Re: RE: [iagi-net-l] Efisiensi dan elastisitas -- 87 Ribu Mobil Terjual di April 2012
Pak Ong, Uraian menarik dan pasti sudah ada wacana yang sangat mendalam dipengatur kebijakan yang penuh dengan para pakar, kenapa sampai detik ini tidak pernah telaksanakan. Dan bagaimana institusi ini berperan untuk melaksanakan tindakan tindakan danterutama kebijakan efisiensi dan elastisitas energy, kira kira apa yang harus dilaksanakan? Salam Yanto Salim Sent from Yahoo! Mail on Android
Bls: [iagi-net-l] OOT (Berita duka: ibunda kang NAM)
Pak Nanang, Saya sekeluarga menyampaikan rasa Bela Sungkawa atas meninggalnya ibu tercinta. Semoga amal ibadahnya diterima oleh NYA. YS
Bls: [iagi-net-l] Cara Pertamina Jadi Perusahaan Energi Dunia
Bukankah Pertamina sejak tahun 1970 an sudah merupakan perusahaan energi kelas dunia? dan sampai saat ini tetap kelas dunia?, kenapa kok mengecilkan diri sendiri? Salam YS Dari: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Kepada: IAGI iagi-net@iagi.or.id; iatmi-kl iatmi...@googlegroups.com Dikirim: Rabu, 9 November 2011 8:06 Judul: [iagi-net-l] Cara Pertamina Jadi Perusahaan Energi Dunia Cara Pertamina Jadi Perusahaan Energi Dunia Hadi Suprapto, Iwan KurniawanRabu, 9 November 2011, 06:13 WIB VIVAnews - Visi PT Pertamina (Persero) dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 2011-2015 menargetkan pada 2015 nanti Pertamina menjadi perusahaan energi nasional kelas dunia. Pada tahun itu, Pertamina menargetkan masuk dalam 15 perusahaan minyak terbesar di dunia dengan cadangan migas sebesar 2,22 miliar barel ekuivalen minyak (BBOE) dan memproduksi migas sebanyak 776 juta barel setara minyak per hari (MBOEPD). Pertamina agresif dalam pengembangan sektor hulu yang kemudian dijadikan sebagai titik fokus strategi. Karena itu, Pertamina melalui anak perusahaannya, Pertamina Hulu Energi terus melakukan ekspansi hingga ke luar negeri. Dalam data aset overseas PHE yang dikutip VIVAnews.com, Pertamina tercatat memiliki 9 blok di tujuh negara. Pengelolaan blok tersebut bekerjasama dengan berbagai perusahaan migas internasional. Pertamina memiliki satu blok di Malaysia yang berlokasi di offshore Sarawak. Blok SK-305 dikelola Pertamina bersama Petronas Carigali dan PVEP (Vietnam). Dalam blok ini Pertamina mempunyai saham kepemilikan 30 persen. Status blok SK-305 sejak Juni 2011 sudah mulai beroperasi. Di Vietnam, Pertamina mempunyai dua blok, yaitu Blok 10 dan Blok 11,2. Pertamina mempunyai saham 11,20 persen dan sisanya dimiliki oleh Petronas Carigali, PVEP, dan Quad Energy SA. Saat ini status blok tersebut dalam pengembangan dan dijadwalkan pada 2012 sudah mulai berproduksi. Sedangkan di Australia, Pertamina mempunyai satu blok, yaitu blok BMG yang dikelola bersama Rock Oil Ltd, Beach Petroleum Ltd, Ceizo EP Ltd, dan Sojitz Energy. Pertamina memiliki kepemilikan saham sebesar 10 persen dan hingga saat ini blok tersebut masih dalam fase non produksi. Pertamina juga memiliki blok migas di Qatara bernama blok 3. Pertamina memiliki kepemilikan saham sebesar 25 persen dan sisanya dimiliki oleh Wintershall AG, Cosmo Energy dan ED Ltd. Status blok tersebut sedang studi geologi dan geofisika dan estimasi pengeboran pada 2012. Di Sudan, Pertamina memiliki blok 13 dengan saham sebesar 15 persen. Pertamina bersama-sama dengan CNPC sudapet, Dindir Petroleoum, Africa Energy, Express, dan Petroleum Gas Co. Ltd. Saat ini masih dalam studi geologi dan geofisika. Pertamina juga mempunyai dua blok di Libya, yaitu Blok 17-3 dan Blok 123-3 dengan kepemilikan saham 100 persen. Namun akibat situasi politik dan keamanan Libya yang belum stabil hingga saat ini, aktivitas Pertamina di kedua blok tersebut belum beroperasi. Di Irak, Pertamina mempunyai blok 3WD yang merupakan blok onshore west dessert dengan kepemilikan blok 100 persen. Saat ini aktivitas blok tersebut masih dalam eksplorasi. www.vivanews.com http://bisnis.vivanews.com/news/read/262516-cara-pertamina-jadi-perusahaan-energi-dunia Dipublikasikan : Rabu, 9 November 2011, 06:13 WIB ©VIVAnews.com -- Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari
[iagi-net-l] Bls: [Forum-HAGI] Penyerahan data ke Pusdatin
Apakah ini karena PND belum siap atau memang tidak ada, pengalaman menunjukkan sering PND belum rampung penyediaannya, walaupun data sudah dikembalikan oleh PSC. Penyerahan data akan mulus kalau tidak dibebani biaya lagi oleh PND/pusdatin. Setiap well dan setiap seismic data ada costnya waktu beli lalu sesudah operasi dan relinquished diwajibkan mengembalikan data, lalu dalam proses penyerahan/ pengembalian data dikenakan biaya, seandainya pingin Join study proses bayar akan berulang waktu melihat data sendiri. Sebaiknya berita berita yang emosional begini diimbangi dengan apa yang benar benar terjadi. Kenapa sedemikian banyak Perushaan enggan melaksanakan suatu hal yang dianggap positif dan gampang sekali. YS Dari: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Kepada: IAGI iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id; migas_indone...@yahoogroups.com; geologi...@googlegroups.com Dikirim: Selasa, 18 Oktober 2011 8:04 Judul: [Forum-HAGI] Penyerahan data ke Pusdatin Selama ini kita sering mengeluh dengan ketiadaan dan susahnya akses data di PND sebagai perusahaan yang mengeola data migas. Namun setelah beberapa kali saya ke PND (Patra Nusa Data) dan menanyakan (mencari) data-data sumur, seismic, report serta hasil kajian lain yang telah dilakukan oleh operator (perusahaan) yg jelas sudah dibiayai oleh negara (Cost Recovery), maupun yang menjadi hak negara karena aturan kontrak PSC, ternyata masih banyak yang belum diserahkan ke negara. Ini sangat ironis sekali, perusahaan ingin mendapatkan data dan informasi dengan mudah dan murah untuk sebuah data yang sudah terbuka sesuai aturan 4 6 8 tahun, namun perusahaan-perusahaan itu sendiri juga yang sering bermain dengan keengganan menyerahkan data yang merupakan hak negara yang dapat dipakai untuk usaha eksplorasi yang berkelanjutan. Yang lebih lutju lagi sering juga dijumpai diantara pekerja nasional yang mempertahankan (berargumentasi) bahwa pengunduran penyerahan ini memiliki arti bisnis. Yang tentusaja ini sangat merugikan negaranya, yang pada akhirnya ya dirinya sendiri. Modus menyembunyikan kunci. Beberapa perusahaan juga mencoba dengan mengakali dalam soal penyerahan data ini. Ada satu volume 3D seismic yang dipotong sehingga seolah-olah perusahaan itu sudah menyerahkan data memenuhi kewajibannya. Namun sebenarnya masih ada data yang disembunyikan. Dan justru di daerah itulah kunci informasi untuk menunjang kegiatan eksplorasi daerah sebelahnya yg dikelola perusahaan lain. Beberapa laporan penelitian (riset/studi) yang dilakukan tidak berhubungan langsung dengan data dasar sumur ataupun seismic, seringkali merupakan laporan yang tidak (belum) diserahkan. Misalnya laporan biostratigrafi yang menggunakan beberapa sumur sebagai acuannya, sehingga seolah-olah tidak berasosiasi dengan data sumur dan penyerahannya tersembunyi karena tidak berhubungan dengan data dasar (sumur-seismic). Post processing seismic (inversi, AVO dsb) yang tentusaja sudah dibiayai oleh negara (Cost recovery) juga banyak yang tidak (belum) diserahkan ke negara. Informasi keberadaan riset baru, studi-studi lanjutan, penelitian khusus (stratigrafi, sedimentologi dan tectonic regional), dan juga adanya kegiatan post processing seismic ini tentunya yang mengetahui adalah BPMIGAS, karena secara operasional dibawah pengawasannya. Hanya saja penyerahan ini merupakan tugas bersama dengan PUSDATIN, atau menjadi point utama tugas PUSDATIN. Sayangnya PUSDATIN tidak secara langsung membawahi kontraktor (KPS). Apa kerugian negaranya ? Ya tentusaja menjadikan riset serta usaha eksplorasi terhambat. Bahkan banyak yang menggunakan problem data ini sebagai alasan untuk mengundurkan proyek yang sudah disepakati. Enforcement Setelah beberapa kali kita mengungkap ketiadaan atau kesulitan akses data sebagai penghambat dijalankannya komitmen pasti serta proyek-proyek (riset) eksplorasi, mestinya sekarang kita memulai dengan enforcement mengumpulkan data-data yang memang sudah seharusnya ada di PUSDATIN. Perlu diinventaris ulang dimanakah data-data yang seharusnya milik negara dan boleh diakses dengan ketentuan 4-6-8 tahun itu. Tentunya ini akan berguna supaya tidak ada usaha akuisisi data yang berulang akibat ketidak tahuan keberadaan sebuah survey akuisisi data. Bagaimana dengan data selain migas (Nonmigas) Saya tidak tahu apakah untuk nonmigas juga ada kewajiban perusahaan tambang untuk menyarahkan data-data survey, riset serta penelitiannya ke negara ? Bagaimana aturannya ? Nah siapakah (lembaga) yang mampu melakukan enforcement ke perusahaan-perusahaan ini untuk menyerahkan hak negara ? Salam Rovicky Dwi Putrohari Don't ask fairness to your competitor, the don't ! (adopted from Green Lantern movie) __ Pembayaran iuran tahunan keanggotaan HAGI dapat ditujukan melalui : Bank BNI Cab. Menteng Jakarta No. Rek: 0010740147 Atas nama: Himpunan Ahli Geofisika
Bls: [iagi-net-l] Plato Gamping Ayamaru, Papua dan Hunian Prasejarah
Nana, Terimakasih sharingnya, yang tentunya berguna untuk anggaota milis ini. Kalau boleh saya minta melalui Japri scan lengkapnya Salam, Yanto Salim Dari: Nana Djumhana n.djumh...@petrochina.co.id Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Kam, 11 Maret, 2010 08:11:56 Judul: Re: [iagi-net-l] Plato Gamping Ayamaru, Papua dan Hunian Prasejarah Karena banyak permintaan, saya sudah scan hard copy artikel yang di muat di majalah tersebut dan saya hanya kirimkan kepada yang memohon melalui japri. Prinsipnya isi tulisan tersebut sbb : 1. Tidak ada pertentangan antara ayat Tuhan yang tertulis dalam Kitab Suci (ayat Qauliyah) dan yang tersirat di bumi dan alam semesta ini (ayat Kauniyah). Dasarnya QS Adz Dzaariyaat 20-21. 2. Kehidupan di bumi ini mengalami evolusi yang prosesnya dengan campur-tangan Tuhan (bukan teori evolusinya Darwin dan pengikutnya yang berdasar seleksi alam dan tanpa campur-tangan Tuhan), dari yang paling sederhana (virus) sampai yang paling sempurna (manusia Adam). Proses evolusi ini disinggung dalam QS Al Ankabuut 20, Al A'laa 1-3, Al Nabiyaa' 30, An Nur 45 dan Thahaa 53. 3. Asal-usul manusia yang diceritakan dalam Kitab Suci lebih ditekankan kepada manusia Adam dan keturunannya, karena Kitab Suci itu diperuntukkan bagi manusia keturunan Adam. Meskipun begitu, beberapa firman Tuhan seperti pada QS Al Baqarah 30 dan Al An 'am 133 menyiratkan adanya masyarakat manusia dari golongan/jenis lain sebelum kejadian Adam, sebagaimana dalam ilmu pengetahuan adanya kemunculan dan kepunahan jenis manusia mulai dari Australophitecus, Homo habilis, Homo erectus sampai Homo sapiens seperti manusia Neanderthal dan manusia Cro-Magnon. 4. Dalam hadits shahih Muslim, Nabi Muhammad SAW pernah menyampaikan tentang kejadian bumi dan seisinya : dan (Allah) menjadikan Adam a.s. sesudah (waktu) ashar pada hari Jum'at (era terakhir penciptaan) setelah selesai tercipta seluruh makhluk, pada saat terakhir di hari Jum'at antara ashar dan malam. Kalender Yahudi menyatakan bahwa manusia (Adam) muncul di bumi 5754 tahun dihitung dari 1993 (5771 dari sekarang), sepertinya kurang sesuai dengan realitas. Banjir bandang pada jaman Nabi Nuh a.s. merupakan kunci kapan manusia Adam ada di bumi. Kejadian tersebut setelah Nabi Nuh berdakwah selama 950 tahun (QS Al Ankabuut 14), dan Nabi Nuh sendiri merupakan generasi ke-10 dari Nabi Adam (sejarah para Nabi), sehingga beda waktu antara banjir bandang dengan keberadaan Nabi Adam diperkirakan sekitar 2000 tahun. Dari sisi ilmu pengetahuan, (dalam artikel tsb didasarkan pada) hasil penelitian Delmas (1980), Neffel (1982) dan Berger (1984) bahwa pencairan es terakhir secara besar-besaran yang mungkin sebagai penyebab banjir bandang itu, terjadi pada sekitar tahun 8000 SM. Dengan demikian keberadaan Nabi Adam di bumi sekitar tahun 10,000 SM atau 12,000 tahun dari sekarang. Wallahu 'alam. Salam, Nana - Original Message - From: yanto...@yahoo.co.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, March 10, 2010 6:39 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Plato Gamping Ayamaru, Papua dan Hunian Prasejarah Nana, Peminatnya banyak ada baiknya di posting saja disini (discan). Pertanyaan pertanyaan ini akan menarik kalau dibahas dengan santai. Misalnya Apakah benar asal muasal manusia dari hanya Adam dan Hawa? Atau orang Yahudi pada saat dan jaman itu menyederhanakan konsep karena pada saat itu pengetahuan manusia terbatas. Kalau melihat menyebarnya manusia purba di berbagai belahan dunia apa betul hanya ada satu pasang Adam dan Hawa? Dan hanya ada di tempat orang Yahudi bermukim? Kenapa kebudayaan Mesir dan Asia timur yang lebih tua tidak mengatakan Adam dan Hawa sebagai asal muasal manusia ciptaan Tuhan yang pertama?. Kalau mentok diskusinya yah sudah, harus kita terima secara dogmatis, sebab kemampuan manusia sangat terbatas. Terima kasih Nana Salam Yanto Salim Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: ukat.suka...@eniindonesia.co.id Date: Wed, 10 Mar 2010 08:58:50 To: iagi-net@iagi.or.id Cc: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Plato Gamping Ayamaru, Papua dan Hunian Prasejarah Pak Nana, Kalau boleh, saya minta copy nya Pak. Terimakasih sebelumnya atas kebaikan Pak Nana. Salam, us Nana Djumhana n.djumh...@petrochina.co.id 03/10/2010 08:25 AM Please respond to iagi-net To: iagi-net@iagi.or.id cc: Subject: Re: [iagi-net-l] Plato Gamping Ayamaru, Papua dan Hunian Prasejarah Pak Ukat, Saya pernah menulis hal ini dan dimuat dalam majalah Panji Masyarakat No. 760 halaman 38-41, yang terbit pada awal Juli 1993. Judul tulisan tersebut : Benarkah Adam manusia Pertama (Kajian Asal Manusia berdasar Al-Quran dan Ilmu Pengetahuan). Sayang tidak punya digitalnya, tapi kalau hard copy-nya masih ada. Wasalam, Nana - Original Message - From: ukat.suka...@eniindonesia.co.id
[iagi-net-l] Selamat Natal Dan Tahun Baru
Bapak dan Ibu Sekalian, Selamat Natal buat yang merayakannyadan Selamat Tahun Baru bagi kita semua. Damai dibumi dan damai dalam hati kita semua. Salam Yanto Salim Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat. Undang teman dari Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/
[iagi-net-l] Hydrate exploration, Gas Shales
Kalau tidak salah ingat ditahun 2005/2006, dimilis ini pernah dibahas tentang gas shales (Pak Awang dan lain lain), dari gambaran yang diberikan saya perkirakan potensi gas shales ini cukup besar dicekungan cekungan kita dan teknologinya sudah terbukti di USA. Apakah sudah ada evaluasi atau tindak lanjut tentang potensi gas shales ini?. Ulasan pak Oki dibawah ini cukup menakutkan, oleh karenanya daripada fokus ke hydrate yang tentunya tetap berpotensi, ide pemetaan, eksekusi apa yang bisa di telurkan dari diskusi gas shales 2 tahun yang lalu, apakah memang untuk kita cukup besar potensinya apakah hal ini harus dimotori oleh MIgas/BPMIGAS? Maaf nelenceng dari gas hydrate. Salm Yanto Salim Dari: oki musakti [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Rabu, 26 November, 2008 09:04:10 Topik: Re: [iagi-net-l] Paleo-hydrate Re: [iagi-net-l] Hydrate exploration Masalah untuk methane hydrates ini lebih menyangkut bagaimana mengekstraksinya dengan aman ketimbang bagaimana menemukannya. Masalahnya methan merupakan salah satu greenhouse gas yang 'paling jahat', jauh lebih berbahaya daripada CO2 apabila dilepas keatmosfir. Apabila dibawa ke permukaan, perubahan temperatur dan tekanan bakal melumerkan si hydrate dan melepas gas methan. Nah cara menangkap si methan ini dalam skala besar yang belum ketemu. Kalau dilumerkan dibawah permukaan, ada komplikasi lain yaitu bakal mengganggu kestabilan sedimen dasar laut, apalagi kebanyakan memang berlokasi di lereng-lereng palung yang memang sudah tidak stabil. Terbayang, kalau exploitasi yang ceroboh menyebabkan slope failure dalam skala besar. Bisa-bisa kota Jogja atau Padang amblas dihantam tsunami.LuSi will be a walk in the park compared to this Salam Oki --- On Wed, 11/26/08, Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Paleo-hydrate Re: [iagi-net-l] Hydrate exploration To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia [EMAIL PROTECTED] Date: Wednesday, November 26, 2008, 10:31 AM Hydrate merupakan salah satu HC yang berujud padat (freezed gas, gas beku). Pemerangkapan hydrate (hydrates trapping) itu tidak seperti trapping liquid Hydrocarbon. Mungkin tidak memerlukan top seal seperti gas. Karena ujudnya padat maka dia bisa seperti sebuah lapisan batu. Sependek pengetahuan saya hydrates masih belum bisa ditambang (secara eonomis). Metode untuk membawa (mengangkut) hydrates dari 'sea bottom' ke permukaan dengan metode yang cukup ekonomis belum ada yang melakukannya. Memang ada beberapa melakukan coring pada gas beku ini. Atau menambang dalam skala laboratorium. Namun sampai di permukaan ketika suhu kamar hydrates akan menguap. Bongkahan hydrates ini memang bisa dibakar (combustible), karena memang berupa gas. Salah satu kendala yang menantang dalam memproduksi hydrates adalah keberaan deposit hydrate ini sering pada lereng atau tumpukan sedimen laut dalam yang tidak stabil secara mekanik. Sehingga metode untuk menambang hydrates ini merupakan metode gabungan penambangan (benda padat/solid material) dan metode pengoperasian lapangan gas. Salam RDP 2008/11/25 Franciscus B Sinartio [EMAIL PROTECTED]: Pak Awang, katanya, gas hydrate nya sudah di kubur oleh sedimen yang kemudian menjadi top sealnya. dan saya lupa umur dari sedimen yang menutupinya, kalau tidak salah pliocene. saya juga tdk sempat tanya bagiamana caranya hydrate nya di preserve walaupun keseimbangannya sdh diganggu dengan hadir nya sediment diatasnya. dan seberapa besar kecepatan deposit sediment yang diperlukan untuk menutupi hydrates tersebut tanpa mengganggu keseimbangan hydrate nya. kalau storm deposit relative hanya sebentar dan sedikit saja depositnya. awalnya tidak disangka itu adalah dari hydrate. karena memang BSR nya sudah tidak kelihatan lagi. saya tidak tahu bagaimana mereka memutuskan itu adalah dari hydrate asalnya. ok saya coba cari cerita lengkapnya. si kawan itu bawa kartu namaku tetapi dia tidak kasih kartu nama, mudah2an dia mencariku nanti,. saya akan coba2 cari dulu dari lapangan gas di India yang cukup besar. lalu coba2 cari publikasi tentang hal itu. fbs - Original Message From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] To: IAGI iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI [EMAIL PROTECTED]; Geo Unpad [EMAIL PROTECTED]; Eksplorasi BPMIGAS [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, November 25, 2008 10:36:50 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Hydrate exploration Pak Franc, Info yang menarik kalau memang benar. Kalau benar sedang di-POD-kan mungkin ini akan jadi salah satu lapangan gas hidrat pertama di dunia yang diproduksikan. Setahu saya, sampai saat ini soal gas hidrat masih dalam taraf perhitungan sumberdaya secara spekulatif. Pemboran eksplorasi yang ditargetkan gas hidrat belum pernah saya dengar, apalagi di-POD-kan. Teknik mengambil gas hidrat dari TP (temperature pressure)tertentu dan
Bls: [iagi-net-l] Tanya akuisisi VSP
Pak Herry, Tidak masalah kalau jaraknya sudah lebih dari 2 kilometer, walaupun akan ter record akan gampang di bedakan dengan Rig Source VSP, dimana offset dari sumber yang tidak dikehendaki sdh sangat jauh. Kalau sumbernya dekat maka akan menganggu 'dynamic range dari instrument VSP. Salam Yanto Salim - Pesan Asli Dari: Herry Maulana [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Kamis, 5 Juni, 2008 16:33:04 Topik: [iagi-net-l] Tanya akuisisi VSP Rekan-rekan, Di dekat daerah saya ada operator lain sedang melakukan survey 3D seismik, kebetulan kita juga mau mengadakan pemboran di dekat daerah survey. Pertanyaan saya: 1. Ada yang tahu efek dari vessel gun source terhadap VSP data? 2. Source power dari vessel jauh lebih besar daripada source untuk VSP, biasanya shot interval lebih reguler tapi apa bisa di diidentifikasi, misalnya di hydrophone source VSP sehingga bisa dianggap sebagai regular noise? 3. Seberapa jauh efek vessel source tsb masih terlihat, misal kalau vessel berada 10 km di sekitar sumur apa efeknya masih bisa tertangkap VSP dengan asumsi volume vessel gun 3000 cu in? berapa jarak aman? Terima kasih, Herry __ Sent from Yahoo! Mail. A Smarter Email http://uk.docs.yahoo.com/nowyoucan.html Cari tahu ramalan bintang kamu - Yahoo! Indonesia Search. http://id.search.yahoo.com/search?p=%22ramalan+bintang%22cs=bzfr=fp-top
Bls: [iagi-net-l] Telah meninggal dunia Pak Iman Wahyono Sumarinda Dosen FT Geologi UGM
Selamat Jalan pak Sumarinda Semoga arwahnya diterima disisiNYA. Ikut Berduka Cita Yanto Salim dan Keluarga - Pesan Asli Dari: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id; Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) [EMAIL PROTECTED]; UPN Forum [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; serba-kl [EMAIL PROTECTED] Terkirim: Rabu, 21 Mei, 2008 22:35:31 Topik: [iagi-net-l] Telah meninggal dunia Pak Iman Wahyono Sumarinda Dosen FT Geologi UGM Innalillahi Wa InnaiIlaihi Roji'un. Saya barusaja dapat konfirmasi dari Pak Agus Hendratno (Dosen FT Geologi UGM) kabar duka dari Jogja. Telah Meninggal dunia dengan tenang Guru saya dan juga kita tercinta Pak Iman Wahyono Sumarinda Pada hari Rabo 21 May (Malam hari ini) di Rumah Sakit Bethesda, Jogja. Beliau adalah staf pengajar Dosen Geologi di UGM, UPN, juga STTNas di Yogyakarta. Dan Juga kakak dari Pak Sukusen Sumarinda (Mantan Direktur EP Pertamina). Semoga arwah beliau diterima di sisi Allah SWT sesuai dengan amal dan ibadahnya Amien Turut berduka cita Rovicky dan keluarga PIT IAGI KE-37 (BANDUNG) * acara utama: 27-28 Agustus 2008 * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008 * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008 * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008 * abstrak / makalah dikirimkan ke: www.grdc.esdm.go.id/aplod username: iagi2008 password: masukdanaplod PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011: * pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008 * penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!! - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. - Cari tahu ramalan bintang kamu - Yahoo! Indonesia Search. http://id.search.yahoo.com/search?p=%22ramalan+bintang%22cs=bzfr=fp-top
Bls: [iagi-net-l] Indonesia Pelajari Teknologi Eksplorasi Migas Supar Cepat (??)
