[mediacare] Re: Pabrik Sepatu Nike Hengkang 15000 Buruh Demo Sia2

2007-07-23 Terurut Topik Ivan
Mas/Mbak Serikat,

--- In mediacare@yahoogroups.com, serikat_indonesia
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ini memang menyulitkan. KEwajiban Islam terbukti kontra produksi 
 dengan perkembangan jaman yg sudah mengglobal. 
 Sebetulnya pilihan yang paling fair adalah ikut atau tidak ikut. 
 Seperti masyarakat Amis di Midwest AS yg memilih hidup tanpa mesin. 

Tempat saya bekerja memiliki setidaknya 3 kali waktu istirahat : 1 x
lunch (@1 jam) dan 2x coffee time (@45 menit), dalam sehari. Waktu
kerja official dari jam 0800 sampai 1700. Origin perusahaan dari barat
dan sudah menjadi semacam standard di negara2 lain dia beroperasi(100
negara. Tak pernah saya mendengar ada isu kontra produksi. Bahkan
sebaliknya, manusiawi.
Dan bukan hanya tempat saya bekerja, perusahaan di bidang2 ini setahu
saya menerapkan hal yang sama. 
Tidak ada hubungan buruk antara jumlah istirahat dan produktivitas.
Studi yang ada justru membuktikan hubungan positif dalam ritme. 

Dan sebenarnya, jika dihitung salary/hr. Kewajiban buruh Indonesia
untuk terus-menerus bekerja tanpa istirahat sangat tidak manusiawi,
dan tidak komparabel dengan buruh barat. Faktor living cost pun meski
sudah ditambahkan tetap tidak akan 'adil'.

  Jika muslim memilih untuk bekerja di dunia yang sangat kompetitif, 
 sebaiknya mengorbankan kewajiban agamanya.

Pernyataan ini sama halnya mengatakan untuk bekerja kompetitif, apa
pun  harus dikorbankan : agama, lingkungan, bumi, keluarga. (???)
Mengorbankan jangka panjang untuk tujuan pendek ?

  Tapi ada satu hal yg agak membingungkan soal shalat. Jika bekerja 
 adalah ibadah, maka mengorbankan ibadah shalat seharusnya tidak 
 menjadi masalah. Jika shalat itu wajib, lalu menggugurkan nilai 
 ibadah bekerja jika tidak dilakukan, jelas sangat membingungkan.

Apa ya bisa asal bernafas sebanyak-banyaknya kita menggugurkan
keharusan makan dan minum untuk hidup? 
Atau sebenarnya retorikal yach ?

 
 Ada yg bisa kasih pencerahan?

Salam,
ivan

 
 
 
 --- In mediacare@yahoogroups.com, Fifi Hanafia FifiH@ wrote:
 
  Tidak benar kalau orang shalat di salahkan, karena pada hakikatnya
  manusia di ciptakan untuk beribadah kepada Allah ,dan perlu di 
 ingat
  islam itu bukan racun tapi yang racun adalah anda Mba MUS yang 
 hanya
  memikirkan masalah dunia dan materi ,dan orang yang mengatakan 
 bahwa
  islam itu racun akan mendapatkan LAKNAT DAN SIKSA DARI ALLAH 
   
  
  -Original Message-
  From: mediacare@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 On
  Behalf Of RM Danardono HADINOTO
  Sent: Monday, 16 July 2007 12:29 AM
  To: mediacare@yahoogroups.com
  Subject: [mediacare] Re: Pabrik Sepatu Nike Hengkang 15000 Buruh 
 Demo
  Sia2
  
  Celakanya, perusahaan perusahaan di Indonesia harus bersaing ketat
  dengan negara-negara yang ketat dalam cost calculation: RRC, 
 Vietnam
  dll.
  
  Disini, di Eropa, juga tak dikenal istirahat diluar waktu 
 istirahat,
  itupun dihitung tepat, time is money. Herannya, jutaan pekerja 
 migran
  dari Turki dan negara negara Muslim, termasuk Indonesia disini tak 
 ada
  yang protest tuh? Mereka bekerja dengan rajinnya, seperti teman 
 teman
  yang non Muslim.
  
  Anggota staff saya yang Muslim, ada empat orang, Persia, Lebanon, 
 Turki
  dan Mesir, tak pernah yang shalat, bekerja non stop seperti yang
  lainnya.
  
  Perusahaan perusahaan Eropa juga harus mati-matian berkalkulasi 
 agar tak
  amblas ditelan RRC..
  
