Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI
Rekan Saya ingin tanya , apakah untuk melakukan pemborn dengan peralatan kecil seperti itu ada prosedur nya ? Bgmn prsedurnya ? Siapa yang berwenang ? PemDa Kab /Prop/Kemenetrian ? Kalau classtion itu benar kejadian , saya bayangkan generasi ilmuwan sekarang akan ditertawakan oleh anak/cucu kita kali ya . Mun ceuk basa Sunda mah Ngarebutkeun pepesan kosong (Naon basa Madura - na pak Miko ?) si Abah From: Budi Brahmantyo bud...@gc.itb.ac.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, February 17, 2012 7:41 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Memang begitu selentingannya. Tetapi menurut Kepala Dinas Budpar Cianjur yang saya kenal baik, pak Himam Haris, meyakinkan saya bahwa permohonan izin pengeboran datangnya dari LIPI. Nah lho??? BB Jelas salah kaprah juga tuh kalau class actionnya dialamatkan ke LIPI, sepengetahuan saya LIPI tak terlibat tapi ada tokoh LIPI yang yang ikut sebagai anggota tim bentukan staf khusus keperidenan tersebut. 2012/2/17 Ismail lia...@indo.net.id ** Apakah LIPI terlibat secara institusional , berarti dana nya dari APBN dan tentunya karena ini institusi pemerintah sdh berkoordinasi dg instansi terkait didaerah tsb Persoalan akan lain kalau keterlibatannya bukan secara institusional tapi perorangan dalam Tim tsb Sent by Liamsi's Mobile Phone -- *From: *yahdi zaim z...@gc.itb.ac.id *Date: *Fri, 17 Feb 2012 00:12:00 + *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Pak RDP dan Rekans, Di koran Pikiran Rakyat hari ini di halaman 19 di sudut kanan atas ada berita: Budayawan Akan Ajukan 'Class Action' ke LIPI yg berita singkatnya, Class Action tsb akan diajukan ke LIPI berkaitan dengan pemboran Gunung Padang yang dikatakan tanpa ijin. Wah bakal tambah ramai nih... Wslm, Zaim Powered by Telkomsel BlackBerry® -- *From: *Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com *Date: *Thu, 16 Feb 2012 22:14:23 +0700 *To: *e_rid...@yahoo.come_rid...@yahoo.com; IAGIiagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Cc: *refere...@yahoogroups.comrefere...@yahoogroups.com; alumni_gamais_...@yahoogroups.comalumni_gamais_...@yahoogroups.com *Subject: *[iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Waaa, Kalau skeptis itu memang bawaannya saintist. Sains itu diawali dengan keraguan bukan semangat dan keyakinan. Jadi kalau ada yg sekptis pada sesuatu penemuan bukan berarti ybs menolak. Secara mudah orang skpetis itu baru akan mengikuti atau menyetujui adanya hipotesa baru bila sudah menemukan evidence. Tanpa evidence kok sudah meyakini sebauh penemuan karena ditemukan si anu yg terkenal berarti itu taklid buta Sains ndak mengenal hal taklid seperti itu. Banyak saintis bergelar doktor yg tidak sepaham dengan promotornya Dan sains itu tidak ada loncatan besar yng datangnya ujug-ujug mak pluk. Mohon maaf saja Sains itu jalannya thimik-thimik, bukan berlari kencang. Mirip seperti proses evolusi, pelan tapi pasti. Nah budaya riset yg menurun itu bukan karena skeptis Tapi mungkin pesimistis pada hasil yg akan diperoleh. Saintis murni melakukan penelitian seringkali bukan karena tujuan, tapi karena keingintahuan. Ketiadaan rasa ingin tahu bukan berarti pesimis atau skeptis loo. Bisa saja tidak menarik karema kemasan atau pengungkapan yang rumit. Yang penting menurut saya, seorang peneliti sejati seringkali tidak memperdulikan dampak dari temuannya ... Sikapnya adalah persistent dalam bahasa mudahnya tekun dalam melakukan riset. Jangan membayangkan atau memikirkan hasilnya akan menggelegar. Kebanyakan penemuan besar didunia tidak disadari oleh penemunya. Jadi kalau anda telah menemukan sesuatu, jangan punya harapan anda akan mendapatkan hasilnya secara instant. No. No Bukan seperti itu reward atau penghargaan yang diperoleh oleh seorang penemu sejati. Ketika nanti manusia menyadari, barulah nama anda akan dikenal dan dikenang. Syukur-syukur didoakan, ilmu yg bermanfaat adalah sebuah amal jariah. Kalau anda menemukan sesuatu ikhlas saja dengan apa yg ditemukan. Memang kalau diamati, hanya penemuan yg berlanjut yang bermanfaat. Jadi satu hal lain yang penting adalah sikap dari si peneliti ketika menemukan hasil risetnya. Sikap low profile, lembah manah, sopan, membuat orang memberikan apresiasi atas penemuan dan kalau diteruskan maka penemuan itu menjadi sebuah ilmu yg bermanfaat. Yang seperti ditulis diatas, menjadi amal jariah. So, Kalau anda merasa menemukan sesuatu, uNgkapkan saja apa adanya sejujurnya. Duniapun Sekarang tahu bahwa bukan Darwin yg menemukan teori evolusi, dia Hanyalah mengembangkan dan menuliskan, namun saat ini semua tahu bahwa Lamark, juga Wallace lebih duluan mengemukakan ide evolusi yang fenomenal ini. Malah Darwin yg akhirnya dicaci oleh orang yg tersinggung
Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI
Danny Oknum apa ??? Sya kira perlu diperjelas , karena sekarang kalau satu institusi KEPEPET lalu berkelit dngan menamakan OKNUM . Nah gitu nyatanya disaat ini. Ada oknum Polisi , oknum aparat , oknum DPR , oknum parta dan oknum2 macam macam lagi. terima kasih. si Abah From: danny.hil...@gmail.com danny.hil...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, February 17, 2012 2:00 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Masa sih Pak Himam bilang gitu. Coba ditanya lagi deh. Ijin diperoleh dari Dirjen Purbakala dan diijinkan DisBudpar juga tentunya. Barusan saya ngobrol dgn Pak Himam, beliau bilang sekelompok budayawan yang protes itu OKNUM katanya... Nah Lo ? Danny Hilman Natawidjaja LabEarth (Laboratory for Earth Hazards) Geoteknologi - LIPI -Original Message- From: Budi Brahmantyo bud...@gc.itb.ac.id Date: Fri, 17 Feb 2012 12:41:41 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Memang begitu selentingannya. Tetapi menurut Kepala Dinas Budpar Cianjur yang saya kenal baik, pak Himam Haris, meyakinkan saya bahwa permohonan izin pengeboran datangnya dari LIPI. Nah lho??? BB Jelas salah kaprah juga tuh kalau class actionnya dialamatkan ke LIPI, sepengetahuan saya LIPI tak terlibat tapi ada tokoh LIPI yang yang ikut sebagai anggota tim bentukan staf khusus keperidenan tersebut. 2012/2/17 Ismail lia...@indo.net.id ** Apakah LIPI terlibat secara institusional , berarti dana nya dari APBN dan tentunya karena ini institusi pemerintah sdh berkoordinasi dg instansi terkait didaerah tsb Persoalan akan lain kalau keterlibatannya bukan secara institusional tapi perorangan dalam Tim tsb Sent by Liamsi's Mobile Phone -- *From: *yahdi zaim z...@gc.itb.ac.id *Date: *Fri, 17 Feb 2012 00:12:00 + *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Pak RDP dan Rekans, Di koran Pikiran Rakyat hari ini di halaman 19 di sudut kanan atas ada berita: Budayawan Akan Ajukan 'Class Action' ke LIPI yg berita singkatnya, Class Action tsb akan diajukan ke LIPI berkaitan dengan pemboran Gunung Padang yang dikatakan tanpa ijin. Wah bakal tambah ramai nih... Wslm, Zaim Powered by Telkomsel BlackBerry® -- *From: *Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com *Date: *Thu, 16 Feb 2012 22:14:23 +0700 *To: *e_rid...@yahoo.come_rid...@yahoo.com; IAGIiagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Cc: *refere...@yahoogroups.comrefere...@yahoogroups.com; alumni_gamais_...@yahoogroups.comalumni_gamais_...@yahoogroups.com *Subject: *[iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Waaa, Kalau skeptis itu memang bawaannya saintist. Sains itu diawali dengan keraguan bukan semangat dan keyakinan. Jadi kalau ada yg sekptis pada sesuatu penemuan bukan berarti ybs menolak. Secara mudah orang skpetis itu baru akan mengikuti atau menyetujui adanya hipotesa baru bila sudah menemukan evidence. Tanpa evidence kok sudah meyakini sebauh penemuan karena ditemukan si anu yg terkenal berarti itu taklid buta Sains ndak mengenal hal taklid seperti itu. Banyak saintis bergelar doktor yg tidak sepaham dengan promotornya Dan sains itu tidak ada loncatan besar yng datangnya ujug-ujug mak pluk. Mohon maaf saja Sains itu jalannya thimik-thimik, bukan berlari kencang. Mirip seperti proses evolusi, pelan tapi pasti. Nah budaya riset yg menurun itu bukan karena skeptis Tapi mungkin pesimistis pada hasil yg akan diperoleh. Saintis murni melakukan penelitian seringkali bukan karena tujuan, tapi karena keingintahuan. Ketiadaan rasa ingin tahu bukan berarti pesimis atau skeptis loo. Bisa saja tidak menarik karema kemasan atau pengungkapan yang rumit. Yang penting menurut saya, seorang peneliti sejati seringkali tidak memperdulikan dampak dari temuannya ... Sikapnya adalah persistent dalam bahasa mudahnya tekun dalam melakukan riset. Jangan membayangkan atau memikirkan hasilnya akan menggelegar. Kebanyakan penemuan besar didunia tidak disadari oleh penemunya. Jadi kalau anda telah menemukan sesuatu, jangan punya harapan anda akan mendapatkan hasilnya secara instant. No. No Bukan seperti itu reward atau penghargaan yang diperoleh oleh seorang penemu sejati. Ketika nanti manusia menyadari, barulah nama anda akan dikenal dan dikenang. Syukur-syukur didoakan, ilmu yg bermanfaat adalah sebuah amal jariah. Kalau anda menemukan sesuatu ikhlas saja dengan apa yg ditemukan. Memang kalau diamati, hanya penemuan yg berlanjut yang bermanfaat. Jadi satu hal lain yang penting adalah sikap dari si peneliti ketika menemukan hasil risetnya. Sikap low profile, lembah manah, sopan, membuat orang memberikan apresiasi atas penemuan dan kalau diteruskan maka penemuan itu menjadi sebuah ilmu yg
Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI
Engga ada yang kepepet pak. Biasa2 aja. Intinya Kata KaDisBudpar yang protes itu tidak merepresentasikan. Kaum budayawan Garut tapi pemikiran satu atau beberapa orang saja. Perkara itu mau disebut Oknum atau bukan ya engga masalah... Yg jelas Pihak aparat setempat juga masyarakat di sekitar G Padang tidak ada yg protes. Malah sangat senang pak. Bayangkan, yg tadinya pengunjung hanya sedikit sekarang bisa 1000 sehari. Jalan juga katanya mau dibagusin dsb dll. Gitu Pak. Danny Hilman Natawidjaja LabEarth (Laboratory for Earth Hazards) Geoteknologi - LIPI -Original Message- From: Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com Date: Fri, 17 Feb 2012 00:04:05 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Danny Oknum apa ??? Sya kira perlu diperjelas , karena sekarang kalau satu institusi KEPEPET lalu berkelit dngan menamakan OKNUM . Nah gitu nyatanya disaat ini. Ada oknum Polisi , oknum aparat , oknum DPR , oknum parta dan oknum2 macam macam lagi. terima kasih. si Abah From: danny.hil...@gmail.com danny.hil...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, February 17, 2012 2:00 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Masa sih Pak Himam bilang gitu. Coba ditanya lagi deh. Ijin diperoleh dari Dirjen Purbakala dan diijinkan DisBudpar juga tentunya. Barusan saya ngobrol dgn Pak Himam, beliau bilang sekelompok budayawan yang protes itu OKNUM katanya... Nah Lo ? Danny Hilman Natawidjaja LabEarth (Laboratory for Earth Hazards) Geoteknologi - LIPI -Original Message- From: Budi Brahmantyo bud...@gc.itb.ac.id Date: Fri, 17 Feb 2012 12:41:41 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Memang begitu selentingannya. Tetapi menurut Kepala Dinas Budpar Cianjur yang saya kenal baik, pak Himam Haris, meyakinkan saya bahwa permohonan izin pengeboran datangnya dari LIPI. Nah lho??? BB Jelas salah kaprah juga tuh kalau class actionnya dialamatkan ke LIPI, sepengetahuan saya LIPI tak terlibat tapi ada tokoh LIPI yang yang ikut sebagai anggota tim bentukan staf khusus keperidenan tersebut. 2012/2/17 Ismail lia...@indo.net.id ** Apakah LIPI terlibat secara institusional , berarti dana nya dari APBN dan tentunya karena ini institusi pemerintah sdh berkoordinasi dg instansi terkait didaerah tsb Persoalan akan lain kalau keterlibatannya bukan secara institusional tapi perorangan dalam Tim tsb Sent by Liamsi's Mobile Phone -- *From: *yahdi zaim z...@gc.itb.ac.id *Date: *Fri, 17 Feb 2012 00:12:00 + *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Pak RDP dan Rekans, Di koran Pikiran Rakyat hari ini di halaman 19 di sudut kanan atas ada berita: Budayawan Akan Ajukan 'Class Action' ke LIPI yg berita singkatnya, Class Action tsb akan diajukan ke LIPI berkaitan dengan pemboran Gunung Padang yang dikatakan tanpa ijin. Wah bakal tambah ramai nih... Wslm, Zaim Powered by Telkomsel BlackBerry® -- *From: *Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com *Date: *Thu, 16 Feb 2012 22:14:23 +0700 *To: *e_rid...@yahoo.come_rid...@yahoo.com; IAGIiagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Cc: *refere...@yahoogroups.comrefere...@yahoogroups.com; alumni_gamais_...@yahoogroups.comalumni_gamais_...@yahoogroups.com *Subject: *[iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Waaa, Kalau skeptis itu memang bawaannya saintist. Sains itu diawali dengan keraguan bukan semangat dan keyakinan. Jadi kalau ada yg sekptis pada sesuatu penemuan bukan berarti ybs menolak. Secara mudah orang skpetis itu baru akan mengikuti atau menyetujui adanya hipotesa baru bila sudah menemukan evidence. Tanpa evidence kok sudah meyakini sebauh penemuan karena ditemukan si anu yg terkenal berarti itu taklid buta Sains ndak mengenal hal taklid seperti itu. Banyak saintis bergelar doktor yg tidak sepaham dengan promotornya Dan sains itu tidak ada loncatan besar yng datangnya ujug-ujug mak pluk. Mohon maaf saja Sains itu jalannya thimik-thimik, bukan berlari kencang. Mirip seperti proses evolusi, pelan tapi pasti. Nah budaya riset yg menurun itu bukan karena skeptis Tapi mungkin pesimistis pada hasil yg akan diperoleh. Saintis murni melakukan penelitian seringkali bukan karena tujuan, tapi karena keingintahuan. Ketiadaan rasa ingin tahu bukan berarti pesimis atau skeptis loo. Bisa saja tidak menarik karema kemasan atau pengungkapan yang rumit. Yang penting menurut saya, seorang peneliti sejati seringkali tidak memperdulikan dampak dari temuannya ... Sikapnya adalah persistent dalam bahasa mudahnya tekun dalam melakukan riset. Jangan membayangkan atau memikirkan hasilnya akan menggelegar.
Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI
Oh gitu ya Danny , syukurlah , jadi si Abah suudon. Jadi tambah banyak ya pengunjungnya ! Iya tuh saya juga jadi pengen nengok gunung Padang. Nuhun infona Saya berpendapat bahwa diskusi mengenai Gn Padang , Sadahurip dan pyramide merupakan hal yang memberikan dampak positip awareness masyarakat terhadap ilmu pengetahuan Berbeda pendapat kan biasa dalam ilmu ..pengetahuan. si Abah From: danny.hil...@gmail.com danny.hil...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, February 17, 2012 3:33 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Engga ada yang kepepet pak. Biasa2 aja. Intinya Kata KaDisBudpar yang protes itu tidak merepresentasikan. Kaum budayawan Garut tapi pemikiran satu atau beberapa orang saja. Perkara itu mau disebut Oknum atau bukan ya engga masalah... Yg jelas Pihak aparat setempat juga masyarakat di sekitar G Padang tidak ada yg protes. Malah sangat senang pak. Bayangkan, yg tadinya pengunjung hanya sedikit sekarang bisa 1000 sehari. Jalan juga katanya mau dibagusin dsb dll. Gitu Pak. Danny Hilman Natawidjaja LabEarth (Laboratory for Earth Hazards) Geoteknologi - LIPI From: Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com Date: Fri, 17 Feb 2012 00:04:05 -0800 (PST) To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Danny Oknum apa ??? Sya kira perlu diperjelas , karena sekarang kalau satu institusi KEPEPET lalu berkelit dngan menamakan OKNUM . Nah gitu nyatanya disaat ini. Ada oknum Polisi , oknum aparat , oknum DPR , oknum parta dan oknum2 macam macam lagi. terima kasih. si Abah From: danny.hil...@gmail.com danny.hil...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, February 17, 2012 2:00 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Masa sih Pak Himam bilang gitu. Coba ditanya lagi deh. Ijin diperoleh dari Dirjen Purbakala dan diijinkan DisBudpar juga tentunya. Barusan saya ngobrol dgn Pak Himam, beliau bilang sekelompok budayawan yang protes itu OKNUM katanya... Nah Lo ? Danny Hilman Natawidjaja LabEarth (Laboratory for Earth Hazards) Geoteknologi - LIPI -Original Message- From: Budi Brahmantyo bud...@gc.itb.ac.id Date: Fri, 17 Feb 2012 12:41:41 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Memang begitu selentingannya. Tetapi menurut Kepala Dinas Budpar Cianjur yang saya kenal baik, pak Himam Haris, meyakinkan saya bahwa permohonan izin pengeboran datangnya dari LIPI. Nah lho??? BB Jelas salah kaprah juga tuh kalau class actionnya dialamatkan ke LIPI, sepengetahuan saya LIPI tak terlibat tapi ada tokoh LIPI yang yang ikut sebagai anggota tim bentukan staf khusus keperidenan tersebut. 2012/2/17 Ismail lia...@indo.net.id ** Apakah LIPI terlibat secara institusional , berarti dana nya dari APBN dan tentunya karena ini institusi pemerintah sdh berkoordinasi dg instansi terkait didaerah tsb Persoalan akan lain kalau keterlibatannya bukan secara institusional tapi perorangan dalam Tim tsb Sent by Liamsi's Mobile Phone -- *From: *yahdi zaim z...@gc.itb.ac.id *Date: *Fri, 17 Feb 2012 00:12:00 + *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Pak RDP dan Rekans, Di koran Pikiran Rakyat hari ini di halaman 19 di sudut kanan atas ada berita: Budayawan Akan Ajukan 'Class Action' ke LIPI yg berita singkatnya, Class Action tsb akan diajukan ke LIPI berkaitan dengan pemboran Gunung Padang yang dikatakan tanpa ijin. Wah bakal tambah ramai nih... Wslm, Zaim Powered by Telkomsel BlackBerry® -- *From: *Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com *Date: *Thu, 16 Feb 2012 22:14:23 +0700 *To: *e_rid...@yahoo.come_rid...@yahoo.com; IAGIiagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Cc: *refere...@yahoogroups.comrefere...@yahoogroups.com; alumni_gamais_...@yahoogroups.comalumni_gamais_...@yahoogroups.com *Subject: *[iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Waaa, Kalau skeptis itu memang bawaannya saintist. Sains itu diawali dengan keraguan bukan semangat dan keyakinan. Jadi kalau ada yg sekptis pada sesuatu penemuan bukan berarti ybs menolak. Secara mudah orang skpetis itu baru akan mengikuti atau menyetujui adanya hipotesa baru bila sudah menemukan evidence. Tanpa evidence kok sudah meyakini sebauh penemuan karena ditemukan si anu yg terkenal berarti itu taklid buta Sains ndak mengenal hal taklid seperti itu. Banyak saintis bergelar doktor yg tidak sepaham dengan promotornya Dan sains itu tidak ada loncatan besar yng datangnya ujug-ujug mak pluk. Mohon maaf saja Sains itu jalannya thimik-thimik, bukan berlari kencang. Mirip seperti
Re: [iagi-net-l] Gunung Sadahurip : Piramida Alam?
Ternyata saya punya pandangan yang mirip dengan Pak Ben. Waktu saya nulis, saya belum baca tulisan Pak Ben. He he Se-idea rupanya! Cheers, Habash Sent via BlackBerry from Maxis -Original Message- From: benyamin sembiring benyaminsembir...@gmail.com Date: Thu, 16 Feb 2012 17:33:58 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Gunung Sadahurip : Piramida Alam? Gunung Sadahurip : Piramida Alam? Menyimak diskusi tentang Gunung Sadahurip apakah sebuah piramida buatan manusia atau gunung bentukan alam sangat menarik. Masing-masing punya argumentasi nya. Dari diskusi ini ada beberpa hal yang menjadi ketertarikan saya untuk mengambil “kesimpulan sementara” tentang perdebatan ini, yaitu : 1. - Piramida bukan saja harus mengacu kepada piramida besar , Giza, yang ada di mesir. Menurut saya pernyataan ini bahwa apabila ada bentukan mirip piramida bisa saja dikatan piramida walaupun tidak mengikuti aturan piramida di Mesir 2. - Hasil penelitian beberapa ahli geologi bahwa di Gunung Sadahurip terdapat batuan beku yang berbentuk columnar joint, andesit dll. Sehingga kelompok ini menapsirkan bahwa Gunung Sadahurip adalah bentukan alam yang mirip piramida. 3. - Ada juga sekelompok ahli geologi yang melakukan penelitian di Gunung Sadahurip bahwa disana ditemukan sisa sisa/bekas aktivitas manusia (artefak/ekofak). Bahkan kelompok ini juga melakukan penelitian geofisika sehingga yakin betul bentukan tersebut berbeda (ada bedanya) dengan bentukan alam biasa. Kelompok ini meyakini bahwa Gunung Sadahurip adalah piramida buatan manusia. Ada banyak bentukan alam yang dipergunakan oleh manusia untuk membangun suatu tempat beraktivitas, bisa saja itu tempat hunian maupun tempat pemujaan. Misalnya Gua Gajah di Bali, Gua Selomangleng di Kediri. Paling tidak kedua tempat itu adalah batuan bentukan alam yang dibangun oleh manusia untuk keperluan beribadah, mungkin. Namun dilakukan berbabagi bentukan sehingga tempat itu bukan murni hasil bentukan alam, tapi sudah ada modifikasi manusia. Nah..bisakah Gunung Sadahurip seperti itu? Yang ingin saya katakan bahwa ada banyak bentukan alam yang bisa dipergunakan oleh manusia untuk berbagai keperluannya. Jadi kalau Gunung Sadahurip yang berbentuk piramida itu dipergunakan oleh manusia untuk keperluannya dan membangun sesuatu disana adalah hal yang wajar saja. Apalagi kalau piramida gak harus mengacu kepada bentuk piramida Giza. Memperhatikan hal di atas apakah tidak mungkin Gunung Sadahurip adalah gunung bentukan alam, yang kebetulan berbentuk piramida, dimanfaatkan manusia untuk dijadikan tempat untuk keperluan manusia saat itu. Begitu cerdasnya manusia saat itu, untuk apa mengangkat batuan sekian banyaknya untuk buat piramida, toh sudah ada gunung bentukan alam yang bisa dipergunakan, tinggal memolesnya saja menjadi seperti yang diinginkan. Bisa saja membangun suatu bangunan di puncak ataupun sisi lain sehingga diperkirakan beberapa ahli ada sebuah ruangan hasil karya manusia. Oleh karena itu, jadilah Gunung Sadahurip adalah Piramida Alam. Terlalu dini memang. Salam Benyamin Sembiring
Re: [iagi-net-l] Gunung Sadahurip : Piramida Alam?
Adakah cerita dongeng/legenda rakyat ttg Sadahurip? Biasanya di Indonesia kalau ada bentuk alam/batu yang aneh ada dongengnya, misalnya Batu Malinkundang, Sangkuriang (Tangkuban Perahu), dll. Salam, Laung Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: hse...@gmail.com Date: Fri, 17 Feb 2012 09:14:00 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Gunung Sadahurip : Piramida Alam? Ternyata saya punya pandangan yang mirip dengan Pak Ben. Waktu saya nulis, saya belum baca tulisan Pak Ben. He he Se-idea rupanya! Cheers, Habash Sent via BlackBerry from Maxis -Original Message- From: benyamin sembiring benyaminsembir...@gmail.com Date: Thu, 16 Feb 2012 17:33:58 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Gunung Sadahurip : Piramida Alam? Gunung Sadahurip : Piramida Alam? Menyimak diskusi tentang Gunung Sadahurip apakah sebuah piramida buatan manusia atau gunung bentukan alam sangat menarik. Masing-masing punya argumentasi nya. Dari diskusi ini ada beberpa hal yang menjadi ketertarikan saya untuk mengambil “kesimpulan sementara” tentang perdebatan ini, yaitu : 1. - Piramida bukan saja harus mengacu kepada piramida besar , Giza, yang ada di mesir. Menurut saya pernyataan ini bahwa apabila ada bentukan mirip piramida bisa saja dikatan piramida walaupun tidak mengikuti aturan piramida di Mesir 2. - Hasil penelitian beberapa ahli geologi bahwa di Gunung Sadahurip terdapat batuan beku yang berbentuk columnar joint, andesit dll. Sehingga kelompok ini menapsirkan bahwa Gunung Sadahurip adalah bentukan alam yang mirip piramida. 3. - Ada juga sekelompok ahli geologi yang melakukan penelitian di Gunung Sadahurip bahwa disana ditemukan sisa sisa/bekas aktivitas manusia (artefak/ekofak). Bahkan kelompok ini juga melakukan penelitian geofisika sehingga yakin betul bentukan tersebut berbeda (ada bedanya) dengan bentukan alam biasa. Kelompok ini meyakini bahwa Gunung Sadahurip adalah piramida buatan manusia. Ada banyak bentukan alam yang dipergunakan oleh manusia untuk membangun suatu tempat beraktivitas, bisa saja itu tempat hunian maupun tempat pemujaan. Misalnya Gua Gajah di Bali, Gua Selomangleng di Kediri. Paling tidak kedua tempat itu adalah batuan bentukan alam yang dibangun oleh manusia untuk keperluan beribadah, mungkin. Namun dilakukan berbabagi bentukan sehingga tempat itu bukan murni hasil bentukan alam, tapi sudah ada modifikasi manusia. Nah..bisakah Gunung Sadahurip seperti itu? Yang ingin saya katakan bahwa ada banyak bentukan alam yang bisa dipergunakan oleh manusia untuk berbagai keperluannya. Jadi kalau Gunung Sadahurip yang berbentuk piramida itu dipergunakan oleh manusia untuk keperluannya dan membangun sesuatu disana adalah hal yang wajar saja. Apalagi kalau piramida gak harus mengacu kepada bentuk piramida Giza. Memperhatikan hal di atas apakah tidak mungkin Gunung Sadahurip adalah gunung bentukan alam, yang kebetulan berbentuk piramida, dimanfaatkan manusia untuk dijadikan tempat untuk keperluan manusia saat itu. Begitu cerdasnya manusia saat itu, untuk apa mengangkat batuan sekian banyaknya untuk buat piramida, toh sudah ada gunung bentukan alam yang bisa dipergunakan, tinggal memolesnya saja menjadi seperti yang diinginkan. Bisa saja membangun suatu bangunan di puncak ataupun sisi lain sehingga diperkirakan beberapa ahli ada sebuah ruangan hasil karya manusia. Oleh karena itu, jadilah Gunung Sadahurip adalah Piramida Alam. Terlalu dini memang. Salam Benyamin Sembiring
Re: Bls: [iagi-net-l] Gaji expat di Indonesia
Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Amin Bunyamin amin...@yahoo.com Date: Fri, 17 Feb 2012 15:00:14 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Bls: [iagi-net-l] Gaji expat di Indonesia Pak eko yg baik, itulah tatanan peradaban dunia yang 'ADIL' ADIL tidak mesti setarakhan? hehehe just a joke ojo seurieus :) 3323 Dari: Eko Prasetyo strivea...@gmail.com Kepada: iagi-net@iagi.or.id Dikirim: Jumat, 17 Februari 2012 12:58 Judul: Re: [iagi-net-l] Gaji expat di Indonesia Sebuah forum tentang peningkatan SDM, dihadiri orang2 pintar dan bermutu tinggi, dengan beberapa orang dari budaya adi luhung penjunjung tinggi penerapan HAM, kesetaraan GENDER, RAS, dan AGAMA, terjadi diskriminasi honor? MUNAFIK!
Re: [iagi-net-l] Gunung Sadahurip : Piramida Alam?
Ada. Folklorenya: Massa batuan yang hilang di Lembah Batu Rahong itu dulu diambil dan dipindahkan ke G Sadahurip. Waktu sy tanya gimana caranya? Jawaban tetua di sana:Ah gampil etamah,ngan sapaculeun. :-). Wk wk wk Danny Hilman Natawidjaja LabEarth (Laboratory for Earth Hazards) Geoteknologi - LIPI -Original Message- From: parlaunga...@gmail.com Date: Fri, 17 Feb 2012 09:16:00 To: IAGIiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Gunung Sadahurip : Piramida Alam? Adakah cerita dongeng/legenda rakyat ttg Sadahurip? Biasanya di Indonesia kalau ada bentuk alam/batu yang aneh ada dongengnya, misalnya Batu Malinkundang, Sangkuriang (Tangkuban Perahu), dll. Salam, Laung Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: hse...@gmail.com Date: Fri, 17 Feb 2012 09:14:00 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Gunung Sadahurip : Piramida Alam? Ternyata saya punya pandangan yang mirip dengan Pak Ben. Waktu saya nulis, saya belum baca tulisan Pak Ben. He he Se-idea rupanya! Cheers, Habash Sent via BlackBerry from Maxis -Original Message- From: benyamin sembiring benyaminsembir...@gmail.com Date: Thu, 16 Feb 2012 17:33:58 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Gunung Sadahurip : Piramida Alam? Gunung Sadahurip : Piramida Alam? Menyimak diskusi tentang Gunung Sadahurip apakah sebuah piramida buatan manusia atau gunung bentukan alam sangat menarik. Masing-masing punya argumentasi nya. Dari diskusi ini ada beberpa hal yang menjadi ketertarikan saya untuk mengambil “kesimpulan sementara” tentang perdebatan ini, yaitu : 1. - Piramida bukan saja harus mengacu kepada piramida besar , Giza, yang ada di mesir. Menurut saya pernyataan ini bahwa apabila ada bentukan mirip piramida bisa saja dikatan piramida walaupun tidak mengikuti aturan piramida di Mesir 2. - Hasil penelitian beberapa ahli geologi bahwa di Gunung Sadahurip terdapat batuan beku yang berbentuk columnar joint, andesit dll. Sehingga kelompok ini menapsirkan bahwa Gunung Sadahurip adalah bentukan alam yang mirip piramida. 3. - Ada juga sekelompok ahli geologi yang melakukan penelitian di Gunung Sadahurip bahwa disana ditemukan sisa sisa/bekas aktivitas manusia (artefak/ekofak). Bahkan kelompok ini juga melakukan penelitian geofisika sehingga yakin betul bentukan tersebut berbeda (ada bedanya) dengan bentukan alam biasa. Kelompok ini meyakini bahwa Gunung Sadahurip adalah piramida buatan manusia. Ada banyak bentukan alam yang dipergunakan oleh manusia untuk membangun suatu tempat beraktivitas, bisa saja itu tempat hunian maupun tempat pemujaan. Misalnya Gua Gajah di Bali, Gua Selomangleng di Kediri. Paling tidak kedua tempat itu adalah batuan bentukan alam yang dibangun oleh manusia untuk keperluan beribadah, mungkin. Namun dilakukan berbabagi bentukan sehingga tempat itu bukan murni hasil bentukan alam, tapi sudah ada modifikasi manusia. Nah..bisakah Gunung Sadahurip seperti itu? Yang ingin saya katakan bahwa ada banyak bentukan alam yang bisa dipergunakan oleh manusia untuk berbagai keperluannya. Jadi kalau Gunung Sadahurip yang berbentuk piramida itu dipergunakan oleh manusia untuk keperluannya dan membangun sesuatu disana adalah hal yang wajar saja. Apalagi kalau piramida gak harus mengacu kepada bentuk piramida Giza. Memperhatikan hal di atas apakah tidak mungkin Gunung Sadahurip adalah gunung bentukan alam, yang kebetulan berbentuk piramida, dimanfaatkan manusia untuk dijadikan tempat untuk keperluan manusia saat itu. Begitu cerdasnya manusia saat itu, untuk apa mengangkat batuan sekian banyaknya untuk buat piramida, toh sudah ada gunung bentukan alam yang bisa dipergunakan, tinggal memolesnya saja menjadi seperti yang diinginkan. Bisa saja membangun suatu bangunan di puncak ataupun sisi lain sehingga diperkirakan beberapa ahli ada sebuah ruangan hasil karya manusia. Oleh karena itu, jadilah Gunung Sadahurip adalah Piramida Alam. Terlalu dini memang. Salam Benyamin Sembiring
Re: [iagi-net-l] Gunung Sadahurip : Piramida Alam?
Have a nice week-end dan selamat memacul! Sampurasun Akang, mulih heula ah, parantos wengi! Sent via BlackBerry from Maxis -Original Message- From: danny.hil...@gmail.com Date: Fri, 17 Feb 2012 09:33:42 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Gunung Sadahurip : Piramida Alam? Ada. Folklorenya: Massa batuan yang hilang di Lembah Batu Rahong itu dulu diambil dan dipindahkan ke G Sadahurip. Waktu sy tanya gimana caranya? Jawaban tetua di sana:Ah gampil etamah,ngan sapaculeun. :-). Wk wk wk Danny Hilman Natawidjaja LabEarth (Laboratory for Earth Hazards) Geoteknologi - LIPI -Original Message- From: parlaunga...@gmail.com Date: Fri, 17 Feb 2012 09:16:00 To: IAGIiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Gunung Sadahurip : Piramida Alam? Adakah cerita dongeng/legenda rakyat ttg Sadahurip? Biasanya di Indonesia kalau ada bentuk alam/batu yang aneh ada dongengnya, misalnya Batu Malinkundang, Sangkuriang (Tangkuban Perahu), dll. Salam, Laung Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: hse...@gmail.com Date: Fri, 17 Feb 2012 09:14:00 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Gunung Sadahurip : Piramida Alam? Ternyata saya punya pandangan yang mirip dengan Pak Ben. Waktu saya nulis, saya belum baca tulisan Pak Ben. He he Se-idea rupanya! Cheers, Habash Sent via BlackBerry from Maxis -Original Message- From: benyamin sembiring benyaminsembir...@gmail.com Date: Thu, 16 Feb 2012 17:33:58 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Gunung Sadahurip : Piramida Alam? Gunung Sadahurip : Piramida Alam? Menyimak diskusi tentang Gunung Sadahurip apakah sebuah piramida buatan manusia atau gunung bentukan alam sangat menarik. Masing-masing punya argumentasi nya. Dari diskusi ini ada beberpa hal yang menjadi ketertarikan saya untuk mengambil “kesimpulan sementara” tentang perdebatan ini, yaitu : 1. - Piramida bukan saja harus mengacu kepada piramida besar , Giza, yang ada di mesir. Menurut saya pernyataan ini bahwa apabila ada bentukan mirip piramida bisa saja dikatan piramida walaupun tidak mengikuti aturan piramida di Mesir 2. - Hasil penelitian beberapa ahli geologi bahwa di Gunung Sadahurip terdapat batuan beku yang berbentuk columnar joint, andesit dll. Sehingga kelompok ini menapsirkan bahwa Gunung Sadahurip adalah bentukan alam yang mirip piramida. 3. - Ada juga sekelompok ahli geologi yang melakukan penelitian di Gunung Sadahurip bahwa disana ditemukan sisa sisa/bekas aktivitas manusia (artefak/ekofak). Bahkan kelompok ini juga melakukan penelitian geofisika sehingga yakin betul bentukan tersebut berbeda (ada bedanya) dengan bentukan alam biasa. Kelompok ini meyakini bahwa Gunung Sadahurip adalah piramida buatan manusia. Ada banyak bentukan alam yang dipergunakan oleh manusia untuk membangun suatu tempat beraktivitas, bisa saja itu tempat hunian maupun tempat pemujaan. Misalnya Gua Gajah di Bali, Gua Selomangleng di Kediri. Paling tidak kedua tempat itu adalah batuan bentukan alam yang dibangun oleh manusia untuk keperluan beribadah, mungkin. Namun dilakukan berbabagi bentukan sehingga tempat itu bukan murni hasil bentukan alam, tapi sudah ada modifikasi manusia. Nah..bisakah Gunung Sadahurip seperti itu? Yang ingin saya katakan bahwa ada banyak bentukan alam yang bisa dipergunakan oleh manusia untuk berbagai keperluannya. Jadi kalau Gunung Sadahurip yang berbentuk piramida itu dipergunakan oleh manusia untuk keperluannya dan membangun sesuatu disana adalah hal yang wajar saja. Apalagi kalau piramida gak harus mengacu kepada bentuk piramida Giza. Memperhatikan hal di atas apakah tidak mungkin Gunung Sadahurip adalah gunung bentukan alam, yang kebetulan berbentuk piramida, dimanfaatkan manusia untuk dijadikan tempat untuk keperluan manusia saat itu. Begitu cerdasnya manusia saat itu, untuk apa mengangkat batuan sekian banyaknya untuk buat piramida, toh sudah ada gunung bentukan alam yang bisa dipergunakan, tinggal memolesnya saja menjadi seperti yang diinginkan. Bisa saja membangun suatu bangunan di puncak ataupun sisi lain sehingga diperkirakan beberapa ahli ada sebuah ruangan hasil karya manusia. Oleh karena itu, jadilah Gunung Sadahurip adalah Piramida Alam. Terlalu dini memang. Salam Benyamin Sembiring
Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI
Hehehe biasa to nas, kalo gak cocok yaa sebut saja oknum, biasa birokrat. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: danny.hil...@gmail.com Date: Fri, 17 Feb 2012 07:00:07 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Masa sih Pak Himam bilang gitu. Coba ditanya lagi deh. Ijin diperoleh dari Dirjen Purbakala dan diijinkan DisBudpar juga tentunya. Barusan saya ngobrol dgn Pak Himam, beliau bilang sekelompok budayawan yang protes itu OKNUM katanya... Nah Lo ? Danny Hilman Natawidjaja LabEarth (Laboratory for Earth Hazards) Geoteknologi - LIPI -Original Message- From: Budi Brahmantyo bud...@gc.itb.ac.id Date: Fri, 17 Feb 2012 12:41:41 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Memang begitu selentingannya. Tetapi menurut Kepala Dinas Budpar Cianjur yang saya kenal baik, pak Himam Haris, meyakinkan saya bahwa permohonan izin pengeboran datangnya dari LIPI. Nah lho??? BB Jelas salah kaprah juga tuh kalau class actionnya dialamatkan ke LIPI, sepengetahuan saya LIPI tak terlibat tapi ada tokoh LIPI yang yang ikut sebagai anggota tim bentukan staf khusus keperidenan tersebut. 2012/2/17 Ismail lia...@indo.net.id ** Apakah LIPI terlibat secara institusional , berarti dana nya dari APBN dan tentunya karena ini institusi pemerintah sdh berkoordinasi dg instansi terkait didaerah tsb Persoalan akan lain kalau keterlibatannya bukan secara institusional tapi perorangan dalam Tim tsb Sent by Liamsi's Mobile Phone -- *From: *yahdi zaim z...@gc.itb.ac.id *Date: *Fri, 17 Feb 2012 00:12:00 + *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Pak RDP dan Rekans, Di koran Pikiran Rakyat hari ini di halaman 19 di sudut kanan atas ada berita: Budayawan Akan Ajukan 'Class Action' ke LIPI yg berita singkatnya, Class Action tsb akan diajukan ke LIPI berkaitan dengan pemboran Gunung Padang yang dikatakan tanpa ijin. Wah bakal tambah ramai nih... Wslm, Zaim Powered by Telkomsel BlackBerry® -- *From: *Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com *Date: *Thu, 16 Feb 2012 22:14:23 +0700 *To: *e_rid...@yahoo.come_rid...@yahoo.com; IAGIiagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Cc: *refere...@yahoogroups.comrefere...@yahoogroups.com; alumni_gamais_...@yahoogroups.comalumni_gamais_...@yahoogroups.com *Subject: *[iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Waaa, Kalau skeptis itu memang bawaannya saintist. Sains itu diawali dengan keraguan bukan semangat dan keyakinan. Jadi kalau ada yg sekptis pada sesuatu penemuan bukan berarti ybs menolak. Secara mudah orang skpetis itu baru akan mengikuti atau menyetujui adanya hipotesa baru bila sudah menemukan evidence. Tanpa evidence kok sudah meyakini sebauh penemuan karena ditemukan si anu yg terkenal berarti itu taklid buta Sains ndak mengenal hal taklid seperti itu. Banyak saintis bergelar doktor yg tidak sepaham dengan promotornya Dan sains itu tidak ada loncatan besar yng datangnya ujug-ujug mak pluk. Mohon maaf saja Sains itu jalannya thimik-thimik, bukan berlari kencang. Mirip seperti proses evolusi, pelan tapi pasti. Nah budaya riset yg menurun itu bukan karena skeptis Tapi mungkin pesimistis pada hasil yg akan diperoleh. Saintis murni melakukan penelitian seringkali bukan karena tujuan, tapi karena keingintahuan. Ketiadaan rasa ingin tahu bukan berarti pesimis atau skeptis loo. Bisa saja tidak menarik karema kemasan atau pengungkapan yang rumit. Yang penting menurut saya, seorang peneliti sejati seringkali tidak memperdulikan dampak dari temuannya ... Sikapnya adalah persistent dalam bahasa mudahnya tekun dalam melakukan riset. Jangan membayangkan atau memikirkan hasilnya akan menggelegar. Kebanyakan penemuan besar didunia tidak disadari oleh penemunya. Jadi kalau anda telah menemukan sesuatu, jangan punya harapan anda akan mendapatkan hasilnya secara instant. No. No Bukan seperti itu reward atau penghargaan yang diperoleh oleh seorang penemu sejati. Ketika nanti manusia menyadari, barulah nama anda akan dikenal dan dikenang. Syukur-syukur didoakan, ilmu yg bermanfaat adalah sebuah amal jariah. Kalau anda menemukan sesuatu ikhlas saja dengan apa yg ditemukan. Memang kalau diamati, hanya penemuan yg berlanjut yang bermanfaat. Jadi satu hal lain yang penting adalah sikap dari si peneliti ketika menemukan hasil risetnya. Sikap low profile, lembah manah, sopan, membuat orang memberikan apresiasi atas penemuan dan kalau diteruskan maka penemuan itu menjadi sebuah ilmu yg bermanfaat. Yang seperti ditulis diatas, menjadi amal jariah. So, Kalau anda merasa menemukan sesuatu, uNgkapkan saja apa adanya sejujurnya. Duniapun Sekarang tahu bahwa bukan
Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI
Abah, setau saya, ngebor kecuali di rumah sendiri kalee harus ada ijin, paling tidak pemberitahuan ke warga sekitar, dan ada pernyataan tidak keberatan, hahaha kayak bikin rumah. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com Date: Fri, 17 Feb 2012 00:00:15 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Rekan Saya ingin tanya , apakah untuk melakukan pemborn dengan peralatan kecil seperti itu ada prosedur nya ? Bgmn prsedurnya ? Siapa yang berwenang ? PemDa Kab /Prop/Kemenetrian ? Kalau classtion itu benar kejadian , saya bayangkan generasi ilmuwan sekarang akan ditertawakan oleh anak/cucu kita kali ya . Mun ceuk basa Sunda mah Ngarebutkeun pepesan kosong (Naon basa Madura - na pak Miko ?) si Abah From: Budi Brahmantyo bud...@gc.itb.ac.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, February 17, 2012 7:41 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Memang begitu selentingannya. Tetapi menurut Kepala Dinas Budpar Cianjur yang saya kenal baik, pak Himam Haris, meyakinkan saya bahwa permohonan izin pengeboran datangnya dari LIPI. Nah lho??? BB Jelas salah kaprah juga tuh kalau class actionnya dialamatkan ke LIPI, sepengetahuan saya LIPI tak terlibat tapi ada tokoh LIPI yang yang ikut sebagai anggota tim bentukan staf khusus keperidenan tersebut. 2012/2/17 Ismail lia...@indo.net.id ** Apakah LIPI terlibat secara institusional , berarti dana nya dari APBN dan tentunya karena ini institusi pemerintah sdh berkoordinasi dg instansi terkait didaerah tsb Persoalan akan lain kalau keterlibatannya bukan secara institusional tapi perorangan dalam Tim tsb Sent by Liamsi's Mobile Phone -- *From: *yahdi zaim z...@gc.itb.ac.id *Date: *Fri, 17 Feb 2012 00:12:00 + *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Pak RDP dan Rekans, Di koran Pikiran Rakyat hari ini di halaman 19 di sudut kanan atas ada berita: Budayawan Akan Ajukan 'Class Action' ke LIPI yg berita singkatnya, Class Action tsb akan diajukan ke LIPI berkaitan dengan pemboran Gunung Padang yang dikatakan tanpa ijin. Wah bakal tambah ramai nih... Wslm, Zaim Powered by Telkomsel BlackBerry® -- *From: *Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com *Date: *Thu, 16 Feb 2012 22:14:23 +0700 *To: *e_rid...@yahoo.come_rid...@yahoo.com; IAGIiagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Cc: *refere...@yahoogroups.comrefere...@yahoogroups.com; alumni_gamais_...@yahoogroups.comalumni_gamais_...@yahoogroups.com *Subject: *[iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Waaa, Kalau skeptis itu memang bawaannya saintist. Sains itu diawali dengan keraguan bukan semangat dan keyakinan. Jadi kalau ada yg sekptis pada sesuatu penemuan bukan berarti ybs menolak. Secara mudah orang skpetis itu baru akan mengikuti atau menyetujui adanya hipotesa baru bila sudah menemukan evidence. Tanpa evidence kok sudah meyakini sebauh penemuan karena ditemukan si anu yg terkenal berarti itu taklid buta Sains ndak mengenal hal taklid seperti itu. Banyak saintis bergelar doktor yg tidak sepaham dengan promotornya Dan sains itu tidak ada loncatan besar yng datangnya ujug-ujug mak pluk. Mohon maaf saja Sains itu jalannya thimik-thimik, bukan berlari kencang. Mirip seperti proses evolusi, pelan tapi pasti. Nah budaya riset yg menurun itu bukan karena skeptis Tapi mungkin pesimistis pada hasil yg akan diperoleh. Saintis murni melakukan penelitian seringkali bukan karena tujuan, tapi karena keingintahuan. Ketiadaan rasa ingin tahu bukan berarti pesimis atau skeptis loo. Bisa saja tidak menarik karema kemasan atau pengungkapan yang rumit. Yang penting menurut saya, seorang peneliti sejati seringkali tidak memperdulikan dampak dari temuannya ... Sikapnya adalah persistent dalam bahasa mudahnya tekun dalam melakukan riset. Jangan membayangkan atau memikirkan hasilnya akan menggelegar. Kebanyakan penemuan besar didunia tidak disadari oleh penemunya. Jadi kalau anda telah menemukan sesuatu, jangan punya harapan anda akan mendapatkan hasilnya secara instant. No. No Bukan seperti itu reward atau penghargaan yang diperoleh oleh seorang penemu sejati. Ketika nanti manusia menyadari, barulah nama anda akan dikenal dan dikenang. Syukur-syukur didoakan, ilmu yg bermanfaat adalah sebuah amal jariah. Kalau anda menemukan sesuatu ikhlas saja dengan apa yg ditemukan. Memang kalau diamati, hanya penemuan yg berlanjut yang bermanfaat. Jadi satu hal lain yang penting adalah sikap dari si peneliti ketika menemukan hasil risetnya. Sikap low profile, lembah manah, sopan, membuat orang memberikan apresiasi atas penemuan dan kalau diteruskan maka penemuan itu
Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI
Mnrt koran pr, itu kuncennya dan petinggi kampung pada ikut protes. Tapi siapa sih berani protes ke presiden? Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com Date: Fri, 17 Feb 2012 00:45:16 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Oh gitu ya Danny , syukurlah , jadi si Abah suudon. Jadi tambah banyak ya pengunjungnya ! Iya tuh saya juga jadi pengen nengok gunung Padang. Nuhun infona Saya berpendapat bahwa diskusi mengenai Gn Padang , Sadahurip dan pyramide merupakan hal yang memberikan dampak positip awareness masyarakat terhadap ilmu pengetahuan Berbeda pendapat kan biasa dalam ilmu ..pengetahuan. si Abah From: danny.hil...@gmail.com danny.hil...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, February 17, 2012 3:33 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Engga ada yang kepepet pak. Biasa2 aja. Intinya Kata KaDisBudpar yang protes itu tidak merepresentasikan. Kaum budayawan Garut tapi pemikiran satu atau beberapa orang saja. Perkara itu mau disebut Oknum atau bukan ya engga masalah... Yg jelas Pihak aparat setempat juga masyarakat di sekitar G Padang tidak ada yg protes. Malah sangat senang pak. Bayangkan, yg tadinya pengunjung hanya sedikit sekarang bisa 1000 sehari. Jalan juga katanya mau dibagusin dsb dll. Gitu Pak. Danny Hilman Natawidjaja LabEarth (Laboratory for Earth Hazards) Geoteknologi - LIPI From: Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com Date: Fri, 17 Feb 2012 00:04:05 -0800 (PST) To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Danny Oknum apa ??? Sya kira perlu diperjelas , karena sekarang kalau satu institusi KEPEPET lalu berkelit dngan menamakan OKNUM . Nah gitu nyatanya disaat ini. Ada oknum Polisi , oknum aparat , oknum DPR , oknum parta dan oknum2 macam macam lagi. terima kasih. si Abah From: danny.hil...@gmail.com danny.hil...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, February 17, 2012 2:00 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Masa sih Pak Himam bilang gitu. Coba ditanya lagi deh. Ijin diperoleh dari Dirjen Purbakala dan diijinkan DisBudpar juga tentunya. Barusan saya ngobrol dgn Pak Himam, beliau bilang sekelompok budayawan yang protes itu OKNUM katanya... Nah Lo ? Danny Hilman Natawidjaja LabEarth (Laboratory for Earth Hazards) Geoteknologi - LIPI -Original Message- From: Budi Brahmantyo bud...@gc.itb.ac.id Date: Fri, 17 Feb 2012 12:41:41 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Memang begitu selentingannya. Tetapi menurut Kepala Dinas Budpar Cianjur yang saya kenal baik, pak Himam Haris, meyakinkan saya bahwa permohonan izin pengeboran datangnya dari LIPI. Nah lho??? BB Jelas salah kaprah juga tuh kalau class actionnya dialamatkan ke LIPI, sepengetahuan saya LIPI tak terlibat tapi ada tokoh LIPI yang yang ikut sebagai anggota tim bentukan staf khusus keperidenan tersebut. 2012/2/17 Ismail lia...@indo.net.id ** Apakah LIPI terlibat secara institusional , berarti dana nya dari APBN dan tentunya karena ini institusi pemerintah sdh berkoordinasi dg instansi terkait didaerah tsb Persoalan akan lain kalau keterlibatannya bukan secara institusional tapi perorangan dalam Tim tsb Sent by Liamsi's Mobile Phone -- *From: *yahdi zaim z...@gc.itb.ac.id *Date: *Fri, 17 Feb 2012 00:12:00 + *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Pak RDP dan Rekans, Di koran Pikiran Rakyat hari ini di halaman 19 di sudut kanan atas ada berita: Budayawan Akan Ajukan 'Class Action' ke LIPI yg berita singkatnya, Class Action tsb akan diajukan ke LIPI berkaitan dengan pemboran Gunung Padang yang dikatakan tanpa ijin. Wah bakal tambah ramai nih... Wslm, Zaim Powered by Telkomsel BlackBerry® -- *From: *Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com *Date: *Thu, 16 Feb 2012 22:14:23 +0700 *To: *e_rid...@yahoo.come_rid...@yahoo.com; IAGIiagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Cc: *refere...@yahoogroups.comrefere...@yahoogroups.com; alumni_gamais_...@yahoogroups.comalumni_gamais_...@yahoogroups.com *Subject: *[iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Waaa, Kalau skeptis itu memang bawaannya saintist. Sains itu diawali dengan keraguan bukan semangat dan keyakinan. Jadi kalau ada yg sekptis pada sesuatu penemuan bukan berarti ybs menolak. Secara mudah orang skpetis itu baru akan mengikuti atau menyetujui adanya hipotesa baru bila sudah menemukan evidence. Tanpa evidence kok
Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI
Hehehe itu namanya cari enak, kesana ia kesini ok. Sdh biasa, nggak perlu heran, Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: danny.hil...@gmail.com Date: Fri, 17 Feb 2012 07:00:07 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Masa sih Pak Himam bilang gitu. Coba ditanya lagi deh. Ijin diperoleh dari Dirjen Purbakala dan diijinkan DisBudpar juga tentunya. Barusan saya ngobrol dgn Pak Himam, beliau bilang sekelompok budayawan yang protes itu OKNUM katanya... Nah Lo ? Danny Hilman Natawidjaja LabEarth (Laboratory for Earth Hazards) Geoteknologi - LIPI -Original Message- From: Budi Brahmantyo bud...@gc.itb.ac.id Date: Fri, 17 Feb 2012 12:41:41 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Memang begitu selentingannya. Tetapi menurut Kepala Dinas Budpar Cianjur yang saya kenal baik, pak Himam Haris, meyakinkan saya bahwa permohonan izin pengeboran datangnya dari LIPI. Nah lho??? BB Jelas salah kaprah juga tuh kalau class actionnya dialamatkan ke LIPI, sepengetahuan saya LIPI tak terlibat tapi ada tokoh LIPI yang yang ikut sebagai anggota tim bentukan staf khusus keperidenan tersebut. 2012/2/17 Ismail lia...@indo.net.id ** Apakah LIPI terlibat secara institusional , berarti dana nya dari APBN dan tentunya karena ini institusi pemerintah sdh berkoordinasi dg instansi terkait didaerah tsb Persoalan akan lain kalau keterlibatannya bukan secara institusional tapi perorangan dalam Tim tsb Sent by Liamsi's Mobile Phone -- *From: *yahdi zaim z...@gc.itb.ac.id *Date: *Fri, 17 Feb 2012 00:12:00 + *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Pak RDP dan Rekans, Di koran Pikiran Rakyat hari ini di halaman 19 di sudut kanan atas ada berita: Budayawan Akan Ajukan 'Class Action' ke LIPI yg berita singkatnya, Class Action tsb akan diajukan ke LIPI berkaitan dengan pemboran Gunung Padang yang dikatakan tanpa ijin. Wah bakal tambah ramai nih... Wslm, Zaim Powered by Telkomsel BlackBerry® -- *From: *Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com *Date: *Thu, 16 Feb 2012 22:14:23 +0700 *To: *e_rid...@yahoo.come_rid...@yahoo.com; IAGIiagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Cc: *refere...@yahoogroups.comrefere...@yahoogroups.com; alumni_gamais_...@yahoogroups.comalumni_gamais_...@yahoogroups.com *Subject: *[iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Waaa, Kalau skeptis itu memang bawaannya saintist. Sains itu diawali dengan keraguan bukan semangat dan keyakinan. Jadi kalau ada yg sekptis pada sesuatu penemuan bukan berarti ybs menolak. Secara mudah orang skpetis itu baru akan mengikuti atau menyetujui adanya hipotesa baru bila sudah menemukan evidence. Tanpa evidence kok sudah meyakini sebauh penemuan karena ditemukan si anu yg terkenal berarti itu taklid buta Sains ndak mengenal hal taklid seperti itu. Banyak saintis bergelar doktor yg tidak sepaham dengan promotornya Dan sains itu tidak ada loncatan besar yng datangnya ujug-ujug mak pluk. Mohon maaf saja Sains itu jalannya thimik-thimik, bukan berlari kencang. Mirip seperti proses evolusi, pelan tapi pasti. Nah budaya riset yg menurun itu bukan karena skeptis Tapi mungkin pesimistis pada hasil yg akan diperoleh. Saintis murni melakukan penelitian seringkali bukan karena tujuan, tapi karena keingintahuan. Ketiadaan rasa ingin tahu bukan berarti pesimis atau skeptis loo. Bisa saja tidak menarik karema kemasan atau pengungkapan yang rumit. Yang penting menurut saya, seorang peneliti sejati seringkali tidak memperdulikan dampak dari temuannya ... Sikapnya adalah persistent dalam bahasa mudahnya tekun dalam melakukan riset. Jangan membayangkan atau memikirkan hasilnya akan menggelegar. Kebanyakan penemuan besar didunia tidak disadari oleh penemunya. Jadi kalau anda telah menemukan sesuatu, jangan punya harapan anda akan mendapatkan hasilnya secara instant. No. No Bukan seperti itu reward atau penghargaan yang diperoleh oleh seorang penemu sejati. Ketika nanti manusia menyadari, barulah nama anda akan dikenal dan dikenang. Syukur-syukur didoakan, ilmu yg bermanfaat adalah sebuah amal jariah. Kalau anda menemukan sesuatu ikhlas saja dengan apa yg ditemukan. Memang kalau diamati, hanya penemuan yg berlanjut yang bermanfaat. Jadi satu hal lain yang penting adalah sikap dari si peneliti ketika menemukan hasil risetnya. Sikap low profile, lembah manah, sopan, membuat orang memberikan apresiasi atas penemuan dan kalau diteruskan maka penemuan itu menjadi sebuah ilmu yg bermanfaat. Yang seperti ditulis diatas, menjadi amal jariah. So, Kalau anda merasa menemukan sesuatu, uNgkapkan saja apa adanya sejujurnya. Duniapun Sekarang tahu bahwa
Re: [iagi-net-l] Fwd: Laporan Lengkap Tim Katastropik Purba
Ah... tampilan laporan lengkapnya enggak menarik. Tadinya aku pikir attachment PDF yang dilay-out bagus, ada ilustrasi, foto2 dan caption yang menarik, ternyata cuma body text yang benar2 bikin malas baca. Kok tim yang bekerja di bawah koordinasi Stap Khusus Presiden Laporan Lengkap-nya enggak menarik ya? tabik bosman batubara From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com To: IAGI iagi-net@iagi.or.id; geologi...@googlegroups.com Sent: Friday, February 17, 2012 1:09 AM Subject: [iagi-net-l] Fwd: Laporan Lengkap Tim Katastropik Purba FYI -- Forwarded message -- From: e_ridzky e_rid...@yahoo.com Date: 2012/2/16 Subject: Laporan Lengkap Tim Katastropik Purba To: Ketua IAGI - Rovicky rovi...@gmail.com *Tujuan tim tidak mencari piramid* Laporan Lengkap Tim Katastropik Purba Bermula meneliti data kebencanaan di masa silam, Tim Katastropik Purba menguak peradaban di masa silam yang musnah. Tim Katastropik Purba bentukan Staf Khusus Presiden telah merampungkan riset awal. Tim ini meneliti apakah ada keterkaitan antara kejadian bencana di masa silam dengan peradaban masa lalu untuk dibandingkan di masa kini. Tim ini terdiri dari DR. Danny Hilman, DR. Andang Bachtiar, DR. Budianto 'Didit' Oentowirjo, DR. Wahyu Triyoso, DR. Irwan Meilano, DR. Hamzah Latief, Ir. Wisnu Ariestika dan Ir. Juniardi. Pada awalnya tim ini menjadikan objek utama riset melalui data kebencanaan dan anomali Gunung Sadahurip dan beberapa situs yang terkubur karena diduga kuat karena bencana. Dengan segala kehati-hatian, serta pengujian alat/teknologi yang digunakan, maka tim juga mengembangkan riset di beberapa tempat lain seperti Banda Aceh, Trowulan dan situs megalitikum Gunung Padang. Karena di Gunung Padang hasil uji teknologi menunjukkan kemiripan dengan Gunung Sadahurip, maka tim memutuskan untuk terlebih dahulu melakukan tahap pengeboran untuk membuktikan uji teknologi. Hasilnya ternyata membuktikan bahwa ada kesesuaian antara uji teknologi dan hasil pengeboran. Di Gunung Padang tim menemukan bangunan yang terpendam berupa man made structures. Hasil yang didapat di Gunung Padang sekaligus mengalibrasi obyek riset utama yaitu Gunung Sadahurip yang direncanakan pengeborannya dilakukan pada bulan Maret ini. Laporan Riset Gunung Padang 1. Dari analisis morfologi Gunung Padang jelas memperlihatkan Gunung Padang seperti sebuah gundukan besar di kaki sebuah punggungan dari Gunung Karuhun (perbukitan tinggi di selatan Gunung Padang). Artinya, interpretasi geologi yang paling mungkin adalah gunung api purba atau intrusi batuan beku. Tapi apakah demikian? Dari hasil survei lintasan Geolistrik (memakai SuperSting R8) tidak mendukung interpretasi geologi ini. Ada beberapa lintasan geolistrik yang dibuat: Dua lintasan dengan spasing elektroda 3m dan 8m untuk penampang Utara-Selatan, tiga lintasan dengan spasing elektroda 1m, 4m, 10m untuk penampang Barat-Timur (catatan: spasing elektroda 3m dengan jumlah electrode 112 depth of penetrationnya ~ 60m, yang 8m sampai 200 m-an). Singkatnya, data geolistrik tidak memperlihatkan struktur intrusi magma, volcanic plug ataupun gunung purba, melainkan satu geometri yang sangat unik dan sepertinya tidak alamiah. Inti gambaran subsurface Gunung Padang. Dari atas 0 - ~20m adalah lapisan horizontal dengan resistivity ratusan Ohm-meters. Di bawah itu ada lapisan dengan resistivity ribuan Ohm-meters (warna merah) dengan tebal sekitar 20-30meter, miring ke Utara tapi anehnya bagian atas lapisan miring ini seperti terpancung rata (di kedalaman 20 meteran itu) dan membaji pas di ujung selatan Situs. Ini mengindikasikan bahwa dari depth 20 meter ke atas adalah man-made structures. Lapisan merah diduga adalah batuan keras massif - batuan andesit-basalt. Di bawah lapisan merah adalah lapisan batuan yang low-resistivity - kemungkinan berpori dan ber-air. Tapi yang unik adalah adanya bentukan biru besar membulat di bawah situs yang sangat rendah resistivitasnya (mendekati 1 atau true conductor). Keunikan tidak berhenti di situ, di bawah si biru bulat itu ada lapisan dengan resistivitas tinggi (merah) - batuan keras yang berbentuk seperti cekungan atau cawan raksasa yang posisinya kira-kira sekitar 100 meter dari puncak atau sedikit di bawah level tempat parkir di permulaan tangga untuk naik ke situs. Penampakan cawan ini sangat konsisten terlihat di lintasan Utara-Selatan dan Barat-Timur. Sama sekali tidak terlihat ada indikasi feeding dukes atau leher intrusi di Penampang geolistrik. Dugaan lapisan 20 meter ke bawah dari atas situs adalah man-made structures ditunjang oleh survei GPR di atas Situs. survei GPR dilakukan berbagai lintasan di semua Teras 1-5 dengan memakai antenna MLF 40 MHz dari SIR-20 GSSI yang dapat menembus kedalaman sampai sekitar 25-30 meteran. Dari survei GPR terlihat ada bidang very high reflector di kedalaman sekitar 3-5 meter dari permukaan di semua teras. Bidang ini
Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI
Wartawan PR-nya lagi mabuk cendol kali pak. Awas ketularan :-) Danny Hilman Natawidjaja LabEarth (Laboratory for Earth Hazards) Geoteknologi - LIPI -Original Message- From: Bandono Salim bandon...@gmail.com Date: Fri, 17 Feb 2012 12:50:25 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Mnrt koran pr, itu kuncennya dan petinggi kampung pada ikut protes. Tapi siapa sih berani protes ke presiden? Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com Date: Fri, 17 Feb 2012 00:45:16 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Oh gitu ya Danny , syukurlah , jadi si Abah suudon. Jadi tambah banyak ya pengunjungnya ! Iya tuh saya juga jadi pengen nengok gunung Padang. Nuhun infona Saya berpendapat bahwa diskusi mengenai Gn Padang , Sadahurip dan pyramide merupakan hal yang memberikan dampak positip awareness masyarakat terhadap ilmu pengetahuan Berbeda pendapat kan biasa dalam ilmu ..pengetahuan. si Abah From: danny.hil...@gmail.com danny.hil...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, February 17, 2012 3:33 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Engga ada yang kepepet pak. Biasa2 aja. Intinya Kata KaDisBudpar yang protes itu tidak merepresentasikan. Kaum budayawan Garut tapi pemikiran satu atau beberapa orang saja. Perkara itu mau disebut Oknum atau bukan ya engga masalah... Yg jelas Pihak aparat setempat juga masyarakat di sekitar G Padang tidak ada yg protes. Malah sangat senang pak. Bayangkan, yg tadinya pengunjung hanya sedikit sekarang bisa 1000 sehari. Jalan juga katanya mau dibagusin dsb dll. Gitu Pak. Danny Hilman Natawidjaja LabEarth (Laboratory for Earth Hazards) Geoteknologi - LIPI From: Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com Date: Fri, 17 Feb 2012 00:04:05 -0800 (PST) To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Danny Oknum apa ??? Sya kira perlu diperjelas , karena sekarang kalau satu institusi KEPEPET lalu berkelit dngan menamakan OKNUM . Nah gitu nyatanya disaat ini. Ada oknum Polisi , oknum aparat , oknum DPR , oknum parta dan oknum2 macam macam lagi. terima kasih. si Abah From: danny.hil...@gmail.com danny.hil...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, February 17, 2012 2:00 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Masa sih Pak Himam bilang gitu. Coba ditanya lagi deh. Ijin diperoleh dari Dirjen Purbakala dan diijinkan DisBudpar juga tentunya. Barusan saya ngobrol dgn Pak Himam, beliau bilang sekelompok budayawan yang protes itu OKNUM katanya... Nah Lo ? Danny Hilman Natawidjaja LabEarth (Laboratory for Earth Hazards) Geoteknologi - LIPI -Original Message- From: Budi Brahmantyo bud...@gc.itb.ac.id Date: Fri, 17 Feb 2012 12:41:41 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Memang begitu selentingannya. Tetapi menurut Kepala Dinas Budpar Cianjur yang saya kenal baik, pak Himam Haris, meyakinkan saya bahwa permohonan izin pengeboran datangnya dari LIPI. Nah lho??? BB Jelas salah kaprah juga tuh kalau class actionnya dialamatkan ke LIPI, sepengetahuan saya LIPI tak terlibat tapi ada tokoh LIPI yang yang ikut sebagai anggota tim bentukan staf khusus keperidenan tersebut. 2012/2/17 Ismail lia...@indo.net.id ** Apakah LIPI terlibat secara institusional , berarti dana nya dari APBN dan tentunya karena ini institusi pemerintah sdh berkoordinasi dg instansi terkait didaerah tsb Persoalan akan lain kalau keterlibatannya bukan secara institusional tapi perorangan dalam Tim tsb Sent by Liamsi's Mobile Phone -- *From: *yahdi zaim z...@gc.itb.ac.id *Date: *Fri, 17 Feb 2012 00:12:00 + *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Pak RDP dan Rekans, Di koran Pikiran Rakyat hari ini di halaman 19 di sudut kanan atas ada berita: Budayawan Akan Ajukan 'Class Action' ke LIPI yg berita singkatnya, Class Action tsb akan diajukan ke LIPI berkaitan dengan pemboran Gunung Padang yang dikatakan tanpa ijin. Wah bakal tambah ramai nih... Wslm, Zaim Powered by Telkomsel BlackBerry® -- *From: *Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com *Date: *Thu, 16 Feb 2012 22:14:23 +0700 *To: *e_rid...@yahoo.come_rid...@yahoo.com; IAGIiagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Cc: *refere...@yahoogroups.comrefere...@yahoogroups.com; alumni_gamais_...@yahoogroups.comalumni_gamais_...@yahoogroups.com *Subject: *[iagi-net-l] Re:
Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI
:) :0 :o :( :( gitu ya, Smga selamat dunia aherat Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: danny.hil...@gmail.com Date: Fri, 17 Feb 2012 15:01:51 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Wartawan PR-nya lagi mabuk cendol kali pak. Awas ketularan :-) Danny Hilman Natawidjaja LabEarth (Laboratory for Earth Hazards) Geoteknologi - LIPI -Original Message- From: Bandono Salim bandon...@gmail.com Date: Fri, 17 Feb 2012 12:50:25 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Mnrt koran pr, itu kuncennya dan petinggi kampung pada ikut protes. Tapi siapa sih berani protes ke presiden? Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com Date: Fri, 17 Feb 2012 00:45:16 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Oh gitu ya Danny , syukurlah , jadi si Abah suudon. Jadi tambah banyak ya pengunjungnya ! Iya tuh saya juga jadi pengen nengok gunung Padang. Nuhun infona Saya berpendapat bahwa diskusi mengenai Gn Padang , Sadahurip dan pyramide merupakan hal yang memberikan dampak positip awareness masyarakat terhadap ilmu pengetahuan Berbeda pendapat kan biasa dalam ilmu ..pengetahuan. si Abah From: danny.hil...@gmail.com danny.hil...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, February 17, 2012 3:33 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Engga ada yang kepepet pak. Biasa2 aja. Intinya Kata KaDisBudpar yang protes itu tidak merepresentasikan. Kaum budayawan Garut tapi pemikiran satu atau beberapa orang saja. Perkara itu mau disebut Oknum atau bukan ya engga masalah... Yg jelas Pihak aparat setempat juga masyarakat di sekitar G Padang tidak ada yg protes. Malah sangat senang pak. Bayangkan, yg tadinya pengunjung hanya sedikit sekarang bisa 1000 sehari. Jalan juga katanya mau dibagusin dsb dll. Gitu Pak. Danny Hilman Natawidjaja LabEarth (Laboratory for Earth Hazards) Geoteknologi - LIPI From: Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com Date: Fri, 17 Feb 2012 00:04:05 -0800 (PST) To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Danny Oknum apa ??? Sya kira perlu diperjelas , karena sekarang kalau satu institusi KEPEPET lalu berkelit dngan menamakan OKNUM . Nah gitu nyatanya disaat ini. Ada oknum Polisi , oknum aparat , oknum DPR , oknum parta dan oknum2 macam macam lagi. terima kasih. si Abah From: danny.hil...@gmail.com danny.hil...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, February 17, 2012 2:00 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Masa sih Pak Himam bilang gitu. Coba ditanya lagi deh. Ijin diperoleh dari Dirjen Purbakala dan diijinkan DisBudpar juga tentunya. Barusan saya ngobrol dgn Pak Himam, beliau bilang sekelompok budayawan yang protes itu OKNUM katanya... Nah Lo ? Danny Hilman Natawidjaja LabEarth (Laboratory for Earth Hazards) Geoteknologi - LIPI -Original Message- From: Budi Brahmantyo bud...@gc.itb.ac.id Date: Fri, 17 Feb 2012 12:41:41 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Memang begitu selentingannya. Tetapi menurut Kepala Dinas Budpar Cianjur yang saya kenal baik, pak Himam Haris, meyakinkan saya bahwa permohonan izin pengeboran datangnya dari LIPI. Nah lho??? BB Jelas salah kaprah juga tuh kalau class actionnya dialamatkan ke LIPI, sepengetahuan saya LIPI tak terlibat tapi ada tokoh LIPI yang yang ikut sebagai anggota tim bentukan staf khusus keperidenan tersebut. 2012/2/17 Ismail lia...@indo.net.id ** Apakah LIPI terlibat secara institusional , berarti dana nya dari APBN dan tentunya karena ini institusi pemerintah sdh berkoordinasi dg instansi terkait didaerah tsb Persoalan akan lain kalau keterlibatannya bukan secara institusional tapi perorangan dalam Tim tsb Sent by Liamsi's Mobile Phone -- *From: *yahdi zaim z...@gc.itb.ac.id *Date: *Fri, 17 Feb 2012 00:12:00 + *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] Re: Tulisan menarik peneliti Budaya UI Pak RDP dan Rekans, Di koran Pikiran Rakyat hari ini di halaman 19 di sudut kanan atas ada berita: Budayawan Akan Ajukan 'Class Action' ke LIPI yg berita singkatnya, Class Action tsb akan diajukan ke LIPI berkaitan dengan pemboran Gunung Padang yang dikatakan tanpa ijin. Wah bakal tambah ramai nih... Wslm, Zaim Powered by Telkomsel BlackBerry® -- *From: *Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com *Date:
[iagi-net-l] Salam kenal
Hehehe inget atu abah, bikin pesta lebaran pakai cempor minyak, Oh iya apa kabarnya kang lucky sama mas toto? Kalau abah mah katempna masih keker . Powered by Telkomsel BlackBerry®
Re: [iagi-net-l] Salam kenal
Salam kenal juga --Original Message-- From: Bandono Salim To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Salam kenal Sent: Feb 17, 2012 10:15 PM Hehehe inget atu abah, bikin pesta lebaran pakai cempor minyak, Oh iya apa kabarnya kang lucky sama mas toto? Kalau abah mah katempna masih keker . Powered by Telkomsel BlackBerry® Powered by Telkomsel BlackBerry®
Re: [iagi-net-l] Salam kenal
Terimakasih, jumpa di dunia maya. Kapan2 ktm di dunia nyata. --Original Message-- From: ok.taufik To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Salam kenal Sent: Feb 17, 2012 22:29 Salam kenal juga --Original Message-- From: Bandono Salim To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Salam kenal Sent: Feb 17, 2012 10:15 PM Hehehe inget atu abah, bikin pesta lebaran pakai cempor minyak, Oh iya apa kabarnya kang lucky sama mas toto? Kalau abah mah katempna masih keker . Powered by Telkomsel BlackBerry® Powered by Telkomsel BlackBerry® Powered by Telkomsel BlackBerry®
Re: [iagi-net-l] Gaji expat di Indonesia
Bukan cuma dikalangan profesional saja 'gaji' expat indonesia kalah ama 'gaji' expat india atau paling miris lagi ama expat filipina... para TKW kita juga dihargai lebih rendah ketimbang PLRT dari dua negara tersebut gaji TKW kita secara resmi yang harus dicantumkan di kontrak kerja mereka adalah sekitar 600-800 real atau dirham, setara 1,5-1,8 juta rupiah untuk saat ini (sudah sama dengan UMR yang berhasil diperjuangkan para buruh bbrp waktu lalu)... sedangkan untuk india dan filipina masing-2 negara sudah menetapkan minimum upah para PLRT mereka sebesar 1100 real/dirham untuk indian, dan 1400 real/dirham untuk filipina... di sektor hospitality (hotelier, retail/niaga) sering kali TKI kita mendapatkan remunirasi yang lebih rendah ketimbang staff dari dua negara tersebut... padahal posisi pekerjaan yang sama... yah memang bukan cuma badan internasional seperti UNESCO yang membuat rendah harkat bangsa kita...tapi pemerintah kita sendiri juga yang melakukannya... terbukti bahwa pemerintah dan dewan (komisi 9) belum memahami dan menyadari bagaimana bangsa lain melihat bangsa kita sebagai bangsa yang rendah... setidaknya itu terlihat bagaimana anggota dewan Komisi 9 (masalah TKI) belum memahami betul problematika yang dihadapi para TKI diluar negri saat studi banding bbrp hari yang lalu di Abu Dhabi dalam rangka upaya revisi UU No. 39/2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negri maaf melenceng jadi masalah TKI. salam joseph From: z...@gc.itb.ac.id z...@gc.itb.ac.id To: iagi-net@iagi.or.id Cc: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, February 17, 2012 2:02 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Gaji expat di Indonesia Rekans, Saya ingin berbagi pengalaman masalah honor ataupun gaji yang sedang didiskusikan ini. Tahun 2005 saya terlibat kerjasama internasional riset dan pengembangan pendidikan perguruan tinggi Asia dan Eropa melalui Program Asia Link dengan tema Human Origins Patrimony in Southeast Asia - HOPsea yang didanai oleh Uni Eropa. Dari Asia: Indonesia (ITB-Penanggungjawab Prof.Y.Zaim) dan Filipina (Univ. Philippines Dilliman - Manila,Prof.E.Dizon), Eropa: Perancis (Institut de Paleontologie Humaine-Paris,Prof.F.Semah) dan Jerman (Univ.of Frankfurt,Prof.F.Schrenk dan Dr.C.Hertler),dengan Team Leader-nya Perancis. Masing2 perwakilan diminta membuat proposal kegiatan dan anggota tim yang terlibat, untuk dikumpulkan dan dirangkum oleh team leader, diajukan ke Uni Eropa untuk pendanaan. Dalam usulan pendanaan, ada item honor peserta, meski dalam ketentuan komponen honor tersebut TIDAK BOLEH diterima pribadi, melainkan untuk operasional kegiatan, terutama untuk transportasi, karena transportasi tidak ditanggung oleh Uni Eropa dan menjadi tanggungjawab masing2 perguruan tinggi yang terlibat. Oleh karena itu disepakati transportasi menggunakan dana dari honor. Setelah dirangkum team leader, diedarkan kembali ke masing-masing negara peserta dan ketika saya cermati masalah pendanaan..sangat mengejutkan dan menyakitkan! Mengejutkan dan menyakitkan karena, coba lihat perbandingannya: Honor untuk orang Eropa (Perancis dan Jerman) ditulis honornya: 2700 Euro, Filipina: 500 Euro dan Indonesia: 300 Euro. Dalam pertemuan di Paris, saya marah besar dan protes keras, karena merasa ada diskriminasi dengan kulit putih, bahkan lebih rendah dari Filipina. Dalam pertemuan itu dijelaskan dan ditunjukkan dokumen oleh team leader, Prof. Semah bahwa rujukan untuk honor tersebut adalah resmi internasional yang dikeluarkan oleh UNESCO, dan Uni Eropa memang mensyaratkan setiap angka untuk pendanaan harus ada acuan resminya.Dalam pertemuan itu saya terdiam, malu juga dengan teman2 Eropa dan Filipina,kok demikian rendah Indonesia di mata UNESCO Nah Rekans, ternyata,paling tidak pada tahun 2005 UNESCO sebagai badan resmi dunia memang memandang harkat Indonesia itu sangat rendah. Coba kalau kita buat perbandingan Eropa:Filipina:Indonesia = 2700:500:300 = silahkan hitung. Jadi ya resminya, pengakuan dunia untuk honor juga mungkin gaji orang Indonesia memang sangat rendah.Sekedar untuk diketahui. Untuk kondidi sekarang, saya tidak tahu, karena Program Asia Link selesai tahun 2007. Wasalam, Zaim kalau untuk pegawai lokal apa ada batasannya juga? kan sering dijadikan senjata tuh sama hr bahwa katanya ada pembatasan gaji nasional dari pihak berwenang. kalau rasio expatnya 1:2:3 , orang indonesianya dibawah 1 atau di atas 3 ya ? 2012/2/16 o - musakti o_musa...@yahoo.com.au Ganti topik sikit dari piramida aah. Baru dapat kiriman permen menkeu no. 258/2011 tentang BATASAN MAKSIMUM BIAYA RENUMERASI TENAGA KERJA ASING UNTUK KONTRAKTOR KONTRAK KERJASAMA MINYAK DAN GAS BUMI. Yang menarik, at least buat saya yang telah terbiasa dengan hal yang sama di middle east, terrnyata Negara kita juga menerapkan sistim 'kasta' dalam renumerasi berdasarkan warna pasport. Ada tiga golongan pasport dalam permen ini : 1) kawasan Asia (asumsi saya ini
Re: [iagi-net-l] Gaji expat di Indonesia
Mas Noor cocok ..korelasi tepatnya bukan ke harkat ..profesional Ind. yg di luar maupun didalam banyak yg dapat paket yg bagus/sangt layak koq skrg ini.. Infonya kan angka kelas menengah di tanah air meningkat ckp tajam On Feb 17, 2012, at 7:31, noor syarifuddin noorsyarifud...@yahoo.com wrote: tahun 2005 UNESCO sebagai badan resmi dunia memang memandang harkat Indonesia itu sangat rendah. saya kok jadi bingung kenapa gaji rendah kemudian menjadi ekivalen dengan harkat yang rendahmestinya bukan begitu yah UNESCO menetapkan standar itu kemungkinan berdasar indek kebutuhan hidup di masing-masing negara (yang mungkin berkorelasi dengan tingkat pendapatan per capitanya). Ini sekedar gambaran: UMR tahun 2012 sekarang ini sekitar 1,4-1,5 jutaan. Bandingkan dengan angka UMRnya Perancis (SMIC) yang di awal tahun 2012 itu sekitar 1400 euro (~ 16,8 juta dengan kurs Rp 12,000). Dari angka Upah minimum ini saja negara kita itu 1/12nya negara Perancis Di wiki ada list yang cukup lengkap tentang upah minimum tiap negara, tapi ini saya cuplikan beberapa yang berkaitan dengan diskusi (negara : Upah Minimum tahunan - %GDP per capita): USA:15,080 - 33% Perancis: 17,701 - 53% Pakistan:2,484 - 93% Kuwait: 12,341 - 33% Malaysia:4,735 - 34% Philipina: 2,053 - 58% Indonesia: 1,027 - 25% salam, --- On Fri, 2/17/12, z...@gc.itb.ac.id z...@gc.itb.ac.id wrote: From: z...@gc.itb.ac.id z...@gc.itb.ac.id Subject: Re: [iagi-net-l] Gaji expat di Indonesia To: iagi-net@iagi.or.id Cc: iagi-net@iagi.or.id Date: Friday, February 17, 2012, 5:02 AM Rekans, Saya ingin berbagi pengalaman masalah honor ataupun gaji yang sedang didiskusikan ini. Tahun 2005 saya terlibat kerjasama internasional riset dan pengembangan pendidikan perguruan tinggi Asia dan Eropa melalui Program Asia Link dengan tema Human Origins Patrimony in Southeast Asia - HOPsea yang didanai oleh Uni Eropa. Dari Asia: Indonesia (ITB-Penanggungjawab Prof.Y.Zaim) dan Filipina (Univ. Philippines Dilliman - Manila,Prof.E.Dizon), Eropa: Perancis (Institut de Paleontologie Humaine-Paris,Prof.F.Semah) dan Jerman (Univ.of Frankfurt,Prof.F.Schrenk dan Dr.C.Hertler),dengan Team Leader-nya Perancis. Masing2 perwakilan diminta membuat proposal kegiatan dan anggota tim yang terlibat, untuk dikumpulkan dan dirangkum oleh team leader, diajukan ke Uni Eropa untuk pendanaan. Dalam usulan pendanaan, ada item honor peserta, meski dalam ketentuan komponen honor tersebut TIDAK BOLEH diterima pribadi, melainkan untuk operasional kegiatan, terutama untuk transportasi, karena transportasi tidak ditanggung oleh Uni Eropa dan menjadi tanggungjawab masing2 perguruan tinggi yang terlibat. Oleh karena itu disepakati transportasi menggunakan dana dari honor. Setelah dirangkum team leader, diedarkan kembali ke masing-masing negara peserta dan ketika saya cermati masalah pendanaan..sangat mengejutkan dan menyakitkan! Mengejutkan dan menyakitkan karena, coba lihat perbandingannya: Honor untuk orang Eropa (Perancis dan Jerman) ditulis honornya: 2700 Euro, Filipina: 500 Euro dan Indonesia: 300 Euro. Dalam pertemuan di Paris, saya marah besar dan protes keras, karena merasa ada diskriminasi dengan kulit putih, bahkan lebih rendah dari Filipina. Dalam pertemuan itu dijelaskan dan ditunjukkan dokumen oleh team leader, Prof. Semah bahwa rujukan untuk honor tersebut adalah resmi internasional yang dikeluarkan oleh UNESCO, dan Uni Eropa memang mensyaratkan setiap angka untuk pendanaan harus ada acuan resminya.Dalam pertemuan itu saya terdiam, malu juga dengan teman2 Eropa dan Filipina,kok demikian rendah Indonesia di mata UNESCO Nah Rekans, ternyata,paling tidak pada tahun 2005 UNESCO sebagai badan resmi dunia memang memandang harkat Indonesia itu sangat rendah. Coba kalau kita buat perbandingan Eropa:Filipina:Indonesia = 2700:500:300 = silahkan hitung. Jadi ya resminya, pengakuan dunia untuk honor juga mungkin gaji orang Indonesia memang sangat rendah.Sekedar untuk diketahui. Untuk kondidi sekarang, saya tidak tahu, karena Program Asia Link selesai tahun 2007. Wasalam, Zaim kalau untuk pegawai lokal apa ada batasannya juga? kan sering dijadikan senjata tuh sama hr bahwa katanya ada pembatasan gaji nasional dari pihak berwenang. kalau rasio expatnya 1:2:3 , orang indonesianya dibawah 1 atau di atas 3 ya ? 2012/2/16 o - musakti o_musa...@yahoo.com.au Ganti topik sikit dari piramida aah. Baru dapat kiriman permen menkeu no. 258/2011 tentang BATASAN MAKSIMUM BIAYA RENUMERASI TENAGA KERJA ASING UNTUK KONTRAKTOR KONTRAK KERJASAMA MINYAK DAN GAS BUMI. Yang menarik, at least buat saya yang telah terbiasa dengan hal yang sama di middle east, terrnyata Negara kita juga menerapkan sistim 'kasta' dalam renumerasi berdasarkan warna pasport. Ada tiga golongan pasport dalam permen ini : 1) kawasan Asia (asumsi saya ini mencakup India, pakistan) Afrika dan timur tengah 2) kawasan eropa, australasia (jepun, malaysia masuk sini ?) dan amerika
Re: [iagi-net-l] Gaji expat di Indonesia
Pak, ini cuma berlaku utk yg kerja di luar negri (dan bukan di middle east) Yg di Indonesia yaa jelas ada pembedaan. Postingan saya itu menanggapi rekan yg menulis mengenai kondisi di middle east salam PS Sent from my iPhone On 18/02/2012, at 11:34 AM, Bandono Salim bandon...@gmail.com wrote: Wah untung jua yang kerja di hard rock. Setau saya dulu ada beda gaji antara expat dgn indonesia tahun 70an di inco. Entah sekarang. Kalau di dunia minyak, kita pemilik minyak hehehe kerjanya Gajinya Gak apa yang penting happy. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Prianggito Sulistiono git_m...@yahoo.com Date: Sat, 18 Feb 2012 10:29:54 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Gaji expat di Indonesia Kalau di sektor hard rock exploration / mining sih remunerasi profesional asal Indonesia yg bekerja di luar negeri disamakan dg bangsa2 lain. Tidak ada penerapan 'salary cap' berdasarkan bangsa atau warna kulit salam Prianggito Sent from my iPhone On 18/02/2012, at 8:51 AM, Sanggam Hutabarat shthutaba...@yahoo.com wrote: Mas Noor cocok ..korelasi tepatnya bukan ke harkat ..profesional Ind. yg di luar maupun didalam banyak yg dapat paket yg bagus/sangt layak koq skrg ini.. Infonya kan angka kelas menengah di tanah air meningkat ckp tajam On Feb 17, 2012, at 7:31, noor syarifuddin noorsyarifud...@yahoo.com wrote: tahun 2005 UNESCO sebagai badan resmi dunia memang memandang harkat Indonesia itu sangat rendah. saya kok jadi bingung kenapa gaji rendah kemudian menjadi ekivalen dengan harkat yang rendahmestinya bukan begitu yah UNESCO menetapkan standar itu kemungkinan berdasar indek kebutuhan hidup di masing-masing negara (yang mungkin berkorelasi dengan tingkat pendapatan per capitanya). Ini sekedar gambaran: UMR tahun 2012 sekarang ini sekitar 1,4-1,5 jutaan. Bandingkan dengan angka UMRnya Perancis (SMIC) yang di awal tahun 2012 itu sekitar 1400 euro (~ 16,8 juta dengan kurs Rp 12,000). Dari angka Upah minimum ini saja negara kita itu 1/12nya negara Perancis Di wiki ada list yang cukup lengkap tentang upah minimum tiap negara, tapi ini saya cuplikan beberapa yang berkaitan dengan diskusi (negara : Upah Minimum tahunan - %GDP per capita): USA:15,080 - 33% Perancis: 17,701 - 53% Pakistan:2,484 - 93% Kuwait: 12,341 - 33% Malaysia:4,735 - 34% Philipina: 2,053 - 58% Indonesia: 1,027 - 25% salam, --- On Fri, 2/17/12, z...@gc.itb.ac.id z...@gc.itb.ac.id wrote: From: z...@gc.itb.ac.id z...@gc.itb.ac.id Subject: Re: [iagi-net-l] Gaji expat di Indonesia To: iagi-net@iagi.or.id Cc: iagi-net@iagi.or.id Date: Friday, February 17, 2012, 5:02 AM Rekans, Saya ingin berbagi pengalaman masalah honor ataupun gaji yang sedang didiskusikan ini. Tahun 2005 saya terlibat kerjasama internasional riset dan pengembangan pendidikan perguruan tinggi Asia dan Eropa melalui Program Asia Link dengan tema Human Origins Patrimony in Southeast Asia - HOPsea yang didanai oleh Uni Eropa. Dari Asia: Indonesia (ITB-Penanggungjawab Prof.Y.Zaim) dan Filipina (Univ. Philippines Dilliman - Manila,Prof.E.Dizon), Eropa: Perancis (Institut de Paleontologie Humaine-Paris,Prof.F.Semah) dan Jerman (Univ.of Frankfurt,Prof.F.Schrenk dan Dr.C.Hertler),dengan Team Leader-nya Perancis. Masing2 perwakilan diminta membuat proposal kegiatan dan anggota tim yang terlibat, untuk dikumpulkan dan dirangkum oleh team leader, diajukan ke Uni Eropa untuk pendanaan. Dalam usulan pendanaan, ada item honor peserta, meski dalam ketentuan komponen honor tersebut TIDAK BOLEH diterima pribadi, melainkan untuk operasional kegiatan, terutama untuk transportasi, karena transportasi tidak ditanggung oleh Uni Eropa dan menjadi tanggungjawab masing2 perguruan tinggi yang terlibat. Oleh karena itu disepakati transportasi menggunakan dana dari honor. Setelah dirangkum team leader, diedarkan kembali ke masing-masing negara peserta dan ketika saya cermati masalah pendanaan..sangat mengejutkan dan menyakitkan! Mengejutkan dan menyakitkan karena, coba lihat perbandingannya: Honor untuk orang Eropa (Perancis dan Jerman) ditulis honornya: 2700 Euro, Filipina: 500 Euro dan Indonesia: 300 Euro. Dalam pertemuan di Paris, saya marah besar dan protes keras, karena merasa ada diskriminasi dengan kulit putih, bahkan lebih rendah dari Filipina. Dalam pertemuan itu dijelaskan dan ditunjukkan dokumen oleh team leader, Prof. Semah bahwa rujukan untuk honor tersebut adalah resmi internasional yang dikeluarkan oleh UNESCO, dan Uni Eropa memang mensyaratkan setiap angka untuk pendanaan harus ada acuan resminya.Dalam pertemuan itu saya terdiam, malu juga dengan teman2 Eropa dan Filipina,kok demikian rendah Indonesia di mata UNESCO Nah Rekans, ternyata,paling tidak pada tahun 2005 UNESCO
Re: [iagi-net-l] Gaji expat di Indonesia
Kalau mau beda, yaa waktu kasih bonus di negaranya sono, itu kan urusan negara dgn warganya. Di sini kan siapa pemilik negri ini kan? Mungki bener gak berani azaa Salam Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: rakhmadi.avia...@gmail.com Date: Sat, 18 Feb 2012 01:21:17 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Gaji expat di Indonesia Soal gaji ini memang Pelik ya, tapi kalo GOI mau kaya negara2 ME mestine ya isa mas Masalahnya ga brani aza kalee Avi NPA 0666 Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Shofiyuddin shofiyud...@gmail.com Date: Sat, 18 Feb 2012 08:10:54 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Gaji expat di Indonesia Saya mau nanya, apa kita bisa terima kalo ada expatriat digaji lebih rendah dari kita? Atau diperlakukan sebagai orang lokal? On Feb 18, 2012 7:59 AM, Bandono Salim bandon...@gmail.com wrote: Wah kasian pemilik kok begitu kapan warganegara ini jadi pemilik segala sumberdaya alam untuk kepentingan warganegara? Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Prianggito Sulistiono git_m...@yahoo.com Date: Sat, 18 Feb 2012 11:42:54 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Gaji expat di Indonesia Pak, ini cuma berlaku utk yg kerja di luar negri (dan bukan di middle east) Yg di Indonesia yaa jelas ada pembedaan. Postingan saya itu menanggapi rekan yg menulis mengenai kondisi di middle east salam PS Sent from my iPhone On 18/02/2012, at 11:34 AM, Bandono Salim bandon...@gmail.com wrote: Wah untung jua yang kerja di hard rock. Setau saya dulu ada beda gaji antara expat dgn indonesia tahun 70an di inco. Entah sekarang. Kalau di dunia minyak, kita pemilik minyak hehehe kerjanya Gajinya Gak apa yang penting happy. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Prianggito Sulistiono git_m...@yahoo.com Date: Sat, 18 Feb 2012 10:29:54 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Gaji expat di Indonesia Kalau di sektor hard rock exploration / mining sih remunerasi profesional asal Indonesia yg bekerja di luar negeri disamakan dg bangsa2 lain. Tidak ada penerapan 'salary cap' berdasarkan bangsa atau warna kulit salam Prianggito Sent from my iPhone On 18/02/2012, at 8:51 AM, Sanggam Hutabarat shthutaba...@yahoo.com wrote: Mas Noor cocok ..korelasi tepatnya bukan ke harkat ..profesional Ind. yg di luar maupun didalam banyak yg dapat paket yg bagus/sangt layak koq skrg ini.. Infonya kan angka kelas menengah di tanah air meningkat ckp tajam On Feb 17, 2012, at 7:31, noor syarifuddin noorsyarifud...@yahoo.com wrote: tahun 2005 UNESCO sebagai badan resmi dunia memang memandang harkat Indonesia itu sangat rendah. saya kok jadi bingung kenapa gaji rendah kemudian menjadi ekivalen dengan harkat yang rendahmestinya bukan begitu yah UNESCO menetapkan standar itu kemungkinan berdasar indek kebutuhan hidup di masing-masing negara (yang mungkin berkorelasi dengan tingkat pendapatan per capitanya). Ini sekedar gambaran: UMR tahun 2012 sekarang ini sekitar 1,4-1,5 jutaan. Bandingkan dengan angka UMRnya Perancis (SMIC) yang di awal tahun 2012 itu sekitar 1400 euro (~ 16,8 juta dengan kurs Rp 12,000). Dari angka Upah minimum ini saja negara kita itu 1/12nya negara Perancis Di wiki ada list yang cukup lengkap tentang upah minimum tiap negara, tapi ini saya cuplikan beberapa yang berkaitan dengan diskusi (negara : Upah Minimum tahunan - %GDP per capita): USA:15,080 - 33% Perancis: 17,701 - 53% Pakistan:2,484 - 93% Kuwait: 12,341 - 33% Malaysia:4,735 - 34% Philipina: 2,053 - 58% Indonesia: 1,027 - 25% salam, --- On Fri, 2/17/12, z...@gc.itb.ac.id z...@gc.itb.ac.id wrote: From: z...@gc.itb.ac.id z...@gc.itb.ac.id Subject: Re: [iagi-net-l] Gaji expat di Indonesia To: iagi-net@iagi.or.id Cc: iagi-net@iagi.or.id Date: Friday, February 17, 2012, 5:02 AM Rekans, Saya ingin berbagi pengalaman masalah honor ataupun gaji yang sedang didiskusikan ini. Tahun 2005 saya terlibat kerjasama internasional riset dan pengembangan pendidikan perguruan tinggi Asia dan Eropa melalui Program Asia Link dengan tema Human Origins Patrimony in Southeast Asia - HOPsea yang didanai oleh Uni Eropa. Dari Asia: Indonesia (ITB-Penanggungjawab Prof.Y.Zaim) dan Filipina (Univ. Philippines Dilliman - Manila,Prof.E.Dizon), Eropa: Perancis (Institut de Paleontologie Humaine-Paris,Prof.F.Semah) dan Jerman (Univ.of Frankfurt,Prof.F.Schrenk dan Dr.C.Hertler),dengan Team Leader-nya Perancis. Masing2 perwakilan diminta membuat proposal kegiatan dan anggota tim yang terlibat, untuk dikumpulkan dan dirangkum
Re: [iagi-net-l] Gaji expat di Indonesia
Kayaknya tarif/gaji tenaga ahli Indonesia mengacu pada aturan Bapenas dan Inkindo atau aturan lainnya(?), sehingga perusahaan asing nggajinya menyesuaikan aturan tersebut. Kalau memang begitu untuk menaikan derajatnya ya aturannya aja yang harus dirubah disesuaikan dengan referensi negara2 lain. Fz --- Pada Sab, 18/2/12, Bandono Salim bandon...@gmail.com menulis: Dari: Bandono Salim bandon...@gmail.com Judul: Re: [iagi-net-l] Gaji expat di Indonesia Kepada: iagi-net@iagi.or.id Tanggal: Sabtu, 18 Februari, 2012, 8:28 AM Kalau mau beda, yaa waktu kasih bonus di negaranya sono, itu kan urusan negara dgn warganya. Di sini kan siapa pemilik negri ini kan? Mungki bener gak berani azaa Salam Powered by Telkomsel BlackBerry®From: rakhmadi.avia...@gmail.com Date: Sat, 18 Feb 2012 01:21:17 +To: iagi-net@iagi.or.idReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Gaji expat di Indonesia Soal gaji ini memang Pelik ya, tapi kalo GOI mau kaya negara2 ME mestine ya isa mas Masalahnya ga brani aza kalee Avi NPA 0666 Powered by Telkomsel BlackBerry®From: Shofiyuddin shofiyud...@gmail.com Date: Sat, 18 Feb 2012 08:10:54 +0700To: iagi-net@iagi.or.idReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Gaji expat di Indonesia Saya mau nanya, apa kita bisa terima kalo ada expatriat digaji lebih rendah dari kita? Atau diperlakukan sebagai orang lokal? On Feb 18, 2012 7:59 AM, Bandono Salim bandon...@gmail.com wrote: Wah kasian pemilik kok begitu kapan warganegara ini jadi pemilik segala sumberdaya alam untuk kepentingan warganegara? Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Prianggito Sulistiono git_m...@yahoo.com Date: Sat, 18 Feb 2012 11:42:54 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Gaji expat di Indonesia Pak, ini cuma berlaku utk yg kerja di luar negri (dan bukan di middle east) Yg di Indonesia yaa jelas ada pembedaan. Postingan saya itu menanggapi rekan yg menulis mengenai kondisi di middle east salam PS Sent from my iPhone On 18/02/2012, at 11:34 AM, Bandono Salim bandon...@gmail.com wrote: Wah untung jua yang kerja di hard rock. Setau saya dulu ada beda gaji antara expat dgn indonesia tahun 70an di inco. Entah sekarang. Kalau di dunia minyak, kita pemilik minyak hehehe kerjanya Gajinya Gak apa yang penting happy. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Prianggito Sulistiono git_m...@yahoo.com Date: Sat, 18 Feb 2012 10:29:54 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Gaji expat di Indonesia Kalau di sektor hard rock exploration / mining sih remunerasi profesional asal Indonesia yg bekerja di luar negeri disamakan dg bangsa2 lain. Tidak ada penerapan 'salary cap' berdasarkan bangsa atau warna kulit salam Prianggito Sent from my iPhone On 18/02/2012, at 8:51 AM, Sanggam Hutabarat shthutaba...@yahoo.com wrote: Mas Noor cocok ..korelasi tepatnya bukan ke harkat ..profesional Ind. yg di luar maupun didalam banyak yg dapat paket yg bagus/sangt layak koq skrg ini.. Infonya kan angka kelas menengah di tanah air meningkat ckp tajam On Feb 17, 2012, at 7:31, noor syarifuddin noorsyarifud...@yahoo.com wrote: tahun 2005 UNESCO sebagai badan resmi dunia memang memandang harkat Indonesia itu sangat rendah. saya kok jadi bingung kenapa gaji rendah kemudian menjadi ekivalen dengan harkat yang rendahmestinya bukan begitu yah UNESCO menetapkan standar itu kemungkinan berdasar indek kebutuhan hidup di masing-masing negara (yang mungkin berkorelasi dengan tingkat pendapatan per capitanya). Ini sekedar gambaran: UMR tahun 2012 sekarang ini sekitar 1,4-1,5 jutaan. Bandingkan dengan angka UMRnya Perancis (SMIC) yang di awal tahun 2012 itu sekitar 1400 euro (~ 16,8 juta dengan kurs Rp 12,000). Dari angka Upah minimum ini saja negara kita itu 1/12nya negara Perancis Di wiki ada list yang cukup lengkap tentang upah minimum tiap negara, tapi ini saya cuplikan beberapa yang berkaitan dengan diskusi (negara : Upah Minimum tahunan - %GDP per capita): USA: 15,080 - 33% Perancis: 17,701 - 53% Pakistan: 2,484 - 93% Kuwait: 12,341 - 33% Malaysia: 4,735 - 34% Philipina: 2,053 - 58% Indonesia: 1,027 - 25% salam, --- On Fri, 2/17/12, z...@gc.itb.ac.id z...@gc.itb.ac.id wrote: From: z...@gc.itb.ac.id z...@gc.itb.ac.id Subject: Re: [iagi-net-l] Gaji expat di Indonesia To: iagi-net@iagi.or.id Cc: iagi-net@iagi.or.id Date: Friday, February 17, 2012, 5:02 AM Rekans, Saya ingin berbagi pengalaman masalah honor ataupun gaji yang sedang didiskusikan ini. Tahun 2005 saya terlibat kerjasama internasional riset dan pengembangan pendidikan perguruan tinggi Asia dan Eropa melalui Program Asia Link dengan tema Human