[mediacare] Re: Pabrik Sepatu Nike Hengkang 15000 Buruh Demo Sia2
Mas/Mbak Serikat, --- In mediacare@yahoogroups.com, serikat_indonesia [EMAIL PROTECTED] wrote: Ini memang menyulitkan. KEwajiban Islam terbukti kontra produksi dengan perkembangan jaman yg sudah mengglobal. Sebetulnya pilihan yang paling fair adalah ikut atau tidak ikut. Seperti masyarakat Amis di Midwest AS yg memilih hidup tanpa mesin. Tempat saya bekerja memiliki setidaknya 3 kali waktu istirahat : 1 x lunch (@1 jam) dan 2x coffee time (@45 menit), dalam sehari. Waktu kerja official dari jam 0800 sampai 1700. Origin perusahaan dari barat dan sudah menjadi semacam standard di negara2 lain dia beroperasi(100 negara. Tak pernah saya mendengar ada isu kontra produksi. Bahkan sebaliknya, manusiawi. Dan bukan hanya tempat saya bekerja, perusahaan di bidang2 ini setahu saya menerapkan hal yang sama. Tidak ada hubungan buruk antara jumlah istirahat dan produktivitas. Studi yang ada justru membuktikan hubungan positif dalam ritme. Dan sebenarnya, jika dihitung salary/hr. Kewajiban buruh Indonesia untuk terus-menerus bekerja tanpa istirahat sangat tidak manusiawi, dan tidak komparabel dengan buruh barat. Faktor living cost pun meski sudah ditambahkan tetap tidak akan 'adil'. Jika muslim memilih untuk bekerja di dunia yang sangat kompetitif, sebaiknya mengorbankan kewajiban agamanya. Pernyataan ini sama halnya mengatakan untuk bekerja kompetitif, apa pun harus dikorbankan : agama, lingkungan, bumi, keluarga. (???) Mengorbankan jangka panjang untuk tujuan pendek ? Tapi ada satu hal yg agak membingungkan soal shalat. Jika bekerja adalah ibadah, maka mengorbankan ibadah shalat seharusnya tidak menjadi masalah. Jika shalat itu wajib, lalu menggugurkan nilai ibadah bekerja jika tidak dilakukan, jelas sangat membingungkan. Apa ya bisa asal bernafas sebanyak-banyaknya kita menggugurkan keharusan makan dan minum untuk hidup? Atau sebenarnya retorikal yach ? Ada yg bisa kasih pencerahan? Salam, ivan --- In mediacare@yahoogroups.com, Fifi Hanafia FifiH@ wrote: Tidak benar kalau orang shalat di salahkan, karena pada hakikatnya manusia di ciptakan untuk beribadah kepada Allah ,dan perlu di ingat islam itu bukan racun tapi yang racun adalah anda Mba MUS yang hanya memikirkan masalah dunia dan materi ,dan orang yang mengatakan bahwa islam itu racun akan mendapatkan LAKNAT DAN SIKSA DARI ALLAH -Original Message- From: mediacare@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of RM Danardono HADINOTO Sent: Monday, 16 July 2007 12:29 AM To: mediacare@yahoogroups.com Subject: [mediacare] Re: Pabrik Sepatu Nike Hengkang 15000 Buruh Demo Sia2 Celakanya, perusahaan perusahaan di Indonesia harus bersaing ketat dengan negara-negara yang ketat dalam cost calculation: RRC, Vietnam dll. Disini, di Eropa, juga tak dikenal istirahat diluar waktu istirahat, itupun dihitung tepat, time is money. Herannya, jutaan pekerja migran dari Turki dan negara negara Muslim, termasuk Indonesia disini tak ada yang protest tuh? Mereka bekerja dengan rajinnya, seperti teman teman yang non Muslim. Anggota staff saya yang Muslim, ada empat orang, Persia, Lebanon, Turki dan Mesir, tak pernah yang shalat, bekerja non stop seperti yang lainnya. Perusahaan perusahaan Eropa juga harus mati-matian berkalkulasi agar tak amblas ditelan RRC.. Salam Danardono --- In mediacare@yahoogroups.com mailto:mediacare% 40yahoogroups.com , Hafsah Salim muskitawati@ wrote: Pabrik Sepatu