wah pos kota berarti hanya kumpulan asumsi dong.....:)

...oke...mari kita spekulasi.....menurut saya justru sebaiknya kehadiran
pasukan perdamaian PBB mutlak diperlukan
ini juga demi kebaikan Indonesia. Mungkin komprominya ialah menolak
keterlibatan Australia. Saya setuju bahwa
pemerintah australia sangat tendensius dalam hal ini. Sentimen yang sudah
muncul dapat menjadi bumerang bagi Australia
( hehe...kok yaa orang australia masih suka main bumerang) keamanan mereka
nggak terjamin dan ini dapat semakin memperkeruh suasana.

Saya menolak opsi mendukung Habibie untuk menyelamatkan muka Pemerintah
maupun militer, kesalahan manajemen
seperti selama ini justru bukan untuk ditutup-tutupi. namun merekalah yang
harus belajar memperlakukan daerah-daerah lain di tanah air. Bung jangan
lupa masyarakat luas juga sudah muak dengan militerisme. Jadi asumsi bung
bahwa masyarakat akan semudah itu untuk "dikomporin" dan memberikan
legitimasi baru buat kembalinya militerisme terpaksa saya debat.

Soal pengungsi....ini sangat rumit. Transmigrasi-pun sering membawa ekses
yang tidak diinginkan di daerah baru.
mungkin bagi kaum pendatang dapat kembali ke daerah asal, namun bagaimana
rakyat Timor? di mana mereka dapat tinggal sementara menunggu situasi yang
aman di Timor L. Saya jadi merasa sangat tidak kompeten untuk berkomentar
lebih lanjut.

Sekali lagi bung, kasus kalbar, ambon dsb buat saya tetap tidak dapat
membenarkan perlunya UU KKN/PKB itu (kalo ganti nama terus jadi makin
bingung saya...hehe..saya curiga ini taktik supaya spanduk nggak bisa
di-recycle). Ini bukan main-main......sangat riskan apabila kembali kita
memberi "cek kosong" pada militer yang selama ini justru sering menjadi
sumber masalah itu.


okey bung jeffrey.....senang bisa diskusi dengan Anda..........

deddy priadi


----- Original Message -----
From: Jeffrey Anjasmara <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Friday, September 10, 1999 3:18 AM
Subject: Re: Sikap PERMIAS terhadap perkara Tim-Tim apa?


