Menambahkan komentar Abah (dan wak Liamsi)Šterkait pernyataan pada berita
tsb bahwa: "Pendirian
PLTN juga akan membuat Indonesia bergantung pada impor uranium. Itu
mengurangi kemandirian energi,² Š..ini menurut saya juga alasan yg lemahŠ

Perlu diketahui bahwa (dikutip dari Prihatmoko, 2015 dan Setiadji, 2015):
BATAN telah melakukan eksplorasi sejak tahun 1960-an. Data terbaru BATAN
menyebutkan jumlah cadangan Uranium Indonesia adalah 53.000 ton, terdiri
dari 29.000 di Kalimantan Barat dan 24.000 di Bangka dan Belitung. Sejauh
ini baru deposit Kalan di Kalimantan Barat yang telah dieksplorasi dengan
baik. Deposit Kalan mulai dieksplorasi selama periode 1974 - 1988.
Mineralisasi dijumpai dalam tubuh breksi sesar dalam batuan metasedimen.
Tubuh breksi tebalnya bervariasi 0,3 ­ 1,5 m dengan konsentrasi 300 - 3000
ppm U (Sarbini dan Wirakusumah, 1988). Fokus eksplorasi saat ini berada di
Sulawesi Barat (Mamuju area) berupa mineralisasi Th dan U yang berasosiasi
dengan batuan volkanik Neogen Adang yang memiliki karakteristik
alkalin-peralkalin (Syaeful et al., 2014; Sukadana et al., 2015).

Walaupun angka ³cadangan² yg dirilis tersebut masih memerlukan verifikasi
sesuai kaidah Kode KCMI maupun SNI (kerja sama untuk hal ini sdng dilakukan
bersama MGEI-IAGI) namun ini cukup mengidikasikan adanya cukup banyak
potensi mineral radioaktif di negeri ini. Pada salah satu workshop
IAGI/MGEI-BATAN bbrp waktu lalu sempat dibahas juga berapa kebutuhan mineral
radioaktif untuk membangkitkan listrik per MW nya (hanya sayang sekali
catatan saya ttg itu ketlingsut ­ kalau ada rekan lain yg masih simpan
silakan dibabar). 

Saya dapat cerita dari rekan-rekan di BATAN yg telah mengembangkan lembaga
ini sejak tahun 60-anŠdan telah banyak orang luar yg belajar di BATAN di
antaranya dari Korsel dan VietnamŠ. Dan spt bisa kita lihat, sekarang Korsel
sudah maju sekali dng PLTN nya, dan sebentar lagi Vietnam akan
menyusulŠsementara Indonesia nampaknya harus menunggu sampai 2050-an (sesuai
Kebijakan Energi?)Šatau malah mungkin tidak sama sekaliŠ

Salam,
Daru  

From:  "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id> on behalf of "Yanto R.
Sumantri  - yrs_...@yahoo.com" <SRS0-GDuz=NL=yahoo.com=yrs_...@iagi.or.id>
Reply-To:  "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id>
Date:  Monday, January 11, 2016 at 3:14 PM
To:  "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id>
Subject:  Re: [iagi-net] Fw: Pernyataan DEN di Detik

 Pak Liamsi

Pak Is , terima kasih atas infonya.

Statemen angota DEN ini benar benar sangat lemah , dalam artian :
1. Apakah beliau2 itu sudah mengetahui secara kwantitatif besaran potensi
dari energi terbarukan yang disebutnya  (energi matahari , air , panasbumi
dsb ?).
Apakah beliau2 itu sudah mempunyai road mapnya ?
Saya heran kalau DEN tidak mengetahui secara kwantitatif potensi energi
terbarukan itu.
2. Apakah Jepang bukan  region yang juga memiliki density gempa yang tinggi
? Tokh mereka memanfaatkan PLTN - nya.
3. Hampir seluruh negara yg memiliki PLTN mendatangkan bahan nuklirnya dari
luar.
4. Persiapan PLTN memerlukan waktu yang lama (11 tahun???),justru karena itu
kebijakannya harus ditetapkan sekarang.
Apakah baru akan diputuskan setelah bahan bakar fosil  kita habis baru
ditetapkan ?Apabila pemikiran ini di ikuti , maka tinggalah menunggu rakyat
Indonesia akan kekurangan listrik dalam sepuluh tahun mendatang.
Alangkah berdosanya kita , .................

Memang di -negara2 pemakai masih ada pro - kon mengenai ini , akan tetapi
tokh mereka tetap memakaiPLTN sebagai salah satu sumber listrik nasional.

Perancis sebagai pengguna terbesar PLTN untuk listrik , ternyata memiliki
udara terbersih .

wasaalam

si Abah 
 


 


 
 
 
 On Monday, January 11, 2016 1:22 PM, Eko Prasetyo <strivea...@gmail.com>
wrote:
  

 
Salam,

sebenarnya apakah desain terkini PLTN masih rentan gempa? Jepang sendiri
punya beberapa PLTN dan negara itu salah satu negara hot spot gempa.

salam,
Eko

2016-01-11 14:17 GMT+08:00  <lia...@indo.net.id>:
> Abah , kalau  yg saya baca di Kompas spt dibawah ini :
> 
> 
> ISM
> 
> 
> Pembangkit Nuklir Pilihan Terakhir
>  Cetak | 11 Januari 2016
> JAKARTA, KOMPAS ‹ Penggunaan energi nuklir sebagai pembangkit
> listrik di Indonesia dinilai tak rasional sehingga menjadi
> pilihan terakhir. Selain memerlukan standar keamanan kerja dan
> keselamatan tinggi, radiasi nuklir berbahaya bagi lingkungan.
> Apalagi, tak ada wilayah yang bebas bencana alam.Hal itu mengemuka dalam
> diskusi tentang tenaga nuklir untuk
> listrik, Minggu (10/1) di Jakarta. Sebagai narasumber adalah
> dua anggota Dewan Energi Nasional, Rinaldy Dalimi dan Syamsir
> Abduh, serta Direktur Eksekutif Institute for Essential Service
> Reform (IESR) Fabby Tumiwa.Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang
> Kebijakan
> Energi Nasional menyebut penggunaan energi nuklir sebagai
> pilihan terakhir. Pertimbangannya, pemanfaatan nuklir butuh
> standar keamanan kerja dan keselamatan tinggi serta bahaya
> radiasi nuklir bagi lingkungan. "Meski jadi pilihan terakhir,
> perlu pengembangan nuklir perlu diberi ruang," ucap Syamsir.Rinaldy menilai
> pemanfaatan nuklir bagi listrik di Indonesia
> bukan solusi krisis listrik di Indonesia. "Banyak sumber energi
> terbarukan, seperti panas bumi, angin, air, matahari, dan
> biomassa. Ini prioritas utama," ujarnya.Tak rasional
> Selain itu, pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN)
> tak rasional karena tak ada lokasi bebas gempa di Indonesia.
> Padahal, PLTN harus nol kesalahan manajemen risiko. "Dulu,
> Kalimantan disebut aman, ternyata ada gempa," ucapnya.Gempa pernah terjadi di
> Bangka Belitung. Padahal, Badan Tenaga
> Nuklir Nasional (Batan) merekomendasikan lokasi PLTN di Bangka
> Barat dan Bangka Selatan setelah studi 2011-2013. "Pendirian
> PLTN juga akan membuat Indonesia bergantung pada impor uranium.
> Itu mengurangi kemandirian energi," ujarnya.Dalam Kebijakan Energi Nasional,
> porsi energi terbarukan pada
> bauran energi nasional minimal 23 persen pada 2025. Angka itu
> ditargetkan naik jadi 32 persen pada 2050. Jadi, porsi minyak
> bumi akan ditekan."Negara maju, seperti Perancis dan Jepang, menekan porsi
> nuklir
> bagi listrik karena berisiko tinggi," kata Fabby. Investasi
> nuklir mahal dan lama konstruksi 11 tahun. Pembangunan
> pembangkit nuklir 1.200 megawatt butuh investasi 14 miliar
> dollar AS, sedangkan proyek 35.000 MW dari batubara, gas,
> energi terbarukan butuh 73 miliar dollar AS.Terkait hasil survei oleh Batan
> 2015, 75,3 persen dari 4.000
> responden setuju PLTN, Fabby menyatakan, itu tak mengubah
> anggapan nuklir bagi listrik mahal dan penuh risiko. Kepala
> Bagian Humas Batan Eko Madi Parmanto berharap segera ada
> putusan berlanjut atau tidaknya rencana pendirian PLTN.
> (APO/JOG)
> 
> 
> 
> 
>> > Pak Liamsi
>> >
>> >
>> >
>> > Lengkapnya bagaimana pernyataan DEN mengenai PLTN , apakah
>> > ini pernyaaan DEN atau pernyataan salah seorang anggota DEN
>> > ?Kalau benar , maka ini merupakan berita yang menggembirakan
>> > si Abah
>> >
>> >
>> > ----------------------------------------------------
>> >
>> > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id <http://iagi.or.id/>
>> > Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
>> > ----------------------------------------------------
>> > Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,-
>> > (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>> > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>> > No. Rek: 123 0085005314
>> > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>> > Bank BCA KCP. Manara Mulia
>> > No. Rekening: 255-1088580
>> > A/n: Shinta Damayanti
>> > ----------------------------------------------------
>> > Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
>> > Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
>> > ----------------------------------------------------
>> > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
>> > information  posted on its mailing lists, whether posted by
>> > IAGI or others.
>> > In no event shall IAGI or its members be liable for any,
>> > including but not limited to direct or indirect damages, or
>> > damages of any kind whatsoever, resulting  from loss of use,
>> > data or profits, arising out of or in connection with the
>> > use of  any information posted on IAGI mailing list.
>> > ----------------------------------------------------
> 
> 
> 
> ___________________________________________________________
> indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id
> <http://indomail.indo.net.id/>
> 
> 
> ----------------------------------------------------
> 
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id <http://iagi.or.id/>
> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
> ----------------------------------------------------
> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> ----------------------------------------------------
> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
> ----------------------------------------------------
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
> In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not
> limited
> to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting
> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the
> use of
> any information posted on IAGI mailing list.
> ----------------------------------------------------



-- 
Visit http://www.strivearth.com <http://www.strivearth.com/>  and be
entertained

----------------------------------------------------

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
----------------------------------------------------
Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
----------------------------------------------------
Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
----------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the
use of 
any information posted on IAGI mailing list.
----------------------------------------------------



  
 
  

----------------------------------------------------

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
----------------------------------------------------
Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
----------------------------------------------------
Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
----------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the
use of 
any information posted on IAGI mailing list.
----------------------------------------------------




----------------------------------------------------



Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

----------------------------------------------------

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:

Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta

No. Rek: 123 0085005314

Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia

No. Rekening: 255-1088580

A/n: Shinta Damayanti

----------------------------------------------------

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id

Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

----------------------------------------------------

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 

posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 

In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited

to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 

from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 

any information posted on IAGI mailing list.

----------------------------------------------------

Kirim email ke