Nike Hengkang 15000 Buruh Demo Sia2 Enggak ada investor yang mau membayar buruhnya untuk bershalat 5 waktu. Mau shalat jangan jadi buruh, mau kerja dipabrik jadi buruh jangan bershalat. Apalagi investor dipaksa menyediakan berbagai macam dana untuk kegiatan buruhnya beragama seperti menyediakan tempat shalat, tempat wudhu dll. Nike mengambil keputusan yang tepat, cabut dari negara Allah ini, biarkan saja Allah yang memberi mereka gaji. Kembali ada investor satu lagi yang cabut dari negara penuh bencana ini. Lebih dari 15 ribu buruh telah menambah jumlah pengangguran di Indonesia. Pemerintah RI menahan pemilik pabrik sepatu ini, tentunya melanggar peraturan tindakan ini. Seperti yang sudah berulangkali saya tulis dan saya peringatkan kepada pemerintah RI dan orang2 Indonesia, bahwa agama Islam itu racun, racun bagi investor, racun bagi produktivitas umatnya, racun bagi kemampuan berpikir logis dan rasional, bahkan racun bagi kesatuan dan persatuan bangsa ini. Sekarang kembali investor besar yang sulit didapat ini hengkang dari negara angan2. Sebabnya hanya dikatakan kualitas buruhnya buruk, padahal kalo mau secara detail diperinci penyebab utamanya adalah Syariah biadab ini yang selalu merugikan perusahaan. Terlalu banyak kegiatan keimanan dan juga pungutan untuk kepentingan keimanan yang menyebabkan
Re: [mediacare] Re: Pabrik Sepatu Nike Hengkang 15000 Buruh Demo Sia2
Bagaimana kalau kita tinggalkan debat shalat tdk shalat, kepentingan pengusaha atau kepentingan buruh... Kalau mau membantu 15000 buruh menekan nike... kita galang saja gerakan boikot produk nike...Lumayan jugakan kalau nike kehilangan pasar di indonesia. Beberapa kawan2 yang punya kontak dgn ILO bisa menggunakan jalur nya... tentunya harus ditunjukan bahwa selama ini NIKE cuma menghisap buruh... --- RM Danardono HADINOTO [EMAIL PROTECTED] wrote: --- In mediacare@yahoogroups.com, kamsari sari [EMAIL PROTECTED] wrote: Dan setahu saya, Hartati bukan orang muslim. Jadi dalam kasus ini nggak ada hubungannya dengan buruh yang melakukan sholat lima waktu. Hartati Murdaya memang bukan Muslim, dia adalah pemimpin sebuah organisasi Buddhist di Indonesia. Tetapi, bu Hartati bukan buruh di pabrik sepatu, seumur hidup belum pernah jadi buruh, dia cukup kaya. Yang diangkat menjadi topik pembahasan oleh bu Mus, adalah BURUH, bukan sipemilik perusahaan sepatu. Yang dipolemikkan oleh bu Mus disini adalah - in general - buruh Indonesia yang jutaan itu, yang pasti hampir tak ada yang pemeluk Buddha. Thema shalat diangkat bu Mus disini sebagai suatu topik diskusi, mungkin dalam kaitannya dengan effisiensi dan produktivitas, yang mungkin secara langsung tak berkaitan dengan Nike. Tetapi thema ini adalah aktual bagi setiap pabrik atau tempat berkerja di Indonesia. Terutama dalam perbandingan dengan negara negara yang dinilai tinggi produktivitasnya. Setuju atau tidak, ini soal lain. DH Need a vacation? Get great deals to amazing places on Yahoo! Travel. http://travel.yahoo.com/
[mediacare] Re: Pabrik Sepatu Nike Hengkang 15000 Buruh Demo Sia2
