On Fri, Dec 30, 2005 at 12:38:02PM +0900, Pakcik wrote: > > > > Dalam dunia modern,seringkali bukan setuju atau tidak setujunya yang > > penting,melainkan "reasoning" dibelakangnya. > > > > saya agak2 setuju tapi pada akhirnya gak setuju. :) > > Kalau reasoning nya bagus, dan tingkat pendidikan warganya bagus sehingga > bisa terima reasoning itu, otomatis di dukung. Siapa yang bisa bikin > reasoning yang bagus? expert, pakar, ahli. Unfortunately, di dunia demokrasi > gak ada pakar. semua setara. >
Dan jangan lupa, reasoning bisa dipelintir sedemikian rupa. Itu pake ilmu yang namanya retorika :-) Kalau saya pedagang komputer, kemudian ada isu impor komputer bekas, maka dengan pertimbangan bahwa dagangan saya nggak laku, maka saya bisa berargumentasi habis-habisan dengan reasoning lingkungan, sampah teknologi dan lain-lain. Kalau saya importir yang dapat kontrak import komputer bekas, dan sudah ada pasar, maka dengan pertimbangan bahwa saya akan untung besar, maka saya bisa berargumentasi komputer bekas untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, memperkecil barrier entry dan lain-lain. Jadi, silakan disimpulkan sendiri tentang reasoning (istilah kerennya: ngelesologi atau ilmu ngeles) -- fade2blac