[teknologia] Re: Masih tentang content management system

2005-10-27 Terurut Topik Indra Tjahjono

On Thursday 27 October 2005 04:07, Budi Rahardjo wrote:
 Bagaimana cara terbaik melakukan sinkronisasi database
 dengan situs web yang saya gunakan sebagai production?
 (Katanya pakai fitur replikasi?)
 Bagaimana kalau di tempat production nama database
 dan userid berbeda? (Dan saya tidak punya akses root
 atau DBA di production tersebut.)

Kalau untuk MySQL, 
Jadi di tempat pak Budi adalah master dan production adalah slave,
untuk di Master, harus mempunyai hak akses root, karena untuk memberi ijin 
kepada si user replikasi untuk melakukan replikasi.
Dan di Slave diperlukan juga hak ases root untuk jalankan start slave, dan 
harus dapat akses untuk mengedit my.cnf.
Userid replikasi bisa beda, tapi untuk nama database sepertinya haruslah sama.

Untuk PostgreSQL
ada beberapa yang bagus, untuk replikasi per database bisa pakai slony-i, atau 
untuk keseluruhan database bisa pakai pgcluster.
dua-duanya setau saya harus mempunyai akses untuk administrasi untuk  
createuser dan edit konfigurasi file postgresql.


-- 
Indra
PT. Verinux Linux System
http://www.verinux.com - Technology in a smart way
http://www.rtrw.net - Internet untuk Semua


[teknologia] Re: Masih tentang content management system

2005-10-27 Terurut Topik Priyadi Iman Nurcahyo

On Thursday 27 October 2005 11:07, Budi Rahardjo wrote:
 Saya masih mencari CMS yang cocok untuk saya :)

 #1:
 Yang paling banyak saya temui adalah menggunakan database
 (MySQL atau Postgres) dan PHP sebagai back-end.
 Terus terang saya agak khawatir dengan PHP + db ini
 karena sering sekali terjadi masalah security.
 Dulu beberapa kali saya kena masalah ketika menggunakan
 phpnuke.
 Nah, saya tetap khawatir kalau ada masalah dengan db
 maka hancurlah semua yang sudah dibangun. :(
 Atau, mau tidak mau, terpaksa saya harus juga mengamati
 dan menekuni pengelolan MySQL itu.
 Bagaimana pendapat rekan-rekan sekalian?
 Apakah memang state of the art dari CMS harus menggunakan
 database?
 Dan apakah database sekarang sudah jauh lebih aman daripada
 beberapa tahun yang lalu?

 [Catatan: saya juga sudah bermain-main dengan MT
 menggunakan Berkeley DB.]

Masalahnya bukan di databasenya. Databasenya sendiri relatif secure asalkan 
pemilik servernya rajin2 update. Yang umum jadi masalah adalah cara mengakses 
databasenya sehingga mudah dikerjai pakai SQL injection. IMHO, sumber 
masalahnya adalah API database PHP yang terlalu memudahkan kesalahan 
pemrograman dan juga dokumentasi2 (buku, googling) juga banyak yang 
mengandung kesalahan.

Pendeknya, masalah ada di CMS-nya (atau di PHP-nya), bukan di databasenya.

CMS dibuat menggunakan database dengan alasan yang sama CMS-nya dibuat pakai 
PHP dan bukan pakai assembler :)

 #2:
 Kalau misalnya saya ingin mengelola CMS di desktop
 saya (running Linux) dengan menggunakan MySQL secara
 offline, kemudian update ke remote.
 (Ala rsync, gitu.)

 Bagaimana cara terbaik melakukan sinkronisasi database
 dengan situs web yang saya gunakan sebagai production?
 (Katanya pakai fitur replikasi?)
 Bagaimana kalau di tempat production nama database
 dan userid berbeda? (Dan saya tidak punya akses root
 atau DBA di production tersebut.)

bisa aja:
- dump database lokal
- rsync hasil dump ke remote server
- load hasil dump di remote server

yang jadi masalah kalau update dilakukan pada dua sisi, nah ini harus mikir 
lagi gimana caranya :)

 #3:
 Saya masih ngotot ingin menggunakan static files saja
 karena takut mengganggu kinerja dari server.
 Apakah ketakutan saya ini beralasan?

tergantung, loadnya seperti apa? :)

-- 
http://priyadi.net


[teknologia] Re: Masih tentang content management system

2005-10-27 Terurut Topik Samuel Franklyn


Budi Rahardjo wrote:

Saya masih mencari CMS yang cocok untuk saya :)
#2:
Kalau misalnya saya ingin mengelola CMS di desktop
saya (running Linux) dengan menggunakan MySQL secara
offline, kemudian update ke remote.
(Ala rsync, gitu.)

Bagaimana cara terbaik melakukan sinkronisasi database
dengan situs web yang saya gunakan sebagai production?
(Katanya pakai fitur replikasi?)
Bagaimana kalau di tempat production nama database
dan userid berbeda? (Dan saya tidak punya akses root
atau DBA di production tersebut.)

#3:
Saya masih ngotot ingin menggunakan static files saja
karena takut mengganggu kinerja dari server.
Apakah ketakutan saya ini beralasan?




Ini sih sekedar ide saja. Pakai CMS yang anda anggap
paling mudah untuk di set up. CMS itu terserah mau pakai
teknologi apa. Install CMS ini di mesin lokal
anda. Isi contentnya. Lalu gunakan HTTrack
untuk sedot CMS tersebut dan merubahnya menjadi
halaman web statik. Tehnik ini mensyaratkan
CMS yang URL nya mudah di konversi jadi halaman
web statik. Nah situs web statik ini lalu
di upload ke CVS server di situs publik yang anda
inginkan. Lalu anda checkout dari CVS tersebut
ke direktori situs web publik anda.

Jadi di lokal anda mengisi ke CMS lokal anda
tapi waktu upload anda konversi dulu ke
halaman statik pakai HTTrack lalu upload
pakai CVS. Dengan bantuan CVS maka hanya akan
diupload halaman web yang berubah saja.
Lalu di situs public anda tinggal melakukan
update dari CVS. Kalau misalnya
anda mahir Perl atau teman anda mahir Perl
maka mungkin kerjaan konversi dan
update situs ini bisa di jadikan
1 atau 2 script Perl dan anda tinggal
panggil scriptnya.

Nah mungkin cara ini memenuhi keinginan anda.
Bagaimana?


[teknologia] Re: Masih tentang content management system

2005-10-27 Terurut Topik Ikhlasul Amal

On 10/27/05, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 [Catatan: saya juga sudah bermain-main dengan MT
 menggunakan Berkeley DB.]


Sedikit ada yang terlewat:
kalau mau mencoba RDBMS yang berbasis berkas tunggal, bisa dicoba
SQLite. Banyak pemakai MT tingkat lanjut yang menyarankan pemakaian
SQLite sebagai alternatif menengah di antara Berkeley DB dan MySql.
Ringan, lebih aman (karena tidak perlu koneksi lewat soket), dan cukup
ditangani oleh sebuah berkas.

--
amal


[teknologia] Re: Artikel Pilger: Suharto to Iraq

2005-10-27 Terurut Topik Budi Rahardjo

On 10/27/05, adi [EMAIL PROTECTED] wrote:
...
 MM misalnya. katanya SPP mahal karena memang biaya pendidikan itu mahal,
 lah ini kan praktis modal abab doang juga masih mahal.

Maksudnya modal adab doang itu bagaimana? ;-)

...
 Anyway, belum tentu yang
 SPP-nya mahal tidak punya public accountability.
 Justru itu perlu diukur.

Saya bukannya alergi dengan pengukuran dan public
accountability (meskipun saya tidak tahu maksudnya
public accountability ini seperti apa).
Justru sebaliknya. ;-)

Bahkan, ketika saya diangkat menjadi Direktur salah
satu pusat penelitian di ITB, fokus utama saya adalah
membuat indikator dan kriteria keberhasilan sebuah
pusat penelitian.
Tidak bisa seseorang membuat klaim pusat penelitian
tanpa ada ukuran yang jelas. Waktu itu saya coba
membuat beberapa indikator;
- teknologi (berapa banyak karya ilmiah, paten/haki,
  produk, dll)
- people (berapa banyak SDM, latar belakang pendidikan,
  kemampuan. gak lucu kalau ada yang anggotanya hanya
  satu orang kan? kemudian bagaimana karir SDMnya)
- proses (bagaimana pengelolaan/management sehari-hari,
  proses pengambilan keputusan, dsb.)
- finansial (berapa pemasukan baik dari riset, layanan,
  dll.)

Tidak semua harus bagus, tapi harus diukur untuk melihat
kemajuan (atau kemunduran). Harus jujur terhadap diri
sendiri.

Ternyata untuk mengukur hal yang di atas, tidak mudah. :(
Begitu ...

-- budi


[teknologia] Re: Masih tentang content management system

2005-10-27 Terurut Topik adi

On Thu, Oct 27, 2005 at 02:38:20PM +0700, Priyadi Iman Nurcahyo wrote:
 Masalahnya bukan di databasenya. Databasenya sendiri relatif secure asalkan 
 pemilik servernya rajin2 update.

kalau pakai statik html kan mestinya tidak perlu rajin-rajin
update :-)) jadi tidak ada ya cms, yang free, yang bisa generate static
html. bbrp kali ketemu di google tapi komersial.

saya lagi berpikir soal pemberbedayaan konten lokal ...

Salam,

P.Y. Adi Prasaja


[teknologia] Re: Artikel Pilger: Suharto to Iraq

2005-10-27 Terurut Topik adi

On Thu, Oct 27, 2005 at 11:10:04PM +0700, Budi Rahardjo wrote:
  MM misalnya. katanya SPP mahal karena memang biaya pendidikan itu mahal,
  lah ini kan praktis modal abab doang juga masih mahal.
 
 Maksudnya modal adab doang itu bagaimana? ;-)

tidak butuh sarana-prasarana pendidikan yang mahal.
kecuali kuliah di hotel bintang 6 kali he..he.. jadi gak jelas, ini
pendidikan bisnis atau bisnis pendidikan.

 Saya bukannya alergi dengan pengukuran dan public
 accountability (meskipun saya tidak tahu maksudnya
 public accountability ini seperti apa).
 Justru sebaliknya. ;-)

public accountibility satu perguruan tinggi (bukan hanya PT), menurut
saya, segala hal yang berkaitan dengan pencapaian 'target'/kontribusi
sesuai dengan tujuan keberadaan perguruan tinggi yang bersangkutan
terhadap arah pembangunan nasional dan masyarakat.

tidak usah terlalu terjebak ke details, toh bukan kita yang berhak
memutuskan :-) minimal kalau ada kesempatan 'sounding', yang seperti
ini bisa dipikirkan bersama, melibatkan pemerintah dan masyarakat
(LSM?). kalau boleh saya sederhanakan dengan contoh: kalau arah
pembangunan nasional adalah UKM, maka, whatever fakultas/mata kuliah yang
mengajarkan bagaimana cara membuka kafe di planet mars harus ditutup.
perlu diingat ini tidak 'statis', akan selalu berubah (seperti kurikulum
lah).