Kalau Tidak salah IPDS dari Jerman. Yanto Salim - Pesan Asli Dari: oki musakti [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Kamis, 20 Maret, 2008 06:47:43 Topik: Re: [iagi-net-l] Indonesia Pelajari Teknologi Eksplorasi Migas Supar Cepat (??) Jangan-jangan IPDS .. Amir Al Amin [EMAIL PROTECTED] wrote: Teknologi apa gerangan? --- Indonesia Pelajari Teknologi Eksplorasi Migas Supar Cepat Rabu, 19 Mar 2008 | 17:14 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta: PT.Pertamina dan Badan Pengatur Hulu Minyak dan Gas (BP Migas) tengah mempelajari teknologi baru eksplorasi minyak dan gas di Indonesia. Teknologi Amerika ini diharapkan nantinya bisa meningkatkan produksi minyak dan mempercepat proses eksplorasi Migas di Indonesia. Teknologi ini termasuk non conventional exploration, ini sesuatu yang baru dan baru kami laporkan ke Wakil Presiden soal teknologi ini, kata Kepala BP Migas Kardaya Warnika seusai memaparkan teknologi ekplorasi baru ini kepada Wakil Presiden Jusuf kalla di Kantornya Kamis (19/3). Wakil Presiden Jusuf Kalla, kata Kardaya, merespon positif adanya teknologi ini. Pertamina dan BP Migas sudah membentuk tim untuk mempelajari teknologi baru ini. Kami bahas dulu,mudah-mudahan kalau diaplikasikan menjadi lebih bagus, kata dia. Teknologi baru ini diharapkan bisa menjawab tantangan peningkatan produksi di sektor minyak dan gas bumi. Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta agar dengan teknologi ini, bisa ditemukan titik-titik kandungan migas baru di Indonesia. Eksplorasinya bisa irit waktu, instan, misalkan eksplorasi biasanya 10 tahun bisa jadi 1 tahun, kata dia. Kardaya belum mau menjelaskan secara detail tentang spesifik teknologi yang dimaksud dan biaya untuk mendatangkan teknologi ini dari Amerika. Operator yang akan menggunakan teknologi ini pun belum ditunjuk. Kami harus bahas dulu, harus dicoba, kata dia. Anton Aprianto PIT IAGI KE-37 (BANDUNG) * acara utama: 27-28 Agustus 2008 * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008 * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008 * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008 * abstrak / makalah dikirimkan ke: www.grdc.esdm.go.id/aplod username: iagi2008 password: masukdanaplod PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011: * pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008 * penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!! - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. - - Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di di bidang Anda! Kunjungi Yahoo! Answers saat ini juga di http://id.answers.yahoo.com/
[iagi-net-l] Trs: [Forsino-Nusantara] Lapangan Migas Raksasa di Aceh.
hanya meneruskan beritqa dari Jawa Pos. - Pesan Diteruskan Dari: bambang kuntjoro [EMAIL PROTECTED] Kepada: [EMAIL PROTECTED] Terkirim: Senin, 18 Febuari, 2008 7:25:27 Topik: [Forsino-Nusantara] Lapangan Migas Raksasa di Aceh. Bagi yang belum membaca dan sulit mengakses beritanya di Jawa Pos, saya sampaikan berikut dibawah ini. BPPT: Lebih Besar dari Milik Arab Saudi JAKARTA - Bencana dahsyat tsunami di Aceh 26 Desember 2004 memunculkan berkah tak terduga empat tahun kemudian. Berawal dari studi pascagempa tsunami di perairan barat Sumatera, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) kemarin (11/2) mempublikasikan temuan blok dengan potensi kandungan migas raksasa. Direktur Pusat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam BPPT Yusuf Surahman mengatakan, Survei BPPT bersama Bundesanspalp fur Geowissnschaften und Rohftoffe (BGR Jerman) itu menemukan kawasan perairan yang di dalam buminya diperkirakan terkandung migas 107,5 hingga 320,79 miliar barel. Lapangan migas tersebut terletak di daerah cekungan busur muka atau fore arc basin perairan timur laut Pulau Simeuleu, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). “Kandungan migas itu luar biasa besar,” ujar Yusuf di Kantor BPPT Jakarta kemarin (11/2). Sebagai perbandingan untuk menunjukkan besarnya kandungan migas di Aceh tersebut, Yusuf menyebutkan, saat ini cadangan terbukti di Arab Saudi mencapai 264,21 miliar barel atau hanya 80 persen dari kandungan migas di Aceh. Sementara itu, cadangan Lapangan Banyu Urip di Cepu diperkirakan hanya 450 juta barel. Lapangan migas dapat dikategorikan raksasa atau giant field jika cadangan terhitungnya lebih dari 500 juta barel. Menurut Yusuf, angka potensi tersebut didapat dari hitungan porositas 30 persen. Artinya, diasumsikan hanya 30 persen dari volume cekungan batuan itu yang mengandung migas. Meski demikian, lanjut dia, belum tentu seluruh cekungan tersebut diisi hidrokarbon yang merupakan unsur pembentuk minyak. “Karena itu, penemuan ini perlu kajian lebih lanjut,” katanya.Dia menyatakan, meski belum diketahui secara pasti, salah satu indikasi awal keberadaan migas di cekungan tersebut dapat dilihat dari adanya carbonate build ups sebagai reservoir atau penampung minyak serta bright spot yang merupakan indikasi adanya gas. Sejauh ini, lanjut Yusuf, Tim BPPT optimistis perairan timur laut Pulau Simeuleu mengandung migas skala raksasa. Sebab, beberapa daerah yang memiliki karakteristik sama sudah terbukti mengandung migas. Di antaranya, di wilayah Myanmar, Andaman, serta California, AS.Meski demikian, BPPT akan tetap membuat perhitungan realistis. Menurut Yusuf, jika porositas diperkecil menjadi 15 persen, artinya diasumsikan hanya 15 persen dari volume cekungan yang mengandung migas, angka minimal cadangannya masih 53,7 miliar barel. “Tetap saja angka itu masih sangat besar,” terangnya.Penemuan BPPT tersebut mendapat tanggapan positif dari ahli geologi perminyakan Andang Bachtiar yang kemarin juga hadir di Kantor BPPT. Chairman PT Exploration Think Tank Indonesia (ETTI) itu mengatakan, wilayah perairan Indonesia memang memiliki banyak cekungan atau basin yang berpotensi mengandung migas. “Banyak di antaranya yang belum teridentifikasi,” ujarnya.Hingga saat ini, kata dia, sudah ada 66 cekungan plus 6 cekungan fore arc basin yang teridentifikasi berisi minyak. Pada 2003, lanjut dia, Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) berhasil mengidentifikasi hipotesis cadangan gas sebesar 26,7 triliun kaki kubik (TCF) yang tersebar di beberapa wilayah. “Kebanyakan memang berada di sebelah barat Sumatera,” terangnya. Terkait dengan penemuan BPPT itu, Andang menyatakan masih perlu kajian lebih lanjut untuk bisa mendekati hitungan berapa besar cadangan terbuktinya. Menurut dia, lokasi studi seismik 2D yang dilakukan BPPT dengan interval jarak 60 km masih terlalu longgar. “Harus lebih rapat lagi, paling tidak intervalnya 20 km,” katanya. Karena itu, lanjut dia, BPPT harus segera berkoordinasi dengan pemerintah untuk segera menindaklanjuti temuan tersebut. Sebab, untuk mengkaji lebih teliti, dibutuhkan dana cukup besar. Dia menyebut, untuk proses studi seismik 2D yang lebih rapat, dibutuhkan dana sekitar USD 7 juta. Kemudian, untuk mengetahui angka cadangan migas, perlu dilakukan minimal 14 pengeboran sumur di 14 titik cekungan. Biaya pengeboran satu sumur, lanjut alumnus Colorado School of Mines, AS, itu, sekitar USD 30 juta. Dengan demikian, minimal dibutuhkan dana USD 427 juta. “Itu baru untuk studi eksplorasi. Untuk pengembangan lapangan, jumlahnya jauh lebih besar,” jelasnya. Andang menambahkan, yang saat ini harus segera dilakukan BPPT dan pemerintah adalah koordinasi. Menurut dia, meskipun lapangan migas tersebut paling cepat baru dapat dikembangkan dalam waktu tujuh tahun ke depan, pemerintah harus bergerak cepat. “Jangan sampai potensi ini salah urus,” tegasnya. Dia mengatakan, karakter lapangan yang berada di laut dalam (kedalaman lebih dari 200 meter) jelas
Bls: [iagi-net-l] Fwd: [IndoEnergy] Indonesian MPs Consider Closing Oil, Gas Regulators Due to Poor Performance
Sebagai tambahan informasi, gambaran diemail dibawah ini adalah kenyataan, bahkan dalam pelaksanaan survey seismik, saat ini ada yang meminta gaji bulanan/insentive selama survey, mulai dari Kades, Kapolsek s.d Camat. Gaji bulanan belum menjamin full support karena nantinya akan ada lagi biaya tambahan. Tidak melaksanakan permintaan ini sama dengan peningkatan biaya yang luar biasa berbentuk pengunduran atau delaynya project. Dalam pengeboran well didarat, biaya biaya tambahan baik resmi maupun tidak resmi termasuk sewa jalanan umum, jalan perkebunan, biaya buka portal Komplikasi ini diperparah lagi dengan ijin Kehutanan, perusahaan Logging Kayu, sawit dan sebagainya, biasanya ganti rugi kemerka akan besar sekali. Belum lagi LSM, LSM setempat yang harus ditanggulangi ( biaya tersendiri). Nah dilematisnya adalah kalau ini dibuka oleh kontraktor, bisa dibayangkan kegiatannya didaerah akan terganggu bahkan bisa distop. - Pesan Asli Dari: Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Selasa, 29 Januari, 2008 8:32:04 Topik: RE: [iagi-net-l] Fwd: [IndoEnergy] Indonesian MPs Consider Closing Oil, Gas Regulators Due to Poor Performance Pak Andang, 1. Satu contoh saja, di Tarakan, ada SK dari walikota agar perusahaan yang mengebor sumur di wilayahnya menyetorkan dana jaminan pengelolaan lingkungan hidup (SK no. 60/2002 dan perubahannya no. 18/2004). Besarnya lumayan membuat operator pusing. Aturan ini kabarnya hanya ada di Tarakan, di wilayah lain berbeda lagi perizinannya. Angka real persentase pemalakan seperti yang Pak Andang maksudkan relatif terhadap cost recovery bisa dicari dari data yang ada di BPMIGAS, saat ini belum ada; tetapi kejadian2 semacam di atas banyak terjadi, meningkatkan biaya. Barangkali persentasenya kecil terhadap cost recovery, tetapi efeknya terhadap penundaan program lumayan penting. 2. Penundaan program eksekusi seismik/drilling di daerah banyak penyebabnya : perizinan berbelit, ganti rugi tanah tidak selesai, tumpang tindih dengan lahan kehutanan dan pertambangan. Belakangan, kasus tumpang tindih dengan lahan pertambangan makin mengemuka. Izin2 KP pertambangan (batubara khususnya) diterbitkan oleh daerah, sementara izin operasi migas oleh pusat, terjadi overlapping yang luar biasa. Beberapa kasus terjadi bahwa kepala sumur yang dulunya di atas tanah, sekarang seperti sudah menara atau tiang karena tanah sekitarnya telah digali untuk menambang batubara. Pusat dan Daerah tidak selalu sejalan, data yang disampaikan ke Pusat tentang terjadinya perlambatan2 di daerah akibat aturan2 yang tidak selaras belum tentu bisa diberesi. Beberapa contoh adalah masalah tumpang tindih dengan lahan kehutanan. Daerah sering mendukung operasi perminyakan di lahan kehutanan di wilayahnya, tetapi Pusat sering melarangnya. Contoh terbaru adalah WKP Sareba (Lundin) di Teluk Bintuni, daerah mendukung, pusat menolak. Padahal, di lapangan hutan itu sudah gundul karena kayu2nya ditebang oleh ilegal logging. Tahun 2007 realisasi sumur2 eksplorasi 69.5 % dari rencana, sumur2 development dalam beberapa tahun terakhir rata2 sekitar 80 %. Kami biasanya membagi kegagalan pemenuhannya atas (bukan urutan prioritas) : (1) kendala persiapan lokasi - menyangkut daerah biasanya, (2) kendala kelangkaan rig, (3) kendala kemampuan finansial perusahaan, (4) perubahan prioritas, (5) kendala teknis berupa faktor GGR tidak mendukung setelah ada data baru. No. (1) secara angka tak besar, tetapi signifikan dalam penundaan program. Kawan2 di KPS yang terlibat dengan perizinan di daerah saya pikir bisa berbagi pengalaman soal ini. Angka2 persentase yang Pak Andang tuliskan bisa dicari, semua raw datanya ada di BPMIGAS. Salam, awang -Original Message- From: Andang Bachtiar [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, January 28, 2008 6:32 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: [IndoEnergy] Indonesian MPs Consider Closing Oil, Gas Regulators Due to Poor Performance Kang awang, ada yang sedikit mengganjal: 1. Apa benar adanya raja-raja kecil di daerah telah menyebabkan biaya tinggi operasi migas sehingga menaikkan cost recovery? Aku koq agak susah memahaminya. Bagaimana kira-kira back-up data penunjangnya koq sampai didapatkan kesimpulan seperti itu? Apakah raja-raja kecil beserta aparatnya itu memalak operasi migas di daerah sedemikian rupa sehingga biaya yang dikeluarkan untuk EP jadi membengkak cukup signifikan sehingga dijadikan contoh kambing hitam CR yang naik terus sementara produksi turun terus? Mohon pencerahan: berapa persen jumlah biaya pemalakan oleh raja-raja kecil tersebut dibandingkan dengan keseluruhan peningkatan ongkos produksi (dan eksplorasi tentu saja)? 2. Sebagian operator menunda pemboran sumur2 EP-nya karena biaya tinggi di daerah. Apakah secara resmi (dan faktual) memang alasan utama penundaannya seperti itu? Kalau memang masalahnya seperti itu, nampaknya memang data penunjang
[iagi-net-l] Merry Christmas and Happy New Year ... Seasons Greetings
Kepada Bapak, Ibu dan Rekan rekan semua, Kami Sekeluarga mengucapkan: SELAMAT NATAL, 2007, Buat kita semua yang merayakannya semoga damai di bumi dengan kedatangan NYa. SELAMAT TAHUN BARU, 2008. BAGI KITA SEMUA SEMOGA TAHUN YANG BARU INI MEMBAWA BERKAH BUAT UMAT MANUSIA. Salam, Yanto Salim Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di di bidang Anda! Kunjungi Yahoo! Answers saat ini juga di http://id.answers.yahoo.com/
[iagi-net-l] Selamat Idul Fitri
Rekan rekan semua SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI, 1 SYAWAL 1428 H. MOHON MAAF LAHIR BATHIN. yanto salim dan kel. Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! http://id.yahoo.com/
Hal: Hal: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI
Pak Heri, CSB itu singkatan dari apa?. - Pesan Asli Dari: heri ferius [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Sabtu, 22 September, 2007 3:30:44 Topik: Re: Hal: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI Tanya pak, bisa dipakai buat cari kerja ngak?. Anggap saja, Pengalaman 13 thn di CSB sebagai wellsite geologist dan merangkap virtual office geologist dalam evaluasi (maklum pekerja kontrak-kontrak alias labour supply) dan geologist kumpeni nya pada baru-baru kemaren sore, dengan keahlian Click engineer. Pokoke serba tahu CSB, kalau ada yang ingin tahu detil dan tetek bengek nya CSB, rugi kalau ngak sempat diskusi. Trus nyari sertifikat seperti yang dimaksud, bisa diapply ke kumpani dan diterima. Jaminan ?. HF as a unemployment. - Original Message - From: benyamin sembiring [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, September 19, 2007 1:40 PM Subject: Re: Hal: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI sertifikasi di bidang drilling, juru tembak seismik sangat berbeda sekali dengan sertifikasi yang diberikan oleh IAGI. Itu adalah sertifikat/ijazah yang diberikan apabila seseorang ikut kursus drilling, juru tembak dan dinyatakan lulus. untuk mendapatkan sertifikasi di IAGI pelamar tidak perlu harus mengikuti kursus (belajar), test tertulis untuk menyatakan lulus atau tidak lulus dan mendapatkan sertifikat. Sertifikasi di IAGI lebih cenderung kepada pengalaman, pengakuan terhadap kemampuan seseorang di bidang tertentu sesuai dengan pengalaman. Pengalaman disini bisa diartikan tingkat pendidikan, pengalaman bekerja (mengerjakan pekerjaan sesuai sertifikasi yg diminta), adanya pengakuan dari orang lain, karya ilmiah, dll Jadi bisa dikatakan bahwa IAGI memberikan lebel kepada seseorang yang memang benar-banar ahli dibidang tertentu. Satu sisi ini sangat baik, mengapa Kita gak perlu kecolongan mempekerjakan seseorang yang tidak ahlinya, jika kita butuh ahli geologi di central sumatra basin, kita gak perlu salah mencari orang yang ahli di well site geologist, dll. Atau maukah pekerjaan kita dikerjakan oleh orang yang bukan ahlinya. Mungkin saja orang tersebut S3 geologi sudah banyak pengalaman, tapi tidak semua dia akan tau tentang geologi. Jadi untuk itulah sertifikasi ahli diberikan salam benz (pernah kerja di sekretariat IAGI) Pada tanggal 19/09/07, yanto salim [EMAIL PROTECTED] menulis: Inilah justifikasi untuk menjalankan Sertifikasi, dan permainan kata kata yang tentunya sah sah saja, selama sertifikasi itu bukan merupakan keharusan sehingga akhirnya menjadi beban biaya baik oleh perorangan maupun perusahaan dan kalau cost recovery akan menjadi biaya negara. Hitungannya sederhana saja 1,000 geologist membayar Rp. 100.000 maka jumlah itu sudah menjadi Rp.100.000.000. Tolong di lihat bahwa sistim sertifikasi inisudah menjalar sedemikian banyaknya apapun alasannya , dibidang drilling, jurutembak seismik dsb.nyadsbnya. Bayangkan kalau sertfikasi itu hanya berlaku setahun maka harus diperpanjang lagi atau di[perbarui, berapa besar biayanya?, waktu yang hilang. Susahnya kalau hal ini sudah menjadi tujuan maka akan dicarikan alasan yang sangat bagus dan lalu dikeluarkan undang undang habislah mau tak mau harus dilaksanakan. Apakah dosen dosen yang membuat kita jadi professional tidak diakui sebagai ahli geologi? bagi kita harus jeli melihat apakah seorang yang ditatar selama 40 jam dan belum berpengalaman, akan bisa menilai seorang geologist yang sudah berpengalaman dilapangan lebih banyak dari dia. Kalau sudah berpengalaman kerja sertifikasi kegunaanya ???. Sadarlah bahwa dengan sertifikasi ini kita menyuburkan lagi kebudayaan secarik kertas sebagai pengakuan kemampuan dan ini bisa berakibat negatif karena dalam proses pembuatan itu ada peluang walaupun sertifikasinya gratis. QUO VADIS. Yanto Salim - Pesan Asli Dari: Chairul Nas [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Rabu, 19 September, 2007 11:59:21 Topik: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI Rekans Anggota IAGI, Setelah lulus dari jurusan Geologi kita dinyatakan berhak menyandang predikat sebagai seorang Sarjana Geologi, bukan Ahli Geologi (geologist). Lain soal, apabila seorang yang sudah menjadi ahli geologi lebih dulu - kuliah kembali untuk sekedar mendapat ijazah S1 sarjana geologi, sudah barang tentu merupakan sarjana yang juga ahli geologi. Untuk fresh graduates dari jurusan geologi, diperlukan waktu untuk menjadi ahli geologi. Setelah itu, tingkat keahliannya perlu diukur (di-ases) oleh assessor yang diakui oleh BNSP (jika kita mengikuti aturan BNSP). Asesor yang diakui (certified assessor) adalah jebolan penataran asesor 40 jam yang diselenggarakan oleh BNSP. Penataran asesor pada dasarnya adalah penataran tentang penggunaan metoda baku dalam melakukan assessment untuk Sertifikasi Profesi
Hal: Hal: Hal: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI
terimakasih. Salam Yanto Salim. - Pesan Asli Dari: nyoto - ke-el [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Selasa, 25 September, 2007 8:12:40 Topik: Re: Hal: Hal: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI Central Sumatra Basin ya ? Sebagian besar Field-nya Caltex ? On 9/25/07, yanto salim [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Heri, CSB itu singkatan dari apa?. - Pesan Asli Dari: heri ferius [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Sabtu, 22 September, 2007 3:30:44 Topik: Re: Hal: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI Tanya pak, bisa dipakai buat cari kerja ngak?. Anggap saja, Pengalaman 13 thn di CSB sebagai wellsite geologist dan merangkap virtual office geologist dalam evaluasi (maklum pekerja kontrak-kontrak alias labour supply) dan geologist kumpeni nya pada baru-baru kemaren sore, dengan keahlian Click engineer. Pokoke serba tahu CSB, kalau ada yang ingin tahu detil dan tetek bengek nya CSB, rugi kalau ngak sempat diskusi. Trus nyari sertifikat seperti yang dimaksud, bisa diapply ke kumpani dan diterima. Jaminan ?. HF as a unemployment. - Original Message - From: benyamin sembiring [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, September 19, 2007 1:40 PM Subject: Re: Hal: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI sertifikasi di bidang drilling, juru tembak seismik sangat berbeda sekali dengan sertifikasi yang diberikan oleh IAGI. Itu adalah sertifikat/ijazah yang diberikan apabila seseorang ikut kursus drilling, juru tembak dan dinyatakan lulus. untuk mendapatkan sertifikasi di IAGI pelamar tidak perlu harus mengikuti kursus (belajar), test tertulis untuk menyatakan lulus atau tidak lulus dan mendapatkan sertifikat. Sertifikasi di IAGI lebih cenderung kepada pengalaman, pengakuan terhadap kemampuan seseorang di bidang tertentu sesuai dengan pengalaman. Pengalaman disini bisa diartikan tingkat pendidikan, pengalaman bekerja (mengerjakan pekerjaan sesuai sertifikasi yg diminta), adanya pengakuan dari orang lain, karya ilmiah, dll Jadi bisa dikatakan bahwa IAGI memberikan lebel kepada seseorang yang memang benar-banar ahli dibidang tertentu. Satu sisi ini sangat baik, mengapa Kita gak perlu kecolongan mempekerjakan seseorang yang tidak ahlinya, jika kita butuh ahli geologi di central sumatra basin, kita gak perlu salah mencari orang yang ahli di well site geologist, dll. Atau maukah pekerjaan kita dikerjakan oleh orang yang bukan ahlinya. Mungkin saja orang tersebut S3 geologi sudah banyak pengalaman, tapi tidak semua dia akan tau tentang geologi. Jadi untuk itulah sertifikasi ahli diberikan salam benz (pernah kerja di sekretariat IAGI) Pada tanggal 19/09/07, yanto salim [EMAIL PROTECTED] menulis: Inilah justifikasi untuk menjalankan Sertifikasi, dan permainan kata kata yang tentunya sah sah saja, selama sertifikasi itu bukan merupakan keharusan sehingga akhirnya menjadi beban biaya baik oleh perorangan maupun perusahaan dan kalau cost recovery akan menjadi biaya negara. Hitungannya sederhana saja 1,000 geologist membayar Rp. 100.000 maka jumlah itu sudah menjadi Rp.100.000.000. Tolong di lihat bahwa sistim sertifikasi inisudah menjalar sedemikian banyaknya apapun alasannya , dibidang drilling, jurutembak seismik dsb.nyadsbnya. Bayangkan kalau sertfikasi itu hanya berlaku setahun maka harus diperpanjang lagi atau di[perbarui, berapa besar biayanya?, waktu yang hilang. Susahnya kalau hal ini sudah menjadi tujuan maka akan dicarikan alasan yang sangat bagus dan lalu dikeluarkan undang undang habislah mau tak mau harus dilaksanakan. Apakah dosen dosen yang membuat kita jadi professional tidak diakui sebagai ahli geologi? bagi kita harus jeli melihat apakah seorang yang ditatar selama 40 jam dan belum berpengalaman, akan bisa menilai seorang geologist yang sudah berpengalaman dilapangan lebih banyak dari dia. Kalau sudah berpengalaman kerja sertifikasi kegunaanya ???. Sadarlah bahwa dengan sertifikasi ini kita menyuburkan lagi kebudayaan secarik kertas sebagai pengakuan kemampuan dan ini bisa berakibat negatif karena dalam proses pembuatan itu ada peluang walaupun sertifikasinya gratis. QUO VADIS. Yanto Salim - Pesan Asli Dari: Chairul Nas [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Rabu, 19 September, 2007 11:59:21 Topik: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI Rekans Anggota IAGI, Setelah lulus dari jurusan Geologi kita dinyatakan berhak menyandang predikat sebagai seorang Sarjana Geologi, bukan Ahli Geologi (geologist). Lain soal, apabila seorang yang sudah menjadi ahli geologi lebih dulu - kuliah kembali untuk sekedar mendapat ijazah S1 sarjana geologi, sudah barang tentu merupakan sarjana
Hal: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI
Inilah justifikasi untuk menjalankan Sertifikasi, dan permainan kata kata yang tentunya sah sah saja, selama sertifikasi itu bukan merupakan keharusan sehingga akhirnya menjadi beban biaya baik oleh perorangan maupun perusahaan dan kalau cost recovery akan menjadi biaya negara. Hitungannya sederhana saja 1,000 geologist membayar Rp. 100.000 maka jumlah itu sudah menjadi Rp.100.000.000. Tolong di lihat bahwa sistim sertifikasi inisudah menjalar sedemikian banyaknya apapun alasannya , dibidang drilling, jurutembak seismik dsb.nya dsbnya. Bayangkan kalau sertfikasi itu hanya berlaku setahun maka harus diperpanjang lagi atau di[perbarui, berapa besar biayanya?, waktu yang hilang. Susahnya kalau hal ini sudah menjadi tujuan maka akan dicarikan alasan yang sangat bagus dan lalu dikeluarkan undang undang habislah mau tak mau harus dilaksanakan. Apakah dosen dosen yang membuat kita jadi professional tidak diakui sebagai ahli geologi? bagi kita harus jeli melihat apakah seorang yang ditatar selama 40 jam dan belum berpengalaman, akan bisa menilai seorang geologist yang sudah berpengalaman dilapangan lebih banyak dari dia. Kalau sudah berpengalaman kerja sertifikasi kegunaanya ???. Sadarlah bahwa dengan sertifikasi ini kita menyuburkan lagi kebudayaan secarik kertas sebagai pengakuan kemampuan dan ini bisa berakibat negatif karena dalam proses pembuatan itu ada peluang walaupun sertifikasinya gratis. QUO VADIS. Yanto Salim - Pesan Asli Dari: Chairul Nas [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Rabu, 19 September, 2007 11:59:21 Topik: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI Rekans Anggota IAGI, Setelah lulus dari jurusan Geologi kita dinyatakan berhak menyandang predikat sebagai seorang Sarjana Geologi, bukan Ahli Geologi (geologist). Lain soal, apabila seorang yang sudah menjadi ahli geologi lebih dulu - kuliah kembali untuk sekedar mendapat ijazah S1 sarjana geologi, sudah barang tentu merupakan sarjana yang juga ahli geologi. Untuk fresh graduates dari jurusan geologi, diperlukan waktu untuk menjadi ahli geologi. Setelah itu, tingkat keahliannya perlu diukur (di-ases) oleh assessor yang diakui oleh BNSP (jika kita mengikuti aturan BNSP). Asesor yang diakui (certified assessor) adalah jebolan penataran asesor 40 jam yang diselenggarakan oleh BNSP. Penataran asesor pada dasarnya adalah penataran tentang penggunaan metoda baku dalam melakukan assessment untuk Sertifikasi Profesi. Pertanyaan saya adalah: Jika IAGI akan mengikuti sistim Sertifikasi BNSP, apakah kita sudah punya ASSESSOR kompetensi geologi ? apakah LSP kita sudah mendapat lisensi dari BNSP ? LSP-Perhapi sudah terbentuk, dan 18 calon assessors sudah ditatar oleh BNSP. InsyaAllah, LSP ini sudah operasional bulan depan, dan tentu anggota IAGI bisa memanfaatkannya sesuai bidang masing-masing. Sekian, semoga bermanfaat. Wassalam, CN yanto salim [EMAIL PROTECTED] wrote: Hanya komentar saja walaupun sudah terlambat. Sertifikasi ini memberi kesan bahwa ijazah Perguruan Tinggi kurang dihargai. Untuk mahasiswa yang baru lulus kasihan belum kerja sudah kena biaya sertifikasi, capek sekolah di PT. terkenal toh harus sertifikasi lagi, katanya supaya lebih diakui. Saran sertifikasi adalah gratis untuk menghilangkan kesan komersial. Salam, Yanto Salim - Pesan Asli Dari: D.Erwin Irawan Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Rabu, 19 September, 2007 10:41:03 Topik: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI Sertifikasi IAGI akan mulai diaktifkan kembali. Tim yang dibentuk oleh Departemen SDM PP-IAGI, diketuai oleh Prof. Deny Juanda telah melaksanakan beberapa hal untuk menghidupkan kembali sertifikasi IAGI meliputi: 1)menginventarisasi dokumen sertifikasi IAGI, 2)mengkaji aspek legal sertifikasi di Indonesia khususnya PP No. 23 Tahun 2004 tentang Pendirian Badan Nasional Sertifikasi Prosesi (BNSP), 3)mengkaji proses sertifikasi dari lembaga/badan sertifikasi profesi. 4)ekspos hasil kerja pada Rapim PP IAGI pada tanggal 20 Maret 2007 Secara singkat dapat dijelaskan bahwa proses sertifikasi profesi saat ini mengacu kepada PP No. 23 Tahun 2004 dengan badan regulatornya adalah Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Badan tersebut memberikan lisensi sertifikasi kepada asosiasi/lembaga profesi dalam memberikan sertifikasi kepada para anggotanya. Selain BNSP terdapat pula lembaga sertifikasi yang relevan seperti Lembaga Penilaian Jasa Konstruksi yang memiliki dasar hukum berupa UU no 18 tahun 1999. Lembaga ini mengkhususkan diri kepada profesi tenaga ahli yang berkaitan dengan pekerjaan konstruksi. Ikatan Ahli Geologi Indonesia dalam memberikan sertifikasi kepada para anggotanya diajukan 2 opsi jangka pendek dan jangka panjang: 1.Opsi ke-1 (jangka pendek) adalah memberikan sertifikasi lokal IAGI. a.Kelebihan: sertifikat segera dapat diberikan melalui mekanisme yang ada mengingat banyaknya permohonan dari anggota. b.Kelemahan: pengakuan terhadap
Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI
Hanya komentar saja walaupun sudah terlambat. Sertifikasi ini memberi kesan bahwa ijazah Perguruan Tinggi kurang dihargai. Untuk mahasiswa yang baru lulus kasihan belum kerja sudah kena biaya sertifikasi, capek sekolah di PT. terkenal toh harus sertifikasi lagi, katanya supaya lebih diakui. Saran sertifikasi adalah gratis untuk menghilangkan kesan komersial. Salam, Yanto Salim - Pesan Asli Dari: D.Erwin Irawan [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Rabu, 19 September, 2007 10:41:03 Topik: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI Sertifikasi IAGI akan mulai diaktifkan kembali. Tim yang dibentuk oleh Departemen SDM PP-IAGI, diketuai oleh Prof. Deny Juanda telah melaksanakan beberapa hal untuk menghidupkan kembali sertifikasi IAGI meliputi: 1)menginventarisasi dokumen sertifikasi IAGI, 2)mengkaji aspek legal sertifikasi di Indonesia khususnya PP No. 23 Tahun 2004 tentang Pendirian Badan Nasional Sertifikasi Prosesi (BNSP), 3)mengkaji proses sertifikasi dari lembaga/badan sertifikasi profesi. 4)ekspos hasil kerja pada Rapim PP IAGI pada tanggal 20 Maret 2007 Secara singkat dapat dijelaskan bahwa proses sertifikasi profesi saat ini mengacu kepada PP No. 23 Tahun 2004 dengan badan regulatornya adalah Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Badan tersebut memberikan lisensi sertifikasi kepada asosiasi/lembaga profesi dalam memberikan sertifikasi kepada para anggotanya. Selain BNSP terdapat pula lembaga sertifikasi yang relevan seperti Lembaga Penilaian Jasa Konstruksi yang memiliki dasar hukum berupa UU no 18 tahun 1999. Lembaga ini mengkhususkan diri kepada profesi tenaga ahli yang berkaitan dengan pekerjaan konstruksi. Ikatan Ahli Geologi Indonesia dalam memberikan sertifikasi kepada para anggotanya diajukan 2 opsi jangka pendek dan jangka panjang: 1.Opsi ke-1 (jangka pendek) adalah memberikan sertifikasi lokal IAGI. a.Kelebihan: sertifikat segera dapat diberikan melalui mekanisme yang ada mengingat banyaknya permohonan dari anggota. b.Kelemahan: pengakuan terhadap sertifikat IAGI bergantung kepada jejaring yang telah dibangun oleh IAGI. 2.Opsi ke-2 (jangka panjang) adalah membuat Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) a.Kelebihan: pengakuan terhadap sertifikat IAGI secara nasional maupun internasional sesuai jejaring yang telah dibina oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). b.Kelemahan: perlu waktu yang cukup untuk memenuhi persyaratan yang diberikan oleh BNSP. Sebagai informasi juga, Perhapi juga akan membentuk LSP dalam waktu dekat. Keberadaan LSP yang telah berlisensi BNSP ini juga bisa dimanfaatkan oleh anggota IAGI untuk mendapatkan sertifikat profesinya. Kepada para anggota yang berminat untuk mendapatkan sertifikasi local IAGI, dapat mengirimkan prosedur sebagai berikut: 1.Download formulir sertifikasi dari situs IAGI: www.iagi.or.id atau kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 2.Isi formulir, terdiri dari 5 lembar: 1.Form A: Formulir permohonan 2.Form B: Formulir informasi keahlian 3.Form C: Formulir hasil karya profesi 4.Form D: Formulir sponsor 5.Form E: Formulir pernyataan 3.Kirim 5 lembar formulir pada butir no 2 sebanyak 2 set (1 set asli dan 1 set kopi) ke Sekretariat Sertifikasi Ikatan Ahli Geologi Indonesia d/a KK Geologi Terapan Gedung Teknik Geologi ITB Lt 3 Jl. Ganesa No. 10, Bandung - 40132 dengan disertai pas foto terbaru (warna atau hitam putih) ukuran 4 x 6 sebanyak 2 lembar 4.Transfer biaya. Nominal biaya sertifikasi akan ditentukan kemudian. Demikian hasil kerja Tim Sertifikasi yang ditangani oleh PP-SDM IAGI. Mohon masukan dan pendapat untuk membantu kami menyempurnakan proses sertifikasi ini. Kami tunggu permohonan sertifikasi dari para anggota. Tim sertifikasi: D. Erwin Irawan email: [EMAIL PROTECTED], SMS: 0812 204 1446 Salam D. Erwin Irawan Kelompok Keilmuan Geologi Terapan (KKGT) www.fiktm.itb.ac.id/kk-geologi_terapan derwinirawan.wordpress.com JOINT CONVENTION BALI 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be liable for any
Hal: Hal: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK
Menarik sekali analisa ini, walaupun belum jelas bagian yang mana menguntungkan atau side income bagi company. Nah mengenai lost time adalah sesuatu yang kita harus hati- hati melihatnya, apakah kejadian yang diluar dugaan misalnya dari segi BHA stuck, side track atau dalam segi eksplorasi memperdalam well karena prognosis dari GG meleset, apakah human error? Wah kalau begitu kasihan Driller, GG dan operation yang juga majority adalah pegawai nasional, apakah mereka juga ikut dapat side income atau mereka kemudian jadi korban 'human error?. Kenapa ? karena perusahaan akan mengurangi aktivitas drilling didaerah yang potential bermasalah, akibatnya kurang tuh aktivitas, salah salah staff yang terlibat dipecat. Dari sisi ini belum kelihatan yang mana side income Company yang besar. Kalau kita bicara biaya membengkak itu benar. Tapi rasanya bukan karena controll yang kurang ketat dari BPMIGAS. Kira kira kalau BPMIGAS setiap kali ada request memperdalam well atau ada problem stuck BHA, mengambil keputusan stop drilling karena biaya sudah mendekati Approved AFE, atau tidak usah side track; PA saja well supaya tetap dalam budget, kita akan mengalami kerugian atau merupakan untung?. Salam Yanto Salim - Pesan Asli Dari: Firman Gea [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Jumat, 27 Juli, 2007 8:18:59 Topik: RE: Hal: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK Totally agree. -Original Message- From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, July 27, 2007 7:45 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: Hal: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK Kalau menurut saya, memang BPMIGAS harus jeli dalam melihat 'tagihan' dari operator. Kejelian dibutuhkan untuk mampu menganalisa mana yg memang harus diganti dan mana yg 'mungkin' tidak perlu diganti (Lost Time due to Human Error?). Banyak kejadian di rig waktu pengeboran, baik itu development, deliniasi, atau explo yg seharusnya tidak harus terjadi tapi terjadi. Dan kalau memang itu tidak ada faktor Human Error di dalamnya ya wajar saja, tapi kalau ada Human Error dan itu bukan kejadian pertama? Menurut saya BPMIGAS harus ada adjusment ulang dalam kasus seperti itu. Berapa banyak kejadian penanganan masalah yg salah yg merupakan kontribusi Human Error: sirkulasi berhari-hari, BHA stuck, sidetrack well, loss/kick dlsb yg jelas itu memperbesar dana operasi dari pengeboran suatu sumur. Kalau AFE proposed suatu sumur USD20jt and actual USD 30jt itu sudah berapa selisihnya?? NM On 7/27/07, yanto salim [EMAIL PROTECTED] wrote: Kira kira apa ya yang disebut side income bagi perusahaan-perusahaan oil and gas. Dan effort apa yang kurang dari BPMIGAS dalam control, bidang yang mana dari dalam contract atau kegiatan se- hari-hari? Tentunya biaya selain dari biaya expat yang sudah terlalu sering di bahas disini? Kalau ada revisi budget, kenapa ada penggelembungan biaya kalau secara operasi memang menuntut demikian atau ada tambahan activitas misalnya tambahan development well. Mohon pencerahan, Salam Yanto Salim - Pesan Asli Dari: Firman Gea [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Kamis, 26 Juli, 2007 2:17:57 Topik: RE: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK Selamat siang, Artikel yang di submit oleh Pak Nathan ini menarik sekali buat saya. Bahwa cost recovery adalah mekanisme yang sah dan legal itu telah kita ketahui. Namun seringnya, luput dari perhatian kita adalah mekanisme tersebut ternyata (dan memang demikian adanya kita telah maklumi bersama) membuka kesempatan yang besar bagi perusahaan2 oil gas untuk mendapatkan side income (yang sama sekali di luar keuntungan yang mereka dapatkan dari hasil produksi minyak dan gas itu sendiri) yang jumlahnya akan membuat kita terperangah. Mengapa saya bilang membuka kesempatan yang besar karena mekanisme tersebut tidak disertai oleh effort pengontrolan yang baik dan luar biasa, atau bisa dibilang, sistem kontrol yang dikerjakan oleh BP MIGAS dan PERTAMINA sangat sangat lemah dan buruk. Sehingga apa, terjadi penggelembungan anggaran eksplorasi dan/atau development yang disetujui oleh kedua lembaga tersebut, yang seharusnya BP MIGAS dan PERTAMINA sudah memiliki tabulasi standar harga yang berlaku setiap periode (dan tentunya harus selalu di-update). Kedua, adanya mekanisme Revisi Anggaran saat proyek yang telah disetujui dan sedang berjalan. Mekanisme ini pun telah membuka lebar kesempatan penggelembungan kedua kali jumlah yang nantinya akan di-cost recovery, tentunya dengan segala justifikasi yang disusun oleh perusahaan2 minyak dan gas tersebut. Ini adalah masalah perbaikan regulasi. Mekanisme cost recovery bukannya buruk seburuk-buruknya. Positifnya mungkin membangun iklim investasi minyak dan gasbumi yang lebih baik di Negara ini. Namun jika mekanisme ini tidak
Hal: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK
Kira kira apa ya yang disebut side income bagi perusahaan-perusahaan oil and gas. Dan effort apa yang kurang dari BPMIGAS dalam control, bidang yang mana dari dalam contract atau kegiatan se- hari-hari? Tentunya biaya selain dari biaya expat yang sudah terlalu sering di bahas disini? Kalau ada revisi budget, kenapa ada penggelembungan biaya kalau secara operasi memang menuntut demikian atau ada tambahan activitas misalnya tambahan development well. Mohon pencerahan, Salam Yanto Salim - Pesan Asli Dari: Firman Gea [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Kamis, 26 Juli, 2007 2:17:57 Topik: RE: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK Selamat siang, Artikel yang di submit oleh Pak Nathan ini menarik sekali buat saya. Bahwa cost recovery adalah mekanisme yang sah dan legal itu telah kita ketahui. Namun seringnya, luput dari perhatian kita adalah mekanisme tersebut ternyata (dan memang demikian adanya kita telah maklumi bersama) membuka kesempatan yang besar bagi perusahaan2 oil gas untuk mendapatkan side income (yang sama sekali di luar keuntungan yang mereka dapatkan dari hasil produksi minyak dan gas itu sendiri) yang jumlahnya akan membuat kita terperangah. Mengapa saya bilang membuka kesempatan yang besar karena mekanisme tersebut tidak disertai oleh effort pengontrolan yang baik dan luar biasa, atau bisa dibilang, sistem kontrol yang dikerjakan oleh BP MIGAS dan PERTAMINA sangat sangat lemah dan buruk. Sehingga apa, terjadi penggelembungan anggaran eksplorasi dan/atau development yang disetujui oleh kedua lembaga tersebut, yang seharusnya BP MIGAS dan PERTAMINA sudah memiliki tabulasi standar harga yang berlaku setiap periode (dan tentunya harus selalu di-update). Kedua, adanya mekanisme Revisi Anggaran saat proyek yang telah disetujui dan sedang berjalan. Mekanisme ini pun telah membuka lebar kesempatan penggelembungan kedua kali jumlah yang nantinya akan di-cost recovery, tentunya dengan segala justifikasi yang disusun oleh perusahaan2 minyak dan gas tersebut. Ini adalah masalah perbaikan regulasi. Mekanisme cost recovery bukannya buruk seburuk-buruknya. Positifnya mungkin membangun iklim investasi minyak dan gasbumi yang lebih baik di Negara ini. Namun jika mekanisme ini tidak ditangani secara serius seperti saat ini, rakyat jelas akan dirugikan, dengan angka kerugian yang sangat menyakitkan. Menurut saya, mekanisme ini harus diperketat di bagian awalnya. Kontrol harus demikian kuatnya sehingga tidak ada lubang semilipun untuk terbukanya kesempatan penggelembungan cost recovery. Untuk itu diperlukan regulasi yang lebih baik, dan pelaksana regulasi yang memiliki komitmen yang sangat tinggi untuk melaksanakan regulasi tersebut, demi bangsa dan tanah air. Otherwise, mungkin ada baiknya jika para petinggi di BP MIGAS dan di negara ini untuk menghentikan mekanisme cost recovery dan mengganti dengan mekanisme lainnya, yang saya yakin ada banyak pilihan mekanisme tersebut, asal kita semua mau bersusah payah untuk berpikir jernih dan obyektif. Tentunya butuh waktu untuk perubahan, tapi jangan terlalu lama... Salam hangat, Firman Fauzi -Original Message- From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, July 26, 2007 9:26 AM To: [EMAIL PROTECTED]; iagi-net@iagi.or.id; migas indonesia Subject: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK Kamis, 26/07/2007 08:44 WIB BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK Alih Istik Wahyuni - detikfinance Jakarta - Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) menyatakan siap menjawab tantangan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk memberi penjelasan dan mekanisme cost recovery yang dibayarkan pemerintah ke kontraktor migas seperti yang diminta BPK kemarin. Sangat bersedia, kata Kepala BP Migas Kardaya Warnika kepada detikFinance, Kamis (26/7/2007). Kepala BPK Anwar Nasution sebelumnya meminta BP Migas memperjelas cost recovery dalam setiap perjanjian migas. Menurutnya hal ini perlu dilakukan agar negara tidak melulu hanya mendapat sisa-sisa keuntungan dari kontraktor migas. Ini supaya jelas bagi semua pihak, jelas bagi kontraktor, jelas bagi kita, jangan lupa negara kita itu bangkrut...bangkrut...bangkrut...migas kan merupakan sumber penerimaan yang besar, ujar Anwar, Rabu (25/7/2007). Pernyataan BPK itu terkait perhitungan cost recovery migas 2007, dimana pemerintah harus mengembalikan US$ 10,4 miliar kepada kontraktor migas. Cost Recovery merupakan biaya yang diganti pemerintah jika kontraktor migas terbukti menemukan dan bisa memproduksi minyak dan gas di Indonesia. Perhitungannya dilakukan sebelum hasil produksi dibagi antara pemerintah dan kontraktor, sehingga besaran cost recovery akan mempengaruhi bagian yang diterima pemerintah dan kontraktor. Menurut situs resmi Departemen ESDM, yang termasuk dalam cost recovery antara lain, biaya non kapital tahun berjalan, penyusutan
Hal: Hal: [iagi-net-l] anomali gairah eksplorasi di Indonesia
Pak Awang, Terimakasih, Salam Yanto Salim - Pesan Asli Dari: Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Senin, 23 Juli, 2007 11:12:53 Topik: RE: Hal: [iagi-net-l] anomali gairah eksplorasi di Indonesia Pak Yanto, Perizinan pengeboran di areal kehutanan memang menjadi faktor kendala tersendiri untuk pelaksanaan komitmen. Secara garis besar untuk skala nasional, sekitar 20 % penundaan komitmen disebabkan hal itu. Ketersediaan rig merupakan kendala yang signifikan, apalagi untuk laut dalam. Kendala lain adalah perubahan skala prioritas (pada blok produksi biasanya). Kendala lain yang yang signifikan pada penundaan komitmen adalah ketersediaan dana. BPMIGAS bersama KKKS mengatasi masalah perizinan kehutanan dengan mendiskusikannya bersama instansi terkait misalnya Badan Planologi Kehutanan di pusat dan dengan semua kantor kehutanan di daerah, melakukan peninjauan di lapangan (karena peruntukan hutan sering tidak sesuai lagi dengan kenyataannya), dll. Mengatasi masalah kelangkaan rig dengan cara melakukan konsorsium KKKS yang akan menggunakan rig, dengan cara itu yang empunya rig lebih tertarik untuk menggerakkan rig-nya ke lokasi2 anggota konsorsium karena lebih menguntungkan (kontrak jangka panjang dengan harga bersaing). Baru2 ini telah terbentuk konsorsium tujuh KKKS di wilayah Selat Makassar yang akan menggunakan satu rig. Mereka menyebut dirinya : MSEC – Makassar Straits Explorers Consortium. Saya pikir ini satu-satunya cara, pelaksanaan komitmen pemboran di wilayah ini telah tertunda dalam tiga tahun ini akibat kelangkaan rig laut dalam. Salam, awang From: yanto salim [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, July 23, 2007 10:56 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Hal: Hal: [iagi-net-l] anomali gairah eksplorasi di Indonesia Kelupaan satu tambahan lagi, pengusaha hutan, dan agribisnis yang lain juga faktor yang membuat tambahan benang kusut, sudah menjadi rahasia umum mereka juga bisa tidak memberikan ijin dan kalau ada maka ada yang memungut ganti rugi atau biaya perbaikan jalan. - Pesan Asli Dari: yanto salim [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Senin, 23 Juli, 2007 10:52:48 Topik: Hal: [iagi-net-l] anomali gairah eksplorasi di Indonesia Menarik ulasan ulasan pak Andang dan pak Awang. Kira- kira berapa persen, (kalau ada dan bisa direlease), perusahaan yang serius tapi mengalami kendala perijinan dan approval baik ditingkat pusat maupun daerah. Dan juga terbatasnya persediaan rig untuk drilling. Karena saya kira problem perijinan yang sangat merugikan tata waktu saat ini ibarat benang kusut dan buntutnya tidak terlaksananya kommitment kommitment. Kalau terjadinya keterlambatan karena perijinan atau terbatasnya rig apa kira kira tindakan BP MIGAS? Salam, Yanto Salim - Pesan Asli Dari: Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Senin, 23 Juli, 2007 9:00:35 Topik: RE: [iagi-net-l] anomali gairah eksplorasi di Indonesia Pengamatan yang baik, Pak Andang. Itu juga gairah sekaligus keprihatinan saya. Gairah, karena sebentar-sebentar sebagai anggota tim penilai penawaran wilayah kerja Migas, saya diundang untuk memberikan penilaian atas proposal dan presentasi calon investor yang akan bereksplorasi di suatu wilayah. Prihatin, karena sebagai pekerja Divisi Eksplorasi BPMIGAS, saya sering melihat surat2 dari investor baru mengajukan penundaan pelaksanaan komitmennya, juga saya tak jarang menagih2 ke investor2 tersebut agar segera mengebor sumur yang proposal dan AFE-nya sudah disetujui. Gairah bereksplorasi dalam bidang migas bisa ditunjukkan dengan data bertambahnya blok2 baru dalam pengawasan BPMIGAS. Misalnya : 2002 (2 blok baru), 2003 (15 blok), 2004 (16 blok), 2005 (10 blok), 2006 (5 blok), 2007 (25 blok). Maka sekarang BPMIGAS mengawasi 155 blok, bandingkan dengan 93 blok pada lima tahun lalu (sudah termasuk pengurangan oleh blok2 yang terminasi). Keprihatinan, di sisi yang bertentangan, bisa ditunjukkan dengan data realisasi jumlah sumur eksplorasi dibor dan menurunnya penambahan cadangan migas baru. Coba lihat : 2002 (74 sumur eksplorasi, success ratio 50 %), 2003 (53 sumur, SR 48 %), 2004 (62 sumur, SR 46 %), 2005 (53 sumur, SR 30 %), 2006 (82 sumur, SR 25 %). Penambahan cadangan migas baru : 2000 (2757 MMBOE), 2001 (2236 MMBOE), 2002 (2373 MMBOE), 2003 (1050 MMBOE), 2004 (907 MMBOE), 2005 (250 MMBOE). Catatan tambahan : kebanyakan sumur dibor di wilayah matang dan sudah puluhan tahun jadi wilayah produksi, kebanyakan penemuan bervolume kecil, juga success ratio-nya). Data gairah dan keprihatinan ini memang tidak paralel sebab realisasi pekerjaan di atas sebagian besar bukan dilakukan oleh para investor baru, tetapi oleh para investor lama. Tetapi, saat ini memang tengah terjadi dua sisi yang berlawanan : di satu sisi betapa bergairahnya akuisisi blok eksplorasi, di sisi lain : prihatin pemenuhan realisasi program
Hal: Hal: [iagi-net-l] anomali gairah eksplorasi di Indonesia
Kelupaan satu tambahan lagi, pengusaha hutan, dan agribisnis yang lain juga faktor yang membuat tambahan benang kusut, sudah menjadi rahasia umum mereka juga bisa tidak memberikan ijin dan kalau ada maka ada yang memungut ganti rugi atau biaya perbaikan jalan. - Pesan Asli Dari: yanto salim [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Senin, 23 Juli, 2007 10:52:48 Topik: Hal: [iagi-net-l] anomali gairah eksplorasi di Indonesia Menarik ulasan ulasan pak Andang dan pak Awang. Kira- kira berapa persen, (kalau ada dan bisa direlease), perusahaan yang serius tapi mengalami kendala perijinan dan approval baik ditingkat pusat maupun daerah. Dan juga terbatasnya persediaan rig untuk drilling. Karena saya kira problem perijinan yang sangat merugikan tata waktu saat ini ibarat benang kusut dan buntutnya tidak terlaksananya kommitment kommitment. Kalau terjadinya keterlambatan karena perijinan atau terbatasnya rig apa kira kira tindakan BP MIGAS? Salam, Yanto Salim - Pesan Asli Dari: Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Senin, 23 Juli, 2007 9:00:35 Topik: RE: [iagi-net-l] anomali gairah eksplorasi di Indonesia Pengamatan yang baik, Pak Andang. Itu juga gairah sekaligus keprihatinan saya. Gairah, karena sebentar-sebentar sebagai anggota tim penilai penawaran wilayah kerja Migas, saya diundang untuk memberikan penilaian atas proposal dan presentasi calon investor yang akan bereksplorasi di suatu wilayah. Prihatin, karena sebagai pekerja Divisi Eksplorasi BPMIGAS, saya sering melihat surat2 dari investor baru mengajukan penundaan pelaksanaan komitmennya, juga saya tak jarang menagih2 ke investor2 tersebut agar segera mengebor sumur yang proposal dan AFE-nya sudah disetujui. Gairah bereksplorasi dalam bidang migas bisa ditunjukkan dengan data bertambahnya blok2 baru dalam pengawasan BPMIGAS. Misalnya : 2002 (2 blok baru), 2003 (15 blok), 2004 (16 blok), 2005 (10 blok), 2006 (5 blok), 2007 (25 blok). Maka sekarang BPMIGAS mengawasi 155 blok, bandingkan dengan 93 blok pada lima tahun lalu (sudah termasuk pengurangan oleh blok2 yang terminasi). Keprihatinan, di sisi yang bertentangan, bisa ditunjukkan dengan data realisasi jumlah sumur eksplorasi dibor dan menurunnya penambahan cadangan migas baru. Coba lihat : 2002 (74 sumur eksplorasi, success ratio 50 %), 2003 (53 sumur, SR 48 %), 2004 (62 sumur, SR 46 %), 2005 (53 sumur, SR 30 %), 2006 (82 sumur, SR 25 %). Penambahan cadangan migas baru : 2000 (2757 MMBOE), 2001 (2236 MMBOE), 2002 (2373 MMBOE), 2003 (1050 MMBOE), 2004 (907 MMBOE), 2005 (250 MMBOE). Catatan tambahan : kebanyakan sumur dibor di wilayah matang dan sudah puluhan tahun jadi wilayah produksi, kebanyakan penemuan bervolume kecil, juga success ratio-nya). Data gairah dan keprihatinan ini memang tidak paralel sebab realisasi pekerjaan di atas sebagian besar bukan dilakukan oleh para investor baru, tetapi oleh para investor lama. Tetapi, saat ini memang tengah terjadi dua sisi yang berlawanan : di satu sisi betapa bergairahnya akuisisi blok eksplorasi, di sisi lain : prihatin pemenuhan realisasi program eksplorasi. Tidak selarasnya antara gairah yang menggebu untuk mendapatkan wilayah eksplorasi dengan pelaksanaan komitmen yang banyak ditunda sebenarnya telah diusahakan diatasi dengan berbagai peraturan baru yang termuat dalam Peraturan Menteri (Permen) ESDM no. 040/2006. Menerapkan butir2 di peraturan tersebut, diharapkan calon investor yang menang tender blok baru adalah benar2 investor yang mampu dalam hal teknis dan pendanaan. Tetapi, ternyata, masih ada juga yang tak sesuai seperti yang diharapkan. Untuk itu, tim lelang dan tim penawaran wilayah kerja sedang meninjau lagi Permen no. 040/2006 tersebut untuk melakukan modifikasi2. Dalam Permen tersebut, seperti yang Pak Andang ceritakan, memang tim memeriksa lebih detail calon investornya. Banyak proposal dan presentasi yang diulang alias “di-herd” sebab dalam pengujian pertama calon investor tak lulus secara teknis. Ada yang mengulang sampai 3x, tetapi ada juga yang sekaligus lulus. Nama-nama calon investor yang asing di telinga atau baru didengar mau tak mau diperiksa lebih ketat, terutama masalah kemampuan finansialnya. Untuk investor2 yang namanya baru ini banyak didukung oleh konsultan2 G G dari oil companies atau perguruan tinggi yang umumnya saya kenal. Yang mengejutkan saya adalah bahwa pemain2 baru di bidang migas ini betapa beraninya mengajukan daerah yang dalam penilaian saya sangat berisiko. Banyak yang proposal teknisnya hanya berisi regional petroleum geology suatu cekungan. Yang seperti ini pasti akan diulang, sampai ia bisa menunjukkan mengapa ia tertarik ke suatu wilayah yang sudah ditinggalkan orang, apa kini strateginya, dll. Aturan2 dalam Permen tentang penjaminan pun mestinya bisa cukup menyaring bahwa calon investor yang menawar adalah yang cukup mampu secara finansial. Contohnya, ia harus
Hal: [iagi-net-l] Re: PENGHASILAN EKSPATRIAT TERLALU TINGGI, Pemerintah Atur Gaji Sektor ESDM
Saya sedih membaca bahwa tidak ada orang Indonesia yang kompeten lagi di Jakarta. Semuanya sudah lari ke L.N. apa benar statement dari Sdr. Rovicky, bahwa Bukan brarti org Indonesia ga ada yg bisa, tapi. Ga ada org indonesia di jakarta Mohon pencerahan bagi yang tahu bahwa sudah tidak ada lagi professional Nasional yang mampu di Jakarta. Salam Yanto Salim. - Pesan Asli Dari: oki musakti [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Senin, 2 Juli, 2007 7:37:53 Topik: Re: [iagi-net-l] Re: PENGHASILAN EKSPATRIAT TERLALU TINGGI, Pemerintah Atur Gaji Sektor ESDM Hueran, Yang diurusin koq cara menurunkan gaji ekspat supaya mendekati gaji peg-nas, bukannya supaya gaji peg-nas dinaikkan biar setara expat.Baik expat LN di Indonesia maupun expat Indonesia di LN. O' Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Kompetensi yang sulit dicari di indonesia saya ada beberapa. Tapi inget yang dimaksud disini bukan brarti ga ada org Indonesia yang kompeten mengerjakan. Tetapi hanya orangnya ga ada. Saat ini kebutuhan 3D modeller cukup banyak begitu juga petrophysicist, ini contoh dua saja. Bukan brarti org Indonesia ga ada yg bisa, tapi. Ga ada org indonesia di jakarta. Lah kalo malah mau nurunin gaji expat skalipun! ya itulah konsekuensinya ahli indonesiannya ya mending ke LN. Yg perlu disadari bahwa hampir semua perusahaan memperlakukan pegawe yg kerja di luar negaranya mendapat cost of living allowance, ini sudah wajar juga dan berlaku juga buat org indonesia yg kerja di ln. Bahkan pegawe pertaminapun juga begitu. Jadi wajar kalo org asing menjadi expat di indonesia juga sama. Sayangnya org indonesia yg ke LN dianggap bagian training yg akhirnya cost recovered. Ini yg harus diperhatikan dalam pengawasan cost di BPMigas. Need a vacation? Get great deals to amazing places on Yahoo! Travel. Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! http://id.yahoo.com/
Hal: Hal: [iagi-net-l] Interpelasi Lapindo
Benar Frank, tapi sand- sand tersebut, tidak setebal lebih dari 3000 feet. 3000 feet di kedalaman 6000 ' sekitar 700- 750 millisecond (twoway time,) dan kalau tidak ada bedding maka zona setebal itu kira- kira bentuknya dalam seismic character seperti apa?. apakah ada yang bisa mengatakan itu adalah sand?. Saya kira tidak (kecuali sdh ada contoh). Jadi explorationist Lapindo tidak salah interpretasi. Salam Yanto Salim. - Pesan Asli Dari: Franciscus B Sinartio [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Minggu, 1 Juli, 2007 2:07:17 Topik: Re: Hal: [iagi-net-l] Interpelasi Lapindo Pak Yanto Salim, sand seperti ini banyak sekali terdeposit di antara paleo-high dari limestone2 yang ada di daerah tsb. kemungkinan besar termasuk daerah kerja PetroChina di Jatim. fbs - Original Message From: yanto salim [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, June 30, 2007 1:01:25 AM Subject: Hal: [iagi-net-l] Interpelasi Lapindo Pak Awang, Benar sekali Mother earth is un-predictable yang bisa kita lakukan adalah prediksi dari data yang ada, walaupun VSP dilaksanakan ternyata tidaka ada satupun perkiraan VSP yang mendekati (ada 3 prediksi). Tambahan saja, dengan adanya high absorbent di dekat permukaan energy seismik sudah tidak sampai dan sebetulnya juga di perparah dengan adanya sand setebal lebih dari 3000 feet. Seperti dikatakan ini adalah sand yang diketemukan pertama kali, jadi tidak ada referensi dan tentunya tidak akan terinterpretasi (walaupun data seismiknya berkwalitas baik). Salam, Yanto - Pesan Asli Dari: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Kamis, 28 Juni, 2007 3:23:05 Topik: Re: [iagi-net-l] Interpelasi Lapindo Pak Arman, Dari seismiknya gak terlalu jelas bahwa ada lapisan pasir setebal itu. Di permukaan banyak breksi volkanik yang akan menyerap banyak energi gelombang seismik, sehingga kualitas data seismik bisa memburuk jauh ke bawah. Design casing BJP-1 disusun dengan referensi utama sumur Porong-1 yang tak ada lapisan pasirnya, sehingga terjadi perbedaan jauh antara prognosis stratigrafi dengan kenyataan stratigrafi. Saat menembus pasir di kedalaman sekitar 8500 ft (8581 ft tepatnya) di mana diprediksi top gamping Kujung akan muncul, dilakukan beberapa kali stop drilling untuk cek sampel, tetapi tetap muncul 95 % batupasir dan 5 % gamping. Bor dilanjutkan sampai kedalaman 8750 ft. Stop drilling lalu dilakukan VSP. Dari data VSP didapat tiga kemungkinan top Kujung limestone : 8800 ft, 9400 ft, atau 9600 ft. Maka diputuskan untuk bor terus sampai ketemu gamping Kujung. Kita tahu batupasir ternyata muncul terus sampai kedalaman sekitar 9283 ft, ketika cutting gamping dominan lalu di TD sumur 9297 ft total loss. Apakah gamping Kujung sudah tertembus ? Tidak tahu. Apakah itu sampel gamping Kujung I ? Tidak tahu, saya pikir bukan, lebih muda atau jauh lebih muda. Bisa Pak Arman lihat, prosedur standar sudah dijalankan, memang harus VSP atau check shot dulu bila lapisan yang diharapkan tidak muncul-muncul. Secara regional, sekarang kita bisa memahami mengapa batupasir volkanik itu muncul di lokasi BJP. BJP adalah reef paling selatan dan itu sangat dekat dengan lidah pasir volkanik dari volcanic arc Intra-Miosen. Reef-reef di utara yang sezaman dengan BJP tak akan punya lidah pasir volkanik semacam itu, terlalu jauh. Tapi, kita tak bisa memperkirakannya sebelum drilling. Kita bisa melihat ada kemungkinan impurities itu (lihat paper saya di Satyana, 2005, IPA : Tectono-volcanic setting on Oligo-Miocene carbonates of Java), tapi tak bisa memperkirakannya justru muncul di BJP. No one knows perfectly how Mother Earth operates. Tapi, sekarang kita tahu bahwa semua reef di pinggir selatan Kendeng Deep akan berpotensi ditutupi lidah pasir volkanik, semakin ke baratdaya dari BJP semakin besar risikonya. salam, awang Sunaryo Arman C. [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang, Ini agak melenceng sedikit dari topik utama, saya sebetulnya ingin tanya dari dulu tapi nggak sempat nulisnya. Di presentasinya Pak Rudi dulu ditunjukkan diagram prognosis vs actual dari sumur BP-1 yang saya lihat sangat berbeda, dalam arti batuan yang didapat sangat berbeda dengan yang diharapkan, Pak Awang bilang ada 3000 ft (1000 m) batupasir yang tidak diharapkan. Apakah pernah diadakan penelitian kenapa kok bisa begitu besar perbedaannya? 1000m batupasir kan mustinya mudah terlihat di seismik. Pada saat pengeboran dan diketahui ada penyimpangan dari prognosis apakah tidak dilakukan VSP atau check shot yang bisa digunakan sebagai bahan re evaluasi sebelum mengebor lebih jauh? Saya tanya ini karena dari pengalaman saya dulu kalau ada penyimpangan sampai beberapa puluh feet saja, kita akan berhenti dulu untuk run VSP atau check shot, dari situ kita mengambil keputusan apa yang akan dilakukan selanjutnya. Arman - Original Message From: Awang Harun Satyana To: iagi-net
Hal: Hal: [iagi-net-l] Re: PENGHASILAN EKSPATRIAT TERLALU TINGGI, Pemerintah Atur Gaji Sektor ESDM
Okey terimakasih atas penjelasannya. Salam Yanto Salim - Pesan Asli Dari: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Senin, 2 Juli, 2007 8:55:09 Topik: Re: Hal: [iagi-net-l] Re: PENGHASILAN EKSPATRIAT TERLALU TINGGI, Pemerintah Atur Gaji Sektor ESDM Pak Yanto maksud saya jumlah kebutuhannya tidak memenuhi kebutuhan yang ada saat ini. Kebutuhan GGRE untuk perminyakan itu sangat banyak. kalau melihat grafik yang aku punya dulu kira-kira 2-4 GG untuk memproduksi 1000 BOPD (average 3). Nah kalau orangnya ga ada kan terpaksa cari yang lain. Dan parahnya banyak yang berpindah-pindah, tentunya ada masa paling tidak 6 bulan penyesuaian diri yang sangat mungkin mengurangi performance. Sakjane tidak hanya Jakarta yang kekurangan orang. Seluruh dunia juga kekurangan orang. AAPG (2005) mengisyaratkan kemungkinan saat ini kurang 20% (utk tahun ini). Moga2 menjelaskan Salam RDP On 7/2/07, yanto salim [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya sedih membaca bahwa tidak ada orang Indonesia yang kompeten lagi di Jakarta. Semuanya sudah lari ke L.N. apa benar statement dari Sdr. Rovicky, bahwa Bukan brarti org Indonesia ga ada yg bisa, tapi. Ga ada org indonesia di jakarta Mohon pencerahan bagi yang tahu bahwa sudah tidak ada lagi professional Nasional yang mampu di Jakarta. Salam Yanto Salim. - Pesan Asli Dari: oki musakti [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Senin, 2 Juli, 2007 7:37:53 Topik: Re: [iagi-net-l] Re: PENGHASILAN EKSPATRIAT TERLALU TINGGI, Pemerintah Atur Gaji Sektor ESDM Hueran, Yang diurusin koq cara menurunkan gaji ekspat supaya mendekati gaji peg-nas, bukannya supaya gaji peg-nas dinaikkan biar setara expat.Baik expat LN di Indonesia maupun expat Indonesia di LN. O' Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Kompetensi yang sulit dicari di indonesia saya ada beberapa. Tapi inget yang dimaksud disini bukan brarti ga ada org Indonesia yang kompeten mengerjakan. Tetapi hanya orangnya ga ada. Saat ini kebutuhan 3D modeller cukup banyak begitu juga petrophysicist, ini contoh dua saja. Bukan brarti org Indonesia ga ada yg bisa, tapi. Ga ada org indonesia di jakarta. Lah kalo malah mau nurunin gaji expat skalipun! ya itulah konsekuensinya ahli indonesiannya ya mending ke LN. Yg perlu disadari bahwa hampir semua perusahaan memperlakukan pegawe yg kerja di luar negaranya mendapat cost of living allowance, ini sudah wajar juga dan berlaku juga buat org indonesia yg kerja di ln. Bahkan pegawe pertaminapun juga begitu. Jadi wajar kalo org asing menjadi expat di indonesia juga sama. Sayangnya org indonesia yg ke LN dianggap bagian training yg akhirnya cost recovered. Ini yg harus diperhatikan dalam pengawasan cost di BPMigas. Need a vacation? Get great deals to amazing places on Yahoo! Travel. Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! -- http://rovicky.wordpress.com/ Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! http://id.yahoo.com/
Hal: [iagi-net-l] Interpelasi Lapindo
Hal ini adalah pendekatan dengan dasar bahwa sequence stratigraphy sudah diketahui atau sudah terprediksi. Pendekatan ini sebetulnya sama saja dengan surface seismic karena memakai up-going signal atau refleksi dari batas impedans dibawah posisi well geophone. Metode yang terbaik adalah melaksanakan offset VSP, dimana energy source dari VSP away dari well bor. Up-going signal yang didapat akan merupakan seismic reflector yang akan lebih bagus datanya dari surface seismic. Kalau ada reflector reflector yang lebih dalam dari lubang bor, maka data tersebut akan diwakili oleh seismic signal dibawah well TD. Dan reflector inilah yang diinterpretasi apakah Kujung L.S atau lainnya. Accuracy dari pendekatan ini tergantung dari seberapa baiknya data kita yang mewakili. Sering reflector yang muncul lebih banyak dari interpretasi normal seismik maka akibatnya terjadilah prediksi dengan beberapa kemungkinan. Metoda look ahead ini akan sangat sulit memprediksi lithology walaupun move-out velocitynya bisa dipakai sebagai tool interpretasi, biasanya bisa out of reality. Salam. Yanto Salim - Pesan Asli Dari: heri ferius [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Minggu, 1 Juli, 2007 1:32:56 Topik: Re: [iagi-net-l] Interpelasi Lapindo Apa pada kedalaman 8750 ft ada logging lainnya, selain VSP ?. Gimana ya, cara memprediksi Top Kujung LS pada bagian yang belum dibor, seandainya hanya pakai data VSP ?. Mohon pencerahan. Salam HF - Original Message - From: yanto salim To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, June 30, 2007 3:01 PM Subject: Hal: [iagi-net-l] Interpelasi Lapindo Pak Awang, Benar sekali Mother earth is un-predictable yang bisa kita lakukan adalah prediksi dari data yang ada, walaupun VSP dilaksanakan ternyata tidaka ada satupun perkiraan VSP yang mendekati (ada 3 prediksi). Tambahan saja, dengan adanya high absorbent di dekat permukaan energy seismik sudah tidak sampai dan sebetulnya juga di perparah dengan adanya sand setebal lebih dari 3000 feet. Seperti dikatakan ini adalah sand yang diketemukan pertama kali, jadi tidak ada referensi dan tentunya tidak akan terinterpretasi (walaupun data seismiknya berkwalitas baik). Salam, Yanto - Pesan Asli Dari: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Kamis, 28 Juni, 2007 3:23:05 Topik: Re: [iagi-net-l] Interpelasi Lapindo Pak Arman, Dari seismiknya gak terlalu jelas bahwa ada lapisan pasir setebal itu. Di permukaan banyak breksi volkanik yang akan menyerap banyak energi gelombang seismik, sehingga kualitas data seismik bisa memburuk jauh ke bawah. Design casing BJP-1 disusun dengan referensi utama sumur Porong-1 yang tak ada lapisan pasirnya, sehingga terjadi perbedaan jauh antara prognosis stratigrafi dengan kenyataan stratigrafi. Saat menembus pasir di kedalaman sekitar 8500 ft (8581 ft tepatnya) di mana diprediksi top gamping Kujung akan muncul, dilakukan beberapa kali stop drilling untuk cek sampel, tetapi tetap muncul 95 % batupasir dan 5 % gamping. Bor dilanjutkan sampai kedalaman 8750 ft. Stop drilling lalu dilakukan VSP. Dari data VSP didapat tiga kemungkinan top Kujung limestone : 8800 ft, 9400 ft, atau 9600 ft. Maka diputuskan untuk bor terus sampai ketemu gamping Kujung. Kita tahu batupasir ternyata muncul terus sampai kedalaman sekitar 9283 ft, ketika cutting gamping dominan lalu di TD sumur 9297 ft total loss. Apakah gamping Kujung sudah tertembus ? Tidak tahu. Apakah itu sampel gamping Kujung I ? Tidak tahu, saya pikir bukan, lebih muda atau jauh lebih muda. Bisa Pak Arman lihat, prosedur standar sudah dijalankan, memang harus VSP atau check shot dulu bila lapisan yang diharapkan tidak muncul-muncul. Secara regional, sekarang kita bisa memahami mengapa batupasir volkanik itu muncul di lokasi BJP. BJP adalah reef paling selatan dan itu sangat dekat dengan lidah pasir volkanik dari volcanic arc Intra-Miosen. Reef-reef di utara yang sezaman dengan BJP tak akan punya lidah pasir volkanik semacam itu, terlalu jauh. Tapi, kita tak bisa memperkirakannya sebelum drilling. Kita bisa melihat ada kemungkinan impurities itu (lihat paper saya di Satyana, 2005, IPA : Tectono-volcanic setting on Oligo-Miocene carbonates of Java), tapi tak bisa memperkirakannya justru muncul di BJP. No one knows perfectly how Mother Earth operates. Tapi, sekarang kita tahu bahwa semua reef di pinggir selatan Kendeng Deep akan berpotensi ditutupi lidah pasir volkanik, semakin ke baratdaya dari BJP semakin besar risikonya. salam, awang Sunaryo Arman C. [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang, Ini agak melenceng sedikit dari topik utama, saya sebetulnya ingin tanya dari dulu tapi nggak sempat nulisnya. Di presentasinya Pak Rudi dulu ditunjukkan diagram prognosis vs actual dari sumur BP-1 yang saya lihat sangat berbeda, dalam arti batuan yang didapat sangat berbeda dengan yang diharapkan, Pak Awang bilang ada 3000 ft (1000 m) batupasir yang
Hal: [iagi-net-l] Penjualan Gas Alam Cair Tangguh - Kurtubi
