Teologi Islam ttg perempuan Re: Bls: [wanita-muslimah] Kritik Siti Musdah Mulia

2010-08-10 Terurut Topik Abdul Muiz عبد المعز
a kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa 
bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. 
Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka 
mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu." Mereka diberi 
buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang 
suci dan mereka kekal di dalamnya" (QS 2:25).

Bayangkan kalau Nabi Muhammad itu di utus di India atau indonesia yang kaya 
raya dengan air dan buah-buahan, akankah qur'an menggunakan perumpamaan serupa 
"air yang mengalir dan aneka buah-buahan". Jelas sekali qur'an tidak hampa 
budaya. Tahu betul psikologis orang arab yang hidup di tanah tandus gersang 
apabila disentuh dengan sanksi dan reward ala jannah dan naar lengkap dengan 
metofora di dalamnya adalah amat efektif, kendati orang seperti rabi'atul 
adawiyah adalah perempuan yang dibesarkan di kultur arab tetapi berkesadaran 
tinggi dengan konsep "mahabba" yang sudah melampaui batas normal dengan enteng 
mengatakan, "neraka sudah aku padamkan dan syurga sudah aku bakar". Dari segi 
filosofi kesadaran adalah hal yang dapat dipahami, tetapi seringkali dinilai 
sesat dan menyesatkan.

Coba simak anekdote yang dipostingkan pak Chodjim beberapa waktu lalu tentang 
dialog anak islam dan anak hindu :

anak islam : Syurga itu disediakan bagi orang islam, jadi kalau kamu ingin 
masuk syurga ya masuk islam saja.
anak hindu : Aku juga punya syurga.
anak Islam : lho masak sih ?
anak hindu : ya dong, bahkan syurga orang hindu lebih indah daripada syurga 
orang islam !!
anak islam : lho masak sih ?
anak hindu : syurga orang hindu kan dari India, sedangkan syurga orang islam 
kan dari arab ? bandingkan himalaya di india yang panormanya serba indah dengan 
tanah arab yang gersang dan tandus ??
anak islam : 

Menurut hemat saya tidak ada yang salah kalau al qur'an memberikan tamsilan 
syurga itu seperti apa ketika qur'an dikomunikasikan oleh Nabi Muhammad kepada 
kaum arab yang hidup di padang pasir. Lantas ada yang salah ? ya yang salah 
adalah yang memahami al qur'an sebatas textual belaka. Sehingga tidak mampu 
menembus pesan ilahi yang universal yaitu sanksi dan reward adalah salah satu 
bentuk keadilan Tuhan bagi hamba-Nya.

Nah ada yang komentar ?? Boleh kok setuju atau berpandangan lain ?? silakan 
mari kita bersama-sama saling tawassaw bil haqqi wa tawassaw bis shobri. Jangan 
takut dengan pandangan berbeda meskipun tentang al qur'an, karena kalau ada 
yang mencoba mendekonstruksi, Allah akan mengirim hamba-Nya yang sanggup 
merekonstruksi.

Selamat menjalankan ibadah puasa ramadhan

Wassalam
Abdul Mu'iz

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Yudi Yuliyadi"  wrote:
>
> Syukron atas tanggapannya pak muiz, saya tidak bermaksud memfitnah karena
> saya sendiri belum pernah membca tafsir almisbah( kalao tidak salah
> tafsirnya itu kan)
> 
> Jadi saya tidak pernah menjurus memfitnah pak quraish shihab
> 
> Sya sampai saat ini belum bisa memilah mana ayat qur'an yang merespons kasus
> Arab dan mana ayat qur'an yang  berlaku universal tanpa teriakt kultur
> manapun.insya ALLAH suatu hari nanti saya ingin bisa untuk itulah saya terus
> belajar.
> 
> Yang saya baca dari buku2 fiqh mengenai jilbab, kemarin dah saya postingkan
> artikelnya pak muiz. Jilbab hukumnya wajib dalam surat al-ahzab dan beberapa
> hadits mengenai jilbab
> 
>  
> 
>  
> 
>   _  
> 
> From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> [mailto:wanita-musli...@yahoogroups.com] On Behalf Of Abdul Muiz
> Sent: Monday, August 09, 2010 4:49 PM
> To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Subject: RE: Teologi Islam ttg perempuan Re: Bls: [wanita-muslimah] Kritik
> Siti Musdah Mulia
> 
>  
> 
>   
> 
> Mas Yudi cobalah membaca pendapat Pk Quraish Shihab (mantan Mentri Agama,
> Mantan Rektor IAIN/UIN) Seorang alumnus Universitas Al Adzhar Kaioro, dan
> Seorang pakar Tafsir yang tidak diragukan kredibilitasnya tentang tafsir
> Qur'an, Mengapa Pak Quresh Shihab berpendapat Jilbab tidak wajib ?? apa Anda
> menuduh Pak Quresh Shihab itu ketularan JIL ?? ayo buktikan kalau tidak
> ingin jadi tukang fitnah.
> 
> Coba Anda jawab kalau Qur'an turun di arab, terus menyuruh mereka (orang
> Arab) pakai kebaya, gaun, safari dan jas nyambung enggak dengan kultur arab
> ? Cobalah diskusi fokus pada substansi, jawab dulu Sanggupkah Anda memilah
> mana ayat qur'an yang merespons kasus Arab dan mana ayat qur'an yang
> berlaku universal tanpa teriakt kultur manapun ? Baru silakan balik
> berdikusi ya ?? Soal JIL itu menghamba kepada siapa, saya tidak berminat
> membahasnya. Bukan tipe saya untuk terikat dengan faham manapun termasuk
> jaringan manapun.
> 
> Wassalam
> Abdul Mu'iz
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>




RE: Teologi Islam ttg perempuan Re: Bls: [wanita-muslimah] Kritik Siti Musdah Mulia

2010-08-09 Terurut Topik Yudi Yuliyadi
Syukron atas tanggapannya pak muiz, saya tidak bermaksud memfitnah karena
saya sendiri belum pernah membca tafsir almisbah( kalao tidak salah
tafsirnya itu kan)

Jadi saya tidak pernah menjurus memfitnah pak quraish shihab

Sya sampai saat ini belum bisa memilah mana ayat qur'an yang merespons kasus
Arab dan mana ayat qur'an yang  berlaku universal tanpa teriakt kultur
manapun.insya ALLAH suatu hari nanti saya ingin bisa untuk itulah saya terus
belajar.

Yang saya baca dari buku2 fiqh mengenai jilbab, kemarin dah saya postingkan
artikelnya pak muiz. Jilbab hukumnya wajib dalam surat al-ahzab dan beberapa
hadits mengenai jilbab

 

 

  _  

From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:wanita-musli...@yahoogroups.com] On Behalf Of Abdul Muiz
Sent: Monday, August 09, 2010 4:49 PM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: RE: Teologi Islam ttg perempuan Re: Bls: [wanita-muslimah] Kritik
Siti Musdah Mulia

 

  

Mas Yudi cobalah membaca pendapat Pk Quraish Shihab (mantan Mentri Agama,
Mantan Rektor IAIN/UIN) Seorang alumnus Universitas Al Adzhar Kaioro, dan
Seorang pakar Tafsir yang tidak diragukan kredibilitasnya tentang tafsir
Qur'an, Mengapa Pak Quresh Shihab berpendapat Jilbab tidak wajib ?? apa Anda
menuduh Pak Quresh Shihab itu ketularan JIL ?? ayo buktikan kalau tidak
ingin jadi tukang fitnah.

Coba Anda jawab kalau Qur'an turun di arab, terus menyuruh mereka (orang
Arab) pakai kebaya, gaun, safari dan jas nyambung enggak dengan kultur arab
? Cobalah diskusi fokus pada substansi, jawab dulu Sanggupkah Anda memilah
mana ayat qur'an yang merespons kasus Arab dan mana ayat qur'an yang
berlaku universal tanpa teriakt kultur manapun ? Baru silakan balik
berdikusi ya ?? Soal JIL itu menghamba kepada siapa, saya tidak berminat
membahasnya. Bukan tipe saya untuk terikat dengan faham manapun termasuk
jaringan manapun.

Wassalam
Abdul Mu'iz







[Non-text portions of this message have been removed]



Re: Ngaji di WM Re: Teologi Islam ttg perempuan Re: Bls: [wanita-muslimah] Kritik Siti Musdah Mulia

2010-08-09 Terurut Topik donnie damana
Maz Muis ;p

Gaya abah memang dari dulu memang begitu, bahkan kalo saya lihat sekarang agak 
sedikit lebih nyantai..
Tapi memang saya setuju dengan usulan anda. Pola menyodorkan kantong doraemon, 
apalagi tidak hanya satu artikel yang disodorkan  menjadi mubadzir. Mubadzir 
dalam 3 hal,  membebani bandwith, berulang-ulang menyuapkan pesan tanpa 
mengukur apakah itu yang diminta oleh teman diskusi dan meningkatnya resistensi 
terhadap keinginan untuk mengunyah pesan yang disampaikan, karena kita jadi 
apriori terhadap posting yang disampaikan.. itu lagi-itu lagi.

Bukankah kemubadziran jauh dari nilai Islami?

Salim,
:D

PS: Kepada teman2 penikmat milis ini, saya juga menyampaikan permintaan maaf 
atas salah dan khilaf saya selama berbincang2, selamat menjalani ibadah puasa. 
Semoga ibadah puasa kali ini bembekaskan jejak spiritual dalam kehidupan kita 
semua.


On Aug 9, 2010, at 10:14 PM, Abdul Muiz wrote:

> Sedikit saya berkomentar pola diskusi di WM khususnya dengan nara sumber Abah 
> HMNA :
> 
> 1) saya sangat menyayangkan cara Abah HMNA dalam setiap kali meresponse topik 
> apapun diskusi di millist ini, senantiasa dijawab dengan model menyodorkan 
> "kantong doraemon" yang saya maksud, langsung menampilkan artikel "wahyu dan 
> akal" yang rutin dimuat di kolom harian Fajar Makassar dengan cara copy paste 
> utuh dengan penjelasan amat minim (mungkin abah sudah merasa artikelnya 
> sanggup berbicara sendiri dengan lawan diskusinya). Menurut saya pribadi cara 
> model ini akan berimplikasi : (a) diskusi akan berjalan one way traffic 
> communication, (b) tidak focus pada substansi secara lebih mendalam, (c) 
> berkesan dogmatis dan doktriner dengan dua pilihan take it atau leave it yang 
> pada gilirannya akan sampai pada kesimpulan anda kelompok saya atau anda 
> bukan kelompok saya alias you are my friends atau you are my enemies. Saya 
> sendiri merasa geli, dulu saya pernah disapa Abah HMNA dengan penuh keakraban 
> dengan sebutan "akhi atau antum" istilah khas in group tetapi
> begitu saya banyak bertanya dalam arti mengcontra, abah HMNA mengubah sapaan 
> kepada saya dengan "pak".
> 
> 2) Secara pribadi saya amat appreciate dengan kolom wahyu dan akal karya abah 
> HMNA tsb, bahkan saya mengcollect link tsb dalam bookmarks di laptop pribadi 
> saya, terlepas dari ada yang saya setujui atau ada yang tidak. Alangkah 
> baiknya kalau Abah dalam berdiskusi ini agar tercipta dakwah bil hikmah wal 
> mau'idzotil khasanah abah mengubah sedikit gaya diskusinya dengan focus pada 
> : (a) substansi topik yang dibahas dengan langsung menjawab setuju atau tidak 
> setuju lengkap disertai dengan argumentasinya adapun uraian pelengkap cukup 
> disebutkan referensi linknya saja tanpa dicopy paste secara utuh dan lengkap 
> ini menurut hemat saya, ini lebih efisien dan tidak berkesan menyuapi lawan 
> diskusinya bak anak kecil. (b) cobalah berbaik sangka bahwa lawan diskusinya 
> itu sama-sama nawaytu bimillah sama-sama ingin memperdalam ajaran islam tanpa 
> perlu terikat lebel terpengaruh faham ini, itu, sesat dan menyesatkan, tidak 
> ahlu sunnah wal jama'ah, sombong pada akal
> menjauh dari wahyu dsb, dsb yang justru menjauh dari focus the right track, 
> substansi masalah yang didiskusikan jadi tidak tersentuh alias tidak 
> terexplore secara mendalam. Percayalah kita sama-sama haus untuk mendekati 
> maksud dan makna pesan ilahi baik yang tertulis di kitab suci-Nya maupun yang 
> tersebar di alam jagat raya ini.
> 
> 3) Tidak mudah memang mengubah karakter, tetapi kalau memang ingin model 
> komunikasi efektif ya kudu two ways traffic communication dong, 
> 
> 4) Terakhir, saya mohon maaf atas segala salah dan khilaf saya, selamat 
> menyongsong bulan suci Ramadhan, bulan terbaik mengasah dan memanage hawa 
> nafsu semoga kita semua sukses menjadi manusia paripurna sesuai ridho Ilahi 
> Rabbi.
> 
> mungkin ada komentar dari teman-teman ?? 
> 
> Wassalam
> Abdul Mu'iz
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
> 
> 



[Non-text portions of this message have been removed]





===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
wanita-musl

Ngaji di WM Re: Teologi Islam ttg perempuan Re: Bls: [wanita-muslimah] Kritik Siti Musdah Mulia

2010-08-09 Terurut Topik Abdul Muiz
Sedikit saya berkomentar pola diskusi di WM khususnya dengan nara sumber Abah 
HMNA :

1) saya sangat menyayangkan cara Abah HMNA dalam setiap kali meresponse topik 
apapun diskusi di millist ini, senantiasa dijawab dengan model menyodorkan 
"kantong doraemon" yang saya maksud, langsung menampilkan artikel "wahyu dan 
akal" yang rutin dimuat di kolom harian Fajar Makassar dengan cara copy paste 
utuh dengan penjelasan amat minim (mungkin abah sudah merasa artikelnya sanggup 
berbicara sendiri dengan lawan diskusinya). Menurut saya pribadi cara model ini 
akan berimplikasi : (a) diskusi akan berjalan one way traffic communication, 
(b) tidak focus pada substansi secara lebih mendalam, (c) berkesan dogmatis dan 
doktriner dengan dua pilihan take it atau leave it yang pada gilirannya akan 
sampai pada kesimpulan anda kelompok saya atau anda bukan kelompok saya alias 
you are my friends atau you are my enemies. Saya sendiri merasa geli, dulu saya 
pernah disapa Abah HMNA dengan penuh keakraban dengan sebutan "akhi atau antum" 
istilah khas in group tetapi
 begitu saya banyak bertanya dalam arti mengcontra, abah HMNA mengubah sapaan 
kepada saya dengan "pak".

2) Secara pribadi saya amat appreciate dengan kolom wahyu dan akal karya abah 
HMNA tsb, bahkan saya mengcollect link tsb dalam bookmarks di laptop pribadi 
saya, terlepas dari ada yang saya setujui atau ada yang tidak. Alangkah baiknya 
kalau Abah dalam berdiskusi ini agar tercipta dakwah bil hikmah wal mau'idzotil 
khasanah abah mengubah sedikit gaya diskusinya dengan focus pada : (a) 
substansi topik yang dibahas dengan langsung menjawab setuju atau tidak setuju 
lengkap disertai dengan argumentasinya adapun uraian pelengkap cukup disebutkan 
referensi linknya saja tanpa dicopy paste secara utuh dan lengkap ini menurut 
hemat saya, ini lebih efisien dan tidak berkesan menyuapi lawan diskusinya bak 
anak kecil. (b) cobalah berbaik sangka bahwa lawan diskusinya itu sama-sama 
nawaytu bimillah sama-sama ingin memperdalam ajaran islam tanpa perlu terikat 
lebel terpengaruh faham ini, itu, sesat dan menyesatkan, tidak ahlu sunnah wal 
jama'ah, sombong pada akal
 menjauh dari wahyu dsb, dsb yang justru menjauh dari focus the right track, 
substansi masalah yang didiskusikan jadi tidak tersentuh alias tidak terexplore 
secara mendalam. Percayalah kita sama-sama haus untuk mendekati maksud dan 
makna pesan ilahi baik yang tertulis di kitab suci-Nya maupun yang tersebar di 
alam jagat raya ini.

3) Tidak mudah memang mengubah karakter, tetapi kalau memang ingin model 
komunikasi efektif ya kudu two ways traffic communication dong, 

4) Terakhir, saya mohon maaf atas segala salah dan khilaf saya, selamat 
menyongsong bulan suci Ramadhan, bulan terbaik mengasah dan memanage hawa nafsu 
semoga kita semua sukses menjadi manusia paripurna sesuai ridho Ilahi Rabbi.

mungkin ada komentar dari teman-teman ?? 

Wassalam
Abdul Mu'iz



 



  







[Non-text portions of this message have been removed]



RE: Teologi Islam ttg perempuan Re: Bls: [wanita-muslimah] Kritik Siti Musdah Mulia

2010-08-09 Terurut Topik Abdul Muiz
Mas Yudi cobalah membaca pendapat Pk Quraish Shihab (mantan Mentri Agama, 
Mantan Rektor IAIN/UIN) Seorang alumnus Universitas Al Adzhar Kaioro, dan 
Seorang pakar Tafsir yang tidak diragukan kredibilitasnya tentang tafsir 
Qur'an, Mengapa Pak Quresh Shihab berpendapat Jilbab tidak wajib ?? apa Anda 
menuduh Pak Quresh Shihab itu ketularan JIL ?? ayo buktikan kalau tidak ingin 
jadi tukang fitnah.

Coba Anda jawab kalau Qur'an turun di arab, terus menyuruh mereka (orang Arab) 
pakai kebaya, gaun, safari dan jas nyambung enggak dengan kultur arab ? Cobalah 
diskusi fokus pada substansi, jawab dulu Sanggupkah Anda memilah mana ayat 
qur'an yang merespons kasus Arab dan mana ayat qur'an yang  berlaku universal 
tanpa teriakt kultur manapun ? Baru silakan balik berdikusi ya ?? Soal JIL itu 
menghamba kepada siapa, saya tidak berminat membahasnya. Bukan tipe saya untuk 
terikat dengan faham manapun termasuk jaringan manapun.

Wassalam
Abdul Mu'iz

--- Pada Sen, 9/8/10, Yudi Yuliyadi  menulis:

Dari: Yudi Yuliyadi 
Judul: RE: Teologi Islam ttg perempuan Re: Bls: [wanita-muslimah] Kritik Siti 
Musdah Mulia
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 9 Agustus, 2010, 4:12 PM







 



  



  
  
  Untuk pak muiz



“Persoalannya adalah mana ayat-ayat ilahi yang khas kultur arab dan mana

ayat-ayat ilahi yang berlaku universal tanpa terikat kultur atau construct

social tertentu”



Bisa dijelaskan maksud dari pak muiz ini, saya takut salah persepsi karena

menurut JIL jilbab, khimar, potong tangan dan berbagai syariat islam adalh

budaya arab yang tidak cocok dengan kita



Ya jelas JIL kebablasan demi membela tuannya America. Jilbab, khimar ataupun

itu adalh syariat islam yang tidak boleh kita campakan jika kita mengaku

sebagai muslim



Kepikiran saya jadi kearah sana menbaca kalimat pak muiz, mohon maaf



Untuk abah



“1. Saya kutip dari Situs di atas ts.: "Adapun dalam masalah had zina ulama

bersepakat bahwa masalah tersebut hanya dapat ditetapkan minimal dengan

kesaksian empat orang laki-laki yang merdeka, adil, dan beragama Islam." Itu

tidak lengkap, seharusnya ditambah dengan: KESAKSIAN/PENGAKUAN dari yang

berzina. Seperti dalam kasus pengakuan Cut Tari bahwa memang ia telah

berzina dengan Ariel, maka pengakuan tsb menurut Hukum Islam, itu sudah sah

mnjadi alat bulti. 2. Kesimpulan Penulis adalah mengkopi pandangan para

Penulis yang ia jadikan referens, seperti dari penganut "Islam" Liberal:

Taufik Adnan Amal, Asghar Ali Engineer, Fazlur Rahman, Nasaruddin Umar,

bahkan dari yang liberal tanpa "Islam", Amina Wadud.”



Mungkin bisa dilengkapi dengan matan hadits karena yang saya tahu ada hadits

tentang wanita yang bersaksi dan meminta dirajam karena dia telah melakukan

zina.



Mereka adalah JIL , kita harus waspada terhadap apa yang mereka sampaikan

karena apa yang mereka sampaikan kadang kala ingin atau seringnya ingin

merusak islam dan mencampur adukkan islam dengan agama kaum kafir. Tetapi

jika ada kebenaran dari mereka tidak salahnya kita ambil.



Tapi kebanyakan mereka itu islam tapi anehnya mereka doyan dan hobi merusak

islam dengan lontaran2 pemikirannya yang mengiris hati para pencari ilmu

seperti saya ini



Sudah banyak hinaan mereka terhadap islam yang membuat marah, tapi mereka

tetap bangga dengan keanehan yang mereka lontarkan



Yang jelas akal dibawah wahyu karena sepintar apapun kita, akal kita ini

terbatas.



_  



From: wanita-muslimah@yahoogroups.com

[mailto:wanita-musli...@yahoogroups.com] On Behalf Of Abdul Muiz عبد

المعز

Sent: Monday, August 09, 2010 3:44 PM

To: wanita-muslimah@yahoogroups.com

Subject: Teologi Islam ttg perempuan Re: Bls: [wanita-muslimah] Kritik Siti

Musdah Mulia



Biar tidak terlalu panjang, saya ringkaskan dengan model tanya jawab :



Abdul Mu'iz : nilai bagian warisan laki-laki lebih banyak daripada kaum

perempuan (QS 4:11,12,176) dan hadits Nabi, "Barangsiapa yang tidak

menerapkan hukum waris yang telah diatur Allah SWT, maka ia tidak akan

mendapat warisan surga"(muttafak alaih) seringkali pertanyaan yang

dimunculkan adalah fenomena sosial kultur barat apakah harus diubah

mengikuti kultur arab agar sejalan dengan bunyi text al qur'an ? atau text

qur'an direinterpretasi tanpa mengubah kultur barat 



abah HMNA : Sudah dijawab oleh Seri 054



Abdul Mu'iz : Setujukah abah HMNA bahwa perbedaan warisan laki-laki dan

perempuan karena berdasarkan gender ?? bukan berdasarkan kodrat ?? Kalau

gender adalah construct social, bukankah al qur'an turun ke bumi tidak hampa

budaya (kultur) ?? Di arab, tentu saja karena perempuan diposisikan sebagai

ibu rumah tangga sementara kaum pria mengambil posisi di luar rumah, pencari

nafkah, maka terbentuklah contruct social yang wajar saja apabila di arab

masa itu (era turunnya wahyu) diakomodir oleh Qur'an dengan pembagi

RE: Teologi Islam ttg perempuan Re: Bls: [wanita-muslimah] Kritik Siti Musdah Mulia

2010-08-09 Terurut Topik Yudi Yuliyadi
Untuk pak muiz

“Persoalannya adalah mana ayat-ayat ilahi yang khas kultur arab dan mana
ayat-ayat ilahi yang berlaku universal tanpa terikat kultur atau construct
social tertentu”

 

Bisa dijelaskan maksud dari pak muiz ini, saya takut salah persepsi karena
menurut JIL jilbab, khimar, potong tangan dan berbagai syariat islam adalh
budaya arab yang tidak cocok dengan kita

Ya jelas JIL kebablasan demi membela tuannya America. Jilbab, khimar ataupun
itu adalh syariat islam yang tidak boleh kita campakan jika kita mengaku
sebagai muslim

Kepikiran saya jadi kearah sana menbaca kalimat pak muiz, mohon maaf

 

Untuk abah

“1. Saya kutip dari Situs di atas ts.: "Adapun dalam masalah had zina ulama
bersepakat bahwa masalah tersebut hanya dapat ditetapkan minimal dengan
kesaksian empat orang laki-laki yang merdeka, adil, dan beragama Islam." Itu
tidak lengkap, seharusnya ditambah dengan: KESAKSIAN/PENGAKUAN dari yang
berzina. Seperti dalam kasus pengakuan Cut Tari bahwa memang ia telah
berzina dengan Ariel, maka pengakuan tsb menurut Hukum Islam, itu sudah sah
mnjadi alat bulti. 2. Kesimpulan Penulis adalah mengkopi pandangan para
Penulis yang ia jadikan referens, seperti dari penganut "Islam" Liberal:
Taufik Adnan Amal, Asghar Ali Engineer, Fazlur Rahman, Nasaruddin Umar,
bahkan dari yang liberal tanpa "Islam", Amina Wadud.”

 

Mungkin bisa dilengkapi dengan matan hadits karena yang saya tahu ada hadits
tentang wanita yang bersaksi dan meminta dirajam karena dia telah melakukan
zina.

Mereka adalah JIL , kita harus waspada terhadap apa yang mereka sampaikan
karena apa yang mereka sampaikan kadang kala ingin atau seringnya ingin
merusak islam dan mencampur adukkan islam dengan agama kaum kafir. Tetapi
jika ada kebenaran dari mereka tidak salahnya kita ambil.

Tapi kebanyakan mereka itu islam tapi anehnya mereka doyan dan hobi merusak
islam dengan lontaran2 pemikirannya yang mengiris hati para pencari ilmu
seperti saya ini

Sudah banyak hinaan mereka terhadap islam yang membuat marah, tapi mereka
tetap bangga dengan keanehan yang mereka lontarkan

Yang jelas akal dibawah wahyu karena sepintar apapun kita, akal kita ini
terbatas.

 

  _  

From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:wanita-musli...@yahoogroups.com] On Behalf Of Abdul Muiz عبد
المعز
Sent: Monday, August 09, 2010 3:44 PM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Teologi Islam ttg perempuan Re: Bls: [wanita-muslimah] Kritik Siti
Musdah Mulia

 

  

Biar tidak terlalu panjang, saya ringkaskan dengan model tanya jawab :

Abdul Mu'iz : nilai bagian warisan laki-laki lebih banyak daripada kaum
perempuan (QS 4:11,12,176) dan hadits Nabi, "Barangsiapa yang tidak
menerapkan hukum waris yang telah diatur Allah SWT, maka ia tidak akan
mendapat warisan surga"(muttafak alaih) seringkali pertanyaan yang
dimunculkan adalah fenomena sosial kultur barat apakah harus diubah
mengikuti kultur arab agar sejalan dengan bunyi text al qur'an ? atau text
qur'an direinterpretasi tanpa mengubah kultur barat 

abah HMNA : Sudah dijawab oleh Seri 054

Abdul Mu'iz : Setujukah abah HMNA bahwa perbedaan warisan laki-laki dan
perempuan karena berdasarkan gender ?? bukan berdasarkan kodrat ?? Kalau
gender adalah construct social, bukankah al qur'an turun ke bumi tidak hampa
budaya (kultur) ?? Di arab, tentu saja karena perempuan diposisikan sebagai
ibu rumah tangga sementara kaum pria mengambil posisi di luar rumah, pencari
nafkah, maka terbentuklah contruct social yang wajar saja apabila di arab
masa itu (era turunnya wahyu) diakomodir oleh Qur'an dengan pembagian yang
lebih banyak kepada kaum pria.






[Non-text portions of this message have been removed]



Teologi Islam ttg perempuan Re: Bls: [wanita-muslimah] Kritik Siti Musdah Mulia

2010-08-09 Terurut Topik Abdul Muiz عبد المعز
Biar tidak terlalu panjang, saya ringkaskan dengan model tanya jawab :


Abdul Mu'iz : nilai bagian warisan laki-laki lebih banyak daripada kaum 
perempuan (QS 4:11,12,176) dan hadits Nabi, "Barangsiapa yang tidak menerapkan 
hukum waris yang telah diatur Allah SWT, maka ia tidak akan mendapat warisan 
surga"(muttafak alaih) seringkali pertanyaan yang dimunculkan adalah fenomena 
sosial kultur barat apakah harus diubah mengikuti kultur arab agar sejalan 
dengan bunyi text al qur'an ? atau text qur'an direinterpretasi tanpa mengubah 
kultur barat 

abah HMNA : Sudah dijawab oleh Seri 054

Abdul Mu'iz : Setujukah abah HMNA bahwa perbedaan warisan laki-laki dan 
perempuan karena berdasarkan gender ?? bukan berdasarkan kodrat ?? Kalau gender 
adalah construct social, bukankah al qur'an turun ke bumi tidak hampa budaya 
(kultur) ?? Di arab, tentu saja karena perempuan diposisikan sebagai ibu rumah 
tangga sementara kaum pria mengambil posisi di luar rumah, pencari nafkah, maka 
terbentuklah contruct social yang wajar saja apabila di arab masa itu (era 
turunnya wahyu) diakomodir oleh Qur'an dengan pembagian yang lebih banyak 
kepada kaum pria.

abah HMNA : Pertanyaan ini === nilai kesaksian satu laki-laki disetarakan 
dengan dua perempuan (QS 2:282) benarkah fakta psikologis mendukung bahwa kaum 
pria lebih unggul dalam hal memberikan kesaksian dibanding kaum perempuan di 
ranah pengadilan ?? === hanya timbul bagi mereka yang menempatkan Wahyu di 
bawah akalnya, yang merasa lebih pintar dari Allah. Na'udzu biLlah min dzalik, 
na'uwdzu biLlahi mina sysyaythani rrajiym. Saya ulangi: Akal harus ditempatkan 
di bawah Wahyu. Ilmu, filsafat dan tasawuf harus ditempatkan di bawah Iman, 
singkatnya Wahyu di atas akal dan Iman di atas ilmu.

Abdul Mu'iz : Saya justru tidak mempersoalkan melihat apa di atas apa ? Cobalah 
berbaik sangka bahwa semua orang di hadapan Tuhan tidak akan sombong, hanya 
mencoba menakar atau mempraktekkan wahyu secara kritis, jadi jangan hanya 
karena berbeda melihat dengan pemahaman abah HMNA lantas dipressure dengan 
stempel "akalnya mendegradasi wahyu" atau "mengikuti hawa nafsu". Saya lebih 
melihat qur'an itu tidaklah hampa budaya mencoba mengakomadasi construct social 
di arab masa itu (bahkan sampai sekarang pun construct social yang seperti itu 
tidak berubah) yang menempatkan perempuan tidak diberi kesempatan yang sama 
untuk tampil di ranah publik, sehingga dua perempuan dipandang setara dengan 
satu laki-laki adalah hal yang bisa diterima kultur arab. Apakah kalau 
construct social berubah yakni perempuan juga diberi kesempatan yang sama 
dengan kaum pria di ranah public tidak boleh juga mereinterpretasi al qur'an ?? 
Bukankah terbukti banyak mahasiswi yang berpretasi tinggi (IP tertinggi) 
mengalahkan mahasiswa ?, ketua osis, senat mahasiswa, direktris perusahaan 
besar maupun kecil dsb tidak jarang diisi kaum perempuan dan sukses  ?? dan 
karyawannya yang berjenis kelamin laki-laki tidak mempersoalkan dipimpin 
perempuan ?? Bagaimana Abah melihat fenomena ini ?? 

Abah HMNA : Perbedaan pendapat kalangan ulama bukan dalam hal jumlah melainkan 
dalam hal apa saja perempuan bisa bersaksi. === Selain ini boleh saja 
menyetarakan satu pria dan satu perempuan. === Ini pendapat imam siapa?

Abdul Mu'iz : lho abah tidak membaca link saya (=== 
http://www.badilag.net/data/ARTIKEL/Nilai%20Pembuktian%20Saksi%20Perempuan%20dalam%20Hukum%20Islam.pdf
 ===)secara tuntas ?? yang penulis di link tsb adalah calon hakim pengadilan 
agama Yogyakarta (Muhammad Isna Wahyudi), dia yang menyimpulkan dari imam 
madzhab tsb bahwa di luar area kasus bersaksi, seperti menentukan masa haid, 
keperawanan, kelahiran, penyusuan wanita jelas lebih tahu dan faham daripada 
laki-laki.

Abah HMNA : 1. Saya kutip dari Situs di atas ts.: "Adapun dalam masalah had 
zina ulama bersepakat bahwa masalah tersebut hanya dapat ditetapkan minimal 
dengan kesaksian empat orang laki-laki yang merdeka, adil, dan beragama Islam." 
Itu tidak lengkap, seharusnya ditambah dengan: KESAKSIAN/PENGAKUAN dari yang 
berzina. Seperti dalam kasus pengakuan Cut Tari bahwa memang ia telah berzina 
dengan Ariel, maka pengakuan tsb menurut Hukum Islam, itu sudah sah mnjadi alat 
bulti. 2. Kesimpulan Penulis adalah mengkopi pandangan para Penulis yang ia 
jadikan referens, seperti dari penganut "Islam" Liberal: Taufik Adnan Amal, 
Asghar Ali Engineer, Fazlur Rahman, Nasaruddin Umar, bahkan dari yang liberal 
tanpa "Islam", Amina Wadud.

Abdul Mu'iz : untu soal pertama, ketidaklengkapan kesaksian kasus zina di 
samping 4 orang laki-laki yang merdeka, adil dan beragama islam bisa diterima 
kalau Abah HMNA melengkapi dengan kesaksian si pezina perempuan. Namun untuk 
soal yang kedua, tentang kesimpulan penulis yang mencopy paste padangan 
liberal, rasanya kok sulit banget ya mencermati atau menangkis pemahaman 
berbeda dengan kepala dingin dan jujur, mengapa harus melihat siapa yang 
dijadikan rujukan, mengapa tidak kita bahas saja substansi yang di

Re: Teologi Islam ttg perempuan Re: Bls: [wanita-muslimah] Kritik Siti Musdah Mulia

2010-08-08 Terurut Topik H. M. Nur Abdurahman
rtentangan antara yang 
textual dengan yang kontextual.

Menurut nilai utama dalam hal kepemimpinan, laki-laki yang memimpin perempuan, 
maka dalam sebuah rumah tangga, laki-lakilah penanggung jawab secara 
keseluruhan. Termasuklah di sini antara lain tanggung jawab memberi nafkah anak 
isteri. Dan menurut ketentuan hukum Islam, pihak isteri mempunyai hak penuh 
atas hak miliknya yang dibawa bersuami. Artinya sang isteri mempunyai kebebasan 
penuh dalam mengelola harta miliknya itu tanpa persetujuan suami. Berbeda 
misalnya dengan hukum barat, sang isteri tidak bebas untuk mengelola sendiri 
hak milik yang dibawanya dalam perkawinan. Di barat sang isteri harus minta 
persetujuan suaminya. 

Kesimpulannya, laki-laki sebagai penanggung jawab rumah tangga, isteri yang 
mempunyai hak penuh atas pengelolaan hak milik yang dibawanya, dengan 
perbandingan dua untuk laki-laki satu untuk perempuan, maka tercapailah 
keadilan, menempatkan hal itu pada tempatnya. Yaitu Laki-laki dapat dua bagian 
yang dibawa beristeri untuk dipakai membiayai anak isteri, sedangkan yang 
perempuan dapat satu bagian yang dibawa bersuami, tidak dibebani apa-apa, 
selain dirinya sendiri.  

Lalu bagaimana dengan permasalahan yang pernah dikemukakan Munawir Syadzali di 
Jawa Tengah itu? Jawabannya itu adalah distorsi. Masyarakat yang menyimpang itu 
harus diluruskan dengan Social Engineering, yang mekanismenya utamanya dalam 
bidang hukum, peraturan perundang-undangan. Sekadar tambahan informasi, Social 
Engineering, adalah suatu upaya mengubah kondisi masyarakat agar sesuai dengan 
tatanan yang diinginkan. Dan ini jangan dikacaukan dengan Societal Engineering, 
yaitu engineering yang dibutuhkan oleh suatu masyarakat. Jadi Social 
Engineering termasuk dalam ruang lingkup Ilmu-Ilmu sosial, sedangkan Societal 
Engineering termasuk dalam ilmu-ilmu keteknikan (engineering). WaLlahu a'lamu 
bishshswab.

*** Makassar, 8 November 1992
[H.Muh.Nur Abdurrahman]
http://waii-hmna.blogspot.com/1992/08/054-textual-kontextual-konsepsional.html



- Original Message - 
From: "Abdul Muiz عبد اÙ"Ù.عز" 
To: 
Sent: Monday, August 09, 2010 10:05
Subject: Teologi Islam ttg perempuan Re: Bls: [wanita-muslimah] Kritik Siti 
Musdah Mulia

Abah HMNA,

kalau membaca penafsiran abah HMNA seri 329 mengenai tentang penciptaan manusia 
dan laki-laki (QS 4:1) dan laki-laki adalah pemimpin bagi perempuan (QS 4:34) 
tidak jauh berbeda dengan kubu islam liberal atau paling tidak ada semacam 
irisan yang membesar antara pandangan Abah HMNA dengan kubu Islam liberal.

Yang seringkali dimunculkan wacana publik baik oleh kaum islam liberal maupun 
feminis sebagai sasaran kritik adalah ayat-ayat qs atau hadits berikut :
##
HMNA:
"Islam" liberal pakai postulat produk akal manusia sebagai landasan untuk 
mengrikiti Wahyu. "Islam" liberal menempatkan akal mengatasi Wahyu. "Islam" 
liberal merasa lebih pintar dari Allah. Na'udzu biLlah min dzalik, na'uwdzu 
biLlahi mina sysyaythani rrajiym.
Pada pokoknya, 
Akal harus ditempatkan di bawah Wahyu. Ilmu, filsafat dan tasawuf harus 
ditempatkan di bawah Iman, singkatnya Wahyu di atas akal dan Iman di atas ilmu.
###.


1) nilai bagian warisan laki-laki lebih banyak daripada kaum perempuan (QS 
4:11,12,176) dan hadits Nabi, "Barangsiapa yang tidak menerapkan hukum waris 
yang telah diatur Allah SWT, maka ia tidak akan mendapat warisan 
surga",(muttafak alaih) seringkali pertanyaan yang dimunculkan adalah fenomena 
sosial kultur barat apakah harus diubah mengikuti kultur arab agar sejalan 
dengan bunyi text al qur'an ? atau text qur'an direinterpretasi tanpa mengubah 
kultur barat ?##
HMNA:
Sudah dijawab oleh Seri 054 di atas.
###.


2) nilai kesaksian satu laki-laki disetarakan dengan dua perempuan (QS 2:282) 
benarkah fakta psikologis mendukung bahwa kaum pria lebih unggul dalam hal 
memberikan kesaksian dibanding kaum perempuan di ranah pengadilan ?? 
###
HMNA:
Pertanyaan ini hanya timbul bagi mereka yang menempatkan Wahyu di bawah 
akalnya, yang merasa lebih pintar dari Allah. Na'udzu biLlah min dzalik, 
na'uwdzu biLlahi mina sysyaythani rrajiym.
Saya ulangi:
Akal harus ditempatkan di bawah Wahyu. Ilmu, filsafat dan tasawuf harus 
ditempatkan di bawah Iman, singkatnya Wahyu di atas akal dan Iman di atas ilmu.



Dari segi kajian fiqh di kalangan ulama' madzhab juga belum ada kesepakatan 
nilai kesaksian satu laki-laki disetarakan dengan dua perempuan dalam hal kasus 
apa : Imam Hanafi misa

Teologi Islam ttg perempuan Re: Bls: [wanita-muslimah] Kritik Siti Musdah Mulia

2010-08-08 Terurut Topik Abdul Muiz عبد المعز
Abah HMNA,

kalau membaca penafsiran abah HMNA seri 329 mengenai tentang penciptaan manusia 
dan laki-laki (QS 4:1) dan laki-laki adalah pemimpin bagi perempuan (QS 4:34) 
tidak jauh berbeda dengan kubu islam liberal atau paling tidak ada semacam 
irisan yang membesar antara pandangan Abah HMNA dengan kubu Islam liberal.

Yang seringkali dimunculkan wacana publik baik oleh kaum islam liberal maupun 
feminis sebagai sasaran kritik adalah ayat-ayat qs atau hadits berikut :

1) nilai bagian warisan laki-laki lebih banyak daripada kaum perempuan (QS 
4:11,12,176) dan hadits Nabi, "Barangsiapa yang tidak menerapkan hukum waris 
yang telah diatur Allah SWT, maka ia tidak akan mendapat warisan 
surga",(muttafak alaih) seringkali pertanyaan yang dimunculkan adalah fenomena 
sosial kultur barat apakah harus diubah mengikuti kultur arab agar sejalan 
dengan bunyi text al qur'an ? atau text qur'an direinterpretasi tanpa mengubah 
kultur barat ?

2) nilai kesaksian satu laki-laki disetarakan dengan dua perempuan (QS 2:282) 
benarkah fakta psikologis mendukung bahwa kaum pria lebih unggul dalam hal 
memberikan kesaksian dibanding kaum perempuan di ranah pengadilan ?? Dari segi 
kajian fiqh di kalangan ulama' madzhab juga belum ada kesepakatan nilai 
kesaksian satu laki-laki disetarakan dengan dua perempuan dalam hal kasus apa : 
Imam Hanafi misalnya hanya setuju untuk kasu nikah, talaq, hiwalah, wakaf, 
wasiat, hibah, ikrar, ibra', kelahiran, nasab. Selain ini boleh saja 
menyetarakan satu pria dan satu perempuan. Imam Malaiki, Syafi'i, dan hanbali 
beda lagi pendapatnya, kesetaraan satu pria dengan dua wanita adalah untuk jual 
beli, sewa, hibah, gadai, dan kafalah lihat 
http://www.badilag.net/data/ARTIKEL/Nilai%20Pembuktian%20Saksi%20Perempuan%20dalam%20Hukum%20Islam.pdf

3) Hadits Nabi sbb : Wanita cerdik di antara mereka bertanya, "Wahai 
Rasulullah, mengapakah kebanyakan dari kami menjadi mayoritas penghuni neraka?" 
Beliau menjawab, "(Karena) kalian sering melaknat dan mengingkari (kebaikan) 
suami, dan tidaklah aku pernah melihat (seorang) di antara kalian para wanita 
yang kurang akal serta agamanya, lebih berakal dari (seorang laki-laki) yang 
berakal". Wanita itu bertanya lagi, "Apa maksud dari kurangnya akal dan agama?" 
Beliau pun menjawab, "Adapun kelemahan akal. karena persaksian dua orang wanita 
sebanding dengan persaksian seorang laki-laki. Inilah (tanda) kurangnya akal, 
serta kalian berdiam selama beberapa hari tidak melaksanakan shalat, serta 
berbuka di (siang hari) Ramadhan. Inilah (indikasi) kurangnya agama. (HR Muslim)

Bagaimana menurut Abah HMNA ??

Wassalam
Abdul Mu'iz

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurahman" 
 wrote:
>
> BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM
> 
> WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
> [Kolom Tetap Harian Fajar]
> 329. Bukan Theologis Melainkan Sosio-Historis-Kultural
> 
> Partai-partai politik dalam era reformasi ini pada bermunculan, di antaranya 
> Partai Perempuan yang diprakarsai oleh novelis La Rose dan Titi Said. Hemat 
> saya, boleh jadi munculnya Partai Perempuan ini yang antara lain menimbulkan 
> inspirasi dari Kohati Korkom UMI. Yaitu pada hari Kamis 2 Juli 1998 Kohati 
> Korkom UMI menyelenggarakan Dialog Kemuslimahan bertempat di Kampus UMI. Saya 
> mendapat amanah memberikan sekapur sirih. Amanah ini saya terima dalam rangka 
> memperingati Mawlud Nabi Muhammad SAW. Saya padatkan sajian sekapur sirih itu 
> seperti berikut.
> 
> Secara sosio-historis-kultural dalam dunia Islam ada dua pandangan yang 
> saling bertolak belakang di mata kaum laki-laki mengenai aktivitas perempuan 
> "di luar rumah" terutama bagi yang sudah bersuami. Ada yang membolehkan ada 
> yang menolak. Bahkan tidak kurang jumlahnya dari pihak perempuanpun pasrah 
> menerima statusnya dan mencoba berupaya mencintai dan menyenangi kedudukannya 
> sebagai makhluk manusia nomor dua dengan alasan theologis menurut anggapan 
> mereka.
> 
> Sebenarnya pandangan bahwa kaum perempuan adalah sub-ordinat dari kaum 
> laki-laki bertolak dari kisah bahwa Sitti Hawa itu diciptakan Allah dari 
> tulang rusuk Adam yang dicabut tatkala Adam sedang tidur.(*) Bahkan Sitti 
> Hawa dari tulang rusuk Adam ini dijadikan sebagai justifikasi theologis ilmu 
> kejantanan (kaburu'neang) dalam kalangan suku Bugis Makassar, agar kemana 
> saja pergi harus menyisipkan badik di pinggang. Karena belum sempurna sifat 
> jantan dalam dirinya apabila tulang rusuk yang hilang itu tidak disubstitusi 
> dengan badik.
> 
> Sikap pasrah sebagian perempuan sebagai sub-ordinat ini timbul, oleh karena 
> secara theologis mereka merasa bersalah kepada laki-laki. Sitti Hawalah yang 
> mempengaruhi membujuk bahkan merengek Adam supaya makan buah larangan. (Iblis 
> menamakan buah larangan ini dengan buah khuldi, artinya buah kekekalan, 
> khuldi dari akar Kha, Lam, Dal artinya kekal).
> 
> Sebenarnya kisah di atas itu bersumber dari Israiliyat, yaitu produk budaya 
> bangsa Israil, yang tidak berasal dari wahyu yang diturunkan A