[RantauNet] SISI LAIN DARI KEHIDUPAN HAMKA...1/2

2002-03-05 Terurut Topik Adi Noviadri

SISI LAIN DARI KEHIDUPAN HAMKA...

Judul buku   :HAMKA DIMATA HATI UMAT

Penyunting   :Nasir Tamara,Buntaran Sanusi, Vincent Djauhari

Penerbit :Sinar Harapan , Jakarta 1983, 437 halaman.


Assalamu'alaikum wr.wb.

Hamka adalah pribadi yang mengandung arti penting  dan harum  namanya  bagi
Tanah  Air,  bangsa  dan  Agama.  Kita mengangkat  namanya  bukan sekadar
karena   beliau  seorang tokoh , tetapi lebih dari itu pikiran-pikiran,
ajaran-ajaran dan   tingkah  lakunya  yang  memiliki  makna   unggul   dan
kharismatik.Oleh  sebab  itu,  sebagaimana  diutarakan   Tim Penyunying
bahwa  penerbitan  buku  ini  dimaksudkan  untuk mengingat  dan
mengenangkan kembali  masyarakat  luas  akan almarhum   Buya   Hamka   .
Buku   yang   diantarkanini mengungkapkan  pribadi  Hamka yang  belum
terungkap  semasa beliau  hidup  dengan segudang pengalaman dan kegiatan
yang menarik  untuk  dikenang  . Demikian  ulasan  pengantar  Tim Penyunting
mengiringi  tulisan-tulisan  dalam   buku   ini.  (halaman 17).

Buku  Hamka  Dihati Umat ini adalah  salah  satu  dari sekian   buku   yang
menyorot  segi-segi  kehidupan   Ulama terkemuka  ini. Penulis dan
Contributor tulisan  dalam  buku ini  diklasifikasikan dalam berbagai bidang
yang  menyangkut status  Buya  Hamka.  Buya yang dipandang  sebagai
pemimpin politik,   agamawan,sastrawan  ,  wartawan  disamping   yang
terakhir adalah sebagai manusia biasa dimata hati umat.  Ada 32  penulis
yang  meyumbangkan tulisannya dalam  buku  yang setebal  432  halaman  ini.
Kesemuanya  penulis  itu   dari berbagai  kalangan terutama dibidang yang
biasanya  digeluti Hamka,  baik  sastera,politik dan agama  .  Hampir
semuanya memuji  Hamka  dan  ada satu dua yang menceritakan  beberapa
pengalamannya  bersama Hamka. Sorotan  terhadap  roman-roman yang  dikarang
Hamka.  Dan pengalaman kejengkelan  terhadap Buya  juga  diutarakan penulis
lewat tulisannya  dalam  buku itu.

Leon  Agusta  misalnya  menceritakan  pengalaman  masa kecilnya  bersama
Buya sekitar tahun  40  an  didesa  kecil Sigiran  tempat kelahiran Leon
dipantai barat Danau  Manijau yang  indah  itu . Sering sekali Buya
berkunjung kedesa  itu dalam  rangka  tabligh dan hampir setiap  berkunjung
kesana beliau  selalu menginap dirumah Leon. “Malam hari ia  sering ngobrol
bersama ayah saya Ilyas Sutan Pangeran sam “Pelajaran Agama Islam”   larut
malam”, cerita Leon. Apa kenangan Leon bersama Buya Hamka? “ Selama  mereka
ngobrol  itu  saya  sering  disuruh  memijit kakinya  .  Nah itulah yang
membuat saya merasa dendam  pada waktu  itu. Bayangkan, ia cukup gemuk,
kakinya besar .  Saya berumur  sepuluh tahun ketika itu. Dikampung  kami
biasanya kami  tidur lebih cepat , tetapi karena harus memijit,  saya
terpaksa tidur terlambat. Saya ingat bagaimana rasanya sakit kepala  menahan
kantuk sehingga saya sering nyaris  tertidur sambil   duduk.   Tetapi
setiap  kali  saya   terhenti   ia menggoyangkan  kakinya membangunkan saya
dan  saya  terpaksa meneruskan   pekerjaan  memijitnya   lagi.   Sungguh
suatu pekerjaan yang menjengkel sekali”, kenang Leon dalam  bagian
tulisannya   yang   berjudul:”   Diakhir   Pementasan   Yang Rampung”,(
halaman 71 ).

Novel Hamka Tenggelamnya kapal Vander Wijck dan Dibawah Lindungan Ka’bah
adalah dua novel yang dinilai oleh Farchard Poeradisastra.  Cara
berceritanya  mirip  surat  ,   kurang menimbulkan  unsur  dramatik .
Menurut  Farchad  novel  ini kurang  berhasil kendatipun banyak dibicarakan
orang  .  Dan cara  Hamka  membunuh tokoh utama novel  ini  terasa  kurang
bijaksana.  Tokoh  yang ditampilkan selalu orang-orang  yang lemah  mental.
Jiwa revolusioner tak terpencar, dimana Hamka lebih  sering  melampiaskan
rasa tidak  simpatinya  terhadap adat  istiadat  Mingkabau yang kolot itu.
Hamid  dan  Zaenab pada  DBLK,  maupun Zainudin dan Hayati TKvdW  adalah
figur idealis  romantik  yang maunya dijadikan Romeo  dan  Juliet, namun
tak punya kenekatan seperti tokoh-tokoh yang terakhir ini.   Jadi tak
heranlah, kendati Zainudin berdarah  Makasar dari pihak ibu, namun ia tetap
muncul sebagai pribadi pemuda Minangkabau  yang  tak mempunyai hak dan
harga diri,  kalau tetap dikampung halamannya. (halaman 155).

bersambung ke 2/2

Wassalam,
Adi NS





RantauNet http://www.rantaunet.com

Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
===
Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3

ATAU Kirimkan email
Ke/To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
-mendaftar-- subscribe rantau-net [email_anda]
-berhenti unsubscribe rantau-net [email_anda]
Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung
===



[RantauNet] SISI LAIN DARI KEHIDUPAN HAMKA...2/2

2002-03-04 Terurut Topik Adi Noviadri

Assalamu'alaikum wr.wb.

Ada  cerita lain yang cukup layak untuk disimak  dalam buku ini. Berbeda
dengan penulis lain yang menceritakan segi- segi  positif  dari Buya Hamka.
Abdurrahman  Wahid  ,seorang tokoh  NU yang terkemuka mengetengahkan segi
kehidupan  Buya Hamka  yang  dinilai oleh Gus Dur sebagai layak  pula  untuk
diketengahkan dalam pengantar buku ini. Bagaimana  pandangan Gus Dur
terhadap Buya Hamka? Dalam tulisan pengantarnya yang berjudul:  “ Benarkah
Buya Hamka Seorang Besar?”,  tokoh  NU itu  menilai Buya Hamka sbb: “Buya
Hamka mendapat pendidikan agama  dari  sumber yang memiliki keabsahan
penuh,  dilihat dari  sudut  pandangannya sendiri.  Hal  itu  terlihat  dari
episode  yang  dikisahkan juga dalam buku ini,  ketika  Buya Hamka
berkunjung ke Pakistan untuk menghadiri forum  Islam.

Ketika forum itu memutuskan Gerakan Ahmadiyah sebagai  paham yang  terlarang
dalam Islam , maka Buya Hamka membakar buku-buku  yang diterimanya dari
Gerakan Qadiani tsb. Kita  tidak usah  terkejut karena  orang seperti Buya
Hamka  masih  juga berbudaya  “ membakar buku “ , karena sikap itu timbul
dari sikap keagamaan yang dibentuk sumber pemikiran absolut  yang bersifat
sangat  eksklusif dalam  memperlakukan  kebenaran.  Terlepas  dari setuju
atau tidaknya kita kepada “ budaya   “ seperti  itu,  Buya  Hamka bukanlah
orang satu-satunya  yang bersikap  seperti itu. Itu adalah bagian dari “
keulamaan  “ yang  dibentuk oleh sumber pemikiran yang sudah puas  dengan
kebenarannya sendiri” (halaman 34,35).

Episode yang dimaksud  Abdurrahaman Wahid itu adalah  bagian tulisan  H.
Achmad  Syathari yang berjudul “ Hamka  Manusia Biasa “  dalam buku itu.
maka berceritalah H.Achmad Syathari sbb:  “  Dipenghujung  1957, Pemerintah
Pakistan  mengadakan Pertemuan   Islam   Internasional   (International
Islamic Colloquium).  Buya  Hamka  dan  sejumlah  tokoh-tokoh  Islam
Indonesia  lainnya juga hadir. Pertemuan ini  ditandai  atau diwarnai
perdebatan  yang sengit, ketika  bahasan  berkisar tentang  Ahmadiyah .
Sebagaimana layaknya suatu  perdebatan, ada  yang pro dan kontra . Buya
termasuk dalam kelompok yang menentang”.

Cerita  berikutnya  adalah ketika Buya  kembali  kehotelnya. Untuk
menghilangkan kepenatan dan mengusir  udara  dingin, beliaududuk
santai   sambil;   menghangatkan   badanya diperapian.   Saat  itulah,
tokoh-tokoh  Ahmadiyah   datang berkunjung kekamarnya, sambil menyerahkan
setumpuk buku buku tentang   Ahmadiyah.  Nampaknya  tokoh-tokoh   Qadiani
itu berusaha  untuk  meyakinkan Hamka tentang  kebenaran  Ajaran Ahmadiyah.
Setelah mengucapkan terima  kasih  atas  “kebaikan”  tamunya  itu,  yang
telah memberikan  setumpuk buku-buku gratis ,  dan  konon  katanya ilmiah
pula , Hamka kembali duduk didepan perapian. Kejadian berikutnya sungguh
tidak diduga  Setumpuk  buku-buku  Ahmadiyah yang baru  saja
diterimanya, satu  demi satu dibakar dalam perapian. “Ah , lumayan  untuk
menambah hangatnya badan . Rupanya orang Ahmadiyah itu  baik hati,  mau
datang kekamar saya membawa bahan bakar  ,disaat kayu  dalam  perapian
hampir habis”, kata  Hamka(halaman 265).

Bagaimana  pandangan  Abdurrahman   Wahid   mengenai peristiwa  ini?   Dalam
tulisan pengantar buku  tsb,  beliau mengatakan bahwa sikap ulama-ulama itu
adalah suatu kepicikan dalam   pandangan  yang  merupakan  bagian  keulamaan
yang dibentuk  oleh  sumber  pemikiran  yang  sudah  puas  dengan
kebenarannya  sendiri. Penilaian Gus Dur  ini  memang  sudah sewajarnya  .
Betapa tidak, bahwa ulama-ulama sudah  mengganggap  buku-buku  itu  begitu
berbahayanya   sehingga perlu dibakar

Wassalam,

Adi NS




RantauNet http://www.rantaunet.com

Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
===
Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3

ATAU Kirimkan email
Ke/To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
-mendaftar-- subscribe rantau-net [email_anda]
-berhenti unsubscribe rantau-net [email_anda]
Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung
===



[RantauNet] KAWIN BATAMBUAH VERSUS MAKAN BATAMBUAH....

2002-02-14 Terurut Topik Adi Noviadri

Assalamu'alaikum wr.wb.

Nan namonyo kaji memang indak ado salasai-salasainyo do. Dan  saratuih
prosen satiok parumpamaan itu indaklah mungkin do. Kito hanyo
 maambiak -ambiak parumpamaan nan samo, dan maninggakan nan indak samo ujuik
jo mukasuiknyo. Ciek lai, ibaraik urang mambuek gulai tantu sajo indak
samato-mato tagantuang dari bumbu- bumbu masaknyo sajo tapi dan urang dapua
nan indak nampak dibalakang layar tantulah mamagang perann nan indak saketek
dalam manyajikan gulai nan lamak tu... Baitu juo sajo tantang salero satiok
awak dalam mancicipi masakan itu , tantu sajo juo babeda dalam magiahkan
panilaian lamak atau indak lamaknyo gula itu...

Dan namonyo kaji kalau ado kaji nan labiah elok tantu sajo kaji nan lamo iko
kito tinggakan indak kito pakai lai. Samantaro alun ado kaji baru nan labiah
elok kaji lamo kito pakai daulu. Adopun tantang kawin batambuah adolah
istilah nan populer dikampuang awak sajak mulai balakunyo undang-undang
perkawinan tahun 1972 nan lalu, dan iko ditujukan bagi laki-laki nan kawin
ciek lai. Ambo indaklah manyamokan 100 % perumpamaan sacaro kontekstual dan
arti sesungguhnya jo makan batambuah . Makan batambuah dikampuang awak tu
adolah suatu keharusan dan etiket dalam perjamuan. Biasonyo kalau awak
batamu karumah urang , awak disuruah makan, dan biasonyo tuan rumah salalu
manyilakan awak batambuah bilo nasi dipiriang awak abih atau hampia abih dan
biasonyo awak atau tamu demi menghargai tuan rumah manambuahkan nasi
kapiriangnyo walaupun saketek, ataupun kalau hidangannyo kurang lamak sitamu
batambuah juo senek , sakedar penghormatan ka tuan rumah dan seakan-akan
inyo sadang basalero makan dirumah nan didatanginyo tu...

Tapi kawin batambuah dan istilahnyoko, lobiah diarahkan ka suduik negatifnyo
dimano dikampuang awak ka laki-laki nan babini ciek lai sakadar manuruikkan
salero, atau dek manampak padusi nan labiah rancak dari amak paja... atau
nan tagijau dek nasi angek, samantaro nasi dipiriang indak basi , hanyo
dingin senek...maklumlah amak paja lah lamo dipakai, ibaraik jawi gaek nan
tarambau dek rumpuik mudo. Tantu sajo kawin batambuah indak diajurkan
sabagaimano makan batambuah dirumah bako nan acok disuruah-suruahkan
kamanakan-kamanakan apak awak tu...i...Sakali lai,iko hanyo istilah nan samo
tapi jaleh indak bisa dipasamoan samo sakali.

Kawin batambuah dikampuang awak salalu dikonotasikan sacaro negatif...
(indak dianjurkan) tapi sakali lai kawin batambuah diartikan sacaro positif
hanyo sabagai satu-satunyo jalan kalua, dari persoalan iduik barumah
tanggo nan kalau indak ditampuah mandatangkan mudaraik dan jatuah kalambah
doso. Satu-satunyo jalan, jalan tarakhir dalam keadaan emergensi ,
sabagaimano satiok urang mamakan ubek adolah urang nan sakik, baitu juo
urang nan kawin batambuah samantaro inyo indak sakik (sakadar manuruikkan
salero) tantu sajo manjadikan racun dalam kahidupannyo sampai tuo bangka...

Indak saketek do poligami dikampuang awak ( terutamo dilakukan dek
Buya-Buya, Datuak-Datuak, baitu juo urang-urang bapitih banyak) bukannyo
mandatang kabahagiaan dan kepuasan bagi mereka, malah mendatangkan
kesengsaraan bagi dirinya dan anak keturunannya dibalakang... Iko gadang
kamungkinan disebabkan dek mareka bukanlah urang sakik nan mambutuhkan ubek,
bukanlah urang-urang litak nan butuh makan dan alun makan ... tapi adolah
urang-urang nan litak sudah makan, bahkan bisa sajo urang nan kakanyangan
tapi dek saleronyo tabudua untuak makan indak mampartimbangkan kasehatan
lai...Sapiriang sabananyo alah cukuik dan manganyangkan ( paruik ketek),
tapi dek manuruikkan salero atau disorong-sorongkan urang juo inyo batambuah
juo, mako mambahayokan kasehatannnyo...

Sakali lai, makan batambuah dianjurkan samantaro kawin batambuah indak
dianjurkan tapi buliah kalau kalau memang dibutuhkan atau tapaso...Iko
perbedaannyo.

Salamaik pagi,



Wassalamu'alaikum wr.wb.

Adi NS.











RantauNet http://www.rantaunet.com

Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
===
Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3

ATAU Kirimkan email
Ke/To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
-mendaftar-- subscribe rantau-net [email_anda]
-berhenti unsubscribe rantau-net [email_anda]
Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung
===



[RantauNet] NAN BANA TAGAK DENGAN SANDIRINYO...

2002-02-12 Terurut Topik Adi Noviadri

NAN BANA TAGAK DENGAN SANDIRINYO...

Assalamu’alaikum wr.wb.
Kebanyakan mereka mengaku ilmuan dan cendekiawan. Istilah orang sekarang
mereka disebut para pakar yang ahli dibidang disiplin ilmunya. Tetapi sayang
sekali kebanyakan mereka yang justeru yang terbuka matanya ini, malah
memiliki hati yang berkabut untuk melihat kebenaran yang yang terpampang di
hadapannya. Kemudian diantara mereka malah berdalih bahwa kebenaran itu
hanyalah hasil dari olahan kata, permainan ungkapan dan silat lidah
orang-orang yang menyampaikannya.

Memang, sesungguhnya mencintai kebenaran tidaklah mudah, apalagi mengakuinya
dan kesombongan intelektual malah mencegah kebanyakan kita untuk menerima
dan mengakuinya.  Kita selalu menganggap bahwa yang benar itu adalah yang
diakui orang banyak kendatipun orang banyak itu tidak yakin sepenuhnya bahwa
yang mereka yakininya itu benar.Kebanyakan kita memang suka membenarkan apa
yang kita senanginya tetapi jarang sekali kita bisa menyenangi apa yang
benar sesungguhnya.

Nah, orang Minangkabau bilang: “Nan bana tagak sandirinyo”, yang maksudnya
Kebenaran itu tak perlu ditegakkan karena dia telah berdiri dengan
sendirinya. Dan kebenaran itu tak perlu dibela karena kebenaran itu tidak
memerlukan penolong dan pembelaan untuk menunjukan bahwa dia benar.
Kebenaran akan muncul permukaan dengan sendirinya dan kita-kita ini adalah
hanya piranti-piranti untuk mewujudkan kebenaran itu. Tidak ada orang yang
pahlawan karena dia bisa membela kebenaran. Sekali lagi kebenaran itu tak
perlu ditopang dan bagi kita hanya satu... menerima dan mengakui yang
demikian adalah suatu kebenaran... atau membuktikan yang muncul itu bukanlah
suatu kebenaran.

Bagaimana kita bisa menolak kebenaran itu, kemudian menyatakan yang
dipelupuk mata kita itu tidak benar, padahal kita tidak bisa menyuguhkan
yang lebih benar dari yang kita katakan salah itu ?  Mungkinkah seseorang
yang menganut suatu kebenaran yang ia yakini, kemudian kita suruh dia
meninggalkan kebenaran yang diyakininya... sementara kita mengajak dia untuk
 mencari kebenaran yang lain? Tunjukkanlah dulu kebenaran kita... Kebenaran
yang kita yakini itu benar... Yang benar dengan sendirinya... Bukan
dibenar-benarkan...Perlihatkanlah Yang benar itu benar Memang Kebenaran itu
akan menang...mengungguli yang tidak benar...

Kriteria kebenaran adalah MENANG... dan tidak terkalahkan dan orang yang
benar adalah orang yang tak bisa dikalahkan. Karena dia memakai kebenaran
itu dan menerapkan dalam kehidupan nya. Ini bukan silat lidah dan bukan juga
permainan kata. Pada tempatnyalah kita merenungkannya.  Orang-orang
Minangkabau yang kaya dengan petatah-petitih mereka, mengatakan “Mancaliak
contoh ka nan sudah, maambiak tuah ka nan manang...” Nan Bana tagak dengan
sendirinyo

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Adi Noviadri S







RantauNet http://www.rantaunet.com

Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
===
Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3

ATAU Kirimkan email
Ke/To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
-mendaftar-- subscribe rantau-net [email_anda]
-berhenti unsubscribe rantau-net [email_anda]
Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung
===



[RantauNet] ISLAM NAN LALOK VS KRISTEN NAN JAGO..

2002-02-04 Terurut Topik Adi Noviadri

ISLAM NAN LALOK VS KRISTEN NAN JAGO..

Assalamu'alaikum wr.wb.

Pado umumnyo urang-urang Islam nan mampicayoi bahaso Nabi Isa tu iyo masih
iduik diateh langik, mampakuek asumsi mareka jo apo nan dikutip dek sabagian
Ulama-Ulama Islam dari ayaik-ayaik Al-Qur'an 18:25, dimano mareka maagiah
contoh bahaso memang ado urang-urang dipabiakan lalok dek Tuhan salamo
300-309 taun. Ikolah nan mareka jadikan sabagai pijakan dan landasan bahaso
iduiknyo Nabi Isa diateh langik tu , indak paralu diherankan, karano Allah
tu Mahakuaso ateh sagalo sasuatu.

Jadi kayakinan mareka tantang urang-urang nan takuruang dalam guo Al-Kahfi
tu adolah sabana-bana talalok salamo tigoratuih tahun labiah. Salamo itu
mareka indak jago-jago do. Sasudah tigoratuih taun barulah mareka tu tajago
dari lalok atau pingsannyo. Apokah itu mungkin dan tamakan dek aka awak?
Bukankah urang nan pingsan atau lalok sakian lamo tu , pasti mambutuhkan
makan dan minum untuak kalangsuangan iduiknyo? Apokah itu mungkin bilo ado
urang nan talalok labiah dari sahari duo , dan inyo indak jago , bisa juo
batahan untuak iduik padohal inyo indak makan jo minum untuak kalangsuangan
iduiknyo labiah lanjuik? Bukankah makan dan minum adolah sarana dan
kabutuhan untuak kahidupan juo? Sayang sakali, manga dek indak mareka
batanyo sajo ka dotor-dotor, apokah mungkin urang bisa batahan iduik atau
pingsan bataun-taun, malabiahi dari umua manusia nan normal pado umumnyo
sabalun mampicayoi hal nan mustahil iko?

Ado juo dikalangan urang-urang nan mampicayoi Nabi Isa tu masih iduik juo
sampai kini diateh langik, dilua bumi bahkan mungkin di planet Mars atau
Venus misalnyo indak makan dan indak minum disababkan dek ka Mahakuasaan
Allah. Allah tu Mahakuaso dan bisa babuek sakahendakNyo. Dan indak ado nan
mustahil dek Allah . Baitu juo maiduikkan urang mati, atau mampadiakan urang
iduik taruih dan kamahakuasoan Allah tu dilua jangkauan manusia untuak
mamahaminyo.

Sayang sakali, mareka memahamkan kamahakuasoan Allah tu dengan kayakinan
bahaso bagi Allah samo sakali indak ado nan mustahil untuak dipabuekNyo.
Mareka saakan-akan lupo bahaso Allah manatapkan suatu hukum alam nan
disabuik jo sunatullah dan sabagaimano dikecekkan dek Tuhan, indak ado
parubahahan sunatullah nan dipababuek dek Tuhan tu do. Kalaulah saandainyo
memang ado parubahan sunatullah tu dipabuek dek Tuhan , tantu sajo alam
samesta dan juo tatasurya ko akan kacau-balau , dan Allah tantu sajo indak
kamungkin mangacau-balaukan alam samesta ko.

Sasungguahnyo awak indak bisa mambayangkan baa jadinyo dunia ko, kalau
saandainyo matoari indak tabik bisuak pagi atau.. Matoari tabik atau kalua
dari tampek tabanamnyo. Urang-urang nan alah mati marangkak kalua dari
kubua, dan diduikkan baliak..Allah tantu sajo mahakuaso untuak babuek sarupo
itu, namun Inyo pasti indak kamalakukanNyo, karano balawannan jo sunnatulah
dan katetapan nan dipabuekNyo Inyo sandiri.

Kalaulah kito cubo juo taruih nak baandai-andai untuak manatapkan iduiknyo
nabi Isa tu ,tantulah kalau iyo inyo masih iduik pastilah iduiknyo di ateh
dunia awakko juo, bumi awakko, namun indak ado awak nan pernah basuo jo
baliau atau ado urang mancaritokan pangalamannyo basuo jo Nabi Isa tu. Jadi
kalau awak indak pernah basuo jo Nabi Isa dan indak ado juo urang
mancaritokan pangalamannyo basuo jo Nabi Isa , dengan dasar apo pulo awak
bisa mangecekkan baliau tu masih iduik juo? Kalau indak ado urang nan pernah
basuo jo nabi Isa dalam keadaan iduik dizaman awakko , dibumi awakko , iko
adolah suatu bukti manunjuakkan bahaso Nabi Isa tu memang alah mati dan
indak iduik lai. . .

Pandapek dari Ulama-Ulama awak nan mangecekkan bahaso Nabi Isa tu masih
dalam keadaan talalok dan alun dijagokan dek Tuhan lai, hanyolah didasarkan
mareka kapado Al-Qur'an 3: 193 pada kato tawaffa nan mareka artikan jo
wafat atau mati, namun bilo,kato tawaffako basangkuik pauik jo Nabi Isa pado
ayaik nan lain, mareka artikan jo tidua atau lalok.padohal kaduo kato
tawaffa ko samo-samo babunyi wafat. Dan iko indak mungkin, diciek ayaik
mareka kecekkan Isa tu alun wafat, atau tatidua , namun kato yang samo pado
ayaik nan lain mareka artikan jo wafat atau mati.

Hal iko samakin manunjuakkan adonyo kontradisinyo karangko caro bapikia
mareka. Dan iko indak mangherankan awak dan tantu sajo pamahaman Islam nan
mareka anuik indak talok manangkih hujah-hujjah urang Kristen. Sabananyo
bukan Nabi Isa tu nan lalok, tapi Islam mareka tu nan sadang talalok, tantu
sajo indak ado punyo kakuatan malawan Kristen nan jago. Sasungguahnyo Nabi
Isa tu indak iduik lai, tapi marekalah nan maiduikkan Nabi Isa tu dalam
khayalan dan imajinasi mareka.

Wassalamu'alaikum wr.wb.

Adi Noviadri





RantauNet http://www.rantaunet.com

Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
===
Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3

ATAU Kirimkan email
Ke/To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email/Messages, ketik pada

[RantauNet] MEJA KAYU...

2001-12-09 Terurut Topik Adi Noviadri

Assalamu'alaikum wr.wb.

  
MEJA KAYU...
  
Suatu ketika, ada seorang kakek yang harus tinggal dengan anaknya. Selain itu, tinggal 
pula menantu, dan anak mereka yang berusia 6 tahun. Tangan orangtua ini begitu rapuh, 
dan sering bergerak tak   menentu. Penglihatannya buram, dan cara berjalannya pun 
ringkih.  Keluarga itu biasa makan bersama di ruang makan. Namun, sang orangtua  yang 
pikun ini sering mengacaukan segalanya. Tangannya yang bergetar dan mata yang rabun, 
membuatnya susah untuk menyantap makanan. Sendok dan  garpu kerap jatuh ke bawah. Saat 
si kakek meraih gelas, segera saja susu   itu tumpah membasahi taplak. Anak dan 
menantunya pun menjadi gusar.  Mereka merasa direpotkan dengan semua ini. 
  
“Kita harus lakukan sesuatu, “ ujar sang suami. “Aku sudah bosan  membereskan semuanya 
untuk pak tua ini.” Lalu, kedua suami-istri ini pun  membuatkan sebuah meja kecil di 
sudut ruangan. Di sana, sang kakek akan  duduk untuk makan sendirian, saat semuanya 
menyantap makanan.  Karena   sering memecahkan piring, keduanya juga memberikan 
mangkuk kayu untuk  si kakek.  Sering, saat keluarga itu sibuk dengan makan malam 
mereka,   terdengar isak sedih dari sudut ruangan. Ada airmata yang   tampak mengalir 
dari gurat keriput si kakek. Namun, kata yang keluar   dari suami-istri ini selalu 
omelan agar ia tak menjatuhkan makanan lagi.  Anak mereka yang berusia 6 tahun 
memandangi semua dalam diam. 
   
Suatu malam, sebelum tidur, sang ayah memperhatikan anaknya yang sedang  memainkan 
mainan kayu. Dengan lembut ditanyalah anak itu. “Kamu sedang   membuat apa?”. 
  
Anaknya menjawab, “Aku sedang membuat meja kayu buat ayah dan ibu  untuk makan saatku 
besar nanti. Nanti, akan kuletakkan di sudut itu,  dekat tempat kakek biasa makan.” 
Anak itu tersenyum dan melanjutkan   pekerjaannya. Jawaban itu membuat kedua 
orangtuanya begitu sedih dan   terpukul. Mereka tak mampu berkata-kata lagi. Lalu, 
airmatapun mulai bergulir dari kedua pipi mereka. Walau tak ada kata-kata yang 
terucap,   kedua orangtua ini mengerti, ada sesuatu yang harus diperbaiki. 
  
Malam itu, mereka menuntun tangan si kakek untuk kembali makan bersama  di meja makan. 
Tak ada lagi omelan yang keluar saat ada piring yang   jatuh, makanan yang tumpah atau 
taplak yang ternoda. Kini, mereka bisa   makan bersama lagi di meja utama. 
   
~Author Unknown 

Anak-anak adalah persepsi dari kita. Mata mereka akan selalu  mengamati,   telinga 
mereka akan selalu menyimak, dan pikiran mereka  akan selalu mencerna setiap hal yang 
kita lakukan. Mereka adalah peniru.   Jika mereka melihat kita memperlakukan orang 
lain dengan sopan, hal itu  pula yang akan dilakukan oleh mereka saat dewasa kelak. 
Orangtua yang   bijak, akan selalu menyadari, setiap “bangunan jiwa” yang disusun,  
adalah pondasi yang kekal buat masa depan anak-anak.
 

- End of forwarded message -

Duri, 10 Desember 2001
 

Wassalamu'alaikum wr.wb.

Adi Noviadri 


RantauNet http://www.rantaunet.com

Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
==Mendaftar atau berhenti menerima 
RantauNet Mailing List di
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3

ATAU Kirimkan email
Ke/To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
-mendaftar-- subscribe rantau-net [email_anda]
-berhenti unsubscribe rantau-net [email_anda]
Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung
==


[RantauNet] 2/2) TIDAK ADA HUKUM RAJAM BAGI PEZINA MANAPUN....

2001-11-20 Terurut Topik Adi Noviadri

Assalamu'alaikum wr.wb.

 Al-Qur’an menjelaskan lebih lanjut tentang hukum zina ini:

“Pezina wanita dan pezina pria cambuklah masing-masing mereka seratus cambukan.”. 
(QS. An-Nur ayat 2).
Ayat 25 An-Nisa itu merujuk kepada ayat ini. Menurut ayat ini seorang wanita merdeka 
yang melakukan zina harus dihukum dengan dera atau cambukan sebanyak seratus sekali. 
Dan seorang budak wanita melakukan zina maka dihukum dengan separonya , yaitu lima 
puluh cambukan. Jadi hukuman dera ini ada nashnya dalam Al-Qur’an dan itu tidak bisa 
ditakwilkan dan ditafsirkan lagi dengan pengertian yang menyimpang dari hukum yang 
tegas dan jelas itu.

Mengenai hal ini kebanyakan Ulama-Ulama Islam yang memotori gerakan “fundamentalis” 
itu lupa bahwa isi seluruh Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan adalah 
kewajiban beliau SAW untuk menjalankan hukum-hukum yang terdapat didalamnya. 
Hukum-hukum itu tidaklah diturunkan sekaligus melainkan secara berangsur-angsur.  
Selama suatu hukum belum diwahyukan atau turun maka beliau menjalankan hukum-hukum 
yang dipercayai kaum Yahudi yang dalam hal ini adalah hukum Taurat.

Tetapi bila suatu hukum tentang suatu hal telah diturunkan maka beliau menjalankan 
hukum yang baru turun itu yakni yang sekarang terdapat dalam Al-Qur’an. Contoh yang 
jelas tentang ini ialah hukum mengenai kiblat.  Mula-mula Nabi Muhammad SAW menjadikan 
Baitul Muqaddas sebagi kiblat untuk shalat. Beliau mengikuti apa yang dilakukan kaum 
Yahudi.Tetapi manakala hukum kiblat telah turun dan Ka’bah dijadikan kiblat  bagi 
shalat, maka beliau selanjutnya berkiblat ke Ka’bah dan tak pernah lagi  mengarahkan 
shalat itu ke Baitul Muqaddas.
Bersambung.

Hal demikian berlaku pula dalam masalah zina. Mula-mula beliau menjalankan hukum rajam 
yang terdapat dalam Taurat untuk perbuatan zina. Ketika dua orang Yahudi pria dan 
wanita melakukan perbuatan serong itu, beliau melaksanakan hukuman rajam bagi kedua 
orang yang bersalah itu. Tetapi setelah turun hukum dari Tuhan bahwa orang-orang 
berzina harus diberikan hukuman dera, maka beliau meninggalkan hukum rajam dari dari 
Taurat itu dan menjalankan hukum dera (cambuk) yang terdapat dalam Al-Qur’an. Namun 
demikian Ulama-Ulama yang menyukai kekerasan itu tetap saja mengatakan bahwa hukuman 
buat zina adalah rajam. Mereka mengemukakan bahwa diantara para ulama sudah “ijmak” 
(sepakat) tentang itu.  Soalnya ialah apakah pokok yang yang pertama buat menentukan 
suatu hukum ? Mengenai hal ini semua orang Islam mengaku bahwa Al-Qur’an adalah sumber 
pokok buat segala hukum Islam.

Kalau dalam Al-Qur’an sudah ditetapkan suatu hukum bagi suatu hal, maka hukum-hukum 
lain tidak berlaku lagi. Kalau Nabi Muhammad SAW sendiri tunduk pada cara penerapan 
hukum itu dan beliau menjalankan hukum-hukum yang telah ditetapkan dalam Al-Qur’an 
dengan meninggalkan cara-cara lain  yang selama ini beliau laksanakan, maka apakah 
“ijmak ulama” lebih tinggi dari sunnah Nabi Muhammad SAW? Apakah ijmak Ulama dapat 
membatalkan suatu hukum yang ditetapkan dalam Al-Qur’an?

Mereka telah mengenyampingkan hukum Al-Qur’an yang tegas itu dengan mengatakan tanpa 
malu-malu bahwa hukuman zina adalah rajam. Untuk itu mereka konon berpegang kepada  
satu riwayat yang dimana Rasulullah SAW menghukum dua orang pezina dengan hukuman 
rajam.

“ Telah berkata Umar (Khalifah kedua) dalam pidatonya di muka umum:
“Sesungguhnya telah menurunkan Allah akan Kitab kepada Muhammad SAW, maka adalah di 
antara ayat-ayat yang diturunkan itu ayat “Rajam”. Kami telah membaca dan telah kami 
menghafalkan ayat itu, dan Rasulullah Muham-mad SAW telah merajam orang berzina dan 
kami telah juga menjalankan hukum rajam.  Saya sesungguhnya amat takut di kemudian 
hari kalau-kalau orang akan mengatakan: Rajam tidak ada dalam Kitab Allah, maka dengan 
itu mereka sesat, mening-galkan kewajiban yang telah diturunkan Allah. Maka hukum 
rajam itu hak (sebenarnya) atas orang yang berzina, laki-laki dan perempuan, apabila 
ia muhshan*), apabila ada saksi atas perbuatan itu, atau dia bunting atau dia 
mengaku.” (Riwayat Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi)

Apabila kita renungkan adalah tidak mungkin sama sekali Saidina Umar telah 
mengeluarkan ucapan seperti itu,karena adanya Al-Qur’an kitab tertulis sebagaimana 
kita lihat sekarang ini adalah berkat pikiran Saidina Umar. Beliaulah yang menyarankan 
kepada  Saidina Abubakar as Siddiq agar Al-Qur’an yang hingga waktu itu masih 
tersimpan didalam otak dalam bentuk hafalan supaya dipindahkan kepada suatu buku. 
Menurut beliau hanya dengan cara inilah  ayat-ayat Kitab Suci itu bisa terpelihara 
dari kekacauan atau hilang. Seandainya tidak demikian,  maka menurut riwayat yang 
dijadikan sandaran sebahagian para Ulama Islam itu, maka  Saidina Umar mengatakan 
bahwa “ada suatu ayat yang tidak terdapat lagi dalam Al-Qur’an”. Rasanya pikiran yang 
sehat tidak mungkin membenarkan bahwa Saidina Umar mengucapkan ucapan demikian. 
Kalaulah memang ada ayat yang belum dimasukkan dalam 

[RantauNet] 1/2) TIDAK ADA HUKUM RAJAM BAGI PEZINA MANAPUN....

2001-11-20 Terurut Topik Adi Noviadri

Assalamu'alaikum wr.wb.

 
Assalamu’alaikum wr.wb.
 
Banyak dari kalangan Mainstream Islam dan juga Ulama-Ulama mereka mengatakan bahwa 
zina adalah termasuk dosa besar sehingga kedua pelakunya haruslah dihukum rajam sampai 
mati. Akan tetapi karena golongan manapun didalam Islam ini mengakui bahwa sumber 
pokok mengenai ajaran dan hukum Islam adalah Al-Qur’an Karim, tentu saja benar 
tidaknya hukum rajam tersebut hendaklah kita kembalikan kepada ayat-ayat Al-Qur’an .

Apabila kita mencoba menelusuri ayat Al-Qur’an, sayang sekali tidak ada satu ayatpun 
kita jumpai  yang mengatakan ataupun membayangkan secara implisit atau eksplisit bahwa 
hukuman buat zina adalah rajam sampai mati. Bahkan sebaliknya malah ada ayat yang 
menjelaskan bahwa hukuman zina seperti itu tak mungkin ada dalam Al-Qur’an. Surat 
An-Nisa’ 25 mengatakan sbb:

“.dan apabila mereka  telah menjaga diri dengan kawin, kemudian mereka mengerjakan 
perbuatan yang keji (zina), maka atas mereka separo hukuman dari hukuman wanita-wanita 
merdeka yang bersuami.”(QS. 4:25)

Maksud ayat ini ialah bahwa hukuman bagi wanita-wanita budak yang telah kawin dan 
melakukan zina adalah separo dari hukuman buat wanita-wanita merdeka yang melakukan 
zina. Sekiranya hukuman buat zina ialah rajam, maka hukuman itu tidak dapat dilakukan 
terhadap budak-budak karena “hukuman rajam “ sampai mati itu tidak dapat dibagi 
dua...Jadi ayat ini menunjukkan bahwa hukuman buat zina itu adalah hukuman yang dapat 
dibagi dua sedangkan hukuman mati sama sekali tidak bisa dibagi dua.


BERSAMBUNG

Wassalamu'alaikum wr.wb.

Adi N.


 -Original Message-
 From: Muhammad Dafiq Saib [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
 Sent: Thursday, November 08, 2001 8:32 AM
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [RantauNet] RantauNet] RAJAM BIADAB! Nigeria: Woman Sentenced
 to Death Under Sharia
 
 
 
 Assalamu'alaikum wr.wb.,
 
 Tabaliak justru Boes. Hukum rajam itu, walaupun bukan
 tasurek dalam al Quran, adolah hukum nan datang dari
 Allah SWT. Indak mungkin Nabi Muhammad SAW tu ka
 mambuek-buek hukum surang. Dan masyarakat Arab
 sabalun kadatangan Islam adolah masyarakat nan sangaik
 'dakek' jo pazinahan, kawin sabanyak nan mareka
 sanggup, mambao lari binyi urang, kawin jo jando apak,
 bahkan akrab jo pelacuran, dsb.,dsb., namun mareka
 indak mangenal ado hukum rajamko diantaro mareka.
 
 Masalah hubungan indak ado dalam al Quran tapi ado di
 hadits nabi bukanlah hal nan aneh sacaro faktual.
 Sumbayang atau shalat diparentahkan dalam al Quran,
 tapi baa bana paraktek shalat sacaro detil indak ado
 dalam al Quran, malainkan ditarangkan malalui lisan
 Nabi Muhammad SAW.
 
 Baliak kapakaro hukuman untuak urang bazina tadi,
 hukuman dera nan dimukasuik dalam surek An Nur ayat 2
 tu, adolah hukuman sacaro umum. Dalam palaksanaan
 sacaro detil itulah ado nan di rajam (kalau urang tu
 alah (panah) balaki/babinyi, atau hukum buang (kalau
 urang tu bujang jo gadih).
 
 Baitu barangkali Boes.
 
 Wassalamu'alaikum wr.wb.,
 
 Lembang Alam
 
 



RantauNet http://www.rantaunet.com

Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
==Mendaftar atau berhenti menerima 
RantauNet Mailing List di
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3

ATAU Kirimkan email
Ke/To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
-mendaftar-- subscribe rantau-net [email_anda]
-berhenti unsubscribe rantau-net [email_anda]
Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung
==


[RantauNet] Mintak sidakah ditangah jalan menghina agama Islam....

2001-11-04 Terurut Topik Adi Noviadri

Assalamu'alaikum wr.wb.

Mamintak sidakah ditangah jalan, sabagaimano dicaritokan dek Angku Ibrahim
bukan hanyo tajadi di Minangkabau dan di Sumatera Utara sajo. Di Tanah Jawo
sandiri, sarupo sajo kalau awak naiak oto ka Banduang, liwaik Cikampek dan
Purwakarta baratuih tangguak dilewakan di tangah jalan , nampaknyo
kabanyakan umaik Islam, batua-batua indak bamalu lai...

Malewakan tangguak di tangah jalan, manuruik ambo bukan hanyo sakedar mintak
sidakah tapi labiah mangarah ka manyamun urang nan lewaik. Kecek mareka
memang indak mamaso, tapi jo tindakan mareka mangganggu pajalanan urang nan
lalu, kan samo sajo jo panyamunan di tangah jalan...

Kawan ambo nan baugamo Kristen mangecekkan, bahaso urang-urang Islam, banyak
indak mangamalkan ajaran agamo mareka sandiri. Islam mangajakan mambari
sadakah  bukan mamintak sadakah tapi kabanyakan urang Islam memang labiah
katuju dek mareka mamintak sidakah... Mental kebanyakan orang Islam adalah
mental pengemis... yang lebih senang meminta daripada memberi.

Caliaklah, di tangah-tangah pasa, di kadai-kadai kabanyakan urang Islam
maneteng-maneteng katidiang mamintak-mamintak sidakah... saroman jo
gelandangan dan labiah suko mangemis daripado bakarajo...Tengoklah di
rumah-rumah makan urang awak basusun kotak-kotak amal nan ujuik adolah samo
sajo jo mintak sidakah, kendatipun kedoknya adalah amal...

Mengemis atau mintak sidakah adolah perbuatan yang hina dan dengan memintak
sidakah mengatasnamakan agama sama saja dengan menghina agama itu sendiri.
Sayang sekali urang Islam tidak menyadari bahwa mereka menghina agama mereka
sendiri... Mereka mempertontonkan kepada orang  lain wajah Islam yang buruk,
tetapi mereka tidak menyadarinya...


Wassalam,

Adi Noviadri

--- Ibrahim Saaduddin [EMAIL PROTECTED]
Katiko ambo malanjuikkan parjalanan wisata ambo ka Medan, hal nan sarupo
juo nampak dek ambo sapanjang pajalanan dari Rantau Prapat, manjalang Tebing
Tinggi, Lubuk Pakam sampai ke Medan. Bedanyo jo nan ambo caliak kalau di
kampuang awak embe nan ditadahkan, di Sumatera Utara sejenis tangguak nan
ditadahkan ditangah jalan. Ujuiknyo samo samo--samo mintak sidakah

Sungguah mammbuek ati awak ibo, mancaliak ulah-ulah urang Islam nan
mamintak-mintak sidakah ditangah jalan tu... Indak sadar mareka bahaso
tindakan mareka tu marusak citra Islam dan mareka manampilkan wajah Islam
nan buruak.

Sadapeknyo Pamarentah malarang mareka-mareka nan tagak ditangah jalan ko ,
manjalankan operasinyo, karano kalau Pamarentah di Sumatera Barat mangizin
caro-caro iko samo sajo, jo mambiakan Islam tu dirusak dek urang-urang Islam
tu sendiri...

Bukankah mamintak sidakah tu perbuatan nan hina? Apalagi mengatasnamakan
Islam Wahai para Ulama, kenapa kalian membiarkan umat yang bodoh itu
merusak wajah Islam dengang penampilan yang buruk?

Wassalam dan maaf

Aim Ibrahim,

_
I will carry thy message to the corners of the world. (A revelation of
Promised Messiah)

Get your own FREE and private email from http://www.ahmadiyya.com

RantauNet http://www.rantaunet.com

Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
===
Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3

ATAU Kirimkan email
Ke/To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
-mendaftar-- subscribe rantau-net [email_anda]
-berhenti unsubscribe rantau-net [email_anda]
Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung
===



RantauNet http://www.rantaunet.com

Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
===
Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3

ATAU Kirimkan email
Ke/To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
-mendaftar-- subscribe rantau-net [email_anda]
-berhenti unsubscribe rantau-net [email_anda]
Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung
===