Lina,

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Lina
> Ini yang saya maksud keyakinan yang maksa. Maksa : MGA 
> adalah "jelmaan" Isa as. Sama maksanya dengan umat Kristen yang 
> bilang Isa as "jelmaan" Tuhan. Kalo istilah tukang sulap "Sim 
> salabim". Kalo bahasanya Kiki & Nirmala "Ada Kadabra".

Jadi, Isa masih hidup atau sudah mati?

> Kalo emang yang dimaksud MGA akan datang, pasti gak dibilang "Isa 
> kedua kalinya". 

Yang bilang "isa kedua kalinya" siapa? Nabi saw kah...? 

Apa kalau dibilang sebagai "Isa kedualinya", lalu lantas benar-benar 
Isa yang dulu?

Ya belum tentu dong...


> Lina:
> Saya gak pernah bilang apa2 soal Nabi Isa as masih hidup or wafat. 

Jadi, buat anda Nabi Isa itu masih hidup apa sudah mati?

> Cuma saya mengatakan gak waras kalo ada yang yakin MGA itu adalah 
> Nabi Isa as yang turun kedua kalinya (Saya rasa orang Kristen yang 
> waras akan setuju dengan saya).

Kan, saya bilang...saya akan dukung anda dan saya akui anda "waras" 
kalau anda percaya nabi isa masih hidup dg jasad kasarnya, sama 
seperti orang kristen. Gimana, setuju?

> Saya itu malas membahas soal Nabi Isa as datang kedua kalinya 
karena 
> hal ini cuma berdasarkan hadist2, dhaif pula. Cape deh! 

Hadits dhaif bukan berati palsu. Anda sadar gak soal ini?

> Manalagi 
> hadist ini timbul dengan misi syahwat politik yang tinggi. Begitu 
> juga dengan politik di India, pada saat Ahmadiyyah lahir.

(...)

> Ini menurut Sir M. Iqbal:
>  Di  negara-negara  yang  masih belum maju
>       sebenarnya bukan logika, melainkan otoritas, yang menghimbau
>       rakyatnya.  Karena sangat bodoh, sikap terlalu cepat percaya
>       yang  cukup  aneh  kadang-kadang  ada  bersama-sama   dengan
>       kecerdasan yang baik, dan orang yang cukup berani menyatakan
>       dirinya sebagai penerima Wahyu  yang  penolakan  terhadapnya
>       akan  menimbulkan  kutukan  untuk  selama-lamanya,  di dalam
>       negara Islam mudah untuk ditemukan suatu teologi politik dan
>       untuk  dibentuk  masyarakat yang ajarannya adalah sikap atau
>       perilaku     politik.     Dan     di     Punjab,      bahkan
>       pernyataan-pernyataan  teologik  yang tidak jelas pun dengan
>       mudah  dapat  menangkap  dengan  mudah  petani  yang   tidak
>       bersalah,  yang  selama  berabad-abad telah mengalami segala
>       macam  penindasan. [ISLAM  DAN AHMADIYYAH Judul asli : ISLAM 
> AND AHMADISM Replay to Questions Raised by Pandit  Jawaharlal  
> Nehru  Pengarang: Sir Muhammad Iqbal Penerjemah: Machnun Husein]

Pernah tau gak kalau Iqbal mendapat gelar SIR, dan bersedih ketika 
Ratu Victoria meninggal?


> *******
> 
> Lina:
> Saya bisa mengerti kalau dalam kondisi seperti itu di India, para 
> rakyat bodoh dan petani tertindas dapat dengan mudah menerima 
faham2 
> nabi pamungkas dan kemahdian ala Ahmadiyyah. 

Makin ngalor-ngidul bicaranya...

> Mungkin, M. IQbal tidak sampai hati untuk bertanya seperti ini 
> sekarang: "Apa sampeyan masih bodoh dan tertindas, MAS?"
> 
> Jadilah orang merdeka. Selama sampeyan masih mengkultuskan MGA, 
> sampeyan masih tertindas. 

Kok, makin asal bunyi saja...

Salam,
MAS
> 
> > 
> > Salam,
> > MAS
> 
> wassalam,
>


Kirim email ke