Re: [iagi-net-l] AAPG Asia Pacific
Herman H Darman yang berkode BSP-TSX/4, Congrats. Semoga amanat yang berada dalam pundak anda bermanfaat bagi bangsa Indonesia khususnya bagi komunitas geoscientists negeri yang banyak mengalami kepurukan ini. sekali lagi selamat, maju terus Broer. Salam, ar-. Darman, Herman H BSP-TSX/4 [EMAIL PROTECTED] wrote: Rekan-rekan IAGI, Pada beberapa bulan yang lalu AAPG (American Association of Petroleum Geologist) mengadakan 'pemilu' untuk memilih president untuk Asia Pacific, dengan Joe Lambiase (Univ. Brunei Darussalam) dan saya sendiri sebagai kandidatnya. Berkat dukungan anda sekalian, saya terpilih untuk mewakili Asia Pacific di AAPG sebagai president. Joe Lambiase menjadi vice-president. Saya berharap dalam 3 tahun kedepan dapat mewakili Asia Pacific, di forum AAPG. Tujuan utama saya menerima posisi ini adalah untuk mewakili Indonesia di forum geoscience international, karena AAPG merupakan organisasi geologi terbesar di dunia. Kedua adalah untuk menyalurkan fasilitas AAPG ke Asia Pacific, dan tentunya termasuk Indonesia. Saya sangat mengharapkan saran-saran / masukan dari rekan-rekan sekalian. Dengan posisi baru ini saya akan tetap aktif melayani Visiting Geologists Program yang fokus di kunjungan praktisi geoscience ke universitas. Rekan-rekan dari Student Chapter AAPG di kampus-kampus sangat berarti untuk program-program ke depan dan saya akan menghubungi setiap chapter dengan e-mail terpisah. Kita juga akan membuat website-link untuk Student Chapter AAPG. Tentunya rekan-rekan active / associate members AAPG yang ingin menjadi sukarelawan untuk mendukung program AAPG sangat diharapkan. Anda bisa menghubungi saya lewat japri. Nanti kita bisa mendiskusikan program-program yang diminati, termasuk kerja sama IAGI dan AAPG. Salam, Herman Darman President - AAPG Asia Pacific Region - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - Start your day with Yahoo! - make it your home page
Re: [iagi-net-l] [FW] Pemerintah Menolak Permintaan Pertamina di Blok Cepu
Kalao pemerintahnya melanggar aturan hukum gak dipersoalkan ama Rizal Malarangeng, gimana seh ini orang. Lagian kalao yang mayoritas Indonesia (55%) seperti yang disampaikannya, kok tendensinya gak memperbolehkan bangsa Indonesia yang menjadi operatorship se. ah, negeri aneh2. lam-salam, ar-. Taufik Manan [EMAIL PROTECTED] wrote: DeMo, MARGASATWA - Update : 2005-08-09 17:33:54 Pemerintah Menolak Permintaan Pertamina di Blok Cepu Pemerintah menolak proposal PT Pertamina (persero) yang meminta hak istimewa di Blok Cepu. Alasannya, wilayah kerja minyak dan gas Cepu merupakan milik pemerintah yang diberikan kepada Pertamina. Juru bicara tim negosiasi Blok Cepu Rizal Mallarangeng mengatakan, pemerintah membuat keputusan mengenai blok tersebut berdasarkan kesepakatan yang tercapai antara tim pemerintah dan ExxonMobil Oil Indonesia. Kesepakatan itu telah dituangkan dalam bentuk nota kesepahaman (MoU), Juni lalu. Selain itu, hasil negosiasi tersebut juga ditetapkan dalan rapat umum pemegang saham (RUPS) Pertamina. Direksi tidak boleh melawan RUPS, kata Rizal, Selasa (9/8/2005). Dengan ketetapan tersebut, kata dia, maka participating interest tetap sesuai MoU, yaitu 45 persen Pertamina, 45 persen ExxonMobil, dan 10 persen pemerintah daerah. Ini berarti pemerintah menolak keinginan Pertamina menjadi pemilik mayoritas dengan memegang 55 persen saham di Cepu. Yang mayoritas itu Indonesia (55 persen) yang diberikan ke Pertamina 45 persen dan pemda 10 persen. Berdasarkan hasil MoU tim pemerintah dengan ExxonMobil, pengelolaan Blok Cepu dilakukan oleh perusahaan baru dengan partisipasi kepemilikan 45 persen Pertamina, 45 persen ExxonMobil, dan 10 persen pemda. Bagi hasilnya memakai patokan harga minyak mentah dunia dan participating interest. Permintaan hak istimewa di Cepu sebelumnya disampaikan Dirut Pertamina Widya Purnama dua hari lalu. Menurutnya, perusahaan migas nasional itu harus mendapatkan hak istimewa, sesuai UU Migas. Sebagai pemilik wilayah kerja Cepu, Pertamina meminta porsi sebagai pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan 55 persen. Sisanya, 45 persen dibagi ke ExxonMobil. Sebagai pemilik mayoritas Blok Cepu, Pertamina yang berhak menyerahkan 10 persen saham ke pemerintah daerah Bojonegoro, Blora, atau Tuban, ujarnya.(*/tmp) __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com
Re: [iagi-net-l] [FW] Pemerintah Menolak Permintaan Pertamina di Blok Cepu
Paling juga karena dapat tekanan Paman Sam. Nanti juga di badan pengelola baru Cepu bentukan Exxon, Pertamina, Pemda, hendaknya Indonesia (Pertamina + Pemda) berdaya kuat. Harus siap menolak dan memotong biaya-biaya supertinggi yang biasa diajukan Exxon. Di blok2 lain di mana Pertamina memegang participating interests hendaknya juga berdaya kuat sebab ada kasus di suatu blok di Jawa Timur Pertamina sebenarnya memegang major share tetapi tak jadi operator. salam, awang Ariadi Subandrio [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalao pemerintahnya melanggar aturan hukum gak dipersoalkan ama Rizal Malarangeng, gimana seh ini orang. Lagian kalao yang mayoritas Indonesia (55%) seperti yang disampaikannya, kok tendensinya gak memperbolehkan bangsa Indonesia yang menjadi operatorship se. ah, negeri aneh2. lam-salam, ar-. __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com
Re: [iagi-net-l] AAPG Asia Pacific
acara tumpeng-annya kapan yah? :) --pta On 10/08/05, Darman, Herman H BSP-TSX/4 [EMAIL PROTECTED] wrote: Rekan-rekan IAGI, Pada beberapa bulan yang lalu AAPG (American Association of Petroleum Geologist) mengadakan 'pemilu' untuk memilih president untuk Asia Pacific, dengan Joe Lambiase (Univ. Brunei Darussalam) dan saya sendiri sebagai kandidatnya. Berkat dukungan anda sekalian, saya terpilih untuk mewakili Asia Pacific di AAPG sebagai president. Joe Lambiase menjadi vice-president. - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
Re: [iagi-net-l] [FW] Pemerintah Menolak Permintaan Pertamina di Blok Cepu
Pemerintah (pusat) memberi Pertamina 45 %, dan Pemda (beberapa) Kabupaten 10%, sedang Exxon juga 45%, lalu ketiganya mesti membentuk perusahaan baru, sehingga tak ada yang berfungsi sebagai mayoritas. Ini naif sekali. Lalu siapa yang memegang operatorship ?, logikanya perusahaan baru tsb. Siapa yang secara ril akan menyediakan dana di perusahaan baru tsb ?... Pemda toh tak kan punya dana, Pertamina pun sedang kesulitan...jadi Exxon akan mendominasi ??? Kalau Pertamina dan Pemda sama-sama berkehendak menyatukan kekuatan sahamnya sehingga menjadi mayoritas bersama boleh kan ?. Kalau pikirannya sama-sama soal kebangsaan (dalam jangka panjang, seperti pandangan pak Kwik) tidak dapatkah Pertamina Pemda saling menyatukan diri ?. Gimana caranya Pertamina mendekati dan merayu Pemda ? -Original Message- From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Date: Wed, 10 Aug 2005 02:17:39 -0700 (PDT) Subject: Re: [iagi-net-l] [FW] Pemerintah Menolak Permintaan Pertamina di Blok Cepu Paling juga karena dapat tekanan Paman Sam. Nanti juga di badan pengelola baru Cepu bentukan Exxon, Pertamina, Pemda, hendaknya Indonesia (Pertamina + Pemda) berdaya kuat. Harus siap menolak dan memotong biaya-biaya supertinggi yang biasa diajukan Exxon. Di blok2 lain di mana Pertamina memegang participating interests hendaknya juga berdaya kuat sebab ada kasus di suatu blok di Jawa Timur Pertamina sebenarnya memegang major share tetapi tak jadi operator. salam, awang Ariadi Subandrio [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalao pemerintahnya melanggar aturan hukum gak dipersoalkan ama Rizal Malarangeng, gimana seh ini orang. Lagian kalao yang mayoritas Indonesia (55%) seperti yang disampaikannya, kok tendensinya gak memperbolehkan bangsa Indonesia yang menjadi operatorship se. ah, negeri aneh2. lam-salam, ar-. __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
Re: [iagi-net-l] Kandungan CO-2
Lanjutan dongeng evolusi CO2 di atmosfer, sebagian didasarkan pada kurva isotop karbon dan oksigen yang terekam di karbonat paparan. Pada mulanya atmosfer Bumi mengandung banyak CO2 yang membuat Bumi panas karena efek rumah kaca. Oksigen belum ada, belum ada juga ozonosfer di stratosfer. Sinar UV tak punya halangan apa-apa meradiasi Bumi. Tak ada kehidupan di Bumi yang panas begitu dan radiasi UV siap membunuh di mana-mana. Inilah masa Hadean di skala waktu geologi, hadean = hell dalam bahasa Yunani. Sejalan dengan degassing volkanisme global, uap air, nitrogen, dan CO2 mulai mengisi atmosfer awal. Pada sekitar 500 juta tahun pertama umur Bumi, atmosfer hanya mengandung sekitar 80 % CO2, 10 % nitrogen, dan 10 % uap air. Tetapi dominasi CO2 tak berlangsung lama, ia segera turun ke persentase 40 % pada sekitar 4 Ga (milyar tahun yang lalu) dan pada saat yang bersamaan nitrogen naik pada persentase yang sama, 40 %. Sekitar 3,5 Ga, mulai ada evolusi makhluk hidup yang berklorofil sehingga memungkinkan proses fotosintesis. Kadar CO2 menurun drastis dengan semakin efisiennya fotosintesis karena CO2 adalah bahan dasar fotosintesis. Sebaliknya, oksigen makin kaya seiring makin efisiennya fotosintesis karena O2 adalah output fotosintesis. O2 mulai muncul pada sekitar 2.3 Ga dan semakin banyak semakin ke sini, sementara itu, sebelum 1 Ga tercapai pun, kadar CO2 di udara sudah di bawah 5 %. Melalui proses fotokimia yang berhubungan dengan energi panjang gelombang pendek sinar Matahari, terbentuklah ozonosfer di stratosfer. Maka Bumi punya perisai terhadap serbuan UV. Bumi pun semakin turun panasnya sebab CO2 tak lagi memayungi Bumi sebagai greenhouse gas. Dan, merayaplah kehidupan2 yang semula bersembunyi jauh di kedalaman laut, naik ke daratan. Bumi sudah nyaman untuk dihuni di semua biosfernya. Sekarang CO2 tengah merayap naik lagi, terutama karena polusi kendaraan dan industri. Sebelum zaman industrialisasi, kadarnya di atmosfer 280,000 ppbv (part per billion by volume), itu di tahun 1750-1800, sekarang naik ke 370,000 ppbv. CO2 tak beracun, maka boleh saja dibuang di angkasa, ia malahan bisa dipakai fotosintesis menghasilkan oksigen. Hanya, ia adalah greenhouse gas yang paling gampang menaikkan