Petraeus ingatkan risiko pembakaran Quran
Unjuk rasa anti AS

Unjuk rasa anti-AS marak karena rencana pembakaran Quran

Panglima tertinggi Amerika Serikat di Afghanistan Jenderal David Petraeus 
memperingatkan nyawa pasukan Amerika Serikat akan berada dalam bahaya jika 
rencana pembakaran Quran oleh sebuah gereja di AS tetap diteruskan.

Dia mengatakan tindakan itu akan menimbulkan masalah bukan hanya di Kabul tapi 
di semua tempat di dunia.

Pastor Terry Jones, dari Dove World Outreach Center, merencanakan menaruh kitab 
suci Islam itu di api unggun untuk memperingati serangan 11 September.

Unjuk rasa menentang aksi itu sudah berlangsung di Afghanistan dan Indonesia.

    Itu jelas merupakan tindakan akan digunakan Taliban dan bisa menimbulkan 
masalah besar

Jenderal David Petraeus

Hari Senin (06/09) sekitar 500 orang melakukan aksi unjuk rasa dan mereka 
antara lain memekik "matilah Amerika."
Masalah besar

Kedutaan Besar AS di Kabul sudah mengeluarkan pernyataan yang menguruk rencana 
oleh gereja di Gainesville, Florida, yang tidak berafiliasi dengan gereja lain.

"Hal itu akan membahayakan pasukan dan juga membahayakan semua usaha," kata 
Jenderal Petraeus dalam sebuah pernyataan di media AS.

"Itu jelas merupakan tindakan akan digunakan Taliban dan bisa menimbulkan 
masalah besar."

Jenderal Petraeus memimpin pasukan NATO yang berjumlah sekitar 150.000 untuk 
menghadapi perlawanan Taliban.

    Kita tidak lagi dikendalikan dan didominasi oleh ketakutan dan ancaman

Terry Jones

Sementara itu Letnan Jenderal William Caldwell, komandan misi pelatihan NATO di 
Afghanistan, mengatakan rencana pembakaran kitab suci sudah menimbulkan 
kontroversi dan keprihatinan.
PGI mengecam

Dalam pernyataan di harian Wall Street Journal, Terry Jones, mengatakan AS 
harus menyampaikan pesan yang jelas kepada elemen radikal Islam.

"Kita tidak lagi dikendalikan dan didominasi oleh ketakutan dan ancaman."

Gereja yang dipimpin Jones sebelumnya tak banyak dikenal dan hanya memiliki 
sekitar 50 jemaat.

Dalam situsnya mereke menybut Islam sebagai "keras dan menekan" yang memicu 
protes dari sejumlah kalangan.

Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), awal Agustus, sudah mengeluarkan 
pernyataan yang mengecam rencana gereja pimpinan Pastor Jones.

"Kami tentu saja menghargai kebebasan berekspresi di Amerika sebagai bagian 
dari hak asasi manusia. Tetapi di sisi lain kami melihat ini sebagai kebebasan 
yang kebablasan," kata Sekretaris Jenderal PGI Gomar Gultom kepada BBC 
Indonesia waktu itu.

http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2010/09/100907_quran.shtml

Kirim email ke