Benar sekali investor yang benar2 oil company itu perlu hard data, raw data, 
bukan tulisan exposisi mengenai potensi  migas oleh expert pemerimtah yang 
cenderung diberi kosmetik tebal. Yang begituan sih hanya konsumsi untuk 
investor industri migas non real, untuk portfolio dan bursa saham. Makanya 
banyak block ditawarkan pemerintah yang tidak laku.

Perusahaan minyak yang real akan melakukan studi sendiri dan untuk itu perlu 
real hard raw data, dengan memunculkan idea-idea baru selain menggunakan 
teknologi mutahir, yang masih jadi rahasia perusahaannya. Bahkan mungkin saja 
daerah-daerah yang sudah dinyatakan tidak berpotensi adanya migas, dianggap 
berpotesi dengan adanya idea baru itu. Bahkan dry holes pun mungkin kalau 
dipelajari kemajuan technologi baru, seperti petrophysics, ternyata sebetulnya 
masih bisa diproduksikan dengan technologi baru, atau dulunya terlewat, 
khususnya potensi gasnya. 
Banyak postmortum studies dari dry holes telah membuktikan itu. 
Perusahaan itu akan lebih percaya kalau studinya itu dilakukan oleh para 
ahlinya sendiri, dan mau mengambil risiko.
Karena risiko itu tidak sama diperbagai daerah, tentu mereka akan mau kalau 
rewardnya memadai. Mungkin untuk menarik investor itu adalah dengan 
mentenderkan oil production splitnya, tanpa ada cost recovery saja, (yang cuman 
bikin rumit, dan banyak izin2 dan approval saja). Pemerintah pusat harus 
berkampanye besar-besaran ke daerah-daerah/bupati-bupati untuk tidak menghambat 
explorasi migas. Suruh Jokowi blusukan ke kabupaten-kabupaten.
Wassalam 
RPK

----- Original Message ----- 
  From: rakhmadi avianto 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Monday, August 25, 2014 12:43 PM
  Subject: Re: [iagi-net] Re: [economicgeology] Open geoscientific digital 
data- Australia


  Setuju pak Prof Kusuma, saya kira kerahasiaan itu hanya tinggal impian 
belaka, semua data yg jelas dilapangan bisa di dapat secara LEGAL dan ILLEGAL 
sedangkan analisa cekungan yg justru sangat diperlukan untuk suksesnya 
EXPLORASI ke depan malah sering tidak nyambung dg ketiadaan data tersebut. 
Padahal investor perlu diyakinkan bahwa potensial untuk Explorasi di Cekungan 
Indonesia ke depan masih ada.


  SETUJU SEBAIKNYA Jokowi-JK membuka saja data2 itu agar Indonesia bisa lebih 
maju secara science dan penghasilan para sciencetisnya, wabil khusus 
Geoscientisnya.


  Salam
  KjA NPA 0666





  On Mon, Aug 25, 2014 at 10:58 AM, <koeso...@melsa.net.id> wrote:

      This message is eligible for Automatic Cleanup! (koeso...@melsa.net.id) 
Add cleanup rule | More info 



    Saya kira dalam abad ke 21 dengan teknologi IT ini kerahasian data negara 
itu sdh tidk relevant lagi, Wikileaks membuktikannya. Percuma saja ada undang2 
kerahasian negara. Data sebesar apapun dapat lintas benua dalam sekejap. Yg 
masih ingin mempertahankan kerasiahan2 ini hanya yg mempunya kepentingan 
komersiel pribadi, atau nostalgia di abad ke 20.
    RPK
    Powered by Telkomsel BlackBerry®

----------------------------------------------------------------------------

    From: MINARWAN <minarw...@gmail.com> 
    Sender: <iagi-net@iagi.or.id> 
    Date: Mon, 25 Aug 2014 10:23:58 +0700
    To: <iagi-net@iagi.or.id>
    ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 
    Subject: Re: [iagi-net] Re: [economicgeology] Open geoscientific digital 
data - Australia


    Mas RDP,

    Saya pikir Australia hendak menarik investasi dengan memudahkan dan 
memurahkan akses ke data geosains (seperti yang telah diulas Oom Noel Pranoto), 
bahkan dengan menyediakan interpretasi lewat Geosciences Australia, Department 
of Primary Industry (Victoria yang saya tahu) atau yang sejenisnya di negara 
bagian lain dan juga karena alasan publik yang telah membayar pajak di sana 
merasa berhak tahu apa hasil kerja orang-orang yang telah mereka bantu bayar 
lewat pajak (jadi ada transparansi di sini). Bahkan para pengamat public policy 
dapat menilai/mengeritik pengambilan kebijakan pemerintah dengan berangkat dari 
data yang sama (jadi ini soal transparansi pemerintah lagi). 

    Geosciences Australia juga merekrut "pendatang" untuk bekerja bagi mereka, 
terutama mereka yang telah melakukan riset di sana (lulusan Australia) atau 
orang-orang dari benua lain yang berniat menetap di sana. Cara mereka mengatasi 
kekurangan SDM terlatih yang saya ketahui adalah dengan membawa mereka ke 
Australia, salah satunya lewat program beasiswa. 

    Multiplier effect untuk open access data di Australia ini adalah 
bermunculannya bisnis-bisnis kecil/konsultan yang menjual re-interpretasi data 
dasar, mengolah data dasar menjadi data yang lebih terintegrasi/digitasi, 
mahasiswa bebas dan mudah mendapatkan data untuk proyek skripsi/disertasi 
mereka. Harapan atas data terbuka ini adalah lebih banyak mata yang melihat, 
lebih banyak kepala yang memikirkannya, ide baru bermunculan dan nanti 
aktivitas bisnis lebih hidup.

    Tentang multiplier effect untuk laboratorium kita, menurut hemat saya, 
kalau hasil kerja bagus, tenaga terampil/profesional, mereka pasti akan 
dipakai. Wong sampel core dari Thailand pun dikirimkan ke Jakarta kok, tapi ini 
untuk migas yah. Lah kalau di tambang justru sampelnya diselundupkan keluar, 
jadi problemnya di lab sendiri kan Mas? 

    Salam
    minarwan


    2014-08-23 16:59 GMT+07:00 Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>:

      Yang saya tahu, Malaysia bisa melakukan "audit data" ke perusahaan besar 
disana, Exxon dan Shell. Saya lupa apakah ada yg datang ke Murphy dan lainnya. 
PMU memiliki "data auditor" yg rutin datang memeriksa. 
      Mengontrol transaksi data dijital bisa secara fisik (hardisk, tape dll), 
atau juga melalui jaringan. Yang dikontrol dalam hal ini adalah penggunaannya 
dalam kegiatan bisnis dalam aspek legalitas. Artinya yg perlu dilakukan adalah 
mengadukan pelanggaran hukum atas pemanfaatan data. Perusahaannya di-"sue" 
lewat pengadilan kriminal. Seandainya ada badan atau institusi "data auditor", 
saya yakin perusahaan yg sudah go publik tidak akan sembarangan. 


      Pencuri data tetap akan ada, tapi kita dapat juga menangkap saat 
memanfaatkannya. Tidak saat memegangnya. Saja. 

      Yg perlu dikerahui juga, "core" dan sample lapangan juga merupakan DATA. 
Ketika ada aturan utk tidak mengirimkan data keluar, maka laboratoriumpun akan 
ada di Indonesia. Bayangkan "multipliernya". Dan berapa tenaga kerja yg diserap 
di dalam negeri. Ini jelas akan sesuai semangat "pro Job" dan "pro Growth", yg 
juga akan mengangkat "pro Poor". 


      Geologi bekerja dimana data itu berADA. 
      Ada, saya yakin, rekan-rekan geoscientist yg mengerjakan data Indonesia 
diluar negri. Mudah2an datanya legal memperolehnya dan ada ijin utk dibawa 
kesana. Artinya dg perginya data ini, multiplier effectnya berkurang. Investor 
silahkan masuk. Datanya bebas terbuka diperoleh dan murah-mudah diakses siapa 
saja. Termasuk ekspat dan peneliti-2 asing dari luar negeri. Tapi kerjakan 
DISINI. Multiplier knowledgenya juga akan kita peroleh disini. 


      Tidak semua orang yg memanfaatkan data ini geologist, ada labs staff, ada 
sekretaris, ada finance officer dll. 
      Rekan2 mgei barangkali masih ingat issue penyelundupan emas berton-ton ke 
LN yg ternyata sampel yg akan dianalisa disana. Informasi dasar saya yakin akan 
dicatat dengan baik. Tapi bisa saja, tidak seluruh informasi diperoleh. Itu 
tidak hanya knowledge saja yg ketinggalan disana, tapi informasi lain juga 
banyak yg mungkin tidak dicatat disini. Misal kandungan mineral jarangnya. 


      Saatnya geologist memberikan kesempatan kerja kepada masyarakat. Bukan 
hanya memberikan komoditas SDA, yg juga sdh mulai dijaga utk tidak dieksport 
mentah-mentah. 


      Salam DaTa. 


      Rdp
      Sent from my iPhone

      On 23 Agt 2014, at 15.54, MINARWAN <minarw...@gmail.com> wrote:


        Mas RDP,


        Kalau proyek/studi dikerjakan di research centre atau corporate office 
oleh specialists masing-masing dan data diakses lewat internet, ini jadinya 
bagaimana?


        Di jaman semua serba digital seperti sekarang dan semua bisa melihat 
data lewat internet/intranet, apakah masih mungkin berharap data tetap berada 
di wilayah Indonesia?

        Salam

        min





    -- 
    - when one teaches, two learn -
    http://www.linkedin.com/in/minarwan 

    ----------------------------------------------------
    Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
    Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition
    JAKARTA,15-18 September 2014
    ----------------------------------------------------
    Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
    Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
    ----------------------------------------------------
    Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
    Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
    Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
    No. Rek: 123 0085005314
    Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
    Bank BCA KCP. Manara Mulia
    No. Rekening: 255-1088580
    A/n: Shinta Damayanti
    ----------------------------------------------------
    Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
    Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
    ----------------------------------------------------
    DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
    posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
    In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
    to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
    from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the 
use of 
    any information posted on IAGI mailing list.
    ----------------------------------------------------







  ----------------------------------------------------
  Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
  Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition
  JAKARTA,15-18 September 2014
  ----------------------------------------------------
  Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
  Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
  ----------------------------------------------------
  Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
  Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
  Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
  No. Rek: 123 0085005314
  Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
  Bank BCA KCP. Manara Mulia
  No. Rekening: 255-1088580
  A/n: Shinta Damayanti
  ----------------------------------------------------
  Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
  Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
  ----------------------------------------------------
  DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
  posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
  In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
  to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
  from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the 
use of 
  any information posted on IAGI mailing list.
  ----------------------------------------------------

  =
----------------------------------------------------

Siapkan waktu PIT IAGI ke-43

Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition

JAKARTA,15-18 September 2014

----------------------------------------------------

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

----------------------------------------------------

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:

Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta

No. Rek: 123 0085005314

Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia

No. Rekening: 255-1088580

A/n: Shinta Damayanti

----------------------------------------------------

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id

Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

----------------------------------------------------

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 

posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 

In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited

to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 

from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 

any information posted on IAGI mailing list.

----------------------------------------------------

Kirim email ke