In a message dated 5/25/99 2:06:46 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED]
writes:

> Ehm, Bung Irwan, buat yang ini ane setuju banget sama Bung/Mbak Hadeer.
>  Di tiga tempat pertama sudah jelas ada bukti, sementara itu yang di
Semanggi
>  masih menjadi tanda tanya. Kalo ane sendiri sampe sekarang malah masih
>  percaya kalo si penembak bukan ABRI secara utuh. Ya namanya organisasi
>  mosok solid melulu. Kalau emang solid seratus persen, ngapain juga petinggi
>  ABRI selalu bilang ABRI solid...ABRI solid.... Wong nggak ada apa-apa kok
> tiba-
>  tiba ngomong gitu..... Malah menimbulkan tanda tanya tho? Mangkane ada
>  kemungkinan salah satu 'faksi' sengaja ingin mematangkan suasana.

Irwan:
Bung Jaya, tidak ada alasan yg bisa digunakan oleh ABRI dengan mengatakan
bahwa yg menembak itu adalah ABRI yg membelot atau pun ABRI lagi ngga
solid. Rakyat tahunya itu adalah ABRI dan ABRI harus bertanggung jawab penuh.
Adalah kesalahan ABRI sampai ada anggotanya yg pecah. Masak sih kesalahan
ABRI ini mau dijatuhi ke rakyat, yg bener aja dong bung Jaya.
Kalau memang begitu, seharusnya rakyat sekarang dipersenjatai aja biar bisa
melawan ABRI-2 itu. Ini baru fair namanya, rakyat ngga dijadiin sasaran hidup
lagi.


Jaya:
>  Apapun alasannya, sebelum terbukti ya jangan main tuduh. Dan sudah
> semestinya
>  jangan main men-generalisasi. Mosok polisi ndak tahu apa-apa dimaki
>  anjing.... Mungkin aja sosk polisi itu baru masuk dinas. Ya ini kan artinya
>  malah memprovokasi polisi tho? Wong polisi ya orang juga. Kalo ane jadi
> polisi
>  yang dimaki anjing nih... misal ane panasan, ndak perduli dikeluarin dari
> jajaran
>  polri tak dor si pemaki itu. Makanya, kalo ada yang nuduh bahwa mahasiswa
> model
>  gini sebetulnya golongan provokator ya benar juga. Yaitu men-provoke polisi
>  untuk bertindak brutal. Lalu kapan bisa bikin demo tanpa memaki petugas
> keamanan...?
>  Mosok demo-demo macam maki-maki, lempar telur busuk masih mau terus
>  dipertahankan. Mestinya juga kite-kite paling tidak jangan belain kelakuan
> mahasiswa
>  yang model gini lah.

Irwan:
Dalam posting terdahulu sudah saya katakan saya menulis tidak dalam membela
apa yg dilakukan oleh mahasiswa tapi lebih kepada mencoba melihat kemungkinan
situasi yg ada. Pertanyaan saya ke anda bung Jaya, apakah ada rekan dekat
atau keluarga anda yg menjadi korban demo2 selama ini khususnya yg dilakukan
oleh aparat?

Tambahan lagi bung Jaya, apa anda pikir demo2 mahasiswa yg akhirnya membuat
Soeharto mundur tahun lalu dilakukan dengan manis2?  Mereka, mahasiswa,
maju terus ngga berhari2. Gagal hari ini, coba lagi besok. Begitu terus sampai
tujuan mereka bisa tercapai. Resiko nyawa menjadi taruhan mereka. Coba deh
pikir,
apa sih yg mereka perjuangkan, apakah mereka hanya memperjuangkan untuk
kepentingan mereka sendiri? Kita mah di sini, di negeri jauh bisa enak2an
tinggal
nulis email, bilang ini itu, sementara mereka bermandi hujan dan berpanas
terik untuk
memperjuangkan sesuatu yg mungkin hasilnya kelak malah kita yg nikmatin...:(
Dalam masa pergolakan, tindakan2 orang menjadi lebih kasar dari biasanya itu
bagi saya sudah lumrah saja. Begitu pula saya bisa menyadari situasi dimana
ketika rakyat kelaparan maka mereka menjadi lebih "ganas" dari biasanya.
Dalam masa pergolakan itu adalah cukup wajar bila terjadi pergeseran2.

Mengenai aparat keamanan sendiri, sepengamatan saya dari tivi2 seperti CNN
yg memuat demo2 dari manca negara, sudah biasa tuh aparat keamanannya
dilempari benda2 keras bahkan bom molotov, dan mereka ngga pada nembakin
dengan peluru betulan. Jadi bung Jaya jangan berharap  mereka2 yg demo itu
akan menggunakan kata2 manis. Khan jadinya ngga lucu kalau kita dengar,
"Mas polisi, 'ta lempar dengan bom molotov mau ya?"....hehehehe....ada2 aja
ah....:)

Sekali lagi saya tekankan, saya tidak sedang membenarkan atau pun menyalahkan
apa yg sedang dilakukan oleh mahasiswa2 saat ini karena saya bisa menyadari
dan merasakan kondisinya saat ini yg berbeda dari sebelum tahun 1997.
Bagi saya mau demo keras mau demo lembut ngga ada masalah.
Wong demo secara baik2 aja mengenai permintaan pengusutan peristiwa
semanggi sampai sekarang ngga diurus2, ya pantes aja mereka ngamuk.
Belum lagi demo2 yg minta agar Soeharto segera diadili sejak tahun lalu sampai
sekarang belum ada kemajuan berarti. Jaksanya malah terlihat menjadi seperti
pembela Soeharto. Ini khan aneh. Masak pemerintahan seperti ini yg anda
bela, bung Jaya. Ya ngga toh. Jadi, kalau secara lembut ngga bisa, ya secara
keras
saja sekalian. Bagi saya, pemilu kali ini mulai tercium bau seperti mencari
penglegitimasian pemerintahan Golkar yg ada. Saya berharap saya salah,
tapi kalau ternyata ini yg terjadi, anda bisa duga apa yg akan terjadi
berikutnya.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu

Kirim email ke