[teknologia] Re: Bisnis outsourcing dan bisnis open-source-related ,sebuah perbandingan
--- Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote: senyum mode on Ada baiknya,para selebritis IT di Indonesia termasuk you-know-who daripada bikin false statement di media, mending mereka carilah dan meneliti proyek outsource apa yang bisa dilakukan di Indonesia.Kalau menurut saya,ini sudah sangat krusial. off Apakah tidak mungkin kendalanya adalah di infrastruktur, dalam hal ini internet access ? Di Indonesia masih terhitung primitive dibandingkan negara lain (India, China, Philipine). Sehingga proyek atau bisnis yang sifatnya global begini masih sangat sulit untuk berkembang. Caller : I have a problem accessing URL, could you help me? Paijo : [with accent] Wait Sir, I will try ya .. wait ... Caller : Are you still there? Paijo : [with accent] Oh yes Sir, but wait ... [waiting slow internet access] ... Tut ... Tut ... Tut [phone disconnected] __ Yahoo! DSL Something to write home about. Just $16.99/mo. or less. dsl.yahoo.com
[teknologia] Re: Stem Cell Research di Indonesia ?
On Fri, Dec 23, 2005 at 11:37:00AM +0700, Harry Sufehmi wrote: Mungkin muka orang Indonesia semuanya kayak kelinci yang imut-imut :) jadi ingat kasus yang baru saja terjadi; beberapa hari yang lalu, sekolah anak saya mengirimkan form persetujuan vaksinasi DDT-TT untuk anak saya. Berbeda dengan orang tua lainnya, saya telpon dulu sekolahnya - DDT-TT itu vaksinasi apa ? Ternyata, koordinator program vaksinasi tsb juga tidak tahu vaksinasi apa itu ! *speechless* DPT, TT mungkin .. itu toxoid, kalau DPT untuk difteri, pertusis dan tetanus sekaligus, sedang tt itu tetanus toxoid. saya juga ndak ngerti jadwal-jadwal imunisasi/vaksinasi. sudah lupa :-) skrg yang hafal malah bini. sering dia nanya-nanya ke saya, soal imuniasi polio gratis, dia pikir saya lebih ngerti, saya jawab: yo, ora opo-opo, gratis, ben wae :-)) (kadang, di lapangan cara penyiapan dan penyediaan tidak standar, ini menyebabkan toxoid rusak, jadinya sama seperti tidak diimunisasi). ada 1 di antara 1000 (yang benar 1?) pemberian toxoid tsb. bisa berakibat fatal. pernah saya bilang soal ini ke bini, langsung ketakutan. lah piye biar ndak begitu. saya suruh ybs tanya saja langsung sama Yang Di Atas. Di dunia ini tidak ada yang pasti, take it or leave it :-) Salam, P.Y. Adi Prasaja -- Ini signature saya. Pasang iklan anda di sini ... tarif menantang :-)
[teknologia] Re: Stem Cell Research di Indonesia ?
On Fri, Dec 23, 2005 at 10:37:34AM +0900, Pakcik wrote: Kalau menurut hukum paradox, di Indonesia terlalu banyak yang mikirkan kepentingan orang banyak. :) masih ingat semangat gotong royong? musyawarah untuk mufakat? hasilnya apa? KKN kan? welcome to the world of paradox. soal rekayasa genetika ini belum sampai ke situ lah .. kalau menurut saya, ini seperti ironi. di satu sisi, kita mampu tetapi _tidak_mau_, di sisi lain, kita tidak mampu tetapi mau. Salam, P.Y. Adi Prasaja -- Ini signature saya. Pasang iklan anda di sini ... tarif menantang :-)
[teknologia] Re: [OOT] Dating an Apple Developer
On 12/23/05, Monang Setyawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Sekedar selingan (maaf buat yang udah baca) : http://www.emilyhambidge.com/blog/emily/66/ (udah lama gak ketawa karena baca blog..) Hmmm, 1. Sudah lama tidak membaca blog yang menyebabkan tertawa, atau 2. Baca blog menyebabkan lama tidak [bisa] tertawa? -- amal
[teknologia] Re: The Internet's most versatile HTML editor
On 12/23/05, Ronny Haryanto [EMAIL PROTECTED] wrote: Terima kasih buat linknya. Saya sudah coba ternyata masih belum pas juga. Sudah lumayan, tapi tetep belum sreg. Ini cuma menyelesaikan setengah masalah saya, yg tree explorer aja, tapi sayangnya bekerja dengan multiple filesnya masih tetap tidak nyaman. Dengan monitor 15, 2 s.d. 4 file masih bisa 'dipaksakan', namun lebih dari itu... terpaksa deh beberapa ditutup terus kalau perlu dibuka-buka lewat buffer. Tapi kalau disediakan multitab, nanti dikira bukan klon-Vi lagi dong. ;) -- amal
[teknologia] Re: term privacy blog saya
Original Message-From: teknologia@googlegroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]On Behalf Of AndriansahSent: Friday, December 23, 2005 9:05 AMTo: teknologia@googlegroups.comSubject: [teknologia] term privacy blog sayaDear allSaya udah buat term privacy /disclaimer (gak tau padanan bahasa indonesianya) untuk blog sayaHasil kompilasi di thread sebelumnya, silahkan di baca, saya tunggu komentarnyahttp://andri.andriani.web.id/tentang-blog/ Blog ini berisi opini pribadi, tidak ada sangkut pautnya dengan institusi/organisasi lain.Setiap kata/kalimat/gambar yang ada di blog ini adalah tanggung jawab penulis, kecuali jika di sebutkan sumbernya.Setiap kutipan/hyperlink adalah tanggung jawab pemilik masing-masing, ditampilkan di sini untuk mempermudah pembaca. Rangkumannya Silahkan membaca blog ini jika berkenan, jika tidak silahkan tutup halaman blog ini. Informasi yang ada disini adalah hak cipta penulis (kecuali disebutkan sumbernya). Silahkan mempergunakan artikel di blog ini dengan mencantumkan sumber aslinya. Isi blog ini sepenuhnya di lindungi oleh Creative Commons License Silahkan kasih comment/trackback, kalo saya tidak suka akan langsung saya hapus. Informasi di blog bersifat apa adanya, jika tidak berkenan silahkan baca no.1-- Andriansah ++Sangat setuju dgno 1 dan no 6,ciri personal weblogyang sangat kas. salam jokosupriyanto.com
[teknologia] Re: The Internet's most versatile HTML editor
On 12/23/05, Ikhlasul Amal [EMAIL PROTECTED] wrote: On 12/23/05, Ronny Haryanto [EMAIL PROTECTED] wrote: Terima kasih buat linknya. Saya sudah coba ternyata masih belum pas juga. Sudah lumayan, tapi tetep belum sreg. Ini cuma menyelesaikan setengah masalah saya, yg tree explorer aja, tapi sayangnya bekerja dengan multiple filesnya masih tetap tidak nyaman.Dengan monitor 15, 2 s.d. 4 file masih bisa 'dipaksakan', namun lebih dari itu... terpaksa deh beberapa ditutup terus kalau perludibuka-buka lewat buffer. Tapi kalau disediakan multitab, nantidikira bukan klon-Vi lagi dong. ;) Eh, tadi barusan coba-coba lihat di voting result, ternyata feature ini ada di urutan ke sepuluh: http://www.vim.org/sponsor/vote_results.php Mungkin bakal muncul di versi 7 nantinya. Atrinia
[teknologia] Re: The Internet's most versatile HTML editor
On Fri, Dec 23, 2005 at 03:52:17PM +0700, Ikhlasul Amal wrote: On 12/23/05, Ronny Haryanto [EMAIL PROTECTED] wrote: Terima kasih buat linknya. Saya sudah coba ternyata masih belum pas juga. Sudah lumayan, tapi tetep belum sreg. Ini cuma menyelesaikan setengah masalah saya, yg tree explorer aja, tapi sayangnya bekerja dengan multiple filesnya masih tetap tidak nyaman. Dengan monitor 15, 2 s.d. 4 file masih bisa 'dipaksakan', namun lebih dari itu... terpaksa deh beberapa ditutup terus kalau perlu dibuka-buka lewat buffer. Tapi kalau disediakan multitab, nanti dikira bukan klon-Vi lagi dong. ;) Buat saya yg membuat Vi itu Vi adalah feel-nya, bukan tampilannya sih. Kalo bisa dibuat lebih modern dan mengoptimalkan apa yg tersedia, selama feel-nya masih Vi sih saya pribadi senang. Toh udah ada gVim dan Vim, jadi mungkin yg lebih visual bisa dikembangkan di gVim. Ronny pgpw7qmTg13GR.pgp Description: PGP signature
[teknologia] Re: Stem Cell Research di Indonesia ?
Harry Sufehmi wrote: On Thu, Dec 22, 2005 at 07:08:06AM +0700, Budi Rahardjo wrote: Nah, kalau di Indonesia, yang nomor (1) itu tidak masalah! Hah?!? Betul. Di Indonesia, manusia tidak dihargai dan bisa dijadikan kelinci percobaan (untuk obat misalnya) dengan mudah dan murah. Saya pernah ketemu dengan seorang ahli hukum yang ingin menggugah orang2 Indonesia (dan hukum) agar penelitian yang melibatkan manusia (sebagai obyek) perlu diberi pagar2. Ya, saya juga membaca artikel, yag membeberkan bagaimana vaksin baru itu di uji coba dulu di negara2 bekembang. Kadang uji cobanya bisa sampai 20 tahun, sebelum kemudian bisa dipasarkan di negara maju. Mungkin muka orang Indonesia semuanya kayak kelinci yang imut-imut :) jadi ingat kasus yang baru saja terjadi; beberapa hari yang lalu, sekolah anak saya mengirimkan form persetujuan vaksinasi DDT-TT untuk anak saya. Berbeda dengan orang tua lainnya, saya telpon dulu sekolahnya - DDT-TT itu vaksinasi apa ? Hahahahaha :-) bahkan obat saja bisa rasis !!! Ada satu hasil drug trial FDA phase 1 atau 2 dari biotek company,hasil ujicobanya menunjukan success rate 90% jika pasiennya adalah warga kulit putih sementara kurang dari 10% success rate untuk minoritas 'colored'. Ini sempat (sampai sekarang??) jadi issue hangat. Carlos
[teknologia] Re: Stem Cell Research di Indonesia ?
kalau orang mau menekuni rekayasa genetika, bahkan karena kepintarannya sampai direkrut oleh pusat penelitian luar. ok. selamat. salut. Ngomong2 apakah ada 'anak bangsa' Indonesia yang ikutan menjadi peneliti genetika di pusat studi Genetik di dunia (entah di san francisco,india,korea atau irlandia) ? Sangat baik jika kita dengarkan pendapatnya (jika ada),jadi bukan saja input dari orang-orang partisan atau orang yang belum pernah berkecimpung sebelumnya yang didengarkan disini. Atau jika ada di milis lain,mungkin ada yang bersudi memforwardkannya (seperti rekan yang memforward tentang masalah kreativitas pada anak) ?? Carlos
[teknologia] Re: GPL Non GPL (was: Re: Pembaca layar berbahasa Indonesia)
On 12/23/05, Mohammad DAMT [EMAIL PROTECTED] wrote: Pada hari Kamis, tanggal 22/12/2005 pukul 13:16 +0700, fade2blacmenulis: On Wed, Dec 21, 2005 at 05:11:11PM +0700, Arie Reynaldi Z wrote: Kalo bikin startup, udah masuk ke business, gak GPL lagi ? Berapa banyak usaha yang bebasis GPL berhasil kompetisi dengan non-GPL ? GPL memang tidak dipakai untuk berbisnis dengan bisnis model sekarang. Kalau open source, masih mungkin, bahkan bisa jadi trend. Menurut penuturan Stallman yang saya dengar di Debconf II di Depok beberapa waktu lalu, model bisnis Free Software adalah banyak perusahaan akan meminta Vendor aplikasi untuk melakukan 'customization'. Misalnya company Arie pengen implementasi CUPS yang spesifik, dia bayar ASP (application service provider) yang mau melakukan 'customization' tersebut. Setelah selesai, hasilnya juga akan dirilis menjadi GPL, tapi pekerjaan customization sudah terbayar dan programmer nggak kelaparan. Jika ada bentuk custom lain, akan membayar jasa ASP lagi, dan dirilis GPL lagi. Dengan demikian, software akan berkembang matang dan beragam dengan cepat, tapi masih memberi 'freedom' buat pemakai maupun pengembangnya. Ini model bisnis baru, dengan semangat Free Software yang secara 'ideologi' berbeda dengan Open Source Movement saat ini. Apakah feasible atau tidak, harus dipelajari hehe.. Omong2, ini ada proyek opensource Indonesia bernama Klorofil[0] denganlisensi CPL[1]. Entah ada orangnya di milis ini atau tidak silakandiinterfiu.0. http://www.klorofil.org/ 1. http://www.opensource.org/licenses/cpl.phpNgomong2 juga proyek GPL yang lain adalah punya Trabas http://www.trabas.com/opensource/license.htmlgak tau juga apa orangnya ikut milis ini.Untuk sisi komersialnya kayaknya lumayan sukses, soalnya Trabas masih eksis dari taun 2000 (?)Kantor saya termasuk yg beli customisasi dari ISP billing trabas, mahal jg lho. Anang
[teknologia] Re: term privacy blog saya
++Sangat setuju dgno 1 dan no 6,ciri personal weblogyang sangat kas. salam jokosupriyanto.comKalau mau dianggap sebagai wilayah pribadi mestinya dipasangi password. Kalau bisa diakses secara bebas oleh siapa saja, menurut saya tetap mesti dilihat sebagai media publik (dengan segala konsekuensinya).
[teknologia] Re: Stem Cell Research di Indonesia ?
Pada hari Jumat, tanggal 23/12/2005 pukul 10:34 +, Muhamad Carlos Patriawan menulis: Ngomong2 apakah ada 'anak bangsa' Indonesia yang ikutan menjadi peneliti genetika di pusat studi Genetik di dunia (entah di san francisco,india,korea atau irlandia) ? http://www.antara.co.id/seenws/?id=16346
[teknologia] Re: Stem Cell Research di Indonesia ?
Ah kamu ini. Dasar bener-bener script-kiddies ya. ZakiZaki kok gak sadar posting pakai email yang [EMAIL PROTECTED] sih. Jadinya ketahuan orang deh. Lain kali lebih hati-hati ya. Titik dua D
[teknologia] Re: [OOT] Dating an Apple Developer
Hehehe, 1. Kalau mbaca blog nya Mas Amal saya yakin ngga ketawa, soalnya isinya ringan, padat dan menarik, paling banter senyum-senyum 2. setuju dengan pendapat anda nomor 2 untuk blog yang watch-watch spt bay watch :-) Rgds Adjie Hmmm, 1. Sudah lama tidak membaca blog yang menyebabkan tertawa, atau 2. Baca blog menyebabkan lama tidak [bisa] tertawa? -- amal
[teknologia] Pertandingan Tinju Antara Kertas VS Tablet PC
Pertandingan sekarang sudah memasuki ronde-10. Di sudut kanan, Sang Tablet PC masih berdiri tegap. Sementara di sudut kiri, Sang Kertas sudah mulai terlihat loyo. Namun karena memang dikenal memilik stamina yang kuat, Sang Kertas masih bisa bertahan di ronde-10. Teng-teng, bel kembali berbunyi. Pertandingan kembali dilanjutkan. Tanpa disangka-sangka, Sang Kertas mengeluarkan satu pukulan uppercut yang begitu dahsyat! Sang Tablet PC pun langsung jatuh KO. Wasit melakukan tugasnya: memulai perhitungan 1...28.9.10. Tangan wasit pun mengangkat tangan kanan Sang Kertas, sebagai tanda juara dalam sebuah pertandingan tinju. Walau sudah lemas disertai sedikit babak belur, Sang Kertas masih menjadi juara bertahan hingga saat ini. Sabuk juara pun belum berpindah tangan. Sori, ilustrasi diatas cuma buat garing-garingan doang kok. Intinya, saya ingin menggambarkan betapa kertas pun masih menjadi bagian penting dalam hidup kita. Paperless? Saya belum yakin hal ini akan terjadi dalam waktu dekat. Kenikmatan membaca di atas kertas, belum tergantikan bagi saya. Oleh apapun! Eh, saya belum pernah punya tablet PC deing, jadi belum pernah ngerasain. Belum punya atau memilih untuk gak punya Zak? Alaah bilang aja gak mampu beli Zak :) Mengapa saya masih begitu nyaman membaca di atas kertas? Berikut saya jelaskan beberapa alasan saya. Ada yang karena faktor ekonomis, praktis, bahkan filosofis juga ada. 1) Nikmat di mata Ini alasan pertama dan utama. Apalagi kalau yang dibaca materinya begitu banyak. Yang jelas saya tidak kuat sama sekali untuk membaca e-book dengan jumlah puluhan, ratusan, apalagi ribuan halaman. Bahkan paper klasik di dunia kriptografi New Direction in Crytography-nya Diffie dan Hellman yang cuma 12 halaman pun saya print! Yap, saya print. Kalaupun saya punya uang untuk mengganti tabung katoda dengan LCD, sepertinya saya lebih memilih untuk membeli printer laser. Kalau sampai detik ini, saya belum punya printer sendiri. Jadi masih numpang print sama teman. He...he... 2) Bisa dibawa kemana saja Dengan bahan bacaan yang sudah di print, lebih enak bagi saya untuk membacanya karena bisa dibawa kemana saja. Bisa baca di perpustakaan, bisa baca di angkot, baca di bawah pohon juga asyik. Dan pada jumlah sedikit, bacaan diatas kertas tidak memberatkan tas-ransel saya tentunya. 3) Bisa dicoret-coret Kalau ini sih soal kebiasaan saya membaca. Saya suka corat-coret tulisan di buku yang tidak saya mengerti. Saya garis bawahi-lah, saya lingkari-lah, saya gambari-lah, dan lain sebagainya. Eh, tapi buku yg saya corat-coret, koleksi buku pribadi saya lho. Kalau buku pinjaman bisa-bisa saya gak dapat pinjaman lagi dong. 4) Bisa di koleksi Ini dari sisi manusia kali ya. Saya suka sekali melihat koleksi buku-buku asli saya yang berjejer rapi di kamar. Walau buku saya juga belum banyak-banyak amat. Tapi melihat mereka berbaris rapi, diurut dari yang tinggi ke yang pendek, itu sungguh indah. Kalau buku-buku kuliah berbaris dengan rapi, indah juga sih. Tapi kalau buku kuliah kan bukan buku asli, jadi tak seindah barisan buku asli saya. Lalu, setelah saya hitung koleksi buku-buku saya, ternyata lebih banyak buku non-elektro-nya. Ha...ha... 5) Kemudahan akses Saya termasuk pembaca yang buruk. Saya seringkali bosan. Bahkan untuk novel fiksi sekalipun. Kalau saya rasa flow di tiga bab awal begitu lambat dan tidak menarik, jangan harap saya membacanya hingga usai. Kemudahan akses yang saya maksud adalah dalam hal kecepatan membaca. Saya bisa menemukan indeks dengan cara: membuka halaman belakang dari buku. Saya bisa lompat dari bab yang satu ke bab yang lain dengan cepat ketika buku itu sudah di print dan terjilid dengan rapi. Lalu, apakah kelima faktor itu tidak bisa dilakukan oleh tablet PC nan super-canggih sekalipun? Bisa kok Zak! Tapi jangan tanya saya yah. Soalnya saya belum pernah nyoba baca, corat-coret, dan lain sebagainya dengan menggunakan tablet PC. Balik lagi, saya belum punya tablet PC (dan laptop juga). Kalau baca milis saya masih kuat. Tapi kalau sudah panjang-panjang banget dan ngalor-ngidul biasanya saya tinggal juga. Bukan berarti kalau milis dengan budaya one-liner saya baca dengan baik. Soal ini lain cerita. Apakah ada teman-teman di teknologia yang sudah tidak membaca diatas kertas lagi? Kalau ada bagi-bagi cerita dong, kok bisa membaca di depan komputer terus? Berapa halaman yang dibaca di depan komputer? Bacaannya soal apa sih? Eh jadi pakai kacamata gak terus? Print-nya bolak-balik gak? Kasian lho kalau gak bolak-balik. Semakin banyak pohon yang ditebang. Nah, alasan terakhir itu yang menggelitik saya mengajukan topik ini: menebang pohon demi kenikmatan membaca bagi orang-orang seperti saya ini. Akankah medium kertas sebagai penyebar informasi tergantikan oleh teknologi-kau-tahu-siapa (sori, ngikutin istilah Harry Potter)? Maksudnya teknologi apa yang kira-kira bakal menggantikan kertas ini. Risetnya sudah sampai mana ada yang tahu? Ada yang bisa memberi saya pencerahan? Sebelum pohon di hutan
[teknologia] Re: GPL Non GPL (was: Re: Pembaca layar berbahasa Indonesia)
Anang Syarifudin wrote: On 12/23/05, Mohammad DAMT [EMAIL PROTECTED] wrote: Pada hari Kamis, tanggal 22/12/2005 pukul 13:16 +0700, fade2blac menulis: 0. http://www.klorofil.org/ 1. http://www.opensource.org/licenses/cpl.php Ngomong2 juga proyek GPL yang lain adalah punya Trabas http://www.trabas.com/opensource/license.html gak tau juga apa orangnya ikut milis ini. Untuk sisi komersialnya kayaknya lumayan sukses, soalnya Trabas masih eksis dari taun 2000 (?) Kantor saya termasuk yg beli customisasi dari ISP billing trabas, mahal jg lho. Anang Ah iya,si Trabas. Pak Tumpal gak ikutan milis ini sepertinya ya :) Bagus tuh ada contoh: 1) Trabas dan 2) Trustix (walau gak tahu lagi kabarnya bagaimana). 3) ada lagi ? Carlos
[teknologia] Re: term privacy blog saya
On 12/23/05, Andriansah [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear allSaya udah buat term privacy /disclaimer (gak tau padanan bahasa indonesianya) untuk blog sayaHasil kompilasi di thread sebelumnya, silahkan di baca, saya tunggu komentarnya http://andri.andriani.web.id/tentang-blog/[cut liat thread paling atas saja]sedikit tambahan mungkin teman - teman bisa memodifikasi atau mengembangkan apa yang ada disini http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Penyangkalan_Umumsaya sangat setuju dng point yang ini :Anda disarankan untuk menyadari bahwa setiap artikel di sini belum diperiksa oleh orang profesional atau para ahli yang dapat memberikan anda informasi yang lengkap, akurat, atau tepercaya.+ buat privacy soal cookies karena rata2 blog yang menggunakan komentar itu menggunakan cookies, serta nama pengomentar diluar tanggung jawab anda.pada site priyadi ( http://priyadi.net/archives/2005/12/22/disclaimer-blog/) saya tidak menemukan soal ini sangkalan soal penggunaan cookies ini
[teknologia] Re: Term n privacy sebuah blog
On 12/23/05, Herman Saksono [EMAIL PROTECTED] wrote: Enda: Informasi yang disediakan oleh blog ini tersedia dalam sifatAPA ADANYAMakna dari APA-ADANYA itu sebenanrya apa ya? Saya sangat seringmendengar ini, tetapi kurang memahami esensinya apa. Thx. Sebenarnya itu terjemahan dari AS IS hehe, ada yg punya terjemahan lebih tepat? SEGITU-GITUNYA? :)--enda Visit my blog. Click here http://enda.goblogmedia.com
[teknologia] Re: Stem Cell Research di Indonesia ?
