Bung Skalaras dan BungDanar:
Saya kira istilah Cino(bah jawa) tetap tidak enak
didengar. Lain dengan "wong cino" yang rasanya neutral
kedengaranya. Lebih enak lagi kedengarannya ialah
istilah "cinten".
Peter Liem
--- RM Danardono HADINOTO <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:

> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Skalaras"
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Betul, Pak Danar, saya yang masa kecilnya hidup di
> Solo, tidak pernah 
> merasa tersinggung saat dipanggil Cino, tapi menjadi
> sangat marah saat 
> orba dng sengaja mempopulerkan kata Cina untuk
> mengganti kata Tionghoa. 
> Bahasa memang unik, hanya beda satu huruf, kandungan
> sosialnya sudah 
> sedemikian jauh.
> > 
> > Salam,
> > 
> 
> Begitulah pak. Politisi politisi asal Jawa kala itu,
> TERMASUK bung 
> Karno, walau menggunakan istilah "wong Cino" bila
> memakai bahasa Jawa, 
> TETAP menggunakan istilah Tionghoa kalau mereka
> berbicara, berpidato 
> atau menulis dalam bahasa Indonesia.
> 
> Herannya malah politisi asal Tionghoa yang mengawali
> pemakaian kata 
> yang menyakitkan ini.
> 
> Salam
> 
> Danardono
> 
> 

Kirim email ke