Re: [iagi-net-l] AAPG Asia Pacific

2005-08-10 Terurut Topik Ariadi Subandrio
Herman H Darman yang berkode BSP-TSX/4,  Congrats.
Semoga amanat yang berada dalam pundak anda bermanfaat bagi bangsa Indonesia 
khususnya bagi komunitas geoscientists negeri yang banyak mengalami kepurukan 
ini. sekali lagi selamat, maju terus Broer.
 
Salam,
ar-.


Darman, Herman H BSP-TSX/4 [EMAIL PROTECTED] wrote:
Rekan-rekan IAGI,

Pada beberapa bulan yang lalu AAPG (American Association of Petroleum 
Geologist) mengadakan 'pemilu' untuk memilih president untuk Asia Pacific, 
dengan Joe Lambiase (Univ. Brunei Darussalam) dan saya sendiri sebagai 
kandidatnya. Berkat dukungan anda sekalian, saya terpilih untuk mewakili Asia 
Pacific di AAPG sebagai president. Joe Lambiase menjadi vice-president. 
Saya berharap dalam 3 tahun kedepan dapat mewakili Asia Pacific, di forum AAPG. 
Tujuan utama saya menerima posisi ini adalah untuk mewakili Indonesia di forum 
geoscience international, karena AAPG merupakan organisasi geologi terbesar di 
dunia. Kedua adalah untuk menyalurkan fasilitas AAPG ke Asia Pacific, dan 
tentunya termasuk Indonesia.

Saya sangat mengharapkan saran-saran / masukan dari rekan-rekan sekalian. 
Dengan posisi baru ini saya akan tetap aktif melayani Visiting Geologists 
Program yang fokus di kunjungan praktisi geoscience ke universitas. Rekan-rekan 
dari Student Chapter AAPG di kampus-kampus sangat berarti untuk program-program 
ke depan dan saya akan menghubungi setiap chapter dengan e-mail terpisah. Kita 
juga akan membuat website-link untuk Student Chapter AAPG. 

Tentunya rekan-rekan active / associate members AAPG yang ingin menjadi 
sukarelawan untuk mendukung program AAPG sangat diharapkan. Anda bisa 
menghubungi saya lewat japri. Nanti kita bisa mendiskusikan program-program 
yang diminati, termasuk kerja sama IAGI dan AAPG.

Salam,

Herman Darman
President - AAPG Asia Pacific Region



-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



-
 Start your day with Yahoo! - make it your home page 

Re: [iagi-net-l] [FW] Pemerintah Menolak Permintaan Pertamina di Blok Cepu

2005-08-10 Terurut Topik Ariadi Subandrio
Kalao pemerintahnya melanggar aturan hukum gak dipersoalkan ama Rizal 
Malarangeng, gimana seh ini orang. Lagian kalao yang mayoritas Indonesia (55%) 
seperti yang disampaikannya, kok tendensinya gak memperbolehkan bangsa 
Indonesia yang menjadi operatorship se. ah, negeri aneh2.
 
lam-salam,
ar-.


Taufik Manan [EMAIL PROTECTED] wrote:
DeMo, MARGASATWA -
Update : 2005-08-09 17:33:54

Pemerintah Menolak Permintaan Pertamina di Blok Cepu

Pemerintah menolak proposal PT Pertamina (persero)
yang meminta hak istimewa di Blok Cepu. Alasannya,
wilayah kerja minyak dan gas Cepu merupakan milik
pemerintah yang diberikan kepada Pertamina.

Juru bicara tim negosiasi Blok Cepu Rizal Mallarangeng
mengatakan, pemerintah membuat keputusan mengenai blok
tersebut berdasarkan kesepakatan yang tercapai antara
tim pemerintah dan ExxonMobil Oil Indonesia.
Kesepakatan itu telah dituangkan dalam bentuk nota
kesepahaman (MoU), Juni lalu. Selain itu, hasil
negosiasi tersebut juga ditetapkan dalan rapat umum
pemegang saham (RUPS) Pertamina. Direksi tidak boleh
melawan RUPS, kata Rizal, Selasa (9/8/2005).

Dengan ketetapan tersebut, kata dia, maka
participating interest tetap sesuai MoU, yaitu 45
persen Pertamina, 45 persen ExxonMobil, dan 10 persen
pemerintah daerah. Ini berarti pemerintah menolak
keinginan Pertamina menjadi pemilik mayoritas dengan
memegang 55 persen saham di Cepu. Yang mayoritas itu
Indonesia (55 persen) yang diberikan ke Pertamina 45
persen dan pemda 10 persen. 

Berdasarkan hasil MoU tim pemerintah dengan
ExxonMobil, pengelolaan Blok Cepu dilakukan oleh
perusahaan baru dengan partisipasi kepemilikan 45
persen Pertamina, 45 persen ExxonMobil, dan 10 persen
pemda. Bagi hasilnya memakai patokan harga minyak
mentah dunia dan participating interest. 

Permintaan hak istimewa di Cepu sebelumnya disampaikan
Dirut Pertamina Widya Purnama dua hari lalu.
Menurutnya, perusahaan migas nasional itu harus
mendapatkan hak istimewa, sesuai UU Migas. Sebagai
pemilik wilayah kerja Cepu, Pertamina meminta porsi
sebagai pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan 55
persen. Sisanya, 45 persen dibagi ke ExxonMobil.

Sebagai pemilik mayoritas Blok Cepu, Pertamina yang
berhak menyerahkan 10 persen saham ke pemerintah
daerah Bojonegoro, Blora, atau Tuban, ujarnya.(*/tmp)

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Re: [iagi-net-l] [FW] Pemerintah Menolak Permintaan Pertamina di Blok Cepu

2005-08-10 Terurut Topik Awang Satyana
Paling juga karena dapat tekanan Paman Sam. Nanti juga di badan pengelola baru 
Cepu bentukan Exxon, Pertamina, Pemda, hendaknya Indonesia (Pertamina + Pemda) 
berdaya kuat. Harus siap menolak dan memotong biaya-biaya supertinggi yang 
biasa diajukan Exxon. Di blok2 lain di mana Pertamina memegang participating 
interests hendaknya juga berdaya kuat sebab ada kasus di suatu blok di Jawa 
Timur Pertamina sebenarnya memegang major share tetapi tak jadi operator.
 
salam,
awang

Ariadi Subandrio [EMAIL PROTECTED] wrote:
Kalao pemerintahnya melanggar aturan hukum gak dipersoalkan ama Rizal 
Malarangeng, gimana seh ini orang. Lagian kalao yang mayoritas Indonesia (55%) 
seperti yang disampaikannya, kok tendensinya gak memperbolehkan bangsa 
Indonesia yang menjadi operatorship se. ah, negeri aneh2.

lam-salam,
ar-.



__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Re: [iagi-net-l] AAPG Asia Pacific

2005-08-10 Terurut Topik Paulus Tangke Allo
acara tumpeng-annya kapan yah? :)


--pta


On 10/08/05, Darman, Herman H BSP-TSX/4 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Rekan-rekan IAGI,
 
 Pada beberapa bulan yang lalu AAPG (American Association of Petroleum 
 Geologist) mengadakan 'pemilu' untuk memilih president untuk Asia Pacific, 
 dengan Joe Lambiase (Univ. Brunei Darussalam) dan saya sendiri sebagai 
 kandidatnya. Berkat dukungan anda sekalian, saya terpilih untuk mewakili Asia 
 Pacific di AAPG sebagai president. Joe Lambiase menjadi vice-president.

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



Re: [iagi-net-l] [FW] Pemerintah Menolak Permintaan Pertamina di Blok Cepu

2005-08-10 Terurut Topik Batara Sakti Simanjuntak
Pemerintah (pusat) memberi Pertamina 45 %, dan Pemda (beberapa) Kabupaten 
10%, sedang Exxon juga 45%, lalu ketiganya mesti membentuk perusahaan baru, 
sehingga tak ada yang berfungsi sebagai mayoritas. Ini naif sekali. Lalu 
siapa yang memegang operatorship ?, logikanya perusahaan baru tsb. Siapa 
yang secara ril akan menyediakan dana di perusahaan baru tsb ?... Pemda toh 
tak kan punya dana, Pertamina pun sedang kesulitan...jadi Exxon akan 
mendominasi ???

Kalau Pertamina dan Pemda sama-sama berkehendak menyatukan kekuatan sahamnya 
sehingga menjadi mayoritas bersama boleh kan ?. Kalau pikirannya sama-sama 
soal kebangsaan (dalam jangka panjang, seperti pandangan pak Kwik) tidak 
dapatkah Pertamina  Pemda saling menyatukan diri ?. Gimana caranya 
Pertamina mendekati dan merayu Pemda ?



-Original Message-
From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Wed, 10 Aug 2005 02:17:39 -0700 (PDT)
Subject: Re: [iagi-net-l] [FW] Pemerintah Menolak Permintaan Pertamina di 
Blok Cepu

 Paling juga karena dapat tekanan Paman Sam. Nanti juga di badan
 pengelola baru Cepu bentukan Exxon, Pertamina, Pemda, hendaknya
 Indonesia (Pertamina + Pemda) berdaya kuat. Harus siap menolak dan
 memotong biaya-biaya supertinggi yang biasa diajukan Exxon. Di blok2
 lain di mana Pertamina memegang participating interests hendaknya juga
 berdaya kuat sebab ada kasus di suatu blok di Jawa Timur Pertamina
 sebenarnya memegang major share tetapi tak jadi operator.
  
 salam,
 awang
 
 Ariadi Subandrio [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Kalao pemerintahnya melanggar aturan hukum gak dipersoalkan ama Rizal
 Malarangeng, gimana seh ini orang. Lagian kalao yang mayoritas
 Indonesia (55%) seperti yang disampaikannya, kok tendensinya gak
 memperbolehkan bangsa Indonesia yang menjadi operatorship se. ah,
 negeri aneh2.
 
 lam-salam,
 ar-.
 
 
 
 __
 Do You Yahoo!?
 Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
 http://mail.yahoo.com 



-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



Re: [iagi-net-l] Kandungan CO-2

2005-08-10 Terurut Topik Awang Satyana
Lanjutan dongeng evolusi CO2 di atmosfer, sebagian didasarkan pada kurva isotop 
karbon dan oksigen yang terekam di karbonat paparan.
 
Pada mulanya atmosfer Bumi mengandung banyak CO2 yang membuat Bumi panas karena 
efek rumah kaca. Oksigen belum ada, belum ada juga ozonosfer di stratosfer. 
Sinar UV tak punya halangan apa-apa meradiasi Bumi. Tak ada kehidupan di Bumi 
yang panas begitu dan radiasi UV siap membunuh di mana-mana. Inilah masa Hadean 
di skala waktu geologi, hadean = hell dalam bahasa Yunani.
 
Sejalan dengan degassing volkanisme global, uap air, nitrogen, dan CO2 mulai 
mengisi atmosfer awal. Pada sekitar 500 juta tahun pertama umur Bumi, atmosfer 
hanya mengandung sekitar 80 % CO2, 10 % nitrogen, dan 10 % uap air. Tetapi 
dominasi CO2 tak berlangsung lama, ia segera turun ke persentase 40 % pada 
sekitar 4 Ga (milyar tahun yang lalu) dan pada saat yang bersamaan nitrogen 
naik pada persentase yang sama, 40 %.
 
Sekitar 3,5 Ga, mulai ada evolusi makhluk hidup yang berklorofil sehingga 
memungkinkan proses fotosintesis. Kadar CO2 menurun drastis dengan semakin 
efisiennya fotosintesis karena CO2 adalah bahan dasar fotosintesis. Sebaliknya, 
oksigen makin kaya seiring makin efisiennya fotosintesis karena O2 adalah 
output fotosintesis. O2 mulai muncul pada sekitar 2.3 Ga dan semakin banyak 
semakin ke sini, sementara itu, sebelum 1 Ga tercapai pun, kadar CO2 di udara 
sudah di bawah 5 %.
 
Melalui proses fotokimia yang berhubungan dengan energi panjang gelombang 
pendek sinar Matahari, terbentuklah ozonosfer di stratosfer. Maka Bumi punya 
perisai terhadap serbuan UV. Bumi pun semakin turun panasnya sebab CO2 tak lagi 
memayungi Bumi sebagai greenhouse gas. Dan, merayaplah kehidupan2 yang semula 
bersembunyi jauh di kedalaman laut, naik ke daratan. Bumi sudah nyaman untuk 
dihuni di semua biosfernya.
 
Sekarang CO2 tengah merayap naik lagi, terutama karena polusi kendaraan dan 
industri. Sebelum zaman industrialisasi, kadarnya di atmosfer 280,000 ppbv 
(part per billion by volume), itu di tahun 1750-1800, sekarang naik ke 370,000 
ppbv. CO2 tak beracun, maka boleh saja dibuang di angkasa, ia malahan bisa 
dipakai fotosintesis menghasilkan oksigen. Hanya, ia adalah greenhouse gas yang 
paling gampang menaikkan panas. Suatu molekul CO2 akan berada di udara 4-6 
tahun, sesudah itu akan terurai dengan sendirinya.
 
salam,
awang

Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:
Buat negara berkembang, Protokol Kyoto tak mengatur emisi gas buang CO2, maka 
100 % gas CO2 kalau mau bisa dibuang ke udara atau ke laut. Indonesia yang 
telah menandatangani Protokol Kyoto pun tak kena larangan apa2 soal CO2, kalau 
NOx dan SOx ada nilai tertentu ambang batas diizinkan. Maka, KLH, institusi 
yang berwenang di Indonesia, tak mengatur masalah emisi CO2. 

Kalau mau, maka 100 % CO2 di Natuna D-Alpha itu bisa saja kalau mau dibuang ke 
udara. Itu memang tidak diatur-atur. Hanya, yang jadi masalah adalah tingkat 
opacity - kecerahan, kalau buangan CO2 menimbulkan opacity sampai tinggal 40 % 
di langit, itu tidak boleh (nanti pesawat2 saling tabrakan he..), kalau selama 
tidak menimbulkan gangguan opacity, ya 100 % CO2 yang diproduksi pun boleh2 
saja dibuang.

Itu kalau di kita, negara berkembang, kalau di negara maju tak boleh, ada 
ambang batasnya, karena langit mereka sudah fully polluted. Maka kalau akan 
diinjeksi ke formasi batuan, itu sebenarnya aturan di negara maju, bukan di 
negara berkembang. Kalau di Indonesia yang aturannya boleh dibuang, tetapi 
diinjeksi, maka Indonesia akan dapat point dari PBB. Tetapi harus diingat bahwa 
menginjeksi itu butuh biaya besar dan nanti pun di-cost recovery. Jadi, 
menginjeksi CO2 bukanlah beralasan lingkungan sebenarnya, sebab aturannya tak 
ada, tetapi harus diwaspadai juga sebagai project-oriented.

Kalau dulu di atmosfer kandungan CO2nya hanya seperti sekarang ( 1 %), maka 
tak akan ada lapisan2 batuan karbonat yang tebal2 seperti di Arab itu. Atmosfer 
Bumi memang pernah begitu banyak terakumulasi CO2 yang keluar dari interior 
Bumi pada Proterozoikum/Pra-Kambrium. Saat terbentuknya, atmosfer Bumi hanya 
kaya H dan He, dua unsur paling berlimpah di Alam Semesta. Kemudian, saat 
interior Bumi belum terdiferensiasi dengan baik, tak ada medan magnetik, dan 
akibatnya tak ada juga lapisan magnetosfer di langit. Karena tak ada 
magnetosfer, maka enak saja zarah-zarah (partikel) bermuatan (ion) hasil solar 
winds menyapu bersih cikal bakal-cikal bakal penyusun atmosfer Bumi. Nah, 
setelah ada magnetosfer, maka solar winds sebagian besar bisa ditangkal 
sehingga unsur2 penyusun atmosfer mulai terbentuk.

Lalu sejak Proterozoikum pun mante plume upwelling telah terjadi ke permukaan 
dan ini jadi volkanism skala global yang akan membuang CO2 dalam skala masif, 
dalam proses global outgassing, CO2 pun menjadi perisai Bumi, persis seperti 
langit Venus sekarang. Tetapi atmosfer Bumi tak tetap penuh CO2, radiasi 
ultraviolet memecah atmosfer melalui proses disosiasi fotokimia, 

Re: [iagi-net-l] [FW] Pemerintah Menolak Permintaan Pertamina di Blok Cepu

2005-08-10 Terurut Topik Eko Prasetyo
Liat aja negotiatornya : Lien Che Wei yang liberalis dan sejatinya gak
pernah jadi nasionalis dan si mallarangeng yang emang cuma modal mulut
yang mau disetir siapa pun yang nyuapin dia.

On 8/10/05, Batara Sakti Simanjuntak [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Pemerintah (pusat) memberi Pertamina 45 %, dan Pemda (beberapa) Kabupaten
 10%, sedang Exxon juga 45%, lalu ketiganya mesti membentuk perusahaan baru,
 sehingga tak ada yang berfungsi sebagai mayoritas. Ini naif sekali. Lalu
 siapa yang memegang operatorship ?, logikanya perusahaan baru tsb. Siapa
 yang secara ril akan menyediakan dana di perusahaan baru tsb ?... Pemda toh
 tak kan punya dana, Pertamina pun sedang kesulitan...jadi Exxon akan
 mendominasi ???
 
 Kalau Pertamina dan Pemda sama-sama berkehendak menyatukan kekuatan sahamnya
 sehingga menjadi mayoritas bersama boleh kan ?. Kalau pikirannya sama-sama
 soal kebangsaan (dalam jangka panjang, seperti pandangan pak Kwik) tidak
 dapatkah Pertamina  Pemda saling menyatukan diri ?. Gimana caranya
 Pertamina mendekati dan merayu Pemda ?
 
 
 
 -Original Message-
 From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Wed, 10 Aug 2005 02:17:39 -0700 (PDT)
 Subject: Re: [iagi-net-l] [FW] Pemerintah Menolak Permintaan Pertamina di
 Blok Cepu
 
  Paling juga karena dapat tekanan Paman Sam. Nanti juga di badan
  pengelola baru Cepu bentukan Exxon, Pertamina, Pemda, hendaknya
  Indonesia (Pertamina + Pemda) berdaya kuat. Harus siap menolak dan
  memotong biaya-biaya supertinggi yang biasa diajukan Exxon. Di blok2
  lain di mana Pertamina memegang participating interests hendaknya juga
  berdaya kuat sebab ada kasus di suatu blok di Jawa Timur Pertamina
  sebenarnya memegang major share tetapi tak jadi operator.
 
  salam,
  awang
 
  Ariadi Subandrio [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Kalao pemerintahnya melanggar aturan hukum gak dipersoalkan ama Rizal
  Malarangeng, gimana seh ini orang. Lagian kalao yang mayoritas
  Indonesia (55%) seperti yang disampaikannya, kok tendensinya gak
  memperbolehkan bangsa Indonesia yang menjadi operatorship se. ah,
  negeri aneh2.
 
  lam-salam,
  ar-.
 
 
 
  __
  Do You Yahoo!?
  Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
  http://mail.yahoo.com
 
 
 
 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
 (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
 Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
 Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
 Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
 Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL 
 PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
 Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
 -
 


-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



[iagi-net-l] Re: World's largest gem found in Tanzania

2005-08-10 Terurut Topik sujatmiko
Dear Gemstone Lovers IAGI,
Terima kasih kepada Bapak Benny Wahju, senior mang Okim, yang lewat japri, 
menginformasikan tentang temuan batumulia Tanzanite terbesar di dunia. 
Ceritanya, Faustus Rutahindurwa, Sr.Geologist, dan Damien Masala, Mining 
Engineer, keduanya bekerja di TanzaniteOne Mineral Company di Tanzania 
menemukan batumulia Tanzanite berbentuk kristal tunggal seberat 3 kg yang 
memancarkan kilau kebiruan. Kristal tersebut kemudian diberi nama MAWENSI ( 
puncak tertinggi kedua di G.Kilimanjaro ).

Rekan-rekan Gemstone Lovers,
Batumulia Tanzanite adalah anggota termulia dari mineral Zoisite ( inget kan 
kisah mang Okim tentang mirah delima dari Tanzania yang dipotong ? ). Berbeda 
dengan anggota Zoisite lainnya, Tanzanite ini berbentuk kristal dan berwarna 
biru menyerupai safir ( warnanya akibat kandungan unsur Vanadium ). Kristalnya 
ortorombik, translusen sampai transparan, dan kekerasannya hanya 6,5 skala 
Mohs. Saking miripnya dengan safir sampai tak sedikit yang tertipu dan 
menganggapnya safir beneran. Dari data lama tentang harga-harga batumulia, 
tercatat harga Tanzanite bahan mentah kualitas faset sampai US 25 dollar per 
gram. Nah, walaupun tidak berbanding lurus, paling tidak harga Tanzanite yang 
ditemukan oleh rekan Faustus Rutahinduwa tersebut tak kurang dari US 75.000 
dollar. Lumayan juga ya, sekitar 700 jutaan rupiah.

Rekan-rekan Gemstone Lovers,
Mang Okim punya 2 potong mineral Zoisite yang berasosiasi dengan Ruby atau 
Mirah Delima. Beratnya masing-masing 4 kg dan 12 kg. Kualitasnya sama dengan 
yang mang Okim kisahkan tempo hari ( yang membuat rekan mang Okim, Pak Gunawan, 
rugi besar ). Kualitas Mirah Delimanya kelas daging, ada juga yang semi 
kristal. Di perdagangan disebut Mirah Tanzanite atau Mirah Daging. Mang Okim 
juga punya cincin dan liontin berwarna merah putih jenis Mirah Tanzanite. Yang 
terakhir ini mang Okim beli di Pasar Kayun Surabaya lebih 10 tahun yang lalu. 
Di bulan Agustus, mang Okim suka pakai cincin merah putih ini sekedar  
mengingatkan diri mang Okim untuk tidak melupakan negeri Indonesia yang kita 
cintai ini dan sekaligus merejuvinasi rasa nasionalisme dan patriotisme yang 
sering tererosi. Bagi rekan-rekan Gemstone Lovers yang berkesempatan ke 
Bandung, mampirlah ke Serambi Batumulia mang Okim di Jalan Pajajaran 128 / 145, 
nanti mang Okim lihatin yang namanya Zoisite dan Mirah Tanzanite.

Rekan-rekan Gemstone Lovers,
Sekian dulu ya cerita mang Okim. Saat ini sudah pukul 10 malam. Mang Okim masih 
harus nyiapin bahan presentasi besok pagi di Kementerian RISTEK di Jakarta. 
Ceritanya, dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke 10, 
mang Okim diundang bicara tentang : Pemberdayaan Sumber Daya Batumulia, 
Aplikasi dan Aspek Komersialnya. Karena kesibukan macam-macam, mang Okim mohon 
maaf belum bisa menjawab pertanyaan beberapa rekan. Insyaallah mang Okim tidak 
lupa, hanya tertunda saja. Salam batumulia, mang Okim.

- Original Message - 
  From: B.N. Wahju 
  To: [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Tuesday, August 09, 2005 2:20 PM
  Subject: World's largest gem found in Tanzania


  Fyi
   
   
  Salam
  B.N. Wahju


Re: [iagi-net-l] [FW] Pemerintah Menolak Permintaan Pertamina di Blok Cepu

2005-08-10 Terurut Topik ismail
Apa perlu Demo , Kalau kemarin ada Demo soal Kontrak ( Kerja ) oleh Serikat 
Pekerja Pertamina, sekarang Demo untuk Kontrak ( Cepu )


ISM

Sent: Wednesday, August 10, 2005 3:46 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] [FW] Pemerintah Menolak Permintaan Pertamina di 
Blok Cepu



Kalao pemerintahnya melanggar aturan hukum gak dipersoalkan ama Rizal 
Malarangeng, gimana seh ini orang. Lagian kalao yang mayoritas Indonesia 
(55%) seperti yang disampaikannya, kok tendensinya gak memperbolehkan 
bangsa Indonesia yang menjadi operatorship se. ah, negeri aneh2.


lam-salam,
ar-.


Taufik Manan [EMAIL PROTECTED] wrote:
DeMo, MARGASATWA -
Update : 2005-08-09 17:33:54

Pemerintah Menolak Permintaan Pertamina di Blok Cepu

Pemerintah menolak proposal PT Pertamina (persero)
yang meminta hak istimewa di Blok Cepu. Alasannya,
wilayah kerja minyak dan gas Cepu merupakan milik
pemerintah yang diberikan kepada Pertamina.

Juru bicara tim negosiasi Blok Cepu Rizal Mallarangeng
mengatakan, pemerintah membuat keputusan mengenai blok
tersebut berdasarkan kesepakatan yang tercapai antara
tim pemerintah dan ExxonMobil Oil Indonesia.
Kesepakatan itu telah dituangkan dalam bentuk nota
kesepahaman (MoU), Juni lalu. Selain itu, hasil
negosiasi tersebut juga ditetapkan dalan rapat umum
pemegang saham (RUPS) Pertamina. Direksi tidak boleh
melawan RUPS, kata Rizal, Selasa (9/8/2005).

Dengan ketetapan tersebut, kata dia, maka
participating interest tetap sesuai MoU, yaitu 45
persen Pertamina, 45 persen ExxonMobil, dan 10 persen
pemerintah daerah. Ini berarti pemerintah menolak
keinginan Pertamina menjadi pemilik mayoritas dengan
memegang 55 persen saham di Cepu. Yang mayoritas itu
Indonesia (55 persen) yang diberikan ke Pertamina 45
persen dan pemda 10 persen.

Berdasarkan hasil MoU tim pemerintah dengan
ExxonMobil, pengelolaan Blok Cepu dilakukan oleh
perusahaan baru dengan partisipasi kepemilikan 45
persen Pertamina, 45 persen ExxonMobil, dan 10 persen
pemda. Bagi hasilnya memakai patokan harga minyak
mentah dunia dan participating interest.

Permintaan hak istimewa di Cepu sebelumnya disampaikan
Dirut Pertamina Widya Purnama dua hari lalu.
Menurutnya, perusahaan migas nasional itu harus
mendapatkan hak istimewa, sesuai UU Migas. Sebagai
pemilik wilayah kerja Cepu, Pertamina meminta porsi
sebagai pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan 55
persen. Sisanya, 45 persen dibagi ke ExxonMobil.

Sebagai pemilik mayoritas Blok Cepu, Pertamina yang
berhak menyerahkan 10 persen saham ke pemerintah
daerah Bojonegoro, Blora, atau Tuban, ujarnya.(*/tmp)

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com 



-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



Re: [iagi-net-l] Kandungan CO-2

2005-08-10 Terurut Topik yrsnki

  Awang yang baik hati

  Yang Anda ceriterakan dibawah ini sangat menarik .
  Apakah ini hypothessis ataukah theory ?
  Kalau itu theory , apakah angka angka  yang disebutkan mempunyai
  bukti berdasarkan suatu pengukuran ?

  Si Abah.

  Lanjutan dongeng evolusi CO2 di atmosfer, sebagian didasarkan pada kurva
 isotop karbon dan oksigen yang terekam di karbonat paparan.

 Pada mulanya atmosfer Bumi mengandung banyak CO2 yang membuat Bumi panas
 karena efek rumah kaca. Oksigen belum ada, belum ada juga ozonosfer di
 stratosfer. Sinar UV tak punya halangan apa-apa meradiasi Bumi. Tak ada
 kehidupan di Bumi yang panas begitu dan radiasi UV siap membunuh di
 mana-mana. Inilah masa Hadean di skala waktu geologi, hadean = hell dalam
 bahasa Yunani.

 Sejalan dengan degassing volkanisme global, uap air, nitrogen, dan CO2
 mulai mengisi atmosfer awal. Pada sekitar 500 juta tahun pertama umur
 Bumi, atmosfer hanya mengandung sekitar 80 % CO2, 10 % nitrogen, dan 10 %
 uap air. Tetapi dominasi CO2 tak berlangsung lama, ia segera turun ke
 persentase 40 % pada sekitar 4 Ga (milyar tahun yang lalu) dan pada saat
 yang bersamaan nitrogen naik pada persentase yang sama, 40 %.

 Sekitar 3,5 Ga, mulai ada evolusi makhluk hidup yang berklorofil sehingga
 memungkinkan proses fotosintesis. Kadar CO2 menurun drastis dengan semakin
 efisiennya fotosintesis karena CO2 adalah bahan dasar fotosintesis.
 Sebaliknya, oksigen makin kaya seiring makin efisiennya fotosintesis
 karena O2 adalah output fotosintesis. O2 mulai muncul pada sekitar 2.3 Ga
 dan semakin banyak semakin ke sini, sementara itu, sebelum 1 Ga tercapai
 pun, kadar CO2 di udara sudah di bawah 5 %.

 Melalui proses fotokimia yang berhubungan dengan energi panjang gelombang
 pendek sinar Matahari, terbentuklah ozonosfer di stratosfer. Maka Bumi
 punya perisai terhadap serbuan UV. Bumi pun semakin turun panasnya sebab
 CO2 tak lagi memayungi Bumi sebagai greenhouse gas. Dan, merayaplah
 kehidupan2 yang semula bersembunyi jauh di kedalaman laut, naik ke
 daratan. Bumi sudah nyaman untuk dihuni di semua biosfernya.

 Sekarang CO2 tengah merayap naik lagi, terutama karena polusi kendaraan
 dan industri. Sebelum zaman industrialisasi, kadarnya di atmosfer 280,000
 ppbv (part per billion by volume), itu di tahun 1750-1800, sekarang naik
 ke 370,000 ppbv. CO2 tak beracun, maka boleh saja dibuang di angkasa, ia
 malahan bisa dipakai fotosintesis menghasilkan oksigen. Hanya, ia adalah
 greenhouse gas yang paling gampang menaikkan panas. Suatu molekul CO2 akan
 berada di udara 4-6 tahun, sesudah itu akan terurai dengan sendirinya.

 salam,
 awang

 Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Buat negara berkembang, Protokol Kyoto tak mengatur emisi gas buang CO2,
 maka 100 % gas CO2 kalau mau bisa dibuang ke udara atau ke laut. Indonesia
 yang telah menandatangani Protokol Kyoto pun tak kena larangan apa2 soal
 CO2, kalau NOx dan SOx ada nilai tertentu ambang batas diizinkan. Maka,
 KLH, institusi yang berwenang di Indonesia, tak mengatur masalah emisi
 CO2.

 Kalau mau, maka 100 % CO2 di Natuna D-Alpha itu bisa saja kalau mau
 dibuang ke udara. Itu memang tidak diatur-atur. Hanya, yang jadi masalah
 adalah tingkat opacity - kecerahan, kalau buangan CO2 menimbulkan opacity
 sampai tinggal 40 % di langit, itu tidak boleh (nanti pesawat2 saling
 tabrakan he..), kalau selama tidak menimbulkan gangguan opacity, ya 100 %
 CO2 yang diproduksi pun boleh2 saja dibuang.

 Itu kalau di kita, negara berkembang, kalau di negara maju tak boleh, ada
 ambang batasnya, karena langit mereka sudah fully polluted. Maka kalau
 akan diinjeksi ke formasi batuan, itu sebenarnya aturan di negara maju,
 bukan di negara berkembang. Kalau di Indonesia yang aturannya boleh
 dibuang, tetapi diinjeksi, maka Indonesia akan dapat point dari PBB.
 Tetapi harus diingat bahwa menginjeksi itu butuh biaya besar dan nanti pun
 di-cost recovery. Jadi, menginjeksi CO2 bukanlah beralasan lingkungan
 sebenarnya, sebab aturannya tak ada, tetapi harus diwaspadai juga sebagai
 project-oriented.

 Kalau dulu di atmosfer kandungan CO2nya hanya seperti sekarang ( 1 %),
 maka tak akan ada lapisan2 batuan karbonat yang tebal2 seperti di Arab
 itu. Atmosfer Bumi memang pernah begitu banyak terakumulasi CO2 yang
 keluar dari interior Bumi pada Proterozoikum/Pra-Kambrium. Saat
 terbentuknya, atmosfer Bumi hanya kaya H dan He, dua unsur paling
 berlimpah di Alam Semesta. Kemudian, saat interior Bumi belum
 terdiferensiasi dengan baik, tak ada medan magnetik, dan akibatnya tak ada
 juga lapisan magnetosfer di langit. Karena tak ada magnetosfer, maka enak
 saja zarah-zarah (partikel) bermuatan (ion) hasil solar winds menyapu
 bersih cikal bakal-cikal bakal penyusun atmosfer Bumi. Nah, setelah ada
 magnetosfer, maka solar winds sebagian besar bisa ditangkal sehingga
 unsur2 penyusun atmosfer mulai terbentuk.

 Lalu sejak Proterozoikum pun mante plume upwelling telah terjadi ke
 permukaan dan ini jadi volkanism skala global yang akan 

RE: [iagi-net-l] AAPG Asia Pacific

2005-08-10 Terurut Topik Darman, Herman H BSP-TSX/4
Paulus dan rekan-rekan sekalian,

Bagi saya penempatan posisi ini baru merupakan awal dari segalanya. Cuma 
statusnya sekarang lebih baik... 'Terdengar'. Tumpengan mestinya kalau sudah 
selesai dengan status yang tentunya jauh lebih baik misalnya 'Terlihat - 
hasilnya'. Di dunia geologi sering kali kita harus 'Terdengar' dulu baru orang 
lihat. 

Mungkin Paulus bisa tumpengan duluan kalau sudah dapat gelar baru. Ini 
kelihatan hasilnya. 

Herman




-Original Message-
From: Paulus Tangke Allo [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: 10 August 2005 17:32
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] AAPG Asia Pacific


acara tumpeng-annya kapan yah? :)


--pta


On 10/08/05, Darman, Herman H BSP-TSX/4 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Rekan-rekan IAGI,
 
 Pada beberapa bulan yang lalu AAPG (American Association of Petroleum 
 Geologist) mengadakan 'pemilu' untuk memilih president untuk Asia Pacific, 
 dengan Joe Lambiase (Univ. Brunei Darussalam) dan saya sendiri sebagai 
 kandidatnya. Berkat dukungan anda sekalian, saya terpilih untuk mewakili Asia 
 Pacific di AAPG sebagai president. Joe Lambiase menjadi vice-president.

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-




-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-