[RantauNet] SISI LAIN DARI KEHIDUPAN HAMKA...1/2
SISI LAIN DARI KEHIDUPAN HAMKA... Judul buku :HAMKA DIMATA HATI UMAT Penyunting :Nasir Tamara,Buntaran Sanusi, Vincent Djauhari Penerbit :Sinar Harapan , Jakarta 1983, 437 halaman. Assalamu'alaikum wr.wb. Hamka adalah pribadi yang mengandung arti penting dan harum namanya bagi Tanah Air, bangsa dan Agama. Kita mengangkat namanya bukan sekadar karena beliau seorang tokoh , tetapi lebih dari itu pikiran-pikiran, ajaran-ajaran dan tingkah lakunya yang memiliki makna unggul dan kharismatik.Oleh sebab itu, sebagaimana diutarakan Tim Penyunying bahwa penerbitan buku ini dimaksudkan untuk mengingat dan mengenangkan kembali masyarakat luas akan almarhum Buya Hamka . Buku yang diantarkanini mengungkapkan pribadi Hamka yang belum terungkap semasa beliau hidup dengan segudang pengalaman dan kegiatan yang menarik untuk dikenang . Demikian ulasan pengantar Tim Penyunting mengiringi tulisan-tulisan dalam buku ini. (halaman 17). Buku Hamka Dihati Umat ini adalah salah satu dari sekian buku yang menyorot segi-segi kehidupan Ulama terkemuka ini. Penulis dan Contributor tulisan dalam buku ini diklasifikasikan dalam berbagai bidang yang menyangkut status Buya Hamka. Buya yang dipandang sebagai pemimpin politik, agamawan,sastrawan , wartawan disamping yang terakhir adalah sebagai manusia biasa dimata hati umat. Ada 32 penulis yang meyumbangkan tulisannya dalam buku yang setebal 432 halaman ini. Kesemuanya penulis itu dari berbagai kalangan terutama dibidang yang biasanya digeluti Hamka, baik sastera,politik dan agama . Hampir semuanya memuji Hamka dan ada satu dua yang menceritakan beberapa pengalamannya bersama Hamka. Sorotan terhadap roman-roman yang dikarang Hamka. Dan pengalaman kejengkelan terhadap Buya juga diutarakan penulis lewat tulisannya dalam buku itu. Leon Agusta misalnya menceritakan pengalaman masa kecilnya bersama Buya sekitar tahun 40 an didesa kecil Sigiran tempat kelahiran Leon dipantai barat Danau Manijau yang indah itu . Sering sekali Buya berkunjung kedesa itu dalam rangka tabligh dan hampir setiap berkunjung kesana beliau selalu menginap dirumah Leon. Malam hari ia sering ngobrol bersama ayah saya Ilyas Sutan Pangeran sam Pelajaran Agama Islam larut malam, cerita Leon. Apa kenangan Leon bersama Buya Hamka? Selama mereka ngobrol itu saya sering disuruh memijit kakinya . Nah itulah yang membuat saya merasa dendam pada waktu itu. Bayangkan, ia cukup gemuk, kakinya besar . Saya berumur sepuluh tahun ketika itu. Dikampung kami biasanya kami tidur lebih cepat , tetapi karena harus memijit, saya terpaksa tidur terlambat. Saya ingat bagaimana rasanya sakit kepala menahan kantuk sehingga saya sering nyaris tertidur sambil duduk. Tetapi setiap kali saya terhenti ia menggoyangkan kakinya membangunkan saya dan saya terpaksa meneruskan pekerjaan memijitnya lagi. Sungguh suatu pekerjaan yang menjengkel sekali, kenang Leon dalam bagian tulisannya yang berjudul: Diakhir Pementasan Yang Rampung,( halaman 71 ). Novel Hamka Tenggelamnya kapal Vander Wijck dan Dibawah Lindungan Kabah adalah dua novel yang dinilai oleh Farchard Poeradisastra. Cara berceritanya mirip surat , kurang menimbulkan unsur dramatik . Menurut Farchad novel ini kurang berhasil kendatipun banyak dibicarakan orang . Dan cara Hamka membunuh tokoh utama novel ini terasa kurang bijaksana. Tokoh yang ditampilkan selalu orang-orang yang lemah mental. Jiwa revolusioner tak terpencar, dimana Hamka lebih sering melampiaskan rasa tidak simpatinya terhadap adat istiadat Mingkabau yang kolot itu. Hamid dan Zaenab pada DBLK, maupun Zainudin dan Hayati TKvdW adalah figur idealis romantik yang maunya dijadikan Romeo dan Juliet, namun tak punya kenekatan seperti tokoh-tokoh yang terakhir ini. Jadi tak heranlah, kendati Zainudin berdarah Makasar dari pihak ibu, namun ia tetap muncul sebagai pribadi pemuda Minangkabau yang tak mempunyai hak dan harga diri, kalau tetap dikampung halamannya. (halaman 155). bersambung ke 2/2 Wassalam, Adi NS RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 === Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 ATAU Kirimkan email Ke/To: [EMAIL PROTECTED] Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama: -mendaftar-- subscribe rantau-net [email_anda] -berhenti unsubscribe rantau-net [email_anda] Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung ===
[RantauNet] SISI LAIN DARI KEHIDUPAN HAMKA...2/2
Assalamu'alaikum wr.wb. Ada cerita lain yang cukup layak untuk disimak dalam buku ini. Berbeda dengan penulis lain yang menceritakan segi- segi positif dari Buya Hamka. Abdurrahman Wahid ,seorang tokoh NU yang terkemuka mengetengahkan segi kehidupan Buya Hamka yang dinilai oleh Gus Dur sebagai layak pula untuk diketengahkan dalam pengantar buku ini. Bagaimana pandangan Gus Dur terhadap Buya Hamka? Dalam tulisan pengantarnya yang berjudul: Benarkah Buya Hamka Seorang Besar?, tokoh NU itu menilai Buya Hamka sbb: Buya Hamka mendapat pendidikan agama dari sumber yang memiliki keabsahan penuh, dilihat dari sudut pandangannya sendiri. Hal itu terlihat dari episode yang dikisahkan juga dalam buku ini, ketika Buya Hamka berkunjung ke Pakistan untuk menghadiri forum Islam. Ketika forum itu memutuskan Gerakan Ahmadiyah sebagai paham yang terlarang dalam Islam , maka Buya Hamka membakar buku-buku yang diterimanya dari Gerakan Qadiani tsb. Kita tidak usah terkejut karena orang seperti Buya Hamka masih juga berbudaya membakar buku , karena sikap itu timbul dari sikap keagamaan yang dibentuk sumber pemikiran absolut yang bersifat sangat eksklusif dalam memperlakukan kebenaran. Terlepas dari setuju atau tidaknya kita kepada budaya seperti itu, Buya Hamka bukanlah orang satu-satunya yang bersikap seperti itu. Itu adalah bagian dari keulamaan yang dibentuk oleh sumber pemikiran yang sudah puas dengan kebenarannya sendiri (halaman 34,35). Episode yang dimaksud Abdurrahaman Wahid itu adalah bagian tulisan H. Achmad Syathari yang berjudul Hamka Manusia Biasa dalam buku itu. maka berceritalah H.Achmad Syathari sbb: Dipenghujung 1957, Pemerintah Pakistan mengadakan Pertemuan Islam Internasional (International Islamic Colloquium). Buya Hamka dan sejumlah tokoh-tokoh Islam Indonesia lainnya juga hadir. Pertemuan ini ditandai atau diwarnai perdebatan yang sengit, ketika bahasan berkisar tentang Ahmadiyah . Sebagaimana layaknya suatu perdebatan, ada yang pro dan kontra . Buya termasuk dalam kelompok yang menentang. Cerita berikutnya adalah ketika Buya kembali kehotelnya. Untuk menghilangkan kepenatan dan mengusir udara dingin, beliaududuk santai sambil; menghangatkan badanya diperapian. Saat itulah, tokoh-tokoh Ahmadiyah datang berkunjung kekamarnya, sambil menyerahkan setumpuk buku buku tentang Ahmadiyah. Nampaknya tokoh-tokoh Qadiani itu berusaha untuk meyakinkan Hamka tentang kebenaran Ajaran Ahmadiyah. Setelah mengucapkan terima kasih atas kebaikan tamunya itu, yang telah memberikan setumpuk buku-buku gratis , dan konon katanya ilmiah pula , Hamka kembali duduk didepan perapian. Kejadian berikutnya sungguh tidak diduga Setumpuk buku-buku Ahmadiyah yang baru saja diterimanya, satu demi satu dibakar dalam perapian. Ah , lumayan untuk menambah hangatnya badan . Rupanya orang Ahmadiyah itu baik hati, mau datang kekamar saya membawa bahan bakar ,disaat kayu dalam perapian hampir habis, kata Hamka(halaman 265). Bagaimana pandangan Abdurrahman Wahid mengenai peristiwa ini? Dalam tulisan pengantar buku tsb, beliau mengatakan bahwa sikap ulama-ulama itu adalah suatu kepicikan dalam pandangan yang merupakan bagian keulamaan yang dibentuk oleh sumber pemikiran yang sudah puas dengan kebenarannya sendiri. Penilaian Gus Dur ini memang sudah sewajarnya . Betapa tidak, bahwa ulama-ulama sudah mengganggap buku-buku itu begitu berbahayanya sehingga perlu dibakar Wassalam, Adi NS RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 === Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 ATAU Kirimkan email Ke/To: [EMAIL PROTECTED] Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama: -mendaftar-- subscribe rantau-net [email_anda] -berhenti unsubscribe rantau-net [email_anda] Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung ===
[RantauNet] KAWIN BATAMBUAH VERSUS MAKAN BATAMBUAH....
