In a message dated 5/24/99 11:24:26 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

> He...he...he...Bang Ariston sampe tobat....
>
>  Makanya bang Ariston, kalau Forkot dan Famred lagi demo, coba lihat dech
>  kelakukan mereka dari jarak 10 meter (saya sudah pernah melihat dalam jarak
>  kurang dari 5 meter, demo mereka, dan saya juga pernah mahasiswa juga loh).
>  Biar bisa dilihat langsung dengan mata kepala sendiri, mana mahasiswa
>  pintar, mana mahasiswa kurang pintar, mana mahasiswa kurang ajar.....dalam
>  menyampaikan aspirasi, ide, usulan, kritik dan lain-lain.
>
>  Masa iya yang namanya mahasiswa ngomong ANJING ke petugas ..... masih
>  mending saya kan ngomong goublok.... :-)
>
>  Pasti bang Ariston setuju dengan apa yang pernah saya tulis.
>
>  :-)
>  Hadeer

Bung Hadeer, anda melihat situasi hanya dari satu titik saja
dan langsung memberikan penilaian.
Apakah anda sudah mencari tahu lebih lanjut kenapa
mahasiswa tersebut sampai mengeluarkan kata cercaan "anjing"
kepada petugas?
Bagaimana kalau seandainya mahasiswa itu ternyata pernah
punya "masalah" pada waktu2 sebelumnya dengan petugas seperti
misalnya pernah ditendangi, dibukung pakai popor senjata.
Atau mungkin teman mahasiswa tersebut pernah menderita
disiksa tentara, cacat, hilang tak tentu rimbanya sampai kini,
atau mungkin bahkan sampai meninggal karena ditembak
pada peristiwa2 yg lalu. Apakah anda sudah mempertimbangkan
kemungkinan itu.
Saya pribadi mungkin bila dihadapkan pada situasi teman
saya luka, cacat, atau meninggal karena ulah petugas, mungkin
saya akan punya "mata merah" juga terhadap petugas.
Saya saja yg tidak melihat langsung peristiwa Trisakti dan Semanggi,
dapat merasakan kepedihan mahasiswa atas peristiwa itu.
Saya merinding dan emosi saya naik ketika mendengar
peristiwa itu melalui telpon dengan keluarga dan
rekan saya di Jakarta yg menceritakan apa yg dia lihat.
Saya yg tidak punya kaitan langsung apa2 dengan para korban
bisa memiliki perasaan seperti itu, karenanya saya bisa
memaklumi bila ada rekan2 mahasiswa yg terkait langsung
dengan para korban memiliki emosi yg lebih dari apa yg
saya rasakan.
Semoga bung Hadeer sekarang bisa lebih mengerti
dan melihat kemungkinan situasi yg ada.

Saya tidak sedang melakukan pembelaan terhadap
mahasiswa atau pun pihak keamanan. Yang saya permasalahkan
adalah terlalu cepatnya bung Hadeer memberikan penilaian
hanya dari satu titik peristiwa dengan mengeluarkan kata2
yg menurut saya kurang pas. Ditambah lagi bung Hadeer
melakukan penggolongan pintar atau tidaknya seseorang
hanya berdasarkan dari latar belakang universitasnya saja,
ini sangat keterlaluan menurut saya.

Bung Hadeer, anda langsung memberikan penilaian goblok
kepada mahasiswa yg melempar petugas ataupun
mengeluarkan kata2 kasar kepada petugas.
Apakah anda juga pernah mengeluarkan kata2 goblok juga
kepada petugas yg telah membunuh banyak mahasiswa,
menculiki para aktivis, membunuh rakyat di Aceh, Irian, Timor,
yg jelas2 jauh lebih parah dan sadis dari hanya sekedar
menimpuki atau mengeluarkan kata2 kotor seperti yg dilakukan
oleh mahasiswa tersebut?
Kalau anda tidak pernah, kenapa anda melakukan
standar ganda dalam hal memberikan penilaian atau pun memaki2?
Boleh saya tahu alasan anda melakukan pembedaan tersebut?
Semoga anda bisa menangkap poin yg ingin saya sampaikan.


jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu

Kirim email ke