Min
Asal jangan sewot sewot - an akh
Si
Abah
Mas Syaiful,
Mohon maap aku terus
terang gak mudeng dengan swot-swotan ini, serius.
Gimana
bikinnya saja aku gak tahu heheemendingan Mas minta aku
cari
informasi
Hehehe...bisa saja nih Abah. :))
Yah enggaklah, mana berani saya sewot2an dengan para senior di milis
ini apalagi dengan Mas Syaiful dan Pak Awang. heheheMembaca
email tanpa bisa melihat ekspresi mimik wajah memang sering
menimbulkan salah paham.
Lagipula kalau ngobrol sampai sewot nanti
Mas Syaiful,
Bagaimana yah? *sambil garuk2 kepala*
Jalan paling baik adalah membuat sebuah jurnal yang betul2 super hebat
di level Indonesia sehingga semua akhirnya memilih, dengan kesadaran
sendiri untuk mengisi jurnal itu. :)
Atau IAGInya yang ngalah hehehe..(gak mungkin kali yah?).
kang minarwan,
mungkin mesti dibuat dulu analisis swot-nya ya: mana keuntungan dan
mana kelemahannya. kamu aja deh yg bikin, siapa tahu nanti keluar
kesimpulan yg menguntungkan banyak pihak.
salam,
syaiful
On 4/28/08, Minarwan (Min) [EMAIL PROTECTED] wrote:
Mas Syaiful,
Bagaimana yah?
MGI
dibandingkan jurnal dari institusi.
Ini sekedar sumbang saran.
Semoga bermanfaat.
Salam,
WBS
--- On Mon, 4/28/08, mohammad syaiful [EMAIL PROTECTED] wrote:
From: mohammad syaiful [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Banyak Jurnal Tak Ada Penulis---was: Re: Nilai
Majalah
Subject: Spam:Re: [iagi-net-l] Banyak Jurnal Tak Ada Penulis---was: Re:
Nilai Majalah Ilmiah...
Mas Syaiful,
Bagaimana yah? *sambil garuk2 kepala*
Jalan paling baik adalah membuat sebuah jurnal yang betul2 super hebat
di level Indonesia sehingga semua akhirnya memilih, dengan kesadaran
sendiri
Mas Syaiful,
Mohon maap aku terus terang gak mudeng dengan swot-swotan ini, serius.
Gimana bikinnya saja aku gak tahu heheemendingan Mas minta aku
cari informasi lain saja Mas :))
IMHO sebaiknya dibuat sederhana saja. Sudah ada sebuah contoh dari
negara tetangga, yaitu penggabungan jurnal
(
akreditasinya ) yah semacam majalah polpuler ilmiah itu..toh semua punya
segmen pasar sendiri sendiri, paling tidak untuk semua kalangan anggota
yang bermacam macam profesi pekerjaanya itu .
ISM
Sent: Sunday, April 27, 2008 5:07 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Banyak Jurnal Tak Ada Penulis
Bagus memang yang diusulkan oleh Mas WBS, tapi tetap saja IAGI yang harus punya
gawe karena kalo instansi pemerintah kayaknya tetap tidak bisa bisa berubah
karena memang jurnal di instansi itu untuk mengakomodasi para pegawainya yang
masuk fungsional peneliti atau apa saja namanya karena memang
Setelah mengikuti obrolan panjang sepertinya ada beberapa tujuan
mengapa ada sebuah publikasi
- Untuk mendapatkan Kum (misalnya terbitan instansi)
- Untuk dokumentasi kegiatan (proceeding, kumpulan makalah)
- Untuk menyebarkan ilmu ke masyarakat ilmiah (misal MGI, AAPG bulletin, )
- Untuk
Minarwan dkk lainnya,
Saya pernah bertemu dg dua orang geolog dari dua perguruan tinggi
berbeda (satu dari Jakarta dan satu lagi dari Bandung) dan satu orang
dari badan pemerintah yg namanya kini sudah berubah dan terletak di
Bandung.
Saya pernah tanyakan kenapa ke-3 lembaga tsb punya 'jurnal'
Minarwan,
Bulan lalu kebetulan saya bertemu dengan pengurus Warta Geologi -majalahnya
Badan Geologi. Ibu ini berkata bahwa sekarang artikel2 dari para ahli geologi
di Badan Geologi barangkali tidak akan banyak dikirimkan untuk MGI sebab mereka
disarankan untuk kontribusi ke majalah intern
Pak Awang,
Saya lihat ada 2 publikasi Badan Geologi yaitu Warta Geologi dan
Jurnal Geologi Indonesia.
Kelihatannya JGI (bahasa Inggrisnya Indonesian Journal of Geology)
diformat dalam bentuk paper sedangkan Warta Geologi lebih menyerupai
sebuah majalah.
Pak Awang,
Menurut hemat saya terlalu banyak jurnal bidang geosains di
Indonesia. Tanpa melihat mana yang lebih berbobot (dari segi penilaian
untuk kenaikan pangkat), minimal yang saya ketahui ada:
1. Jurnal Geologi Indonesia (Badan Geologi)
2. MGI (IAGI)
3. Jurnal Geofisika (HAGI)
4. Jurnal
14 matches
Mail list logo