Dear Bro Wu,
 
Ini Bukan Sama Sekali Ttg Sugesti Atau Perasaan Atau Mengawang2 Atau Feeling Dll, Ini Adalah Suatu Konsep Berpikir.
 
Kan Saya Sudah Bilang Di Paling Awal Bahwa "Mengharapkan" Sesuatu Terjadi Hanya Berdasarkan "Keinginan" Pribadi Sendiri Adalah Lucu.
 
Begini, Anda Telah Katakan Sendiri Bahwa Yang Sy Uraikan Itu "Semata2" Cuma Hal2 Saat Beliau Masih Hidup!!
 
Baik & Memang Demikian! Namun, Waktu Masih "Hidup" Saja Beliau Sudah Mempunyai Ke "Omnipoten" an Nya Sedemikian Besar & Luas, Apalagi Kalau Beliau Sudah "MahaParinibana"; Pastinya Ke "Omnipotent" anNya Sudah Tidak Terhingga Sama Sekali, Bukankah Begitu Cara Berpikirnya; Keliatannya Anda Terjebak Di Bidang Ini.
 
Filosofinya Demikian, Kalau Pada "Keadaan" Beliau "Masih" Terbelenggu Oleh "Keberadaan" Tubuh FisikJasmaniNya Sendiri Saja  Beliau Sudah "Mampu" Menghadirkan "Diri"Nya Sedemikian "Excellent", Apalagi Kalau Sudah Berhasil Meraih Keadaan "MahaParinibana", Itu Akan "Far Excellent" , Tentunya.
 
Satu Hal Yang Wajib Dipegang Juga Adalah, Kita Tidak Boleh "Membatasi" "Jalannya" Alam Semesta Ini Utk "Mewujudkan" KehadiranNya, Apakah Itu Via Ke Mettaan Nya Atau Via Tubuh HalusNya Atau Via Tubuh KasarNya Atau Yang Lainnya.
 
Bukankah Ada Pesan Sebelum "MahaParinibanaNya" Bahwa Beliau Akan Selalu Bersama Setiap Orang Yang "Memiliki & Melaksanakan" DharmaNya ??
 
Terpujilah Para Buddha Dgn Segala "Keberadaan" Nya Yang Di Luar Batas Nalar Manusia, Namun "Ada" & Selalu "Hadir" Bagi Yang "Melihat' nya.

Benny Wu <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Dear sis Ika,

Saya terus terang jadi bingung, sebenarnya yg kita bahas itu apa yah :D

Kalo dari awal topik yg dibahas adalah buddha balik lagi. Maksudnya masih "merasakan" kasih sayang maupun belas kasihan Sang Buddha juga setiap saat hadir menyapa kita (seluruh manusia) itu adalah maksudnya buddha balik lagi ?

Kalau iyah, ya memang kita berbicara hal yang berbeda :)

Yang saya kira berbicara tentang Sang Buddha yang bisa bermanifestasi lagi ke alam manusia. Ternyata tentang "merasakan" metta Sang Buddha yah.

Yah personally "merasakan" metta Sang Buddha itu agak "Maya" yah. Bukankah itu seperti sugesti saja ?

Ke "Omnipotent"an Sang Buddha itu tidak diragukan lagi ketika beliau masih hidup. Ketika sudah Parinibbana beliau sudah tidak ada lagi. Yang tersisa adalah Dhamma-nya.
Atau definisi omnipotent yg kira bicarakan tidak sama ?

with Metta
Sumedho Benny
On 5/12/06, Ika Polim < [EMAIL PROTECTED]> wrote:
Dear Bro Wu,
 
Anda Tepat Sekali; Namun Bisakah Anda "Merasakan" KasihSayang Maupun BelasKasihan Sang Buddha Juga Setiap Saat Hadir Menyapa Kita (seluruh manusia) Menyadarkan Kita, menyeimbangkan Kita, Mencerahklan Kita, Membebaskan Kita Yang Walaupun Beliau Secara Fisikjasmani Telah Lenyap Dari Pandangan Mata Kasar Kebanyakan Kita, Namun Itu Tidak Sama Sekali menghambat Sedikitpun Energi BaikNya Yang Melingkupi Bahkan Merasuki Realita Kita Ini , Utk Tidak Hadir.
 
Di Dalam Kisah Angulimala (contohnya), Apakah Bro Wu Mengira Bahwa Beliau Hadir Dgn Tubuh FisikJasmaninya Belaka??
 
Kalau Demikian Sifat Ke "Omnipotent" an Nya Sangat Diragukan !
 
Semoga Semakin Memperjelas. Thx & Selamat Ber Upekkha Ria. 


Benny Wu < [EMAIL PROTECTED]> wrote:
Dear sdr Ika,

Semua yang disebutkan sdr Ika saya setuju tapi tentang kisah Anggulimala,
hal tersebut terjadi ketika Buddha Gotama masih hidup, bukan setelah
parinibbana. Setelah parinibbana, Buddha Gotama sudah tidak terlahirkan
lagi, tidak berkondisi, tidak ada dialam manapun juga. Kira2x demikian.

with Metta
Sumedho Benny

On 5/12/06, Ika Polim < [EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Dear Bro Wu,
>
> Anjuran Saya Utk Anda & Mungkin Juga Semua Saudaraku Tercinta, Utk "Tidak
> Pernah Mati Karena Kata2 (bahkan kata2/cerita/kisah/perumpamaan/dsb yg
> tercantum di kitab suci sekalipun), Tetapi Tetap Hiduplah Didalam

deleted.....


Yahoo! Messenger with Voice. Make PC-to-Phone Calls to the US (and 30+ countries) for 2¢/min or less.


** Menyadari apa yang sesungguhnya sedang terjadi SAAT INI di dalam diri saya maupun di luar diri saya **

** Kami kembali tuk hidup dalam kekinian yang menakjubkan; tuk menanami taman hati kami benih-benih kebajikan; serta membuat fondasi pengertian dan cinta kasih yang kokoh **

** Kami mengikuti jalur perhatian penuh, latihan tuk melihat dan memahami secara mendalam agar mampu melihat hakikat segala sesuatu, sehingga terbebas dari belenggu kelahiran dan kematian **

** Kami belajar tuk: berbicara dengan penuh cinta kasih, menjadi penuh welas asih, menjadi perhatian terhadap pihak-pihak lain pagi ataupun sore hari,  membawa akar-akar suka cita ke banyak tempat, membantu sesama melepaskan kesedihan; dan tuk menanggapi dengan penuh rasa syukur kebajikan orang tua, para guru, serta sahabat-sahabat kami **




SPONSORED LINKS
Religion and spirituality Spirituality


YAHOO! GROUPS LINKS






Blab-away for as little as 1¢/min. Make PC-to-Phone Calls using Yahoo! Messenger with Voice.

** Menyadari apa yang sesungguhnya sedang terjadi SAAT INI di dalam diri saya maupun di luar diri saya **

** Kami kembali tuk hidup dalam kekinian yang menakjubkan; tuk menanami taman hati kami benih-benih kebajikan; serta membuat fondasi pengertian dan cinta kasih yang kokoh **

** Kami mengikuti jalur perhatian penuh, latihan tuk melihat dan memahami secara mendalam agar mampu melihat hakikat segala sesuatu, sehingga terbebas dari belenggu kelahiran dan kematian **

** Kami belajar tuk: berbicara dengan penuh cinta kasih, menjadi penuh welas asih, menjadi perhatian terhadap pihak-pihak lain pagi ataupun sore hari,  membawa akar-akar suka cita ke banyak tempat, membantu sesama melepaskan kesedihan; dan tuk menanggapi dengan penuh rasa syukur kebajikan orang tua, para guru, serta sahabat-sahabat kami **




SPONSORED LINKS
Religion and spirituality Spirituality


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke