Re: RE: [iagi-net-l] Efisiensi dan elastisitas -- 87 Ribu Mobil Terjual di April 2012

2012-05-14 Terurut Topik yanto salim
Pak Ong,

Uraian menarik dan pasti sudah ada wacana yang sangat mendalam dipengatur 
kebijakan yang penuh dengan para pakar, kenapa sampai detik ini tidak pernah 
telaksanakan.  Dan bagaimana institusi ini berperan untuk melaksanakan tindakan 
tindakan danterutama kebijakan efisiensi dan elastisitas energy, kira kira apa 
yang harus dilaksanakan?

Salam

Yanto Salim




Sent from Yahoo! Mail on Android



Bls: [iagi-net-l] OOT (Berita duka: ibunda kang NAM)

2012-04-09 Terurut Topik yanto salim


Pak Nanang,

Saya sekeluarga menyampaikan rasa Bela Sungkawa atas meninggalnya ibu tercinta. 
Semoga amal ibadahnya diterima oleh NYA.



YS





Bls: [iagi-net-l] Cara Pertamina Jadi Perusahaan Energi Dunia

2011-11-08 Terurut Topik yanto salim
Bukankah Pertamina sejak tahun 1970 an sudah merupakan perusahaan energi kelas 
dunia? dan sampai saat ini tetap kelas dunia?, kenapa kok mengecilkan diri 
sendiri?

Salam 

YS





Dari: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
Kepada: IAGI iagi-net@iagi.or.id; iatmi-kl iatmi...@googlegroups.com
Dikirim: Rabu, 9 November 2011 8:06
Judul: [iagi-net-l] Cara Pertamina Jadi Perusahaan Energi Dunia


Cara Pertamina Jadi Perusahaan Energi Dunia
Hadi Suprapto, Iwan KurniawanRabu, 9 November 2011, 06:13 WIB
VIVAnews - Visi PT Pertamina (Persero) dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan 
(RJPP) 2011-2015 menargetkan pada 2015 nanti Pertamina menjadi perusahaan 
energi nasional kelas dunia.
Pada tahun itu, Pertamina menargetkan masuk dalam 15 perusahaan minyak terbesar 
di dunia dengan cadangan migas sebesar 2,22 miliar barel ekuivalen minyak 
(BBOE) dan memproduksi migas sebanyak 776 juta barel setara minyak per hari 
(MBOEPD).
Pertamina agresif dalam pengembangan sektor hulu yang kemudian dijadikan 
sebagai titik fokus strategi. Karena itu, Pertamina melalui anak perusahaannya, 
Pertamina Hulu Energi terus melakukan ekspansi hingga ke luar negeri. 
Dalam data aset overseas PHE yang dikutip VIVAnews.com, Pertamina tercatat 
memiliki 9 blok di tujuh negara. Pengelolaan blok tersebut bekerjasama dengan 
berbagai perusahaan migas internasional.
Pertamina memiliki satu blok di Malaysia yang berlokasi di offshore Sarawak. 
Blok SK-305 dikelola Pertamina bersama Petronas Carigali dan PVEP (Vietnam). 
Dalam blok ini Pertamina mempunyai saham kepemilikan 30 persen. Status blok 
SK-305 sejak Juni 2011 sudah mulai beroperasi.
Di Vietnam, Pertamina mempunyai dua blok, yaitu Blok 10 dan Blok 11,2. 
Pertamina mempunyai saham 11,20 persen dan sisanya dimiliki oleh Petronas 
Carigali, PVEP, dan Quad Energy SA. Saat ini status blok tersebut dalam  
pengembangan dan dijadwalkan pada 2012 sudah mulai berproduksi.
Sedangkan di Australia, Pertamina mempunyai satu blok, yaitu blok BMG yang 
dikelola bersama Rock Oil Ltd, Beach Petroleum Ltd, Ceizo EP Ltd, dan Sojitz 
Energy. Pertamina memiliki kepemilikan saham sebesar 10 persen dan hingga saat 
ini blok tersebut masih dalam fase non produksi.
Pertamina juga memiliki blok migas di Qatara bernama blok 3. Pertamina memiliki 
kepemilikan saham sebesar 25 persen dan sisanya dimiliki oleh Wintershall AG, 
Cosmo Energy dan ED Ltd. Status blok tersebut sedang studi geologi dan 
geofisika dan estimasi pengeboran pada 2012.
Di Sudan, Pertamina memiliki blok 13 dengan saham sebesar 15 persen. Pertamina 
bersama-sama dengan CNPC sudapet, Dindir Petroleoum, Africa Energy, Express, 
dan Petroleum  Gas Co. Ltd. Saat ini masih dalam studi geologi dan geofisika.
Pertamina juga mempunyai dua blok di Libya, yaitu Blok 17-3 dan Blok 123-3 
dengan kepemilikan saham 100 persen. Namun akibat situasi politik dan keamanan 
Libya yang belum stabil hingga saat ini, aktivitas Pertamina di kedua blok 
tersebut belum beroperasi.
Di Irak, Pertamina mempunyai blok 3WD yang merupakan blok onshore west dessert 
dengan kepemilikan blok 100 persen. Saat ini aktivitas blok tersebut masih 
dalam eksplorasi.
www.vivanews.com 
http://bisnis.vivanews.com/news/read/262516-cara-pertamina-jadi-perusahaan-energi-dunia
 
Dipublikasikan : Rabu, 9 November 2011, 06:13 WIB 
©VIVAnews.com

-- 
Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari

[iagi-net-l] Bls: [Forum-HAGI] Penyerahan data ke Pusdatin

2011-10-18 Terurut Topik yanto salim
Apakah ini karena PND belum siap atau memang tidak ada, pengalaman menunjukkan 
sering PND belum rampung penyediaannya, walaupun data sudah dikembalikan oleh 
PSC.

Penyerahan data akan mulus kalau tidak dibebani biaya lagi oleh PND/pusdatin. 
Setiap well  dan setiap seismic data ada costnya waktu beli lalu sesudah 
operasi dan relinquished diwajibkan mengembalikan data, lalu dalam proses  
penyerahan/ pengembalian data dikenakan  biaya, seandainya pingin Join study 
proses bayar  akan berulang  waktu  melihat data sendiri. Sebaiknya berita 
berita yang emosional begini diimbangi dengan apa yang benar benar terjadi.


Kenapa sedemikian banyak Perushaan enggan melaksanakan suatu hal yang dianggap 
 positif dan gampang sekali.

YS




Dari: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
Kepada: IAGI iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id; 
migas_indone...@yahoogroups.com; geologi...@googlegroups.com
Dikirim: Selasa, 18 Oktober 2011 8:04
Judul: [Forum-HAGI] Penyerahan data ke Pusdatin


Selama ini kita sering mengeluh dengan ketiadaan dan susahnya akses data di PND 
sebagai perusahaan yang mengeola data migas. Namun setelah beberapa kali saya 
ke PND (Patra Nusa Data) dan menanyakan (mencari) data-data sumur, seismic, 
report serta hasil kajian lain yang telah dilakukan oleh operator (perusahaan) 
yg jelas sudah dibiayai oleh negara (Cost Recovery), maupun yang menjadi hak 
negara karena aturan kontrak PSC, ternyata masih banyak yang belum diserahkan 
ke negara.

Ini sangat ironis sekali, perusahaan ingin mendapatkan data dan informasi 
dengan mudah dan murah untuk sebuah data yang sudah terbuka sesuai aturan 4 6 8 
tahun, namun perusahaan-perusahaan itu sendiri juga yang sering bermain 
dengan keengganan menyerahkan data yang merupakan hak negara yang dapat dipakai 
untuk usaha eksplorasi yang berkelanjutan.

Yang lebih lutju lagi sering juga dijumpai diantara pekerja nasional yang 
mempertahankan (berargumentasi) bahwa pengunduran penyerahan ini memiliki arti 
bisnis. Yang tentusaja ini sangat merugikan negaranya, yang pada akhirnya ya 
dirinya sendiri. 

Modus menyembunyikan kunci.

Beberapa perusahaan juga mencoba dengan mengakali dalam soal penyerahan data 
ini. Ada satu volume 3D seismic yang dipotong sehingga seolah-olah perusahaan 
itu sudah menyerahkan data memenuhi kewajibannya. Namun sebenarnya masih ada 
data yang disembunyikan. Dan justru di daerah itulah kunci informasi untuk 
menunjang kegiatan eksplorasi daerah sebelahnya yg dikelola perusahaan lain. 
Beberapa laporan penelitian (riset/studi) yang dilakukan tidak berhubungan 
langsung dengan data dasar sumur ataupun seismic, seringkali merupakan laporan 
yang tidak (belum) diserahkan. Misalnya laporan biostratigrafi yang menggunakan 
beberapa sumur sebagai acuannya, sehingga seolah-olah tidak berasosiasi dengan 
data sumur dan penyerahannya tersembunyi karena tidak berhubungan dengan data 
dasar (sumur-seismic). Post processing seismic (inversi, AVO dsb) yang 
tentusaja sudah dibiayai oleh negara (Cost recovery) juga banyak yang tidak 
(belum) diserahkan ke negara. 

Informasi keberadaan riset baru, studi-studi lanjutan, penelitian khusus 
(stratigrafi, sedimentologi dan tectonic regional), dan juga adanya kegiatan 
post processing seismic ini tentunya yang mengetahui adalah BPMIGAS, karena 
secara operasional dibawah pengawasannya. Hanya saja penyerahan ini merupakan 
tugas bersama dengan PUSDATIN, atau menjadi point utama tugas PUSDATIN. 
Sayangnya PUSDATIN tidak secara langsung membawahi kontraktor (KPS).

Apa kerugian negaranya ? Ya tentusaja menjadikan riset serta usaha eksplorasi 
terhambat. Bahkan banyak yang menggunakan problem data ini sebagai alasan 
untuk mengundurkan proyek yang sudah disepakati.

Enforcement

Setelah beberapa kali kita mengungkap ketiadaan atau kesulitan akses data 
sebagai penghambat dijalankannya komitmen pasti serta proyek-proyek (riset) 
eksplorasi, mestinya sekarang kita memulai dengan enforcement mengumpulkan 
data-data yang memang sudah seharusnya ada di PUSDATIN. Perlu diinventaris 
ulang dimanakah data-data yang seharusnya milik negara dan boleh diakses dengan 
ketentuan 4-6-8 tahun itu. Tentunya ini akan berguna supaya tidak ada usaha 
akuisisi data yang berulang akibat ketidak tahuan keberadaan sebuah survey 
akuisisi data.

Bagaimana dengan data selain migas (Nonmigas)
Saya tidak tahu apakah untuk nonmigas juga ada kewajiban perusahaan tambang 
untuk menyarahkan data-data survey, riset serta penelitiannya ke negara ? 
Bagaimana aturannya ? 
Nah siapakah (lembaga) yang mampu melakukan enforcement ke 
perusahaan-perusahaan ini untuk menyerahkan hak negara ?


Salam
Rovicky Dwi Putrohari
Don't ask fairness to your competitor, the don't ! (adopted from Green 
Lantern movie)

__
Pembayaran iuran tahunan keanggotaan HAGI dapat ditujukan melalui :
Bank BNI Cab. Menteng Jakarta
No. Rek: 0010740147
Atas nama: Himpunan Ahli Geofisika 

Bls: [iagi-net-l] Plato Gamping Ayamaru, Papua dan Hunian Prasejarah

2010-03-10 Terurut Topik yanto salim
Nana,

Terimakasih sharingnya, yang tentunya berguna untuk anggaota milis ini.
Kalau boleh saya minta melalui Japri scan lengkapnya


Salam,

Yanto Salim





Dari: Nana Djumhana n.djumh...@petrochina.co.id
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Terkirim: Kam, 11 Maret, 2010 08:11:56
Judul: Re: [iagi-net-l] Plato Gamping Ayamaru, Papua dan Hunian Prasejarah

Karena banyak permintaan, saya sudah scan hard copy artikel yang di muat di 
majalah tersebut dan saya hanya kirimkan kepada yang memohon melalui japri.
Prinsipnya isi tulisan tersebut sbb :

1. Tidak ada pertentangan antara ayat Tuhan yang tertulis dalam Kitab Suci 
(ayat Qauliyah) dan yang tersirat di bumi dan alam semesta ini (ayat 
Kauniyah). Dasarnya  QS Adz Dzaariyaat 20-21.

2. Kehidupan di bumi ini mengalami evolusi yang prosesnya dengan 
campur-tangan Tuhan (bukan teori evolusinya Darwin dan pengikutnya yang 
berdasar seleksi alam dan tanpa campur-tangan Tuhan), dari yang paling 
sederhana (virus) sampai yang paling sempurna (manusia Adam). Proses evolusi 
ini disinggung dalam QS Al Ankabuut 20, Al A'laa 1-3, Al Nabiyaa' 30, An Nur 
45 dan Thahaa 53.

3. Asal-usul manusia yang diceritakan dalam Kitab Suci lebih ditekankan 
kepada manusia Adam dan keturunannya, karena Kitab Suci itu diperuntukkan 
bagi manusia keturunan Adam. Meskipun begitu, beberapa firman Tuhan seperti 
pada QS Al Baqarah 30 dan Al An 'am 133 menyiratkan adanya masyarakat 
manusia dari golongan/jenis lain sebelum kejadian Adam, sebagaimana dalam 
ilmu pengetahuan adanya kemunculan dan kepunahan jenis manusia mulai dari 
Australophitecus, Homo habilis, Homo erectus sampai Homo sapiens seperti 
manusia Neanderthal dan manusia Cro-Magnon.

4. Dalam hadits shahih Muslim, Nabi Muhammad SAW pernah menyampaikan tentang 
kejadian bumi dan seisinya :  dan (Allah) menjadikan Adam a.s. 
sesudah (waktu) ashar pada hari Jum'at (era terakhir penciptaan) setelah 
selesai tercipta seluruh makhluk, pada saat terakhir di hari Jum'at antara 
ashar dan malam. Kalender Yahudi menyatakan bahwa manusia (Adam) muncul di 
bumi 5754 tahun dihitung dari  1993 (5771 dari sekarang), sepertinya kurang 
sesuai dengan realitas. Banjir bandang pada jaman Nabi Nuh a.s. merupakan 
kunci kapan manusia Adam ada di bumi. Kejadian tersebut setelah Nabi Nuh 
berdakwah selama 950 tahun (QS Al Ankabuut 14), dan Nabi Nuh sendiri 
merupakan generasi ke-10 dari Nabi Adam (sejarah para Nabi), sehingga beda 
waktu antara banjir bandang dengan keberadaan Nabi Adam diperkirakan sekitar 
2000 tahun. Dari sisi ilmu pengetahuan, (dalam artikel tsb didasarkan pada) 
hasil penelitian Delmas (1980), Neffel (1982) dan Berger (1984) bahwa 
pencairan es terakhir secara besar-besaran yang mungkin sebagai penyebab 
banjir bandang  itu, terjadi pada sekitar tahun 8000 SM. Dengan demikian 
keberadaan Nabi Adam di bumi sekitar tahun 10,000 SM atau 12,000 tahun dari 
sekarang. Wallahu 'alam.

Salam,
Nana


- Original Message - 
From: yanto...@yahoo.co.id
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wednesday, March 10, 2010 6:39 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Plato Gamping Ayamaru, Papua dan Hunian Prasejarah


 Nana,

 Peminatnya banyak ada baiknya di posting saja disini (discan).
 Pertanyaan pertanyaan ini akan menarik kalau dibahas dengan santai.

 Misalnya Apakah benar asal muasal manusia dari hanya Adam dan Hawa? Atau 
 orang Yahudi pada saat dan jaman itu menyederhanakan konsep karena pada 
 saat itu pengetahuan manusia terbatas.

 Kalau melihat menyebarnya manusia purba di berbagai belahan dunia apa 
 betul hanya ada satu pasang Adam dan Hawa? Dan hanya ada di tempat orang 
 Yahudi bermukim?

 Kenapa kebudayaan Mesir dan Asia timur yang  lebih tua  tidak mengatakan 
 Adam dan Hawa sebagai asal muasal manusia ciptaan Tuhan yang pertama?.

 Kalau mentok diskusinya yah sudah, harus kita terima secara dogmatis, 
 sebab kemampuan manusia sangat terbatas.

 Terima kasih Nana

 Salam

 Yanto Salim
 Powered by Telkomsel BlackBerry®

 -Original Message-
 From: ukat.suka...@eniindonesia.co.id
 Date: Wed, 10 Mar 2010 08:58:50
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Cc: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Plato Gamping Ayamaru, Papua dan Hunian 
 Prasejarah
 Pak Nana,

 Kalau boleh, saya minta copy nya Pak.

 Terimakasih sebelumnya atas kebaikan Pak Nana.

 Salam,
 us





 Nana Djumhana n.djumh...@petrochina.co.id
 03/10/2010 08:25 AM
 Please respond to iagi-net


        To:    iagi-net@iagi.or.id
        cc:
        Subject:        Re: [iagi-net-l] Plato Gamping Ayamaru, Papua dan 
 Hunian Prasejarah


 Pak Ukat,

 Saya pernah menulis hal ini dan dimuat dalam majalah Panji Masyarakat  No.

 760 halaman 38-41, yang terbit pada awal Juli 1993. Judul tulisan tersebut

 : Benarkah Adam manusia Pertama (Kajian Asal Manusia berdasar Al-Quran
 dan
 Ilmu Pengetahuan). Sayang tidak punya digitalnya, tapi kalau hard
 copy-nya
 masih ada.

 Wasalam,
 Nana

 - Original Message - 
 From: ukat.suka...@eniindonesia.co.id

[iagi-net-l] Selamat Natal Dan Tahun Baru

2008-12-21 Terurut Topik yanto salim
Bapak dan Ibu Sekalian,

Selamat Natal  buat yang merayakannyadan
Selamat Tahun Baru bagi kita semua.

Damai dibumi dan damai dalam hati kita semua.

Salam

Yanto Salim



  Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat. Undang teman dari 
Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang! 
http://id.messenger.yahoo.com/invite/

[iagi-net-l] Hydrate exploration, Gas Shales

2008-11-26 Terurut Topik yanto salim
Kalau tidak salah ingat ditahun 2005/2006, dimilis ini pernah dibahas tentang 
gas shales (Pak Awang dan lain lain), dari gambaran yang diberikan saya 
perkirakan potensi gas shales ini cukup besar dicekungan cekungan kita dan 
teknologinya sudah terbukti di USA. Apakah sudah ada evaluasi atau tindak 
lanjut tentang potensi gas shales ini?. Ulasan pak Oki dibawah ini cukup 
menakutkan, oleh karenanya daripada fokus ke hydrate yang tentunya tetap 
berpotensi, ide pemetaan, eksekusi apa yang bisa di telurkan dari diskusi gas 
shales 2 tahun yang lalu, apakah memang untuk kita cukup besar potensinya 
apakah hal ini harus dimotori oleh MIgas/BPMIGAS?

Maaf nelenceng dari gas hydrate.

Salm

Yanto Salim




Dari: oki musakti [EMAIL PROTECTED]
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Terkirim: Rabu, 26 November, 2008 09:04:10
Topik: Re: [iagi-net-l] Paleo-hydrate Re: [iagi-net-l] Hydrate exploration

Masalah untuk methane hydrates ini lebih menyangkut bagaimana mengekstraksinya 
dengan aman ketimbang bagaimana menemukannya. 
 
Masalahnya methan merupakan salah satu greenhouse gas yang 'paling jahat', jauh 
lebih berbahaya daripada CO2 apabila dilepas keatmosfir. Apabila dibawa ke 
permukaan, perubahan temperatur dan tekanan bakal melumerkan si hydrate dan 
melepas gas methan. Nah cara menangkap si methan ini dalam skala besar yang 
belum ketemu.
 
Kalau dilumerkan dibawah permukaan, ada komplikasi lain yaitu bakal mengganggu 
kestabilan sedimen dasar laut, apalagi kebanyakan memang berlokasi di 
lereng-lereng palung yang memang sudah tidak stabil. Terbayang, kalau 
exploitasi yang ceroboh menyebabkan slope failure dalam skala besar. 
Bisa-bisa kota Jogja atau Padang amblas dihantam tsunami.LuSi will be a 
walk in the park compared to this
 
Salam
Oki

--- On Wed, 11/26/08, Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Paleo-hydrate Re: [iagi-net-l] Hydrate exploration
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia [EMAIL PROTECTED]
Date: Wednesday, November 26, 2008, 10:31 AM

Hydrate merupakan salah satu HC yang berujud padat (freezed gas, gas
beku). Pemerangkapan hydrate  (hydrates trapping) itu tidak seperti
trapping liquid Hydrocarbon. Mungkin tidak memerlukan top seal seperti
gas. Karena ujudnya padat maka dia bisa seperti sebuah lapisan
batu.

Sependek pengetahuan saya hydrates masih belum bisa ditambang
(secara eonomis). Metode untuk membawa (mengangkut) hydrates dari 'sea
bottom' ke permukaan dengan metode yang cukup ekonomis belum ada yang
melakukannya. Memang ada beberapa melakukan coring pada gas beku
ini. Atau menambang dalam skala laboratorium. Namun sampai di
permukaan ketika suhu kamar hydrates akan menguap. Bongkahan hydrates
ini memang bisa dibakar (combustible), karena memang berupa gas.

Salah satu kendala yang menantang dalam memproduksi hydrates adalah
keberaan deposit hydrate ini sering pada lereng atau tumpukan
sedimen laut dalam yang tidak stabil secara mekanik. Sehingga metode
untuk menambang hydrates ini merupakan metode gabungan penambangan
(benda padat/solid material) dan metode pengoperasian lapangan gas.

Salam
RDP

2008/11/25 Franciscus B Sinartio [EMAIL PROTECTED]:
 Pak Awang,
 katanya,  gas hydrate nya sudah di kubur oleh sedimen yang kemudian
menjadi top sealnya.
 dan saya lupa umur dari sedimen yang menutupinya, kalau tidak salah
pliocene.
 saya juga tdk sempat tanya bagiamana caranya hydrate nya di preserve
walaupun keseimbangannya sdh diganggu dengan hadir nya sediment diatasnya.
 dan seberapa besar kecepatan deposit sediment yang diperlukan untuk
menutupi hydrates tersebut tanpa mengganggu keseimbangan hydrate nya.
 kalau storm deposit relative hanya sebentar dan sedikit saja depositnya.

 awalnya tidak disangka itu adalah dari hydrate.
 karena memang BSR nya sudah tidak kelihatan lagi.
 saya tidak tahu bagaimana mereka memutuskan itu adalah dari hydrate
asalnya.

 ok saya coba cari cerita lengkapnya.
 si kawan itu bawa kartu namaku tetapi dia tidak kasih kartu nama, mudah2an
dia mencariku nanti,.

 saya akan coba2 cari dulu dari lapangan gas di India yang cukup besar. 
lalu coba2 cari publikasi tentang hal itu.

 fbs




 - Original Message 
 From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]
 To: IAGI iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI [EMAIL PROTECTED];
Geo Unpad [EMAIL PROTECTED]; Eksplorasi BPMIGAS
[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Tuesday, November 25, 2008 10:36:50 AM
 Subject: RE: [iagi-net-l] Hydrate exploration

 Pak Franc,

 Info yang menarik kalau memang benar. Kalau benar sedang di-POD-kan
mungkin ini akan jadi salah satu lapangan gas hidrat pertama di dunia yang
diproduksikan. Setahu saya, sampai saat ini soal gas hidrat masih dalam taraf
perhitungan sumberdaya secara spekulatif. Pemboran eksplorasi yang ditargetkan
gas hidrat belum pernah saya dengar, apalagi di-POD-kan. Teknik mengambil gas
hidrat dari TP (temperature  pressure)tertentu dan

Bls: [iagi-net-l] Tanya akuisisi VSP

2008-06-05 Terurut Topik yanto salim
Pak Herry,
Tidak masalah kalau jaraknya sudah lebih dari 2 kilometer, walaupun akan ter 
record akan gampang di bedakan dengan Rig Source VSP, dimana offset dari sumber 
yang tidak dikehendaki sdh sangat jauh. Kalau sumbernya dekat maka akan 
menganggu 'dynamic range dari instrument VSP.
Salam
Yanto Salim



- Pesan Asli 
Dari: Herry Maulana [EMAIL PROTECTED]
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Terkirim: Kamis, 5 Juni, 2008 16:33:04
Topik: [iagi-net-l] Tanya akuisisi VSP

Rekan-rekan,
Di dekat daerah saya ada operator lain sedang melakukan survey 3D seismik, 
kebetulan kita juga mau mengadakan pemboran di dekat daerah survey. Pertanyaan 
saya:
1. Ada yang tahu efek dari vessel gun source terhadap VSP data? 
2. Source power dari vessel jauh lebih besar daripada source untuk VSP, 
biasanya shot interval lebih reguler tapi apa bisa di diidentifikasi, misalnya 
di hydrophone source VSP sehingga bisa dianggap sebagai regular noise?
3. Seberapa jauh efek vessel source tsb masih terlihat, misal kalau vessel 
berada 10 km di sekitar sumur apa efeknya masih bisa tertangkap VSP dengan 
asumsi volume vessel gun 3000 cu in? berapa jarak aman?
Terima kasih,
Herry


      __
Sent from Yahoo! Mail.
A Smarter Email http://uk.docs.yahoo.com/nowyoucan.html


  Cari tahu ramalan bintang kamu - Yahoo! Indonesia Search.
http://id.search.yahoo.com/search?p=%22ramalan+bintang%22cs=bzfr=fp-top

Bls: [iagi-net-l] Telah meninggal dunia Pak Iman Wahyono Sumarinda Dosen FT Geologi UGM

2008-05-21 Terurut Topik yanto salim
Selamat Jalan pak Sumarinda Semoga arwahnya diterima disisiNYA.
Ikut Berduka Cita
Yanto Salim dan Keluarga



- Pesan Asli 
Dari: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
Kepada: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id; Himpunan Ahli Geofisika 
Indonesia (HAGI) [EMAIL PROTECTED]; UPN Forum [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL 
PROTECTED]; serba-kl [EMAIL PROTECTED]
Terkirim: Rabu, 21 Mei, 2008 22:35:31
Topik: [iagi-net-l] Telah meninggal dunia Pak Iman Wahyono Sumarinda Dosen FT 
Geologi UGM

Innalillahi Wa InnaiIlaihi Roji'un.

Saya barusaja dapat konfirmasi dari Pak Agus Hendratno (Dosen FT
Geologi UGM) kabar duka dari Jogja.
Telah Meninggal dunia dengan tenang Guru saya dan juga kita tercinta
Pak Iman Wahyono Sumarinda
Pada hari Rabo 21 May (Malam hari ini) di Rumah Sakit Bethesda, Jogja.
Beliau adalah staf pengajar Dosen Geologi di UGM, UPN, juga STTNas di
Yogyakarta. Dan Juga kakak dari Pak Sukusen Sumarinda (Mantan Direktur
EP Pertamina).

Semoga arwah beliau diterima di sisi Allah SWT sesuai dengan amal dan ibadahnya
Amien

Turut berduka cita

Rovicky dan keluarga


PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
* acara utama: 27-28 Agustus 2008
* penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
* pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
* batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
* abstrak / makalah dikirimkan ke:
www.grdc.esdm.go.id/aplod
username: iagi2008
password: masukdanaplod


PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011:
* pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008
* penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung
AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!!

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-


  Cari tahu ramalan bintang kamu - Yahoo! Indonesia Search.
http://id.search.yahoo.com/search?p=%22ramalan+bintang%22cs=bzfr=fp-top

Bls: [iagi-net-l] Indonesia Pelajari Teknologi Eksplorasi Migas Supar Cepat (??)

2008-03-19 Terurut Topik yanto salim
Kalau Tidak salah IPDS dari Jerman.

Yanto Salim



- Pesan Asli 
Dari: oki musakti [EMAIL PROTECTED]
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Terkirim: Kamis, 20 Maret, 2008 06:47:43
Topik: Re: [iagi-net-l] Indonesia Pelajari Teknologi Eksplorasi Migas Supar 
Cepat (??)

Jangan-jangan IPDS ..

Amir Al Amin [EMAIL PROTECTED] wrote:  Teknologi apa gerangan?

---
Indonesia Pelajari Teknologi Eksplorasi Migas Supar Cepat
Rabu, 19 Mar 2008 | 17:14 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:
PT.Pertamina dan Badan Pengatur Hulu Minyak dan Gas (BP Migas) tengah
mempelajari teknologi baru eksplorasi minyak dan gas di Indonesia.
Teknologi Amerika ini diharapkan nantinya bisa meningkatkan produksi
minyak dan mempercepat proses eksplorasi Migas di Indonesia.

Teknologi ini termasuk non conventional exploration, ini sesuatu yang
baru dan baru kami laporkan ke Wakil Presiden soal teknologi ini,
kata Kepala BP Migas Kardaya Warnika seusai memaparkan teknologi
ekplorasi baru ini kepada Wakil Presiden Jusuf kalla di Kantornya
Kamis (19/3).

Wakil Presiden Jusuf Kalla, kata Kardaya, merespon positif adanya
teknologi ini. Pertamina dan BP Migas sudah membentuk tim untuk
mempelajari teknologi baru ini. Kami bahas dulu,mudah-mudahan kalau
diaplikasikan menjadi lebih bagus, kata dia.

Teknologi baru ini diharapkan bisa menjawab tantangan peningkatan
produksi di sektor minyak dan gas bumi. Wakil Presiden Jusuf Kalla
meminta agar dengan teknologi ini, bisa ditemukan titik-titik
kandungan migas baru di Indonesia. Eksplorasinya bisa irit waktu,
instan, misalkan eksplorasi biasanya 10 tahun bisa jadi 1 tahun, kata
dia.

Kardaya belum mau menjelaskan secara detail tentang spesifik teknologi
yang dimaksud dan biaya untuk mendatangkan teknologi ini dari Amerika.
Operator yang akan menggunakan teknologi ini pun belum ditunjuk. Kami
harus bahas dulu, harus dicoba, kata dia.

Anton Aprianto


PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
* acara utama: 27-28 Agustus 2008
* penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
* pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
* batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
* abstrak / makalah dikirimkan ke:
www.grdc.esdm.go.id/aplod
username: iagi2008
password: masukdanaplod


PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011:
* pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008
* penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung
AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!!

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



  
-
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.


   
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di di bidang Anda! Kunjungi 
Yahoo! Answers saat ini juga di http://id.answers.yahoo.com/

[iagi-net-l] Trs: [Forsino-Nusantara] Lapangan Migas Raksasa di Aceh.

2008-02-19 Terurut Topik yanto salim
hanya meneruskan beritqa dari Jawa Pos.


- Pesan Diteruskan 
Dari: bambang kuntjoro [EMAIL PROTECTED]
Kepada: [EMAIL PROTECTED]
Terkirim: Senin, 18 Febuari, 2008 7:25:27
Topik: [Forsino-Nusantara] Lapangan Migas Raksasa di Aceh.

Bagi yang belum membaca dan sulit mengakses beritanya di Jawa Pos, saya 
sampaikan berikut dibawah ini.
 
BPPT: Lebih Besar dari Milik Arab Saudi
JAKARTA - Bencana dahsyat tsunami di Aceh 26 Desember 2004 memunculkan berkah 
tak terduga empat tahun kemudian. Berawal dari studi pascagempa tsunami di 
perairan barat Sumatera, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) 
kemarin (11/2) mempublikasikan temuan blok dengan potensi kandungan migas 
raksasa.
Direktur Pusat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam BPPT Yusuf Surahman 
mengatakan, Survei BPPT bersama Bundesanspalp fur Geowissnschaften und 
Rohftoffe (BGR Jerman) itu menemukan kawasan perairan yang di dalam buminya 
diperkirakan terkandung migas 107,5 hingga 320,79 miliar barel. Lapangan migas 
tersebut terletak di daerah cekungan busur muka atau fore arc basin perairan 
timur laut Pulau Simeuleu, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). “Kandungan migas itu 
luar biasa besar,” ujar Yusuf di Kantor BPPT Jakarta kemarin (11/2).
Sebagai perbandingan untuk menunjukkan besarnya kandungan migas di Aceh 
tersebut, Yusuf menyebutkan, saat ini cadangan terbukti di Arab Saudi mencapai 
264,21 miliar barel atau hanya 80 persen dari kandungan migas di Aceh. 
Sementara itu, cadangan Lapangan Banyu Urip di Cepu diperkirakan hanya 450 juta 
barel. Lapangan migas dapat dikategorikan raksasa atau giant field jika 
cadangan terhitungnya lebih dari 500 juta barel.
Menurut Yusuf, angka potensi tersebut didapat dari hitungan porositas 30 
persen. Artinya, diasumsikan hanya 30 persen dari volume cekungan batuan itu 
yang mengandung migas. Meski demikian, lanjut dia, belum tentu seluruh cekungan 
tersebut diisi hidrokarbon yang merupakan unsur pembentuk minyak. “Karena itu, 
penemuan ini perlu kajian lebih lanjut,” katanya.Dia menyatakan, meski belum 
diketahui secara pasti, salah satu indikasi awal keberadaan migas di cekungan 
tersebut dapat dilihat dari adanya carbonate build ups sebagai reservoir atau 
penampung minyak serta bright spot yang merupakan indikasi adanya gas.
Sejauh ini, lanjut Yusuf, Tim BPPT optimistis perairan timur laut Pulau 
Simeuleu mengandung migas skala raksasa. Sebab, beberapa daerah yang memiliki 
karakteristik sama sudah terbukti mengandung migas. Di antaranya, di wilayah 
Myanmar, Andaman, serta California, AS.Meski demikian, BPPT akan tetap membuat 
perhitungan realistis. Menurut Yusuf, jika porositas diperkecil menjadi 15 
persen, artinya diasumsikan hanya 15 persen dari volume cekungan yang 
mengandung migas, angka minimal cadangannya masih 53,7 miliar barel. “Tetap 
saja angka itu masih sangat besar,” terangnya.Penemuan BPPT tersebut mendapat 
tanggapan positif dari ahli geologi perminyakan Andang Bachtiar yang kemarin 
juga hadir di Kantor BPPT. Chairman PT Exploration Think Tank Indonesia (ETTI) 
itu mengatakan, wilayah perairan Indonesia memang memiliki banyak cekungan atau 
basin yang berpotensi mengandung migas. “Banyak di antaranya yang belum 
teridentifikasi,” ujarnya.Hingga saat ini, kata
 dia, sudah ada 66 cekungan plus 6 cekungan fore arc basin yang teridentifikasi 
berisi minyak. Pada 2003, lanjut dia, Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) 
berhasil mengidentifikasi hipotesis cadangan gas sebesar 26,7 triliun kaki 
kubik (TCF) yang tersebar di beberapa wilayah. “Kebanyakan memang berada di 
sebelah barat Sumatera,” terangnya.
Terkait dengan penemuan BPPT itu, Andang menyatakan masih perlu kajian lebih 
lanjut untuk bisa mendekati hitungan berapa besar cadangan terbuktinya. Menurut 
dia, lokasi studi seismik 2D yang dilakukan BPPT dengan interval jarak 60 km 
masih terlalu longgar. “Harus lebih rapat lagi, paling tidak intervalnya 20 
km,” katanya.
Karena itu, lanjut dia, BPPT harus segera berkoordinasi dengan pemerintah untuk 
segera menindaklanjuti temuan tersebut. Sebab, untuk mengkaji lebih teliti, 
dibutuhkan dana cukup besar.
Dia menyebut, untuk proses studi seismik 2D yang lebih rapat, dibutuhkan dana 
sekitar USD 7 juta. Kemudian, untuk mengetahui angka cadangan migas, perlu 
dilakukan minimal 14 pengeboran sumur di 14 titik cekungan. Biaya pengeboran 
satu sumur, lanjut alumnus Colorado School of Mines, AS, itu, sekitar USD 30 
juta. Dengan demikian, minimal dibutuhkan dana USD 427 juta. “Itu baru untuk 
studi eksplorasi. Untuk pengembangan lapangan, jumlahnya jauh lebih besar,” 
jelasnya.
Andang menambahkan, yang saat ini harus segera dilakukan BPPT dan pemerintah 
adalah koordinasi. Menurut dia, meskipun lapangan migas tersebut paling cepat 
baru dapat dikembangkan dalam waktu tujuh tahun ke depan, pemerintah harus 
bergerak cepat. “Jangan sampai potensi ini salah urus,” tegasnya.
Dia mengatakan, karakter lapangan yang berada di laut dalam (kedalaman lebih 
dari 200 meter) jelas 

Bls: [iagi-net-l] Fwd: [IndoEnergy] Indonesian MPs Consider Closing Oil, Gas Regulators Due to Poor Performance

2008-01-29 Terurut Topik yanto salim
Sebagai tambahan informasi, gambaran diemail dibawah  ini adalah kenyataan, 
bahkan dalam pelaksanaan survey seismik, saat ini ada yang meminta gaji 
bulanan/insentive selama survey, mulai dari Kades, Kapolsek s.d Camat. Gaji 
bulanan belum menjamin full support karena nantinya akan ada lagi biaya 
tambahan. Tidak melaksanakan permintaan ini sama dengan peningkatan biaya yang 
luar biasa berbentuk pengunduran atau delaynya project. 

Dalam pengeboran well didarat, biaya biaya tambahan baik resmi maupun tidak 
resmi termasuk sewa jalanan umum, jalan perkebunan, biaya buka portal

Komplikasi ini diperparah lagi dengan ijin Kehutanan, perusahaan Logging Kayu, 
sawit dan sebagainya, biasanya ganti rugi kemerka akan besar sekali.
Belum lagi LSM, LSM setempat yang harus ditanggulangi ( biaya tersendiri).

Nah dilematisnya adalah kalau ini dibuka oleh kontraktor, bisa dibayangkan 
kegiatannya didaerah akan terganggu bahkan bisa distop.


- Pesan Asli 
Dari: Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED]
Kepada: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
Terkirim: Selasa, 29 Januari, 2008 8:32:04
Topik: RE: [iagi-net-l] Fwd: [IndoEnergy] Indonesian MPs Consider Closing Oil, 
Gas Regulators Due to Poor Performance

Pak Andang,

1. Satu contoh saja, di Tarakan, ada SK dari walikota agar perusahaan yang 
mengebor sumur di wilayahnya menyetorkan dana jaminan pengelolaan lingkungan 
hidup (SK no. 60/2002 dan perubahannya no. 18/2004). Besarnya lumayan membuat 
operator pusing. Aturan ini kabarnya hanya ada di Tarakan, di wilayah lain 
berbeda lagi perizinannya. Angka real persentase pemalakan seperti yang Pak 
Andang maksudkan relatif terhadap cost recovery bisa dicari dari data yang ada 
di BPMIGAS, saat ini belum ada; tetapi kejadian2 semacam di atas banyak 
terjadi, meningkatkan biaya. Barangkali persentasenya kecil terhadap cost 
recovery, tetapi efeknya terhadap penundaan program lumayan penting.

2. Penundaan program eksekusi seismik/drilling di daerah banyak penyebabnya : 
perizinan berbelit, ganti rugi tanah tidak selesai, tumpang tindih dengan lahan 
kehutanan dan pertambangan. Belakangan, kasus tumpang tindih dengan lahan 
pertambangan makin mengemuka. Izin2 KP pertambangan (batubara khususnya) 
diterbitkan oleh daerah, sementara izin operasi migas oleh pusat, terjadi 
overlapping yang luar biasa. Beberapa kasus terjadi bahwa kepala sumur yang 
dulunya di atas tanah, sekarang seperti sudah menara atau tiang karena tanah 
sekitarnya telah digali untuk menambang batubara. Pusat dan Daerah tidak selalu 
sejalan, data yang disampaikan ke Pusat tentang terjadinya perlambatan2 di 
daerah akibat aturan2 yang tidak selaras belum tentu bisa diberesi. Beberapa 
contoh adalah masalah tumpang tindih dengan lahan kehutanan. Daerah sering 
mendukung operasi perminyakan di lahan kehutanan di wilayahnya, tetapi Pusat 
sering melarangnya. Contoh terbaru adalah WKP Sareba
 (Lundin) di Teluk Bintuni, daerah mendukung, pusat menolak. Padahal, di 
lapangan hutan itu sudah gundul karena kayu2nya ditebang oleh ilegal logging.

Tahun 2007 realisasi sumur2 eksplorasi 69.5 % dari rencana, sumur2 development 
dalam beberapa tahun terakhir rata2 sekitar 80 %. Kami biasanya membagi 
kegagalan pemenuhannya atas  (bukan urutan prioritas) : (1) kendala persiapan 
lokasi - menyangkut daerah biasanya, (2) kendala kelangkaan rig, (3) kendala 
kemampuan finansial perusahaan, (4) perubahan prioritas, (5) kendala teknis 
berupa faktor GGR tidak mendukung setelah ada data baru. No. (1) secara angka 
tak besar, tetapi signifikan dalam penundaan program.

Kawan2 di KPS yang terlibat dengan perizinan di daerah saya pikir bisa berbagi 
pengalaman soal ini.

Angka2 persentase yang Pak Andang tuliskan bisa dicari, semua raw datanya ada 
di BPMIGAS.

Salam,
awang

-Original Message-
From: Andang Bachtiar [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, January 28, 2008 6:32 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: [IndoEnergy] Indonesian MPs Consider Closing 
Oil, Gas Regulators Due to Poor Performance

Kang awang, ada yang sedikit mengganjal:

1. Apa benar adanya raja-raja kecil di daerah telah menyebabkan biaya tinggi
operasi migas sehingga menaikkan cost recovery? Aku koq agak susah
memahaminya. Bagaimana kira-kira back-up data penunjangnya koq sampai
didapatkan kesimpulan seperti itu? Apakah raja-raja kecil beserta aparatnya
itu memalak operasi migas di daerah sedemikian rupa sehingga biaya yang
dikeluarkan untuk EP jadi membengkak cukup signifikan sehingga dijadikan
contoh kambing hitam CR yang naik terus sementara produksi turun terus?
Mohon pencerahan: berapa persen jumlah biaya pemalakan oleh raja-raja
kecil tersebut dibandingkan dengan keseluruhan peningkatan ongkos produksi
(dan eksplorasi tentu saja)?

2. Sebagian operator menunda pemboran sumur2 EP-nya karena biaya tinggi di
daerah. Apakah secara resmi (dan faktual) memang alasan utama penundaannya
seperti itu? Kalau memang masalahnya seperti itu, nampaknya memang data
penunjang 

[iagi-net-l] Merry Christmas and Happy New Year ... Seasons Greetings

2007-12-20 Terurut Topik yanto salim
Kepada Bapak, Ibu dan Rekan rekan semua,
 Kami Sekeluarga mengucapkan:

SELAMAT NATAL, 2007, 

Buat kita semua yang merayakannya semoga damai  di bumi dengan kedatangan NYa.


SELAMAT TAHUN BARU, 2008.

BAGI KITA SEMUA SEMOGA TAHUN YANG BARU INI MEMBAWA BERKAH BUAT UMAT MANUSIA.


Salam,

Yanto Salim


   
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di di bidang Anda! Kunjungi 
Yahoo! Answers saat ini juga di http://id.answers.yahoo.com/

[iagi-net-l] Selamat Idul Fitri

2007-10-11 Terurut Topik yanto salim
Rekan rekan semua 

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI, 1 SYAWAL 1428 H.
MOHON MAAF LAHIR BATHIN.

yanto salim dan kel.


  
 
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! 
http://id.yahoo.com/

Hal: Hal: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI

2007-09-24 Terurut Topik yanto salim
Pak Heri, 

CSB itu singkatan dari apa?.



- Pesan Asli 
Dari: heri ferius [EMAIL PROTECTED]
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Terkirim: Sabtu, 22 September, 2007 3:30:44
Topik: Re: Hal: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI


Tanya pak, bisa dipakai buat cari kerja ngak?.
Anggap saja, Pengalaman  13 thn di CSB sebagai wellsite geologist dan
merangkap virtual office geologist dalam evaluasi (maklum pekerja
kontrak-kontrak alias labour supply) dan geologist kumpeni nya pada
baru-baru kemaren sore, dengan keahlian Click engineer. Pokoke serba tahu
CSB, kalau ada yang ingin tahu detil dan tetek bengek nya CSB, rugi kalau 
ngak
sempat diskusi. Trus nyari sertifikat seperti yang dimaksud, bisa diapply ke
kumpani dan diterima.  Jaminan ?.

HF as a unemployment.

- Original Message - 
From: benyamin sembiring [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wednesday, September 19, 2007 1:40 PM
Subject: Re: Hal: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI


 sertifikasi di bidang drilling, juru tembak seismik sangat berbeda sekali
 dengan sertifikasi yang diberikan oleh IAGI. Itu adalah sertifikat/ijazah
 yang diberikan apabila seseorang ikut kursus drilling, juru tembak dan
 dinyatakan lulus.


 untuk mendapatkan sertifikasi di IAGI pelamar tidak perlu harus mengikuti
 kursus (belajar), test tertulis untuk menyatakan lulus atau tidak lulus
 dan
 mendapatkan sertifikat.
 Sertifikasi di IAGI lebih cenderung kepada pengalaman, pengakuan terhadap
 kemampuan seseorang di bidang tertentu sesuai dengan pengalaman.
 Pengalaman
 disini bisa diartikan tingkat pendidikan, pengalaman bekerja (mengerjakan
 pekerjaan sesuai sertifikasi yg diminta),  adanya pengakuan dari orang
 lain,
 karya ilmiah, dll
 Jadi bisa dikatakan bahwa IAGI memberikan lebel kepada seseorang yang
 memang
 benar-banar ahli dibidang tertentu.

 Satu sisi ini sangat baik, mengapa
 Kita gak perlu kecolongan mempekerjakan seseorang yang tidak ahlinya, jika
 kita butuh ahli geologi di central sumatra basin, kita gak perlu salah
 mencari orang yang ahli di well site geologist, dll.
 Atau maukah pekerjaan kita dikerjakan oleh orang yang bukan ahlinya.
 Mungkin
 saja orang tersebut S3 geologi sudah banyak pengalaman, tapi tidak semua
 dia
 akan tau tentang geologi.

 Jadi untuk itulah sertifikasi ahli diberikan

 salam
 benz (pernah kerja di sekretariat IAGI)






 Pada tanggal 19/09/07, yanto salim [EMAIL PROTECTED] menulis:

 Inilah justifikasi untuk menjalankan Sertifikasi, dan permainan kata kata
 yang tentunya sah sah saja, selama sertifikasi itu bukan merupakan
 keharusan
 sehingga akhirnya menjadi beban biaya baik oleh perorangan maupun
 perusahaan
 dan kalau cost recovery akan menjadi biaya negara. Hitungannya sederhana
 saja 1,000 geologist membayar Rp. 100.000 maka jumlah itu sudah menjadi
 Rp.100.000.000.
 Tolong di lihat bahwa sistim sertifikasi inisudah menjalar sedemikian
 banyaknya apapun alasannya , dibidang drilling, jurutembak seismik
 dsb.nyadsbnya. Bayangkan kalau sertfikasi itu hanya berlaku setahun maka
 harus
 diperpanjang lagi atau di[perbarui, berapa besar biayanya?, waktu yang
 hilang.

 Susahnya kalau hal ini sudah menjadi tujuan maka akan dicarikan alasan
 yang sangat bagus dan lalu dikeluarkan undang undang habislah mau tak mau
 harus dilaksanakan.

 Apakah dosen dosen yang membuat kita jadi professional tidak diakui
 sebagai ahli geologi?

 bagi kita harus jeli melihat apakah seorang yang ditatar selama 40 jam
 dan
 belum berpengalaman, akan bisa menilai seorang geologist yang sudah
 berpengalaman dilapangan lebih banyak dari dia.

 Kalau sudah berpengalaman kerja sertifikasi kegunaanya ???.
 Sadarlah bahwa dengan sertifikasi ini kita menyuburkan lagi kebudayaan
 secarik kertas sebagai pengakuan  kemampuan dan ini bisa berakibat
 negatif
 karena dalam proses pembuatan itu ada peluang  walaupun sertifikasinya
 gratis.

 QUO VADIS.

 Yanto Salim





 - Pesan Asli 
 Dari: Chairul Nas [EMAIL PROTECTED]
 Kepada: iagi-net@iagi.or.id
 Terkirim: Rabu, 19 September, 2007 11:59:21
 Topik: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI


 Rekans Anggota IAGI,

 Setelah lulus dari jurusan Geologi kita dinyatakan berhak menyandang
 predikat sebagai seorang Sarjana Geologi, bukan Ahli Geologi
 (geologist).
 Lain soal, apabila seorang yang sudah menjadi ahli geologi lebih dulu -
 kuliah kembali untuk sekedar mendapat ijazah S1 sarjana geologi, sudah
 barang tentu merupakan sarjana yang juga ahli geologi. Untuk fresh
 graduates dari jurusan geologi, diperlukan waktu untuk menjadi ahli
 geologi. Setelah itu, tingkat keahliannya perlu diukur (di-ases) oleh
 assessor yang diakui oleh BNSP (jika kita mengikuti aturan BNSP).
 Asesor
 yang diakui (certified assessor) adalah jebolan penataran asesor 40 jam
 yang
 diselenggarakan oleh BNSP. Penataran asesor pada dasarnya adalah
 penataran
 tentang penggunaan metoda baku  dalam melakukan assessment untuk
 Sertifikasi
 Profesi

Hal: Hal: Hal: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI

2007-09-24 Terurut Topik yanto salim
terimakasih.

Salam 
Yanto Salim.


- Pesan Asli 
Dari: nyoto - ke-el [EMAIL PROTECTED]
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Terkirim: Selasa, 25 September, 2007 8:12:40
Topik: Re: Hal: Hal: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI


Central Sumatra Basin ya ?  Sebagian besar Field-nya Caltex ?




On 9/25/07, yanto salim [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Pak Heri,

 CSB itu singkatan dari apa?.



 - Pesan Asli 
 Dari: heri ferius [EMAIL PROTECTED]
 Kepada: iagi-net@iagi.or.id
 Terkirim: Sabtu, 22 September, 2007 3:30:44
 Topik: Re: Hal: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI


 Tanya pak, bisa dipakai buat cari kerja ngak?.
 Anggap saja, Pengalaman  13 thn di CSB sebagai wellsite geologist dan
 merangkap virtual office geologist dalam evaluasi (maklum pekerja
 kontrak-kontrak alias labour supply) dan geologist kumpeni nya pada
 baru-baru kemaren sore, dengan keahlian Click engineer. Pokoke serba
 tahu
 CSB, kalau ada yang ingin tahu detil dan tetek bengek nya CSB, rugi kalau
 ngak
 sempat diskusi. Trus nyari sertifikat seperti yang dimaksud, bisa diapply
 ke
 kumpani dan diterima.  Jaminan ?.

 HF as a unemployment.

 - Original Message -
 From: benyamin sembiring [EMAIL PROTECTED]
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Wednesday, September 19, 2007 1:40 PM
 Subject: Re: Hal: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI


  sertifikasi di bidang drilling, juru tembak seismik sangat berbeda
 sekali
  dengan sertifikasi yang diberikan oleh IAGI. Itu adalah
 sertifikat/ijazah
  yang diberikan apabila seseorang ikut kursus drilling, juru tembak dan
  dinyatakan lulus.
 
 
  untuk mendapatkan sertifikasi di IAGI pelamar tidak perlu harus
 mengikuti
  kursus (belajar), test tertulis untuk menyatakan lulus atau tidak lulus
  dan
  mendapatkan sertifikat.
  Sertifikasi di IAGI lebih cenderung kepada pengalaman, pengakuan
 terhadap
  kemampuan seseorang di bidang tertentu sesuai dengan pengalaman.
  Pengalaman
  disini bisa diartikan tingkat pendidikan, pengalaman bekerja
 (mengerjakan
  pekerjaan sesuai sertifikasi yg diminta),  adanya pengakuan dari orang
  lain,
  karya ilmiah, dll
  Jadi bisa dikatakan bahwa IAGI memberikan lebel kepada seseorang yang
  memang
  benar-banar ahli dibidang tertentu.
 
  Satu sisi ini sangat baik, mengapa
  Kita gak perlu kecolongan mempekerjakan seseorang yang tidak ahlinya,
 jika
  kita butuh ahli geologi di central sumatra basin, kita gak perlu salah
  mencari orang yang ahli di well site geologist, dll.
  Atau maukah pekerjaan kita dikerjakan oleh orang yang bukan ahlinya.
  Mungkin
  saja orang tersebut S3 geologi sudah banyak pengalaman, tapi tidak semua
  dia
  akan tau tentang geologi.
 
  Jadi untuk itulah sertifikasi ahli diberikan
 
  salam
  benz (pernah kerja di sekretariat IAGI)
 
 
 
 
 
 
  Pada tanggal 19/09/07, yanto salim [EMAIL PROTECTED] menulis:
 
  Inilah justifikasi untuk menjalankan Sertifikasi, dan permainan kata
 kata
  yang tentunya sah sah saja, selama sertifikasi itu bukan merupakan
  keharusan
  sehingga akhirnya menjadi beban biaya baik oleh perorangan maupun
  perusahaan
  dan kalau cost recovery akan menjadi biaya negara. Hitungannya
 sederhana
  saja 1,000 geologist membayar Rp. 100.000 maka jumlah itu sudah menjadi
  Rp.100.000.000.
  Tolong di lihat bahwa sistim sertifikasi inisudah menjalar sedemikian
  banyaknya apapun alasannya , dibidang drilling, jurutembak seismik
  dsb.nyadsbnya. Bayangkan kalau sertfikasi itu hanya berlaku setahun
 maka
  harus
  diperpanjang lagi atau di[perbarui, berapa besar biayanya?, waktu yang
  hilang.
 
  Susahnya kalau hal ini sudah menjadi tujuan maka akan dicarikan alasan
  yang sangat bagus dan lalu dikeluarkan undang undang habislah mau tak
 mau
  harus dilaksanakan.
 
  Apakah dosen dosen yang membuat kita jadi professional tidak diakui
  sebagai ahli geologi?
 
  bagi kita harus jeli melihat apakah seorang yang ditatar selama 40 jam
  dan
  belum berpengalaman, akan bisa menilai seorang geologist yang sudah
  berpengalaman dilapangan lebih banyak dari dia.
 
  Kalau sudah berpengalaman kerja sertifikasi kegunaanya ???.
  Sadarlah bahwa dengan sertifikasi ini kita menyuburkan lagi kebudayaan
  secarik kertas sebagai pengakuan  kemampuan dan ini bisa berakibat
  negatif
  karena dalam proses pembuatan itu ada peluang  walaupun sertifikasinya
  gratis.
 
  QUO VADIS.
 
  Yanto Salim
 
 
 
 
 
  - Pesan Asli 
  Dari: Chairul Nas [EMAIL PROTECTED]
  Kepada: iagi-net@iagi.or.id
  Terkirim: Rabu, 19 September, 2007 11:59:21
  Topik: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI
 
 
  Rekans Anggota IAGI,
 
  Setelah lulus dari jurusan Geologi kita dinyatakan berhak menyandang
  predikat sebagai seorang Sarjana Geologi, bukan Ahli Geologi
  (geologist).
  Lain soal, apabila seorang yang sudah menjadi ahli geologi lebih dulu -
  kuliah kembali untuk sekedar mendapat ijazah S1 sarjana geologi, sudah
  barang tentu merupakan sarjana

Hal: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI

2007-09-19 Terurut Topik yanto salim
Inilah justifikasi untuk menjalankan Sertifikasi, dan permainan kata kata yang 
tentunya sah sah saja, selama sertifikasi itu bukan merupakan keharusan 
sehingga akhirnya menjadi beban biaya baik oleh perorangan maupun perusahaan 
dan kalau cost recovery akan menjadi biaya negara. Hitungannya sederhana saja 
1,000 geologist membayar Rp. 100.000 maka jumlah itu sudah menjadi
Rp.100.000.000. 
Tolong di lihat bahwa sistim sertifikasi inisudah menjalar sedemikian banyaknya 
apapun alasannya , dibidang drilling, jurutembak seismik dsb.nya dsbnya. 
Bayangkan kalau sertfikasi itu hanya berlaku setahun maka harus diperpanjang 
lagi atau di[perbarui, berapa besar biayanya?, waktu yang hilang.

Susahnya kalau hal ini sudah menjadi tujuan maka akan dicarikan alasan yang 
sangat bagus dan lalu dikeluarkan undang undang habislah mau tak mau harus 
dilaksanakan. 

Apakah dosen dosen yang membuat kita jadi professional tidak diakui sebagai 
ahli geologi?

bagi kita harus jeli melihat apakah seorang yang ditatar selama 40 jam dan 
belum berpengalaman, akan bisa menilai seorang geologist yang sudah 
berpengalaman dilapangan lebih banyak dari dia.

Kalau sudah berpengalaman kerja sertifikasi kegunaanya ???. Sadarlah 
bahwa dengan sertifikasi ini kita menyuburkan lagi kebudayaan secarik kertas 
sebagai pengakuan  kemampuan dan ini bisa berakibat negatif karena dalam proses 
pembuatan itu ada peluang  walaupun sertifikasinya gratis.

QUO VADIS.

Yanto Salim


 


- Pesan Asli 
Dari: Chairul Nas [EMAIL PROTECTED]
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Terkirim: Rabu, 19 September, 2007 11:59:21
Topik: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI


Rekans Anggota IAGI,

Setelah lulus dari jurusan Geologi kita dinyatakan berhak menyandang predikat 
sebagai seorang Sarjana Geologi, bukan Ahli Geologi (geologist). Lain soal, 
apabila seorang yang sudah menjadi ahli geologi lebih dulu - kuliah kembali 
untuk sekedar mendapat ijazah S1 sarjana geologi, sudah barang tentu merupakan 
sarjana yang juga ahli geologi. Untuk fresh graduates dari jurusan geologi, 
diperlukan waktu untuk menjadi ahli geologi. Setelah itu, tingkat keahliannya 
perlu diukur (di-ases) oleh assessor yang diakui oleh BNSP (jika kita 
mengikuti aturan BNSP). Asesor yang diakui (certified assessor) adalah jebolan 
penataran asesor 40 jam yang diselenggarakan oleh BNSP. Penataran asesor pada 
dasarnya adalah penataran tentang penggunaan metoda baku  dalam melakukan 
assessment untuk Sertifikasi Profesi. Pertanyaan saya adalah: Jika IAGI akan 
mengikuti sistim Sertifikasi BNSP, apakah kita sudah punya ASSESSOR kompetensi 
geologi ? apakah LSP kita sudah mendapat
 lisensi dari BNSP ?
LSP-Perhapi sudah terbentuk, dan 18 calon assessors sudah ditatar oleh BNSP. 
InsyaAllah, LSP ini sudah operasional bulan depan, dan tentu anggota IAGI bisa 
memanfaatkannya sesuai bidang masing-masing.
Sekian, semoga bermanfaat.
Wassalam,
CN   

yanto salim [EMAIL PROTECTED] wrote: Hanya komentar saja walaupun sudah 
terlambat.
Sertifikasi ini memberi kesan bahwa ijazah Perguruan Tinggi kurang dihargai.
Untuk mahasiswa yang baru lulus kasihan belum kerja sudah kena biaya 
sertifikasi, capek sekolah di PT. terkenal toh harus sertifikasi lagi, katanya 
supaya lebih diakui.
Saran sertifikasi adalah gratis untuk menghilangkan kesan komersial.


Salam,

Yanto Salim

- Pesan Asli 
Dari: D.Erwin Irawan 
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Terkirim: Rabu, 19 September, 2007 10:41:03
Topik: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI


Sertifikasi IAGI akan mulai diaktifkan kembali. Tim yang dibentuk oleh
Departemen SDM PP-IAGI, diketuai oleh Prof. Deny Juanda telah melaksanakan
beberapa hal untuk menghidupkan kembali sertifikasi IAGI meliputi: 

1)menginventarisasi dokumen sertifikasi IAGI, 
2)mengkaji aspek legal sertifikasi di Indonesia khususnya PP No. 23 Tahun
2004 tentang Pendirian Badan Nasional Sertifikasi Prosesi (BNSP), 
3)mengkaji proses sertifikasi dari lembaga/badan sertifikasi profesi.
4)ekspos hasil kerja pada Rapim PP IAGI pada tanggal 20 Maret 2007

Secara singkat dapat dijelaskan bahwa proses sertifikasi profesi saat ini
mengacu kepada PP No. 23 Tahun 2004 dengan badan regulatornya adalah Badan
Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Badan tersebut memberikan lisensi
sertifikasi kepada asosiasi/lembaga profesi dalam memberikan sertifikasi
kepada para anggotanya. Selain BNSP terdapat pula lembaga sertifikasi yang
relevan seperti Lembaga Penilaian Jasa Konstruksi yang memiliki dasar hukum
berupa UU no 18 tahun 1999. Lembaga ini mengkhususkan diri kepada profesi
tenaga ahli yang berkaitan dengan pekerjaan konstruksi.

Ikatan Ahli Geologi Indonesia dalam memberikan sertifikasi kepada para
anggotanya diajukan 2 opsi jangka pendek dan jangka panjang:

1.Opsi ke-1 (jangka pendek) adalah memberikan sertifikasi lokal IAGI. 
a.Kelebihan: sertifikat segera dapat diberikan melalui mekanisme
yang ada mengingat banyaknya permohonan dari anggota. 
b.Kelemahan: pengakuan terhadap

Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI

2007-09-18 Terurut Topik yanto salim
Hanya komentar saja walaupun sudah terlambat.
Sertifikasi ini memberi kesan bahwa ijazah Perguruan Tinggi kurang dihargai.
Untuk mahasiswa yang baru lulus kasihan belum kerja sudah kena biaya 
sertifikasi, capek sekolah di PT. terkenal toh harus sertifikasi lagi, katanya 
supaya lebih diakui.
Saran sertifikasi adalah gratis untuk menghilangkan kesan komersial.


Salam,

Yanto Salim

- Pesan Asli 
Dari: D.Erwin Irawan [EMAIL PROTECTED]
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Terkirim: Rabu, 19 September, 2007 10:41:03
Topik: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI


Sertifikasi IAGI akan mulai diaktifkan kembali. Tim yang dibentuk oleh
Departemen SDM PP-IAGI, diketuai oleh Prof. Deny Juanda telah melaksanakan
beberapa hal untuk menghidupkan kembali sertifikasi IAGI meliputi: 

1)menginventarisasi dokumen sertifikasi IAGI, 
2)mengkaji aspek legal sertifikasi di Indonesia khususnya PP No. 23 Tahun
2004 tentang Pendirian Badan Nasional Sertifikasi Prosesi (BNSP), 
3)mengkaji proses sertifikasi dari lembaga/badan sertifikasi profesi.
4)ekspos hasil kerja pada Rapim PP IAGI pada tanggal 20 Maret 2007

Secara singkat dapat dijelaskan bahwa proses sertifikasi profesi saat ini
mengacu kepada PP No. 23 Tahun 2004 dengan badan regulatornya adalah Badan
Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Badan tersebut memberikan lisensi
sertifikasi kepada asosiasi/lembaga profesi dalam memberikan sertifikasi
kepada para anggotanya. Selain BNSP terdapat pula lembaga sertifikasi yang
relevan seperti Lembaga Penilaian Jasa Konstruksi yang memiliki dasar hukum
berupa UU no 18 tahun 1999. Lembaga ini mengkhususkan diri kepada profesi
tenaga ahli yang berkaitan dengan pekerjaan konstruksi.

Ikatan Ahli Geologi Indonesia dalam memberikan sertifikasi kepada para
anggotanya diajukan 2 opsi jangka pendek dan jangka panjang:

1.Opsi ke-1 (jangka pendek) adalah memberikan sertifikasi lokal IAGI. 
a.Kelebihan: sertifikat segera dapat diberikan melalui mekanisme
yang ada mengingat banyaknya permohonan dari anggota. 
b.Kelemahan: pengakuan terhadap sertifikat IAGI bergantung kepada
jejaring yang telah dibangun oleh IAGI.

2.Opsi ke-2 (jangka panjang) adalah membuat Lembaga Sertifikasi Profesi
(LSP) 
a.Kelebihan: pengakuan terhadap sertifikat IAGI secara nasional
maupun internasional sesuai jejaring yang telah dibina oleh Badan Nasional
Sertifikasi Profesi (BNSP). 
b.Kelemahan: perlu waktu yang cukup untuk memenuhi persyaratan yang
diberikan oleh BNSP.

Sebagai informasi juga, Perhapi juga akan membentuk LSP dalam waktu dekat.
Keberadaan LSP yang telah berlisensi BNSP ini juga bisa dimanfaatkan oleh
anggota IAGI untuk mendapatkan sertifikat profesinya.

Kepada para anggota yang berminat untuk mendapatkan sertifikasi local IAGI,
dapat mengirimkan prosedur sebagai berikut:

1.Download formulir sertifikasi dari situs IAGI: www.iagi.or.id atau kirim
email ke [EMAIL PROTECTED]
2.Isi formulir, terdiri dari 5 lembar:
1.Form A: Formulir permohonan
2.Form B: Formulir informasi keahlian
3.Form C: Formulir hasil karya profesi
4.Form D: Formulir sponsor
5.Form E: Formulir pernyataan
3.Kirim 5 lembar formulir pada butir no 2 sebanyak 2 set (1 set asli dan 1
set kopi) ke 

Sekretariat Sertifikasi Ikatan Ahli Geologi Indonesia
d/a KK Geologi Terapan
Gedung Teknik Geologi ITB Lt 3
Jl. Ganesa No. 10, Bandung - 40132
dengan disertai pas foto terbaru (warna atau hitam putih) ukuran 4 x
6 sebanyak 2 lembar

4.Transfer biaya. Nominal biaya sertifikasi akan ditentukan kemudian.

Demikian hasil kerja Tim Sertifikasi yang ditangani oleh PP-SDM IAGI. Mohon
masukan dan pendapat untuk membantu kami menyempurnakan proses sertifikasi
ini. Kami tunggu permohonan sertifikasi dari para anggota.

Tim sertifikasi: D. Erwin Irawan
email: [EMAIL PROTECTED], SMS: 0812 204 1446

Salam
D. Erwin Irawan
Kelompok Keilmuan Geologi Terapan (KKGT)
www.fiktm.itb.ac.id/kk-geologi_terapan
derwinirawan.wordpress.com




JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be 
liable for any

Hal: Hal: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK

2007-07-26 Terurut Topik yanto salim
Menarik sekali analisa ini, walaupun belum jelas bagian yang mana menguntungkan 
atau side income bagi company. Nah mengenai lost time adalah sesuatu yang 
kita harus hati- hati melihatnya, apakah kejadian yang diluar dugaan misalnya 
dari segi BHA stuck, side track atau dalam segi eksplorasi memperdalam well 
karena prognosis dari GG meleset, apakah human error? Wah kalau begitu kasihan 
Driller, GG dan operation yang juga majority adalah pegawai nasional, apakah 
mereka juga ikut dapat side income atau mereka kemudian jadi korban 'human 
error?. Kenapa ? karena perusahaan akan mengurangi aktivitas drilling didaerah 
yang potential bermasalah, akibatnya kurang tuh aktivitas, salah salah staff 
yang terlibat dipecat.

Dari sisi ini belum kelihatan yang mana side income Company yang besar. Kalau 
kita bicara biaya membengkak itu benar. Tapi rasanya bukan karena  controll 
yang kurang ketat dari BPMIGAS. 

Kira kira kalau BPMIGAS setiap kali ada request memperdalam well atau ada 
problem stuck BHA, mengambil keputusan stop drilling karena biaya sudah 
mendekati Approved AFE, atau tidak usah side track;  PA saja well supaya tetap 
dalam budget, kita akan mengalami kerugian atau merupakan untung?. 

Salam 

Yanto Salim

- Pesan Asli 
Dari: Firman Gea [EMAIL PROTECTED]
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Terkirim: Jumat, 27 Juli, 2007 8:18:59
Topik: RE: Hal: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal 
Cost Recovery kepada BPK


Totally agree.

-Original Message-
From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, July 27, 2007 7:45 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: Hal: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi
Soal Cost Recovery kepada BPK

Kalau menurut saya, memang BPMIGAS harus jeli dalam melihat 'tagihan'
dari operator. Kejelian dibutuhkan untuk mampu menganalisa mana yg
memang harus diganti dan mana yg 'mungkin' tidak perlu diganti (Lost
Time due to Human Error?).

Banyak kejadian di rig waktu pengeboran, baik itu development,
deliniasi, atau explo yg seharusnya tidak harus terjadi tapi terjadi.
Dan kalau memang itu tidak ada faktor Human Error di dalamnya ya wajar
saja, tapi kalau ada Human Error dan itu bukan kejadian pertama?
Menurut saya BPMIGAS harus ada adjusment ulang dalam kasus seperti
itu.

Berapa banyak kejadian penanganan masalah yg salah yg merupakan
kontribusi Human Error: sirkulasi berhari-hari, BHA stuck, sidetrack
well, loss/kick dlsb yg jelas itu memperbesar dana operasi dari
pengeboran suatu sumur. Kalau AFE proposed suatu sumur USD20jt and
actual USD 30jt itu sudah berapa selisihnya??

NM
On 7/27/07, yanto salim [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kira kira apa ya yang disebut side income bagi perusahaan-perusahaan
oil
 and gas. Dan effort apa yang kurang dari BPMIGAS dalam control, bidang
yang
 mana dari dalam contract atau kegiatan se- hari-hari? Tentunya biaya
selain
 dari biaya expat yang sudah terlalu sering di bahas disini?

 Kalau ada revisi budget, kenapa ada penggelembungan biaya kalau secara
 operasi memang menuntut demikian atau ada tambahan activitas misalnya
 tambahan development well.

 Mohon pencerahan,

 Salam
 Yanto Salim

 - Pesan Asli 
 Dari: Firman Gea [EMAIL PROTECTED]
 Kepada: iagi-net@iagi.or.id
 Terkirim: Kamis, 26 Juli, 2007 2:17:57
 Topik: RE: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal
Cost
 Recovery kepada BPK

 Selamat siang,

 Artikel yang di submit oleh Pak Nathan ini menarik sekali buat saya.
 Bahwa cost recovery adalah mekanisme yang sah dan legal itu telah kita
 ketahui. Namun seringnya, luput dari perhatian kita adalah mekanisme
 tersebut ternyata (dan memang demikian adanya kita telah maklumi
 bersama) membuka kesempatan yang besar bagi perusahaan2 oil  gas
untuk
 mendapatkan side income (yang sama sekali di luar keuntungan yang
mereka
 dapatkan dari hasil produksi minyak dan gas itu sendiri) yang
jumlahnya
 akan membuat kita terperangah. Mengapa saya bilang membuka kesempatan
 yang besar karena mekanisme tersebut tidak disertai oleh effort
 pengontrolan yang baik dan luar biasa, atau bisa dibilang, sistem
 kontrol yang dikerjakan oleh BP MIGAS dan PERTAMINA sangat sangat
lemah
 dan buruk. Sehingga apa, terjadi penggelembungan anggaran eksplorasi
 dan/atau development yang disetujui oleh kedua lembaga tersebut, yang
 seharusnya BP MIGAS dan PERTAMINA sudah memiliki tabulasi standar
harga
 yang berlaku setiap periode (dan tentunya harus selalu di-update).
 Kedua, adanya mekanisme Revisi Anggaran saat proyek yang telah
disetujui
 dan sedang berjalan. Mekanisme ini pun telah membuka lebar kesempatan
 penggelembungan kedua kali jumlah yang nantinya akan di-cost recovery,
 tentunya dengan segala justifikasi yang disusun oleh perusahaan2
minyak
 dan gas tersebut.

 Ini adalah masalah perbaikan regulasi. Mekanisme cost recovery
bukannya
 buruk seburuk-buruknya. Positifnya mungkin membangun iklim investasi
 minyak dan gasbumi yang lebih baik di Negara ini. Namun jika mekanisme
 ini tidak

Hal: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK

2007-07-26 Terurut Topik yanto salim
Kira kira apa ya yang disebut side income bagi perusahaan-perusahaan oil and 
gas. Dan effort apa yang kurang dari BPMIGAS dalam control, bidang yang mana 
dari dalam contract atau kegiatan se- hari-hari? Tentunya biaya selain dari 
biaya expat yang sudah terlalu sering di bahas disini?

Kalau ada revisi budget, kenapa ada penggelembungan biaya kalau secara operasi 
memang menuntut demikian atau ada tambahan activitas misalnya tambahan 
development well.

Mohon pencerahan,

Salam 
Yanto Salim


- Pesan Asli 
Dari: Firman Gea [EMAIL PROTECTED]
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Terkirim: Kamis, 26 Juli, 2007 2:17:57
Topik: RE: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost 
Recovery kepada BPK


Selamat siang,

Artikel yang di submit oleh Pak Nathan ini menarik sekali buat saya.
Bahwa cost recovery adalah mekanisme yang sah dan legal itu telah kita
ketahui. Namun seringnya, luput dari perhatian kita adalah mekanisme
tersebut ternyata (dan memang demikian adanya kita telah maklumi
bersama) membuka kesempatan yang besar bagi perusahaan2 oil  gas untuk
mendapatkan side income (yang sama sekali di luar keuntungan yang mereka
dapatkan dari hasil produksi minyak dan gas itu sendiri) yang jumlahnya
akan membuat kita terperangah. Mengapa saya bilang membuka kesempatan
yang besar karena mekanisme tersebut tidak disertai oleh effort
pengontrolan yang baik dan luar biasa, atau bisa dibilang, sistem
kontrol yang dikerjakan oleh BP MIGAS dan PERTAMINA sangat sangat lemah
dan buruk. Sehingga apa, terjadi penggelembungan anggaran eksplorasi
dan/atau development yang disetujui oleh kedua lembaga tersebut, yang
seharusnya BP MIGAS dan PERTAMINA sudah memiliki tabulasi standar harga
yang berlaku setiap periode (dan tentunya harus selalu di-update).
Kedua, adanya mekanisme Revisi Anggaran saat proyek yang telah disetujui
dan sedang berjalan. Mekanisme ini pun telah membuka lebar kesempatan
penggelembungan kedua kali jumlah yang nantinya akan di-cost recovery,
tentunya dengan segala justifikasi yang disusun oleh perusahaan2 minyak
dan gas tersebut.

Ini adalah masalah perbaikan regulasi. Mekanisme cost recovery bukannya
buruk seburuk-buruknya. Positifnya mungkin membangun iklim investasi
minyak dan gasbumi yang lebih baik di Negara ini. Namun jika mekanisme
ini tidak ditangani secara serius seperti saat ini, rakyat jelas akan
dirugikan, dengan angka kerugian yang sangat menyakitkan. Menurut saya,
mekanisme ini harus diperketat di bagian awalnya. Kontrol harus demikian
kuatnya sehingga tidak ada lubang semilipun untuk terbukanya kesempatan
penggelembungan cost recovery. Untuk itu diperlukan regulasi yang lebih
baik, dan pelaksana regulasi yang memiliki komitmen yang sangat tinggi
untuk melaksanakan regulasi tersebut, demi bangsa dan tanah air.
Otherwise, mungkin ada baiknya jika para petinggi di BP MIGAS dan di
negara ini untuk menghentikan mekanisme cost recovery dan mengganti
dengan mekanisme lainnya, yang saya yakin ada banyak pilihan mekanisme
tersebut, asal kita semua mau bersusah payah untuk berpikir jernih dan
obyektif. Tentunya butuh waktu untuk perubahan, tapi jangan terlalu
lama...

Salam hangat,
Firman Fauzi 


-Original Message-
From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, July 26, 2007 9:26 AM
To: [EMAIL PROTECTED]; iagi-net@iagi.or.id; migas indonesia
Subject: [iagi-net-l] detik Finance : BP Migas Siap Klarifikasi Soal
Cost Recovery kepada BPK

Kamis, 26/07/2007 08:44 WIB
BP Migas Siap Klarifikasi Soal Cost Recovery kepada BPK
Alih Istik Wahyuni - detikfinance

Jakarta - Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP
Migas) menyatakan siap menjawab tantangan Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) untuk memberi penjelasan dan mekanisme cost recovery yang
dibayarkan pemerintah ke kontraktor migas seperti yang diminta BPK
kemarin.

Sangat bersedia, kata Kepala BP Migas Kardaya Warnika kepada
detikFinance, Kamis (26/7/2007).

Kepala BPK Anwar Nasution sebelumnya meminta BP Migas memperjelas cost
recovery dalam setiap perjanjian migas. Menurutnya hal ini perlu
dilakukan agar negara tidak melulu hanya mendapat sisa-sisa keuntungan
dari kontraktor migas.

Ini supaya jelas bagi semua pihak, jelas bagi kontraktor, jelas bagi
kita, jangan lupa negara kita itu
bangkrut...bangkrut...bangkrut...migas kan merupakan sumber penerimaan
yang besar, ujar Anwar, Rabu (25/7/2007).

Pernyataan BPK itu terkait perhitungan cost recovery migas 2007,
dimana pemerintah harus mengembalikan US$ 10,4 miliar kepada
kontraktor migas.

Cost Recovery merupakan biaya yang diganti pemerintah jika kontraktor
migas terbukti menemukan dan bisa memproduksi minyak dan gas di
Indonesia.

Perhitungannya dilakukan sebelum hasil produksi dibagi antara
pemerintah dan kontraktor, sehingga besaran cost recovery akan
mempengaruhi bagian yang diterima pemerintah dan kontraktor.

Menurut situs resmi Departemen ESDM, yang termasuk dalam cost recovery
antara lain, biaya non kapital tahun berjalan, penyusutan

Hal: Hal: [iagi-net-l] anomali gairah eksplorasi di Indonesia

2007-07-23 Terurut Topik yanto salim
Pak Awang,

Terimakasih,

Salam
Yanto Salim


- Pesan Asli 
Dari: Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED]
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Terkirim: Senin, 23 Juli, 2007 11:12:53
Topik: RE: Hal: [iagi-net-l] anomali gairah eksplorasi di Indonesia


Pak Yanto,
 
Perizinan pengeboran di areal kehutanan memang menjadi faktor kendala 
tersendiri untuk pelaksanaan komitmen. Secara garis besar untuk skala nasional, 
sekitar 20 % penundaan komitmen disebabkan hal itu. Ketersediaan rig merupakan 
kendala yang signifikan, apalagi untuk laut dalam. Kendala lain adalah 
perubahan skala prioritas (pada blok produksi biasanya). Kendala lain yang yang 
signifikan pada penundaan komitmen adalah ketersediaan dana.
 
BPMIGAS bersama KKKS mengatasi masalah perizinan kehutanan dengan 
mendiskusikannya bersama instansi terkait misalnya Badan Planologi Kehutanan di 
pusat dan dengan semua kantor kehutanan di daerah, melakukan peninjauan di 
lapangan (karena peruntukan hutan sering tidak sesuai lagi dengan 
kenyataannya), dll. Mengatasi masalah kelangkaan rig dengan cara melakukan 
konsorsium KKKS yang akan menggunakan rig, dengan cara itu yang empunya rig 
lebih tertarik untuk menggerakkan rig-nya ke lokasi2 anggota konsorsium karena 
lebih menguntungkan (kontrak jangka panjang dengan harga bersaing). Baru2 ini 
telah terbentuk konsorsium tujuh KKKS di wilayah Selat Makassar yang akan 
menggunakan satu rig. Mereka menyebut dirinya : MSEC – Makassar Straits 
Explorers Consortium. Saya pikir ini satu-satunya cara, pelaksanaan komitmen 
pemboran di wilayah ini telah tertunda dalam tiga tahun ini akibat kelangkaan 
rig laut dalam.
 
Salam,
awang
 
From: yanto salim [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, July 23, 2007 10:56 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Hal: Hal: [iagi-net-l] anomali gairah eksplorasi di Indonesia
 
Kelupaan satu tambahan lagi, pengusaha hutan, dan agribisnis yang lain juga 
faktor yang membuat tambahan benang kusut, sudah menjadi rahasia umum mereka 
juga bisa tidak memberikan ijin dan kalau ada maka ada yang memungut ganti rugi 
atau biaya perbaikan jalan.
- Pesan Asli 
Dari: yanto salim [EMAIL PROTECTED]
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Terkirim: Senin, 23 Juli, 2007 10:52:48
Topik: Hal: [iagi-net-l] anomali gairah eksplorasi di Indonesia
Menarik ulasan ulasan pak Andang dan pak Awang.
Kira- kira berapa persen, (kalau ada dan bisa direlease), perusahaan yang 
serius tapi mengalami kendala perijinan dan approval baik ditingkat pusat 
maupun daerah. Dan juga terbatasnya persediaan rig untuk drilling.
Karena saya kira problem perijinan yang sangat merugikan tata waktu saat ini 
ibarat benang kusut dan buntutnya tidak terlaksananya kommitment kommitment.
Kalau terjadinya keterlambatan karena perijinan atau terbatasnya rig apa kira 
kira tindakan BP MIGAS?
 
Salam,
 
Yanto Salim
- Pesan Asli 
Dari: Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED]
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Terkirim: Senin, 23 Juli, 2007 9:00:35
Topik: RE: [iagi-net-l] anomali gairah eksplorasi di Indonesia
Pengamatan yang baik, Pak Andang. 
 
Itu juga gairah sekaligus keprihatinan saya. Gairah, karena sebentar-sebentar 
sebagai anggota tim penilai penawaran wilayah kerja Migas, saya diundang untuk 
memberikan penilaian atas proposal dan presentasi calon investor yang akan 
bereksplorasi di suatu wilayah. Prihatin, karena sebagai pekerja Divisi 
Eksplorasi BPMIGAS, saya sering melihat surat2 dari investor baru mengajukan 
penundaan pelaksanaan komitmennya, juga saya tak jarang menagih2 ke investor2 
tersebut agar segera mengebor sumur yang proposal dan AFE-nya sudah disetujui.
 
Gairah bereksplorasi dalam bidang migas bisa ditunjukkan dengan data 
bertambahnya blok2 baru dalam pengawasan BPMIGAS. Misalnya : 2002 (2 blok 
baru), 2003 (15 blok), 2004 (16 blok), 2005 (10 blok), 2006 (5 blok), 2007 (25 
blok). Maka sekarang BPMIGAS mengawasi 155 blok, bandingkan dengan 93 blok pada 
lima tahun lalu (sudah termasuk pengurangan oleh blok2 yang terminasi). 
 
Keprihatinan, di sisi yang bertentangan, bisa ditunjukkan dengan data realisasi 
jumlah sumur eksplorasi dibor dan menurunnya penambahan cadangan migas baru. 
Coba lihat : 2002 (74 sumur eksplorasi, success ratio 50 %), 2003 (53 sumur, SR 
48 %), 2004 (62 sumur, SR 46 %), 2005 (53 sumur, SR 30 %), 2006 (82 sumur, SR 
25 %). Penambahan cadangan migas baru : 2000 (2757 MMBOE), 2001 (2236 MMBOE), 
2002 (2373 MMBOE), 2003 (1050 MMBOE), 2004 (907 MMBOE), 2005 (250 MMBOE). 
Catatan tambahan : kebanyakan sumur dibor di wilayah matang dan sudah puluhan 
tahun jadi wilayah produksi, kebanyakan penemuan bervolume kecil, juga success 
ratio-nya). 
 
Data gairah dan keprihatinan ini memang tidak paralel sebab realisasi pekerjaan 
di atas sebagian besar bukan dilakukan oleh para investor baru, tetapi oleh 
para investor lama. Tetapi, saat ini memang tengah terjadi dua sisi yang 
berlawanan : di satu sisi betapa bergairahnya akuisisi blok eksplorasi, di sisi 
lain : prihatin pemenuhan realisasi program

Hal: Hal: [iagi-net-l] anomali gairah eksplorasi di Indonesia

2007-07-22 Terurut Topik yanto salim
Kelupaan satu tambahan lagi, pengusaha hutan, dan agribisnis yang lain juga 
faktor yang membuat tambahan benang kusut, sudah menjadi rahasia umum mereka 
juga bisa tidak memberikan ijin dan kalau ada maka ada yang memungut ganti rugi 
atau biaya perbaikan jalan.


- Pesan Asli 
Dari: yanto salim [EMAIL PROTECTED]
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Terkirim: Senin, 23 Juli, 2007 10:52:48
Topik: Hal: [iagi-net-l] anomali gairah eksplorasi di Indonesia


Menarik ulasan ulasan pak Andang dan pak Awang.
Kira- kira berapa persen, (kalau ada dan bisa direlease), perusahaan yang 
serius tapi mengalami kendala perijinan dan approval baik ditingkat pusat 
maupun daerah. Dan juga terbatasnya persediaan rig untuk drilling.
Karena saya kira problem perijinan yang sangat merugikan tata waktu saat ini 
ibarat benang kusut dan buntutnya tidak terlaksananya kommitment kommitment.
Kalau terjadinya keterlambatan karena perijinan atau terbatasnya rig apa kira 
kira tindakan BP MIGAS?
 
Salam,
 
Yanto Salim


- Pesan Asli 
Dari: Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED]
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Terkirim: Senin, 23 Juli, 2007 9:00:35
Topik: RE: [iagi-net-l] anomali gairah eksplorasi di Indonesia


Pengamatan yang baik, Pak Andang. 
 
Itu juga gairah sekaligus keprihatinan saya. Gairah, karena sebentar-sebentar 
sebagai anggota tim penilai penawaran wilayah kerja Migas, saya diundang untuk 
memberikan penilaian atas proposal dan presentasi calon investor yang akan 
bereksplorasi di suatu wilayah. Prihatin, karena sebagai pekerja Divisi 
Eksplorasi BPMIGAS, saya sering melihat surat2 dari investor baru mengajukan 
penundaan pelaksanaan komitmennya, juga saya tak jarang menagih2 ke investor2 
tersebut agar segera mengebor sumur yang proposal dan AFE-nya sudah disetujui.
 
Gairah bereksplorasi dalam bidang migas bisa ditunjukkan dengan data 
bertambahnya blok2 baru dalam pengawasan BPMIGAS. Misalnya : 2002 (2 blok 
baru), 2003 (15 blok), 2004 (16 blok), 2005 (10 blok), 2006 (5 blok), 2007 (25 
blok). Maka sekarang BPMIGAS mengawasi 155 blok, bandingkan dengan 93 blok pada 
lima tahun lalu (sudah termasuk pengurangan oleh blok2 yang terminasi). 
 
Keprihatinan, di sisi yang bertentangan, bisa ditunjukkan dengan data realisasi 
jumlah sumur eksplorasi dibor dan menurunnya penambahan cadangan migas baru. 
Coba lihat : 2002 (74 sumur eksplorasi, success ratio 50 %), 2003 (53 sumur, SR 
48 %), 2004 (62 sumur, SR 46 %), 2005 (53 sumur, SR 30 %), 2006 (82 sumur, SR 
25 %). Penambahan cadangan migas baru : 2000 (2757 MMBOE), 2001 (2236 MMBOE), 
2002 (2373 MMBOE), 2003 (1050 MMBOE), 2004 (907 MMBOE), 2005 (250 MMBOE). 
Catatan tambahan : kebanyakan sumur dibor di wilayah matang dan sudah puluhan 
tahun jadi wilayah produksi, kebanyakan penemuan bervolume kecil, juga success 
ratio-nya). 
 
Data gairah dan keprihatinan ini memang tidak paralel sebab realisasi pekerjaan 
di atas sebagian besar bukan dilakukan oleh para investor baru, tetapi oleh 
para investor lama. Tetapi, saat ini memang tengah terjadi dua sisi yang 
berlawanan : di satu sisi betapa bergairahnya akuisisi blok eksplorasi, di sisi 
lain : prihatin pemenuhan realisasi program eksplorasi.
 
Tidak selarasnya antara gairah yang menggebu untuk mendapatkan wilayah 
eksplorasi dengan pelaksanaan komitmen yang banyak ditunda sebenarnya telah 
diusahakan diatasi dengan berbagai peraturan baru yang termuat dalam Peraturan 
Menteri (Permen) ESDM no. 040/2006. Menerapkan butir2 di peraturan tersebut, 
diharapkan calon investor yang menang tender blok baru adalah benar2 investor 
yang mampu dalam hal teknis dan pendanaan. Tetapi, ternyata, masih ada juga 
yang tak sesuai seperti yang diharapkan. Untuk itu, tim lelang dan tim 
penawaran wilayah kerja sedang meninjau lagi Permen no. 040/2006 tersebut untuk 
melakukan modifikasi2.
 
Dalam Permen tersebut, seperti yang Pak Andang ceritakan, memang tim memeriksa 
lebih detail calon investornya. Banyak proposal dan presentasi yang diulang 
alias “di-herd” sebab dalam pengujian pertama calon investor tak lulus secara 
teknis. Ada yang mengulang sampai 3x, tetapi ada juga yang sekaligus lulus. 
Nama-nama calon investor yang asing di telinga atau baru didengar mau tak mau 
diperiksa lebih ketat, terutama masalah kemampuan finansialnya. Untuk investor2 
yang namanya baru ini banyak didukung oleh konsultan2 G  G dari oil companies 
atau perguruan tinggi yang umumnya saya kenal. Yang mengejutkan saya adalah 
bahwa pemain2 baru di bidang migas ini betapa beraninya mengajukan daerah yang 
dalam penilaian saya sangat berisiko. Banyak yang proposal teknisnya hanya 
berisi regional petroleum geology suatu cekungan. Yang seperti ini pasti akan 
diulang, sampai ia bisa menunjukkan mengapa ia tertarik ke suatu wilayah yang 
sudah ditinggalkan orang, apa kini strateginya, dll.
 
Aturan2 dalam Permen tentang penjaminan pun mestinya bisa cukup menyaring bahwa 
calon investor yang menawar adalah yang cukup mampu secara finansial. 
Contohnya, ia harus

Hal: [iagi-net-l] Re: PENGHASILAN EKSPATRIAT TERLALU TINGGI, Pemerintah Atur Gaji Sektor ESDM

2007-07-01 Terurut Topik yanto salim
Saya sedih membaca bahwa tidak ada orang Indonesia yang kompeten lagi di 
Jakarta. Semuanya sudah lari ke L.N. apa benar statement dari Sdr. Rovicky, 
bahwa Bukan brarti org Indonesia ga ada
yg bisa, tapi. Ga ada org indonesia di jakarta Mohon pencerahan bagi yang tahu 
bahwa sudah tidak ada lagi professional Nasional yang mampu di Jakarta.

Salam

Yanto Salim.


- Pesan Asli 
Dari: oki musakti [EMAIL PROTECTED]
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Terkirim: Senin, 2 Juli, 2007 7:37:53
Topik: Re: [iagi-net-l] Re: PENGHASILAN EKSPATRIAT TERLALU TINGGI, Pemerintah 
Atur Gaji Sektor ESDM


Hueran,
Yang diurusin koq cara menurunkan gaji ekspat supaya mendekati gaji peg-nas, 
bukannya supaya gaji peg-nas dinaikkan biar setara expat.Baik expat LN di 
Indonesia maupun expat Indonesia di LN.
 
O'

Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
Kompetensi yang sulit dicari di indonesia saya ada beberapa. Tapi
inget yang dimaksud disini bukan brarti ga ada org Indonesia yang
kompeten mengerjakan. Tetapi hanya orangnya ga ada.
Saat ini kebutuhan 3D modeller cukup banyak begitu juga
petrophysicist, ini contoh dua saja. Bukan brarti org Indonesia ga ada
yg bisa, tapi. Ga ada org indonesia di jakarta. Lah kalo malah mau
nurunin gaji expat skalipun! ya itulah konsekuensinya ahli
indonesiannya ya mending ke LN.

Yg perlu disadari bahwa hampir semua perusahaan memperlakukan pegawe
yg kerja di luar negaranya mendapat cost of living allowance, ini
sudah wajar juga dan berlaku juga buat org indonesia yg kerja di ln.
Bahkan pegawe pertaminapun juga begitu. Jadi wajar kalo org asing
menjadi expat di indonesia juga sama. Sayangnya org indonesia yg ke
LN dianggap bagian training yg akhirnya cost recovered. Ini yg harus
diperhatikan dalam pengawasan cost di BPMigas.



Need a vacation? Get great deals to amazing places on Yahoo! Travel.


  
 
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! 
http://id.yahoo.com/

Hal: Hal: [iagi-net-l] Interpelasi Lapindo

2007-07-01 Terurut Topik yanto salim
Benar Frank, tapi sand- sand tersebut, tidak setebal lebih dari 3000 feet.  
3000 feet di kedalaman 6000 '  sekitar 700- 750 millisecond (twoway time,) dan 
kalau tidak ada bedding maka zona setebal itu kira- kira bentuknya dalam 
seismic character seperti apa?. apakah ada yang bisa mengatakan itu adalah 
sand?. Saya kira tidak (kecuali sdh ada contoh).

Jadi explorationist Lapindo tidak salah interpretasi.

Salam

Yanto Salim.



- Pesan Asli 
Dari: Franciscus B Sinartio [EMAIL PROTECTED]
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Terkirim: Minggu, 1 Juli, 2007 2:07:17
Topik: Re: Hal: [iagi-net-l] Interpelasi Lapindo


Pak Yanto Salim,
sand seperti ini banyak sekali terdeposit di antara paleo-high dari limestone2 
yang ada di daerah tsb.  kemungkinan besar termasuk daerah kerja PetroChina di 
Jatim.
 
fbs


- Original Message 
From: yanto salim [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Saturday, June 30, 2007 1:01:25 AM
Subject: Hal: [iagi-net-l] Interpelasi Lapindo


Pak Awang,
Benar sekali Mother earth is un-predictable yang bisa kita lakukan adalah 
prediksi dari data yang ada, walaupun VSP dilaksanakan ternyata tidaka ada 
satupun perkiraan VSP yang mendekati (ada 3 prediksi).
Tambahan saja, dengan adanya high absorbent di dekat permukaan energy seismik 
sudah tidak sampai dan sebetulnya juga di perparah dengan adanya sand setebal 
lebih dari 3000 feet. Seperti dikatakan ini adalah sand yang diketemukan  
pertama kali, jadi tidak ada referensi dan tentunya tidak akan terinterpretasi 
(walaupun data seismiknya berkwalitas baik).
 
 
Salam,
 
Yanto

- Pesan Asli 
Dari: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Terkirim: Kamis, 28 Juni, 2007 3:23:05
Topik: Re: [iagi-net-l] Interpelasi Lapindo


Pak Arman,
 
Dari seismiknya gak terlalu jelas bahwa ada lapisan pasir setebal itu. Di 
permukaan banyak breksi volkanik yang akan menyerap banyak energi gelombang 
seismik, sehingga kualitas data seismik bisa memburuk jauh ke bawah. Design 
casing BJP-1 disusun dengan referensi utama sumur Porong-1 yang tak ada lapisan 
pasirnya, sehingga terjadi perbedaan jauh antara prognosis stratigrafi dengan 
kenyataan stratigrafi. 
 
Saat menembus pasir di kedalaman sekitar 8500 ft (8581 ft tepatnya) di mana 
diprediksi top gamping Kujung akan muncul, dilakukan beberapa kali stop 
drilling untuk cek sampel, tetapi tetap muncul 95 % batupasir dan 5 % gamping. 
Bor dilanjutkan sampai kedalaman 8750 ft. Stop drilling lalu dilakukan VSP. 
Dari data VSP didapat tiga kemungkinan top Kujung limestone : 8800 ft, 9400 ft, 
atau 9600 ft. Maka diputuskan untuk bor terus sampai ketemu gamping Kujung. 
Kita tahu batupasir ternyata muncul terus sampai kedalaman sekitar 9283 ft, 
ketika cutting gamping dominan lalu di TD sumur 9297 ft total loss. Apakah 
gamping Kujung sudah tertembus ? Tidak tahu. Apakah itu sampel gamping Kujung I 
? Tidak tahu, saya pikir bukan, lebih muda atau jauh lebih muda. 
 
Bisa Pak Arman lihat, prosedur standar sudah dijalankan, memang harus VSP atau 
check shot dulu bila lapisan yang diharapkan tidak muncul-muncul. Secara 
regional, sekarang kita bisa memahami mengapa batupasir volkanik itu muncul di 
lokasi BJP. BJP adalah reef paling selatan dan itu sangat dekat dengan lidah 
pasir volkanik dari volcanic arc Intra-Miosen. Reef-reef di utara yang sezaman 
dengan BJP tak akan punya lidah pasir volkanik semacam itu, terlalu jauh. Tapi, 
kita tak bisa memperkirakannya sebelum drilling. Kita bisa melihat ada 
kemungkinan impurities itu (lihat paper saya di Satyana, 2005, IPA : 
Tectono-volcanic setting on Oligo-Miocene carbonates of Java), tapi tak bisa 
memperkirakannya justru muncul di BJP. No one knows perfectly how Mother Earth 
operates. Tapi, sekarang kita tahu bahwa semua reef di pinggir selatan Kendeng 
Deep akan berpotensi ditutupi lidah pasir volkanik, semakin ke baratdaya dari 
BJP semakin besar risikonya.
 
salam,
awang
 
 
Sunaryo Arman C. [EMAIL PROTECTED] wrote:
Pak Awang,

Ini agak melenceng sedikit dari topik utama, saya sebetulnya ingin tanya dari 
dulu tapi nggak sempat nulisnya. Di presentasinya Pak Rudi dulu ditunjukkan 
diagram prognosis vs actual dari sumur BP-1 yang saya lihat sangat berbeda, 
dalam arti batuan yang didapat sangat berbeda dengan yang diharapkan, Pak Awang 
bilang ada 3000 ft (1000 m) batupasir yang tidak diharapkan. Apakah pernah 
diadakan penelitian kenapa kok bisa begitu besar perbedaannya? 1000m batupasir 
kan mustinya mudah terlihat di seismik. Pada saat pengeboran dan diketahui ada 
penyimpangan dari prognosis apakah tidak dilakukan VSP atau check shot yang 
bisa digunakan sebagai bahan re evaluasi sebelum mengebor lebih jauh? Saya 
tanya ini karena dari pengalaman saya dulu kalau ada penyimpangan sampai 
beberapa puluh feet saja, kita akan berhenti dulu untuk run VSP atau check 
shot, dari situ kita mengambil keputusan apa yang akan dilakukan selanjutnya.

Arman 


- Original Message 
From: Awang Harun Satyana 
To: iagi-net

Hal: Hal: [iagi-net-l] Re: PENGHASILAN EKSPATRIAT TERLALU TINGGI, Pemerintah Atur Gaji Sektor ESDM

2007-07-01 Terurut Topik yanto salim
Okey terimakasih atas penjelasannya.

Salam 
Yanto Salim


- Pesan Asli 
Dari: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Terkirim: Senin, 2 Juli, 2007 8:55:09
Topik: Re: Hal: [iagi-net-l] Re: PENGHASILAN EKSPATRIAT TERLALU TINGGI, 
Pemerintah Atur Gaji Sektor ESDM

Pak Yanto maksud saya jumlah kebutuhannya tidak memenuhi kebutuhan yang ada 
saat ini. Kebutuhan GGRE untuk perminyakan itu sangat banyak. kalau melihat 
grafik yang aku punya dulu kira-kira 2-4 GG untuk memproduksi 1000 BOPD 
(average 3). Nah kalau orangnya ga ada kan terpaksa cari yang lain. Dan 
parahnya banyak yang berpindah-pindah, tentunya ada masa paling tidak 6 bulan 
penyesuaian diri yang sangat mungkin mengurangi performance. 

Sakjane tidak hanya Jakarta yang kekurangan orang. Seluruh dunia juga 
kekurangan orang. 
AAPG (2005) mengisyaratkan kemungkinan saat ini kurang 20% (utk tahun ini). 

Moga2 menjelaskan

Salam
RDP 


On 7/2/07, yanto salim [EMAIL PROTECTED] wrote:
Saya sedih membaca bahwa tidak ada orang Indonesia yang kompeten lagi di 
Jakarta. Semuanya sudah lari ke L.N. apa benar statement dari Sdr. Rovicky, 
bahwa Bukan brarti org Indonesia ga ada
yg bisa, tapi. Ga ada org indonesia di jakarta Mohon pencerahan bagi yang tahu 
bahwa sudah tidak ada lagi professional Nasional yang mampu di Jakarta. 
 
Salam
 
Yanto Salim.


- Pesan Asli 
Dari: oki musakti  [EMAIL PROTECTED]
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Terkirim: Senin, 2 Juli, 2007 7:37:53
Topik: Re: [iagi-net-l] Re: PENGHASILAN EKSPATRIAT TERLALU TINGGI, Pemerintah 
Atur Gaji Sektor ESDM 


Hueran,
Yang diurusin koq cara menurunkan gaji ekspat supaya mendekati gaji peg-nas, 
bukannya supaya gaji peg-nas dinaikkan biar setara expat.Baik expat LN di 
Indonesia maupun expat Indonesia di LN.
 
O'

Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
Kompetensi yang sulit dicari di indonesia saya ada beberapa. Tapi
inget yang dimaksud disini bukan brarti ga ada org Indonesia yang 
kompeten mengerjakan. Tetapi hanya orangnya ga ada.
Saat ini kebutuhan 3D modeller cukup banyak begitu juga
petrophysicist, ini contoh dua saja. Bukan brarti org Indonesia ga ada
yg bisa, tapi. Ga ada org indonesia di jakarta. Lah kalo malah mau 
nurunin gaji expat skalipun! ya itulah konsekuensinya ahli
indonesiannya ya mending ke LN.

Yg perlu disadari bahwa hampir semua perusahaan memperlakukan pegawe
yg kerja di luar negaranya mendapat cost of living allowance, ini 
sudah wajar juga dan berlaku juga buat org indonesia yg kerja di ln.
Bahkan pegawe pertaminapun juga begitu. Jadi wajar kalo org asing
menjadi expat di indonesia juga sama. Sayangnya org indonesia yg ke
LN dianggap bagian training yg akhirnya cost recovered. Ini yg harus
diperhatikan dalam pengawasan cost di BPMigas.



Need a vacation? Get great deals to amazing places on Yahoo! Travel.





Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!



-- 
http://rovicky.wordpress.com/


  
 
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! 
http://id.yahoo.com/

Hal: [iagi-net-l] Interpelasi Lapindo

2007-07-01 Terurut Topik yanto salim
Hal ini adalah pendekatan dengan dasar bahwa sequence stratigraphy sudah 
diketahui atau sudah terprediksi. Pendekatan ini sebetulnya sama saja dengan 
surface seismic karena memakai up-going signal atau refleksi dari batas 
impedans dibawah posisi well geophone. 
Metode yang terbaik adalah melaksanakan offset VSP, dimana energy source dari 
VSP away dari well bor. Up-going signal yang didapat akan merupakan seismic 
reflector yang akan lebih bagus datanya dari surface seismic.

Kalau ada reflector reflector yang lebih dalam dari lubang bor, maka data 
tersebut akan diwakili oleh seismic signal dibawah well TD. Dan reflector 
inilah yang diinterpretasi apakah Kujung L.S atau lainnya. Accuracy dari 
pendekatan ini tergantung dari seberapa baiknya data kita yang mewakili. Sering 
reflector yang muncul lebih banyak dari interpretasi normal seismik maka 
akibatnya terjadilah prediksi dengan  beberapa kemungkinan.

Metoda look ahead ini akan sangat sulit memprediksi lithology walaupun 
move-out velocitynya bisa dipakai sebagai tool interpretasi, biasanya bisa out 
of reality.

Salam.

Yanto Salim 


- Pesan Asli 
Dari: heri ferius [EMAIL PROTECTED]
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Terkirim: Minggu, 1 Juli, 2007 1:32:56
Topik: Re: [iagi-net-l] Interpelasi Lapindo


Apa pada kedalaman 8750 ft ada logging lainnya, selain VSP ?. Gimana ya, cara 
memprediksi Top Kujung LS pada bagian yang belum dibor, seandainya hanya pakai 
data VSP ?. Mohon pencerahan.
 
Salam HF
- Original Message - 
From: yanto salim 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, June 30, 2007 3:01 PM
Subject: Hal: [iagi-net-l] Interpelasi Lapindo


Pak Awang,
Benar sekali Mother earth is un-predictable yang bisa kita lakukan adalah 
prediksi dari data yang ada, walaupun VSP dilaksanakan ternyata tidaka ada 
satupun perkiraan VSP yang mendekati (ada 3 prediksi).
Tambahan saja, dengan adanya high absorbent di dekat permukaan energy seismik 
sudah tidak sampai dan sebetulnya juga di perparah dengan adanya sand setebal 
lebih dari 3000 feet. Seperti dikatakan ini adalah sand yang diketemukan  
pertama kali, jadi tidak ada referensi dan tentunya tidak akan terinterpretasi 
(walaupun data seismiknya berkwalitas baik).
 
 
Salam,
 
Yanto

- Pesan Asli 
Dari: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Terkirim: Kamis, 28 Juni, 2007 3:23:05
Topik: Re: [iagi-net-l] Interpelasi Lapindo


Pak Arman,
 
Dari seismiknya gak terlalu jelas bahwa ada lapisan pasir setebal itu. Di 
permukaan banyak breksi volkanik yang akan menyerap banyak energi gelombang 
seismik, sehingga kualitas data seismik bisa memburuk jauh ke bawah. Design 
casing BJP-1 disusun dengan referensi utama sumur Porong-1 yang tak ada lapisan 
pasirnya, sehingga terjadi perbedaan jauh antara prognosis stratigrafi dengan 
kenyataan stratigrafi. 
 
Saat menembus pasir di kedalaman sekitar 8500 ft (8581 ft tepatnya) di mana 
diprediksi top gamping Kujung akan muncul, dilakukan beberapa kali stop 
drilling untuk cek sampel, tetapi tetap muncul 95 % batupasir dan 5 % gamping. 
Bor dilanjutkan sampai kedalaman 8750 ft. Stop drilling lalu dilakukan VSP. 
Dari data VSP didapat tiga kemungkinan top Kujung limestone : 8800 ft, 9400 ft, 
atau 9600 ft. Maka diputuskan untuk bor terus sampai ketemu gamping Kujung. 
Kita tahu batupasir ternyata muncul terus sampai kedalaman sekitar 9283 ft, 
ketika cutting gamping dominan lalu di TD sumur 9297 ft total loss. Apakah 
gamping Kujung sudah tertembus ? Tidak tahu. Apakah itu sampel gamping Kujung I 
? Tidak tahu, saya pikir bukan, lebih muda atau jauh lebih muda. 
 
Bisa Pak Arman lihat, prosedur standar sudah dijalankan, memang harus VSP atau 
check shot dulu bila lapisan yang diharapkan tidak muncul-muncul. Secara 
regional, sekarang kita bisa memahami mengapa batupasir volkanik itu muncul di 
lokasi BJP. BJP adalah reef paling selatan dan itu sangat dekat dengan lidah 
pasir volkanik dari volcanic arc Intra-Miosen. Reef-reef di utara yang sezaman 
dengan BJP tak akan punya lidah pasir volkanik semacam itu, terlalu jauh. Tapi, 
kita tak bisa memperkirakannya sebelum drilling. Kita bisa melihat ada 
kemungkinan impurities itu (lihat paper saya di Satyana, 2005, IPA : 
Tectono-volcanic setting on Oligo-Miocene carbonates of Java), tapi tak bisa 
memperkirakannya justru muncul di BJP. No one knows perfectly how Mother Earth 
operates. Tapi, sekarang kita tahu bahwa semua reef di pinggir selatan Kendeng 
Deep akan berpotensi ditutupi lidah pasir volkanik, semakin ke baratdaya dari 
BJP semakin besar risikonya.
 
salam,
awang
 
 
Sunaryo Arman C. [EMAIL PROTECTED] wrote:
Pak Awang,

Ini agak melenceng sedikit dari topik utama, saya sebetulnya ingin tanya dari 
dulu tapi nggak sempat nulisnya. Di presentasinya Pak Rudi dulu ditunjukkan 
diagram prognosis vs actual dari sumur BP-1 yang saya lihat sangat berbeda, 
dalam arti batuan yang didapat sangat berbeda dengan yang diharapkan, Pak Awang 
bilang ada 3000 ft (1000 m) batupasir yang

Hal: [iagi-net-l] Penjualan Gas Alam Cair Tangguh - Kurtubi

2007-06-30 Terurut Topik yanto salim
Kalau tidak salah ingat, BP tangguh kalah bersaing dengan Australia untuk 
memasok ke Cina, sehingga hanya sebagian yang bisa dijual ke Fujian. Apakah ada 
yang tahu berapa harga jual Gas dari Australia ke Cina waktu memenangkan tender 
itu?

Yanto Salim.


- Pesan Asli 
Dari: Amir Al Amin [EMAIL PROTECTED]
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Terkirim: Jumat, 29 Juni, 2007 8:31:36
Topik: [iagi-net-l] Penjualan Gas Alam Cair Tangguh - Kurtubi


 
 
Penjualan Gas Alam Cair Tangguh
Kamis, 28 Juni 2007 

Pemerintah dikabarkan menawarkan separuh dari rencana penjualan gas alam cair 
(LNG) Tangguh, yang sebelumnya diperuntukkan bagi pembeli di Pantai Barat 
Amerika Serikat, untuk dialihkan ke Jepang, Korea, dan negara lain, termasuk 
untuk kebutuhan dalam negeri. Pengalihan ini dimungkinkan karena pembangunan 
terminal di Pantai Barat Amerika lebih cepat daripada kilang Tangguh (Koran 
Tempo, 12 Juni 2007). Kesediaan Sempra menerima pengurangan jumlah yang akan 
diterimanya diimbangi dengan kompensasi yang akan diberikan oleh BP Migas. 
Cuma, belum jelas benar berapa besar kompensasi yang akan diterima oleh Sempra. 

Sebagaimana diketahui, berdasarkan kontrak penjualan jangka panjang, Indonesia, 
dalam hal ini diwakili oleh kontraktor minyak Beyond Petroleum yang telah 
ditunjuk oleh Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral serta BP Migas selaku 
operator proyek LNG Tangguh, harus memasok ke Pantai Barat Amerika 3,7 juta ton 
LNG per tahun untuk masa 20 tahun dengan harga US$ 5,94 per MMBtu. 

Kontrak penjualan jangka panjang LNG Tangguh juga dilakukan dengan Cina 2,6 
juta ton per tahun untuk masa 25 tahun dengan harga US$ 3,35/MMBtu. Adapun 
kontrak dengan SK Power dan Posco dari Korea berjumlah sekitar 1,2 juta ton per 
tahun untuk masa 20 tahun dan dengan harga US$ 3,5/MMBtu. 

Dari informasi tersebut, terlihat bahwa seluruh harga jual LNG Tangguh yang 
berjumlah 7,5 juta ton untuk masa 20-25 tahun sangatlah murah, karena jauh 
berada di bawah harga jual LNG yang wajar, termasuk di bawah harga jual LNG 
Badak yang notabene sudah beroperasi lebih dari 30 tahun. 

Kontrak ke Fujian merupakan harga yang termurah bila dibanding harga penjualan 
ke Pantai Barat Amerika. Meskipun diketahui bahwa harga jual ke Cina US$ 
3,35/MMBtu, sebenarnya itu merupakan harga baru setelah dilakukan renegosiasi 
dengan pihak Cina. 

Pasalnya, harga sebelum negosiasi US$ 2,67/MMBtu, dengan patokan harga minyak 
mentah maksimal US$ 25 per bbls untuk masa 25 tahun. Setelah negosiasi, patokan 
harga berhasil dinaikkan menjadi US$38/bbls untuk masa 25 tahun. Dengan 
patokan harga minyak mentah US$ 38/bbls, harga jual LNG Tangguh tetap tidak 
wajar mengingat harga minyak mentah saat ini saja sudah sekitar US$ 70/bbls, 
apatah lagi untuk masa jauh 25 tahun ke depan. Naif untuk mengharapkan harga 
minyak mentah dunia akan stabil pada kisaran US$ 38/bbls untuk masa 25 tahun ke 
depan. 

Bahkan harga jual ke Cina ini ternyata masih lebih murah ketimbang harga jual 
dalam negeri. Saat ini harga jual dalam negeri US$ 4-5/MMBtu. Untuk pembangkit 
listrik di Muara Karang, PLN membeli gas dengan harga US$ 4,5/MMBtu. 

Di sini terlihat bahwa manajemen gas alam nasional sangatlah buruk, bahkan 
berpotensi melanggar konstitusi dan undang-undang. Penjualan LNG Tangguh ke 
Cina dengan harga yang tidak wajar dan lebih murah daripada harga jual dalam 
negeri mencerminkan bahwa pengelolaan kekayaan lama negara ini belum ditujukan 
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat sesuai dengan amanat Pasal 33 
Undang-Undang Dasar 1945. 

Selain itu, persetujuan BP Migas atas harga jual yang sangat murah tersebut, di 
samping tidak sesuai dengan fakta bahwa Cina pada hakikatnya sangat membutuhkan 
gas impor--karena produksi dalam negeri yang sangat kecil, sedangkan 
kebutuhannya terus meningkat--hal tersebut berpotensi melanggar UU yang 
mengharuskan pengelolaan migas mendatangkan pendapatan negara yang maksimal. 

UU Migas Pasal 44 ayat 2 berbunyi, Fungsi BP Migas dalam melakukan pengawasan 
terhadap kegiatan usaha hulu agar pengambilan sumber daya alam migas milik 
negara dapat memberikan manfaat dan memberikan penerimaan yang maksimal bagi 
negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. 

Ketentuan dalam pasal ini praktis dilanggar dengan alasan yang sangat sumir, 
yakni pasar LNG yang lemah. BP Migas dan Departemen Energi dan Sumber Daya 
Mineral dengan a-visioner menyetujui penjualan LNG Tangguh ke Cina dengan 
formulasi harga jual yang merugikan negara. Kalaupun kondisi pasar LNG pada 
saat kontrak ditandatangani betul-betul lemah, sangatlah tidak logis apabila 
formulasi harga dipatok mati pada level harga minyak US$ 25/bbls untuk masa 25 
tahun. 

Sekarang, di tengah gencarnya dua negara raksasa baru Asia, yakni Cina dan 
India, mencari sumber-sumber energi guna menunjang pembangunan ekonomi mereka 
serta di tengah kegusaran Jepang karena kontrak pembelian LNG jangka panjangnya 
dengan Indonesia akan berakhir dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi

Hal: [iagi-net-l] Interpelasi Lapindo

2007-06-30 Terurut Topik yanto salim
Pak Awang,
Benar sekali Mother earth is un-predictable yang bisa kita lakukan adalah 
prediksi dari data yang ada, walaupun VSP dilaksanakan ternyata tidaka ada 
satupun perkiraan VSP yang mendekati (ada 3 prediksi).
Tambahan saja, dengan adanya high absorbent di dekat permukaan energy seismik 
sudah tidak sampai dan sebetulnya juga di perparah dengan adanya sand setebal 
lebih dari 3000 feet. Seperti dikatakan ini adalah sand yang diketemukan  
pertama kali, jadi tidak ada referensi dan tentunya tidak akan terinterpretasi 
(walaupun data seismiknya berkwalitas baik).


Salam,

Yanto

- Pesan Asli 
Dari: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Terkirim: Kamis, 28 Juni, 2007 3:23:05
Topik: Re: [iagi-net-l] Interpelasi Lapindo


Pak Arman,
 
Dari seismiknya gak terlalu jelas bahwa ada lapisan pasir setebal itu. Di 
permukaan banyak breksi volkanik yang akan menyerap banyak energi gelombang 
seismik, sehingga kualitas data seismik bisa memburuk jauh ke bawah. Design 
casing BJP-1 disusun dengan referensi utama sumur Porong-1 yang tak ada lapisan 
pasirnya, sehingga terjadi perbedaan jauh antara prognosis stratigrafi dengan 
kenyataan stratigrafi. 
 
Saat menembus pasir di kedalaman sekitar 8500 ft (8581 ft tepatnya) di mana 
diprediksi top gamping Kujung akan muncul, dilakukan beberapa kali stop 
drilling untuk cek sampel, tetapi tetap muncul 95 % batupasir dan 5 % gamping. 
Bor dilanjutkan sampai kedalaman 8750 ft. Stop drilling lalu dilakukan VSP. 
Dari data VSP didapat tiga kemungkinan top Kujung limestone : 8800 ft, 9400 ft, 
atau 9600 ft. Maka diputuskan untuk bor terus sampai ketemu gamping Kujung. 
Kita tahu batupasir ternyata muncul terus sampai kedalaman sekitar 9283 ft, 
ketika cutting gamping dominan lalu di TD sumur 9297 ft total loss. Apakah 
gamping Kujung sudah tertembus ? Tidak tahu. Apakah itu sampel gamping Kujung I 
? Tidak tahu, saya pikir bukan, lebih muda atau jauh lebih muda. 
 
Bisa Pak Arman lihat, prosedur standar sudah dijalankan, memang harus VSP atau 
check shot dulu bila lapisan yang diharapkan tidak muncul-muncul. Secara 
regional, sekarang kita bisa memahami mengapa batupasir volkanik itu muncul di 
lokasi BJP. BJP adalah reef paling selatan dan itu sangat dekat dengan lidah 
pasir volkanik dari volcanic arc Intra-Miosen. Reef-reef di utara yang sezaman 
dengan BJP tak akan punya lidah pasir volkanik semacam itu, terlalu jauh. Tapi, 
kita tak bisa memperkirakannya sebelum drilling. Kita bisa melihat ada 
kemungkinan impurities itu (lihat paper saya di Satyana, 2005, IPA : 
Tectono-volcanic setting on Oligo-Miocene carbonates of Java), tapi tak bisa 
memperkirakannya justru muncul di BJP. No one knows perfectly how Mother Earth 
operates. Tapi, sekarang kita tahu bahwa semua reef di pinggir selatan Kendeng 
Deep akan berpotensi ditutupi lidah pasir volkanik, semakin ke baratdaya dari 
BJP semakin besar risikonya.
 
salam,
awang
 
 
Sunaryo Arman C. [EMAIL PROTECTED] wrote:
Pak Awang,

Ini agak melenceng sedikit dari topik utama, saya sebetulnya ingin tanya dari 
dulu tapi nggak sempat nulisnya. Di presentasinya Pak Rudi dulu ditunjukkan 
diagram prognosis vs actual dari sumur BP-1 yang saya lihat sangat berbeda, 
dalam arti batuan yang didapat sangat berbeda dengan yang diharapkan, Pak Awang 
bilang ada 3000 ft (1000 m) batupasir yang tidak diharapkan. Apakah pernah 
diadakan penelitian kenapa kok bisa begitu besar perbedaannya? 1000m batupasir 
kan mustinya mudah terlihat di seismik. Pada saat pengeboran dan diketahui ada 
penyimpangan dari prognosis apakah tidak dilakukan VSP atau check shot yang 
bisa digunakan sebagai bahan re evaluasi sebelum mengebor lebih jauh? Saya 
tanya ini karena dari pengalaman saya dulu kalau ada penyimpangan sampai 
beberapa puluh feet saja, kita akan berhenti dulu untuk run VSP atau check 
shot, dari situ kita mengambil keputusan apa yang akan dilakukan selanjutnya.

Arman 


- Original Message 
From: Awang Harun Satyana 
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, June 26, 2007 9:27:59 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Interpelasi Lapindo


BPMIGAS punya Bidang Operasi di mana di dalamnya ada Divisi Operasi
Lapangan. Divisi ini memonitor semua kegiatan operasi lapangan (survai
dan pemboran) yang sedang dilakukan Kontraktor. Kontraktor wajib
melaporkan kemajuan pekerjaan lapangannya ke divisi ini, juga ke divisi
lain yang berkaitan. Mengapa wajib ? Sebab, itu sesuai dengan amanat PP
42/2002 tentang BPMIGAS BAB IV Pasal 12 Huruf C : Dalam menjalankan
tugas, Badan Pelaksana memiliki wewenang : mengawasi kegiatan utama
operasional kontraktor Kontrak Kerja Sama

Apakah BPMIGAS bertanggung jawab kepada pelaksanaan operasi Kontraktor ?
Tidak diatur di aturan manapun. Tetapi bunyi kontrak PSC term antara
BPMIGAS dengan Kontraktor Section V tentang Rights and Obligations of
the Parties, Butir 5.2.4 : CONTRACTOR shall : be responsible for the
preparation and execution of the Work Program, which shall be
implemented in a 

Hal: [iagi-net-l] Re: [OilGas] Raport merah lima tahunan migas di Indonesi

2007-06-30 Terurut Topik yanto salim
Pak Oki,

Bravo memang harus begitu spy kita tidak terbuai. Apa benar Petronas melampaui 
kita di mana-mana secara faktual?

Rgds
Yanto


- Pesan Asli 
Dari: oki musakti [EMAIL PROTECTED]
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Terkirim: Minggu, 24 Juni, 2007 11:20:31
Topik: Re: [iagi-net-l] Re: [OilGas] Raport merah lima tahunan migas di 
Indonesi


Kembali ke laptop, untuk mencek  awal premis dari pak dhe vicky bahwa banjirnya 
GGRE Indonesia berkorelasi dengan meningkatnya cadangan dan produksi Petronas, 
mungkin ada baiknya kalau data tersebut di'normalisir' misalnya dengan 
menunjukkan berapa 'produktifitas' perkapita GGRE baik dalam discovery maupun 
produksi.
 
Misalnya kalau satu GGRE di Petronas pada tahun 98 bertanggung jawab atas 
penemuan X barel setara minyak dan pada tahun 2003 jadi setengah X (alias 
jumlah GGRE naik 4 kali lipat tapi produksi cuma naik 2 X) Angka ini akan 
sangat menarik bila dibandingkan dengan  dengan di Perush lokal yang 
produktifitas perkapitanya meningkat (discovery turun sedikit, tapi yang 
hengkang buanyak sekali).
 
Hal ini bisa jadi 'senjata' untuk teman2 untuk menuntut peningkatan CB . toh 
harga minyak dimana-mana sama.
 
Salam
Oki


Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
On 6/23/07, kartiko samodro wrote:
 Mas
 apakah perbandingan tingkat kenaikan produksi / discovery antara indonesia
 dan malaysia sudah mempertimbangkan juga masalah maturity field dari kedua
 negara tersebut.

Sakjane membandingkan itu penuh dengan asumsi kemiripan, yang kita
lihat hanyalah apa yang berbeda. memang keduanya bisa saja menjadi
sangat-sangat berbeda. Kondisi geologi jelas tidak ada yg sama persis,
tingkat maturity juga tidak sama. Namun saya hanya dengen sederhana
melihat discovery field size saja.

Intinya benchmarking (membandingkan) itu melihat apa yang berbeda.
Dengan asumsi yang lain 'dianggap' sama.

Kalau exploration maturity (karena saya hanya membandingkan discovery)
saya rasa keduanya mirip-mirip saja. Di Sarawak ini sejak jaman kuda
gigit besi dioperasikan oleh Shell. Bahkan daerah yg dioperasikan
murphy oil sudah pernah dieksplorasi oleh 3 perusahaan lain
sebelumnya. Namun ketika ada Pak Teguh dkk (yg mana banyak orang
Indonesianya) dapat mengalirkan dan menemukan migas cukup banyak.
Seperti yang di klaim Pak Teguh yang saya sitir itu.

Satu keuntungan di My adalah orang2 GGRE dr Indonesia ini menampilkan
hal berbeda dengan sebelumnya. Pak Teguh dkk tidak sekedar menggunakan
cara Shell (operator terlama) juga daerah ini pernah dikelola Opic,
namun beliau membawa ilmu dari Indonesia, dan sukses. Apakah pak Teguh
juga akan sukses bila di Indonesia ? Jawaban jelas belum tentu. Belum
tentu Pak Teguh akan sukses kalau tidak tereksposes dengan daerah yg
baru, juga belum tentu kalau Pak Teguh yg di Indonesia sebagai pegawai
tetap akan sesemangat bekerja di LN dengan status kontrak. Secara
mental kawan-kawan di KL itu menjadi terbebani oleh status pegawe
kontrak yang dapat berhenti 2 tahun lagi.

Disini mereka tidak bisa leha-leha leyeh-leyeh dapet gaji sampai 14
kali, dan merengek ke BPMIGAS utk ditingkatkan C B-nya. Kawan-kawan
ini rata-rata hanya 12 kali gajian, tanpa bonus. Tetapi sistem ini
justru memacu adrenalin mereka menuju sukses. Kalau kata Pak mBong
disini pilihannya cuman dua maju terus atau terus maju :). Pak mbong
ini yang membawa suksesnya Pertamina di Malaysia. Iya looh harus
diinget bahwa Pertamina juga ada blok eksplorasi di Malaysia, dan
sukses menemukan lapangan baru di Sarawak, salah satu yg disebut2 Pak
Teguh tadi.

 maksud saya akan lebih sulit untuk menemukan / meningkatkan produksi dari
 field yang sudah matang dibandingkan dengan field yang masih baru.

Lapangan2 yang dikembangkan ulang (rejuvinasi) oleh kawan-kawan GGRE
yg bekerja Petronas (Carigali) rata-rata lapangan tua yang
ditinggalkan oleh Shell. Beberapa lapangan dikembalikan ke Petronas,
karena kontraknya TIDAK diperpanjang oleh Petronas. Jadi mereka
(kawan2 GGRE) ini mengelola lapangan tua, dan mencari (eksplorasi)
didaerah yang sangat matang stadia eksplorasinya.

 kalau dikatakan tingkat produksi /discovery di malaysia meningkat dengan
 kenaikan /masuknya tenaga kerja indonesia ke malaysia , apakah mungkin
 karena sebenarnya explorasi dan produksi di malaysia memang baru masuk ke
 tahap permulaan , di mana masih banyak daerah yang belum dieksplorasi dan
 banyak field yang baru mulai diproduksi sehingga sepertinya tingkat
 kenaikannya tinggi dibandingkan dengan indonesia yang secara eksplorasi dan
 produksi sudah sangat mature.


Malaysia itu basinnya cuman 3 besar Peninsular Malaysia, Sarawak,
Sabah. Aku dulu menyebut 8, Tapi pak ADBmenganggap cuman 3. Aku
menyebutkan ada Balingian, Luconia, Baram dsb. Tapi kalau itu
disejajarkan sebagai cekungan maka di Indonesia jadi ngga sepadan.
Karena Istilah Balingian, Luconia dsb, hanyalah setara dengan
subbasin. Misalnya dibandingkan Jawa Timur saja ada banyak
sub-basinnya, ada Cetral graben, ada South Madura, ada Cepu Sub basin.

Jadi 

Hal: [iagi-net-l] VSP behind casing

2007-05-03 Terurut Topik yanto salim
Tidak ada masalah sampai dengan double casing.

Salam 

Yanto


- Pesan Asli 
Dari: Parvita Siregar [EMAIL PROTECTED]
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Terkirim: Kamis, 3 Mei, 2007 4:02:25
Topik: [iagi-net-l] VSP behind casing


Mau tanya, kalau ada geophysicist di sini...
Kalau VSP behind casing, bagaimana hasilnya setelah dikalibrasi?  Apakah
memuaskan?


Parvita


Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-


  
 
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! 
http://id.yahoo.com/

RE: [iagi-net-l] BPMIGAS: 2.444 Lowong untuk GGE

2007-03-26 Terurut Topik Yanto Salim
Pak Awang,

 

Menarik sekali melihat distribusi expenditure tahun 2005, apakah gaji G
 G dan engineering termasuk dalam G  A?

GA disini digambarkan sebesar 224% dari biaya explorasi. Faktor apa
saja yang membuat GA sangat tinggi , mungkinkah adanya kegiatan Public
Relation, yang saat ini makin keren dan berkembang dilingkungan Migas?. 

 

Apakah ada studi khusus yang menyelidiki biaya tidak langsung yang
membuat expenditure naik, seperti misalnya berapa biaya yang harus
dikeluarkan karena delaynya perijinan atau approval baik didaerah maupun
tingkat pusat?.

 

Salam 

 

Yanto Salim.  

 



From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, March 26, 2007 11:44 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] BPMIGAS: 2.444 Lowong untuk GGE

 

Ini catatan saya untuk realisasi expenditure tahun 2005 (yang 2006 belum
semuanya terekapitulasi): 

 

eksplorasi : 204 juta USD

development : 1413 juta USD

produksi : 3172 juta USD

general administration : 457 juta USD

 

Gaji karyawan nasional dan asing termasuk di dalam komponen general
admin. tersebut. Total expenditure : 5246 juta USD. Sangat menyedihkan
bahwa expenditure eksplorasi tak sampai 4 %. Bagaimana mau menemukan
ladang migas baru kalau pelit begitu mengeluarkan dana untuk eksplorasi
?  Makin menyedihkan lagi bahwa dana untuk kegiatan produksi yang
menyita 60 % expenditure, ternyata tak mampu menambah produksi minyak,
bahkan produksi 2006 hanya 95 % dari produksi 2005.

 

Ayo galakkan eksplorasi !

 

awang

 

-Original Message-
From: Bambang Satya Murti [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Saturday, March 24, 2007 9:31 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] BPMIGAS: 2.444 Lowong untuk GGE

 


Betul itu Frans (maksudku, statement-nya Nuning). Pernah coba
kotak-katik ke ekonomian suatu block, start from the scratch, ternyata,
komponen salary yang sudah dimaksimalkan, tetep saja ndak mencapai 7%
dari the whole budget. Kalau untuk development lebih gila lagi, bagian
terbesar yang di spent ke facilities, hmmm, bener-bener bikin merem
melek nih. Pak Awang lebih tahu mengenai realita hal ini.

Lha sekarang kalau misalnya salary di adjust, ndak usah muluk-muluk, 50%
aja dari yang didapat disono, kurasa itu sudah menjadi magnet yang kuat.

Cuma, kembali lagi kepada blunder yang lama, bagaimana kita meningkatkan
professionalisme dan tetep mempertahankan integrity. Mungkin daily rate
lebih menarik dibanding package kali?

 

Hmm, belum kepingin home sweet home ? How is Lagos?

Ciao

Bambang




-[ Received Mail Content ]--

Subject : Re: [iagi-net-l] BPMIGAS: 2.444 Lowong untuk GGE

Date : Fri, 23 Mar 2007 10:44:01 -0700 (PDT)

From : Franciscus B Sinartio [EMAIL PROTECTED]

To : iagi-net@iagi.or.id

 

Saya pikir tidak perlu ditangisin yang sudah pergi, tetapi yang
masih di dalam yang dibuat betah.


kalau misalnya gajinya sama dengan yang ditawarkan Petronas,
ngapain pindah ke malaysia?


atau sama yang ditawarkan Saudi Aramco, ngapain ke Dahran?


di negara2 Arab, rata2 gaji tenaga nasional mereka sama dengan
gaji expat (malah banyak yang lebih).


saya pikir cara pemikiran ini perlu dipertimbangkan.


seperti yang di bilang Ibu Nugrahani di email yang lalu, bahwa
gaji adalah komponen yang kecil dari EP migas.

 


Tapi kalau bisa membuat situasi dimana yang sudah diluar mau
balik, yah mungkin boleh juga tuh.


tidak usah dapat 2444 orang cukup setengah nya saja sudah
lumayan?

 


fbs


jadi ingat lagu KoesPloes

 

 




Create and Share your own Video Clip Playlist in minutes at Lycos MIX
(http://mix.lycos.com http://mix.lycos.com/?if_Event=MAILmixtagline ) 


 Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to
[EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the
36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali
Convention Center, 13-16 November 2007

 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI
Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank
Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama:
Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No.
Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2:
http://groups.yahoo.com/group/iagi
- 



RE: [iagi-net-l] Tanya PSDM

2007-01-15 Terurut Topik Yanto Salim
Sdr. Minarwan,

Sesuai dengan arti kata PSDM yaitu Pre-Stack Depth Migration,
migrasi signal dilaksanakan sebelum data data lapangan (field data) di
Normal Move Out yang kemudian di-stack (dijumlah secara lateral). Dan
prosess ini dilaksanakan dalam fungsi kedalaman atau depth function.
Seismik data sendiri proses pengambilan data dan rekamannya adalah dalam
fungsi waktu bukan dalam fungsis kedalaman, jadi dari hal ini bisa
disimpulkan bahwa pengolahan data dengan depth function akan sangat
bergantung pada pengetahuan daerah, tersedianya banyak well velocity
data dan data procesing knowledges. Pemakaian Depth migration adalah
Velocity model dependent dalam arti kata Geological model yang
subjective akan menentukan hasil akhirnya. 
Sangat disarankan kalau tidak mempunyai data velocity yang baik metoda
ini dihindari karena PSDM ataupun post stack Depth Migration kalau tidak
dipakai dengan hati- hati akan berakibat fatal, sederhananya metoda ini
bisa mis-leading ('fallacy) dimana sipemakai sudah tepengaruh akan
iklan yang disampaikan oleh pemasok, maaf bagi rekan-rekan yang bergerak
dibidang services ini.

Ketiga type yang anda sebutkan dibawah: Kirchoff, beda Hingga ( mungkin
Finite Difference), Bilangan Gelombang ( Wave Equation?), adalah fungsi-
fungsi matematis dalam melakukan proses migrasi dan semuanya juga
dipakai baik pre- Stack maupun post- stack.  

Kalau mahasiswa yang akan mengambil Kerja praktek dengan back ground
bukan physicist/geophysicist saya sarankan untuk tidak mempelajari rumus
rumus matematika tersebut diatas karena akan memakan waktu yang terlalu
lama untuk mengerti dengan baik fungsi- fungsi matematis tersebut
diatas.

Saya sarankan,  mahasiswa tersebut mengerti dengan baik konsep dasar
migrasi yg sederhana, konsep Normal Move out dan arti dari stack itu
sendiri. Saya yakin dia sudah dapatkan dalam kuliah dan dengan begitu
maka fokus sebelum melaksanakan kerja praktek adalah pengertian berbagai
jenis velocity dalam geofisika.

Mudah-mudahan membantu.

Salam,

Yanto Salim

-Original Message-
From: Minarwan (Min) [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, January 16, 2007 5:46 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Tanya PSDM

Anggota milis ysh,

Salah satu rekan mahasiswa di Unpad bertanya mengenai PSDM yang nanti
akan ia pergunakan untuk Kerja Prakteknya nanti. Pertanyaan ini
awalnya untuk Mas Paulus (yang sedang sibuk OJT). Mungkin ada anggota
milis ini yang hendak membantu menjawab? Jawaban dari Bapak/Ibu nanti
akan saya taruh di GeoTutor.TK (tentu saja) dengan memberikan kredit
kepada penulisnya.

Salam
cakmin


Saya berminat mengambil proposal penelitian mengenai Analisis
Velocity Model Building pada Pre Stack Depth Migration untuk
Menggambarkan Struktur Bawah Permukaan.

Saya ingin bertanya kepada rekan2, apa yang harus saya pelajari
sebagai LANGKAH AWAL mendalami konsep PSDM. Mungkin bisa juga
dijelaskan, jenis Migrasi macam apakah PSDM ini? Karena saya hanya
mengenal teori 3 macam migrasi : Kirchhoff, Beda Hingga, dan Bilangan
Gelombang.

Kebetulan beberapa waktu yang lalu saya sempat olah data seismik 2D
marine shallow di JKT juga. Dengan SU dan GeoFrame 4.0. Sedikit
belajar soal Fault juga. Maaf, jika tidak ada hubungannya dengan
pertanyaan soal PSDM ini.

Jawaban rekan-rekan amat saya nantikan. Terima kasih.


-- 
Step back and see the big picture
Ubuntu Linux User #7746
http://desaguadero.blogspot.com

-
ayo bersiap untuk PIT IAGI ke-36 tahun 2007!!!
semarakkan dengan makalah-makalah yang berkualitas internasional...
-

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-


-
ayo bersiap untuk PIT IAGI ke-36 tahun 2007!!!
semarakkan dengan makalah-makalah yang berkualitas internasional...
-

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http

RE: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV

2006-09-19 Terurut Topik Yanto Salim
Rahmat Witular memang berani menganggung kemarahan rakyat dan dosa
dengan menjalani resiko kalau sudah bahaya baru boleh dibuang kelaut.
Beliau sama saja berpendapat bahwa lingkungan biota laut masih lebih
tinggi tingkatnya dibandingkan lingkungan, kehidupan Manusia.
Mudah-mudahan dia mendapat pencerahan.

Yanto Salim

-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, September 19, 2006 10:01 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV

Pak Kardaya (BPMIGAS), Pak Edy Sunardi (IAGI), Pak Sarwono Kusumaatmadja
(DPD RI) dan Pak Rudy Rubiandini (ITB, via telpon) dipandu oleh Frida
Lidwina terlibat dalam dialog tersebut.
   
  Ada dua pendapat asal semburan ini : underground blow out-UBO (banyak
diikuti para petroleum engineers) dan mud volcano eruption (banyak
diikuti para geologists). Kalau UBO harapannya bisa diatasi oleh 3
relief well, kalau mud volcano eruption tak akan bisa diatasi dengan
relief well, alamiah saja berhentinya.
   
  Ketiga narasumber terkesan setuju lumpur dibuang ke laut saja, tokh
bukan limbah, bukan B3, dan lumpur itu masih satu habitat dengan laut di
Selat Madura, hanya beda umur. Pak Sarwono seperti biasa dengan tegas
bilang selamatkan dulu penduduk, baru lingkungan, kalau ada dampak baru
diatasi. Ini keadaan darurat, tak bisa diberlakukan prosedur KLH yang
normal.Kata Pak Kardaya, relief well akan bekerja dengan baik kalau tak
ada serangan lumpur lagi ke titik2 bor relief well. Kalau lagi ngebor
tiba2 lokasinya dibanjiri lumpur, ya tentu gak akan selesai2 ngebornya.
   
  Tapi, Pak Rachmat Witoelar, menteri KLH, bilang lumpur boleh dibuang
ke laut kalau statusnya sudah bahaya. Selama masih darurat tak boleh.
Dan, Pemerintah mau bikin tanggul permanen mengelilingi ratusan hektar
wilayah Banjar Panji, wah berapa lama tuh ngebangunnya ?
   
  Di Azerbaijan sana, tempat paling banyak gunung lumpurnya di dunia,
lumpur panas ini dijadikan tempat2 spa, sumber air panas, gas alam
(metan biogenik), dan lumpurnya dijadikan batu-bata. Itu sudah lama
terjadi, berarti lumpur itu aman-aman saja kelihatannya.
   
  Dua bulan dari sekarang, kalau lancar, kita akan lihat apakah relief
wells bisa membendung Lusi ? 
   
  salam,
  awang
  
iagisek [EMAIL PROTECTED] wrote:
  INFORMASI :

Pada Hari ini , tanggal 19 September 2006, Jam 20.30 di Metro TV akan
ditayangkan acara DIALOG SPECIAL METRO TV antara Ka BPMIGAS, Ketua PAH2
DPD-RI, wakil IAGI  ITB, Topik Penanganan Semburan Lumpur Sidoarjo.


Salam,
Sekretariat Pusat IAGI



-
Do you Yahoo!?
 Get on board. You're invited to try the new Yahoo! Mail.

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



RE: [iagi-net-l] Krakatau Purba 535 AD : a Super Colossal Eruption

2006-06-26 Terurut Topik Yanto Salim
Pak Moderator IAGI,

Tolong daftarkan anggota IAGI dalam milis ini a.n: Hendri Ruslan dari
JOB Pertamina- Petrochina Salawati.
Terimakasih,

Yanto Salim

-Original Message-
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, June 23, 2006 1:54 PM
To: Hestu Sapto Nugroho
Cc: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Krakatau Purba 535 AD : a Super Colossal
Eruption

Pak Hestu,

Tambora di Sumbawa meletus 1815, jadi lebih dahulu Tambora dibanding
Krakatau (1883). Tak ada gunung lain yang suaranya setara dengan
Krakatau atau Tambora, sebab ini gunung2 dengan suara ledakan tertinggi.
Ada Yellowstone yang mega-clossal (VEI=8), tetapi itu terjadi 2 Ma (dua
juta tahun yang lalu), seperti halnya Toba 74.000 tahun yang lalu.
Tetapi, baik Yellowstone dan Toba tidak punya banyak catatan pasti sebab
belum ada manusia kala itu.

Krakatau tentu punya precautions, ciri-ciri pendahuluan, dari bulan Mei
1883 sudah dilaporkan oleh kapal-kapal yang melintas Selat Sunda bahwa
Krakatau aktif, dan mulai terjadi letusan2 kecil, gempa volkanik, dsb.
Puncak erupsinya terjadi antara 26-28 Agustus 1883. Letusan Krakatau
1883 cukup terdokumentasi dengan baik, bahkan studinya pun, dua tahun
sesudah letusan, 1885, cukup komprehensif (Verbeek, 1885 : Krakatau).
Dan, berita letusannya segera tersebar dengan luas ke seluruh dunia
sebab pada saat yang sama telegraf baru saja ditemukan Alexander Graham
Bell.

Setiap gunungapi punya tipe letusan (berdasarkan kecairan magma, tekanan
gas, dan kedalaman dapur magma), dan Krakatau digolongkan sebagai tipe
letusan Plinian (Perret)(Escher, 1933). Tipe Plinian tekanan gasnya
sangat kuat, bersifat merusak, magmanya lumayan cair, dan dapur magma
dalam. Berdasarkan siklus sejarah erupsi Krakatau, dan data dari Escher,
van Bemmelen, dan de Neve, Willumsen (1997) mengatakan bahwa Krakatau
meletus hebat saat magmanya mencapai komposisi riolitik dengan SiO2 70
%. Tahun 1930, Anak Krakatau meletus pada saat komposisi magmanya dengan
SiO2 63 %.

Apakah letusan hebat seperti 1883 akan terulang lagi ? Kalau pendapat
bahwa saat SiO2 Krakatau 70 % akan terjadi letusan hebat bisa
dipertahankan, maka kita ikuti saja perjalanan komposisinya. Hanya,
sejak Anak Krakatau lahir 1927 kelihatannya cross-plot antara % SiO2 dan
tahun tak lagi mulus berjalan alias sukar diprediksi. Dari 1927 - 1980
(data terakhir yang saya punyai), SiO2 Anak Krakatau paling tinggi 63 %,
paling rendah 52 %.

Saya pikir, untuk sehebat letusan 1883, tak akan hanya diakibatkan oleh
satu gunung : Anak Krakatau - ini paling tidak perlu dua gunungapi lagi
sebesar Anak Krakatau yang lalu bergabung jadi satu gunungapi besar.
Dengan kata lain, saat ini tak ada dasar yang cukup kuat untuk
mengatakan bahwa letusan Krakatau 1883 bisa dihasilkan oleh Anak
Krakatau.

Salam,
awang





-Original Message-
From: Hestu Sapto Nugroho [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, June 23, 2006 11:38 AM
To: Awang Harun Satyana
Subject: RE: [iagi-net-l] Krakatau Purba 535 AD : a Super Colossal
Eruption


Pak Awang, mohon pencerahan, antara G Krakatau dengan Tambora duluan
mana yg meletus dan menurut data2 terakhir, gunung manakah yang suara
letusannya setara dengan G.Krakatau atau G.Tambora.
Jadi seandainya G.Krakatau adalah paling baru (1883) berarti kita kira2
sudah 123 tahun tidak mendengar suara gunung meletus yang dahsyat dengan
skala VEI 6-7, tapi bukannya saya kepingin mendengar, tapi membayangkan
bagaimana dahsyatnya suara itu, apalagi akibat setelah itu dengan
penduduk sekarang yang begitu padat tentu akan menimbulkan dampak yang
sangat berat dan perekonomian dunia pasti akan terganggu.
Tapi tentunya sebelum meletus pada saat itu G.Krakatau, tentu sudah
memberikan sinyal2 akan meletus kan Pak ? misalnya seperti mengeluarkan
lava, gempa vulkanik dll, adakah pada jaman itu yg sudah merecord berupa
tulisan2 mengenai kejadian2 sebelum G.Krakatau meletus ?. (soalnya ngeri
juga kalau tiba2 meletus tanpa pendahuluan)
Dan sepertinya G.Krakatau ini tipe letusannya super explosive, apakah yg
mempengaruhinya ? apakah kedalaman dapur magma, type magma, jarak dengan
subduction area, atau yg lainnya ?. Yang tentunya tingkah lakunya sangat
berlainan dengan G.Merapi yg magmanya sempat membentuk puncak, saya kira
ini berlainan dengan Krakatau yg mungkin tidak sempat membuat kerucut
tapi langsung meletus.
Apakah kita akan sempat mengalami kejadian seperti tahun 1883, . ?

Tulisan Pak Awang sangat bermanfaat, Terima kasih Pak

Salam
HSN  

-Original Message-
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 23 Juni 2006 10:57
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Krakatau Purba 535 AD : a Super Colossal
Eruption

Senin 27 Agustus 1883 pukul 10.00 WIB adalah saat terakhir penduduk di
sekitar Selat Sunda melihat Matahari tengah naik ke puncaknya. Setengah
jam kemudian, mereka meregang nyawa diseret gelombang laut setinggi
sampai 40 meter...Jumlah seluruhnya 36.417 orang berasal dari 295
kampung di kawasan pantai

RE: [iagi-net-l] Menjelang Long Weekend - tulisan ttg Petronas

2006-04-10 Terurut Topik Yanto Salim
Pak Harry,

 

Menarik sekali kiprah dari Petronas ini dan selalu dibicarakan oleh
banyak orang.

 

Dari segi eksplorasi dan produksi, dapatkah kami dicerahkan mengenai:

 

1.Berapa own production Petronas Carigali di Malaysia sendiri.

2.Dan own production diluar Malaysia. 

3.Own Production yang dimaksudkan adalah Petronas Carigali sebagai
Operator, jadi tidak termasuk share mereka di perusahaan- perusahaan
lain.

 

Terimakasih,

 

Salam

 

Yanto Salim

 

 

 

-Original Message-
From: Harry Kusna [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, April 07, 2006 4:11 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Menjelang Long Weekend - tulisan ttg Petronas

 

Tulisan tentang Petronas:

   

Bangunan Petronas Twin Towers itu terlihat mencolok dibandingkan
bangunan pencakar langit lainnya di Kuala Lumpur. Bangunan kembar milik
perusahaan minyak Malaysia (Petronas) yang menjulang setinggi 482 meter
(84 tingkat) itu-tertinggi di dunia saat ini-terkesan unik, berbeda
dengan bangunan pencakar langit lainnya di dunia. 

Pembangunan bangunan kembar itu tampaknya merupakan salah satu cara bagi
Malaysia mempromosikan Petronas ke dunia global. 

 

Petronas Twin Towers kini sudah menjadi simbol Malaysia. Melalui Twin
Towers itu orang akan ingat kepada Petronas. Ini adalah salah satu cara
kami untuk memperkenalkan Petronas di dunia internasional. Bagaimana
mungkin kita memamasuki pasar global, jika orang tidak mengenal kami,
kata Faris Mustaffa, regional manager oil business Petronas. 

 

Ambisi Petronas menjadi salah satu pemain ternama di bisnis perminyakan
dan gas dunia adalah suatu impian yang akan diwujudkannya melalui kerja
keras dan profesional. Namun untuk menggapai impian itu bukan perkara
mudah. 

 

Banyak tantangan yang harus kami hadapi menuju salah satu pemain migas
ternama dunia. Tapi, hal itu bukan suatu hal yang mustahil. Kami bekerja
keras dan didukung oleh tenaga pofesional,kata Azman Ibrahim, manager
media relations  information department corporate affairs Petronas. 

 

Sumber pendapatan Petronas 2003 

Sektor Nilai % 

Produk minyak US$8,0 miliar 37,4 

Minyak mentah dan kondensat US$5,05 miliar 23,6 

LNG US$3,43 miliar 16 

Petrokimia US$1,53 miliar 7,2 

Proses gas US$1,37 miliar 6,4 

Perkapalan US$0,77 miliar 3,6 

Lain-lain US$1,2 miliar 5,8 

Sumber: Petronas 

 

Bahkan perusahaan itu termasuk dalam salah satu perusahaan migas yang
mencatat laba tertinggi di dunia dan masuk dalam 500 perusahaan global
versi Fortune. 

 

Di antara 10 perusahaan migas dunia, Petronas pada tahun ini menempati
urutan ke-tujuh dari segi perolehan keuntungan bersih sebesar US$4,0
miliar, terpaut sedikit dengan CNPC (Cina) yang menempati urutan ke
lima. 

 

Menurut data, turn over Petronas pada tahun buku yang berakhir pada
Maret 2003 tercatat US$21,4 miliar atau meningkat dibandingkan tahun
sebelumnya sebesar US$17,7 miliar. 

 

Keuntungan 

 

Sedangkan keuntungan perusahaan sebelum pajak tercatat sebesar US$7,1
miliar atau meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar US$6,4
miliar. 

 

Kami harus agresif melakukan ekspansi ke luar negeri baik di sektor
hilir maupun di sektor hulu. Jika tidak ekspansi ke luar negeri orang
tidak akan tahu kami. Kami dari negara kecil. Tiada pilihan lain, kami
harus go global, kata Faris 

 

Petronas kini masih memiliki hak ekslusif untuk melakukan ekpslorasi dan
eksploitasi sumber daya alam Malaysia. Tapi, di sektor hilir Petronas
harus bersaing dengan perusahaan migas dunia yang sudah berpengalaman
ratusan tahun. 

 

Siapa yang tidak kenal dengan Shell, BP, ExxonMobil. Mereka itu
semuanya pemain migas dunia yang sudah lama berkiprah di bisnis migas.
Kami [Petronas] baru berkecimpung di sektor migas sekitar 30 tahun,
katanya. 

 

Meskipun Petronas dimiliki negara, tapi manajemen menjalankan kegiatan
seperti perseroan terbatas. 

 

Semua keputusan dilakukan oleh manajemen perusahaan berdasarkan
pertimbangan business , sedangkan para komisaris yang terdiri dari unsur
pemerintah hanya menerima laporan saja. Tak ada intervensi dari para
komisaris terhadap kebijakan perusahaan,kata Agil Samad, advisor oil
business Petronas. 

 

Petronas kini tumbuh menjadi perusahaan minyak terintegrasi penuh di
bidang perminyakan. Saat ini bisnisnya telah menggurita di sektor hulu
mencakup eksplorasi dan eksploitasi migas sampai pada sektor hilir
meliputi refinery, distribusi dan pemasaran produk minyak, perdagangan,
proses gas, pengoperasioan jaringan pipanisasi gas, pemasaran LNG,
produsen dan pemasaran produk petrokimia, perkapalan, mesin otomotif
sampai kepada usaha properti. 

 

Perusahaan terus melakukan ekspansi ke luar negeri. Saat ini, Petronas
memiliki sedikitnya 87 perusahaan milik sendiri, penyertaan saham dan
perusahaan afiliasi di dalam dan luar negeri. 

 

Kami memasuki sektor hulu dan hilir hampir di 35 negara, terutama di
kawasan Asean, Asia, Afrika, Asia Tengah, Timur Tengah, Amerika Latin
dan Australia. 

 

Menurut data, rata-rata produksi

RE: [iagi-net-l] Siapa Ketum HAGI - IAGI terpilih ?

2005-11-30 Terurut Topik Yanto Salim


Say dapat info katanya

Bpk. Achmad Lutfi dan Bpk. Abdul Muthalib

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, December 01, 2005 9:38 AM
To: HAGI-Net; iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Siapa Ketum HAGI - IAGI terpilih ?

Any news ? ... Sharing donk ...

RDP
--
--Writer need 10 steps faster than readeR --

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



RE: [iagi-net-l] Data, PND - NDC

2005-10-20 Terurut Topik Yanto Salim
Abah dan Pak Rovicky,

Terimakasih 

Yanto Salim

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, October 20, 2005 1:40 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Data, PND - NDC

 Vick , jadi sebenarnya aturannya sudah ada.
 Sebagai contoh log log dari sumur sumur Wiriagar Deep , yang akan
mensuplai
 gas ke Tangguh , sekarang ini sudah bukan rahasia negara lagi ya !
 (apa iya pak Awang ?)

Ternyata peraturan pemerintah yg terbaru ini th 2004 saya terlewat,
trims Abah.
Wah kalau memang begitu berarti kita sudah boleh memiliki data-data
sumur tatangga ya ?
Apakah kita juga diperbolehkan memperjual belikan data ini juga ?
Misalnya saya membeli log/seismic kemudian saya interpretasikan dan
saya jual hasil interpretasi saya boleh nggak ?

RDP

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



RE: [iagi-net-l] Data PND - Re: [iagi-net-l] Penandatanganan KKS Yang Ke-3 Tahun 2005

2005-10-19 Terurut Topik Yanto Salim
Excellent thinking.

Rgds,

Yanto

-Original Message-
From: Harry Kusna [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, October 19, 2005 9:20 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Data  PND - Re: [iagi-net-l] Penandatanganan KKS
Yang Ke-3 Tahun 2005

Rekan2 GG ysh., 
 
Perkenankanlah saya mengutarakan pemikiran saya ttg data dan PND
sehubungan dengan tulisan2 sebelumnya dari Pak Awang, Pak RDP, dsb.
Tetapi, mohon maaf sebelumnya jika apa yg saya kemukakan ini salah atau
kurang berkenan, karena mungkin keterbatasan pengetahuan saya atau
karena saya mengemukakan apa adanya.
 
Selama ini kita tahu bahwa ada peraturan ttg data Migas yg berpengertian
bhw tanpa perijinan memadai, tidak boleh ada data yg dibawa keluar
Indonesia, atau dicopykan kepada yg tidak berhak.  Tetapi kita tahu juga
bahwa teknologi sudah sedemikian canggihnya sehingga dengan satu kali
tekanan pada komputer kita, sejumlah data sudah bisa beralih
kemana-mana.  Hal ini nampaknya belum diatasi dengan berbagai macam
peraturan yg memadai.  Sampai saat ini saya tidak tahu, apakah dari segi
peraturan ada hal yg secara spesifik mengatur ttg ini, dan dari segi
system, ada hal yg mengatasi pelanggarannya.  Dari segi system saja
misalnya, kita tahu bahwa seorang System Administrator di suatu
instalasi komputer adalah seorang yg sangat berkuasa terhadap system
tsb.  Demikian juga seorang Database Admin. (DBA).  Tetapi dengan era
globalisasi ini, dimana dengan alasan efisiensi, perusahaan2 minyak bisa
mengatur systemnya secara remote, afiliasi-nya di seluruh dunia bisa di
groupkan berdasarkan
  region,
 maka kedua posisi tsb dapat dipegang oleh orang2 diluar Indonesia, dan
nampaknya hal ini dibolehkan/tidak diketahui oleh BPMIGAS.  Apa
akibatnya?  Walaupun mungkin tidak terjadi, tetapi kemungkinan orang tsb
untuk mengambil data perusahaan afililiasinya yg berada di Indonesia
sangat bisa terjadi tanpa kita ketahui.  Mereka bisa mengatur privilege
yg diperlukan untuk mengambil data tsb, mereka bisa menghapus system log
yg berisi ttg apa yg telah mereka lakukan, sehingga secara audit, hal
ini tidak akan terlihat.  Disamping hal tsb., hal ini juga mengakibatkan
hilangnya lapangan kerja bagi orang kita di negeri kita sendiri.  Masa
sih Syst. Admin atau DBA di Indonesia juga harus dipegang oleh bukan
orang Indonesia?
 
PND merupakan suatu institusi yg ditunjuk pemerintah untuk mengelola
data Migas.  Saya membayangkan bahwa tugas ini sangat berat bagi PND
karena harus meng-inventory (sebagian merupakan inventory ulang) semua
data2 (ribuan) yg ada, menyimpan-nya, memelihara, dan me-manage-nya.
Namun sebnarnya, dengan pekerjaan yg sedemikian besar ini, PND mempunyai
kekuatan dan peluang untuk bisa melebihi Petroconsultant, IHS Energy,
atau WoodMackenzie dalam berperan menjadi sumber data yg lengkap bagi
investor Migas di Indonesia.  Produk PND (Inameta) yg berisi peta lokasi
yg bisa di drill-down men-display-kan informasi di lokasi tsb.,
berpotensi besar untuk bisa melebihi Probe produk dari IHS, untuk area
Indonesia.  
 
Memang mungkin karena dengan segala keterbatasannya, masih banyak hal yg
harus diperbaiki PND untuk menuju ke arah itu, terutama perbaikan dari
segi kualitas pelayanan, kualitas data yg diberikan, promosi/pemasaran,
dsb.  Mengingat banyaknya hal yg harus dikerjakan di satu pihak,
sedangkan dilain pihak PND juga mungkin banyak mempunyai keterbatasan,
barangkali langkah2 berikut dapat dipertimbangkan oleh PND:
 
1. Mungkin PND tidak perlu menyimpan dan memelihara semua data tsb.,
karena selama inipun, kebanyakan KPS sudah mempunyai system data
management yg baik, sehingga dengan demikian, yg PND perlu kerjakan,
adalah bekerja sama dengan KPS sehingga PND tahu persis data apa yg
tersedia di KPS, terutama data2 yg sudah Open.   Hal ini akan
mengurangi biaya operasional PND, karena data tetap dibawah beban KPS.
Data2 untuk area yg sudah direlinquished mungkin tidak perlu
dikembalikan secara fisik ke PND, tetapi cukup administrasinya saja,
karena untuk keperluan studi wilayah, mungkin data2 tsb masih diperlukan
oleh KPS yg bersangkutan.   Secara peraturan, penyimpana copy dari data
tsb tidak diperkenankan, tetapi apakah betul sekarang KPS tidak
menyimpan copynya?  Bagaimana pemerintah memastikan hal itu?  Nampaknya
sulit, sehingga mungkin akan lebih baik jika dibiarkan saja disana,
tetapi setiap saat PND berhak untuk mengaudit dan memintanya.  Toh yg
berhak menjual/mendistribusikan 
 adalah
 hanya PND.
2.  PND bisa bekerja-sama dengan KPS untuk membuat Inameta menjadi
lebih baik, karena untuk daerahnya, KPS yg beroperasi di daerah itu akan
lebih tahu ttg keadaannya.  Dng bekerja-sama dng seluruh KPS, maka akan
tercipta suatu hubungan kerja yg saling menguntungkan dng PND, karena di
satu pihak, PND akan mendapatkan bantuan data daerah2 dari KPS ybs.,
sedangkan di lain pihak KPS akan mendapatkan informasi ttg data yg ada
di daerah lain yg tersedia untuk keperluan studi wilayahnya.  Untuk
pendanaan Inameta ini, nampaknya tidaklah akan 

RE: [iagi-net-l] Penandatanganan KKS Yang Ke-3 Tahun 2005

2005-10-18 Terurut Topik Yanto Salim
Mudah-mudahan usul Pak Kusuma ini tidak menambah ruwetnya birokrasi yang
sekarang ini makin panjang dan ber kelok-kelok sehingga efisiensi
menjadi tanda Tanya besar. Karena yang Birokrat mengaku membela Uang
Negara, yang Investor menjerit atas kelambanan dan biaya biaya yang
makin lama makin besar.

-Original Message-
From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, October 18, 2005 8:13 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Penandatanganan KKS Yang Ke-3 Tahun 2005

Mengapa sih untuk menjamin bahwa tagihan2 itu dipenuhi, tidak diharuskan

menaruh bid bond saja sebelum penanda-tanganan KKS dilaksanakan?

- Original Message - 
From: Eddy Subroto [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, October 18, 2005 7:18 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Penandatanganan KKS Yang Ke-3 Tahun 2005


 Awang menulis (diedit):

 Saya senang perusahaan2 migas nasional serempak berani eksplorasi,
 tetapi kok tidak diikuti pemenuhan komitmen. Nah, serius gak sih
 mengambil blok ?

 salam,
 awang
 (salah satu tugasnya : menagih komitmen2..!)

 Mas Awang,

 Apakah ada konsekuaensi (baik administrasi maupun legal) jika janji
atau
 komitmen tersebut tidak dijalankan? Apakah mungkin bloknya diambil
 pemerintah lagi sebelum waktunya, karena perusahaannya gagal memenuhi
 komitmen tersebut, ataukan harus melalui peringatan pertama, kedua,
dst.
 sampai akhirnya waktu penguasaan blok itu habis? Apakah ini tugas
utama
 BPMIGAS atau MIGAS?

 Syukur masih ada orang seperti Anda yang menempatkan salah satu
tugasnya
 menagih komitmen. Semoga komitmen eksplorasi ditepati, sehingga
eksplorasi
 semakin marak dan target negara untuk menaikkan kuota terpenuhi.

 Wasalam,
 EAS



 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
 (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
 Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
 Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
 Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
 Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau 
 [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
 Komisi Database Geologi : Aria A.
Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
 -

 


-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



RE: [iagi-net-l] 3D Modeling untuk thin reservoir

2005-09-13 Terurut Topik Yanto Salim

Basic conceptnya adalah sama dengan vertical resolution, hanya disini
kita akan melihat bahwa horizontal resolution akan didikte oleh jarak
traces dan radius dari First Fresnel Zone. Untuk single trace or
wavefront, maka radiusnya tergantung dari factor factor frequency,
velocity dan depth.
Untuk feature yang lateralnya kurang dari first Fresnel zone maka tidak
akan terdeteksi oleh single trace. Oleh sebab itu industry mengambil
jarak traces yang jauh lebih sempit dari First Fresnel zone ( 200 meter
atau lebih ), sehingga traces traces yang rapat ini akan mewakili
reflector yang continue dan lebih kecil dari horizontal resolution dari
first Fresnel zone.

Trace-trace seismic ini secara lateral mewakili cuplikan- culikan atau
di vertical resolusi disebut sample rate. Interpolasi traces untuk
memperkecil lateral resolusi, adalah tidak seberbahaya vertical
re-sampling, karena:1. pada saat sekarang umumnya bin size (25X25 meter)
ataupun jarak traces sudah dekat (12.5 meter).
2. Interpolasi sudah di tuntun oleh data yang cukup sehingga interpolasi
akan ketahuan salah dengan terjadinya keanehan pada hasil interpolasi.
3. meskipun terjadi spatial aliasing dampaknya hayalah sekitar 25 meter.
Umumnya saat sekarang ini kalau kita melakukan lateral re-sampling atau
modeling manfaatnya boleh dikatakan tidak ada. Kalau tetap mau dilakukan
silahkan saja, karena dampak negatifnya kecil dan costnya relatively
rendah.

Untuk modeling thin reservoirs, silahkan lakukan simulasi secara manual.
Ambil satu gelombang sinus dengan mempunyai cuplikan 2 sampel
masing-masing ada di puncak amplitudo negative dan positif.
Kemudian dengan 2 cuplikan tadi resample secara linear, maka akan
terjadi diantara dua titik puncak harga yang linear dimana kalau
digabung tetap akan menjadi satu gelombang sinus yang mempunyai panjang
gelombang yang sama atau frequency yang sama.

Kalau re-sampling dilakukan dengan tidak linear maka kita akan
mendapatkan frequency aliasing yang tidak mewakili apapun. Sederhananya,
gambarkan diantara 2 puncak tersebut diatas dengan interval yang
beraturan amplitudo yang sama satu di positif satu lagi yang negative.
Apa yang terjadi?
Basic conceptnya adalah High frequency enhancement bisa dilakukan
melebarkan bandwidth tidak.

Yanto Salim  


-Original Message-
From: Franciscus B Sinartio [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, September 13, 2005 8:16 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] 3D Modeling untuk thin reservoir

Pak Yanto,
gimana dengan lateral resolution ?
ini biasanya sangat sangat membantu.
kalau misalnya bin size nya 25 X 25 M2,  maka 
geologic feature yang bisa terdeteksi adalah yang
minimum (4 X 25)100 meter lebar nya (dari sisi salah
satunya).

Diksusi geologic modeling diterusin juga dong...

fbs
 

--- Yanto Salim [EMAIL PROTECTED] wrote:

 All,
 
 Pertanyaan di e-mail di bawah ini mungkin bisa
 dievaluasi kalau kita
 kembali ke prinsip dasar dari resolusi seismic:
 
 Thin reservoirs/ resolusi vertical.
 Faktor yang menentukan adalah kedalaman, velocity ,
 frequency dan tentu
 saja parameter seismic acquisition.
 
 Jadi apakah 5 meter thin reservoir dan bisa
 terdeteksi oleh seismic?.
 Bisa kalau reservoirnya dangkal sekali dan
 seismicnya high resolusi
 seismic.
 
 Apakah 50 meter reservoir thickness selalu bisa
 terdeteksi?. Belum
 tentu, kalau kedalamannya mencapai 3500 meter dengan
 velocity yang
 tinggi.
 
 Effectifkah re-sampling?.
 
 Kalau seandainya resolusi vertical atau katakanlah
 detectable
 thickness dari reservoirs dengan sampling rate 2 ms.
 adalah 30 meter.
 Ambil formasi yang ketebalannya 30 meter ( shales
 atau non reservoir)
 lalu ditengahnya ada sisipan reservoir setebal 5
 meter, maka seismic
 akan mendeteksi hanyalah yang 30 meter.
 
 Dengan re -sampling ( katakanlah linear
 interpolation) yang sisipan 5-
 meter  tidak akan terwakili, seperti yang dibahas
 dalm milis ini re-
 sampling hanya akan menambah dense tapi tidak
 mewakili kondisi geologi.
 Logikanya, frequency data tidak bisa ditambah dengan
 re-sampling.
 Argumen akan timbul disini bahwa dengan re- sampling
 naik frequencynya,
 untuk ini telaah kata-kata Sdr. Paulus yang
 mengatakan hanya tambah
 dense.
 
 Modeling. 
 
 Ini adalah hal yang sangat argumentable, modeling
 adalah kalau, istilah
 saya, sudah menjadi pilihan terakhir dengan tidak
 adanya tool lain lagi.
 Untuk thin reservoir atau under limitation of
 seismic resolution, maka
 modeling menjadi option dimana biaya dan waktu bisa
 tak terbatas.
 Kenapa?.
 Karena  unsur subjectivitas sangat berperan,
 kemudian dengan modeling,
 professional akan terpengaruh akan modelingnya
 sesuai dengan waktu dan
 akhirnya percaya bahwa hasilnya adalah benar.
 Buntutnya pilihan menjadi
 satu dan di drill dengan hasil?.
 
 Kalau memang akan di model untuk contoh diatas,
 mungkin ada baiknya
 geological modelnya dibikin simulasi seismic
 (raytracing), dan modelnya
 match dengan seismic asli dulu, lalu baru disisipkan
 thin reservoirnya
 dan diray

[iagi-net-l] 3D Modeling untuk thin reservoir

2005-09-12 Terurut Topik Yanto Salim
All,

Pertanyaan di e-mail di bawah ini mungkin bisa dievaluasi kalau kita
kembali ke prinsip dasar dari resolusi seismic:

Thin reservoirs/ resolusi vertical.
Faktor yang menentukan adalah kedalaman, velocity , frequency dan tentu
saja parameter seismic acquisition.

Jadi apakah 5 meter thin reservoir dan bisa terdeteksi oleh seismic?.
Bisa kalau reservoirnya dangkal sekali dan seismicnya high resolusi
seismic.

Apakah 50 meter reservoir thickness selalu bisa terdeteksi?. Belum
tentu, kalau kedalamannya mencapai 3500 meter dengan velocity yang
tinggi.

Effectifkah re-sampling?.

Kalau seandainya resolusi vertical atau katakanlah detectable
thickness dari reservoirs dengan sampling rate 2 ms. adalah 30 meter.
Ambil formasi yang ketebalannya 30 meter ( shales atau non reservoir)
lalu ditengahnya ada sisipan reservoir setebal 5 meter, maka seismic
akan mendeteksi hanyalah yang 30 meter.

Dengan re -sampling ( katakanlah linear interpolation) yang sisipan 5-
meter  tidak akan terwakili, seperti yang dibahas dalm milis ini re-
sampling hanya akan menambah dense tapi tidak mewakili kondisi geologi.
Logikanya, frequency data tidak bisa ditambah dengan re-sampling.
Argumen akan timbul disini bahwa dengan re- sampling naik frequencynya,
untuk ini telaah kata-kata Sdr. Paulus yang mengatakan hanya tambah
dense.

Modeling. 

Ini adalah hal yang sangat argumentable, modeling adalah kalau, istilah
saya, sudah menjadi pilihan terakhir dengan tidak adanya tool lain lagi.
Untuk thin reservoir atau under limitation of seismic resolution, maka
modeling menjadi option dimana biaya dan waktu bisa tak terbatas.
Kenapa?.
Karena  unsur subjectivitas sangat berperan, kemudian dengan modeling,
professional akan terpengaruh akan modelingnya sesuai dengan waktu dan
akhirnya percaya bahwa hasilnya adalah benar. Buntutnya pilihan menjadi
satu dan di drill dengan hasil?.

Kalau memang akan di model untuk contoh diatas, mungkin ada baiknya
geological modelnya dibikin simulasi seismic (raytracing), dan modelnya
match dengan seismic asli dulu, lalu baru disisipkan thin reservoirnya
dan diray tracing lagi, sekarang dengan sample rate katakanlah 0.5 ms.
Kalau memang bagus, barulah seismic aslinya di re-sampling dan
dibandingkan dengan hasil modeling.
Mungkin hal ini sudah dilakukan jadi ini hanyalah masukan kalu belum
dilakukan. Adalah hal yang sangat mungkin terjadi bahwa modelnya tidak
akan match dan akhirnya dengan berjalannya waktu dipaksakan match.

Business decision.

GIGO, atau garbage in garbage out.

Adalah kata kata skeptical yang mengandung kebenaran beberapa dekade
silam.

Maaf kalimat ini kurang enak didengar tetapi itulah yang terkenal dulu
artinya komentar dari member milis ini mengenai kalau pada saat akuisisi
sudah tidak ada datanya, maka usaha berikutnya untuk menambah data dari
tiada menjadi ada adalah sangat ber resiko dan ini tentunya tergantung
dari perusahan tempat kita masing-masing bekerja, kalu perusahaan yang
mempunyai un-limited resourses maka hal ini sangat menarik dan feasible
untuk dilakukan.

Untuk perusahaan yang terbatas resourcesnya maka akan terjadi keputusan
yang sangat cepat bor atau tidak dimana disini yang berperan adalah
business decision.

Mohon maaf kalau opini diatas ada yang kurang sreg, tujuannya adalah
untuk berbagi visi dan mengajak semua untuk kembali ke prinsip dasar.

Rgds,

Yanto Salim


-Original Message-
From: Paulus Tangke Allo [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Sunday, September 11, 2005 7:56 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] resampling - Re: [iagi-net-l] 3D Modeling
untuk thin reservoir

saya belum coba,
tapi dugaan saya tidak lebih bagus.
alasannya, karena tidak ada informasi tambahan apapun dari seismik yg
di-resampling dari 2 ms ke 0.5 ms. memang sih datanya jadi tambah
banyak, kembali lagi perlu ditanyakan, apakah yg ditambahkan itu
memang benar2 data atau cuma noise?


--pta


On 09/09/05, Leonard Lisapaly [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 Just curious : Apakah model-based inversion dengan data seismik yang
 diresampling dari 2 ms ke 0.5 ms itu lebih bagus karena kita harus
 menggunakan model yang juga diresampling dari 2 ms ke 0.5 ms.
 
 LL

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-




RE: [iagi-net-l] resampling - Re: [iagi-net-l] 3D Modeling untuk thin reservoir

2005-09-05 Terurut Topik Yanto Salim
Sdr. Paulus pendapat anda benar sekali karena itulah konsep dasar teori
komunikasi.

-Original Message-
From: Paulus Tangke Allo [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, September 05, 2005 4:41 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] resampling - Re: [iagi-net-l] 3D Modeling
untuk thin reservoir

maksud saya,

kalau dari 2ms kemudian di-resampling menjadi 4 ms, itu kan sebenarnya
secara tidak langsung kita sudah meng-aplikasi-kan proses filtering
thd data.

sedangkan bila kita resampling dari 2 ms ke 0.5 ms maka scr tidak
langsung kita sudah menambahkan data ke dalam original seismic-nya.
pertanyaannya, yg ditambahkan ini apa iya data? bukannya malah cuma
noise saja?

lebih lanjut lagi, detil yg kita lihat, apakah itu memang informasi
tambahan?
kalau cuma interpretasi sih, noise juga bisa dibuat geologically make
sense :)


--pta


On 05/09/05, Yudi Yanto [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 
 Betul Mas Yosef, saya juga sependapat.
 
 Dalam kasus resampling ini, awalnya coba-coba u/ membandingkan antara
yg
 di resampling dan yg tidak.
 Hasilnya data yg diresampling bisa meningkatkan resolusi walaupun
 sedikit.
 Resampling ini diilhami dari proses High Frequency Enhancement of
 Seismic Data by Reconvolution o/ Kevin Gerlitz (P. Young - PETEX
2004).
 Dalam salah satu stepnya ia melakukan resampling (dari 2 atau 4 ms
 menjadi 0.5 ms  menjawab pertanyaan mas pta).

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



[iagi-net-l] Wk CEPU

2005-06-23 Terurut Topik Yanto Salim
Kalau kasus Exxon  ini dianggap sudah final. Dan Exxon berjanji akan start
produksi 2008. Apakah tidak sebaiknya team negotiator kita memasukkan
klausal punishment? seandainya tidak terbukti maka Exxon akan dikenakan
sanksi misalnya share mereka akan berkurang menjadi 30%. Ini akan mengurangi
resiko keterlamabann dan overhead cost yang tinggi.

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [ mailto:[EMAIL PROTECTED]
mailto:[EMAIL PROTECTED] ]
Sent: Thursday, June 23, 2005 9:27 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Cepu lagi .. siapa yang tanda tangan WK Cepu?


 Untuk itulah seharusnya pemerintah
 dalam kebijakannya selalu
 berpegang kepada pasal 33 ayat 3 UUD 1945, berbunyi
 ''bumi, air dan kekayaan
 alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara
 dan dipergunakan untuk
 sebesar-besar kemakmuran rakyat.''
---
apa yang dimaksud dg DIKUASAI disini, kadang kadang pasal ini
banyak digunakan untuk salah satu alasan menolak privatisasi
BUMN ,kerja sama pengelolaan sumberdaya alam ( air,tambang, dll
)dengan pihak asing.Apakah kontrak kontrak yang ada ini juga bisa
ditafsirkan
menyerahkan kekuasaan ini dari negara ke pihak lain . apakah
dalam hal ini negara ( bisa melalui alat negaranya /BUMN nya
)harus mengelola sendiri sumberdaya alamnya ( air,
tambang,migas, dll ), tdk seperti sekarang ini memberikan kuasa
pengelolaannya kepada pihak lain ( Negara tinggal terima
keuntungannya saja )
Ism


 Untuk kasus Exxon terlihat amat aneh. Penulis melihat
 adanya kejanggalan dalam
 negosiasi perpanjangan kontrak di Blok Cepu. Hal ini
 berkaitan dengan isyarat
 pemerintah dalam memberikan angin kepada pihak Exxon
 untuk memperpanjang
 kontrak, karena jika dilihat dari sisi bisnis
 jelas-jelas membiarkan asing masuk
 Blok Cepu merupakan kerugian besar bagi negara.
 Sebagai wakil rakyat, penulis
 dengan tegas telah mengingatkan dalam dalam rapat
 dengar pendapat dengan menteri
 ESDM, kepala BP Migas, dan dirut Pertamina pada 16 Mei
 2005, bahwa pemerintah
 tidak perlu memperpanjang kontrak pengelolaan Blok
 Cepu, cukup sudah serahkan
 saja pada Pertamina, secara legal tidak ada aturan
 yang dilanggar. Hal senada
 juga diungkapkan oleh Kurtubi, seorang ahli
 perminyakan, di Republika, pada 23
 Mei 2005.

 Kronologi Pada 1980, Pertamina bekerja sama dengan PT
 Humpuss Patragas (HPG)
 dalam bentuk Technical Assistance Contract (TAC) untuk
 daerah Blok Cepu dengan
 masa kontrak 30 tahun, sehingga akan berakhir 2010.
 Tahun 1994, Ampolex Ltd dari
 Australia resmi membeli 49 persen saham HPG. Tidak
 berapa lama Ampolex Ltd
 diakuisisi oleh Mobil Energy dan Proteleum Australia
 (MEPA) dan menunjuk Mobil
 oil Indonesia (MOI) sebagai representatif segala hak
 dan kewajiban menyangkut 49
 persen saham di HPG. Hal ini melanggar ketentuan TAC.
 Guna melegalkan pemboran
 disusun dokumen perjanjian baru yang disebut ''TAC
 Plus''. Kurun waktu 1998-2000
 adalah masa perundingan dalam rangka akuisisi 100
 persen saham HPG oleh MOI
 bersamaan dengan Mobil Internasional sebagai iInduk
 MOI diakuisisi oleh Exxon di
 AS. Bergantilah nama MOI menjadi Exxon Mobil Indonesia
 (EMI)

 Menurut Profesor Koesoemadinata, guru besar geologi
 ITB, mantan penasihat teknis
 geologi HPG, tahun 1998 ditemukan cadangan minyak yang
 spektakuler di Cepu oleh
 HPG yang waktu itu masih memilki 51 persen sahamnya.
 Namun tiba-tiba pihak Mobil
 Oil menghentikan proses eksplorasi, dengan alasan ada
 gas beracun H2S. Dalam
 harian Republika, pada 20 Mei 2005, sumber mereka yang
 juga terlibat dalam
 eksplorasi menyatakan pihak Mobil Oil telah sengaja
 menyembunyikan fakta tentang
 hasil penemuan cadangan itu, bahkan dari informasi
 yang penulis terima pihak
 Mobil Oil menggantung rig (alat pengeboran) selama dua
 tahun tidak diaktifkan.

 Apakah Mobil Oil tidak memiliki teknologi yang canggih
 sehingga harus menunggu
 begitu lama dan menghabiskan biaya 100 juta dolar AS,
 dan nantinya akan ditagih
 kepada negara dalam bentuk cost recovery?
 Jangan-jangan ini sekedar akal-akalan
 pihak Exxon untuk bisa menguasai Blok Cepu dan punya
 alasan untuk memperpanjang
 kontrak dengan kita. Tahun 2005, EMI berusaha mendapat
 perpanjangan hak
 pengelolaan Blok Cepu dengan pemerintah Indonesia
 (Pertamina-BP Migas-Departemen
 ESDM).

 Adakah lagi harga diri bangsa?
 Harusnya tim negosisiasi pemerintah harus banyak
 belajar tentang arti sebuah
 kebangkitan bangsa. Harapan 220 juta rakyat Indonesia
 jangan dihanguskan oleh
 sebuah kontrak yang bernama Production Sharing
 Contract (PSC) yang diajukan oleh
 Exxon. Jika PSC benar-benar terjadi maka ini
 jelas-jelas merugikan Indonesia.

 Apa yang memberatkan bagi pemerintah untuk tidak
 memperpanjang kontraknya dengan
 Exxon Mobil di Blok Cepu? Bukankah kita tidak
 menyalahi prosedur? Tidak ada
 kewajiban bagi Pertamina untuk memperpanjang kontrak
 Technical Assistance
 Contract (TAC) yang berakhir pada 2010 itu. Dalam PP
 35/2004 tentang Kegiatan
 Usaha