intinya, mengukur apakah satu perguruan tinggi (masih) perlu ada atau
tidak. karena secara de facto, bargain perguruan tinggi ini *besar*
sekali. bayangkan kursus komputer wordstar misalnya, otomatis tidak akan
laku sekarang, dan kalau nekad bisa gulung tikar. sekarang kalau
perguruan tinggi mengajarkan wordstar, untuk mendapatkan gelar sarjana
(ini misalnya, misalnya, misalnya), akan ikutan gulung tikar? tidak
bukan? padahal demand ijasah masih tinggi dan itu menentukan posisi
seseorang di lapangan pekerjaan, politik dll. (belum lagi kalau itu
'diabuse', misalnya kuliah naik pangkat dlsb, bagaimana akreditasi
perguruan tinggi tempat dosen menuntut ilmu untuk memenuhi statuta,
dlsb).

untuk ini orang-orang yang cukup kritis dan rajin melakukan
're-questioning' seperti budi rahardjo, ibam, onno, made *) dan mungkin
orang-orang dengan kredibilitas yang jelas dari bidang lain sangat
dibutuhkan. ini kan bukan soal analisis metadata foto bugil (bule gila
hi..hi..) demi popularitas atau melacak keberadaan handphone seken yang
paling murah. kalau tidak ya sudah capek-capek, going nowhere lah...
gimana pak? :-)

mestinya tanggung jawab atas keberadaan PT itu besar dan harus
jelas, harus 'kental'. dan yang lebih penting, barangkali, perlu
diundang-undangkan.

 Ternyata untuk mengukur hal yang di atas, tidak mudah. :(
 Begitu ...

iya. setelah beberapa puluh tahun Pak ... 

saya termasuk orang yang masih yakin bahwa perubahan bangsa ini (masih)
bisa di-drive dari perguruan tinggi. seperti pak budi bilang. susah cari
orang yang bisa berpikir logis. that's it.

Salam,

P.Y. Adi Prasaja

*) bias sekali ya hi..hi..


[teknologia] Re: Artikel Pilger: Suharto to Iraq

2005-10-27 Terurut Topik Patriawan, Carlos

 intinya, mengukur apakah satu perguruan tinggi (masih) perlu ada atau
 tidak. karena secara de facto, bargain perguruan tinggi ini *besar*
 sekali. bayangkan kursus komputer wordstar misalnya, otomatis tidak akan
 laku sekarang, dan kalau nekad bisa gulung tikar. sekarang kalau
 perguruan tinggi mengajarkan wordstar, untuk mendapatkan gelar sarjana
 (ini misalnya, misalnya, misalnya), akan ikutan gulung tikar? tidak
 bukan? padahal demand ijasah masih tinggi dan itu menentukan posisi
 seseorang di lapangan pekerjaan, politik dll. (belum lagi kalau itu
 'diabuse', misalnya kuliah naik pangkat dlsb, bagaimana akreditasi
 perguruan tinggi tempat dosen menuntut ilmu untuk memenuhi statuta,
 dlsb).


Memangnya masih ada SMA atau PT yang mengajarkan Wordstar,Lotus 123
atau Dbase ? Terus programingnya masih pakai pascal ?

:)


Carlos


[teknologia] Re: Masih tentang content management system

2005-10-27 Terurut Topik adi

On Thu, Oct 27, 2005 at 07:33:58PM +0700, Ikhlasul Amal wrote:
 Ringan, lebih aman (karena tidak perlu koneksi lewat soket), dan cukup
 ditangani oleh sebuah berkas.

ups .. tidak. RDBMS lebih 'aman' :-)

misalnya orang menggunakan apache+php+sqlite, itu sama saja dengan
menjadikan apache sebagai database server (sqlite embedded). tidak ada
process separation, tidak ada autentifikasi, bagaimana bisa lebih aman
:-)

kalau dibilang lebih 'aman' maksudnya kualitas source codes, ya tentu
saja, secara teoritis, source codes yang lebih pendek lebih secure
he..he..

Salam,

P.Y. Adi Prasaja


[teknologia] Re: Artikel Pilger: Suharto to Iraq

2005-10-27 Terurut Topik Patriawan, Carlos

 lah, apa India nggak lebih pusing tuh?
 India miskinnya *lebih* dari Indonesia.
 bulan lalu saya ke New Delhi. [dan ke old Delhi]
 sopir three-wheeler (bajay) turun dari bajaynya
 terus kencing di pinggir jalan. he he he.
 kumuh.
 penduduknya lebih banyak dari Indonesia.
 korupsi di sana juga jalan tuh.
 tapi toh Bangalore tetap jalan.


Ini buktinya kalau dari infrastruktur,ketersediaan fasilitas,dll sih
Indonesia masih
lebih baik dari India:
http://timesofindia.indiatimes.com/articleshow/msid-1275783,curpg-1.cms

Kalau dari sisi struktur kota sih,sebenarnya kota yg paling baik di
India sekalipun (Bangalore) memang tidak siap/fit untuk menampung
ratusan persh yang pindah kesana.

Carlos


[teknologia] Re: Masih tentang content management system

2005-10-27 Terurut Topik Priyadi Iman Nurcahyo

On Friday 28 October 2005 02:26, adi wrote:
 On Thu, Oct 27, 2005 at 07:33:58PM +0700, Ikhlasul Amal wrote:
  Ringan, lebih aman (karena tidak perlu koneksi lewat soket), dan cukup
  ditangani oleh sebuah berkas.

 ups .. tidak. RDBMS lebih 'aman' :-)

 misalnya orang menggunakan apache+php+sqlite, itu sama saja dengan
 menjadikan apache sebagai database server (sqlite embedded). tidak ada
 process separation, tidak ada autentifikasi, bagaimana bisa lebih aman

tergantung pemakaian juga, untuk sistem multi user dan antara user tidak 
saling percaya satu sama lainnya, sqlite lebih aman.

kalau pakai mysql, semua user di satu server bisa connect ke socketnya. 
kemudian, satu proses mysql menangani berbagai database yang dimiliki user 
yang tidak saling percaya dengan menggunakan satu userid. artinya kalau ada 
apa2 dengan mysql, satu user mungkin bisa saja mengakses database milik orang 
lain.

sedangkan kalau sqlite, database untuk masing-masing user dimiliki oleh 
masing-masing user. database milik user A diakses oleh program milik user A.

IMO, user separation jauh lebih penting daripada process separation dalam 
sistem multiuser.

-- 
http://priyadi.net


[teknologia] Re: Masih tentang content management system

2005-10-27 Terurut Topik Ronny Haryanto
On Fri, Oct 28, 2005 at 04:00:04AM +0700, Priyadi Iman Nurcahyo wrote:
 IMO, user separation jauh lebih penting daripada process separation
 dalam sistem multiuser.

Ini dr segi pandang admin hosting ya, hehehe :-) IMHO sih sama
pentingnya. Kalo satu lebih penting dr yg laennya itu sama saja
memindahkan beban/hole ke sisi yg lain aja, tapi beban/hole masih ada.
Aman dr user lain tapi kalo web applicationnya ngawur sampe bisa
dijebol ya sama aja boong. Tapi I can see your point, at least
damagenya bisa dicontrol dan diminimize ke satu user aja.

Ronny


pgpZS8ky7ubnS.pgp
Description: PGP signature


[teknologia] Re: Tetap dari Silicon Valley (was: Re: [teknologia] Re: Artikel Pilger: Suharto to Iraq)

2005-10-27 Terurut Topik Zaki Akhmad

Hmm... saya belum pernah main ke Amerika. Saya juga termasuk jarang
baca-baca buku impor. Jadi saya gak tahu banyak tentang dunia di luar
Indonesia. Tapi saya pernah baca buku Muchtar Lubis yang berjudul
Buruk Rupa Manusia Indonesia. Kalau tidak salah, buku ini merupakan
orasi Kebudayaan Muchtar Lubis. Semoga analisis Muchtar Lubis bisa
menjelaskan mengapa kita sulit menemukan kultur sharing di Indonesia.