  Salam
  
  Danardono
  
  --- In mediacare@yahoogroups.com mailto:mediacare%
 40yahoogroups.com ,
  Hafsah Salim muskitawati@
  wrote:
  
   Pabrik Sepatu Nike Hengkang 15000 Buruh Demo Sia2
   
   Enggak ada investor yang mau membayar buruhnya untuk bershalat 5 
   waktu. Mau shalat jangan jadi buruh, mau kerja dipabrik jadi 
 buruh 
   jangan bershalat. Apalagi investor dipaksa menyediakan berbagai
  macam
   dana untuk kegiatan buruhnya beragama seperti menyediakan tempat 
   shalat, tempat wudhu dll. Nike mengambil keputusan yang tepat,
  cabut
   dari negara Allah ini, biarkan saja Allah yang memberi mereka 
 gaji.
   
   Kembali ada investor satu lagi yang cabut dari negara penuh 
 bencana 
   ini. Lebih dari 15 ribu buruh telah menambah jumlah pengangguran 
 di 
   Indonesia. Pemerintah RI menahan pemilik pabrik sepatu ini,
  tentunya
   melanggar peraturan tindakan ini.
   
   Seperti yang sudah berulangkali saya tulis dan saya peringatkan
  kepada
   pemerintah RI dan orang2 Indonesia, bahwa agama Islam itu racun,
  racun
   bagi investor, racun bagi produktivitas umatnya, racun bagi
  kemampuan
   berpikir logis dan rasional, bahkan racun bagi kesatuan dan
  persatuan
   bangsa ini.
   
   Sekarang kembali investor besar yang sulit didapat ini hengkang 
 dari 
   negara angan2. Sebabnya hanya dikatakan kualitas buruhnya buruk, 
   padahal kalo mau secara detail diperinci penyebab utamanya 
 adalah 
   Syariah biadab ini yang selalu merugikan perusahaan. Terlalu 
 banyak 
   kegiatan keimanan dan juga pungutan untuk kepentingan keimanan 
 yang 
   menyebabkan

Re: [mediacare] Re: Pabrik Sepatu Nike Hengkang 15000 Buruh Demo Sia2

2007-07-17 Terurut Topik Ammarsjah Purba
Bagaimana kalau kita tinggalkan debat shalat tdk
shalat, kepentingan pengusaha atau kepentingan
buruh... 

Kalau mau membantu 15000 buruh menekan nike... kita
galang saja gerakan boikot produk nike...Lumayan
jugakan kalau nike kehilangan pasar di indonesia.

Beberapa kawan2 yang punya kontak dgn ILO bisa
menggunakan jalur nya... tentunya harus ditunjukan
bahwa selama ini NIKE cuma menghisap buruh... 
 
--- RM Danardono HADINOTO [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 --- In mediacare@yahoogroups.com, kamsari sari
 [EMAIL PROTECTED] 
 wrote:
 
 Dan setahu saya, Hartati bukan orang muslim. Jadi
 dalam kasus ini 
 nggak ada hubungannya dengan buruh yang melakukan
 sholat lima waktu. 
 
 
 
 
 Hartati Murdaya memang bukan Muslim, dia adalah
 pemimpin sebuah 
 organisasi Buddhist di Indonesia. Tetapi, bu Hartati
 bukan buruh di 
 pabrik sepatu, seumur hidup belum pernah jadi buruh,
 dia cukup kaya. 
 Yang diangkat menjadi topik pembahasan oleh bu Mus,
 adalah BURUH, 
 bukan sipemilik perusahaan sepatu.
 
 Yang dipolemikkan oleh bu Mus disini adalah - in
 general - buruh 
 Indonesia yang jutaan itu, yang pasti hampir tak ada
 yang pemeluk 
 Buddha.
 
 Thema shalat diangkat bu Mus disini sebagai suatu
 topik diskusi, 
 mungkin dalam kaitannya dengan effisiensi dan
 produktivitas, yang 
 mungkin secara langsung tak berkaitan dengan Nike.
 
 Tetapi thema ini adalah aktual bagi setiap pabrik
 atau tempat 
 berkerja di Indonesia. Terutama dalam perbandingan
 dengan negara 
 negara yang dinilai tinggi produktivitasnya.
 
 Setuju atau tidak, ini soal lain.
 
 DH
 
 
 
 
 
 
 
 
 



   

Need a vacation? Get great deals
to amazing places on Yahoo! Travel.
http://travel.yahoo.com/


[mediacare] Re: Pabrik Sepatu Nike Hengkang 15000 Buruh Demo Sia2

2007-07-17 Terurut Topik Hafsah Salim
 Ammarsjah Purba [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Bagaimana kalau kita tinggalkan debat shalat tdk
 shalat, kepentingan pengusaha atau kepentingan
 buruh... 
 


urusan shalat ditempat kerja justru merupakan inti dari semua
permasalahan yang tabu dibicarakan.  Semua pihak takut mengeluh urusan
agama Islam yang merugikan dunia usaha ini.


