Re: [iagi-net] Re: [economicgeology] Open geoscientific digital data- Australia

2014-08-25 Terurut Topik R.P.Koesoemadinata
Benar sekali investor yang benar2 oil company itu perlu hard data, raw data, 
bukan tulisan exposisi mengenai potensi  migas oleh expert pemerimtah yang 
cenderung diberi kosmetik tebal. Yang begituan sih hanya konsumsi untuk 
investor industri migas non real, untuk portfolio dan bursa saham. Makanya 
banyak block ditawarkan pemerintah yang tidak laku.

Perusahaan minyak yang real akan melakukan studi sendiri dan untuk itu perlu 
real hard raw data, dengan memunculkan idea-idea baru selain menggunakan 
teknologi mutahir, yang masih jadi rahasia perusahaannya. Bahkan mungkin saja 
daerah-daerah yang sudah dinyatakan tidak berpotensi adanya migas, dianggap 
berpotesi dengan adanya idea baru itu. Bahkan dry holes pun mungkin kalau 
dipelajari kemajuan technologi baru, seperti petrophysics, ternyata sebetulnya 
masih bisa diproduksikan dengan technologi baru, atau dulunya terlewat, 
khususnya potensi gasnya. 
Banyak postmortum studies dari dry holes telah membuktikan itu. 
Perusahaan itu akan lebih percaya kalau studinya itu dilakukan oleh para 
ahlinya sendiri, dan mau mengambil risiko.
Karena risiko itu tidak sama diperbagai daerah, tentu mereka akan mau kalau 
rewardnya memadai. Mungkin untuk menarik investor itu adalah dengan 
mentenderkan oil production splitnya, tanpa ada cost recovery saja, (yang cuman 
bikin rumit, dan banyak izin2 dan approval saja). Pemerintah pusat harus 
berkampanye besar-besaran ke daerah-daerah/bupati-bupati untuk tidak menghambat 
explorasi migas. Suruh Jokowi blusukan ke kabupaten-kabupaten.
Wassalam 
RPK

- Original Message - 
  From: rakhmadi avianto 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Monday, August 25, 2014 12:43 PM
  Subject: Re: [iagi-net] Re: [economicgeology] Open geoscientific digital 
data- Australia


  Setuju pak Prof Kusuma, saya kira kerahasiaan itu hanya tinggal impian 
belaka, semua data yg jelas dilapangan bisa di dapat secara LEGAL dan ILLEGAL 
sedangkan analisa cekungan yg justru sangat diperlukan untuk suksesnya 
EXPLORASI ke depan malah sering tidak nyambung dg ketiadaan data tersebut. 
Padahal investor perlu diyakinkan bahwa potensial untuk Explorasi di Cekungan 
Indonesia ke depan masih ada.


  SETUJU SEBAIKNYA Jokowi-JK membuka saja data2 itu agar Indonesia bisa lebih 
maju secara science dan penghasilan para sciencetisnya, wabil khusus 
Geoscientisnya.


  Salam
  KjA NPA 0666





  On Mon, Aug 25, 2014 at 10:58 AM, koeso...@melsa.net.id wrote:

  This message is eligible for Automatic Cleanup! (koeso...@melsa.net.id) 
Add cleanup rule | More info 



Saya kira dalam abad ke 21 dengan teknologi IT ini kerahasian data negara 
itu sdh tidk relevant lagi, Wikileaks membuktikannya. Percuma saja ada undang2 
kerahasian negara. Data sebesar apapun dapat lintas benua dalam sekejap. Yg 
masih ingin mempertahankan kerasiahan2 ini hanya yg mempunya kepentingan 
komersiel pribadi, atau nostalgia di abad ke 20.
RPK
Powered by Telkomsel BlackBerry®



From: MINARWAN minarw...@gmail.com 
Sender: iagi-net@iagi.or.id 
Date: Mon, 25 Aug 2014 10:23:58 +0700
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net] Re: [economicgeology] Open geoscientific digital 
data - Australia


Mas RDP,

Saya pikir Australia hendak menarik investasi dengan memudahkan dan 
memurahkan akses ke data geosains (seperti yang telah diulas Oom Noel Pranoto), 
bahkan dengan menyediakan interpretasi lewat Geosciences Australia, Department 
of Primary Industry (Victoria yang saya tahu) atau yang sejenisnya di negara 
bagian lain dan juga karena alasan publik yang telah membayar pajak di sana 
merasa berhak tahu apa hasil kerja orang-orang yang telah mereka bantu bayar 
lewat pajak (jadi ada transparansi di sini). Bahkan para pengamat public policy 
dapat menilai/mengeritik pengambilan kebijakan pemerintah dengan berangkat dari 
data yang sama (jadi ini soal transparansi pemerintah lagi). 

Geosciences Australia juga merekrut pendatang untuk bekerja bagi mereka, 
terutama mereka yang telah melakukan riset di sana (lulusan Australia) atau 
orang-orang dari benua lain yang berniat menetap di sana. Cara mereka mengatasi 
kekurangan SDM terlatih yang saya ketahui adalah dengan membawa mereka ke 
Australia, salah satunya lewat program beasiswa. 

Multiplier effect untuk open access data di Australia ini adalah 
bermunculannya bisnis-bisnis kecil/konsultan yang menjual re-interpretasi data 
dasar, mengolah data dasar menjadi data yang lebih terintegrasi/digitasi, 
mahasiswa bebas dan mudah mendapatkan data untuk proyek skripsi/disertasi 
mereka. Harapan atas data terbuka ini adalah lebih banyak mata yang melihat, 
lebih banyak kepala yang memikirkannya, ide baru bermunculan dan nanti 
aktivitas bisnis lebih hidup.

Tentang multiplier effect untuk laboratorium kita, menurut hemat saya, 
kalau hasil kerja bagus, tenaga terampil/profesional

Re: [iagi-net] Re: [economicgeology] Open geoscientific digital data - Australia

2014-08-24 Terurut Topik MINARWAN
Mas RDP,

Saya pikir Australia hendak menarik investasi dengan memudahkan dan
memurahkan akses ke data geosains (seperti yang telah diulas Oom Noel
Pranoto), bahkan dengan menyediakan interpretasi lewat Geosciences
Australia, Department of Primary Industry (Victoria yang saya tahu) atau
yang sejenisnya di negara bagian lain dan juga karena alasan publik yang
telah membayar pajak di sana merasa berhak tahu apa hasil kerja orang-orang
yang telah mereka bantu bayar lewat pajak (jadi ada transparansi di sini).
Bahkan para pengamat public policy dapat menilai/mengeritik pengambilan
kebijakan pemerintah dengan berangkat dari data yang sama (jadi ini soal
transparansi pemerintah lagi).

Geosciences Australia juga merekrut pendatang untuk bekerja bagi mereka,
terutama mereka yang telah melakukan riset di sana (lulusan Australia) atau
orang-orang dari benua lain yang berniat menetap di sana. Cara mereka
mengatasi kekurangan SDM terlatih yang saya ketahui adalah dengan membawa
mereka ke Australia, salah satunya lewat program beasiswa.

Multiplier effect untuk open access data di Australia ini adalah
bermunculannya bisnis-bisnis kecil/konsultan yang menjual re-interpretasi
data dasar, mengolah data dasar menjadi data yang lebih
terintegrasi/digitasi, mahasiswa bebas dan mudah mendapatkan data untuk
proyek skripsi/disertasi mereka. Harapan atas data terbuka ini adalah lebih
banyak mata yang melihat, lebih banyak kepala yang memikirkannya, ide baru
bermunculan dan nanti aktivitas bisnis lebih hidup.

Tentang multiplier effect untuk laboratorium kita, menurut hemat saya,
kalau hasil kerja bagus, tenaga terampil/profesional, mereka pasti akan
dipakai. Wong sampel core dari Thailand pun dikirimkan ke Jakarta kok, tapi
ini untuk migas yah. Lah kalau di tambang justru sampelnya diselundupkan
keluar, jadi problemnya di lab sendiri kan Mas?

Salam
minarwan

2014-08-23 16:59 GMT+07:00 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com:

 Yang saya tahu, Malaysia bisa melakukan audit data ke perusahaan besar
 disana, Exxon dan Shell. Saya lupa apakah ada yg datang ke Murphy dan
 lainnya. PMU memiliki data auditor yg rutin datang memeriksa.
 Mengontrol transaksi data dijital bisa secara fisik (hardisk, tape dll),
 atau juga melalui jaringan. Yang dikontrol dalam hal ini adalah
 penggunaannya dalam kegiatan bisnis dalam aspek legalitas. Artinya yg perlu
 dilakukan adalah mengadukan pelanggaran hukum atas pemanfaatan data.
 Perusahaannya di-sue lewat pengadilan kriminal. Seandainya ada badan atau
 institusi data auditor, saya yakin perusahaan yg sudah go publik tidak
 akan sembarangan.

 Pencuri data tetap akan ada, tapi kita dapat juga menangkap saat
 memanfaatkannya. Tidak saat memegangnya. Saja.

 Yg perlu dikerahui juga, core dan sample lapangan juga merupakan DATA.
 Ketika ada aturan utk tidak mengirimkan data keluar, maka laboratoriumpun
 akan ada di Indonesia. Bayangkan multipliernya. Dan berapa tenaga kerja
 yg diserap di dalam negeri. Ini jelas akan sesuai semangat pro Job dan
 pro Growth, yg juga akan mengangkat pro Poor.

 Geologi bekerja dimana data itu berADA.
 Ada, saya yakin, rekan-rekan geoscientist yg mengerjakan data Indonesia
 diluar negri. Mudah2an datanya legal memperolehnya dan ada ijin utk dibawa
 kesana. Artinya dg perginya data ini, multiplier effectnya berkurang.
 Investor silahkan masuk. Datanya bebas terbuka diperoleh dan murah-mudah
 diakses siapa saja. Termasuk ekspat dan peneliti-2 asing dari luar negeri.
 Tapi kerjakan DISINI. Multiplier knowledgenya juga akan kita peroleh
 disini.

 Tidak semua orang yg memanfaatkan data ini geologist, ada labs staff, ada
 sekretaris, ada finance officer dll.
 Rekan2 mgei barangkali masih ingat issue penyelundupan emas berton-ton ke
 LN yg ternyata sampel yg akan dianalisa disana. Informasi dasar saya yakin
 akan dicatat dengan baik. Tapi bisa saja, tidak seluruh informasi
 diperoleh. Itu tidak hanya knowledge saja yg ketinggalan disana, tapi
 informasi lain juga banyak yg mungkin tidak dicatat disini. Misal kandungan
 mineral jarangnya.

 Saatnya geologist memberikan kesempatan kerja kepada masyarakat. Bukan
 hanya memberikan komoditas SDA, yg juga sdh mulai dijaga utk tidak
 dieksport mentah-mentah.

 Salam DaTa.

 Rdp
 Sent from my iPhone

 On 23 Agt 2014, at 15.54, MINARWAN minarw...@gmail.com wrote:

 Mas RDP,

 Kalau proyek/studi dikerjakan di research centre atau corporate office
 oleh specialists masing-masing dan data diakses lewat internet, ini jadinya
 bagaimana?

 Di jaman semua serba digital seperti sekarang dan semua bisa melihat data
 lewat internet/intranet, apakah masih mungkin berharap data tetap berada di
 wilayah Indonesia?

 Salam
 min




-- 
- when one teaches, two learn -
http://www.linkedin.com/in/minarwan


Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention  Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: 

Re: [iagi-net] Re: [economicgeology] Open geoscientific digital data - Australia

2014-08-24 Terurut Topik koesoema
Saya kira dalam abad ke 21 dengan teknologi IT ini kerahasian data negara itu 
sdh tidk relevant lagi, Wikileaks membuktikannya. Percuma saja ada undang2 
kerahasian negara. Data sebesar apapun dapat lintas benua dalam sekejap. Yg 
masih ingin mempertahankan kerasiahan2 ini hanya yg mempunya kepentingan 
komersiel pribadi, atau nostalgia di abad ke 20.
RPK
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: MINARWAN minarw...@gmail.com
Sender: iagi-net@iagi.or.id
Date: Mon, 25 Aug 2014 10:23:58 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Re: [economicgeology] Open geoscientific digital data
 - Australia

Mas RDP,

Saya pikir Australia hendak menarik investasi dengan memudahkan dan
memurahkan akses ke data geosains (seperti yang telah diulas Oom Noel
Pranoto), bahkan dengan menyediakan interpretasi lewat Geosciences
Australia, Department of Primary Industry (Victoria yang saya tahu) atau
yang sejenisnya di negara bagian lain dan juga karena alasan publik yang
telah membayar pajak di sana merasa berhak tahu apa hasil kerja orang-orang
yang telah mereka bantu bayar lewat pajak (jadi ada transparansi di sini).
Bahkan para pengamat public policy dapat menilai/mengeritik pengambilan
kebijakan pemerintah dengan berangkat dari data yang sama (jadi ini soal
transparansi pemerintah lagi).

Geosciences Australia juga merekrut pendatang untuk bekerja bagi mereka,
terutama mereka yang telah melakukan riset di sana (lulusan Australia) atau
orang-orang dari benua lain yang berniat menetap di sana. Cara mereka
mengatasi kekurangan SDM terlatih yang saya ketahui adalah dengan membawa
mereka ke Australia, salah satunya lewat program beasiswa.

Multiplier effect untuk open access data di Australia ini adalah
bermunculannya bisnis-bisnis kecil/konsultan yang menjual re-interpretasi
data dasar, mengolah data dasar menjadi data yang lebih
terintegrasi/digitasi, mahasiswa bebas dan mudah mendapatkan data untuk
proyek skripsi/disertasi mereka. Harapan atas data terbuka ini adalah lebih
banyak mata yang melihat, lebih banyak kepala yang memikirkannya, ide baru
bermunculan dan nanti aktivitas bisnis lebih hidup.

Tentang multiplier effect untuk laboratorium kita, menurut hemat saya,
kalau hasil kerja bagus, tenaga terampil/profesional, mereka pasti akan
dipakai. Wong sampel core dari Thailand pun dikirimkan ke Jakarta kok, tapi
ini untuk migas yah. Lah kalau di tambang justru sampelnya diselundupkan
keluar, jadi problemnya di lab sendiri kan Mas?

Salam
minarwan

2014-08-23 16:59 GMT+07:00 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com:

 Yang saya tahu, Malaysia bisa melakukan audit data ke perusahaan besar
 disana, Exxon dan Shell. Saya lupa apakah ada yg datang ke Murphy dan
 lainnya. PMU memiliki data auditor yg rutin datang memeriksa.
 Mengontrol transaksi data dijital bisa secara fisik (hardisk, tape dll),
 atau juga melalui jaringan. Yang dikontrol dalam hal ini adalah
 penggunaannya dalam kegiatan bisnis dalam aspek legalitas. Artinya yg perlu
 dilakukan adalah mengadukan pelanggaran hukum atas pemanfaatan data.
 Perusahaannya di-sue lewat pengadilan kriminal. Seandainya ada badan atau
 institusi data auditor, saya yakin perusahaan yg sudah go publik tidak
 akan sembarangan.

 Pencuri data tetap akan ada, tapi kita dapat juga menangkap saat
 memanfaatkannya. Tidak saat memegangnya. Saja.

 Yg perlu dikerahui juga, core dan sample lapangan juga merupakan DATA.
 Ketika ada aturan utk tidak mengirimkan data keluar, maka laboratoriumpun
 akan ada di Indonesia. Bayangkan multipliernya. Dan berapa tenaga kerja
 yg diserap di dalam negeri. Ini jelas akan sesuai semangat pro Job dan
 pro Growth, yg juga akan mengangkat pro Poor.

 Geologi bekerja dimana data itu berADA.
 Ada, saya yakin, rekan-rekan geoscientist yg mengerjakan data Indonesia
 diluar negri. Mudah2an datanya legal memperolehnya dan ada ijin utk dibawa
 kesana. Artinya dg perginya data ini, multiplier effectnya berkurang.
 Investor silahkan masuk. Datanya bebas terbuka diperoleh dan murah-mudah
 diakses siapa saja. Termasuk ekspat dan peneliti-2 asing dari luar negeri.
 Tapi kerjakan DISINI. Multiplier knowledgenya juga akan kita peroleh
 disini.

 Tidak semua orang yg memanfaatkan data ini geologist, ada labs staff, ada
 sekretaris, ada finance officer dll.
 Rekan2 mgei barangkali masih ingat issue penyelundupan emas berton-ton ke
 LN yg ternyata sampel yg akan dianalisa disana. Informasi dasar saya yakin
 akan dicatat dengan baik. Tapi bisa saja, tidak seluruh informasi
 diperoleh. Itu tidak hanya knowledge saja yg ketinggalan disana, tapi
 informasi lain juga banyak yg mungkin tidak dicatat disini. Misal kandungan
 mineral jarangnya.

 Saatnya geologist memberikan kesempatan kerja kepada masyarakat. Bukan
 hanya memberikan komoditas SDA, yg juga sdh mulai dijaga utk tidak
 dieksport mentah-mentah.

 Salam DaTa.

 Rdp
 Sent from my iPhone

 On 23 Agt 2014, at 15.54, MINARWAN minarw...@gmail.com wrote:

 Mas RDP,

 Kalau

Re: [iagi-net] Re: [economicgeology] Open geoscientific digital data- Australia

2014-08-24 Terurut Topik rakhmadi avianto
Setuju pak Prof Kusuma, saya kira kerahasiaan itu hanya tinggal impian
belaka, semua data yg jelas dilapangan bisa di dapat secara LEGAL dan
ILLEGAL sedangkan analisa cekungan yg justru sangat diperlukan untuk
suksesnya EXPLORASI ke depan malah sering tidak nyambung dg ketiadaan data
tersebut. Padahal investor perlu diyakinkan bahwa potensial untuk Explorasi
di Cekungan Indonesia ke depan masih ada.

SETUJU SEBAIKNYA Jokowi-JK membuka saja data2 itu agar Indonesia bisa lebih
maju secara science dan penghasilan para sciencetisnya, wabil khusus
Geoscientisnya.

Salam
KjA NPA 0666



On Mon, Aug 25, 2014 at 10:58 AM, koeso...@melsa.net.id wrote:

  [image: Boxbe] https://www.boxbe.com/overview This message is eligible
 for Automatic Cleanup! (koeso...@melsa.net.id) Add cleanup rule
 https://www.boxbe.com/popup?url=https%3A%2F%2Fwww.boxbe.com%2Fcleanup%3Ftoken%3DDJPIKmmjV4KbXhlBKWdV8QBFaBfwkPTsYGkUoMoL3TdmPQTYi%252FjQoDRX4LlW3HOfeeogGW6X8rwOlad3N2JbBFpW93%252B3wwCk9ifyx%252F7QZXxwsRzt%252BuZd75mZMcz5mrrMvMYnOdm0DQgsAAMoBVVD%252BA%253D%253D%26key%3DEZ3BCakaY4k24B%252FTZfYbOOF%252FfmSJ1PuylXPJeIJAHkw%253Dtc_serial=18354424489tc_rand=1172699653utm_source=stfutm_medium=emailutm_campaign=ANNO_CLEANUP_ADDutm_content=001
 | More info
 http://blog.boxbe.com/general/boxbe-automatic-cleanup?tc_serial=18354424489tc_rand=1172699653utm_source=stfutm_medium=emailutm_campaign=ANNO_CLEANUP_ADDutm_content=001

 Saya kira dalam abad ke 21 dengan teknologi IT ini kerahasian data negara
 itu sdh tidk relevant lagi, Wikileaks membuktikannya. Percuma saja ada
 undang2 kerahasian negara. Data sebesar apapun dapat lintas benua dalam
 sekejap. Yg masih ingin mempertahankan kerasiahan2 ini hanya yg mempunya
 kepentingan komersiel pribadi, atau nostalgia di abad ke 20.
 RPK
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 --
 *From: * MINARWAN minarw...@gmail.com
 *Sender: * iagi-net@iagi.or.id
 *Date: *Mon, 25 Aug 2014 10:23:58 +0700
 *To: *iagi-net@iagi.or.id
 *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id
 *Subject: *Re: [iagi-net] Re: [economicgeology] Open geoscientific
 digital data - Australia

 Mas RDP,

 Saya pikir Australia hendak menarik investasi dengan memudahkan dan
 memurahkan akses ke data geosains (seperti yang telah diulas Oom Noel
 Pranoto), bahkan dengan menyediakan interpretasi lewat Geosciences
 Australia, Department of Primary Industry (Victoria yang saya tahu) atau
 yang sejenisnya di negara bagian lain dan juga karena alasan publik yang
 telah membayar pajak di sana merasa berhak tahu apa hasil kerja orang-orang
 yang telah mereka bantu bayar lewat pajak (jadi ada transparansi di sini).
 Bahkan para pengamat public policy dapat menilai/mengeritik pengambilan
 kebijakan pemerintah dengan berangkat dari data yang sama (jadi ini soal
 transparansi pemerintah lagi).

 Geosciences Australia juga merekrut pendatang untuk bekerja bagi mereka,
 terutama mereka yang telah melakukan riset di sana (lulusan Australia) atau
 orang-orang dari benua lain yang berniat menetap di sana. Cara mereka
 mengatasi kekurangan SDM terlatih yang saya ketahui adalah dengan membawa
 mereka ke Australia, salah satunya lewat program beasiswa.

 Multiplier effect untuk open access data di Australia ini adalah
 bermunculannya bisnis-bisnis kecil/konsultan yang menjual re-interpretasi
 data dasar, mengolah data dasar menjadi data yang lebih
 terintegrasi/digitasi, mahasiswa bebas dan mudah mendapatkan data untuk
 proyek skripsi/disertasi mereka. Harapan atas data terbuka ini adalah lebih
 banyak mata yang melihat, lebih banyak kepala yang memikirkannya, ide baru
 bermunculan dan nanti aktivitas bisnis lebih hidup.

 Tentang multiplier effect untuk laboratorium kita, menurut hemat saya,
 kalau hasil kerja bagus, tenaga terampil/profesional, mereka pasti akan
 dipakai. Wong sampel core dari Thailand pun dikirimkan ke Jakarta kok, tapi
 ini untuk migas yah. Lah kalau di tambang justru sampelnya diselundupkan
 keluar, jadi problemnya di lab sendiri kan Mas?

 Salam
 minarwan

 2014-08-23 16:59 GMT+07:00 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com:

 Yang saya tahu, Malaysia bisa melakukan audit data ke perusahaan besar
 disana, Exxon dan Shell. Saya lupa apakah ada yg datang ke Murphy dan
 lainnya. PMU memiliki data auditor yg rutin datang memeriksa.
 Mengontrol transaksi data dijital bisa secara fisik (hardisk, tape dll),
 atau juga melalui jaringan. Yang dikontrol dalam hal ini adalah
 penggunaannya dalam kegiatan bisnis dalam aspek legalitas. Artinya yg perlu
 dilakukan adalah mengadukan pelanggaran hukum atas pemanfaatan data.
 Perusahaannya di-sue lewat pengadilan kriminal. Seandainya ada badan atau
 institusi data auditor, saya yakin perusahaan yg sudah go publik tidak
 akan sembarangan.

 Pencuri data tetap akan ada, tapi kita dapat juga menangkap saat
 memanfaatkannya. Tidak saat memegangnya. Saja.

 Yg perlu dikerahui juga, core dan sample lapangan juga merupakan DATA.
 Ketika ada aturan utk tidak mengirimkan data keluar, maka laboratoriumpun

Re: [iagi-net] Re: [economicgeology] Open geoscientific digital data - Australia

2014-08-23 Terurut Topik MINARWAN
Mas RDP,

Kalau proyek/studi dikerjakan di research centre atau corporate office oleh
specialists masing-masing dan data diakses lewat internet, ini jadinya
bagaimana?

Di jaman semua serba digital seperti sekarang dan semua bisa melihat data
lewat internet/intranet, apakah masih mungkin berharap data tetap berada di
wilayah Indonesia?

Salam
min

2014-08-23 9:25 GMT+07:00 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com:

 Australia membebaskan datanya di download dan dikerjakan siapa saja,
 dimana saja. Saya yakin karena Australia kekurangan human resources yg
 mengerjakannya. Data Indonesia semestinya membebaskan terbuka datanya
 asalkan berada di Indonesia saja, karena tenaga kerja Indonesia membutuhkan
 pekerjaan. Sehingga data harus tetap didalam negeri supaya multiplier
 effect dari pengerjaan dan analisa data juga sampelnya berada di Indonesia.
 Semestinya siapa saja boleh mengaksesnya asalkan datanya tetap di dalam
 NKRI. Setiap negara perlu kebijakan sesuai kondisi negaranya.

 Untuk itu yg diperlukan dari pemerintah adalah pembentukan Data Auditor.
 Tugasnya memeriksa perusahaan yg beroperasi di Indonesia utk tidak
 mengirimkan data/sampel ke luar NKRI.
 Open Conmunity Asean 2015 merupakan salah satu pintu terbuka utk orang
 asing masuk. Sesuai semangat keterbukaan. Tapi negara masih bisa menahan
 data yg merupakan properti milik negara.

 Rdp



-- 
- when one teaches, two learn -
http://www.linkedin.com/in/minarwan


Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention  Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list.


Re: [iagi-net] Re: [economicgeology] Open geoscientific digital data - Australia

2014-08-23 Terurut Topik Bandono Salim
Wah itu tugas iagi ya pak De. Bagi geolog yang sdh tidak kuat jalan;
pekerjaan bagus. Tinggal dilanjutkan sama yunior yang suka jalan jalan.
Salam hormat, bdn.
Pada 23 Agt 2014 09:25, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com menulis:

 Australia membebaskan datanya di download dan dikerjakan siapa saja,
 dimana saja. Saya yakin karena Australia kekurangan human resources yg
 mengerjakannya. Data Indonesia semestinya membebaskan terbuka datanya
 asalkan berada di Indonesia saja, karena tenaga kerja Indonesia membutuhkan
 pekerjaan. Sehingga data harus tetap didalam negeri supaya multiplier
 effect dari pengerjaan dan analisa data juga sampelnya berada di Indonesia.
 Semestinya siapa saja boleh mengaksesnya asalkan datanya tetap di dalam
 NKRI. Setiap negara perlu kebijakan sesuai kondisi negaranya.

 Untuk itu yg diperlukan dari pemerintah adalah pembentukan Data Auditor.
 Tugasnya memeriksa perusahaan yg beroperasi di Indonesia utk tidak
 mengirimkan data/sampel ke luar NKRI.
 Open Conmunity Asean 2015 merupakan salah satu pintu terbuka utk orang
 asing masuk. Sesuai semangat keterbukaan. Tapi negara masih bisa menahan
 data yg merupakan properti milik negara.

 Rdp

 Sent from my iPhone

 On 16 Agt 2014, at 13.26, Dody Darmawan dodydarma...@hotmail.com
 [economicgeology] economicgeol...@yahoogroups.com wrote:



   Rekan-rekan MGEI,

  Sekedar sharing, berikut adalah contoh situs-situs dari beberapa
 geological survey di Australia  yang menyediakan data-data geology,
 geophysics dan geokimia yang bebas untuk di download.
  NSW Geological Survey http://dwh.minerals.nsw.gov.au/CI/warehouse
  QLD Geological Survey http://qdexdata.dnrm.qld.gov.au/flamingo/
  WA Geological Survey
 http://geodownloads.dmp.wa.gov.au/datacentre/datacentreDb.asp
  NT Geological Survey
 http://www.nt.gov.au/d/Minerals_Energy/Geoscience/index.cfm?header=Online%20Systems%20and%20Databases

  Semua data yang bebas di down-load tersebut sebagian besar berasal dari
 laporan perusahaan-perusahaan tambang dan eksplorasi yang sudah bisa di
 publish. Untuk data mineral contohnya berupa drillhole database berikut
 drill sample dan assaynya. Selain itu tersedia juga data surface samples
 (rock, soil, stream sediments etc.) lengkap dengan assay resultnya. Format
 data bisa berupa csv, txt atau GIS format yaitu shp atau tab files.

 Ini adalah salah satu upaya pemerintah di tiap state di Australia untuk
 memfasilitasi investors yang berniat untuk melakukan eksplorasi tambang di
 wilayahnya.
  Setiap state di Australia memang menyediakan dana yang tidak sedikit
 untuk membuat sistem online dan database ini, tapi mungkin bisa menjadi
 bahan pemikran bagi geological survey agencies di Indonesia seperti badan
 geology (http://www.bgl.esdm.go.id/), Puslitbang tekMIRA,(
 http://tekmira.indonetwork.co.id/) atau geology kelautan (
 http://www.mgi.esdm.go.id/) untuk bisa menyediakan layanan down-load
 gratis data kebumian bagi para calon investor pertambangan di Indonesia.
  Mudah-mudahan pencanangan E_Government dari salah satu capres kita bisa
 merambah ke departemen ESDM sehingga bisa menggunakan sistem online untuk
 menyediakan informasi yang berguna bagi masyarakat pada umumnya.
  salam,
  dody

  __._,_.___
   --
 Posted by: Dody Darmawan dodydarma...@hotmail.com
 --
 Reply via web post
 https://groups.yahoo.com/neo/groups/economicgeology/conversations/messages/9692;_ylc=X3oDMTJxcnMwNmY5BF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzIwMDEwMzE5BGdycHNwSWQDMTcwNzIxNjk3NwRtc2dJZAM5NjkyBHNlYwNmdHIEc2xrA3JwbHkEc3RpbWUDMTQwODE2Njc5MA--?act=replymessageNum=9692
 •  Reply to sender
 dodydarma...@hotmail.com?subject=Re%3A%20Open%20geoscientific%20digital%20data%20-%20Australia
 •  Reply to group
 economicgeol...@yahoogroups.com?subject=Re%3A%20Open%20geoscientific%20digital%20data%20-%20Australia
 • Start a New Topic
 https://groups.yahoo.com/neo/groups/economicgeology/conversations/newtopic;_ylc=X3oDMTJmbGxmdXFwBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzIwMDEwMzE5BGdycHNwSWQDMTcwNzIxNjk3NwRzZWMDZnRyBHNsawNudHBjBHN0aW1lAzE0MDgxNjY3OTA-
 • Messages in this topic
 https://groups.yahoo.com/neo/groups/economicgeology/conversations/topics/9680;_ylc=X3oDMTM1bjE3N2lkBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzIwMDEwMzE5BGdycHNwSWQDMTcwNzIxNjk3NwRtc2dJZAM5NjkyBHNlYwNmdHIEc2xrA3Z0cGMEc3RpbWUDMTQwODE2Njc5MAR0cGNJZAM5Njgw
 (12)
 --
   Did you Know?
 https://help.yahoo.com/kb/groups/SLN2589.html
 Learn all about uploading Files and notifying members
https://help.yahoo.com/kb/groups/SLN2589.html
   --
  Visit Your Group
 https://groups.yahoo.com/neo/groups/economicgeology/info;_ylc=X3oDMTJmdjk1bnFkBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzIwMDEwMzE5BGdycHNwSWQDMTcwNzIxNjk3NwRzZWMDdnRsBHNsawN2Z2hwBHN0aW1lAzE0MDgxNjY3OTA-


  [image: Yahoo! Groups]
 https://groups.yahoo.com/neo;_ylc=X3oDMTJlb3M5cTQ1BF9TAzk3NDc2NTkwBGdycElkAzIwMDEwMzE5BGdycHNwSWQDMTcwNzIxNjk3NwRzZWMDZnRyBHNsawNnZnAEc3RpbWUDMTQwODE2Njc5MA--
 • Privacy 

Re: [iagi-net] Re: [economicgeology] Open geoscientific digital data - Australia

2014-08-23 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Yang saya tahu, Malaysia bisa melakukan audit data ke perusahaan besar 
disana, Exxon dan Shell. Saya lupa apakah ada yg datang ke Murphy dan lainnya. 
PMU memiliki data auditor yg rutin datang memeriksa. 
Mengontrol transaksi data dijital bisa secara fisik (hardisk, tape dll), atau 
juga melalui jaringan. Yang dikontrol dalam hal ini adalah penggunaannya dalam 
kegiatan bisnis dalam aspek legalitas. Artinya yg perlu dilakukan adalah 
mengadukan pelanggaran hukum atas pemanfaatan data. Perusahaannya di-sue 
lewat pengadilan kriminal. Seandainya ada badan atau institusi data auditor, 
saya yakin perusahaan yg sudah go publik tidak akan sembarangan. 

Pencuri data tetap akan ada, tapi kita dapat juga menangkap saat 
memanfaatkannya. Tidak saat memegangnya. Saja. 

Yg perlu dikerahui juga, core dan sample lapangan juga merupakan DATA. Ketika 
ada aturan utk tidak mengirimkan data keluar, maka laboratoriumpun akan ada di 
Indonesia. Bayangkan multipliernya. Dan berapa tenaga kerja yg diserap di 
dalam negeri. Ini jelas akan sesuai semangat pro Job dan pro Growth, yg 
juga akan mengangkat pro Poor. 

Geologi bekerja dimana data itu berADA. 
Ada, saya yakin, rekan-rekan geoscientist yg mengerjakan data Indonesia diluar 
negri. Mudah2an datanya legal memperolehnya dan ada ijin utk dibawa kesana. 
Artinya dg perginya data ini, multiplier effectnya berkurang. Investor silahkan 
masuk. Datanya bebas terbuka diperoleh dan murah-mudah diakses siapa saja. 
Termasuk ekspat dan peneliti-2 asing dari luar negeri. Tapi kerjakan DISINI. 
Multiplier knowledgenya juga akan kita peroleh disini. 

Tidak semua orang yg memanfaatkan data ini geologist, ada labs staff, ada 
sekretaris, ada finance officer dll. 
Rekan2 mgei barangkali masih ingat issue penyelundupan emas berton-ton ke LN yg 
ternyata sampel yg akan dianalisa disana. Informasi dasar saya yakin akan 
dicatat dengan baik. Tapi bisa saja, tidak seluruh informasi diperoleh. Itu 
tidak hanya knowledge saja yg ketinggalan disana, tapi informasi lain juga 
banyak yg mungkin tidak dicatat disini. Misal kandungan mineral jarangnya. 

Saatnya geologist memberikan kesempatan kerja kepada masyarakat. Bukan hanya 
memberikan komoditas SDA, yg juga sdh mulai dijaga utk tidak dieksport 
mentah-mentah. 

Salam DaTa. 

Rdp
Sent from my iPhone

 On 23 Agt 2014, at 15.54, MINARWAN minarw...@gmail.com wrote:
 
 Mas RDP,
 
 Kalau proyek/studi dikerjakan di research centre atau corporate office oleh 
 specialists masing-masing dan data diakses lewat internet, ini jadinya 
 bagaimana?
 
 Di jaman semua serba digital seperti sekarang dan semua bisa melihat data 
 lewat internet/intranet, apakah masih mungkin berharap data tetap berada di 
 wilayah Indonesia?
 
 Salam
 min
 
 2014-08-23 9:25 GMT+07:00 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com:
 Australia membebaskan datanya di download dan dikerjakan siapa saja, dimana 
 saja. Saya yakin karena Australia kekurangan human resources yg 
 mengerjakannya. Data Indonesia semestinya membebaskan terbuka datanya 
 asalkan berada di Indonesia saja, karena tenaga kerja Indonesia membutuhkan 
 pekerjaan. Sehingga data harus tetap didalam negeri supaya multiplier effect 
 dari pengerjaan dan analisa data juga sampelnya berada di Indonesia. 
 Semestinya siapa saja boleh mengaksesnya asalkan datanya tetap di dalam 
 NKRI. Setiap negara perlu kebijakan sesuai kondisi negaranya.
 
 Untuk itu yg diperlukan dari pemerintah adalah pembentukan Data Auditor. 
 Tugasnya memeriksa perusahaan yg beroperasi di Indonesia utk tidak 
 mengirimkan data/sampel ke luar NKRI. 
 Open Conmunity Asean 2015 merupakan salah satu pintu terbuka utk orang asing 
 masuk. Sesuai semangat keterbukaan. Tapi negara masih bisa menahan data yg 
 merupakan properti milik negara. 
 
 Rdp
 
 
 -- 
 - when one teaches, two learn -
 http://www.linkedin.com/in/minarwan
 
 
 Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
 Mark your date 43rd IAGI Annual Convention  Exhibition
 JAKARTA,15-18 September 2014
 
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
 
 Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 
 Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
 Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
 
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
 posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
 In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
 limited
 to direct or indirect damages, or damages of any kind 

Re: [iagi-net] Re: [economicgeology] Open geoscientific digital data - Australia

2014-08-23 Terurut Topik S. (Daru) Prihatmoko
Untuk Indonesia, nampaknya yg bertanggung jawab ttg data ini adalah Badan
Geologi. Jadi seyogyanya PP-IAGI dapat berbicara dan bekerja sama dengan BG
untuk memberi masukan (eh..bukankah di PP IAGI ada pak Ipranta yg bisa
menjelaskan bagaimana proses pengarsipan, kompilasi dan pemanfaatan data
tsb?). Setahu saya di sektor minerba, semua laporan perusahaan (eksplorasi
dan operasi produksi), diterima oleh Ditjen Minerba, dan kemudian diteruskan
ke Pusat Sumber Daya Geologi (PSDG). Bagaimanakah di migas?

Tahun lalu, sewaktu saya (mewakili MGEI-IAGI) ikut dalam tim penyusunan Peta
Metalogeni, saya tahu data-data yg ada di BG tsb telah dipakai menjadi salah
satu bahan penyusunan peta tsb (paling tidak untuk data-data mineral deposit
termasuk resorce dan reserve). Akan sangat bagus kalau PP IAGI dapat lebih
intens lagi membantu BG dalam mengoptimalkan pemanfaatan data-data tsb.

Salam,
Daru 

From:  Mailist MGEI economicgeol...@yahoogroups.com
Reply-To:  Mailist MGEI economicgeol...@yahoogroups.com
Date:  Saturday, August 23, 2014 at 4:59 PM
To:  iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id, Mailist MGEI
economicgeol...@yahoogroups.com
Subject:  Re: [iagi-net] Re: [economicgeology] Open geoscientific digital
data - Australia

 
 
 
 
   

Yang saya tahu, Malaysia bisa melakukan audit data ke perusahaan besar
disana, Exxon dan Shell. Saya lupa apakah ada yg datang ke Murphy dan
lainnya. PMU memiliki data auditor yg rutin datang memeriksa.
Mengontrol transaksi data dijital bisa secara fisik (hardisk, tape dll),
atau juga melalui jaringan. Yang dikontrol dalam hal ini adalah
penggunaannya dalam kegiatan bisnis dalam aspek legalitas. Artinya yg perlu
dilakukan adalah mengadukan pelanggaran hukum atas pemanfaatan data.
Perusahaannya di-sue lewat pengadilan kriminal. Seandainya ada badan atau
institusi data auditor, saya yakin perusahaan yg sudah go publik tidak
akan sembarangan. 

Pencuri data tetap akan ada, tapi kita dapat juga menangkap saat
memanfaatkannya. Tidak saat memegangnya. Saja.

Yg perlu dikerahui juga, core dan sample lapangan juga merupakan DATA.
Ketika ada aturan utk tidak mengirimkan data keluar, maka laboratoriumpun
akan ada di Indonesia. Bayangkan multipliernya. Dan berapa tenaga kerja yg
diserap di dalam negeri. Ini jelas akan sesuai semangat pro Job dan pro
Growth, yg juga akan mengangkat pro Poor.

Geologi bekerja dimana data itu berADA.
Ada, saya yakin, rekan-rekan geoscientist yg mengerjakan data Indonesia
diluar negri. Mudah2an datanya legal memperolehnya dan ada ijin utk dibawa
kesana. Artinya dg perginya data ini, multiplier effectnya berkurang.
Investor silahkan masuk. Datanya bebas terbuka diperoleh dan murah-mudah
diakses siapa saja. Termasuk ekspat dan peneliti-2 asing dari luar negeri.
Tapi kerjakan DISINI. Multiplier knowledgenya juga akan kita peroleh disini.

Tidak semua orang yg memanfaatkan data ini geologist, ada labs staff, ada
sekretaris, ada finance officer dll.
Rekan2 mgei barangkali masih ingat issue penyelundupan emas berton-ton ke LN
yg ternyata sampel yg akan dianalisa disana. Informasi dasar saya yakin akan
dicatat dengan baik. Tapi bisa saja, tidak seluruh informasi diperoleh. Itu
tidak hanya knowledge saja yg ketinggalan disana, tapi informasi lain juga
banyak yg mungkin tidak dicatat disini. Misal kandungan mineral jarangnya.

Saatnya geologist memberikan kesempatan kerja kepada masyarakat. Bukan hanya
memberikan komoditas SDA, yg juga sdh mulai dijaga utk tidak dieksport
mentah-mentah. 

Salam DaTa. 

Rdp
Sent from my iPhone

On 23 Agt 2014, at 15.54, MINARWAN minarw...@gmail.com wrote:

 Mas RDP,
 
 Kalau proyek/studi dikerjakan di research centre atau corporate office oleh
 specialists masing-masing dan data diakses lewat internet, ini jadinya
 bagaimana?
 
 Di jaman semua serba digital seperti sekarang dan semua bisa melihat data
 lewat internet/intranet, apakah masih mungkin berharap data tetap berada di
 wilayah Indonesia?
 
 Salam
 min
 
 2014-08-23 9:25 GMT+07:00 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com:
 Australia membebaskan datanya di download dan dikerjakan siapa saja, dimana
 saja. Saya yakin karena Australia kekurangan human resources yg
 mengerjakannya. Data Indonesia semestinya membebaskan terbuka datanya asalkan
 berada di Indonesia saja, karena tenaga kerja Indonesia membutuhkan
 pekerjaan. Sehingga data harus tetap didalam negeri supaya multiplier effect
 dari pengerjaan dan analisa data juga sampelnya berada di Indonesia.
 Semestinya siapa saja boleh mengaksesnya asalkan datanya tetap di dalam NKRI.
 Setiap negara perlu kebijakan sesuai kondisi negaranya.
 
 Untuk itu yg diperlukan dari pemerintah adalah pembentukan Data Auditor.
 Tugasnya memeriksa perusahaan yg beroperasi di Indonesia utk tidak
 mengirimkan data/sampel ke luar NKRI.
 Open Conmunity Asean 2015 merupakan salah satu pintu terbuka utk orang asing
 masuk. Sesuai semangat keterbukaan. Tapi negara masih bisa menahan data yg
 merupakan properti milik negara.
 
 Rdp
 
 
 -- 
 - when one