Berikut saya kutip saja poin-poin Buruk Rupa Manusia Indonesia menurut
Muchtar Lubis:
1. Hipokrit, munafik.
2. Melempar tanggung jawab, alias tidak mau disalahkan
3. Sulit membuat keputusan (indecisive)
4. Mudah melepas prinsip
5. Boros dan suka bersenang-senang.
6. Instan (kalau perlu membeli ijazah)
7. Iri pada orang yang mempunyai kelebihan
8. Mengagungkan status.

Poin nomor tujuh, bisa jadi alasan utama mengapa kita sulit menemukan
kultur sharing di Indonesia. Jadi umumnya orang yang punya kelebihan
cenderung disimpan untuk diri sendiri saja. Takut dicela orang lain.
Atau bisa jadi juga, orang yang punya kelebihan tidak ingin ada orang
lain yang lebih baik dari dia. Jadi disimpan saja sendiri ilmunya.

Pak Budi Rahardjo, juga sempat menuliskan dalam buku
kumpulan-tulisannya Memahami Teknologi Informasi. Dalam artikel yang
berjudul Hambarnya Teknologi Membutuhkan Bumbu Sharring, Pak Budi
menutup dengan kata-kata yang cukup menarik:...Nampaknya teknologi
kita masih hambar. Di mana bumbu 'sharring' bisa dibeli?

Sekian. 
Zaki Akhmad
http://www.zakiakhmad.info



[teknologia] Re: Tetap dari Silicon Valley (was: Re: [teknologia] Re: Artikel Pilger: Suharto to Iraq)

2005-10-27 Terurut Topik baskara

On 10/25/05, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ada hal (cultural) yang dimiliki oleh Silicon Valley yang
 tidak dimiliki oleh region lain. Bahkan di bagian Amerika
 yang lain sekalipun!

 Hal tersebut adalah: semangat sharing!

btw. sharing yang dimaksud adalah model sharing yang seperti apa?
Apakah sejak dari ide, proses hingga hasil juga di-share? :-)


[teknologia] Re: Masih tentang content management system

2005-10-27 Terurut Topik Ikhlasul Amal

On 10/28/05, adi [EMAIL PROTECTED] wrote:

 ups .. tidak. RDBMS lebih 'aman' :-)

 misalnya orang menggunakan apache+php+sqlite, itu sama saja dengan
 menjadikan apache sebagai database server (sqlite embedded). tidak ada
 process separation, tidak ada autentifikasi, bagaimana bisa lebih aman
 :-)

Sebagian sudah dijawab oleh Pri, saya tambahi dari sisi argumen yang
saya peroleh di ProNet, mailing list Movable Type. Karena umumnya
aplikasi CMS kelas lapak ini bekerja dengan satu akun ke basisdata
(setting biasanya disimpan di berkas *.conf), jadi menurut sudut
pandang tersebut, autentikasi sebenarnya tidak terlalu diperlukan
apabila hak akses ke sebuah berkas sudah diatur oleh sistem operasi.
Dengan demikian karena berkas basisdata tersebut hanya dapat diakses
oleh akun A, dengan sendirinya tidak akan diakses oleh pemakai yang
lain karena sudah dilindungi oleh sistem operasi.

Selain itu, CMS kelas lapak ini umumnya menggunakan satu basisdata
untuk semua, sehingga urusan multi-user atau multi-blog sudah
ditangani oleh aplikasi. Kalaupun akan dibuat beberapa instan dari si
CMS, berarti disediakan beberapa berkas SQLite dengan akses
masing-masing (bukan lewat pintu gerbang gede, sebuah port RDBMS).
Karena tidak perlu membuka port koneksi (yang memang sebenarnya
tidak terlalu diperlukan untuk aplikasi kecil), jadi dianggap lebih
aman.

Oh ya, saya menjelaskan SQLite dalam konteks penjelasan Pak Budi
terhadap Berkeley DB dan konteks yang lebih cocok adalah CMS untuk
instalasi lokal. Kalau lebih luas, Apache+PHP+SQLite dan melayani
banyak keperluan seperti ditulis Pak Adi di atas, ya beresiko.
Pencoleng yang masuk tinggal ambil satu berkas SQLite, sudah deh...
wassalam. ;)

 saja, secara teoritis, source codes yang lebih pendek lebih secure

print hello world; -- kode paling aman ya? ;)

--
amal


[teknologia] Re: Masih tentang content management system

2005-10-27 Terurut Topik Ikhlasul Amal

On 10/28/05, Priyadi Iman Nurcahyo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 On Friday 28 October 2005 01:54, adi wrote:

  kalau pakai statik html kan mestinya tidak perlu rajin-rajin
  update :-)) jadi tidak ada ya cms, yang free, yang bisa generate static
  html. bbrp kali ketemu di google tapi komersial.

 movabletype? free for non commercial use :)
 tapi lagi-lagi ini CMS spesifik blog.


Atau bagaimana kalau begini:
* buat halaman Web dinamik di lokal;
* buat mirror statik dari halaman dinamik di lokal tersebut, pakai wget;
* hasil wget disinkronkan ke server remote, cukup bagian yang
diubah/ditambahi yang diunggah.

Kalau menggunakan HTML statik, berarti aspek interaktif seperti
komentar/respon pengunjung ditiadakan, ya?

--
amal


[teknologia] Re: Masih tentang content management system

2005-10-27 Terurut Topik Harry Sufehmi


On 10/27/2005 at 11:07 AM Budi Rahardjo wrote:
Saya masih mencari CMS yang cocok untuk saya :)

#1:
Apakah memang state of the art dari CMS harus menggunakan
database?
Dan apakah database sekarang sudah jauh lebih aman daripada
beberapa tahun yang lalu?

Database sih saya rasa bisa diamankan dengan relatif mudah (akses hanya bisa 
via localhost/unix socket, tiap situs punya database  user sendiri, dst).

Yang susah itu adalah mengamankan script-nya sendiri. Biasanya pakai PHP, nah 
PHP ini memang mempermudah kita meng-hack script yang kita butuhkan dalam waktu 
singkat - namun, di lain pihak juga mudah bagi script kita utk ada security 
hole-nya.

Untuk beberapa situs yang terpaksa pakai CMS, biasanya setup security-nya saya 
buat beberapa lapis.
Contoh; saya install package dari Debian (bukan install dari source) - sehingga 
security patchesnya selalu up to date dengan usaha minimal dari saya. Lalu, 
saya proteksi dengan mod_throttle, untuk mencegah / meminimalkan efek DoS/DDoS. 
Kemudian juga ada su_php, yang menyebabkan script PHP dieksekusi dengan 
privileges dari owner script ybs (instead of Apache's privilege)
Dan lain-lainnya.

Tapi, untuk mensetting ini semua memang memakan waktu...
Tapi, alhamdulillah jadinya sudah beberapa kali script kiddies jadi gagal 
membobol server via CMS ybs.


#2:
Kalau misalnya saya ingin mengelola CMS di desktop
saya (running Linux) dengan menggunakan MySQL secara
offline, kemudian update ke remote.
(Ala rsync, gitu.)

Kalau begini, masih tetap ada potensi masalah, karena CMS-nya masih tetap 
dinamis.
Sehingga masih bisa dijebol, dan kemudian dari situ who knows kemana saja 
attacker ybs bisa mendapatkan akses.

Solusi alternatif yang lebih aman mungkin begini:

1. Setup CMS di server local / LAN
2. Secara rutin, dari server live/internet, jalankan wget --mirror ke situs 
CMS di server lokal tsb
3. Hasil mirroring tadi (yang berupa static HTML files) dibuka aksesnya kepada 
umum.
Sementara akses KE server local DARI Internet diblokir total.


#3:
Saya masih ngotot ingin menggunakan static files saja
karena takut mengganggu kinerja dari server.
Apakah ketakutan saya ini beralasan?

IMHO, sangat beralasan (menilik spek server ybs), dan juga jika kita paranoid 
utk soal security.


Salam,
Harry



[teknologia] Re: Masih tentang content management system

2005-10-27 Terurut Topik risiyanto budi


Ikhlasul Amal wrote:


On 10/28/05, Priyadi Iman Nurcahyo [EMAIL PROTECTED] wrote:
 


On Friday 28 October 2005 01:54, adi wrote:

   


kalau pakai statik html kan mestinya tidak perlu rajin-rajin
update :-)) jadi tidak ada ya cms, yang free, yang bisa generate static
html. bbrp kali ketemu di google tapi komersial.
 


movabletype? free for non commercial use :)
tapi lagi-lagi ini CMS spesifik blog.

   



Atau bagaimana kalau begini:
* buat halaman Web dinamik di lokal;
* buat mirror statik dari halaman dinamik di lokal tersebut, pakai wget;
* hasil wget disinkronkan ke server remote, cukup bagian yang
diubah/ditambahi yang diunggah.

 


atau,
halaman dinamik hanya bisa diakses oleh admin (.htaccess).
pengunjung hanya bisa mengakses halaman statis yang digenerate oleh sekrip.


Kalau menggunakan HTML statik, berarti aspek interaktif seperti
komentar/respon pengunjung ditiadakan, ya?

 


komentar/respon bisa menggunakan layanan gratis saja :-D.



[teknologia] Re: Artikel Pilger: Suharto to Iraq

2005-10-27 Terurut Topik Harry Sufehmi

On 10/27/2005 at 5:55 PM Patriawan, Carlos wrote:
On 10/27/05, Harry Sufehmi [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Sekolah anak saya mengajarkan software.. apa namanya ya, seperti
 Broderbund Print Shop itu lho. Tapi, versi yang LEBIH kunonya lagi :)
 Padahal, komputernya Pentium 4  :(

Terus gamenya apa ? Digger ? Tetris ?

Enggak, kayaknya mereka enggak tahu bahwa ada software untuk memperlambat 
jalannya game tsb :D


Masih suka kena virus DenZuKo gak ?
hihihi jadi inget jaman pra-sejarah. Aaah jadi ingat lagi siapa yg
bikin Denzuko.. :)

Yang bikin virus Mardi Bros tuh masih terus menuai hasilnya sampai sekarang :) 
masih tetap jadi salah satu tokoh populer di institusinya, he he.
(kesimpulan: mari kita bikin virus ??)

btw; gua udah bikinin account  situs http://us.indoexpat.org
Detilnya gua akan kirim via japri. Mudah2an bisa membantu dalam usaha elo 
mengkompori orang-orang Indonesia untuk go international :-)



Salam,
Harry




[teknologia] Re: Artikel Pilger: Suharto to Iraq

2005-10-27 Terurut Topik Patriawan, Carlos

 Yang bikin virus Mardi Bros tuh masih terus menuai hasilnya sampai sekarang 
 :)  masih tetap jadi salah satu tokoh populer di institusinya, he he.

Yang bikin Mardi Bros orang Indonesia juga bukan sih kaya' Denzuko ?

 (kesimpulan: mari kita bikin virus ??)

Jaman dulu kalo mau instant tenar orang(baca: mahasiswa) bikin virus
boot sektor,jaman sekarang bikin worm atau nge-hack web orang lain.

 btw; gua udah bikinin account  situs http://us.indoexpat.org
 Detilnya gua akan kirim via japri. Mudah2an bisa membantu dalam usaha elo 
 mengkompori orang-orang Indonesia untuk go international :-)


Ya begitulah jalan yg kudu ditempuh dalam pemrosesan
to get the job done, kalau mau get the job done harus get the
job dulu kan ... om Budi aja maunya magang di InfoSys tuch :)

Carlos