 Kalau mau membantu 15000 buruh menekan nike... kita
 galang saja gerakan boikot produk nike...Lumayan
 jugakan kalau nike kehilangan pasar di indonesia.
 



Apanya yang mau diboikot???  Sepatu Nike tidak ada pasarannya di
Indonesia, semua sepatu Nike yang ada di Indonesia adalah palsu karena
semua sepatu Nike dipasarkannya diluar Indonesia.




 Beberapa kawan2 yang punya kontak dgn ILO bisa
 menggunakan jalur nya... tentunya harus ditunjukan
 bahwa selama ini NIKE cuma menghisap buruh... 
  



Justru ILO inilah yang memaksa Nike memutuskan kontraknya dengan
perusahaan di Indonesia yang dimiliki oleh Ny.H.Murdaya.  Disatu pihak
Nike membuat kontrak pembelian sepatu dengan nilai yang sudah
disamakan dengan kontrak2 dinegara lain, sehingga seharusnya buruh
mendapatkan penghasilan yang baik.  Namun kenyataannya, kondisi buruh
paling konyol, dibayar dibawah standard, bahkan Nike dituntut lagi
dengan biaya2 tambahan diluar kontrak untuk kesejahteraan buruh yang
seharusnya menjadi tanggung jawab kontraktornya.

Masalah kecaman ILO yang menyalahkan Nike yang terus mempertahankan
kontrak dengan Ny.Buaya Darat ini telah menjadi agenda HAM sejak
beberapa tahun yang lalu.  Baru sekarang inilah Nike bertindak tegas
cabut dari negara Syariah Biadab ini, yang seharusnya sudah cabut
tahunan yang lalu.

Juga tidak ada masalah apakah Ny.Hartati Buaya ini muslim atau bukan,
karena yang pasti buruhnya ini muslim dan banyak tuntutannya.  Oleh
Ny.Buaya Murdaya ini, buruh cukup digaji dibawah standard, dan
memenuhi tuntutan untuk menyediakan tempat shalat dan wudhu beserta
biaya pemeliharaan tempat ini.  Tentu penambahan fasilitas2 buruh ini
diminta biaya tambahan kepada Nike karena Ny.Buaya ini jelas tidak
menganggap hal ini bagian dari kontraknya.

Dengan adanya fasilitas2 shalat ini, ternyata produktivitas makin
rusak, mutu sepatu turun, produksi turun, dan akibatnya mesin sering
rusak karena lupa di off-kan sewaktu mereka keluar shalat.  Dihari
jum'at, perusahaan dibebankan biaya mengundang uztad untuk khotbah
yang biayanya sama2 bisa kita menduganya sampai puluhan juta untuk
sekali khotbah saja.  Otomatis, jum'at tidak kerja tapi tetap dibayar
atau digaji.

Apalah yang anda pikirkan atau khayalkan, yang jelas Nike sudah cabut,
dan alasannya tidak jelas karena memang merupakan hal yang tabu untuk
dibicarakan.

Ny. Muslim binti Muskitawati.







[mediacare] Re: Pabrik Sepatu Nike Hengkang 15000 Buruh Demo Sia2

2007-07-16 Terurut Topik RM Danardono HADINOTO
Celakanya, perusahaan perusahaan di Indonesia harus bersaing ketat
dengan negara-negara yang ketat dalam cost calculation: RRC, Vietnam
dll.

Disini, di Eropa, juga tak dikenal istirahat diluar waktu
istirahat, itupun dihitung tepat, time is money. Herannya, jutaan
pekerja migran dari Turki dan negara negara Muslim, termasuk
Indonesia disini tak ada yang protest tuh? Mereka bekerja dengan
rajinnya, seperti teman teman yang non Muslim.

Anggota staff saya yang Muslim, ada empat orang, Persia, Lebanon,
Turki dan Mesir, tak pernah yang shalat, bekerja non stop seperti
yang lainnya.

Perusahaan perusahaan Eropa juga harus mati-matian berkalkulasi
agar tak amblas ditelan RRC..

Salam

Danardono




--- In mediacare@yahoogroups.com, Hafsah Salim [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Pabrik Sepatu Nike Hengkang 15000 Buruh Demo Sia2

 Enggak ada investor yang mau membayar buruhnya untuk bershalat 5
 waktu.  Mau shalat jangan jadi buruh, mau kerja dipabrik jadi buruh
 jangan bershalat.  Apalagi investor dipaksa menyediakan berbagai
macam
 dana untuk kegiatan buruhnya beragama seperti menyediakan tempat
 shalat, tempat wudhu dll.  Nike mengambil keputusan yang tepat,
cabut
 dari negara Allah ini, biarkan saja Allah yang memberi mereka gaji.

