Tradisi sepakbola Indonesia adalah KEGAGALAN. Dalam pertandingan SEA Games
(antarnegara ASEAN) saja tak pernah menang, apalagi tingkat Asia. Jangan omong
soal Piala Dunia, itu hanya mimpi yang tak bakal terwujud.
Itu sebabnya para wartawan setiap kali menulis berita selalu pakai istilah
Menurut hemat saya, justru orang seperti Ibu Muskitawati inilah yang sangat
diperlukan di Indonesia. Wawasannya luas, bicaranya (tulisannya tegas ke
sasaran), tidak perlu tedeng aling-aling. Orang pengeritik seperti Ny Mus
inilah yang saya kira diperlukan bagi bangsa ini.
Bangsa ini
Makin muak kok hahahahaha...MUNTAH dong, baru benar! Lagi pula mau mengajari
orang tatakrama yang baik, mosok ngajak ketemu pakai kondom rasa baru segala.
Apa hubungannya? Akh, yang mengundang FITNAH itu siapa? Entar dia bilang, Nah
kan benar. Kamu yang biadab!
Hei bung, Ny Muskitawati
Hehehe... termasuk cara Anda bicara juga ngaco. Anda bilang malas komentar tapi
toh komentar juga, Anda bilang Ny.Muslim ngaco tetapi mengakui dia benar juga.
Mengapa tidak terus terang saja mengakui NY, MUSLIM binti Muskitawati itu
memang benar seratus persen!!!
Orang Jawa bilang kita
Loh, MENJAJAH itu artinya apa sih? Suatu bangsa yang menduduki dan menguasai
lalu memerintah negeri yang lain, itu sudah dapat disebut menjajah. Ketika dia
menguasai negeri orang lain itu, pastilah dia sudah menguras harta juga. Jadi ,
kata MENJAJAH tidak perlu ada unsur melanggar HAM atau
] wrote:
Penjelasan bung Immanuel Rey (sepertinya saya pernah bertemu Anda di
salah satu forum diskusi bahasa ya ?) itu menarik sekali mengenai beda kata
perempuan dan wanita. Cuma, ada yang saya agak heran bung Immanuel, kenapa
penggunaan kata perempuan itu kemudian makin menurun dan
Kata PEREMPUAN dan WANITA kita gunakan bukan karena yang satu lebih sopan
daripada yang lain. PEREMPUAN adalah jenis kelamin, yakni orang (manusia) yang
mempunyai puki, dapat menstruasi, hamil, melahirkan anak, dan menyusui. WANITA
adalah perempuan yang sudah dewasa. (Lihat Kamus Besar Bahasa
pula kita punya pemerintahan sekuler yang tidak berpihak pada agama manapun.
tabik,
-tri-
On 23/03/07, Immanuel Rey [EMAIL PROTECTED] wrote:
Wah duh...! Kalau sudah begini saya malah prihatin berat. Jangan-jangan ini
negara bakal pecah berantakan menjadi berkeping-keping. Di mana
Wah duh...! Kalau sudah begini saya malah prihatin berat. Jangan-jangan ini
negara bakal pecah berantakan menjadi berkeping-keping. Di mana-mana di dunia
ini perpecahan terjadi karena penyebab utamanya adalah agama. India pecah
menimbulkan negara Pakistan, konon, lantaran agama. Sri Lanka juga
Susahnya, orang Indonesia ini beragama atau tidak, menjalankan syariat agamanya
atau tidak, bukan dilihat dari KTP-nya. Jadi, tidak ada jaminan orang itu
agamais karena ada kolom agama di KTP. Jangan-jangan agama dalam KTP justru
dipakai untuk mengelabui orang lain atau untuk tipu sana tipu
Ha ha ha ha...Aneh memang, dan memang aneh walaupun nyata. Orang-orang
Indonesia memang suka yang begini-begini ini. Jangan-jangan nanti orang pakai
untuk nomor togel kode buntut. Kalau kalah taruhan, lalu korupsi, jambret dan
tipu sana sini untuk bayar utang. Malah menyalahi aturan qanun.
Aduhai...! Kenapa mesti prihatin, kenapa mesti khawatir. Sesuatu yang berdiri
atau didirikan di atas batu karang yang teguh itu tidak pernah akan terguncang
dan tidak akan pernah terhempas. Jika pun dia terhempas dan jatuh ke laut, di
sana dia akan jadi pulau. Percayalah.
Akh, sudah
12 matches
Mail list logo