Contoh-contoh hal oxymoron bagi saya adalah sebagai berikut: dunia akademik dengan dunia industri, memikirkan banyak orang dengan memikirkan diri sendiri, melakukan riset untuk stem cell dengan memikirkan bagaimana menyelesaikan permasalahan busung lapar, berbisnis dengan kejujuran(?). Get your role and play it well !!! Mantaap #1 Dan setiap pilihan pasti ada konsekuensinya. Baik yang negatif maupun negatif. Karena bagi saya, dunia memang diciptakan tidak sempurna. Jadi akan ada selalu permasalahan. Yang lebih penting adalah bagaimana sudut pandang kita melihat masalah itu. Analogi sederhananya, pisau. Pisau bisa dipakai untuk memotong, membantu kerjaan manusia. Pisau juga bisa saya pakai untuk membunuh orang. Sekarang komputer. Komputer bisa membantu hidup saya. Karena saya suka menulis, saya jadi lebih suka menulis dengan komputer. Tapi bisa juga komputer mencuri hidup saya. Saya bisa gak lulus kuliah gara-gara SKS game-nya 22 SKS/semester. Nah batas antara hal-hal tersebut sangat tipis nan relatif. Kembali ke masing-masing individu. Kata orang dari negara you-know-who ada istilah: Bukan senjata yang membunuh ,tapi manusia-lah yang membunuh :) Dan dari jaman Siti Nurhaleza sampai sekarang,kalaupun gak ada senjata untuk membunuh orang ,bisa digunakan senjata intangible seperti dukun/klenik/mistis/pasang paku, pembodohan berlarut-larut di masyrakat (acara tivi misalnya) dan cara pandang yang menekankan prinsip mampus aja luh,bisa ape sih lu yang **kemungkinan** cuman ada di *sebagian* Indonesia tercinta. Satu fallacy(?) kenapa sebagian negeri developing country susah maju adalah pandangan mesti perfect dulu untuk bikin sesuatu yang besar, dikira sebagian orang untuk melakukan sesuatu yang sifatnya *modern* (hanya bisa dilakukan tadinya di negara maju) itu tidak boleh/bisa karena hal-hal yang berada di sekitar yang harus di-urus dulu. Justru,kalau kita menengok ke negara2 tetangga seperti Bapak Mahathir Mohammad yang jika pada 1990an tetap meng-iya-kan 'etos orang Melayu malas-malas' dan tidak memikirkan 'mau jadi apa' Malaysia di Abad 21,boleh taruhan tidak ada yang namanya PJ/CJ di Malaysia.Tidak ada Intel design chipsnya di Malaysia pada 2005. Kedua,kenapa developer India bisa jadi arsitek dan master programer Oracle dan DNA Mapping sequence di India padahal rakyatnya juga gak butuh Oracle dan DNA Mapping ? ( FYA ternyata ada banyak manfaatnya lho,nah justru ini yang kurang mendapat perhatian ). Jadinya, tidak perlu saling menyalahkan. Bahkan seharusnya saling mengisi dan saling melengkapi. Pisau tetap dipakai untuk memotong. Game dimainkan kalau memang benar-benar lagi butuh hiburan. Lain cerita, kalau kita tetap ingin menjadi orang Indonesia yang Buruk Rupa menurut definisi Muchtar Lubis. Dalam orasi kebudayaanya, Muchtar Lubis menyebut beberapa definisi Buruk Rupa Manusia Indonesia. Salah satunya adalah tidak suka melihat orang lain maju. Sukanya gontok-gontok-an mulu. Kalau ada orang lain yang maju, pasti langsung disirikin. Mantap #2. Tolong Abang Zaki sering-sering kita disini di-ingat-kan. Carlos
[teknologia] Re: Pertandingan Tinju Antara Kertas VS Tablet PC
Sebenarnya tablet pc ini kan visi dan misinya Bapak Bill Gates,jadi visinya beliau adalah men-tablet-pc-kan pelajar dan mahasiswa di AS sehingga dunia pendidikan bener2 paperless. Nah kalau menjawab pertanyaan Zaki mungkin susah,di jaman skrg mungkin sekali 40% berkata tablet pc bisa digunakan pengganti paper dan 60% mengatakan no-way. Tapi jangan lupa dengan generasi selanjutnya (yang lahir tahun 2000,2005,2010,etc) yang mungkin sekali penetrasi/penggunaan teknologi mereka adalah 99% dibanding 68% seperti kita kita ini. Suatu ketika nanti,anak2 masa depan yang mau contek jawaban temenya gak nyontek secara fisik seperti kakek-kakeknya, tapi pasang program sniffing untuk lihat jawaban soal temen2nya ;-) Carlos Apakah ada teman-teman di teknologia yang sudah tidak membaca diatas kertas lagi? Kalau ada bagi-bagi cerita dong, kok bisa membaca di depan komputer terus? Berapa halaman yang dibaca di depan komputer? Bacaannya soal apa sih? Eh jadi pakai kacamata gak terus? Print-nya bolak-balik gak? Kasian lho kalau gak bolak-balik. Semakin banyak pohon yang ditebang. Nah, alasan terakhir itu yang menggelitik saya mengajukan topik ini: menebang pohon demi kenikmatan membaca bagi orang-orang seperti saya ini. Akankah medium kertas sebagai penyebar informasi tergantikan oleh teknologi-kau-tahu-siapa (sori, ngikutin istilah Harry Potter)? Maksudnya teknologi apa yang kira-kira bakal menggantikan kertas ini. Risetnya sudah sampai mana ada yang tahu? Ada yang bisa memberi saya pencerahan? Sebelum pohon di hutan habis untuk menjadikannya kertas bagi orang-orang seperti saya ini. Kalau pohon benar-benar habis untuk kertas, sepertinya saya sudah tidak bisa membaca lagi. Karena nanti bumi sudah tidak ada daratannya lagi ya. Alias semua bumi sudah menjadi lautan seperti dalam film waterworld :D Zaki Akhmad http://www.zakiakhmad.info
[teknologia] Re: [OOT] Dating an Apple Developer
Adjie wrote: Hehehe, 1. Kalau mbaca blog nya Mas Amal saya yakin ngga ketawa, soalnya isinya ringan, padat dan menarik, paling banter senyum-senyum 2. setuju dengan pendapat anda nomor 2 untuk blog yang watch-watch spt bay watch :-) Baca ini Jie supaya senyum dan inget masa masa Indah: http://lapanpuluhan.blogspot.com/ Sori kalau sudah tahu. Hanjrit masih ada yang inget Chiklets dan Oshin :) Btw melihat direktori blogs Indonesia bertema seperti ini dimana ya ? saya sering dapat link bagus dari punyanya Bang Enda. Carlos
[teknologia] Re: Stem Cell Research di Indonesia ?
