Hanya menambahkan dari Pali Buddhist dictionary oleh Ven. Nyanatiloka.

Tathagata:
The 'Perfect One', lit. the one who has 'thus gone', or 'thus come', an epithet of the Buddha used by him when speaking of himself.

To the often asked questions, whether the Tathagata still exists after death, or not, it is said (e.g. Samyutta Nikaya. XXII, 85,86) that, in the highest sense (paramattha, q.v.) the Tathagata cannot, even at lifetime, be discovered, how much less after death, and that neither the 5 groups of existence (khandha, q.v) are to be regarded as the Tathagata, nor can the Tathagata be found outside these corporeal and mental phenomena. The meaning intended here is that there exist only these ever-changing corporeal and mental phenomena, arising and vanishing from momeng to moment, but no separate entity, no personality.

When the commentaries in this connection explain Tathagata by 'living being' (satta), they mean to say that here the questioners are using the merely conventional _expression_, Tathagata, in the sense of a really existing entity.

with Metta
Sumedho Benny



"ching ik/ djoni" <[EMAIL PROTECTED]>
Sent by: Dharmajala@yahoogroups.com

05/10/2006 08:47 PM

Please respond to
Dharmajala@yahoogroups.com

To
Dharmajala@yahoogroups.com
cc
Subject
[Dharmajala] Re: Apakah Buddha Balik lagi?





Namanya saja Tathagata.


--- In Dharmajala@yahoogroups.com, harryson huang <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Rekan-rekan,
>
> Saya kira pertanyaan "apakah Buddha balik lagi" atau tidak, sungguh merupakan pertanyaan yang bersifat spekulatif, yang bahkan Buddha sendiri tidak menjawabnya. Karena itu saya tidak akan berusaha menjawabnya juga.
>
> Bagi saya sendiri itu bukanlah pertanyaan penting. Jika Buddha balik atau tidak balik lagi nggak ada efeknya buat saya. Malah karena pandangan "Buddha balik lagi" muncul / ada kepercayaan pada "buddha gadungan" seperti Lu Shen Yen atau Rinpoche2 tidak jelas.
>
> Jika Buddha datang lagi ke dunia dalam bentuk seorang pengemis, akankah saya mengenal-Nya? Buddha sendiri, ketika masih hidup, tidak punya "tanda" yang jelas: tidak ada lampu di kepala-Nya. Bagi orang non-Buddhis, beliau tampak seperti pertapa lain umumnya. Apa lagi kalo beliau datang dalam bentuk pengemis...!
>
> Yang penting dalam ajaran Buddha, terutama yang ditekankan dalam pandangan "Buddha balik lagi" yang dipelopori Mahayana, adalah transformasi batin para praktisi. Bisakah kita melihat Buddha dalam para pengemis? Bahwa mereka punya potensi kebuddhaan dan karena itu perlu dihargai, dikasihi juga?
>
> Saya kira itu pertanyaan yang lebih relevan.
>
> salam dhamma,
> Harryson
>
>
>
>



** Menyadari apa yang sesungguhnya sedang terjadi SAAT INI di dalam diri saya maupun di luar diri saya **

** Kami kembali tuk hidup dalam kekinian yang menakjubkan; tuk menanami taman hati kami benih-benih kebajikan; serta membuat fondasi pengertian dan cinta kasih yang kokoh **

** Kami mengikuti jalur perhatian penuh, latihan tuk melihat dan memahami secara mendalam agar mampu melihat hakikat segala sesuatu, sehingga terbebas dari belenggu kelahiran dan kematian **

** Kami belajar tuk: berbicara dengan penuh cinta kasih, menjadi penuh welas asih, menjadi perhatian terhadap pihak-pihak lain pagi ataupun sore hari,  membawa akar-akar suka cita ke banyak tempat, membantu sesama melepaskan kesedihan; dan tuk menanggapi dengan penuh rasa syukur kebajikan orang tua, para guru, serta sahabat-sahabat kami **




YAHOO! GROUPS LINKS






** Menyadari apa yang sesungguhnya sedang terjadi SAAT INI di dalam diri saya maupun di luar diri saya **

** Kami kembali tuk hidup dalam kekinian yang menakjubkan; tuk menanami taman hati kami benih-benih kebajikan; serta membuat fondasi pengertian dan cinta kasih yang kokoh **

** Kami mengikuti jalur perhatian penuh, latihan tuk melihat dan memahami secara mendalam agar mampu melihat hakikat segala sesuatu, sehingga terbebas dari belenggu kelahiran dan kematian **

** Kami belajar tuk: berbicara dengan penuh cinta kasih, menjadi penuh welas asih, menjadi perhatian terhadap pihak-pihak lain pagi ataupun sore hari,  membawa akar-akar suka cita ke banyak tempat, membantu sesama melepaskan kesedihan; dan tuk menanggapi dengan penuh rasa syukur kebajikan orang tua, para guru, serta sahabat-sahabat kami **




SPONSORED LINKS
Religion and spirituality Spirituality


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke