] ] 
Sent: Wednesday, March 14, 2007 12:10 PM
To: fogri@iagi.or.id
Subject: RE: [fogri] Spectral balancing
 
Bapak-bapak:
Ini masalah pengertian fundamental penting yang sekarang mungkin sedang
dibaca oleh adik-adik kita di universitas.
Jadi mestinya harus ada klarifikasi bagi yang mengerti, dan pada akhir email
adik kita ATTAR yang bertanya harus bisa menyimpulkan dengan jelas apa yang
dia tanyakan.
Karena dari email-email bapak-bapak di bawah saya jadi tambah bingung karena
menyangkut survey segala, survey apa ya?. 
Jadi penalaran saya, saya bawa ke pengertian fisika dulu sebelum ke rumus
matematis atau aplikasi software.
 
Mari sejenak mengingat-ingat masalah penjalaran gelombang yang bersifat tidak
stasioner sepanjang penembusan bawah permukaan. Waveform yang kita terima di
permukaan sebagai akibat dari wavelet yang berubah bentuk dan fasa sepanjang
perjalanan waktu karena ada atenuasi frekuensi tinggi yang terjadi pada
lapisan yang jauh lebih dalam, Belum lagi ada ground roll dan macem-macem. 
Jadi sebetulnya waveform yang kita baca bukan karena semakin dalam tidak ada
frekuensi tinggi tetapi karena adanya divergensi frekuensi vertikal dan
lateral juga perlambatan waktu tempuh. 
Jadi karena pengertian ini, maka secara teoritis dapat diestimasi peluruhan
frekuensi dan inversinya untuk membalikkan peluruhan itu dalam domain
frekuensi (spectral). Fungsi untuk membalikkan peluruhan ini yang mestinya
sering disebut-sebut sebagai operator dalam literatur. Matematisnya
macem-macem, silahkan diuprek-uprek sendiri.
Dengan mengaplikasikan operator terhadap data dalam domain frkuensi maka
frekuensi akhir waveform jadi seperti seimbang (lebih tepat dibayangkan
frekuensinya lengkap) karena tidak terpengaruh oleh peluruhan bawah
permukaan. Terutama wajib untuk data seismik darat, karena energi ground roll
berkurang atau hilang.
 
Maka sekarang kita dapat membayangkan rumus matematisnya..hmmm...

Leonard Lisapaly [EMAIL PROTECTED] wrote:



Kayaknya begitu.

LL

-Original Message-

From: Paulus Tangke Allo [ mailto:[EMAIL PROTECTED]
mailto:[EMAIL PROTECTED] ] 

Sent

RE: [fogri] Spectral balancing

2007-03-14 Terurut Topik Befriko Murdianto
Tetap lewat operator karena Q compensation  yg dipakai biasanya hanya 
time-variant sehingga arah lateral kemungkinan masih belum terkompensasi.


bsm

At 03:21 PM 3/14/2007, you wrote:


Jadi spectral balancing ini tidak lewat operator tapi lewat Q compensation?

LL


--
From: Befriko Murdianto [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, March 14, 2007 3:13 PM
To: fogri@iagi.or.id
Subject: RE: [fogri] Spectral balancing

Coba saya ikut jawab dgn bahasa yg sederhana mudah2an gak tambah bingungin.

Idealnya, apa yg kita rekam di permukaan bumi adalah hasil konvolusi 
antara koefisien refleksi (perbedaan batas lapisan di bawah permukaan) dgn 
apa yg kita kirim (seismik wavelet) ditambah dgn noise. Harapan kita 
adalah bahwa wavelet yg kita kirim tidak berubah sepanjang perjalanan 
menembus bumi, dgn demikian dapat dilakukan proses dekonvolusi (kebalikan 
dari konvolusi) utk mendapatkan koefisien refleksi dari lapisan2 di bawah 
permukaan. Pada kenyataannya, wavelet ini berubah secara vertikal dan 
lateral (amplitudo, frekuensi, dan fasanya) sepanjang perjalanannya karena 
berbagai hal, antara lain karena geologi (mis. anelastisitas/Q factor) dan 
prosesing (mis. nmo strecth).
Akibatnya, kandungan frekuensi kita akan berubah secara vertikal dan 
lateral. Hal ini akan terasa sekali apabila kita melakukan angle stack, 
maka pada near stack kita kandungan frekuensi akan relatif lebih tinggi 
daripada mid dan far angle stack. Untuk mengkompensasinya, biasanya 
digunakan spectral balancing, yg umum dilakukan adalah menggunakan 
high-cut filter pada near angle stack dan spectral whitening pada far 
angle stack dgn tujuan menyamakan keduanya ke dalam range frekuensi dari 
mid angle stack. Mid angle stack biasanya digunakan sebagai referensi 
karena S/N ratio (perbandingan antara signal dan noise) relatif lebih 
tinggi daripada near angle stack yg biasanya masih mengandung sisa2 noise 
dari multiple, sekaligus frekensi band-nya masih relatif lebih luas 
daripada far angle stack.
Jika ada data sumur, maka dapat dibuat sebuah target trace yg dibuat 
dari data seismik di sumur di mana target trace ini dapat digunakan 
sebagai referensi untuk membuat near, mid dan far angle stack kita ke 
dalam satu referensi yg sama dgn menggunakan semacam operator atau filter.
Istilah Pak Leo yg menyebutkan spektrum seismic yg bentuknya seperti 
lonceng dibikin rata menurut pendapat saya pribadi lebih cocok digunakan 
untuk spectral whitening daripada spectral balancing. Spectral balancing 
bagi saya lebih untuk mendapatkan hasil yg balanced in term of spectral 
content, atau dapat juga disebut spectral shaping, sedangkan spectral 
whitening prinsipnya hanya ekstrapolasi spektra dgn tujun untuk membuat 
kandungan frekuensi lebih luas, sehingga resolusinya bertambah.


Mohon maaf kalo kepanjangan.

bsm

At 12:32 PM 3/14/2007, you wrote:


Mungkin bahasa simpelnya : Spektrum seismic yang bentuknya seperti lonceng 
dibikin rata …. ?


LL

--
From: adi widyantoro [ mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, March 14, 2007 12:10 PM
To: fogri@iagi.or.id
Subject: RE: [fogri] Spectral balancing

Bapak-bapak:
Ini masalah pengertian fundamental penting yang sekarang mungkin sedang 
dibaca oleh adik-adik kita di universitas.
Jadi mestinya harus ada klarifikasi bagi yang mengerti, dan pada akhir 
email adik kita ATTAR yang bertanya harus bisa menyimpulkan dengan jelas 
apa yang dia tanyakan.
Karena dari email-email bapak-bapak di bawah saya jadi tambah bingung 
karena menyangkut survey segala, survey apa ya?.
Jadi penalaran saya, saya bawa ke pengertian fisika dulu sebelum ke rumus 
matematis atau aplikasi software.


Mari sejenak mengingat-ingat masalah penjalaran gelombang yang bersifat 
tidak stasioner sepanjang penembusan bawah permukaan. Waveform yang kita 
terima di permukaan sebagai akibat dari wavelet yang berubah bentuk dan 
fasa sepanjang perjalanan waktu karena ada atenuasi frekuensi tinggi yang 
terjadi pada lapisan yang jauh lebih dalam, Belum lagi ada ground roll dan 
macem-macem.
Jadi sebetulnya waveform yang kita baca bukan karena semakin dalam tidak 
ada frekuensi tinggi tetapi karena adanya divergensi frekuensi vertikal 
dan lateral juga perlambatan waktu tempuh.
Jadi karena pengertian ini, maka secara teoritis dapat diestimasi 
peluruhan frekuensi dan inversinya untuk membalikkan peluruhan itu dalam 
domain frekuensi (spectral). Fungsi untuk membalikkan peluruhan ini yang 
mestinya sering disebut-sebut sebagai operator dalam literatur. 
Matematisnya macem-macem, silahkan diuprek-uprek sendiri.
Dengan mengaplikasikan operator terhadap data dalam domain frkuensi maka 
frekuensi akhir waveform jadi seperti seimbang (lebih tepat dibayangkan 
frekuensinya lengkap) karena tidak terpengaruh oleh peluruhan bawah 
permukaan. Terutama wajib untuk data seismik darat, karena energi ground 
roll berkurang atau hilang.


Maka sekarang kita dapat membayangkan rumus matematisnya..hmmm...

Leonard Lisapaly [EMAIL PROTECTED] wrote

RE: [fogri] Spectral balancing

2007-03-14 Terurut Topik Leonard Lisapaly
 

Bef,

 

Ada literatur untuk operator yang kerjanya lateral ini ? Atau URL ?

 

LL



From: Befriko Murdianto [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, March 14, 2007 3:56 PM
To: fogri@iagi.or.id
Subject: RE: [fogri] Spectral balancing

 

Tetap lewat operator karena Q compensation  yg dipakai biasanya hanya
time-variant sehingga arah lateral kemungkinan masih belum terkompensasi.

bsm

At 03:21 PM 3/14/2007, you wrote:



 
Jadi spectral balancing ini tidak lewat operator tapi lewat Q compensation?
 
LL
 



From: Befriko Murdianto [ mailto:[EMAIL PROTECTED]
mailto:[EMAIL PROTECTED] ] 
Sent: Wednesday, March 14, 2007 3:13 PM
To: fogri@iagi.or.id
Subject: RE: [fogri] Spectral balancing
 
Coba saya ikut jawab dgn bahasa yg sederhana mudah2an gak tambah bingungin.

Idealnya, apa yg kita rekam di permukaan bumi adalah hasil konvolusi antara
koefisien refleksi (perbedaan batas lapisan di bawah permukaan) dgn apa yg
kita kirim (seismik wavelet) ditambah dgn noise. Harapan kita adalah bahwa
wavelet yg kita kirim tidak berubah sepanjang perjalanan menembus bumi, dgn
demikian dapat dilakukan proses dekonvolusi (kebalikan dari konvolusi) utk
mendapatkan koefisien refleksi dari lapisan2 di bawah permukaan. Pada
kenyataannya, wavelet ini berubah secara vertikal dan lateral (amplitudo,
frekuensi, dan fasanya) sepanjang perjalanannya karena berbagai hal, antara
lain karena geologi (mis. anelastisitas/Q factor) dan prosesing (mis. nmo
strecth).
Akibatnya, kandungan frekuensi kita akan berubah secara vertikal dan lateral.
Hal ini akan terasa sekali apabila kita melakukan angle stack, maka pada near
stack kita kandungan frekuensi akan relatif lebih tinggi daripada mid dan far
angle stack. Untuk mengkompensasinya, biasanya digunakan spectral balancing,
yg umum dilakukan adalah menggunakan high-cut filter pada near angle stack
dan spectral whitening pada far angle stack dgn tujuan menyamakan keduanya ke
dalam range frekuensi dari mid angle stack. Mid angle stack biasanya
digunakan sebagai referensi karena S/N ratio (perbandingan antara signal dan
noise) relatif lebih tinggi daripada near angle stack yg biasanya masih
mengandung sisa2 noise dari multiple, sekaligus frekensi band-nya masih
relatif lebih luas daripada far angle stack.
Jika ada data sumur, maka dapat dibuat sebuah target trace yg dibuat dari
data seismik di sumur di mana target trace ini dapat digunakan sebagai
referensi untuk membuat near, mid dan far angle stack kita ke dalam satu
referensi yg sama dgn menggunakan semacam operator atau filter.
Istilah Pak Leo yg menyebutkan spektrum seismic yg bentuknya seperti lonceng
dibikin rata menurut pendapat saya pribadi lebih cocok digunakan untuk
spectral whitening daripada spectral balancing. Spectral balancing bagi saya
lebih untuk mendapatkan hasil yg balanced in term of spectral content, atau
dapat juga disebut spectral shaping, sedangkan spectral whitening prinsipnya
hanya ekstrapolasi spektra dgn tujun untuk membuat kandungan frekuensi lebih
luas, sehingga resolusinya bertambah.

Mohon maaf kalo kepanjangan.

bsm

At 12:32 PM 3/14/2007, you wrote:

 
Mungkin bahasa simpelnya : Spektrum seismic yang bentuknya seperti lonceng
dibikin rata  ?
 
LL



From: adi widyantoro [ mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, March 14, 2007 12:10 PM
To: fogri@iagi.or.id
Subject: RE: [fogri] Spectral balancing
 
Bapak-bapak:
Ini masalah pengertian fundamental penting yang sekarang mungkin sedang
dibaca oleh adik-adik kita di universitas.
Jadi mestinya harus ada klarifikasi bagi yang mengerti, dan pada akhir email
adik kita ATTAR yang bertanya harus bisa menyimpulkan dengan jelas apa yang
dia tanyakan.
Karena dari email-email bapak-bapak di bawah saya jadi tambah bingung karena
menyangkut survey segala, survey apa ya?. 
Jadi penalaran saya, saya bawa ke pengertian fisika dulu sebelum ke rumus
matematis atau aplikasi software.
 
Mari sejenak mengingat-ingat masalah penjalaran gelombang yang bersifat tidak
stasioner sepanjang penembusan bawah permukaan. Waveform yang kita terima di
permukaan sebagai akibat dari wavelet yang berubah bentuk dan fasa sepanjang
perjalanan waktu karena ada atenuasi frekuensi tinggi yang terjadi pada
lapisan yang jauh lebih dalam, Belum lagi ada ground roll dan macem-macem. 
Jadi sebetulnya waveform yang kita baca bukan karena semakin dalam tidak ada
frekuensi tinggi tetapi karena adanya divergensi frekuensi vertikal dan
lateral juga perlambatan waktu tempuh. 
Jadi karena pengertian ini, maka secara teoritis dapat diestimasi peluruhan
frekuensi dan inversinya untuk membalikkan peluruhan itu dalam domain
frekuensi (spectral). Fungsi untuk membalikkan peluruhan ini yang mestinya
sering disebut-sebut sebagai operator dalam literatur. Matematisnya
macem-macem, silahkan diuprek-uprek sendiri.
Dengan mengaplikasikan operator terhadap data dalam domain frkuensi maka
frekuensi akhir waveform jadi seperti

RE: [fogri] Spectral balancing

2007-03-14 Terurut Topik Befriko Murdianto
Itu yg kemarin saya kerjakan utk north belut. Di WG, metodenya disebut SAWP 
(space-adaptive wavelet processing).
Selengkapnya di 
http://www.westerngeco.com/content/services/dp/omega/reservoir/space_adaptive_inv.asp?


bsm

At 03:59 PM 3/14/2007, you wrote:


Bef,

Ada literatur untuk operator yang kerjanya lateral ini ? Atau URL ?

LL

--
From: Befriko Murdianto [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, March 14, 2007 3:56 PM
To: fogri@iagi.or.id
Subject: RE: [fogri] Spectral balancing

Tetap lewat operator karena Q compensation  yg dipakai biasanya hanya 
time-variant sehingga arah lateral kemungkinan masih belum terkompensasi.


bsm

At 03:21 PM 3/14/2007, you wrote:


Jadi spectral balancing ini tidak lewat operator tapi lewat Q compensation?

LL


--
From: Befriko Murdianto [ mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, March 14, 2007 3:13 PM
To: fogri@iagi.or.id
Subject: RE: [fogri] Spectral balancing

Coba saya ikut jawab dgn bahasa yg sederhana mudah2an gak tambah bingungin.

Idealnya, apa yg kita rekam di permukaan bumi adalah hasil konvolusi 
antara koefisien refleksi (perbedaan batas lapisan di bawah permukaan) dgn 
apa yg kita kirim (seismik wavelet) ditambah dgn noise. Harapan kita 
adalah bahwa wavelet yg kita kirim tidak berubah sepanjang perjalanan 
menembus bumi, dgn demikian dapat dilakukan proses dekonvolusi (kebalikan 
dari konvolusi) utk mendapatkan koefisien refleksi dari lapisan2 di bawah 
permukaan. Pada kenyataannya, wavelet ini berubah secara vertikal dan 
lateral (amplitudo, frekuensi, dan fasanya) sepanjang perjalanannya karena 
berbagai hal, antara lain karena geologi (mis. anelastisitas/Q factor) dan 
prosesing (mis. nmo strecth).
Akibatnya, kandungan frekuensi kita akan berubah secara vertikal dan 
lateral. Hal ini akan terasa sekali apabila kita melakukan angle stack, 
maka pada near stack kita kandungan frekuensi akan relatif lebih tinggi 
daripada mid dan far angle stack. Untuk mengkompensasinya, biasanya 
digunakan spectral balancing, yg umum dilakukan adalah menggunakan 
high-cut filter pada near angle stack dan spectral whitening pada far 
angle stack dgn tujuan menyamakan keduanya ke dalam range frekuensi dari 
mid angle stack. Mid angle stack biasanya digunakan sebagai referensi 
karena S/N ratio (perbandingan antara signal dan noise) relatif lebih 
tinggi daripada near angle stack yg biasanya masih mengandung sisa2 noise 
dari multiple, sekaligus frekensi band-nya masih relatif lebih luas 
daripada far angle stack.
Jika ada data sumur, maka dapat dibuat sebuah target trace yg dibuat 
dari data seismik di sumur di mana target trace ini dapat digunakan 
sebagai referensi untuk membuat near, mid dan far angle stack kita ke 
dalam satu referensi yg sama dgn menggunakan semacam operator atau filter.
Istilah Pak Leo yg menyebutkan spektrum seismic yg bentuknya seperti 
lonceng dibikin rata menurut pendapat saya pribadi lebih cocok digunakan 
untuk spectral whitening daripada spectral balancing. Spectral balancing 
bagi saya lebih untuk mendapatkan hasil yg balanced in term of spectral 
content, atau dapat juga disebut spectral shaping, sedangkan spectral 
whitening prinsipnya hanya ekstrapolasi spektra dgn tujun untuk membuat 
kandungan frekuensi lebih luas, sehingga resolusinya bertambah.


Mohon maaf kalo kepanjangan.

bsm

At 12:32 PM 3/14/2007, you wrote:


Mungkin bahasa simpelnya : Spektrum seismic yang bentuknya seperti lonceng 
dibikin rata …. ?


LL

--
From: adi widyantoro [ mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, March 14, 2007 12:10 PM
To: fogri@iagi.or.id
Subject: RE: [fogri] Spectral balancing

Bapak-bapak:
Ini masalah pengertian fundamental penting yang sekarang mungkin sedang 
dibaca oleh adik-adik kita di universitas.
Jadi mestinya harus ada klarifikasi bagi yang mengerti, dan pada akhir 
email adik kita ATTAR yang bertanya harus bisa menyimpulkan dengan jelas 
apa yang dia tanyakan.
Karena dari email-email bapak-bapak di bawah saya jadi tambah bingung 
karena menyangkut survey segala, survey apa ya?.
Jadi penalaran saya, saya bawa ke pengertian fisika dulu sebelum ke rumus 
matematis atau aplikasi software.


Mari sejenak mengingat-ingat masalah penjalaran gelombang yang bersifat 
tidak stasioner sepanjang penembusan bawah permukaan. Waveform yang kita 
terima di permukaan sebagai akibat dari wavelet yang berubah bentuk dan 
fasa sepanjang perjalanan waktu karena ada atenuasi frekuensi tinggi yang 
terjadi pada lapisan yang jauh lebih dalam, Belum lagi ada ground roll dan 
macem-macem.
Jadi sebetulnya waveform yang kita baca bukan karena semakin dalam tidak 
ada frekuensi tinggi tetapi karena adanya divergensi frekuensi vertikal 
dan lateral juga perlambatan waktu tempuh.
Jadi karena pengertian ini, maka secara teoritis dapat diestimasi 
peluruhan frekuensi dan inversinya untuk membalikkan peluruhan itu dalam 
domain frekuensi (spectral). Fungsi untuk membalikkan peluruhan ini yang 
mestinya sering disebut-sebut sebagai operator

RE: [fogri] Spectral balancing

2007-03-14 Terurut Topik Leonard Lisapaly


Balancing dalam pengertian menyamakan bandwidth dapat dilakukan dengan
transformasi Z seperti rumus di bawah. Teoretikal bisa, tapi saya belum coba
bandingkan dengan kalau kita melakukan Q compensation. Coba saja buat tugas
akhir. Saya pikir cukup menarik karena kalau memang bisa kita lakukan,
berarti proses spectral balancing akan lebih sederhana.

LL

-Original Message-
From: attar kusuma [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, March 14, 2007 7:12 PM
To: fogri@iagi.or.id
Subject: RE: [fogri] Spectral balancing

makasih atas tanggapannya 

yang saya maksud sebenarnya spectral balancing dalam
Specdecom. 
dalam papernya partyka dijelaskan:
The tuning cube has three components:
thin-bed interference, wavelet overprint,
and noise (Figure 7). Since the
geologic response is the most interesting
component for the interpreter,
it is prudent to balance the wavelet
amplitude without degrading the geologic
information. This reduces the
tuning cube to thin-bed interference
and noise.
Common spectral balancing techniques
rely on sparse invariant stationary
statistics. If we assume that the
geologic tuning varies considerably
along any flattened horizon, then we
balance the wavelet spectrum by
equalizing each frequency slice according
to its average amplitude (Figure 8).
After whitening to minimize the
wavelet effect, the tuning cube retains
two main components: thin-bed interference
and noise.
In frequency-slice form, thin-bed
interference appears as coherent
amplitude variations. Random noise
speckles the interference pattern in a
similar fashion to poor quality television
reception. At dominant frequencies,
the relatively high signal-to-noise ratio (SNR)
results in clear pictures of
thin-bed tuning. Movement away
from dominant frequency causes the
SNR to degrade. At frequencies
beyond usable bandwidth, the poor
SNR results in a noise map.

apakah mungkin spectral balancing tidak akan
menghilangkan informasi geologic-nya?

apa sih sebenarnya wavelet overprint?

to pak leonard: spectral balancing bisa menggunakan
rumus : Z=( x - Xmean) / standart deviation ?


attarkusuma

student

--- adi widyantoro [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Bapak-bapak:
   Ini masalah pengertian fundamental penting yang
 sekarang mungkin sedang dibaca oleh adik-adik kita
 di universitas.
   Jadi mestinya harus ada klarifikasi bagi yang
 mengerti, dan pada akhir email adik kita ATTAR yang
 bertanya harus bisa menyimpulkan dengan jelas apa
 yang dia tanyakan.
   Karena dari email-email bapak-bapak di bawah saya
 jadi tambah bingung karena menyangkut survey
 segala, survey apa ya?. 
   Jadi penalaran saya, saya bawa ke pengertian
 fisika dulu sebelum ke rumus matematis atau aplikasi
 software.

   Mari sejenak mengingat-ingat masalah penjalaran
 gelombang yang bersifat tidak stasioner sepanjang
 penembusan bawah permukaan. Waveform yang kita
 terima di permukaan sebagai akibat dari wavelet yang
 berubah bentuk dan fasa sepanjang perjalanan waktu
 karena ada atenuasi frekuensi tinggi yang terjadi
 pada lapisan yang jauh lebih dalam, Belum lagi ada
 ground roll dan macem-macem. 
   Jadi sebetulnya waveform yang kita baca bukan
 karena semakin dalam tidak ada frekuensi tinggi
 tetapi karena adanya divergensi frekuensi vertikal
 dan lateral juga perlambatan waktu tempuh. 
   Jadi karena pengertian ini, maka secara teoritis
 dapat diestimasi peluruhan frekuensi dan inversinya
 untuk membalikkan peluruhan itu dalam domain
 frekuensi (spectral). Fungsi untuk membalikkan
 peluruhan ini yang mestinya sering disebut-sebut
 sebagai operator dalam literatur. Matematisnya
 macem-macem, silahkan diuprek-uprek sendiri.
   Dengan mengaplikasikan operator terhadap data
 dalam domain frkuensi maka frekuensi akhir waveform
 jadi seperti seimbang (lebih tepat dibayangkan
 frekuensinya lengkap) karena tidak terpengaruh oleh
 peluruhan bawah permukaan. Terutama wajib untuk data
 seismik darat, karena energi ground roll berkurang
 atau hilang.

   Maka sekarang kita dapat membayangkan rumus
 matematisnya..hmmm...
   
 Leonard Lisapaly [EMAIL PROTECTED] wrote:
   
 
 Kayaknya begitu.
 
 LL
 
 -Original Message-
 From: Paulus Tangke Allo
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 Sent: Wednesday, March 14, 2007 11:22 AM
 To: fogri@iagi.or.id
 Subject: Re: [fogri] Spectral balancing
 
 oh iya, keleru
 
 utk spectral balancing, salah satu survey dijadikan
 target,
 kemudian utk survey2 lain dibuatkan operator-nya utk
 shaping ke target
 spectral.
 
 begitu yah?
 
 
 --pta
 
 
 On 3/14/07, Leonard Lisapaly wrote:
 
  Kalau RMS yang dihitung, apa bukan namanya
 amplitude balancing ?
 
  LL
 

-
 To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
 Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
 FOGRI Archive:
 http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id

Re: [fogri] Spectral balancing

2007-03-14 Terurut Topik Paulus Tangke Allo

ohh, ini sih maksudnya spectral whitening ngkali

spectral whitening tentu saja bisa menghilangkan geologic information-nya.
makanya dikatakan:
 it is prudent to balance the wavelet
amplitude without degrading the geologic information.
jadi kalau balancing, yah jangan sampai degrading the geologic information-nya.

kenapa perlu whitening?
ini kaitannya dgn wavelet overprint.
kurang lebih maksudnya, efek wavelet sidelobe.
semakin flat spektrum-nya, sidelobe waveletnya makin kecil dan mendekati spike.
jadi karena efek sidelobe waveletnya makin kecil maka frequency slice
hanya akan berisi
informasi thin bed interference dan noise.

mudah2an membantu.

--pta




On 3/14/07, attar kusuma [EMAIL PROTECTED] wrote:

makasih atas tanggapannya

yang saya maksud sebenarnya spectral balancing dalam
Specdecom.
dalam papernya partyka dijelaskan:
The tuning cube has three components:
thin-bed interference, wavelet overprint,
and noise (Figure 7). Since the
geologic response is the most interesting
component for the interpreter,
it is prudent to balance the wavelet
amplitude without degrading the geologic
information. This reduces the
tuning cube to thin-bed interference
and noise.
Common spectral balancing techniques
rely on sparse invariant stationary
statistics. If we assume that the
geologic tuning varies considerably
along any flattened horizon, then we
balance the wavelet spectrum by
equalizing each frequency slice according
to its average amplitude (Figure 8).
After whitening to minimize the
wavelet effect, the tuning cube retains
two main components: thin-bed interference
and noise.
In frequency-slice form, thin-bed
interference appears as coherent
amplitude variations. Random noise
speckles the interference pattern in a
similar fashion to poor quality television
reception. At dominant frequencies,
the relatively high signal-to-noise ratio (SNR)
results in clear pictures of
thin-bed tuning. Movement away
from dominant frequency causes the
SNR to degrade. At frequencies
beyond usable bandwidth, the poor
SNR results in a noise map.

apakah mungkin spectral balancing tidak akan
menghilangkan informasi geologic-nya?

apa sih sebenarnya wavelet overprint?


-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
-



Re: [fogri] Spectral balancing

2007-03-14 Terurut Topik Franciscus B Sinartio
ikutan nimbrung,
kita bicara yang 3D aja yah.
spectral balancing yang sering dilakukan di seismic processing adalah di 
seismic cube (x,y, TWT) keseluruhan input nya.(tentu saja dalam frequency 
domain). tujuan nya untuk menyamakan spectral vintage yang berbeda atau angle 
stacks yang berbeda.
kalau Greg Partyka mungkin mengusulkan yang lain, yaitu spectral balancing bagi 
setiap frequency sclice.
jadi efek dari decaying (terutama) bisa hilang.
kalau proses yang pertama amplitude spectrumnya di buat mirip bell function 
(atau apa yah nama tepat nya),
sedangkan pada frequency slice amplitude nya dibuat sama amplitude nya untuk 
setiap frequency.
di poster session SEG/HAGI agustus tahun lalu ada sekurang nya tiga poster yang 
membahas hal ini.  sayang nya memang pada saat itu spectral decomposition 
dianggap bukan topik yang patut di presentasikan di oral presentation.
mudah2an membantu.
kalau tambah pusing bisa tanya ketiga presenter tsb.
fbs

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
-



Re: [fogri] Spectral balancing

2007-03-14 Terurut Topik Franciscus B Sinartio
bacanya kurang sreg, jadi saya tambahin lagi, mumpung masih tidur atau belum 
bangun.

jadi kalau yang pertama, spectrum salah satu vintage di preserve, atau dibuat 
pseudo spectrum, yang masih memakai bell shape tidak diratakan.

yang kedua(spec decomp) justru di ratakan.  sample nya bisa setiap posisi x,y 
diambil setiap frequency lalu di balancing, bisa juga keseluruhan alalu di 
balancing.
sebaiknya di coba2 saja. yang jelas jangan sampai membalancing response dari 
satu sub basin ke sub basin yang lain. nanti bisa campur aduk.
tapi di balancing satu persatu baru dicampur boleh juga tuh untuk normalisasi.

kita tunggu komentar ketiga poster presenters.

fbs


- Original Message 
From: Franciscus B Sinartio [EMAIL PROTECTED]
To: fogri@iagi.or.id
Sent: Thursday, March 15, 2007 1:00:37 AM
Subject: Re: [fogri] Spectral balancing


ikutan nimbrung,
kita bicara yang 3D aja yah.
spectral balancing yang sering dilakukan di seismic processing adalah di 
seismic cube (x,y, TWT) keseluruhan input nya.(tentu saja dalam frequency 
domain). tujuan nya untuk menyamakan spectral vintage yang berbeda atau angle 
stacks yang berbeda.
kalau Greg Partyka mungkin mengusulkan yang lain, yaitu spectral balancing bagi 
setiap frequency sclice.
jadi efek dari decaying (terutama) bisa hilang.
kalau proses yang pertama amplitude spectrumnya di buat mirip bell function 
(atau apa yah nama tepat nya),
sedangkan pada frequency slice amplitude nya dibuat sama amplitude nya untuk 
setiap frequency.
di poster session SEG/HAGI agustus tahun lalu ada sekurang nya tiga poster yang 
membahas hal ini.  sayang nya memang pada saat itu spectral decomposition 
dianggap bukan topik yang patut di presentasikan di oral presentation.
mudah2an membantu.
kalau tambah pusing bisa tanya ketiga presenter tsb.
fbs

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
-

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
-



RE: [fogri] Spectral balancing

2007-03-14 Terurut Topik Leonard Lisapaly


Kalau spektrumnya flat untuk range frekuensi yang lebar, memang cenderung
menjadi spike. Tapi kalau flat untuk range frekuensi yang terbatas, biasanya
side lobe malah lebih kuat dibandingkan bell shape spectra. Karena itu, dalam
seismic processing, jarang orang menggunakan rectangle window, biasanya yang
ada zona transisi di kiri dan kanan (Butterworth, trapesium, Kaiser, etc).

LL

-Original Message-
From: Paulus Tangke Allo [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, March 14, 2007 8:16 PM
To: fogri@iagi.or.id
Subject: Re: [fogri] Spectral balancing

ohh, ini sih maksudnya spectral whitening ngkali

spectral whitening tentu saja bisa menghilangkan geologic information-nya.
makanya dikatakan:
 it is prudent to balance the wavelet
 amplitude without degrading the geologic information.
jadi kalau balancing, yah jangan sampai degrading the geologic
information-nya.

kenapa perlu whitening?
ini kaitannya dgn wavelet overprint.
kurang lebih maksudnya, efek wavelet sidelobe.
semakin flat spektrum-nya, sidelobe waveletnya makin kecil dan mendekati
spike.
jadi karena efek sidelobe waveletnya makin kecil maka frequency slice
hanya akan berisi
informasi thin bed interference dan noise.

mudah2an membantu.

--pta




On 3/14/07, attar kusuma [EMAIL PROTECTED] wrote:
 makasih atas tanggapannya

 yang saya maksud sebenarnya spectral balancing dalam
 Specdecom.
 dalam papernya partyka dijelaskan:
 The tuning cube has three components:
 thin-bed interference, wavelet overprint,
 and noise (Figure 7). Since the
 geologic response is the most interesting
 component for the interpreter,
 it is prudent to balance the wavelet
 amplitude without degrading the geologic
 information. This reduces the
 tuning cube to thin-bed interference
 and noise.
 Common spectral balancing techniques
 rely on sparse invariant stationary
 statistics. If we assume that the
 geologic tuning varies considerably
 along any flattened horizon, then we
 balance the wavelet spectrum by
 equalizing each frequency slice according
 to its average amplitude (Figure 8).
 After whitening to minimize the
 wavelet effect, the tuning cube retains
 two main components: thin-bed interference
 and noise.
 In frequency-slice form, thin-bed
 interference appears as coherent
 amplitude variations. Random noise
 speckles the interference pattern in a
 similar fashion to poor quality television
 reception. At dominant frequencies,
 the relatively high signal-to-noise ratio (SNR)
 results in clear pictures of
 thin-bed tuning. Movement away
 from dominant frequency causes the
 SNR to degrade. At frequencies
 beyond usable bandwidth, the poor
 SNR results in a noise map.

 apakah mungkin spectral balancing tidak akan
 menghilangkan informasi geologic-nya?

 apa sih sebenarnya wavelet overprint?

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
-

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
-



Re: [fogri] Spectral balancing

2007-03-13 Terurut Topik Paulus Tangke Allo

tidak ada kata harus di-balancing.
balancing hanya digunakan kalau memang diperlukan.
umumnya digunakan saat reprocessing kumpulan data seismik dgn tahun
shooting yang berbeda.

rumusnya gak aneh2, cuma hitung rms trus hitung skalar-nya supaya rms-nya sama.


--pta

On 3/12/07, attar kusuma [EMAIL PROTECTED] wrote:

Dear all

ada bisa yang bercerita tentang spectral balancing data seismic?, kenapa harus 
di balancing? rumus yang digunakan?.  saya masih bingung  pada tahap ini

attarkusuma
student geophysics


-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
-



Re: [fogri] Spectral balancing

2007-03-13 Terurut Topik Paulus Tangke Allo

oh iya, keleru

utk spectral balancing, salah satu survey dijadikan target,
kemudian utk survey2 lain dibuatkan operator-nya utk shaping ke target spectral.

begitu yah?


--pta


On 3/14/07, Leonard Lisapaly [EMAIL PROTECTED] wrote:


Kalau RMS yang dihitung, apa bukan namanya amplitude balancing ?

LL


-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
-



RE: [fogri] Spectral balancing

2007-03-13 Terurut Topik Leonard Lisapaly


Kayaknya begitu.

LL

-Original Message-
From: Paulus Tangke Allo [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, March 14, 2007 11:22 AM
To: fogri@iagi.or.id
Subject: Re: [fogri] Spectral balancing

oh iya, keleru

utk spectral balancing, salah satu survey dijadikan target,
kemudian utk survey2 lain dibuatkan operator-nya utk shaping ke target
spectral.

begitu yah?


--pta


On 3/14/07, Leonard Lisapaly [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kalau RMS yang dihitung, apa bukan namanya amplitude balancing ?

 LL

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
-

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
-



RE: [fogri] Spectral balancing

2007-03-13 Terurut Topik adi widyantoro
Bapak-bapak:
  Ini masalah pengertian fundamental penting yang sekarang mungkin sedang 
dibaca oleh adik-adik kita di universitas.
  Jadi mestinya harus ada klarifikasi bagi yang mengerti, dan pada akhir email 
adik kita ATTAR yang bertanya harus bisa menyimpulkan dengan jelas apa yang dia 
tanyakan.
  Karena dari email-email bapak-bapak di bawah saya jadi tambah bingung karena 
menyangkut survey segala, survey apa ya?. 
  Jadi penalaran saya, saya bawa ke pengertian fisika dulu sebelum ke rumus 
matematis atau aplikasi software.
   
  Mari sejenak mengingat-ingat masalah penjalaran gelombang yang bersifat tidak 
stasioner sepanjang penembusan bawah permukaan. Waveform yang kita terima di 
permukaan sebagai akibat dari wavelet yang berubah bentuk dan fasa sepanjang 
perjalanan waktu karena ada atenuasi frekuensi tinggi yang terjadi pada lapisan 
yang jauh lebih dalam, Belum lagi ada ground roll dan macem-macem. 
  Jadi sebetulnya waveform yang kita baca bukan karena semakin dalam tidak ada 
frekuensi tinggi tetapi karena adanya divergensi frekuensi vertikal dan lateral 
juga perlambatan waktu tempuh. 
  Jadi karena pengertian ini, maka secara teoritis dapat diestimasi peluruhan 
frekuensi dan inversinya untuk membalikkan peluruhan itu dalam domain frekuensi 
(spectral). Fungsi untuk membalikkan peluruhan ini yang mestinya sering 
disebut-sebut sebagai operator dalam literatur. Matematisnya macem-macem, 
silahkan diuprek-uprek sendiri.
  Dengan mengaplikasikan operator terhadap data dalam domain frkuensi maka 
frekuensi akhir waveform jadi seperti seimbang (lebih tepat dibayangkan 
frekuensinya lengkap) karena tidak terpengaruh oleh peluruhan bawah permukaan. 
Terutama wajib untuk data seismik darat, karena energi ground roll berkurang 
atau hilang.
   
  Maka sekarang kita dapat membayangkan rumus matematisnya..hmmm...
  
Leonard Lisapaly [EMAIL PROTECTED] wrote:
  

Kayaknya begitu.

LL

-Original Message-
From: Paulus Tangke Allo [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, March 14, 2007 11:22 AM
To: fogri@iagi.or.id
Subject: Re: [fogri] Spectral balancing

oh iya, keleru

utk spectral balancing, salah satu survey dijadikan target,
kemudian utk survey2 lain dibuatkan operator-nya utk shaping ke target
spectral.

begitu yah?


--pta


On 3/14/07, Leonard Lisapaly wrote:

 Kalau RMS yang dihitung, apa bukan namanya amplitude balancing ?

 LL

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
-

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
-



 
-
The fish are biting.
 Get more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing.

RE: [fogri] Spectral balancing

2007-03-13 Terurut Topik Leonard Lisapaly
 

Mungkin bahasa simpelnya : Spektrum seismic yang bentuknya seperti lonceng
dibikin rata  ?

 

LL



From: adi widyantoro [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, March 14, 2007 12:10 PM
To: fogri@iagi.or.id
Subject: RE: [fogri] Spectral balancing

 

Bapak-bapak:

Ini masalah pengertian fundamental penting yang sekarang mungkin sedang
dibaca oleh adik-adik kita di universitas.

Jadi mestinya harus ada klarifikasi bagi yang mengerti, dan pada akhir email
adik kita ATTAR yang bertanya harus bisa menyimpulkan dengan jelas apa yang
dia tanyakan.

Karena dari email-email bapak-bapak di bawah saya jadi tambah bingung karena
menyangkut survey segala, survey apa ya?. 

Jadi penalaran saya, saya bawa ke pengertian fisika dulu sebelum ke rumus
matematis atau aplikasi software.

 

Mari sejenak mengingat-ingat masalah penjalaran gelombang yang bersifat tidak
stasioner sepanjang penembusan bawah permukaan. Waveform yang kita terima di
permukaan sebagai akibat dari wavelet yang berubah bentuk dan fasa sepanjang
perjalanan waktu karena ada atenuasi frekuensi tinggi yang terjadi pada
lapisan yang jauh lebih dalam, Belum lagi ada ground roll dan macem-macem. 

Jadi sebetulnya waveform yang kita baca bukan karena semakin dalam tidak ada
frekuensi tinggi tetapi karena adanya divergensi frekuensi vertikal dan
lateral juga perlambatan waktu tempuh. 

Jadi karena pengertian ini, maka secara teoritis dapat diestimasi peluruhan
frekuensi dan inversinya untuk membalikkan peluruhan itu dalam domain
frekuensi (spectral). Fungsi untuk membalikkan peluruhan ini yang mestinya
sering disebut-sebut sebagai operator dalam literatur. Matematisnya
macem-macem, silahkan diuprek-uprek sendiri.

Dengan mengaplikasikan operator terhadap data dalam domain frkuensi maka
frekuensi akhir waveform jadi seperti seimbang (lebih tepat dibayangkan
frekuensinya lengkap) karena tidak terpengaruh oleh peluruhan bawah
permukaan. Terutama wajib untuk data seismik darat, karena energi ground roll
berkurang atau hilang.

 

Maka sekarang kita dapat membayangkan rumus matematisnya..hmmm...


Leonard Lisapaly [EMAIL PROTECTED] wrote:



Kayaknya begitu.

LL

-Original Message-
From: Paulus Tangke Allo [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, March 14, 2007 11:22 AM
To: fogri@iagi.or.id
Subject: Re: [fogri] Spectral balancing

oh iya, keleru

utk spectral balancing, salah satu survey dijadikan target,
kemudian utk survey2 lain dibuatkan operator-nya utk shaping ke
target
spectral.

begitu yah?


--pta


On 3/14/07, Leonard Lisapaly wrote:

 Kalau RMS yang dihitung, apa bukan namanya amplitude balancing ?

 LL

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
-

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit FOGRI Website: http://fogri.or.id
FOGRI Archive: http://www.mail-archive.com/fogri%40iagi.or.id/
-

 

  



The fish are biting.
Get more visitors
http://us.rd.yahoo.com/evt=49679/*http:/searchmarketing.yahoo.com/arp/sponso
redsearch_v2.php?o=US2140cmp=Yahooctv=Q107Taglines=Ys2=EMb=50  on your
site using Yahoo! Search Marketing.