panas. Suatu molekul CO2 akan berada di udara 4-6 tahun, sesudah itu akan terurai dengan sendirinya. salam, awang Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: Buat negara berkembang, Protokol Kyoto tak mengatur emisi gas buang CO2, maka 100 % gas CO2 kalau mau bisa dibuang ke udara atau ke laut. Indonesia yang telah menandatangani Protokol Kyoto pun tak kena larangan apa2 soal CO2, kalau NOx dan SOx ada nilai tertentu ambang batas diizinkan. Maka, KLH, institusi yang berwenang di Indonesia, tak mengatur masalah emisi CO2. Kalau mau, maka 100 % CO2 di Natuna D-Alpha itu bisa saja kalau mau dibuang ke udara. Itu memang tidak diatur-atur. Hanya, yang jadi masalah adalah tingkat opacity - kecerahan, kalau buangan CO2 menimbulkan opacity sampai tinggal 40 % di langit, itu tidak boleh (nanti pesawat2 saling tabrakan he..), kalau selama tidak menimbulkan gangguan opacity, ya 100 % CO2 yang diproduksi pun boleh2 saja dibuang. Itu kalau di kita, negara berkembang, kalau di negara maju tak boleh, ada ambang batasnya, karena langit mereka sudah fully polluted. Maka kalau akan diinjeksi ke formasi batuan, itu sebenarnya aturan di negara maju, bukan di negara berkembang. Kalau di Indonesia yang aturannya boleh dibuang, tetapi diinjeksi, maka Indonesia akan dapat point dari PBB. Tetapi harus diingat bahwa menginjeksi itu butuh biaya besar dan nanti pun di-cost recovery. Jadi, menginjeksi CO2 bukanlah beralasan lingkungan sebenarnya, sebab aturannya tak ada, tetapi harus diwaspadai juga sebagai project-oriented. Kalau dulu di atmosfer kandungan CO2nya hanya seperti sekarang ( 1 %), maka tak akan ada lapisan2 batuan karbonat yang tebal2 seperti di Arab itu. Atmosfer Bumi memang pernah begitu banyak terakumulasi CO2 yang keluar dari interior Bumi pada Proterozoikum/Pra-Kambrium. Saat terbentuknya, atmosfer Bumi hanya kaya H dan He, dua unsur paling berlimpah di Alam Semesta. Kemudian, saat interior Bumi belum terdiferensiasi dengan baik, tak ada medan magnetik, dan akibatnya tak ada juga lapisan magnetosfer di langit. Karena tak ada magnetosfer, maka enak saja zarah-zarah (partikel) bermuatan (ion) hasil solar winds menyapu bersih cikal bakal-cikal bakal penyusun atmosfer Bumi. Nah, setelah ada magnetosfer, maka solar winds sebagian besar bisa ditangkal sehingga unsur2 penyusun atmosfer mulai terbentuk. Lalu sejak Proterozoikum pun mante plume upwelling telah terjadi ke permukaan dan ini jadi volkanism skala global yang akan membuang CO2 dalam skala masif, dalam proses global outgassing, CO2 pun menjadi perisai Bumi, persis seperti langit Venus sekarang. Tetapi atmosfer Bumi tak tetap penuh CO2, radiasi ultraviolet memecah atmosfer melalui proses disosiasi fotokimia,
Re: [iagi-net-l] [FW] Pemerintah Menolak Permintaan Pertamina di Blok Cepu
Liat aja negotiatornya : Lien Che Wei yang liberalis dan sejatinya gak pernah jadi nasionalis dan si mallarangeng yang emang cuma modal mulut yang mau disetir siapa pun yang nyuapin dia. On 8/10/05, Batara Sakti Simanjuntak [EMAIL PROTECTED] wrote: Pemerintah (pusat) memberi Pertamina 45 %, dan Pemda (beberapa) Kabupaten 10%, sedang Exxon juga 45%, lalu ketiganya mesti membentuk perusahaan baru, sehingga tak ada yang berfungsi sebagai mayoritas. Ini naif sekali. Lalu siapa yang memegang operatorship ?, logikanya perusahaan baru tsb. Siapa yang secara ril akan menyediakan dana di perusahaan baru tsb ?... Pemda toh tak kan punya dana, Pertamina pun sedang kesulitan...jadi Exxon akan mendominasi ??? Kalau Pertamina dan Pemda sama-sama berkehendak menyatukan kekuatan sahamnya sehingga menjadi mayoritas bersama boleh kan ?. Kalau pikirannya sama-sama soal kebangsaan (dalam jangka panjang, seperti pandangan pak Kwik) tidak dapatkah Pertamina Pemda saling menyatukan diri ?. Gimana caranya Pertamina mendekati dan merayu Pemda ? -Original Message- From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Date: Wed, 10 Aug 2005 02:17:39 -0700 (PDT) Subject: Re: [iagi-net-l] [FW] Pemerintah Menolak Permintaan Pertamina di Blok Cepu Paling juga karena dapat tekanan Paman Sam. Nanti juga di badan pengelola baru Cepu bentukan Exxon, Pertamina, Pemda, hendaknya Indonesia (Pertamina + Pemda) berdaya kuat. Harus siap menolak dan memotong biaya-biaya supertinggi yang biasa diajukan Exxon. Di blok2 lain di mana Pertamina memegang participating interests hendaknya juga berdaya kuat sebab ada kasus di suatu blok di Jawa Timur Pertamina sebenarnya memegang major share tetapi tak jadi operator. salam, awang Ariadi Subandrio [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalao pemerintahnya melanggar aturan hukum gak dipersoalkan ama Rizal Malarangeng, gimana seh ini orang. Lagian kalao yang mayoritas Indonesia (55%) seperti yang disampaikannya, kok tendensinya gak memperbolehkan bangsa Indonesia yang menjadi operatorship se. ah, negeri aneh2. lam-salam, ar-. __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
[iagi-net-l] Re: World's largest gem found in Tanzania
Dear Gemstone Lovers IAGI, Terima kasih kepada Bapak Benny Wahju, senior mang Okim, yang lewat japri, menginformasikan tentang temuan batumulia Tanzanite terbesar di dunia. Ceritanya, Faustus Rutahindurwa, Sr.Geologist, dan Damien Masala, Mining Engineer, keduanya bekerja di TanzaniteOne Mineral Company di Tanzania menemukan batumulia Tanzanite berbentuk kristal tunggal seberat 3 kg yang memancarkan kilau kebiruan. Kristal tersebut kemudian diberi nama MAWENSI ( puncak tertinggi kedua di G.Kilimanjaro ). Rekan-rekan Gemstone Lovers, Batumulia Tanzanite adalah anggota termulia dari mineral Zoisite ( inget kan kisah mang Okim tentang mirah delima dari Tanzania yang dipotong ? ). Berbeda dengan anggota Zoisite lainnya, Tanzanite ini berbentuk kristal dan berwarna biru menyerupai safir ( warnanya akibat kandungan unsur Vanadium ). Kristalnya ortorombik, translusen sampai transparan, dan kekerasannya hanya 6,5 skala Mohs. Saking miripnya dengan safir sampai tak sedikit yang tertipu dan menganggapnya safir beneran. Dari data lama tentang harga-harga batumulia, tercatat harga Tanzanite bahan mentah kualitas faset sampai US 25 dollar per gram. Nah, walaupun tidak berbanding lurus, paling tidak harga Tanzanite yang ditemukan oleh rekan Faustus Rutahinduwa tersebut tak kurang dari US 75.000 dollar. Lumayan juga ya, sekitar 700 jutaan rupiah. Rekan-rekan Gemstone Lovers, Mang Okim punya 2 potong mineral Zoisite yang berasosiasi dengan Ruby atau Mirah Delima. Beratnya masing-masing 4 kg dan 12 kg. Kualitasnya sama dengan yang mang Okim kisahkan tempo hari ( yang membuat rekan mang Okim, Pak Gunawan, rugi besar ). Kualitas Mirah Delimanya kelas daging, ada juga yang semi kristal. Di perdagangan disebut Mirah Tanzanite atau Mirah Daging. Mang Okim juga punya cincin dan liontin berwarna merah putih jenis Mirah Tanzanite. Yang terakhir ini mang Okim beli di Pasar Kayun Surabaya lebih 10 tahun yang lalu. Di bulan Agustus, mang Okim suka pakai cincin merah putih ini sekedar mengingatkan diri mang Okim untuk tidak melupakan negeri Indonesia yang kita cintai ini dan sekaligus merejuvinasi rasa nasionalisme dan patriotisme yang sering tererosi. Bagi rekan-rekan Gemstone Lovers yang berkesempatan ke Bandung, mampirlah ke Serambi Batumulia mang Okim di Jalan Pajajaran 128 / 145, nanti mang Okim lihatin yang namanya Zoisite dan Mirah Tanzanite. Rekan-rekan Gemstone Lovers, Sekian dulu ya cerita mang Okim. Saat ini sudah pukul 10 malam. Mang Okim masih harus nyiapin bahan presentasi besok pagi di Kementerian RISTEK di Jakarta. Ceritanya, dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke 10, mang Okim diundang bicara tentang : Pemberdayaan Sumber Daya Batumulia, Aplikasi dan Aspek Komersialnya. Karena kesibukan macam-macam, mang Okim mohon maaf belum bisa menjawab pertanyaan beberapa rekan. Insyaallah mang Okim tidak lupa, hanya tertunda saja. Salam batumulia, mang Okim. - Original Message - From: B.N. Wahju To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, August 09, 2005 2:20 PM Subject: World's largest gem found in Tanzania Fyi Salam B.N. Wahju
Re: [iagi-net-l] [FW] Pemerintah Menolak Permintaan Pertamina di Blok Cepu
Apa perlu Demo , Kalau kemarin ada Demo soal Kontrak ( Kerja ) oleh Serikat Pekerja Pertamina, sekarang Demo untuk Kontrak ( Cepu ) ISM Sent: Wednesday, August 10, 2005 3:46 PM Subject: Re: [iagi-net-l] [FW] Pemerintah Menolak Permintaan Pertamina di Blok Cepu Kalao pemerintahnya melanggar aturan hukum gak dipersoalkan ama Rizal Malarangeng, gimana seh ini orang. Lagian kalao yang mayoritas Indonesia (55%) seperti yang disampaikannya, kok tendensinya gak memperbolehkan bangsa Indonesia yang menjadi operatorship se. ah, negeri aneh2. lam-salam, ar-. Taufik Manan [EMAIL PROTECTED] wrote: DeMo, MARGASATWA - Update : 2005-08-09 17:33:54 Pemerintah Menolak Permintaan Pertamina di Blok Cepu Pemerintah menolak proposal PT Pertamina (persero) yang meminta hak istimewa di Blok Cepu. Alasannya, wilayah kerja minyak dan gas Cepu merupakan milik pemerintah yang diberikan kepada Pertamina. Juru bicara tim negosiasi Blok Cepu Rizal Mallarangeng mengatakan, pemerintah membuat keputusan mengenai blok tersebut berdasarkan kesepakatan yang tercapai antara tim pemerintah dan ExxonMobil Oil Indonesia. Kesepakatan itu telah dituangkan dalam bentuk nota kesepahaman (MoU), Juni lalu. Selain itu, hasil negosiasi tersebut juga ditetapkan dalan rapat umum pemegang saham (RUPS) Pertamina. Direksi tidak boleh melawan RUPS, kata Rizal, Selasa (9/8/2005). Dengan ketetapan tersebut, kata dia, maka participating interest tetap sesuai MoU, yaitu 45 persen Pertamina, 45 persen ExxonMobil, dan 10 persen pemerintah daerah. Ini berarti pemerintah menolak keinginan Pertamina menjadi pemilik mayoritas dengan memegang 55 persen saham di Cepu. Yang mayoritas itu Indonesia (55 persen) yang diberikan ke Pertamina 45 persen dan pemda 10 persen. Berdasarkan hasil MoU tim pemerintah dengan ExxonMobil, pengelolaan Blok Cepu dilakukan oleh perusahaan baru dengan partisipasi kepemilikan 45 persen Pertamina, 45 persen ExxonMobil, dan 10 persen pemda. Bagi hasilnya memakai patokan harga minyak mentah dunia dan participating interest. Permintaan hak istimewa di Cepu sebelumnya disampaikan Dirut Pertamina Widya Purnama dua hari lalu. Menurutnya, perusahaan migas nasional itu harus mendapatkan hak istimewa, sesuai UU Migas. Sebagai pemilik wilayah kerja Cepu, Pertamina meminta porsi sebagai pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan 55 persen. Sisanya, 45 persen dibagi ke ExxonMobil. Sebagai pemilik mayoritas Blok Cepu, Pertamina yang berhak menyerahkan 10 persen saham ke pemerintah daerah Bojonegoro, Blora, atau Tuban, ujarnya.(*/tmp) __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
Re: [iagi-net-l] Kandungan CO-2
Awang yang baik hati Yang Anda ceriterakan dibawah ini sangat menarik . Apakah ini hypothessis ataukah theory ? Kalau itu theory , apakah angka angka yang disebutkan mempunyai bukti berdasarkan suatu pengukuran ? Si Abah. Lanjutan dongeng evolusi CO2 di atmosfer, sebagian didasarkan pada kurva isotop karbon dan oksigen yang terekam di karbonat paparan. Pada mulanya atmosfer Bumi mengandung banyak CO2 yang membuat Bumi panas karena efek rumah kaca. Oksigen belum ada, belum ada juga ozonosfer di stratosfer. Sinar UV tak punya halangan apa-apa meradiasi Bumi. Tak ada kehidupan di Bumi yang panas begitu dan radiasi UV siap membunuh di mana-mana. Inilah masa Hadean di skala waktu geologi, hadean = hell dalam bahasa Yunani. Sejalan dengan degassing volkanisme global, uap air, nitrogen, dan CO2 mulai mengisi atmosfer awal. Pada sekitar 500 juta tahun pertama umur Bumi, atmosfer hanya mengandung sekitar 80 % CO2, 10 % nitrogen, dan 10 % uap air. Tetapi dominasi CO2 tak berlangsung lama, ia segera turun ke persentase 40 % pada sekitar 4 Ga (milyar tahun yang lalu) dan pada saat yang bersamaan nitrogen naik pada persentase yang sama, 40 %. Sekitar 3,5 Ga, mulai ada evolusi makhluk hidup yang berklorofil sehingga memungkinkan proses fotosintesis. Kadar CO2 menurun drastis dengan semakin efisiennya fotosintesis karena CO2 adalah bahan dasar fotosintesis. Sebaliknya, oksigen makin kaya seiring makin efisiennya fotosintesis karena O2 adalah output fotosintesis. O2 mulai muncul pada sekitar 2.3 Ga dan semakin banyak semakin ke sini, sementara itu, sebelum 1 Ga tercapai pun, kadar CO2 di udara sudah di bawah 5 %. Melalui proses fotokimia yang berhubungan dengan energi panjang gelombang pendek sinar Matahari, terbentuklah ozonosfer di stratosfer. Maka Bumi punya perisai terhadap serbuan UV. Bumi pun semakin turun panasnya sebab CO2 tak lagi memayungi Bumi sebagai greenhouse gas. Dan, merayaplah kehidupan2 yang semula bersembunyi jauh di kedalaman laut, naik ke daratan. Bumi sudah nyaman untuk dihuni di semua biosfernya. Sekarang CO2 tengah merayap naik lagi, terutama karena polusi kendaraan dan industri. Sebelum zaman industrialisasi, kadarnya di atmosfer 280,000 ppbv (part per billion by volume), itu di tahun 1750-1800, sekarang naik ke 370,000 ppbv. CO2 tak beracun, maka boleh saja dibuang di angkasa, ia malahan bisa dipakai fotosintesis menghasilkan oksigen. Hanya, ia adalah greenhouse gas yang paling gampang menaikkan panas. Suatu molekul CO2 akan berada di udara 4-6 tahun, sesudah itu akan terurai dengan sendirinya. salam, awang Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: Buat negara berkembang, Protokol Kyoto tak mengatur emisi gas buang CO2, maka 100 % gas CO2 kalau mau bisa dibuang ke udara atau ke laut. Indonesia yang telah menandatangani Protokol Kyoto pun tak kena larangan apa2 soal CO2, kalau NOx dan SOx ada nilai tertentu ambang batas diizinkan. Maka, KLH, institusi yang berwenang di Indonesia, tak mengatur masalah emisi CO2. Kalau mau, maka 100 % CO2 di Natuna D-Alpha itu bisa saja kalau mau dibuang ke udara. Itu memang tidak diatur-atur. Hanya, yang jadi masalah adalah tingkat opacity - kecerahan, kalau buangan CO2 menimbulkan opacity sampai tinggal 40 % di langit, itu tidak boleh (nanti pesawat2 saling tabrakan he..), kalau selama tidak menimbulkan gangguan opacity, ya 100 % CO2 yang diproduksi pun boleh2 saja dibuang. Itu kalau di kita, negara berkembang, kalau di negara maju tak boleh, ada ambang batasnya, karena langit mereka sudah fully polluted. Maka kalau akan diinjeksi ke formasi batuan, itu sebenarnya aturan di negara maju, bukan di negara berkembang. Kalau di Indonesia yang aturannya boleh dibuang, tetapi diinjeksi, maka Indonesia akan dapat point dari PBB. Tetapi harus diingat bahwa menginjeksi itu butuh biaya besar dan nanti pun di-cost recovery. Jadi, menginjeksi CO2 bukanlah beralasan lingkungan sebenarnya, sebab aturannya tak ada, tetapi harus diwaspadai juga sebagai project-oriented. Kalau dulu di atmosfer kandungan CO2nya hanya seperti sekarang ( 1 %), maka tak akan ada lapisan2 batuan karbonat yang tebal2 seperti di Arab itu. Atmosfer Bumi memang pernah begitu banyak terakumulasi CO2 yang keluar dari interior Bumi pada Proterozoikum/Pra-Kambrium. Saat terbentuknya, atmosfer Bumi hanya kaya H dan He, dua unsur paling berlimpah di Alam Semesta. Kemudian, saat interior Bumi belum terdiferensiasi dengan baik, tak ada medan magnetik, dan akibatnya tak ada juga lapisan magnetosfer di langit. Karena tak ada magnetosfer, maka enak saja zarah-zarah (partikel) bermuatan (ion) hasil solar winds menyapu bersih cikal bakal-cikal bakal penyusun atmosfer Bumi. Nah, setelah ada magnetosfer, maka solar winds sebagian besar bisa ditangkal sehingga unsur2 penyusun atmosfer mulai terbentuk. Lalu sejak Proterozoikum pun mante plume upwelling telah terjadi ke permukaan dan ini jadi volkanism skala global yang akan
RE: [iagi-net-l] AAPG Asia Pacific
Paulus dan rekan-rekan sekalian, Bagi saya penempatan posisi ini baru merupakan awal dari segalanya. Cuma statusnya sekarang lebih baik... 'Terdengar'. Tumpengan mestinya kalau sudah selesai dengan status yang tentunya jauh lebih baik misalnya 'Terlihat - hasilnya'. Di dunia geologi sering kali kita harus 'Terdengar' dulu baru orang lihat. Mungkin Paulus bisa tumpengan duluan kalau sudah dapat gelar baru. Ini kelihatan hasilnya. Herman -Original Message- From: Paulus Tangke Allo [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 10 August 2005 17:32 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] AAPG Asia Pacific acara tumpeng-annya kapan yah? :) --pta On 10/08/05, Darman, Herman H BSP-TSX/4 [EMAIL PROTECTED] wrote: Rekan-rekan IAGI, Pada beberapa bulan yang lalu AAPG (American Association of Petroleum Geologist) mengadakan 'pemilu' untuk memilih president untuk Asia Pacific, dengan Joe Lambiase (Univ. Brunei Darussalam) dan saya sendiri sebagai kandidatnya. Berkat dukungan anda sekalian, saya terpilih untuk mewakili Asia Pacific di AAPG sebagai president. Joe Lambiase menjadi vice-president. - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -