Kalau di P. Jawa, sudah tidak bisa ditanyakan lagi Mas Waluya. Lha, luas hutan 
sudah amat terbatas, sedangkan daerah resapan air sudah dirusak oleh manusia 
rakus...

Banyak doa ya..... agar masih selamat P. Jawa.

Wassalam,

chodjim



  ----- Original Message ----- 
  From: Waluya 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, July 23, 2010 9:59 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Allah itu Personal?


    
  > al...@... wrote:
  > Penjelasan yg informatif pak waluya, untuk saya. Di sepanjang 
  > pantai malingping-bayah, saya temukan tak terhitung mata air kecil2 
  > air segar tawar. Asalnya dari darat yah? Saya menduga hutan di 
  > atasnya utara masih cukup bagus, mungkin dari TN Halimun. Tapi di 
  > pantai cidaun-jayanti saya nggak temukan mata2 air ini. Apa mungkin 
  > hutan aslinya tinggal dikiiit, hutan bojong larang.

  Betul mbak Mia, di utara Bayah vegatasinya relatif masih bagus (walaupun 
nampaknya akan rusak juga, karena disitu banyak yang berharga yang tertanam di 
dalam tanah, contohnya batubara, batu gamping ..dsb). Mata air kecil biasanya 
daerah tangkapan airnya (recharge area) disitu-situ juga. Kalau Cidaun, 
kebetulan saya belum kesana (rada malu deh, daerah yang dekat Bandung malah 
belum, yang jauh-jauh malah pernah).

  Ada yang meramalkan air tawar itu, untuk masa kedepan, akan jadi masalah 
besar bagi manusia di Dunia. Kalau di Pulau Jawa sekarang juga sudah masalah, 
dengan penduduk begitu banyak, alih fungsi lahan begitu intens, dareah recharge 
area dirusak (seperti di kawasan Bandung utara), yah tinggal tunggu sajah 
tanggal mainnya.

  Salam,
  WALUYA



  

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke