Jelas memang ini pelanggaran thd demokrasi.  Saya sendiri enggak tahu
persis apa latar belakang militansi di Aljazair dan terimakasih sudah
diberikan di sini.  Saya hanya melihat hasil akhirnya saja bahwa
Aljazair tidak aman karena militansi dari kelompok Islam radikal.

Ada suatu pertimbangan: pemilu sendiri adalah mekanisme demokrasi
tetapi bukan demokrasi itu sendiri.  Seperti Hitler dan partai
Nazi-nya dipilih secara demokratis tetapi setelah itu mereka menjadi
totalitarianisme dan melanggar segala macam HAM.  Demokrasi memerlukan
lebih dari pemilu. Topik ini pernah saya bahas dg pak HMNA.  Memang
sering demokrasi disalahtafsirkan hanya sbg voting dimana 50%+1 adalah
si pemenang.

Demokrasi memerlukan juga kelembagaan moderen yg berjalan baik.  Tanpa
itu semua belum demokrasi namanya.  Dan akan menjurus ke sana.  Contoh
aja jaman Orba, diktator yg di angkat oleh pemilu yg 'demokratis'.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Wikan Danar Sunindyo"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Pak Dana, awal mulanya krisis di Aljazair kan pada pemilu tahun 1991
> di mana partai islam FIS menang, terus dibatalkan sama pihak militer.
> FIS dibubarkan dan dinyatakan sebagai partai terlarang, aktivisnya
> dikejar2. Wajar kalau mereka mengadakan perlawanan dan angkat senjata
> terhadap pihak militer.
> 
> Aneh ya. Padahal pemilunya sendiri demokratis. Giliran partai Islam
> yang menang terus dibatalkan begitu saja sama pihak militer. Negara
> barat yang suka gembar-gembor soal demokrasi seperti Amerika, juga
> diam dan tutup mata, tidak mengecam aksi yang dilakukan pihak militer
> tersebut. Kalau misalnya militer tidak membatalkan hasil pemilu
> tersebut, partai Islam menang dan memimpin tentu saja tidak terjadi
> perang saudara.
> 
> Pak Dana harus banyak2 belajar sejarah untuk dapat mengenal mana sebab
> mana akibat. Jadi tidak menggeneralisir bahwa golongan islam cenderung
> untuk radikal. Dalam kasus FIS ini, mereka telah ambil jalan yang
> konstitusional, tapi di-bypass oleh pihak militer. Coba, bagaimana ini
> Pak, ditinjau dari sisi demokrasi?
> 
> salam,
> --
> wikan
> http://wikan.multiply.com
> 
> 
> On 3/5/07, Dan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Ada banyak kelompok militan di sana. Mungkin spt DI/TII dulu negara2
> >  kecil tidak resmi yg punya hukum sendiri.  Saya sendiri memang belum
> >  check-recheck apakah benar ada fatwa dari pemuka negara2 kecil dalam
> >  negara itu tapi dari larangan dari Deplunya Inggris utk berkunjung ke
> >  sana berarti memang benar2 bahaya.
> >
> >  Jalur kereta api ke Maroko sudah lama ditutup, dan menurut BBC sering
> >  diserbu dan penumpangnya pada dibantai.  BBC kalau udah ngomong
enggak
> >  sembarangan.  Bohongnya Blair mengenai WMD-nya Irak aja mereka yg
> >  bongkar.  Dalam dunia moderen ada namanya integritas.
> >
> >  Apapun insiden yg terjadi, situasi itu menunjukkan tidak adanya
tertib
> >  hukum alias ada anasir2 anarkis dan tidak berjalannya (mandeg,
> >  dysfunctional) mekanisme demokrasi.
> >
> >  Lihat saja kelompok pak HMNA (DI/TII) aja udah pakai jalur
> >  konstitusional sekarang, enggak angkat senjata spt dulu.
> >
> >  Mudah2an yg di Aljazair akan sadar ada jalur lain selain jalur
anarki.
>


Kirim email ke