> Betul, Habibie membawa RI ke kondisi yg sangat berbahaya.
> Sebagaimana pernah saya tulis, Habibie akan berakhir seperti
> Gorbachev yang hanya punya kerjaan menghadiri seminar dan
> menjadi bintang iklan Piza Hut. Karir politik Habibie sudah habis. Wibawa
> pemerintahannya juga sudah di ujung tanduk. Setelah
> pensiun sebagai presiden dia akan selalu dikenang sebagai bapak
> disintegrasi bangsa sebagai mana Gorbachev. Itu saya yakin sekali.
> Cuma marilah kita kerjakan PR kita dengan baik.
>
> Yang perlu kita pahami adalah seberapa keras kepala TNI saat ini.
> Yang ada di benak saya saat ini mengapa kerusuhan ini 'diciptakan' adalah:
> - ketakutan luar biasa dari milisi pro-otonomi setelah
>   terbukti 80%  memilih merdeka. Mereka takut dengan dendam
>   kaum pro-kemerdekaan, sehingga mereka lebih memilih menjadi
>   abu daripada tinggal di Timtim.
> - Akan dilakukan usaha perlawanan terus menerus oleh milisi ini,
>   sehingga kompromi yg muncul adalah pembagian wilayah. Menurut
>   saya there is no way kaum pro-kemerdekaan memberikan tempat bagi
>   pro-otonomi. Dan kaum pro-otonomi sangat sadar karena juga sudah
>   melakukan hal yg sama. Sementara itu mentransmigrasikan sekian
>   puluh ribu orang jelas pemerintah RI tidak sanggup. Jalan
>   satu-satunya adalah sekeping tanah Timtim untuk mereka. Bila
>   tidak, maka kaum pro-otonomi akan menjadi korban balas dendam
>   pro-kemerdekaan. Nah, ini point penting buat anda semua, jangan
>   sampai anda secara tidak sengaja menjadi jagal bagi east
>   timorese yg pro-otonomi ini.
> - Kekawatiran ini ditangkap oleh TNI yang memang tidak akan rela
>   begitu saja dengan melepas cuma-cuma.
> - Agitasi pihak Australia dengan pengiriman surat kepada Habibie
>   oleh Howard, dan diteruskan dengan move-move kepada UN dan AS
>   jelas sudah dipelajari oleh TNI, dan TNI sudah mulai marah.
> - Kita harus sadar bahwa harga diri saat ini satu-satunya yang
>   dimiliki oleh TNI. Respek masy. DN yg menurun menjadikan mereka
>   sangat sensitif terhadap agitasi militer pihak asing. Bilamana
>   Australia sampai masuk tanpa ijin, maka nasionalisme masyarakat
>   akan tersentuh. Gambar panzer dan persenjataan Australia yang
>   akan dikirm dan digambarkan dalam skenario untuk mampu
>   menghadapi TNI adalah suatu tamparan keras ke muka TNI.
>   Penggambaran inipun akan merembes kepada anak-anak muda
>   Indonesia yg mudah teragitasi oleh lawan dan diri kita
>   sendiri. Kita sudah 300 tahun dijajah Belanda, ingatan
>   bagaimana keangkuhan 'BULE' masih segar dalam ingatan. Dengan
>   siraman minyak ini, maka TNI akan mempertahankan nama sekaligus
>   berusaha mengambil hati rakyat kembali dengan berjuang all out.
>   Mengundang UN Troops berarti perang terbuka berada di hadapan
>   mata. Hal ini juga dipahami oleh AS, dan belakangan oleh Australia
>   yang oportunis. Mengapa saya bilang Aussie oportunis? Di saat kita
>   lagi fragile di bidang ekonomi dan hankam mereka getol menyerang
>   kita. Begitu kita tersinggung lalu membusungkan dada mereka minta
>   dukungan AS dan tak lupa emaknya British itu. Pada saat AS
>   berusaha pull out dari masalah ini (2 hari lalu), Australia
>   menurun lagi agitasinya. Pada saat AS memutuskan hubungan militer
>   (hari ini/kemarin malam), maka mulai ramai lagi mulut para pejabat
>   Australia dan Sidney Morning Herald sebagai corong pemerintahan.
> - Untuk itu, menurut saya mengundang UN Troops dengan paksa akan
>   berakibat fatal bagi kita, yaitu perang terbuka seperti terhadap
>   Irak. Disusul embargo ekonomi, dlsb. Kita sendiri yg akan
>   sengsara. Bisa-bisa adik-adik kitapun diberangkatkan ke medan
>   perang.
> - Untuk itu, saya sih sebetulnya berharap semua politisi sipil
>   berdiri di belakang Habibie dengan tujuan:
>   * ke dalam : menahan ambisi dan kesempatan militer untuk naik
>               ke tampuk pimpinan RI. Dan meluruskan jalan bagi
>               kelanggengan pemerintahan sipil yg berwibawa.
>   * ke luar  : membuat Australia dan UN untuk berpikir 100 kali untuk
>               mengirim pasukan tanpa ijin RI.
> - Mengenai nasib rakyat Timtimnya sendiri, inilah harga yg
>   harus dibayar oleh perbedaan pendapat dan kepentingan yg tidak
>   akan dapat disatukan. Sebagai bangsa mereka akan survive.
>   Korban saat ini untuk ukuran suatu bangsa yang menuju proses
>   kemerdekaan masih sedikit.(Jangan diukur dari kemanusiaan ya?
>   Kita kan lagi belajar olah strategi).
> - Jangan lupa statement saya bahwa Habibie, para kandidat presiden,
>   dan TNI mengakui kemenangan pro-kemerdekaan. Yg mereka pertahankan
>   adalah harga diri TNI secara khusus dan RI secara umum, dengan
>   cara menyelesaikan pledge-nya untuk mengamankan samapai term 2-3
>   dari treaty New York itu.
> - Saya rasa muncul kemungkinan pembagian wilayah Timtim. Wilayah yg
>   baru tidak mesti menjadi propinsi RI, tetapi mungkin menjadi
>   protektorat. Bila kemungkinan ini terjadi, marilah kita pergi
>   pindah ke wilayah ini. Kenapa? RI akan mengucurkan dana secara
>   gila-gilaan sebagaimana AS mengucurkan dana kepada Jerbar, sebagai
>   kontes melawan Timtim. Lapangan kerja akan manis, bisnis enak,
>   pokoknya banyak deh privillege yg akan diterima. Kekacauan saat
>   ini saya rasa untuk menambah bargaining power pembagian wilayah
>   Timtim.
> - Jangan lupa pula bahwa kejadian ini akan mengubah konstelasi
>   politik dan militer di kawasan asteng. Kita akan punya tetangga
>   yg tidak akur bernama Timtim. Situasi kita akan tidak pernah
>   akrab seperti Malaysia vs Singapura. Mereka pisah baik-baik
>   saja masih begitu, apalagi kita ini. Makanya rasanya tamasya
>   ke Timtim bakal menjadi impian mahal sampai satu generasi ke
>   depan. Di segi lain, kita akan sadar bahwa kita mempunyai
>   potensi ancaman serius dari selatan, di mana dulu kita lebih
>   berorientasi ke utara. Saya rasa spending untuk militer akan
>   naik dari saat ini 1.3% GNP ke level paling tidak 2%.
>   Untuk pihak militer RI, ini juga merupakan kesempatan emas
>   untuk menaikkan spending kemiliteran tanpa ribut-ribut dari
>   Malaysia dan Singapura. Sementara itu celoteh Australia saya
>   rasa tidak akan didengar. AS juga akan berpikir 100 kali bila
>   RI dipaksa berpaling ke China untuk pembelian peralatan.
> - Hubungan RI - Australia sulit untuk kembali mesra. Perseteruan
>   antara pers Australia vs ABRI cq pemerintah sudah dan akan
>   terus menjadi perseteruan antar pemerintah.
> - Menilik politik luar negeri mereka yg makin aktif, mereka
>   sepertinya berkehendak menjadi raja kecil di Asteng yg
>   kemarin-kemarin dipegang RI. Australia yg tidak dapat masuk
>   ke dalam ASEAN perlu mencari jalan dengan cara memperlemah
>   fungsi ASEAN, dengan cara mengebiri RI, dan merebut 'hegemoni'
>   Asteng yang dulu dipegang teguh oleh orang kuat bernama Suharto.
> - Mengenai UU KKN, silakan protes. Saya setuju sekali. Hanya
>   saja memang harus kita akui terdapat kekurangan mekanisme
>   untuk pengerahan hankam di tubuh pemerintahan
>   kita, bila muncul gangguan-gangguan keamanan. Contohnya
>   di Kalbar kemarin, di Ambon, dlsb. Ini adalah kekurangan
>   yg tidak dapat kita pungkiri, dan akan menjadi tugas berat
>   untuk penyusun UU (yg moga-moga cukup pintar).
> - Sekian laporan pandangan mata dari Stadion Senayan Jakarta.
>   Saya kok berpikirnya jadi serius amat ya. Gua rapiin dikit bisa
>   dijual ke Poskota nih. Hahaha...
>
> +jeffrey anjasmara
>
>
> >From: deddy priadi <[EMAIL PROTECTED]>
> >Reply-To: Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]>
> >To: [EMAIL PROTECTED]
> >Subject: Re: Sikap PERMIAS terhadap perkara Tim-Tim apa?
> >Date: Thu, 9 Sep 1999 17:59:51 +0100
> >
> >rekan Anjas (Jeffrey),
> >Two wrongs doesn't make one right!......rejim militer dan rejim
> >(seolah-olah) sipil Habibie telah membawa negeri ini ke titik yang sangat
> >memprihatinkan.
> >
> >ancaman militer (juga trium viratnya)
> >jend. Wiranto, ex letjen. syarwan hamid dan ali alatas juga bahaya.
> >Tapi Gus dur, mega dan amien harus buktikan bahwa mereka bisa dan mau
> >bargaining dg militer. Partai-partai mereka juga telah menolak RUU KKN
> >.Inipun spekulasi kalau BJH mundur (satu bulan sebelum waktunya?).
> >
> >Tapi, Fakta adalah: Terjadi tragedi kemanusiaan luar biasa di Timor timur
> >(seperti di Aceh, ambon, jkt dan di mana-mana di indonesia).
> >
> >Fakta adalah:Militer tetap ngéyél untuk menggolkan RUU KKN (PKB).
> >
> >beraksi untuk sikap anti kekerasan !.....
> >nasib mereka (dan kita) BUKAN sekedar ego apalagi komoditi !
> >
> >
> >
> >wass.
> >deddy priadi
> >ps: untuk menimbang segala implikasinya tentu adalah saran yang sangat
> >bijaksana, namun saya berkeyakinan kebenaran harus disuarakan meskipun
> >pahit.
> >saya bersikap independen dan terlepas dari opini pers internasional.
> >
> >
> >
> >
> >
> >---- Original Message -----
> >From: Jeffrey Anjasmara <[EMAIL PROTECTED]>
> >To: <[EMAIL PROTECTED]>
> >Sent: Thursday, September 09, 1999 1:34 PM
> >Subject: Re: Sikap PERMIAS terhadap perkara Tim-Tim apa?
> >
> >
> > > Bila Permias Portland hendak berdemo silakan tulis dengan
> > > besar-besar sebagai Permias LOKAL PORTLAND. Dengan demikian Permias
> >lokal
> > > yang lain yang hendak memakai bentuk lain untuk menolong rakyat Timtim
> >tidak
> > > perlu ikut kena getah.
> > >
> > > Yang mesti mendapat garis bawah adalah BJH mengakui referendum,
> > > semua kandidat presiden juga mengakui referendum. Yang sekarang
> > > menjadi masalah berat bagi Indonesia adalah bagaimana keluar
> > > dari Timtim tanpa kehilangan muka baik ke luar maupun ke dalam.
> > >
> > > Indonesia ingin menjaga martabat untuk dinilai mampu menangani
> > > masalah dalam negeri. Bila anda meminta UN Troops masuk ke
> > > Timtim maka langsung akan berhadapan dengan pemerintah RI.
> > > AS sendiri bahkan sudah menyebutkan untuk tidak mengirim pasukan.
> > > Sidney Morning Herald yang biasanya demikian getol melakukan
> > > agitasi, bahkan hendak memusuhi Jakarta, sudah mengubah warna
> > > pemberitaannya. Silakan baca deh.
> > >
> > > Kita harus cukup bijak dan mampu memahami bahwa kekuatan seperti
> > > Australia dan AS - pun tidak akan mampu masuk ke Timtim tanpa
> > > ijin Jakarta. Australia getol untuk masuk dan menyiapkan sebuah
fregate
> > > modern (dan satu fregate modern dari Inggris), kedua fregate ini
diklaim
> > > berklasifikasi jauh di atas unit kapal Indonesia manapun. Bagaimanapun
> >juga
> > > kata kunci ada di Jakarta. Dibilang 'No UN Troops', berarti tidak ada
> >kapal
> > > asing yang akan mendarat di bagian manapun di bumi pertiwi. Tidak ada
> >negara
> > > bahkan Australia yg punya concern cukup besar untuk mengirim pasukan
> >tanpa
> > > ijin Jakarta. Ada lebih dari 4 artikel di SMH yang membahas hal ini
hari
> > > ini.
> > >
> > > Satu hal yang paling penting, dan tidak pernah ditulis oleh media
> > > manapun adalah potensi militer memegang kendali pemerintahan lagi
> > > bila sampai terjadi konflik internasional di Timtim. Dengan
> > > demikian perjuangan dan harapan kita dengan munculnya pemerintahan
> > > sipil yang berwibawa tidak akan pernah kesampaian. Ingat, seburuk-
> > > buruknya pemerintahan BJH, itu merepresentasikan pemerintahan
> > > sipil pertama setelah 32 tahun. Bila BJH turun sebelum waktunya
> > > baik dikudeta atau dengan cara baik-baik, saya rasa hasil akhirnya
> >adalah
> > > pemerintahan militer.
> > >
> > > Perlu diingat bahwa CNN-pun menulis bahwa situasi di Timtim sudah
> >mereda.
> > >
> > > Untuk itu rekan-rekan lebih baik mengevaluasi kembali serpihan-
serpihan
> > > berita baik DN dan LN, dan menimbang implikasi-implikasi
> > > jika UN nekad memasukkan pasukan tanpa ijin. Sebetulnya saya rasa
> >demo-demo
> > > oleh Permias lokal juga akan sayup-sayup basah sampai ke telinga yg
> >dituju.
> > > Tapi silakan deh ditimbang-timbang, kalau memang dirasa perlu silakan
> > > ditindaklanjuti. Siapa tahu manjur.
> > >
> > > +anjas
> > >
> >
>
> ______________________________________________________
> Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
>

Kirim email ke