 Kembali ada investor satu lagi yang cabut dari negara penuh bencana
 ini.  Lebih dari 15 ribu buruh telah menambah jumlah pengangguran di
 Indonesia.  Pemerintah RI menahan pemilik pabrik sepatu ini,
tentunya
 melanggar peraturan tindakan ini.

 Seperti yang sudah berulangkali saya tulis dan saya peringatkan
kepada
 pemerintah RI dan orang2 Indonesia, bahwa agama Islam itu racun,
racun
 bagi investor, racun bagi produktivitas umatnya, racun bagi
kemampuan
 berpikir logis dan rasional, bahkan racun bagi kesatuan dan
persatuan
 bangsa ini.

 Sekarang kembali investor besar yang sulit didapat ini hengkang dari
 negara angan2.  Sebabnya hanya dikatakan kualitas buruhnya buruk,
 padahal kalo mau secara detail diperinci penyebab utamanya adalah
 Syariah biadab ini yang selalu merugikan perusahaan.  Terlalu banyak
 kegiatan keimanan dan juga pungutan untuk kepentingan keimanan yang
 menyebabkan kualitas kerja buruh memburuk.  Biaya buruh Cina masih
 lebih mahal, tapi kerjanya benar2 bagaikan robot, tidak perlu
shalat 5
 waktu, produktifitasnya sangat tinggi, akibatnya meskipun harga
 buruhnya mahal tapi produktivitas buruhnya tinggi, dan sewa tanahnya
 rendah disertai bebas dari pungutan2 dari mesjid2, otomatis investor
 bisa mengeruk keuntungan yang jauh lebih tinggi katimbang negara
yang
 menyembah Allah ini.

 Kalo kemudian investor ini cabut, ber-kaok2lah buruhnya, padahal
 sebelum cabut seharusnya mereka menyadarinya, dan pemerintah perlu
 membimbing dan menjelaskannya kalo agama Islam itu merupakan batu
 sandung yang merusak produksi sehingga mereka yang masih mau shalat
 sebaiknya jangan kerja jadi pengangguran saja, tapi mereka yang
memang
 cuma mau kerja tanpa shalat diutamakan untuk diterima jadi pegawai,
 jangan dibalik, buruh yang diterima justru yang cuma memanfaatkan
jam
 kerja untuk shalat.  Enggak ada perusahaan yang mau membayar buruh
 untuk waktunya bershalat.

 Ny. Muslim binti Muskitawati.





[mediacare] Re: Pabrik Sepatu Nike Hengkang 15000 Buruh Demo Sia2

2007-07-16 Terurut Topik Hafsah Salim
 RM Danardono HADINOTO [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Celakanya, perusahaan perusahaan di Indonesia harus bersaing ketat
 dengan negara-negara yang ketat dalam cost calculation: RRC, Vietnam
 dll. Disini, di Eropa, juga tak dikenal istirahat diluar waktu
 istirahat, itupun dihitung tepat, time is money. Herannya, jutaan
 pekerja migran dari Turki dan negara negara Muslim, termasuk
 Indonesia disini tak ada yang protest tuh? Mereka bekerja dengan
 rajinnya, seperti teman teman yang non Muslim. Anggota staff saya 
 yang Muslim, ada empat orang, Persia, Lebanon, Turki dan Mesir, tak 
 pernah yang shalat, bekerja non stop seperti
 yang lainnya. Perusahaan perusahaan Eropa juga harus mati-matian 
 berkalkulasi agar tak amblas ditelan RRC..
 



Betul, bangsa Indonesia adalah bangsa yang selalu terlambat berpikir.
 NANTI kalo semua investor sudah tak ada yang mau investasi sama
sekali barulah dipikirkan untuk membuat UU larangan bershalat disemua
pabrik, perusahaan dan kantor2.  Namun tentunya larangan itu sudah
terlambat dan negara ini mungkin sudah tenggelam kedasar lautan.

Berbeda dengan bangsa lainnya, mereka berjuang sebelum amblas,
sedangkan Indonesia berjuang nanti setelah amblas.  Mungkiin begitu
caranya untuk mencari kambing hitam atau mengkambing hitamkan Allah
bahwa semua memang sudah kehendaknya, manusia tak perlu berusaha
karena Allah sudah memastikan.

Ny. Muslim binti Muskitawati.