Ammarsjah Purba [EMAIL PROTECTED] wrote: Bagaimana kalau kita tinggalkan debat shalat tdk shalat, kepentingan pengusaha atau kepentingan buruh... urusan shalat ditempat kerja justru merupakan inti dari semua permasalahan yang tabu dibicarakan. Semua pihak takut mengeluh urusan agama Islam yang merugikan dunia usaha ini. Kalau mau membantu 15000 buruh menekan nike... kita galang saja gerakan boikot produk nike...Lumayan jugakan kalau nike kehilangan pasar di indonesia. Apanya yang mau diboikot??? Sepatu Nike tidak ada pasarannya di Indonesia, semua sepatu Nike yang ada di Indonesia adalah palsu karena semua sepatu Nike dipasarkannya diluar Indonesia. Beberapa kawan2 yang punya kontak dgn ILO bisa menggunakan jalur nya... tentunya harus ditunjukan bahwa selama ini NIKE cuma menghisap buruh... Justru ILO inilah yang memaksa Nike memutuskan kontraknya dengan perusahaan di Indonesia yang dimiliki oleh Ny.H.Murdaya. Disatu pihak Nike membuat kontrak pembelian sepatu dengan nilai yang sudah disamakan dengan kontrak2 dinegara lain, sehingga seharusnya buruh mendapatkan penghasilan yang baik. Namun kenyataannya, kondisi buruh paling konyol, dibayar dibawah standard, bahkan Nike dituntut lagi dengan biaya2 tambahan diluar kontrak untuk kesejahteraan buruh yang seharusnya menjadi tanggung jawab kontraktornya. Masalah kecaman ILO yang menyalahkan Nike yang terus mempertahankan kontrak dengan Ny.Buaya Darat ini telah menjadi agenda HAM sejak beberapa tahun yang lalu. Baru sekarang inilah Nike bertindak tegas cabut dari negara Syariah Biadab ini, yang seharusnya sudah cabut tahunan yang lalu. Juga tidak ada masalah apakah Ny.Hartati Buaya ini muslim atau bukan, karena yang pasti buruhnya ini muslim dan banyak tuntutannya. Oleh Ny.Buaya Murdaya ini, buruh cukup digaji dibawah standard, dan memenuhi tuntutan untuk menyediakan tempat shalat dan wudhu beserta biaya pemeliharaan tempat ini. Tentu penambahan fasilitas2 buruh ini diminta biaya tambahan kepada Nike karena Ny.Buaya ini jelas tidak menganggap hal ini bagian dari kontraknya. Dengan adanya fasilitas2 shalat ini, ternyata produktivitas makin rusak, mutu sepatu turun, produksi turun, dan akibatnya mesin sering rusak karena lupa di off-kan sewaktu mereka keluar shalat. Dihari jum'at, perusahaan dibebankan biaya mengundang uztad untuk khotbah yang biayanya sama2 bisa kita menduganya sampai puluhan juta untuk sekali khotbah saja. Otomatis, jum'at tidak kerja tapi tetap dibayar atau digaji. Apalah yang anda pikirkan atau khayalkan, yang jelas Nike sudah cabut, dan alasannya tidak jelas karena memang merupakan hal yang tabu untuk dibicarakan. Ny. Muslim binti Muskitawati.
[mediacare] Re: Pabrik Sepatu Nike Hengkang 15000 Buruh Demo Sia2
Celakanya, perusahaan perusahaan di Indonesia harus bersaing ketat dengan negara-negara yang ketat dalam cost calculation: RRC, Vietnam dll. Disini, di Eropa, juga tak dikenal istirahat diluar waktu istirahat, itupun dihitung tepat, time is money. Herannya, jutaan pekerja migran dari Turki dan negara negara Muslim, termasuk Indonesia disini tak ada yang protest tuh? Mereka bekerja dengan rajinnya, seperti teman teman yang non Muslim. Anggota staff saya yang Muslim, ada empat orang, Persia, Lebanon, Turki dan Mesir, tak pernah yang shalat, bekerja non stop seperti yang lainnya. Perusahaan perusahaan Eropa juga harus mati-matian berkalkulasi agar tak amblas ditelan RRC.. Salam Danardono --- In mediacare@yahoogroups.com, Hafsah Salim [EMAIL PROTECTED] wrote: Pabrik Sepatu Nike Hengkang 15000 Buruh Demo Sia2 Enggak ada investor yang mau membayar buruhnya untuk bershalat 5 waktu. Mau shalat jangan jadi buruh, mau kerja dipabrik jadi buruh jangan bershalat. Apalagi investor dipaksa menyediakan berbagai macam dana untuk kegiatan buruhnya beragama seperti menyediakan tempat shalat, tempat wudhu dll. Nike mengambil