Kebijakan KIA selama ini di Indonesia perlu dianalisis terkait dengan fakta
di beberapa daerah yang masih mengalami stagnasi program. Dalam hal ini
saya menggunakan segitiga kebijakan dari Buse dkk yang lebih fokus untuk
menganalisis isi, aktor dan proses kebijakan. Menurut saya hal utama yang
masih menjadi kendala pada masa sekarang dan harus diperbaiki yaitu pada
kualitas SDM kesehatan, masih banyak SDM kesehatan (Bidan, Perawat, Dokter
serta Tenaga kesehatan lainnya) yang perlu dibekali pelatihan dalam
membantu proses persalinan khususnya di fasilitas kesehatan seperti
Puskesmas. Kemudian minimnya suatu tindakan monitoring dan evaluasi
terhadap program KIA yang dilaksanakan, padahal hal ini merupakan kunci
keberhasilan suatu program.

Salah satu factor dasar yang juga kurang diperhatikan oleh semua pihak
menurut saya yaitu faktor komunikasi dan koordinasi. Dalam menjalankan
kebijakan KIA perlu adanya komunikasi dan koordinasi antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah yang efektif (tidak ada anggapan pemerintah
pusat adalah raja dan pemerintah daerah hanya sebagai pengikut) semua
komponen tersebut harus saling mensupport, memberikan pendapat dan feedback
dalam mengatasi masalah KIA yang berlarut-larut melalui kegiatan pemantauan
yang dilakukan secara kontinyu oleh pemerintah pusat dan pelaporan hasil
serta kendala dari pemerintah daerah serta diharapkan juga kesadaran
masyarakat dalam mensukseskan program KIA melalui Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat. Selama ini saya lihat belum adanya komunikasi dan koordinasi secara
real di lapangan dalam mengatasi program ini, terlihat dari distribusi
pendanaan yang tidak tepat sasaran, distribusi tenaga kesehatan yang tidak
merata dan belum adanya inisiatif program yang muncul dari berbagai daerah
di Indonesia.

Kirim email ke