Bos Sugeng,
Kita sudah sepakat kok bahwa alam itu baik. Saya cuma prihatin saja.
Nyawa manusia di Indonesia sepertinya sangat murah. Selain masih kesal
dengan Gempa yang menyebabkan Lusi, sekarang juga kesel dengan nyawa2
yang melayang di Ciwidey. Dan semua yang masyarakat awam tau, bahwa
itu
Pak Bambang,
Kalau boleh saya bertanya. Apa pendapat bapak tentang keadaan seperti berikut:
1. Geologist2 sewaktu acara besar di Afsel, kebanyakan setuju Lusi
karena pemboran.
2. Kubu drilling, yang dwakili Rubi Rubiandini cs berpendapat ada
Under Ground Blow Out di Lusi.
Nah apa tanggapan Pak
Natan,
Apakah setiap underground blow out jadi Lusi ?.
Ini sama dengan pertanyan anda kemaren kenapa tidak semua gempa menjadi
Lusi.
Yang membuat LUSI digolongkan sebagai bencana alam adalah kenyataan bahwa
ada beberapa kondisi lain yang membuatnya menjadi Lusi (UGBO diantaranya
tapi bukan
Saya jadi teringat outbound psikologi yg baru saya ikuti, perbedaan2 yg timbul
dalam suatu kasus sangat sederhana ternyata hampir pasti terjadi karena
perbedaan2 persepsi dan kegagalan dalam menentukan kriteria. Kalau kita
kembalikan ke kasus ini, ahli drilling dan ahli geologi sudah pasti
Dengan logika, harusnya jawabannya tidak. Walaupun ada UGBO, tapi jika
semua layer disitu sudah keras misalnya Andesit semua, ya tidak akan
ada Lusi.
Yang saya mengerti, UGBO akan membuat banyak Induced Fracture. Makanya
semburan tidak di well, tapi dsekitar well.
On 3/1/10,
Yth. Pak RDP dan rekan-rekan,
Maaf yha, ini artikel lama sekali, jadi semalam baru berhasil didapat. Itu
pun dibantu anak-anak.
Silahkan, semoga berguna untuk kita. Ketika artikel ini dimuat, saya
mendapat dua telpon dari teman.
Mereka menanyakan, kenapa sugeng nya dihilangkan, sebab kalau
Setuju sekali dengan pendapat pak Natan (induced fractured karena OGBO)
kebetulan terjadinya di interval formation very soft yg very high pressure
yg sangat terkenal sangat sulit harus extra HATI2 ngebornya, sehingga
memicu terjadinya banyak semburan2 liar disekitar sumur BP-1, yg sangat
sulit
Natan,
Secara prinsip, sebetulnya yang kamu kemukakan itu betul.
Permasalahannya, kita tidak berada dalam koridor geoscience, tetapi di koridor
hukum. jadi, yang berlaku adalah:
1. Apakah kita punya bukti saksi?
2. Apakah kita bisa membuktikan dan kesaksian mendukung?
Kenyataannya,
Mas Mbatack,
Tapi semburan2 liar tsb juga sebagian berasal dari sumur tsb, jadi bukan
semuanya terjadinya diluar sumur tsb.
Kecuali itu semburan2 liar tsb biarpun terjadinya disekitar sumur, tapi
masih dekat (hanya beberapa meter sampai puluhan meter dari letak kepala
sumur/well head) dengan
Yang jelas dari yang saya baca di detik.com BMKG tidak ngawur dan juga tidak
sok jagoan dengan ramalannya, tapi katanya punya data pantauan di Papua
nugini dan Kep Solomon. Sedangkan Jepang bisa jadi punya data tersendiri
sehingga menyimpulkan penduduk pesisirnya harus ngungsi.
Hasil akhirnya
Pak Natan yang baik,
Saya sarankan bapak baca paper yang linknya saya cantumkan kemarin, hal2 rinci
point by point debat antara Davies et al. dan Sawolo et al. bisa dibaca. Asumsi
dan data yang dipakai kedua kubu untuk menentukan apakah sumurnya bocor,
terjadi hydrofracturing, soal UGBO atau
Wah Benul eh Betul Pak Sunu, ngapain juga kita me-judge...kalo memang ada
masukan, lebih baik lakukan dengan cara yang seharusnya dilakukan dan punya
efek seperti bikin tulisan di koran, bikin di blog (yang seperti yang
dilakukan pak Rovicky), bikin surat kritik saran ke BMKG..dan hal-hal2x
lain
Ia betul juga sih, boleh saja kepenasan intelektual kita untuk terus mencari
siapa yang salah...tapi akan lebih arif kalo kita berkonsentarasi pada
bagaimana menangani dan menyelesaikannya...saling tunjuk hidung bisanya
tidak akan menyelesaikan masalah..
Salam
RiFa TeA
2010/3/2 Bambang P.
Rekan-rekan Yth.
Saya ingin mencoba mengomentari kenapa semburan-2 tidak berasal dari sumur,
sehingga ada anggapan bahwa sumur tsb bukan penyebab atau tidak bermasalah.
Menurut data yang didapat dari bbrp teman (yg pernah di sana), katanya
setelah terjadi lost dan kick di TD 9272 ft, rangkaian
Pak Bambang y baik,
Saya punya satu pertanyaan yang belum saya temukan jawabnya, termasuk di dalam
paper2 tentang Lusi. Dalam beberapa kali keterlibatannya, melalui grafiknya,
Manga hanya menyatakan bahwa gempa jogja terlalu kecil secara magnitude dan
terlalu jauh secara jarak untuk memicu
Betul pak RiFA TeA saya sejak awal kejadian ini selalu mikir bagaimana
mengatasi minimal mengendalikan lumpur yang keluar dengan data yang saya
dapatkan dari temen-temen. Yang jelas di sekitar semburan lumpur ada yang
naik dan ada yang turun dan untuk memperkirakan sampai dimana daerah yang
Saya tidak akan menghabiskan konsentrasi di data dlsbnya. Saya hanya
gemes..hebat sekali pendapat Gempa pemicu Lusi itu. Dianut DPR, jadi
official pendapat iagi periode kemarin, dan si SP3kan polisi/jaksa.
Menurut pengamatan saya penganut paham ini secara persentase adalah kecil di
milis iaginet
That is politikLieueueueur...
Salam
RiFa TeA
2010/3/2 Nataniel Mangiwa nataniel.mang...@gmail.com
Saya tidak akan menghabiskan konsentrasi di data dlsbnya. Saya hanya
gemes..hebat sekali pendapat Gempa pemicu Lusi itu. Dianut DPR, jadi
official pendapat iagi periode kemarin, dan si
Padahal IAGI bukan kepanjangan dari Ikatan Ahli Geolitik Indonesia
...
wass,
nyoto
2010/3/2 Ridwan Farid rifa...@gmail.com
That is politikLieueueueur...
Salam
RiFa TeA
2010/3/2 Nataniel Mangiwa nataniel.mang...@gmail.com
Saya tidak akan menghabiskan konsentrasi
Berarti memang ada hubungannya dengan pemboran ya? Bukankah, seharusnya extra
hati-hati ngebornya?
Soalnya kalo mau dikatakan bencana alam, rasanya kok Tuhan iseng benar milih
lokasinya ya. Kenapa harus disekitas sumur yang sedang dibor? Padahal Jawa
Timur Selatan kan masih luas. Atau ada
Kang Sunu, barangkali kasusnya mirip senturi. Sebuah tindakan preventif yang
tidak mudah dibuktikan perlu tidaknya dilakukan (bail out) pada saat itu.
Sakjane yg muncul di milist ini bukan kecam mengecam. Sayapun hanya
menyayangkan hilangnya kesempatan untuk mengevaluasi kesiapan dan kesigapan
Pak Bosman yang baik,
Saya tidak pernah mengatakan gempa sebagai penyebab LUSI, yang kami
amati adalah kondisi sumur, yaitu adanya loss circulation disumur dengan
rate yang cukup signifikan dalam ruang dan waktu yang hampir bersamaan
dengan gempa. Selang beberapa menit setelah gempa Jogya, sumur
Pak Bosman ysh,
Apakah cukup tepat mengaitkan skala intensitas gempa (MMI) yang nota
bene angka kuantifikasi subjektif dari efek gempa terhadap kondisi di
permukaan (manusia, infrastruktur, dll) terhadap efek gempa Yogya dan
Lusi? Apabila dikaitkan dengan respon bawah permukaan seperti disebutkan
Pak WW y baik,
WW: Apakah cukup tepat mengaitkan skala intensitas gempa (MMI) yang nota
bene angka kuantifikasi subjektif dari efek gempa terhadap kondisi di
permukaan (manusia, infrastruktur, dll) terhadap efek gempa Yogya dan
Lusi?
BB: Ada pertanyaan balik Pak, apa yang Bapak maksud dengan
Bapak2 yang terhormat,
sepertinya polemik LUSI sudah susah untuk di jabarkan dari segi teknik atau
humanis...
mungkin kita harus melihatnya seperti ini untuk menemukan jawabannya :
- dampak dari LUSI kan rakyat Indonesia juga yang menderita.yang untung
siapa dan yang rugi siapa
25 matches
Mail list logo