keputusan yang tepat, cabut dari negara Allah ini, biarkan saja Allah yang memberi mereka gaji. Kembali ada investor satu lagi yang cabut dari negara penuh bencana ini. Lebih dari 15 ribu buruh telah menambah jumlah pengangguran di Indonesia. Pemerintah RI menahan pemilik pabrik sepatu ini, tentunya melanggar peraturan tindakan ini. Seperti yang sudah berulangkali saya tulis dan saya peringatkan kepada pemerintah RI dan orang2 Indonesia, bahwa agama Islam itu racun, racun bagi investor, racun bagi produktivitas umatnya, racun bagi kemampuan berpikir logis dan rasional, bahkan racun bagi kesatuan dan persatuan bangsa ini. Sekarang kembali investor besar yang sulit didapat ini hengkang dari negara angan2. Sebabnya hanya dikatakan kualitas buruhnya buruk, padahal kalo mau secara detail diperinci penyebab utamanya adalah Syariah biadab ini yang selalu merugikan perusahaan. Terlalu banyak kegiatan keimanan dan juga pungutan untuk kepentingan keimanan yang menyebabkan kualitas kerja buruh memburuk. Biaya buruh Cina masih lebih mahal, tapi kerjanya benar2 bagaikan robot, tidak perlu shalat 5 waktu, produktifitasnya sangat tinggi, akibatnya meskipun harga buruhnya mahal tapi produktivitas buruhnya tinggi, dan sewa tanahnya rendah disertai bebas dari pungutan2 dari mesjid2, otomatis investor bisa mengeruk keuntungan yang jauh lebih tinggi katimbang negara yang menyembah Allah ini. Kalo kemudian investor ini cabut, ber-kaok2lah buruhnya, padahal sebelum cabut seharusnya mereka menyadarinya, dan pemerintah perlu membimbing dan menjelaskannya kalo agama Islam itu merupakan batu sandung yang merusak produksi sehingga mereka yang masih mau shalat sebaiknya jangan kerja jadi pengangguran saja, tapi mereka yang memang cuma mau kerja tanpa shalat diutamakan untuk diterima jadi pegawai, jangan dibalik, buruh yang diterima justru yang cuma memanfaatkan jam kerja untuk shalat. Enggak ada perusahaan yang mau membayar buruh untuk waktunya bershalat. Ny. Muslim binti Muskitawati.
[mediacare] Re: Pabrik Sepatu Nike Hengkang 15000 Buruh Demo Sia2
RM Danardono HADINOTO [EMAIL PROTECTED] wrote: Celakanya, perusahaan perusahaan di Indonesia harus bersaing ketat dengan negara-negara yang ketat dalam cost calculation: RRC, Vietnam dll. Disini, di Eropa, juga tak dikenal istirahat diluar waktu istirahat, itupun dihitung tepat, time is money. Herannya, jutaan pekerja migran dari Turki dan negara negara Muslim, termasuk Indonesia disini tak ada yang protest tuh? Mereka bekerja dengan rajinnya, seperti teman teman yang non Muslim. Anggota staff saya yang Muslim, ada empat orang, Persia, Lebanon, Turki dan Mesir, tak pernah yang shalat, bekerja non stop seperti yang lainnya. Perusahaan perusahaan Eropa juga harus mati-matian berkalkulasi agar tak amblas ditelan RRC.. Betul, bangsa Indonesia adalah bangsa yang selalu terlambat berpikir. NANTI kalo semua investor sudah tak ada yang mau investasi sama sekali barulah dipikirkan untuk membuat UU larangan bershalat disemua pabrik, perusahaan dan kantor2. Namun tentunya larangan itu sudah terlambat dan negara ini mungkin sudah tenggelam kedasar lautan. Berbeda dengan bangsa lainnya, mereka berjuang sebelum amblas, sedangkan Indonesia berjuang nanti setelah amblas. Mungkiin begitu caranya untuk mencari kambing hitam atau mengkambing hitamkan Allah bahwa semua memang sudah kehendaknya, manusia tak perlu berusaha karena Allah sudah memastikan. Ny. Muslim binti Muskitawati.