kayaknya rada gak pas nih, di indonesia justru hampir gak ada gontok2an dari dulu. perhatiin aja di ruang kuliah, semua pada takjub liat dosen sepertinya, dan meng-iya-kan aja semua. Cuman kadang gontok2an bisa agak sedikit keterlaluan, dalam kasus ini, jangan ragu2 minta maaf kalau merasa keterlaluan. Jadi tentang gontok2an, get used to it. dan kalau argue dibilang menyalahkan, wah ayolah kita meng-iya-kan aja semua. Jadilah milis ini kumpulan orang2 yang menganggukkan kepalanya semua. Dan bilang bahwa itu smart, dan setelah 30 tahun baru sadar, ternyata itu pembodohan. percayalah, itu yang akan membunuh kita. bukan pisau, bukan penentang ide kita, tapi teman yang hanya iya iya saja. Ini engambil argumentasi yang salah dech. Referensi 30 tahun itu sama yang dibicarakan disini ini beda sekali. 180 derajat. Dulu, maju dan bekerja berbasis KKN; yang sekarang didiskusikan bekerja berbasis kompetensi global.No KKN. Sebetulnya masalahkan kita(sebagian orang Indonesia) nyaris gak ada *trust* lagi antar sesama *sebagian* orang Indonesia (even yang paling jujur sekalipun) karena pengalaman dikibuli habis habisan selama 30 tahun. Tapi yang di-ingin-kan oleh sebagian kecil Bapak2 kita (seperti Pak Budi) adalah membangun melalui kompetensi RD. Tentunya,kesalahan di masa lalu menjadi pelajaran paling berharga,makanya yang penting bagi kita (generasi Muda --nih ye) adalah melihat kontribusi positif apa yang kita butirkan dan menjadi watchdog jika usaha2 seperti ini menjadi proyek KKN versi 2.0. Jujur saja,dulu banget saya juga gak percaya bhtv,saya pikir,ini mau apa sich,tapi beriring perjalanan waktu,melihat orang orang ***jujur*** dibelakangnya dan pengalaman, melihat sendiri kemajuan di Bangalore dan kota lain,ternyata bener eh,apa yang seharusnya dilakukan (RD). Sayangnya,butuh waktu 6 tahun untuk menyadari kesalahan tersebut :( Carlos
[teknologia] Re: [OOT] Dating an Apple Developer
On 12/24/05, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Baca ini Jie supaya senyum dan inget masa masa Indah: http://lapanpuluhan.blogspot.com/ Tolong yang memberikan URL di atas untuk bertanggung jawab. Saya jadi lupa mandi karena membacanya. =))
[teknologia] Re: Stem Cell Research di Indonesia ?
On 12/24/05, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote: kayaknya rada gak pas nih, di indonesia justru hampir gak ada gontok2an dari dulu.perhatiin aja di ruang kuliah, semua pada takjub liat dosen sepertinya, dan meng-iya-kan aja semua.Cuman kadang gontok2an bisa agak sedikit keterlaluan, dalam kasus ini, jangan ragu2 minta maaf kalau merasa keterlaluan. Jadi tentang gontok2an, get used to it. dan kalau argue dibilang menyalahkan, wah ayolah kita meng-iya-kan aja semua. Jadilah milis ini kumpulan orang2 yang menganggukkan kepalanya semua. Dan bilang bahwa itu smart, dan setelah 30 tahun baru sadar, ternyata itu pembodohan.percayalah, itu yang akan membunuh kita. bukan pisau, bukan penentang ide kita, tapi teman yang hanya iya iya saja.Ini engambil argumentasi yang salah dech.Referensi 30 tahun itusama yang dibicarakan disini ini bedasekali. 180 derajat. Dulu, maju dan bekerja berbasis KKN; yang sekarang didiskusikan bekerjaberbasis kompetensi global.No KKN. hehe .. saya gak ada bilang KKN, om Carlos. Saya singgung tentang gimana kita melihat orang2 yang gak se-ide. tapi om Carlos lebih ngertilah pasti, karna tinggal di negara yang dengan sejuta ide berbeda. Kayaknya sejak awal silicon valley juga dipenuhi orang2 yang gak se-ide. Microsoft versus pendukung opensource (IBM, SUN, etc) gontok2an tentang ide proprietary versus opensource. yahoo versus google, microsoft versus apple. what else? you name it. Kita melihat mereka itu kurang kerjaan gontok2an, dan tapi liat kemana duit pergi? ke Amerika kan? kita penonton dapet duit gak? jadi menjadi tidak se-ide, berseberangan, jangan di tabu-kan. lagian boring kalau semua kepala isinya sama. Sebetulnya masalahkan kita(sebagian orang Indonesia)nyaris gak ada*trust* lagi antar sesama *sebagian* orang Indonesia (even yang paling jujur sekalipun) karena pengalaman dikibuli habis habisan selama 30tahun.Tapi yang di-ingin-kan oleh sebagian kecil Bapak2 kita (seperti PakBudi) adalah membangun melalui kompetensi RD.Tentunya,kesalahan di masa lalu menjadi pelajaran paling berharga,makanya yang penting bagi kita (generasi Muda --nih ye) adalahmelihat kontribusi positif apa yang kita butirkan dan menjadi watchdogjika usaha2 seperti ini menjadi proyek KKN versi 2.0.Jujur saja,dulu banget saya juga gak percaya bhtv,saya pikir,inimau apa sich,tapi beriring perjalanan waktu,melihat orang orang ***jujur***dibelakangnya dan pengalaman, melihat sendiri kemajuan di Bangalore dankota lain,ternyata bener eh,apa yang seharusnya dilakukan (RD). Wah, ini bicara tentang personal. siapa sih yang gak tau track record nya pak Budi dan kawan2? Kalau tentang personality, siapa sih yang gak respect sama pak Budi dan kawan2? Umumnya orang disini respect sama pak Budi. saya angkat topi sama dedikasi pak Budi. (serius, bukan menjilat.) Sayangnya,butuh waktu 6 tahun untuk menyadari kesalahan tersebut :(Carlos Mantap. mudah2an 6 tahun lagi om Carlos gak berubah, menyadari hal lain lagi. -- PakcikUnder Construction
[teknologia] Re: Stem Cell Research di Indonesia ?
karna tinggal di negara yang dengan sejuta ide berbeda. Kayaknya sejak awal silicon valley juga dipenuhi orang2 yang gak se-ide. Microsoft versus pendukung opensource (IBM, SUN, etc) gontok2an tentang ide proprietary versus opensource. yahoo versus google, microsoft versus apple. what else? you name it. Kita melihat mereka itu kurang kerjaan gontok2an, Haihihi...itu teh bukan gontok2an,tapi kompetisi dengan menggunakan teknologi untuk 'making money' Pakcik. Tapi mereka punya satu commonalities: mereka semua melakukan RD,jadi bersaing secara sehat melaui teknologi.Sementara kita mau bahas RDnya saja sudah uring2an :) dan tapi liat kemana duit pergi? ke Amerika kan? Ke Amerika ? ternyata tidak semua,tapi malah ke India,China,Ireland dan Israel :-) Lho koq gitu Pak Carlos ? Lha iya,ternyata yang mengerjakan di microsoft,intel dan yahoo/google itu orang2 India,China,Ireland dan Israel,ya sebagian masuk ke orang amerika lah,tapi **teknologi transfer**nya justru masuk ke orang2 di negara atas tersebut. Orang2 itu karena memang mau maju,mereka datang ke AS.Setelah bertahun2 bekerja,pulang dan bawa ilmu dan knowledgenya ke negara awalnya,disini pentingnya peran expat seperti PakCik juga untuk bisa turut serta. kita penonton dapet duit gak? Wah, Ini justru yang kita inginkan,agar kita dari yang tadinya bangsa konsumtif bisa menjadi bangsa produsen.Caranya melalui pengembangan kompetensi di RD hitek.Sudah diketahui koq bidangnya: outsourcing,open source dan biotek. jadi menjadi tidak se-ide, berseberangan, jangan di tabu-kan. lagian boring kalau semua kepala isinya sama. Kalau gak se-ide ala di silicon valley, itu adalah you bikin Google ,saya bikin Yahoo,terus bersaing. Tapi intinya sama,kita kompetisi melalui RD. Tapi bukan saya mau bikin google, terus yang lain gak ngapa ngapain :-) Wah, ini bicara tentang personal. siapa sih yang gak tau track record nya pak Budi dan kawan2? Kalau tentang personality, siapa sih yang gak respect sama pak Budi dan kawan2? Umumnya orang disini respect sama pak Budi. saya angkat topi sama dedikasi pak Budi. (serius, bukan menjilat.) Memang personal. Terus terang kalau ide seperti bhtv atau pengembangan RD datang dari orang2 sedikit DOT(daftar orang tercela track recordnya) sudah dari kapan hari tidak didukung karena biasanya ada udang busuk dibalik batu. Sayangnya,butuh waktu 6 tahun untuk menyadari kesalahan tersebut :( Carlos Mantap. mudah2an 6 tahun lagi om Carlos gak berubah, menyadari hal lain lagi. Insha Allah :-) kalau saya pun berkata sesuatu,itu semua ada faktanya dibelakang menggunakan angka,statistik dan fakta,jadi bukan pakai perasaan Itu makanya kenapa saya sangat pro dengan ide pengembangan RD di Indonesia. In fact,there's no other way...ini hanya masalah waktu saja. Carlos
[teknologia] Re: Stem Cell Research di Indonesia ?
