Rekan-rekan milist yang budiman,

Sekali lagi kita dibuat terperangah dan bertanya-tanya, ada apa dengan praktik 
demokrasi kita? Beberapa hari ini, di beberapa media beredar berita tentang 
black campaign terhadap Budiono di Medan. Selebaran itu mengatakan bahwa istri 
Budiono adalah seorang Katolik. Terlepas dari benar atau tidak, saya hanya 
bertanya: mengapa agama seseorang dibawa-bawa? MEMANGNYA KENAPA, KALAU ISTRI 
BUDIONO KATOLIK? ATAU BERAGAMA LAIN SELAIN ISLAM? ATAU LEBIH EKSTRIM, MEMANGNYA 
KENAPA KALAU ISTRI BUDIONO TIDAK BERAGAMA?

Kalau memang benar istri Budiono atau salah seorang anak bangsa yang muncul 
dalam kancah kepemimpinan nasional adalah seorang Katolik atau beragama lain 
selain Islam, memangnya kenapa? Apakah hanya orang Islam saja yang menjadi anak 
bangsa di republik ini? Apakah orang-orang yang beragama lain selain Islam 
tidak mampu menjadi pemimpin nasional atau menjadi pemimpin di bidang publik 
lainnya? 

Saya bukan pendukung siapapun dalam PILEG lalu dan PILPRES nanti. Ternyata, 
bangsa ini masih juga terjebak pada primordialisme dan sektarianisme. Sangat 
menyedihkan... 

Tabik,

Herry Metty




--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, "Agus Hamonangan" 
<agushamonan...@...> wrote:
>
> Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary
> 
> http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/06/25/13085740/Apa.Masalahnya.kalau.Istri.Boediono.Bukan.Islam
> 
> 
> JAKARTA, KOMPAS.com — Tim Kampanye Nasional JK-Wiranto tak mau ambil pusing 
> dengan laporan yang diajukan Tim Kampanye SBY-Boediono atas beredarnya 
> selebaran yang berisi bahwa istri Boediono, Herawati, bukan muslimah.
> 
> Juru Bicara Tim Kampanye JK-Wiranto, Yuddy Chrisnandi, mengatakan, pihaknya 
> tidak mengetahui adanya penyebaran informasi tersebut. Yuddy pun meluruskan, 
> saat berlangsung kampanye JK di Medan, kemarin, ada yang mengedarkan fotokopi 
> pemberitaan media Indonesia Monitor yang berisi wawancara dengan Habib Al 
> Habsy.
> 
> Isi wawancara di antaranya mengenai agama yang dianut Herawati Boediono. 
> "Bukan selebaran, tapi fotokopian. Dan kami sama sekali tidak tahu," kata 
> Yuddy, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (25/6).
> 
> Yuddy menilai, tim SBY-Boediono membesar-besarkan persoalan. Fotokopi dari 
> media tersebut, menurut dia, tak ubahnya seperti media yang dijual di 
> berbagai tempat. "Lagipula, terlepas benar atau tidak, pertanyaan saya, apa 
> masalahnya kalau istri Pak Boediono bukan Islam, tapi beragama Katolik? Tidak 
> ada yang salah dan tidak dipermasalahkan, negara kita negara Pancasila. Semua 
> orang berhak menganut agama apa saja dan tidak ada yang salah. Jadi tidak 
> penting untuk dipermasalahkan. Jangan merusak kebinekaan," paparnya.
> 
> "Kalau mau tuntut, tuntut yang memberitakan, karena tidak ada hubungannya 
> dengan timkamnas dan timkamda JK-Wiranto, kami tidak tahu sama sekali," ujar 
> politisi Golkar ini.
>


Kirim email ke