MDG nomor 4 yaitu penurunan angka kematian bayi (AKB) dan MDG nomor 5 yaitu
penurunan angka kematian ibu (AKI) layaknya seperti mimpi indah bagi
Indonesia yang tak kunjung terealisasi. Hal ini diperkuat dengan
meningkatnya angka kematian ibu berdasarkan SKDI 2012 sebanyak 359 per 100
ribu kelahiran hidup dan angka kematian bayi sebanyak 32 per 1000 kelahiran
hidup.

Dengan melihat realita masih tingginya AKI dan AKB maka pertanyaan yang
timbul adalah sudah seefektif apa kebijakan kesehatan yang terpilih dan
bagaimana mungkin kebijakan itu mengalami stagnasi sehingga tidak
memberikan efek positif yang signifikan terhadap kesehatan ibu dan bayi.

Dalam menganalisis sebuah kebijakan kita harus berpedoman pada segitiga
kebijakan kesehatan yakni isi, aktor dan bagaimana proses kebijakan itu.
Menurut saya kegagalan sebuah *policy *salah satunya *policy* kesehatan
disebabkan kegagalan implementasi dikarenakan salah mengimplementasi atau
bahkan sama sekali tidak diimplementasikan. Dan point penting yang kedua
adalah kegagalan pengawasan baik monitorang dan evaluasi (monev). Contohnya
program Jampersal yang diharapkan sebagai strategi dalam mengurangi AKB dan
AKI tidak memberikan dampak yang positif.

Usulan solusi yang diharapkan bisa menjadi masukan antara lain:

1.   #   Adanya reformasi kebijakan kesehatan.

2.    #  Pelaksanaan *buttom up policy* dan *buttom up implementation*.

3.   #   Diperlukan perbaikan intervensi dalam mengurangi AKI dan AKB
mencakup hulu dan hilir.

4.    #  Pengalokasian BOK secara merata sampai kepada daerah-daerah
pelosok.

5.    #  Distribusi tenaga kesehatan yang merata yang didukung dengan
fasilitas yang memadai.

 Evi Sinaga/FETP 2013

Kirim email ke