On 12/24/05, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote: jadi menjadi tidak se-ide, berseberangan, jangan di tabu-kan. lagian boring kalau semua kepala isinya sama.Kalau gak se-ide ala di silicon valley, itu adalah you bikin Google,saya bikin Yahoo,terus bersaing. Tapi intinya sama,kita kompetisi melalui RD.Tapi bukan sayamau bikin google, terus yang lain gak ngapa ngapain:-) gak beda lah om. google versus yahoo dalam context search engine. bhtv versus rjv (rendang jengkol valley) dalam context industri. hehe .. Wah, ini bicara tentang personal. siapa sih yang gak tau track record nya pak Budi dan kawan2? Kalau tentang personality, siapa sih yang gak respect sama pak Budi dan kawan2? Umumnya orang disini respect sama pak Budi.saya angkat topi sama dedikasi pak Budi. (serius, bukan menjilat.) Memang personal.Terus terang kalau ide seperti bhtv atau pengembangan RD datang dariorang2 sedikit DOT(daftar orang tercela track recordnya) sudah darikapan hari tidak didukung karena biasanya ada udang busuk dibalik batu. hehe .. jadi ingat dulu awal2 ada muncul daftar orang tercela disini sebelum om Carlos ikut milis. saya kaget, ini milis fans club ABG atau apa? kok bawa2 nama orang. untung gak terlalu banyak lagi sekarang. dulu saya anjurkan bikin juga daftar orang terpuji trus dikirim ke surga. kita itu paling suka menggolongkan manusia dalam 2 kelompok. kelompok setan dan kelompok malaikat. orang2 yang berseberangan di masukkan dalam DOT. setiap kelompok merasa kelompok malaikat, yang lain setan. makanya saya bilang kita itu gak berubah sejak jaman suharto. bukan masalah KKN nya. tapi masalah perlakuan kita terhadap orang2 yang bersebrangan. dulu orang yang bersebrangan dianggap subversif. sekarang kita bikin DOT sendiri. kita berubah gak? tidak, mungkin udah mendarah daging. orang gak se-ide, di bilang menyalahkan, trus dibilang sirik. Jangan2 saya masuk DOT bentar lagi nih. hehe so, misalnya 6 tahun lagi saya mendukung cara2 bhtv, ntar dibilang ada udang dibalik batu. menurutku kita itu harus jelas, kalau mau seperti korea utara, silahkan bikin DOT. kalau mau pilih demokrasi, free competition, jangan bagi2 manusia dalam kelompok setan atau malaikat. kenapa? ini konsep yang susah, makanya adam smith bilang ini invisible hand. contohnya wikipedia. di korea utara gak mungkin bisa ada wikipedia. karna ada 2 kelompok di korea utara, kelompok setan (DOT) dan kelompok malaikat. http://www.penny-arcade.com/images/2005/20051216h.jpg Sayangnya,butuh waktu 6 tahun untuk menyadari kesalahan tersebut :( Carlos Mantap. mudah2an 6 tahun lagi om Carlos gak berubah, menyadari hal lain lagi.Insha Allah :-) kalau saya pun berkata sesuatu,itu semua ada faktanya dibelakang menggunakan angka,statistik dan fakta,jadi bukan pakaiperasaanItu makanya kenapa saya sangat pro dengan ide pengembangan RD diIndonesia.In fact,there's no other way...ini hanya masalah waktu saja. Carlosini baru mantap. akhirnya ada orang yang commit. -- PakcikUnder Construction
[teknologia] Re: Pertandingan Tinju Antara Kertas VS Tablet PC
1) Nikmat di mata 2) Bisa dibawa kemana saja 3) Bisa dicoret-coret 4) Bisa di koleksi 5) Kemudahan akses Lalu, apakah kelima faktor itu tidak bisa dilakukan oleh tablet PC nan super-canggih sekalipun? Bisa kok Zak! Tapi jangan tanya saya yah. Soalnya saya belum pernah nyoba baca, corat-coret, dan lain sebagainya dengan menggunakan tablet PC. Balik lagi, saya belum punya tablet PC (dan laptop juga). Om Zaki, Kelima hal tersebut sudah bisa dilakukan di tablet-pc kok dan besar tablet-pc jauh lebih tipis daripada text book saya waktu kuliah. [Saya ngak punya tablet-pc tapi kalau ke jkt minjem punya adik saya untuk ngebrowse di public hot-spot.] Tablet PC tinggal tunggu waktu untuk Crossing the chasm dan turunnya harga. btw, ngak tau berhubungan atau tidak, customer saya yang mempunyai tablet-pc biasanya lebih cepat mendapatkan solusi karena penjelasan melalui oret2an di screen-shot lebih dapat dimengerti dan saya lebih semangat untuk researchnya :) --alex
[teknologia] Re: Stem Cell Research di Indonesia ?
Tapi bukan saya mau bikin google, terus yang lain gak ngapa ngapain :-) gak beda lah om. google versus yahoo dalam context search engine. bhtv versus rjv (rendang jengkol valley) dalam context industri. hehe .. Hahaha lucu juga istilahnya. Istilahnya itulah,sebagian dari yang disini mau berubah dari nanam rendang jengkol ke silicon :) tapi pak budi dah bilang,daripada ribet2 kemudian nanam ganja di tanah air mendingan ikutan nanam gandum di kampung sebelah. hehe .. jadi ingat dulu awal2 ada muncul daftar orang tercela disini sebelum om Carlos ikut milis. saya kaget, ini milis fans club ABG atau apa? kok Kalau DOT ini saya baru denger dari kawan2 juga karena kejadianyang menimpa sebagian ummat Internet Indonesia :-) istilah DOT itu berdasarkan sumber yang saya tahu: yang pernah terlibat manipulasi publik (bukan yg berseberangan secara ide). orang gak se-ide, di bilang menyalahkan, trus dibilang sirik. Jangan2 saya masuk DOT bentar lagi nih. hehe so, misalnya 6 tahun lagi saya mendukung cara2 bhtv, ntar dibilang ada udang dibalik batu. Tenang aja PakCik,istilah yang dipergunakan kawan lain ndak usah diterjemahkan vis-a-vis. Kagak mendukung proyek RD di Indonesia juga gak papa,tidak subversip.Kalau PakCik punya cara lain yang jauh lebih handal dan terbukti untuk membalas jasa ke negeri tempat kita semua lahir,mungkin bisa ditiru,yang penting satu sama lain tidak saling mencemooh. ini baru mantap. akhirnya ada orang yang commit. kalau saya gak kommit mungkin sampai skrg masih di Jakarta jualan mobil bekas atau ikutan bisnis cafe/laundry/mart franchise (kalo dapat modal), cara 'gampang' cari duit di Jakarta :-)) Carlos
[teknologia] Re: Bisnis outsourcing dan bisnis open-source-related ,sebuah perbandingan
ahutapea wrote: 3. Masalahnya mungkin saya lihat ada pada level pengusaha IT di Indonesia,cara mereka bisnis masih seperti cara Old Way a-) manufacturing (seperti bikin atau setup komputer semurah-murahnya) atay b-) industri services/service provider. Jarang banget (mudah2an saya yang kuper) yang melakukan bisnis IT seperti outsourcing yang selain lucrative market juga secara tidak langsung mengembangkan SDM di tanah air. Nah inilah om, bisnis outsource kan modal utamanya koneksi dan reputasi (bisnis lain juga gitu sih). Misalnya saya datang ke Cisco dan ngomong kasih saya proses x kamu ke saya. lihat nih teknologi call-center saya, pegawai saya yg ccie dll. Tetap aja bakalan dianggap sebelah mata. Lain kalau om carlos dateng ke bos juniper terus bilang saya mungkin belum punya pegawai, belum punya dokumentasi proses tapi kasih saya proses QA ke saya dan akan saya jamin SLA x%. Mereka mungkin agak ngasih proses ke om carlos untuk dibawa dan dikembangin di Indonesia. Betul sekali, sebetulnya proses outsourcing awalnya memang sesederhana itu. (Gak perlu nunggu 20 tahun kalau banyak kontak/orang Indonesia di pusat industri hitek) Case Study I: Biasanya cerita abstraknya begini: SW director memperkirakan untuk maintenance stable software release butuh resources 5 developer baru,tapi dana dari management sangat sedikit(misalnya hanya 50K/yr/engineer sedangkan market price buat developer adalah 150K/yr),direktor ini bingung,mana ada di valley yang mau digaji segitu sebagai developer.Terus direktor ini meeting dengan stafnya/manager engineering: Gimana nich,kita cuman punya budget segini,ada usulan ? Jawab para manager: di outsourcing ke India saja Bos,disono kita bisa bari 30K/yr/engineer, pasti banyak yang mau,akhirnya selesai,proyek outsourcing dipindahkan ke India. Mau ke Indonesia bukanya mereka gak mau,kalau lebih murah dan can-get-the-job-done kenapa tidak,tapi masalahnya gak ada kontaknya,gak tahu resourcenya di Indonesia bagaimana. Case Study II: Ini yang aktual dan kisah nyata.Di pengembangan software network management di Vendor XXX Technologies,mereka sudah punya software stable dengan jumlah customer yang solid,masalah mereka sekarang: karena produk sudah solid,tidak ada penambahan new features kecuali updating MIBS table dengan network device yang baru-baru di market.Alhasil management merasakan gak perlu punya 20 full-dev-team untuk maintenance software ini,cukup 5 dev. saja di US(yang 15 dipindahkan ke proyek lain),sedangkan untuk keperluan engineer yang men-update MIBS table,disimpulkan bisa dikerjakan dari negara lain.Terus masuk beberapa proposal,kalau di India dev costnya adalah 1:4 , di Vietnam 1:8.Akhirnya jadilah untuk keperluan MIBS update ini prosesnya dibikin di Vietnam. Kalau ditanya: Apakah orang malaysia mampu mengerjakanya ? tentu bisa,masalah updating mibs table itu urusan kecil ... orang Indonesia mampu tidak ? sama jawabanya seperti orang malaysia. Lalu kenapa indonesia gak kebagian order ?? karena kagak ada kontak dengan yang ingin melakukan outsourcing, as simple as that. Jadi moral of the storynya buat yg ada di HQ sana, kalau balik jangan ngebuka bisnis yg marketnya orang Indonesia tapi coba bawa pulang proses2 dari luar untuk dikerjaiin di Indonesia ;) Setuju 268 persen Hah?! Philipina, iya bener Philipina.. Nah lho btw, ini pekerjaan untuk hitek yang lowtech lho,seperti data-entry (read: yap data entry dooang). :))) Philipina kan emang udah bagus bahasa inggrisnya om. Banyak banget call-center disana dan bukan untuk regional Asean atau asia lagi tapi udah khusus amerika atau europe. Menurut pak Hutapea: Apakah susah cari orang Indonesia yang jago english di Indonesia untuk phone-based call center ? tarohlah cuman butuh 20 orang saja, menurut saya sich tidak.Kita masih punya daya saing koq,entry level salary di Indonesia masih cukup bersaing,dibanding di Bangalore fresh-graduate call center dibayar 8-10 juta/bulan. Masih banyak lagi jenis outsourcing yang Indonesia secara teknis bisa kerjakan,seperti web-based TAC. Harusnya kita bisa diskusikan model lain ini secara lebih komprenship,nunggu input dari yang lain juga, nanti saya summary deh. Carlos
[teknologia] Re: [OOT] Dating an Apple Developer
On 12/24/05, baskara [EMAIL PROTECTED] wrote: On 12/24/05, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Baca ini Jie supaya senyum dan inget masa masa Indah: http://lapanpuluhan.blogspot.com/Tolong yang memberikan URL di atas untuk bertanggung jawab. Saya jadilupa mandi karena membacanya. =)) Bohong cari-cari alesan. Pasti memang ga hobi mandi, lagi dingin di jpun hihi.--enda Visit my blog. Click herehttp://enda.goblogmedia.com
[teknologia] Re: Pertandingan Tinju Antara Kertas VS Tablet PC
On 12/23/05, Zaki Akhmad [EMAIL PROTECTED] wrote: Kenikmatan membaca di atas kertas, belum tergantikan bagi saya. Olehapapun! Eh, saya belum pernah punya tablet PC deing, jadi belum pernah ngerasain. Belum punya atau memilih untuk gak punya Zak? Alaah bilang aja gak mampu beli Zak :)Tapi pasti terasa sekali nikmatnya menyimpan dalam format digitaldibandingkan menyimpan dalam format kertas, Mengapa saya masih begitu nyaman membaca di atas kertas? Berikut sayajelaskan beberapa alasan saya. Ada yang karena faktor ekonomis,praktis, bahkan filosofis juga ada.1) Nikmat di mata Betapa tidak nikmatnya membaca salinan surat penting hasil fotokopian (Rp. 50 ;-)dari kertas termal paper mesin fax ataunikmatnya membaca email penting 5 menit yang lalu 2) Bisa dibawa kemana sajaDengan bahan bacaan yang sudah di print, lebih enak bagi saya untukmembacanya karena bisa dibawa kemana saja. Bisa baca di perpustakaan,bisa baca di angkot, baca di bawah pohon juga asyik. Dan pada jumlah sedikit, bacaan diatas kertas tidak memberatkan tas-ransel sayatentunya.Nikmatnya membawa SSP 12 halaman (10 rangkap) dalam map terpisah-pisah beserta bukti transaksiatau nikmatnya meng-attach semua itu dalam satu kali kirim email 3) Bisa dicoret-coretKalau ini sih soal kebiasaan saya membaca. Saya suka corat-coret tulisan di buku yang tidak saya mengerti. Saya garis bawahi-lah, saya lingkari-lah, saya gambari-lah, dan lain sebagainya. Eh, tapi buku ygsaya corat-coret, koleksi buku pribadi saya lho. Kalau buku pinjamanbisa-bisa saya gak dapat pinjaman lagi dong.Nikmatnya mengisi formulir SSP dengan mesin tik dan tulis tangan atau nikmatnya mengisi formulir dengan Word Processor dan Adobe Acrobat 4) Bisa di koleksi Ini dari sisi manusia kali ya. Saya suka sekali melihat koleksibuku-buku asli saya yang berjejer rapi di kamar. Walau buku saya jugabelum banyak-banyak amat. Tapi melihat mereka berbaris rapi, diurutdari yang tinggi ke yang pendek, itu sungguh indah. Kalau buku-buku kuliah berbaris dengan rapi, indah juga sih. Tapi kalau buku kuliah kanbukan buku asli, jadi tak seindah barisan buku asli saya. Lalu, setelahsaya hitung koleksi buku-buku saya, ternyata lebih banyak buku non-elektro-nya. Ha...ha... 5) Kemudahan aksesSaya termasuk pembaca yang buruk. Saya seringkali bosan. Bahkan untuk novel fiksi sekalipun. Kalau saya rasa flow di tiga bab awal begitulambat dan tidak menarik, jangan harap saya membacanya hingga usai. Kemudahan akses yang saya maksud adalah dalam hal kecepatan membaca.Saya bisa menemukan indeks dengan cara: membuka halaman belakang daribuku. Saya bisa lompat dari bab yang satu ke bab yang lain dengan cepat ketika buku itu sudah di print dan terjilid dengan rapi.Nikmat mana? menyimpan puluhan koleksi kliping koran 12 issue dan tema kemudian mencari potongan berita tanggal 12 Desember 1998 dari tumpukan lemari kliping atau menyimpan kliping dalam ScanSoft PaperPort versi 10 yang bisa mengindex dan sekaligus OCR didalam CD dan DVD? Lalu, apakah kelima faktor itu tidak bisa dilakukan oleh tablet PC nan super-canggih sekalipun? Bisa kok Zak! Tapi jangan tanya saya yah.Soalnya saya belum pernah nyoba baca, corat-coret, dan lain sebagainya dengan menggunakan tablet PC. Balik lagi, saya belum punya tablet PC(dan laptop juga).Kurang tepat kalau membandingkan Kertas dengan Tablet PC, atau karena contohnya yang kurang nyaman, Konsep Paperless lebih dari sekedar menggunakan Tablet PC mestinya, begitupun Kertas, lebih dari sekedar media tulisan. kertas juga menjadi bahan pembungkus :D-- Gempur SR,Y!M : gempur_sr
[teknologia] Re: Pertandingan Tinju Antara Kertas VS Tablet PC
Pada tanggal 12/24/05, Zaki Akhmad [EMAIL PROTECTED] menulis: Apakah ada teman-teman di teknologia yang sudah tidak membaca diatas kertas lagi? Kalau ada bagi-bagi cerita dong, kok bisa membaca di depan komputer terus? Berapa halaman yang dibaca di depan komputer? Bacaannya soal apa sih? Eh jadi pakai kacamata gak terus? Print-nya bolak-balik gak? Kasian lho kalau gak bolak-balik. Semakin banyak pohon yang ditebang. Kalau saya ceritanya beda : dulu kalau punya referensi elektronik (kebanyakan bidang2 EE, IT, CS; softcopy buku, docs, howto, tutorial, dll ) bawaannya pengen di-print, tapi karena banyak referensi yang masa revisinya relatif cepat (misalnya, di tahun 2004 keluar buku 'blabla v.1 unleashed', trus 2005 keluar lagi blabla v.2 unleashed), jadi sayang kalo mau diprint[1], akhirnya lebih sering baca di layar komputer. Awalnya ga betah sih baca lama-lama di depan monitor, tapi lambat laun terbiasa juga. Semenjak punya laptop, jadi semakin jarang nge-print referensi, (sayang kertasnya :-), apalagi kalo hanya dibaca sesekali di sebagian halaman tertentu saat diperlukan (API reference misalnya) ). kerugiannya, baca ga bisa leluasa seperti baca buku biasa, trus masih jadi pengguna softcopy bajakan. untungnya (selain kertas), bawanya lebih praktis.. buku 600++ halaman paling berukuran 20an MB, trus lebih sadar untuk melindungi mata (dengan membiasakan diri duduk dalam posisi yang 'tepat', menjaga jarak antara layar dan mata, dll). Sekarang sih belum pakai kacamata -- tunggul [1] Meski kalau dipikir-pikir, buku X v.1 juga masih bisa dipakai, karena perbedaan software X v.1 dan v.2 tentunya tidak drastis.. ada hal-hal yang masih backward-compatible. Tapi begitu punya v.2 , printout v.1 jadi jarang dibaca.. kan mubazir :)
[teknologia] Re: Bisnis outsourcing dan bisnis open-source-related ,sebuah perbandingan
Menurut pak Hutapea: Apakah susah cari orang Indonesia yang jago english di Indonesia untuk phone-based call center ? tarohlah cuman butuh 20 orang saja, menurut saya sich tidak.Kita masih punya daya saing koq,entry level salary di Indonesia masih cukup bersaing,dibanding di Bangalore fresh-graduate call center dibayar 8-10 juta/bulan. Pertanyaan ini kaya susah banget ngumpulin 11 orang yg bagus untuk ngebentuk tim bola :) Kebanyakan yg *bisa* IT dan *bisa* bahasa inggris sudah keluar negri atau bekerja dengan 'well-paid' salary. Dibandingin sama Malaysia deh, yang tukang jaga warung makan aja bisa bahasa inggris begitu juga sama Philipina. Maksudnya, kalau ngumpulin 50 orang mungkin bisalah tapi sustainability nya gimana? Tapi masih optimis kok 'om kalau masih bisa lah kita tapi buat kaya gitu. Paling ngak, process outsource dari juniper dkk sudah ditangan ;) Mudah2an ada yg punya ide brilian gimana ngebuat bahasa inggris menjadi bahasa kedua setelah bahasa indonesia. Setelah itu baru kita ngomong bahasa mandarin dan spanish ;) --alex
[teknologia] Re: Pertandingan Tinju Antara Kertas VS Tablet PC
Pada tanggal 12/24/05, Zaki Akhmad [EMAIL PROTECTED] menulis: Sori, ilustrasi diatas cuma buat garing-garingan doang kok. Intinya, saya ingin menggambarkan betapa kertas pun masih menjadi bagian penting dalam hidup kita. Paperless? Saya belum yakin hal ini akan terjadi dalam waktu dekat. Use less paper! Ini yang banyak dilupakan orang, dan mereka yang gegar dengan konsep paperless. -- Steal the time, take a song and be glad. Be free as the birds, don't be sad. Your time will come, I'll make you feel it.
[teknologia] Re: Pertandingan Tinju Antara Kertas VS Tablet PC
Jay wrote: Pada tanggal 12/24/05, Zaki Akhmad [EMAIL PROTECTED] menulis: Sori, ilustrasi diatas cuma buat garing-garingan doang kok. Intinya, saya ingin menggambarkan betapa kertas pun masih menjadi bagian penting dalam hidup kita. Paperless? Saya belum yakin hal ini akan terjadi dalam waktu dekat. Use less paper! Ini yang banyak dilupakan orang, dan mereka yang gegar dengan konsep paperless. use less paper sudah lama dibiasakan di persh IT: -waktu jual produk, untuk reference guide,user guide,release notes biasanya mereka jadikan pdf dan tidak dalam bentuk kertas. -Banyak proses di internal persh IT sudah dalam bentuk non-paper seperti proses HR (minta cuti),expense report,marketing proses ,etc.Yang jadi pioneer di gerakan ini jika saya ndak salah ya Bapak Bill Gates. Terus,banyak transaksi di AS dimana dengan mengetik nama anda di bagian signature sudah dianggap sebagai pengganti tanda tangan yang sah hukumnya. Carlos
[teknologia] Re: Stem Cell Research di Indonesia ?
Harry Sufehmi wrote: On 12/23/2005 at 7:19 AM Budi Rahardjo wrote: Intelligent Design itu lawannya dari evolusinya Darwin :) Jadi ada proses penciptaan dari Tuhan. Nah, ini dianggap tidak scientific. Agama dibawa-bawa ke kelas. Itulah mulai ributnya di Amerika. Jangan lupa pak Bush :) ini juga salah satu tokoh ekstrim mereka. Makanya pihak sekuler / atheis di Amerika stress berat begitu Bush naik tahta, he he. Mau gak mau masalah genome ini harus jadi awareness,apalagi jika para dokter di Indonesia (?) menawarkan: Bu'e,mau punya anak perempuan atau laki2 ? ada link dari WHO cukup bagus sebagai referensi: http://www.who.int/genomics/gender/en/index4.html Btw,Intelligent Design yang jadi debat di court itu: http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2005/10/20/AR2005102001986.html Carlos
[teknologia] Re: term privacy blog saya
--- Idban Secandri [EMAIL PROTECTED] wrote: sedikit tambahan mungkin teman - teman bisa memodifikasi atau mengembangkan apa yang ada disini http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Penyangkalan_Umum saya sangat setuju dng point yang ini : Anda disarankan untuk menyadari bahwa setiap artikel di sini belum diperiksa oleh orang profesional atau para ahli yang dapat memberikan anda informasi yang lengkap, akurat, atau tepercaya. Jadi, jangan percaya blog ini karena isinya belum tentu lengkap, belum tentu akurat, dan belum tentu terpercaya :) __ Yahoo! for Good - Make a difference this year. http://brand.yahoo.com/cybergivingweek2005/