Hi ... hi ... hi, nggak nyambung babar blas:-) Udahlah mas:-) jangan
dipaksa-paksain, bikin yang ngerti ekonomi moneter pada ber-ha ... ha ... hi
... hi.
No hard felling lho mas.
Salam hangat
B. Samparan
--- On Thu, 3/5/09, Arif Muljadi mari...@yahoo.com wrote:
From: Arif Muljadi
Nah gitu, wong intinya cuma mau dagang emas saja kok repot-repot ngomong soal
standar moneter.
Saya udah lupa bundle barang apa ya dipakai untuk menghitung inflasi. Eee ...
jangan-jangan emas termasuk di dalamnya. Jadi, naik turunnya harga emas menjadi
penyebab inflasi juga donk.
Lha kok
Bukan emas pak Bango yang nilainya naik turun.
Tapi sebenarnya nilai rupiah yang naik-turun.
Tapi kalau emas pasti dalam jangka panjang naik terhadap rupiah. Sebagai
contoh tahun 1990-an harga emas cuma Rp 24 ribu/gram. Tapi sekarang Rp 300
ribu/gram.
Apa harga emas naik? Rupiah yang turun.
Memang benar spt yang disebut pak Nizami, bahwa yang naik-turun nilainya adalah
rupiah/dollar etc, bukan emas. Mengapa? Karena yg jadi standar alat tukar/mata
uang saat ini adalah uang kertas dan satuannya adalah nilai yg tertera di
kertas tsb
Kalau tidak ada lagi uang kertas, dan yg jadi
Kalau emas menjadi standar moneter, maka yang namanya rupiah itu lenyap. Jadi,
jangan diomong-omongi lagi:-)
Gaji kamu berapa per bulan? 50 dinar mas!
Mas, tuh handphone hargane piro? 5 dinar bos!
Bos, kasih donk aku utangan, 15 dinar, sebulan lagi tak kembalikan.
Mas berapa tuh harga emas
Saya sudah membaca2 website wakalanusantara. Sangat menarik. Semoga orang2
semakin sadar akan pentingnya memegang uang emas, yakni untuk menghindari
lenyapnya kekayaan, menjaga kekayaan dari dimakan tuyul inflasi. Memegang
uang emas ini termasuk mengkonversi sebanyak mungkin uang kertas yang
:-) :-)
Nah mas Nizami, kalau njenengan konsisten dengan paradigma ekonomi yang
berlandaskan Al Qur'an dan Sunnah, bukankah pernyataan mas Arif itu banyak
masalahnya?
Tapi kalau saya, ya sudahlah, wong tampaknya beliau belum bisa membedakan arti
emas sebagai komoditas dan emas sebagai
Sebenarnya dari past history , setiap kali terjadi resesi , emas
justru tidak naik, tapi down/flat. Jadi antara pengharapan dan mitos
itu tidak sesuai.
Carlos
Ide yang sangat baik. Mungkin sebaiknya dipresentasikan ke bagian yang
berkepentingan jadi bisa ketahuan ide implementasi emas sebagai alat
tukar benar terbukti jauh lebih baik atau cuma sekedar omongan di
warung kopi.
On Thu, Mar 5, 2009 at 10:56 AM, A Nizami nizam...@yahoo.com wrote:
Bukan
Inflasi itu jatuhnya nilai uang terhadap nilai barang.
Pada uang kertas dan emas tetap akan ada inflasi.
Cuma ada bedanya.
Mata uang kertas itu nilai intrinsik/riel jauh di bawah nilai nominal. Karena
itu sangat rentan terhadap inflasi. Sebagai contoh nilai riel uang kertas hanya
Rp 10/lembar
Salam kenal, ikut nimbrung ya...
Menarik sekali perdebatannya,
Uang seharusnya tidak boleh menjadi komoditas --sampai sekarang saya tidak
setuju dengan Finance Capitalism, dan tidak terbantahkan oleh sejarah bahwa
finance capitalism telah menyebabkan berbagai persoalan ekonomi pada banyak
Menyedihkan sekali melihat para pejabat kita yang berusaha menjaga persediaan
Dollar AS/Devisa agar nilai rupiah tidak hancur.
Untuk mendapatkan Dollar AS pemerintah kita harus menyerahkan minyak, gas,
emas, berhutang, menjual BUMN, dsb. Sementara pemerintah AS untuk mendapatkan
Dollar AS
--- On Fri, 3/6/09, A Nizami nizam...@yahoo.com wrote:
Kalau gaji/penghasilan kita semua sudah pakai emas,
misalnya 20 gram emas, kita tidak perlu repot lagi minta
naik gaji karena nilai emas itu menyesuaikan diri dari
inflasi. Turut naik (Sebenarnya nilai rupiah
yang turun) bersama harga2
Benar pak Nizami, nilai uang kertas itu nilai intrinsiknya jauh (bukan
sekedar jauh) dari nilai nominal, tetapi persoalan alat tukar/pembayaran itu
bukan sekedar nilai nominal vs intrinsik, juga kepraktisan, keamanan, keaslian
alat tukar, dlsb.
Bayangkan kalau anda beli ketoprak senilai
Diskusi sistem moneter Islam tampaknya masih susah, jadi yuk kita agak turunkan
ke yang lebih konkrit.
Rupiah kita memang menyedihkan ya, babak belur di KO sama dolar. Eee ... tapi
nanti dulu, kok Ringgit Malaysia tidak separah rupiah ya? Malahan rupiah
sendiri KO juga sama Ringgit (1 ringgit
Rupiah itu hanya benda.
Yang kasihan adalah orang2 yang digaji dengan rupiah yang nilainya terus
merosot.
Harusnya mereka bisa digaji dengan mata uang yang nilainya stabil.
Tahun 1946 1 US$=1,8 rupiah. Tahun 2008 jadi 1 US$ = 12.000. Rupiah anjlok
sampai 6.666 x lipat!
Naik haji tahun 1970
Nah kalau ada yang mau minta dibuatkan web seperti www.media-islam.or.id, saya
menerima pembayaran dengan dinar sebanyak 2 dinar.
Jika anda punya produk yang bisa dibeli dengan dinar dan dirham bisa kontak ke
alamat di bawah. Semoga nanti kita bisa menggaji karyawan kita dengan dinar
emas/
17 matches
Mail list logo