biarlah syurga menjadi hak prerogatif Sang Maha Pemilik, mbak Rabi'atul 
adawiyah kan sudah membakar syurga dan memadamkan api neraka :) wkkkkkkkkk

Kalau ingin berbuat baik, berbuat saja kan hidup ini tidak harus seperti 
pedagang selalu menanyakan "apa yang saya dapat setelah berbuat". Orang arab 
itu mentalnya pedagang makanya dimotivasi syurga dan neraka.

Wassalam
Abdul Mu'iz

--- Pada Sel, 20/7/10, donnie damana <donnie.dam...@gmail.com> menulis:

> Dari: donnie damana <donnie.dam...@gmail.com>
> Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Allah Tidak Tidur
> Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Tanggal: Selasa, 20 Juli, 2010, 8:33 PM
> Boleh :D
> 
> 
> On Jul 20, 2010, at 3:23 PM, Waluya wrote:
> 
> > > "TEdJO stSabri" <x1...@...> wrote:
> > > Dalam skala pemikiran manusia, tidak pantaskah
> seorang Mahatma 
> > > Gandhi menikmati Surga (?)
> > 
> > Saya mau berbagi cerita nih sedikit, boleh kan?
> Kajadiannya di akhir 1990'an, anak saya yang nomor dua, yang
> waktu itu umurnya 7 tahun (kelas 2 SD) kena demam berdarah,
> dan harus di opname. Dokter anak yang menangani anak saya,
> mengharuskan anak saya ditransfusi thrombosit. Nah ini
> celakanya, Rumah Sakit tidak menyediakan, harus cari sendiri
> ke PMI. Waktu di PMI, baru saya tahu, bahwa thrombosit itu
> harus diambil dari darah segar (baru diambil), bukan dari
> darah yang disimpan. Jadi harus menunggu donor darah yang
> datang atau membawa orang yang akan diambil darahnya.
> > 
> > Yang namanya mencari "darah segar", susahnya setengah
> mati sampai harus diumumkan di radio. Dan itupun saya harus
> menunggu lama sekali, berjam-jam dari jam 10 pagi, panik dan
> rasanya hampir frustasi. Tapi pertolongan akhirnya datang.
> Kira-kira jam 10 malam, ada yang datang karena mendengar
> pengumuman dari radio. Seorang laki-laki, umurnya sekitar 40
> tahun, datang dengan memakai celana pendek dan kaos
> olahraga, katanya pas habis pulang olah raga dia mendengar
> di radio mobilnya ada yang perlu darah segolongan dengan
> dia, jadi langsung ke PMI.
> > 
> > Betapa leganya hati saya tapi karena panik, saya
> sampai lupa menanyai siapa beliau ini yang dengan susah
> payah datang malam-malam, hanya untuk menolong orang lain
> yang tidak dia kenal sama sekali. Saya baru sadar bahwa saya
> itu orang tidak tahu terimakasih ketika beliau sudah pulang,
> dan darahnya sedang diproses. Akhirnya saya menanyai petugas
> PMI, siapa beliau itu.
> > 
> > "Oh Pak X, dia itu dari gereja X di Cimahi, donor
> darah langganan di sini", kata petugas PMI itu, acuh tak
> acuh seolah-olah cuma kejadian biasa.
> > 
> > Tapi tidak bagi saya, jawaban petugas PMI ini membikin
> mulut saya ternganga, terkejut. Tidak menyangka sama sekali
> yang menolong anak saya itu orang Nasrani. Mungkin bagi
> orang lain hal ini biasa saja, tapi bagi saya yang
> dibesarkan di suatu kampung di Jawa Barat yang serba
> homogen, yang hampir tidak mengenal perbedaan, kejadian ini
> mengubah sama sekali stereotip yang terbentuk terhadap yang
> "tidak sama".
> > 
> > Sampai sekarangpun saya masih bertanya-tanya, bolehkan
> saya berdoa kepada orang yang tidak saya kenal itu, supaya
> dia selamat dunia dan akhirat, sebagai tanda terimakasih
> saya?
> > 
> > Salam,
> > WALUYA
> > 
> > 
> 
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
> 
> 
> 
> ------------------------------------
> 
> =======================
> Milis Wanita Muslimah
> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga,
> maupun masyarakat.
> Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
> Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com
> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com
> Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com
> 
> Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links
> 
> 
>     wanita-muslimah-fullfeatu...@yahoogroups.com
> 
> 
> 


Kirim email ke