--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Haniwar Syarif 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
 >Tapi kalau mu pakai liberal model survival of the fitest palingyg 
untung  antek kapitalis dr luar negeri.. moga@ mas Sohib bukan dr 
golongan ini.
---------------------
lho apa salahnya jadi antek kapitalis luar negeri.  
cina itu maju juga karena antek kapitalis luar negeri.
kalau masih antek mao tze tung rakyatnya masih pakai naik sepeda dan 
baju seragam mao. 
bosan deh jadi antek sudono salim, sudwikatmono, bakrie  dkk.
malah tamabah melarat jadi antek bangsa sendiri. 

> jd kalo mneguntunghkan masyarakat luas khususnya kaum dhuafa dan 
kaum  marhaen boleh kan..

----------------------------
sudah banyak orang yg menjual nama orang miskin, marhaen, duafa, 
anak yatim, pemulung, pengasong dll.  jangan ditambah lagi. 
 nama mereka itu dipakai utk proteksi ini itu.  
nasib mereka tidak berubah.  
yg makai nama seperti yg tergabung di asosiasi peritel malah dapat 
proteksi. 


> mesti hati hati  mencermatinya  .. jangan jangan  ini suara antek 
penjajah  jaman modern yang memasukkan idea nya .. agar si penjajah 
baru boleh  menguasai Indonesia sesuka hatinya..
---------------
ini lagu lama yg dipakai sejak zaman sukarno.  
kok masih ada yg pakai lagu ini.
nekolim dll itu sudah jadi fosil, tidak usah dihidupkan lagi. 

 
> Dari jaman Belanda juga banyak kok melayu jadi antek bule..
> tapi sohib saya pasti nggak mau jadi antek
> 
> Salam
> 
> Haniwar
> ========================================================

lah antek bangsa sendiri itu lebih kejam dari antek bule.
kok diskusi pakai antek2, emangnya kagak ada argumen lain yg bisa 
menjelaskan apa untungnya membela konglomerat?
yah, memang susah cari argumen kalau mau membela suatu hal yg bohong.


sohib



> 

Kirim email ke