Pisaunya tajam Pak Janoko.

Nabi Muhammad saaw bahkan akhir dunia pun sudah tahu. Dan karena itu beliau
lebih sering menangis.
Basariyah memang biasa, berjalan di pasar, dst, namun insaniahnya di atas
manusia lainnya. "Sesungguhnya engkau di atas akhlaq yang agung", demikian
pujianNya kepada khoirul anam tsb.

La ilmu pengetahuan - yang karena aplicable saat ini - dibandingkan dengan
hikmah dan pengetahuan dari keimanan yang tinggi? Kemanakah hidup ini
sesudah mati? Tak ada setitik pun ilmu pengetahuan yang mampu menjawabnya.
Lalu, ya hilang begitu saja jawabannya? Akal sehat siapapun akan mengatakan:
itu suatu absurditas eksistensi.

Untuk berusaha beriman dengan benar, ya asumsi-asusmi yang benar di atas
mana keimanan itu ditegakkan pun harus benar pula. Dari mulai menanam kurma
hingga ujung dunia, beliau mengetahuinya. Untuk keimanan seperti
itu, seseorang tidak perlu menjadi liar, gampang menuding orang,
"fundamentalis", tak bersahabat, merasa jadi jawara di seluruh dunia,
paranoid, atau teroris. Apalagi jika tidak ada upaya untuk beriman.
Heuheuheu.

salam,
manAR


On 2/3/07, jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>   Ada insan berkata :
>
> Anakku,
> Tentu saja kanjeng Nabi Muhammad memiliki banyak keterbatasan dan
> menafsir wahyu; belum lagi alat-alat bantu penafsiran yg terus
> berkembang dan berkembang sesuai perkembangan peradaban. Jaman dahulu
> kala, bahkan Kanjeng Nabi pun tidak berpikir adanya rekayasa atau
> manupulasi genetik, klonning atau bio teknologi. Barangkali juga tidak
> terpikirkan bahwa suatu hari nanti perjalanan ke ruang angkasa bisa
> dijalani oleh awam seperti orang2 pada tamasya ke pekalongan dari
> seluruh penjuru dunia :=))
>
> ==================
>
> Jano-ko
>
> Punten,
>
> ---
>
> Al Qur'an :
>
> Sesungguhnya terdapat dalam diri Rasulullah SAW suri teladan yang baik
> bagi kamu (yaitu) bagi siapa yang mengharap (rahmat) Allah dan (kebahagiaan)
> hari akhir dan banyak menyebut Allah (QS. 33:21).
>
> ---
>
> Pertanyaan sederhana saja, bagaimana anda tahu bahwa Nabi Muhammad SAW
> mempunyai keterbatasan dalam hal tersebut ?
>
> Menilai Nabi Muhammad SAW mempunyai keterbatasan dalam hal tersebut
> berarti "sipenilai" tersebut merasa mempunyai kemampuan melebihi Nabi
> Muhammad SAW.
>
> Nah sekarang jano-ko tunjukkan apa kata tokoh pintar tentang kanjeng Nabi
> Muhammad SAW.
>
> Thomas Carlyle, dalam On Heroes and Hero Worship mengatakan, "Dia datang
> seperti sepercik sinar dari langit, jatuh ke padang pasir yang tandus,
> kemudian meledakkan butir-butir debu menjadi mesiu yang membakar angkasa
> dari Delhi hingga Granada".
>
>
> Thomas Carlyle :
>
> These ideas were influential on the development of Socialism, but aspects
> of Carlyle's thinking in his later years also helped to form Fascism.
> Carlyle moved towards his later thinking during the 1840s, leading to a
> break with many old friends and allies such as Mill and, to a lesser extent,
> Emerson. His belief in the importance of heroic leadership found form in his
> book "Heroes and Hero Worship", in which he compared different types of
> heroes. As one of the very few philosophers who witnessed the industrial
> revolution but still kept a transcendental non-materialistic view of the
> world, Thomas Carlyle made an attempt to draw a picture of the development
> of human intellect by using historical people as coordinates and devoted
> Prophet Muhammad a special place in the book under the chapter title "Hero
> as a Prophet". In his work, Carlyle declares his admiration with a
> passionate championship of Prophet Muhammad as a Hegelian agent of reform,
> insisting on his sincerety and
> commenting 'how one man single-handedly, could weld warring tribes and
> wandering Bedouins into a most powerful and civilized nation in less than
> two decades.' Observing Carlyle having such an open mind to the "other" puts
> him in a category of his own for trying to build bridges between the peoples
> of the West and the East as an early historical western representative of
> that dialogue.
>
> ---
>
> Pertanyaannya adalah apakah "sipenilai" tersebut levelnya sama atau
> sejajar dengan Thomas Carlyle ?, malu dech aku......
>
> Dilarang nesu.
>
> Malam.
>
>
>
>
>
> st sabri <[EMAIL PROTECTED] <sirbats%40gmail.com>> wrote:
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com <wanita-muslimah%40yahoogroups.com>,
> "Chae"
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Abah,
> >
> > Terima kasih atas informasinya;)
> >
> > Saya mau konfirmasi satu point lagi, jika manusia mempunyai
> > keterbatasan termasuk Nabi Muhammad saw sebagai manusia adakah
> > penafsiran Beliau terhadap wahyu terbatasi oleh keterbatasanya sebagai
> > manusia??
>
> Anakku,
> Tentu saja kanjeng Nabi Muhammad memiliki banyak keterbatasan dan
> menafsir wahyu; belum lagi alat-alat bantu penafsiran yg terus
> berkembang dan berkembang sesuai perkembangan peradaban. Jaman dahulu
> kala, bahkan Kanjeng Nabi pun tidak berpikir adanya rekayasa atau
> manupulasi genetik, klonning atau bio teknologi. Barangkali juga tidak
> terpikirkan bahwa suatu hari nanti perjalanan ke ruang angkasa bisa
> dijalani oleh awam seperti orang2 pada tamasya ke pekalongan dari
> seluruh penjuru dunia :=))
>
> Dalam hidup di dunia dan manusia tidak akan mencapai kebenaran, tapi
> bisa menggapai percikan kebenaran, kemudian kebenaran absolut juga
> tidak kompatibel dengan manusia, lebih baik kebenaran tidak absolut yg
> bisa diuji ulang, dievaluasi dan diperbaiki. sehingga proses kehidupan
> berjalan dan selalu berjalan.
>
> salam
>
> Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
> 
>


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke