Re: Calon Pemimpin Indonesia? (attn: Irwan)

1999-09-05 Terurut Topik djoko raharto

From: Priyo Pujiwasono [EMAIL PROTECTED]

   Irwan:
  Apakah penolakan terhadap pihak pemenang pemilu
  adalah wujud nyata
  dari demokrasi yg benar? Bisa anda bayangkan kalau.

 kembali saja ke UUD 45
   pdi-p dapat suara 35%, so di luar pdi-p 65% (belum pdi-p yangmbelot)
   US bukan INDONESIA, di US cuma 2 partai besar dan satu independent,so
jelas sekali siapa yang dapat suara besar pasti menang.

   kalau multi partai, kalau toh partai yang tidak mayoritasberkoalisi
dan mengalahkan partai pemenang ya.. koalisi yangmenang...ya nggak.

   Kalau tidak puas ya amandment saja UUD45, pilih president secara
langsung kayak di US (hati-hati dalam membuat analogi).
   Perlu diingat salah satu penyusun UUD 45 kan sukarno, suruhtuh mega
bermeditasi untuk nanyain ke Mr Skoq dalamhal pemilihan
presiden aturannya (PASAL-nya) kayak begitu.

However whoever become a president, let the rule (UUD 45)decided.

Jangan demo yang anarkis lagi ach.., lha wong hidup sudah susah, lagian
mikirin negara yang sudah hampir bangkrut ini tidak gampang. Mbacot gampang
(kayak poli-tikus-tikus), coba lihat realita (ANGKA_ANGKA) w.. pusing.







































































 
__
Do You Yahoo!?
Bid and sell for free at http://auctions.yahoo.com

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: was: Re: Calon Pemimpin Indonesia? (attn: Anjasmara)

1999-09-01 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Irwan:
Anda ini bener2 ngga bisa nangkep tulisan atau pura2 bego?
Seperti dalam tulisan gue sebelumnya, silahkan buktikan
kalau perlu copy paste khan tulisan saya atau bahkan
tulisan bRidwan yg menjelek2an orang2 PKB atau PAN
sebelum pencoblosan pemilu.
Catat kata2 penting, SEBELUM PENCOBLOSAN.

Diputer lagi yuk...diputer lagi...

Saya masih ingat kata2 Amien Rais sebelum pencoblosan yg
sedikit "mengancam" dua partai reformasi lainnya yaitu
PKB dan PDIP untuk dengan ksatria mendukung salah
satu partai yg paling banyak suaranya diantara mereka
(PAN, PKB, PDIP). Tapi apa yg terjadi setelah penghitungan
suara dan kini? Amien Rais menjilat ludahnya sendiri.
Kesepakatan Paso diberakinya, pernyataan yg dia keluarkan
sebelum pencoblosan dianggap angin lalu.
Jelas, saya akan mempertanyakan sikapnya.
Soal AM Fatwa? Ah, biarkan saja, dia toh baru bikin
humor kemarin2 ini yg sudah saya kutipkan disini.
Saya tidak menjelek2an mereka, Amien Rais dan AM Fatwa.
Tapi mereka sendirilah yg telah menjelekkan diri
masing2.

Nah, sekarang mereka sendiri yg telah menjelekkan diri ya?

Jelas, disini anda salah karena fakta membuktikan
saya tidak menjelek2kan Amien Rais  AM Fatwa
sebelum pencoblosan.

Sekarang stressingnya berbeda...sebelum pencoblosan?


Anda memfitnah saya di milis ini.

Anda sendiri yang menfitnah diri sendiri.

Irwan:
Salah lagi. Bukan Hasan Basri tapi Faisal Basri.
Hal2 sepele begini saja anda sudah salah. Tampaknya
anda menulis hanya berdasarkan emosi saja tanpa
nalar yg bagus dan data2 yg kuat.

Bukannya nalar anda yang suka terbalik-balik?

Saya masukkan Faisal Basri sebagai salah satu orang
hebat karena dia menyadari betul apa itu demokrasi
dan konsekuensinya. Demokrasi tidak hanya dibibir
saja, tapi juga harus nyata dalam tindakan.
Faisal Basri konsisten dengan itu. Jadi tidak ada hubungannya
dengan memilih Megawati. Faisal Basri bukan pendukung
Megawati, dia pendukung demokrasi yg benar.

Tuh kan. Apa saya bilang?

Lagi2 anda salah dalam hal ini.

Jadi saya salah ya?

Anda memfitnah saya di milis ini.

Tidak ada yang menfitnah kecuali anda sendiri.

Irwan:
Anda salah lagi.
bRidwan tetap konsisten dengan suara reformasinya.
Bung Efron mungkin memang dari awal sudah tidak
suka dengan Amien Rais karena punya pengalaman pribadi
dengan Amien Rais semasa kuliah dulu di UGM.
Donald Saluling? Dia punya garis sendiri. Terkadang saya
dan dia berseberangan dalam topik2 tertentu.

Saya tidak menjelekkan Amien Rais, apa yg saya
katakan adalah fakta lapangan. Silahkan buktikan
kata2 saya tentang Amien Rais yg tidak sesuai
dengan fakta lapangan.
Amien Rais lah yg telah menjelekkan dirinya
sendiri. Anda mungkin pendukung Amien Rais, tapi
sebaiknya anda tetap obyektif dan melihat permasalahan
dengan pikiran tenang. Jauhkan emosi, lihat fakta
lapangan.

Seperti yg sudah sering saya tuliskan. Saya bukan
pendukung fanatik Megawati. Saya pendukung gerakan
pembaharuan di Indonesia, kali ini bentuknya adalah
gerakan reformasi. Dukungan nyata saya berikan kepada
PDIP dengan Megawatinya karena saya lihat mereka
yg paling konsisten memperjuangkan nasib rakyat kecil
sama seperti apa yg saya perjuangkan.

You are rightsure... Vote Irwan for Bapak Reformasi  Demokrasi!

Rekan2 di milis ini saksi matanya. Anda yg baru bergabung
seharusnya tahu diri dan lihat2 dulu sebelum memberikan
komentar yg hanya membuat orang lain makin jelas
seperti apa anda orangnya.

"Teguran" dari bung Donald seharusnya bisa jadi masukan
untuk anda. Jangan asbun bung! Ini milis permias.

Baru bersuara bukan berarti baru bergabung. Bosan saja
melihat tulisan anda yang banyak asbun.

Irwan:
Sejak tahun lalu saya sudah ingatkan masalah
pengangkatan anggota MPR yg menurut saya tidak wajar
dan harus dihapuskan.
Saya termasuk pendukung pemilihan presiden secara langsung.
Saya termasuk pendukung pembentukan negara federal
tapi tidak untuk periode mendatang ini. Pembentukan
negara federal paling cepat menurut saya baru bisa dimulai
tahun 2004 mengingat prioritas sekarang adalah pembenahan
hukum dan ekonomi. Ini sering saya sebutkan sebelum
pencoblosan karena memang saya bukan pendukung fanatik
PDIP tapi pendukung fanatik demokrasi.

Masak iya sih?

Irwan:
Anda ngerti demokrasi ngga sih? Suara terbanyak adalah suara
rakyat. Anda tahu yg milih Clinton dan juga presiden2 AS lainnya
itu sebenarnya berapa persen dari rakyat?
Kenapa walau kurang dari 50% tapi rakyat AS tetap mengakui
dan ngga pakai galang2 menyatukan suara buat ngalahin
pemenang pemilu? Ini karena rakyat AS tahu benar apa itu
demokrasi dan konsekuensinya. Bukan seperti elit politik
Indonesia dan sebagian masyarakat yg seperti anda ini.
Segala cara dipakai untuk menjegal pemenang pemilu.
Ngakunya reformis, punya semangat untuk mengamandemen
UUD 45 tapi mentalnya masih tetap status-quo, cari celah2
untuk bisa menggolkan kepentingan pribadi. Mbok ya
suara rakyat itu diperhatikan.
Baca lagi pemaparan saya akan hal tersebut.

Justru karena sistemnya berbeda sehingga anda tidak boleh
menyamaratakan 

Re: Calon Pemimpin Indonesia? (attn: Irwan)

1999-08-31 Terurut Topik Suwandi

Napitupulu wrote:

 Irwan:
 Seharusnya hal seperti ini diomongin sebelum pemilu,
 sebelum pencoblosan. Sekarang setelah pencoblosan,
 tinggal berjuang agar demokrasi ditegakan. Harus bisa
 menerima dan mengakui yg menang tidak hanya dibibir
 tapi dalam wujud nyata yaitu memberi kesempatan
 pada partai yg paling disukai rakyat, partai yg paling
 diminati rakyat, partai yg paling dicintai rakyat, partai
 yg paling dipercaya oleh rakyat untuk memimpin
 pemerintahan mendatang.



Kayaknya Lae Irwan salah tanggap nih. Memang benar bahwa hal yg saya
utarakan mestinya dilakukan sebelum pemilu. Dan juga bila dipikir2 topik
"calon pemimpin Indonesia" yg kita debatin skrg ini juga gak perlu toh.
Soalnya kan sudah tahu bahwa yg menang pemilu itu PDIP, iya kan? :)

Bahwasanya saya utarakan topik ini supaya rekan-rekin di milis ini bisa
baca/ketahui visi tiap2 calon yg dijagokan. Soalnya saya yakin sampai
sekarang ini banyak orang yg tidak tahu secara detail Mega, Gus Dur, Amien
dll itu sebenarnya orgnya itu bagaimana. Oleh karena itu, di mail saya yg
dulu saya kasih link ke salahsatu sitenya PDIP dan di sana kita bisa lihat
Mega itu dulunya bagaimana.
Dulu (dan juga sampe skrg) banyak org yg bilang bahwa Mega itu gak cocok
jadi pemimpin, gak punya visi, hanya dibacking nama bokapnya dll. Tapi bila
anda baca di Napitupulu wrote:

 Irwan:
 Seharusnya hal seperti ini diomongin sebelum pemilu,
 sebelum pencoblosan. Sekarang setelah pencoblosan,
 tinggal berjuang agar demokrasi ditegakan. Harus bisa
 menerima dan mengakui yg menang tidak hanya dibibir
 tapi dalam wujud nyata yaitu memberi kesempatan
 pada partai yg paling disukai rakyat, partai yg paling
 diminati rakyat, partai yg paling dicintai rakyat, partai
 yg paling dipercaya oleh rakyat untuk memimpin
 pemerintahan mendatang.



Kayaknya Lae Irwan salah tanggap nih. Memang benar bahwa hal yg saya
utarakan mestinya dilakukan sebelum pemilu. Dan juga bila dipikir2 topik
"calon pemimpin Indonesia" yg kita debatin skrg ini juga gak perlu toh.
Soalnya kan sudah tahu bahwa yg menang pemilu itu PDIP, iya kan? :)

Bahwasanya saya utarakan topik ini supaya rekan-rekin di milis ini bisa
baca/ketahui visi tiap2 calon yg dijagokan. Soalnya saya yakin sampai
sekarang ini banyak orang yg tidak tahu secara detail Mega, Gus Dur, Amien
dll itu sebenarnya orgnya itu bagaimana (kan itu yg kita bahas skrg kan?).
Oleh karena itu, di mail saya yg dulu saya kasih link ke salahsatu sitenya
PDIP dan di sana kita bisa lihat Mega itu dulunya bagaimana.
Dulu (dan juga sampe skrg) banyak org yg bilang bahwa Mega itu gak cocok
jadi pemimpin, gak punya visi, hanya dibacking nama bokapnya dll. Tapi bila
anda baca di http://megawati.forpresident.com/main/pikiran.htm jelas2 kita
lihat bahwa mega itu dari dulu2nya (taon 93 ato 94 menurut tahun
percetakannya di pustaka sinar harapan) punya visi yg jauh untuk indonesia.
Jelas2 di sana dia membicarakan masalah korupsi, HAM, BUMN, dll yg
membahayakan Indo di taon2 mendatang.

Nah, tujuan saya cuma itu, biar kita2 di milis ini bisa liat satu persatu
capres2 kita. Terus terang sejak dulu yg saya jagokan memang PDIP. Anyway,
bila ada yg mengatakan bahwa yg lain lebih pantas, yah saya terima2 saja,
wong itu pilihan dia. Cuma kalo memang yg lain menjagokan yg lain apakah itu
amien, hbb, ato gusdur, sebutkan juga kenapa sebabnya kenapa lebih pantas.
Gitu toch

Salam,
Suwandi





Get FREE voicemail, fax and email at http://voicemail.excite.com
Talk online at http://voicechat.excite.com



Re: Calon Pemimpin Indonesia?

1999-08-31 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Lebih tepatnya...tipuan PDIP, bukan tipuan PAN atau Amien.
Selamat tertipu di milis ini


From: Faransyah Jaya [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: Calon Pemimpin Indonesia?
Date: Mon, 30 Aug 1999 22:13:02 -0400

Wa ..
Saya sih nggak milih PAN..
Bisa diperjelas "tipuan2" amien rais.
Sehingga saya tidak "tertipu" di permias@ ini.

Faran
--

On Mon, 30 Aug 1999 16:39:43   Donald Saluling wrote:
  Bayangkan saja semasa kampanye PEMILU, sudah
 berapa banyak orang yeng tertipu oleh Amien Rais ? Kenapa, karena kita
tidak
 membaca background orang2 seperti beliau. Kalau pun AR (Amien Rais)
ternyata
 membelot dari  Suharto dan kroni2nya ... ini membuktikan bahwa beliau
adalah
 seorang pengecut. Beraninya setelah keadaan memungkinkan. Masih banyak
 pulalah AR-AR kecil di kancah perpolitikan Indonesia sekarang ini.
Makanya
 sebagai orang muda yang berpendidikan dan mempunyai analitical mind,
tolong
 kita semua berhati-hati. Jangan sampai kejadian PAN terulang lagi. Dengan
 demikian, jangan pula kita saling menjelekkan satu sama yang lain seperti
 yang sedang terjadi dimilis ini hanya karena satu pihak merasa
tersinggung
 atas skepticism yang lain. Do your research ... get educated on whatever
you
 believe in and jangan langsung percaya sesuatu yang anda dengar dari
mulut
 para "outgoing" politicians. Dunia politik indonesia adalah panggung
 sandiwara yang paling sophisticated di dunia sekarang ini. Beware, don't
be
 scattered. Nobody wants to kill anybody ... tapi sebagai orang muda,
 sometimes reality can sadden you.
 Anda Indonesia, saya Indonesia, mari bangun Indonesia bersama.
 
 Selamat berjuang,
 Donald
 


DC Email!
free email for the community - http://www.DCemail.com


__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: Calon Pemimpin Indonesia? (attn: Irwan)

1999-08-31 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Vote Irwan for president!!!


From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: Calon Pemimpin Indonesia? (attn: Irwan)
Date: Mon, 30 Aug 1999 23:44:13 EDT

In a message dated 8/29/99 10:34:44 AM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

  Apabila ada rekan2 yg punya data2 ttg calon2 yg lain, apakah itu
Habibie,
   Gus Dur, Amien, sudi kiranya dicantumkan di Milis ini. Dengan begitu
kita
   semua bisa ambil kesimpulan siapakah yg pantas bukan?

Irwan:
Seharusnya hal seperti ini diomongin sebelum pemilu,
sebelum pencoblosan. Sekarang setelah pencoblosan,
tinggal berjuang agar demokrasi ditegakan. Harus bisa
menerima dan mengakui yg menang tidak hanya dibibir
tapi dalam wujud nyata yaitu memberi kesempatan
pada partai yg paling disukai rakyat, partai yg paling
diminati rakyat, partai yg paling dicintai rakyat, partai
yg paling dipercaya oleh rakyat untuk memimpin
pemerintahan mendatang.


jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: Calon Pemimpin Indonesia?

1999-08-31 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Salah...Kedaulatan tertinggi ada di tangan Mr. Irwan sebagai pengejawantahan
suara 35% pencoblos. Dia yang berhak menentukan siapa yg paling demokratis,
siapa yang reformis, dlsb.

Anda bilang mendukung PAN dan PKB, nyatanya anda sibuk menjelekkan Amien, AM
Fatwa dlsb. karena mereka tidak mendukung PDIP. Anda angkat Hasan Basri
sebagai pahlawan dari PAN yg sejati, hanya semata-mata dia mencalonkan
Megawati. Kesimpulan yang dapat ditarik dari posting-posting anda kan semua
yang tidak mendukung PDIP bukan reformis, mau anda tutup-tutupi bagaimana
lagi sih? Kalau ngomong jangan diputar-putar ah. Setelah gerombolan anda
BRidwan-Efron sibuk kasak-kusuk menjelekkan Amien, sekarang diperkuat oleh
Saluling. Rupanya benar bahwa Permias@ dapat menipu peserta dengan berbagai
jalinan tanya jawab yang rapi sehingga dapat menjerumuskan peserta.
Penyusunan tanya-jawab ini mengingatkan pada acara dari desa ke desa.

Dari dulu anda sebut-sebut rakyat terus. Sekarang bagaimana anda menjelaskan
posisi anda terhadap sistem pemilu model berjenjang yang dianut Indonesia
saat ini? Apakah perlu diubah atau tidak? Bila tidak (berhubung Megawati
tidak menghendaki) maka selamanya sistem perwakilan (MPR) akan berlaku.
Konsekuensinya tidak ada yang berhak mengklaim sebagai calon tetap presiden
sebelum Sidang Umum MPR. Hal sesederhana ini harusnya anda camkan sebelum
selalu menulis rakyat-rakyat-rakyat. Bosan dan geli bacanya. Anda kok nggak
belajar-belajar sih. Ih, capek tahu.

Sekarang begini, suara 35% apakah dapat dianggap mewakili keseluruhan suara
rakyat? Bagaimana bila yang 65% kemudian mengumpulkan suaranya dengan cara
menggalang persatuan pendapat dari wakil-wakil rakyat terpilih? Pertanyaan
selanjutnya, suara 35% apakah bukan suara kelompok, yaitu suara kelompok
pendukung Mega dan PDI-P. Bukan suara rakyat! Enak saja main klaim-nya.
Sudah mengklaim tidak memakai dasar masih pakai ngotot lagi. Aneh bener deh.

Nih, biar anda tidak asal njeplak bibit anti demokrasi. Justru anda yang
hendak menanamkan bibit anti demokrasi. Anda kan yang hendak memaksakan
kehendak agar Mega menjadi presiden. Kok melangkahi suara wakil-wakil
rakyat. Bung, anda cuma 1 orang dari 100 juta pemilih. Anda tidak berhak
mengklaim bahwa pendapat anda yang paling benar. Masih banyak yang juga
meluangkan pikiran dan waktu untuk mengevaluasi kejadian-kejadian di
Indonesia. Makanya berkaca dulu sebelum mengklaim pihak lain pembawa virus
demokrasi, bibit anti demokrasi. Anda ini yang justru tidak demokratis.

Rakyat.



From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED]

Lha, emangnya gue ngomong seperti itu diposting2 terdahulu?
Mbok ya kalau mau kasih komentar tuh baca dulu, ikutin
diskusinya secara benar, apa yg lagi dibicarakan. Lihat kembali
posting2 sebelumnya. Jangan maen asal nyaplak gitu aja, bikin
komentar yg seolah2 gue ngomong gitu. Ini khan termasuk tindakan
melakukan penyesatan seperti dulu ada juga melakukan hal
yg sama ke gue dan ke beberapa rekan lainnya di milis ini.
Saya tidak mengaitkan kelompok Madani dengan Amien Rais.
Saya mempertanyakan kelompok Madani yg memberikan
usulan nama Gus Dur untuk jadi presiden dengan segala macam
alasan "demi" selain demi tegaknya demokrasi:(

Kemudian, Bung Priyo (yg kebetulan jubir dari kelompok Madani)
nanya ke saya gimana komentar saya atas tulisan di detik.com
yg berkaitan dengan tuduhan (sampai saat ini lebih cenderung
berupa fitnah) AM Fatwa terhadap PDIP yg disebut2 dengan
istilah Lippogate. AM Fatwa sendiri tampaknya hanya mengambil
bola yg dilempar oleh Amien Rais karena memang Amien Rais
tidak menyebut nama partainya. Saya jawab pertanyaan dia
dengan tegas dan jelas, bagaimana posisi saya.
Tapi ketika saya tanya balik posisi dia bila ternyata tidak
terbukti bagaimana sikap Kelompok Madani.
Ingat, sampai sekarang yg mengangkat kasus Lippogate
tidak mampu memberikan bukti2. Kalau diperhatikan
kronologisnya, Amien Rais berkunjung ke tempat Habibie.
Ngga lama kemudian, Amien Rais ngomong bahwa
ada partai besar pemilu lainnya yg memiliki kasus mirip
dengan Baligate. Kemudian, AM Fatwa menyambut bola
yg dilempar tersebut dengan menyebut nama PDIP dan
Bank Lippo. Suatu teknik yg mirip dengan kasus
Andi Ghalib dimana pengacaranya Andi Ghalib tiba2
menyampaikan ke DPR nama2 menteri yg menerima
upeti dengan maksud agar bila data2 yg mereka sampaikan
itu meragukan, demikian juga data2 yg digunakan untuk
menuduh ke Andi Ghalib. Kalau ngga salah ingat (tolong dikoreksi),
cara ini dalam hukum dikenal dengan istilah insuniasi (?)


Anjasmara
   Sudahlah nggak usah dituruti. Menurut dia semua pihak yg tidak
mendukung
   PDIP adalah bukan kelompok reformasi. Sudah saja si Irwan ini diangkat
jadi
   bapak reformasi saja. Biar pada geli semua pembaca milis ini...

Irwan:
Nah khan, makin kebukti anda ini asal mangap. Bung Anjasmara
baru bergabung di milis permias ya? Kalau memang baru bergabung,
saya ucapkan selamat bergabung deh.
Sekedar informasi saja ke anda (dan ini bisa dikonfirmasikan oleh
rekan2 yg minimal 

was: Re: Calon Pemimpin Indonesia? (attn: Anjasmara)

1999-08-31 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 8/31/99 3:45:16 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

  Anda bilang mendukung PAN dan PKB, nyatanya anda sibuk menjelekkan Amien,
AM
  Fatwa dlsb. karena mereka tidak mendukung PDIP.

Irwan:
Anda ini bener2 ngga bisa nangkep tulisan atau pura2 bego?
Seperti dalam tulisan gue sebelumnya, silahkan buktikan
kalau perlu copy paste khan tulisan saya atau bahkan
tulisan bRidwan yg menjelek2an orang2 PKB atau PAN
sebelum pencoblosan pemilu.
Catat kata2 penting, SEBELUM PENCOBLOSAN.
Saya masih ingat kata2 Amien Rais sebelum pencoblosan yg
sedikit "mengancam" dua partai reformasi lainnya yaitu
PKB dan PDIP untuk dengan ksatria mendukung salah
satu partai yg paling banyak suaranya diantara mereka
(PAN, PKB, PDIP). Tapi apa yg terjadi setelah penghitungan
suara dan kini? Amien Rais menjilat ludahnya sendiri.
Kesepakatan Paso diberakinya, pernyataan yg dia keluarkan
sebelum pencoblosan dianggap angin lalu.
Jelas, saya akan mempertanyakan sikapnya.
Soal AM Fatwa? Ah, biarkan saja, dia toh baru bikin
humor kemarin2 ini yg sudah saya kutipkan disini.
Saya tidak menjelek2an mereka, Amien Rais dan AM Fatwa.
Tapi mereka sendirilah yg telah menjelekkan diri
masing2.

Jelas, disini anda salah karena fakta membuktikan
saya tidak menjelek2kan Amien Rais  AM Fatwa
sebelum pencoblosan.

Anda memfitnah saya di milis ini.

Anjasmara:
  Anda angkat Hasan Basri
  sebagai pahlawan dari PAN yg sejati, hanya semata-mata dia mencalonkan
  Megawati.

Irwan:
Salah lagi. Bukan Hasan Basri tapi Faisal Basri.
Hal2 sepele begini saja anda sudah salah. Tampaknya
anda menulis hanya berdasarkan emosi saja tanpa
nalar yg bagus dan data2 yg kuat.

Saya masukkan Faisal Basri sebagai salah satu orang
hebat karena dia menyadari betul apa itu demokrasi
dan konsekuensinya. Demokrasi tidak hanya dibibir
saja, tapi juga harus nyata dalam tindakan.
Faisal Basri konsisten dengan itu. Jadi tidak ada hubungannya
dengan memilih Megawati. Faisal Basri bukan pendukung
Megawati, dia pendukung demokrasi yg benar.

Lagi2 anda salah dalam hal ini.

Anda memfitnah saya di milis ini.

Anjasmara:
  Kesimpulan yang dapat ditarik dari posting-posting anda kan semua
  yang tidak mendukung PDIP bukan reformis, mau anda tutup-tutupi bagaimana
  lagi sih? Kalau ngomong jangan diputar-putar ah.

Irwan:
Anda kembali memfitnah saya. Saya tidak pernah mengatakan
yg tidak mendukung PDIP bukan reformis. Bisa dibuktikan
dari posting2 yg telah saya tulis di milis ini.
Anda tampaknya termasuk tipe yg suka bikin2 pernyataan
yg tidak sesuai dengan fakta seperti pernah ada di milis
ini yg suka belok2in tulisan orang.

Anjasmara:
  Setelah gerombolan anda
  BRidwan-Efron sibuk kasak-kusuk menjelekkan Amien, sekarang diperkuat oleh
  Saluling. Rupanya benar bahwa Permias@ dapat menipu peserta dengan berbagai
  jalinan tanya jawab yang rapi sehingga dapat menjerumuskan peserta.
  Penyusunan tanya-jawab ini mengingatkan pada acara dari desa ke desa.

Irwan:
Anda salah lagi.
bRidwan tetap konsisten dengan suara reformasinya.
Bung Efron mungkin memang dari awal sudah tidak
suka dengan Amien Rais karena punya pengalaman pribadi
dengan Amien Rais semasa kuliah dulu di UGM.
Donald Saluling? Dia punya garis sendiri. Terkadang saya
dan dia berseberangan dalam topik2 tertentu.

Saya tidak menjelekkan Amien Rais, apa yg saya
katakan adalah fakta lapangan. Silahkan buktikan
kata2 saya tentang Amien Rais yg tidak sesuai
dengan fakta lapangan.
Amien Rais lah yg telah menjelekkan dirinya
sendiri. Anda mungkin pendukung Amien Rais, tapi
sebaiknya anda tetap obyektif dan melihat permasalahan
dengan pikiran tenang. Jauhkan emosi, lihat fakta
lapangan.

Seperti yg sudah sering saya tuliskan. Saya bukan
pendukung fanatik Megawati. Saya pendukung gerakan
pembaharuan di Indonesia, kali ini bentuknya adalah
gerakan reformasi. Dukungan nyata saya berikan kepada
PDIP dengan Megawatinya karena saya lihat mereka
yg paling konsisten memperjuangkan nasib rakyat kecil
sama seperti apa yg saya perjuangkan.
Rekan2 di milis ini saksi matanya. Anda yg baru bergabung
seharusnya tahu diri dan lihat2 dulu sebelum memberikan
komentar yg hanya membuat orang lain makin jelas
seperti apa anda orangnya.

"Teguran" dari bung Donald seharusnya bisa jadi masukan
untuk anda. Jangan asbun bung! Ini milis permias.

Anjasmara:
  Dari dulu anda sebut-sebut rakyat terus. Sekarang bagaimana anda
menjelaskan
  posisi anda terhadap sistem pemilu model berjenjang yang dianut Indonesia
  saat ini? Apakah perlu diubah atau tidak?

Irwan:
Sejak tahun lalu saya sudah ingatkan masalah
pengangkatan anggota MPR yg menurut saya tidak wajar
dan harus dihapuskan.
Saya termasuk pendukung pemilihan presiden secara langsung.
Saya termasuk pendukung pembentukan negara federal
tapi tidak untuk periode mendatang ini. Pembentukan
negara federal paling cepat menurut saya baru bisa dimulai
tahun 2004 mengingat prioritas sekarang adalah pembenahan
hukum dan ekonomi. Ini sering saya sebutkan sebelum
pencoblosan karena memang 

Re: Calon Pemimpin Indonesia?

1999-08-31 Terurut Topik Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)

Jeffrey Anjasmara:
Salah...Kedaulatan tertinggi ada di tangan Mr. Irwan sebagai pengejawantahan
suara 35% pencoblos. Dia yang berhak menentukan siapa yg paling demokratis,
siapa yang reformis, dlsb.
Anda bilang mendukung PAN dan PKB, nyatanya anda sibuk menjelekkan Amien, AM
Fatwa dlsb. karena mereka tidak mendukung PDIP. Anda angkat Hasan Basri
sebagai pahlawan dari PAN yg sejati, hanya semata-mata dia mencalonkan
Megawati. Kesimpulan yang dapat ditarik dari posting-posting anda kan semua
yang tidak mendukung PDIP bukan reformis, mau anda tutup-tutupi bagaimana
lagi sih? Kalau ngomong jangan diputar-putar ah. Setelah gerombolan anda
BRidwan-Efron sibuk kasak-kusuk menjelekkan Amien, sekarang diperkuat oleh
Saluling. Rupanya benar bahwa Permias@ dapat menipu peserta dengan berbagai
jalinan tanya jawab yang rapi sehingga dapat menjerumuskan peserta.
Penyusunan tanya-jawab ini mengingatkan pada acara dari desa ke desa.
Dari dulu anda sebut-sebut rakyat terus. Sekarang bagaimana anda menjelaskan
posisi anda terhadap sistem pemilu model berjenjang yang dianut Indonesia
saat ini? Apakah perlu diubah atau tidak? Bila tidak (berhubung Megawati
tidak menghendaki) maka selamanya sistem perwakilan (MPR) akan berlaku.
Konsekuensinya tidak ada yang berhak mengklaim sebagai calon tetap presiden
sebelum Sidang Umum MPR. Hal sesederhana ini harusnya anda camkan sebelum
selalu menulis rakyat-rakyat-rakyat. Bosan dan geli bacanya. Anda kok nggak
belajar-belajar sih. Ih, capek tahu.
Sekarang begini, suara 35% apakah dapat dianggap mewakili keseluruhan suara
rakyat? Bagaimana bila yang 65% kemudian mengumpulkan suaranya dengan cara
menggalang persatuan pendapat dari wakil-wakil rakyat terpilih? Pertanyaan
selanjutnya, suara 35% apakah bukan suara kelompok, yaitu suara kelompok
pendukung Mega dan PDI-P. Bukan suara rakyat! Enak saja main klaim-nya.
Sudah mengklaim tidak memakai dasar masih pakai ngotot lagi. Aneh bener deh.
Nih, biar anda tidak asal njeplak bibit anti demokrasi. Justru anda yang
hendak menanamkan bibit anti demokrasi. Anda kan yang hendak memaksakan
kehendak agar Mega menjadi presiden. Kok melangkahi suara wakil-wakil
rakyat. Bung, anda cuma 1 orang dari 100 juta pemilih. Anda tidak berhak
mengklaim bahwa pendapat anda yang paling benar. Masih banyak yang juga
meluangkan pikiran dan waktu untuk mengevaluasi kejadian-kejadian di
Indonesia. Makanya berkaca dulu sebelum mengklaim pihak lain pembawa virus
demokrasi, bibit anti demokrasi. Anda ini yang justru tidak demokratis.
Rakyat.

Efron:
Tadinya saya pikir Anda adalah orang yang cerdas dan mumpuni. Rupanya Anda
lebih tolol ketimbang para politisi oportunis machiavelis.
Memangnya 65% suara itu bisa bergabung lalu mengalahkan suara 35% PDIP?
Berpikirlah yang realistislah! Memangnya orang-orang yang duduk di DPR dan
MPR itu kambing dan keledai sehingga bisa diatur untuk bersatu melawan
35%-nya PDIP? Tengoklah "poros tengah"! Sebentar lagi mereka itu akan
menjadi bangkai.
Ingat, presiden RI bukan dipilih langsung oleh rakyat tapi oleh anggota MPR.
Jadi kalau mau berkoar-koar untuk menjatuhkan capres lainnya sebaiknya
dilakukan di hadapan anggota MPR bukan dengan jualan obat di kaki-lima.
Menyoal posisi saya sudah dijelaskan sebelumnya namun Anda sungguh bebal tak
menyimak. Ini saya paste-kan.
-Original Message-
From:   Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
mailto:[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
Sent:   Monday, 30 August, 1999 8:06 AM
To: [EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED]
Subject:Re: MEGA amp; LIPPOGATE

Halo Jeff,

Anda benar! Kalau dibilang "garis keras" bisa saya terima. Yang ada dalam
diri saya sendiri saya tak pernah mencari suatu yang abu-abu. Kalau nggak
hitam ya putih.
Saya condong kepada PDIP bukan karena Mega. Tiga kali saya ikut pemilu orba
saya mencoblos PDI yang saat itu Mega tak populer (kecuali pemilu 97 saya
tak ikut mendaftar). Saat itu saya menilai PDI sebagai partai wong cilik.
Apalagi Suryadi adalah datang dari SMA yang sama dengan saya yaitu SMA 1
Yogya. Jadi sentimen seperguruan cukup berpengaruh.
Sekarang PDI meradang dan bermigrasi ke PDIP. Sebagai partai wong cilik Mega
tetap konsisten mengemban arah partai. Saya makin bersimpati karena PDIP
tidak saja ditekan oleh pemerintah tapi juga oleh para oportunis machiavelis
yang ingin nongkrong di atas. Gebleknya lagi mereka itu meniup angin agama
untuk menekan. Emangnya saya yang Kristen ini disuruh indekost.
Anda agar hati-hati dan tak perlu LATAH ikut-ikutan menggunakan istilah
"menghujat". Istilah menghujat pertama kali saya kenal/tahu dari Alkitab.
Menghujat adalah padanan "to blaspheme". Kata ini dipakai oleh Pemuka Agama
Yahudi kepada Yesus Kristus sebagai "menghujat Allah" karena ngaku-ngaku
Anak Allah.
Kalau saya menghujat AR, emangnya AR itu malaikat atau Tuhan. Saya
ngonek-ngoneke AR karena dari dulu saya nggak suka komentarnya yang banyak
disiarkan di radio swasta di Yogya. Bikin kuping saya panas. Hanya saja saya
(waktu itu) nggak berani 

Re: Calon Pemimpin Indonesia?

1999-08-31 Terurut Topik hendy Agus rochyanto

maaf yach, apa nggak salah tuch Faisal Basri atau Hasan Basri? Hasan basri
khan udach almarhum

ok byee
HAR
- Original Message -
From: Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, September 01, 1999 7:11 AM
Subject: Re: Calon Pemimpin Indonesia?


 Jeffrey Anjasmara:
 Salah...Kedaulatan tertinggi ada di tangan Mr. Irwan sebagai
pengejawantahan
 suara 35% pencoblos. Dia yang berhak menentukan siapa yg paling
demokratis,
 siapa yang reformis, dlsb.
 Anda bilang mendukung PAN dan PKB, nyatanya anda sibuk menjelekkan Amien,
AM
 Fatwa dlsb. karena mereka tidak mendukung PDIP. Anda angkat Hasan Basri
 sebagai pahlawan dari PAN yg sejati, hanya semata-mata dia mencalonkan
 Megawati. Kesimpulan yang dapat ditarik dari posting-posting anda kan
semua
 yang tidak mendukung PDIP bukan reformis, mau anda tutup-tutupi bagaimana
 lagi sih? Kalau ngomong jangan diputar-putar ah. Setelah gerombolan anda
 BRidwan-Efron sibuk kasak-kusuk menjelekkan Amien, sekarang diperkuat oleh
 Saluling. Rupanya benar bahwa Permias@ dapat menipu peserta dengan
berbagai
 jalinan tanya jawab yang rapi sehingga dapat menjerumuskan peserta.
 Penyusunan tanya-jawab ini mengingatkan pada acara dari desa ke desa.
 Dari dulu anda sebut-sebut rakyat terus. Sekarang bagaimana anda
menjelaskan
 posisi anda terhadap sistem pemilu model berjenjang yang dianut Indonesia
 saat ini? Apakah perlu diubah atau tidak? Bila tidak (berhubung Megawati
 tidak menghendaki) maka selamanya sistem perwakilan (MPR) akan berlaku.
 Konsekuensinya tidak ada yang berhak mengklaim sebagai calon tetap
presiden
 sebelum Sidang Umum MPR. Hal sesederhana ini harusnya anda camkan sebelum
 selalu menulis rakyat-rakyat-rakyat. Bosan dan geli bacanya. Anda kok
nggak
 belajar-belajar sih. Ih, capek tahu.
 Sekarang begini, suara 35% apakah dapat dianggap mewakili keseluruhan
suara
 rakyat? Bagaimana bila yang 65% kemudian mengumpulkan suaranya dengan cara
 menggalang persatuan pendapat dari wakil-wakil rakyat terpilih? Pertanyaan
 selanjutnya, suara 35% apakah bukan suara kelompok, yaitu suara kelompok
 pendukung Mega dan PDI-P. Bukan suara rakyat! Enak saja main klaim-nya.
 Sudah mengklaim tidak memakai dasar masih pakai ngotot lagi. Aneh bener
deh.
 Nih, biar anda tidak asal njeplak bibit anti demokrasi. Justru anda yang
 hendak menanamkan bibit anti demokrasi. Anda kan yang hendak memaksakan
 kehendak agar Mega menjadi presiden. Kok melangkahi suara wakil-wakil
 rakyat. Bung, anda cuma 1 orang dari 100 juta pemilih. Anda tidak berhak
 mengklaim bahwa pendapat anda yang paling benar. Masih banyak yang juga
 meluangkan pikiran dan waktu untuk mengevaluasi kejadian-kejadian di
 Indonesia. Makanya berkaca dulu sebelum mengklaim pihak lain pembawa virus
 demokrasi, bibit anti demokrasi. Anda ini yang justru tidak demokratis.
 Rakyat.

 Efron:
 Tadinya saya pikir Anda adalah orang yang cerdas dan mumpuni. Rupanya Anda
 lebih tolol ketimbang para politisi oportunis machiavelis.
 Memangnya 65% suara itu bisa bergabung lalu mengalahkan suara 35% PDIP?
 Berpikirlah yang realistislah! Memangnya orang-orang yang duduk di DPR dan
 MPR itu kambing dan keledai sehingga bisa diatur untuk bersatu melawan
 35%-nya PDIP? Tengoklah "poros tengah"! Sebentar lagi mereka itu akan
 menjadi bangkai.
 Ingat, presiden RI bukan dipilih langsung oleh rakyat tapi oleh anggota
MPR.
 Jadi kalau mau berkoar-koar untuk menjatuhkan capres lainnya sebaiknya
 dilakukan di hadapan anggota MPR bukan dengan jualan obat di kaki-lima.
 Menyoal posisi saya sudah dijelaskan sebelumnya namun Anda sungguh bebal
tak
 menyimak. Ini saya paste-kan.
 -Original Message-
 From:   Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia) [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
 mailto:[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
 Sent:   Monday, 30 August, 1999 8:06 AM
 To: [EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Subject:Re: MEGA amp; LIPPOGATE

 Halo Jeff,

 Anda benar! Kalau dibilang "garis keras" bisa saya terima. Yang ada dalam
 diri saya sendiri saya tak pernah mencari suatu yang abu-abu. Kalau nggak
 hitam ya putih.
 Saya condong kepada PDIP bukan karena Mega. Tiga kali saya ikut pemilu
orba
 saya mencoblos PDI yang saat itu Mega tak populer (kecuali pemilu 97 saya
 tak ikut mendaftar). Saat itu saya menilai PDI sebagai partai wong cilik.
 Apalagi Suryadi adalah datang dari SMA yang sama dengan saya yaitu SMA 1
 Yogya. Jadi sentimen seperguruan cukup berpengaruh.
 Sekarang PDI meradang dan bermigrasi ke PDIP. Sebagai partai wong cilik
Mega
 tetap konsisten mengemban arah partai. Saya makin bersimpati karena PDIP
 tidak saja ditekan oleh pemerintah tapi juga oleh para oportunis
machiavelis
 yang ingin nongkrong di atas. Gebleknya lagi mereka itu meniup angin agama
 untuk menekan. Emangnya saya yang Kristen ini disuruh indekost.
 Anda agar hati-hati dan tak perlu LATAH ikut-ikutan menggunakan istilah
 "menghujat". Istilah menghujat pertama kali saya kenal/tahu dari Alki

Re: Calon Pemimpin Indonesia?

1999-08-30 Terurut Topik Donald Saluling

In a message dated 8/28/99 3:17:23 PM, [EMAIL PROTECTED] writes:

 Ah...si Irwan ini memang rada menarik jalan berpikirnya... Nggak usah
ditanggapi lah. Bikin capek saja baca perkeliruan jalan berpikirnya. Masak
ada urusan antara Lippogate dengan dukungan Kelompok Madani kepada Amien
Rais. Perasaan sudah saya baca nggak ada dukungan kelompok itu kepada Amien.
Sudahlah nggak usah dituruti. Menurut dia semua pihak yg tidak mendukung
PDIP adalah bukan kelompok reformasi. Sudah saja si Irwan ini diangkat jadi
bapak reformasi saja. Biar pada geli semua pembaca milis ini...
 
Menimpali posting against saudara Irwan 
tsk tsk tsk  posting2 seperti ini bakalan nggak menguntungkan kita semua.
Proses demokratisasi di INdonesia requires kita2 semua ini sebagai harapan
bangsa supaya mempunyai analitical dan questioning minds. Constantly kita
harus mempertanyakan dan membahas semua kemungkinan yang menyangkut sistem
politik dan agenda negara kita. Bayangkan saja semasa kampanye PEMILU, sudah
berapa banyak orang yeng tertipu oleh Amien Rais ? Kenapa, karena kita tidak
membaca background orang2 seperti beliau. Kalau pun AR (Amien Rais) ternyata
membelot dari  Suharto dan kroni2nya ... ini membuktikan bahwa beliau adalah
seorang pengecut. Beraninya setelah keadaan memungkinkan. Masih banyak
pulalah AR-AR kecil di kancah perpolitikan Indonesia sekarang ini. Makanya
sebagai orang muda yang berpendidikan dan mempunyai analitical mind, tolong
kita semua berhati-hati. Jangan sampai kejadian PAN terulang lagi. Dengan
demikian, jangan pula kita saling menjelekkan satu sama yang lain seperti
yang sedang terjadi dimilis ini hanya karena satu pihak merasa tersinggung
atas skepticism yang lain. Do your research ... get educated on whatever you
believe in and jangan langsung percaya sesuatu yang anda dengar dari mulut
para "outgoing" politicians. Dunia politik indonesia adalah panggung
sandiwara yang paling sophisticated di dunia sekarang ini. Beware, don't be
scattered. Nobody wants to kill anybody ... tapi sebagai orang muda,
sometimes reality can sadden you.
Anda Indonesia, saya Indonesia, mari bangun Indonesia bersama.

Selamat berjuang,
Donald



Re: Calon Pemimpin Indonesia? (attn: Irwan)

1999-08-30 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 8/29/99 10:34:44 AM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Apabila ada rekan2 yg punya data2 ttg calon2 yg lain, apakah itu Habibie,
  Gus Dur, Amien, sudi kiranya dicantumkan di Milis ini. Dengan begitu kita
  semua bisa ambil kesimpulan siapakah yg pantas bukan?

Irwan:
Seharusnya hal seperti ini diomongin sebelum pemilu,
sebelum pencoblosan. Sekarang setelah pencoblosan,
tinggal berjuang agar demokrasi ditegakan. Harus bisa
menerima dan mengakui yg menang tidak hanya dibibir
tapi dalam wujud nyata yaitu memberi kesempatan
pada partai yg paling disukai rakyat, partai yg paling
diminati rakyat, partai yg paling dicintai rakyat, partai
yg paling dipercaya oleh rakyat untuk memimpin
pemerintahan mendatang.


jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: Calon Pemimpin Indonesia?

1999-08-30 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

[catatan: inti posting ini ada dibagian tengah sampai akhir,
bagian awal bisa di skip saja]

In a message dated 8/28/99 6:17:23 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:
Anjasmara:
 Ah...si Irwan ini memang rada menarik jalan berpikirnya... Nggak usah
  ditanggapi lah. Bikin capek saja baca perkeliruan jalan berpikirnya. Masak
  ada urusan antara Lippogate dengan dukungan Kelompok Madani kepada Amien
  Rais. Perasaan sudah saya baca nggak ada dukungan kelompok itu kepada
Amien.

Irwan:
Lha, emangnya gue ngomong seperti itu diposting2 terdahulu?
Mbok ya kalau mau kasih komentar tuh baca dulu, ikutin
diskusinya secara benar, apa yg lagi dibicarakan. Lihat kembali
posting2 sebelumnya. Jangan maen asal nyaplak gitu aja, bikin
komentar yg seolah2 gue ngomong gitu. Ini khan termasuk tindakan
melakukan penyesatan seperti dulu ada juga melakukan hal
yg sama ke gue dan ke beberapa rekan lainnya di milis ini.
Saya tidak mengaitkan kelompok Madani dengan Amien Rais.
Saya mempertanyakan kelompok Madani yg memberikan
usulan nama Gus Dur untuk jadi presiden dengan segala macam
alasan "demi" selain demi tegaknya demokrasi:(

Kemudian, Bung Priyo (yg kebetulan jubir dari kelompok Madani)
nanya ke saya gimana komentar saya atas tulisan di detik.com
yg berkaitan dengan tuduhan (sampai saat ini lebih cenderung
berupa fitnah) AM Fatwa terhadap PDIP yg disebut2 dengan
istilah Lippogate. AM Fatwa sendiri tampaknya hanya mengambil
bola yg dilempar oleh Amien Rais karena memang Amien Rais
tidak menyebut nama partainya. Saya jawab pertanyaan dia
dengan tegas dan jelas, bagaimana posisi saya.
Tapi ketika saya tanya balik posisi dia bila ternyata tidak
terbukti bagaimana sikap Kelompok Madani.
Ingat, sampai sekarang yg mengangkat kasus Lippogate
tidak mampu memberikan bukti2. Kalau diperhatikan
kronologisnya, Amien Rais berkunjung ke tempat Habibie.
Ngga lama kemudian, Amien Rais ngomong bahwa
ada partai besar pemilu lainnya yg memiliki kasus mirip
dengan Baligate. Kemudian, AM Fatwa menyambut bola
yg dilempar tersebut dengan menyebut nama PDIP dan
Bank Lippo. Suatu teknik yg mirip dengan kasus
Andi Ghalib dimana pengacaranya Andi Ghalib tiba2
menyampaikan ke DPR nama2 menteri yg menerima
upeti dengan maksud agar bila data2 yg mereka sampaikan
itu meragukan, demikian juga data2 yg digunakan untuk
menuduh ke Andi Ghalib. Kalau ngga salah ingat (tolong dikoreksi),
cara ini dalam hukum dikenal dengan istilah insuniasi (?)


Anjasmara
  Sudahlah nggak usah dituruti. Menurut dia semua pihak yg tidak mendukung
  PDIP adalah bukan kelompok reformasi. Sudah saja si Irwan ini diangkat jadi
  bapak reformasi saja. Biar pada geli semua pembaca milis ini...

Irwan:
Nah khan, makin kebukti anda ini asal mangap. Bung Anjasmara
baru bergabung di milis permias ya? Kalau memang baru bergabung,
saya ucapkan selamat bergabung deh.
Sekedar informasi saja ke anda (dan ini bisa dikonfirmasikan oleh
rekan2 yg minimal sejak bulan Maret bergabung di milis permias),
saya ini sebelum pencoblosan pemilu dilakukan, mendukung tiga
partai, PAN, PKB, PDIP. Tiga capresnya saya dukung walau saya
katakan dengan jelas wujud dukungan nyata dalam pemilu akan
saya berikan ke PDIP. Waktu sebelum pencoblosan dilakukan,
dimilis ini tuh rame yg memberikan komentar negatif tentang Megawati
trus memberikan komentar positif tentang PAN dan Amien Rais
dan menyatakan serta mengajak untuk memilih PAN.
Tahu apa komentar saya? Saya katakan, silahkan piliha PAN dan
dukung Amien Rais karena siapapun yg anda pilih selama masih
dalam lingkungan PAN, PKB, PDIP, tidak masalah.
Dulu juga muncul kader PK disini M. Rosadi. Setelah
cek  ricek, akhirnya saya menambah PK sebagai alternatif untuk
dipilih pada saat pencoblosan. Bahkan dulu sempat PPP juga
saya masukan dalam alternatif pilihan sebelum akhirnya saya
tarik kembali setelah melihat gelagat ngga baik karena posisinya
ngga jelas soal Golkar. Silahkan anda tanya ke rekan2 lainnya
disini, seperti apa posisi saya sebelum pencoblosan.
Tujuan utama saya adalah gerakan reformasi ngga boleh kandas.
Demokrasi harus ditegakan. Di milis ini, dulu sebelum pencoblosan,
banyak yg menjagokan pilihan atau partainya masing2.
Sementara saya, bRidwan, dan juga beberapa orang lainnya tetap
konsisten untuk mendukung tiga partai reformasi, PAN, PKB, PDIP.
Kami tidak bergeming dan mengikuti ulah beberapa rekan
yg mendukung salah satu dari tiga partai reformasi tersebut tapi
menjatuhkan/menjelekkan partai reformasi lainnya. Walau dukungan
nyata saya untuk PDIP, saya tidak membalas menjatuhkan
2 partai lainnya bila pendukung partai tersebut menjatuhkan/menjelekkan
PDIP dan Megawatinya karena memang sasaran saya hanya Golkar cs.
Yang saya lakukan hanya menjawab singkat, silahkan salurkan
suara anda ke partai anda tersebut karena selama suara anda
masih dalam 3 partai tersebut, jatuhnya tetap ke partai reformasi,
tidak ada masalah dengan saya. Tidak suka dengan PDIP, ada PAN
dan PKB.  Saya pun turut mengingatkan agar tidak saling menjatuhkan

Re: Calon Pemimpin Indonesia? (attn: Irwan)

1999-08-29 Terurut Topik Suwandi

Salam,

Saya baru ketemu site menarik ttg Megawati:
http://megawati.forpresident.com/main/pikiran.htm

Site ini adalah buku ttg Megawati yg diterbitkan pada tahun 1994. Kiranya
berguna buat rekan2 untuk menentukan siapakah sebenarnya yg pantas jadi
Presiden kita mendatang.

Apabila ada rekan2 yg punya data2 ttg calon2 yg lain, apakah itu Habibie,
Gus Dur, Amien, sudi kiranya dicantumkan di Milis ini. Dengan begitu kita
semua bisa ambil kesimpulan siapakah yg pantas bukan?

Salam,
Suwandi





Get FREE voicemail, fax and email at http://voicemail.excite.com
Talk online at http://voicechat.excite.com



Re: Calon Pemimpin Indonesia? (attn: Irwan)

1999-08-28 Terurut Topik Priyo Pujiwasono

Lho??...
Bung Irwan, anda tampaknya perlu lebih banyak belajar lagi kepada rekan
anda -- Bung Eep S. Fatah.
Sekian, the case is closed...;-)


--- Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] wrote:
 In a message dated 8/26/99 10:46:27 PM Eastern
 Daylight Time,
 [EMAIL PROTECTED] writes:

  Komentar Priyo:
   Yang ini anggaplah komentar saya "pribadi" -
 bukan atas nama Madani,
   karena kelompok Madani ndak lagi merasa perlu
 menanggapi sentimen
   pribadi bung Irwan yang macam begini-an.

 Irwan:
 Saya pun tidak terlalu berharap Kelompok Madani
 menanggapi tulisan saya.
 Yang saya harapkan adalah Kelompok Madani mau lebih
 peduli terhadap
 nasib demokrasi di negeri kita. Ini jauh lebih
 penting dari pada nanggepin
 tulisan saya. Jangan menyebar virus demokrasi.
 Sekarang ini semangat reformasi sedang digelorakan
 yg dimotori oleh
 mahasiswa2 Indonesia, tapi koq kenapa justru
 mahasiswa Indonesia
 di AS (tepatnya sebagian kecil mahasiswa Indonesia
 di AS) malah merusak
 semangat reformasi tersebut, semangat untuk
 menegakkan demokrasi
 secara benar dengan penuh konsekuensi.
 Ini yg sangat saya sayangkan dari Kelompok Madani
 kemarin.

 Priyo:
   So far, Madani setidaknya
   sudah mempunyai andil (sekecil apapun)
 meng-convinced berbagai pihak di
   tanah-air;-))

 Irwan:
 Silahkan saja, tapi tolong jangan menodai semangat
 reformasi yg sedang
 digelorakan oleh mahasiswa di Indonesia, tolong
 turut bantu menegakkan
 demokrasi secara benar. Taruhlah suara rakyat
 ditempat yg paling tinggi.

 Priyo:
   Heheeehhhlha ini bung Irwan lha kok
 malah jadi "blingsatan"
   sendiri, nyantai aja lah...

 Irwan:
 Saya tetap santai. Tapi bukan berarti kalau santai
 kita lalu ngga bisa
 tegas toh?...:)
 Saya tetap tegas dan konsisten memperjuangkan
 reformasi dengan
 menegakkan demokrasi secara benar.

 Priyo:
   Saya rasa (dan yakin), justru keberadaan kelompok
 Madani secara
   langsung atau tidak ikut menyuburkan demokrasi.
 Salah satu esensi
   demokrasi itu: berbeda pendapat adalah wajar dan
 sah-sah saja -- asal
   caranya halal  tanpa paksaan. Betul khan?

 Irwan:
 Apakah penolakan terhadap pihak pemenang pemilu
 adalah wujud nyata
 dari demokrasi yg benar? Bisa anda bayangkan kalau
 Bob Dole (capres
 AS pemilu lalu) menggugat kemenangan Clinton
 (setelah pemilu selesai)
 dengan mengatakan sekitar 64% rakyat AS tidak
 memilih Clinton
 sehingga Clinton tidak layak menjabat presiden.
 Atau bisa anda bayangkan bila setelah pemilu
 selesai, lalu kelompok2 yg
 tidak suka Clinton menjabat sebagai presiden lalu
 komplain dengan mengatakan
 negara bisa dalam bahaya bila presiden AS adalah
 orang yg dulunya pernah
 menghisap mariyuana (catatan: Clinton masa muda nya
 pernah menghisap
 mariyuana). Saya beri penekanan pada kata: SETELAH
 PEMILU.
 Apakah demokrasi seperti itu yg sedang disuarakan
 oleh Kelompok Madani?
 Inilah sebabnya kenapa saya katakan apa yg Kelompok
 Madani lakukan itu
 termasuk kategori menyebar virus demokrasi. Tidak
 kelihatan, tapi tiba2 yg
 terkena virus itu bisa menjadi sakit kalau daya
 tahan tubuhnya tidak kuat.
 Silahkan berbeda pendapat, itu sah2 saja dalam
 demokrasi. Yang tidak
 benar dalam demokrasi adalah menolak hasil demokrasi
 bila ternyata
 hasil demokrasi tersebut tidak sesuai dengan kita.
 Pemilu sudah berlangsung, rakyat sudah memberikan
 suara. Dari hasilnya
 kita ketahui bersama rakyat mempercayai pemerintahan
 mendatang dipimpin
 oleh PDIP. Dengan kata lain, pernyataan Kelompok
 Madani tersebut
 ingin menentang suara rakyat.

 Priyo:
   Wahhh...lha kalo semua orang yang nggak mendukung
 Megawati dianggap
   "memberaki" dan nyebarin virus anti-demokrasi,
 ya...apa ini namanya
   ndhak "$oeharto" ganti wajah tho?

 Irwan:
 Anda ini gimana toh? Saya sudah sering menjelaskan
 disini, bahwa tidak
 ada kaitan antara mendukung Megawati dengan
 memberaki demokrasi.
 Sejak sebelum pencoblosan, saya sering kali dengan
 tegas mendukung
 partai2 reformasi (PKB, PDIP, PAN). Apa waktu itu
 (sebelum pencoblosan)
 saya pernah mengatakan "memberaki" demokrasi kepada
 orang2 yg tidak
 mendukung Megawati? Apa saya pernah mengatakan
 anti-demokrasi
 kepada pihak2 yg mendukung Amien Rais. Bahkan
 terhadap pendukung
 Habibie pun saat itu (sebelum pencoblosan) saya
 tidak pernah mengeluarkan
 kata2 anti-demokrasi karena saya sangat menghargai
 perbedaan pendapat.

 Masalahnya sekarang sudah berbeda. Rakyat sudah
 memberikan suara
 melalui pemilu yg kita yakini bersama sebagai wujud
 nyata dari demokrasi.
 Pemenang pemilu sudah jelas dan sudah diumumkan.
 Penolakan2 dengan
 tidak mengakui dengan jalan tidak memberikan haknya
 partai pemenang
 pemilu, itulah yg masuk kategori memberaki
 demokrasi. Kebetulan yg
 menang pemilu saat ini adalah PDIP dengan Megawati
 sebagai capresnya.
 Seandainya pemenang pemilu kemarin adalah PAN, saya
 akan dukung
 Amien Rais jadi presiden. Begitu pula kalau PKB yg
 menang, saya akan
 dukung capresnya PKB.

 Priyo:
   Cuman, kalo dulu, $oeharto pakai 

Re: Calon Pemimpin Indonesia? (attn: Irwan)

1999-08-28 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 8/28/99 11:10:40 AM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Lho??...
  Bung Irwan, anda tampaknya perlu lebih banyak belajar lagi kepada rekan
  anda -- Bung Eep S. Fatah.

Irwan:
Maaf, saya tidak punya rekan bernama Eep S. Fatah.
Bisa diberitahu ke saya siapa dia dan apa yg bisa dia
ajarkan ke saya?

Priyo:
  Sekian, the case is closed...;-)

Irwan:
Terima kasih bung Priyo atas tidak bersedianya anda
menjawab satu pertanyaan saya walau saya telah
menjawab pertanyaan anda terdahulu.
Mungkin anda terlewat pertanyaan saya sebelumnya,
saya kutipkan lagi saja di posting terakhir dalam topik ini:
kutipan pertanyaan lalu--
Irwan:
Nah, satu pertanyaan balik buat anda.
Kalau ternyata Megawati tidak terlibat skandal Lippogate,
akan kah kelompok Madani anda mencabut petisi
yg lalu demi tegaknya demokrasi yg benar di negeri kita?
-akhir kutipan

Mohon konfirmasi positif dari anda, bung Priyo, sebagai
jubir kelompok Madani. Apakah pertanyaan ini tidak
akan ada jawab, atau akan anda jawab tapi perlu waktu,
atau anda jawab langsung di posting berikut.
Apapun sikap anda terhadap pertanyaan tersebut akan
saya hargai.


jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: Calon Pemimpin Indonesia? (attn: Priyo)

1999-08-28 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Sudah lah biar saja pembaca menilai tulisan Bung Irwan ini. Toh para
pembaca juga punya otak.


From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: Calon Pemimpin Indonesia? (attn: Priyo)
Date: Fri, 27 Aug 1999 01:21:45 EDT

In a message dated 8/26/99 10:46:27 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

  Komentar Priyo:
   Yang ini anggaplah komentar saya "pribadi" - bukan atas nama Madani,
   karena kelompok Madani ndak lagi merasa perlu menanggapi sentimen
   pribadi bung Irwan yang macam begini-an.

Irwan:
Saya pun tidak terlalu berharap Kelompok Madani menanggapi tulisan saya.
Yang saya harapkan adalah Kelompok Madani mau lebih peduli terhadap
nasib demokrasi di negeri kita. Ini jauh lebih penting dari pada nanggepin
tulisan saya. Jangan menyebar virus demokrasi.
Sekarang ini semangat reformasi sedang digelorakan yg dimotori oleh
mahasiswa2 Indonesia, tapi koq kenapa justru mahasiswa Indonesia
di AS (tepatnya sebagian kecil mahasiswa Indonesia di AS) malah merusak
semangat reformasi tersebut, semangat untuk menegakkan demokrasi
secara benar dengan penuh konsekuensi.
Ini yg sangat saya sayangkan dari Kelompok Madani kemarin.

Priyo:
   So far, Madani setidaknya
   sudah mempunyai andil (sekecil apapun) meng-convinced berbagai pihak di
   tanah-air;-))

Irwan:
Silahkan saja, tapi tolong jangan menodai semangat reformasi yg sedang
digelorakan oleh mahasiswa di Indonesia, tolong turut bantu menegakkan
demokrasi secara benar. Taruhlah suara rakyat ditempat yg paling tinggi.

Priyo:
   Heheeehhhlha ini bung Irwan lha kok malah jadi "blingsatan"
   sendiri, nyantai aja lah...

Irwan:
Saya tetap santai. Tapi bukan berarti kalau santai kita lalu ngga bisa
tegas toh?...:)
Saya tetap tegas dan konsisten memperjuangkan reformasi dengan
menegakkan demokrasi secara benar.

Priyo:
   Saya rasa (dan yakin), justru keberadaan kelompok Madani secara
   langsung atau tidak ikut menyuburkan demokrasi. Salah satu esensi
   demokrasi itu: berbeda pendapat adalah wajar dan sah-sah saja -- asal
   caranya halal  tanpa paksaan. Betul khan?

Irwan:
Apakah penolakan terhadap pihak pemenang pemilu adalah wujud nyata
dari demokrasi yg benar? Bisa anda bayangkan kalau Bob Dole (capres
AS pemilu lalu) menggugat kemenangan Clinton (setelah pemilu selesai)
dengan mengatakan sekitar 64% rakyat AS tidak memilih Clinton
sehingga Clinton tidak layak menjabat presiden.
Atau bisa anda bayangkan bila setelah pemilu selesai, lalu kelompok2 yg
tidak suka Clinton menjabat sebagai presiden lalu komplain dengan
mengatakan
negara bisa dalam bahaya bila presiden AS adalah orang yg dulunya pernah
menghisap mariyuana (catatan: Clinton masa muda nya pernah menghisap
mariyuana). Saya beri penekanan pada kata: SETELAH PEMILU.
Apakah demokrasi seperti itu yg sedang disuarakan oleh Kelompok Madani?
Inilah sebabnya kenapa saya katakan apa yg Kelompok Madani lakukan itu
termasuk kategori menyebar virus demokrasi. Tidak kelihatan, tapi tiba2 yg
terkena virus itu bisa menjadi sakit kalau daya tahan tubuhnya tidak kuat.
Silahkan berbeda pendapat, itu sah2 saja dalam demokrasi. Yang tidak
benar dalam demokrasi adalah menolak hasil demokrasi bila ternyata
hasil demokrasi tersebut tidak sesuai dengan kita.
Pemilu sudah berlangsung, rakyat sudah memberikan suara. Dari hasilnya
kita ketahui bersama rakyat mempercayai pemerintahan mendatang dipimpin
oleh PDIP. Dengan kata lain, pernyataan Kelompok Madani tersebut
ingin menentang suara rakyat.

Priyo:
   Wahhh...lha kalo semua orang yang nggak mendukung Megawati dianggap
   "memberaki" dan nyebarin virus anti-demokrasi, ya...apa ini namanya
   ndhak "$oeharto" ganti wajah tho?

Irwan:
Anda ini gimana toh? Saya sudah sering menjelaskan disini, bahwa tidak
ada kaitan antara mendukung Megawati dengan memberaki demokrasi.
Sejak sebelum pencoblosan, saya sering kali dengan tegas mendukung
partai2 reformasi (PKB, PDIP, PAN). Apa waktu itu (sebelum pencoblosan)
saya pernah mengatakan "memberaki" demokrasi kepada orang2 yg tidak
mendukung Megawati? Apa saya pernah mengatakan anti-demokrasi
kepada pihak2 yg mendukung Amien Rais. Bahkan terhadap pendukung
Habibie pun saat itu (sebelum pencoblosan) saya tidak pernah mengeluarkan
kata2 anti-demokrasi karena saya sangat menghargai perbedaan pendapat.

Masalahnya sekarang sudah berbeda. Rakyat sudah memberikan suara
melalui pemilu yg kita yakini bersama sebagai wujud nyata dari demokrasi.
Pemenang pemilu sudah jelas dan sudah diumumkan. Penolakan2 dengan
tidak mengakui dengan jalan tidak memberikan haknya partai pemenang
pemilu, itulah yg masuk kategori memberaki demokrasi. Kebetulan yg
menang pemilu saat ini adalah PDIP dengan Megawati sebagai capresnya.
Seandainya pemenang pemilu kemarin adalah PAN, saya akan dukung
Amien Rais jadi presiden. Begitu pula kalau PKB yg menang, saya akan
dukung capresny

Re: Calon Pemimpin Indonesia? (attn: Irwan)

1999-08-28 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Nah kan? Sudah lah... ini orang emang sudah dari sononya bebal kayak
keledai. Dia pikir dia pintar Hmm...


From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: Calon Pemimpin Indonesia? (attn: Irwan)
Date: Sat, 28 Aug 1999 13:42:20 EDT

In a message dated 8/28/99 11:10:40 AM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

  Lho??...
   Bung Irwan, anda tampaknya perlu lebih banyak belajar lagi kepada rekan
   anda -- Bung Eep S. Fatah.

Irwan:
Maaf, saya tidak punya rekan bernama Eep S. Fatah.
Bisa diberitahu ke saya siapa dia dan apa yg bisa dia
ajarkan ke saya?

Priyo:
   Sekian, the case is closed...;-)

Irwan:
Terima kasih bung Priyo atas tidak bersedianya anda
menjawab satu pertanyaan saya walau saya telah
menjawab pertanyaan anda terdahulu.
Mungkin anda terlewat pertanyaan saya sebelumnya,
saya kutipkan lagi saja di posting terakhir dalam topik ini:
kutipan pertanyaan lalu--
Irwan:
Nah, satu pertanyaan balik buat anda.
Kalau ternyata Megawati tidak terlibat skandal Lippogate,
akan kah kelompok Madani anda mencabut petisi
yg lalu demi tegaknya demokrasi yg benar di negeri kita?
-akhir kutipan

Mohon konfirmasi positif dari anda, bung Priyo, sebagai
jubir kelompok Madani. Apakah pertanyaan ini tidak
akan ada jawab, atau akan anda jawab tapi perlu waktu,
atau anda jawab langsung di posting berikut.
Apapun sikap anda terhadap pertanyaan tersebut akan
saya hargai.


jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: Calon Pemimpin Indonesia ?

1999-08-26 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 8/25/99 9:40:08 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Amien Rais : 90-an % rakyat ragu
  Megawati   : 70-an % rakyat ragu
  Habibie: 80-an % rakyat ragu

Irwan:
Ralat untuk Megawati, seharusnya ditulis 60-an %.:)

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: Calon Pemimpin Indonesia?

1999-08-26 Terurut Topik Priyo Pujiwasono

Bagaimana kalau komentar Andi Malarangeng ini?...;-))
http://detik.com/berita/199908/19990826-1326.htm

Salam,
PP

--- Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] wrote:
 In a message dated 8/25/99 9:40:08 PM Eastern
 Daylight Time,
 [EMAIL PROTECTED] writes:

  Amien Rais : 90-an % rakyat ragu
   Megawati   : 70-an % rakyat ragu
   Habibie: 80-an % rakyat ragu

 Irwan:
 Ralat untuk Megawati, seharusnya ditulis 60-an
 %.:)

 jabat erat,
 Irwan Ariston Napitupulu


__
Do You Yahoo!?
Bid and sell for free at http://auctions.yahoo.com



Re: Calon Pemimpin Indonesia ?

1999-08-26 Terurut Topik Donald Saluling

Dear saudara-i,
--menanggapi soal pemimpin bangsa ...---
Rakyat Indonesia sudah terlalu lama mencicipi sistem kenegaraan yang
otoriter, yang hanya mendengarkan kepada satu orang, Suharto atau Sukarno.
Kebiasaan ini yang menyebabkan kita merindukan seorang pemimpin tunggal
sebagai pengganti Suharto. Even our politicians nggak sadar2 bahwa kita butuh
infra-structur dan bukan a solo leader seperti yang sudah terjadi yang
lalu-lalu. Mentalitas Feodalistic kita ( Kepulauan Indonesia adalah terdiri
dari kerajaan2 tunggal di masa lampau) menyebabkan rakyat selalu mengidam2kan
seorang raja yang baru. Presiden adalah public servant, pembantu kita, uang
pajak dan harta kita adalah gajinya ... maka kita tidak perlu seorang
pemimpin yang sangat kuat, sakti mandraguna yang bakalan menyetir negara ini
tanpa bantuan siapa2. Megawati disetir oleh sekelilingnya ? Yes, that's the
way it is. Harusnya memang begitu , lebih demokratik, ya nggak ? liat aja tuh
Amien Rais yang belagak jagoan sendiri karena kepentingan pribadi. Apa
jadinya PAN sekarang ? Kasian lah para pemikir2 seperti Christianto Wibisono,
Gunawan Muhammad,  dll yang bergabung didalamnya ... seperti dikhianati.
Seharusnya mereka ikut menyetir Amien Rais. Kesimpulannya, seorang pemimpin
yang bisa disetir adalah suatu hal yang tidak jelek2 sekali. Tentu saja
seorang pemimpin haruslah seorang yang kuat, intelligent dan berkharisma,
tetapi bukan berarti tuli telinganya, buta matanya, kebal hatinya ... dia
harus bisa di setir. Saya pribadi, tidak memilih siapa2. Mega bukanlah calon
pemimpin yang bisa diharapkan untuk jangka panjang. Give her one term and
let's search for another one while she's in power.

Reform, revolutionize MPR dulu ( For example--can we kick those ABRI -
useless dwifungsi stupidity- out of the MPR?), baru ngomong soal presiden.

salam,
Donald



Re: Calon Pemimpin Indonesia?

1999-08-26 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 8/26/99 8:47:33 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED]
writes:

 Bagaimana kalau komentar Andi Malarangeng ini?...;-))
  http://detik.com/berita/199908/19990826-1326.htm


Irwan:
Komentar saya?
Kalau memang Megawati terlibat skandal Lippogate, saya
akan dukung Gus Dur jadi presiden seperti dukungan
Kelompok Madani dimana anda adalah jubirnya.:)

Nah, satu pertanyaan balik buat anda.
Kalau ternyata Megawati tidak terlibat skandal Lippogate,
akan kah kelompok Madani anda mencabut petisi
yg lalu demi tegaknya demokrasi yg benar di negeri kita?
Ingat, petisi kelompok Madani yg anda buat itu dimata
saya adalah termasuk virus demokrasi yg membahayakan
untuk jangka pendek dan apalagi panjang.

Coba anda renungkan dan selidiki (cari tahu), kenapa
koq sampai sekarang Amien Rais ngga berani ngomong
blak2an, ngga berani buka2an soal data soal fakta
yg menunjukkan memang ada skandal di PDIP?
Kalau alasannya nunggu waktu yg tepat mah, itu buat
saya omong kosong dan hanya menunjukkan bahwa
memang sebenarnya dia tidak punya data yg menunjukkan
hal tersebut.

Saya, dan saya yakin sebagian besar pendukung reformasi,
menantang Amien Rais untuk buka2an. Kalau memang
nantinya tidak terbukti ada skandal Lippogate seperti
Baligate nya Golkar, apakah Amien Rais akan jantan
mengakui kekhilafannya dan berbalik kembali mendukung
perjuangan reformasi yg murni, yaitu reformasi yg mendahulukan
kepentingan bangsa dan terpenting lagi tidak hanya dibibir saja
tapi lebih pada tindakan nyata?

Semoga Amien Rais segera bertobat dan kembali ke jalan
reformasi yg benar.
Semoga Kelompok Madani menyadari kesalahannya karena
menyebar virus demokrasi yg bisa sangat membahayakan
masa depan demokrasi di Indonesia dan terlebih lagi nasib
bangsa kita.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: Calon Pemimpin Indonesia?

1999-08-26 Terurut Topik Priyo Pujiwasono

Komentar Priyo:
Yang ini anggaplah komentar saya "pribadi" - bukan atas nama Madani,
karena kelompok Madani ndak lagi merasa perlu menanggapi sentimen
pribadi bung Irwan yang macam begini-an. So far, Madani setidaknya
sudah mempunyai andil (sekecil apapun) meng-convinced berbagai pihak di
tanah-air;-))
Heheeehhhlha ini bung Irwan lha kok malah jadi "blingsatan"
sendiri, nyantai aja lah...
Saya rasa (dan yakin), justru keberadaan kelompok Madani secara
langsung atau tidak ikut menyuburkan demokrasi. Salah satu esensi
demokrasi itu: berbeda pendapat adalah wajar dan sah-sah saja -- asal
caranya halal  tanpa paksaan. Betul khan?
Wahhh...lha kalo semua orang yang nggak mendukung Megawati dianggap
"memberaki" dan nyebarin virus anti-demokrasi, ya...apa ini namanya
ndhak "$oeharto" ganti wajah tho?
Cuman, kalo dulu, $oeharto pakai istilah: kalo ndak konstitusional saya
gebug!
Jad...kalau tidak mau mendukung saya = inkonstitusional =
"memberaki"  memvirusi demokrasi = PKI = harus DIGEBUG.
Saya berdoa, mudah2an para elite PDI-P tidak mempunyai jalan pikiran
seperti anda bung! ;-(
Monggo,
~yo

PS: Kalo memang Gus Dur terbukti terlibat skandal, saya rasa kelompok
Madani dengan tulus akan segera mencabut kembali dukungannya.


--- Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] wrote:
 In a message dated 8/26/99 8:47:33 AM Eastern
 Daylight Time, [EMAIL PROTECTED]
 writes:

  Bagaimana kalau komentar Andi Malarangeng
 ini?...;-))
   http://detik.com/berita/199908/19990826-1326.htm
 

 Irwan:
 Komentar saya?
 Kalau memang Megawati terlibat skandal Lippogate,
 saya
 akan dukung Gus Dur jadi presiden seperti dukungan
 Kelompok Madani dimana anda adalah jubirnya.:)

 Nah, satu pertanyaan balik buat anda.
 Kalau ternyata Megawati tidak terlibat skandal
 Lippogate,
 akan kah kelompok Madani anda mencabut petisi
 yg lalu demi tegaknya demokrasi yg benar di negeri
 kita?
 Ingat, petisi kelompok Madani yg anda buat itu
 dimata
 saya adalah termasuk virus demokrasi yg membahayakan
 untuk jangka pendek dan apalagi panjang.

 Coba anda renungkan dan selidiki (cari tahu), kenapa
 koq sampai sekarang Amien Rais ngga berani ngomong
 blak2an, ngga berani buka2an soal data soal fakta
 yg menunjukkan memang ada skandal di PDIP?
 Kalau alasannya nunggu waktu yg tepat mah, itu buat
 saya omong kosong dan hanya menunjukkan bahwa
 memang sebenarnya dia tidak punya data yg
 menunjukkan
 hal tersebut.

 Saya, dan saya yakin sebagian besar pendukung
 reformasi,
 menantang Amien Rais untuk buka2an. Kalau memang
 nantinya tidak terbukti ada skandal Lippogate
 seperti
 Baligate nya Golkar, apakah Amien Rais akan jantan
 mengakui kekhilafannya dan berbalik kembali
 mendukung
 perjuangan reformasi yg murni, yaitu reformasi yg
 mendahulukan
 kepentingan bangsa dan terpenting lagi tidak hanya
 dibibir saja
 tapi lebih pada tindakan nyata?

 Semoga Amien Rais segera bertobat dan kembali ke
 jalan
 reformasi yg benar.
 Semoga Kelompok Madani menyadari kesalahannya karena
 menyebar virus demokrasi yg bisa sangat membahayakan
 masa depan demokrasi di Indonesia dan terlebih lagi
 nasib
 bangsa kita.

 jabat erat,
 Irwan Ariston Napitupulu


__
Do You Yahoo!?
Bid and sell for free at http://auctions.yahoo.com



Re: Calon Pemimpin Indonesia?

1999-08-26 Terurut Topik Efron Dwi Poyo (Amoseas Indonesia)

Lha yach udah...anggap saja itu komentar Bung Irwan pribadi bukan mewakili
PDIP. Gampang 'kan? Kayak seorang anggota DPR berkomentar lantas dianggap
komentar pribadi bukan komentar DPR. Lalu BJH membuat komentar juga tapi ia
bilang itu komentar BJH bukan Presiden BJH. Ini yang mesti hati-hati.
Presiden itu lembaga yang kebetulan yang menduduki lembaga itu hanya boleh
satu orang dengan satu orang serep. Kecuali President Taxi yang boleh
diduduki oleh satu dua atau lima orang.

Kelompok madani? Madani apa (nyamain apa)? Nyamain skandal jepit 'kali?

Wassalam,
Efron

-Original Message-
From:   Priyo Pujiwasono [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
Sent:   Friday, 27 August, 1999 9:46 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject:Re: Calon Pemimpin Indonesia?

Komentar Priyo:
Yang ini anggaplah komentar saya "pribadi" - bukan atas nama Madani,
karena kelompok Madani ndak lagi merasa perlu menanggapi sentimen
pribadi bung Irwan yang macam begini-an. So far, Madani setidaknya
sudah mempunyai andil (sekecil apapun) meng-convinced berbagai pihak di
tanah-air;-))
Heheeehhhlha ini bung Irwan lha kok malah jadi "blingsatan"
sendiri, nyantai aja lah...
Saya rasa (dan yakin), justru keberadaan kelompok Madani secara
langsung atau tidak ikut menyuburkan demokrasi. Salah satu esensi
demokrasi itu: berbeda pendapat adalah wajar dan sah-sah saja -- asal
caranya halal  tanpa paksaan. Betul khan?
Wahhh...lha kalo semua orang yang nggak mendukung Megawati dianggap
"memberaki" dan nyebarin virus anti-demokrasi, ya...apa ini namanya
ndhak "$oeharto" ganti wajah tho?
Cuman, kalo dulu, $oeharto pakai istilah: kalo ndak konstitusional saya
gebug!
Jad...kalau tidak mau mendukung saya = inkonstitusional =
"memberaki"  memvirusi demokrasi = PKI = harus DIGEBUG.
Saya berdoa, mudah2an para elite PDI-P tidak mempunyai jalan pikiran
seperti anda bung! ;-(
Monggo,
~yo

PS: Kalo memang Gus Dur terbukti terlibat skandal, saya rasa kelompok
Madani dengan tulus akan segera mencabut kembali dukungannya.


--- Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] wrote:
 In a message dated 8/26/99 8:47:33 AM Eastern
 Daylight Time, [EMAIL PROTECTED]
 writes:

  Bagaimana kalau komentar Andi Malarangeng
 ini?...;-))
   http://detik.com/berita/199908/19990826-1326.htm
 

 Irwan:
 Komentar saya?
 Kalau memang Megawati terlibat skandal Lippogate,
 saya
 akan dukung Gus Dur jadi presiden seperti dukungan
 Kelompok Madani dimana anda adalah jubirnya.:)

 Nah, satu pertanyaan balik buat anda.
 Kalau ternyata Megawati tidak terlibat skandal
 Lippogate,
 akan kah kelompok Madani anda mencabut petisi
 yg lalu demi tegaknya demokrasi yg benar di negeri
 kita?
 Ingat, petisi kelompok Madani yg anda buat itu
 dimata
 saya adalah termasuk virus demokrasi yg membahayakan
 untuk jangka pendek dan apalagi panjang.

 Coba anda renungkan dan selidiki (cari tahu), kenapa
 koq sampai sekarang Amien Rais ngga berani ngomong
 blak2an, ngga berani buka2an soal data soal fakta
 yg menunjukkan memang ada skandal di PDIP?
 Kalau alasannya nunggu waktu yg tepat mah, itu buat
 saya omong kosong dan hanya menunjukkan bahwa
 memang sebenarnya dia tidak punya data yg
 menunjukkan
 hal tersebut.

 Saya, dan saya yakin sebagian besar pendukung
 reformasi,
 menantang Amien Rais untuk buka2an. Kalau memang
 nantinya tidak terbukti ada skandal Lippogate
 seperti
 Baligate nya Golkar, apakah Amien Rais akan jantan
 mengakui kekhilafannya dan berbalik kembali
 mendukung
 perjuangan reformasi yg murni, yaitu reformasi yg
 mendahulukan
 kepentingan bangsa dan terpenting lagi tidak hanya
 dibibir saja
 tapi lebih pada tindakan nyata?

 Semoga Amien Rais segera bertobat dan kembali ke
 jalan
 reformasi yg benar.
 Semoga Kelompok Madani menyadari kesalahannya karena
 menyebar virus demokrasi yg bisa sangat membahayakan
 masa depan demokrasi di Indonesia dan terlebih lagi
 nasib
 bangsa kita.

 jabat erat,
 Irwan Ariston Napitupulu


__
Do You Yahoo!?
Bid and sell for free at http://auctions.yahoo.com