Kalau tidak salah ingat, BP tangguh kalah bersaing dengan Australia untuk memasok ke Cina, sehingga hanya sebagian yang bisa dijual ke Fujian. Apakah ada yang tahu berapa harga jual Gas dari Australia ke Cina waktu memenangkan tender itu? Yanto Salim. - Pesan Asli Dari: Amir Al Amin [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Jumat, 29 Juni, 2007 8:31:36 Topik: [iagi-net-l] Penjualan Gas Alam Cair Tangguh - Kurtubi Penjualan Gas Alam Cair Tangguh Kamis, 28 Juni 2007 Pemerintah dikabarkan menawarkan separuh dari rencana penjualan gas alam cair (LNG) Tangguh, yang sebelumnya diperuntukkan bagi pembeli di Pantai Barat Amerika Serikat, untuk dialihkan ke Jepang, Korea, dan negara lain, termasuk untuk kebutuhan dalam negeri. Pengalihan ini dimungkinkan karena pembangunan terminal di Pantai Barat Amerika lebih cepat daripada kilang Tangguh (Koran Tempo, 12 Juni 2007). Kesediaan Sempra menerima pengurangan jumlah yang akan diterimanya diimbangi dengan kompensasi yang akan diberikan oleh BP Migas. Cuma, belum jelas benar berapa besar kompensasi yang akan diterima oleh Sempra. Sebagaimana diketahui, berdasarkan kontrak penjualan jangka panjang, Indonesia, dalam hal ini diwakili oleh kontraktor minyak Beyond Petroleum yang telah ditunjuk oleh Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral serta BP Migas selaku operator proyek LNG Tangguh, harus memasok ke Pantai Barat Amerika 3,7 juta ton LNG per tahun untuk masa 20 tahun dengan harga US$ 5,94 per MMBtu. Kontrak penjualan jangka panjang LNG Tangguh juga dilakukan dengan Cina 2,6 juta ton per tahun untuk masa 25 tahun dengan harga US$ 3,35/MMBtu. Adapun kontrak dengan SK Power dan Posco dari Korea berjumlah sekitar 1,2 juta ton per tahun untuk masa 20 tahun dan dengan harga US$ 3,5/MMBtu. Dari informasi tersebut, terlihat bahwa seluruh harga jual LNG Tangguh yang berjumlah 7,5 juta ton untuk masa 20-25 tahun sangatlah murah, karena jauh berada di bawah harga jual LNG yang wajar, termasuk di bawah harga jual LNG Badak yang notabene sudah beroperasi lebih dari 30 tahun. Kontrak ke Fujian merupakan harga yang termurah bila dibanding harga penjualan ke Pantai Barat Amerika. Meskipun diketahui bahwa harga jual ke Cina US$ 3,35/MMBtu, sebenarnya itu merupakan harga baru setelah dilakukan renegosiasi dengan pihak Cina. Pasalnya, harga sebelum negosiasi US$ 2,67/MMBtu, dengan patokan harga minyak mentah maksimal US$ 25 per bbls untuk masa 25 tahun. Setelah negosiasi, patokan harga berhasil dinaikkan menjadi US$38/bbls untuk masa 25 tahun. Dengan patokan harga minyak mentah US$ 38/bbls, harga jual LNG Tangguh tetap tidak wajar mengingat harga minyak mentah saat ini saja sudah sekitar US$ 70/bbls, apatah lagi untuk masa jauh 25 tahun ke depan. Naif untuk mengharapkan harga minyak mentah dunia akan stabil pada kisaran US$ 38/bbls untuk masa 25 tahun ke depan. Bahkan harga jual ke Cina ini ternyata masih lebih murah ketimbang harga jual dalam negeri. Saat ini harga jual dalam negeri US$ 4-5/MMBtu. Untuk pembangkit listrik di Muara Karang, PLN membeli gas dengan harga US$ 4,5/MMBtu. Di sini terlihat bahwa manajemen gas alam nasional sangatlah buruk, bahkan berpotensi melanggar konstitusi dan undang-undang. Penjualan LNG Tangguh ke Cina dengan harga yang tidak wajar dan lebih murah daripada harga jual dalam negeri mencerminkan bahwa pengelolaan kekayaan lama negara ini belum ditujukan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat sesuai dengan amanat Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945. Selain itu, persetujuan BP Migas atas harga jual yang sangat murah tersebut, di samping tidak sesuai dengan fakta bahwa Cina pada hakikatnya sangat membutuhkan gas impor--karena produksi dalam negeri yang sangat kecil, sedangkan kebutuhannya terus meningkat--hal tersebut berpotensi melanggar UU yang mengharuskan pengelolaan migas mendatangkan pendapatan negara yang maksimal. UU Migas Pasal 44 ayat 2 berbunyi, Fungsi BP Migas dalam melakukan pengawasan terhadap kegiatan usaha hulu agar pengambilan sumber daya alam migas milik negara dapat memberikan manfaat dan memberikan penerimaan yang maksimal bagi negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Ketentuan dalam pasal ini praktis dilanggar dengan alasan yang sangat sumir, yakni pasar LNG yang lemah. BP Migas dan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral dengan a-visioner menyetujui penjualan LNG Tangguh ke Cina dengan formulasi harga jual yang merugikan negara. Kalaupun kondisi pasar LNG pada saat kontrak ditandatangani betul-betul lemah, sangatlah tidak logis apabila formulasi harga dipatok mati pada level harga minyak US$ 25/bbls untuk masa 25 tahun. Sekarang, di tengah gencarnya dua negara raksasa baru Asia, yakni Cina dan India, mencari sumber-sumber energi guna menunjang pembangunan ekonomi mereka serta di tengah kegusaran Jepang karena kontrak pembelian LNG jangka panjangnya dengan Indonesia akan berakhir dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi
Hal: [iagi-net-l] Interpelasi Lapindo
Pak Awang, Benar sekali Mother earth is un-predictable yang bisa kita lakukan adalah prediksi dari data yang ada, walaupun VSP dilaksanakan ternyata tidaka ada satupun perkiraan VSP yang mendekati (ada 3 prediksi). Tambahan saja, dengan adanya high absorbent di dekat permukaan energy seismik sudah tidak sampai dan sebetulnya juga di perparah dengan adanya sand setebal lebih dari 3000 feet. Seperti dikatakan ini adalah sand yang diketemukan pertama kali, jadi tidak ada referensi dan tentunya tidak akan terinterpretasi (walaupun data seismiknya berkwalitas baik). Salam, Yanto - Pesan Asli Dari: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Kamis, 28 Juni, 2007 3:23:05 Topik: Re: [iagi-net-l] Interpelasi Lapindo Pak Arman, Dari seismiknya gak terlalu jelas bahwa ada lapisan pasir setebal itu. Di permukaan banyak breksi volkanik yang akan menyerap banyak energi gelombang seismik, sehingga kualitas data seismik bisa memburuk jauh ke bawah. Design casing BJP-1 disusun dengan referensi utama sumur Porong-1 yang tak ada lapisan pasirnya, sehingga terjadi perbedaan jauh antara prognosis stratigrafi dengan kenyataan stratigrafi. Saat menembus pasir di kedalaman sekitar 8500 ft (8581 ft tepatnya) di mana diprediksi top gamping Kujung akan muncul, dilakukan beberapa kali stop drilling untuk cek sampel, tetapi tetap muncul 95 % batupasir dan 5 % gamping. Bor dilanjutkan sampai kedalaman 8750 ft. Stop drilling lalu dilakukan VSP. Dari data VSP didapat tiga kemungkinan top Kujung limestone : 8800 ft, 9400 ft, atau 9600 ft. Maka diputuskan untuk bor terus sampai ketemu gamping Kujung. Kita tahu batupasir ternyata muncul terus sampai kedalaman sekitar 9283 ft, ketika cutting gamping dominan lalu di TD sumur 9297 ft total loss. Apakah gamping Kujung sudah tertembus ? Tidak tahu. Apakah itu sampel gamping Kujung I ? Tidak tahu, saya pikir bukan, lebih muda atau jauh lebih muda. Bisa Pak Arman lihat, prosedur standar sudah dijalankan, memang harus VSP atau check shot dulu bila lapisan yang diharapkan tidak muncul-muncul. Secara regional, sekarang kita bisa memahami mengapa batupasir volkanik itu muncul di lokasi BJP. BJP adalah reef paling selatan dan itu sangat dekat dengan lidah pasir volkanik dari volcanic arc Intra-Miosen. Reef-reef di utara yang sezaman dengan BJP tak akan punya lidah pasir volkanik semacam itu, terlalu jauh. Tapi, kita tak bisa memperkirakannya sebelum drilling. Kita bisa melihat ada kemungkinan impurities itu (lihat paper saya di Satyana, 2005, IPA : Tectono-volcanic setting on Oligo-Miocene carbonates of Java), tapi tak bisa memperkirakannya justru muncul di BJP. No one knows perfectly how Mother Earth operates. Tapi, sekarang kita tahu bahwa semua reef di pinggir selatan Kendeng Deep akan berpotensi ditutupi lidah pasir volkanik, semakin ke baratdaya dari BJP semakin besar risikonya. salam, awang Sunaryo Arman C. [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang, Ini agak melenceng sedikit dari topik utama, saya sebetulnya ingin tanya dari dulu tapi nggak sempat nulisnya. Di presentasinya Pak Rudi dulu ditunjukkan diagram prognosis vs actual dari sumur BP-1 yang saya lihat sangat berbeda, dalam arti batuan yang didapat sangat berbeda dengan yang diharapkan, Pak Awang bilang ada 3000 ft (1000 m) batupasir yang tidak diharapkan. Apakah pernah diadakan penelitian kenapa kok bisa begitu besar perbedaannya? 1000m batupasir kan mustinya mudah terlihat di seismik. Pada saat pengeboran dan diketahui ada penyimpangan dari prognosis apakah tidak dilakukan VSP atau check shot yang bisa digunakan sebagai bahan re evaluasi sebelum mengebor lebih jauh? Saya tanya ini karena dari pengalaman saya dulu kalau ada penyimpangan sampai beberapa puluh feet saja, kita akan berhenti dulu untuk run VSP atau check shot, dari situ kita mengambil keputusan apa yang akan dilakukan selanjutnya. Arman - Original Message From: Awang Harun Satyana To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, June 26, 2007 9:27:59 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Interpelasi Lapindo BPMIGAS punya Bidang Operasi di mana di dalamnya ada Divisi Operasi Lapangan. Divisi ini memonitor semua kegiatan operasi lapangan (survai dan pemboran) yang sedang dilakukan Kontraktor. Kontraktor wajib melaporkan kemajuan pekerjaan lapangannya ke divisi ini, juga ke divisi lain yang berkaitan. Mengapa wajib ? Sebab, itu sesuai dengan amanat PP 42/2002 tentang BPMIGAS BAB IV Pasal 12 Huruf C : Dalam menjalankan tugas, Badan Pelaksana memiliki wewenang : mengawasi kegiatan utama operasional kontraktor Kontrak Kerja Sama Apakah BPMIGAS bertanggung jawab kepada pelaksanaan operasi Kontraktor ? Tidak diatur di aturan manapun. Tetapi bunyi kontrak PSC term antara BPMIGAS dengan Kontraktor Section V tentang Rights and Obligations of the Parties, Butir 5.2.4 : CONTRACTOR shall : be responsible for the preparation and execution of the Work Program, which shall be implemented in a
Hal: [iagi-net-l] Re: [OilGas] Raport merah lima tahunan migas di Indonesi
Pak Oki, Bravo memang harus begitu spy kita tidak terbuai. Apa benar Petronas melampaui kita di mana-mana secara faktual? Rgds Yanto - Pesan Asli Dari: oki musakti [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Minggu, 24 Juni, 2007 11:20:31 Topik: Re: [iagi-net-l] Re: [OilGas] Raport merah lima tahunan migas di Indonesi Kembali ke laptop, untuk mencek awal premis dari pak dhe vicky bahwa banjirnya GGRE Indonesia berkorelasi dengan meningkatnya cadangan dan produksi Petronas, mungkin ada baiknya kalau data tersebut di'normalisir' misalnya dengan menunjukkan berapa 'produktifitas' perkapita GGRE baik dalam discovery maupun produksi. Misalnya kalau satu GGRE di Petronas pada tahun 98 bertanggung jawab atas penemuan X barel setara minyak dan pada tahun 2003 jadi setengah X (alias jumlah GGRE naik 4 kali lipat tapi produksi cuma naik 2 X) Angka ini akan sangat menarik bila dibandingkan dengan dengan di Perush lokal yang produktifitas perkapitanya meningkat (discovery turun sedikit, tapi yang hengkang buanyak sekali). Hal ini bisa jadi 'senjata' untuk teman2 untuk menuntut peningkatan CB . toh harga minyak dimana-mana sama. Salam Oki Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: On 6/23/07, kartiko samodro wrote: Mas apakah perbandingan tingkat kenaikan produksi / discovery antara indonesia dan malaysia sudah mempertimbangkan juga masalah maturity field dari kedua negara tersebut. Sakjane membandingkan itu penuh dengan asumsi kemiripan, yang kita lihat hanyalah apa yang berbeda. memang keduanya bisa saja menjadi sangat-sangat berbeda. Kondisi geologi jelas tidak ada yg sama persis, tingkat maturity juga tidak sama. Namun saya hanya dengen sederhana melihat discovery field size saja. Intinya benchmarking (membandingkan) itu melihat apa yang berbeda. Dengan asumsi yang lain 'dianggap' sama. Kalau exploration maturity (karena saya hanya membandingkan discovery) saya rasa keduanya mirip-mirip saja. Di Sarawak ini sejak jaman kuda gigit besi dioperasikan oleh Shell. Bahkan daerah yg dioperasikan murphy oil sudah pernah dieksplorasi oleh 3 perusahaan lain sebelumnya. Namun ketika ada Pak Teguh dkk (yg mana banyak orang Indonesianya) dapat mengalirkan dan menemukan migas cukup banyak. Seperti yang di klaim Pak Teguh yang saya sitir itu. Satu keuntungan di My adalah orang2 GGRE dr Indonesia ini menampilkan hal berbeda dengan sebelumnya. Pak Teguh dkk tidak sekedar menggunakan cara Shell (operator terlama) juga daerah ini pernah dikelola Opic, namun beliau membawa ilmu dari Indonesia, dan sukses. Apakah pak Teguh juga akan sukses bila di Indonesia ? Jawaban jelas belum tentu. Belum tentu Pak Teguh akan sukses kalau tidak tereksposes dengan daerah yg baru, juga belum tentu kalau Pak Teguh yg di Indonesia sebagai pegawai tetap akan sesemangat bekerja di LN dengan status kontrak. Secara mental kawan-kawan di KL itu menjadi terbebani oleh status pegawe kontrak yang dapat berhenti 2 tahun lagi. Disini mereka tidak bisa leha-leha leyeh-leyeh dapet gaji sampai 14 kali, dan merengek ke BPMIGAS utk ditingkatkan C B-nya. Kawan-kawan ini rata-rata hanya 12 kali gajian, tanpa bonus. Tetapi sistem ini justru memacu adrenalin mereka menuju sukses. Kalau kata Pak mBong disini pilihannya cuman dua maju terus atau terus maju :). Pak mbong ini yang membawa suksesnya Pertamina di Malaysia. Iya looh harus diinget bahwa Pertamina juga ada blok eksplorasi di Malaysia, dan sukses menemukan lapangan baru di Sarawak, salah satu yg disebut2 Pak Teguh tadi. maksud saya akan lebih sulit untuk menemukan / meningkatkan produksi dari field yang sudah matang dibandingkan dengan field yang masih baru. Lapangan2 yang dikembangkan ulang (rejuvinasi) oleh kawan-kawan GGRE yg bekerja Petronas (Carigali) rata-rata lapangan tua yang ditinggalkan oleh Shell. Beberapa lapangan dikembalikan ke Petronas, karena kontraknya TIDAK diperpanjang oleh Petronas. Jadi mereka (kawan2 GGRE) ini mengelola lapangan tua, dan mencari (eksplorasi) didaerah yang sangat matang stadia eksplorasinya. kalau dikatakan tingkat produksi /discovery di malaysia meningkat dengan kenaikan /masuknya tenaga kerja indonesia ke malaysia , apakah mungkin karena sebenarnya explorasi dan produksi di malaysia memang baru masuk ke tahap permulaan , di mana masih banyak daerah yang belum dieksplorasi dan banyak field yang baru mulai diproduksi sehingga sepertinya tingkat kenaikannya tinggi dibandingkan dengan indonesia yang secara eksplorasi dan produksi sudah sangat mature. Malaysia itu basinnya cuman 3 besar Peninsular Malaysia, Sarawak, Sabah. Aku dulu menyebut 8, Tapi pak ADBmenganggap cuman 3. Aku menyebutkan ada Balingian, Luconia, Baram dsb. Tapi kalau itu disejajarkan sebagai cekungan maka di Indonesia jadi ngga sepadan. Karena Istilah Balingian, Luconia dsb, hanyalah setara dengan subbasin. Misalnya dibandingkan Jawa Timur saja ada banyak sub-basinnya, ada Cetral graben, ada South Madura, ada Cepu Sub basin. Jadi
Hal: [iagi-net-l] VSP behind casing
Tidak ada masalah sampai dengan double casing. Salam Yanto - Pesan Asli Dari: Parvita Siregar [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Kamis, 3 Mei, 2007 4:02:25 Topik: [iagi-net-l] VSP behind casing Mau tanya, kalau ada geophysicist di sini... Kalau VSP behind casing, bagaimana hasilnya setelah dikalibrasi? Apakah memuaskan? Parvita Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! http://id.yahoo.com/
RE: [iagi-net-l] BPMIGAS: 2.444 Lowong untuk GGE
Pak Awang, Menarik sekali melihat distribusi expenditure tahun 2005, apakah gaji G G dan engineering termasuk dalam G A? GA disini digambarkan sebesar 224% dari biaya explorasi. Faktor apa saja yang membuat GA sangat tinggi , mungkinkah adanya kegiatan Public Relation, yang saat ini makin keren dan berkembang dilingkungan Migas?. Apakah ada studi khusus yang menyelidiki biaya tidak langsung yang membuat expenditure naik, seperti misalnya berapa biaya yang harus dikeluarkan karena delaynya perijinan atau approval baik didaerah maupun tingkat pusat?. Salam Yanto Salim. From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, March 26, 2007 11:44 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] BPMIGAS: 2.444 Lowong untuk GGE Ini catatan saya untuk realisasi expenditure tahun 2005 (yang 2006 belum semuanya terekapitulasi): eksplorasi : 204 juta USD development : 1413 juta USD produksi : 3172 juta USD general administration : 457 juta USD Gaji karyawan nasional dan asing termasuk di dalam komponen general admin. tersebut. Total expenditure : 5246 juta USD. Sangat menyedihkan bahwa expenditure eksplorasi tak sampai 4 %. Bagaimana mau menemukan ladang migas baru kalau pelit begitu mengeluarkan dana untuk eksplorasi ? Makin menyedihkan lagi bahwa dana untuk kegiatan produksi yang menyita 60 % expenditure, ternyata tak mampu menambah produksi minyak, bahkan produksi 2006 hanya 95 % dari produksi 2005. Ayo galakkan eksplorasi ! awang -Original Message- From: Bambang Satya Murti [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Saturday, March 24, 2007 9:31 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] BPMIGAS: 2.444 Lowong untuk GGE Betul itu Frans (maksudku, statement-nya Nuning). Pernah coba kotak-katik ke ekonomian suatu block, start from the scratch, ternyata, komponen salary yang sudah dimaksimalkan, tetep saja ndak mencapai 7% dari the whole budget. Kalau untuk development lebih gila lagi, bagian terbesar yang di spent ke facilities, hmmm, bener-bener bikin merem melek nih. Pak Awang lebih tahu mengenai realita hal ini. Lha sekarang kalau misalnya salary di adjust, ndak usah muluk-muluk, 50% aja dari yang didapat disono, kurasa itu sudah menjadi magnet yang kuat. Cuma, kembali lagi kepada blunder yang lama, bagaimana kita meningkatkan professionalisme dan tetep mempertahankan integrity. Mungkin daily rate lebih menarik dibanding package kali? Hmm, belum kepingin home sweet home ? How is Lagos? Ciao Bambang -[ Received Mail Content ]-- Subject : Re: [iagi-net-l] BPMIGAS: 2.444 Lowong untuk GGE Date : Fri, 23 Mar 2007 10:44:01 -0700 (PDT) From : Franciscus B Sinartio [EMAIL PROTECTED] To : iagi-net@iagi.or.id Saya pikir tidak perlu ditangisin yang sudah pergi, tetapi yang masih di dalam yang dibuat betah. kalau misalnya gajinya sama dengan yang ditawarkan Petronas, ngapain pindah ke malaysia? atau sama yang ditawarkan Saudi Aramco, ngapain ke Dahran? di negara2 Arab, rata2 gaji tenaga nasional mereka sama dengan gaji expat (malah banyak yang lebih). saya pikir cara pemikiran ini perlu dipertimbangkan. seperti yang di bilang Ibu Nugrahani di email yang lalu, bahwa gaji adalah komponen yang kecil dari EP migas. Tapi kalau bisa membuat situasi dimana yang sudah diluar mau balik, yah mungkin boleh juga tuh. tidak usah dapat 2444 orang cukup setengah nya saja sudah lumayan? fbs jadi ingat lagu KoesPloes Create and Share your own Video Clip Playlist in minutes at Lycos MIX (http://mix.lycos.com http://mix.lycos.com/?if_Event=MAILmixtagline ) Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
RE: [iagi-net-l] Tanya PSDM
Sdr. Minarwan, Sesuai dengan arti kata PSDM yaitu Pre-Stack Depth Migration, migrasi signal dilaksanakan sebelum data data lapangan (field data) di Normal Move Out yang kemudian di-stack (dijumlah secara lateral). Dan prosess ini dilaksanakan dalam fungsi kedalaman atau depth function. Seismik data sendiri proses pengambilan data dan rekamannya adalah dalam fungsi waktu bukan dalam fungsis kedalaman, jadi dari hal ini bisa disimpulkan bahwa pengolahan data dengan depth function akan sangat bergantung pada pengetahuan daerah, tersedianya banyak well velocity data dan data procesing knowledges. Pemakaian Depth migration adalah Velocity model dependent dalam arti kata Geological model yang subjective akan menentukan hasil akhirnya. Sangat disarankan kalau tidak mempunyai data velocity yang baik metoda ini dihindari karena PSDM ataupun post stack Depth Migration kalau tidak dipakai dengan hati- hati akan berakibat fatal, sederhananya metoda ini bisa mis-leading ('fallacy) dimana sipemakai sudah tepengaruh akan iklan yang disampaikan oleh pemasok, maaf bagi rekan-rekan yang bergerak dibidang services ini. Ketiga type yang anda sebutkan dibawah: Kirchoff, beda Hingga ( mungkin Finite Difference), Bilangan Gelombang ( Wave Equation?), adalah fungsi- fungsi matematis dalam melakukan proses migrasi dan semuanya juga dipakai baik pre- Stack maupun post- stack. Kalau mahasiswa yang akan mengambil Kerja praktek dengan back ground bukan physicist/geophysicist saya sarankan untuk tidak mempelajari rumus rumus matematika tersebut diatas karena akan memakan waktu yang terlalu lama untuk mengerti dengan baik fungsi- fungsi matematis tersebut diatas. Saya sarankan, mahasiswa tersebut mengerti dengan baik konsep dasar migrasi yg sederhana, konsep Normal Move out dan arti dari stack itu sendiri. Saya yakin dia sudah dapatkan dalam kuliah dan dengan begitu maka fokus sebelum melaksanakan kerja praktek adalah pengertian berbagai jenis velocity dalam geofisika. Mudah-mudahan membantu. Salam, Yanto Salim -Original Message- From: Minarwan (Min) [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, January 16, 2007 5:46 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Tanya PSDM Anggota milis ysh, Salah satu rekan mahasiswa di Unpad bertanya mengenai PSDM yang nanti akan ia pergunakan untuk Kerja Prakteknya nanti. Pertanyaan ini awalnya untuk Mas Paulus (yang sedang sibuk OJT). Mungkin ada anggota milis ini yang hendak membantu menjawab? Jawaban dari Bapak/Ibu nanti akan saya taruh di GeoTutor.TK (tentu saja) dengan memberikan kredit kepada penulisnya. Salam cakmin Saya berminat mengambil proposal penelitian mengenai Analisis Velocity Model Building pada Pre Stack Depth Migration untuk Menggambarkan Struktur Bawah Permukaan. Saya ingin bertanya kepada rekan2, apa yang harus saya pelajari sebagai LANGKAH AWAL mendalami konsep PSDM. Mungkin bisa juga dijelaskan, jenis Migrasi macam apakah PSDM ini? Karena saya hanya mengenal teori 3 macam migrasi : Kirchhoff, Beda Hingga, dan Bilangan Gelombang. Kebetulan beberapa waktu yang lalu saya sempat olah data seismik 2D marine shallow di JKT juga. Dengan SU dan GeoFrame 4.0. Sedikit belajar soal Fault juga. Maaf, jika tidak ada hubungannya dengan pertanyaan soal PSDM ini. Jawaban rekan-rekan amat saya nantikan. Terima kasih. -- Step back and see the big picture Ubuntu Linux User #7746 http://desaguadero.blogspot.com - ayo bersiap untuk PIT IAGI ke-36 tahun 2007!!! semarakkan dengan makalah-makalah yang berkualitas internasional... - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - - ayo bersiap untuk PIT IAGI ke-36 tahun 2007!!! semarakkan dengan makalah-makalah yang berkualitas internasional... - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http
RE: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV
Rahmat Witular memang berani menganggung kemarahan rakyat dan dosa dengan menjalani resiko kalau sudah bahaya baru boleh dibuang kelaut. Beliau sama saja berpendapat bahwa lingkungan biota laut masih lebih tinggi tingkatnya dibandingkan lingkungan, kehidupan Manusia. Mudah-mudahan dia mendapat pencerahan. Yanto Salim -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, September 19, 2006 10:01 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV Pak Kardaya (BPMIGAS), Pak Edy Sunardi (IAGI), Pak Sarwono Kusumaatmadja (DPD RI) dan Pak Rudy Rubiandini (ITB, via telpon) dipandu oleh Frida Lidwina terlibat dalam dialog tersebut. Ada dua pendapat asal semburan ini : underground blow out-UBO (banyak diikuti para petroleum engineers) dan mud volcano eruption (banyak diikuti para geologists). Kalau UBO harapannya bisa diatasi oleh 3 relief well, kalau mud volcano eruption tak akan bisa diatasi dengan relief well, alamiah saja berhentinya. Ketiga narasumber terkesan setuju lumpur dibuang ke laut saja, tokh bukan limbah, bukan B3, dan lumpur itu masih satu habitat dengan laut di Selat Madura, hanya beda umur. Pak Sarwono seperti biasa dengan tegas bilang selamatkan dulu penduduk, baru lingkungan, kalau ada dampak baru diatasi. Ini keadaan darurat, tak bisa diberlakukan prosedur KLH yang normal.Kata Pak Kardaya, relief well akan bekerja dengan baik kalau tak ada serangan lumpur lagi ke titik2 bor relief well. Kalau lagi ngebor tiba2 lokasinya dibanjiri lumpur, ya tentu gak akan selesai2 ngebornya. Tapi, Pak Rachmat Witoelar, menteri KLH, bilang lumpur boleh dibuang ke laut kalau statusnya sudah bahaya. Selama masih darurat tak boleh. Dan, Pemerintah mau bikin tanggul permanen mengelilingi ratusan hektar wilayah Banjar Panji, wah berapa lama tuh ngebangunnya ? Di Azerbaijan sana, tempat paling banyak gunung lumpurnya di dunia, lumpur panas ini dijadikan tempat2 spa, sumber air panas, gas alam (metan biogenik), dan lumpurnya dijadikan batu-bata. Itu sudah lama terjadi, berarti lumpur itu aman-aman saja kelihatannya. Dua bulan dari sekarang, kalau lancar, kita akan lihat apakah relief wells bisa membendung Lusi ? salam, awang iagisek [EMAIL PROTECTED] wrote: INFORMASI : Pada Hari ini , tanggal 19 September 2006, Jam 20.30 di Metro TV akan ditayangkan acara DIALOG SPECIAL METRO TV antara Ka BPMIGAS, Ketua PAH2 DPD-RI, wakil IAGI ITB, Topik Penanganan Semburan Lumpur Sidoarjo. Salam, Sekretariat Pusat IAGI - Do you Yahoo!? Get on board. You're invited to try the new Yahoo! Mail. - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
RE: [iagi-net-l] Krakatau Purba 535 AD : a Super Colossal Eruption
Pak Moderator IAGI, Tolong daftarkan anggota IAGI dalam milis ini a.n: Hendri Ruslan dari JOB Pertamina- Petrochina Salawati. Terimakasih, Yanto Salim -Original Message- From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, June 23, 2006 1:54 PM To: Hestu Sapto Nugroho Cc: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Krakatau Purba 535 AD : a Super Colossal Eruption Pak Hestu, Tambora di Sumbawa meletus 1815, jadi lebih dahulu Tambora dibanding Krakatau (1883). Tak ada gunung lain yang suaranya setara dengan Krakatau atau Tambora, sebab ini gunung2 dengan suara ledakan tertinggi. Ada Yellowstone yang mega-clossal (VEI=8), tetapi itu terjadi 2 Ma (dua juta tahun yang lalu), seperti halnya Toba 74.000 tahun yang lalu. Tetapi, baik Yellowstone dan Toba tidak punya banyak catatan pasti sebab belum ada manusia kala itu. Krakatau tentu punya precautions, ciri-ciri pendahuluan, dari bulan Mei 1883 sudah dilaporkan oleh kapal-kapal yang melintas Selat Sunda bahwa Krakatau aktif, dan mulai terjadi letusan2 kecil, gempa volkanik, dsb. Puncak erupsinya terjadi antara 26-28 Agustus 1883. Letusan Krakatau 1883 cukup terdokumentasi dengan baik, bahkan studinya pun, dua tahun sesudah letusan, 1885, cukup komprehensif (Verbeek, 1885 : Krakatau). Dan, berita letusannya segera tersebar dengan luas ke seluruh dunia sebab pada saat yang sama telegraf baru saja ditemukan Alexander Graham Bell. Setiap gunungapi punya tipe letusan (berdasarkan kecairan magma, tekanan gas, dan kedalaman dapur magma), dan Krakatau digolongkan sebagai tipe letusan Plinian (Perret)(Escher, 1933). Tipe Plinian tekanan gasnya sangat kuat, bersifat merusak, magmanya lumayan cair, dan dapur magma dalam. Berdasarkan siklus sejarah erupsi Krakatau, dan data dari Escher, van Bemmelen, dan de Neve, Willumsen (1997) mengatakan bahwa Krakatau meletus hebat saat magmanya mencapai komposisi riolitik dengan SiO2 70 %. Tahun 1930, Anak Krakatau meletus pada saat komposisi magmanya dengan SiO2 63 %. Apakah letusan hebat seperti 1883 akan terulang lagi ? Kalau pendapat bahwa saat SiO2 Krakatau 70 % akan terjadi letusan hebat bisa dipertahankan, maka kita ikuti saja perjalanan komposisinya. Hanya, sejak Anak Krakatau lahir 1927 kelihatannya cross-plot antara % SiO2 dan tahun tak lagi mulus berjalan alias sukar diprediksi. Dari 1927 - 1980 (data terakhir yang saya punyai), SiO2 Anak Krakatau paling tinggi 63 %, paling rendah 52 %. Saya pikir, untuk sehebat letusan 1883, tak akan hanya diakibatkan oleh satu gunung : Anak Krakatau - ini paling tidak perlu dua gunungapi lagi sebesar Anak Krakatau yang lalu bergabung jadi satu gunungapi besar. Dengan kata lain, saat ini tak ada dasar yang cukup kuat untuk mengatakan bahwa letusan Krakatau 1883 bisa dihasilkan oleh Anak Krakatau. Salam, awang -Original Message- From: Hestu Sapto Nugroho [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, June 23, 2006 11:38 AM To: Awang Harun Satyana Subject: RE: [iagi-net-l] Krakatau Purba 535 AD : a Super Colossal Eruption Pak Awang, mohon pencerahan, antara G Krakatau dengan Tambora duluan mana yg meletus dan menurut data2 terakhir, gunung manakah yang suara letusannya setara dengan G.Krakatau atau G.Tambora. Jadi seandainya G.Krakatau adalah paling baru (1883) berarti kita kira2 sudah 123 tahun tidak mendengar suara gunung meletus yang dahsyat dengan skala VEI 6-7, tapi bukannya saya kepingin mendengar, tapi membayangkan bagaimana dahsyatnya suara itu, apalagi akibat setelah itu dengan penduduk sekarang yang begitu padat tentu akan menimbulkan dampak yang sangat berat dan perekonomian dunia pasti akan terganggu. Tapi tentunya sebelum meletus pada saat itu G.Krakatau, tentu sudah memberikan sinyal2 akan meletus kan Pak ? misalnya seperti mengeluarkan lava, gempa vulkanik dll, adakah pada jaman itu yg sudah merecord berupa tulisan2 mengenai kejadian2 sebelum G.Krakatau meletus ?. (soalnya ngeri juga kalau tiba2 meletus tanpa pendahuluan) Dan sepertinya G.Krakatau ini tipe letusannya super explosive, apakah yg mempengaruhinya ? apakah kedalaman dapur magma, type magma, jarak dengan subduction area, atau yg lainnya ?. Yang tentunya tingkah lakunya sangat berlainan dengan G.Merapi yg magmanya sempat membentuk puncak, saya kira ini berlainan dengan Krakatau yg mungkin tidak sempat membuat kerucut tapi langsung meletus. Apakah kita akan sempat mengalami kejadian seperti tahun 1883, . ? Tulisan Pak Awang sangat bermanfaat, Terima kasih Pak Salam HSN -Original Message- From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 23 Juni 2006 10:57 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Krakatau Purba 535 AD : a Super Colossal Eruption Senin 27 Agustus 1883 pukul 10.00 WIB adalah saat terakhir penduduk di sekitar Selat Sunda melihat Matahari tengah naik ke puncaknya. Setengah jam kemudian, mereka meregang nyawa diseret gelombang laut setinggi sampai 40 meter...Jumlah seluruhnya 36.417 orang berasal dari 295 kampung di kawasan pantai
RE: [iagi-net-l] Menjelang Long Weekend - tulisan ttg Petronas
Pak Harry, Menarik sekali kiprah dari Petronas ini dan selalu dibicarakan oleh banyak orang. Dari segi eksplorasi dan produksi, dapatkah kami dicerahkan mengenai: 1.Berapa own production Petronas Carigali di Malaysia sendiri. 2.Dan own production diluar Malaysia. 3.Own Production yang dimaksudkan adalah Petronas Carigali sebagai Operator, jadi tidak termasuk share mereka di perusahaan- perusahaan lain. Terimakasih, Salam Yanto Salim -Original Message- From: Harry Kusna [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, April 07, 2006 4:11 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Menjelang Long Weekend - tulisan ttg Petronas Tulisan tentang Petronas: Bangunan Petronas Twin Towers itu terlihat mencolok dibandingkan bangunan pencakar langit lainnya di Kuala Lumpur. Bangunan kembar milik perusahaan minyak Malaysia (Petronas) yang menjulang setinggi 482 meter (84 tingkat) itu-tertinggi di dunia saat ini-terkesan unik, berbeda dengan bangunan pencakar langit lainnya di dunia. Pembangunan bangunan kembar itu tampaknya merupakan salah satu cara bagi Malaysia mempromosikan Petronas ke dunia global. Petronas Twin Towers kini sudah menjadi simbol Malaysia. Melalui Twin Towers itu orang akan ingat kepada Petronas. Ini adalah salah satu cara kami untuk memperkenalkan Petronas di dunia internasional. Bagaimana mungkin kita memamasuki pasar global, jika orang tidak mengenal kami, kata Faris Mustaffa, regional manager oil business Petronas. Ambisi Petronas menjadi salah satu pemain ternama di bisnis perminyakan dan gas dunia adalah suatu impian yang akan diwujudkannya melalui kerja keras dan profesional. Namun untuk menggapai impian itu bukan perkara mudah. Banyak tantangan yang harus kami hadapi menuju salah satu pemain migas ternama dunia. Tapi, hal itu bukan suatu hal yang mustahil. Kami bekerja keras dan didukung oleh tenaga pofesional,kata Azman Ibrahim, manager media relations information department corporate affairs Petronas. Sumber pendapatan Petronas 2003 Sektor Nilai % Produk minyak US$8,0 miliar 37,4 Minyak mentah dan kondensat US$5,05 miliar 23,6 LNG US$3,43 miliar 16 Petrokimia US$1,53 miliar 7,2 Proses gas US$1,37 miliar 6,4 Perkapalan US$0,77 miliar 3,6 Lain-lain US$1,2 miliar 5,8 Sumber: Petronas Bahkan perusahaan itu termasuk dalam salah satu perusahaan migas yang mencatat laba tertinggi di dunia dan masuk dalam 500 perusahaan global versi Fortune. Di antara 10 perusahaan migas dunia, Petronas pada tahun ini menempati urutan ke-tujuh dari segi perolehan keuntungan bersih sebesar US$4,0 miliar, terpaut sedikit dengan CNPC (Cina) yang menempati urutan ke lima. Menurut data, turn over Petronas pada tahun buku yang berakhir pada Maret 2003 tercatat US$21,4 miliar atau meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar US$17,7 miliar. Keuntungan Sedangkan keuntungan perusahaan sebelum pajak tercatat sebesar US$7,1 miliar atau meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar US$6,4 miliar. Kami harus agresif melakukan ekspansi ke luar negeri baik di sektor hilir maupun di sektor hulu. Jika tidak ekspansi ke luar negeri orang tidak akan tahu kami. Kami dari negara kecil. Tiada pilihan lain, kami harus go global, kata Faris Petronas kini masih memiliki hak ekslusif untuk melakukan ekpslorasi dan eksploitasi sumber daya alam Malaysia. Tapi, di sektor hilir Petronas harus bersaing dengan perusahaan migas dunia yang sudah berpengalaman ratusan tahun. Siapa yang tidak kenal dengan Shell, BP, ExxonMobil. Mereka itu semuanya pemain migas dunia yang sudah lama berkiprah di bisnis migas. Kami [Petronas] baru berkecimpung di sektor migas sekitar 30 tahun, katanya. Meskipun Petronas dimiliki negara, tapi manajemen menjalankan kegiatan seperti perseroan terbatas. Semua keputusan dilakukan oleh manajemen perusahaan berdasarkan pertimbangan business , sedangkan para komisaris yang terdiri dari unsur pemerintah hanya menerima laporan saja. Tak ada intervensi dari para komisaris terhadap kebijakan perusahaan,kata Agil Samad, advisor oil business Petronas. Petronas kini tumbuh menjadi perusahaan minyak terintegrasi penuh di bidang perminyakan. Saat ini bisnisnya telah menggurita di sektor hulu mencakup eksplorasi dan eksploitasi migas sampai pada sektor hilir meliputi refinery, distribusi dan pemasaran produk minyak, perdagangan, proses gas, pengoperasioan jaringan pipanisasi gas, pemasaran LNG, produsen dan pemasaran produk petrokimia, perkapalan, mesin otomotif sampai kepada usaha properti. Perusahaan terus melakukan ekspansi ke luar negeri. Saat ini, Petronas memiliki sedikitnya 87 perusahaan milik sendiri, penyertaan saham dan perusahaan afiliasi di dalam dan luar negeri. Kami memasuki sektor hulu dan hilir hampir di 35 negara, terutama di kawasan Asean, Asia, Afrika, Asia Tengah, Timur Tengah, Amerika Latin dan Australia. Menurut data, rata-rata produksi
RE: [iagi-net-l] Siapa Ketum HAGI - IAGI terpilih ?
Say dapat info katanya Bpk. Achmad Lutfi dan Bpk. Abdul Muthalib -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, December 01, 2005 9:38 AM To: HAGI-Net; iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Siapa Ketum HAGI - IAGI terpilih ? Any news ? ... Sharing donk ... RDP -- --Writer need 10 steps faster than readeR -- - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
RE: [iagi-net-l] Data, PND - NDC
Abah dan Pak Rovicky, Terimakasih Yanto Salim -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, October 20, 2005 1:40 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Data, PND - NDC Vick , jadi sebenarnya aturannya sudah ada. Sebagai contoh log log dari sumur sumur Wiriagar Deep , yang akan mensuplai gas ke Tangguh , sekarang ini sudah bukan rahasia negara lagi ya ! (apa iya pak Awang ?) Ternyata peraturan pemerintah yg terbaru ini th 2004 saya terlewat, trims Abah. Wah kalau memang begitu berarti kita sudah boleh memiliki data-data sumur tatangga ya ? Apakah kita juga diperbolehkan memperjual belikan data ini juga ? Misalnya saya membeli log/seismic kemudian saya interpretasikan dan saya jual hasil interpretasi saya boleh nggak ? RDP - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
RE: [iagi-net-l] Data PND - Re: [iagi-net-l] Penandatanganan KKS Yang Ke-3 Tahun 2005
Excellent thinking. Rgds, Yanto -Original Message- From: Harry Kusna [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, October 19, 2005 9:20 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Data PND - Re: [iagi-net-l] Penandatanganan KKS Yang Ke-3 Tahun 2005 Rekan2 GG ysh., Perkenankanlah saya mengutarakan pemikiran saya ttg data dan PND sehubungan dengan tulisan2 sebelumnya dari Pak Awang, Pak RDP, dsb. Tetapi, mohon maaf sebelumnya jika apa yg saya kemukakan ini salah atau kurang berkenan, karena mungkin keterbatasan pengetahuan saya atau karena saya mengemukakan apa adanya. Selama ini kita tahu bahwa ada peraturan ttg data Migas yg berpengertian bhw tanpa perijinan memadai, tidak boleh ada data yg dibawa keluar Indonesia, atau dicopykan kepada yg tidak berhak. Tetapi kita tahu juga bahwa teknologi sudah sedemikian canggihnya sehingga dengan satu kali tekanan pada komputer kita, sejumlah data sudah bisa beralih kemana-mana. Hal ini nampaknya belum diatasi dengan berbagai macam peraturan yg memadai. Sampai saat ini saya tidak tahu, apakah dari segi peraturan ada hal yg secara spesifik mengatur ttg ini, dan dari segi system, ada hal yg mengatasi pelanggarannya. Dari segi system saja misalnya, kita tahu bahwa seorang System Administrator di suatu instalasi komputer adalah seorang yg sangat berkuasa terhadap system tsb. Demikian juga seorang Database Admin. (DBA). Tetapi dengan era globalisasi ini, dimana dengan alasan efisiensi, perusahaan2 minyak bisa mengatur systemnya secara remote, afiliasi-nya di seluruh dunia bisa di groupkan berdasarkan region, maka kedua posisi tsb dapat dipegang oleh orang2 diluar Indonesia, dan nampaknya hal ini dibolehkan/tidak diketahui oleh BPMIGAS. Apa akibatnya? Walaupun mungkin tidak terjadi, tetapi kemungkinan orang tsb untuk mengambil data perusahaan afililiasinya yg berada di Indonesia sangat bisa terjadi tanpa kita ketahui. Mereka bisa mengatur privilege yg diperlukan untuk mengambil data tsb, mereka bisa menghapus system log yg berisi ttg apa yg telah mereka lakukan, sehingga secara audit, hal ini tidak akan terlihat. Disamping hal tsb., hal ini juga mengakibatkan hilangnya lapangan kerja bagi orang kita di negeri kita sendiri. Masa sih Syst. Admin atau DBA di Indonesia juga harus dipegang oleh bukan orang Indonesia? PND merupakan suatu institusi yg ditunjuk pemerintah untuk mengelola data Migas. Saya membayangkan bahwa tugas ini sangat berat bagi PND karena harus meng-inventory (sebagian merupakan inventory ulang) semua data2 (ribuan) yg ada, menyimpan-nya, memelihara, dan me-manage-nya. Namun sebnarnya, dengan pekerjaan yg sedemikian besar ini, PND mempunyai kekuatan dan peluang untuk bisa melebihi Petroconsultant, IHS Energy, atau WoodMackenzie dalam berperan menjadi sumber data yg lengkap bagi investor Migas di Indonesia. Produk PND (Inameta) yg berisi peta lokasi yg bisa di drill-down men-display-kan informasi di lokasi tsb., berpotensi besar untuk bisa melebihi Probe produk dari IHS, untuk area Indonesia. Memang mungkin karena dengan segala keterbatasannya, masih banyak hal yg harus diperbaiki PND untuk menuju ke arah itu, terutama perbaikan dari segi kualitas pelayanan, kualitas data yg diberikan, promosi/pemasaran, dsb. Mengingat banyaknya hal yg harus dikerjakan di satu pihak, sedangkan dilain pihak PND juga mungkin banyak mempunyai keterbatasan, barangkali langkah2 berikut dapat dipertimbangkan oleh PND: 1. Mungkin PND tidak perlu menyimpan dan memelihara semua data tsb., karena selama inipun, kebanyakan KPS sudah mempunyai system data management yg baik, sehingga dengan demikian, yg PND perlu kerjakan, adalah bekerja sama dengan KPS sehingga PND tahu persis data apa yg tersedia di KPS, terutama data2 yg sudah Open. Hal ini akan mengurangi biaya operasional PND, karena data tetap dibawah beban KPS. Data2 untuk area yg sudah direlinquished mungkin tidak perlu dikembalikan secara fisik ke PND, tetapi cukup administrasinya saja, karena untuk keperluan studi wilayah, mungkin data2 tsb masih diperlukan oleh KPS yg bersangkutan. Secara peraturan, penyimpana copy dari data tsb tidak diperkenankan, tetapi apakah betul sekarang KPS tidak menyimpan copynya? Bagaimana pemerintah memastikan hal itu? Nampaknya sulit, sehingga mungkin akan lebih baik jika dibiarkan saja disana, tetapi setiap saat PND berhak untuk mengaudit dan memintanya. Toh yg berhak menjual/mendistribusikan adalah hanya PND. 2. PND bisa bekerja-sama dengan KPS untuk membuat Inameta menjadi lebih baik, karena untuk daerahnya, KPS yg beroperasi di daerah itu akan lebih tahu ttg keadaannya. Dng bekerja-sama dng seluruh KPS, maka akan tercipta suatu hubungan kerja yg saling menguntungkan dng PND, karena di satu pihak, PND akan mendapatkan bantuan data daerah2 dari KPS ybs., sedangkan di lain pihak KPS akan mendapatkan informasi ttg data yg ada di daerah lain yg tersedia untuk keperluan studi wilayahnya. Untuk pendanaan Inameta ini, nampaknya tidaklah akan
RE: [iagi-net-l] Penandatanganan KKS Yang Ke-3 Tahun 2005
Mudah-mudahan usul Pak Kusuma ini tidak menambah ruwetnya birokrasi yang sekarang ini makin panjang dan ber kelok-kelok sehingga efisiensi menjadi tanda Tanya besar. Karena yang Birokrat mengaku membela Uang Negara, yang Investor menjerit atas kelambanan dan biaya biaya yang makin lama makin besar. -Original Message- From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, October 18, 2005 8:13 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Penandatanganan KKS Yang Ke-3 Tahun 2005 Mengapa sih untuk menjamin bahwa tagihan2 itu dipenuhi, tidak diharuskan menaruh bid bond saja sebelum penanda-tanganan KKS dilaksanakan? - Original Message - From: Eddy Subroto [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, October 18, 2005 7:18 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Penandatanganan KKS Yang Ke-3 Tahun 2005 Awang menulis (diedit): Saya senang perusahaan2 migas nasional serempak berani eksplorasi, tetapi kok tidak diikuti pemenuhan komitmen. Nah, serius gak sih mengambil blok ? salam, awang (salah satu tugasnya : menagih komitmen2..!) Mas Awang, Apakah ada konsekuaensi (baik administrasi maupun legal) jika janji atau komitmen tersebut tidak dijalankan? Apakah mungkin bloknya diambil pemerintah lagi sebelum waktunya, karena perusahaannya gagal memenuhi komitmen tersebut, ataukan harus melalui peringatan pertama, kedua, dst. sampai akhirnya waktu penguasaan blok itu habis? Apakah ini tugas utama BPMIGAS atau MIGAS? Syukur masih ada orang seperti Anda yang menempatkan salah satu tugasnya menagih komitmen. Semoga komitmen eksplorasi ditepati, sehingga eksplorasi semakin marak dan target negara untuk menaikkan kuota terpenuhi. Wasalam, EAS - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
RE: [iagi-net-l] 3D Modeling untuk thin reservoir
Basic conceptnya adalah sama dengan vertical resolution, hanya disini kita akan melihat bahwa horizontal resolution akan didikte oleh jarak traces dan radius dari First Fresnel Zone. Untuk single trace or wavefront, maka radiusnya tergantung dari factor factor frequency, velocity dan depth. Untuk feature yang lateralnya kurang dari first Fresnel zone maka tidak akan terdeteksi oleh single trace. Oleh sebab itu industry mengambil jarak traces yang jauh lebih sempit dari First Fresnel zone ( 200 meter atau lebih ), sehingga traces traces yang rapat ini akan mewakili reflector yang continue dan lebih kecil dari horizontal resolution dari first Fresnel zone. Trace-trace seismic ini secara lateral mewakili cuplikan- culikan atau di vertical resolusi disebut sample rate. Interpolasi traces untuk memperkecil lateral resolusi, adalah tidak seberbahaya vertical re-sampling, karena:1. pada saat sekarang umumnya bin size (25X25 meter) ataupun jarak traces sudah dekat (12.5 meter). 2. Interpolasi sudah di tuntun oleh data yang cukup sehingga interpolasi akan ketahuan salah dengan terjadinya keanehan pada hasil interpolasi. 3. meskipun terjadi spatial aliasing dampaknya hayalah sekitar 25 meter. Umumnya saat sekarang ini kalau kita melakukan lateral re-sampling atau modeling manfaatnya boleh dikatakan tidak ada. Kalau tetap mau dilakukan silahkan saja, karena dampak negatifnya kecil dan costnya relatively rendah. Untuk modeling thin reservoirs, silahkan lakukan simulasi secara manual. Ambil satu gelombang sinus dengan mempunyai cuplikan 2 sampel masing-masing ada di puncak amplitudo negative dan positif. Kemudian dengan 2 cuplikan tadi resample secara linear, maka akan terjadi diantara dua titik puncak harga yang linear dimana kalau digabung tetap akan menjadi satu gelombang sinus yang mempunyai panjang gelombang yang sama atau frequency yang sama. Kalau re-sampling dilakukan dengan tidak linear maka kita akan mendapatkan frequency aliasing yang tidak mewakili apapun. Sederhananya, gambarkan diantara 2 puncak tersebut diatas dengan interval yang beraturan amplitudo yang sama satu di positif satu lagi yang negative. Apa yang terjadi? Basic conceptnya adalah High frequency enhancement bisa dilakukan melebarkan bandwidth tidak. Yanto Salim -Original Message- From: Franciscus B Sinartio [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, September 13, 2005 8:16 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] 3D Modeling untuk thin reservoir Pak Yanto, gimana dengan lateral resolution ? ini biasanya sangat sangat membantu. kalau misalnya bin size nya 25 X 25 M2, maka geologic feature yang bisa terdeteksi adalah yang minimum (4 X 25)100 meter lebar nya (dari sisi salah satunya). Diksusi geologic modeling diterusin juga dong... fbs --- Yanto Salim [EMAIL PROTECTED] wrote: All, Pertanyaan di e-mail di bawah ini mungkin bisa dievaluasi kalau kita kembali ke prinsip dasar dari resolusi seismic: Thin reservoirs/ resolusi vertical. Faktor yang menentukan adalah kedalaman, velocity , frequency dan tentu saja parameter seismic acquisition. Jadi apakah 5 meter thin reservoir dan bisa terdeteksi oleh seismic?. Bisa kalau reservoirnya dangkal sekali dan seismicnya high resolusi seismic. Apakah 50 meter reservoir thickness selalu bisa terdeteksi?. Belum tentu, kalau kedalamannya mencapai 3500 meter dengan velocity yang tinggi. Effectifkah re-sampling?. Kalau seandainya resolusi vertical atau katakanlah detectable thickness dari reservoirs dengan sampling rate 2 ms. adalah 30 meter. Ambil formasi yang ketebalannya 30 meter ( shales atau non reservoir) lalu ditengahnya ada sisipan reservoir setebal 5 meter, maka seismic akan mendeteksi hanyalah yang 30 meter. Dengan re -sampling ( katakanlah linear interpolation) yang sisipan 5- meter tidak akan terwakili, seperti yang dibahas dalm milis ini re- sampling hanya akan menambah dense tapi tidak mewakili kondisi geologi. Logikanya, frequency data tidak bisa ditambah dengan re-sampling. Argumen akan timbul disini bahwa dengan re- sampling naik frequencynya, untuk ini telaah kata-kata Sdr. Paulus yang mengatakan hanya tambah dense. Modeling. Ini adalah hal yang sangat argumentable, modeling adalah kalau, istilah saya, sudah menjadi pilihan terakhir dengan tidak adanya tool lain lagi. Untuk thin reservoir atau under limitation of seismic resolution, maka modeling menjadi option dimana biaya dan waktu bisa tak terbatas. Kenapa?. Karena unsur subjectivitas sangat berperan, kemudian dengan modeling, professional akan terpengaruh akan modelingnya sesuai dengan waktu dan akhirnya percaya bahwa hasilnya adalah benar. Buntutnya pilihan menjadi satu dan di drill dengan hasil?. Kalau memang akan di model untuk contoh diatas, mungkin ada baiknya geological modelnya dibikin simulasi seismic (raytracing), dan modelnya match dengan seismic asli dulu, lalu baru disisipkan thin reservoirnya dan diray
[iagi-net-l] 3D Modeling untuk thin reservoir
All, Pertanyaan di e-mail di bawah ini mungkin bisa dievaluasi kalau kita kembali ke prinsip dasar dari resolusi seismic: Thin reservoirs/ resolusi vertical. Faktor yang menentukan adalah kedalaman, velocity , frequency dan tentu saja parameter seismic acquisition. Jadi apakah 5 meter thin reservoir dan bisa terdeteksi oleh seismic?. Bisa kalau reservoirnya dangkal sekali dan seismicnya high resolusi seismic. Apakah 50 meter reservoir thickness selalu bisa terdeteksi?. Belum tentu, kalau kedalamannya mencapai 3500 meter dengan velocity yang tinggi. Effectifkah re-sampling?. Kalau seandainya resolusi vertical atau katakanlah detectable thickness dari reservoirs dengan sampling rate 2 ms. adalah 30 meter. Ambil formasi yang ketebalannya 30 meter ( shales atau non reservoir) lalu ditengahnya ada sisipan reservoir setebal 5 meter, maka seismic akan mendeteksi hanyalah yang 30 meter. Dengan re -sampling ( katakanlah linear interpolation) yang sisipan 5- meter tidak akan terwakili, seperti yang dibahas dalm milis ini re- sampling hanya akan menambah dense tapi tidak mewakili kondisi geologi. Logikanya, frequency data tidak bisa ditambah dengan re-sampling. Argumen akan timbul disini bahwa dengan re- sampling naik frequencynya, untuk ini telaah kata-kata Sdr. Paulus yang mengatakan hanya tambah dense. Modeling. Ini adalah hal yang sangat argumentable, modeling adalah kalau, istilah saya, sudah menjadi pilihan terakhir dengan tidak adanya tool lain lagi. Untuk thin reservoir atau under limitation of seismic resolution, maka modeling menjadi option dimana biaya dan waktu bisa tak terbatas. Kenapa?. Karena unsur subjectivitas sangat berperan, kemudian dengan modeling, professional akan terpengaruh akan modelingnya sesuai dengan waktu dan akhirnya percaya bahwa hasilnya adalah benar. Buntutnya pilihan menjadi satu dan di drill dengan hasil?. Kalau memang akan di model untuk contoh diatas, mungkin ada baiknya geological modelnya dibikin simulasi seismic (raytracing), dan modelnya match dengan seismic asli dulu, lalu baru disisipkan thin reservoirnya dan diray tracing lagi, sekarang dengan sample rate katakanlah 0.5 ms. Kalau memang bagus, barulah seismic aslinya di re-sampling dan dibandingkan dengan hasil modeling. Mungkin hal ini sudah dilakukan jadi ini hanyalah masukan kalu belum dilakukan. Adalah hal yang sangat mungkin terjadi bahwa modelnya tidak akan match dan akhirnya dengan berjalannya waktu dipaksakan match. Business decision. GIGO, atau garbage in garbage out. Adalah kata kata skeptical yang mengandung kebenaran beberapa dekade silam. Maaf kalimat ini kurang enak didengar tetapi itulah yang terkenal dulu artinya komentar dari member milis ini mengenai kalau pada saat akuisisi sudah tidak ada datanya, maka usaha berikutnya untuk menambah data dari tiada menjadi ada adalah sangat ber resiko dan ini tentunya tergantung dari perusahan tempat kita masing-masing bekerja, kalu perusahaan yang mempunyai un-limited resourses maka hal ini sangat menarik dan feasible untuk dilakukan. Untuk perusahaan yang terbatas resourcesnya maka akan terjadi keputusan yang sangat cepat bor atau tidak dimana disini yang berperan adalah business decision. Mohon maaf kalau opini diatas ada yang kurang sreg, tujuannya adalah untuk berbagi visi dan mengajak semua untuk kembali ke prinsip dasar. Rgds, Yanto Salim -Original Message- From: Paulus Tangke Allo [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Sunday, September 11, 2005 7:56 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] resampling - Re: [iagi-net-l] 3D Modeling untuk thin reservoir saya belum coba, tapi dugaan saya tidak lebih bagus. alasannya, karena tidak ada informasi tambahan apapun dari seismik yg di-resampling dari 2 ms ke 0.5 ms. memang sih datanya jadi tambah banyak, kembali lagi perlu ditanyakan, apakah yg ditambahkan itu memang benar2 data atau cuma noise? --pta On 09/09/05, Leonard Lisapaly [EMAIL PROTECTED] wrote: Just curious : Apakah model-based inversion dengan data seismik yang diresampling dari 2 ms ke 0.5 ms itu lebih bagus karena kita harus menggunakan model yang juga diresampling dari 2 ms ke 0.5 ms. LL - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
RE: [iagi-net-l] resampling - Re: [iagi-net-l] 3D Modeling untuk thin reservoir
Sdr. Paulus pendapat anda benar sekali karena itulah konsep dasar teori komunikasi. -Original Message- From: Paulus Tangke Allo [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, September 05, 2005 4:41 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] resampling - Re: [iagi-net-l] 3D Modeling untuk thin reservoir maksud saya, kalau dari 2ms kemudian di-resampling menjadi 4 ms, itu kan sebenarnya secara tidak langsung kita sudah meng-aplikasi-kan proses filtering thd data. sedangkan bila kita resampling dari 2 ms ke 0.5 ms maka scr tidak langsung kita sudah menambahkan data ke dalam original seismic-nya. pertanyaannya, yg ditambahkan ini apa iya data? bukannya malah cuma noise saja? lebih lanjut lagi, detil yg kita lihat, apakah itu memang informasi tambahan? kalau cuma interpretasi sih, noise juga bisa dibuat geologically make sense :) --pta On 05/09/05, Yudi Yanto [EMAIL PROTECTED] wrote: Betul Mas Yosef, saya juga sependapat. Dalam kasus resampling ini, awalnya coba-coba u/ membandingkan antara yg di resampling dan yg tidak. Hasilnya data yg diresampling bisa meningkatkan resolusi walaupun sedikit. Resampling ini diilhami dari proses High Frequency Enhancement of Seismic Data by Reconvolution o/ Kevin Gerlitz (P. Young - PETEX 2004). Dalam salah satu stepnya ia melakukan resampling (dari 2 atau 4 ms menjadi 0.5 ms menjawab pertanyaan mas pta). - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
[iagi-net-l] Wk CEPU
Kalau kasus Exxon ini dianggap sudah final. Dan Exxon berjanji akan start produksi 2008. Apakah tidak sebaiknya team negotiator kita memasukkan klausal punishment? seandainya tidak terbukti maka Exxon akan dikenakan sanksi misalnya share mereka akan berkurang menjadi 30%. Ini akan mengurangi resiko keterlamabann dan overhead cost yang tinggi. -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [ mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] ] Sent: Thursday, June 23, 2005 9:27 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Cepu lagi .. siapa yang tanda tangan WK Cepu? Untuk itulah seharusnya pemerintah dalam kebijakannya selalu berpegang kepada pasal 33 ayat 3 UUD 1945, berbunyi ''bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.'' --- apa yang dimaksud dg DIKUASAI disini, kadang kadang pasal ini banyak digunakan untuk salah satu alasan menolak privatisasi BUMN ,kerja sama pengelolaan sumberdaya alam ( air,tambang, dll )dengan pihak asing.Apakah kontrak kontrak yang ada ini juga bisa ditafsirkan menyerahkan kekuasaan ini dari negara ke pihak lain . apakah dalam hal ini negara ( bisa melalui alat negaranya /BUMN nya )harus mengelola sendiri sumberdaya alamnya ( air, tambang,migas, dll ), tdk seperti sekarang ini memberikan kuasa pengelolaannya kepada pihak lain ( Negara tinggal terima keuntungannya saja ) Ism Untuk kasus Exxon terlihat amat aneh. Penulis melihat adanya kejanggalan dalam negosiasi perpanjangan kontrak di Blok Cepu. Hal ini berkaitan dengan isyarat pemerintah dalam memberikan angin kepada pihak Exxon untuk memperpanjang kontrak, karena jika dilihat dari sisi bisnis jelas-jelas membiarkan asing masuk Blok Cepu merupakan kerugian besar bagi negara. Sebagai wakil rakyat, penulis dengan tegas telah mengingatkan dalam dalam rapat dengar pendapat dengan menteri ESDM, kepala BP Migas, dan dirut Pertamina pada 16 Mei 2005, bahwa pemerintah tidak perlu memperpanjang kontrak pengelolaan Blok Cepu, cukup sudah serahkan saja pada Pertamina, secara legal tidak ada aturan yang dilanggar. Hal senada juga diungkapkan oleh Kurtubi, seorang ahli perminyakan, di Republika, pada 23 Mei 2005. Kronologi Pada 1980, Pertamina bekerja sama dengan PT Humpuss Patragas (HPG) dalam bentuk Technical Assistance Contract (TAC) untuk daerah Blok Cepu dengan masa kontrak 30 tahun, sehingga akan berakhir 2010. Tahun 1994, Ampolex Ltd dari Australia resmi membeli 49 persen saham HPG. Tidak berapa lama Ampolex Ltd diakuisisi oleh Mobil Energy dan Proteleum Australia (MEPA) dan menunjuk Mobil oil Indonesia (MOI) sebagai representatif segala hak dan kewajiban menyangkut 49 persen saham di HPG. Hal ini melanggar ketentuan TAC. Guna melegalkan pemboran disusun dokumen perjanjian baru yang disebut ''TAC Plus''. Kurun waktu 1998-2000 adalah masa perundingan dalam rangka akuisisi 100 persen saham HPG oleh MOI bersamaan dengan Mobil Internasional sebagai iInduk MOI diakuisisi oleh Exxon di AS. Bergantilah nama MOI menjadi Exxon Mobil Indonesia (EMI) Menurut Profesor Koesoemadinata, guru besar geologi ITB, mantan penasihat teknis geologi HPG, tahun 1998 ditemukan cadangan minyak yang spektakuler di Cepu oleh HPG yang waktu itu masih memilki 51 persen sahamnya. Namun tiba-tiba pihak Mobil Oil menghentikan proses eksplorasi, dengan alasan ada gas beracun H2S. Dalam harian Republika, pada 20 Mei 2005, sumber mereka yang juga terlibat dalam eksplorasi menyatakan pihak Mobil Oil telah sengaja menyembunyikan fakta tentang hasil penemuan cadangan itu, bahkan dari informasi yang penulis terima pihak Mobil Oil menggantung rig (alat pengeboran) selama dua tahun tidak diaktifkan. Apakah Mobil Oil tidak memiliki teknologi yang canggih sehingga harus menunggu begitu lama dan menghabiskan biaya 100 juta dolar AS, dan nantinya akan ditagih kepada negara dalam bentuk cost recovery? Jangan-jangan ini sekedar akal-akalan pihak Exxon untuk bisa menguasai Blok Cepu dan punya alasan untuk memperpanjang kontrak dengan kita. Tahun 2005, EMI berusaha mendapat perpanjangan hak pengelolaan Blok Cepu dengan pemerintah Indonesia (Pertamina-BP Migas-Departemen ESDM). Adakah lagi harga diri bangsa? Harusnya tim negosisiasi pemerintah harus banyak belajar tentang arti sebuah kebangkitan bangsa. Harapan 220 juta rakyat Indonesia jangan dihanguskan oleh sebuah kontrak yang bernama Production Sharing Contract (PSC) yang diajukan oleh Exxon. Jika PSC benar-benar terjadi maka ini jelas-jelas merugikan Indonesia. Apa yang memberatkan bagi pemerintah untuk tidak memperpanjang kontraknya dengan Exxon Mobil di Blok Cepu? Bukankah kita tidak menyalahi prosedur? Tidak ada kewajiban bagi Pertamina untuk memperpanjang kontrak Technical Assistance Contract (TAC) yang berakhir pada 2010 itu. Dalam PP 35/2004 tentang Kegiatan Usaha