Saya heran dengan tulisan Muskitawati yang ngakunya sebagai seorang Doktor. 
Tulisan seorang Doctor tentunya dilandasi oleh analisa yang berdasarkan 
keilmuannya. Saya maklum jika Muskitawati bukan seorang doctor dalam bidang 
teknik sehingga Mus tidak mampu menganalisa secara keteknikan kenapa masjid 
tidak roboh. Tetapi sebagai seorang doctor seharusnya Mus tidak gegabah membuat 
analisa yang bukan bidang keilmuannya.
 
Sebuah pondasi bangunan apapun nama bangunannya dibuat untuk mendukung beban 
vertical bangunan diatasnya. Volume dan konstruksi pondasi dibuat berdasarkan 
beban yang diterima dengan memperhitungkan mekanika / daya dukung tanah dimana 
bangunan tsb berdiri. Jika sifat mekanika tanah tsb berubah dari kondisi 
awalnya maka sekokoh apapun pondasinya maka pondasi tsb tidak mampu mendukung 
beban diatasnya.
 
Dalam kasus masjid yang tidak roboh di Situ Gintung tidak ada hubungannya 
dengan tulisan provokatif Mus yang menyebutkan sebagai hasil manipulasi 
bangunan tanggul dialihkan menjadi pondasi masjid. Masjid tsb tidak roboh 
karena struktur tanah di bawah masjid tidak berubah atau dengan kata lain tidak 
tergerus oleh aliran air bah dari jebolnya tanggul Situ Gintung. Kalau toh ada 
struktur tanah yang tergerus oleh aliran air maka volumenya sangat kecil 
dibandingkan jumlah luas permukaan tanah yang tertutup oleh dasar banguinan 
masjid tsb. Itupun hanya terjadi pada sisi masjid yang menghadap arah aliran 
air sedang bagian samping masjid struktur tanahnya relatif tidak berubah karena 
kecepatan aliran air menurun dan hanya terjadi putaran air dengan kecepatan 
rendah. Selain itu dengan luasnya dinding masjid yang menghadap aliran air 
menjadikan bagian ini menjadi hambatan bagi material2 yang hanyut sehingga 
material2 tsb memumpuk pada bagian dinding ini. Dengan
 menumpuknya material2 tsb akan menurunkan kecepatan aliran air.
 
Aliran air bah memberikan gaya horizontal terhadap bagunan masjid, maka gaya2 
ini hanya bekerja pada dinding masjid bukan terjadi pada pondasi masjid. 
Berbeda halnya jika terjadi gempa bumi maka gaya vertikal akibat gempa bumi tsb 
akan bekerja pada pondasi masjid. Dalam hal masih utuhnya bangunan masjid 
akibat jebolnya tanggul Situ Gintung bukan karena kokohnya pondasi masjid 
melainkan kuatnya dinding masjid menerima gaya horizontal aliran air selain 
luasnya bangunan masjid dan tidak tergerusnya struktur tanah sekitar 
masjid menjadikan masjid menjadi bangunan yang stabil.
 
Dengan demikian tulisan Muskitawati selain ngawur tanpa dasar keilmuan juga 
bersifat provokatif. Sangat disayangkan bahwa tulisan tsb berasal dari 
seseorang yang mengaku  seorang doctor dimana hasil pemikiran seorang doctor 
seharusnya bisa dijadikan rujukan.

--- On Sun, 3/29/09, Hafsah Salim <muskitaw...@yahoo.com> wrote:


From: Hafsah Salim <muskitaw...@yahoo.com>
Subject: [zamanku] Re: Tanggul Situ Gintung Jebol Gara2 Bangun Mesjid !!!
To: zamanku@yahoogroups.com
Date: Sunday, March 29, 2009, 9:40 PM






> "tawangalun" <tawangalun@ ...> wrote:
> Memang kok setiap ada musibah biasanya
> sekitarnya ambrol tapi masjidnya tetep
> kokoh.Di tsunami Aceh itu dulu juga gitu.
> Opo anda belum ke Masjid Banda Aceh ,itu
> kan deket laut tapi rapopo,kalau Allah
> melindungi maka gelombang yang mau
> menghantampun tersibak.Tapi ada juga
> beberapa masjid yang gak pernah utk
> jamaah solat 5 waktu kena juga.
> 

Mana yang lebih penting? Melindungi umatnya atau melindungi mesjidnya atau 
melindungi dua2nya ???

Kalo memang sudah bisa dipastikan semua mesjid dilindungi Allah, seharusnya 
membangun mesjid tak usah pakai semen karena semen itulah yang membuat biaya 
jadi mahal. Tanpa semenpun mesjidnya enggak bakalan roboh karena ada kekuatan 
Allah yang melindunginya.

Bisa gampang dibuktikan, bahwa Mesjid itu dibangun dengan semen sedangkan 
tanggul Situ Gintung itu karena sudah tua maka semennya sudah hilang sedangkan 
pasir dan batu2nya digunakan untuk memperkuat fondasi mesjidnya.

Memang, batu dan pasir itu bukan cuma untuk digunakan membangun mesjid saja.. 
Agar tidak kelihatan batu dan pasirnya sudah berkurang, maka bendungan itu 
diratakan se-olah2 sengaja dibuat tempat jogging untuk rekreasi.

Makanya, anda boleh saksikan sendiri, fondasi mesjid itu dibandingkan dengan 
fondasi tanggulnya, baru jelas ketahuan, bahwa fondasi mesjid itu terbuat dari 
batu2 beton sebaliknya fondasi tanggul itu udah berubah menjadi cuma karung2 
pasir. Wajar dong kalo Mesjidnya tetap utuh tapi tanggulnya yang jebol, 
seharusnya Mesjid itulah yang dijadikan tanggulnya, dan karung pasir itu dibuat 
untuk mesjid.

Ny. Muslim binti Muskitawati.

> Shalom,
> Tawangalun.
> 
> - In islamkristen@ yahoogroups. com, "Hafsah Salim" <muskitawati@ > wrote:
> >
> > Tanggul Situ Gintung Jebol Gara2 Bangun Mesjid !!!
> > 
> > Soal korupsi di Indonesia sudah mendarah daging karena dihalalkan dalam 
> > Islam. Namun para ulama selalu mengartikan korupsi itu sebagai mencuri 
> > sehingga tidak pernah tindakan korupsi bisa ditindak, bukan cuma tidak bisa 
> > ditindak bahkan juga tidak bisa tindakan salah ini ditafsirkan sebaggai 
> > tindakan korupsi.
> > 
> > Demikianlah, sewaktu tanggul Situ Gintung dibangun kebetulan bersamaan 
> > dengan pembangunan sebuah mesjid didekatnya. Pemborong atau kontraktor 
> > pembangunan tanggul ini dipaksa memberi sumbangan untuk menambah dana 
> > pembangunan mesjid ini agar bisa memenangkan kontrak pembangunan tanggul 
> > ini. Akhirnya si kontraktor setuju, 50% dana besar untuk pembangunan 
> > tanggul ini akhirnya disumbangkan untuk membantu pembangunan mesjid.
> > 
> > Sang Kontraktor berpikir tidak ada salahnya kalo jumlah semen untuk 
> > membangun tanggul ini dikurangi 50-60%, toh enggak ada yang bisa 
> > memeriksa-nya !!!
> > 
> > Seharusnya adukan semen untuk tanggul ini sekelas dengan beton2 kelas satu 
> > agar tanggulnya jangan jebol. Tetapi biarpun adukan semen-nya dikurangi 
> > hingga 90% sekalipun masih kualitasnya sekelas tembok2 bangunan sekolah 
> > Inpres dijaman Suharto yang hanyut setiap ada banjir.
> > 
> > Demikianlah, kualitas beton untuk tanggul Situ Gintung ini menurun cuma 
> > 50-60%, tapi gantinya justru lebih berharga yaitu berdirinya mesjid megah 
> > yang jadi kebanggaan warga dan tentu terutama kebanggaan pejabat yang 
> > memungkinkan berdirinya mesjid ini. Apalagi tanggulnya juga berdiri dengan 
> > megah dan tidak ada yang bisa melihat bahwa kualitasnya cuma 40-50% saja.
> > 
> > Singkat cerita, akhirnya tanggul Situ Gintung ini jebol dan semua nya 
> > hancur luluh dihantam banjir. Tapi mesjid yang berdiri ini ternyata tetap 
> > bisa bertahan karena bangunan mesjid inilah yang kualitas betonnya adalah 
> > kualitas yang harusnya dibangun untuk tanggul Situ Gintung itu.
> > 
> > Artinya, kalo saja kualitas beton mesjid itu dipindahkan untuk kualitas 
> > tanggul, dan kualitas beton tanggul dipindahkan untuk beton mesjidnya, maka 
> > tanggul tidak jebol dan mesjidnya tidak runtuh.
> > 
> > Tapi dasarnya memang kaum muslimin selalu suka akan keajaiban Islam, 
> > sehingga runtuhnya tanggul dan kokohnya mesjid justru menjadi dakwah 
> > tentang keajaiban mesjid itu tersendiri yang menjadi berkah bagi umat dalam 
> > meningkatkan keimanan.
> > 
> > Ny. Muslim binti Muskitawati.
>

















      

Kirim email ke