Assalamu'alaikum wr.wb. Nan namonyo kaji memang indak ado salasai-salasainyo do. Dan saratuih prosen satiok parumpamaan itu indaklah mungkin do. Kito hanyo maambiak -ambiak parumpamaan nan samo, dan maninggakan nan indak samo ujuik jo mukasuiknyo. Ciek lai, ibaraik urang mambuek gulai tantu sajo indak samato-mato tagantuang dari bumbu- bumbu masaknyo sajo tapi dan urang dapua nan indak nampak dibalakang layar tantulah mamagang perann nan indak saketek dalam manyajikan gulai nan lamak tu... Baitu juo sajo tantang salero satiok awak dalam mancicipi masakan itu , tantu sajo juo babeda dalam magiahkan panilaian lamak atau indak lamaknyo gula itu... Dan namonyo kaji kalau ado kaji nan labiah elok tantu sajo kaji nan lamo iko kito tinggakan indak kito pakai lai. Samantaro alun ado kaji baru nan labiah elok kaji lamo kito pakai daulu. Adopun tantang kawin batambuah adolah istilah nan populer dikampuang awak sajak mulai balakunyo undang-undang perkawinan tahun 1972 nan lalu, dan iko ditujukan bagi laki-laki nan kawin ciek lai. Ambo indaklah manyamokan 100 % perumpamaan sacaro kontekstual dan arti sesungguhnya jo makan batambuah . Makan batambuah dikampuang awak tu adolah suatu keharusan dan etiket dalam perjamuan. Biasonyo kalau awak batamu karumah urang , awak disuruah makan, dan biasonyo tuan rumah salalu manyilakan awak batambuah bilo nasi dipiriang awak abih atau hampia abih dan biasonyo awak atau tamu demi menghargai tuan rumah manambuahkan nasi kapiriangnyo walaupun saketek, ataupun kalau hidangannyo kurang lamak sitamu batambuah juo senek , sakedar penghormatan ka tuan rumah dan seakan-akan inyo sadang basalero makan dirumah nan didatanginyo tu... Tapi kawin batambuah dan istilahnyoko, lobiah diarahkan ka suduik negatifnyo dimano dikampuang awak ka laki-laki nan babini ciek lai sakadar manuruikkan salero, atau dek manampak padusi nan labiah rancak dari amak paja... atau nan tagijau dek nasi angek, samantaro nasi dipiriang indak basi , hanyo dingin senek...maklumlah amak paja lah lamo dipakai, ibaraik jawi gaek nan tarambau dek rumpuik mudo. Tantu sajo kawin batambuah indak diajurkan sabagaimano makan batambuah dirumah bako nan acok disuruah-suruahkan kamanakan-kamanakan apak awak tu...i...Sakali lai,iko hanyo istilah nan samo tapi jaleh indak bisa dipasamoan samo sakali. Kawin batambuah dikampuang awak salalu dikonotasikan sacaro negatif... (indak dianjurkan) tapi sakali lai kawin batambuah diartikan sacaro positif hanyo sabagai satu-satunyo jalan kalua, dari persoalan iduik barumah tanggo nan kalau indak ditampuah mandatangkan mudaraik dan jatuah kalambah doso. Satu-satunyo jalan, jalan tarakhir dalam keadaan emergensi , sabagaimano satiok urang mamakan ubek adolah urang nan sakik, baitu juo urang nan kawin batambuah samantaro inyo indak sakik (sakadar manuruikkan salero) tantu sajo manjadikan racun dalam kahidupannyo sampai tuo bangka... Indak saketek do poligami dikampuang awak ( terutamo dilakukan dek Buya-Buya, Datuak-Datuak, baitu juo urang-urang bapitih banyak) bukannyo mandatang kabahagiaan dan kepuasan bagi mereka, malah mendatangkan kesengsaraan bagi dirinya dan anak keturunannya dibalakang... Iko gadang kamungkinan disebabkan dek mareka bukanlah urang sakik nan mambutuhkan ubek, bukanlah urang-urang litak nan butuh makan dan alun makan ... tapi adolah urang-urang nan litak sudah makan, bahkan bisa sajo urang nan kakanyangan tapi dek saleronyo tabudua untuak makan indak mampartimbangkan kasehatan lai...Sapiriang sabananyo alah cukuik dan manganyangkan ( paruik ketek), tapi dek manuruikkan salero atau disorong-sorongkan urang juo inyo batambuah juo, mako mambahayokan kasehatannnyo... Sakali lai, makan batambuah dianjurkan samantaro kawin batambuah indak dianjurkan tapi buliah kalau kalau memang dibutuhkan atau tapaso...Iko perbedaannyo. Salamaik pagi, Wassalamu'alaikum wr.wb. Adi NS. RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 === Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 ATAU Kirimkan email Ke/To: [EMAIL PROTECTED] Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama: -mendaftar-- subscribe rantau-net [email_anda] -berhenti unsubscribe rantau-net [email_anda] Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung ===
[RantauNet] NAN BANA TAGAK DENGAN SANDIRINYO...
