Kata kunci-nya cuma satu (dan tidak bisa ditawar
lagi menurut saya)...: "ORANG-LAMA !"
Salam,
bRidWaN
At 10:18 PM 9/9/99 EDT, Jeffrey Anjasmara wrote:
>Betul, Habibie membawa RI ke kondisi yg sangat berbahaya.
>Sebagaimana pernah saya tulis, Habibie akan berakhir seperti
>Gorbachev yang hanya punya kerjaan menghadiri seminar dan
>menjadi bintang iklan Piza Hut. Karir politik Habibie sudah habis. Wibawa
>pemerintahannya juga sudah di ujung tanduk. Setelah
>pensiun sebagai presiden dia akan selalu dikenang sebagai bapak
>disintegrasi bangsa sebagai mana Gorbachev. Itu saya yakin sekali.
>Cuma marilah kita kerjakan PR kita dengan baik.
>
>Yang perlu kita pahami adalah seberapa keras kepala TNI saat ini.
>Yang ada di benak saya saat ini mengapa kerusuhan ini 'diciptakan' adalah:
>- ketakutan luar biasa dari milisi pro-otonomi setelah
> terbukti 80% memilih merdeka. Mereka takut dengan dendam
> kaum pro-kemerdekaan, sehingga mereka lebih memilih menjadi
> abu daripada tinggal di Timtim.
>- Akan dilakukan usaha perlawanan terus menerus oleh milisi ini,
> sehingga kompromi yg muncul adalah pembagian wilayah. Menurut
> saya there is no way kaum pro-kemerdekaan memberikan tempat bagi
> pro-otonomi. Dan kaum pro-otonomi sangat sadar karena juga sudah
> melakukan hal yg sama. Sementara itu mentransmigrasikan sekian
> puluh ribu orang jelas pemerintah RI tidak sanggup. Jalan
> satu-satunya adalah sekeping tanah Timtim untuk mereka. Bila
> tidak, maka kaum pro-otonomi akan menjadi korban balas dendam
> pro-kemerdekaan. Nah, ini point penting buat anda semua, jangan
> sampai anda secara tidak sengaja menjadi jagal bagi east
> timorese yg pro-otonomi ini.
>- Kekawatiran ini ditangkap oleh TNI yang memang tidak akan rela
> begitu saja dengan melepas cuma-cuma.
>- Agitasi pihak Australia dengan pengiriman surat kepada Habibie
> oleh Howard, dan diteruskan dengan move-move kepada UN dan AS
> jelas sudah dipelajari oleh TNI, dan TNI sudah mulai marah.
>- Kita harus sadar bahwa harga diri saat ini satu-satunya yang
> dimiliki oleh TNI. Respek masy. DN yg menurun menjadikan mereka
> sangat sensitif terhadap agitasi militer pihak asing. Bilamana
> Australia sampai masuk tanpa ijin, maka nasionalisme masyarakat
> akan tersentuh. Gambar panzer dan persenjataan Australia yang
> akan dikirm dan digambarkan dalam skenario untuk mampu
> menghadapi TNI adalah suatu tamparan keras ke muka TNI.
> Penggambaran inipun akan merembes kepada anak-anak muda
> Indonesia yg mudah teragitasi oleh lawan dan diri kita
> sendiri. Kita sudah 300 tahun dijajah Belanda, ingatan
> bagaimana keangkuhan 'BULE' masih segar dalam ingatan. Dengan
> siraman minyak ini, maka TNI akan mempertahankan nama sekaligus
> berusaha mengambil hati rakyat kembali dengan berjuang all out.
> Mengundang UN Troops berarti perang terbuka berada di hadapan
> mata. Hal ini juga dipahami oleh AS, dan belakangan oleh Australia
> yang oportunis. Mengapa saya bilang Aussie oportunis? Di saat kita
> lagi fragile di bidang ekonomi dan hankam mereka getol menyerang
> kita. Begitu kita tersinggung lalu membusungkan dada mereka minta
> dukungan AS dan tak lupa emaknya British itu. Pada saat AS
> berusaha pull out dari masalah ini (2 hari lalu), Australia
> menurun lagi agitasinya. Pada saat AS memutuskan hubungan militer
> (hari ini/kemarin malam), maka mulai ramai lagi mulut para pejabat
> Australia dan Sidney Morning Herald sebagai corong pemerintahan.
>- Untuk itu, menurut saya mengundang UN Troops dengan paksa akan
> berakibat fatal bagi kita, yaitu perang terbuka seperti terhadap
> Irak. Disusul embargo ekonomi, dlsb. Kita sendiri yg akan
> sengsara. Bisa-bisa adik-adik kitapun diberangkatkan ke medan
> perang.
>- Untuk itu, saya sih sebetulnya berharap semua politisi sipil
> berdiri di belakang Habibie dengan tujuan:
> * ke dalam : menahan ambisi dan kesempatan militer untuk naik
> ke tampuk pimpinan RI. Dan meluruskan jalan bagi
> kelanggengan pemerintahan sipil yg berwibawa.
> * ke luar : membuat Australia dan UN untuk berpikir 100 kali untuk
> mengirim pasukan tanpa ijin RI.
>- Mengenai nasib rakyat Timtimnya sendiri, inilah harga yg
> harus dibayar oleh perbedaan pendapat dan kepentingan yg tidak
> akan dapat disatukan. Sebagai bangsa mereka akan survive.
> Korban saat ini untuk ukuran suatu bangsa yang menuju proses
> kemerdekaan masih sedikit.(Jangan diukur dari kemanusiaan ya?
> Kita kan lagi belajar olah strategi).
>- Jangan lupa statement saya bahwa Habibie, para kandidat presiden,
> dan TNI mengakui kemenangan pro-kemerdekaan. Yg mereka pertahankan
> adalah harga diri TNI secara khusus dan RI secara umum, dengan
> cara menyelesaikan pledge-nya untuk mengamankan samapai term 2-3
> dari treaty New York itu.
>- Saya rasa muncul kemungkinan pembagian wilayah Timtim. Wilayah yg
> baru tidak mesti menjadi propinsi RI, tetapi mungkin menjadi
> protektorat. Bila kemungkinan ini terjadi, marilah kita pergi
> pindah ke wilayah ini. Kenapa? RI akan mengucurkan dana secara
> gila-gilaan sebagaimana AS mengucurkan dana kepada Jerbar, sebagai
> kontes melawan Timtim. Lapangan kerja akan manis, bisnis enak,
> pokoknya banyak deh privillege yg akan diterima. Kekacauan saat
> ini saya rasa untuk menambah bargaining power pembagian wilayah
> Timtim.
>- Jangan lupa pula bahwa kejadian ini akan mengubah konstelasi
> politik dan militer di kawasan asteng. Kita akan punya tetangga
> yg tidak akur bernama Timtim. Situasi kita akan tidak pernah
> akrab seperti Malaysia vs Singapura. Mereka pisah baik-baik
> saja masih begitu, apalagi kita ini. Makanya rasanya tamasya
> ke Timtim bakal menjadi impian mahal sampai satu generasi ke
> depan. Di segi lain, kita akan sadar bahwa kita mempunyai
> potensi ancaman serius dari selatan, di mana dulu kita lebih
> berorientasi ke utara. Saya rasa spending untuk militer akan
> naik dari saat ini 1.3% GNP ke level paling tidak 2%.
> Untuk pihak militer RI, ini juga merupakan kesempatan emas
> untuk menaikkan spending kemiliteran tanpa ribut-ribut dari
> Malaysia dan Singapura. Sementara itu celoteh Australia saya
> rasa tidak akan didengar. AS juga akan berpikir 100 kali bila
> RI dipaksa berpaling ke China untuk pembelian peralatan.
>- Hubungan RI - Australia sulit untuk kembali mesra. Perseteruan
> antara pers Australia vs ABRI cq pemerintah sudah dan akan
> terus menjadi perseteruan antar pemerintah.
>- Menilik politik luar negeri mereka yg makin aktif, mereka
> sepertinya berkehendak menjadi raja kecil di Asteng yg
> kemarin-kemarin dipegang RI. Australia yg tidak dapat masuk
> ke dalam ASEAN perlu mencari jalan dengan cara memperlemah
> fungsi ASEAN, dengan cara mengebiri RI, dan merebut 'hegemoni'
> Asteng yang dulu dipegang teguh oleh orang kuat bernama Suharto.
>- Mengenai UU KKN, silakan protes. Saya setuju sekali. Hanya
> saja memang harus kita akui terdapat kekurangan mekanisme
> untuk pengerahan hankam di tubuh pemerintahan
> kita, bila muncul gangguan-gangguan keamanan. Contohnya
> di Kalbar kemarin, di Ambon, dlsb. Ini adalah kekurangan
> yg tidak dapat kita pungkiri, dan akan menjadi tugas berat
> untuk penyusun UU (yg moga-moga cukup pintar).
>- Sekian laporan pandangan mata dari Stadion Senayan Jakarta.
> Saya kok berpikirnya jadi serius amat ya. Gua rapiin dikit bisa
> dijual ke Poskota nih. Hahaha...
>
>+jeffrey anjasmara
>
>
>>From: deddy priadi <[EMAIL PROTECTED]>
>>Reply-To: Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]>
>>To: [EMAIL PROTECTED]
>>Subject: Re: Sikap PERMIAS terhadap perkara Tim-Tim apa?
>>Date: Thu, 9 Sep 1999 17:59:51 +0100
>>
>>rekan Anjas (Jeffrey),
>>Two wrongs doesn't make one right!......rejim militer dan rejim
>>(seolah-olah) sipil Habibie telah membawa negeri ini ke titik yang sangat
>>memprihatinkan.
>>
>>ancaman militer (juga trium viratnya)
>>jend. Wiranto, ex letjen. syarwan hamid dan ali alatas juga bahaya.
>>Tapi Gus dur, mega dan amien harus buktikan bahwa mereka bisa dan mau
>>bargaining dg militer. Partai-partai mereka juga telah menolak RUU KKN
>>.Inipun spekulasi kalau BJH mundur (satu bulan sebelum waktunya?).
>>
>>Tapi, Fakta adalah: Terjadi tragedi kemanusiaan luar biasa di Timor timur
>>(seperti di Aceh, ambon, jkt dan di mana-mana di indonesia).
>>
>>Fakta adalah:Militer tetap ngéyél untuk menggolkan RUU KKN (PKB).
>>
>>beraksi untuk sikap anti kekerasan !.....
>>nasib mereka (dan kita) BUKAN sekedar ego apalagi komoditi !
>>
>>
>>
>>wass.
>>deddy priadi
>>ps: untuk menimbang segala implikasinya tentu adalah saran yang sangat
>>bijaksana, namun saya berkeyakinan kebenaran harus disuarakan meskipun
>>pahit.
>>saya bersikap independen dan terlepas dari opini pers internasional.
>>
>>
>>
>>
>>
>>---- Original Message -----
>>From: Jeffrey Anjasmara <[EMAIL PROTECTED]>
>>To: <[EMAIL PROTECTED]>
>>Sent: Thursday, September 09, 1999 1:34 PM
>>Subject: Re: Sikap PERMIAS terhadap perkara Tim-Tim apa?
>>
>>
>> > Bila Permias Portland hendak berdemo silakan tulis dengan
>> > besar-besar sebagai Permias LOKAL PORTLAND. Dengan demikian Permias
>>lokal
>> > yang lain yang hendak memakai bentuk lain untuk menolong rakyat Timtim
>>tidak
>> > perlu ikut kena getah.
>> >
>> > Yang mesti mendapat garis bawah adalah BJH mengakui referendum,
>> > semua kandidat presiden juga mengakui referendum. Yang sekarang
>> > menjadi masalah berat bagi Indonesia adalah bagaimana keluar
>> > dari Timtim tanpa kehilangan muka baik ke luar maupun ke dalam.
>> >
>> > Indonesia ingin menjaga martabat untuk dinilai mampu menangani
>> > masalah dalam negeri. Bila anda meminta UN Troops masuk ke
>> > Timtim maka langsung akan berhadapan dengan pemerintah RI.
>> > AS sendiri bahkan sudah menyebutkan untuk tidak mengirim pasukan.
>> > Sidney Morning Herald yang biasanya demikian getol melakukan
>> > agitasi, bahkan hendak memusuhi Jakarta, sudah mengubah warna
>> > pemberitaannya. Silakan baca deh.
>> >
>> > Kita harus cukup bijak dan mampu memahami bahwa kekuatan seperti
>> > Australia dan AS - pun tidak akan mampu masuk ke Timtim tanpa
>> > ijin Jakarta. Australia getol untuk masuk dan menyiapkan sebuah fregate
>> > modern (dan satu fregate modern dari Inggris), kedua fregate ini diklaim
>> > berklasifikasi jauh di atas unit kapal Indonesia manapun. Bagaimanapun
>>juga
>> > kata kunci ada di Jakarta. Dibilang 'No UN Troops', berarti tidak ada
>>kapal
>> > asing yang akan mendarat di bagian manapun di bumi pertiwi. Tidak ada
>>negara
>> > bahkan Australia yg punya concern cukup besar untuk mengirim pasukan
>>tanpa
>> > ijin Jakarta. Ada lebih dari 4 artikel di SMH yang membahas hal ini hari
>> > ini.
>> >
>> > Satu hal yang paling penting, dan tidak pernah ditulis oleh media
>> > manapun adalah potensi militer memegang kendali pemerintahan lagi
>> > bila sampai terjadi konflik internasional di Timtim. Dengan
>> > demikian perjuangan dan harapan kita dengan munculnya pemerintahan
>> > sipil yang berwibawa tidak akan pernah kesampaian. Ingat, seburuk-
>> > buruknya pemerintahan BJH, itu merepresentasikan pemerintahan
>> > sipil pertama setelah 32 tahun. Bila BJH turun sebelum waktunya
>> > baik dikudeta atau dengan cara baik-baik, saya rasa hasil akhirnya
>>adalah
>> > pemerintahan militer.
>> >
>> > Perlu diingat bahwa CNN-pun menulis bahwa situasi di Timtim sudah
>>mereda.
>> >
>> > Untuk itu rekan-rekan lebih baik mengevaluasi kembali serpihan- serpihan
>> > berita baik DN dan LN, dan menimbang implikasi-implikasi
>> > jika UN nekad memasukkan pasukan tanpa ijin. Sebetulnya saya rasa
>>demo-demo
>> > oleh Permias lokal juga akan sayup-sayup basah sampai ke telinga yg
>>dituju.
>> > Tapi silakan deh ditimbang-timbang, kalau memang dirasa perlu silakan
>> > ditindaklanjuti. Siapa tahu manjur.
>> >
>> > +anjas
>> >
>>
>
>______________________________________________________
>Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
>
>