NAN BANA TAGAK DENGAN SANDIRINYO... Assalamualaikum wr.wb. Kebanyakan mereka mengaku ilmuan dan cendekiawan. Istilah orang sekarang mereka disebut para pakar yang ahli dibidang disiplin ilmunya. Tetapi sayang sekali kebanyakan mereka yang justeru yang terbuka matanya ini, malah memiliki hati yang berkabut untuk melihat kebenaran yang yang terpampang di hadapannya. Kemudian diantara mereka malah berdalih bahwa kebenaran itu hanyalah hasil dari olahan kata, permainan ungkapan dan silat lidah orang-orang yang menyampaikannya. Memang, sesungguhnya mencintai kebenaran tidaklah mudah, apalagi mengakuinya dan kesombongan intelektual malah mencegah kebanyakan kita untuk menerima dan mengakuinya. Kita selalu menganggap bahwa yang benar itu adalah yang diakui orang banyak kendatipun orang banyak itu tidak yakin sepenuhnya bahwa yang mereka yakininya itu benar.Kebanyakan kita memang suka membenarkan apa yang kita senanginya tetapi jarang sekali kita bisa menyenangi apa yang benar sesungguhnya. Nah, orang Minangkabau bilang: Nan bana tagak sandirinyo, yang maksudnya Kebenaran itu tak perlu ditegakkan karena dia telah berdiri dengan sendirinya. Dan kebenaran itu tak perlu dibela karena kebenaran itu tidak memerlukan penolong dan pembelaan untuk menunjukan bahwa dia benar. Kebenaran akan muncul permukaan dengan sendirinya dan kita-kita ini adalah hanya piranti-piranti untuk mewujudkan kebenaran itu. Tidak ada orang yang pahlawan karena dia bisa membela kebenaran. Sekali lagi kebenaran itu tak perlu ditopang dan bagi kita hanya satu... menerima dan mengakui yang demikian adalah suatu kebenaran... atau membuktikan yang muncul itu bukanlah suatu kebenaran. Bagaimana kita bisa menolak kebenaran itu, kemudian menyatakan yang dipelupuk mata kita itu tidak benar, padahal kita tidak bisa menyuguhkan yang lebih benar dari yang kita katakan salah itu ? Mungkinkah seseorang yang menganut suatu kebenaran yang ia yakini, kemudian kita suruh dia meninggalkan kebenaran yang diyakininya... sementara kita mengajak dia untuk mencari kebenaran yang lain? Tunjukkanlah dulu kebenaran kita... Kebenaran yang kita yakini itu benar... Yang benar dengan sendirinya... Bukan dibenar-benarkan...Perlihatkanlah Yang benar itu benar Memang Kebenaran itu akan menang...mengungguli yang tidak benar... Kriteria kebenaran adalah MENANG... dan tidak terkalahkan dan orang yang benar adalah orang yang tak bisa dikalahkan. Karena dia memakai kebenaran itu dan menerapkan dalam kehidupan nya. Ini bukan silat lidah dan bukan juga permainan kata. Pada tempatnyalah kita merenungkannya. Orang-orang Minangkabau yang kaya dengan petatah-petitih mereka, mengatakan Mancaliak contoh ka nan sudah, maambiak tuah ka nan manang... Nan Bana tagak dengan sendirinyo Wassalamualaikum wr.wb. Adi Noviadri S RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 === Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 ATAU Kirimkan email Ke/To: [EMAIL PROTECTED] Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama: -mendaftar-- subscribe rantau-net [email_anda] -berhenti unsubscribe rantau-net [email_anda] Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung ===
[RantauNet] ISLAM NAN LALOK VS KRISTEN NAN JAGO..
ISLAM NAN LALOK VS KRISTEN NAN JAGO.. Assalamu'alaikum wr.wb. Pado umumnyo urang-urang Islam nan mampicayoi bahaso Nabi Isa tu iyo masih iduik diateh langik, mampakuek asumsi mareka jo apo nan dikutip dek sabagian Ulama-Ulama Islam dari ayaik-ayaik Al-Qur'an 18:25, dimano mareka maagiah contoh bahaso memang ado urang-urang dipabiakan lalok dek Tuhan salamo 300-309 taun. Ikolah nan mareka jadikan sabagai pijakan dan landasan bahaso iduiknyo Nabi Isa diateh langik tu , indak paralu diherankan, karano Allah tu Mahakuaso ateh sagalo sasuatu. Jadi kayakinan mareka tantang urang-urang nan takuruang dalam guo Al-Kahfi tu adolah sabana-bana talalok salamo tigoratuih tahun labiah. Salamo itu mareka indak jago-jago do. Sasudah tigoratuih taun barulah mareka tu tajago dari lalok atau pingsannyo. Apokah itu mungkin dan tamakan dek aka awak? Bukankah urang nan pingsan atau lalok sakian lamo tu , pasti mambutuhkan makan dan minum untuak kalangsuangan iduiknyo? Apokah itu mungkin bilo ado urang nan talalok labiah dari sahari duo , dan inyo indak jago , bisa juo batahan untuak iduik padohal inyo indak makan jo minum untuak kalangsuangan iduiknyo labiah lanjuik? Bukankah makan dan minum adolah sarana dan kabutuhan untuak kahidupan juo? Sayang sakali, manga dek indak mareka batanyo sajo ka dotor-dotor, apokah mungkin urang bisa batahan iduik atau pingsan bataun-taun, malabiahi dari umua manusia nan normal pado umumnyo sabalun mampicayoi hal nan mustahil iko? Ado juo dikalangan urang-urang nan mampicayoi Nabi Isa tu masih iduik juo sampai kini diateh langik, dilua bumi bahkan mungkin di planet Mars atau Venus misalnyo indak makan dan indak minum disababkan dek ka Mahakuasaan Allah. Allah tu Mahakuaso dan bisa babuek sakahendakNyo. Dan indak ado nan mustahil dek Allah . Baitu juo maiduikkan urang mati, atau mampadiakan urang iduik taruih dan kamahakuasoan Allah tu dilua jangkauan manusia untuak mamahaminyo. Sayang sakali, mareka memahamkan kamahakuasoan Allah tu dengan kayakinan bahaso bagi Allah samo sakali indak ado nan mustahil untuak dipabuekNyo. Mareka saakan-akan lupo bahaso Allah manatapkan suatu hukum alam nan disabuik jo sunatullah dan sabagaimano dikecekkan dek Tuhan, indak ado parubahahan sunatullah nan dipababuek dek Tuhan tu do. Kalaulah saandainyo memang ado parubahan sunatullah tu dipabuek dek Tuhan , tantu sajo alam samesta dan juo tatasurya ko akan kacau-balau , dan Allah tantu sajo indak kamungkin mangacau-balaukan alam samesta ko. Sasungguahnyo awak indak bisa mambayangkan baa jadinyo dunia ko, kalau saandainyo matoari indak tabik bisuak pagi atau.. Matoari tabik atau kalua dari tampek tabanamnyo. Urang-urang nan alah mati marangkak kalua dari kubua, dan diduikkan baliak..Allah tantu sajo mahakuaso untuak babuek sarupo itu, namun Inyo pasti indak kamalakukanNyo, karano balawannan jo sunnatulah dan katetapan nan dipabuekNyo Inyo sandiri. Kalaulah kito cubo juo taruih nak baandai-andai untuak manatapkan iduiknyo nabi Isa tu ,tantulah kalau iyo inyo masih iduik pastilah iduiknyo di ateh dunia awakko juo, bumi awakko, namun indak ado awak nan pernah basuo jo baliau atau ado urang mancaritokan pangalamannyo basuo jo Nabi Isa tu. Jadi kalau awak indak pernah basuo jo Nabi Isa dan indak ado juo urang mancaritokan pangalamannyo basuo jo Nabi Isa , dengan dasar apo pulo awak bisa mangecekkan baliau tu masih iduik juo? Kalau indak ado urang nan pernah basuo jo nabi Isa dalam keadaan iduik dizaman awakko , dibumi awakko , iko adolah suatu bukti manunjuakkan bahaso Nabi Isa tu memang alah mati dan indak iduik lai. . . Pandapek dari Ulama-Ulama awak nan mangecekkan bahaso Nabi Isa tu masih dalam keadaan talalok dan alun dijagokan dek Tuhan lai, hanyolah didasarkan mareka kapado Al-Qur'an 3: 193 pada kato tawaffa nan mareka artikan jo wafat atau mati, namun bilo,kato tawaffako basangkuik pauik jo Nabi Isa pado ayaik nan lain, mareka artikan jo tidua atau lalok.padohal kaduo kato tawaffa ko samo-samo babunyi wafat. Dan iko indak mungkin, diciek ayaik mareka kecekkan Isa tu alun wafat, atau tatidua , namun kato yang samo pado ayaik nan lain mareka artikan jo wafat atau mati. Hal iko samakin manunjuakkan adonyo kontradisinyo karangko caro bapikia mareka. Dan iko indak mangherankan awak dan tantu sajo pamahaman Islam nan mareka anuik indak talok manangkih hujah-hujjah urang Kristen. Sabananyo bukan Nabi Isa tu nan lalok, tapi Islam mareka tu nan sadang talalok, tantu sajo indak ado punyo kakuatan malawan Kristen nan jago. Sasungguahnyo Nabi Isa tu indak iduik lai, tapi marekalah nan maiduikkan Nabi Isa tu dalam khayalan dan imajinasi mareka. Wassalamu'alaikum wr.wb. Adi Noviadri RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 === Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 ATAU Kirimkan email Ke/To: [EMAIL PROTECTED] Isi email/Messages, ketik pada
[RantauNet] MEJA KAYU...
Assalamu'alaikum wr.wb. MEJA KAYU... Suatu ketika, ada seorang kakek yang harus tinggal dengan anaknya. Selain itu, tinggal pula menantu, dan anak mereka yang berusia 6 tahun. Tangan orangtua ini begitu rapuh, dan sering bergerak tak menentu. Penglihatannya buram, dan cara berjalannya pun ringkih. Keluarga itu biasa makan bersama di ruang makan. Namun, sang orangtua yang pikun ini sering mengacaukan segalanya. Tangannya yang bergetar dan mata yang rabun, membuatnya susah untuk menyantap makanan. Sendok dan garpu kerap jatuh ke bawah. Saat si kakek meraih gelas, segera saja susu itu tumpah membasahi taplak. Anak dan menantunya pun menjadi gusar. Mereka merasa direpotkan dengan semua ini. Kita harus lakukan sesuatu, ujar sang suami. Aku sudah bosan membereskan semuanya untuk pak tua ini. Lalu, kedua suami-istri ini pun membuatkan sebuah meja kecil di sudut ruangan. Di sana, sang kakek akan duduk untuk makan sendirian, saat semuanya menyantap makanan. Karena sering memecahkan piring, keduanya juga memberikan mangkuk kayu untuk si kakek. Sering, saat keluarga itu sibuk dengan makan malam mereka, terdengar isak sedih dari sudut ruangan. Ada airmata yang tampak mengalir dari gurat keriput si kakek. Namun, kata yang keluar dari suami-istri ini selalu omelan agar ia tak menjatuhkan makanan lagi. Anak mereka yang berusia 6 tahun memandangi semua dalam diam. Suatu malam, sebelum tidur, sang ayah memperhatikan anaknya yang sedang memainkan mainan kayu. Dengan lembut ditanyalah anak itu. Kamu sedang membuat apa?. Anaknya menjawab, Aku sedang membuat meja kayu buat ayah dan ibu untuk makan saatku besar nanti. Nanti, akan kuletakkan di sudut itu, dekat tempat kakek biasa makan. Anak itu tersenyum dan melanjutkan pekerjaannya. Jawaban itu membuat kedua orangtuanya begitu sedih dan terpukul. Mereka tak mampu berkata-kata lagi. Lalu, airmatapun mulai bergulir dari kedua pipi mereka. Walau tak ada kata-kata yang terucap, kedua orangtua ini mengerti, ada sesuatu yang harus diperbaiki. Malam itu, mereka menuntun tangan si kakek untuk kembali makan bersama di meja makan. Tak ada lagi omelan yang keluar saat ada piring yang jatuh, makanan yang tumpah atau taplak yang ternoda. Kini, mereka bisa makan bersama lagi di meja utama. ~Author Unknown Anak-anak adalah persepsi dari kita. Mata mereka akan selalu mengamati, telinga mereka akan selalu menyimak, dan pikiran mereka akan selalu mencerna setiap hal yang kita lakukan. Mereka adalah peniru. Jika mereka melihat kita memperlakukan orang lain dengan sopan, hal itu pula yang akan dilakukan oleh mereka saat dewasa kelak. Orangtua yang bijak, akan selalu menyadari, setiap bangunan jiwa yang disusun, adalah pondasi yang kekal buat masa depan anak-anak. - End of forwarded message - Duri, 10 Desember 2001 Wassalamu'alaikum wr.wb. Adi Noviadri RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 ==Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 ATAU Kirimkan email Ke/To: [EMAIL PROTECTED] Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama: -mendaftar-- subscribe rantau-net [email_anda] -berhenti unsubscribe rantau-net [email_anda] Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung ==
[RantauNet] 2/2) TIDAK ADA HUKUM RAJAM BAGI PEZINA MANAPUN....
Assalamu'alaikum wr.wb. Al-Quran menjelaskan lebih lanjut tentang hukum zina ini: Pezina wanita dan pezina pria cambuklah masing-masing mereka seratus cambukan.. (QS. An-Nur ayat 2). Ayat 25 An-Nisa itu merujuk kepada ayat ini. Menurut ayat ini seorang wanita merdeka yang melakukan zina harus dihukum dengan dera atau cambukan sebanyak seratus sekali. Dan seorang budak wanita melakukan zina maka dihukum dengan separonya , yaitu lima puluh cambukan. Jadi hukuman dera ini ada nashnya dalam Al-Quran dan itu tidak bisa ditakwilkan dan ditafsirkan lagi dengan pengertian yang menyimpang dari hukum yang tegas dan jelas itu. Mengenai hal ini kebanyakan Ulama-Ulama Islam yang memotori gerakan fundamentalis itu lupa bahwa isi seluruh Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan adalah kewajiban beliau SAW untuk menjalankan hukum-hukum yang terdapat didalamnya. Hukum-hukum itu tidaklah diturunkan sekaligus melainkan secara berangsur-angsur. Selama suatu hukum belum diwahyukan atau turun maka beliau menjalankan hukum-hukum yang dipercayai kaum Yahudi yang dalam hal ini adalah hukum Taurat. Tetapi bila suatu hukum tentang suatu hal telah diturunkan maka beliau menjalankan hukum yang baru turun itu yakni yang sekarang terdapat dalam Al-Quran. Contoh yang jelas tentang ini ialah hukum mengenai kiblat. Mula-mula Nabi Muhammad SAW menjadikan Baitul Muqaddas sebagi kiblat untuk shalat. Beliau mengikuti apa yang dilakukan kaum Yahudi.Tetapi manakala hukum kiblat telah turun dan Kabah dijadikan kiblat bagi shalat, maka beliau selanjutnya berkiblat ke Kabah dan tak pernah lagi mengarahkan shalat itu ke Baitul Muqaddas. Bersambung. Hal demikian berlaku pula dalam masalah zina. Mula-mula beliau menjalankan hukum rajam yang terdapat dalam Taurat untuk perbuatan zina. Ketika dua orang Yahudi pria dan wanita melakukan perbuatan serong itu, beliau melaksanakan hukuman rajam bagi kedua orang yang bersalah itu. Tetapi setelah turun hukum dari Tuhan bahwa orang-orang berzina harus diberikan hukuman dera, maka beliau meninggalkan hukum rajam dari dari Taurat itu dan menjalankan hukum dera (cambuk) yang terdapat dalam Al-Quran. Namun demikian Ulama-Ulama yang menyukai kekerasan itu tetap saja mengatakan bahwa hukuman buat zina adalah rajam. Mereka mengemukakan bahwa diantara para ulama sudah ijmak (sepakat) tentang itu. Soalnya ialah apakah pokok yang yang pertama buat menentukan suatu hukum ? Mengenai hal ini semua orang Islam mengaku bahwa Al-Quran adalah sumber pokok buat segala hukum Islam. Kalau dalam Al-Quran sudah ditetapkan suatu hukum bagi suatu hal, maka hukum-hukum lain tidak berlaku lagi. Kalau Nabi Muhammad SAW sendiri tunduk pada cara penerapan hukum itu dan beliau menjalankan hukum-hukum yang telah ditetapkan dalam Al-Quran dengan meninggalkan cara-cara lain yang selama ini beliau laksanakan, maka apakah ijmak ulama lebih tinggi dari sunnah Nabi Muhammad SAW? Apakah ijmak Ulama dapat membatalkan suatu hukum yang ditetapkan dalam Al-Quran? Mereka telah mengenyampingkan hukum Al-Quran yang tegas itu dengan mengatakan tanpa malu-malu bahwa hukuman zina adalah rajam. Untuk itu mereka konon berpegang kepada satu riwayat yang dimana Rasulullah SAW menghukum dua orang pezina dengan hukuman rajam. Telah berkata Umar (Khalifah kedua) dalam pidatonya di muka umum: Sesungguhnya telah menurunkan Allah akan Kitab kepada Muhammad SAW, maka adalah di antara ayat-ayat yang diturunkan itu ayat Rajam. Kami telah membaca dan telah kami menghafalkan ayat itu, dan Rasulullah Muham-mad SAW telah merajam orang berzina dan kami telah juga menjalankan hukum rajam. Saya sesungguhnya amat takut di kemudian hari kalau-kalau orang akan mengatakan: Rajam tidak ada dalam Kitab Allah, maka dengan itu mereka sesat, mening-galkan kewajiban yang telah diturunkan Allah. Maka hukum rajam itu hak (sebenarnya) atas orang yang berzina, laki-laki dan perempuan, apabila ia muhshan*), apabila ada saksi atas perbuatan itu, atau dia bunting atau dia mengaku. (Riwayat Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi) Apabila kita renungkan adalah tidak mungkin sama sekali Saidina Umar telah mengeluarkan ucapan seperti itu,karena adanya Al-Quran kitab tertulis sebagaimana kita lihat sekarang ini adalah berkat pikiran Saidina Umar. Beliaulah yang menyarankan kepada Saidina Abubakar as Siddiq agar Al-Quran yang hingga waktu itu masih tersimpan didalam otak dalam bentuk hafalan supaya dipindahkan kepada suatu buku. Menurut beliau hanya dengan cara inilah ayat-ayat Kitab Suci itu bisa terpelihara dari kekacauan atau hilang. Seandainya tidak demikian, maka menurut riwayat yang dijadikan sandaran sebahagian para Ulama Islam itu, maka Saidina Umar mengatakan bahwa ada suatu ayat yang tidak terdapat lagi dalam Al-Quran. Rasanya pikiran yang sehat tidak mungkin membenarkan bahwa Saidina Umar mengucapkan ucapan demikian. Kalaulah memang ada ayat yang belum dimasukkan dalam
[RantauNet] 1/2) TIDAK ADA HUKUM RAJAM BAGI PEZINA MANAPUN....
Assalamu'alaikum wr.wb. Assalamualaikum wr.wb. Banyak dari kalangan Mainstream Islam dan juga Ulama-Ulama mereka mengatakan bahwa zina adalah termasuk dosa besar sehingga kedua pelakunya haruslah dihukum rajam sampai mati. Akan tetapi karena golongan manapun didalam Islam ini mengakui bahwa sumber pokok mengenai ajaran dan hukum Islam adalah Al-Quran Karim, tentu saja benar tidaknya hukum rajam tersebut hendaklah kita kembalikan kepada ayat-ayat Al-Quran . Apabila kita mencoba menelusuri ayat Al-Quran, sayang sekali tidak ada satu ayatpun kita jumpai yang mengatakan ataupun membayangkan secara implisit atau eksplisit bahwa hukuman buat zina adalah rajam sampai mati. Bahkan sebaliknya malah ada ayat yang menjelaskan bahwa hukuman zina seperti itu tak mungkin ada dalam Al-Quran. Surat An-Nisa 25 mengatakan sbb: .dan apabila mereka telah menjaga diri dengan kawin, kemudian mereka mengerjakan perbuatan yang keji (zina), maka atas mereka separo hukuman dari hukuman wanita-wanita merdeka yang bersuami.(QS. 4:25) Maksud ayat ini ialah bahwa hukuman bagi wanita-wanita budak yang telah kawin dan melakukan zina adalah separo dari hukuman buat wanita-wanita merdeka yang melakukan zina. Sekiranya hukuman buat zina ialah rajam, maka hukuman itu tidak dapat dilakukan terhadap budak-budak karena hukuman rajam sampai mati itu tidak dapat dibagi dua...Jadi ayat ini menunjukkan bahwa hukuman buat zina itu adalah hukuman yang dapat dibagi dua sedangkan hukuman mati sama sekali tidak bisa dibagi dua. BERSAMBUNG Wassalamu'alaikum wr.wb. Adi N. -Original Message- From: Muhammad Dafiq Saib [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Thursday, November 08, 2001 8:32 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [RantauNet] RantauNet] RAJAM BIADAB! Nigeria: Woman Sentenced to Death Under Sharia Assalamu'alaikum wr.wb., Tabaliak justru Boes. Hukum rajam itu, walaupun bukan tasurek dalam al Quran, adolah hukum nan datang dari Allah SWT. Indak mungkin Nabi Muhammad SAW tu ka mambuek-buek hukum surang. Dan masyarakat Arab sabalun kadatangan Islam adolah masyarakat nan sangaik 'dakek' jo pazinahan, kawin sabanyak nan mareka sanggup, mambao lari binyi urang, kawin jo jando apak, bahkan akrab jo pelacuran, dsb.,dsb., namun mareka indak mangenal ado hukum rajamko diantaro mareka. Masalah hubungan indak ado dalam al Quran tapi ado di hadits nabi bukanlah hal nan aneh sacaro faktual. Sumbayang atau shalat diparentahkan dalam al Quran, tapi baa bana paraktek shalat sacaro detil indak ado dalam al Quran, malainkan ditarangkan malalui lisan Nabi Muhammad SAW. Baliak kapakaro hukuman untuak urang bazina tadi, hukuman dera nan dimukasuik dalam surek An Nur ayat 2 tu, adolah hukuman sacaro umum. Dalam palaksanaan sacaro detil itulah ado nan di rajam (kalau urang tu alah (panah) balaki/babinyi, atau hukum buang (kalau urang tu bujang jo gadih). Baitu barangkali Boes. Wassalamu'alaikum wr.wb., Lembang Alam RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 ==Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 ATAU Kirimkan email Ke/To: [EMAIL PROTECTED] Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama: -mendaftar-- subscribe rantau-net [email_anda] -berhenti unsubscribe rantau-net [email_anda] Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung ==
[RantauNet] Mintak sidakah ditangah jalan menghina agama Islam....
Assalamu'alaikum wr.wb. Mamintak sidakah ditangah jalan, sabagaimano dicaritokan dek Angku Ibrahim bukan hanyo tajadi di Minangkabau dan di Sumatera Utara sajo. Di Tanah Jawo sandiri, sarupo sajo kalau awak naiak oto ka Banduang, liwaik Cikampek dan Purwakarta baratuih tangguak dilewakan di tangah jalan , nampaknyo kabanyakan umaik Islam, batua-batua indak bamalu lai... Malewakan tangguak di tangah jalan, manuruik ambo bukan hanyo sakedar mintak sidakah tapi labiah mangarah ka manyamun urang nan lewaik. Kecek mareka memang indak mamaso, tapi jo tindakan mareka mangganggu pajalanan urang nan lalu, kan samo sajo jo panyamunan di tangah jalan... Kawan ambo nan baugamo Kristen mangecekkan, bahaso urang-urang Islam, banyak indak mangamalkan ajaran agamo mareka sandiri. Islam mangajakan mambari sadakah bukan mamintak sadakah tapi kabanyakan urang Islam memang labiah katuju dek mareka mamintak sidakah... Mental kebanyakan orang Islam adalah mental pengemis... yang lebih senang meminta daripada memberi. Caliaklah, di tangah-tangah pasa, di kadai-kadai kabanyakan urang Islam maneteng-maneteng katidiang mamintak-mamintak sidakah... saroman jo gelandangan dan labiah suko mangemis daripado bakarajo...Tengoklah di rumah-rumah makan urang awak basusun kotak-kotak amal nan ujuik adolah samo sajo jo mintak sidakah, kendatipun kedoknya adalah amal... Mengemis atau mintak sidakah adolah perbuatan yang hina dan dengan memintak sidakah mengatasnamakan agama sama saja dengan menghina agama itu sendiri. Sayang sekali urang Islam tidak menyadari bahwa mereka menghina agama mereka sendiri... Mereka mempertontonkan kepada orang lain wajah Islam yang buruk, tetapi mereka tidak menyadarinya... Wassalam, Adi Noviadri --- Ibrahim Saaduddin [EMAIL PROTECTED] Katiko ambo malanjuikkan parjalanan wisata ambo ka Medan, hal nan sarupo juo nampak dek ambo sapanjang pajalanan dari Rantau Prapat, manjalang Tebing Tinggi, Lubuk Pakam sampai ke Medan. Bedanyo jo nan ambo caliak kalau di kampuang awak embe nan ditadahkan, di Sumatera Utara sejenis tangguak nan ditadahkan ditangah jalan. Ujuiknyo samo samo--samo mintak sidakah Sungguah mammbuek ati awak ibo, mancaliak ulah-ulah urang Islam nan mamintak-mintak sidakah ditangah jalan tu... Indak sadar mareka bahaso tindakan mareka tu marusak citra Islam dan mareka manampilkan wajah Islam nan buruak. Sadapeknyo Pamarentah malarang mareka-mareka nan tagak ditangah jalan ko , manjalankan operasinyo, karano kalau Pamarentah di Sumatera Barat mangizin caro-caro iko samo sajo, jo mambiakan Islam tu dirusak dek urang-urang Islam tu sendiri... Bukankah mamintak sidakah tu perbuatan nan hina? Apalagi mengatasnamakan Islam Wahai para Ulama, kenapa kalian membiarkan umat yang bodoh itu merusak wajah Islam dengang penampilan yang buruk? Wassalam dan maaf Aim Ibrahim, _ I will carry thy message to the corners of the world. (A revelation of Promised Messiah) Get your own FREE and private email from http://www.ahmadiyya.com RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 === Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 ATAU Kirimkan email Ke/To: [EMAIL PROTECTED] Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama: -mendaftar-- subscribe rantau-net [email_anda] -berhenti unsubscribe rantau-net [email_anda] Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung === RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 === Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 ATAU Kirimkan email Ke/To: [EMAIL PROTECTED] Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama: -mendaftar-- subscribe rantau-net [email_anda] -berhenti unsubscribe rantau-net [email_anda] Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung ===